komunika 10 2007

12

Upload: komunika-tabloid

Post on 10-Mar-2016

265 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Pracetak Farida Dewi Maharani Penanggungjawab: Kepala Badan Informasi Publik Reporter: Suminto Yuliarso, Dimas Aditya Nugraha, Mediodecci Lustarini, Hendra Budi Kusnawan, Doni Setiawan --Widia Yurnalis-- Jurnalis Majalah SDA Asia [email protected] best regards, widia yurnalis Jurnalis-SDA Asia Magazine http:// widyajurnalis.wordpress.com www.sda-indo.com Fotografer Leonard Rompas Editorial Sekretaris Redaksi: Richard Tampubolon Editor/Penyunting: MT Hidayat Diterbitkan oleh: 2

TRANSCRIPT

Page 1: komunika 10 2007
Page 2: komunika 10 2007

2 Edisi 10/Tahun III/Juni 2007

www.bipnewsroom.info/komunikaemail: [email protected]

Editorial

BERANDA

RANA

Diterbitkan oleh:

DEPARTEMENKOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA

Pengarah:Menteri

Komunikasi dan Informatika

Penanggungjawab:Kepala Badan Informasi Publik

Pemimpin Redaksi:Kepala Pusat

Pengelolaan Pendapat Umum

Wakil Pemimpin Redaksi:Sekretaris BIP,

Kepala Pusat Inf. Polhukam,Kepala Pusat Inf. Kesra,

Kepala Pusat Inf. Perekonomian

Sekretaris Redaksi:Richard Tampubolon

Redaktur Pelaksana:Nursodik Gunarjo

Redaksi:Selamatta Sembiring,

M Abduh Sandiah,Fauziah,

Sri Munadi

Editor/Penyunting:MT Hidayat

Reporter:Suminto Yuliarso,

Dimas Aditya Nugraha,Mediodecci Lustarini,

Hendra Budi Kusnawan,Doni Setiawan

Koresponden DaerahAmiruddin (Banda Aceh)Arifianto (Yogyakarta)Supardi Ibrahim (Palu)Yaan Yoku (Jayapura)

FotograferLeonard Rompas

DesainD Ananta Hari Soedibyo

PracetakFarida Dewi Maharani

Alamat Redaksi:Jl Medan Merdeka Barat No. 9

JakartaTelp/Faks. (021) 3521538,

3840841e-mail:

[email protected]

Redaksi menerima sumbangan tulisan,artikel dan foto yang sesuai dengan

misi penerbitan.Redaksi berhak mengubah isi tulisan

tanpa mengubah maksud dan substansidari tulisan tersebut.

Isi KomunikA dapat diperbanyak, dikutipdan disebarluaskan, sepanjangmenyebutkan sumber aslinya.

Foto

: s

byin

fo,

bf,

ddt.

D

esai

n: A

has

Kemampuan Iptek NasionalPerlu Ditingkatkan

Trend pembangunan antar bangsa di era global, menuntut adanya pertumbuhanyang berbasiskan pengetahuan. Unsur terpenting untuk mencapai itu adalah dayasaing bangsa yang tangguh melalui basis pengetahuan yang dimiliki oleh sebuahbangsa. Makin tinggi tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai, makintinggi pula daya saing bangsa tersebut dalam kancah kehidupan global, sehinggamampu berperan sebagai subjek perubahan. Sebaliknya, penguasaan iptek yangrendah akan menyebabkan suatu bangsa tertinggal dari bangsa lain dan senantiasadijadikan objek dalam setiap proses perubahan yang terjadi di muka bumi.

Berkaitan dengan masalah tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalamsambutannya saat meresmikan gedung baru Herbarium Bogoriense di CibinongScience Center, Kota Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (23/5) menyatakan, salahsatu agenda pembangunan yang penting dan strategis dalam rencanapembangunan jangka menengah nasional tahun 2004-2009, adalah peningkatankemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) nasional.

Harus diakui bahwa kemampuan iptek nasional saat ini masih perlu ditingkatkan.Hal ini antara lain ditunjukkan dengan belum banyaknya jumlah paten, belumtingginya kontribusi iptek di sektor industri, dan masih belum optimalnya mekanismeintermediasi iptek dalam menjembatani penyedia dan pengguna iptek. Selain itu,bangsa Indonesia masih menghadapi keterbatasan sumber daya iptek, belumberkembangnya budaya iptek serta belum optimalnya peran iptek dalam mengatasidegradasi fungsi lingkungan hidup.

Selama kurun waktu 2005-2006, upaya-upaya untuk mengatasi permasalahantersebut terus ditingkatkan, akan tetapi belum semuanya dapat diselesaikan. Namunharus diakui bahwa peran iptek dalam menyelesaikan permasalahan bangsa daritahun ke tahun terus meningkat.

Salah satu contoh, Indonesia telah mampu menerapkan biologi molekuler dalammengindentifikasi teroris melalui DNA-nya, serta penyusunan perangkat sistemperingatan dini tsunami yang telah diujicobakan di Padang dan sedangdikembangkan untuk daerah-daerah lain. Upaya untuk mengembangkan teknologibioenergi seperti bio-diesel dan minyak jarak juga terus dilakukan. Peningkatanteknologi lainnya adalah kemampuan bangsa Indonesia dalam meningkatkanteknologi indra satelit untuk menentukan lokasi kebakaran hutan.

Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan iptek sangat penting untukmeningkatkan kesejahteraan rakyat. Bangsa Indonesia hendaknya tidak sekadarmenjadi bangsa pengguna iptek, akan tetapi harus mampu menciptakan danmengembangkannya untuk kepentingan bangsa sendiri.

Beberapa tahun terakhir tampak sangat nyata, bahwa kemampuan bangsaIndonesia untuk menciptakan perangkat berteknologi tinggi masih belum sesuaidengan harapan. Negara ini masih menjadi konsumen besar perangkat hightechnologi, bukan saja produk dari Jepang, Eropa dan Amerika namun juga produkberteknologi tinggi dari China dan negara-negara Asia lainnya. Jika keadaan inidibiarkan terus-menerus, dan tidak diikuti dengan kebangkitan ilmu pengetahuandan teknologi secara mandiri, berdasarkan kemampuan sendiri, ke depan bangsaIndonesia akan semakin tertinggal dari bangsa lain.

Tidak ada pilihan lain, selain meningkatkan basis iptek nasional saat ini juga.Bukankah saat ini Indonesia telah memiliki Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI). Sebagai lembaga keilmuan, tempat berkumpulnya para ilmuwan, lembagaini harus terus mengembangkan diri agar mampu menjadi ujung tombak dalammembangun bangsa yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. LIPI dengankebebasan ilmiahnya harus didorong untuk menggali sumber daya milik bangsadengan tata cara yang lebih sistematis, lebih arif dan lebih berwawasan lingkungan.

Kita yakin, dengan keberlimpahan sumber daya alam dan ketersediaan sumberdaya manusia, ke depan Indonesia mampu menjadi subjek yang ikut bermaindalam lapangan kompetisi global yang semakin sengit. Bukan sekadar menjadipenonton yang hanya mampu bertepuk tangan manakala tim negara lain suksesmeraih prestasi*

IT Diharapkan Raih Investor

Baru-baru ini dikeluarkan hasil surveiindependen di seluruh dunia yangdilaksanakan oleh salah satu vendor. Dalamsurvei itu dinyatakan, 80% para pembuatkeputusan di bidang TI di seluruh dunia,termasuk CIO, direktur, dan manajer ITmenganggap bahwa business continuity danavailability merupakan prioritas yang semakinmeningkat di tahun 2007.

Selain itu, dalam survei juga dinyatakan,keamanan, solusi terhadap bencana yangdapat ditanggulangi, usaha back up danrecovery, dan layanan manajemen TIkemudian mulai bermunculan sebagai bagiandari peningkatan investasi tahun 2007 ini.Hal yang sama juga terjadi di negara-negaraAsia Pasifik. Cina dan Australia misalnya,menjadi negara yang memperhitungkaninvestasi terencana paling tinggi mengenaiusaha backup dan recovery serta penawaranmanajemen layanan TI.

Dengan demikian, ada hal yang dapatdiambil. Ketika perusahaan mengambillangkah-langkah pendekatan reaktif dalammemulihkan data dari downtime, kecelakaanatau pun bencana, fokus proaktif padakesinambungan bisnis dan ketersediaanmenghadirkan perubahan strategi. Hal inijuga mencerminkan kecenderunganterhadap pembangunan pusat data generasiselanjutnya. Apalagi pada pasar global yangpersaingannya amat ketat saat ini, terjadinyadowntime bisa menghancurkan bisnis. Jadi,tidak hanya terminal komputer saja.

Di dalam bisnis, downtime IT berbentukapa pun dapat menyebabkan biaya yangtidak terduga bagi hasil yang ingin dicapaisuatu institusi. Hasil penelitian jugamenunjukkan, para pembuat keputusan TImengalami keuntungan return oninvestment sebagai hasil dari rencanakesinambungan bisnis jangka panjang yangaman. Jika sebuah perusahaan sudah bisamengatur masalah-masalah yangberhubungan dengan kelangsungan bisnis,termasuk dalam bidang TI, akan sangatmungkin iklim investasi menjadi makin baikdan investor pun berdatangan. Untuk saatini, tiba waktunya TI menjadi sektor yangdapat lebih memikat investor.

--Widia Yurnalis--Jurnalis Majalah SDA [email protected]

best regards,widia yurnalis

Jurnalis-SDA Asia Magazinehttp://

widyajurnalis.wordpress.comwww.sda-indo.com

Sidang AMRI. Agenda ASEAN Ministers Responsible for Information (AMRI) Kamis (24/5) adalah membahas mekanismekerjasama di bidang infromasi dan media antar Negara anggota ASEAN yang diadakan tanggal 21-25 Mei.

Jangan Sampai Taman Wisata BeralihFungsi

Pembangunan bangsa ini tidak bolehdilandasi oleh sebuah pemikiran yanghypocrite. Disatu sisi kita mengagungkansebuah bentuk idealisme dan disisi lain Andasebagai agen oportunis yang siap melahaplahan “basah”. Contoh paling mengemukaadalah persoalan taman menteng yang baruitu. Ketika itu dibangun, idealisme tamansebagai sebuah jantung dan paru-paruibukota begitu berdengung di genderingtelinga setiap orang. Namun, saya kecewadengan taman kota yang sekarang telahberalih fungsi menjadi sebuah tempat usahayang mendatangkan laba bagi segelintirorang.

Taman kota itu adalah sebuah ruangpublik bukan tempat ruang usaha berusahayang terkoordinir oleh sebuah kelompok.Kalaupun ada harusnya jangan sampaimengganggu fungsi utamanya.

--Adri [email protected]

Redaktur OnlineJakarta

Page 3: komunika 10 2007

Edisi 10/Tahun III/Juni 2007

www.bipnewsroom.info/komunikae-mail: [email protected]

3

Pengamanan Laut, Sebuah KeniscayaanNenek moyangku seorang pelaut,

gemar arungi luas samudera,menerjang ombak tiada takut,

menempuh badai sudah biasa. Potongansyair lagu tersebut menunjukkan bahwa In-donesia adalah negara maritim. Ada kuranglebih 17.500 an pulau di Indonesia yangdua pertiga dari luas totalnya, berupa lautan.Di satu sisi hal ini merupakan sebuah berkahbagi Indonesia, tetapi dilain pihak jugamenjadi ancaman yang besar pula.

Seperti diketahui bersama, di wilayahSelat Malaka sering terjadi berbagai tindak-an-tindakan kriminal seperti perompakanlaut, penyelundupan, dan pencurian ikan.Potensi kerugian negara akibat dari tindakancriminal tersebut sangat besar, sehinggapenanganan dan pengamanan wilayah per-airan laut Indonesia memang membutuh-kan penanganan yang serius.

Disinilah peran Badan Koordinasi Kea-manan Laut (Bakorkamla) sangat penting.Bakorkamla mempunyai tugas dan fungsiuntuk mengkoordinasikan penyusunan ke-bijakan dan pelaksanaan kegiatan operasikeamanan laut secara terpadu.

Selain itu juga melaksanakan koordinasikegiatan dan pelaksanaan tugas di bidangkeamanan laut yang meliputi kegiatan pen-jagaan, pengawasan, pencegahan dan pe-nindakan pelanggaran hokum. Pengamananpelayaran dan pengamanan aktivitas masya-rakat dan pemerintahan di wilayah perairanIndonesia juga diemban oleh Lembaga Ne-gara yang dipimpin oleh seorang perwiratinggi TNI Angkatan Laut ini.

Untuk melaksanakan tugas tersebutsalah satu cara yang dilakukan Bakorkamlaadlah dengan menggelar operasi-operasi di

wilayah perairan laut Indonesia. Operasi di-maksudkan untuk menciptakan keamanan,keselamatan dan penegakan hukum di wila-yah perairan Indonesia dengan sasaran parapelaku kejahatan di laut.

Perompakan dan pembajakan, penyelun-dupan, pengiriman TKI illegal, pencurianharta karun, pencemaran laut, illegal fishing,illegal loging dan illegal mining merupakan sa-saran operasi pelanggaran-pelanggaran yangmuncul di laut.

Operasi Pengamanan LautSebagai tindakan nyata, baru-baru ini

Bakorkamla juga telah melakukan operasi wi-layah laut yang disebut dengan operasi gu-rita. Operasi ini dikatakan berhasil menagkapdan menyita sebanyak 122 kapal dengan mu-atan illegal. Operasi ini dilaksanakan tepatnyadi perairan Indonesia bagian barat padatanggal 12-22 April 2007.

Operasi ini khususnya di gelar di SelatMalaka, Selat Singapura, Laut China Selatan,Perairan Dabo Singkep, Perairan BangkaBelitung, Perairan Pontianak, Selat Bangka,Selat Karimata dan Selat Gelasa.

Dalam operasi tersebut juga melibatkansejumlah unsur dari instansi-instansi terkaityang merupakan anggota Bakorkamla baikdari pihak TNI AL, Polri, Departemen Per-hubungan, Departemen Kelautan dan Peri-kanan serta pihak Bea dan Cukai. Selain itudari hasil operasi tersebut juga berhasil di-amankan 47 orang warga Negara asing yakniasal Vietnam, Thailand dan Malaysia.

Memang untuk melakukan pengaman la-ut Indonesia yang notabene sangat luas,selain diperlukan strategi yang tepat, tentuharus didukung oleh sarana dan prasarana

pengamanan laut. Selain itu tentu kerjasamadengan Negara-negara tetangga dalam ko-odinasi pengamanan laut tentu akan menam-bah efektifitas pengamanan.

Sebelum pembentukan Bakorkamla, tiap-tiap instansi yang memiliki kapal sendiri melak-sanakan patroli dan pengamanan laut sendiri-sendiri serta tidak terkoordinasi. Patroli se-perti ini mengakibatkan menumpuknya kapal-kapal patroli dari beberapa instansi di wilayahyang rawan. Sedangkan daerah-daerah lain-nya menjadi kosong dan tidak mendapatpengawasan.

Kerjasama dengan Negara tetanggatersebut bias saja dalam bidang teknologi dan

pertukaran informasi. Hal ini pentingdilakukan karena dengan pertukaraninformasi yang baik maka akan dapatmengantisipasi berbagai kejahatan di wilayahperairan yang sulit di deteksi.

Akhirnya, memang diperlukan suatukoordinasi yang matang antara pihak-pihakberwenang untuk bersama-sama mengatasimasalah pengamanan perairan laut.Bakorkamla diharapkan dapat menjalankantugas dan fungsinya dengan baik sehinggaproses pengamanan di wilayah laut bukanhanya sekedar keniscayaan.*

([email protected])

POLHUKAM

sertanya dikasih kaos,” kata bapak dua oranganak ini sambil lalu, seolah tak peduli.

Dan memang pesta demokrasi benar-be-nar sempurna, sukses bila melihat banyaknyaorderan kaos yang disablon Dudung. Ataubila mengengok masyarakat yang turut da-lam setiap prosesi kampanye pemilu ataupunPilkada (Pemilihan Kepala Daerah) di setiapdaerah.

Seakan setiap warga negara ikut ambilbagian dalam ajang pemilihan pemimpin yangdilakukan secara langsung, umum, bebas,dan rahasia itu. Seperti ada kesadaran kolek-tif bahwa bangsa ini berniat bangkit untukmemperbaiki hari esok.

Tapi, pemilu dan juga pilkada, sepertiyang dikatakan oleh Eep Saefullah Fatah,bukanlah sebuah obat mujarab yang bisadengan serta merta menyembuhkan pe-nyakit bangsa yang sudah menahun. Pemilu,ditambahkan Eep, hanya sebagai alat yangmemberi kesempatan kepada kita, rakyatdan para pemilih, untuk ikut menentukanwajah esok bangsa. Termasuk wajah esokkita sendiri.

