komunika 14 2006

12

Upload: komunika-tabloid

Post on 08-Mar-2016

247 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Redaksi: Selamatta Sembiring, Tahsinul Manaf, Soemarno Partodihardjo, Sri Munadi, Effendy Djal, Ridwan Editorial Nuryati Pondok Betung, Tangerang, Banten E-mail: [email protected]. Woro Hendriati Yustisia Team leader, Indosat Call Center Jakarta Buat Bacaan Menarik Bacaan akan menarik jika disertai gambar penunjung, jadi pembaca tidak jenuh, saya lebih senang membaca bacan ringan seperti majalah. Sekretaris Redaksi: Richard Tampubolon Riset dan Dokumentasi Maykada Harjono K. 2

TRANSCRIPT

Page 1: komunika 14 2006
Page 2: komunika 14 2006

2 Edisi 10/Tahun II/Juli 2006

KOMUNIKA

Diterbitkan oleh:

DEPARTEMENKOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA

Pengarah:Menteri

Komunikasi dan Informatika

Penanggungjawab:Kepala Badan Informasi Publik

Pemimpin Redaksi:Kepala Pusat

Pengelolaan Pendapat Umum

Wakil Pemimpin Redaksi:Sekretaris BIP

dan Para Kepala Pusat di BIP

Sekretaris Redaksi:Richard Tampubolon

Redaktur Pelaksana:Nursodik Gunarjo

Redaksi:Selamatta Sembiring, Tahsinul

Manaf, Soemarno Partodihardjo,Sri Munadi, Effendy Djal, Ridwan

Editor/Penyunting:Illa Kartila, MT Hidayat,Dimas Aditya Nugraha

Pra Cetak:Farida Dewi Maharani

DesainD Ananta Hari Soedibyo

Riset dan DokumentasiMaykada Harjono K.

Alamat Redaksi:Jl Medan Merdeka Barat No. 9

JakartaTelp/Faks. (021) 3521538,

3840841e-mail:

[email protected]

Redaksi menerima sumbangan tulisan,artikel dan foto yang sesuai dengan

misi penerbitan.

Redaksi berhak mengubah isi tulisantanpa mengubah maksud dan substansi

dari tulisan tersebut.

Isi KomunikA dapat diperbanyak, dikutipdan disebarluaskan, sepanjangmenyebutkan sumber aslinya.

Editorial

BERANDA

desa

in co

ver:

ahas

. fot

o: m

th, i

mage

bank

RANA

Malu Asap Kebakaran HutanSebagai warganegara Indonesia yang

pernah bekerja di Malaysia, saya merasa maludengan kabut asap kebakaran yang menu-tupi sebagian wilayah Malaysia. Saya malukarena orang-orang Malaysia bilang asap itudatangnya dari pembakaran lahan/hutan diIndonesia. Kalau benar, saya mohon asap itusegera ditanggulangi. Saya sendiri waktu diKL (Kualalumpur--Red) merasa risih karenasering dibilangin, "Tuh, asap dari negaramu!"Padahal asap itu datangnya hampir tiap ta-hun. Mohon perhatian.

NuryatiPondok Betung, Tangerang, Banten

E-mail: [email protected].

Tindak Tegas PembakarLahan dan Hutan

Saya mendukung pemerintah menindaktegas para pembakar lahan dan hutan. Tin-dakan mereka hanya mencari keuntunganpribadi namun menyengsarakan banyakorang. Tindakan tegas akan membuat mere-ka jera dan berpikir panjang sebelum memba-kar lahan/hutan. Hanya saja hukumannyaperlu dibedakan antara orang suruhan (buruhyang diupah untuk membakar) dengan pe-milik lahan atau yang memerintahkan pemba-karan. Mestinya yang menjadi otak, huku-mannya lebih berat.

Sidik SujendroBendogantungan, Klaten, JatengE-mail: [email protected].

Buku MurahOrangtua memiliki peran besar untuk

membuat anak gemar membaca. Hal ini bisadilakukan dengan memberikan buku-bukubacaan atau mendongengkan anak dengancerita-cerita.

Memang membina minat baca atau mem-budayakan gemar membaca semestinya di-mulai sejak dini. Perlu ditanamkan kesadaranuntuk terus menggali ilmu. Selain itu jugaditunjang dengan harga buku yang murahmeriah.

Saat ini kebanyakan harga buku-buku re-latif kurang terjangkau. Untuk orang yangsudah berpenghasilan mungkin tidak berma-salah, tapi bagaimana dengan pelajar yangbelum mempunyai penghasilan?

Karena itu perlu dipikirkan bagaimanamembuat harga buku menjadi terjangkauoleh semua orang, khususnya para pelajar.

Budi PriyonoKaryawan, PT Sapta Miles Indonesia

Jakarta

Meningkatkan MinatMembaca dan Menulis

Minat baca bangsa kita sangat kurang,perlu ada cara meningkatkan minat baca, ter-utama untuk generasai muda, perlu dilakukansosialisasi menumbuhkan minat baca. Sebaik-nya minat membaca perlu juga diiringi denganminat menulis, sehingga apa yang didapatdari buku dapat dituangkan dalam tulisan,dengan begitu ilmu akan terus tertransferdan dapat terus berkembang.

Buku bacaan pun perlu dikemas menarikdan mudah dipahami, jadi tidak membosan-kan untuk dibaca. Saya sendiri senang mem-baca mengenai profil orang sukses. Untukpenerbit buku juga harus lebih intens melaku-kan sosialisasi mengenai buku terbitan ter-baru, misal dengan mengadakan bedah bukuyang menghadirkan penulisnya, dengan be-gitu terjadi interaksi. Bahkan diadakan lombamenulis, karena untuk menulis dia harus ba-nyak membaca dulu.

Woro Hendriati YustisiaTeam leader, Indosat Call Center

Jakarta

Buat Bacaan MenarikBacaan akan menarik jika disertai gambar

penunjung, jadi pembaca tidak jenuh, sayalebih senang membaca bacan ringan sepertimajalah.

Malu Jadi Negara "Pengekspor" AsapSudah agak lama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan hal

ini. Namun ada baiknya diungkap kembali sekarang, pada saat kabut asap kembalimenyelimuti sebagian wilayah nusantara dan dipermasalahkan negara tetangga.

Saat itu, Sabtu, 22 April 2006, dalam acara pencanangan Gerakan IndonesiaMenanam dalam rangka Hari Bumi di Kemayoran Jakarta, presiden menyampaikansambutan yang sangat jujur: beliau mengaku malu karena Indonesia dijulukisebagai negara "eksportir" asap.

"Kita malu tiap tahun mengirim asap ke Malaysia, Singapura dan daerah-daerah lain. Lebih baik kita mengekspor kerajinan rakyat kita yang luar biasahebatnya, bukan asap," kata presiden.

Presiden menganggap, "ekspor" asap ke negara tetangga telah membuatbangsa Indonesia mendapat penilaian yang kurang baik di mata negara lain.Oleh karena itu, presiden mendesak jajaran terkait untuk menanggulangikebakaran hutan dan lahan yang selalu terjadi setiap tahun, terutama pada musimkemarau, di berbagai wilayah di tanah air.

“Saya ingin melihat pada Juli, Agustus, September, tidak ada lagi asap diekspor.Kalau pun ada, mudah-mudahan jumlahnya sangat-sangat kecil,” tambah PresidenYudhoyono.

Kini, lima bulan berlalu, imbauan presiden ternyata belum juga menyentuhhati para pemilik lahan dan para penjarah hutan yang suka bermain api. Buktinya,seiring datangnya musim kemarau, titik-titik api kembali membara di berbagaiwilayah, terutama di Provinsi Riau dan Kalimantan Barat. Dan seperti biasa, asappembakaran lahan dan hutan kembali membuat gelap suasana. Awalnya hanyamengganggu pandangan dan pernafasan manusia di dua provinsi tersebut, akantetapi lambat-laun merembet juga ke langit negara tetangga Malaysia.

Kecaman dan protes pun berdatangan, bukan saja dari negara tetangga, namunjuga dari para aktivis lingkungan hidup di dalam dan luar negeri. Mereka menuntutkebakaran--atau pembakaran--lahan dan hutan segera diatasi, kemudian pelakunyasegera ditangkap dan diadili berdasarkan hukum yang berlaku. Mereka geram,karena kasus pembakaran lahan dan hutan ini sudah terjadi berulang-kali, danterus saja terjadi kendati presiden jauh hari sebelumnya sudah mengingatkanagar hal itu dicegah.

Para pelaku pembakaran tampaknya lebih mementingkan pertimbanganekonomi, yakni membuka lahan dengan cara cepat, mudah dan murah, daripadamemikirkan kerusakan ekologi dan dampak sosial yang terjadi. Mereka tidakmempedulikan berapa hektare vegetasi dan kompleksitas rantai kehidupan didalamnya yang musnah dilalap api. Mereka tak mau tahu berapa luas daerahtangkapan air dan ruang terbuka hijau yang hancur jadi abu dan hilang dari petabentang alam. Mereka enggan melihat deretan angka-angka rupiah yang harusdikeluarkan pemerintah untuk memadamkan lahan dan hutan-hutan yang terbakar.Mereka pun menutup mata dan telinga terhadap imbauan Presiden Susilo BambangYudhoyono agar pembakaran lahan dan hutan segera dihentikan karena asapnyadapat mengganggu kehidupan sosial di dalam maupun di luar negeri.

Dalam kasus pembakaran lahan dan hutan ini, harga diri bangsa tampaknyatelah dikesampingkan dan dikalahkan oleh merajanya tuntutan ekonomi. Parapelaku pembakaran mendudukkan keuntungan pembukaan lahan sebagai panglimadan sebaliknya menyepelekan aspek-aspek non-ekonomis dalam sub-ordinat yangdapat dipandang sebelah mata--tak peduli hal itu menyangkut hajat hidup orangbanyak atau bahkan seluruh bangsa Indonesia sekalipun.

Melihat kenekatan mereka, tampaknya sudah saatnya aparat bertindak tegas.Para pelaku pembakaran--siapapun dia--beserta dalang yang berada di balik pem-bakaran itu harus ditangkap dan diadili. Ketegasan pemerintah adalah shock therapyyang sangat diperlukan untuk menimbulkan efek jera bagi para pelaku pembakaranlahan dan hutan.**

Siapa bilang pemanfaatan perangkat TI canggih hanya di Jakarta? Masyarakat daerah kini juga banyakyang sudah melek TI. Tampak dua warga Pontianak sedang mencari informasi melalui komputer layarsentuh (touch screen) yang disediakan oleh Badan Komunikasi Informasi dan Kearsipan Daerah (BKIKD)Kalimantan Barat.

Yang terpenting minat baca, harus dipupuk dari anak usia dini, misal dengan seringmembacakan buku kepada anak, atau mem-bawa anak ke toko buku. Sekarang kan su-dah banyak buku untuk anak, bahkan ensiklo-pedia anak juga sudah ada, dan dikemas de-ngan menarik dengan full gambar dan fullcolor. Membiasakan anak membaca sejak dinilebih mudah dibanding memulai saat anaksudah dewasa, karena membaca itu masalahkebiasaan.

Anah MariayanahKaryawan, PT. Synergi

foto

: gun

Page 3: komunika 14 2006

3Edisi 10/Tahun II/Juli 2006

KOMUNIKA KESRA

Juli lalu, Camat Cantigi KabIndramayu Jawa Barat, Aris

Tarmidi, menggelar sweeping.Bukan sweeping sembarang

sweeping, melainkan sweeping “BH”alias buta huruf. Razia digelar pagi

hari di jalan raya di depan BalaiDesa Panyingkiran Kidul,

Kecamatan Cantigi. Warga yanglewat, entah naik sepeda,

berlenggang, atau memanggulpacul, dihentikan aparat. Mereka

diminta membaca, menulis, danmenghitung. Hasilnya, banyak

warga yang gemetaran, karena taksemua warga bisa baca-tulis

dengan lancar. Warga yang masihpayah baca-tulis ini dicatat

identitasnya dan diwajibkan ikutkejar (kelompok belajar) paket A.

Kemampuan membaca dan menulismasyarakat di beberapa wilayahmemang masih memprihatinkan.Syukurlah, banyak pejabat daerahdi Indonesia yang panjang akal

dan pintar mencari trik untuk menanamkankebiasaan baca-tulis. Salah satunya adalahyang dipraktekkan Aris Tarmidi tadi, meraziawarga yang lewat di jalan.

“Berkat razia PBH (pemberantasan butahuruf--Red) yang dilanjutkan dengan kejarpaket A ini, warga yang nggak bisa bacatulis di Kecamatan Cantigi sekarang tinggal10%,” kata Aris bangga. Cantigi adalah salahsatu kecamatan dengan indeks pembangun-an manusia (IPM) bidang pendidikan palingrendah di Indramayu.

Tapi tentu saja masih ada trik-trik lain yangjuga cukup efektif. Misalnya yang dilaksanakandi Bondowoso, Jawa Timur, di mana setiapaparat pemerintah daerah diberi "kewajiban"membina satu orang buta aksara sampai bisamembaca dan menulis.

Menjadi Model DuniaMungkin karena dipandang "kreatif" da-

lam memberantas buta aksara, negara-negaraAsia dan Pasifik mengusulkan pola pemberan-tasan buta aksara di Indonesia menjadi modelinternasional untuk disosialisasikan ke seluruhnegara yang besar jumlah buta aksaranya.

Dirjen Pendidikan Luar Sekolah (PLS)Depdiknas, Ace Suryadi, mengatakan usulantersebut disampaikan negara-negara Asia danPasifik dalam seminar keaksaraan di Pakistanpada Mei lalu.

"Model-model yang dilaksanakan di Indo-nesia memang belum ada di negara manapun. Antara lain, model Bondowoso yangmenggunakan pendekatan struktural di ma-na setiap aparat pemerintah daerah diharap-kan membina satu penduduk buta aksara,"kata Ace dalam keterangan pers terkaitpersiapan peringatan Hari Aksara Internasio-nal ke-41.

Ia mengatakan pendekatan struktural pa-da awalnya dilakukan oleh Kabupaten Bondo-woso dengan mengerahkan aparat-aparatterkait di wilayah tersebut. Model ini ditang-kap oleh Mendiknas, Bambang Sudibyo, dandibawa ke Presiden Susilo Bambang Yudho-yono, sehingga keluar Inpres No 5/2005 yangberlaku di seluruh Indonesia.

