komunika 17 2006

24

Upload: komunika-tabloid

Post on 11-Mar-2016

243 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makki M Infokom Sumbawa, NTB [email protected] Editorial Syarifudin Akbar BPPI Makassar, [email protected] Sekretaris Redaksi: Richard Tampubolon Editor/Penyunting: Illa Kartila, MT Hidayat, Dimas Aditya Nugraha Mardjajus Danardono Tegalkuniran 01/26 Jebres Solo [email protected] Redaksi menerima sumbangan tulisan, artikel dan foto yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi dari tulisan tersebut. Masih Adakah Pahlawan?

TRANSCRIPT

Page 1: komunika 17 2006
Page 2: komunika 17 2006

2 Edisi 17/Tahun II/November 2006

KOMUNIKA

Diterbitkan oleh:

DEPARTEMENKOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA

Pengarah:Menteri

Komunikasi dan Informatika

Penanggungjawab:Kepala Badan Informasi Publik

Pemimpin Redaksi:Kepala Pusat

Pengelolaan Pendapat Umum

Wakil Pemimpin Redaksi:Sekretaris BIP

dan Para Kepala Pusat di BIP

Sekretaris Redaksi:Richard Tampubolon

Redaktur Pelaksana:Nursodik Gunarjo

Redaksi:Selamatta Sembiring, Tahsinul

Manaf, Soemarno Partodihardjo,Sri Munadi, Effendy Djal, Ridwan

Editor/Penyunting:Illa Kartila, MT Hidayat,Dimas Aditya Nugraha

Pra Cetak:Farida Dewi Maharani

DesainD Ananta Hari Soedibyo

Riset dan DokumentasiMaykada Harjono K.

Alamat Redaksi:Jl Medan Merdeka Barat No. 9

JakartaTelp/Faks. (021) 3521538,

3840841e-mail:

[email protected]

Redaksi menerima sumbangan tulisan,artikel dan foto yang sesuai dengan

misi penerbitan.

Redaksi berhak mengubah isi tulisantanpa mengubah maksud dan substansi

dari tulisan tersebut.

Isi KomunikA dapat diperbanyak, dikutipdan disebarluaskan, sepanjangmenyebutkan sumber aslinya.

Editorial

BERANDA

desa

in co

ver:

ahas

, ima

geba

nk

RANA

Tentang Pahlawan

Pahlawan Masa Kini

Selama ini kita menganggap bahwapahlawan adalah orang-orang yang me-ngangkat senjata dan membebaskan negaraini dari belenggu penjajahan. Kalau dulu, de-finisi semacam itu benar. Tapi sekarang sudahtidak tepat lagi. Pahlawan masa kini bukanlagi sekadar orang yang bertempur secarafisik untuk membela tanah air, namun jugamereka yang berjuang tanpa pamrih melaluijalur politik, ekonomi, sosial, budaya, agama,dll, yang ditujukan untuk mengangkat harkatdan martabat manusia di hadapan manusialain dan di hadapan Tuhan Yang Maha Esadan perjuangannya semata-mata untuk ke-pentingan banyak orang. Dengan demikian,sekarang dimungkinkan munculnya pahlawanpolitik, pahlawan ekonomi, pahlawan sosial,pahlawan agama, pahlawan olahraga, pahla-wan iptek, dan pahlawan-pahlawan lainnya.

Mardjajus DanardonoTegalkuniran 01/26 Jebres Solo

[email protected]

Orang yang Berpahala

Kalau menurut saya, pahlawan itu asal-nya dari kata "pahala" yang mendapat akhiran"wan". Pahala artinya ganjaran, sedangkanwan adalah akhiran yang menunjukan kataganti milik. Dengan demikian, "pahlawan"adalah "orang yang berpahala atau memilikipahala", karena jasa-jasa dan pengabdiannyakepada masyarakat. Pahlawan bukan melulumereka yang ikut perang kemerdekaan, tapijuga mencakup mereka yang berjuang untukrakyat banyak. Ada istilah pahlawan tanpatanda jasa (guru) yaitu yang berjuang untukmencerdaskan kehidupan bangsa. Ada istilahpahlawan devisa (TKI) karena devisa yangdihasilkan berguna untuk pembangunanbangsa. Ada lagi pahlawan sosial, yakni me-reka yang berjuang untuk meningkatkan ke-hidupan sosial masyarakat yang tidak mampu--seperti yang dilakukan Dr Muhammad Yunus,pemenang Nobel Perdamaian dari Bangla-desh. Yang jelas jangan "sok menjadi pahla-wan," padahal darma-baktinya kepada orangbanyak nihil. Sebab orang yang demikian akanmendapatkan julukan pahlawan kesiangan!

Syarifudin AkbarBPPI Makassar,

[email protected]

Redefinisi Makna Kepahlawanan

Sudah saatnya makna kepahlawanan di-redefinisi, agar maknanya lebih kontekstualatau sesuai dengan keadaan masa kini. Saatsekolah dulu kita diberi pengertian bahwapahlawan adalah mereka yang berjuang me-lawan penjajah. Karena itu, yang lekat di ke-pala kita saat menyebut kata pahlawan adalahsosok seperti Pangeran Diponegoro, SultanHasanuddin, Jenderal Soedirman, dan peju-ang kemerdekaan lainnya. Pengertian se-macam itu benar, namun hanya sesuai untukmasa-masa prakemerdekaan. Sedangkanuntuk masa kemerdekaan seperti sekarang,diperlukan sosok "pahlawan baru"--yakni me-reka yang berjasa dalam mengisi kemerde-kaan yang sudah dirintis oleh para pahlawanterdahulu. Sosok pahlawan baru itu bisa jadiseorang ilmuwan, penemu, perintis/pelopor,pembaru, atau bisa juga tokoh yang berjasabesar di bidang hukum dan kemanusiaan, po-koknya bisa dari semua bidang. Dan menurutsaya, pemerintah tidak perlu memberikan ge-lar "pahlawan" kepada mereka, karena padadasarnya predikat pahlawan lahir bukan kare-na diciptakan, tetapi karena adanya pengaku-an dari masyarakat. Diberi gelar atau tidak,seorang pahlawan tetaplah pahlawan.

Syafira D [email protected]

Masih Adakah Pahlawan?

Berbicara tentang pahlawan, saya ka-dang bertanya-tanya: apakah masih ada pah-lawan sejati di masa sekarang ini? Rasanya

"Menjual" Proyek InfrastrukturJika negara Republik Indonesia ini diibaratkan sebagai sebuah korporasi, maka

saat ini korporasi Indonesia sedang getol-getolnya mempromosikan diri untuk"menjual" berbagai proyek infrastruktur kepada kalangan pengusaha baik daridalam maupun luar negeri. Langkah taktis ini tercermin dari kunjungan PresidenSusilo Bambang Yudhoyono ke berbagai negara, di antaranya yang terakhir keAmerika, Norwegia dan China, di mana salah satu tujuannya adalah untuk meng-undang calon investor datang dan menanamkan modal di berbagai proyekinfrastruktur di Indonesia.

Selain itu, tanggal 1-3 November 2006 lalu, Indonesia juga menggelar kon-ferensi dan promosi infrastruktur di Jakarta Convention Centre. Ajang yang diberitajuk Indonesia Infrastructure Conference and Exhibition (IICE) ini melibatkanberbagai kementerian dan departemen, dengan peserta dari dunia usaha dalamdan luar negeri. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Boediono, menyatakanIICE ini diikuti lebih dari 1.000 peserta. Dalam kesempatan tersebut pemerintahmenawarkan 10 proyek model, di antaranya proyek pembangkit tenaga listrik,jalan tol, terminal, pelabuhan, air minum dan proyek telekomunikasi.

Langkah pemerintah untuk "menjual" proyek infrastruktur kepada kalanganpengusaha swasta memang sangat tepat, lebih-lebih sekarang, pada saat In-donesia baru saja melunasi hutang kepada International Monetery Fund (IMF).Dengan program private sector participation (PSP) atau partisipasi sektor swastadan public-private partnership (PPP) atau kemitraan antara pemerintah danswasta, diharapkan Indonesia dapat menutup pendanaan pembangunan infra-struktur sehingga terbebas dari hutang-hutang baru yang memberatkan.

Seperti dikatakan Menteri Perhubungan Hatta Radjasa, Indonesia tidak inginmengulangi kesalahan pemerintah masa lalu yang membiayai pembangunan in-frastruktur hampir seluruhnya dari pinjaman luar negeri, sehingga menyebabkanIndonesia terbenam hutang. Ia menyatakan, ada kekurangan (back log) yang lu-ar biasa karena di masa lalu Indonesia hanya mengandalkan hutang.

Sekarang Indonesia harus membangun infrastruktur dalam jumlah yang sangatbesar untuk menggerakkan roda perekonomian rakyat. Ketersediaan tenaga listrikmisalnya, masih jauh dari kebutuhan sehingga di berbagai wilayah masih terjadipemadaman listrik secara bergiliran. Puluhan ribu desa belum tersentuh jaringantelepon, belum semua daerah memiliki bandar udara, perlu pembangunan jalandan jembatan baru, terbatasnya sarana air bersih, dan berbagai kekurangan in-frastruktur lainnya yang jika dibuat daftarnya bisa sangat panjang. Untuk mem-bangun semua infrastruktur yang dibutuhkan, dibutuhkan dana yang sangat besar,yang tentu tak dapat ditutup seluruhnya dari pendapatan negara. Mengingat hutangtak lagi menjadi pilihan, maka PSP dan PPP merupakan alternatif terbaik yangdapat ditempuh pemerintah saat ini.

Pertanyaan penting yang harus dijawab adalah, maukah para investor ber-bondong-bondong "membeli" apa yang ditawarkan korporasi Indonesia? Per-tanyaan ini sempat merisaukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, lantaranpada Infrastructure Summit tahun 2005 lalu tanggapan investor tak sehebohyang diharapkan.

Jawabannya tergantung kepada bagaimana pemerintah memberikan aftersales service (jaminan purna jual) kepada para investor. Asal ada jaminan finansialpemerintah, kepastian hukum dan kontrak, aturan perburuhan yang kondusif, ke-mudahan dalam masalah ganti rugi tanah, dan masalah lain seperti kemudahanperijinan dan birokrasi, investor pasti akan berdatangan ke Indonesia.

Kita optimistis, karena semua proyek-proyek pilihan yang ditawarkan pe-merintah menjanjikan keuntungan besar bagi pemilik modal. Tinggal bagaimanaupaya pemerintah agar garansi yang ditawarkan dapat membuat mereka betahberlama-lama menanamkan modal di Indonesia, dalam jumlah yang besar tentu*

sulit sekarang menemukan orang yang be-nar-benar berjuang tanpa pamrih, demi ke-pentingan banyak orang. Banyak sih yangberjuang, tapi kebanyakan punya motif pri-badi. Jadi selalu ada "demi"-nya, demi uang,demi jabatan, demi golongan, dan demi-demiyang lain. Kesimpulannya, menurut saya pri-badi, saat ini sudah tidak ada lagi pahlawan.Yang ada mungkin setengah pahlawan atauseperempat pahlawan.

Makki MInfokom Sumbawa, NTB

[email protected]

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi para menteri Kabinet Indonesia Bersatumeninjau stan pameran usai membuka Indonesia Infrastructure Conference and Exhibitiondi Jakarta Convention Centre, Rabu 1 November 2006.

Foto

: http

//www

.pre

siden

sby.i

nfo

Page 3: komunika 17 2006

3

KOMUNIKA

Edisi 17/Tahun II/November 2006

Urusan pembangunaninfrastruktur sebuah negara

tentulah bukan urusan sepele.Ibarat sebuah perusahaan,

butuh modal dan keahliandalam pengelolaannya. Jika

zaman dulu faktor modalberasal dari hutang, maka kinitak lagi demikian. Pemerintahmencoba berlaku profesional,

menawarkan potensi negarauntuk digarap dan

dikembangkan dengankerjasama yang saling

menguntungkan.

Niat itulah yang diharapkan dariberlangsungnya InfrastructureConference & Exhibition (IICE)2006 yang digelar di JakartaConvention Centre (JCC), 1-3

November lalu. Pemerintah memamerkanserta menawarkan potensi dan proyekIndonesia kepada investor asing, denganharapan para investor tergerak hatinyauntuk menanamkan modal dalam proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.

Tugas menarik investor ini tentu bukantugas yang ringan. Terlebih ujian musibahdan gejolak sosial yang tampaknya tak per-nah berhenti melanda negeri ini. Akibatnyatentu saja, banyak modal asing yang "lari"dari Indonesia karena krisis kepercayaan.

Hal ini tentu saja sangat dilematis, me-ngingat pembangunan infrastruktur meru-pakan awal pembangunan faktor ekonomilainnya. Pemerintah pun tak kuat membayarinvestasi di bidang infrastruktur yang kianhari kian mahal biayanya. Berdasar studi Bap-penas, dalam kurun waktu lima tahun men-datang (2005-2009), dalam rangka mendu-kung pertumbuhan ekonomi sebesar 6% di-butuhkan investasi infrastruktur sekitar Rp613,2 triliun.

Inilah kenyataan pahit yang harus diha-dapi. Karena itu, melalui IICE pemerintahberharap kepercayaan investor dapat pulihkembali. Harapan ini sangat beralasan, me-ngingat pemerintah juga memiliki rencanauntuk terus menurunkan angka kemiskinandan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah dalam hal ini sangat seriusmengundang investor. Setidaknya begitulahyang dikatakan oleh Presiden Susilo Bam-bang Yudhoyono ketika membuka IICE, 1November 2006 lalu. Dalam sambutannya,presiden mengajak para investor untuk me-nanamkan modal dalam pembangunan in-frastruktur Indonesia. Selain prospek yangmenguntungkan, pemerintah juga men-janjikan kemudahan dalam berinvestasi.

Saat ini, kata presiden, pemerintah te-ngah menyiapkan berbagai kebijakan yangakan memudahkan investor dalam mem-bangun infrastruktur Indonesia. Kepala Ne-gara memperkirakan, dalam dua tahun men-

datang pemerintah memerlukan dana 22 mi-liar dolar AS per tahun guna membanguninfrastruktur yang mendukung pertumbuhanekonomi nasional.

Dalam pembukaan konferensi yang di-hadiri oleh 1.200 pelaku bisnis dari sekitar30 negara itu, pemerintah menawarkan 20proyek jalan tol sepanjang 861 km senilai5,3 miliar dolar AS, 36 proyek pembangkitlistrik senilai 4,527 miliar dolar, 12 proyek per-pipaan gas potensial senilai 2,85 miliar dolardan satu model proyek telekomunikasi pem-bangunan Palapa Ring senilai 1,517 miliardolar. Tak hanya itu, kini tengah disiapkanpula 101 proyek lain senilai 14,7 miliar dolaruntuk segera ditenderkan.

Kendala InvestasiMasalah utama investasi terkadang mun-

cul dari faktor internal, semisal pelayananbirokrasi yang kurang profesional. Peme-rintah saat ini terus berupaya untuk membu-at berbagai kemudahan dan kenyamanandalam berinvestasi di Indonesia.

Merupakan tugas besar pemerintah In-donesia untuk mewujudkan hal tersebut.Berbagai langkah telah diambil, semisal pe-laksanaan otonomi daerah guna mende-katkan pelayanan publik kepada masyarakat,penegakkan hukum dan transparansi dalamsetiap pelayanan publik yang ada.

Seluruh daerah tengah membangun ko-ordinasi, kerjasama dan kesepahaman yanglebih baik. Tak hanya di tingkat provinsi, te-tapi juga sampai ke tingkat kabupaten/kotaagar selaras dengan kebijakan nasional.

Secara umum, saat ini, pertumbuhanekonomi kwartal ketiga dan keempat me-ningkat dibanding dua kwartal sebelumnya.Faktornya adalah karena membaiknya ke-giatan ekonomi masyarakat. Hal ini diharapmenjadi momentum bagi tumbuhnya keper-cayaan investor untuk menanamkan mo-dalnya.

Dialog TerbukaMenurut Menko Perekonomian Boe-

diono, IICE merupakan salah satu bentukkeseriusan pemerintah untuk membangundan menjamin investasi pembangunan in-frastruktur Indonesia. Keseriusan tersebutdapat terlihat dengan diadakannya dialogterbuka antar para pelaku bisnis dengan paramenteri Kabinet Indonesia Bersatu.

Para menteri tersebut di antaranya:Menko Perekonomian Boediono, Menteri Ke-uangan Sri Mulyani, Menteri PU Djoko Kir-manto, Menhub Hatta Radjasa, MenkominfoSofyan Djalil, Menteri BUMN Sugiharto danMenteri ESDM Purnomo Yusgiantoro.

“Diharapkan hal ini akan menghasilkanlebih banyak bisnis dalam bidang kontruksidan industri lain yang berhubungan denganitu sehingga akan mengarah pada pencip-taan lapangan kerja,” lanjut Boediono.

Dalam konferensi itu, para pelaku bisnisdapat berkonsultasi tentang masalah-ma-salah perpajakan, bea cukai, investasi, per-tanahan, skema pembagian risiko infra-

struktur, serta prosedur kerja sama peme-rintah dan swasta dalam pembangunan in-frastruktur.

Berawal Dari Infrastuktur JalanLebih dari 25 tahun yang lalu, Indonesia

sudah mengembangkan jaringan infrastruk-tur jalan tol. Berkaca dari pengalaman ini,infrastruktur jalan merupakan faktor pe-nentu pengembangan wilayah. Keterkaitanerat sektor transportasi darat dengan keter-sediaan jalan yang berkualitas merupakansalah satu pertimbangan utama parainvestor. Oleh karena itu pada pameran kaliini, pemerintah Indonesia menawarkan 20ruas tol yang sudah dikaji dan dalam prosesAnalisis Manajemen Dampak Lingkungan(AMDAL). Panjang tol mencapai 861 kilome-ter dengan biaya investasi 5.340 juta dolarAS. Dua diantaranya merupakan modelproyek senilai 1.034 juta dolar AS. Proyektersebut dijadwalkan dimulai pada 2006 atau2007 serta selesai dan dioperasikan pada2009.

Energi AlternatifDi sisi lain, keterbatasan persediaan

bahan bakar minyak (BBM) sebagai energiutama telah membuat dunia mencari energialternatif pengganti. Salah satu energi al-ternatif yang berpotensi sebagai penggantiBBM adalah gas hidrat. Gas berbentuk kristales ini biasanya terdapat di lapisan laut dalamyang beremperatur rendah. Untuk menda-patkannya relatif mudah, seperti mengambilbongkahan es dari kulkas dan kemudiandibakar. Hanya saja, potensi gas yang besarini belum banyak teroptimalkan. Padahalmenurut data Pusat Pengkajian dan Pene-rapan Teknologi Sumber Daya Air (P3-TIS-DA) BPPT (Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi), potensi gas hidrat Indonesia didua wilayah telah mencapai 850 triliun kakikubik (tcf). Untuk wilayah Sumatera Selatanhingga Jawa Barat mencapai 625,4 tcf,sedangkan di Sulawesi sekitar 233,2 tcf.

Menjawab kebutuhan tersebut, peme-rintah membangun berbagai infrastrukturguna merangsang eksplorasi gas di Indo-nesia. Sejumlah ruas pipanisasi gas dari Su-matera ke Jawa dan Kalimantan Timur keJawa Tengah ditargetkan selesai pada 2009mendatang. Untuk proses tender rencana-nya akan dilakukan pada 2008 mendatang.Nilainya, untuk pembangunan pipanisasi gastransmisi Donggi-Pomala-Sengkang (on-shore) sepanjang 580 km, 620 juta dolarAS. Sementara Sengkang-Pare-Pare-Makas-sar (onshore) 274 km, 310 juta dolar AS.Serta Banjarmasin-Palangkaraya-Pontianak(onshore) sepanjang 755 km dengan inves-tasi 800 juta dolar AS.

Dengan jaringan pipa tersebut akan ter-bentuk hubungan interkoneksi efisien yangmenghubungkan sumber gas ke konsumendi Indonesia. Nantinya akan turut memper-kuat pasokan energi dan berimbas padaberkembangnya industrialisasi dalam negeri.Tak hanya itu, pemerintah pun terus mela-

kukan pemetaan dan audit akurat terhadapsumber gas serta cadangannya. Tujuannyaguna memberikan kepastian pasokan eksplo-rasi gas kepada para investor.

Peluang Investasi ListrikDalam urusan listrik, sampai saat ini

pemerintah baru bisa merealisasikan 25.000MW kapasitas pembangkit listrik yang telahterpasang di seluruh Indonesia. Itupun19.000 MW melayani sekitar 180 juta orangdi grid Jawa – Bali.

Kebutuhan pemakaian listrik sebesar 430kWh per kapita masih belum terpenuhi olehkapasitas terpasang yang hanya sebesar 0,1kWh. Maka tak heran bila masalah utamadunia perlistrikan Indonesia adalah kurangnyapasokan listrik tersedia untuk disalurkan.

Peluang investasi untuk infrastrukturdan peralihan teknologi ke pembangkit listrikyang lebih murah begitu terbuka. Terlebihsetelah janji Presiden Yudhoyono untuk me-lakukan percepatan proses perijinan inves-tasi.

Pada awal 2006 lalu, ”program kilat”pengembangan pembangkit baru diluncur-kan. Pembangunan 20.000MW dengan tar-get 2009-2010 terinstal di pulau Jawa. Belumlagi 36 proyek senilai 4.527 juta dolar ASyang dua di antaranya senilai 1.475 jutadolar. Empat proyek adalah tender ulangsenilai 730 juta dolar AS dan 30 proyeksenilai 2.322 juta dolar yang merupakanproyek percepatan pembangunan pem-bangkit listrik batu bara.

Air BersihPenyediaan dan pendsitribusian air bersih

rupanya masih menjadi masalah kronik nanpelik. Indonesia sebenarnya mempunyaipotensi air yang besar. Menurut LIPI, 6%persediaan air dunia atau sekitar 21% perse-diaan air Asia Pasifik berada di wilayah Indo-nesia. Namun demikian, masalah ini terusmendesak dari tahun ke tahun.

Konsumsi air naik secara eksponensialsementara ketersediaan air bersih semakinmelambat, yakni hanya sebesar 15-35% perkapita per tahun. Itupun dengan kualitasyang masih butuh perhatian serius.

Tak hanya itu, Indonesia juga dihadapkanpada masalah mahalnya tarif air minum. Be-lum banyak pipa-pipa air terpasang, sehinggaberdampak pada masih terbatasnya aksesair bersih dan air minum kepada masyarakat.Hingga kini baru sekitar 40% warga di per-kotaan dan kurang dari 30% warga perde-saaan yang tersambung dengan jaringan airminum.

Untuk itu penawaran proyek air bersihterutama air minum terus dilakukan. Depar-temen Pekerjaan Umum (DPU) menawarkan13 proyek dengan kapasitas 4 ribu liter/detiksenilai 934 juta dolar AS, tiga di antaranyamerupakan model proyek dengan kapasitas1.850 liter/detik senilai 108,4 juta dolar.

Berbagai proyek infrastruktur telah dita-warkan. Berbagai kemudahan telah diberi-kan. Kini saatnya menabur harapan datang-nya investor, berbondong-bondong, untukmenanamkan modal ke Indonesia.* (dan)

Menghapus Hambatan, Menabur HarapanIndonesia Infrastucture Conference and Exhibition

PEREKONOMIANfo

to:

mth

Page 4: komunika 17 2006

4 Edisi 17/Tahun II/November 2006

KOMUNIKA KESRA

Upaya Perlindungan BagiPahlawan Devisa

Dengan dana remittance tahun2005 sebesar Rp 23,9 triliun,tentu tak heran jika pemerintahmemberi perlindungan dan

pelayanan maksimal kepada lebih dari 3 jutaTKI yang tersebar di 19 negara.

Bahkan Kepala Negara, Presiden SusiloBambang Yudhoyono yang langsung me-nyampaikan komitmen tersebut. Secarakhusus ia berjanji akan meningkatkan ku-alitas pelayanan mulai dari pemberangkat-an hingga kembali ke tanah air.

“Ini menyangkut nasib seorang warganegara dan juga menyangkut martabatbangsa dan negara,” kata Presiden be-berapa waktu yang lalu.

Selain perbaikan pelayanan birokrasidan penerbitan dokumen, Presiden jugameminta agar aparat hukum lebih seriusdalam memberantas calo dan premantenaga kerja yang sering memeras paraTKI.

Tak hanya itu, peningkatan pemaham-an dan pengetahuan para TKI, baikketrampilan dalam bekerja, berbahasa dansistem hukum yang berlaku di negaratempatnya bekerja harus pula diting-katkan. Gunanya agar para TKI dapat me-nuntut hak-haknya bila terjadi penyele-wengan.

Badan Perlindungan TKISebagai realisasinya, pemerintah telah

membentuk Badan Nasional Penempatandan Perlindungan TKI yang akan disahkanakhir tahun ini. Badan tersebut dijanjikanMenteri Tenaga Kerja dan TransmigrasiErman Suparno akan menjamin keterbu-kaan dalam soal pembiayaan, yang sebe-lumnya hanya diketahui oleh PJTKI.

“Struktur pembiayaan jadi terbuka. JadiTKI bisa tahu biaya sebenarnya yang sangat

murah. Selain itu desentralisasi pengerahanTKI di tingkat pemerintah daerah diharap-kan mengurangi biaya calon TKI,” jelas Er-man.

Dengan badan tersebut, setidaknyamasalah yang dihadapi oleh 11% jumlah to-tal TKI semisal pelecehan, tidak dibayarkanhaknya, penyiksaan, sampai kriminalistasakan mampu terselesaikan.

Tak hanya itu, berbagai pungutan TKIpun akan dikurangi. “Kartu TKI Rp 60 ribuper kepala, nanti bebas ditanggung APBN,biaya pembekalan akhir Rp50 ribu jugabegitu,” kata Erman.

Soal pemalsuan paspor yang kerap men-jadi masalah, Menteri Hukum dan Hak AsasiManusia Hamid Awaluddin pun punya solusisendiri. Instansinya telah meluncurkan sis-tem online biometrik di 103 kantor Imigrasiguna mencegah duplikasi identitas danpaspor. Bahkan, sejak sistem ini diterapkan,sudah sekitar 210 TKI tertangkap denganidentitas palsu.

Untuk bantuan hukum antar negara,Departemen Luar Negeri pun berupayamemberikan perlindungan maksimal kepadapara TKI.

“Kalau kita tidak hati-hati dalam perlin-dungan WNI, akuntabilitas ke dalam jugatidak bagus. Deplu selama ini seakan me-nerima limbah permasalahan dari proses didalam negeri yang tidak tertangani denganbaik,” jelas Menteri Luar Negeri, Hasan Wira-juda.

Semua pihak bergerak untuk membe-rikan pelayanan dan perlindungan maksimalbagi para pahlawan devisa Indonesia.Harapan kita semua, lingkaran setan perma-salahan anak bangsa yang sedang mencariperuntungan di negeri orang bisa terputus,sehingga mereka di sana bisa aman dantenang bekerja. (dan)

Alih-alih ingin membantu perekonomiankeluarga, kurang dari enam bulan laluia berangkat ke negeri jiran dengan

perantara agen Tenaga Kerja Indonesia(TKI) di Jakarta. Berbekal paspor palsudengan identitas usia 25 tahun, usia yangsangat tua jika melihat tubuhnya yang kecildan ringkih, ia mulai bekerja sebagai pem-bantu rumah tangga.

Dalam kesepakatan awal, Inah dijanjikanakan menerima gaji 400 Ringgit Malaysia atausekitar Rp 1 juta per bulannya. Namun, ja-ngankan uang yang didapat, Inah malahdipaksa bekerja 14-18 jam perhari. Jam kerjayang sangat tidak manusiawi, terlebih bagibocah sekecil Inah.

Tubuh kecilnya pun mulai tak sanggupmenerima beban kerja yang teramat berat.Dengan baik-baik ia minta dipulangkan keIndonesia.

“Tak boleh sama majikan. Katanyaharus patuh pada kontrak kerja. Saya taktahu isinya apa,” ucap gadis yang tak tamatSD ini lirih.

Frustasi, ia pun kabur dengan meloncatdari lantai dua apartemen. Inah memangakhirnya pulang, namun dengan kaki remukdan penderitaan berkepanjangan.

Nasib Naas TKIInah bukan satu-satunya TKI

yang bernasib naas saat “berdinas”ke negara tetangga. Niat awal

mengumpulkan pundi-pundi berbentuk ring-git dan real, terpaksa harus dilupakan. Ter-gantikan dengan penderitaan, mulai dari se-kadar dipulangkan paksa karena terkena raziaburuh migran ilegal, hingga cacat fisik yangtak lekang seumur hidup.

September tahun lalu misalnya. Tak ku-rang 13.000 buruh migran yang dideportasidari semenanjung tiba di Tanjung Priok. Jum-lah tersebut belum termasuk TKI yang tibadi tempat lain, seperti Surabaya, Batam, Pon-tianak, Nunukan dan Tarakan yang jugamenjadi tempat kepulangan buruh migrandari Malaysia ke Tanah Air.

Belum lagi ratusan kasus yang sampaike kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia(KBRI) setiap harinya. KBRI Riyadh dan KualaLumpur misalnya, kerap menjadi tempat pe-nampungan ratusan TKI bermasalah setiaphari.

Tak hanya itu, para TKI, terutama te-naga kerja wanita berusia muda, kerap men-jadi korban trafficking atau perdagangan ma-nusia. Menurut Asosiasi Perusahaan Jasa Te-naga Kerja Indonesia (Apjati) prakteknya bi-asa mendompleng bisnis pengerahan tenagakerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Sindikatpelaku biasa menggunakan kedok PJTKI.