Pilkada DamaiDemokrasi membutuhkan bukan hanya

pemenang, tetapi juga pecundang yang ba-ik. Jika setiap orang sadar bahwa ia menjadipemain dalam setiap adegan menuju Indo-nesia yang lebih baik.

Pilkada sendiri menurut Ketua MPR RIadalah sarana masyarakat untuk mengha-dirkan pemimpin yang lebih baik. Legiti-masinya diharapkan dapat menjadi modalbesar dalam meraih kepercayaan rakyat se-hingga akan dapat membantu semua pro-gram pembangunan daerah. Sehingga, se-mua elemen masyarakat di daerah wajibmenjaga dan melaksanakan pilkada tanpakonflik.

“Janganlah menciderai Pilkada dengan

intimidasi dan money politic, atau juga ja-ngan sampai tidak menggunakan hak suara.semua pihak saya harap maksimal untuk me-laksanakan perintah undang-undang,” imbauketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid sepertidikutip dalam www.indonesia.go.id.

Dan memang berbagai keinginan untukmenciptakan Pemilu dan Pilkada damai terusdigalakkan. Berbagai seremoni kerap digelar,mulai dari yang bersifat ritual keagamaanhingga yang sudah sampai tahap perjanjiandi atas kertas. Semua bertajuk, ”Siap Me-nang dan Siap Kalah.”

Jangan Ada Kampanye Hitam!Demokrasi damai bisa diwujudkan de-

ngan melakukan cara-cara jujur atau tidakmelakukan kampanye hitam (black campaig-ne). Semisal permintaan Ketua Dewan PersIchlasul Amal agar para wartawan tidak men-jadi tim sukses salah satu pasangan calonbupati/wali kota dalam pelaksanaan pemilih-an kepala daerah (Pilkada) langsung. Keter-libatan wartawan dalam tim sukses akan me-nimbulkan citra negatif bagi kalangan warta-wan secara umum.

”Kalaupun seorang wartawan menjadi

Pemilu dan juga Pilkada,bukanlah sebuah obat mujarabyang bisa dengan serta merta

menyembuhkan penyakitbangsa yang sudah menahun.

Pemilu, ditambahkan EepSaefullah, hanya sebagai alatyang memberi kesempatankepada kita, rakyat dan para

pemilih, untuk ikut menentukanwajah esok bangsa. Termasukwajah esok kita sendiri. Jadi,

mengapa harus kisruh?

Demokrasi Bersalut Damaianggota tim sukses, sebaiknya profesi war-tawannya ditinggalkan atau berhenti untuksementara waktu menjadi wartawan, karenasulit menjaga independensinya” ujar mantanRektor Universitas Gadjah Mada (UGM) itubeberapa saat lalu.

Tak hanya itu, kampanye negatif yangdapat merusak citra calon pasangan lain jugatak laik untuk dilakukan. Semisal yang terjadidi beberapa tempat yang dengan terang-terangan mengedarkan selebaran gelap baikdalam bentuk CD maupun stiker. Belum lagisoal curi mencuri start kampanye, kendatidibungkus dengan alasan gerak jalan santaiatau kegiatan semisal.

Demokrasi damai mungkin bisa dimulaidengan menciptakan pilkada sukses yangdamai. Gak sulit kok. Taati aturannya danyang pasti ”Siap Menang, Siap Kalah”. ***([email protected]/berbagai sumber).

Demokrasi Bersalut Damai

Dudung, sebut saja begitu,pengusaha sablon yang sudahmalang melintang selamabelasan tahun di Pasar Senen

Jakarta, girang bukan kepalang. Pasalnyaorderan kaos kampanye dari salah satu kan-didat calon Gubernur sebuah provinsi, telahdisetujui. Ini berarti, ia bisa meraup untungbesar dari 10.000 kaos pesanan kliennya itu.

”Katanya mau ada gerak jalan santai, pe-

Page 4: komunika 10 2007

4 Edisi 10/Tahun III/Juni 2007

www.bipnewsroom.info/komunikaemail: [email protected]

BudayaMelintasi jalan-jalan di Kota

Jogjakarta, seperti napaktilas lagu karya KLA Projectbertitel sama dengan nama

kota ini. Tak bisa dipungkiri, nuansa budayatradisional sangat kental terasa di mana-mana. Jangankan di keraton yang memangpusatnya budaya, di permukiman penduduk,di pasar, di gang-gang pun tradisionalitaskhas Jogja masih sangat terasa.

"Kota ini berbeda, saya bisa merasakankekhasan Jogya tanpa harus mengunjungimuseum, karena Jogya adalah museum itusendiri," kata Cliff D Romann, wisatawan asalAmerika yang sedang menikmati suasanasore di kawasan Gejayan.

Ucapan Romann tak salah. Sejak lamaJogjakarta mendapat julukan kota budayadan wisata. Kota Gudeg ini tersohor tidakhanya kaya peninggalan sejarah, namun jugamemiliki berbagai tradisi budaya yang hinggakini masih berjalan. Dan diakui maupun tidak,sektor inilah yang sesungguhnya menjadimotor penggerak perekonomian Jogja.

Mengandalkan Budaya-PariwisataAda tiga sektor pendukung perekono-

mian Jogja. Sektor primer yaitu pertanian,pertambangan, penggalian dan hasil pengo-lahan sumber daya alam (SDA) lainnya; sek-tor sekunder meliputi industri pengolahan,industri bangunan/konstruksi; dan sektortersier meliputi industri pariwisata, sepertiperdagangan, perhotelan, restoran, peng-angkutan, komunikasi, keuangan, perse-waan, dan jasa lainnya. Tapi jangan salah,sekitar 80% pendapatan regional bruto(PDRB) dari seluruh kegiatan perekonomianmasyarakat Yogyakarta justru disumbang darisektor tersier, terutama pariwisata.

Selain menyumpang PDRB terbesar, sek-tor tersier ini mampu menyerap tenaga kerjahampir 80% dari total penduduk sekitar 3,2juta jiwa. Mereka berkerja sebagai pekerjabudaya: pengrajin, seniman, pekerja hoteldan tempat wisata lain, pemandu wisata,pekerja restoran, pedagang, pemberi jasalayanan, dan sebagainya.

Mengapa sektor budaya dan wisata men-jadi andalan? Karena di sektor pertanian DIJogjakarta relatif minim sumber daya alam.

Lahan-lahan pertanian sedikit demi sedikitmulai berkurang, beralih fungsi dengan lahanindustri lainnya. “Penurunan jumlah lahansawah akibat beralih fungsi ini mencapai 312hektar (ha) pertahun,” demikian diungkap-kan oleh Wagub DIY Sri Pakualam IX dalamacara panen padi hibrida milik Kelompok Tanidi Kulonprogo (28/04).

Tidak adanya sumber daya alam mineralyang dapat ditambang di wilayah ini jugamenjadi faktor pendorong DIY untuk meng-gali sumber lain. "Tidak perlu menambangmineral, jika budaya dapat difungsikan sebagaitambang emas yang mampu memberikandevisa pada pendapatan daerah," kata SriPakualam IX.

Sebagai kota budaya, sebagian besarmasyarakat bekerja sebagai seniman, me-ngembangkan potensi budaya leluhur menja-di obyek bernilai jual. Daya kreativitas merekaterus diasah, dan tertampung dalam kegiatanFestival Kesenian Yogyakarta(FKY), FestivalGamelan yang digelar rutin setiap tahun, danberbagai festival seni yang melibatkan siswasekolah dan seniman lainnya.

Festival yang diadakan secara rutin ter-nyata menjadi salah satu media tontonan bu-daya yang menarik bagi wisatawan lokal mau-pun mancanegara. Dengan nilai budaya inilahYogyakarta telah berhasil meraih predikat se-bagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) utama,setelah Pulau Bali. Dengan potensi kunjunganberkisar 1.200.000 wisatawan pertahunnya,data angka ini menunjukkan Yogyakarta se-bagai tempat yang nyaman untuk berwisata.

Industri KerajinanIndustri kerajinan rumahan sangat mudah

ditemukan di wilayah ini, bahkan telah men-jadi ujung tombak perekonomian. Beberapawilayah telah dipetakan menjadi pusat kera-jinan tradisional. Antara lain Sentra IndustriKecil (SIK) Batik Cap dan Batik Tulis di Man-trijeron, Keraton; SIK Batik Painting di Ta-man, Patehan, Keraton; SIK Kerajinan perakdi Kota Gede; SIK Kerajina Kulit di Patangpu-luhan, Wirobrajan; SIK gerabah di Kasongan,Bantul; SIK kerajinan imitasi di Gedongan,Purbayan, Kota Gede, dan beberapa SIKlainya.

Selain mensuplai kebutuhan wisatawan

domestik, karya mereka juga mampu me-ngundang decak kagum wisatawan asing.Beberapa produk karya mereka diekspor keberbagai negara. Kegiatan ekspor ini adayang melalui asosiasi atau perkumpulan, adapula yang dilakukan secara mandiri olehpengrajin.

“Untuk ekspor kita masih melakukan sen-diri,” ungkap Doni, salah satu pengrajin gera-bah di Kasongan. "Satu kali transaksi eksporminimal bisa mencapai Rp15-20 juta."

Total nilai ekspor sektor kerajinan daritahun ke tahun terus bertambah. Negaratujuan negara ekspor pun sudah merambahhingga ke Amerika Serikat, Perancis, Italia,Inggris, Jepang, Australia, Belanda, Jerman,Hongkong, Spanyol, Belgia, Denmark, UniEmirat Arab, Korea Selatan, Kanada, Taiwan,dan Malaysia.

Pentingnya Brand ImageDalam strategi pemasaran, suatu produk

akan mudah diingat konsumen jika memilikiikon yang mudah di ingat, suatu produk harusmemiliki brand image. Jogja identik dengankeramah-tamahan masyarakatnya, batik,wayang, dan untuk kalangan anak muda imejkaos "Dagadu” sudah melekat dalam benakmereka. Bahkan cinderamata kaos berlogomata ini menjadi oleh-oleh khas. "Setiap adakeluarga yang ke Jogja, saya pasti titip kaosDagadu," kata Taufik, warga Surabaya.

Ikon lainnya adalah Jalan Malioboro,yang terkenal sebagai pusat belanjaaneka barang tradisional. "Kalauorang bilang belum makan jika belum

makan nasi, maka belum dibilang pernah keJogja jika belum mengunjungi Malioboro," ujarDewi, remaja putri asal Samarinda.

Aneka produk daerah di jual disini. Mere-ka menjual barang dagangan di sepanjangjalan dengan menggelar lapak-lapak. Soalharga, untuk kalangan wisatawan terbilangmurah apalagi wisatawan luar negeri, “Kalauuntuk orang kita, harganya terbilang mahal,bisa 2-3 kali lipat harga aslinya. Ya pinter-pinter nawar aja, sih,” ungkap Yudha seorangmahasiswa.

Paket program pariwisata Kota Yogya-karta sendiri memang selalu dikaitkan dengandaerah sekitarnya, seperti Candi Borobudur,Candi Prambanan, wilayah Kaliurang, pantaiParangtritis atau Goa Selarong. "Meskipuntidak seluruh objek wisata tersebut beradadalam kota, namun para wisatawan pastiakan bermalam di Yogyakarta," ungkap Joni,pengusaha travel di Jl Magelang.

Yogyakarta, seperti halnya Bali, bukanlahkota manufaktur. Sebagaian besar perekono-miannya terbangun berbasis pada inisiatif ma-syarakat dengan mengenjot sektor budayadan pariwisata. Jadi, siapa bilang roda pere-konoimian hanya bisa digerakkan oleh pabrikdan mesin?** ([email protected])

Budaya sebagai Motor Perekonomian

“Kekayaan saya selama menjadi MenteriKomunikasi dan Informatika naik dua kalilipat,” ungkap Sofyan A Djalil.

Mantan menteri Komunikasi danInformatika yang kini menjabat Menteri BadanUsaha Milik Negara ini punya kewajiban lainsebelum pindahan ke kantor barunya darikawasan Medan Merdeka Barat ke kawasanLapangan Banteng yaitu melaporkankekayaannya ke Komisi PemberantasanKorupsi (KPK).

Namun Sofyan menjelaskan agarmasyarakat tidak buru-buru menuduhnyakorupsi. Menurutnya, semua itu karena per-

untungannya membaik seiring denganmelambungnya Indeks Harga SahamGabungan (IHSG) bursa efek Jakarta.

“Kerjaan memang menteri, tetapipenghasilan dari pasar modal,” katanya.

Sofyan mengaku sebagai pemilik sahamsebuah perusahaan nasional. “Saya dulu belisahamnya seharga Rp75 per lembar, sekarangdi pasar kan sudah Rp1400-an,” ungkapnya,seraya menjelaskan bahwa saat ini investorlokal yang bermain di bursa saham sangatminim.

Tak jauh berbeda dengan Sofyan, Andreselain bekerja sebagai karyawan swasta jugamencoba peruntungan dengan menjadiinvestor individu di bursa saham. Tertarikdengan ajakan seorang temannya, sejak duatahun lalu ia bermain saham. Hanyakeuntungan belum berpihak padanya, walauia secara rutin melakukan analisis sendiri sertamengikuti berbagai informasi dari para analisprofesional.

Manfaatkan BoomingSofyan Djalil mengungkapkan, booming

pasar modal Indonesia saat ini merupakanpeluang besar bagi BUMN untuk mening-katkan kinerjanya. “Peluang ini juga masihkurang dimanfaatkan oleh investor domes-tik," tegas Sofyan. Karena itu pihaknya jugaakan mendorong semua kalangan, termasukdana pensiun, untuk menginvestasikan dana-nya di pasar modal.

Sofyan mengatakan penjualan saham kepasar modal tidak terkait dengan nasional-

isme. “Pasar modal tidak mengenal kewarga-negaraan, Setiap orang bisa menjual danmembeli saham,” tegasnya.

Di lain pihak, Menteri Keuangan Sri Mul-yani mengatakan peran pasar modal sebagaialternatif sumber pembiayaan usaha sertaalternatif investasi bagi investor diharapkansemakin meningkat untuk menjembatani ke-pentingan sektor keuangan dan sektor riil.Tentunya tidak sedikit perusahaan yangmembutuhkan dana guna kepentingan pro-duksi. Karena itu, kelebihan ekses likuiditasyang kini dimiliki investor perlu disalurkan keperusahaan-perusahaan yang membutuhkandana-dana tersebut.

Oleh karenanya, Sri Mulayani mengharap-kan Setiap kebijakan dan aturan yang dikelu-arkan otoritas pasar modal harus mengha-silkan bursa yang mempunyai daya tarik dandaya saing. “Kami minta Bapepam sebagaiotoritas pasar modal dan seluruh SRO (selfregulatory organization) untuk memastikanbahwa bursa kita masih atraktif dan kom-petitif,” katanya. Sri Mulyani menegaskan da-ya tarik dan daya saing bursa menjadi per-soalan dan perhatian serius pemerintah.

Edukasi PublikPeran Bapepam dan SRO (BEJ, KPEI, KS-

EI dan BES) juga sangat penting untukmenjaga dan memantau setiap kebijakandan aturan yang dikeluarkan agar dapat men-dorong dan menghasilkan bursa yang punyadaya saing dan menarik dimata perusahaanmaupun investor. “Kebijakan yang dapat me-

lahirkan daya saing dan daya tarik ini sangatpenting untuk menghadapi perkembangandan situasi yang dinamis dan bergerak terus,”ujarnya.

Namun Ani mengakui bukan perkara gam-pang untuk mengkombinasikan komponenkebijakan yang ideal tersebut. Menurut Men-keu, selama ini ada anggapan perusahaanbahwa masuk bursa itu lebih banyak repot-nya ketimbang dapat uangnya (akses penda-naan). “Karena itu kita ingin ada kebijakanyang mempermudah mereka (perusahaan)masuk bursa, tanpa dengan mengorbankanprinsip-prinsip yang sudah lazim harus dipe-nuhi oleh perusahaan publik, seperti prinsipketerbukaan/transparansi, dan tata kelolaperusahaan yang baik (GCG),” tambahnya.

Ani mengatakan Bapepam dan BEJ seha-rusnya terus melakukan edukasi dan so-sialisasi, sehingga perusahaan punya pe-mikiran masuk bursa itu mudah. Dengandemikian, diharapkan investor secara luas ter-jaga haknya dan di sisi lain perusahaan yangmasuk bursa bukan sesuatu yang mahal dansusah, sehingga pemerintah akan memper-banyak kemungkinan ini, paparnya. Ani me-ngatakan insentif (pajak) dan penguranganbiaya transaksi dapat menjadi salah satu dayatarik.

“Karena itu kami minta Bapepam dan BEJagar memikirkan bagaimana perusahan yangsudah go public itu punya insentif yang ber-beda dengan perusahaan tertutup,” kata Ani.

(Berbagai Sumber, [email protected])

Booming Bur$a untuk Inve$tor

Suasana wisata belanja di Jalan Malioboro.