Inpres tersebut, antara lain, menginstruk-sikan seluruh menteri terkait, gubernur, bu-pati/walikotamadya, sampai ke pejabat di ba-wahnya. Bahkan, sampai ke tingkat RT/RWuntuk menggalakkan pemberantasan butaaksara ini.

Ada juga model horisontal bekerja samadengan lembaga sosial masyarakat (LSM), se-perti Kowani, Fatayat NU, Aisyiah Muham-madiyah, dan sejenisnya. Termasuk, inovasidengan mengerahkan mahasiswa yang KuliahKerja Nyata (KKN). Trik pengenalan aksaraini dengan menggunakan bahasa ibu, sepertibahasa Jawa dan Madura.

"Untuk bahasa Bugis tengah disusun pro-gramnya, sedangkan penggunaan bahasaSunda sudah mulai diterapkan dalam bentukuji coba," kata Ace.

Program tersebut juga melibatkan tena-ga mahasiswa yang ternyata lebih efektifdan menarik masyarakat ketimbang menggu-nakan tenaga Unit Pelaksana Teknik (UPT)di lapangan dari instansi yang ada, katanya.

Metode inovasi lainnya, seperti yang dila-kukan oleh salah satu Pusat Kegiatan BelajarMasyarakat (PKBM) di Bekasi yang mengha-ruskan untuk kursus menjahit di sana haruslebih dulu bisa membaca. Dengan cara ini,sekitar 1.000 orang yang berminat menjadipenjahit akhirnya bisa menbaca setiap ta-hunnya.

Aneka MetodeMetode iqra yang sebenarnya ditemukan

untuk latihan membaca Alqur'an secara cepatjuga tergolong efektif, oleh karena itu meto-denya diambil dan diadopsi untuk memper-kenalkan huruf Latin kepada masyarakat.

Inovasi untuk menumbuhkan pemaham-an terhadap aksara adalah dengan menggu-nakan alat-alat permainan, seperti permainanhuruf, kata, kalimat. Jika dengan metode

biasa membutuhkan waktu enambulan, tetapi dengan permainanini hanya butuh waktu sebulan.

Pendekatan lain melaluimodel Sanggar PendidikanAnak Saleh (Spas) di Goayang ada di setiap desa di wila-yah itu, sehingga memudahkanmasyarakat masuk ke sana.Termasuk juga, model menjang-kau yang tak terjangkau.

"Di wilayah-wilayah ter-pencil di pulau-pulau di Sul-sel, Riau, Sangihe Talaud,dan sebagainya padaumumnya anak-anakdan orang tuanya tidakbersekolah, sehinggaanak-anak bisa ikutprogram paket ke-setaraan danorang tuanyaprogram keaksa-raan," kata Ace.

Aneka modelpembelajaran me-

mang perlu diterapkandi Indonesia mengi-ngat karakteristik pen-duduk Indonesia yangheterogen. Masyarakat

Kiprah Indonesia Berantas Buta Aksaranantinya dipersilahkanuntuk memilih sendiri mo-del mana yang sekiranyasesuai dengan karakteris-tik budaya setempat.

Indonesia menarget-kan pada 2009 menurun-kan buta aksara usia 15tahun ke atas hinggatinggal lima persen.

Ace mengatakan ke-giatan melek huruf ini bu-kan sekadar bisa baca tu-lis. Akan tetapi, jugasampai kepada mema-hami bacaan tersebutdan menuangkan gagas-an-gagasannya baik lisanmaupun tertulis. Untukitu, pihaknya sudah me-ngeluarkan standar kom-petensi keaksaraan(SKK).

Sembilan IbuNegara Berantas

Buta AksaraDalam kaitan mem-

perkenalkan model-mo-del pemberantasan butaaksara di Indonesia keseluruh dunia, Ibu Ne-gara Ani Susilo BambangYudhoyono akan be-rangkat ke AS pada Sep-tember 2006 ini.

Pertemuan yang diikuti sembilan ibu ne-gara itu membahas pemberantasan keaksara-an di negara masing-masing. Hadir dalamacara tersebut antara lain ibu negara RRC,India, AS, Pakistan, Bangladesh, Meksiko.dan AS. Di AS sendiri buta aksaranya masih11 persen, terutama di kalangan pendudukimigrannya.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Ma-syarakat (Dikmas) PLS Depdiknas Sudjarwomengatakan, di awal-awal kemerdekaan In-donesia sebanyak 97 persen penduduk usia15 tahun ke atas menyandang buta aksara.

Pada 2005 angkanya turun menjadi 9,55

persen atau 14.595.088 orang untuk 15 ta-hun ke atas. Pada semester pertama 2006turun menjadi 8,36 persen atau 13.182.492orang. Dua per tiga dari angkat tersebutdisandang oleh kaum wanita.

Faktor penyebabnya, kata Sudjarwo,antara lain, anak putus sekolah SD kelas satu,dua dan tiga mencapai 334.000 anak pertahun yang dalam beberapa tahun kalau ti-dak diajari baca-tulis akan menjadi buta aksarakembali.

Peringatan Hari Aksara Internasional yangjatuh pada awal September ini dipusatkandi Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. (f-g)

Istiqomah, guru bantu di sebuah SMPNegeri di pelosok Wonosobo,Jateng, termangu memandangtumpukan buku yang memenuhi

ruang perpustakaan sekolahnya. Sepertibiasa, ruang perpustakaan itu sunyi-se-nyap. Tak tampak guru maupun muridmembaca di sana, kendati kapasitas kursiyang tersedia cukup untuk duduk 20orang.

"Setiap hari ya begini ini keadaannya,"keluh guru honorer daerah yang juga me-rangkap sebagai tenaga administrasi per-pustakaan di SMP itu.

Ia menyayangkan keadaan senyap yangselalu melanda perpustakaan, bahkan padajam-jam istirahat sekalipun. "Padahal koleksibuku terbilang sangat lengkap untuk ukur-an SMP di daerah. Sayang sebagian bukurusak dimakan rayap karena tak pernah di-buka," tuturnya.

Menurutnya, menanamkan budayamembaca di kalangan murid-murid sangatsulit. "Kalau sekadar membaca sih merekamau, namun membaca belum menjadi ke-biasaan, apalagi budaya," urai lajang yangsudah mengabdi selama tiga tahun ini.

Upaya para guru untuk mengajak mu-rid membaca buku sering terbentur padarendahnya respon di kalangan murid. "Per-nah kami memaksa para murid untuk me-minjam buku yang mereka sukai, seminggu

Sulitnya Menanamkan Budaya Membacasatu buku. Tapi model pemaksaan sema-cam ini tak membawa dampak positif. Nya-tanya setelah kami evaluasi, banyak yangtak membaca buku yang dipinjam. Bukuitu hanya dimasukkan tas dan dibawa kesana ke mari sampai lusuh," imbuh Sriyani,guru tetap di SMP itu.

Padahal dengan membaca, orang dapatmembentuk kemampuan berpikir lewatproses: menangkap gagasan/informasi,memahami, mengimajinasikan, mengeks-presikan, mengalami pencerahan, danmenjadi kreatif. Gemar membaca juga me-nyebabkan orang mandiri dalam mencaripengetahuan.

Lalu bagaimana caranya menumbuhkanbudaya membaca?

Salah satu triknya adalah memperkenal-kan bacaan pada anak sedini mungkin tan-pa harus menunggu ia bisa membaca.

Menurut penelitian para ahli pendidikan,pembentukan potensi belajar 50% terjadipada usia 0-4 tahun, 30% pada usia 4-8tahun, 20% pada usia 8-18 tahun.

Usia balita adalah masa pembentukan.Karena itu, tanamkan kebiasaan membacaselagi otak anak mengalami masa perkem-bangan paling pesat, ya masa balita itu.

Jadi, kalau anak baru dipaksa dandiuber-uber untuk gemar membaca padausia sekolah, itu artinya sudah terlambat!

(g-berbagai sumber)

foto

: im

ageb

ank

foto

: im

ageb

ank

Page 4: komunika 14 2006

4 Edisi 10/Tahun II/Juli 2006

KOMUNIKA KESRA

Tahun lalu, kata Kepala SekolahSMPN 98 Jakarta Drs DiponegoroUsul MPd, Romi sering bolossekolah. “Selidik punya selidikanak itu sering tidak masuk seko-

lah bukan karena malas atau suka bolos, teta-pi tidak punya uang untuk transpor ke se-kolah.”

Melihat kenyataan itu, pihak sekolahmemutuskan untuk membantu Romi dan se-kitar 19 siswa lainnya yang memiliki kendalaserupa, dengan memberikan uang transporsebesar Rp50 ribu/minggu.

Anak tertua dari ibu yang hanya berju-alan es di depan rumahnya di bilangan DepokII, Kota Depok dan ayah yang tidak bekerjaini mengaku sangat terbantu dengan pembe-rian uang transpor dari sekolahnya itu.

“Setiap hari saya memerlukan uangtranspor Rp5 ribu untuk sampai ke sekolah,jadi kalau sebulan itu 24 hari sekolah, makasaya harus punya uang Rp120 ribu untukongkos saja,” kata murid kelas dua itu.

“Dulu, dua atau tiga kali dalam seminggusaya terpaksa tidak masuk sekolah, karenaemak tidak punya uang untuk ongkos, bukankarena saya malas atau suka bolos. Saya inginsekali bisa lulus dari SMP dan kalau memung-kinkan melanjutkan sekolah ke SMEA,” kata-nya.

Dia yang juga mendapatkan paket bukugratis dari sekolahnya, mengaku berusahamengatur uang transpor itu sebaik mungkinagar cukup untuk satu bulan. “Memang kalaudihitung-hitung masih ada lebihnya, kadangsebagian kecil dari kelebihan itu saya pakejajan.”

Sekarang, kalau tidak sangat terpaksadia mengaku tidak akan bolos sekolah dansebagai rasa syukurnya atas bantuan-bantu-an yang diterimanya, remaja jangkung iniberjanji akan berusaha masuk peringkat 10besar di kelasnya.

Rendi Supiana juga merasa sangat ber-untung karena sejak masuk di kelas satu su-dah mendapatkan paket buku gratis. Ayah-nya yang tidak bekerja dan ibunya yang hanyaburuh mencuci, tidak sanggup untuk mem-belikan dia buku-buku pelajaran.

Untuk pergi ke sekolah, anak ke limadari tujuh bersaudara yang kini duduk di kelasIII SMPN 98 itu tidak memerlukan uang trans-por, karena rumahnya relatif dekat dan diabisa berjalan kaki setiap hari.

“Dengan buku-buku yang diberikanoleh sekolah, saya berusaha untuk giat belajar.Saya ingin melanjutkan sekolah ke SMA, supa-ya punya bekal pengetahuan untuk mencaripekerjaan,” kata anak berkulit sawo matangini dengan mata berbinar.

BOS dan BOPSMP 98 yang tahun ini merebut juara I

se kecamat-an Jagakarsa,Jakarta Sela-tan sebagaisekolah me-nengah per-tama yangmencapai ke-lulusan 100persen dalamUjian Nasional2 0 0 5 / 2 0 0 6saat ini me-miliki 753 sis-wa yang ter-sebar dalam18 kelas.

S e t i a pbulan menu-rut KepsekSMPN 98, Di-p o n e g o r o ,sekolah inimenerima da-na BantuanOperasionalS e k o l a h(BOS) Rp27r i b u / s i s w adan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)Rp100 ribu/murid. Total dana BOS dan BOPyang diterima sekolah itu per bulanRp95.631.000.

Dari danatersebut sekolahmengalokasikanuntuk sekitar 140paket buku gratisyang nilainyaRp340 ribu/paketdan uang transporbagi 20 siswa se-nilai Rp200 ribu/anak, yang dibe-rikan kepada mu-rid-murid yang ti-dak mampu.

Pember iankedua fasil itasgratis ini menurutkepala sekolah,dijamin tepat sa-saran karena se-belum bantuantersebut direalisa-sikan, orangtua siswa bersangkutan dipanggilke sekolah dan diwawancara, kemudian me-reka juga harus melampirkan surat kete-rangan tidak mampu dari kelurahansetempat.

Langkah ini sesuai dengan peruntukandana BOS yang juga disediakan guna mem-biayai formulir pendaftaran, membeli buku

Kisah Romi dan Rendi

BOS Wujudkan Impian

pelajaran pokok dan penunjang untuk per-pustakaan, ujian sekolah, ulangan umum ber-sama, ulangan harian, ulangan umum, mem-

bayar honora-rium guru dansebagainya.

U n t u kmengurangibeban biayaorangtua sis-wa lainnya,menurut Di-ponegoro, ko-perasi sekolahjuga menye-diakan ber-bagai kebu-tuhan sepertibaju batik, ak-sesoris sera-gam termasukemblem dantanda Osis,pakaian olah-raga dan be-berapa judul

buku pelajaran dan lembar kerja siswa (LKS).Tetapi, meski koperasi menyediakan be-

berapa judul buku pelajaran, menurut Ben-dahara Koperasi Warga SMPN 98, Ny DjahraMasloman, tidak ada paksaan bagi murid danorangtua untuk membeli buku di koperasi.“Mereka bebas, mau beli buku di sini boleh,mau beli di luar ya silahkan.”

Dia menambahkan, “namanya jugakoperasi sekolah ya yang dijual tentu barang-barang yang ada kaitannya dengan kebutuh-an siswa, guru dan sekolah. Niat koperasimenjual beberapa judul buku pelajaran ha-nyalah untuk membantu orangtua menghe-mat ongkos ke toko buku.”

Lagi pula di satu toko buku belum tentubisa diperoleh semua kebutuhan buku pela-jaran, katanya sambil menambahkan, “jadikalau ada tuduhan bahwa guru menjual bukudi sekolah untuk mencari keuntungan 30persen, itu tak benar dan tak berdasar,” ka-tanya.

Tentang uang bangunan, Kepala SMPN98 menegaskan, “sekolah kami tidak me-mungut uang bangunan kepada murid-muridbaru (kelas I), karena kalau untuk perbaikanringan sekolah/ruangan kelas/guru anggaran-nya bisa dialokasikan dari dana BOP.”

Jika rehabilitasi sekolah cukup besar danmemerlukan biaya banyak, menurut Dipone-goro, sekolah bisa mengajukan anggaran per-baikan kepada pemerintah daerah atau pe-merintah pusat, katanya.