“Sasaran empuknya TKW muda. Me-reka biasanya dipekerjakan sebagai TKI ilegaldi tempat-tempat hiburan kota besar man-canegara,” ungkap Ketua Umum Apjati, Hu-sein Alaydrus, beberapa waktu silam.

Terdesak EkonomiBanyaknya TKI yang terdesak kebu-

tuhan ekonomi, membuat mereka beranimengambil resiko bekerja secara ilegal tidakmengikuti prosedur resmi ketenagakerjaan.Bak gayung bersambut, banyak pula PJTKItak resmi, yang berani meloloskan TKI walautak memenuhi persyaratan kerja, namuntetap memaksakan untuk berangkat.

Seperti yang dirasakan Mahmudin (28),TKI asal Bumiayu, Brebes yang rela diselun-

dupkan ke Malaysia melalui pulau-pulau kecil hanya agar dapat be-kerja di negeri jiran. Ia kemudiandipekerjakan di kebun kelapasawit dengan upah Rp 1,2 jutaper bulan.

“Tidak tenang, dikejar-kejar polisi. Kalau ada peme-riksaan kami lari ke hutan. Adakawan yang tertangkap, ka-

sihan. Penjara disana sadis, ha-

nya se-

ukuran pas badan. Hanya ada dua pilihan,mau dalam sel sambil tidur atau berdiri. Ke-duanya tak enak,” papar Mahmudin yang kinilebih nyaman berjualan makanan di Bandungkendati hasilnya pas-pasan.

Kondisi ekonomilah yang kerap diman-faatkan oknum PJTKI atau pejabat instansitertentu untuk meraih keuntungan. Ibaratbutuh sama butuh, keduanya pun terpuas-kan. Ditambah kualifikasi TKI yang masih se-adanya, bertambah kloplah semuanya. Al-hasil, kasus TKI tak akan pernah selesai,berkutat dalam lingkaran persoalan yangsama.

Dijadikan Objek PemerasanEntah mengapa, kendati para TKI ini

bukanlah orang yang cukup berada, keha-diran mereka bagai lahan subur yang siapdiperah hasilnya. Mulai dari biaya yang dibe-bankan perusahaan pengerah jasa tenagakerja Indonesia (PJTKI), pengurusan do-kumen, hingga urusan bagasi bandara ataupelabuhan. Semua terkena “pajak langsung”yang jumlahnya bisa menguras kocek parapahlawan devisa ini.

“Ke Korea biaya aslinya sangat murah,hanya Rp 9 juta. Tapi karena sistem PJTKIyang tertutup, biaya bisa membengkak men-jadi Rp 30 juta,” jelas Menteri Tenaga Kerja

danTransmigrasi (Menakertrans), ErmanSuparno beberapa waktu lalu.

Padahal TKI masih menjadi andalandalam mengurangi pengangguran di Indo-nesia. Kebutuhan TKI di 19 negara untuktahun 2004 saja, menurut data DepartemenTenaga Kerja dan Transmigrasi (Depna-kertrans) jumlahnya mencapai 886.437 TKI.Jumlah ini terus meningkat dari tahun ketahun seiring peningkatan kualitas tenagakerja Indonesia.

Tak hanya sampai di situ saja. Para TKIjuga menjadi penyumbang devisa terbesarbagi pendapatan nasional tiap tahunnya. Takheran jika kemudian mereka lebih dikenaldengan sebutan pahlawan devisa, penyum-bang devisa bagi negara.

“Kalau bisa, sampai 1 juta per tahun.Itu remitance bisa naik sampai tiga kali lipat.Bukti per 2005 itu remitance kurang lebih1,9 miliar dolar atau 24 sampai 25 triliun ru-piah. Tahun 2006 kita harapkan naik menjadi29 sampai 30 triliun dan seterusnya,” ucapErman Suparno.

Kita hanya bisa berharap. Seandainyapara TKI berstatus legal, seluruh mekanismepemberangkatan dan penempatan berlang-sung sesuai dengan ketentuan, niscaya kasuskekerasan terhadap TKI tidak akan terjadi*(dan)

Inah (13), sebut saja begitu,hanya bisa terbaring di PusatPemulihan Korban Traficking,

Surabaya. Gadis asal Jawa Tengahini harus pasrah menerimakenyataan, kaki kanannya

dipastikan akan cedera permanenakibat jatuh dari lantai dua

apartemen milik majikannya dinegara tetangga, Malaysia.

Memutus Lingkaran SetanPermasalahan TKI

Memutus Lingkaran SetanPermasalahan TKI

foto

: da

n

Page 5: komunika 17 2006

5

KOMUNIKA

Edisi 17/Tahun II/November 2006

Ketika Musim Balik TibaKESRA

"... Ke Jakarta akukan kembali...

Walaupun apa yangkan terjadi..."

Lagu besutan Koes Ploes itu terdengarseperti mengiringi langkah Slamet yangtengah balik menuju ibukota Jakarta, setelahseminggu menghabiskan libur lebarannya ditanah kelahirannya, Wonosobo Jateng. Ber-beda dengan waktu mudik dulu yang hanya"sorangan" alias sendirian, saat balik ke Ja-karta lelaki muda yang bekerja di SPBU dibilangan Slipi ini dikuntit oleh dua orangtemannya.

"Ini Waluyo dan Tamat, teman saya didesa," kata Slamet mantap. "Mau coba carikerja di Jakarta, mas, barangkali bisa ber-untung kayak si Slamet ini, bisa kerja di pom(maksudnya SPBU--Red)," timpal Waluyo danTamat hampir berbarengan. Mata merekaberbinar penuh harap.

Waluyo dan Tamat pemuda biasa saja.Tamatan SD dengan pengalaman minim. Didesa, mereka bekerja serabutan. Kadang bu-ruh tani, membantu orangtua di ladang, ka-dang jadi kuli bangunan, kadang juga me-nganggur hingga berbulan-bulan. "Barangkalidi Jakarta bisa nemu pekerjaan yang tetap,mas," imbuh Waluyo.

Ditanya apa saja bekal yang dibawa daridesa ke Jakarta, pemuda kurus ini mengakucuma bawa KTP dan duit Rp 200 ribu, itupunyang Rp 105 ribu sudah dipakai untuk bayartiket bus. Sama dengan bekal yang dibawaTamat.

Lalu bagaimana kalau di Jakarta nanti tidaksegera mendapatkan pekerjaan dan uangnyakeburu habis? Waluyo dan Tamat mengakutidak tahu. "Pokoknya yang penting sekarangberangkat, soal nanti urusan nanti," tukasTamat yakin.

Pendatang BonekKalau Jatim punya suporter Bonek, sing-

katan dari bondo nekat alias hanya berbekalnekat, maka sekarang di Jakarta juga banyakpendatang bonek yang datang ke ibukotatanpa persiapan memadai. Umumnya merekake Jakarta nginthil alias mengikuti yang sudah

pernah pergi dan dipandang sukses."Saya memang tergiur penghasilan Sla-

met. Ia bilang sebulan gajinya lebih dari Rp1 juta, masih ditambah uang kehadiran danuang lembur. Enak banget. Padahal saya didesa cari Rp 5 ribu sehari saja sulitnya bukanmain," urai Tamat yang mengaku ingin sekalimelihat tugu Monas secara langsung.

Sayang Tamat tidak memikirkan risiko-risiko yang mungkin timbul jika harus hidupdi Jakarta tanpa uang. Ia tentu tidak tahu,bahwa tanpa uang di Jakarta berarti mati.Ia tidak tahu bahwa tahun kemarin ribuanpen-datang bonek terpaksa menjadigelandang-an di ibukota lantaran tidakmendapatkan pekerjaan. Dan ia pasti tidaktahu bahwa saat ini puluhan bahkanmungkin ratusan ribu orang pendatangbonek secara serentak bersama-samadengan dirinya "menyerbu" jantung ibukotauntuk mencari rejeki.

Bawa "Pasukan"Adalah Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso,

yang khawatir bukan kepalang setiap kalimusim balik tiba. Yang dikhawatirkan tak lainadalah banyaknya pemudik yang membawaserta ayah, ibu, adik, kakak, saudara, teman,te-tangga saat balik lagi ke Jakarta.

"Mudiknya satu orang, tapi balik lagi keJakarta bawa pasukan (sebutan Sutiyosountuk para pengikut--Red) tiga atau empatorang. Makin lama Jakarta makin berjubel,penuh manusia," keluh gubernur yang akrabdipanggil Bang Yos ini dalam sebuah kesem-patan.

Tak henti-hentinya ia mengingatkan parapemudik agar saat balik ke Jakarta tidakmembawa "pasukan", tak terkecuali padasaat memberangkatkan rombongan pe-mudik yang akan pulang ke Jawa Tengahbeberapa waktu lalu. Toh tampaknya seruanBang Yos tak terlalu manjur. Buktinya saatmusim balik tiba, ratusan ribu orang tetapsaja menggeruduk Jakarta, dengan mengu-sung impian hidup sukses di kepala mereka.

Mungkin kalau yang datang mereka yangmemiliki keterampilan dan pendidikan tinggi,Bang Yos tak akan pusing memikirkannya,karena mereka pasti akan mampu bersaingdi pasar kerja. Namun faktanya, mereka yangdatang kebanyakan memiliki kualitas SDM

pas-pasan, kalau tidakboleh dibilang payah,seperti Waluyo dan Ta-mat. Kemungkinanorang-orang semacammereka "tersesat" dirimba ibukota sangatbesar, sehingga akhir-nya hidup menggelan-dang di kolong-kolongjembatan atau menjadipengemis di perem-patan-perempatan ja-lan.

DilematisMasalah kaum ur-

ban di ibukota memangmasalah dilematis. Disatu sisi, pemerintahDKI tak bisa melarangorang untuk tidak da-tang ke Jakarta. Na-mun di sisi lain, ke-hadiran kaum urbandalam jumlah yang sa-ngat banyak dan dalamwaktu yang nyaris se-rentak tentu menjadiproblematika sosial ter-sendiri.

Ada dua konsekuensi logis yang harusdipenuhi dalam waktu segera begitu seorangpendatang tiba di Jakarta. Yang pertamaadalah pangan, dan yang kedua adalah tem-pat tinggal.

Jika para pendatang bonek tak mampumenyewa rumah untuk tempat tinggal, ma-ka otomatis mereka akan membangun tem-pat tinggal sementara dari bahan apa sajadan di lahan milik siapa saja. Tak pelak, sua-sana Jakarta pun akan semakin centang-pe-renang tak karuan oleh maraknya gubuk liar,terutama di pinggir kali dan di tepi rel keretaapi.

Penggusuran bisa saja dilakukan, akantetapi hanya menghasilkan penyelesaian ma-salah secara temporer. Secara diam-diam parapendatang yang tak beruntung ini pasti akanmembangun gubuk lagi di tempat lain, karenapapan (tempat tinggal) merupakan kebutuh-an paling pokok manusia selain sandang dan

pangan.Sedangkan masalah pangan lebih gawat

lagi, karena Soekarno bilang, "the stomachcan not wait" atau perut tak bisa menunggu.Ketidakmampuan para pendatang bonek un-tuk memenuhi kebutuhan paling dasar ini,misalnya karena kehabisan uang, akan mem-buka peluang terjadinya berbagai macam pa-tologi sosial. Meminta-minta, menipu, me-meras, atau tindakan kriminalitas lainnya, da-pat saja dilakukan oleh orang-orang yang ke-laparan.

SolusiKendati ribuan orang pendatang telah

telantar menjadi penghuni kolong-kolongjembatan Jakarta, toh animo masyarakat un-tuk datang ke ibukota tak kunjung surut.Bahkan kian tahun kian menguat. Hal ini me-nunjukkan bahwa Jakarta masih menjadimagnet yang sangat kuat bagi sebagian besarmasyarakat perdesaan. Karena itu, solusi yangpaling tepat untuk mencegah agar Jakartatidak semakin kumuh oleh para pendatangbonek adalah dengan mencegah urbanisasi.

Caranya bagaimana? Salah satunya adalahdengan memperkuat basis ekonomi perdesa-an dan menggenjot kualitas SDM masyarakatdesa melalui jalur pendidikan.

Dengan ekonomi lokal yang kuat, lapang-an kerja baru dengan sendirinya akan terbu-ka, sehingga diharapkan orang lebih sukamencari penghasilan di daerah masing-masing.

Sedangkan pendidikan akan membukacakrawala pengetahuan masyarakat, sehing-ga tidak dibutatulikan oleh informasi serbakota yang membiaskan pandangan objektifmasyarakat tentang realitas ibukota yangsesungguhnya, yang konon oleh beberapaorang disebut-sebut lebih kejam daripada ibutiri.

Berani bertaruh, jika Waluyo dan Tamatpaling tidak lulusan SMA atau SMK, merekapasti tidak akan berangkat ke ibukota hanyadengan berbekal nekat belaka. Kalaupun me-reka berangkat, pasti dengan persiapan ma-tang sehingga tidak akan terpuruk di kolongjembatan atau menjadi pengemis di perem-patan jalan.

Jakarta memang dunia keras, yang hanyabisa ditaklukkan oleh orang-orang yang me-miliki kualitas. Yang berkualitas akan menjadipemenang dan yang tak berkualitas akanmenjadi pecundang.

Jadi, jika anda tidak memiliki kualitasmemadai, jangan coba-coba pergi ke Jakarta!Kecuali anda siap menjadi gelandangan ataupengemis... (g)

foto

: da

n

foto

: da

n

Ketika Musim Balik Tiba

Page 6: komunika 17 2006

6 Edisi 17/Tahun II/No

LAPORAN UTAMA

Hari itu, 10 November, Novan pulang lebih pagi dari sekolahnya di bilanganTembakan, Surabaya. Sang ibu agak heran, terlebih ketika menyaksikan

kerutan wajah di anak semata wayangnya yang kini duduk di kelas 6 sekolahdasar itu. ”Ada cerita apa di sekolah?” sejurus kemudian sang ibu bertanya,

sementara Novan bergeming. Ia tak menjawab dan hanya menyandarkanpunggungnya di sofa ruang tamu. Tak berapa lama, sang ibu turut bergabung.

Dan mendapat jawabnya. “Novan tadi ikut upacara Hari Pahlawan, tapi Novanjadi bertanya, apakah pahlawan itu semuanya sudah mati. Kok dalam upacara

tadi Kepala Sekolah yang jadi pembina upacara bilang, Anak-anak sekalian,marilah kita sejenak mengheningkan cipta—atau berdoa menurut agama

masing-masing—bagi arwah para pahlawan yang telah gugur mendahului kita...Padahal itu selalu diucapkan setiap kali upacara.”Terus kenapa?” tanya sangibu. “Jadinya, Novan nggak bisa jadi pahlawan dong!” kata sang anak dengan

nada protes. Sang ibu tersenyum, ia pun lantas membiarkan sang anak mencarijawabnya sendiri. Sambil menepuk pundak anaknya, sang ibu berlalu menuju

ruang kerjanya yang berada di dekat ruang tamu.

Siapa pun pasti ingat kalimat ajakan di atas dalam setiapacara bertajuk mengheningkan cipta. Hampir tiap upacararesmi, "ritual" tersebut selalu termasuk paket lengkapperayaan. Namun sedikit sekali yang berpikir apakah menjadipahlawan berjasa pada bangsa dan negara dan baru

kemudian dikenang setelah kembali menghadap Tuhan Yang MahaEsa. Memang, tidak salah jika mengartikan pahlawan sebagai merekayang telah gugur atau anumerta. Meskipun pahlawan bisa jugatermasuk mereka yang masih hidup, yang tindak kepahlawanannyatidak ternoda sepanjang kehidupan selanjutnya, namun hanya merekayang telah meninggal dunia yang diakui resmi sebagai pahlawan.

Menjadi PahlawanMungkin pertanyaan Novan dan juga beberapa “Novan” lain di

seantero negeri hanya terbatas pada gelar pahlawan nasional yangmemang mesti diatur, lantaran terkait dengan sejarah perjalanan danperjuangan bangsa serta citra bangsa Indonesia. Kalaulah selama ini,banyak didapati bahwa kebanyakan yang ditetapkan sebagai pahlawannasional adalah mereka yang telah gugur, tentunya sangat beralasan.Sebab mereka telah berupaya membela negara dan bangsa ataumemperjuangkan kemerdekaan bangsa ini. Namun hal ini tidak menu-tup adanya “pahlawan” dalam arti dan bentuk lain.

Tafsiran tersirat itu bahkan diperkuat oleh adanya ketetapan resmitentang kriteria pahlawan sebagaimana tersurat dalam PeraturanPemerintah No. 33 Tahun 1964 tentang Penetapan Penghargaandan Pembinaan terhadap Pahlawan. Dalam peraturan ini jelas dise-butkan bahwa: “Pahlawan adalah warga negara RI yang gugur, tewas,atau meninggal dunia akibat tindak kepahlawanannya yang cukupmempunyai mutu dan nilai dalam suatu tugas perjuangan untuk mem-bela negara dan bangsa.”

Pahlawan-pahlawan nasional yang kita kenang dalam lembaran-lembaran buku sejarah di sekolah-sekolah, yang hidup dalam abadke-17, 18, 19, dan 20, adalah pahlawan-pahlawan nasional dalamtafsir, dalam pemaknaan. Lantas bagaimanakah wujud dan rupa pah-lawan-pahlawan nasional di abad ke-21 ini? Gagasan atau ide besarapa yang mewarnai pemaknaan kita terhadap pahlawan nasional se-belum abad 21 memiliki gagasan nasionalisme seperti kita maksudkan?Bukankah mereka disebut pahlawan nasional karena memiliki musuhyang sama, yakni penjajahan?

Sejarawan Australia, M.C. Ricklefs, menulis: “Dalam sebuah negeriyang masih menunjukkan adanya kemiskinan, rendahnya tingkatpendidikan, dan tradisi-tradisi otoriter, maka banyak yang bergantungpada kearifan dan nasib baik kepemimpinan Indonesia”. Inilah tantanganterbesar kita dalam abad 21 ini.

Hanya di AnganIstilah kepahlawanan acapkali disandingkan dengan situasi konflik,

antara tugas membela kawan di satu pihak dengan keharusan meng-hancurkan musuh di pihak lain. Hal ini pun dikuatkan oleh adanya alurcerita “kepahlawanan” yang ada, baik epos sejarah, perang, silat,ninja, koboi, spionase, atau terorisme, yang cenderung berkisar diantara dua kutub kehidupan baik dan buruk, benar dan salah, menangdan kalah.

Syahdan dalam cerita, para “pahlawan” adalah mereka yang bisamengubah keadaan, lengkap berikut suka-dukanya yang terkadangdibumbui sekadar kisah cinta. Dan kisah pun berakhir begitu kehidupankembali normal.

Mungkin dalam benak Novan, tak ada lagi pahlawan yang bisadisaksikanya secara nyata di masa kini? Ia dan generasi sepantarannyalebih banyak menyaksikan kisah epik dari televisi atau cerita sejarah disekolah yang mesti dimaknai sesuai dengan apa yang diajarkan olehguru. Padahal saat ini, generasi muda lebih membutuhkan sosokpahlawan yang lebih kontekstual. Lebih membumi dan bisa menjadibagian keseharian dan kehidupan masyarakat dan menginspirasi upayamembentuk masa depan yang lebih baik.

Tak berlebihan jika mereka kerap mengidolakan para bintang filmatau artis yang lebih sering mereka saksikan ketimbang mengidolakanpara pahlawan yang hanya ada di dalam angan. Dan di tengah decakkekaguman kita terhadap tokoh-tokoh idola pahlawan semacam“Rambo” atau “Superman” ini, nyaris kita lupa bahwa tantangankehidupan yang sesungguhnya bukanlah membuat sesuatu yang tidakada atau rusak menjadi ada atau baik. tantangan dalam kehidupanmendatang adalah memberikan nilai tambah bagi kehidupan berbangsadan bernegara.

Dimanakah Sang Pahlawan?Dalam perspektif psikologi telah lama dibuktikan, bahwa terlepas

dari nilai-nilai yang dianutnya, perilaku manusia tak bisa terlepas darikecenderungan untuk “mengejar kenikmatan” dan “menjauhi pen-deritaan”. Bolehlah para pahlawan dianugerahi penghargaan dengangelar kehormatan, menyematkan bintang dan tanda jasa, atau menga-badikan nama si pelaku sebagai nama sebuah jalan raya. Namun se-cara sosial, sikap masyarakat kita pada umumnya kurang berkenanterhadap penghargaan material kepada para pahlawan. Sebab, satusikap dasar pahlawan yang jamak dipahami setiap orang adalah:berbuat baik dengan ikhlas, tanpa pamrih duniawi atau apapun. Kondisi

graf

is: g

-imag

eban

k

Menggagas Makna (Baru) Kepahlawanan

Page 7: komunika 17 2006

un II/November 2006 7

tentunya bertolak belakang dengan pola kehidupan kekinian yangcenderung materialistis, dan segala sesuatu diukur dengan uang.

Namun cerita dari para korban gempa di Dusun Ngibikan, Bantul, DIYogyakarta, beberapa waktu lalu menjelaskan satu sisi lain dari modelkepahlawanan. Sebuah model yang berbeda dengan apa yang diterimaatau diketahui oleh Novan. Ketika seluruh warga desa begitu berse-mangat dan penuh percaya diri untuk bangkit dari bencana mampumengelola bantuan yang didapat secara transparan dan akuntabel.Sekitar empat bulan setelah bencana, dusun itu mampu dibangunkembali sekitar 67 rumah. Di depan Bupati Bantul Idham Samawidilaporkan, dari Rp 700 juta bantuan yang diberikan, masih tersisa sekitarRp 150 juta. Dana itu diminta untuk dipakai membangun rumah didusun tetangga yang belum mendapatkan bantuan. Sebuah gambaranapik dalam kehidupan yang kerap diwarnai oleh tindakan salingmenelikung dan memanfaatkan kesempatan untuk kepentingan pribadi.Ada sebuah kejujuran untuk menghargai pihak lain dan memikirkankepentingan sesama hidup.

Adalah Maryono, seorang ahli kayu tradisional dan Eko Prawoto,arsitek dari Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, dua orang inibukan hanya menjadi motivator bagi warga untuk tidak hanya larutdalam kedukaan, tetapi menunjukkan kepedulian dan rasa setia kawanyang tinggi. Padahal, mereka hanya orang biasa saja. Maryono hanyalahahli kayu untuk membangun rumah-rumah. Namun ia menunjukkansatu sisi lain dari nilai kepahlawanan, nilai kepeloporan untuk mengubahnasib masyarakat agar menjadi lebih baik.

Sejatinya dalam keseharian, akan banyak ditemukan pola dan nilaikepahlawanan yang baru, sesuai dengan kebutuhan masa kini danmenyelesaikan tantangan yang ada. Makna “Baru” Kepahlawanan.Beberapa waktu terakhir, mulai muncul istilah baru pahlawan sosial (lihatboks: Pahlawan Sosial, Pahlawan Masa Depan). Sebuah tetes airpenyejuk di tengah “musim kering’ nilai-nilai kepahlawanan di Indonesia.

Atau masih ingatkah peraih Nobel Perdamaian tahun ini yangmemberikan peluang bagi perbaikan kehidupan sosial ekonomi masyarakatmelalui bantuan kredit usaha kecil. Ia mempersembahkan karya-karyasosial secara optimal guna perbaikan kehidupan.

Para pahlawan sosial sejatinya adalah orang-orang biasa yangmelakukan hal-hal sederhana tetapi dibutuhkan oleh masyarakat yangtinggal di sekitar mereka. Di tengah rutinitasnya ada tersisa waktu untukmengabdi bagi kepentingan bersama, tanpa pamrih. Memang, nilai kepah-lawanan juga bisa berlangsung dalam situasi damai. Tidak perlu adaperang. Sebuah hal tidak bisa diidamkan lagi oleh manusia masa kini.Karena itu, nilai “baru” kepahlawanan lebih mengutamakan pelestarianberbagai prestasi sosial demi memajukan kehidupan bersama.

Ada kisah Achmad, pria warga Surabaya berumur 74 tahun, telahmengabdikan dirinya sejak tahun 1980 untuk mengurus gelandanganyang gila (psikotik) di Pondok Sosial, Keputih. Mulanya, Achmad sempatragu dengan profesi perawat psikotik. Tapi Achmad punya keyakinanbahwa para psikotik itu adalah juga manusia sama seperti dirinya. Atasdasar itulah, Achmad mulai menekuni profesinya sebagai pengurus psi-kotik hingga sekarang. Tugas rutinnya sehari-hari adalah memandikandan merapikan para psikotik. Dia sangat bangga dan bahagia bila adapasiennya yang “sembuh” dan dapat berkumpul kembali dengan kelu-arganya. Tak pernah terpikir di benak Achmad untuk berpindah profesi.Meski penghasilannya sangat kecil, 100 ribu per bulan, Achmad mengakuakan terus melakoni profesi itu secara tulus.

Nilai kepahlawanan sosial ini sejatinya tidak mengecilkan peng-hormatan terhadap para pahlawan yang sudah tiada, tapi memberitempat selayaknya pula kepada mereka yang masih hidup dan telahberbuat bagi masyarakatnya. Bukan ukuran besar atau kecil, namundampaknya dan cita inspirasi untuk membawa perubahan yang perluditeladani.

Mungkin sejarah belum pernah mencatat: sebenarnya banyakpahlawan tak dikenal di sekitar kita? Beberapa diantara mereka memilihmengabdikan keunggulan kemampuannya kepada kepentingan masya-rakat. Sejatinya mereka mesti dihargai secara sosial dengan meniru danmengembangkan upaya yang lebih kreatif dan cerdas.

Perlu Ubah OrientasiKisah pahlawan memang akan senatiasa ditulis dalam sejarah. Menjadi

hikmah bagi perjalanan masa depan sebuah bangsa. Namun setiap orang“menulis” sejarah itu dalam memorinya sendiri, dengan persepsinyasendiri. Apalagi terhadap pahlawan sosial yang kerap muncul secaralokal dan kedaerahan. Namun demikian, adalah yang wajar ketika adaperbendaan persepsi lantaran banyak sekali peristiwa yang tidak dipahamidan terima secara sama dan sebangun. Bagaimanapun, di tengahperbedaan yang ada, semangat kebersamaan hendaknya senatiasa adauntuk membangun dan menghargai perbedaan serta mencari titik temusejarah yang bisa dipahami secara bersama.

Sejarah di mana pun memang sering melahirkan perdebatan tiadahenti. Ia bisa menjadi amat subjektif tergantung dari mana melihatnya.Karena itu, sering pula batas antara pahlawan dan pengkhianat hanyaterpisah oleh batas yang amat tipis. Tetapi, apa pun alasannya, sebuahbangsa mestinya mempunyai sejarah yang ditulis dengan jujur. SejarahIndonesia memang tidak sepenuhnya berupa kegemilangan. Mencatatsejarah secara jujur dan objektif juga bagian dari kesediaan mencatatkepahitan dan sisi buruk kita sebagai bangsa. Untuk itu memang

Surabaya punya sebutan gagah: Kota Pahlawan. Tidak seperti ucapanShakespeare, “Apa arti sebuah nama…,” sebutan ini, amat sarat makna. Karenadi sana ada peristiwa yang menjadi sangat signifikan sebagai penanda bangkitnyanasionalisme yang membuat negara ini tetap mempertahankankemerdekaannya.

Diakui atau tidak, wajah Kota Surabaya belakangan ini tampak mulai kehilanganidentitasnya, dan menjadi kota yang seragam: tak beda dengan kota-kota besar lain diIndonesia, bahkan di mancanegara. Padahal dalam sejarah perjuangan, Kota Surabayatelah diakui memiliki dan menyimpan warisan sejarah kepahlawanan yang luar biasa.

Siapa yang tak ingat sejarah pertempuran 10 November puluhan tahun silam yangmenggemparkan dan dahsyat itu? Tetapi, siapa pula bisa menyangkal bahwa bukti-buktisejarah pertempuran itu kini pelan-pelan mulai berubah? Kisah heroik kepahlawanan arek-arek Surabaya yang menginspirasi peringatan Hari Pahlawan secara nasional, cenderungmulai luntur dari ingatan masyarakat kota buaya ini. Sekalipun agenda tahunan PeringatanHari Pahlawan untuk mengenang jasa para pahlawan 10 November di Surabaya, juga takpernah dilupakan.

Ketika berbagai sudut kota mulai berhias dan Pemerintah Kota Surabaya juga menggelarberbagai rangkaian dari perenungan hingga acara hiburan. Mulai dari Lomba Cipta Puisi &Cerpen hingga City Tours ke tempat-tempat bersejarah. Dan berbagai kegiatan lainnya.Namun sayangnya, para pengingat pahlawan dewasa ini hanya sebagian kecil dari kalanganmasyarakat.

Bagaimana dengan generasi mudanya? Sulasmitri, mantan Kasubdin Kebudayaan, DinasPariwisata (Disparta) Kota Surabaya suatu ketika menyatakan, “Surabaya dikenal sebagaikota Pahlawan, tetapi gaungnya kurang melekat di hati masyarakat sehingga orang lupadengan Surabaya sebagai Kota Pahlawan.”