PEREKONOMIAN

Page 5: komunika 10 2007

Edisi 10/Tahun III/Juni 2007

www.bipnewsroom.info/komunikae-mail: [email protected]

5

KESRA

Senin (21/5), panas mataharimenyengat, ditambah dengansituasi lalu-lintas yang ramai-padat,

membuat hawa Kota Pahlawan terasa gerah.Tidak berapa lama KomunikA tiba di daerahGubeng Kertajaya. “Ini merupakan salah satulokasi Saji Sapo, warga masyarakat disiniantusias sekali melaksanakan programpenghijauan di lingkungan sekitar,” kataYayuk (40).

“Wah, sejuk dan rindang ya disini,” ujarLeo, fotografer KomunikA, ketika melewatisalah satu ruas jalan di sana. Ya, banyaknyapepohonan dan tanaman di tepi jalan me-mang menyegarkan suasana ditengah panasdan kotornya udara kota.

Yayuk adalah salah seorang kader ling-kungan kelurahan tempat tiggalnya. Peme-rintah Kota Surabaya sendiri telah menjalan-kan suatu program penyelamatan lingkunganyaitu dengan gerakan Satu Jiwa Satu Pohon(Saji Sapo) yang dicanangkan oleh WalikotaSurabaya, Bambang DH dan diresmikan olehMenteri Negara Lingkungan Hidup, RahmatWitoelar pada November 2005 tahun lalu.

Menurut Wakil Walikota Surabaya, Drs.H Arif Afandi yang ditemui KomunikA dikantornya, Instruksi Walikota Nomor 11tahun 2005 tentang Pelaksanaan ProgramSatu Jiwa Satu Pohon merupakan payunghukum pelaksanaan program ini.

Program Saji Sapo diharapkan dapatmembantu untuk menurunkan dampak yangtimbul bagi lingkungan akibat pencemaran

Berharap Buah Manis Saji Sapoudara.

Arif menjelaskan bahwa program inimempunyai pengertian setiap jiwa yang dila-hirkan di Kota Surabaya diikuti dengan pena-naman satu pohon dan setiap satu jiwa yangpindah menjadi penduduk Kota Surabaya ju-ga diikuti dengan penanaman satu pohon.“Artinya, akan ada tanaman pohon baru yangtumbuh di kota Surabaya sesuai dengan per-tambahan angka kelahiran maupun jumlahpenduduk baru,” katanya.

Program ini bersifat sukarela, namun tidakdapat diganti dengan uang. Sedangkan bagimasyarakat yang tidak mampu diperbolehkanuntuk tidak menyumbang tanaman. Padaakhirnya dengan Saji Sapo diharapkan akandapat menambah ruang hijau di Kota Su-rabaya sehingga menghasilkan Oksigen (O2)yang cukup sebagai paru-paru kota dan mem-percepat terciptanya Kota Surabaya yangrindang dengan semakin banyaknya pepo-honan.

Dalam menjalankan program ini peme-rintah tetap tegas dan menginstrusikan kepa-da masyarakat agar terus melakukan evaluasisoal pelanggaran-pelanggaran lingkungan danpenerapannya. Kerjasama dengan berbagaipihak juga dilakukan. “Kita bekerjasama de-ngan LSM dan juga kalangan bisnis danindustri seperti dengan PT Unilever dan JawaPos Group,” kata Arif.

Untuk diketahui, gerakan penghijauansemacam ini juga sudah menjadi prioritas Pre-siden Susilo Bambang Yudhoyono dan Gu-bernur Jawa Timur, Imam Utomo dengan pro-gram gerakan sejuta pohon, sehingga pro-gram ini sudah sejalan dengan program prio-ritas pemerintah.

Ragam TanamanDalam menyambut hari lingkungan hidup

se dunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni men-datang, pentingnya penghijauan dan ling-kungan yang bersih dan sehat penting untukkembali direnungkan oleh berbagai pihak.Pembangunan di perkotaan menyebabkan

berkurangnya daerah-daerah hijau di kota-kota besar. Pemerintahan Kota Surabayatelah mengimbau masyarakat agar lebih me-ningkatkan pengawasannya terhadap ling-kungan dan menggalakkan penghijauan.

“Untuk lingkungan sekitar pekarangandekat rumah warga kebanyakan menanampohon-pohon perdu atau jenis bunga-bu-ngaan sehingga memperindah lingkungan,”ujar Yayuk menjelaskan.

Memang, antusiasme warga sangat terli-hat. Di setiap halaman dan pekarangan ber-bagai jenis tumbuhan ditanam, tidak keting-galan juga di sepanjang lorong-lorong jalandi sekitarnya.

Sementara itu Pemerintah Kota Surabayajuga merekomendasikan beberapa jenis florauntuk ditanam. Diantaranya untuk jenis ta-naman pelindung ada trembesi, flamboyan,glodokan, dadap merah, dan mahoni. Se-dangkan untuk jenis tanaman produktif se-perti mangga, jambu air, sawo kecik, belim-bing buah, dan nangka. Tanaman pe-lindung dan produktif tersebut dire-komendasikan karena bibitnya mudahdiperoleh, mampu menyerap polusiudara dan masyarakat juga bisa menik-mati buah dari tanaman produktif.

Partisipasi WargaArif menuturkan, melalui program

Saji Sapo ini Pemerintah Kota Sura-baya bertekad untuk menggerakkanpartisipasi dan peran aktif warga ma-syarakat dalam menciptakan peng-hijauan di lingkungan masing-masing.“Hasilnya, program Saji Sapo yang me-nuntut partisipasi warga kota,” kataArif. Hal ini terbukti dengan besarnyasumbangan tanaman dari warga yanglahir maupun warga yang pindah men-jadi penduduk baru Kota Surabaya.

Untuk mendorong peran aktif warga inisalah satu strategi yang dilakukan menurutArif adalah dengan menggelar lomba keber-sihan tingkat kelurahan. “Ada lomba Green

fot o

: Leo

and Clean yang diadakan bersamaan denganulang tahun Surabaya,” katanya.

Dalam lomba ini akan dipilih daerah yangpaling hijau dan bersih, sehingga dapat me-motivasi warga sekitar untuk berperan aktifdalam penghijauan. Selain itu juga diberikanpredikat bagi daerah yang kurang penghijau-annya dan kotor. “Maksudnya untuk mendo-rong warga sekitar agar peduli, mereka tentutidak mau jika daerahnya mendapat predikatdaerah kurang baik,” imbuh Arif.

Berdasarkan rekapan data yang telahmasuk di Dinas Kependudukan dan CatatanSipil Kota Surabaya sampai dengan bulanMaret 2007 Saji Sapo yang ditanam di rumah1.452 pohon, untuk di kelurahan total pohonkese-luruhan 5.080 pohon.

Program Satu Jiwa Satu Pohon telahmendapatkan penghargaan Otonomi Awarddan mendukung perolehan PenghargaanAdipura 2006. Menurut Arif, Pemerintah KotaSurabaya akan tetap melanjutkan Program

Satu Jiwa Satu Pohon untuk mendukungpelestarian lingkungan kota. Kelak Saji Sapoakan menjadikan Surabaya ijo royo-royo dantentu akan menjadi warisan berharga bagigenerasi mendatang. ([email protected])

Slamet (40) mengayuh becaknyadengan bersemangat. Panasnyaudara pantai yang cukup terik siang

itu tidak menyurutkan semangatnya. Sembarimengayuh, dia bercerita, “Abis tsunami,Pangandaran memang jadi sepi. Tapi seka-rang, sudah banyak lagi orang (wisatawan-red) yang datang.”

Setelah lebih dari setengah tahun laludiporakporandakan tsunami, KecamatanPangandaran sudah banyak “berdandan”membenahi sisa bencana. Saat KomunikAberkunjung ke sana, banyak perubahan telahdilakukan untuk berbenah. “Rata-rata hoteldan losmen yang ada sudah dipugar ataubahkan dibangun kembali, meski masih adayang belum” jelas Slamet seraya menunjuk-kan sisa-sisa gedung yang masih menunjukkanjejak ombak tsunami.

Hikmah Dibalik BencanaSelalu ada hikmah dibalik bencana. Adhe

(38), atau yang biasa dipanggil Mang Adhe

Menata Lingkungan Pasca Bencana:

"Inilah Suksesi Alam"misalnya. Dia merasa senang melihat perbaik-an penampilan Pantai Pangandaran pascaterjadinya tsunami. “Pantainya jauh lebih ber-sih. Sebelumnya, pantai kelihatan kumuh ka-rena penuh sesak dengan gubuk liar,” ujarlelaki yang sehari-hari bekerja menjaga se-buah penginapan di tepi pantai barat Pa-ngandaran. Dan yang paling melegakan pen-duduk sekitar pantai adalah tersapunya ka-wasan maksiat yang dulu cukup meresahkan.“Makanya, begitu pemerintah selesai bersih-bersih (sisa tsunami-red), kawasan itu kamitanami pohon, biar warung remang tidakmenjamur lagi dan pantai jadi adem,” tan-dasnya.

Memang, tidak bisa dipungkiri, ada sisipositif bencana. “Inilah suksesi alam,” kataHaryono, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dae-rah untuk Kebudayaan dan Pariwisata Keca-matan Pangandaran, “kejadian (bencana)memungkinkan penataan ulang lingkunganlebih baik lagi”.

Dia mengatakan, sekarang Pangandaran

siap tampil lebih ’cantik’ untuk menjaring le-bih banyak wisatawan. Ini terbukti dengansemakin meningkatnya wisatawan sejak Ja-nuari 2007. “Walau masih jauh dibanding se-belum tsunami, tapi berangsur-angsur pasti.”

Dan Haryono meyakini dalam 2 tahun,pariwisata Pangandaran akan kembali sepertisemula bahkan mungkin melebihi.

Di lain pihak, sebagian korban tsunamijuga mendapatkan hikmah dibalik bencanayang menimpa mereka. “Kakak saya seka-rang bisa membangun hidup kembali,” kataSlamet tentang saudaranya yang juga men-jadi korban tsunami. Malah, lanjutnya, de-ngan bantuan pemerintah bagi korban tsu-nami, dia mendapat kesempatan untuk me-nata hidup menjadi lebih baik.

Terus BerbenahBanyak program yang sudah direnca-

nakan Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamisuntuk Pangandaran, “tapi yang pokok adalahprogram pencegahan abrasi pantai danpenghijauan,” jelas Haryono. Pembangunandinding penahan ombak di sepanjang pantaisudah terlihat walau baru sebagian kecil. Na-mun, Haryono meyakinkan bahwa secarabertahap pembangunan ini akan terlaksana.Dan menurutnya, di balik dinding yang di-desain untuk memperindah pantai juga akandibangun lapangan voli pantai untuk menjadidaya tarik lebih bagi Pantai Pangandaran.

Yang paling penting adalah programpenghijauan pantai yang dilakukan bersamapemerintah dan masyarakat. “ Alhamdulillah,masyarakat Pangandaran mau belajar dari pe-ngalaman, dan bisa dilihat dari jauhnya pantaidari sampah dan tunas-tunas pohon yangtumbuh disepanjang pantai,” jelas Haryonosembari menunjukkan pohon-pohon kecilitu.

Haryono mengakui bahwa sebagian be-sar tanaman itu ditanam warga sekitar Pantai,dan pemerintah hanya menjadi trigger-nyadengan sebagian kecil pohon.

Tidak hanya itu, pembenahan dilakukanjuga dengan penertiban pedagang yang adadi pinggir pantai, dengan merelokasi merekake Pasar Wisata. Sayangnya, relokasi masihberupa rencana, karena sebagian besar pe-dagang menolak. Bu Andry (37), salah satupemilik kios makanan dan minuman ringanmengatakan, pedagang enggan pindah kare-

na tempat yang disediakan kurang repre-sentatif. “Lebih baik kami di sini saja, karenatidak ada pembeli di sana.”

Keengganan pedagang juga diakui olehHaryono. Kekumuhan tempat dan jaraknyayang agak jauh dari tempat wisatawan da-tang menjadi alasan penolakan para peda-gang. “Pemda akan terus mencoba mencarisolusi yang menguntungkan semua pihak, “jelas Haryono, dan itu mudah-mudahan di-mulai dengan memperbaiki dan merapikanPasar Wisata tersebut.

Selain itu, penataan perahu nelayan su-dah dimulai dengan pembangunan pelabuhannelayan. Sayangnya, selama pelabuhan ter-sebut belum selesai, perahu-perahu dibiarkan’parkir’ memenuhi tepi pantai, bahkan pantaikawasan Cagar Alam sehingga mengurangikenikmatan wisatawan menyusuri pantaikarena harus berkutat disela-sela perahu.

Menatap Masa DepanTerlepas dari semua kendala, Pangandaran

sedang bergerak menuju kemajuan. Potensiwisata alam dengan kawasan Cagar Alamyang melingkupi sejumlah gua alam danpantai pasir putih yang menyimpan keindahanbawah laut menjadi kekuatan tersendiriuntuk bangkit. Kekuatan yang lain adalah ke-sadaran masyarakat bekerja bersama peme-rintah serta sektor lain, untuk bangkit dariketerpurukan.

Sekarang Slamet harus mengayuh lebihjauh untuk medapatkan penghasilan yangdulu bisa diperolehnya. Sejatinya, akhir ming-gu panjang di bulan Mei bisa dinikmatinyauntuk mendulang uang dari banyaknya wisa-tawan yang datang. Namun, ombak besaryang menimpa beberapa kota di Indonesiamempengaruhi jumlah kedatangan wisata-wan ke Pangandaran, dan Slamet hanya bisatersenyum, “rejeki ditangan Allah, kita cumabisa berusaha”.

([email protected] /[email protected])

Haryono, Kepala UnitPelaksana Teknis Dae-rah untuk Kebudayaandan Pariwisata Keca-matan Pangandaran

Page 6: komunika 10 2007

Ruang sarasehan seketika menjadisenyap, saat Rektor UGM, Prof DrSofian Effendi, menyampaikankeprihatinannya tentang makinberkurangnya pendidikan Pancasila

di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi saat ini."Berdasar survei Departemen Pendidikan Na-

sional, saat ini 70 persen Perguruan Tinggi Negeridi Indonesia tidak lagi mengajarkan mata kuliahPancasila," ujar Sofian.

Mendengar paparan guru besar UGM terse-but, para peserta Sarasehan Sistem PendidikanNasional untuk Membangun Peradaban IndonesiaYang Dijiwai Nilai-Nilai Pancasila, termangu. Se-bagian saling berbisik, menyampaikan keadaanyang sama kepada rekan peserta sarasehan disebelahnya.

Hilangnya pendidikan Pancasila di berbagaijenjang sekolah telah menjadi keprihatinan ba-nyak pihak. Keprihatinan setidaknya ditunjukkan10 Perguruan Tinggi di Yogyakarta, sekaligusmendesak kepada pemerintah dan lembaga pen-didikan untuk menggalakkan kembali pendididkanPancasila. Hilangnya pendidikan ini dari dunia pe-ngajaran dinilai sebagai salah satu penyebabmerosotnya moral masyarakat.

Demikian beberapa hal yang mengemuka darihasil sarasehan kerjasama UGM, LPMP UGM,Kopertis Wilayah V DIY dan 10 Perguruan Tinggidi Yogyakarta, yang berlangsung 30/4 dan 1/5lalu.

Rektor UGM Prof Dr Sofian Effendi mengakuitelah terjadi reduksi terhadap pendidikanPancasila. “Semakin lama pendidikan moralitas daripendidikan Pancasila dinilai semakin surut,”ujarnya.

Sementara selaku Ketua Tim Perumus, ProfDr dr Sutaryo Sp A(K) menyampaikan. desakan-nya untuk merevitalisasi pendidikan Pancasila.Bahwa reaktualisasi Pancasila harus dilakukanmelalui pendidikan dalam semua tingkatan, daripendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

“Selama ini pendidikan Pancasila terus tere-duksi, bahkan hilang sama sekali dari kurikulum.Pancasila hanya disisipkan ke mata pelajaran lain.Padahal semestinya dijadikan satu mata pelajarantersendiri,” ungkap Prof Sutaryo.

Oleh karena itu, selain berupaya menggali danmenjaring filsafat dan sistim pendidikan berda-sarkan Pancasila, sarasehan ini mengkaji pula ten-tang sistim pendidikan yang memiliki karakteryang sesuai dengan identitas bangsa, serta im-plementasinya secara kelembagaan dan pem-

bentukan perilaku. Bahkan dari pengkajian ini,diikuti pula dengan paparan tentang praktikbaik dalam implementasi pembelajaran mataajaran kelompok Pengembangan Kepribadian,khususnya Pendidikan Pancasila dari seluruhTingkat satuan Pendidikan, yaitu TingkatanSatuan Pendidikan Dasar, Pendidikan Me-nengah dan Pendidikan Tinggi.

Desakralisasi PancasilaPasca Orde Baru, Pancasila seolah-olah

menjadi 'tersangka' yang dipandang sebagaiblack historical legacy (warisan sejarah kelam).Ia dituduh sebagai kendaraan ideologis yangmelanggengkan kekuasaan pemerintahanOrde Baru. Saat itu, semua gerakan kritisatas kebijakan pemerintah dinilaisebagai anti-Pancasila.