Dana BOS yang digulirkan dari subsidibahan bakar minyak dan BOP yang khususdialokasikan di wilayah DKI Jakarta, ternyatasudah mulai dinikmati oleh banyak siswa.

Jika dari satu sekolah saja ada sekitar160 murid yang mendapatkan kemudahanyang berasal dari BOS, maka mungkin adajutaan anak di seluruh Indonesia yang sudahmenikmati fasilitas serupa. (illa)

Romi kini rajin masuksekolah untuk mewujudkanmimpi sederhananya–bisalulus sekolah menengah

pertama–sejak SMPN 98 yangberlokasi di Lenteng Agung,Jakarta Selatan, tempat diabelajar, memberikan bantuanuang transpor sebesar Rp200

ribu setiap bulannya.

D irektorat Jenderal Pos danTelekomunikasi Depkominfo memintamasyarakat yang memerlukan IjinStasiun Radio (ISR), untuk langsungmengajukan permohonan ke loket

resmi Ditjen Postel/Unit Pelayanan Teknis Monfrekserta tidak melalui pihak ke tiga (calo).

Permintaan ini disampaikan Kabag Umum danHumas Ditjen Postel, Gatot S Dewa Broto, Jumat(8/9) di Jakarta, berkaitan dengan adanya laporan-laporan dugaan tentang praktek percaloan dalampengurusan perizinan dan penggunaan frekuensiradio.

Ditjen Postel, katanya, telah berupaya untukmengeliminasi praktek-praktek tersebut karena di-duga keras dilakukan tidak hanya oleh segelintir

oknum internal, tetapi juga pihak-pihak luar yangberusaha memanfaatkan celah-celah hukum yangada dan mungkin juga keengganan sejumlah pihakyang tidak ingin mengikuti prosedur resmi.

Pada dasarnya, Ditjen Postel tidak inginmempersulit prosedur pengurusan ISR karena me-rupakan hak masyarakat umum untuk dapat mem-peroleh layanan sebaik mungkin, katanya.

“Bahkan beberapa waktu terakhir ini prose-dur perijinannya sudah disederhanakan denganberbasis pada aspek obyektivitas, transparansi,pengutamaan ketepatan waktu dan dapat diper-tanggung-jawabkan kepada publik,” tambah DewaBroto.

Informasi prosedur untuk mendapatkan ISRsudah dapat diperoleh di website Ditjen Postelberikut status keberadaan perizinannya. “Ini se-mua semata-mata dilakukan untuk menunjang

pencapaian unit kerja Ditjen Postel menuju goodgovernance,” katanya.

Dia mengakui, memang masih cukup banyakpenyempurnaan yang harus dilakukan, itu harapdipahami secara proporsional karena upaya per-baikan terus dilakukan dengan pola percepatansangat tinggi yang belum pernah terjadi selamaini.

Dewa Broto menambahkan, pengajuan per-mohonan ISR harus dilakukan oleh pengguna fre-kuensi atau perwakilan yang ditunjuk dengan suratkuasa dari pengguna frekuensi dan jika penggunafrekuensi adalah instansi/badan hukum, surat ku-asa ditanda tangani oleh pimpinan instansi/badanhukum yang bersangkutan.

Untuk mempercepat proses perizinan, formulirpermohonan ISR harus diisi dengan lengkap danbenar. Juga pembayaran Biaya Hak Penggunaan

(BHP) Frekuensi Radio dilakukan setiap tahun.Pembayaran, katanya harus disetorkan lang-

sung ke Kas Negara melalui Bank Mandiri CabangJakarta Gedung Jaya, Kantor Kas Gedung SaptaPesona Jl. Medan Merdeka Barat No.17 Jakarta10110 No. Rek 103.0061.77777.3 (tidak dibe-narkan membayar tunai melalui petugas).

Untuk perpanjangan ISR, pembayaran BHPFrekuensi Radio dilakukan sebelum jatuh tempoguna menghindari denda.

"Bila Surat Pemberitahuan Pembayaran (SPP)untuk perpanjangan ISR belum diterima, segerahubungi loket pelayanan Direktorat Spektrum Fre-kuensi Radio dan Orbit Satelit Ditjen Postel Jl MedanMerdeka Barat No 17 Jakarta (Nomor telepon: 021-3835810 dan No Fax 021-3455706) atau UPT mon-frek setempat," kata Dewa Broto.

(T.id)

Ajukan Permohonan ISR Ke Loket Resmi Ditjen PostelSTOP PRESS

foto: www.serambiaceh.com

Page 5: komunika 14 2006

5Edisi 10/Tahun II/Juli 2006

KOMUNIKA

Globalisasi yang membawaliberalisasi di segala bidang,termasuk liberalisasi ekonomihendaknya makin memacukalangan pemerintah untuk

responsif terhadap kebutuhan masyarakat.Profesi dalam bidang pemerintahan di Indo-nesia pada masa yang akan datang meng-hadapi tantangan yang semakin berat.Untuk itu persiapan yang berkaitan denganprofesionalisme profesi mutlak diperlukan.

Salah satu hal utama yang menarikuntuk diperhatikan adalah upaya pene-gakan etika. Seorang pejabat publik dikata-kan profesional apabila memenuhi tigasyarat, yaitu: berkeahlian (skill), berpenge-tahuan dan berkarakter (Machfoedz 1997dalam Ludigdo & Macfoedz 1999).

Karakter menunjukkan kepribadianseorang profesional, yang diantaranya di-wujudkan dalam sikap dan tindakan etisnya.Sikap dan tindakan etis pejabat publik akansangat menentukan posisinya di masya-rakat pemakai jasanya.

Agoes (1996) mengungkapkan bah-wa setiap profesi yang memberikan pela-yanan jasa pada masyarakat harus memilikikode etik yang merupakan seperangkatprinsip-prinsip moral dan mengatur tentang

perilaku profesional. Namun demikian, perta-nyaannya siapakah yang menjadi pelaku pe-negakan etika profesi bagi pejabat publik?

Etika dan MoralEtika, dalam bahasa Latin "ethica", ber-

arti falsafah moral. Ia merupakan pedomancara bertingkah laku yang baik dari sudut pan-dang budaya, susila serta agama. Sedangkanmenurut Keraf (1997: 10), etika secara har-fiah berasal dari kata Yunani ethos (jamak-nya: ta etha), yang artinya sama persis de-ngan moralitas, yaitu adat kebiasaan yangbaik. Adat kebiasaan yang baik ini lalu menjadisistem nilai yang berfungsi sebagai pedomandan tolak ukur tingkah laku yang baik dan

buruk.Chua dkk. (1994 dalam Ludigdo 1999)

mengungkapkan bahwa etika profesionaljuga berkaitan dengan perilaku moral. Dalam

hal ini perilaku moral lebihterbatas pada pengertianyang meliputi kekhasan polaetis yang diharapkan untukprofesi tertentu.

Kepercayaan masya-rakat terhadap kualias jasaprofesional akan mening-kat, jika profesi mewujud-kan standar kerja dan pe-rilaku yang tinggi dan me-menuhi semua kebutuhan.Etika meliputi sifat–sifatmanusia yang disiplin atas

diri sendiri melebihi persyaratan/kewajibanmenurut undang–undang (Tuanakotta 1994dalam Riyanti 1999).

Birokrasi dan Perilaku EtisSebagai sebuah konsep pemerintahan

yang paling penting, birokrasi sering dikritikkarena ternyata dalam praktiknya banyak me-nimbulkan problem “inefisiensi”. Menjadi se-buah paradoks, seharusnya dengan adanyabirokrasi segala urusan menjadi beres danefisien tapi ternyata setelah diterapkan men-jadi “batu penghalang” yang tidak lagi men-jadi efisien.

Menurut Bennis dalam “OrganizationalDevelopments and the Fate of Bureucracy”

Menggagas Etika Profesi Birokrasi dalam Industrial Management Review 7(1966), birokrasi merupakan penemuansosial yang sangat elegan, suatu bentukkemampuan yang luar biasa untuk mengor-ganisasikan, mengkoor-dinasikan proses-proses kegiatan yang produktif pada masaRevolusi Industri.

Birokrasi dikembangkan untuk men-jawab berbagai persoalan yang hangat pa-da waktu itu, misalnya persoalan pengu-rangan peran-peran personal, persoalan su-byektivitas yang keterlaluan, dan tidak di-hargainya hubungan kerja kemanusiaan.

Singkatnya, dalam pandangan Ben-nis, birokrasi adalah produk kultural dansangat terikat oleh proses zaman pada saatkemunculannya. Kita sangat membutuh-kan birokrasi yang berorientasi kemanusi-aan, tidak secara konseptual semata tapimerambah pada dataran praktis di la-pangan.

Hal ini menjadi pekerjaan sangat pen-ting untuk mendekatkan birokrasi padamanusia, bukan lagi pada mesin. Birokrasiyang humanis masih menjadi pekerjaan ru-mah (PR) yang harus serius digarap olehpara pemerhati masalah-masalah adminis-trasi negara dan kebijakan publik.

Karena titik sentuhnya pada manusia,maka etika dalam birokrasi menjadi sebuahkeniscayaan yang harus ada dan menjadidasar pijakan bagi seluruh aktivitasnya.

(Ani Sulistyaningrum,Pengelola Media GAPURA Pemkot Surabaya)

POLHUKAM

ilust

: im

ageb

ank

Masa transisi pertumbuhanmedia publik baru sajadimulai, semenjak negaramengakui keberadaannyadan mengatur penyeleng-

garaan media publik melalui Undang-undang32/2002 tentang Penyiaran. Institusi penyi-aran publik memberi peluang bagi masyarakatdaerah untuk memberdayakan dirinya di bi-dang komunikasi dan informasi.

Melalui media penyiaran publik yang ber-ada di wilayahnya, masyarakat berkesem-patan menjadi “tuan rumah” dalam penye-lenggaraan siaran. Sebagaimana dijelaskandalam pasal 14 ayat 1 UU Penyiaran No.32tahun 2002, yang dimaksud dengan lembagapenyiaran publik adalah: ”lembaga penyiaranyang berbentuk badan hukum yang didirikanoleh negara, independen, tidak komersial,dan berfungsi memberikan layanan untukkepentingan masyarakat”.

Pemberlakuan pasal ini secara tersiratmenyebabkan RRI dan TVRI menjadi penya-lur aspirasi dan kepentingan masyarakat dalamarti luas. Sebagai lembaga penyiaran publikmaka harus bersifat independen, netral, tidakkomersial, dan berfungsi memberikan layananuntuk kepentingan masyarakat.

Menelisik Penyiaran PublikSejarah penyiaran publik memang ter-

kait dengan lahirnya institusi di Amerika Se-rikat yang disebut sebagai noncommercialeducational station. Dalam kehidupan sehari-hari ia lebih banyak disebut public broad-casting, atau televisi publik dan radio publik.

Sementara sebutan PBS (Public Broad-casting Service) sebetulnya mengacu padasebuah korporasi swasta non-profit yang di-dirikan di Amerika tahun 1969, berkantorpusat di Alexandria, Virginia, dengan anggota347 TV publik tersebar di 50 negara bagianAmerika, Puerto Rico, Kepulauan Virgin, Gu-am, dan Samoa Amerika (fact sheet PBS,Mei 2001). Jadi PBS ini lebih tepat disebutsebagai jaringan, sehingga di Amerika Serikattidak ada yang dinamakan national publicbroadcasting.

Jika istilah public broadcasting di AmerikaSerikat akhirnya sampai menyentuh entitasyang terdesentralisasi hingga ke komunitas-komunitas kecil, maka di Eropa Barat mula-mula lahir apa yang disebut sebagai public

service broadcasting yangdibina oleh negara danbersifat nasional. Walaukemudian terdapat jugaperkembangan penyiaranpublik yang lebih kecilhingga ke level komunitasnamun stasiun-stasiunyang mula-mula dikem-bangkan negara sepertiBBC hingga kini tetap eksisdengan kuat.

Bukan CorongPemerintah

Menteri Komunikasidan Informatika, Sofyan ADjalil menyatakan bahwapenyiaran publik bukanmerupakan corong peme-rintah, melainkan milikpublik, dimana pemerintahhanya sebagai salah satustakeholder dan stake-holder yang lain adalah se-luruh masyarakat Indone-sia.

“Oleh karena itu TVPublik (penyiaran publik--red) harus dapat mempo-sisikan diri, karena bila tidakmampu memposisikan dirimaka upaya TV publik dalam mengembalikanrelevansi di dalam masyarakat akan menjaditerancam,” kata Sofyan dalam HUT TVRI ke-44 di Jakarta akhir Agustus lalu.

Menurut Menkominfo, TV publik adalah"barang baru" di Indonesia, TV publik bukanTV pemerintah kalau dahulu TVRI terkenalsebagai TV pemerintah, bahkan secara kasarorang mengatakan sebagai "corong"-nyapemerintah.

Sofyan menjelaskan TVRI sebagai lem-baga penyiaran publik dananya sebagian be-sar berasal dari pemerintah, meskipun begituTVRI dimungkinkan mendapatkan sedikit ik-lan, akan tetapi sebagian besar dana berasaldari APBN.

“Apabila TVRI tidak mampu mengemba-likan dirinya relevan di dalam kehidupan ma-syarakat, maka barangkali persoalan budgetakan menjadi persoalan yang sangat men-dasar,” ujarnya.

Dia mengungkapkan relevansi TVRI ditanah air menjadi sangat berkurang akibatterlalu banyak stasiun televisi saat ini. Jumlahstasiun televisi di Indonesia terlalu banyak,hanya Srilangka yang mempunyai stasiun te-levisi nasional yang lebih banyak dari Indo-nesia.

Bahkan Indonesia mengalahkan AmerikaSerikat dan negara-negara besar lainnya yanghanya mempunyai beberapa stasiun televisi.Jumlah stasiun televisi nasional di Indonesiasaat ini ada 11 stasiun televisi.