Pahlawan Sosial a la Kota SurabayaKetika budaya masyarakat kota telah mengalami pergeseran dari kehidupan kegotong-

royongan menjadi kehidupan yang individualistis, kurang peka terhadap lingkungan sosialnyadan lebih mengedepankan kepentingan pribadi, ternyata masih ada mereka yang pedulidengan sesama. Dan hal ini mendorong Dinas Sosial Pemerintah Kota Surabaya menggelarPahlawan Sosial Award yang dirintis sejak tahun 2004.Sebuah penghargaan yang diberikankepada mereka yang berupaya memberikan hal terbaik bagi lingkungan sekitarnya.

“Pahlawan Sosial Award yang digagas Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuanmemang didedikasikan bagi mereka yang telah melakukan perubahan bagi lingkungansekitar mereka agar menjadi teladan upaya menangani permasalahan kesejahteraan sosialdi Surabaya,” tegas Dra Wiwik Indrasih MSi, Kepala Dinas Sosial dan PemberdayaanPerempuan. Dan tahun ini pun masih ada penghargaan yang sama. Usulan disampaikankepada juri yang telah dipersiapkan, kemudian diolah dan pada akhirnya diumukan sekitarbulan Desember.

Ingat sebuah film pendek yang dibuat aktor kenamaan Robert Redford berjudulHeroes. Film ini mengangkat cerita-cerita orang yang begitu peduli akan lingkungan dankemudian dengan kemampuannya mencoba melakukan perubahan. Mereka yang tersebardi banyak negara itu, disebut Redford, sebagai “pahlawan sosial”. Mereka bukan sekadarberbicara, tetapi berbuat untuk melakukan perubahan. Mereka bukan hanya memberiarti hidup kepada dirinya, tetapi juga memberi arti yang lebih luas bahwa tanggungjawabmembangun negara, mengentaskan orang dari kemiskinan, tidak lagi hanya menjaditanggungjawab negara semata, tetapi tanggungjawab kita semua.

Mendamba Pahlawan SosialSejatinya upaya pemberian penghargaan terhadap pahlawan sosial ini di berbagai

daerah memang telah ada dan merupakan inisiatif kelompok lokal. Ada yang memberikanpenghargaan terhadap pahlawan lingkungan untuk mereka yang berjasa di bidanglingkungan hidup. Atau pahlawan-pahlawan di bidang yang lain.

Dalam kehidupan sosial sehari – hari, mungkin sebagian besar dari masyarakat merasaapa yang mereka lakukan bukanlah hal yang besar. Namun jika pandangan seperti terusdilanggengkan hanya akan menebalkan rasa ketidakpedulian akan kehidupan sesama.Dan akhirnya menipiskan peran dan penghargaan terhadap nilai-nilai kepahlawanan. Sebuahnilai yang dalam sejarahnya telah mengubah nasib berbagai bangsa di dunia.

Kita mungkin perlu mengingat sekali lagi, bahwa perubahan harus dimulai dari halyang paling kecil, dimulai dari diri sendiri dan harus dimulai saat ini. Muhammad Yunus punmemperoleh hadiah Nobel Perdamaian bukan karena prestasinya memenangkan perangsecara gilang-gemilang, akan tetapi karena kegiatan sosial menyantuni orang-orang miskinyang ada di sekitarnya. Itulah yang mengantarkan Yunus menjadi pahlawan* fik-g

foto

: kp

s

diperlukan kebesaranjiwa.

Penguakan sejarahsejatinya salah satu upa-ya agar kita bisa belajardari masa silam. Belajardari kesalahan masa si-lam juga bisa mening-katkan kualitas kita se-bagai bangsa. Dan se-karang ini bangsa Indo-nesia memerlukan ke-besaran jiwa untuk me-luruskan sejarah masalalu guna mengukir masadepan.

Melalui sejarah pulakita belajar untuk me-ngenal dan meneladanipara pahlawan sertaberupaya melakukantransformasi diri gunamengejawantahkannilai kepahlawanan se-cara kontekstual sesuaikebutuhan dan tan-tangan masa kini.

Bagaimana meng-urai kembali jalinan nilaikepahlawanan di te-ngah situasi yang lebihkompleks seperti seka-rang ini? Sebuah kepah-lawanan yang tidakmengharapkan parapelakunya menjadi Su-perman tanpa cacatyang tak mungkin ber-buat khilaf di kemudianhari, melainkan: ma-nusia-manusia bersahajayang senantiasa perludirangsang prestasi so-sialnya.

Negeri ini mem-butuhkan lebih banyaklagi pahlawan sosial yangsebenarnya. Merekayang telah bekerja bu-kan hanya dengan hati,tetapi dengan kejujuranyang tinggi. Dan melaluikejujuran tersebut, citatanpa pamrih akan se-makin kentara dan bisamenginspirasikan ada-nya perubahan menujuIndonesia yang lebih ba-ik.

Dan generasi men-datang seperti Novansudah selayaknya mulaibelajar untuk menghar-gai serta memaknai nilai“baru” kepahlawananini. Nilai kepahlawananyang tidak terperang-kap pada kekagumanterhadap sosok seorangtokoh, baik yang sudahmeninggal maupun ma-sih hidup, melainkan nilaikepahlawanan yangberorientasi pada gunadan manfaat tindakanseseorang terhadap ke-hidupan umat manusia.

Dan harus diingat,bahwa kesempatan un-tuk menjadi seorangpahlawan terbuka sa-ngat lebar bagi siapa sa-ja, kapan saja dan di ma-na saja. Tak terkecualibagi si kecil Novan seka-lipun. (fik-g)

Page 8: komunika 17 2006

8 Edisi 17/Tahun II/November 2006

KOMUNIKA LEBARAN 2006

Sudah Baik, Tapi...Evaluasi Angkutan Lebaran 2006

Menteri Perhubungan(Menhub) Hatta Radjasa

mengatakan, pelaksanaanAngkutan Lebaran Terpadu

1427 H, dapat berjalandengan baik, lancar, aman

dan tertib, meski masih adayang harus terus diperbaiki.

Menurut Menhub, hasil evaluasisementara menunjukkan, pe-laksanaan angkutan lebarantahun ini jauh lebih baik jikadibanding tahun-tahun sebe-

lumnya. Oleh karena itu ia menyampaikanpenghargaan yang sebesar-besarnya kepadaseluruh jajaran atau stakeholder yang terlibatdalam pelaksanaan Angkutan Lebaran Ter-padu 1427 H.

"Moda transportasi yang disediakan padalebaran tahun ini cukup memadai dan terda-pat peningkatan yang cukup signifikan, baikpada transportasi darat, laut, udara," kataHatta di Solo, beberapa waktu lalu.

Namun ia meminta agar pelaksanaangkutan lebaran selalu memeriksa kembaliseluruh sarana-prasarana, jangan sampailengah, memperhatikan faktor keselamatandan keamanan, mengendalikan tarif, sertamengupayakan agar masalah percaloan danhal-hal yang memberatkan masyarakat tidakterjadi.

Berdasarkan evaluasi sementara angkutanlebaran 1427 H, terjadi peningkatan jumlahpemudik yang cukup signifikan sehinggakonsekuensinya angkutan penumpang jugameningkat.

Jumlah pemudik yang menggunakankendaraan roda empat jumlahnya meningkat18 persen dibanding tahun lalu. Pemudikyang menggunakan roda dua meningkatlebih dari 50 persen.

Tim Kontributor KomunikA yang menyu-suri jalur mudik di enam provinsi yakni di NAD,Jambi, Semarang, Yogyakarta, Surabaya danMakassar merasakan peningkatan jumlahpemudik ini hampir di seluruh pelabuhan, ban-dar udara, stasiun dan terminal bus.

Di terminal Banda Aceh NAD kepadatanterjadi terutama pada bus jurusan Medan dankota-kota di Sumatera Bagian Selatan. DiJambi kendati tak terjadi penumpukan pe-numpang, namun jumlah penumpang tujuanJawa dan kota-kota lain di Sumatera jugameningkat. Hal yang sama terjadi di Makassar.

Kepadatan penumpang bus dan keretaapi pada saat arus mudik terjadi di seluruhwilayah Jakarta. Seluruh kereta api dan buske seluruh jurusan diserbu penumpang. Takjarang mereka memaksakan diri untuk naik,kendati bus atau kereta yang akan mereka

tumpangi sudah penuh sesak.Sementara kepadatan jalur darat di Se-

marang, Yogyakarta dan Surabaya justru ter-jadi pada saat arus balik. Di tiga kota ini, se-mua bus dan kereta api jurusan Jakarta baikkelas eksekutif, bisnis maupun ekonomi fullybooked alias penuh hingga H+7. Keterba-tasan jumlah tempat duduk membuat pe-numpang rela berdesakan, dan bahkan relamembayar tiket jauh lebih tinggi di atas ke-tentuan.

"Saya harus bayar Rp 200 ribu untuk tiketyang biasanya Rp 100 ribu. Tapi ya gimanalagi, namanya juga lebaran," kata Ali Mashudi,warga Jakarta penumpang bus AC yang akanmudik ke Prambanan Klaten.

Masalah timbul karena banyak penum-pang kereta api yang sudah membeli tiketdi stasiun-stasiun "tengah" seperti Madiun,Solo, Yogyakarta, Kutoarjo, Semarang, Pur-wokerto dan Cirebon tidak bisa naik ke dalamkereta, lantaran kereta sudah penuh daristasiun awal dan oleh penumpang dikuncidari dalam. Mereka akhirnya mengembalikantiket ke loket dan meminta kembali uangyang telah mereka bayarkan.

Sementara untuk mengantisipasi lonjakanpenumpang baik pada saat arus mudik danarus balik, PT KAI telah menambah jumlahgerbong dan juga rangkaian kereta. Kendatimasih ada penumpang yang tidak terangkut,namun penambahan ini sangat membantupara penumpang yang akan mudik maupunbalik.

Sedangkan kenaikan penumpang angkut-an udara secara nasional pada masa lebarantahun ini, menurut Menhub, mencapai sekitar20 persen. Berbeda dengan penumpang mo-da darat yang bisa berjejalan, penumpangangkutan udara jauh lebih tertib karena pesa-wat terbang tak mungkin memuat penum-pang over seat. Namun berdasarkan pantau-an KomunikA di beberapa bandar udara,banyak penumpang mengeluhkan harga tiketyang melonjak sangat tajam hingga 100 per-sen lebih.

"Biasanya saya ke Yogya cuma Rp 450ribu, eh sekarang satu juta lebih," kata Iskan-dar, warga Makassar yang akan mudik keYogyakarta.

Penumpang yang menggunakan angkut-an laut terutama jurusan Kalimantan jugameningkat tajam, karena angkutan dari udaraterganggu kabut asap. Sejak bandara diKalbar, Kalteng dan Kaltim terganggu kabutasap, jumlah penumpang kapal meningkatsecara signifikan. "Ini berkah di balik bencana,"kata Soleh, karyawan bagian penjualan tiketPT Pelni Surabaya dengan wajah girang.

Kecelakaan MenurunYang cukup melegakan, kasus kecelakaan

lalu lintas di jalan tol tercatat terjadi penu-runan 50 persen, termasuk jumlah korban

meninggal, luka berat dan ringan, ketimbangjumlah kasus kecelakaan lalin pada lebarantahun lalu.

“Jadi secara keseluruhan nasional terjadipeningkatan arus mudik dan arus balik yangcukup signifikan tetapi masih dalam taraf pe-laksanaan yang normal, lancar serta aman,”ujar Menhub.

Menyinggung adanya upaya menaikkantarif angkutan, Menhub mengatakan setelahpihaknya melakukan evaluasi diketahui adapelanggaran kenaikan tarif angkutan namuntidak sampai dari satu persen.

“Meski terjadi kenaikan pelanggaran tarifsebesar itu, namun masih tetap dalam koridorpenjualan tiket dengan tarif atas bawah,”tambahnya.

Harga Tiket Pesawat MelonjakDirektur Jenderal Perhubungan Udara,

Mohammad Iksan Tatang, mengakui keku-rangan pemerintah dalam memberikan infor-masi tetang besaran angka tarif batas pesa-wat udara. Akibatnya banyak masyarakatyang menyampaikan keluhan tentang ting-ginya tarif pesawat selama angkutan lebaran.

“Kami memang banyak menerima keluhanmasyarakat. Akan tetapi, dari pengecekankami belum ditemukan pelanggaran tarif ba-tas atas yang dilakukan perusahaan maskapaipenerbangan,” kata Tatang, beberapa waktulalu di Jakarta.

Menurut Tatang, meski ada kenaikan tarifyang cukup tinggi selama angkutan lebaran,tarif tersebut belum melampaui batas atas.“Pada hari biasa, maskapai memberlakukantarif sangat murah, sedangkan pada lebaranmereka memberlakukan angka tarif maksimal.Makanya, ketika ada kenaikan sampai dua kalilipat lebih, masyarakat komplain. Namun,angka itu memang belum menyentuh batasatas,” kata Tatang.

Ditambahkan, untuk membantu penum-pang ke depan pemerintah akan memintapengelola bandara dan maskapai untuk me-nempelkan daftar tarif batas atas. Dengandemikian transparansi tarif bisa diketahui.

Untuk mengantisipasi lonjakan penum-pang, maskapai sendiri sudah menambahpenerbangan sebanyak 225 penerbanganyang kapasitas penumpangnya sampai 100persen. Jumlah penumpang pesawat padaangkutan lebaran tahun ini diprediksi sampai1,4 juta penumpang.

Masih Ada KorbanDi balik sukses angkutan lebaran tahun

ini, Hatta Radjasa mengaku masih belum puaskarena masih terjadi beberapa kecelakaanfatal yang berakibat hilangnya nyawa puluhanorang.

“Arus mudik lebaran 2006 relatif lebih baikdan lancar. Tetapi saya tidak puas. Masih adakecelakaan fatal,” ujar Hatta.

Dari puluhan kasus kecelakaan mereng-gut korban jiwa, Hatta menyimpulkan faktorpenyebab utamanya adalah masalah kedisi-plinan di jalan. “Sejumlah kecelakaan terjadidi jalan yang bukan merupakan ruasnya. Ka-renanya, ini adalah masalah disiplin,” ujarnya.

Karena masalahnya adalah kedisiplinan,solusi ke depan adalah melakukan kampanyemengenai kedisiplinan di jalan. Pada tahun-tahun sebelumnya, yang menjadi penyebabutama kecelakaan adalah faktor kendaraan.

Mengenai membaiknya pelaksanaan arusmudik lebaran 2006, Hatta menyebut lantar-an koordinasi dapat dilakukan dengan lebihbaik dan adanya perbaikan infrastruktur mes-kipun belum sangat memadai.

Kriminalitas TurunWakapolri Komjen (Pol) Drs Adang Daro-

jatun mengatakan jumlah aksi kriminalitasyang terjadi sebelum dan sesudah lebaran,khususnya di jalur utama mudik/balik lebaran1427 Hijriah turun cukup signifikan.

“Laporan di beberapa Polda dan satuanwilayah di daerah menunjukkan adanya pe-nurunan angka kriminalitas yang cukup signi-fikan,” kata Adang Darojatun di Nagreg Ka-bupaten Bandung, Jawa Barat, beberapawaktu lalu.

Penurunan itu terjadi baik aksi kriminalitasdi jalur mudik/balik lebaran maupun terhadaprumah dan harta benda yang ditinggal mudikoleh pemiliknya. Aksi kriminalitas terhadappenumpang bus dan kereta api yakni dengancara pembiusan atau memberikan minumanbercampur obat tidur juga mengalami penu-runan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Turunnya angka kriminalitas itu, menurutdia, mencerminkan adanya kesiapan peme-rintah dalam hal ini aparat dalam melakukanpengamanan termasuk kepedulian dan kesa-daran masyarakat pemudik untuk menjagadiri masing-masing, juga semakin tinggi.

“Jauh-jauh hari sudah dilakukan kampa-nye untuk menghindari aksi kriminalitas saatmudik, sejauh ini cukup efektif,” katanya.

Selain itu, pengamanan jalur mudik/baliklebaran melalui operasi-operasi yang digelardi tingkat Polda berlangsung cukup efektifuntuk melancarkan arus lalu lintas di titik-titikkepadatan arus lalu lintas.

Sementara itu, angka percaloan yangterjadi di stasiun kereta api, terminal, bandaradan pelabuhan pada arus mudik/balik lebaran2006 juga menurun. “Penumpang yang me-laporkan karena merasa disusahkan oleh caloatau pelaku kriminalitas sangat menurun,” ka-ta Menhub Hatta Radjasa.

Dari hasil pengamatan dan observasi yangdilakukan pada arus mudik/balik lebaran 2006ini, menurut Menhub, calon penumpangyang mengeluhkan gangguan calo hanya0,28 persen, sedangkan sisanya mengakutidak dipernah berhadapan dengan calo.

Menhub juga mengatakan agar masya-rakat menggunakan fasilitas layanan yang adatermasuk layanan tertulis, lisan maupunelektronik atas keluhan terhadap pelayananpihak perusahaan angkutan, ketidaksigapanpetugas hingga saran-saran untuk perbaikanpelayanan.* Tim Kontributor KomunikA

Tim Kontributor KomunikA:Chaerul Hasibuan (NAD), Hanrosboy (Jambi), Sri Mulyani

(Semarang), Indarti Budi S (Yogyakarta), Rosmiyati(Surabaya), Sylvia A Belopadang (Makassar)

Pemudik berebut naik kereta ekonomi di stasiun Tanah Abang Jakarta.

Pemudik menunggu bus di pool bus Damri Kotabaru, Pontianak, Kalimantan Barat. Kepadatanpenumpang juga terjadi di luar Jawa.

foto

: da

n

foto

: go

ro

Page 9: komunika 17 2006

9

KOMUNIKA

Edisi 17/Tahun II/November 2006

LEBARAN 2006

Fenomena itu Bernama Sepeda MotorSeorang bocah lelaki tertidur lelap di stang. Bapaknya menjepitnya dengan lengan

agar si bocah tak jatuh. Sementara kaki si bapak menginjak rem sembari menahantumpukan tas di depan dengkul agar tetap pada posisi. Di tengah jok, seorang

bocah perempuan berjaket wol meringis kedinginan. Di belakangnya, ibunya sibukmemasukkan dot ke mulut bayi dalam gendongannya.

Lima nyawa di atas satu sepeda motor, bukan main! Tapi itulah gambaran nyatayang biasa dijumpai di jalan-jalan saat mudik lebaran lalu. Pengguna kendaraan roda duapada mudik lebaran tahun ini memang melonjak drastis. Bahkan bisa dikatakan, padalebaran 2006 ini sepeda motor telah menjadi fenomena. Bukan hanya di Jawa, namunjuga di luar Jawa seperti yang disaksikan Tim Kontributor KomunikA di sembilan provinsi.

Departemen Perhubungan menyatakan jumlah sepeda motor pada arus mudiksampai tujuh hari setelah Lebaran (H+7) meningkat 41,36 persen dibandingkan dengantahun lalu. Ini tak terlepas dari peningkatan jumlah sepeda motor dalam setahun terakhir.

Sumber Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Jateng yang ditemui KomunikAmenyatakan, sepeda motor yang dipakai pemudik yang masuk ke Jateng selama masamudik Lebaran 2006 mencapai sekitar 750.000 unit, atau naik sekitar 250.000 unitdibandingkan dengan tahun 2005. Dengan asumsi setiap sepeda motor ditumpangidua orang, berarti tahun ini akan ada sekurang-kurangnya 1,5 juta pemudik yang datangbersepeda motor. Itu kalau penumpangnya dua, kalau lima seperti contoh di atas,berapa jumlah pemudik dengan sepeda motor ini? 3,75 juta orang!

Banyaknya warga yang mudik dengan menggunakan sepeda motor memang tidakterhindari lagi, karena orang dengan mudah mendapatkan sepeda motor. Sebuah promosidi Jalan Sultan Agung, Semarang, menawarkan, dengan uang muka Rp 300.000, orangsudah bisa membawa pulang sepeda motor. Uang muka yang diminta itu lebih kecildaripada cicilan yang harus ditanggung pembeli, yakni Rp 450.000 per bulan.

Sepeda motor menjadi pilihan kendaraan bagi masyarakat, terutama karena selainbiaya perawatannya ringan juga harganya terjangkau. Mahalnya tiket bus dan keretaapi saat lebaran juga menjadi penyebab pemudik memilih menggunakan kendaraanroda dua ini. "Bayangkan, bus eksekutif tujuan Yogya yang biasanya Rp 100 ribu, padalebaran ini naik menjadi Rp 200 ribu. Ya mending pakai motor aja, lebih irit," kata Paino,karyawan PT JVC Elektronik, saat mudik bersama rombongan ke Yogyakarta.

Praktis dan murah, namun bukan berarti tanpa masalah. Wakil Ketua Komisi V DPR,Sumaryoto, di Solo akhir bulan lalu menyatakan, apabila pemerintah tetap mengizinkansepeda motor sebagai alat transportasi antarprovinsi, maka harus diberikan jalan tersendiri,sehingga tidak mengganggu kendaraan besar lainnya. “Jangan terus dibiarkan sepertisekarang ini,” ujarnya.

Ia memprediksikan apabila persoalan mudik dengan sepeda motor ini tidak diatursejak dini, dalam angkutan mudik Lebaran tahun depan kemacetan di jalur Panturamaupun jalur selatan akan bertambah parah.*

Tim Kontributor KomunikA

Lebaran di Daerah Bencana

Tak seperti daerah lain yang tampaksu-mringah saat lebaran, warga dusunTambang-an, Muruh, Gantiwarno KabKlaten, memperingati Idul Fitri

dengan bersahaja. Tak tampak orang hilirmudik dengan baju baru, atau anak-anak ceriabermain kembang api di jalanan. Suasanasehabis sholat Ied tampak adem ayem saja.

"Habis sholat Ied dan saling maaf-mema-afkan di masjid dan lapangan, kami langsungpulang. Tak ada acara saling kunjung-mengun-jungi seperti lebaran tahun lalu, karena rumahwarga rusak semua dan belum diperbaiki hing-ga sekarang," kata Marinem (40) kepada Ko-munikA.

Kesedihan segera membayang di wajahyang tampak lebih tua dari umur sebenarnya.Ia sedih karena tak dapat menikmati lebarandi bawah naungan rumah yang layak huni,seperti rumahnya dulu.

"Sudah hampir setengah tahun gempaberlalu, tapi kami masih tinggal di tenda danmasak di halaman karena tak sanggup mem-bangun rumah," ujarnya sendu.

Suasana sedih juga terasa di Pleret,Bantul, daerah yang juga mengalami keru-sakan hebat saat gempa akhir Juni 2006 la-lu. Di sini warga masih sempat saling me-ngunjungi, kendati dalam suasana yangpenuh keprihatinan. Beberapa wanita salingberpelukan penuh haru saat bercerita ten-tang anggota keluarga mereka yang menjadikorban gempa.

Lebaran di TanggulTepat pada hari H, usai menjalankan

sholat Ied, ratusan pengungsi korban lum-pur panas asal Desa Jatiwarno Sidoarjo ber-datangan ke tanggul penahan lumpur. Mere-ka berharap dapat melihat rumah yang dulupernah mereka tempati. Hal ini membuattanggul penuh sesak oleh manusia. Suasanaharu pun merebak. Isak tangis terdengardi sana-sini, saat para pengungsi menyaksikanrumah mereka sudah lenyap, tenggelamdalam lautan lumpur.

"Dulu rumah saya di situ, dekat pohonitu, tapi sekarang sudah tak tampak lagi,"kata Maria Ulfa, salah seorang pengungsi,sambil tersedu. Ia mengaku sangat rinduingin kembali ke kampung halaman. Sayangkerinduannya tak terobati, lantaran sem-buran lumpur panas yang tak kunjung ber-henti telah mengubah Jatiwarno dan kam-pung-kampung di sekitarnya menjadi lautanlumpur.

Para pengungsi bergerombol di tanggulhingga matahari naik sepenggalah. Bau lum-pur dan panas matahari yang kian menye-ngat memaksa mereka satu-persatu bering-sut pergi, meninggalkan tetesan air matadan segumpal kerinduan yang tak terbalas.*

Tim Kontributor KomunikA

Seorang warga Jatiwarno mengamati ru-mahnya yang terbenam lumpur panas.

Warga Pleret, Bantul, lebaran di tenda dan memasak di halaman.

Pemudik bersepedamotor merajai jalanan.

e-gov kilas Ruang ini disediakan sebagai wadah tukar informasi antar pengelola situs atau portal lembaga pemerintah baik di tingkat pusat atau daerah.Pengelola dapat mengirimkan profil situs yang dikelolanya melalui e-mail: [email protected]

Kota Metropolitan Makassar sebagai ibukota prov Sulawesi Selatan dikenal sebagaikota "Angin Mamiri", yang berarti "kotahembusan angin sepoi-sepoi basah". Kotayang dihuni oleh 4 suku bangsa mayoritas,

Bugis, Makassar, Mandar dan TanahTorajadan memiliiki luas wilayah 175,55 km2memilki potensi dan peluang investasi,antara lain disektor industri dan pariwisata.

Untuk sektor industri sendiri antaralain;industri pengolahan biji coklat, bijij kopi,rumput laut, rotan, besi baja, cold storage,dll.

Untuk sektor pariwisata dapatmengembangkan 11 pulau sekitae selatMakassar yang memiliki prospek untuk dikembangkan sebagai obyek wisata. Jaraktempuh antar pulau tersebut dapat ditempuh dengan menggunakan speed boatsekitar 10-60 menit.

Untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut, pemerintah propinsimenyediakan infratruktur sarana investasi,antara lain fasilitas bandara, pelabuhan, jalan,dan fasilitas penunjang lainnya.

Semua informasi ini dapat dilihat dalamsitus ini. Situs ini memberikan informasi yangcukup mengenai pemerintahan danlingkungan provinsi Makassar.

www.bengkalis.go.idSistem Informasi Pelayanan Data

Bengkalis selain dengan potensikekayaan sumber daya alamnya, baik darisektor migas berupa minyak bumi dan nonmigas berupa hasil komoditi perkebunan,pertanian, peternakan dan pariwisata, juga

www.makassar.go.idInvestasi dan Potensi Makassar

terletak di posisi yang cukup strategis,diantara perbatasan negara Malaysia, danberada diantara kawasan segitigapertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapura(IMS-GT) dan kawasan segitiga Indonesia-Mayalsia-Thailand (IMT-GT).

Dengan visi menjadi salah satu pusatperdagangan di Asia Tenggara dengandukungan industri yang kuat dan sumberdaya manusia yang unggul, pemerintahkabupaten Bengkalis mengupayakantersedianya sarana dan prasarana utukmasyarakat Bengkalis.

Untuk menunjang arus inforamasi,pemerintah kabupaten Bengkalismenyediakan situs pemerintahan.Didalamnya berisi informasi seputarBengkalis, meliputi potensi dan peluanginvestasi. Salah satu fasilitas yang menarikdari situs ini adalah tersedianya link "SistemInformasi Pelayanan Data" kabupatenBengkalis. Data diklasifikasikan menjadi 14bagian, dan setiap bagian ini terdapat subdata, dan masing-masing data disajikan dalam2 bahasa, Indonesia dan I.nggris

foto

: iin

foto

: ro

s

foto

: da

n

Page 10: komunika 17 2006

10 Edisi 17/Tahun II/November 2006

KOMUNIKA LINTAS DAERAH

Kabupaten PosoDibangun 1.009 Rumah Bagi WargaPoso

Kepala Sub Dinas Penerangan UmumMarkas Besar Angkatan Darat, Kol Inf SenoPurbobintoro mengatakan di Jakarta, se-banyak 1.009 unit rumah akan dibangun bagiwarga Poso. Rumah-rumah tersebut tersebardi 85 desa dan 11 kecamatan se-kabupatenPoso, dibangun bekerjasama dengan De-partemen Sosial melalui program TNI Ma-nunggal Sosial Sejahtera (TMSS).

"Selain mengerahkan 400 personil dariYon Zipur 8/SMG, pembangunan rumah inijuga dibantu oleh 800 penduduk Poso danini merupakan wujud nyata kemanunggalanTNI-rakyat," kata Seno.

Menurut rencana, kerja sama antara TNIdan Depsos dalam pembangunan rumah inimelalui kegiatan TMSS akan rampung akhirDesember 2006.

Sebelumnya, TNI-AD juga bekerja samadengan Depsos dan pemda setempat telahmembangun 100 unit rumah dan diserahkansecara simbolis oleh Mensos Bachtiar Cham-syah kepada masyarakat Poso.

Menurut Dandim 1307/Poso Letkol InfIndra Maulana Harahap yang juga KomandanSatgas TMMS Poso, pembangunan rumahtinggal tersebut diperuntukkan bagi masya-rakat korban konflik sosial dan masyarakatkurang mampu di kabupaten Poso.

(www.bipnewsroom.info)

Tim Pemantau Pemilu Uni Eropa IAmati Pilkada Aceh

Tim pertama Pemantau Pemilu dari UniEropa sebanyak 8 orang sudah berada diAceh dan 80 personil lainnya untuk

memantau Pilkada di 19 Kabupaten/Kota, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalamyang direncanakan pada 11 Desember2006 mendatang.

Kepala Misi Pemantau Pemilu Uni Eropauntuk Aceh, Glyn Ford, dalam jumpa persdi Jakarta, mengatakan Tim pertamapemantau Pemilu Uni Eropa berada diIndonesia ini atas undangan pemerintahIndonesia dan Komisi

Independen Pemilihan Aceh.Direncanakan secara total sebanyak 250

personel akan berada di Provinsi NAD.Menurut Glyn Ford, tim pemantau Pemilu

dari Uni Eropa di Aceh ini bertujuan untukmelihat proses demokrasi yang berlaku diAceh dan untuk memastikan proses pilkada

berjalan dengan transparan dankepercayaan masyarakat tentang hakpolitik yang dapat disalurkan sebagaimananota kesepahaman MoU yang telahditandatangani oleh Pemerintah Indonesiabeberapa waktu lalu di Helsinki.