Tapi benarkah tu-dingan yang de-mikian itu?

JikaPanca-si la di-tempat-kan dalamruang ke-sadaran kita(concenciousa w a r e n e s s )yang matang,maka tak sela-yaknya Pancasilamenjadi 'tertuduh'dan senantiasa dicap sebagaiwarisan Orde Baru. Pancasila sa-ma sekali tidak berhak menanggung be-ban sejarah apa pun, karena ia sendiri justrukorban sejarah akibat perlakuan elite pengu-asa.

Sakralisasi dan mitologisasi Pancasilamemang sudah saatnya dibuang dari koridornalar reformatif kita; namun hal itu bukan ber-makna bahwa secara frontal dan skeptis kitamencampakkan Pancasila dan menyingkirkan-nya dari dunia pendidikan pengajaran di negeriini.

Berbagai kesalahan memang telah dila-kukan pemerintah masa lalu. Ide menempat-kan Pancasila sebagai perekat entitas masya-rakat Indonesia yang heterogen misalnya, jus-tru digunakan sebagai pelebur heterogenitasitu sendiri yang berakibat pada tersingkirnya

6

kelompok-kelompok minoritas.Pemasyarakatan Pancasila melalui pe-

nataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Peng-amalan Pancasila) yang merupakan upaya pem-bangunan bidang ideologi massal melalui upayakognitif-teoretis, dalam kenyataannya justrudipergunakan untuk membangun sakralisasi danmitologisasi Pancasila dengan tujuan melang-gengkan kekuasaan.

Sebagai ideologi nasional, Pancasila diper-kenalkan dengan cara paradoks. Di satu sisipemerintah menginginkan agar masyarakat In-donesia memahami dan melaksanakan isi

Pancasila secara konsekuen, di sisilain pejabat dan petinggi negaramenjalankan kekuasaan tanpaadanya kontrol ketat dari in-strumen hukum.

Jika ideologi nasional me-rupakan seperangkat ide-ide bijak yang digali darikekayaan khazanah bu-daya, nilai, dan kearifanlokal bangsa ini, makasepatutnya Pancasiladitempatkan padaposisi semestinya.Pendekatan indok-

trinasi kognitif-teo-retis dalam menyebarluas-

kan Pancasila sudah bukan ja-mannya lagi. Menggunakan Pancasila

sebagai kendaraan politik dan referensi ab-solut untuk melenyapkan lawan politik, jugasudah tidak sesuai lagi bagi kondisi Indonesiakekinian yang lebih demokratis. Pancasila kedepan adalah Pancasila yang dapat ditrans-formasikan ke dalam atmosfer praksis tanpa di-bungkus formalitas semu yang mengaburkansemangat Pancasila sendiri.

Karena itu desakralisasi dan demitologisasiPancasila merupakan cara kita untuk memba-ngun nalar kritis, yakni senantiasa menelisikkesenjangan antara jiwa Pancasila dan amalanpara Pancasilais.

Pemulihan Nama Baik PancasilaMantan Ketua Umum PP Muhammadiyah

Syafii Ma’arif mengemukakan bahwa nilai luhurPancasila dikhianati. Nilai luhur Pancasila telahdijadikan retorika politik. (Kompas, 28/4).

Menurut Syafii, pemerintah masa lalu telahmendudukkan Pancasila dalam konteks yang

keliru yakni sebagai alat kekuasaan dan politik,bukan sebagai way of life bangsa. PolitisasiPancasila ini mengakibatkan Pancasila meng-alami stigmatisasi saat pemerintahan berganti.Nama Pancasila ikut menjadi buruk akibatpolitisasi yang dilakukan penguasa.

Sementara Rektor Universitas Islam NegeriJakarta, Azyumardi Azra, mengemukakan Pan-casila sebagai dasar negara dan falsafah bang-sa Indonesia perlu reaktualisasi. Itu dibu-tuhkan karena bagi bangsa Indonesia, Panca-silalah yang paling cocok dan tepat digunakansebagai ide dasar umum bagi kehidupan ber-bangsa dan bernegara. “Saya tidak melihatada tawaran ide dasar lain selain Pancasila yangtepat dan cocok untuk Indonesia,” ujar Azyu-mardi.

Langkah yang perlu dilakukan adalah me-reintegrasi Pancasila dalam konteks aktualIndonesia saat ini. Apalagi, selama delapantahun terakhir sejak reformasi bergulir, Azyu-mardi mengemukakan, pejabat publik se-pertinya malu berbicara tentang Pancasila.

Ia juga mengemukakan perlunya pende-katan integratif agar jarak antara nilai luhurPancasila dan praksis aktualisasinya sehari-haritidak berbeda. “Ini semestinya telah dilakukanbeberapa tahun lalu ketika gejala-gejala mun-culnya radikalisasi dalam kelompok masyarakatdi Indonesia. Untuk masyarakat Indonesiayang multikultur ini, Pancasila adalah kekuatanintegratif,” kata Azyumardi.

Bahkan, untuk itu perlu manifesto politikdan penegasan kembali bahwa Pancasila pen-ting bagi Indonesia. Hal senada diungkapkanpengajar Sekolah Tinggi Filsafat DriyarkaraFrancesco Budi Hardiman.

Budi mengemukakan perlu membuka pin-tu penafsiran baru bagi Pancasila yang duludiinterpretasikan secara doktrinal hanya olehpenguasa. “Perlu penafsiran secara nasionaldan kategorial. Dulu Pancasila hanya ditafsir-kan secara substansial saja sehingga tidakmemberi ruang kepada rakyat untuk terlibatdi dalamnya,” kata Budi.

Budi sepakat untuk memulihkan kembalinama baik Pancasila. Pancasila, menurutmereka, tidak salah. “Masalahnya dulu, Panca-sila diinterpretasikan sepihak oleh penguasadan menjadi indoktrinatif,” kata Budi.

Revitalisasi PancasilaPresiden Susilo Bambang Yudhoyono ta-

Tak banyak yang tahu bahwa Indonesiamemiliki Laboratorium Pancasila.Bahkan, sopir taksi Kota Malang yang

mengantarkan KomunikA harus bertanya empatkali sebelum menemukan laboratorium ideologibangsa ini. Letaknya sebenarnya cukup strategis,dekat pintu masuk Universitas Negeri Malang dantepat berada di depan Malang Town Square(Matos). Namun begitulah, tak cukup terkenal.

"Kantor kami memang bukan kantor pelayan-an publik, maklum jika banyak yang tak tahu,"kata Irhasan, staf TU.

Tapi soal eksistensinya, lembaga ini me-mang khas, karena khusus mengurusi ideologiPancasila. "Kami satu-satunya laboratoriumPancasila di Indonesia," imbuh Irhasan.

Laboratorium Pancasila didirikan 5 Juli 1967atas prakarsa pejabat Rektor saat itu, Prof DarjiDarmodiharjo SH. Motivasi didirikannya lem-baga ini adalah sebagai pusat pengkajian danpengembangan dasar (filsafat) negara Panca-sila terutama menegakkan sistem kenegaraanPancasila-UUD 45.

Lembaga ini melaksanakan fungsi peng-

kajian dan pengembangan terpadu dengan asasdan fungsi tridharma perguruan tinggi; teristi-mewa dengan prioritas dalam bidang-bidangfilsafat, ideologi, kenegaraan, hukum, politik,ekonomi, sosial-budaya, hankamnas.

Secara kelembagaan Laboratorium Pancasilamelaksanakan kajiannya berdasarkan:

Pendekatan Yuridis Konstitusional,yang memusatkan perhatian atas asas konsti-tusional yang imperatif berdasarkan UUD Pro-klamasi seutuhnya, sebagai asas filosofis-ideo-logis-konstitusional sistem kenegaraan NKRI

Pendekatan Komprehensif, meliputi:Pendekatan Umum: Sebagai pengertian

dan penghayatan mendasar dalam pengeta-huan, pengamalan dan kehidupan rakyat padaumumnya

Pendekatan Ilmiah: Sebagai tingkat ilmupengetahuan yang multi disipliner dalam dina-mika iptek dan semua bidang keilmuan yangberkembang dalam pendidikan dan kebuda-yaan.

Pendekatan filosofis: Sesuai dengan nilaiintrinsik dan integritas ajaran filsafat Pancasila

Pendekatan religius: Bahwa sistem filsafat

Pancasila mengandung kualitas dan in-tegritas luhur sebagai sistem filsafattheisme-religius yang menjiwai danmelandasi tatanan kebangsaan dankenegaraan RI.

Laboratorium Pancasila konsistenmengembangkan dan menegakkanajaran filsafat negara Pancasila ter-masuk UUD Proklamasi sebagai amanatpendiri negara (PPKI) yang melaksana-kan amanat the founding fathers (pah-lawan nasional). Pengembangan danpembudayaan filsafat negara Pancasilasecara konstitusional menegakkan sis-tem kenegaraan berdasarkan Pancasila-UUD 45 dalam makna penjabaran asaskerokhanian negara, asas budaya danmoral (berdasarkan) filsafat Pancasilasecara integral.

Ibaratnya, Laboratorium Pancasilaadalah benteng Pancasila dari terpaanideologi lain, sekaligus kebun tempatmenyemai-menumbuhkembangkan ni-lai-nilai Pancasila agar tetap berseri se-panjang jaman. ([email protected])

Page 7: komunika 10 2007

Wacana tentang revitalisasi Pancasilaterus bergulir. Terkait dengan permasalahantersebut, KomunikA mewawancarai Ke-tua Laboratorium Pancasila Universitas Ne-geri Malang, Prof Dr Mohammad NoorSyam SH. Berikut ikhtisarnya:

Beberapa kalangan menyatakansaat ini Pancasila “dilupakan?” Benar-kah demikian?

Harus diakui bahwa perhatian berbagaipihak saat ini kepada dasar negara kita,Pancasila, memang agak berkurang. Na-mun saya memandang bukan berarti Pan-casila dilu-pakan. Ideo-logi di ne-gara mana-pun menga-lami pasang

7

hun lalu menyampaikan pidato politik tentangPancasila pada Hari Pancasila 1 Juni, yang padaintinya menekankan pentingnya Pancasila da-lam kehidupan berbangsa-bernegara. Presidenmengajak seluruh elemen bangsa untuk me-revitalisasi Pancasila, dan menafsirkannya se-cara kontekstual untuk menjawab tantangandan permasalahan yang dihadapi oleh bangsaIndonesia saat ini.

Perkembangan tersebut cukup menggem-birakan. Karena dengan demikian, Pancasilayang merupakan landasan bersama (commonplatform), kembali mendapat perhatian yangsepantasnya sudah harus diberikan sejak be-berapa tahun lalu.

Revitalisasi Pancasila mendesak karena be-berapa alasan internal dan eksternal. Secarainternal, sejak masa berlangsungnya ‘masafeformasi’, beberapa faktor pemersatu bangsajelas mengalami kemerosotan. Negara-bangsayang berpusat di Jakarta semakin berkurangotoritasnya; sentralisme sebaliknya digantikandengan desentralisasi dan otonomisasi daerah.Dalam hal terakhir ini dapat disaksikan bang-kitnya sentimen provinsialisme dan primor-dialisme yang cenderung mengabaikan kepen-tingan dan integrasi nasional.

"Pasca reformasi, secara internal kita meng-hadapi ancaman desintegrasi bangsa akibatmenguatnya primordialisme," ungkap Prof DrMohammad Noor Syam SH, Ketua Labora-torium Pancasila Universitas Negeri Malang saatditemui KomunikA di kantornya di Jl VeteranNo 9, Malang, Senin (21/5).

Noor Syam menambahkan, pada saat yangsama penghapusan kewajiban asas tunggalPancasila yang diberlakukan sejak 1985, yangdiikuti liberalisasi politik dengan sistemmultipartai, juga menghasilkan berbagai ekses.Fragmentasi politik, baik di tingkat elite danakar rumput terus berlanjut, yang seringberakhir dengan lenyapnya keadaban publik(public civility), dan cenderung disintegratif.

Sedangkan Azyumardi Azra menyatakan,liberalisasi politik berbarengan dengan kega-galan negara menegakkan hukum, membe-rikan momentum bagi menguatnya ideologiberbasis keagamaan (religious-based ideolo-gies), yang cenderung divisif, karena adanyaberbagai aliran pemikiran, mazhab, dan sema-

camnya di dalam agama. Bisa disaksikan,parpol-parpol yang berlandaskan agama —baikIslam maupun Kristen— terus rentan padaperpecahan; landasan agama tidak mampumengatasi perbedaan-perbedaan yang berim-pitan dengan kontestasi pengaruh dan ke-kuasaan. Pada saat yang sama, terlihat pulapeningkatan berbagai kelompok masyarakatyang bergerak atas nama agama.

"Yang tak kurang pentingnya adalah ser-buan globalisasi, yang tidak hanya menim-bulkan disorientasi dan dislokasi sosial, tetapijuga bahkan mengakibatkan memudarnyaidentitas nasional dan bahkan jati diri bangsa.Globalisasi yang sesungguhnya punya nilai po-sitif, sebaliknya justru lebih banyak menim-bulkan ekses negatif dalam kehidupan ber-bangsa dan bernegara," tambah Azyumardi.

Menurut Azyumardi, revitalisasi Pancasilabisa dimulai dengan menjadikan dasar negaraini kembali sebagai wacana publik, sehinggamasyarakat merasakan bahwa Pancasila masihada, dan masih dibutuhkan bagi negara-bangsaIndonesia. Selama 61 tahun lebih, Pancasilamampu mengayomi anak-anak bangsa yangbegitu majemuk; viabilitas Pancasila dengandemikian telah teruji sebagai kerangka dasarbersama negara-bangsa Indonesia. Selanjut-nya, perlu dilakukan penilaian kembali (reasses-ment) tentang penafsiran dan pemahamanPancasila, yang telah pernah dirumuskan dimasa silam. Penafsiran monolitik sepatutnyaditinggalkan; apalagi kalau penafsiran tunggaltersebut didominasi rezim penguasa, yangmenggunakan untuk kepentingan kekuasaan.Publik dan masyarakat memiliki hak semes-tinyalah terlibat dalam reassesment, dan re-kontekstualisasi penafsiran Pancasila di tengahsituasi dan tantangan yang terus berubah.

Selanjutnya, reaktualisasi nilai-nilai Pancasiladalam berbagai aspek kehidupan berbangsadan bernegara. Inilah tantangan yang tidakkurang beratnya. Karena selama masih ter-dapat dalam masyarakat banyak kontradiksiyang tidak sesuai dengan esensi dan nilai-nilaiPancasila, ketika itulah orang menganggapPancasila sebagai lips-service belaka.***

(berbagai [email protected])

surut, dan pada saat ini perhatian masyarakatkepada Pancasila sedang surut. Orang-orangparpol, DPR, bahkan masyarakat, seolah-olahlupa bahwa mereka memiliki ideologi Pancasila.

Ini tak lepas dari sikap kita sendiri, yangsalah kaprah menganggap bahwa apapunyang terkait dengan Pancasila dianggap se-bagai ‘Orde Baru’ dan bertentangan dengansemangat reformasi. Membicarakan Pancasiladianggap set back ke masa silam. Pemahamansemacam itu perlu diluruskan.

Banyak perguruan tinggi menghapusmata kuliah Pancasila. Apakah ini indikasibahwa Pancasila memang “dilupakan?”

Ini tidak terkait dengan wacana “melupa-kan Pancasila”. Namun karena UU No 20 Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sis-diknas) tidak mencantumkan Pancasila sebagaimata kuliah wajib. Menurut saya, UU Sisdiknasini perlu di- judicial review, karena “lupa” men-cantumkan pendidikan Pancasila. Juga adanyaKeputusan Dirjen Dikti No 265/Dikti/Kep/2000yang menyatakan tidak ada lagi mata kuliahPancasila. Karena itu, masing-masing perguru-an tinggi menafsirkan sendiri-sendiri, di anta-ranya ada yang menghapus mata kuliah Pan-casila dari kurikulum. Padahal jika ada kemauankuat dari perguruan tinggi, bisa saja mata ku-liah Pancasila tetap ada.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyonomenyatakan bahwa Pancasila sudah fi-nal, kemudian tahun lalu juga menyam-paikan pidato politik tentang revitalisasiPancasila. Tanggapan bapak?

Sebagai dasar negara yang tercantumdalam Undang Undang Dasar 1945, Pancasila

memang sudah final, rumusannya tidak bisadiubah-ubah lagi. Sedangkan revitalisasi berartimenghidupkan kembali, memfungsikan kem-bali. Artinya, nilai-nilai Pancasila harus selaluaktual dan sesuai dengan dinamika jaman.Dengan demikian, tafsir terhadap Pancasilabukan tafsir yang mati dan kaku, namun tafsiryang senantiasa hidup dan berkembang sesuaidengan perkembangan jaman masa kini danmasa depan.