Butuh Program BerkualitasSementara itu dalam rapat kerja akhir

tahun lalu, Direktur LPP RRI, Parni Hadi, me-nyebutkan perubahan status hukum badanhukum RRI dari Unit Pelaksanaan Teknis(UPT) Departemen Penerangan kemudianPerusahaan Jawatan hingga LPP, memer-lukan produk siaran dan sikap mental karya-

Menanti Kiprah Penyiaran PublikDalam sebuah dialog yang membahas RRI/TVRI sebagai penyiaran publik di sebuah universitas,diperdengarkan lagu wajib RRI dan TVRI. Peserta yang rata-rata mahasiswa dan berusia muda,

berkomentar macam-macam mendengar irama yang akrab di kalangan generasi tua itu.

wan yang sesuai dengan visi misi LPP RRI.“RRI diharapkan mampu bersifat inde-

penden, netral, tidak komersial, serta ber-fungsi melayani kepentingan masyarakat,”ujar Parni. Ia menambahkan, jika sebelumnyaRRI menjadi corong pemerintah sebagai UPTDeppen, maka kini RRI tengah membanguncitranya menjadi corong kepentingan masya-rakat. “Usaha membangun citra ini dilakukandengan berbagai kegiatan seperti promosimelalui iklan dan mengemas produk informasidan hiburan yang lebih melibatkan dan mem-berdayakan masyarakat.”

Parni mengatakan, produk-produk yangtelah direalisasikan pihaknya meliputi road-show ke daerah dengan mengadakan talk-show interaktif yang melibatkan pihak ek-sekutif, legislatif, yudikatif, perguruan tinggi,dan LSM. Tampaknya langkah dan kiprah lem-baga penyiaran publik sudah mulai tertata.

(fik/bipnewsrom.info)

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

foto

: ric

h

Page 6: komunika 14 2006

6 Edisi 14/Tahun II/Se

atau yang oleh orang pintar disebut hot spot ini jumlahnya men-capai puluhan buah. Titik api juga tampak di pinggir-pinggir hutan.Api itu tampaknya sengaja dinyalakan untuk membakar semakoleh para peladang yang sedang membuka lahan untuk bercocoktanam. Selain itu, kepulan asap juga menjulang dari beberapaperkebunan kelapa sawit. Kurang jelas itu asap hasil pembakaranuntuk membersihkan perdu atau apa, yang pasti akumulasinyasemakin membuat pekat suasana.

"Kabut asap bukan hanya di Kalbar, di Riau juga begini. Bah-kan di sana lebih parah lagi," kata Erwin yang sehari sebelumnyakeberangkatannya dari Bandara Sultan Syarif, Pekanbaru, Riau,juga sempat tertunda beberapa jam. Menurutnya, beberapawaktu lalu kabut sempat menutupi sebagian wilayah Malaysia."Teman saya yang di Penang Malaysia menelepon bahwa kabutasap sudah sampai di sana," imbuhnya.

Penumpang lain, Paulus Kasake (44), bercerita bahwa kabutasap juga melanda Kalimantan Tengah dan Timur. "Tadi pagi pe-nerbangan langsung pesawat DAS dari Balikpapan ke Putussibauditunda, karena kabut asap di jalur pesawat, yakni di atas Kaltimdan juga di atas Kalteng, sangat tebal. Jadi, dari Kaltim mau keKalbar, saya terpaksa harus memutar lewat Jakarta," tuturnyageli setengah kesal.

Sementara dari laporan beberapa koran daerah yang sempatKomunikA baca, kabut asap terjadi di beberapa wilayah Indo-nesia seperti di Riau dan Kalimantan Barat. Dalam periode 1-30Juli 2006 saja, berdasarkan data yang dirilis WWF, di Provinsi Riauterdeteksi sejumlah 1.419 titik panas, yang terdiri dari lahanmasyarakat (55,39%), kawasan HTI (23,82%) dan perkebunan(20,79%). Sedangkan di Provinsi Kalimantan Barat terdeteksisejumlah 1.544 titik panas, yang terdiri dari lahan masyarakat(58,48%), kawasan perkebunan (24,27%), HTI (8,77%) danHPH (8,48%). Sementara pada bulan Agustus dan Septembersecara berangsur-angsur mengalami penurunan baik kualitas mau-pun kuantitasnya. Hal ini terjadi karena efek turunnya hujan dibeberapa daerah yang memadamkan titik-titik api.

Kendati demikian, bukan berarti seluruh titik api padam. Dilahan-lahan gambut, api terus saja membara dan tentu saja ke-pulan asap terus membubung. Masih banyaknya titik api, mautak mau, membuat sebagian wilayah Riau, Kalbar dan beberapaprovinsi di sekitarnya menjadi gulita. Itu konsekuensi logis dariterakumulasinya hidrokarbon sisa pembakaran di udara. Bahkanyang merepotkan, asap itu secara tak sengaja terbawa angindan kemudian "ter-ekspor" ke negara tetangga seperti Malaysiadan Thailand.

Seperti dikatakan Firus, warga Kualalumpur Malaysia, hampirsetiap tahun negaranya mendapatkan "kiriman" asap dari Indo-nesia. "Ini sangat merepotkan, kami menjadi sulit bernafas," katadosen di Kolej Damansara Utama (KDU), sebuah lembaga pen-didikan ternama di Kualalumpur, saat dihubungi KomunikA viatelepon minggu lalu.

Menurut dosen pengampu mata kuliah Leadership (kepe-mimpinan) ini, asap bukan hanya mengganggu transportasi udaradi negaranya, namun juga berdampak buruk terhadap kesehatanmasyarakat. "Setiap kabut asap datang, jumlah penderita infeksisaluran pernafasan meningkat," katanya, "tak aneh jika banyakwarga Kualalumpur mengutuk para pembakar hutan dan lahanyang menimbulkan asap itu."

Terbakar atau Dibakar?Hasil pengamatan KomunikA di lapangan, kebanyakan titik

api di lahan dan hutan terjadi karena unsur kesengajaan, ataudengan kata lain sengaja dibakar oleh manusia. Seperti di sepan-jang jalur jalan Putussibau - Sanggau, Kalbar, hampir seluruh titikapi terjadi di lahan milik penduduk. Sedangkan kebakaran hutankebanyakan terjadi karena api yang dinyalakan warga merembethingga ke wilayah hutan, meski tak dipungkiri ada juga masyarakatyang sengaja membakar hutan untuk dialihfungsikan menjadi

lahan pertanian atau perkebunan.Apa yang disaksikan KomunikA tak berbeda jauh dengan

pendapat Menteri Kehutanan, Malam Sambat Kaban. MenurutMenhut saat diwawancarai sebuah majalah mingguan di Jakarta,yang terjadi mayoritas memang pembakaran lahan oleh ma-syarakat untuk budidaya pertanian dan perkebunan.

Pendapat senada dikemukakan Zulfahmi, Direktur JaringanKerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari). Menurutnya, sebagianbesar nyala api memang terjadi karena unsur kesengajaan. Zulmengatakan, jika karena faktor alam, titik apinya hanya satu,kemudian membesar mengikuti arah angin. "Yang kami lihat,titik api di satu kawasan ada beberapa. Apa ini nggak disengajanamanya," tuturnya. Ia menegaskan bahwa sebagian besarpembakaran lahan terjadi di lahan konsesi baik hutan tanamanindustri maupun hak pengusahaan hutan.

Sementara menanggapi kebakaran yang terjadi di bebe-rapa wilayah hutan dan taman nasional, MS Kaban menyatakan,"Berdasarkan temuan di lapangan, kebakaran yang terjadi dikawasan-kawasan hutan atau HPH biasanya disebabkan olehpihak-pihak tertentu, dalam hal ini masyarakat yang merambahareal-areal hutan itu."

Ekonomi Versus EkologiMengapa lahan harus dibakar dan mengapa masyarakat

terus melakukan pembakaran meskipun mereka tahu asap yangditimbulkan akan mengganggu lingkungan?

Salim (27), peladang di Simpang Silat, Kab Sanggau, Kalbar,

"Perhatian, perhatian!Pesawat Dirgantara Air Service

tujuan Pontianak-Putussibau yangsedianya take off pukul 09.00 WIB,ditunda keberangkatannya sampai

batas waktu yang belum ditentukan,karena terhalang kabut asap. Kami

selaku penyelenggara penerbangan,mohon maaf yang sebesar-besarnya

kepada para penumpang."

LAPORAN UTAMA

K endati disampaikan dengan suara serenyahkerupuk, toh pengumuman itu tetap sajadisambut dengan koor kecewa, "Huuu!" olehcalon penumpang tujuan Putussibau, yangmemang sudah sejak pagi duduk mencangkung

di ruang tunggu Bandara Supadio Pontianak.Namun apa hendak dikata, asap yang menyelimuti kota

Pontianak pagi itu memang sangat tebal. Ketika KomunikAmencoba mengintip ke landasan pacu melalui pintu kaca ger-bang keberangkatan, kabut berwarna abu-abu yang kononberasal dari asap pembakaran lahan di sekitar bandara tampakmenutupi pandangan. Pesawat Batavia Air jurusan Kuchingyang juga di-delay keberangkatannya, hanya tampak samar-samar ujung moncongnya. Padahal jarak dari ruang tungguhanya sekitar 300-an meter.

"Asap lagi, asap lagi!" gerutu Erwin (28), petugas PolisiAir dan Udara (Polairud) yang sedang mengambil cuti untukmeninjau keluarganya di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu,Kalimantan Barat. Pria berseragam ini mengaku sudah duakali terhambat kabut asap. "Tahun lalu ketika mau ke Putus-sibau pesawatnya juga ditunda karena asap. Eh, tahun inikena lagi," ujarnya kesal.

Faisal (38) petugas check-in di Bandara Supadio menya-takan, sudah beberapa hari ini penerbangan dari dan ke Ban-dara Supadio mengalami hambatan. "Pesawat baru diijinkanlanding maupun take-off setelah pukul 10.00. Bahkan kalaukabut sedang tebal-tebalnya, bisa jadi sehari penuh aktivitasbandara terhenti," tuturnya.

Walah, kalau begitu, bisa jadi keberangkatan KomunikAke Putussibau ditunda sampai besok?

Untunglah kekhawatiran itu tak terjadi. Tepat pada pu-kul 11.00 WIB, kabut asap perlahan mulai menyingkir. Langittampak biru cerah dalam binaran mentari. Tak berapa lamapetugas mengumumkan agar penumpang naik ke pesawat.Dan tak sampai 10 menit kemudian, pesawat Fokker dengan40 tempat duduk yang KomunikA tumpangi sudah melesatmembelah awan di atas Kalbar.

Hot Spot di Mana-manaDari jendela pesawat KomunikA mencoba melongok

ke bawah. Aha, ternyata memang benar, kepulan asap tam-pak di mana-mana. Bukan di hutan saja, tapi juga di lahan-la-han milik penduduk. Di sekitar bandara Supadio saja, titik api

Jangan kira kebakaran lahan dan hutan hanya adadi luar Jawa khususnya di Riau dan Kalbar. DiGunung Merbabu, Jawa Tengah, beberapa waktulalu juga terjadi amuk si jago merah di delapanpetak hutan milik Perhutani yang masuk ke

wilayah Surakarta dan Kabupaten Semarang.Di wilayah ini, lahan yang terbakar diperkirakan lebih

dari 250 hektare. Lokasi kebakaran di ketinggian 2.000meter di atas permukaan laut, sekitar 15 kilometer daripermukiman warga.

Menurut Kepala Perhutani Jawa Tengah, Haryono Ku-sumo, api berhasil dipadamkan berkat partisipasi wargayang aktif membuat parit dengan cara membabat semak-semak dan perdu. Agar kebakaran tidak meluas ke arealpinus dan akasia, setiap hari warga Candi Laras Kec SeloKab Boyolali secara bergiliran naik ke gunung membawacangkul dan sabit untuk melokalisir api.

Kebakaran juga terjadi di Gunung Sumbing yang masukdalam tiga kabupaten, yaitu Magelang, Wonosobo danTemanggung. Menurut petugas dari Kesatuan PemangkuHutan Wilayah Kedu Utara, sekitar 164 hektare wilayahGunung Sumbing hangus terbakar. Lahan yang terbakardi tiga lokasi tersebut, masing-masing 50 hektar diKabupaten Magelang, Wonosobo 14 hektare dan yangterluas di Temanggung 100 hektare.

Menurut Wakil Administratur Kesatuan PemangkuHutan Wilayah Kedu Utara, Setiawan, upaya pemadamandilakukan di antaranya dengan melibatkan ratusan wargadari lereng Gunung Sumbing yang berada di tiga kabupatentersebut. Namun, pemadaman memakan waktu lamakarena terkendala wilayah geografis yang luas serta sulitdijangkau dan minimnya personil. Selain itu, upaya pe-madaman juga hanya dilakukan dengan cara melokalisasi

Perlu Kesada

Page 7: komunika 14 2006

n II/September 2006

punya alasan tersendiri. Ia mengaku sengaja membakar lahanmiliknya karena itulah satu-satunya cara yang paling mudah danmurah untuk mempersiapkan lahan untuk bercocok tanam. "Bisasaja dengan cara dibabat, tapi cara itu memakan waktu yang sa-ngat lama karena rata-rata tanaman perdu di Kalimantan sangatlebat. Bisa juga memakai herbisida (menyebut salah satu merkobat pembasmi rumput dan perdu--Red), namun biayanya sangattinggi. Kalau dibakar, prosesnya cepat, biayanya murah. Selainitu tak perlu beli pupuk karena abu sisa pembakaran akan menjadipupuk alami," ujarnya saat diwawancarai KomunikA di sampinglahan miliknya yang masih mengepulkan asap.

Perihal tudingan beberapa pihak, termasuk negara tetang-ga, bahwa asap yang ditimbulkan menimbulkan polusi, Salim me-ngaku tahu hal itu. "Kami tahu, tapi mau bagaimana lagi. Kalaukami disuruh berhenti membakar lahan, itu sama saja dengankami tak bisa bercocok tanam. Kalau tak bisa menanam, bagaimanakami bisa makan?" ujarnya balik bertanya.

Dengan alasan untuk makan itulah, Salim "nekat" tetapmembakar lahan untuk persiapan bercocok tanam tahun ini. "Ka-lau punya uang, saya akan membersihkan lahan dengan herbisida.Tapi sementara ini uang tak ada, jadi terpaksa tetap bakar lahan,"tuturnya sambil angkat bahu.

Dilematis memang. Tak urung, pemda setempat pun agakkuwalahan menangani para peladang yang "nekat" ini. PemdaKabupaten Kapuas Hulu yang merupakan tetangga Kab Sang-gau misalnya, menganggap kasus pembakaran lahan sebagai ma-salah serius yang tidak mudah dicarikan jalan keluarnya.