Selain itu juga untuk memastikanbahwa para pengamat akan bersikap netralatau tidak memihak dalam melaksanakanmandatnya, baik secara objektivas maupunkebebasannya yang disesuaikan denganperaturan serta hukum yang berlaku.

Glyn juga mengatakan bahwapemerintah Indonesia sendiri menjaminkebebasan bagi para pemantau Pemilu diseluruh provinsi dan akan memberikanakses kepada para pengamat dan pejabatpemilu.

(www.bipnewsroom.info)

foto

: m

thds

t

Aceh

Kalimantan TimurJero Wacik Siap Kenalkan PotensiPariwisata Kalimantan

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, JeroWacik, menyatakan kesediannya untukmemperkenalkan berbagai potensi pariwisataKalimantan, baik dalam skala nasional maupuninternasional, untuk meningkatkan kun-jungan wisata ke kawasan tersebut.

Hal itu dikatakan Jero Wacik saat mem-buka ‘Borneo Extravaganza’ yang diikuti olehempat provinsi di Kalimantan yang berlang-sung di Atrium Mall Taman Anggrek Jakartabeberapa waktu lalu.

Jero mengatakan potensi pariwisata diKalimantan sangat beragam, baik wisata bu-daya maupun pesona alamnya sangat menarikuntuk dikunjungi, sehingga perlu promosigencar agar daerah tersebut menjadi salahsatu daerah kunjungan utama di tanah air.

Borneo Extravaganza diikuti sejumlah biroperjalanan di empat provinsi, termasuk sejum-lah kabupaten/kota yang memperkenalkanberbagai potensi wisata andalan masing-ma-sing.

Kegiatan itu juga dimanfaatkan oleh se-jumlah pengusaha cendera mata dengan ha-rapan bisa meningkatkan omset dengankerja-sama usaha melalui pameran yang su-dah berlangsung dua kali itu.

(www.kaltim.go.id)

Kabupaten Jayapura

Lokakarya Penentuan Kawasan HutanBernilai Konservasi Tinggi

World Wild Fund (WWF) Papua meng-gelar lokakarya penentuan kawasan hutanbernilai konservasi tinggi pada areal penge-lolaan hutan lestari berbasis masyarakat adatdi Distrik Unurum Guay, Kabupaten Jayapura.

Menurut Direktur WWF Indonesia RegionSahul, Benja Victor Mambai, tujuan diadakan-nya lokakarya ini untuk menyamakan pema-haman tentang konsep dan metode penen-tuan hutan bernilai konservasi tinggi (HighConservation Value Forest atau HCVF) danmengidentifikasi kawasan hutan yang memilikinilai konservasi tinggi di wilayah Distrik Unu-rum Guay.

Di samping itu, kegiatan ini juga untukmembangun komitmen dan kesepakatanbersama agar hasil analisis HCVF ke depandapat digunakan dalam pengelolaan hutandi daerah tersebut.

HCVF merupakan sebuah metode yangdigunakan untuk menganalisis suatu wilayahhutan yang akan dikelola. Dari metode ter-sebut, maka dapat diketahui wilayah hutanyang akan dinegoisasikan dengan pihak pe-ngelola untuk menyepakati wilayah yang akandikelola dan wilayah yang akan dilindungibersama.

Benja mengatakan, dalam lokakarya ter-sebut dilakukan proses analisis wilayah hutandengan pendekatan keruangan (spasial). Ba-han yang digunakan adalah peta tematik dariwilayah Unurum Guay.

Guna mendorong usaha pengelolaan hu-tan alam lestari berbasiskan masyarakat adat,lanjutnya, WWF-Indonesia Region Sahul me-milih dua lokasi sebagai areal yang akandilakukan pendampingan dalam menerapkanpengelolaan hutan lestari berbasis masya-rakat, yakni Kabupaten Merauke dan Jaya-pura.

Bangka Belitung

Pembangunan Fisik 2007Meningkatkan Kondisi Jalan

Tahun 2007 nanti Pemkot Pangkalpinangakan memprioritaskan pelaksanaan proyekpeningkatan jalan seputar wilayah kota.Semua jalan di Ibukota Prov Bangka Belitungini akan dibuat dengan metode hotmix, un-tuk menyeimbangkan antara jalan negara,jalan provinsi dan jalan kota.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Ko-ta Pangkalpinang Sarjulianto mengatakan,pembangunan akan di prioritaskan pada jalanmenuju ke jalan protokol. Prioritas kedua di-fokuskan pada peningkatan sarana jalan se-perti saluran air dan pematusan serta trotoar.

Tentang banjir di seputar Kota Pangkalpi-nang, Sarjulianto menjelaskan akan ditang-gulangi dengan sistem drainase dipadu de-ngan kolom retensi. (www.bangkapos.com)

“Sebagai langkah awal, Distrik UnurumGuay, Jayapura telah disepakati sebagai unitmanajemen contoh. Setelah lokakaryaberlangsung, maka diharapkan adanyasebuah peta wilayah prioritas hutan yangbernilai konservasi tinggi di Unurum Guayserta adanya rekomendasi wilayah hutanyang dapat dikelola oleh masyarakat adatsetempat untuk keperluan produksi. Selainitu diharapkan timbulnya kesadaranmasyarakat tentang pentingnya hutan yangbernilai konservasi tinggi diwilayah mereka,”tambahnya.

(www.papua.go.id)

Kota Jakarta Timur

Pemkot Jaktim Siapkan SirinePeringatan Banjir

Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timurtelah menyiapkan berbagai upaya sebagaiprosedur tetap antisipasi bahaya banjir saatmusim penghujan tiba, utamanya di tempat-tempat yang menjadi titik rawan.

Salah satu upaya tersebut adalah me-nyiapkan alat berupa sirine peringatan adanyabahaya banjir, terutama di kelurahan-kelu-rahan yang rawan banjir.

“Kami juga telah menyiapkan beberapalokasi penampungan bagi para korban nanti-nya,” kata Walikota Jaktim Dr Koesnan AbdulHalim di kantornya, beberapa waktu lalu.

Di samping itu, pemerintah kota jugatelah berkoordinasi dengan regu penyelamatbekerja sama aparat TNI dan Polri, penyiapanbantuan logistik serta beberapa unit MandiCuci Kakus (MCK) keliling.

Pemkot Jaktim berharap, di tahun 2008nanti masalah banjir ini telah dapat teratasidengan selesainya proyek Banjir Kanal Timur(BKT) yang saat ini pengerjaannya telah sam-pai pada tahap akhir pembebasan tanah danlahan milik warga dan umum.

Namun setelah adanya BKT, kata walikotaKoesnan, banjir harus tetap diwaspadai sebabBKT hanya dapat mengatasi banjir sekitar 80persen, dan 20 persennya adalah ancamanseperti bantaran kali yang sempit sertagorong-gorong yang mampet karena tersum-bat oleh sampah.

(www.bipnewsroom.info)

Potensi SDA Aceh TimurDari Sabang Sampai Merauke Kabupaten Aceh Timur

Kabupaten Aceh Timur terletak dibagian timur Provinsi NanggroeAceh Darus-salam, dengan posisiastronomis di 40-5015' LU dan

97015'-98015'. Aceh Timur yang berpen-duduk 312.236 jiwa, tersebar di 21 keca-matan, merupakan pintu gerbang ProvinsiNAD yang memiliki kekayaan alam berupakeanekaragaman hayati dan aneka bahantambang. Selain memiliki beragam jenis floradan fauna, Aceh Timur juga memiliki keka-yaan seni budaya, antara lain tari Laweut,Ranub Lampuan, Seudati, Ranub Singapu,Saman dan Rapai Daboih.

Penduduk Aceh Timur terdiri dari per-kauman besar yaitu Perkauman Aceh, Me-layu dan Gayo maka tidak mengherankankalau Aceh Timur mempunyai kebudayaanyang khas dan memiliki ciri tersendiri, karenamasing-masing perkauman secara spesifikmenampilkan kebudayan dan adat istiadatmasing-masing seperti adat perkawinan,

tarian, ragam hias dan arsitektur.Penduduk Kabupaten Aceh Timur pada

umumnya beragama Islam. Kalaupun adayang beragama Kristen, Hindu, ataupun Ba-tak, umumnya adalah kaum pendatang. Ke-hidupan beragama di Aceh Timur sangat har-monis.

Industri dan PerdaganganAktivitas perindustrian dan perdagangan

di Aceh Timur telah mampu membawa peru-bahan, antara lain mengupayakan pemba-ngunan industri kecil untuk menciptakanstruktur ekonomi yang berimbang. Produkindustri kecil di antaranya berupa sulamandan bordir dalam bentuk tas, dompet, keran-jang kain, kopiah, aneka hiasan dan gan-tungan kunci. Beberapa produk lokal AcehTimur sudah memasuki pasar ekspor antaralain ke Malaysia dan Jepang.

Pertambangan dan EnergiAceh Timur mempunyai berbagai po-

tensi energi dan bahan mineral. Untuk mi-nyak bumi terdapat cadangan sebanyak2.377 juta barrel, gas bumi potensial 2.415BSCF, dan beberapa lokasi memiliki tenagaair yang potensial dijadikan pembangkittenaga listrik.

Dengan kekayaan alam yang berlimpahdan potensi sosial budaya yang beragam, dimasa datang Kabupaten Aceh Timurdiharapkan dapat maju pesat. Investasi untukmenggali sumber daya alam masih terbukalebar. Di sisi lain, keindahan alam dan keunikantradisi sangat mendukung pengembanganindustri pariwisata*. dw

Tari Saman (bawah) dan Rapai Daboih(atas), seni tradisi Kabupaten Aceh Timur.

foto

: kp

s

foto

: m

th

Page 11: komunika 17 2006

11

KOMUNIKA

Edisi 17/Tahun II/November 2006

The Real HeroWajah KitaLINTAS LEMBAGA

Jika anda bertanya kepada rakyat Bangladesh,siapakah pahlawan mereka saat ini? Maka berbilangjawaban akan menunjuk kepada sosok pria sederhanabernama Muhammad Yunus. Dia bukan jenderalpemenang perang, bukan mediator konflik ulung,bukan pula politisi kawakan juru lobi andalanpemerintah Bangladesh. Dia "hanya" seorang ekonomyang berhasil membuat masyarakat miskin di negerimiskin itu dapat menghela napas lebih panjang.

Kepahlawanan M Yunus bukan hanya diakui wargamiskin Bangladesh, namun juga diakui semua orang.Hal ini dibuktikan dengan jatuhnya Hadiah NobelPerdamaian ke tangan Yunus. Selama ini Nobel Per-damaian memang lebih dekat dengan juru redam kon-flik dan pelopor perdamaian dunia. Tapi kali ini berbe-da, Hadiah Nobel Perdamaian justru jatuh ke tanganekonom. Namun tentu, terpilihnya Yunus sebagaipemenang bukan tanpa alasan. Karena semua orangtahu, Yunus adalah tokoh yang mampu mendamaikangejolak kebutuhan kaum miskin papa dengan kepo-ngahan sistem perekonomian yang di mana-manatak pernah berpihak kepada komunitas akar rumput.

Yunus memang berbeda. Biasanya para ekonomselalu berangkat dari wacana, visi, teori dan konsepyang ndakik-ndakik, pisau analisis yang canggih, barukemudian meng-grounded-kan konsepnya di lapangan.Namun ia justru melakukan sebaliknya, langsung ter-jun ke lapangan, dan dengan sekuat tenaga memban-tu memberdayakan kaum pinggiran agar bisa keluardari kubangan kemiskinan. Ia tak peduli, kendati--misalnya--hanya mampu mengentaskan satu orangmiskin saja.

Bagi dosen ekonomi lulusan AS ini, pemimpin yangbaik tidak datangdari seekor burungyang hanya mampumelihat realitas dariketinggian. Pemim-pin yang baik justrudatang dari seekorcacing yang relamelata, merasakandan mencium per-mukaan bumi. Pe-ngalamannya ber-sentuhan langsungdengan orang-orangpapa membuatnya mengerti, bahwa orang menjadimiskin bukan karena tidak berdaya, namun karenatidak pernah diberi kesempatan.

Dengan keyakinan itulah, ia bersama mahasiswa-nya mendirikan lembaga keuangan non-bank, yangberfungsi menyalurkan kredit mikro kepada kaum mis-kin di sekitar kampus, tanpa jaminan apapun selainkepercayaan--sebuah langkah yang dicibir habis-habisan oleh kalangan perbankan resmi.

Namun di tangan Yunus, sistem penyaluran kreditsemacam itu bisa berjalan lancar. Terbukti bahwa jikadiberi kesempatan, orang miskin pun dapat mencicilpinjamannya secara tertib. Namun kalangan per-bankan masih menyangsikan kiprah Yunus. Merekabilang, suatu ketika sistem itu akan menjadi bom wak-tu. Benarkah demikian?

Entahlah. Yang jelas sekarang lembaga yang dirin-tis Yunus sudah beroperasi selama 25 tahun lebih.Bahkan sudah berkembang menjadi lembaga perban-kan resmi khusus penyalur kredit bagi orang miskin.Sekarang nasabah bank yang oleh M Yunus dinamaiGrameen Bank ini sudah mencapai 6,6 juta orang,dengan tingkat pengembalian kredit 98%. Reputasinyatidak hanya diakui oleh orang miskin dan kalanganperbankan setempat, namun juga diakui Bank Dunia,PBB dan lembaga penyeleksi Hadiah Nobel.

Yunus mendapat penghargaan karena totalitasnyaberjuang menciptakan kemungkinan-kemungkinan danperubahan--yang semula dianggap mustahil--di te-ngah kehidupan masyarakat miskin. Berkat upayanya,ribuan pengemis di Bangladesh kini telah berganti pro-fesi menjadi pedagang dan pengusaha. Ribuan orangterentas dari jurang kemiskinan.

Muhammad Yunus tidak pernah memproklamasi-kan dirinya sebagai pahlawan. Akan tetapi semuaorang tahu, bahwa dia adalah the real hero--pahlawansejati!* gun

graf

is:

imag

eban

k

Polda Metro Jaya

Badan Koordinasi Penanaman Modal

Selama Ketupat Jaya 2006 Situasi Lebih Terkendali

Selama berlangsungnya “Operasi Ketupat Jaya 2006”sejak 17 - 31 Oktober 2006, secara umum situasi terkendalicukup kondusif di wilayah Polda Metro Jaya, dibandingkandengan periode yang sama tahun 2005

“Memang ada peningkatan angka tindak kejahatan,tetapi sangat kecil, sekitar 0,67 persen,” kata Kabid HumasPolda Metro Jaya, Kombes (Pol) Ketut Untung Yoga, diJakarta, Kamis (2/10), seraya menambahkan, jika pada 2005terjadi 449 kasus, maka pada 2006 ini terjadi 452 kasustindak kejahatan.

Kasus – kasus kriminal yang mengalami peningkatandiantaranya penganiayaan berat (anirat), kasus pencuriandengan kekerasan, kasus kebakaran, kasus pemerasan/pengancaman.

Namun, katanya, disamping terjadi kenaikan pada kasus– kasus tersebut, juga ada penurunan. “Angka tindakkejahatan memang meningkat, tetapi tidak untuk semuakasus, karena justru ada yang turun," kata Ketut, dian-taranya pencurian dengan pemberatan (curat) dan pen-curian sepeda motor (curanmor) serta narkotika. Curat pada2005 tercatat 83 kasus sedang pada 2006 menurun menjadi70 kasus.

Begitu pula dengan kecelakaan lalu lintas (laka lantas)yang tercatat 134 pada 2005 menjadi 119 tahun 2006.(www.bipnewsroom.info)

Pemerintah Segera Bahas Payung Hukum KEKI

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) MLuthfi mengatakan akan segera membahas payung hukumKawasan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI) bagi terciptanyakawasan perdagangan bebas bagi penciptaan iklim investasi.

“Pemerintah akan memanggil tim KEKI dan membahasdengan DPR, kemudian komitmen pemda, kepolisian, pajakdan bea cukai, ketenagakerjaan untuk menciptakan ikliminvestasi yang efisien,” ujarnya.

Luthfi mengatakan, daerah usulan KEK merupakan daerahyang memiliki unsur (demand) permintaan lebih untukmenjadikan kawasan ekonomi bebas serta adanya komitmendari pemda setempat untuk menciptakan daerah yang akrabdan ramah terhadap investasi.

Sumatera Utara, Bojonegoro serta Sulawesi Selatan,menurut Luthfi, memiliki permintaaan yang tinggi sertamempunyai prospek bagus untuk dijadikan salah satukawasan ekonomi khusus.

“Terbukti di Batam, kini perizinan tidak memakan waktusatu bulan atau lebih melainkan satu hingga tujuh hari bagipengurusan perizinan investasi, dan itu berarti ditempat laindi Indonesia bisa diterapkan,” katanya mencontohkan.(www.bipnewsroom.info)

Pertamninan Tandatanganu MoU DenganSingapore Petroleum Company Limited

PT.Pertamina (Persero) menandatangani notakesepakatan (MoU) dengan perusahan minyakSingapura,Singapore Petroleum Company Limited (SPC), di

RI-AS Tandatangani MoU Pemberantasan IlegalLogging

Departemen Kehutanan dalam waktu dekat akanmenandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan AmerikaSerikat terkait pemberantasan illegal logging (pembalakanliar) serta perdagangannya.

“Waktunya belum ditentukan, kemungkinan sebelumkunjungan presiden Amerika Serikat ke Indonesia,” kataKepala Pusat Informasi Departemen Kehutanan, Dr. Ir.Achmad Fauzi.

Hal terpenting dari penandatangan MoU tersebutdikatakan Achmad adalah Amerika Serikat telah setuju untukbersama memerangi kasus pembalakan dan perdagangannyayang juga menunjukkan dukungan internasional semakinkuat akan hal ini.

Setelah penandatanganan MoU, kata Achmad, akandisusul dengan pemaparan rencana kerja kedua negara danakan disusun apa yang menjadi fokus Indonesia dalammemerangi pembalakan liar dan apa yang bisa dilakukan olehAmerika terhadapnya.

Poin terpenting yang akan dikemukakan Indonesia padaMoU tersebut adalah supaya negara-negara pengimpor kayusebelumnya benar-benar memeriksa semua berkas kayu dantidak menerima kayu ilegal.

“Banyak lagi yang nanti akan dibakukan, namun kembalilagi yang terpenting semua sepakat illegal logging merupakankejahatan Internasional. Tidak satupun negara yangmelindunginya,” ujar Achmad. (www.bipnewsroom.info)BUMN Pertamina

Departemen Kehutanan

Departemen Komunikasi dan Informatika

Departemen yang dikomandani Sofyan A Djalilini mengurusi antara lain seputar masalahpenyiaran, akses komunikasi, aplikasitelematika, mengkoordinasikan pertum-

buhan infrastruktur komunikasi dan informatika, pos dantelekomunikasi, sosialisasi informasi kepada publik, dan lain-lain.

Indonesia yang demikian luas dan belum semuapenduduknya dapat mengakses informasi menjadi suatumotivasi departemen ini untuk menciptakan sarana danprasarana komunikasi, salah satu program yang sedangdiusung adalah pembangunan palapa ring, yang merupakanjaringan kabel bawah laut yang membentang dari Suma-tera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Malukudan Papua dengan panjang diperkirakan sekitar 36.000km.

Diharapkan pembangunan infratsuktur ini akan mem-percepat penetrasi akses informasi yang menghubungkanseluruh provinsi dan 440 kabupaten/kota di seluruh Indo-nesia.

Dan yang menjadi harapan semua rakyat adalah tariftelekomunikasi dan internet akan menjadi semakin murah.

Departemen Komunikasi dan Informatika sedangmengintensifkan penerapan program Indonesia Go OpenSource (IGOS), untuk mengurangi penggunaan softwarebajakan dan tentunya juga akan meningkatkan kreativitasbangsa, baik bagi komunitas IT maupun user.

Selain menyediakan infrastruktur, departemen ini punbertanggung jawab terhadap tersedianya informasi seputarIndonesia dan informasi lainnya, yaitu sebagai core ofinformation untuk masyarakat Indonesia.

(dw)

Mewujudkan Masyarakat Informasiyang Sejahtera

Hotel Shangrila, di Jakarta, Jumat (3/11)."Kerjasama dalam bentuk ekplorasi minyak dan gas ini

memberikan sinergi yang cukup baik bagi kedua pihak,khususnya bagi Pertamina mempunyai pengalaman,sedangkan SPCC memilki dana," kata Menteri Energi SumberDaya Mineral Purnomo Yusgiantoro di Hotel Shangrila diJakarta, Jumat, (3/11).

Melalui kerjasama ini, SPC telah mulai melangkahkankakinya tidak hanya di kegiatan industri hilir (down stream),melainkan juga pada industri hulu (upstream) .

Selain itu, katanya, kedua pihak akan mengembangkankegiatan ekplorasi di negara Australia dan Papua Nugini.

Menurut Purnomo, hal ini merupakan satu langkah untukmengembangkan cadangan minyak dan gas tidak hanya diIndonesia, tetapi di luar negeri seperti perusahan minyakMalaysia Petronas.

Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina SukusenSoemarinda mengatakan keuntungan dari kerjasama iniadalah Pertamina dapat meningkatkan produksinya.Diakuinya, perusahan ini tidak dapat melakukan kegiataneksplorasi sendiri karena membutuhkan dana.

Mengenai investasi SPC, dia menjelaskan perusahanminyak Singapura tersebut siap menginvestasikan dananyasebesar 1 miliar dolar AS. (www.bipnewsroom.info)

Menteri Komunikasi dan Informatika, Sofyan A Djalil.

foto

: do

k

Page 12: komunika 17 2006

12

Badan Meteorologidan Geofisika

memperkirakan hujanakan mulai turun

pertengahan Novembertahun ini. Sudahkah kita

mengantisipasinya?

Yang dinanti-nanti segera tiba.Hujan yang diharapkanmengguyur Oktober lalu,sedikit tertunda karenaterjadi perkembangan dina-

mika laut dan atmosfer. Diperkirakansebagian besar wilayah Indonesia akanmulai basah kuyup pada pertengahanatau akhir November tahun ini.

Harapan dan kecemasan mengiringidatangnya musim hujan kali ini. Diwilayah Kalimantan dan Sumatera,ratusan ribu orang berharap guyuranhujan dapat ”menyembuhkan” asaphasil pembakaran hutan yang telahmerepotkan tak hanya di dalam negeri,namun juga di negeri tetangga.

Namun, walau membawa berkahbagi sebagian wilayah, kehadiran hujanjuga membawa sedikit kecemasan. Se-tidaknya bagi warga yang tinggal di da-erah rawan banjir, seperti di bantarankali atau kawasan yang lokasinya ren-dah.

Ghozali Syafe’i (32), warga BukitDuri, Manggarai, Jakarta, misalnya,hanya bisa pasrah menunggu datang-nya musim hujan. Di tempat tinggalnya,belum terlihat upaya berarti untukmengantisipasi datangnya air. Padahaldaerah tersebut kerap menjadi lang-ganan banjir.

”Gak ngerti dah. Cuma bisa berharapnggak banjir. Gak bisa ngapa-ngapain.Bersiin kali, sampe tahun jebot juga gak

bakal abis tu sampah. Nah, warga jugabuang sampah di sono. Pikirnya, ntar jugadi pintu air ada yang mungut,” paparpenduduk asli Betawi ini sewot.

Kejengkelan sekaligus kepasrahan yangkian bertumpuk. Bagaimana tidak, kendatiGhozali dan keluarganya sadar diri denganmembuang sampah di tempat pembuanganumum, masih banyak warga yang menja-dikan sungai sebagai bak sampah raksasayang siap menampung ratusan bahkanribuan kilo sampah setiap hari.

600 Sungai Berpotensi BanjirSelain masalah ”kecil”, membuang

sampah ke sungai, ada lagi kondisi yang layakdicemaskan. Saat ini, dari 5.590 sungai indukbesar kecil yang terhimpun dalam 89 SatuanWilayah Sungai (SWS) di seluruh Indonesia,ada sekitar 600 sungai yang berpotensi me-nimbulkan banjir.

Penyebabnya tentu bermacam pula.Mulai dari penyempitan sungai akibat pengu-rugan yang tidak semena-mena, hingga dae-rah resapan yang mulai berkurang.

“Sebanyak 62 di antara sungai-sungaitersebut kondisinya kritis dan superkritis,ditambah lagi saat ini terdapat 1,4 juta hadaerah rawan banjir. Yang tertangani baru420.000 ha atau sekitar 30 persen,” ungkapDirjen Sumber Daya Air (SDA) DepartemenPekerjaan Umum, Siswoko, beberapa waktulalu.

Upaya penanggulangan pun dilakukanpemerintah DKI Jakarta, diantaranya denganmembuat tanggul di sepanjang sungai ter-sebut. Namun dari sekitar 30.000 km kebu-tuhan tanggul yang harus dipenuhi, pemerin-

tah baru dapat merealisasikan sepanjang2.600 Km saja.

Ada lagi proyek Banjir Kanal Timur (BKT).Proyek pencegahan banjir yang dijadwalkanselesai pada 2008 mendatang. BKT ini nan-tinya akan menampung aliran air dari limasungai yang kerap menimbulkan banjir, yaitukali Cipinang, Sunter, Buaran, Jatikramat danCakung yang kemudian akan dibuang kelaut. Namun, proyek harapan itu baru dapatdirealisasikan dua tahun mendatang. So,sekarang saatnya bersiap diri hadapi banjir.

Siaga BanjirMasalah ini tentu tak akan selesai dalam

waktu yang singkat. Perlu upaya berkelan-jutan nan serius, tak hanya dari pemerintah,melainkan juga harus didukung dengan ge-rakan aktif masyarakat guna mencegahkerusakan yang lebih parah.

Selain harus ada penegakan hukum se-misal pengamanan masalah hutan yang les-tari dan memenuhi tata guna lahan, punturut menjaga peruntukan hutan. Dari120,4 juta ha luas hutan, pemerintah telahmembagi peruntukannya antara lain 20,5juta ha untuk hutan konservasi, 33,5 jutaha untuk hutan lindung dan sisanya seluas66,4 juta ha untuk hutan produksi.

Penjagaan yang baik akan berimbas padaterpeliharanya DAS (Daerah Aliran Sungai),yang tentunya akan sangat terkait dengantercegahnya bencana semisal banjir danlongsor.

Realisasi konkret untuk antisipasi banjirtahun ini, Gubernur Sutiyoso telah bersiapdengan menyediakan dana tak terbatasdalam mendukung segala kegiatan siagabanjir. Beragam cara, mulai dari pelayananinformasi cuaca baik melalui Faks, E-mail,serta SMS atau Telepon langsung jikakeadaan mendesak atau darurat, hinggamenyiapkan alat berupa sirine peringatan

bahaya banjir, terutama dikelurahan-kelurahan yangrawan telah disiapkan.

“Kami juga telahmenyiapkan beberapalokasi penampungan bagipara korban nantinya,”jelas Sutiyoso.

Namun sekian banyakrencana tak akan berartitanpa diikuti itikad dan ko-mitmen kita dalam men-

jaga keles-tarian alamyang men-jadi kuncipenting da-lam mence-gah benca-na.

Ya nggakcoy?

(dan)

Beres-beresSambut HujanMenyambut musim penghujan kali ini,ada kegiatan baru yang harus dilakoniwarga Desa Jatirejo, KecamatanPorong, Kabupaten Sidoarjo, JawaTimur. Jika biasanya mereka sibukdengan rutinitas tanah persawahanmusim penghujan, maka kali ini wargadesa yang berada di pinggir tanggullumpur panas Sidoarjo itu harusmengganti kegiatannya denganmengemasi perabot rumah tangga.”Bagaimana lagi. Semua dibawa,eletronik sampai surat-surat. Maumengungsi ke rumah famili diPasuruan,“ ujar Joko salah seorangwarga, pasrah.Ya, musim penghujan diperkirakanmemang akan datang padapertengahan November ini. Termasukakan datang dan mengguyur lokasisemburan lumpur panas Sidoarjo.Kendati ketinggian lumpur telah turundari 5 meter menjadi 1,5 meter,namun ditakutkan bila turun hujanlebat, kemungkinan buruk yang terjadiadalah banjir lumpur.Dan tentu saja Tim NasionalPenanggulangan Lumpur Sidoarjomelakukan antisipasi, salah satunyadengan mengungsikan penduduk,terutama yang berada di ring satu dandua ke tempat yang lebih aman.Tak hanya itu, setidaknya ada empatlangkah lain yang akan dilakukanpemerintah. Mulai dari penguatantanggul sepanjang 7Km dengan cairanpolymer khusus yang didatangkan dariSingapura, hingga perbaikan salurandrainase di kawasan sekitar semburanlumpur.Disiapkan pula 11 pompa airberkapasitas rata-rata 300 liter perdetik pada daerah rawan genanganbanjir. Tiga pompa air dan 2 pompalumpur dengan kapasitas total 5,2meter kubik per detik yang akandialirkan ke kali Porong pun sudahmulai difungsikan.“Kali porong bukan sungai tetapi floodway seperti Banjir Kanal Timur diJakarta, sehingga dapat digunakanuntuk mengalirkan lumpur. Memangujiannya pada musim hujan ini. Bilakami bisa bertahan berarti sistem yangkami buat bekerja baik,” jelasketua timnas, Basoeki Hadimoeljono,awal November lalu.Ya, semoga sistem ini bisa berjalan baiksehingga Joko dan ratusan pendudukJatirejo bisa kembali ke rumahmereka. (dan)

foto

: kp

s

foto

: m

th

Page 13: komunika 17 2006
Page 14: komunika 17 2006

2 Edisi 17/Tahun II/November 2006

KOMUNIKA

Diterbitkan oleh:

DEPARTEMENKOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA

Pengarah:Menteri

Komunikasi dan Informatika

Penanggungjawab:Kepala Badan Informasi Publik

Pemimpin Redaksi:Kepala Pusat

Pengelolaan Pendapat Umum

Wakil Pemimpin Redaksi:Sekretaris BIP

dan Para Kepala Pusat di BIP

Sekretaris Redaksi:Richard Tampubolon

Redaktur Pelaksana:Nursodik Gunarjo

Redaksi:Selamatta Sembiring, Tahsinul

Manaf, Soemarno Partodihardjo,Sri Munadi, Effendy Djal, Ridwan

Editor/Penyunting:Illa Kartila, MT Hidayat,Dimas Aditya Nugraha

Pra Cetak:Farida Dewi Maharani

DesainD Ananta Hari Soedibyo

Riset dan DokumentasiMaykada Harjono K.