Di tengah “persaingan” ideologi du-nia saat ini, di manakah posisi Pancasila?

Inilah yang saya anggap paling penting,saat ini bangsa Indonesia sedang tergoda danterlanda berbagai macam ideologi asing,seperti marxisme-komunisme-atheisme,materialisme, etatisme, liberalisme. Kita inisebenarnya sudah terlanda neoliberalisme.Bahkan demokrasi kita pun bukan demokrasian sich, namun demokrasi dengan penyim-pangan, yaitu demokrasi yang ditegakkan me-lalui oligarchy atau kekuasaan segelintir orang,plutocracy-money politics atau dengan bahasalain kapitalis yang punya dana, dan demokrasiyang kental dengan anarkisme.

Celakanya kita sering tidak yakin bahwaideologi yang kita miliki itu baik, dan meng-anggap ideologi asing lebih baik. Ini kesalahanyang sangat fatal. Pancasila sebenarnya ideo-logi yang sangat baik, komplet dan sangat co-cok untuk bangsa Indonesia. Sayang para pe-miliknya, warganegara Indonesia, malah seringmemandang remeh ideologinya sendiri.

Bagaimanakah sebaiknya civic edu-cation diajarkan kepada masyarakat?

Sebelumnya, masyarakat harus tahu dulu

bahwa kita menghadapi tantangan internaldan eksternal. Internal kita menghadapi an-caman desintegrasi bangsa akibat menguatnyaprimordialisme. Kita juga menghadapi degra-dasi wawasan ideal yang menjungkirbalikkantatanan pola pikir kita. Di samping itu, kita jugamenghadapi degradasi moral yang membuatsikap-perilaku kita jauh dari sebutan bangsaterhormat. Sedangkan secara eksternal kitamenghadapi tantangan global. Kalau bolehsaya katakan, saat ini Republik Indonesia se-dang menjadi target incaran kekuatan global-liberal yang ingin menguasai sumber daya yangkita miliki.

Tanpa pemahaman yang baik terhadapideologi nasional kita, bangsa Indonesia akanterombang-ambing, selanjutnya tergoda dankemudian terlanda ideologi asing itu.

Karena itu, pembudayaan nilai Pancasila sa-ngat perlu untuk terus dilakukan untuk meng-hadapi tantangan internal dan eksternal itu.Caranya salah satunya adalah dengan melem-bagakannya melalui civic education baik melaluipendidikan formal maupun non-formal.

Warganegara kan mengalami regenerasi.Karena itu harus ada transformasi nilai-nilaiPancasila dari generasi tua ke generasi mudasecara berkesinambungan. Oleh sebab itupendidikan Pancasila juga harus dilakukansecara terus-menerus, tidak terputus di te-ngah jalan seperti yang terjadi saat ini.

Harapan Bapak kepada pemerintahterkait dengan Pancasila?

Pemerintah wajib menegakkan integritasdasar negara Pancasila dan Undang-Undangdasar 1945. Pemahaman terhadap Pancasilaharus terus dilaksanakan melalui berbagai cara,jangan sampai ada missing link antara generasitua dan muda tentang dasar negara kita. Pan-casila seperti dilupakan itu kan salah satunyakarena pendidikan Pancasila tidak dilaksanakansecara sustain, tidak berkesinambungan. Pe-merintah harus menyadari hal ini...***

([email protected])

Wacana bahwa sebagian masyarakat "melupakan" Pancasila boleh meletup. Namundi lapangan, situasinya sangat kontras dengan apa yang diwacanakan. Dari belasan orangyang diwawancarai KomunikA, tak seorangpun menyatakan ingin melupakan Pancasila.Semua menyatakan bahwa kedudukan Pancasila sebagai dasar negara tetap pentinguntuk dipertahankan. Bahkan ada yang menyatakan rela mati untuk membela Pancasila.

Mansyur (39), warga Dampit Malang, Jatim, menyatakan tidak ngeh dengan sikaporang-orang yang meributkan atau sebaliknya melupakan Pancasila. "Pancasila itu sudahpas bagi Indonesia yang majemuk, mengapa diributkan dan mengapa pula ada yangberusaha melupakan? Bagi saya dasar negara yang pas ya Pancasila. Titik," kata lelakiberputera tiga ini.

Bandiyah (49), warga Bugangan Wonosobo, Jateng, justru sinis dengan merekayang mempermasalahkan ideologi Pancasila. "Mereka itu nggak paham Pancasila. Kalaumau mempelajari lebih dalam, mereka pasti akan terbuka matanya bahwa inilah ideologiterbaik bagi bangsa Indonesia," kata pegawai Dinas Infokom Kab Wonosobo ini.

"Pancasila bagi saya harga mati. Melupakan, mengubah, mengkhianati Pancasila, berartimenghancurkan negara proklamasi Republik Indonesia yang kita cintai ini," kata Soewito,pensiunan PNS yang tinggal di Seliling, Kebumen, Jateng. Ia bahkan menyatakan relamati untuk membela Pancasila. "Saya siap untuk menghadapi mereka yang ingin mengubahdasar negara Pancasila, bahkan sampai mati bila perlu," katanya.

Sementara H Syaiful (55), warga Jahe Kober II, Kel Petojo Selatan Kec GambirJakarta Pusat, menyatakan bahwa Pancasila adalah pemersatu bangsa. "Harusdipertahankan karena negara kita penduduknya heterogen. Toleransi dalam Pancasilasangat baik untuk mewadahi perbedaan antar suku, agama dan golongan," kata priayang biasa dipanggil Haji Ipul ini.

"Penting. Pancasila tetap penting. Itu kan dasar negara kita," kata Suparmi (53),pedagang ikan di Muara Angke, Jakarta.

Setengah bertanya, Widodo (47), warga Kota Samarinda Kaltim mengatakan, "Ah,masa ada yang ingin melupakan Pancasila? Mungkin mereka penganut PKI ya? PKI memanganti Pancasila karena mereka atheis."

"Saya tetap yakin bahwa Pancasila merupakan ideologi yang paling cocok untukIndonesia. Namun saya mengimbau agar sejak dini terus dikenalkan kepada generasimuda, agar mereka tidak terbius ideologi asing yang belum tentu cocok dengankepribadian bangsa," kata Yusmaniar, pegawai Dinas Infokom dan Kesbang Provinsi Riau.

Sementara Yaan Yoku, PNS di Papua, mengatakan bahwa Pancasila merupakanideologi dan dasar negara yang dapat menjembatani kepentingan semua pihak. "DenganPancasila semua etnis di Indonesia akan mendapat perlakuan sama."

Jadi, masihkah ada yang ragu bahwa Pancasila memang ideologi terbaik bagi bangsaIndonesia?***

([email protected])

Page 8: komunika 10 2007

8 Edisi 10/Tahun III/Juni 2007

www.bipnewsroom.info/komunikaemail: [email protected]

PERERAT KERJASAMAREGIONAL LEWAT

INFORMASI DAN MEDIA

Sejumlah bendera negara-negara ASEAN(Association of Southeast Asian Nations)tampak berkibar di halaman depan Hotel SariPan Pasifik, Jakarta, sejak beberapa hari ini.Bendera Fil ipina, Malaysia, Thailand,Vietnam, Brunei Darussalam, Laos, Kamboja,Myanmar dan tentu saja Indonesiaterpancang disana. “Pastinya sedang adaacara penting ini mas, disini memang kerapdipakai untuk acara-acara seperti itu,” kataZaky (26), seorang karyawan.

Ya, Indonesia memang tengah menjadituan rumah pelaksanaan Konferensi MenteriInformasi ASEAN ke-9 atau The NinthConference of ASEAN Ministers Responsiblefor Information (AMRI) yang dilaksanakanpada tanggal 22 – 25 Mei 2007. Dengantema “Staying Connected to Advance aCaring and Sharing Community ThroughMedia” konferensi ini sendiri diawali denganpertemuan SOMRI (Senior Official MeetingResponsible for Information) untukmembahas kesepakatan dasar mengenaiberbagai isu terkait bidang informasi dan

media untuk kerjasama negara-negaraanggota ASEAN.

Konferensi AMRI merupakan konferensiantar menteri negara-negara ASEAN yangbertanggung jawab atas informasi untukmenetapkan kebijakan-kebijakan dibidangkomunikasi dan informasi sertamembicarakan langkah-langkah pelaksanaankeputusan AMRI dan pelaksanaan kebijakantersebut. Konferensi ini dilaksanakan setiapdua tahun dan pada tahun 2007 ini Indonesiaberkesempatan menjadi tuan rumah.

Konferensi AMRI dihadiri oleh delegasi-delegasi negara anggota ASEAN yakniIndonesia, Filipina, Malaysia, Thailand,Vietnam, Brunei Darussalam, Laos, Kamboja,Myanmar. Ternyata pada konferensi kali inijuga hadir delegasi dari China dan Jepangyang akan melaksanakan ConsultativeMeeting dengan negara-negara anggotaASEAN.

Menurut Ketua Delegasi Indonesia,Freddy H Tulung pertemuan konsultatifdengan China dan Jepang tersebut sebagaiupaya untuk menjajaki bentuk kerjasamayang lebih baik khususnya dalam bidanginformasi dan media. “Selain itu juga untukmeningkatkan hubungan bilateral antaramasing-masing negara ASEAN menjadikerjasama regional dengan China atauJepang,” katanya.

Targetnya adalah mencoba untukmenemukan bidang-bidang kerjasama yangpotensial antara ASEAN dengan China danJepang terkait bidang informasi dan media,imbuh Freddy menjelaskan. Untuk ituberbagai macam bentuk-bentuk kerjasamatelah dipersiapkan untuk menjadi suatubagian dari proses kerjasama kedua belahpihak.

Sementara itu, Menteri Komunikasi danInformatika (Menkominfo) RepublikIndonesia, Muhammad Nuh, dalamsambutannya ketika membuka konferensi inimengatakan bahwa AMRI memiliki tugas

penting untuk meningkatkan kesadaranmasyarakat yang lebih besar terhadapASEAN. “Dalam hal ini khususnya melaluiteknologi informasi dan komunikasi sertamedia yang mempunyai peran strategis,”katanya.

Selain itu Menkominfo juga menegaskanbahwa saat ini adalah era dimana informasimemainkan peranan yang sangat penting.Oleh sebab itu sebagai pihak yangbertanggung jawab terhadap informasiAMRI harus dapat menggunakankesempatan ini untuk turut mendukungpembentukan komunitas masyarakatASEAN yang lebih maju.

Menkominfo jugamenyambut baik dilakukannyapertemuan konsultatif denganChina dan Jepang dalampenyelenggaraan konferensiAMRI kali ini. “Saya kira inilangkah yang patut kita pujibersama. Saya tentunya amatmendorong AMRI untukmenggali segala kemungkinanuntuk memperluas kerjasamadengan negara-negara lain di luarASEAN,” katanya.

Menurutnya pembicaraandengan China dan Jepangmenitik beratkan pada contentdan capacity building yaitubagaimana bentuk kerjasamakedepan juga pada sisiteknologi informasi sertapenyiaran. Karena menurutMenkominfo masih banyakkemungkinan bidang kerjasamayang belum tercakup dalamimplementasi tugas AMRI sepertiperan terdepan dalampenyebaran informasi terkaitkegiatan sosial, budaya,keamanan dan ekonomi.

Peran MediaMedia memainkan peran

yang penting dalam peningkatankerjasama dan pertukaraninformasi untuk mengatasiberbagai permasalahan regional.Hal inilah yang disepakati olehpara delegasi sehinggapembahasan mengenai peranmedia cukup mendapatkanperhatian tersendiri.

Para Menteri menegaskanperan penting media dan sektorinformasi dalam memastikanmasyarakat ASEAN memiliki

ASEAN Ministers Responsible for Information (AMRI)

PERERAT KERJASAMAREGIONAL LEWAT

INFORMASI DAN MEDIApemahaman yang cukup terhadap tujuanASEAN yang lebih luas, serta kesempatanyang diberikan kepada seluruh masyarakatASEAN melalui pengarusutamaan kegiatandan inisiatif ASEAN kepada seluruh pemangkukepentingan pada level nasional. Suatustrategi komunikasi ASEAN yang efektif jugadibutuhkan untuk mempromosikanpencapaian ASEAN di regional maupundunia.

Seperti yang disampaikan oleh WakilMenteri Informasi dan Kebudayaan RepublikLaos, Bosengkham Vongdara padapembukaan konferensi bahwa partisipasimedia sebagai sarana pertukaran informasidapat membantu untuk mengatasi berbagai

permasalahan regional antaranegara-negara anggota ASEAN.

Berbagai permasalahan kawasanseperti flu burung, permasalahanperempuan dan anak-anak,lingkungan, HIV/AIDS, perubahancuaca dan perdagangan manusiasera penyalahgunaan obat terlarang.“Masalah-masalah tersebut bisadiatasi dengan partisipasi aktifseluruh negara anggota ASEANkhususnya peran media untuk lebihbanyak membahas mengenaiperistiwa dan kegiatan dalam bidangsosial dan kebudayaan,” kataVongdara.

Pengembangan danpeningkatan kerjasama bidanginformasi dan media lebih lanjutmemang harus diperhatikan secaraserius, pun tak lupa pembangunan

infrastruktur teknis setiap negara anggotaASEAN sesuai dengan kebutuhan untukdapat saling mendukung. Oleh karena ituhasil-hasil dari konferensi AMRI ini antara lainadalah menyatakan bahwa penyiaran digitalakan membawa suatu era barupertumbuhan dan investasi.

Para Menteri juga mencatat bahwastandard DVB-T (Digital Video Broadcasting-Terrestrial) merupakan adopsi yang palingumum dari standard internasional DTV(Digital Terrestrial Video) dan bisamemberikan keuntungan terbanyak, terkaitskala ekonomi, mempermudahpengadopsian dan penguasaan untukplatform berganda.

Sehubungan dengan hal tersebut, paraMenteri mendukung penggunaan standarDVB-T untuk standar umum penyiarantelevisi digital terrestrial ASEAN. Para Menterijuga mencatat bahwa Fil ipina masihmelakukan percobaan dan konsultasi untukstandard digital.

Akhirnya dengan perkembanganteknologi Informasi dan komunikasi saat inipublic connectivity telah menjadi nyata dannegara-negara anggota ASEAN harus terusmelakukan pembangunan dan kerjasama jikatidak ingin ketinggalan oleh negara-negaradi kawasan lain. Sehingga pesan temakonferensi AMRI kali ini, yaitu “StayingConnected to Advance a Caring and SharingCommunity through Media” nantinya akandapat terwujud.

([email protected])

Page 9: komunika 10 2007

Edisi 10/Tahun III/Juni 2007

www.bipnewsroom.info/komunikae-mail: [email protected]

9

Ruang ini disediakan sebagai wadah tukar informasi antar pengelola situs atau portal lembaga pemerintah baik di tingkat pusat atau daerah.Pengelola dapat mengirimkan profil situs yang dikelolanya melalui e-mail: [email protected]

Sepintas tampilan situs pemerintahanKabupaten Bonyolali, Jawa Tengahterkesan sangat kaku, tampilan halamanutama terbagi dalam tiga kolom utamadengan bagian atas menampilkan beberapapotensi daerah, logo kabupaten dansimbol resmi pemerintahan “burungGaruda”. Untuk bagian kiri bawahmencantumkan fasilitas kalender bersamadengan “kalender Agenda” kegiatanpemda. Disisi tengah menampilkan beritadaerah.

Ada yang berbeda dalam fasilitas situsini, jika pada umumnya menu di tampilkanberderet dalam satu kolom sehinggaterkesan penuh. Tampilan situs ini sedikit

terbilang bagus tidak terlihat jagged(bergerigi). Terlebih akses ke masing-masinghalaman menu bergambar tersebut puncepat.

Sumbang saran melaluiemail

Untuk warga atau siapapunyang ingin menyampaikan saran,keluhan ataupun memberikansolusi terhadap permasalahankabupaten ini bisa melayangkannyamelalui fasilitas “buku tamu”.Sebelum memberikan saran, harusmenentukan kategori saran,antaralain, kategori pemerintahan,fasilitas umum, kritik, saran ataupilihan dan lain-lain. Maksimumpenyampaian pesan adalah 25karakter.

Secara keseluruhan informasiyang ada dalam situs mengenai

www.bonyolali.go.idberbeda, tidak menampilkan menu dalamhalaman utamanya. Untuk melihat menuinformasi apa saja yang disediakan dalam situsini, gunakan fasilitas “Quick Jump Menu”.

Dari namanya saja sudah dapatdigambarkan fungsi ini. Menu ini memberikemudahan netter untuk mencari menudalam situs, selain mudah, loading tampilannya pun diras lebih cepat. Ketika mengkliksegitiga dalam kotak “quick jump menu”,maka akan tampil menu yang ada dalam situs,seketika akan tampil layer baru menutersebut. Dalam menu tersebut antaralainmemuat: profile, fasilitas, potensi, pariwisata,perijinan, informasi umum, galery produk danolah raga.