"Kalau pelaku pembakaran lahan itu peng-usaha, pemda mungkin bisa bertindak tegas. Tapikalau orang kecil yang membakar lahan untuk mena-nam bahan pangan, terus terang agak sulit mengha-dapinya karena langsung berurusan dengan kehi-dupan seseorang," kata Martinus Missa, Kepala Ba-gian Humas dan Protokoler Setda Kabupaten Kapu-as Hulu, beberapa waktu lalu kepada KomunikAdi Putussibau.

Sosialisasi, menurut Martinus, sudah sering dila-kukan, akan tetapi hasilnya belum tampak. Setiapkemarau datang, pembakaran lahan tetap saja ma-rak di mana-mana. "Tampaknya membakar lahansudah menjadi semacam tradisi, sehingga sangatsulit untuk diubah," imbuhnya.

Begitu sulitkah mengarahkan pola pikir masya-rakat agar tidak membuka lahan dengan cara mem-bakar?

Menhut MS Kaban menyatakan, sudah berpu-luh-puluh tahun, bahkan sampai hari ini, masyarakatmenerapkan teknologi pengolahan lahan yang sa-ngat "primitif" ini. Pembakaran dianggap wajar ka-rena buat mereka itu cara yang paling murah."Mungkin juga ada perusahaan perkebunan yangmembuka lahan perkebunan dengan cara yang sa-ma. Padahal sekarang ini di mana-mana, di negara-negara yang sudah maju, tidak ada lagi praktek pe-ngolahan lahan perkebunan atau pertanian denganmetode pembakaran," katanya.

Jelas bahwa pelaku pembakaran lahan danhutan bukan hanya petani atau peladang kecil,ada juga yang dilakukan oleh beberapa perusahaanperkebunan. Keterlibatan mereka dibuktikan olehtemuan WWF yang mengisyaratkan sedikitnya adalima perusahaan pemilik hutan tanaman industri(HTI) di Riau dan Kalbar yang di lahannya terdapattitik panas (hot spot). Seperti halnya petani, parapengusaha perkebunan terus melakukan pemba-karan untuk membuka lahan karena biayanya lebihmurah dan prosesnya lebih mudah.

Win-win SolutionStrategi semua pihak menang (win-win so-

lution) tampaknya harus ditempuh pemerintah un-tuk menangani masalah pembakaran lahan dan hu-tan ini. Artinya, prospek penyelesaian harus mem-bawa harapan bagi para penggarap lahan untuktetap mengerjakan lahannya, namun sekaligus jugamampu menurunkan intensitas pembakaran sehing-ga efeknya terhadap kerusakan lingkungan yangmakin parah bisa dihindari.

Menghentikan pembakaran secara sekaligus ra-sanya mustahil. Namun upaya untuk mengurangisecara perlahan-lahan tetap dapat dilakukan. Salahsatunya adalah dengan terus-menerus melakukanpendekatan dan penyuluhan yang dibarengi denganupaya mereduksi efek pembakaran secara kom-prehensif.

Pada dasarnya, asal tidak dilakukan secara si-multan (bersama-sama, terus menerus dalam wila-yah yang luas), pembakaran untuk membersihkanlahan dapat saja dilakukan. Pembakaran bisa dila-kukan secara bergilir, dan dijaga agar apinya dapatdilokalisasi sehingga tidak menjalar ke mana-mana.Dengan cara ini tidak akan terjadi akumulasi asap dilangit. Lahan bersih, penggarap untung dan keru-sakan lingkungan pun dapat dihindari.

Kuncinya, asal mau, pasti bisa.** (g)

daran WargaTitik Panas Utama: Dalam periode 1-30 Juli 2006, berdasarkan DataMODIS, di Provinsi Riau terdeteksi sejumlah 1.419 titik panas, yangterdiri dari: lahan masyarakat (55,39%), kawasan HTI (23,82%) danperkebunan (20,79%). Sedangkan di Provinsi Kalimantan Barat terde-teksi sejumlah 1.544 titik panas, yang terdiri dari: lahan masyarakat(58,48%), kawasan perkebunan (24,27%), HTI (8,77%) dan HPH(8,48%). Jumlah ini cenderung menurun seiring turunnya hujan spo-radis. Namun titik api lain muncul di Kalimantan Tengah.

Keadaan Cuaca: Pada umumnya cuaca di Sumatera dan Kalimantandalam kondisi kering. Meskipun demikian, di beberapa tempat terjadihujan. Hujan yang terjadi di Pulau Sumatera (Riau dan Jambi) danKalimantan (Pontianak) bersifat lokal dan sporadis. Kondisi keringdiperkirakan masih akan berlangsung sampai September 2006.

Faktor Sosial dan Musim: Kebakaran lahan di Riau terutama terjadidi lahan masyarakat dan kawasan eks HPH/HTI yang terbengkalai.Lahan terbengkalai itu menjadi ajang penjarahan dan pemicu maraknyapembakaran untuk alih fungsi menjadi perkebunan. Penyebab keba-karan selama ini, selain dipicu kegiatan land clearing oleh perusahaanjuga oleh masyarakat yang melakukan pembakaran lahan.

Situasi Kabut Asap: Provinsi Riau dan Kalimantan Barat sebagianmasih diliputi oleh kabut asap. Kabut asap ini meluas sampai ke negaratetangga, yakni Malaysia, khususnya Penang, dan Thailand.

Kegiatan Terkait: Pada tanggal 14/07/2006 Komisi VII DPRmengadakan Sosialisasi RUU tentang Pengesahan Persetujuan ASEANtentang Polusi Asap Lintas Batas di Kantor Gubernur Provinsi Riau.Sedangkan Kegiatan penanggulangan kebakaran hutan dan lahantelah dilakukan oleh Tim Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan danLahan Kalimantan Barat. Tim telah melakukan pemadaman api di sekitarPontianak, terutama di kawasan Rasau Jaya dan Sungai Raya.

(Sumber: WWF, Walhi, Dephut)

Data dan Faktawilayah yang terbakar, namun tidak memadamkan api secaralangsung mengingat sulitnya kondisi di lapangan.

Kebakaran lain terjadi di pegunungan Dieng, di wilayahKabupaten Banjarnegara Jateng. Kebakaran menghanguskansemak-semak dan pohon di sekitar lokasi wisata Dieng Pla-teau, namun tidak sampai menjalar ke wilayah yang lebih lu-as karena kesigapan penduduk setempat yang secara swa-karsa bergotong-royong memadamkan api.

Selain di Jawa Tengah, kebakaran juga terjadi di wilayahUjung Kulon Banten, hutan Sakawayana Bandung dan bebe-rapa lereng gunung di Jawa Timur seperti Semeru, GunungArjuno dan Lawu. Dan hampir di semua tempat berhasil dipa-damkan berkat partisipasi masyarakat setempat.

Belajar dari kebakaran lahan dan hutan di Jawa, dapatdisimpulkan bahwa pada musim kemarau seperti sekarang inikebakaran dapat terjadi di mana saja. Kondisi suhu yang panasditambah dengan banyaknya rumput dan semak-semak sertapepohonan yang mengering sangat "kondusif" bagi mun-culnya titik api, terlepas api itu timbul karena disengaja atautidak disengaja.

Yang pasti, kesiapan warga setempat untuk mengantisi-pasi terjadinya kebakaran sangat diperlukan. Kesadaranpenduduk untuk mencegah agar kebakaran tidak meluasmerupakan senjata ampuh untuk melawan kobaran api. Buktimenunjukkan, hampir seluruh kebakaran di Jawa dapat diatasioleh penduduk setempat yang secara bergotong-royong me-madamkan api agar tidak menjalar ke wilayah lain.

Partisipasi masyarakat semacam ini dapat dijadikan modelsiaga kebakaran di seluruh wilayah di Indonesia. Jika seluruhwarga memiliki kesadaran tentang bahaya kebakaran, makadengan sendirinya mereka akan mencegah terjadinya keba-karan dengan tidak melakukan pembakaran lahan secara se-mena-mena. (monitoring isu publik-g)

7

foto

-fot

o: g

un, w

ww

.bur

n.co

m

Page 8: komunika 14 2006

8 Edisi 10/Tahun II/Juli 2006

KOMUNIKA EKONOMI

Sejauh mata memandang, hanyamesin, mesin dan mesin yangkelihatan. Hari itu Mega Mall

Pontianak memang "kebanjiran"mesin dari seluruh Indonesia. Bukan

mesin super canggih yang biasadipakai di industri-industri hilir, akan

tetapi mesin made in dewek yangberfungsi memproses produksi

rumahan atau yang biasa disebutdengan home industri machine.

D i sana ada mesin pemarutkelapa, mesin biodieselberbahan bakar minyak nabati,mesin penumbuk daging,mesin pemecah biji melinjo,

mesin pengiris keripik, mesin pengolah bijijarak dan seabreg mesin lainnya, pokoknyalengkap. Hebatnya, semuanya made in de-wek alias bikinan bangsa Indonesia sendiri.

Ada apa dengan cinta, eh... para produ-sen mesin, kok pada "jambore" di Pontianak?Ternyata mereka sedang mengikuti GelarTeknologi Tepat Guna (GTTG) yang dise-lenggarakan oleh Pemprov Kalimantan Barat.Acara pamer karya sekaligus kumpul-kumpulpara penggagas perangkat teknologi seder-hana namun berguna ini dibuka Wapres JusufKalla, Sabtu 2 September lalu. Pesertanyamulai Sabang sampai Merauke dengan jumlahstan tak kurang dari 320 buah. Pokoknyaramai tumplek-blek kawasan seluas 5.800meter persegi yang berada dalam kompleksMega Mall Pontianak.

Acara pembukaannya dimeriahkan olehacara nyanyi dan tari yang bernuansa khasKalimantan dipadukan dengan irama dan ge-rak tari nusantara. Ada juga kesenian barong-say dengan liang-liongnya. Apik, meriah danyang pasti mengasyikkan untuk ditonton.

Dalam sambutan pembukaan, Wapres Ju-suf Kalla menyatakan bangsa Indonesia harusbekerja keras agar dapat maju. Salah satupendorong kemajuan adalah melahirkan ide-ide untuk menciptakan teknologi yang tepatguna. "Kita ini bangsa besar, seharusnya pu-nya potensi yang lengkap untuk dikem-bangkan,” kata wapres.

Ia menambahkan, untuk memantau per-kembangan teknologi terkini, harus dikem-bangkan interaksi nasional bahkan interaksiinternasional. Sebab, bila tidak, Indonesiaakan ketinggalan.

Ditambahkan Wapres, berbagai macamteknologi dapat diciptakan tetapi tidak selu-ruhnya dapat diaplikasikan dalam hidup ber-masyarakat. “Ada teknologi yang hanya co-cok dipamerkan, ada yang menyusahkan se-perti teknologi pembuatan sabu-sabu,” kela-kar Jusuf Kalla.

Peluang Menangguk LabaAda satu hal menarik yang diungkapkan

wapres, bahwa teknologi tepat guna dapatmeningkatkan kemakmuran bangsa, meng-hasilkan dampak yang lebih baik seperti per-tambahan dan percepatan hasil panen, serta

menciptakan proses produksi yang lebih mu-dah dan biaya produksi yang lebih murah.

Jika jeli, peluang para produsen mesin ber-teknologi tepat guna untuk menangguk un-tung sangat terbuka. Ini karena teknologitepat guna sangat dibutuhkan nyaris di setiaplini proses industri kecil yang berbasis industrirumahan atau home industry. Dengan me-masok perangkat yang kompatibel dengankebutuhan industri hulu (langsung mengolahbahan mentah), maka kesempatan untukmengambil pasar dari sektor ini sangat besar.

Seperti diungkapkan Heri, peserta dariJawa Timur yang juga kreator mesin pemo-tong singkong untuk bahan baku keripik. Me-nurut penuturannya, alat bikinannya yangmerupakan modifikasi dari mesin sepeda mo-tor bekas laris manis di pasaran. "Saya sampaikuwalahan meladeni pesanan," ujar lelakibertubuh gempal kelahiran Surabaya ini.

Konsepnya sebenarnya sangat sederha-na: memenuhi kebutuhan pengguna agarbisa bekerja lebih cepat tanpa mengurangikualitas. "Awalnya saya melihat banyak peng-rajin keripik singkong memotong bahan bakusecara manual, atau paling banter dipasrahdengan alat semacam ketam yang biasa dipa-kai tukang kayu untuk menghaluskan papankayu. Saya berpikir, mengapa tidak mencip-takan mesin untuk mereka?" tuturnya.

Berkat utak-atiknya selama berbulan-bulan, lahirlah mesin mini pemotong singkongyang praktis. Dalam satu menit, mesin bikin-annya mampu memotong singkong sebanyaktiga kilogram. "Jauh lebih cepat dibandingkanmemotong dengan tangan yang paling-pa-ling banter setengah kilo per menit," im-buhnya.

Ya faktor kecepatan inilahyang "dijual" Heri kepada pe-langgan. Hasilnya, lelaki tamatanSTM di Sidoarjo ini berhasil menjualpuluhan unit mesin pemotong sing-kong dengan keuntungan puluhanjuta rupiah per bulannya.

Kejelian menangkap peluang untukmenangguk laba melalui teknologi tepatguna juga diambil oleh Edward. Lelakiberkulit putih ini tertarik dengan isu yangsedang santer berhembus, yakni penggu-naan energi alternatif. Karena itu ia mencobamengembangkan bio diesel, mesin diesel ber-bahan bakar minyak nabati seperti minyakkelapa, kelapa sawit maupun minyak jarak.

"Saat ini memang masih dalam taraf pe-ngembangan, namun melihat prospeknya kedepan, saya optimistis bio diesel nantinyaakan sangat diminati masyarakat," kata lelakikelahiran Pare Pare ini.

Ia mengistilahkan kegiatannya membuatmesin diesel berbahan bakar minyak nabatisekarang ini sebagai proyek jemput bola. "Se-karang bisa dikatakan masa-masa investasi,dan kelak akan memanen hasilnya," imbuhnyabertamsil.

Bagaimana dengan Kalbar sebagai tuanrumah? "Dari Kalbar, akan dipamerkan mesinpengolah biji jarak dan teknologi pengolahan

Meraup Laba dari Teknologi Tepat Guna

foto

: gun

Para peserta pameran sedang mempersiapkan stan menjelang pembukaan Gelar TeknologiTepat Guna di Pontianak.

air gambut menjadi air bersih,” ujar GubernurKalbar, Usman Jaffar.