Alamat Redaksi:Jl Medan Merdeka Barat No. 9

JakartaTelp/Faks. (021) 3521538,

3840841e-mail:

[email protected]

Redaksi menerima sumbangan tulisan,artikel dan foto yang sesuai dengan

misi penerbitan.

Redaksi berhak mengubah isi tulisantanpa mengubah maksud dan substansi

dari tulisan tersebut.

Isi KomunikA dapat diperbanyak, dikutipdan disebarluaskan, sepanjangmenyebutkan sumber aslinya.

Editorial

BERANDA

desa

in co

ver:

ahas

, ima

geba

nk

RANA

Tentang Pahlawan

Pahlawan Masa Kini

Selama ini kita menganggap bahwapahlawan adalah orang-orang yang me-ngangkat senjata dan membebaskan negaraini dari belenggu penjajahan. Kalau dulu, de-finisi semacam itu benar. Tapi sekarang sudahtidak tepat lagi. Pahlawan masa kini bukanlagi sekadar orang yang bertempur secarafisik untuk membela tanah air, namun jugamereka yang berjuang tanpa pamrih melaluijalur politik, ekonomi, sosial, budaya, agama,dll, yang ditujukan untuk mengangkat harkatdan martabat manusia di hadapan manusialain dan di hadapan Tuhan Yang Maha Esadan perjuangannya semata-mata untuk ke-pentingan banyak orang. Dengan demikian,sekarang dimungkinkan munculnya pahlawanpolitik, pahlawan ekonomi, pahlawan sosial,pahlawan agama, pahlawan olahraga, pahla-wan iptek, dan pahlawan-pahlawan lainnya.

Mardjajus DanardonoTegalkuniran 01/26 Jebres Solo

[email protected]

Orang yang Berpahala

Kalau menurut saya, pahlawan itu asal-nya dari kata "pahala" yang mendapat akhiran"wan". Pahala artinya ganjaran, sedangkanwan adalah akhiran yang menunjukan kataganti milik. Dengan demikian, "pahlawan"adalah "orang yang berpahala atau memilikipahala", karena jasa-jasa dan pengabdiannyakepada masyarakat. Pahlawan bukan melulumereka yang ikut perang kemerdekaan, tapijuga mencakup mereka yang berjuang untukrakyat banyak. Ada istilah pahlawan tanpatanda jasa (guru) yaitu yang berjuang untukmencerdaskan kehidupan bangsa. Ada istilahpahlawan devisa (TKI) karena devisa yangdihasilkan berguna untuk pembangunanbangsa. Ada lagi pahlawan sosial, yakni me-reka yang berjuang untuk meningkatkan ke-hidupan sosial masyarakat yang tidak mampu--seperti yang dilakukan Dr Muhammad Yunus,pemenang Nobel Perdamaian dari Bangla-desh. Yang jelas jangan "sok menjadi pahla-wan," padahal darma-baktinya kepada orangbanyak nihil. Sebab orang yang demikian akanmendapatkan julukan pahlawan kesiangan!

Syarifudin AkbarBPPI Makassar,

[email protected]

Redefinisi Makna Kepahlawanan

Sudah saatnya makna kepahlawanan di-redefinisi, agar maknanya lebih kontekstualatau sesuai dengan keadaan masa kini. Saatsekolah dulu kita diberi pengertian bahwapahlawan adalah mereka yang berjuang me-lawan penjajah. Karena itu, yang lekat di ke-pala kita saat menyebut kata pahlawan adalahsosok seperti Pangeran Diponegoro, SultanHasanuddin, Jenderal Soedirman, dan peju-ang kemerdekaan lainnya. Pengertian se-macam itu benar, namun hanya sesuai untukmasa-masa prakemerdekaan. Sedangkanuntuk masa kemerdekaan seperti sekarang,diperlukan sosok "pahlawan baru"--yakni me-reka yang berjasa dalam mengisi kemerde-kaan yang sudah dirintis oleh para pahlawanterdahulu. Sosok pahlawan baru itu bisa jadiseorang ilmuwan, penemu, perintis/pelopor,pembaru, atau bisa juga tokoh yang berjasabesar di bidang hukum dan kemanusiaan, po-koknya bisa dari semua bidang. Dan menurutsaya, pemerintah tidak perlu memberikan ge-lar "pahlawan" kepada mereka, karena padadasarnya predikat pahlawan lahir bukan kare-na diciptakan, tetapi karena adanya pengaku-an dari masyarakat. Diberi gelar atau tidak,seorang pahlawan tetaplah pahlawan.

Syafira D [email protected]

Masih Adakah Pahlawan?

Berbicara tentang pahlawan, saya ka-dang bertanya-tanya: apakah masih ada pah-lawan sejati di masa sekarang ini? Rasanya

"Menjual" Proyek InfrastrukturJika negara Republik Indonesia ini diibaratkan sebagai sebuah korporasi, maka

saat ini korporasi Indonesia sedang getol-getolnya mempromosikan diri untuk"menjual" berbagai proyek infrastruktur kepada kalangan pengusaha baik daridalam maupun luar negeri. Langkah taktis ini tercermin dari kunjungan PresidenSusilo Bambang Yudhoyono ke berbagai negara, di antaranya yang terakhir keAmerika, Norwegia dan China, di mana salah satu tujuannya adalah untuk meng-undang calon investor datang dan menanamkan modal di berbagai proyekinfrastruktur di Indonesia.

Selain itu, tanggal 1-3 November 2006 lalu, Indonesia juga menggelar kon-ferensi dan promosi infrastruktur di Jakarta Convention Centre. Ajang yang diberitajuk Indonesia Infrastructure Conference and Exhibition (IICE) ini melibatkanberbagai kementerian dan departemen, dengan peserta dari dunia usaha dalamdan luar negeri. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Boediono, menyatakanIICE ini diikuti lebih dari 1.000 peserta. Dalam kesempatan tersebut pemerintahmenawarkan 10 proyek model, di antaranya proyek pembangkit tenaga listrik,jalan tol, terminal, pelabuhan, air minum dan proyek telekomunikasi.

Langkah pemerintah untuk "menjual" proyek infrastruktur kepada kalanganpengusaha swasta memang sangat tepat, lebih-lebih sekarang, pada saat In-donesia baru saja melunasi hutang kepada International Monetery Fund (IMF).Dengan program private sector participation (PSP) atau partisipasi sektor swastadan public-private partnership (PPP) atau kemitraan antara pemerintah danswasta, diharapkan Indonesia dapat menutup pendanaan pembangunan infra-struktur sehingga terbebas dari hutang-hutang baru yang memberatkan.

Seperti dikatakan Menteri Perhubungan Hatta Radjasa, Indonesia tidak inginmengulangi kesalahan pemerintah masa lalu yang membiayai pembangunan in-frastruktur hampir seluruhnya dari pinjaman luar negeri, sehingga menyebabkanIndonesia terbenam hutang. Ia menyatakan, ada kekurangan (back log) yang lu-ar biasa karena di masa lalu Indonesia hanya mengandalkan hutang.

Sekarang Indonesia harus membangun infrastruktur dalam jumlah yang sangatbesar untuk menggerakkan roda perekonomian rakyat. Ketersediaan tenaga listrikmisalnya, masih jauh dari kebutuhan sehingga di berbagai wilayah masih terjadipemadaman listrik secara bergiliran. Puluhan ribu desa belum tersentuh jaringantelepon, belum semua daerah memiliki bandar udara, perlu pembangunan jalandan jembatan baru, terbatasnya sarana air bersih, dan berbagai kekurangan in-frastruktur lainnya yang jika dibuat daftarnya bisa sangat panjang. Untuk mem-bangun semua infrastruktur yang dibutuhkan, dibutuhkan dana yang sangat besar,yang tentu tak dapat ditutup seluruhnya dari pendapatan negara. Mengingat hutangtak lagi menjadi pilihan, maka PSP dan PPP merupakan alternatif terbaik yangdapat ditempuh pemerintah saat ini.

Pertanyaan penting yang harus dijawab adalah, maukah para investor ber-bondong-bondong "membeli" apa yang ditawarkan korporasi Indonesia? Per-tanyaan ini sempat merisaukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, lantaranpada Infrastructure Summit tahun 2005 lalu tanggapan investor tak sehebohyang diharapkan.

Jawabannya tergantung kepada bagaimana pemerintah memberikan aftersales service (jaminan purna jual) kepada para investor. Asal ada jaminan finansialpemerintah, kepastian hukum dan kontrak, aturan perburuhan yang kondusif, ke-mudahan dalam masalah ganti rugi tanah, dan masalah lain seperti kemudahanperijinan dan birokrasi, investor pasti akan berdatangan ke Indonesia.

Kita optimistis, karena semua proyek-proyek pilihan yang ditawarkan pe-merintah menjanjikan keuntungan besar bagi pemilik modal. Tinggal bagaimanaupaya pemerintah agar garansi yang ditawarkan dapat membuat mereka betahberlama-lama menanamkan modal di Indonesia, dalam jumlah yang besar tentu*

sulit sekarang menemukan orang yang be-nar-benar berjuang tanpa pamrih, demi ke-pentingan banyak orang. Banyak sih yangberjuang, tapi kebanyakan punya motif pri-badi. Jadi selalu ada "demi"-nya, demi uang,demi jabatan, demi golongan, dan demi-demiyang lain. Kesimpulannya, menurut saya pri-badi, saat ini sudah tidak ada lagi pahlawan.Yang ada mungkin setengah pahlawan atauseperempat pahlawan.

Makki MInfokom Sumbawa, NTB

[email protected]

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi para menteri Kabinet Indonesia Bersatumeninjau stan pameran usai membuka Indonesia Infrastructure Conference and Exhibitiondi Jakarta Convention Centre, Rabu 1 November 2006.

Foto

: http

//www

.pre

siden

sby.i

nfo

Page 15: komunika 17 2006

3

KOMUNIKA

Edisi 17/Tahun II/November 2006

Urusan pembangunaninfrastruktur sebuah negara

tentulah bukan urusan sepele.Ibarat sebuah perusahaan,

butuh modal dan keahliandalam pengelolaannya. Jika

zaman dulu faktor modalberasal dari hutang, maka kinitak lagi demikian. Pemerintahmencoba berlaku profesional,

menawarkan potensi negarauntuk digarap dan

dikembangkan dengankerjasama yang saling

menguntungkan.

Niat itulah yang diharapkan dariberlangsungnya InfrastructureConference & Exhibition (IICE)2006 yang digelar di JakartaConvention Centre (JCC), 1-3

November lalu. Pemerintah memamerkanserta menawarkan potensi dan proyekIndonesia kepada investor asing, denganharapan para investor tergerak hatinyauntuk menanamkan modal dalam proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.

Tugas menarik investor ini tentu bukantugas yang ringan. Terlebih ujian musibahdan gejolak sosial yang tampaknya tak per-nah berhenti melanda negeri ini. Akibatnyatentu saja, banyak modal asing yang "lari"dari Indonesia karena krisis kepercayaan.

Hal ini tentu saja sangat dilematis, me-ngingat pembangunan infrastruktur meru-pakan awal pembangunan faktor ekonomilainnya. Pemerintah pun tak kuat membayarinvestasi di bidang infrastruktur yang kianhari kian mahal biayanya. Berdasar studi Bap-penas, dalam kurun waktu lima tahun men-datang (2005-2009), dalam rangka mendu-kung pertumbuhan ekonomi sebesar 6% di-butuhkan investasi infrastruktur sekitar Rp613,2 triliun.

Inilah kenyataan pahit yang harus diha-dapi. Karena itu, melalui IICE pemerintahberharap kepercayaan investor dapat pulihkembali. Harapan ini sangat beralasan, me-ngingat pemerintah juga memiliki rencanauntuk terus menurunkan angka kemiskinandan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah dalam hal ini sangat seriusmengundang investor. Setidaknya begitulahyang dikatakan oleh Presiden Susilo Bam-bang Yudhoyono ketika membuka IICE, 1November 2006 lalu. Dalam sambutannya,presiden mengajak para investor untuk me-nanamkan modal dalam pembangunan in-frastruktur Indonesia. Selain prospek yangmenguntungkan, pemerintah juga men-janjikan kemudahan dalam berinvestasi.

Saat ini, kata presiden, pemerintah te-ngah menyiapkan berbagai kebijakan yangakan memudahkan investor dalam mem-bangun infrastruktur Indonesia. Kepala Ne-gara memperkirakan, dalam dua tahun men-

datang pemerintah memerlukan dana 22 mi-liar dolar AS per tahun guna membanguninfrastruktur yang mendukung pertumbuhanekonomi nasional.

Dalam pembukaan konferensi yang di-hadiri oleh 1.200 pelaku bisnis dari sekitar30 negara itu, pemerintah menawarkan 20proyek jalan tol sepanjang 861 km senilai5,3 miliar dolar AS, 36 proyek pembangkitlistrik senilai 4,527 miliar dolar, 12 proyek per-pipaan gas potensial senilai 2,85 miliar dolardan satu model proyek telekomunikasi pem-bangunan Palapa Ring senilai 1,517 miliardolar. Tak hanya itu, kini tengah disiapkanpula 101 proyek lain senilai 14,7 miliar dolaruntuk segera ditenderkan.

Kendala InvestasiMasalah utama investasi terkadang mun-

cul dari faktor internal, semisal pelayananbirokrasi yang kurang profesional. Peme-rintah saat ini terus berupaya untuk membu-at berbagai kemudahan dan kenyamanandalam berinvestasi di Indonesia.

Merupakan tugas besar pemerintah In-donesia untuk mewujudkan hal tersebut.Berbagai langkah telah diambil, semisal pe-laksanaan otonomi daerah guna mende-katkan pelayanan publik kepada masyarakat,penegakkan hukum dan transparansi dalamsetiap pelayanan publik yang ada.

Seluruh daerah tengah membangun ko-ordinasi, kerjasama dan kesepahaman yanglebih baik. Tak hanya di tingkat provinsi, te-tapi juga sampai ke tingkat kabupaten/kotaagar selaras dengan kebijakan nasional.

Secara umum, saat ini, pertumbuhanekonomi kwartal ketiga dan keempat me-ningkat dibanding dua kwartal sebelumnya.Faktornya adalah karena membaiknya ke-giatan ekonomi masyarakat. Hal ini diharapmenjadi momentum bagi tumbuhnya keper-cayaan investor untuk menanamkan mo-dalnya.

Dialog TerbukaMenurut Menko Perekonomian Boe-

diono, IICE merupakan salah satu bentukkeseriusan pemerintah untuk membangundan menjamin investasi pembangunan in-frastruktur Indonesia. Keseriusan tersebutdapat terlihat dengan diadakannya dialogterbuka antar para pelaku bisnis dengan paramenteri Kabinet Indonesia Bersatu.

Para menteri tersebut di antaranya:Menko Perekonomian Boediono, Menteri Ke-uangan Sri Mulyani, Menteri PU Djoko Kir-manto, Menhub Hatta Radjasa, MenkominfoSofyan Djalil, Menteri BUMN Sugiharto danMenteri ESDM Purnomo Yusgiantoro.

“Diharapkan hal ini akan menghasilkanlebih banyak bisnis dalam bidang kontruksidan industri lain yang berhubungan denganitu sehingga akan mengarah pada pencip-taan lapangan kerja,” lanjut Boediono.

Dalam konferensi itu, para pelaku bisnisdapat berkonsultasi tentang masalah-ma-salah perpajakan, bea cukai, investasi, per-tanahan, skema pembagian risiko infra-

struktur, serta prosedur kerja sama peme-rintah dan swasta dalam pembangunan in-frastruktur.

Berawal Dari Infrastuktur JalanLebih dari 25 tahun yang lalu, Indonesia

sudah mengembangkan jaringan infrastruk-tur jalan tol. Berkaca dari pengalaman ini,infrastruktur jalan merupakan faktor pe-nentu pengembangan wilayah. Keterkaitanerat sektor transportasi darat dengan keter-sediaan jalan yang berkualitas merupakansalah satu pertimbangan utama parainvestor. Oleh karena itu pada pameran kaliini, pemerintah Indonesia menawarkan 20ruas tol yang sudah dikaji dan dalam prosesAnalisis Manajemen Dampak Lingkungan(AMDAL). Panjang tol mencapai 861 kilome-ter dengan biaya investasi 5.340 juta dolarAS. Dua diantaranya merupakan modelproyek senilai 1.034 juta dolar AS. Proyektersebut dijadwalkan dimulai pada 2006 atau2007 serta selesai dan dioperasikan pada2009.

Energi AlternatifDi sisi lain, keterbatasan persediaan

bahan bakar minyak (BBM) sebagai energiutama telah membuat dunia mencari energialternatif pengganti. Salah satu energi al-ternatif yang berpotensi sebagai penggantiBBM adalah gas hidrat. Gas berbentuk kristales ini biasanya terdapat di lapisan laut dalamyang beremperatur rendah. Untuk menda-patkannya relatif mudah, seperti mengambilbongkahan es dari kulkas dan kemudiandibakar. Hanya saja, potensi gas yang besarini belum banyak teroptimalkan. Padahalmenurut data Pusat Pengkajian dan Pene-rapan Teknologi Sumber Daya Air (P3-TIS-DA) BPPT (Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi), potensi gas hidrat Indonesia didua wilayah telah mencapai 850 triliun kakikubik (tcf). Untuk wilayah Sumatera Selatanhingga Jawa Barat mencapai 625,4 tcf,sedangkan di Sulawesi sekitar 233,2 tcf.

Menjawab kebutuhan tersebut, peme-rintah membangun berbagai infrastrukturguna merangsang eksplorasi gas di Indo-nesia. Sejumlah ruas pipanisasi gas dari Su-matera ke Jawa dan Kalimantan Timur keJawa Tengah ditargetkan selesai pada 2009mendatang. Untuk proses tender rencana-nya akan dilakukan pada 2008 mendatang.Nilainya, untuk pembangunan pipanisasi gastransmisi Donggi-Pomala-Sengkang (on-shore) sepanjang 580 km, 620 juta dolarAS. Sementara Sengkang-Pare-Pare-Makas-sar (onshore) 274 km, 310 juta dolar AS.Serta Banjarmasin-Palangkaraya-Pontianak(onshore) sepanjang 755 km dengan inves-tasi 800 juta dolar AS.

Dengan jaringan pipa tersebut akan ter-bentuk hubungan interkoneksi efisien yangmenghubungkan sumber gas ke konsumendi Indonesia. Nantinya akan turut memper-kuat pasokan energi dan berimbas padaberkembangnya industrialisasi dalam negeri.Tak hanya itu, pemerintah pun terus mela-

kukan pemetaan dan audit akurat terhadapsumber gas serta cadangannya. Tujuannyaguna memberikan kepastian pasokan eksplo-rasi gas kepada para investor.

Peluang Investasi ListrikDalam urusan listrik, sampai saat ini

pemerintah baru bisa merealisasikan 25.000MW kapasitas pembangkit listrik yang telahterpasang di seluruh Indonesia. Itupun19.000 MW melayani sekitar 180 juta orangdi grid Jawa – Bali.

Kebutuhan pemakaian listrik sebesar 430kWh per kapita masih belum terpenuhi olehkapasitas terpasang yang hanya sebesar 0,1kWh. Maka tak heran bila masalah utamadunia perlistrikan Indonesia adalah kurangnyapasokan listrik tersedia untuk disalurkan.

Peluang investasi untuk infrastrukturdan peralihan teknologi ke pembangkit listrikyang lebih murah begitu terbuka. Terlebihsetelah janji Presiden Yudhoyono untuk me-lakukan percepatan proses perijinan inves-tasi.

Pada awal 2006 lalu, ”program kilat”pengembangan pembangkit baru diluncur-kan. Pembangunan 20.000MW dengan tar-get 2009-2010 terinstal di pulau Jawa. Belumlagi 36 proyek senilai 4.527 juta dolar ASyang dua di antaranya senilai 1.475 jutadolar. Empat proyek adalah tender ulangsenilai 730 juta dolar AS dan 30 proyeksenilai 2.322 juta dolar yang merupakanproyek percepatan pembangunan pem-bangkit listrik batu bara.

Air BersihPenyediaan dan pendsitribusian air bersih

rupanya masih menjadi masalah kronik nanpelik. Indonesia sebenarnya mempunyaipotensi air yang besar. Menurut LIPI, 6%persediaan air dunia atau sekitar 21% perse-diaan air Asia Pasifik berada di wilayah Indo-nesia. Namun demikian, masalah ini terusmendesak dari tahun ke tahun.

Konsumsi air naik secara eksponensialsementara ketersediaan air bersih semakinmelambat, yakni hanya sebesar 15-35% perkapita per tahun. Itupun dengan kualitasyang masih butuh perhatian serius.

Tak hanya itu, Indonesia juga dihadapkanpada masalah mahalnya tarif air minum. Be-lum banyak pipa-pipa air terpasang, sehinggaberdampak pada masih terbatasnya aksesair bersih dan air minum kepada masyarakat.Hingga kini baru sekitar 40% warga di per-kotaan dan kurang dari 30% warga perde-saaan yang tersambung dengan jaringan airminum.

Untuk itu penawaran proyek air bersihterutama air minum terus dilakukan. Depar-temen Pekerjaan Umum (DPU) menawarkan13 proyek dengan kapasitas 4 ribu liter/detiksenilai 934 juta dolar AS, tiga di antaranyamerupakan model proyek dengan kapasitas1.850 liter/detik senilai 108,4 juta dolar.

Berbagai proyek infrastruktur telah dita-warkan. Berbagai kemudahan telah diberi-kan. Kini saatnya menabur harapan datang-nya investor, berbondong-bondong, untukmenanamkan modal ke Indonesia.* (dan)

Menghapus Hambatan, Menabur HarapanIndonesia Infrastucture Conference and Exhibition

PEREKONOMIANfo

to:

mth

Page 16: komunika 17 2006

4 Edisi 17/Tahun II/November 2006

KOMUNIKA KESRA

Upaya Perlindungan BagiPahlawan Devisa

Dengan dana remittance tahun2005 sebesar Rp 23,9 triliun,tentu tak heran jika pemerintahmemberi perlindungan dan

pelayanan maksimal kepada lebih dari 3 jutaTKI yang tersebar di 19 negara.

Bahkan Kepala Negara, Presiden SusiloBambang Yudhoyono yang langsung me-nyampaikan komitmen tersebut. Secarakhusus ia berjanji akan meningkatkan ku-alitas pelayanan mulai dari pemberangkat-an hingga kembali ke tanah air.

“Ini menyangkut nasib seorang warganegara dan juga menyangkut martabatbangsa dan negara,” kata Presiden be-berapa waktu yang lalu.

Selain perbaikan pelayanan birokrasidan penerbitan dokumen, Presiden jugameminta agar aparat hukum lebih seriusdalam memberantas calo dan premantenaga kerja yang sering memeras paraTKI.

Tak hanya itu, peningkatan pemaham-an dan pengetahuan para TKI, baikketrampilan dalam bekerja, berbahasa dansistem hukum yang berlaku di negaratempatnya bekerja harus pula diting-katkan. Gunanya agar para TKI dapat me-nuntut hak-haknya bila terjadi penyele-wengan.

Badan Perlindungan TKISebagai realisasinya, pemerintah telah

membentuk Badan Nasional Penempatandan Perlindungan TKI yang akan disahkanakhir tahun ini. Badan tersebut dijanjikanMenteri Tenaga Kerja dan TransmigrasiErman Suparno akan menjamin keterbu-kaan dalam soal pembiayaan, yang sebe-lumnya hanya diketahui oleh PJTKI.

“Struktur pembiayaan jadi terbuka. JadiTKI bisa tahu biaya sebenarnya yang sangat

murah. Selain itu desentralisasi pengerahanTKI di tingkat pemerintah daerah diharap-kan mengurangi biaya calon TKI,” jelas Er-man.

Dengan badan tersebut, setidaknyamasalah yang dihadapi oleh 11% jumlah to-tal TKI semisal pelecehan, tidak dibayarkanhaknya, penyiksaan, sampai kriminalistasakan mampu terselesaikan.

Tak hanya itu, berbagai pungutan TKIpun akan dikurangi. “Kartu TKI Rp 60 ribuper kepala, nanti bebas ditanggung APBN,biaya pembekalan akhir Rp50 ribu jugabegitu,” kata Erman.

Soal pemalsuan paspor yang kerap men-jadi masalah, Menteri Hukum dan Hak AsasiManusia Hamid Awaluddin pun punya solusisendiri. Instansinya telah meluncurkan sis-tem online biometrik di 103 kantor Imigrasiguna mencegah duplikasi identitas danpaspor. Bahkan, sejak sistem ini diterapkan,sudah sekitar 210 TKI tertangkap denganidentitas palsu.

Untuk bantuan hukum antar negara,Departemen Luar Negeri pun berupayamemberikan perlindungan maksimal kepadapara TKI.

“Kalau kita tidak hati-hati dalam perlin-dungan WNI, akuntabilitas ke dalam jugatidak bagus. Deplu selama ini seakan me-nerima limbah permasalahan dari proses didalam negeri yang tidak tertangani denganbaik,” jelas Menteri Luar Negeri, Hasan Wira-juda.

Semua pihak bergerak untuk membe-rikan pelayanan dan perlindungan maksimalbagi para pahlawan devisa Indonesia.Harapan kita semua, lingkaran setan perma-salahan anak bangsa yang sedang mencariperuntungan di negeri orang bisa terputus,sehingga mereka di sana bisa aman dantenang bekerja. (dan)

Alih-alih ingin membantu perekonomiankeluarga, kurang dari enam bulan laluia berangkat ke negeri jiran dengan

perantara agen Tenaga Kerja Indonesia(TKI) di Jakarta. Berbekal paspor palsudengan identitas usia 25 tahun, usia yangsangat tua jika melihat tubuhnya yang kecildan ringkih, ia mulai bekerja sebagai pem-bantu rumah tangga.

Dalam kesepakatan awal, Inah dijanjikanakan menerima gaji 400 Ringgit Malaysia atausekitar Rp 1 juta per bulannya. Namun, ja-ngankan uang yang didapat, Inah malahdipaksa bekerja 14-18 jam perhari. Jam kerjayang sangat tidak manusiawi, terlebih bagibocah sekecil Inah.

Tubuh kecilnya pun mulai tak sanggupmenerima beban kerja yang teramat berat.Dengan baik-baik ia minta dipulangkan keIndonesia.

“Tak boleh sama majikan. Katanyaharus patuh pada kontrak kerja. Saya taktahu isinya apa,” ucap gadis yang tak tamatSD ini lirih.

Frustasi, ia pun kabur dengan meloncatdari lantai dua apartemen. Inah memangakhirnya pulang, namun dengan kaki remukdan penderitaan berkepanjangan.

Nasib Naas TKIInah bukan satu-satunya TKI

yang bernasib naas saat “berdinas”ke negara tetangga. Niat awal

mengumpulkan pundi-pundi berbentuk ring-git dan real, terpaksa harus dilupakan. Ter-gantikan dengan penderitaan, mulai dari se-kadar dipulangkan paksa karena terkena raziaburuh migran ilegal, hingga cacat fisik yangtak lekang seumur hidup.

September tahun lalu misalnya. Tak ku-rang 13.000 buruh migran yang dideportasidari semenanjung tiba di Tanjung Priok. Jum-lah tersebut belum termasuk TKI yang tibadi tempat lain, seperti Surabaya, Batam, Pon-tianak, Nunukan dan Tarakan yang jugamenjadi tempat kepulangan buruh migrandari Malaysia ke Tanah Air.

Belum lagi ratusan kasus yang sampaike kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia(KBRI) setiap harinya. KBRI Riyadh dan KualaLumpur misalnya, kerap menjadi tempat pe-nampungan ratusan TKI bermasalah setiaphari.

Tak hanya itu, para TKI, terutama te-naga kerja wanita berusia muda, kerap men-jadi korban trafficking atau perdagangan ma-nusia. Menurut Asosiasi Perusahaan Jasa Te-naga Kerja Indonesia (Apjati) prakteknya bi-asa mendompleng bisnis pengerahan tenagakerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Sindikatpelaku biasa menggunakan kedok PJTKI.