Lebih menarik lagi, ketika membukahalaman baru, menu yang bersangkutan tidakhanya menampilkan tulisan, tetapi mengikutsertakan gambar. Hal ini membuat situs lebihmenarik dan tidak terkesan monoton, untukkualitas resolusi tampilan gambarnya pun

"Quick Jump Menu"

e-gov kilasdaerah cukup lengkap, walaupun begituada sedikit kekurangan dalam situstersebut, beberapa menu yang sudahdisediakan tidak menyediakan informasi aliaskosong. ([email protected])

Ilan (40), perempuan tuna netra,warga Gunung Nago RT 04/02Kelurahan Lambung Bukik, Ke-

camatan Pauh, Kota Padang menga-rungi kehidupan dengan memilih profesiyang tak lazim bagi sebagian besar ka-umnya: menjadi pemecah batu kali.

Ia telah 12 tahun menjalani pekerja-an yang cukup berat tersebut bersamasuaminya, Nawir. Aktivitas memecahkanbatu dilakukan dengan mencari batu keSungai Nago, yang berjarak sekitar 700meter dari rumahnya. Di sungai, batu-batu dipungut dan dimasukkan ke se-buah ember, lalu di bawa pulang. Melaluikelebihan dan kekuatan instingnya, jalansetapak berkelak-kelok dan naik-turunmenuju ke sungai dapat dihafalnya de-ngan baik, sehingga ia dapat menapaki-

nya sebaik manusia normal lainnya.Setelah batu terkumpul di halaman ru-

mahnya, lalu dilanjutkan dengan memecah-kan batu tersebut satu-persatu denganmartil. Sekali lagi kekuatan instingnya bekerja,dan hasilnya sangat mengagumkan. Ia dapatmenghasilkan pecahan koral yang besarnyanyaris seragam.

Soal produktivitasnya jangan ditanya.Anak dari pasangan Aminah dan Sirwan (Alm)ini dalam sehari mampu memecah batusebanyak tiga gerobak atau sekitar 3 sampai4 truk sebulan. Satu truk dijualnya denganharga Rp 180 ribu. Lumayan untuk memban-tu kebutuhan hidup keluarga. "Penghasilan-nya hampir sama dengan penghasilan saya,"ujar Nawir, sang suami.

Menurut pengakuan Ilan, ia mengalamikebutaan semenjak berumur dua tahun. "Ka-ta orangtua saya, pada umur dua tahun sa-ya kena penyakit campak. Setelah menga-lami demam tinggi, mata saya tiba-tiba kaburdan akhirnya tidak bisa melihat apa-apa,"ujarnya.

Namun kebutaan itu tak membuatnyapatah semangat. Hingga berusia 40 tahun,perempuan tuna netra ini tabah dan sabarmenghadapi kondisi dirinya. Keterbatasan fisiktak menjadi penghalang untuk bekerja kerasdemi memenuhi kebutuhan hidup keluarga-nya.

Kegigihan Ilan dalam menjalani kehidupanini, mendapat perhatian langsung dari WaliKota Padang Drs H Fauzi Bahar MSi. Bersamasejumlah pejabat Pemko dan Camat PauhNasril, Fauzi berkunjung ke rumah Ilan. Dalamkunjungan tersebut, Wali Kota juga mem-bawa seorang dokter untuk memeriksa kon-disi mata Ilan. Setelah diperiksa, ternyata ke-rusakan mata Ilan sangat parah, tak me-mungkinkan lagi untuk dioperasi.

Toh Ilan tak merasa sedih. Ia bahkanterlihat sangat gembira karena dikunjungidikunjungi pejabat. "Kalau kita mau menerimaapa yang diberikan Tuhan kepada kita, kitapasti akan bersyukur. Saya tidak bisa melihatdengan mata lahir, namun saya bisa melihatdengan mata batin. Bagi saya itu sangat

nikmat," kata Ilan merendah.Wali Kota Fauzi Bahar sangat kagum

terhadap Ilan yang tak pernah mengeluh.Juga terhadap kegigihannya menjalankanaktivitas rumah tangga, seperti menimbaair sumur, mencuci, memasak dan lain se-bagainya, di samping kegiatannya meme-cah batu.

“Saya harap ibu Ilan tidak sedih de-ngan pemberian Allah SWT ini. Laluilahhidup dengan apa adanya dan selalu beri-badah. Biarlah cacat di dunia, tetapi diakhirat nanti bisa senang, dan pasti bisamelihat segalanya," kata Fauzi.

Ilan pun mengangguk dengan takzim.Saat rombongan Wali Kota berlalu, ia kem-bali meraih martil, melangkah ke halaman,dan bergelut dengan batu yang telah diu-sungnya dari kali.

Senyumnya terus mengembang saatbunyi martil secara berirama menghantambatu kali itu. Ia menikmati kehidupan, de-ngan caranya sendiri, tanpa pernah me-nyerah pada nasib. (Irwan Rais-Padang)

Kalau bekas KerajaanKulawi, Banggai, Moridan Kulawi punya istanaraja yang masih bisadisaksikan generasimuda, maka takketinggalan pula KotaPalu. Sebagai salah satu

bekas kerajaan tempo dulu yang pernahmemiliki pemerintahan sendiri, setidaknyakeberadaan Banua Oge Palu yang dibanguntahun 1892 bisa menjadi saksi. Dibangunpada masa pemerintahan Yojokodi sebagaimagau Palu. Karena itu sebagai istanasekaligus menjadi tempat tinggal rajasebagai pusat pemerintahan.

Itulah satu-satunya istana raja atau yangbergelar magau Palu menjadi bukti bahwaPalu pernah memiliki pusat pemerintahansendiri seperti halnya beberapa kerjaaan lain

di wilayah Sulteng. Di banding istana-istanalainnya di Sulteng, istana raja Palu-lajh yanglebih besar dan pe rawatannya lebih baikdan agak terawat, apalagi sejak tahun 1983mendapat pemugaran dari pemerintah. Yaitulewat proyek pemugaran dan pemeliharaanpeninggalan sejarah dan kepurbakalaan. Makasejak itu pula istana ini dikelompokkan dalamsitus sejarah dan budaya yang dilindungiundang-undang.

Sayang, keberadaan bangunan ini kurangpromosi dari pihak pariwisata, sehinggamengakibatkan sepi pengunjung. Jangankanorang-orang yang berasal dari luar sebagaituris ke Kota Palu, obyek wisata ini tak begitumenarik. Kecuali hanya beberapa peneklitidan peminat sejarah dan budaya pernahberkunjung khusus ke Banua Oge dengankepentingan penelitian.

Padahal rumah adat ini cukup penting,

bukan saja punya nilai sejarah dan budayatapi juga dalam soal arsitektur. Soalnya gayabangunan ini merupakan paduian gaya Sulseldan Kalsel berdasarkan laporan penelitianteknik pemugaran. Bentuk rumahpanggung adalah bentuk pelana denganmemiliki dua buah tangga depan, kiridankanan dengan jumlah anak tanggamasing-masing 9 buah.

Bangunan banua Oge ini pula yangkemudian dibuatkan duplikatnya di kawasanTaman Mini Indonesia anjungan Sulteng,sehingga sampai saat ini khusus bangunankhas arsitektur Kaili, menjadi semacamcontoh arsitektur daerah mewakili Palu atauKabupaten Donggala. Luas bangunan 32 X11,5 meter yang terbuat dari kayu daerahdengan jumlah tiang 28 buah induk dangandaria, serta 8 buah tiang di bangunandapur.

Sejak berakhirnya pemerintahanswapraja Palu, maka dengan sendirinya tidakada lagi raja yang memerintah, sehinggarumah ini pun akhirnya cukup lamadikosongkan hingga dipugar. Setelah dipuigartahun 1983, untuk kedua kalinya kembalidipugar tahun 2003 tanpa mengubahbentuk aslinya, kecuali memberi warnakuning dan hijau pada bagian dinding.

Menurut seorang keturunan Parampasi,pemberian warna kuning itu melambangkansuatu kejayaan dan hijau lambang kebesaran.Nah, cuma saja Banua Oge saat ini, meskipundilestarikan sebagai situs budaya, tapi nyarisluput dari perhatian warga Kota Palu sendiri,apalagi bagi turis-turis asing. Lain halnyadengan bangunan-bangunan tua di daerahSulsel, promosinya cukup besar, sehinggamenjadi bagian agenda kunjungan dalampariwisata. * [email protected]

Banua Oge Palu,

Sisa Zaman Kerajaan

Page 10: komunika 10 2007

10 Edisi 10/Tahun III/Meit 2007

www. bipnewsroom.info/komunikaemail : [email protected] LINTAS DAERAHSumatera UtaraPemko Medan Bangun Drainase danSelokan Di Medan

Pemerintah Kota Medan pada tahunanggaran 2007 menyediakan dana senilaiRp109 miliar untuk merehabilitasi danmembangun drainase dan jalan di sejumlahkawasan Kota Medan. “Anggaran inimencapai 10,9% dari total belanja langsungAPBD tahun 2007,” kata Kepala DinasPekerjaan Umum Medan, Ruslan Effendi, diMedan melalui Kabag Humas Pemko Medan,Arlan Nasution, baru-baru ini.

Beberapa kegiatan pokok yang akandibiayai di sektor PU adalah pemeliharaan ataurehab jaringan drainase sebesar Rp15,8 miliar,pemeliharaan atau rehab jaringan jalansebesar Rp16,7 miliar, pembangunan jalansebesar Rp63,4 miliar dan pembangunandrainase sebesar Rp8,5 miliar.

Program pembangunan jalan danjembatan di Kota Medan pada 2007sebanyak 171 tempat, yakni rehabilitasi danpengaspalan ruas-ruas jalan Kota. Selain jalankota, di Medan juga ada jalan propinsi danjalan negara yang direhabilitasi denganmenggunakan dana APBD Sumut dan APBN.

Sementara pemeliharaan dan rehabjaringan drainase dengan menggunakananggaran Rp15.8 miliar dilaksanakan di 21kecamatan.

(www.bainfokomsumut.go.id)

Jawa TimurPeminat KB di Bojonegoro Meningkat14,92%

Peminat Program Keluarga Berencana(KB) di Bojonegoro, Jawa Timur, dalamkurun waktu 2006 telah mengalamikeberhasilan 14,92 % atau mencapai 32.102peserta lebih tinggi dari perkiraan, yaknisebesar 27.934 peserta.

Kepala Badan Keluarga Berencana danKesejahteraan Sosial (BKB Kesos) PemkabBojonegoro, M. Maftuch, Selasa (15/5),mengatakan, program kependudukan danKB di Bojonegoro telah memberi kontribusiyang cukup bermakna dalam pengendalianlaju pertumbuhan penduduk, begitu puladalam peningkatan kesejahteraan keluargadan masyarakat.

Pencapaian peserta KB baru di KabupatenBojonegoro sebesar 20 persen,sedangkanpencapaian peserta KB aktif tercatat 27persen, dan daerah peserta KB aktif tertinggidiraih oleh Kecamatan Kapas sebesar 30persen, sementara tingkat kesertaan KB dimasyarakat Bojonegoro sendiri mencapai 21persen.

Saat ini di Bojonegoro tengah diadakanRakerda Program KB, untuk evaluasipelaksanaan program KB selama tahun 2006sekaligus merumuskan langkah operasionalprogram KB tahun 2007.

Pesertanya terdiri dari camat seKabupaten Bojonegoro, Ketua TimPenggerak PKK Kecamatan, KepalaPuskesmas, unit pelaksana teknis BKB danKesos dan sektor terkait serta organisasikeagamaan dan Lembaga SwadayaMasyarakat.

KB di Bojonegoro pada kesempatan itujuga menerima bantuan dari BKKBN PropinsiJawa Timur, yang diberikan kepada KelompokBKB Anggrek I Kecamatan Kapas, danpetugas lapangan.

Bantuan tersebut berupa peralatan KBserta alat peraga kepada UPTD KB dan KesosKecamatan Tambakrejo. Selain itu, diberikanpula bantuan bergulir Usaha PeningkatanPendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)kepada kelompok Kencana Jaya Desa Jelu,dan kelompok Mekarsari Desa NgasemKecamatan Ngasem.

(www.d-infokom-jatim.go.id)

Kalimantan BaratEmpat Sekolah Di Sintang Jadi PilotProjek

Empat sekolah di Kabupaten Sintang,Kalimantan Barat, SMUN 2, SMPN 2, SDN 7dan TK yang berada dalam satu kawasanrencananya dijadikan pilot projectpembangunan sekolah terpadu denganorientasi disiplin ilmu pengetahuan danteknologi.

Pembangunan sekolah terpadu itu terkaitrencana Dinas Pendidikan Kabupaten Sintanguntuk membentuk empat sentra wilayahpendidikan di Kabupaten Sintang.

Kepala Dinas Pendidikan KabupatenSintang, Drs. A. Akim M. M., beberapa waktulalu mengatakan empat sentra wilayahpendidikan itu ialah sentra Sintang yangmeliputi Kecamatan Sintang, Sui Tebelian,dan Kecamatan Binjai, dengan berorientasipada ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sentra kedua yaitu Kelam Permai yangmeliputi Kecamatan Kelam Permai, Dedai,Kayan Hulu, dan Kecamatan Kayan Hilir,dengan berorientasi pada ilmu pariwisata danpertanian.

Sentra ketiga yaitu sentra Ketungau yangmeliputi Kecamatan Ketungau Hilir, KetungauTengah, Ketungau Hulu, Serawai, danKecamatan Ambalau, dengan berorientasipada ilmu perkebunan dan perkayuan.

Terakhir adalah sentra Sepauk yangmeliputi Kecamatan Sepauk dan KecamatanTempunak, dengan berorientasi pada ilmuperkebunan dan perikanan.

Pilot project pembangunan sekolahterpadu sentra Sintang yang dimulai tahun2006 itu menggunakan dana APBDKabupaten dan APBD Provinsi.

(www.sintang.go.id/wst/id)

Kalimantan TimurPeda KTNA Di Kutim

Pekan Daerah (Peda) Kontak TaniNelayan Andalan (KTNA) se-Kutim digelarpada tanggal 21-23 Mei 2007 di KabupatenKutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur.

“Ajang Peda KTNA ini padat denganrangkaian kegiatan pertanian. Tidak hanyakegiatan seminar atau dialog antara petanisaja, tapi juga kegiatan produktif lainnya bagipara petani dan nelayan yang tergabungdalam kelompok-kelompok tani,” kataSekretaris Panitia Pelaksana Peda KTNA,Zulkiflie.

Bahkan, pada acara tersebut juga akandiserahkan penghargaan bagi para petaniyang berprestasi. Panitia dan pemerintahtelah menyusun sejumlah kriteria bagikelompok tani yang berprestasi.

“Dari sejumlah kriteria yang disusun dandievaluasi oleh panitia, akan ditetapkansejumlah kelompok tani yang berprestasi.Kemudian akan diberikan penghargaan daripemerintah atas prestasinya tersebut,” ujarZulkiflie.

Panitia Peda KTNA lainnya, Sumarjana,menambahkan kriteria tersebut misalnya didaerah bersangkutan telah terjadipenambahan luas areal pertanian atauperkebunan, peningkatan produktivitaspertanian dalam arti luas, pengembangankoperasi, dan juga terjadinya tingkatkemitraan sejumlah perusahaan di daerahbersangkutan.

Ia mengatakan evaluasi tersebut tidakhanya dilakukan pada kelompok petani, tapipada sejumlah pejabat pemerintah sepertikades, camat, atau petugas penyuluh yangberjasa dan memberikan perhatian lebihkepada pengembangan pertanian danperkebunan di Kutim.

(www.kutaitimur.go.id)

Sulawesi TenggaraKab. Kolaka Canangkan PekanKeselamatan Transportasi Jalan

Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara,belum lama ini mengadakan PekanKeselamatan Transportasi Jalan sebagai tindaklanjut dari Pekan Nasional KeselamatanTransportasi Jalan yang dicanangkan olehPresiden Susilo Bambang Yudhoyono diJakarta pada 23 April 2007.

Pekan Keselamatan Transportasi Jalanyang berlangsung selama sepekan tersebutmeliputi kegiatan – kegiatan yang mengarahkepada peningkatan keselamatan parapengguna jalan.

Pekan Keselamatan transportasi jalan ini,menurut AKBP Drs. Suparyono, dapat jugadijadikan sebagai barometer kesiapanKabupaten Kolaka guna meraih gelar Adipurauntuk kedua kalinya, serta sebagai programperaihan Wahana Tata Nugraha yaitupenghargaan di bidang lalu lintas untuk kotakecil di Indonesia.