Hampir Semua Provinsi IkutSangat menggembirakan bahwa dalam

GTTG tahun ini hampir seluruh provinsi mengi-rimkan wakilnya. Seperti disampaikan UsmanJaffar, GTTG VIII ini diikuti oleh 32 provinsi.Satu provinsi yang mengundurkan diri adalahDaerah Istimewa Yogyakarta, yang tidak siapkarena menjadi korban gempa bumi.

Antusiasme yang merata dari seluruh pro-vinsi menggambarkan bahwa potensi pe-ngembangan teknologi tepat guna ada disetiap daerah. "Biasanya, produk peralatanyang mereka hasilkan sesuai dengan karak-teristik daerah dan kekayaan alam yang men-jadi unggulan masing-masing," kata HerryDjaung, Kepala Badan Komunikasi Informasidan Kearsipan Daerah Prop Kalbar saat dite-mui KomunikA di kantornya menjelangacara pembukaan.

Produk teknologi yang dipamerkan me-mang bikin mulut menganga. Bukan saja ka-rena jumlahnya sangat banyak, namun jenis-nya juga beraneka ragam dengan fungsi yangberbeda-beda pula. Maklum, selain sebagaiajang pamer teknologi dan mesin, GTTG jugadimanfaatkan oleh beberapa daerah untukmemperkenalkan produk unggulan usaha ke-cil menengah, dan beberapa komoditas per-dagangan. Stan Provinsi Riau misalnya, banyakmenampilkan makanan, stan Provinsi SulawesiUtara menampilkan aksesoris perhiasan, se-mentara stan dari Maluku menampilkan mu-tiara.

"Tapi makanan dan produk komoditasyang dipamerkan ini juga diolah de-ngan alat-alat teknologi tepat guna,"kilah Natsir, peserta dari Kalbar.

Pemberdayaan MasyarakatSetelah selama lima hari digelar,

GTTG akhirnya ditutup Mendagri yangdiwakili Staf Ahli Mendagri BidangPemerintahan, Ir Timbul Pujianto.

Menurut Timbul, kegiatan ini ber-langsung sukses. Berdasarkan hasilkesepakatan, Gelar Teknologi TepatGuna Tahun 2007 ditetapkan di Ma-nado-Sulawesi Utara.

"Keberhasilan ini, hendaklahmemberikan pengaruh yang besarterhadap upaya pemberdayaan ma-syarakat dan akan selalu dilakukandengan penuh kesungguhan hatiagar dimasa mendatang masyara-kat lebih maju, mandiri dan lebihsejahtera," kata Timbul Pujianto

Sementara itu, Gubernur Kal-

bar, H.Usman Ja’far antara lain mengatakankesemarakan Pameran Teknologi Tepat GunaNasional VIII mencerminkan partisipasi danantusias seluruh provinsi untuk terlibat dalampergerakan besar ini, dan terhitung merupa-kan GTTG yang paling banyak pengunjung-nya, paling banyak pesertanya dan paling be-sar omzetnya dari keseluruhan GTTG yangpernah diadakan.

Dalam kegiatan acara penutupan ini diu-mumkan pula, pemenang lomba stan Pa-meran Teknologi Tepat Guna Tahun 2006,yakni: Juara I Provinsi Sulawesi Selatan, me-nerima piala Presiden RI, Juara II ProvinsiKalimantan Barat, menerima Piala Mendagri,Juara III Provinsi Jawa Timur, menerima PialaMenteri Negara Riset dan Teknologi, JuaraHarapan I Provinsi Jambi, menerima PialaDirjen Pemberdayaan Masyarakat Depdagri,Juara Harapan II Provinsi Jawa Barat, mene-rima Piala Gubernur Kalbar, Juara Harapan IIIProvinsi Banten, menerima Piala WalikotaPontianak.

Selain itu, diserahkan juga hadiah kepadaStand Terbaik Tingkat Provinsi KalimantanBarat, masing-masing: Juara I Stan KotaPontianak, Juara II Stan Kota Singkawangdan Juara III Stan Kabupaten Sambas.

Tentu saja bagi para kreator mesin-mesinberteknologi tepat guna, kemenangan itubukan sekadar menang pameran. Bagi mere-ka, membuka peluang pasar lebih penting.Dan pameran GTTG telah menjadi pintu ger-bang penting untuk memperkenalkan produkbuatan mereka kepada para calon pengguna.Setelah itu tinggal mengerjakan jumlah pe-sanan yang masuk, kemudian menghitungberapa laba yang bakal masuk ke kocek me-reka. Hmm... sedaaap! (g)

Bio diesel, mesin diesel berbahan bakar minyak nabati, sedang dirangkai olehpembuatnya di lokasi Gelar Pameran Teknologi Tepat Guna.

foto

: gun

foto

: gun

Page 9: komunika 14 2006

9Edisi 10/Tahun II/Juli 2006

KOMUNIKA

e-gov kilas

OPINI

Henny Wahyuni*

Jalan-jalan Ke Bandungwww.bandung.go.id

Jalan-jalan ke Kota Bandung kini lebih mudahdengan mengetahui rute angkutan umum.Situs Pemkot Bandung menyediakan RuteAngkutan Kota. Namun bagi penggunakendaraan pribadi dapat juga memanfaatkanfitur peta wisata yang akan menyajikan petakota ini.Dua fitur inilah membuat situs yang dikelolaKantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE)

Kota Bandung menarik untuk diklik.Terlebih desain yang simpel dengandukungan dua bahasa jelas semakinmembuka peluang wisatawan mancanegarauntuk menjadikan kota kembang ini sebagai

STOP PRESS!

Ruang ini disediakan sebagai wadah tukarinformasi antar pengelola situs atau portallembaga pemerintah baik di tingkat pusatatau daerah. Pengelola dapat mengirimkanprofil situs yang dikelolanya melalui e-mail:

[email protected].(redaksi)

Menyoal Pengangguran di Indonesia

Gambaran yang paling umum dikota-kota besar dan menengahadalah kenyataan bahwapenghuninya sebagian besarmempunyai tingkat hidup di

bawah standar kelayakan. Beberapa darimereka harus tinggal di wilayah kumuh danpemukiman liar. Tidak sedikit diantara merekakita temui yang saat ini menjadi pengang-guran.

Pengangguran adalah penduduk usiakerja yang tidak bekerja atau sedang mencaripekerjaan menurut referensi waktu tertentuatau mereka yang pernah bekerja ataudibebastugaskan tetapi sedang menganggurdan mencari pekerjaan (Palupi: 2002). Inter-national Labor Organization (ILO) membuatstandar bahwa mereka yang bekerja kurangdari 1 jam dalam seminggu dianggap me-nganggur (ILO, 2002).

Di negara-negara berkembang sepertiIndonesia, pengangguran umumnya menge-lompok pada golongan usia muda atau pe-muda dan berpendidikan. Selain itu, adakecenderungan pengangguran terpusat diperkotaan daripada di pedesaan. Kelompokpengangguran kebanyakan adalah tenagakerja yang baru menyelesaikan pendidikandan sedang menunggu untuk mendapatkanpekerjaan yang sesuai dengan aspirasimereka. Selama menunggu pekerjaan yangdiinginkan mereka lazimnya ditanggung olehkeluarga yang umumnya relatif mampu(Effendi: 1998).

Kota merupakan pilihan utama pen-duduk dalam mencari kerja. Tak jarang kon-disi seperti ini yang memicu terjadinya migrasidari desa ke kota. Karena itu segala aspekketenagakerjaan di perkotaan menjadi pen-ting terutama dalam keterkaitannya denganberbagai isu yang berkaitan dengan keter-batasan kesempatan kerja di kota.

Persoalan di IndonesiaSejalan dengan banyaknya penduduk

di perkotaan, pengelompokan tenaga kerjadapat dikategorisasikan menurut kelompokumur, yaitu 15 – 54 tahun. Dalam kelompokusia tersebut, penduduk dibagi menurut ang-katan kerja dan bukan angkatan kerja. Pe-ngertian angkatan kerja adalah mereka yangbekerja dan mencari kerja (Koestoer, 1997:115). Batasan bagi mereka yang bukan ang-katan kerja adalah penduduk yang mem-punyai kegiatan utama mengurus rumahtangga, sekolah dan lansia atau lanjut usia.

Pendekatan yang sering dipakai untukmasalah ketenagakerjaan adalah pendekatanangkatan kerja yang membedakan antaraorang yang bekerja dan mengganggur. Me-nurut Simanjuntak (1998: 15) pendekatanini menimbulkan tiga maslah pokok, yakni:

(1) adanya perbedaan penentuan batas jamkerja; (2) keterbatasan dalam menggam-barkan masalah tenaga kerja yang sebenar-nya dan (3) keterbatasan dalam menun-jukkan indikator produktivitas sesorang. Pen-dekatan seperti inilah yang seing digunakanoleh Biro Pusat Statistik dalam mengolah datatentang ketenagakerjaan di Indonesia.

Untuk mengatasi kekurangan pende-katan tersebut, akhir-akhir ini digunakanpendekatan penggunaan tenaga kerja (la-bour utilization approach). Pendekatan inimenitikberatkan pada individu, apakah cukupdimanfaatkan dalam kerja dilihat dari segijumlah jam kerja, produktivitas kerja, danpendapatan yang diperoleh.

Dari pendekatanpenggunaan tenagakerja (labour utilizationapproach) angkatan ker-ja dibedakan menjaditiga golongan, yaitu:pertama, penganggur,yakni orang-orang yangsama sekali tidak bekerja(open unemployed). Ke-dua, setengah pengang-gur (underemployed),yaitu mereka yang ku-rang dimanfaatkan da-lam bekerja (underuti-lized) dilihat dari segi jamkerja, produktivitas kerjadan pendapatan, danketiga, bekerja penuhatau cukup dimanfaat-kan (Simanjuntak, 1998:16-17).

Setengah penganggur dapat digolong-kan berdasar jumlah jam kerja, produktivitaskerja, dan pendapatan ke dalam dua kelom-pok, yaitu setengah penganggur kentara(visible underemployed) yakni mereka yangbekerja kurang dari 35 jam seminggu dansetengah penganggur tidak kentara (invisibleunderemployed) atau penganggur terselu-bung (disguised unemployed), yaitu mere-ka yang produktivitas kerja dan pendapat-annya rendah.

Memberdayakan Sektor InformalGejala yang paling umum di kawasan

perkotaan sebagai implikasi dari mening-katnya jumlah penduduk dan sekaligus me-ningkatnya angkatan kerja adalah tumbuh-nya sektor informal. Sektor informal yangdiharapkan mampu memberikan peluang ker-ja bagi para penganggur ternyata juga mem-bawa implikasi yang cukup rumit.

Dalam kenyataannya sektor informal,menurut Tjiptoherijanto (1998), berkaitandengan 5 kondisi, yaitu; pertama: pertum-buhan ekonomi di Indonesia tidak berhasil

untuk menampung banyaknya jumlah te-naga kerja; kedua: kebijakan pemerintah dibidang eknomi cenderung lebih memfo-kuskan pada penggiatan modal daripadatenagakerja; ketiga: pembangunan ekonomitidak berhasil menampung mobilitas sosialpenduduk dari sektor pertanian ke sektornon-pertanian; keempat: kebijaksanaan pe-merintah dalam pembangunan ekonomi padaumumnya dan perencanaan tenaga kerja pa-da khususnya sangat mendukung untuk ke-langsungan sektor informal; kelima: selamaini pemerintah tidak membayar berbagaikompensasi dari pengangguran, setiap orangharus bekerja, baik dalam sektor formalmaupun informal.

Sejalan denganTeori Penciptaan Te-naga Kerja, Fakih(2000) mengemukakanbahwa untuk mencip-takan kesempatan kerjamaka dikembangkanlahproyek-proyek pengem-bangan di sektor infor-mal, seperti pengem-bangan pedagang kecilatau pedagang kaki lima,atau pengembanganusaha kecil lainnya. Se-lain itu juga diciptakanproyek pembinaan pe-ngusaha kerajinan ta-ngan dan industri kecillainnya dengan mem-bangun sentra-sentra

pembinaan industri kecil, serta melakukanpem-binaan manajemen pelbagai pengusahasektor informal lainnya.

Meskipun sektor informal cukup mem-bantu penduduk mengatasi hidupnya, na-mun juga tidak sedikit dampak yang diakibat-kannya. Dalam kenyataannya sektor informaldalam kasus PKL misalnya, telah menambahsemrawutnya kota. Hal ini menempatkan pi-hak pemerintah kota berada pada kondisi di-lematis, satu sisi memberi ruang untuk ber-usaha, di sisi lain kehadirannya bisa meng-ganggu yang lainnya.

Pengalaman negara-negara maju me-nunjukkan bahwa tahap awal pembangunantenaga kerja terkosentrasi di sektor per-tanian. Meningkatnya penghasilan petanidiikuti oleh perubahan pola konsumsi, khu-susnya konsumsi non-pertanian, akan me-macu pertumbuhan industri. Pada tahap ini,kemudian sebagian besar tenaga kerja per-tanian akan bergeser ke sektor industri. Pro-porsi tenaga kerja yang bekerja di sektor in-dustri mengalami kenaikan dan cenderunglebih besar bila dibandingkan dengan sektorpertanian.

Tetapi di negara-negara berkembang,pola transformasi di atas tidak sepenuhnyaterjadi. Karena, sekalipun strategi pemba-ngunan ketenagakerjaan telah diterapkan,pada kenyataannya sektor industri tidakbanyak menyerap tenaga kerja. Sementara,di sektor pertanian secara terus-menerusmengalami penurunan. Lambannya prosespenyerapan tenaga kerja di sektor industriyang seharusnya cukup tinggi oleh Squire(Fakih: 2001) dianggap sebagai kegagalanproses transformasi tenaga kerja di Indo-nesia.

Mencari SolusiMemang pada dasarnya, peningkatan

jumlah penduduk akan melahirkan dampakdi berbagai bidang. Satu contoh jika pe-ningkatan jumlah penduduk tidak segeradiantisipasi akan menambah jumlah pengang-guran. Kondisi seperti ini akan berdampakpada aspek kerawanan, seperti kejahatan,penyimpangan peraturan, dan sebagainya.