“Sasaran empuknya TKW muda. Me-reka biasanya dipekerjakan sebagai TKI ilegaldi tempat-tempat hiburan kota besar man-canegara,” ungkap Ketua Umum Apjati, Hu-sein Alaydrus, beberapa waktu silam.

Terdesak EkonomiBanyaknya TKI yang terdesak kebu-

tuhan ekonomi, membuat mereka beranimengambil resiko bekerja secara ilegal tidakmengikuti prosedur resmi ketenagakerjaan.Bak gayung bersambut, banyak pula PJTKItak resmi, yang berani meloloskan TKI walautak memenuhi persyaratan kerja, namuntetap memaksakan untuk berangkat.

Seperti yang dirasakan Mahmudin (28),TKI asal Bumiayu, Brebes yang rela diselun-

dupkan ke Malaysia melalui pulau-pulau kecil hanya agar dapat be-kerja di negeri jiran. Ia kemudiandipekerjakan di kebun kelapasawit dengan upah Rp 1,2 jutaper bulan.

“Tidak tenang, dikejar-kejar polisi. Kalau ada peme-riksaan kami lari ke hutan. Adakawan yang tertangkap, ka-

sihan. Penjara disana sadis, ha-

nya se-

ukuran pas badan. Hanya ada dua pilihan,mau dalam sel sambil tidur atau berdiri. Ke-duanya tak enak,” papar Mahmudin yang kinilebih nyaman berjualan makanan di Bandungkendati hasilnya pas-pasan.

Kondisi ekonomilah yang kerap diman-faatkan oknum PJTKI atau pejabat instansitertentu untuk meraih keuntungan. Ibaratbutuh sama butuh, keduanya pun terpuas-kan. Ditambah kualifikasi TKI yang masih se-adanya, bertambah kloplah semuanya. Al-hasil, kasus TKI tak akan pernah selesai,berkutat dalam lingkaran persoalan yangsama.

Dijadikan Objek PemerasanEntah mengapa, kendati para TKI ini

bukanlah orang yang cukup berada, keha-diran mereka bagai lahan subur yang siapdiperah hasilnya. Mulai dari biaya yang dibe-bankan perusahaan pengerah jasa tenagakerja Indonesia (PJTKI), pengurusan do-kumen, hingga urusan bagasi bandara ataupelabuhan. Semua terkena “pajak langsung”yang jumlahnya bisa menguras kocek parapahlawan devisa ini.

“Ke Korea biaya aslinya sangat murah,hanya Rp 9 juta. Tapi karena sistem PJTKIyang tertutup, biaya bisa membengkak men-jadi Rp 30 juta,” jelas Menteri Tenaga Kerja

danTransmigrasi (Menakertrans), ErmanSuparno beberapa waktu lalu.

Padahal TKI masih menjadi andalandalam mengurangi pengangguran di Indo-nesia. Kebutuhan TKI di 19 negara untuktahun 2004 saja, menurut data DepartemenTenaga Kerja dan Transmigrasi (Depna-kertrans) jumlahnya mencapai 886.437 TKI.Jumlah ini terus meningkat dari tahun ketahun seiring peningkatan kualitas tenagakerja Indonesia.

Tak hanya sampai di situ saja. Para TKIjuga menjadi penyumbang devisa terbesarbagi pendapatan nasional tiap tahunnya. Takheran jika kemudian mereka lebih dikenaldengan sebutan pahlawan devisa, penyum-bang devisa bagi negara.

“Kalau bisa, sampai 1 juta per tahun.Itu remitance bisa naik sampai tiga kali lipat.Bukti per 2005 itu remitance kurang lebih1,9 miliar dolar atau 24 sampai 25 triliun ru-piah. Tahun 2006 kita harapkan naik menjadi29 sampai 30 triliun dan seterusnya,” ucapErman Suparno.

Kita hanya bisa berharap. Seandainyapara TKI berstatus legal, seluruh mekanismepemberangkatan dan penempatan berlang-sung sesuai dengan ketentuan, niscaya kasuskekerasan terhadap TKI tidak akan terjadi*(dan)

Inah (13), sebut saja begitu,hanya bisa terbaring di PusatPemulihan Korban Traficking,

Surabaya. Gadis asal Jawa Tengahini harus pasrah menerimakenyataan, kaki kanannya

dipastikan akan cedera permanenakibat jatuh dari lantai dua

apartemen milik majikannya dinegara tetangga, Malaysia.

Memutus Lingkaran SetanPermasalahan TKI

Memutus Lingkaran SetanPermasalahan TKI

foto

: da

n

Page 17: komunika 17 2006

5

KOMUNIKA

Edisi 17/Tahun II/November 2006

Ketika Musim Balik TibaKESRA

"... Ke Jakarta akukan kembali...

Walaupun apa yangkan terjadi..."

Lagu besutan Koes Ploes itu terdengarseperti mengiringi langkah Slamet yangtengah balik menuju ibukota Jakarta, setelahseminggu menghabiskan libur lebarannya ditanah kelahirannya, Wonosobo Jateng. Ber-beda dengan waktu mudik dulu yang hanya"sorangan" alias sendirian, saat balik ke Ja-karta lelaki muda yang bekerja di SPBU dibilangan Slipi ini dikuntit oleh dua orangtemannya.

"Ini Waluyo dan Tamat, teman saya didesa," kata Slamet mantap. "Mau coba carikerja di Jakarta, mas, barangkali bisa ber-untung kayak si Slamet ini, bisa kerja di pom(maksudnya SPBU--Red)," timpal Waluyo danTamat hampir berbarengan. Mata merekaberbinar penuh harap.

Waluyo dan Tamat pemuda biasa saja.Tamatan SD dengan pengalaman minim. Didesa, mereka bekerja serabutan. Kadang bu-ruh tani, membantu orangtua di ladang, ka-dang jadi kuli bangunan, kadang juga me-nganggur hingga berbulan-bulan. "Barangkalidi Jakarta bisa nemu pekerjaan yang tetap,mas," imbuh Waluyo.

Ditanya apa saja bekal yang dibawa daridesa ke Jakarta, pemuda kurus ini mengakucuma bawa KTP dan duit Rp 200 ribu, itupunyang Rp 105 ribu sudah dipakai untuk bayartiket bus. Sama dengan bekal yang dibawaTamat.

Lalu bagaimana kalau di Jakarta nanti tidaksegera mendapatkan pekerjaan dan uangnyakeburu habis? Waluyo dan Tamat mengakutidak tahu. "Pokoknya yang penting sekarangberangkat, soal nanti urusan nanti," tukasTamat yakin.

Pendatang BonekKalau Jatim punya suporter Bonek, sing-

katan dari bondo nekat alias hanya berbekalnekat, maka sekarang di Jakarta juga banyakpendatang bonek yang datang ke ibukotatanpa persiapan memadai. Umumnya merekake Jakarta nginthil alias mengikuti yang sudah

pernah pergi dan dipandang sukses."Saya memang tergiur penghasilan Sla-

met. Ia bilang sebulan gajinya lebih dari Rp1 juta, masih ditambah uang kehadiran danuang lembur. Enak banget. Padahal saya didesa cari Rp 5 ribu sehari saja sulitnya bukanmain," urai Tamat yang mengaku ingin sekalimelihat tugu Monas secara langsung.

Sayang Tamat tidak memikirkan risiko-risiko yang mungkin timbul jika harus hidupdi Jakarta tanpa uang. Ia tentu tidak tahu,bahwa tanpa uang di Jakarta berarti mati.Ia tidak tahu bahwa tahun kemarin ribuanpen-datang bonek terpaksa menjadigelandang-an di ibukota lantaran tidakmendapatkan pekerjaan. Dan ia pasti tidaktahu bahwa saat ini puluhan bahkanmungkin ratusan ribu orang pendatangbonek secara serentak bersama-samadengan dirinya "menyerbu" jantung ibukotauntuk mencari rejeki.

Bawa "Pasukan"Adalah Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso,

yang khawatir bukan kepalang setiap kalimusim balik tiba. Yang dikhawatirkan tak lainadalah banyaknya pemudik yang membawaserta ayah, ibu, adik, kakak, saudara, teman,te-tangga saat balik lagi ke Jakarta.

"Mudiknya satu orang, tapi balik lagi keJakarta bawa pasukan (sebutan Sutiyosountuk para pengikut--Red) tiga atau empatorang. Makin lama Jakarta makin berjubel,penuh manusia," keluh gubernur yang akrabdipanggil Bang Yos ini dalam sebuah kesem-patan.

Tak henti-hentinya ia mengingatkan parapemudik agar saat balik ke Jakarta tidakmembawa "pasukan", tak terkecuali padasaat memberangkatkan rombongan pe-mudik yang akan pulang ke Jawa Tengahbeberapa waktu lalu. Toh tampaknya seruanBang Yos tak terlalu manjur. Buktinya saatmusim balik tiba, ratusan ribu orang tetapsaja menggeruduk Jakarta, dengan mengu-sung impian hidup sukses di kepala mereka.

Mungkin kalau yang datang mereka yangmemiliki keterampilan dan pendidikan tinggi,Bang Yos tak akan pusing memikirkannya,karena mereka pasti akan mampu bersaingdi pasar kerja. Namun faktanya, mereka yangdatang kebanyakan memiliki kualitas SDM

pas-pasan, kalau tidakboleh dibilang payah,seperti Waluyo dan Ta-mat. Kemungkinanorang-orang semacammereka "tersesat" dirimba ibukota sangatbesar, sehingga akhir-nya hidup menggelan-dang di kolong-kolongjembatan atau menjadipengemis di perem-patan-perempatan ja-lan.

DilematisMasalah kaum ur-

ban di ibukota memangmasalah dilematis. Disatu sisi, pemerintahDKI tak bisa melarangorang untuk tidak da-tang ke Jakarta. Na-mun di sisi lain, ke-hadiran kaum urbandalam jumlah yang sa-ngat banyak dan dalamwaktu yang nyaris se-rentak tentu menjadiproblematika sosial ter-sendiri.

Ada dua konsekuensi logis yang harusdipenuhi dalam waktu segera begitu seorangpendatang tiba di Jakarta. Yang pertamaadalah pangan, dan yang kedua adalah tem-pat tinggal.

Jika para pendatang bonek tak mampumenyewa rumah untuk tempat tinggal, ma-ka otomatis mereka akan membangun tem-pat tinggal sementara dari bahan apa sajadan di lahan milik siapa saja. Tak pelak, sua-sana Jakarta pun akan semakin centang-pe-renang tak karuan oleh maraknya gubuk liar,terutama di pinggir kali dan di tepi rel keretaapi.

Penggusuran bisa saja dilakukan, akantetapi hanya menghasilkan penyelesaian ma-salah secara temporer. Secara diam-diam parapendatang yang tak beruntung ini pasti akanmembangun gubuk lagi di tempat lain, karenapapan (tempat tinggal) merupakan kebutuh-an paling pokok manusia selain sandang dan

pangan.Sedangkan masalah pangan lebih gawat

lagi, karena Soekarno bilang, "the stomachcan not wait" atau perut tak bisa menunggu.Ketidakmampuan para pendatang bonek un-tuk memenuhi kebutuhan paling dasar ini,misalnya karena kehabisan uang, akan mem-buka peluang terjadinya berbagai macam pa-tologi sosial. Meminta-minta, menipu, me-meras, atau tindakan kriminalitas lainnya, da-pat saja dilakukan oleh orang-orang yang ke-laparan.

SolusiKendati ribuan orang pendatang telah

telantar menjadi penghuni kolong-kolongjembatan Jakarta, toh animo masyarakat un-tuk datang ke ibukota tak kunjung surut.Bahkan kian tahun kian menguat. Hal ini me-nunjukkan bahwa Jakarta masih menjadimagnet yang sangat kuat bagi sebagian besarmasyarakat perdesaan. Karena itu, solusi yangpaling tepat untuk mencegah agar Jakartatidak semakin kumuh oleh para pendatangbonek adalah dengan mencegah urbanisasi.

Caranya bagaimana? Salah satunya adalahdengan memperkuat basis ekonomi perdesa-an dan menggenjot kualitas SDM masyarakatdesa melalui jalur pendidikan.

Dengan ekonomi lokal yang kuat, lapang-an kerja baru dengan sendirinya akan terbu-ka, sehingga diharapkan orang lebih sukamencari penghasilan di daerah masing-masing.

Sedangkan pendidikan akan membukacakrawala pengetahuan masyarakat, sehing-ga tidak dibutatulikan oleh informasi serbakota yang membiaskan pandangan objektifmasyarakat tentang realitas ibukota yangsesungguhnya, yang konon oleh beberapaorang disebut-sebut lebih kejam daripada ibutiri.

Berani bertaruh, jika Waluyo dan Tamatpaling tidak lulusan SMA atau SMK, merekapasti tidak akan berangkat ke ibukota hanyadengan berbekal nekat belaka. Kalaupun me-reka berangkat, pasti dengan persiapan ma-tang sehingga tidak akan terpuruk di kolongjembatan atau menjadi pengemis di perem-patan jalan.

Jakarta memang dunia keras, yang hanyabisa ditaklukkan oleh orang-orang yang me-miliki kualitas. Yang berkualitas akan menjadipemenang dan yang tak berkualitas akanmenjadi pecundang.

Jadi, jika anda tidak memiliki kualitasmemadai, jangan coba-coba pergi ke Jakarta!Kecuali anda siap menjadi gelandangan ataupengemis... (g)

foto

: da

n

foto

: da

n

Ketika Musim Balik Tiba

Page 18: komunika 17 2006

6 Edisi 17/Tahun II/No

LAPORAN UTAMA

Hari itu, 10 November, Novan pulang lebih pagi dari sekolahnya di bilanganTembakan, Surabaya. Sang ibu agak heran, terlebih ketika menyaksikan

kerutan wajah di anak semata wayangnya yang kini duduk di kelas 6 sekolahdasar itu. ”Ada cerita apa di sekolah?” sejurus kemudian sang ibu bertanya,

sementara Novan bergeming. Ia tak menjawab dan hanya menyandarkanpunggungnya di sofa ruang tamu. Tak berapa lama, sang ibu turut bergabung.

Dan mendapat jawabnya. “Novan tadi ikut upacara Hari Pahlawan, tapi Novanjadi bertanya, apakah pahlawan itu semuanya sudah mati. Kok dalam upacara

tadi Kepala Sekolah yang jadi pembina upacara bilang, Anak-anak sekalian,marilah kita sejenak mengheningkan cipta—atau berdoa menurut agama

masing-masing—bagi arwah para pahlawan yang telah gugur mendahului kita...Padahal itu selalu diucapkan setiap kali upacara.”Terus kenapa?” tanya sangibu. “Jadinya, Novan nggak bisa jadi pahlawan dong!” kata sang anak dengan

nada protes. Sang ibu tersenyum, ia pun lantas membiarkan sang anak mencarijawabnya sendiri. Sambil menepuk pundak anaknya, sang ibu berlalu menuju

ruang kerjanya yang berada di dekat ruang tamu.

Siapa pun pasti ingat kalimat ajakan di atas dalam setiapacara bertajuk mengheningkan cipta. Hampir tiap upacararesmi, "ritual" tersebut selalu termasuk paket lengkapperayaan. Namun sedikit sekali yang berpikir apakah menjadipahlawan berjasa pada bangsa dan negara dan baru

kemudian dikenang setelah kembali menghadap Tuhan Yang MahaEsa. Memang, tidak salah jika mengartikan pahlawan sebagai merekayang telah gugur atau anumerta. Meskipun pahlawan bisa jugatermasuk mereka yang masih hidup, yang tindak kepahlawanannyatidak ternoda sepanjang kehidupan selanjutnya, namun hanya merekayang telah meninggal dunia yang diakui resmi sebagai pahlawan.

Menjadi PahlawanMungkin pertanyaan Novan dan juga beberapa “Novan” lain di

seantero negeri hanya terbatas pada gelar pahlawan nasional yangmemang mesti diatur, lantaran terkait dengan sejarah perjalanan danperjuangan bangsa serta citra bangsa Indonesia. Kalaulah selama ini,banyak didapati bahwa kebanyakan yang ditetapkan sebagai pahlawannasional adalah mereka yang telah gugur, tentunya sangat beralasan.Sebab mereka telah berupaya membela negara dan bangsa ataumemperjuangkan kemerdekaan bangsa ini. Namun hal ini tidak menu-tup adanya “pahlawan” dalam arti dan bentuk lain.

Tafsiran tersirat itu bahkan diperkuat oleh adanya ketetapan resmitentang kriteria pahlawan sebagaimana tersurat dalam PeraturanPemerintah No. 33 Tahun 1964 tentang Penetapan Penghargaandan Pembinaan terhadap Pahlawan. Dalam peraturan ini jelas dise-butkan bahwa: “Pahlawan adalah warga negara RI yang gugur, tewas,atau meninggal dunia akibat tindak kepahlawanannya yang cukupmempunyai mutu dan nilai dalam suatu tugas perjuangan untuk mem-bela negara dan bangsa.”

Pahlawan-pahlawan nasional yang kita kenang dalam lembaran-lembaran buku sejarah di sekolah-sekolah, yang hidup dalam abadke-17, 18, 19, dan 20, adalah pahlawan-pahlawan nasional dalamtafsir, dalam pemaknaan. Lantas bagaimanakah wujud dan rupa pah-lawan-pahlawan nasional di abad ke-21 ini? Gagasan atau ide besarapa yang mewarnai pemaknaan kita terhadap pahlawan nasional se-belum abad 21 memiliki gagasan nasionalisme seperti kita maksudkan?Bukankah mereka disebut pahlawan nasional karena memiliki musuhyang sama, yakni penjajahan?

Sejarawan Australia, M.C. Ricklefs, menulis: “Dalam sebuah negeriyang masih menunjukkan adanya kemiskinan, rendahnya tingkatpendidikan, dan tradisi-tradisi otoriter, maka banyak yang bergantungpada kearifan dan nasib baik kepemimpinan Indonesia”. Inilah tantanganterbesar kita dalam abad 21 ini.

Hanya di AnganIstilah kepahlawanan acapkali disandingkan dengan situasi konflik,

antara tugas membela kawan di satu pihak dengan keharusan meng-hancurkan musuh di pihak lain. Hal ini pun dikuatkan oleh adanya alurcerita “kepahlawanan” yang ada, baik epos sejarah, perang, silat,ninja, koboi, spionase, atau terorisme, yang cenderung berkisar diantara dua kutub kehidupan baik dan buruk, benar dan salah, menangdan kalah.

Syahdan dalam cerita, para “pahlawan” adalah mereka yang bisamengubah keadaan, lengkap berikut suka-dukanya yang terkadangdibumbui sekadar kisah cinta. Dan kisah pun berakhir begitu kehidupankembali normal.

Mungkin dalam benak Novan, tak ada lagi pahlawan yang bisadisaksikanya secara nyata di masa kini? Ia dan generasi sepantarannyalebih banyak menyaksikan kisah epik dari televisi atau cerita sejarah disekolah yang mesti dimaknai sesuai dengan apa yang diajarkan olehguru. Padahal saat ini, generasi muda lebih membutuhkan sosokpahlawan yang lebih kontekstual. Lebih membumi dan bisa menjadibagian keseharian dan kehidupan masyarakat dan menginspirasi upayamembentuk masa depan yang lebih baik.

Tak berlebihan jika mereka kerap mengidolakan para bintang filmatau artis yang lebih sering mereka saksikan ketimbang mengidolakanpara pahlawan yang hanya ada di dalam angan. Dan di tengah decakkekaguman kita terhadap tokoh-tokoh idola pahlawan semacam“Rambo” atau “Superman” ini, nyaris kita lupa bahwa tantangankehidupan yang sesungguhnya bukanlah membuat sesuatu yang tidakada atau rusak menjadi ada atau baik. tantangan dalam kehidupanmendatang adalah memberikan nilai tambah bagi kehidupan berbangsadan bernegara.

Dimanakah Sang Pahlawan?Dalam perspektif psikologi telah lama dibuktikan, bahwa terlepas

dari nilai-nilai yang dianutnya, perilaku manusia tak bisa terlepas darikecenderungan untuk “mengejar kenikmatan” dan “menjauhi pen-deritaan”. Bolehlah para pahlawan dianugerahi penghargaan dengangelar kehormatan, menyematkan bintang dan tanda jasa, atau menga-badikan nama si pelaku sebagai nama sebuah jalan raya. Namun se-cara sosial, sikap masyarakat kita pada umumnya kurang berkenanterhadap penghargaan material kepada para pahlawan. Sebab, satusikap dasar pahlawan yang jamak dipahami setiap orang adalah:berbuat baik dengan ikhlas, tanpa pamrih duniawi atau apapun. Kondisi

graf

is: g

-imag

eban

k

Menggagas Makna (Baru) Kepahlawanan

Page 19: komunika 17 2006

un II/November 2006 7

tentunya bertolak belakang dengan pola kehidupan kekinian yangcenderung materialistis, dan segala sesuatu diukur dengan uang.

Namun cerita dari para korban gempa di Dusun Ngibikan, Bantul, DIYogyakarta, beberapa waktu lalu menjelaskan satu sisi lain dari modelkepahlawanan. Sebuah model yang berbeda dengan apa yang diterimaatau diketahui oleh Novan. Ketika seluruh warga desa begitu berse-mangat dan penuh percaya diri untuk bangkit dari bencana mampumengelola bantuan yang didapat secara transparan dan akuntabel.Sekitar empat bulan setelah bencana, dusun itu mampu dibangunkembali sekitar 67 rumah. Di depan Bupati Bantul Idham Samawidilaporkan, dari Rp 700 juta bantuan yang diberikan, masih tersisa sekitarRp 150 juta. Dana itu diminta untuk dipakai membangun rumah didusun tetangga yang belum mendapatkan bantuan. Sebuah gambaranapik dalam kehidupan yang kerap diwarnai oleh tindakan salingmenelikung dan memanfaatkan kesempatan untuk kepentingan pribadi.Ada sebuah kejujuran untuk menghargai pihak lain dan memikirkankepentingan sesama hidup.

Adalah Maryono, seorang ahli kayu tradisional dan Eko Prawoto,arsitek dari Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, dua orang inibukan hanya menjadi motivator bagi warga untuk tidak hanya larutdalam kedukaan, tetapi menunjukkan kepedulian dan rasa setia kawanyang tinggi. Padahal, mereka hanya orang biasa saja. Maryono hanyalahahli kayu untuk membangun rumah-rumah. Namun ia menunjukkansatu sisi lain dari nilai kepahlawanan, nilai kepeloporan untuk mengubahnasib masyarakat agar menjadi lebih baik.

Sejatinya dalam keseharian, akan banyak ditemukan pola dan nilaikepahlawanan yang baru, sesuai dengan kebutuhan masa kini danmenyelesaikan tantangan yang ada. Makna “Baru” Kepahlawanan.Beberapa waktu terakhir, mulai muncul istilah baru pahlawan sosial (lihatboks: Pahlawan Sosial, Pahlawan Masa Depan). Sebuah tetes airpenyejuk di tengah “musim kering’ nilai-nilai kepahlawanan di Indonesia.

Atau masih ingatkah peraih Nobel Perdamaian tahun ini yangmemberikan peluang bagi perbaikan kehidupan sosial ekonomi masyarakatmelalui bantuan kredit usaha kecil. Ia mempersembahkan karya-karyasosial secara optimal guna perbaikan kehidupan.

Para pahlawan sosial sejatinya adalah orang-orang biasa yangmelakukan hal-hal sederhana tetapi dibutuhkan oleh masyarakat yangtinggal di sekitar mereka. Di tengah rutinitasnya ada tersisa waktu untukmengabdi bagi kepentingan bersama, tanpa pamrih. Memang, nilai kepah-lawanan juga bisa berlangsung dalam situasi damai. Tidak perlu adaperang. Sebuah hal tidak bisa diidamkan lagi oleh manusia masa kini.Karena itu, nilai “baru” kepahlawanan lebih mengutamakan pelestarianberbagai prestasi sosial demi memajukan kehidupan bersama.

Ada kisah Achmad, pria warga Surabaya berumur 74 tahun, telahmengabdikan dirinya sejak tahun 1980 untuk mengurus gelandanganyang gila (psikotik) di Pondok Sosial, Keputih. Mulanya, Achmad sempatragu dengan profesi perawat psikotik. Tapi Achmad punya keyakinanbahwa para psikotik itu adalah juga manusia sama seperti dirinya. Atasdasar itulah, Achmad mulai menekuni profesinya sebagai pengurus psi-kotik hingga sekarang. Tugas rutinnya sehari-hari adalah memandikandan merapikan para psikotik. Dia sangat bangga dan bahagia bila adapasiennya yang “sembuh” dan dapat berkumpul kembali dengan kelu-arganya. Tak pernah terpikir di benak Achmad untuk berpindah profesi.Meski penghasilannya sangat kecil, 100 ribu per bulan, Achmad mengakuakan terus melakoni profesi itu secara tulus.

Nilai kepahlawanan sosial ini sejatinya tidak mengecilkan peng-hormatan terhadap para pahlawan yang sudah tiada, tapi memberitempat selayaknya pula kepada mereka yang masih hidup dan telahberbuat bagi masyarakatnya. Bukan ukuran besar atau kecil, namundampaknya dan cita inspirasi untuk membawa perubahan yang perluditeladani.

Mungkin sejarah belum pernah mencatat: sebenarnya banyakpahlawan tak dikenal di sekitar kita? Beberapa diantara mereka memilihmengabdikan keunggulan kemampuannya kepada kepentingan masya-rakat. Sejatinya mereka mesti dihargai secara sosial dengan meniru danmengembangkan upaya yang lebih kreatif dan cerdas.

Perlu Ubah OrientasiKisah pahlawan memang akan senatiasa ditulis dalam sejarah. Menjadi

hikmah bagi perjalanan masa depan sebuah bangsa. Namun setiap orang“menulis” sejarah itu dalam memorinya sendiri, dengan persepsinyasendiri. Apalagi terhadap pahlawan sosial yang kerap muncul secaralokal dan kedaerahan. Namun demikian, adalah yang wajar ketika adaperbendaan persepsi lantaran banyak sekali peristiwa yang tidak dipahamidan terima secara sama dan sebangun. Bagaimanapun, di tengahperbedaan yang ada, semangat kebersamaan hendaknya senatiasa adauntuk membangun dan menghargai perbedaan serta mencari titik temusejarah yang bisa dipahami secara bersama.

Sejarah di mana pun memang sering melahirkan perdebatan tiadahenti. Ia bisa menjadi amat subjektif tergantung dari mana melihatnya.Karena itu, sering pula batas antara pahlawan dan pengkhianat hanyaterpisah oleh batas yang amat tipis. Tetapi, apa pun alasannya, sebuahbangsa mestinya mempunyai sejarah yang ditulis dengan jujur. SejarahIndonesia memang tidak sepenuhnya berupa kegemilangan. Mencatatsejarah secara jujur dan objektif juga bagian dari kesediaan mencatatkepahitan dan sisi buruk kita sebagai bangsa. Untuk itu memang

Surabaya punya sebutan gagah: Kota Pahlawan. Tidak seperti ucapanShakespeare, “Apa arti sebuah nama…,” sebutan ini, amat sarat makna. Karenadi sana ada peristiwa yang menjadi sangat signifikan sebagai penanda bangkitnyanasionalisme yang membuat negara ini tetap mempertahankankemerdekaannya.

Diakui atau tidak, wajah Kota Surabaya belakangan ini tampak mulai kehilanganidentitasnya, dan menjadi kota yang seragam: tak beda dengan kota-kota besar lain diIndonesia, bahkan di mancanegara. Padahal dalam sejarah perjuangan, Kota Surabayatelah diakui memiliki dan menyimpan warisan sejarah kepahlawanan yang luar biasa.

Siapa yang tak ingat sejarah pertempuran 10 November puluhan tahun silam yangmenggemparkan dan dahsyat itu? Tetapi, siapa pula bisa menyangkal bahwa bukti-buktisejarah pertempuran itu kini pelan-pelan mulai berubah? Kisah heroik kepahlawanan arek-arek Surabaya yang menginspirasi peringatan Hari Pahlawan secara nasional, cenderungmulai luntur dari ingatan masyarakat kota buaya ini. Sekalipun agenda tahunan PeringatanHari Pahlawan untuk mengenang jasa para pahlawan 10 November di Surabaya, juga takpernah dilupakan.

Ketika berbagai sudut kota mulai berhias dan Pemerintah Kota Surabaya juga menggelarberbagai rangkaian dari perenungan hingga acara hiburan. Mulai dari Lomba Cipta Puisi &Cerpen hingga City Tours ke tempat-tempat bersejarah. Dan berbagai kegiatan lainnya.Namun sayangnya, para pengingat pahlawan dewasa ini hanya sebagian kecil dari kalanganmasyarakat.

Bagaimana dengan generasi mudanya? Sulasmitri, mantan Kasubdin Kebudayaan, DinasPariwisata (Disparta) Kota Surabaya suatu ketika menyatakan, “Surabaya dikenal sebagaikota Pahlawan, tetapi gaungnya kurang melekat di hati masyarakat sehingga orang lupadengan Surabaya sebagai Kota Pahlawan.”

Pahlawan Sosial a la Kota SurabayaKetika budaya masyarakat kota telah mengalami pergeseran dari kehidupan kegotong-

royongan menjadi kehidupan yang individualistis, kurang peka terhadap lingkungan sosialnyadan lebih mengedepankan kepentingan pribadi, ternyata masih ada mereka yang pedulidengan sesama. Dan hal ini mendorong Dinas Sosial Pemerintah Kota Surabaya menggelarPahlawan Sosial Award yang dirintis sejak tahun 2004.Sebuah penghargaan yang diberikankepada mereka yang berupaya memberikan hal terbaik bagi lingkungan sekitarnya.