(www.kolala.go.id)

Sulawesi SelatanBazar Wisata Diharapkan DongkrakKunjungan Wisnu

Departemen Kebudayaan dan Periwisata(Budpar) akan menggelar kegiatan promosiwisata nusantara atau biasa disebut BazaarWisata di Makassar dari 26 – 28 Mei 2007,sebagai salah satu upaya meningkatkan aruskunjungan wisawatan nusantara (wisnu).

“Wisatawan domestik cukup potensial,sehingga pemerintah menetapkan targetkunjungan wisatawan nusantara ini sebanyak114 juta orang,” kata Direktur Promosi DalamNegeri Ditjen Pemasaran Dep. Kebudayaandan Pariwisata Titien Sukarya di Makassar,

Senin (14/5).Kunjungan wisatawan nusantara (wisnu)

tersebut diharapkan mampu memberikankontribusi terhadap perputaran uang di dalamnegeri minimal Rp 78 triliun, yang diperolehdari kegiatan perbelanjaan mereka selamamelakukan kunjungan wisata ke berbagaidaerah tujuan wisata di tanah air.

Sementara Bazaar Wisata yang akanberlangsung di Mall Ratu Indah Makassarselama empat hari itu, diselenggarakan ataskerjasama PT. Debindo Megapromo denganDepartemen Kebudayaan dan Pariwisataserta DPD ASITA Sulsel.

Dinas Pariwisata telah menyediakan 40stand, dengan peserta yang umumnyaadalah biro perjalanan dan travel yangmerancang paket perjalanan wisata dalamnegeri.

(www.sulsel.go.id)

PapuaDinkes Papua Anggarkan Rp. 1,1 MUntuk Penanganan Gizi Buruk

Pemerintah Provinsi Papua melalui DinasKesehatan (Dinkes) Provinsi Papua padatahun 2007 menganggarkan dana sekitarRp1,1 miliar untuk pelacakan danpenanganan gizi buruk di Papua.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua,dr. Tigor Silaban menjelaskan, selain akandigunakan untuk pelacakan gizi buruk di 20kabupaten/kota, penggunaan anggaran itutermasuk dalam kegiatan penyediaanmakanan tambahan, dan pemulihan bagi5.000 balita selama 30 hari.

Terkait upaya perbaikan gizi ibu dan anakdi wilayah pedalaman Papua, Tigormengatakan dalam program kerja tahun2007 Dinkes Provinsi Papua melakukanpengadaan micronutrient atau multivitaminsenilai kurang lebih Rp1 miliar yangdiperuntukan bagi ibu dan balita.

Diantara multivitamin itu adalah vitaminA sebanyak 10.000 -20.000 unit, vitamin FE(Zat Besi), serta multivitamin pendukunglainnya yang nantinya akan didistribusikan ke230 Puskesmas kabupaten se-Papua.

Disamping itu Pemprov Papua jugamelakukan pengadaan home ekonomi setatau alat masak dan alat makan keluarga yangakan disalurkan ke 500 Posyandu se-Papua.

(www.papua.go.id/wst/toeb)

Salah satu daerah wisata Danau Matano,Sulawesi Selatan.

Jika Provinsi Jawa Tengah diibaratkansebuah rumah, maka Kabupaten Wonoso-bo adalah kulkasnya. Hawa di kabupatenlain boleh panas, tapi Wonosobo tetap se-juk sepanjang masa. Bahkan di kecamatan-kecamatan sebelah Utara yang berbatasandengan pegunungan Dieng seperti Kec Ga-rung dan Kec Kejajar, hawanya benar-be-nar seperti dalam kulkas yang sesungguh-nya, dingin. Di Sembungan, salah satu de-sa di Kec Kejajar, pada bulan-bulan tertentusuhunya bisa 12 derajat celcius.

Sesuai dengan julukannya, “kulkas”, wa-jar jika kabupaten yang berada di ketinggian420-2.075 meter di atas permukaan lautini kaya akan sayur-sayuran sebangsa kol,sawi, wortel, kentang, buncis, dan sebagai-nya. Hampir semua jenis sayuran bisa tum-buh di sini, terutama kentang yang menjadikomoditas andalan petani setempat. Ken-tang asal Dieng terkenal besar-besar dan

bermutu bagus.Selain sayuran, Wonosobo memiliki ko-

moditas khas, yakni Carica Papaya, JamurMerang, Kacang Dieng dan Teh Hitam. Ca-rica Papaya yang oleh warga setempat biasadisebut Karika, bentuknya mirip pepaya, na-mun kecil dan dagingnya keras. Komoditasini dapat ditemukan dalam bentuk manisandalam kaleng. Jamur merang dengan mudahdapat dibeli di pasar-pasar tradisional, baikdalam bentuk segar maupun olahan (sudahdibuat kripik). Kacang Dieng bentuknya miripKacang Bogor, namun lebih besar. Kacangini biasa digoreng dan dapat dibeli di toko-toko makanan dalam kemasan plastik 250gram. Sedangkan teh hitam merupakan tehtradisional yang diproduksi PT PerkebunanTeh Tambi. Bagi yang belum terbiasa tehini terasa agak pahit, namun aroma dan ra-sanya sangat khas.

Wonosobo juga terkenal tembakaunya.

Pada tahun 2004 dan 2005 lalu, tembakaudari daerah ini pernah mengalami overstock.Panen berlebih, akibatnya tak laku di pasar-an. Belakangan animo menanam tembakaudi daerah ini surut drastis.

Kabupaten Wonosobo berada di daerahtransisi budaya Mataraman (Yogya) dan Ba-nyumasan, maka kebudayaannya pun bolehdikatakan budaya campuran. Bahasa lokalnyamirip dengan bahasa Jawa dialek Yogyakar-ta, akan tetapi dilafalkan dengan logat Ba-nyumas dengan ciri fokal “a”.

Demikian juga keseniannya. Di sana adakesenian bernama Lengger (tarian Kuda Ke-pang) atau warga setempat menyebut Em-bleg. Kesenian ini mirip kesenian Jaranan diYogya/Solo, namun ga-melan dan syair-syairyang mengiringi nyatamendapat pengaruhkuat budaya Banyumas.

Wonosobo juga me-miliki obyek wisata me-narik seperti WadukWadaslintang, air terjunSi Karim, wisata agro

Tambi, Telaga Menjer, serta komplekscandi Hindu Dieng yang di dalamnya jugamemiliki objek wisata apik seperti Goa Se-mar, Kawah Sikidang, Kawah Candradimu-ka, Telaga Warna, dan Dieng Plateau The-atre yang menyajikan film tentang riwayatgeologis lembah Dieng.

Jika anda bosan dengan hawa panas,singgahlah ke "kulkas"-nya Jateng. Masukdan nikmati kesegarannya sambilmencicipi aneka makanan khas dannonton Lengger.

Dingin, eh, nikmaat!([email protected])

Dari Sabang Sampai Merauke Kabupaten Wonosobo

Page 11: komunika 10 2007

11Edisi 10/Tahun III/Mei 2007

www. bipnewsroom.info/komunikaemail : [email protected]

Badan Koordinator Keamanan Laut (Bakorkamla)

Kepolisian RIKoordinasi Polda SeJawa-Bali Perlu Untuk TanganiKejahatan Lintas BatasKepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal

(Pol.) Sutanto menekankan perlunya dilakukan koordinasiantar kepolisian daerah (Polda) se Jawa-Bali untuk semakinmeningkatkan keberhasilan tugas-tugas Polri dalammenumpas kejahatan antar wilayah atau lintas batas.

“Tugas Polri ke depan akan semakin berat, karena ituperlu sinergi antar wilayah-wilayah untuk menanganikejahatan lintas batas,” kata Kapolri seusai membuka rapatkoordinasi (Rakor) Polda se Jawa-Bali, di Jakarta, Senin(14/5).

Nantinya, koordinasi itu tidak hanya dilakukan di kalanganinternal Polri itu sendiri, tapi juga dilakukan ke instansi-instansipemerintah lainnya yang terkait dengan tugas penegakanhukum dan peningkatan keamanan wilayahnya masing-masing.

Kapolri berharap, dengan diadakannya kembali koordinasiantara Polda-Polda se Jawa-Bali tersebut, bisa semakinmengefektifkan penanganan kejahatan maupunmeningkatkan keamanan di wilayah hukum masing-masing.

Meski demikian, ia membantah bila dikatakan koordinasiitu dilakukan karena kurangnya upaya Polri dalam menumpassegala bentuk kejahatan yang terjadi wilayah hukum Poldasetempat. “Tidak kurang, sudah bagus hanya perluditingkatkan lagi,” katanya.

Kapolri Jenderal (Pol) Sutanto juga menyebutkan bahwasaat ini bentuk kejahatan lintas batas yang menjadi fokusutama pemberantasan oleh Polri masih seputar kejahatanperedaran dan penggunaan narkoba, selain illegal loging ataupembalakan kayu dan pengejaran jaringan teroris jugamenjadi agenda pemberantasan tindak kejahatan Polisi.

(SA/mul)

BUMNDana Privatisasi Akan Diutamakan Bagi KorporasiSekertaris Menteri Negara BUMN, M Said Didu,

mengatakan dana hasil privatisasi BUMN pada tahunmendatang akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhankorporat perusahaan dan bukan menambal defisit APBN.

“Prinsipnya, pemerintah sudah sepakat dana dariprivatisasi untuk APBN tidak bisa lagi diharapkan dan itu harusdigunakan bagi pengembangan korporasi perusahaan(BUMN),” ungkap Said ketika ditemui di ruang kerjanya diJakarta, Rabu (16/5).

Target privatisasi 2007 sebesar Rp3,2 triliun yangdiperuntukan menambal defisit APBN sebesar Rp1,2 triliunsedangkan sisanya (Rp 2 triliun) bagi Penyertaan ModalNegara (PMN) pada beberapa BUMN yang memerlukansuntikan modal.

Tahun 2008, kementerian BUMN masih diharuskanmenyetorkan Rp1 triliun dari privatisasi, namun, menurutSaid, nilai sebesar Rp1 triliun tersebut tidak berpengaruhbanyak terhadap besaran APBN negara yang mencapai Rp800triliun tiap tahun.

Said menekankan, BUMN masih dituntut untukmemberikan deviden kepada Negara, sekaligusmengharapkan suntikan modal bagi kesehatan BUMN dapatmeningkatkan pemberian deviden.

“Target deviden BUMN tahun 2007 ini yang sebesarRp19,1 triliun, pokoknya aman, dan BUMN dapat terussehat,” tuturnya.

(Ve)

Departemen Perdagangan dan PerindustrianMenperdag Akan Menerbitkan Perpres Sektorusaha Terbuka dan TertutupKepala Humas Deperdag drs.Iman Pambagyo MA di

Jakarta, Senin, mengatakan Menperdag dalam waktu yang

tidak terlalu lama akan terbit dua Peraturan Presiden, yangsatu Perpres menyangkut kriteria dan Perpres kedua berupalampiran sektor-sektor yang tertutup dan terbuka bersyarat.

Iman Pambagyo mengatakan kriteria apa yang digunakanuntuk memasukkan suatu sektor sebagai tertutup atauterbuka dengan bersyarat, hal itu terdapat di dalam Undang-Undang yang tentunya terkait kepentingan nasional.

Tujuan utama pemerintah membuat lebih transparansehingga seorang investor akan lebih jelas mengenai manayang tertutup dan terbuka dengan bersyarat . “Tertutupitu bukan hanya untuk asing tapi ada juga yang untuk asingdan ada juga yang untuk dalam negeri jadi tidak hanyaterbatas kepada asing,” kata Menperdag seperti dikutip ImanPambagyo.

Menperdag menjelaskan bahwa daftar yang sejak dulupernah ada sebetulnya tidak pernah dinamakan dengan DNI(Daftar Negatif Investasi). “Dari dulu juga begitu cuman oranguntuk singkatnya selalu menggunakan daftar negativesebagai bahasa singkatnya”, kata Iman Pambagyo mengutipMenperdag.

Terkait DNI, Ketua AGRI (Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia)Melvin Korompis menyampaikan persetujuannya namun perludefinisi yang lebih jelas apa yang dimaksud DNI tersebut,apakah diartikan sebagai DNI untuk izin baru kedepan atauDNI untuk izin yang sudah keluar tapi belum di realisasidengan berbagai alasan.

“Kita perlu penjelasan tapi intinya kita mau supayapemerintah juga memperhatikan balance jadi keseimbangandidalam negeri antara produksi dan kebutuhan” kata Melvin.

(mnr)

Departemen Kelautan dan PerikananDKP Terapkan Regulasi Baru Guna MemenuhiStandar Ekspor UEDirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

Departemen Kelautan dan Perikanan Martani Huseinimengatakan, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP)menetapkan regulasi baru guna memenuhi standar eksporke Uni Eropa.

Regulation (EC) 1664/2006 merupakan penggantiRegulation (EC) 2074/2005, yang menampilkan beberapaseri model health certificate (HC) yang ditujukan untukkonsumsi manusia misalnya paha kodok, bekicot, produkperikanan dan kekerangan serta moluska hidup, kata Martanidi Jakarta, Senin (14/5) .

Martani mengatakan, Regulation (EC) 1664/2006 mulaiditerapkan pada tanggal 25 November 2006 namun diberikanmasa peralihan untuk memberikan waktu perubahan modelsertifikat dari model yang lama ke model yang baru sampai 1Mei 2007. Penggunaan HC baru wajib diberlakukan mulai 1Mei 2007.

Namun untuk menghindari kekacauan dalam transaksiperdagangan dan setiap kesulitan administrasi di tempatmasuk ke komunitas UE, produk-produk sebagaimanadisebutkan di atas yang telah diterbitkan sertifikatnya dengansertifikat lama (previous certificate regime) sudah harusditandatangani sebelum tanggal 1 Mei 2007 (selambat-lambatnya tanggal 30 April 2007) dan selambat-lambatnyamasuk ke komunitas UE sampai tanggal 30 Juni 2007.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan PerikananNo. PER. 01/MEN/2007 tertanggal 5 Januari 2007 tentangPengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Kemanan HasilPerikanan menyatakan bahwa Sertifikat Kesehatan (HC)adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh laboratorium yangditunjuk oleh pemerintah yang menyatakan bahwa ikan danhasil perikanan telah memenuhi persyaratan jaminan mutudan keamanan untuk konsumsi manusia.

Menurut Martani, saat ini laboratorium pengujian dansertifikasi yang ditunjuk oleh pemerintah adalah LaboratoriumPembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)yang tersebar di 39 lokasi di seluruh Indonesia. (Bhr)

Sejak dulu, Indonesia dikenal sebagai negarakepulauan terbesar dengan lebih dari 17.000pulau yang tersebar dalam 5,7 juta Km2 wilayah

lautnya. Belum lagi posisi strategis di antara dua samudradan dua benua yang memungkinkan Indonesia menjadilalu lintas perdagangan dan komunikasi internasional.

Dan tentulah memiliki sebuah badan yang memilikikemampuan dalam mengamankan laut dan melindungikekayaan alam Indonesia harus dilakukan. Koordinasipenyusunan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan operasikeamanan laut secara terpadu di Indonesia dipegang olehBadan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla).

Badan yang beralamat di Jalan Dr Sutomo No 11, JakartaPusat ini bertugas menegakkan hukum di wilayah lautIndonesia. Mengatasi berbagai bentuk pelanggaran hukumdi atau lewat laut, seperti illegal fishing, illegal loging, illegalmining, illegal entry/ trackficking, penyelundupan,perompakan, dan perusakan ekosistem laut.

Oleh karena itu, koordinasi dengan berbagai instansiseperti Departemen Luar Negeri, Departemen DalamNegeri, Departemen Pertahanan, Departemen Hukum dan

Bakorkamla, Jaga Kedaulatan Laut NusantaraHAM, Departemen Keuangan, DepartemenP e r h u b u n g a n ,Departemen Kelautandan Perikanan, Kejaksaan,Kepolisian, TNI AL dansebagainya mutlakdiperlukan.

“Ya kita harapkandengan Bakorkamla inikedaulatan (Sovereign)dan hak berdaulat (So-vereign right) negara ataslaut dapat terwujud,”kata Kepala PelaksanaHarian (Kalakhar)Bakorkamla LaksamanaMadya TNI DjokoSumaryono. ***([email protected])

Alkisah, suatu hari seorang pemburu berhasilmenangkap seekor harimau hidup-hidup. Saat iapulang dengan memanggul harimau yang sudahterikat kaki dan mulutnya, seluruh warga kampungmenyambutnya dengan sukacita. Semua orang me-ngelu-elukan dan menganggapnya sebagai pahlawan.

Tapi, seorang tukang minyak keliling yang biasaberjualan di kampung itu, menanggapi kedatangansi pemburu dengan biasa-biasa saja. Ia hanya terse-nyum dan menoleh sebentar saat si pemburu lewat.Keruan saja sikapnya membuat si pemburu ter-singgung.

"Hei, tukang minyak, semua orang mengelu-elukan aku, kenapa kau tidak? Apakah kau tidak tahu,aku baru saja menangkap seekor harimau hidup-hidup?"