Sementara itu, tuntutan yang diper-syaratkan pihak penyedia kerja yang jugamakin meningkat secara kualitatif dan se-bagainya. Akibatnya, sekalipun secara formalcalon tenaga kerja telah memiliki kualifikasilulusan yang diharapkan pihak penyedia kerja,masih belum memiliki kesempatan yang besarsebagai akibat tuntutan-tuntutan persya-ratan lain seperti keahlian khusus komputer,bahasa Inggris, dan sebagainya, yang secaraformal tidak disiapkan oleh institusi pendi-dikan.

Persyaratan yang dituntut pihak penye-dia kerja memang bisa dipahami, mengingatmereka menginginkan kualifikasi tenaga kerjayang potensial. Dengan demikian persoalankemampuan SDM menjadi bagian pentingdalam mengkaji persoalan tenaga kerja.

Untuk mengatasi pengangguran ini, se-jak awal Effendi (1998) menyatakan bahwaada dua pendekatan yang bisa dilakukan,Pertama, perlu ditumbuhkan kesadaran bah-wa pekerjaan di luar sektor formal adalah pe-kerjaan yang sama dengan sektor formal.Usaha ini dapat ditunjang dengan membe-rikan ketrampilan yang diperlukan untukmembuat tenaga kerja menjadi mandiri.

Di samping itu, masyarakat juga perludiberi pemahaman untuk menghargai usaha-usaha yang bersifat mandiri. Kedua, peme-rintah memberikan pembekalan melalui lem-baga-lembaga pelatihan ketrampilan. Lebihdari itu, perlu dibuat sistem informasi kete-nagakerjaan yang terbuka sehingga semuapihak bisa mengakses informasi tentang ma-salah tenaga kerja.

* Penulis adalah aktivis YayasanPengembangan SDM Graha Pamulang

produk industri dan produk pertanian. Dalamsegmen kerajinan rakyat pengakses dapatmenyaksikan berbagai kerajinan mebel kayujati, bubut-cukit, limbah kayu, batu onix, dangerabah Malo. Tak hanya itu, pengakses jugabisa langsung melakukan kontak kepadapengrajin yang ada karena tersedia jumlahdan alamat pengrajin serta perusahaan lokalyang ikut memasarkan produknya di situs ini.

Foto Pulau Terluarwww.pemda-ntt.go.id

Masih ingat Pulau Bidadari yang pernahramai dibincangkan? Gambarnya bisa diaksesmelalui situs ini. Tak hanya itu peta pulau-pulau terluar Indonesia yang berada dalamwilayah administratif Provinsi Nusa TenggaraTimur juga bisa diakses dan dilengkapi denganfoto pulau tersebut.

Website yang pernah finalis websiteterbaik kategori pemerintahan ini juga banyakmenyediakan akses dokumen e-governmentserta laporan tahunan dan dokumen publikyang bisa diunduh oleh pengaksesnya.

Sementara itu situs yang juga dilengkapidengan berita yang selalu di update ini juga

tujuan wisata.Produk Unggulanwww.bojonegoro.go.id

Melalui situs resminya, PemerintahKabupaten Bojonegoro menyediakan mediapemasaran bagi produk unggulan parapengusaha yang ada di wilayah kerjanya.Aneka hasil produk olahan ini digolongkandalam tiga bagian, yakni kerajinan rakyat,

menyediakan data statistik serta potensiwisata dan kerajinan yang ada. Website yangdikelola Tim KPDE Provinsi NTT ini tergolonglengkap dan juga menyediakan berbagai linkke situs pemerintah pusat.

ilust

: m

th

Page 10: komunika 14 2006

10 Edisi 10/Tahun II/Juli 2006

KOMUNIKA LINTAS DAERAHLINTAS DAERAH

Menyusuri jalanan Banda Acehsaat ini seolah menemukanwajah baru. Seklipun 26Desember 2004 lalu, dilandagelombang pasang tsunami

yang menelan ratusan ribu jiwa pendudukdan menghancurkan lebih dari 60% ba-ngunan kota ini; Banda Aceh telah berbe-nah. Jelas berbeda dengan situasi ketikatsunami meluluhlantakkan fasilitas umumyang ada.

Pusat Budaya IslamKota Banda Aceh dibangun pada 22 April

1205 oleh Sultan Alaidin Johansyah. Berda-sarkan Perda Aceh No.5/1988, tanggal iniditetapkan sebagai tanggal keberadaan kotatersebut.

Menurut catatan sejarah, Aceh adalahtempat pertama masuknya agama Islam di

Dari Sabang Sampai Merauke Kota Banda Aceh

Indonesia dan sebagai tempat timbulnyakerajaan Islam pertama di indonesia, yaituPeureulak dan Pasai. Kerajaan yang dibangunSultan Ali Mughayatsyah dengan ibukotanyadi Bandar Aceh Darussalam (Banda AcehSekarang).

Pada masa itu pengaruh agama dan ke-budayaan Islam begitu besar dalam kehi-dupan sehari-hari,sehingga daerah ini men-dapat julukan “Seuramo Mekkah” (serambiMekkah).

Sebagai salah satu kota tertua di AsiaTenggara, Banda Aceh menjadi pusat segalakegiatan ekonomi, politik, sosial, dan budayaserta pemerintahan.

Dahulu kota ini bernama Kutaraja, kemu-dian sejak 28 Desember 1962 namanya di-ganti menjadi Banda Aceh. Kini, Kota BandaAceh merupakan ibukota Provinsi NanggroeAceh Darussalam.

Wilayah Aceh terletakdibagian paling Barat gu-gusan kepulauan Nusan-tara, menduduki posisistrategis sebagai pintugerbang lalulintas perni-agaan dan kebudayaanyang menghubungkanTimur dan Barat sejakberabad-abad lampau.Aceh sering disebut-se-but sebagai tempat per-singgahan para peda-gang Cina, Eropa, Indiadan Arab, sehingga men-jadikan daerah Aceh per-tama masuknya budayadan agama di Nusantara.

Ikon Mesjid Baitur-rahman saat ini masih

Kebangkitan Salah Satu Kota Tertuaberdiri kokoh dan tampak lebih bagus. Mes-jid yang berada di pusat kota ini tak pernahsepi dari berbagai aktivitas kemasyarakatandan peribadatan.

Pantai Ulee LheuUjung barat Banda Aceh terdapat pantai

yang cukup eksotis. Pantai Ulee Lheu. Se-waktu tsunami kawasan ini merupakan arealkerusakan terparah, saat ini pun bekas tsu-nami masih tampak di beberapa bagian ka-wasan pantai ini. Seperti kapal milik PLNyang berada di tengah pemukiman dan ham-paran pasir yang menyapu sisa-sisa rumahyang hancur akibat tsunami.

Beberapa fasilitas jalan dan jembatansudah diperbaiki dan tampaknya tidak lamalagi aktivitas masyarakat pantai dan sekitar-nya akan kembali menggeliat. (fik)

RiauAtasi Pengangguran dengan PLS

Pemerintah Propinsi Riau telahmengalokasikan beasiswa kursus untukdiserahkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kotaguna menampung tamatan SD hinggaperguruan tinggi yang tidak punya pekerjaan.“Kami yang akan membiayai mereka, jadi kitabekerja sama dengan lembaga kursus supayasiswa memiliki pengetahuan, keterampilanpraktis untuk bekerja bukan untukmelanjutkan,” jelas Drs. Suniman, KasubdinPendidikan Luar Sekolah/Perguruan Tinggi,Dinas Pendidikan Propinsi Riau.

Pendidikan Luar Sekolah (PLS) dewasaini merupakan salah satu jalan untukmengatasi masalah pengangguran yang kianmeningkat. Lewat PLS siswa diberikanketerampilan khusus sehingga ketika tamatbisa langsung bekerja. “Keunggulan PLS daridahulu adalah pendidikan kecakapan hidupatau life skill,” ujar Suniman.

www.bikkb.riau.go.id

LampungTangamus Sehat 2007

Pemkab Tanggamus meluncurkanprogram Tanggamus Sehat 2007 awalSeptember lalu. berbagai kegiatan dirancangmulai dari kebersihan dan keindahanlingkungan hingga gerakan menuju desasehat. "Program ini sangat strategis, karenapada saat ini pola hidup sehat dalammasyarakat mulai menurun. Terlebih denganbanyaknya penyakit yang mewabahbelakangan ini, antara lain penyakitkekurangan gizi, polio, campak, diare dan fluburung, " ujar Bupati Tanggamus FauzanSyae’ie, saat melepas peserta sepeda santaidan jalan sehat di halaman PendapaKecamatan Pringsewu awal September lalu.Ia menambahkan bahwa pola hidup sehatmembuat penyakit dapat ditangkal dandiimbangi pula dengan berolahraga.

www.tanggamus.go.id

Jawa TimurTim Oprak-oprak PercepatPenuntasan Buta Aksara

Penuntasan buta aksara di Indonesiagencar dilaksanakan, karena target nasionaldiharapkan akan tercapai pada 2009 bahkanpemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim)

berencana mempercepat target tersebut.Demikian dinyatakan Imam Utomo, GubernurJatim pada acara Temu Nasional GerakanPercepatan Pemberantasan Buta Aksara diSurabaya Jum'at (8/9).

"Buta aksara usia produktif akan tuntaspada akhir tahun 2007," tegas Imam Utomo.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik(BPS), penduduk buta aksara di Jatim usia 7tahun ke atas sebanyak 4,5 juta jiwa. Jatimmerupakan provinsi penyumbang buta aksaraterbesar di Indonesia. Karena itu bupati danwalikota se-Jatim membentuk tim penggerak(Tim Oprak-oprak) untuk mendata pendudukbuta aksara usia 16-44 tahun.

Pendataan dilaksanakan denganmelibatkan tim pelaksana mulai darikecamatan, desa, sampai RT dan RW.

Sementara itu di Kabupaten Jembertelah dipasang 2.000 spanduk di tempat-tempat strategis. Bupatinya secara regularterjun langsung ke lapangan untukmengevaluasi kelompok belajar setiapminggunya.

www.bipnewsroom.info

Sulawesi TengahGanti Gigi dan Kacamata Gratis

Pelayanan kesehatan gratis merupakansalah satu strategi Pemkot Palu gunameningkatkan kesejahteraan masyarakatmiskin. Sebanyak 80 ribu warga miskin(gakin) akan mendapatkan pelayanankesehatan gratis pada tahun 2007mendatang melalui program asuransikesehatan masyarakat miskin (Askeskin).

Menurut Kepala Badan RS Anutapura drRenny Lamajidjo target tersebut merupakanhasil kesepakatan kerjasama Pemkot denganPT Askes. "Nantinya kami menginginkanmasyarakat miskin akan mendapatkanpelayanan kesehatan gratis. Di manakedepannya jika mereka datang untukberobat, masuk rumah sakit dengan tangankosong ke luar pun dengan tangan kosong.Jadi tidak ada pembayaran sama sekali," jelasRenny.

Dengan cara ini masyarakat akan benar-benar mendapatkan pelayanan kesehatangratis tanpa alasan tidak masuk salah satuitem pelayanan dalam tanggungan. "Sepertiobat yang tidak masuk dalam DPHO (DaftarPlafon Harga Obat, red) tanggungan Askes,akan masuk dalam tanggungan APBD. Haltersebut masuk dalam paket layanan esensial

(mendasar, red). Selain itu, masyarakat jugamendapatkan 12 pelayanan spesialis danpelayanan operasi. Gratis tanpa biaya,"ujarnya.

Dengan target sebesar 23 ribumasyarakat miskin tahun ini (2006, red),Renny menuturkan masyarakat miskin yangbelum memiliki kartu Askeskin, juga dapatdilayani secara gratis. "Untuk saat ini belummemiliki Askeskin, mereka bisa sajamenunjukkan SKTM (surat keterangan tidakmampu, red) yang ditandatangani oleh lurahlangsung. Tidak bisa diwakili," jelasnya.

www.sulteng.go.id

MalukuPeringatan HUT Ke-431 KotaAmbon Meriah

Puncak peringatan hari ulang tahun ke-431 Kota Ambon dirayakan secara meriah diLapangan Merdeka, Ambon, Jum’at (8/9),antara lain diisi dengan pagelaran tari kolosalyang melibatkan ratusan siswa SLTP se-Ambon.

Peringatan diawali dengan pembacaansejarah Kota Ambon, yang mana pada tahun1575 yang dianggap sebagai awal berdirinyaKota Ambon ditandai dengan pembangunanbenteng oleh Portugis di daerah yang saatitu disebut sebagai Kota Laha atau Ferangi.

Walikota Ambon, MJ.Papilayamengatakan, perkembangan Ambon pascakonflik terus menunjukan perbaikan. Ekonomimasyarakat tumbuh pesat hingga sentra-sentra ekonomi yang ada tak mampu lagimenampung kebutuhan warga. Sejumlahpusat ekonomi baru pun mulai dikembangkanpemerintah untuk mengurangi kepadatan dipusat kota.

Konflik yang terjadi tahun 1999-2004lalu masih menyisakan sejumlah persoalansosial masyarakat, mulai belum tertibnya lalulintas, kurangnya kepedulian warga dalammenjaga kebersihan, serta berkurangnyadaya dukung lingkungan akibat berubahnyafungsi kawasan konservasi menjandi daerahpemukiman.

Karena itu, Walikota mengajak wargauntuk hidup lebih tertib demi terciptanyalingkungan kota yang semakin nyaman.Pemerintah pun akan berusaha untuk lebihmeningkatkan layanan kepada masyarakat.

www.maluku.go.id

Nusa Tenggara TimurAjak Masyarakat Ke Laut

Wagub NTT, Drs.Frans Lebu Rayamengatakan Gemala yang dicanangkan sejaktahun 2001 tidak sulit dilaksanakan sebabsebagian masyarakat penghuni pesisir sudahdibentuk dengan kultur laut.

Pemerintah serius menyukseskangemala. Semua sektor harus terlibat karenakegiatan ini membutuhkan energi besar yangberhubungan dengan usaha mengubahkultur masyarakat dari agraris tradisional danmenjadikan laut mata pencaharian baru,"kata Wagub Lebu Raya pada kegiatanadvokasi dan sosialisasi Gemala di Lopo MotingLomblen akhir Agustus lalu.