“Pahlawan Sosial Award yang digagas Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuanmemang didedikasikan bagi mereka yang telah melakukan perubahan bagi lingkungansekitar mereka agar menjadi teladan upaya menangani permasalahan kesejahteraan sosialdi Surabaya,” tegas Dra Wiwik Indrasih MSi, Kepala Dinas Sosial dan PemberdayaanPerempuan. Dan tahun ini pun masih ada penghargaan yang sama. Usulan disampaikankepada juri yang telah dipersiapkan, kemudian diolah dan pada akhirnya diumukan sekitarbulan Desember.

Ingat sebuah film pendek yang dibuat aktor kenamaan Robert Redford berjudulHeroes. Film ini mengangkat cerita-cerita orang yang begitu peduli akan lingkungan dankemudian dengan kemampuannya mencoba melakukan perubahan. Mereka yang tersebardi banyak negara itu, disebut Redford, sebagai “pahlawan sosial”. Mereka bukan sekadarberbicara, tetapi berbuat untuk melakukan perubahan. Mereka bukan hanya memberiarti hidup kepada dirinya, tetapi juga memberi arti yang lebih luas bahwa tanggungjawabmembangun negara, mengentaskan orang dari kemiskinan, tidak lagi hanya menjaditanggungjawab negara semata, tetapi tanggungjawab kita semua.

Mendamba Pahlawan SosialSejatinya upaya pemberian penghargaan terhadap pahlawan sosial ini di berbagai

daerah memang telah ada dan merupakan inisiatif kelompok lokal. Ada yang memberikanpenghargaan terhadap pahlawan lingkungan untuk mereka yang berjasa di bidanglingkungan hidup. Atau pahlawan-pahlawan di bidang yang lain.

Dalam kehidupan sosial sehari – hari, mungkin sebagian besar dari masyarakat merasaapa yang mereka lakukan bukanlah hal yang besar. Namun jika pandangan seperti terusdilanggengkan hanya akan menebalkan rasa ketidakpedulian akan kehidupan sesama.Dan akhirnya menipiskan peran dan penghargaan terhadap nilai-nilai kepahlawanan. Sebuahnilai yang dalam sejarahnya telah mengubah nasib berbagai bangsa di dunia.

Kita mungkin perlu mengingat sekali lagi, bahwa perubahan harus dimulai dari halyang paling kecil, dimulai dari diri sendiri dan harus dimulai saat ini. Muhammad Yunus punmemperoleh hadiah Nobel Perdamaian bukan karena prestasinya memenangkan perangsecara gilang-gemilang, akan tetapi karena kegiatan sosial menyantuni orang-orang miskinyang ada di sekitarnya. Itulah yang mengantarkan Yunus menjadi pahlawan* fik-g

foto

: kp

s

diperlukan kebesaranjiwa.

Penguakan sejarahsejatinya salah satu upa-ya agar kita bisa belajardari masa silam. Belajardari kesalahan masa si-lam juga bisa mening-katkan kualitas kita se-bagai bangsa. Dan se-karang ini bangsa Indo-nesia memerlukan ke-besaran jiwa untuk me-luruskan sejarah masalalu guna mengukir masadepan.

Melalui sejarah pulakita belajar untuk me-ngenal dan meneladanipara pahlawan sertaberupaya melakukantransformasi diri gunamengejawantahkannilai kepahlawanan se-cara kontekstual sesuaikebutuhan dan tan-tangan masa kini.

Bagaimana meng-urai kembali jalinan nilaikepahlawanan di te-ngah situasi yang lebihkompleks seperti seka-rang ini? Sebuah kepah-lawanan yang tidakmengharapkan parapelakunya menjadi Su-perman tanpa cacatyang tak mungkin ber-buat khilaf di kemudianhari, melainkan: ma-nusia-manusia bersahajayang senantiasa perludirangsang prestasi so-sialnya.

Negeri ini mem-butuhkan lebih banyaklagi pahlawan sosial yangsebenarnya. Merekayang telah bekerja bu-kan hanya dengan hati,tetapi dengan kejujuranyang tinggi. Dan melaluikejujuran tersebut, citatanpa pamrih akan se-makin kentara dan bisamenginspirasikan ada-nya perubahan menujuIndonesia yang lebih ba-ik.

Dan generasi men-datang seperti Novansudah selayaknya mulaibelajar untuk menghar-gai serta memaknai nilai“baru” kepahlawananini. Nilai kepahlawananyang tidak terperang-kap pada kekagumanterhadap sosok seorangtokoh, baik yang sudahmeninggal maupun ma-sih hidup, melainkan nilaikepahlawanan yangberorientasi pada gunadan manfaat tindakanseseorang terhadap ke-hidupan umat manusia.

Dan harus diingat,bahwa kesempatan un-tuk menjadi seorangpahlawan terbuka sa-ngat lebar bagi siapa sa-ja, kapan saja dan di ma-na saja. Tak terkecualibagi si kecil Novan seka-lipun. (fik-g)

Page 20: komunika 17 2006

8 Edisi 17/Tahun II/November 2006

KOMUNIKA LEBARAN 2006

Sudah Baik, Tapi...Evaluasi Angkutan Lebaran 2006

Menteri Perhubungan(Menhub) Hatta Radjasa

mengatakan, pelaksanaanAngkutan Lebaran Terpadu

1427 H, dapat berjalandengan baik, lancar, aman

dan tertib, meski masih adayang harus terus diperbaiki.

Menurut Menhub, hasil evaluasisementara menunjukkan, pe-laksanaan angkutan lebarantahun ini jauh lebih baik jikadibanding tahun-tahun sebe-

lumnya. Oleh karena itu ia menyampaikanpenghargaan yang sebesar-besarnya kepadaseluruh jajaran atau stakeholder yang terlibatdalam pelaksanaan Angkutan Lebaran Ter-padu 1427 H.

"Moda transportasi yang disediakan padalebaran tahun ini cukup memadai dan terda-pat peningkatan yang cukup signifikan, baikpada transportasi darat, laut, udara," kataHatta di Solo, beberapa waktu lalu.

Namun ia meminta agar pelaksanaangkutan lebaran selalu memeriksa kembaliseluruh sarana-prasarana, jangan sampailengah, memperhatikan faktor keselamatandan keamanan, mengendalikan tarif, sertamengupayakan agar masalah percaloan danhal-hal yang memberatkan masyarakat tidakterjadi.

Berdasarkan evaluasi sementara angkutanlebaran 1427 H, terjadi peningkatan jumlahpemudik yang cukup signifikan sehinggakonsekuensinya angkutan penumpang jugameningkat.

Jumlah pemudik yang menggunakankendaraan roda empat jumlahnya meningkat18 persen dibanding tahun lalu. Pemudikyang menggunakan roda dua meningkatlebih dari 50 persen.

Tim Kontributor KomunikA yang menyu-suri jalur mudik di enam provinsi yakni di NAD,Jambi, Semarang, Yogyakarta, Surabaya danMakassar merasakan peningkatan jumlahpemudik ini hampir di seluruh pelabuhan, ban-dar udara, stasiun dan terminal bus.

Di terminal Banda Aceh NAD kepadatanterjadi terutama pada bus jurusan Medan dankota-kota di Sumatera Bagian Selatan. DiJambi kendati tak terjadi penumpukan pe-numpang, namun jumlah penumpang tujuanJawa dan kota-kota lain di Sumatera jugameningkat. Hal yang sama terjadi di Makassar.

Kepadatan penumpang bus dan keretaapi pada saat arus mudik terjadi di seluruhwilayah Jakarta. Seluruh kereta api dan buske seluruh jurusan diserbu penumpang. Takjarang mereka memaksakan diri untuk naik,kendati bus atau kereta yang akan mereka

tumpangi sudah penuh sesak.Sementara kepadatan jalur darat di Se-

marang, Yogyakarta dan Surabaya justru ter-jadi pada saat arus balik. Di tiga kota ini, se-mua bus dan kereta api jurusan Jakarta baikkelas eksekutif, bisnis maupun ekonomi fullybooked alias penuh hingga H+7. Keterba-tasan jumlah tempat duduk membuat pe-numpang rela berdesakan, dan bahkan relamembayar tiket jauh lebih tinggi di atas ke-tentuan.

"Saya harus bayar Rp 200 ribu untuk tiketyang biasanya Rp 100 ribu. Tapi ya gimanalagi, namanya juga lebaran," kata Ali Mashudi,warga Jakarta penumpang bus AC yang akanmudik ke Prambanan Klaten.

Masalah timbul karena banyak penum-pang kereta api yang sudah membeli tiketdi stasiun-stasiun "tengah" seperti Madiun,Solo, Yogyakarta, Kutoarjo, Semarang, Pur-wokerto dan Cirebon tidak bisa naik ke dalamkereta, lantaran kereta sudah penuh daristasiun awal dan oleh penumpang dikuncidari dalam. Mereka akhirnya mengembalikantiket ke loket dan meminta kembali uangyang telah mereka bayarkan.

Sementara untuk mengantisipasi lonjakanpenumpang baik pada saat arus mudik danarus balik, PT KAI telah menambah jumlahgerbong dan juga rangkaian kereta. Kendatimasih ada penumpang yang tidak terangkut,namun penambahan ini sangat membantupara penumpang yang akan mudik maupunbalik.

Sedangkan kenaikan penumpang angkut-an udara secara nasional pada masa lebarantahun ini, menurut Menhub, mencapai sekitar20 persen. Berbeda dengan penumpang mo-da darat yang bisa berjejalan, penumpangangkutan udara jauh lebih tertib karena pesa-wat terbang tak mungkin memuat penum-pang over seat. Namun berdasarkan pantau-an KomunikA di beberapa bandar udara,banyak penumpang mengeluhkan harga tiketyang melonjak sangat tajam hingga 100 per-sen lebih.

"Biasanya saya ke Yogya cuma Rp 450ribu, eh sekarang satu juta lebih," kata Iskan-dar, warga Makassar yang akan mudik keYogyakarta.

Penumpang yang menggunakan angkut-an laut terutama jurusan Kalimantan jugameningkat tajam, karena angkutan dari udaraterganggu kabut asap. Sejak bandara diKalbar, Kalteng dan Kaltim terganggu kabutasap, jumlah penumpang kapal meningkatsecara signifikan. "Ini berkah di balik bencana,"kata Soleh, karyawan bagian penjualan tiketPT Pelni Surabaya dengan wajah girang.

Kecelakaan MenurunYang cukup melegakan, kasus kecelakaan

lalu lintas di jalan tol tercatat terjadi penu-runan 50 persen, termasuk jumlah korban

meninggal, luka berat dan ringan, ketimbangjumlah kasus kecelakaan lalin pada lebarantahun lalu.

“Jadi secara keseluruhan nasional terjadipeningkatan arus mudik dan arus balik yangcukup signifikan tetapi masih dalam taraf pe-laksanaan yang normal, lancar serta aman,”ujar Menhub.

Menyinggung adanya upaya menaikkantarif angkutan, Menhub mengatakan setelahpihaknya melakukan evaluasi diketahui adapelanggaran kenaikan tarif angkutan namuntidak sampai dari satu persen.

“Meski terjadi kenaikan pelanggaran tarifsebesar itu, namun masih tetap dalam koridorpenjualan tiket dengan tarif atas bawah,”tambahnya.

Harga Tiket Pesawat MelonjakDirektur Jenderal Perhubungan Udara,

Mohammad Iksan Tatang, mengakui keku-rangan pemerintah dalam memberikan infor-masi tetang besaran angka tarif batas pesa-wat udara. Akibatnya banyak masyarakatyang menyampaikan keluhan tentang ting-ginya tarif pesawat selama angkutan lebaran.

“Kami memang banyak menerima keluhanmasyarakat. Akan tetapi, dari pengecekankami belum ditemukan pelanggaran tarif ba-tas atas yang dilakukan perusahaan maskapaipenerbangan,” kata Tatang, beberapa waktulalu di Jakarta.

Menurut Tatang, meski ada kenaikan tarifyang cukup tinggi selama angkutan lebaran,tarif tersebut belum melampaui batas atas.“Pada hari biasa, maskapai memberlakukantarif sangat murah, sedangkan pada lebaranmereka memberlakukan angka tarif maksimal.Makanya, ketika ada kenaikan sampai dua kalilipat lebih, masyarakat komplain. Namun,angka itu memang belum menyentuh batasatas,” kata Tatang.

Ditambahkan, untuk membantu penum-pang ke depan pemerintah akan memintapengelola bandara dan maskapai untuk me-nempelkan daftar tarif batas atas. Dengandemikian transparansi tarif bisa diketahui.

Untuk mengantisipasi lonjakan penum-pang, maskapai sendiri sudah menambahpenerbangan sebanyak 225 penerbanganyang kapasitas penumpangnya sampai 100persen. Jumlah penumpang pesawat padaangkutan lebaran tahun ini diprediksi sampai1,4 juta penumpang.

Masih Ada KorbanDi balik sukses angkutan lebaran tahun

ini, Hatta Radjasa mengaku masih belum puaskarena masih terjadi beberapa kecelakaanfatal yang berakibat hilangnya nyawa puluhanorang.

“Arus mudik lebaran 2006 relatif lebih baikdan lancar. Tetapi saya tidak puas. Masih adakecelakaan fatal,” ujar Hatta.

Dari puluhan kasus kecelakaan mereng-gut korban jiwa, Hatta menyimpulkan faktorpenyebab utamanya adalah masalah kedisi-plinan di jalan. “Sejumlah kecelakaan terjadidi jalan yang bukan merupakan ruasnya. Ka-renanya, ini adalah masalah disiplin,” ujarnya.

Karena masalahnya adalah kedisiplinan,solusi ke depan adalah melakukan kampanyemengenai kedisiplinan di jalan. Pada tahun-tahun sebelumnya, yang menjadi penyebabutama kecelakaan adalah faktor kendaraan.

Mengenai membaiknya pelaksanaan arusmudik lebaran 2006, Hatta menyebut lantar-an koordinasi dapat dilakukan dengan lebihbaik dan adanya perbaikan infrastruktur mes-kipun belum sangat memadai.

Kriminalitas TurunWakapolri Komjen (Pol) Drs Adang Daro-

jatun mengatakan jumlah aksi kriminalitasyang terjadi sebelum dan sesudah lebaran,khususnya di jalur utama mudik/balik lebaran1427 Hijriah turun cukup signifikan.

“Laporan di beberapa Polda dan satuanwilayah di daerah menunjukkan adanya pe-nurunan angka kriminalitas yang cukup signi-fikan,” kata Adang Darojatun di Nagreg Ka-bupaten Bandung, Jawa Barat, beberapawaktu lalu.

Penurunan itu terjadi baik aksi kriminalitasdi jalur mudik/balik lebaran maupun terhadaprumah dan harta benda yang ditinggal mudikoleh pemiliknya. Aksi kriminalitas terhadappenumpang bus dan kereta api yakni dengancara pembiusan atau memberikan minumanbercampur obat tidur juga mengalami penu-runan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Turunnya angka kriminalitas itu, menurutdia, mencerminkan adanya kesiapan peme-rintah dalam hal ini aparat dalam melakukanpengamanan termasuk kepedulian dan kesa-daran masyarakat pemudik untuk menjagadiri masing-masing, juga semakin tinggi.

“Jauh-jauh hari sudah dilakukan kampa-nye untuk menghindari aksi kriminalitas saatmudik, sejauh ini cukup efektif,” katanya.

Selain itu, pengamanan jalur mudik/baliklebaran melalui operasi-operasi yang digelardi tingkat Polda berlangsung cukup efektifuntuk melancarkan arus lalu lintas di titik-titikkepadatan arus lalu lintas.

Sementara itu, angka percaloan yangterjadi di stasiun kereta api, terminal, bandaradan pelabuhan pada arus mudik/balik lebaran2006 juga menurun. “Penumpang yang me-laporkan karena merasa disusahkan oleh caloatau pelaku kriminalitas sangat menurun,” ka-ta Menhub Hatta Radjasa.

Dari hasil pengamatan dan observasi yangdilakukan pada arus mudik/balik lebaran 2006ini, menurut Menhub, calon penumpangyang mengeluhkan gangguan calo hanya0,28 persen, sedangkan sisanya mengakutidak dipernah berhadapan dengan calo.

Menhub juga mengatakan agar masya-rakat menggunakan fasilitas layanan yang adatermasuk layanan tertulis, lisan maupunelektronik atas keluhan terhadap pelayananpihak perusahaan angkutan, ketidaksigapanpetugas hingga saran-saran untuk perbaikanpelayanan.* Tim Kontributor KomunikA

Tim Kontributor KomunikA:Chaerul Hasibuan (NAD), Hanrosboy (Jambi), Sri Mulyani

(Semarang), Indarti Budi S (Yogyakarta), Rosmiyati(Surabaya), Sylvia A Belopadang (Makassar)

Pemudik berebut naik kereta ekonomi di stasiun Tanah Abang Jakarta.

Pemudik menunggu bus di pool bus Damri Kotabaru, Pontianak, Kalimantan Barat. Kepadatanpenumpang juga terjadi di luar Jawa.

foto

: da

n

foto

: go

ro

Page 21: komunika 17 2006

9

KOMUNIKA

Edisi 17/Tahun II/November 2006

LEBARAN 2006

Fenomena itu Bernama Sepeda MotorSeorang bocah lelaki tertidur lelap di stang. Bapaknya menjepitnya dengan lengan

agar si bocah tak jatuh. Sementara kaki si bapak menginjak rem sembari menahantumpukan tas di depan dengkul agar tetap pada posisi. Di tengah jok, seorang

bocah perempuan berjaket wol meringis kedinginan. Di belakangnya, ibunya sibukmemasukkan dot ke mulut bayi dalam gendongannya.

Lima nyawa di atas satu sepeda motor, bukan main! Tapi itulah gambaran nyatayang biasa dijumpai di jalan-jalan saat mudik lebaran lalu. Pengguna kendaraan roda duapada mudik lebaran tahun ini memang melonjak drastis. Bahkan bisa dikatakan, padalebaran 2006 ini sepeda motor telah menjadi fenomena. Bukan hanya di Jawa, namunjuga di luar Jawa seperti yang disaksikan Tim Kontributor KomunikA di sembilan provinsi.

Departemen Perhubungan menyatakan jumlah sepeda motor pada arus mudiksampai tujuh hari setelah Lebaran (H+7) meningkat 41,36 persen dibandingkan dengantahun lalu. Ini tak terlepas dari peningkatan jumlah sepeda motor dalam setahun terakhir.

Sumber Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Jateng yang ditemui KomunikAmenyatakan, sepeda motor yang dipakai pemudik yang masuk ke Jateng selama masamudik Lebaran 2006 mencapai sekitar 750.000 unit, atau naik sekitar 250.000 unitdibandingkan dengan tahun 2005. Dengan asumsi setiap sepeda motor ditumpangidua orang, berarti tahun ini akan ada sekurang-kurangnya 1,5 juta pemudik yang datangbersepeda motor. Itu kalau penumpangnya dua, kalau lima seperti contoh di atas,berapa jumlah pemudik dengan sepeda motor ini? 3,75 juta orang!

Banyaknya warga yang mudik dengan menggunakan sepeda motor memang tidakterhindari lagi, karena orang dengan mudah mendapatkan sepeda motor. Sebuah promosidi Jalan Sultan Agung, Semarang, menawarkan, dengan uang muka Rp 300.000, orangsudah bisa membawa pulang sepeda motor. Uang muka yang diminta itu lebih kecildaripada cicilan yang harus ditanggung pembeli, yakni Rp 450.000 per bulan.

Sepeda motor menjadi pilihan kendaraan bagi masyarakat, terutama karena selainbiaya perawatannya ringan juga harganya terjangkau. Mahalnya tiket bus dan keretaapi saat lebaran juga menjadi penyebab pemudik memilih menggunakan kendaraanroda dua ini. "Bayangkan, bus eksekutif tujuan Yogya yang biasanya Rp 100 ribu, padalebaran ini naik menjadi Rp 200 ribu. Ya mending pakai motor aja, lebih irit," kata Paino,karyawan PT JVC Elektronik, saat mudik bersama rombongan ke Yogyakarta.

Praktis dan murah, namun bukan berarti tanpa masalah. Wakil Ketua Komisi V DPR,Sumaryoto, di Solo akhir bulan lalu menyatakan, apabila pemerintah tetap mengizinkansepeda motor sebagai alat transportasi antarprovinsi, maka harus diberikan jalan tersendiri,sehingga tidak mengganggu kendaraan besar lainnya. “Jangan terus dibiarkan sepertisekarang ini,” ujarnya.

Ia memprediksikan apabila persoalan mudik dengan sepeda motor ini tidak diatursejak dini, dalam angkutan mudik Lebaran tahun depan kemacetan di jalur Panturamaupun jalur selatan akan bertambah parah.*

Tim Kontributor KomunikA

Lebaran di Daerah Bencana

Tak seperti daerah lain yang tampaksu-mringah saat lebaran, warga dusunTambang-an, Muruh, Gantiwarno KabKlaten, memperingati Idul Fitri

dengan bersahaja. Tak tampak orang hilirmudik dengan baju baru, atau anak-anak ceriabermain kembang api di jalanan. Suasanasehabis sholat Ied tampak adem ayem saja.

"Habis sholat Ied dan saling maaf-mema-afkan di masjid dan lapangan, kami langsungpulang. Tak ada acara saling kunjung-mengun-jungi seperti lebaran tahun lalu, karena rumahwarga rusak semua dan belum diperbaiki hing-ga sekarang," kata Marinem (40) kepada Ko-munikA.

Kesedihan segera membayang di wajahyang tampak lebih tua dari umur sebenarnya.Ia sedih karena tak dapat menikmati lebarandi bawah naungan rumah yang layak huni,seperti rumahnya dulu.

"Sudah hampir setengah tahun gempaberlalu, tapi kami masih tinggal di tenda danmasak di halaman karena tak sanggup mem-bangun rumah," ujarnya sendu.

Suasana sedih juga terasa di Pleret,Bantul, daerah yang juga mengalami keru-sakan hebat saat gempa akhir Juni 2006 la-lu. Di sini warga masih sempat saling me-ngunjungi, kendati dalam suasana yangpenuh keprihatinan. Beberapa wanita salingberpelukan penuh haru saat bercerita ten-tang anggota keluarga mereka yang menjadikorban gempa.

Lebaran di TanggulTepat pada hari H, usai menjalankan

sholat Ied, ratusan pengungsi korban lum-pur panas asal Desa Jatiwarno Sidoarjo ber-datangan ke tanggul penahan lumpur. Mere-ka berharap dapat melihat rumah yang dulupernah mereka tempati. Hal ini membuattanggul penuh sesak oleh manusia. Suasanaharu pun merebak. Isak tangis terdengardi sana-sini, saat para pengungsi menyaksikanrumah mereka sudah lenyap, tenggelamdalam lautan lumpur.

"Dulu rumah saya di situ, dekat pohonitu, tapi sekarang sudah tak tampak lagi,"kata Maria Ulfa, salah seorang pengungsi,sambil tersedu. Ia mengaku sangat rinduingin kembali ke kampung halaman. Sayangkerinduannya tak terobati, lantaran sem-buran lumpur panas yang tak kunjung ber-henti telah mengubah Jatiwarno dan kam-pung-kampung di sekitarnya menjadi lautanlumpur.

Para pengungsi bergerombol di tanggulhingga matahari naik sepenggalah. Bau lum-pur dan panas matahari yang kian menye-ngat memaksa mereka satu-persatu bering-sut pergi, meninggalkan tetesan air matadan segumpal kerinduan yang tak terbalas.*

Tim Kontributor KomunikA

Seorang warga Jatiwarno mengamati ru-mahnya yang terbenam lumpur panas.

Warga Pleret, Bantul, lebaran di tenda dan memasak di halaman.

Pemudik bersepedamotor merajai jalanan.

e-gov kilas Ruang ini disediakan sebagai wadah tukar informasi antar pengelola situs atau portal lembaga pemerintah baik di tingkat pusat atau daerah.Pengelola dapat mengirimkan profil situs yang dikelolanya melalui e-mail: [email protected]

Kota Metropolitan Makassar sebagai ibukota prov Sulawesi Selatan dikenal sebagaikota "Angin Mamiri", yang berarti "kotahembusan angin sepoi-sepoi basah". Kotayang dihuni oleh 4 suku bangsa mayoritas,

Bugis, Makassar, Mandar dan TanahTorajadan memiliiki luas wilayah 175,55 km2memilki potensi dan peluang investasi,antara lain disektor industri dan pariwisata.

Untuk sektor industri sendiri antaralain;industri pengolahan biji coklat, bijij kopi,rumput laut, rotan, besi baja, cold storage,dll.

Untuk sektor pariwisata dapatmengembangkan 11 pulau sekitae selatMakassar yang memiliki prospek untuk dikembangkan sebagai obyek wisata. Jaraktempuh antar pulau tersebut dapat ditempuh dengan menggunakan speed boatsekitar 10-60 menit.

Untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut, pemerintah propinsimenyediakan infratruktur sarana investasi,antara lain fasilitas bandara, pelabuhan, jalan,dan fasilitas penunjang lainnya.

Semua informasi ini dapat dilihat dalamsitus ini. Situs ini memberikan informasi yangcukup mengenai pemerintahan danlingkungan provinsi Makassar.

www.bengkalis.go.idSistem Informasi Pelayanan Data

Bengkalis selain dengan potensikekayaan sumber daya alamnya, baik darisektor migas berupa minyak bumi dan nonmigas berupa hasil komoditi perkebunan,pertanian, peternakan dan pariwisata, juga

www.makassar.go.idInvestasi dan Potensi Makassar

terletak di posisi yang cukup strategis,diantara perbatasan negara Malaysia, danberada diantara kawasan segitigapertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapura(IMS-GT) dan kawasan segitiga Indonesia-Mayalsia-Thailand (IMT-GT).

Dengan visi menjadi salah satu pusatperdagangan di Asia Tenggara dengandukungan industri yang kuat dan sumberdaya manusia yang unggul, pemerintahkabupaten Bengkalis mengupayakantersedianya sarana dan prasarana utukmasyarakat Bengkalis.

Untuk menunjang arus inforamasi,pemerintah kabupaten Bengkalismenyediakan situs pemerintahan.Didalamnya berisi informasi seputarBengkalis, meliputi potensi dan peluanginvestasi. Salah satu fasilitas yang menarikdari situs ini adalah tersedianya link "SistemInformasi Pelayanan Data" kabupatenBengkalis. Data diklasifikasikan menjadi 14bagian, dan setiap bagian ini terdapat subdata, dan masing-masing data disajikan dalam2 bahasa, Indonesia dan I.nggris

foto

: iin

foto

: ro

s

foto

: da

n

Page 22: komunika 17 2006

10 Edisi 17/Tahun II/November 2006

KOMUNIKA LINTAS DAERAH

Kabupaten PosoDibangun 1.009 Rumah Bagi WargaPoso

Kepala Sub Dinas Penerangan UmumMarkas Besar Angkatan Darat, Kol Inf SenoPurbobintoro mengatakan di Jakarta, se-banyak 1.009 unit rumah akan dibangun bagiwarga Poso. Rumah-rumah tersebut tersebardi 85 desa dan 11 kecamatan se-kabupatenPoso, dibangun bekerjasama dengan De-partemen Sosial melalui program TNI Ma-nunggal Sosial Sejahtera (TMSS).

"Selain mengerahkan 400 personil dariYon Zipur 8/SMG, pembangunan rumah inijuga dibantu oleh 800 penduduk Poso danini merupakan wujud nyata kemanunggalanTNI-rakyat," kata Seno.

Menurut rencana, kerja sama antara TNIdan Depsos dalam pembangunan rumah inimelalui kegiatan TMSS akan rampung akhirDesember 2006.

Sebelumnya, TNI-AD juga bekerja samadengan Depsos dan pemda setempat telahmembangun 100 unit rumah dan diserahkansecara simbolis oleh Mensos Bachtiar Cham-syah kepada masyarakat Poso.

Menurut Dandim 1307/Poso Letkol InfIndra Maulana Harahap yang juga KomandanSatgas TMMS Poso, pembangunan rumahtinggal tersebut diperuntukkan bagi masya-rakat korban konflik sosial dan masyarakatkurang mampu di kabupaten Poso.

(www.bipnewsroom.info)

Tim Pemantau Pemilu Uni Eropa IAmati Pilkada Aceh

Tim pertama Pemantau Pemilu dari UniEropa sebanyak 8 orang sudah berada diAceh dan 80 personil lainnya untuk

memantau Pilkada di 19 Kabupaten/Kota, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalamyang direncanakan pada 11 Desember2006 mendatang.

Kepala Misi Pemantau Pemilu Uni Eropauntuk Aceh, Glyn Ford, dalam jumpa persdi Jakarta, mengatakan Tim pertamapemantau Pemilu Uni Eropa berada diIndonesia ini atas undangan pemerintahIndonesia dan Komisi

Independen Pemilihan Aceh.Direncanakan secara total sebanyak 250

personel akan berada di Provinsi NAD.Menurut Glyn Ford, tim pemantau Pemilu

dari Uni Eropa di Aceh ini bertujuan untukmelihat proses demokrasi yang berlaku diAceh dan untuk memastikan proses pilkada

berjalan dengan transparan dankepercayaan masyarakat tentang hakpolitik yang dapat disalurkan sebagaimananota kesepahaman MoU yang telahditandatangani oleh Pemerintah Indonesiabeberapa waktu lalu di Helsinki.