"Tahu. Tapi kau pemburu kan? Apa anehnya seo-rang pemburu menangkap harimau. Itu hal yang wa-jar dan biasa-biasa saja."

"Biasa saja? Apa kau bisa menangkap harimau se-perti aku?!"

"Tentu saja tidak, karena aku tukang minyak. Ke-ahlianku menuangkan minyak tanpa memakai corongke dalam botol dalam jarak dua kepalan tangan tanpatumpah sedikitpun. Satu hal yang pasti tak bisa kaulakukan."

"Ah, apa sulitnya menuangkan minyak ke dalambotol?!" sergah si pemburu sewot.

Si pemburu mengambil minyak satu gayung, lalumenuangkannya ke botol dari jarak dua kepal, dan...minyak pun tumpah tak karuan membasahi tanah.

Tukang minyak mengambil minyak satu gayung,lalu menuangkannya langsung ke botol. Minyak punberpindah tempat tanpa tercecer setetespun.

"Kawan, sebenarnya tak ada yang hebat di duniaini. Yang ada hanya biasa atau tidak biasa kita me-ngerjakan suatu pekerjaan. Kau pemburu bisa me-nangkap harimau, itu wajar. Aku tukang minyak, bisamenuangkan minyak ke botol dari jarak dua kepaltanpa tumpah juga hal yang wajar. Orang di duniapunya kekhususan masing-masing," petuah si tukangminyak.

Pemburu minta maaf, menjabat tangan penjualminyak, kemudian berlalu sambil tertunduk.

***

Pekerjaan sering membuat seseorang besar ke-pala dan merasa hebat. Sombong, merasa unggul,karena bisa menghasilkan lebih dari yang lain. Dibidang pekerjaan yang sama, seseorang memangbisa mengklain bahwa dirinya hebat. Namun kehe-batan itu akan kehilangan makna manakala diper-bandingkan dengan pekerjaan lain yang bukan men-jadi keahliannya, bahkan jika dibandingkan denganpekerjaan yang sangat remeh sekalipun.

Spesialisasi membuat seseorang hebat dalam satubidang, namun tidak pada bidang lainnya. Itulah yangmembuat kehidupan terus mengalir, karena manusiaselalu membutuhkan "orang-orang hebat" lainnya un-tuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sekadar bisa sarapan pagi saja, seseorang mem-butuhkan puluhan bahkan ratusan orang hebat: pem-buat sendok dan piring, pak tani penanam padi dansayuran, nelayan penangkap ikan, peternak ayam,penanam rempah-rempah, pedagang bahan ma-kanan, distributor gas elpiji, pegawai PAM, tukangkayu pembuat meja dan kursi makan, insinyur listrik,simbok pembantu atau istri yang memasak makanan,dan seabreg "orang hebat" lainnya yang jika semuadisebut bakal memenuhi rubrik ini.

Masih pantaskah kita merasa hebat dalam peker-jaan, jika nyaris seluruh tugas kita, tanpa kita sadari,sejatinya telah diselesaikan oleh orang lain, sementarakita sendiri hanya mengisi sepersekian persen dariseluruh hasil kerja yang sering kita klaim sebagai "karyapribadi?"

([email protected])

Hebat

Wajah Kita

Page 12: komunika 10 2007

Cerita tentang kerusakanLingkungan Hidup (LH) diIndonesia sepertinya takkunjung usai. Belum lagi keba-

karan hutan dan lahan terselesaikan,perubahan iklim global yang menjadi kekha-watiran masyarakat dunia seakan tak mauketinggalan ikut mengancam. Sebenarnya,bagaimana kebijakan pemerintah Indonesiaterkait masalah LH? Edisi kali ini, KomunikAberkesempatan mewawancarai MenteriNegara Lingkungan Hidup, RachmatWitoelar di ruang kerjanya di Kebon Nanas,Jakarta (21/5). Berikut petikannya :

Berbagai kasus LH kerap terjadi di In-donesia. Seberapa parah kondisinya?

Kondisi lingkungan hidup kita memangsudah agak parah. Karena masalah ling-kungan hidup kan belum menjadi prioritasdari masyarakat. Mereka tidak begitu me-mikirkan soal lingkungan dalam kehidupan se-hari-hari, yang ada hanya pemenuhan kebu-tuhan hidup. Ibaratnya masyarakat maugampangnya saja. Misal, seseorang di kam-pung mau memasak, tidak ada minyak tanah,ya tebang saja pohonnya. Itu kan sebenarnyatidak boleh. Tapi kebutuhannya mendesakuntuk dilakukan.

Dari dulu, sejak zaman nenek moyang,LH itu tidak pernah diperhatikan. Karena me-mang ilmu LH itu baru, di dunia saja baru.Baru dijadikan suatu ilmu yang dijadikan kai-dah dan rinci mungkin sekitar 1970-an.

Jadi pelita I, II, gak ada tuh. Jadi gali saja,potong saja. Lama-lama kesadaran itu mun-cul. Kalau orang mencari nafkah kan sudahlama, kira-kira 2 juta tahun. Ha ha ha.. Tapimemelihara lingkungan hidup baru kemarin.Paling dulu nenek moyangnya yang kasih ta-hu dengan petuah-petuah, jangan begini,pamali (pantang, Sunda–red). Ada kearifantradisional, belum melalui institusi. Soal ilmuapalagi hukum undang-undang, baru kema-rin. UU LH baru 1997.

Jadi, siapa sebenarnya yang merusaklingkungan, masyarakat; pengusaha;atau pemerintah?

Semua ada sahamnya. Ha ha ha... Tapiharus dibedakan antara merusak denganmembuat rusak. Ada motivasi di sini, kalaumerusak itu ada niat, sedangkan membuatrusak itu karena faktor keterpaksaan. Kalaumasyarakat mungkin lebih tepat membuatrusak. Masyarakat kita sistemnya ladang ber-pindah, dia berladang, ladangnya sudah tidaksubur, dia cari ladang lain, pindah. Yang lamaditinggalkan. Nah, itu membuat rusak.

Tapi kalau pengusaha, dia mau jual kayu,potong kayu, tidak ada ijin dia potong juga,ilegal, itu namanya merusak. Memang ada

niat. Nah, kalau pemerintah, dari segi kebi-jakan juga bisa merusak. Memberi ijin ba-ngunan yang melanggar tata ruang wilayah.Misalnya di suatu kota, ruang terbuka hijauseharusnya 30%, dia malah bikin mall, peru-mahan. Semestinya semua harus kerjasamadan tanggungjawab bersama.

Yang ada, kebijakan lingkungan hidupselalu membentur tembok, kalah de-ngan kebijakan ekonomi?

Ya, kalau kebijakan lingkungan hidup kandaya jangkaunya jangka panjang. Kalau hu-tan kita lestarikan sekarang, manfaatnyananti jangka 5-10 tahun. Tapi kalau peng-usaha, hutan ini kita potong, besoknya da-pat duit. Jadi mesti ada kesadaran darisemuanya bahwa kebijakan ekonomi janganmelanggar kebijakan lingkungan hidup.

Lahirnya kebijakan yang melanggarlingkungan hidup apakah bisa diartikanbahwa pemerintah masih belum sepa-kat tentang pentingnya pelestarianlingkungan?

Kalau pemerintah sudah. Tapi kan pe-merintah itu ada kabinet, ada gubernur,Pemda, ada 1,8 juta orang.

Para pembuat kebijakan?Sudah. Karena kita menganut yang dina-

makan pembangunan berkelanjutan. Men-teri Pekerjaan Umum mau bangun jalan, pas-ti tanya ke KLH, ini gimana? Dia pasti per-hatikan. Tapi kalau yang di bawahnya, gaknanya siapa-siapa, dia bikin aja. Dalam levelpemerintah pusat, sudah sangat disadari.Tapi kalau pelaksanaannya, tidak.

Mana yang jadi fokus utama KLH?Kita masih fokus pada kearifan tradiso-

nal. Karena masyarakat tradisional kita lebihba-nyak, sekitar 70 persen atau 180 juta.Jadi di desa-desa, di lahan berpindah, orang-orang masih dengan pola tradisional, masihramah lingkungan.

Tetapi yang tampak di banyak orang kanyang menjadi berita, bagaimana tindakan ki-ta terhadap perusahaan. Kita lakukan dua-duanya. Walau yang terbesar memang dimasyarakat tradisional.

Tapi bukan berarti kerusakan lingkung-an karena pengusaha kadarnya sedikit?

Ya. Memang kadarnya lebih sedikit di-banding dengan masyarakat, walau tetapsaja melanggar hukum dan perlu diminta per-tanggungjawabannya. Tapi kalau ma-syarakat kecil, biasanya tidak melanggarhukum. Masyarakat umum kebanyakan tidaktahu bahwa perbuatannya bisa merusaklingkungan. Nah, tugas kami membuat jaditahu bahwa hal yang biasa mereka lakukansemisal membakar lahan untuk membukaareal tanam adalah melanggar.

Ketika pengusaha membangun pabrik,Bapedal seperti tidak berfungsi?

Justru sangat berfungsi. Banyak yang di-tangkepin, kok. Bahwa banyak juga yangtidak masuk penjara, itu kan masalah lain.Yang masukin penjara kan hakim. Ha ha ha...Bagi perusahaan kita tuntut. Ada yang duatahun di pengadilan. Bahkan langkah terakhir,kita kasasi. Apa kurang galak, sampai di kasasi

gitu?

Apa inisiatif kebijakan yang dilakukanKLH?

Kita banyak mengadakan kaukus ling-kungan di setiap kabupaten kota. Kita da-tang, mereka bersepakat bikin kaukus, ber-bicara, dan akan bikin peraturan yang ramahlingkungan. Antar fraksi dan antar komisi. Itubentuk realisasi komitmen kita. Kemudianjuga memeriksa perusahaan-perusahaandengan kategorisasi yang ditetapkan LH. Danrutin diumumkan. Sekarang ini perusahaankalau tidak punya cap ramah lingkungan dariKLH, susah hidupnya.

Maksudnya?Ada sanski, bersifat moral dan juga fi-

nansial. Saya sudah MoU dengan Bank Indo-nesia dan beberapa bank besar. Kalau masukkategori buruk dari KLH, minta kredit gakbakalan dikasih. Jadi bank tanya KLH dulu,kalau masuk daftar jelek, biasanya disuruh carikredit di tempat lain.

Sekarang yang masuk daftar hitam, kitaajukan ke pengadilan, sekitar 70-an. Yangagak nakal sedikit, sekitar 200-an. Yang layak,400-an. Banyak yang memenuhi, tapi banyakjuga yang nakal. Ya biar saja perusahaan itukerja pakai uang nenek moyangnya kalautidak mau peduli lingkungan.

Musim kemarau, bagaimana antisipasikebakaran hutan dan lahan?

Yang paling penting adalah keterlibatanmasyarakat banyak. Karena berdasar datayang ada, kebakaran banyak berasal dari ke-bakaran pekarangan atau lahan-lahan kecil.Statistik mengatakan, kebakaran hutan ha-nya 20% dari kebakaran lahan kecil dan se-misalnya. Cuma ada di kebun, padang, bahkandi Kalimantan itu kebakaran tanah gambut.Makanya Pak Ka’ban(Menteri Kehutanan-red) protes, tidak adakebakaran hutan,yang ada kebakaranlahan.

Nah, terjadinyakebanyakan di ke-bun-kebun masya-rakat, pola tanam. Diabakar untuk mem-bersihkan ladang.Daripada dibabat, kanlebih murah dibakar.Arangnya juga bisamenyuburkan.

L a n t a sbagaimana?

P e m e r i n t a hmelarang pemba-karan lahan, diimbauagar dibabat saja. Sisa-sisa tanaman hasilpembabatan tadi, kita minta agar dikompos.Saat ini mereka masih banyak yang tidak tahubagaimana memanfaatkan sisa tanaman tadi.Ya, kompos sederhana. Nah, komposnyananti pemerintah yang beli. Daripada diber-sihkan, kemudian dikumpulkan dan dibakar,mending dikompos dan dijual, bisa dapat duit.

Kemudian, soal arang hasil pembakaranyang bisa menyuburkan, pemerintah akanmemberi pupuk gratis. Sama-sama untung,negara tidak ada kebakaran, masyarakat la-hannya subur, komposnya juga dibeli.

Apa justru tidak menimbulkan keter-gantungan pupuk kepada pemerintah?

Pupuk ini kan hanya tambahan saja, lain-nya jadi kompos. Pilihannya, keluar duit ataukebakaran. Ya, uangnya, dari APBD juga. Dita-wari kok, sama Sri Mulyani (Menteri Keuangan–red). Lagipula hitungannya kecil, hanya be-rapa miliar. Tidak sebanding dengan kerusakanjika ada kebakaran. Belum lagi satu kota ma-syarakat Palangkaraya sakit, pun (ekonomi)

lumpuh karena asap. Wah, tidak terhitungitu. Cost-nya lebih tinggi.

Hal itu sedang dilakukan. Bahwa ini akanberhasil pada tahun ini atau tidak, wallahua'lam. Kebijakan ini kan hasil evaluasi keba-karan tahun lalu. Tahun depan mungkin gakada lagi.

Terkait pemanasan global. Apakah In-donesia ikut aktif dalam penanggulang-annya?

Tentu saja. UNFCCC (United Nation Fra-mework Climate Change Conference) 2007akan dilaksanakan di Bali 3-14 Desembernanti, kita tuan rumah. Jadi bukan sekadarikut, tapi Indonesia ketuanya. UNFCC itubadan PBB, yang datang dari 189 negara.Tidak pernah ada dan tidak akan pernah lagiada, konferensi dihadiri 10.000 orang, selainacara nanti. Di sana, otak-otak (para pakar-red) LH bakal bicara. Hasilnya akan menjadipegangan dunia tentang berbagai permasa-lahan LH, menggantikan Kyoto Protocol. Ya,sebut saja, Bali Protocol lah. Ha ha ha... Tentutidak semudah itu ngasih namanya.

Di mana posisi tawar Indonesia?Kita mau agar segera ditetapkan institusi

pengelola dana adaptasi dengan mekanismeyang tidak rumit. Kemudian kemudahan in-formasi terkait dengan permodelan adaptasiperubahan iklim. Peralatan/teknologi untukprediksi cuaca yang lebih akurat dan canggih.Dan peningkatan kapasitas dalam adaptasiperubahan lingkungan.

Beberapa waktu lalu, Indonesia hendakdicalonkan masuk Guiness Book of Re-cord sebagai negara dengan tingkat de-forestasi tertingi. Ada komentar?

Beberapa kali saya marah ke koran-koran,juga ke Green Peace yang mau memasukkan

kita ke GuinnesBook of Recordbahwa Indonesiasebagai negara ter-cepat terjadi keru-sakan lingkungan.Saya katakan bahwamereka itu tidak bisabaca data. Lihatdong daftar yangdikeluarkan FAO,unduh sendiri deh.Lihat mana yangpaling kotor. BukanIndonesia. Kita me-mang parah, tapi ki-ta bukan yang ter-parah. Jauh, kok.

D e f o r e s t a s iIndonesia ada yang2,0. Ada yang 2,1.Ada juga 3. tapi

tolong dudukkan masalahnya. Di Eropa rata-rata kecil, ya jelas aja, apa di sana ada pohon?Tidak ada! Sebenarnya jahatan mereka,duluan yang ngerusak. Lha angka kita besar,karena hutan kita banyak. Ya jelas sajaangkanya besar. Hutan kita memang rusak,tapi mana hutan kalian, tidak ada. Tapi tanpadibandingkan luas wilayah pun, angka kitamasih belum yang tertinggi.

Tentang usulan RUU Pajak Lingkungan?Saya belum mengerti maunya gimana.

Orang enak saja pajak-pajak. Kalau sudahbayar pajak, terus boleh ngerusak lingkungangitu? Enak saja. Yang ngerusak ya dihukum.Buat dispensasi? Gak bisa. Saya gak ngerti,cenderungnya tidak setuju. Pajak mah pajakaja. Nanti orang ngeliatnya departemen initukang kompas.

Saya pernah lihat di Pangandaran, me-ngotori pantai Rp10.000. Yah, kok cumaRp10 ribu, Rp10 juta kek! Mestinya mengo-tori pantai, gratis dua minggu di penjara, gitudong. *** ([email protected]/[email protected])

Rachmat WitoelarMenteri Lingkungan Hidup

Rachmat Witoelar

“Saya kalau sama wartawan,selalu menjelaskan dengan detil.Sangat serius sampai staf sayakerjain suruh bikin makalah, biarjelas. Terkadang banyak wartawanyang kurang tanggap, bahkan sa-lah, terkait pemberitaan kebijakanpemerintah di bidang LH,” kataRachmat tersenyum.

Kita masih fokus padakearifan tradisonal.Karena masyarakat

tradisional kita lebih ba-nyak, sekitar 70 persenatau 180 juta. Jadi didesa-desa, di lahan

berpindah, orang-orangmasih dengan pola

tradisional, masih ramahlingkungan.