Selain itu juga untuk memastikanbahwa para pengamat akan bersikap netralatau tidak memihak dalam melaksanakanmandatnya, baik secara objektivas maupunkebebasannya yang disesuaikan denganperaturan serta hukum yang berlaku.

Glyn juga mengatakan bahwapemerintah Indonesia sendiri menjaminkebebasan bagi para pemantau Pemilu diseluruh provinsi dan akan memberikanakses kepada para pengamat dan pejabatpemilu.

(www.bipnewsroom.info)

foto

: m

thds

t

Aceh

Kalimantan TimurJero Wacik Siap Kenalkan PotensiPariwisata Kalimantan

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, JeroWacik, menyatakan kesediannya untukmemperkenalkan berbagai potensi pariwisataKalimantan, baik dalam skala nasional maupuninternasional, untuk meningkatkan kun-jungan wisata ke kawasan tersebut.

Hal itu dikatakan Jero Wacik saat mem-buka ‘Borneo Extravaganza’ yang diikuti olehempat provinsi di Kalimantan yang berlang-sung di Atrium Mall Taman Anggrek Jakartabeberapa waktu lalu.

Jero mengatakan potensi pariwisata diKalimantan sangat beragam, baik wisata bu-daya maupun pesona alamnya sangat menarikuntuk dikunjungi, sehingga perlu promosigencar agar daerah tersebut menjadi salahsatu daerah kunjungan utama di tanah air.

Borneo Extravaganza diikuti sejumlah biroperjalanan di empat provinsi, termasuk sejum-lah kabupaten/kota yang memperkenalkanberbagai potensi wisata andalan masing-ma-sing.

Kegiatan itu juga dimanfaatkan oleh se-jumlah pengusaha cendera mata dengan ha-rapan bisa meningkatkan omset dengankerja-sama usaha melalui pameran yang su-dah berlangsung dua kali itu.

(www.kaltim.go.id)

Kabupaten Jayapura

Lokakarya Penentuan Kawasan HutanBernilai Konservasi Tinggi

World Wild Fund (WWF) Papua meng-gelar lokakarya penentuan kawasan hutanbernilai konservasi tinggi pada areal penge-lolaan hutan lestari berbasis masyarakat adatdi Distrik Unurum Guay, Kabupaten Jayapura.

Menurut Direktur WWF Indonesia RegionSahul, Benja Victor Mambai, tujuan diadakan-nya lokakarya ini untuk menyamakan pema-haman tentang konsep dan metode penen-tuan hutan bernilai konservasi tinggi (HighConservation Value Forest atau HCVF) danmengidentifikasi kawasan hutan yang memilikinilai konservasi tinggi di wilayah Distrik Unu-rum Guay.

Di samping itu, kegiatan ini juga untukmembangun komitmen dan kesepakatanbersama agar hasil analisis HCVF ke depandapat digunakan dalam pengelolaan hutandi daerah tersebut.

HCVF merupakan sebuah metode yangdigunakan untuk menganalisis suatu wilayahhutan yang akan dikelola. Dari metode ter-sebut, maka dapat diketahui wilayah hutanyang akan dinegoisasikan dengan pihak pe-ngelola untuk menyepakati wilayah yang akandikelola dan wilayah yang akan dilindungibersama.

Benja mengatakan, dalam lokakarya ter-sebut dilakukan proses analisis wilayah hutandengan pendekatan keruangan (spasial). Ba-han yang digunakan adalah peta tematik dariwilayah Unurum Guay.

Guna mendorong usaha pengelolaan hu-tan alam lestari berbasiskan masyarakat adat,lanjutnya, WWF-Indonesia Region Sahul me-milih dua lokasi sebagai areal yang akandilakukan pendampingan dalam menerapkanpengelolaan hutan lestari berbasis masya-rakat, yakni Kabupaten Merauke dan Jaya-pura.

Bangka Belitung

Pembangunan Fisik 2007Meningkatkan Kondisi Jalan

Tahun 2007 nanti Pemkot Pangkalpinangakan memprioritaskan pelaksanaan proyekpeningkatan jalan seputar wilayah kota.Semua jalan di Ibukota Prov Bangka Belitungini akan dibuat dengan metode hotmix, un-tuk menyeimbangkan antara jalan negara,jalan provinsi dan jalan kota.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Ko-ta Pangkalpinang Sarjulianto mengatakan,pembangunan akan di prioritaskan pada jalanmenuju ke jalan protokol. Prioritas kedua di-fokuskan pada peningkatan sarana jalan se-perti saluran air dan pematusan serta trotoar.

Tentang banjir di seputar Kota Pangkalpi-nang, Sarjulianto menjelaskan akan ditang-gulangi dengan sistem drainase dipadu de-ngan kolom retensi. (www.bangkapos.com)

“Sebagai langkah awal, Distrik UnurumGuay, Jayapura telah disepakati sebagai unitmanajemen contoh. Setelah lokakaryaberlangsung, maka diharapkan adanyasebuah peta wilayah prioritas hutan yangbernilai konservasi tinggi di Unurum Guayserta adanya rekomendasi wilayah hutanyang dapat dikelola oleh masyarakat adatsetempat untuk keperluan produksi. Selainitu diharapkan timbulnya kesadaranmasyarakat tentang pentingnya hutan yangbernilai konservasi tinggi diwilayah mereka,”tambahnya.

(www.papua.go.id)

Kota Jakarta Timur

Pemkot Jaktim Siapkan SirinePeringatan Banjir

Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timurtelah menyiapkan berbagai upaya sebagaiprosedur tetap antisipasi bahaya banjir saatmusim penghujan tiba, utamanya di tempat-tempat yang menjadi titik rawan.

Salah satu upaya tersebut adalah me-nyiapkan alat berupa sirine peringatan adanyabahaya banjir, terutama di kelurahan-kelu-rahan yang rawan banjir.

“Kami juga telah menyiapkan beberapalokasi penampungan bagi para korban nanti-nya,” kata Walikota Jaktim Dr Koesnan AbdulHalim di kantornya, beberapa waktu lalu.

Di samping itu, pemerintah kota jugatelah berkoordinasi dengan regu penyelamatbekerja sama aparat TNI dan Polri, penyiapanbantuan logistik serta beberapa unit MandiCuci Kakus (MCK) keliling.

Pemkot Jaktim berharap, di tahun 2008nanti masalah banjir ini telah dapat teratasidengan selesainya proyek Banjir Kanal Timur(BKT) yang saat ini pengerjaannya telah sam-pai pada tahap akhir pembebasan tanah danlahan milik warga dan umum.

Namun setelah adanya BKT, kata walikotaKoesnan, banjir harus tetap diwaspadai sebabBKT hanya dapat mengatasi banjir sekitar 80persen, dan 20 persennya adalah ancamanseperti bantaran kali yang sempit sertagorong-gorong yang mampet karena tersum-bat oleh sampah.

(www.bipnewsroom.info)

Potensi SDA Aceh TimurDari Sabang Sampai Merauke Kabupaten Aceh Timur

Kabupaten Aceh Timur terletak dibagian timur Provinsi NanggroeAceh Darus-salam, dengan posisiastronomis di 40-5015' LU dan

97015'-98015'. Aceh Timur yang berpen-duduk 312.236 jiwa, tersebar di 21 keca-matan, merupakan pintu gerbang ProvinsiNAD yang memiliki kekayaan alam berupakeanekaragaman hayati dan aneka bahantambang. Selain memiliki beragam jenis floradan fauna, Aceh Timur juga memiliki keka-yaan seni budaya, antara lain tari Laweut,Ranub Lampuan, Seudati, Ranub Singapu,Saman dan Rapai Daboih.

Penduduk Aceh Timur terdiri dari per-kauman besar yaitu Perkauman Aceh, Me-layu dan Gayo maka tidak mengherankankalau Aceh Timur mempunyai kebudayaanyang khas dan memiliki ciri tersendiri, karenamasing-masing perkauman secara spesifikmenampilkan kebudayan dan adat istiadatmasing-masing seperti adat perkawinan,

tarian, ragam hias dan arsitektur.Penduduk Kabupaten Aceh Timur pada

umumnya beragama Islam. Kalaupun adayang beragama Kristen, Hindu, ataupun Ba-tak, umumnya adalah kaum pendatang. Ke-hidupan beragama di Aceh Timur sangat har-monis.

Industri dan PerdaganganAktivitas perindustrian dan perdagangan

di Aceh Timur telah mampu membawa peru-bahan, antara lain mengupayakan pemba-ngunan industri kecil untuk menciptakanstruktur ekonomi yang berimbang. Produkindustri kecil di antaranya berupa sulamandan bordir dalam bentuk tas, dompet, keran-jang kain, kopiah, aneka hiasan dan gan-tungan kunci. Beberapa produk lokal AcehTimur sudah memasuki pasar ekspor antaralain ke Malaysia dan Jepang.

Pertambangan dan EnergiAceh Timur mempunyai berbagai po-

tensi energi dan bahan mineral. Untuk mi-nyak bumi terdapat cadangan sebanyak2.377 juta barrel, gas bumi potensial 2.415BSCF, dan beberapa lokasi memiliki tenagaair yang potensial dijadikan pembangkittenaga listrik.

Dengan kekayaan alam yang berlimpahdan potensi sosial budaya yang beragam, dimasa datang Kabupaten Aceh Timurdiharapkan dapat maju pesat. Investasi untukmenggali sumber daya alam masih terbukalebar. Di sisi lain, keindahan alam dan keunikantradisi sangat mendukung pengembanganindustri pariwisata*. dw

Tari Saman (bawah) dan Rapai Daboih(atas), seni tradisi Kabupaten Aceh Timur.

foto

: kp

s

foto

: m

th

Page 23: komunika 17 2006

11

KOMUNIKA

Edisi 17/Tahun II/November 2006

The Real HeroWajah KitaLINTAS LEMBAGA

Jika anda bertanya kepada rakyat Bangladesh,siapakah pahlawan mereka saat ini? Maka berbilangjawaban akan menunjuk kepada sosok pria sederhanabernama Muhammad Yunus. Dia bukan jenderalpemenang perang, bukan mediator konflik ulung,bukan pula politisi kawakan juru lobi andalanpemerintah Bangladesh. Dia "hanya" seorang ekonomyang berhasil membuat masyarakat miskin di negerimiskin itu dapat menghela napas lebih panjang.

Kepahlawanan M Yunus bukan hanya diakui wargamiskin Bangladesh, namun juga diakui semua orang.Hal ini dibuktikan dengan jatuhnya Hadiah NobelPerdamaian ke tangan Yunus. Selama ini Nobel Per-damaian memang lebih dekat dengan juru redam kon-flik dan pelopor perdamaian dunia. Tapi kali ini berbe-da, Hadiah Nobel Perdamaian justru jatuh ke tanganekonom. Namun tentu, terpilihnya Yunus sebagaipemenang bukan tanpa alasan. Karena semua orangtahu, Yunus adalah tokoh yang mampu mendamaikangejolak kebutuhan kaum miskin papa dengan kepo-ngahan sistem perekonomian yang di mana-manatak pernah berpihak kepada komunitas akar rumput.

Yunus memang berbeda. Biasanya para ekonomselalu berangkat dari wacana, visi, teori dan konsepyang ndakik-ndakik, pisau analisis yang canggih, barukemudian meng-grounded-kan konsepnya di lapangan.Namun ia justru melakukan sebaliknya, langsung ter-jun ke lapangan, dan dengan sekuat tenaga memban-tu memberdayakan kaum pinggiran agar bisa keluardari kubangan kemiskinan. Ia tak peduli, kendati--misalnya--hanya mampu mengentaskan satu orangmiskin saja.

Bagi dosen ekonomi lulusan AS ini, pemimpin yangbaik tidak datangdari seekor burungyang hanya mampumelihat realitas dariketinggian. Pemim-pin yang baik justrudatang dari seekorcacing yang relamelata, merasakandan mencium per-mukaan bumi. Pe-ngalamannya ber-sentuhan langsungdengan orang-orangpapa membuatnya mengerti, bahwa orang menjadimiskin bukan karena tidak berdaya, namun karenatidak pernah diberi kesempatan.

Dengan keyakinan itulah, ia bersama mahasiswa-nya mendirikan lembaga keuangan non-bank, yangberfungsi menyalurkan kredit mikro kepada kaum mis-kin di sekitar kampus, tanpa jaminan apapun selainkepercayaan--sebuah langkah yang dicibir habis-habisan oleh kalangan perbankan resmi.

Namun di tangan Yunus, sistem penyaluran kreditsemacam itu bisa berjalan lancar. Terbukti bahwa jikadiberi kesempatan, orang miskin pun dapat mencicilpinjamannya secara tertib. Namun kalangan per-bankan masih menyangsikan kiprah Yunus. Merekabilang, suatu ketika sistem itu akan menjadi bom wak-tu. Benarkah demikian?

Entahlah. Yang jelas sekarang lembaga yang dirin-tis Yunus sudah beroperasi selama 25 tahun lebih.Bahkan sudah berkembang menjadi lembaga perban-kan resmi khusus penyalur kredit bagi orang miskin.Sekarang nasabah bank yang oleh M Yunus dinamaiGrameen Bank ini sudah mencapai 6,6 juta orang,dengan tingkat pengembalian kredit 98%. Reputasinyatidak hanya diakui oleh orang miskin dan kalanganperbankan setempat, namun juga diakui Bank Dunia,PBB dan lembaga penyeleksi Hadiah Nobel.

Yunus mendapat penghargaan karena totalitasnyaberjuang menciptakan kemungkinan-kemungkinan danperubahan--yang semula dianggap mustahil--di te-ngah kehidupan masyarakat miskin. Berkat upayanya,ribuan pengemis di Bangladesh kini telah berganti pro-fesi menjadi pedagang dan pengusaha. Ribuan orangterentas dari jurang kemiskinan.

Muhammad Yunus tidak pernah memproklamasi-kan dirinya sebagai pahlawan. Akan tetapi semuaorang tahu, bahwa dia adalah the real hero--pahlawansejati!* gun

graf

is:

imag

eban

k

Polda Metro Jaya

Badan Koordinasi Penanaman Modal

Selama Ketupat Jaya 2006 Situasi Lebih Terkendali

Selama berlangsungnya “Operasi Ketupat Jaya 2006”sejak 17 - 31 Oktober 2006, secara umum situasi terkendalicukup kondusif di wilayah Polda Metro Jaya, dibandingkandengan periode yang sama tahun 2005

“Memang ada peningkatan angka tindak kejahatan,tetapi sangat kecil, sekitar 0,67 persen,” kata Kabid HumasPolda Metro Jaya, Kombes (Pol) Ketut Untung Yoga, diJakarta, Kamis (2/10), seraya menambahkan, jika pada 2005terjadi 449 kasus, maka pada 2006 ini terjadi 452 kasustindak kejahatan.

Kasus – kasus kriminal yang mengalami peningkatandiantaranya penganiayaan berat (anirat), kasus pencuriandengan kekerasan, kasus kebakaran, kasus pemerasan/pengancaman.

Namun, katanya, disamping terjadi kenaikan pada kasus– kasus tersebut, juga ada penurunan. “Angka tindakkejahatan memang meningkat, tetapi tidak untuk semuakasus, karena justru ada yang turun," kata Ketut, dian-taranya pencurian dengan pemberatan (curat) dan pen-curian sepeda motor (curanmor) serta narkotika. Curat pada2005 tercatat 83 kasus sedang pada 2006 menurun menjadi70 kasus.

Begitu pula dengan kecelakaan lalu lintas (laka lantas)yang tercatat 134 pada 2005 menjadi 119 tahun 2006.(www.bipnewsroom.info)

Pemerintah Segera Bahas Payung Hukum KEKI

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) MLuthfi mengatakan akan segera membahas payung hukumKawasan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI) bagi terciptanyakawasan perdagangan bebas bagi penciptaan iklim investasi.

“Pemerintah akan memanggil tim KEKI dan membahasdengan DPR, kemudian komitmen pemda, kepolisian, pajakdan bea cukai, ketenagakerjaan untuk menciptakan ikliminvestasi yang efisien,” ujarnya.

Luthfi mengatakan, daerah usulan KEK merupakan daerahyang memiliki unsur (demand) permintaan lebih untukmenjadikan kawasan ekonomi bebas serta adanya komitmendari pemda setempat untuk menciptakan daerah yang akrabdan ramah terhadap investasi.

Sumatera Utara, Bojonegoro serta Sulawesi Selatan,menurut Luthfi, memiliki permintaaan yang tinggi sertamempunyai prospek bagus untuk dijadikan salah satukawasan ekonomi khusus.

“Terbukti di Batam, kini perizinan tidak memakan waktusatu bulan atau lebih melainkan satu hingga tujuh hari bagipengurusan perizinan investasi, dan itu berarti ditempat laindi Indonesia bisa diterapkan,” katanya mencontohkan.(www.bipnewsroom.info)

Pertamninan Tandatanganu MoU DenganSingapore Petroleum Company Limited

PT.Pertamina (Persero) menandatangani notakesepakatan (MoU) dengan perusahan minyakSingapura,Singapore Petroleum Company Limited (SPC), di

RI-AS Tandatangani MoU Pemberantasan IlegalLogging

Departemen Kehutanan dalam waktu dekat akanmenandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan AmerikaSerikat terkait pemberantasan illegal logging (pembalakanliar) serta perdagangannya.

“Waktunya belum ditentukan, kemungkinan sebelumkunjungan presiden Amerika Serikat ke Indonesia,” kataKepala Pusat Informasi Departemen Kehutanan, Dr. Ir.Achmad Fauzi.

Hal terpenting dari penandatangan MoU tersebutdikatakan Achmad adalah Amerika Serikat telah setuju untukbersama memerangi kasus pembalakan dan perdagangannyayang juga menunjukkan dukungan internasional semakinkuat akan hal ini.

Setelah penandatanganan MoU, kata Achmad, akandisusul dengan pemaparan rencana kerja kedua negara danakan disusun apa yang menjadi fokus Indonesia dalammemerangi pembalakan liar dan apa yang bisa dilakukan olehAmerika terhadapnya.

Poin terpenting yang akan dikemukakan Indonesia padaMoU tersebut adalah supaya negara-negara pengimpor kayusebelumnya benar-benar memeriksa semua berkas kayu dantidak menerima kayu ilegal.

“Banyak lagi yang nanti akan dibakukan, namun kembalilagi yang terpenting semua sepakat illegal logging merupakankejahatan Internasional. Tidak satupun negara yangmelindunginya,” ujar Achmad. (www.bipnewsroom.info)BUMN Pertamina

Departemen Kehutanan

Departemen Komunikasi dan Informatika

Departemen yang dikomandani Sofyan A Djalilini mengurusi antara lain seputar masalahpenyiaran, akses komunikasi, aplikasitelematika, mengkoordinasikan pertum-

buhan infrastruktur komunikasi dan informatika, pos dantelekomunikasi, sosialisasi informasi kepada publik, dan lain-lain.

Indonesia yang demikian luas dan belum semuapenduduknya dapat mengakses informasi menjadi suatumotivasi departemen ini untuk menciptakan sarana danprasarana komunikasi, salah satu program yang sedangdiusung adalah pembangunan palapa ring, yang merupakanjaringan kabel bawah laut yang membentang dari Suma-tera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Malukudan Papua dengan panjang diperkirakan sekitar 36.000km.

Diharapkan pembangunan infratsuktur ini akan mem-percepat penetrasi akses informasi yang menghubungkanseluruh provinsi dan 440 kabupaten/kota di seluruh Indo-nesia.

Dan yang menjadi harapan semua rakyat adalah tariftelekomunikasi dan internet akan menjadi semakin murah.

Departemen Komunikasi dan Informatika sedangmengintensifkan penerapan program Indonesia Go OpenSource (IGOS), untuk mengurangi penggunaan softwarebajakan dan tentunya juga akan meningkatkan kreativitasbangsa, baik bagi komunitas IT maupun user.

Selain menyediakan infrastruktur, departemen ini punbertanggung jawab terhadap tersedianya informasi seputarIndonesia dan informasi lainnya, yaitu sebagai core ofinformation untuk masyarakat Indonesia.

(dw)

Mewujudkan Masyarakat Informasiyang Sejahtera

Hotel Shangrila, di Jakarta, Jumat (3/11)."Kerjasama dalam bentuk ekplorasi minyak dan gas ini

memberikan sinergi yang cukup baik bagi kedua pihak,khususnya bagi Pertamina mempunyai pengalaman,sedangkan SPCC memilki dana," kata Menteri Energi SumberDaya Mineral Purnomo Yusgiantoro di Hotel Shangrila diJakarta, Jumat, (3/11).

Melalui kerjasama ini, SPC telah mulai melangkahkankakinya tidak hanya di kegiatan industri hilir (down stream),melainkan juga pada industri hulu (upstream) .

Selain itu, katanya, kedua pihak akan mengembangkankegiatan ekplorasi di negara Australia dan Papua Nugini.

Menurut Purnomo, hal ini merupakan satu langkah untukmengembangkan cadangan minyak dan gas tidak hanya diIndonesia, tetapi di luar negeri seperti perusahan minyakMalaysia Petronas.

Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina SukusenSoemarinda mengatakan keuntungan dari kerjasama iniadalah Pertamina dapat meningkatkan produksinya.Diakuinya, perusahan ini tidak dapat melakukan kegiataneksplorasi sendiri karena membutuhkan dana.

Mengenai investasi SPC, dia menjelaskan perusahanminyak Singapura tersebut siap menginvestasikan dananyasebesar 1 miliar dolar AS. (www.bipnewsroom.info)

Menteri Komunikasi dan Informatika, Sofyan A Djalil.

foto

: do

k

Page 24: komunika 17 2006

12

Badan Meteorologidan Geofisika

memperkirakan hujanakan mulai turun

pertengahan Novembertahun ini. Sudahkah kita

mengantisipasinya?

Yang dinanti-nanti segera tiba.Hujan yang diharapkanmengguyur Oktober lalu,sedikit tertunda karenaterjadi perkembangan dina-

mika laut dan atmosfer. Diperkirakansebagian besar wilayah Indonesia akanmulai basah kuyup pada pertengahanatau akhir November tahun ini.

Harapan dan kecemasan mengiringidatangnya musim hujan kali ini. Diwilayah Kalimantan dan Sumatera,ratusan ribu orang berharap guyuranhujan dapat ”menyembuhkan” asaphasil pembakaran hutan yang telahmerepotkan tak hanya di dalam negeri,namun juga di negeri tetangga.

Namun, walau membawa berkahbagi sebagian wilayah, kehadiran hujanjuga membawa sedikit kecemasan. Se-tidaknya bagi warga yang tinggal di da-erah rawan banjir, seperti di bantarankali atau kawasan yang lokasinya ren-dah.

Ghozali Syafe’i (32), warga BukitDuri, Manggarai, Jakarta, misalnya,hanya bisa pasrah menunggu datang-nya musim hujan. Di tempat tinggalnya,belum terlihat upaya berarti untukmengantisipasi datangnya air. Padahaldaerah tersebut kerap menjadi lang-ganan banjir.

”Gak ngerti dah. Cuma bisa berharapnggak banjir. Gak bisa ngapa-ngapain.Bersiin kali, sampe tahun jebot juga gak

bakal abis tu sampah. Nah, warga jugabuang sampah di sono. Pikirnya, ntar jugadi pintu air ada yang mungut,” paparpenduduk asli Betawi ini sewot.

Kejengkelan sekaligus kepasrahan yangkian bertumpuk. Bagaimana tidak, kendatiGhozali dan keluarganya sadar diri denganmembuang sampah di tempat pembuanganumum, masih banyak warga yang menja-dikan sungai sebagai bak sampah raksasayang siap menampung ratusan bahkanribuan kilo sampah setiap hari.

600 Sungai Berpotensi BanjirSelain masalah ”kecil”, membuang

sampah ke sungai, ada lagi kondisi yang layakdicemaskan. Saat ini, dari 5.590 sungai indukbesar kecil yang terhimpun dalam 89 SatuanWilayah Sungai (SWS) di seluruh Indonesia,ada sekitar 600 sungai yang berpotensi me-nimbulkan banjir.

Penyebabnya tentu bermacam pula.Mulai dari penyempitan sungai akibat pengu-rugan yang tidak semena-mena, hingga dae-rah resapan yang mulai berkurang.

“Sebanyak 62 di antara sungai-sungaitersebut kondisinya kritis dan superkritis,ditambah lagi saat ini terdapat 1,4 juta hadaerah rawan banjir. Yang tertangani baru420.000 ha atau sekitar 30 persen,” ungkapDirjen Sumber Daya Air (SDA) DepartemenPekerjaan Umum, Siswoko, beberapa waktulalu.

Upaya penanggulangan pun dilakukanpemerintah DKI Jakarta, diantaranya denganmembuat tanggul di sepanjang sungai ter-sebut. Namun dari sekitar 30.000 km kebu-tuhan tanggul yang harus dipenuhi, pemerin-

tah baru dapat merealisasikan sepanjang2.600 Km saja.

Ada lagi proyek Banjir Kanal Timur (BKT).Proyek pencegahan banjir yang dijadwalkanselesai pada 2008 mendatang. BKT ini nan-tinya akan menampung aliran air dari limasungai yang kerap menimbulkan banjir, yaitukali Cipinang, Sunter, Buaran, Jatikramat danCakung yang kemudian akan dibuang kelaut. Namun, proyek harapan itu baru dapatdirealisasikan dua tahun mendatang. So,sekarang saatnya bersiap diri hadapi banjir.

Siaga BanjirMasalah ini tentu tak akan selesai dalam

waktu yang singkat. Perlu upaya berkelan-jutan nan serius, tak hanya dari pemerintah,melainkan juga harus didukung dengan ge-rakan aktif masyarakat guna mencegahkerusakan yang lebih parah.

Selain harus ada penegakan hukum se-misal pengamanan masalah hutan yang les-tari dan memenuhi tata guna lahan, punturut menjaga peruntukan hutan. Dari120,4 juta ha luas hutan, pemerintah telahmembagi peruntukannya antara lain 20,5juta ha untuk hutan konservasi, 33,5 jutaha untuk hutan lindung dan sisanya seluas66,4 juta ha untuk hutan produksi.

Penjagaan yang baik akan berimbas padaterpeliharanya DAS (Daerah Aliran Sungai),yang tentunya akan sangat terkait dengantercegahnya bencana semisal banjir danlongsor.

Realisasi konkret untuk antisipasi banjirtahun ini, Gubernur Sutiyoso telah bersiapdengan menyediakan dana tak terbatasdalam mendukung segala kegiatan siagabanjir. Beragam cara, mulai dari pelayananinformasi cuaca baik melalui Faks, E-mail,serta SMS atau Telepon langsung jikakeadaan mendesak atau darurat, hinggamenyiapkan alat berupa sirine peringatan

bahaya banjir, terutama dikelurahan-kelurahan yangrawan telah disiapkan.

“Kami juga telahmenyiapkan beberapalokasi penampungan bagipara korban nantinya,”jelas Sutiyoso.

Namun sekian banyakrencana tak akan berartitanpa diikuti itikad dan ko-mitmen kita dalam men-

jaga keles-tarian alamyang men-jadi kuncipenting da-lam mence-gah benca-na.

Ya nggakcoy?

(dan)

Beres-beresSambut HujanMenyambut musim penghujan kali ini,ada kegiatan baru yang harus dilakoniwarga Desa Jatirejo, KecamatanPorong, Kabupaten Sidoarjo, JawaTimur. Jika biasanya mereka sibukdengan rutinitas tanah persawahanmusim penghujan, maka kali ini wargadesa yang berada di pinggir tanggullumpur panas Sidoarjo itu harusmengganti kegiatannya denganmengemasi perabot rumah tangga.”Bagaimana lagi. Semua dibawa,eletronik sampai surat-surat. Maumengungsi ke rumah famili diPasuruan,“ ujar Joko salah seorangwarga, pasrah.Ya, musim penghujan diperkirakanmemang akan datang padapertengahan November ini. Termasukakan datang dan mengguyur lokasisemburan lumpur panas Sidoarjo.Kendati ketinggian lumpur telah turundari 5 meter menjadi 1,5 meter,namun ditakutkan bila turun hujanlebat, kemungkinan buruk yang terjadiadalah banjir lumpur.Dan tentu saja Tim NasionalPenanggulangan Lumpur Sidoarjomelakukan antisipasi, salah satunyadengan mengungsikan penduduk,terutama yang berada di ring satu dandua ke tempat yang lebih aman.Tak hanya itu, setidaknya ada empatlangkah lain yang akan dilakukanpemerintah. Mulai dari penguatantanggul sepanjang 7Km dengan cairanpolymer khusus yang didatangkan dariSingapura, hingga perbaikan salurandrainase di kawasan sekitar semburanlumpur.Disiapkan pula 11 pompa airberkapasitas rata-rata 300 liter perdetik pada daerah rawan genanganbanjir. Tiga pompa air dan 2 pompalumpur dengan kapasitas total 5,2meter kubik per detik yang akandialirkan ke kali Porong pun sudahmulai difungsikan.“Kali porong bukan sungai tetapi floodway seperti Banjir Kanal Timur diJakarta, sehingga dapat digunakanuntuk mengalirkan lumpur. Memangujiannya pada musim hujan ini. Bilakami bisa bertahan berarti sistem yangkami buat bekerja baik,” jelasketua timnas, Basoeki Hadimoeljono,awal November lalu.Ya, semoga sistem ini bisa berjalan baiksehingga Joko dan ratusan pendudukJatirejo bisa kembali ke rumahmereka. (dan)

foto

: kp

s

foto

: m

th