Gemala merupakan gerakan moralpemerintah mendorong masyarakat NTTmemalingkan perhatian dan sikap melihatsumber daya di laut sebagai matapencaharian baru yang bisa meningkatkanpendapatan, taraf hidup dan kesejahteraan.Secara khusus, Pemerintah KabupatenLembata, NTT telah mengawali upaya inimelalui pendirian sekolah perikanan dankelautan, pembangunan pabrik es selainupaya peningkatan prasarana dan saranapenangkapan nelayan.

www.pemda-ntt.go.id

PapuaPenjaringan Atlet Mulai Dari SD

Gubernur Papua, Barnabas Suebu, S.H.,meminta agar penjaringan para atlit Papuadimulai dari sekolah dasar (SD), dankarenanya Dinas Pendidikan dan PengajaranProvinsi Papua dinilai perlu melakukanperubahan pola pendidikan gunamengahsilkan berbagai tatanan penjaringanatlet yang baik.

“Selain mendapatkan teori dari guru,siswa juga diberikan jam praktek olahraga.Kalau di sekolah saja tidak ada lapanganbermain, bagaimana siswa dapatberkembang. Pada akhirnya di sekolahmereka hanya mengetahui luas dan panjanglapangan sepak bola saja. Untuk itulah perlulebih diupayakan dukungan untuk menjaringatlit,” kata gubernur di Jayapura, Rabu (6/9). Menurut Suebu, pengembangan pretasidibidang olahraga perlu diupayakansedemikian rupa guna menghasilkan atlit yangdapat berbicara, tidak hanya di dunianasional, maupun dunia internasional.

www.papua.go.id

foto

-fot

o: m

th

Page 11: komunika 14 2006

11Edisi 10/Tahun II/Juli 2006

KOMUNIKAKementerian Negara Koperasi dan UKM

Alokasikan DanaUntuk Korban Bencana DIY dan KlatenKementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) telah mengalokasikan dana sebesar Rp37,2miliar untuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Klaten(Jawa Tengah), sebagai bantuan bagi para korban bencanagempa dan tsunami di kedua daerah tersebut.

"Dalam anggaran tahun 2006, dana yang telah dialokasi-kan sebesar Rp37,2 miliar untuk membantu usaha koperasidan UKM yang rusak akibat musibah gempa bumi, banjirbesar, dan tsunami, yang nantinya akan dikembalikan setelah10 tahun," kata Sekretaris Meneg Koperasi dan UKM, GuritnoKusumo, di Jakarta (8/9).

Guritno mengatakan, masa 10 tahun yang diberikankepada para korban, agar mereka mampu mengolah danmengembangkan usahanya dan bisa eksis kembali setelahmenghadapi bencana. Anggaran tersebut diperoleh denganmemanfaatkan anggaran 2006 dari kementerian yangsebenarnya tidak tersebar di Indonesia, maka dialokasikanke Jateng dan Yogyakarta, daerah lain supaya maklum, dandana tersebut sudah terinventarisasi. (T.dw)

Kementerian Negara BUMN

Tingkatkan Kinerja BUMNKementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

menetapkan lima program prioritas 2006 untuk membangundan meningkatkan kinerja BUMN di masa datang. SekretarisMenteri Negara BUMN, Said Didu, mengatakan kelima pri-oritas tersebut adalah penataan landasan hukum, penataansistem dan landasan subsidi/public service obligation (PSO),pemantapan sistem rekrutmen dan pembinaan SDM, penata-an sistem privatisasi serta penataan sistem pengelolaan danpendayagunaan aset.

“Kita berharap bahwa departemen yang memberikan tu-gas kepada perusahaan BUMN memberikan tugas dan biayaanggaran yang sudah dipersiapkan departemen tersebutdengan jelas,” ungkap Said kepada pers di Jakarta, Jumat(25/8).

Menurut Said, selama ini yang dijalankan perusahaanBUMN yang diberi tugas tidak diberikan spesifikasi anggaran-nya seperti subsidi pupuk, minyak dan lainnya. Melalui kontrakantara pemberi tugas dan penerima tugas maka di masing-masing pihak memiliki hak menuntut apabila ada pihak yangtidak memenuhi kewajibannya. “Mekanisme ini akan berlakupenuh tahun 2007,” tegas Said. (T.vey)

Departemen Perdagangan

Produk Pangan UKM BerpotensiGo InternationalMenteri Perdagangan, Dr Mari Elka Pangestu, mengatakan

produk pangan yang dihasilkan usaha kecil dan menengah(UKM) Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa untukgo international, namun disayangkan pengembangan produktersebut belum maksimal baik kemasan, desain, maupunpromosinya.

“Kreativitas dan inovasi sangat diperlukan untuk mengha-silkan nilai tambah ekonomi bagi produk pangan UKM,” kataMenperdag dalam sambutannya pada peresmian pembukaanpameran Pangan Nusantara 2006, di Kartika Expo CenterBalai Kartini Jakarta, Kamis (7/9).

Besarnya potensi produk pangan tercermin dari perkem-bangan ekspor produk pangan Indonesia yang mencapai

ww

w.b

urn.

com

Membakar. Gampang sekali melakukan tindakan satuini. Maklum, ongkosnya murah dan tak banyak makantenaga. Tinggal mengeluarkan sebatang korek api sehar-ga Rp100, gesekkan hingga menyala, lemparkan ke ba-han yang kering dan atau mudah terbakar, maka bull...membaralah apapun yang ingin dibakar.

Membakar juga tidak memerlukan keterampilan khu-sus. Sepanjang seseorang memiliki pengalaman cukupuntuk menggesekkan pentolan korek api ke lapisan fos-for di salah satu sisi kotak wadah korek api, ia dianggapsudah memenuhi syarat untuk menyandang gelar pem-bakar.

Karena sangat mudah untuk dikerjakan oleh siapasaja, mulai anak-anak hingga kakek-nenek, maka orangcenderung meremehkan dan memandang sebelah mataaktivitas membakar ini. Membakar bahkan nyaris menjadikegiatan yang self evidence alias jelas dengan sendirinya,sama halnya seperti bernafas dan tertawa. Tak seorang-pun sudi belajar tentang, misalnya, cara membakar yangbaik. Karena itu, hingga sekarang belum ada satupunsekolah atau universitas yang membuka jurusan ilmubakar-membakar ataupun fakultas teknik pembakaran.Pun jangan berharap ada orang memiliki sertifikat kelu-lusan kursus membakar selama sekian bulan di LPK anu.Sampai kiamatpun tak ada orang yang memiliki sertifikatsemacam itu.

Membakar lebih digerakkan oleh naluri yang ber-sumber pada insting manusia. Ia adalah gerak spontan,hasil dari kesimpulan dangkal saraf sensorik yang takterlalu membutuhkan peran otak berpikir (mind brain)manusia. Karena itu, orang bodoh, orang idiot, bahkanorang gila, dapat saja menjadi pembakar ulung.

Celakanya, api yang disulut oleh orang bodoh,orang idiot, orang gila maupun orang cerdik-pandai samasaja: sama-sama panas dan menghanguskan, sama-samaberasap dan menghancurkan, sama-sama membara dan

membinasakan. Tak ada beda asap, abu dan arang hasilpembakaran yang dilakukan oleh orang bodoh dan orangpintar, orang kaya dan orang miskin, pejabat dan rakyat.Semua hasilnya sama, ya.. begitu itu!

Maka ketika api menyala di Riau dan Kalbar, asapmembubung hingga ke angkasa Malaysia dan batang-batang kayu membara menjadi abu, semua bingung dansibuk bertanya-tanya: siapakah pelaku pembakaran yangsesungguhnya? Orang bodoh, orang pintar, orang miskin,orang kaya, pejabat atau rakyat? Lebih bingung lagi,karena api juga bisa dinyalakan oleh orang bodoh yangpura-pura pintar, orang pintar yang pura-pura bodoh,orang miskin yang ingin kaya, orang kaya yang berlagakmiskin, rakyat yang bergaya pejabat ataupun pejabatyang menyaru jadi rakyat jelata.

Wajar saja kebingungan itu muncul, karena api takbisa menunjukkan sendiri siapa sesungguhnya tuan pe-nyalanya. Api hanya mengejawantahkan potensi panasyang dimilikinya secara maksimal: menjilat apa yang bisadijilat dan membakar apa yang dapat dibakar--semuayang ada dalam jangkauannya--tak peduli siapa yanguntung dan rugi di balik reruntuk abu, arang dan asaphasil krodanya.

Namun siapapun pelaku pembakaran itu, pastilahorang yang tak memiliki hati nurani. Bukankah hanyaorang yang tak memiliki hati nurani yang tega membuatperahu dan mobil saling bertabrakan, penerbangan diba-talkan, orang-orang mengidap sakit mengi dan negaradisomasi karena kabut asap? Bukankah hanya orang yangtak memiliki hati nurani yang dengan bangga membuatratusan spesies flora dan fauna mati terpanggang? Bu-kankah hanya orang yang tak memiliki hati nurani yangnekad mencari keuntungan pribadi dengan cara mem-bakar lahan dan hutan, sementara jutaan manusia men-derita karena ulahnya?

Lebih ironis lagi jika dalang pembakaran lahan danhutan dalam jumlah besar itu ternyata bukan orang bo-doh, orang miskin dan rakyat jelata yang terpaksa mem-bakar lahan demi sesuap nasi, tapi justru orang pintar,orang kaya dan para pejabat yang sedang mempertebalkocek dengan cara cepat, mudah dan murah!* gun

MembakarWajah KitaLINTAS LEMBAGA

Gedung itu tak layaknya seperti bangunan lainnya terlihat biasa-biasa saja, namun yang sedikit berbeda adalahbentuknya yang berbentuk bulat berlantai lima, orang sering menyebutnya sebagai "gedung bundar", berdiri megahdi lingkungan Kejaksaan Agung Jalan Sultan Hasanuddin No. 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

Di "gedung bundar" inilah Tim Koordinasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Timtas Tipikor) yang dibentuksejak 2 Mei 2005 lalu berkantor.

Timtas Tipikor bisa dibilang masih berusia sangat muda, namun gregetnya dalam pemberantasan korupsi sangatdirasakan. Sejumlah kasus korupsi dari yang berskala kecil hingga besar bisa tersentuh, walaupun hanya beberapakasus yang dapat di meja hijaukan. Terungkapnya sejumlah kasus korupsi ini tidak lepas dari Tim yang diketuai olehHendarman Supandji, seorang jaksa yang menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (JAM Pidsus) Kejagung.

Beberapa waktu lalu, usai mengikuti acara dalam rangkaian Hari Bakti Adhyaksa ke-46 di lapangan Kejagung,Hendarman dengan penuh keramahan mengungkapkan sejumlah kasus yang sudah dan sedang ditangani olehTimtas Tipikor kepada KomunikA.

Selama satu tahun sejak dibentuk hingga kini, Hendarman mengatakan Timtas Tipikor sudah menangani lebihdari satu lusin kasus tindak pidana korupsi, yaitu 15 kasus baik yang baru masuk dalam tahap penyelidikan, atausudah lebih dalam lagi ke tahap penyidikan, empat diantaranya bahkan telah dimeja hijaukan, “Kita cukup bangga,satu tahun lebih sejak 2 Mei 2005 lima, 15 kasus korupsi sudah kita tangani,” ujarnya

Hendarman juga menegaskan saat ini Timtas Tipikor sedang menyelidiki beberapa kasus dugaan korupsi lainnya,diantaranya di Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cilacap Jawa Tengah,Unibank, dan beberapa kasus lain.

Ketika kembali ditanya apakah kinerja Timtas Tipikor selama satu tahun ini sudah memenuhi target, Hendarmankembali mengatakan bahwa tidak etis mengatakan kinerja Tim yang hanya diberi waktu 2 tahun sejak dibentuk pada2 Mei 2005 lalu sudah memenuhi target atau belum, dengan hanya menilai berapa kasus yang masuk ke persidangan.

(tomo/f)

Tim Koordinasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Jurus Anti Korupsi Dari Gedung Bundar

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

1,81 miliar dolar AS pada tahun 2005 atau meningkat 19,08persen dibanding tahun 2004 sebesar 1,52 miliar dolar AS.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Mari menga-takan ekspor produk pangan Indonesia dalam bulan Januari-Februari 2006 tercatat meningkat sebesar 0,36 persen di-banding periode yang sama tahun sebelumnya, dari 292,48juta dolar AS menjadi 293,53 juta dolar AS.

Deperdag telah menyusun road map peningkatan dayasaing produk Indonesia di pasar domestik maupun inter-nasional. Di samping itu, pengembangan program ekonomikreatif melalui program good design products made in Indo-nesia yang didukung tiga kekuatan yakni branding, packagingdan product design.

Partisipasi UKM pangan, menurut Menperdag, merupakanbukti kesungguhan UKM menjadikan pameran sebagai saranapromosi yang efektif untuk mengembangkan pasar. (T.mnr)

Departemen Kehutanan

Pantau Hot Spot Lewat Satelit NOAADepartemen Kehutanan dalam menghadapi musim

kemarau saat ini secara reguler terus memantauperkembangan hot spot atau titik panas melalui stasiunpenerima satelit National Oceanic Atmosphere Administration(NOAA). “Hasil pantauan tersebut disebarluaskan pada parapihak terkait, baik di pusat maupun daerah melalui jaringaninternet sebagai bahan analisis dan pengecekan lapanganakan kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan,”kata Achmad Fauzi, Kepala Pusat Informasi DepartemenKehutanan, Kamis (24/8) di Jakarta.

Achmad mengatakan, yang bertugas melakukanpencegahan, pemadaman dan penanganan pasca kebakaranhutan adalah Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan ataubiasa disebut Manggala Agni. Manggala Agni, kata Achmad,juga sekaligus akan melakukan penyelamatan, dananggotanya yang berjumlah 1.590 telah tersebar di 10Provinsi Rawan I, dengan perincian Sumatera Utara 180orang, Riau 240 orang, Kepulauan Riau 30, Jambi 210,Kalimantan Barat 240, Kalimantan Tengah 210, KalimantanSelantan 120, Sumatera Selatan 240, Sulawesi Selatan 60dan Sulawesi Barat 60 orang. (TR/id)

Kementerian Negara PP/Bappenas

SLT Bukan Untuk Tanggulangi KemiskinanMenneg PPN/Ketua Bappenas Paskah Suzeta menga-

takan, Santunan Langsung Tunai (SLT) bukan untuk me-nanggulangi kemiskinan tetapi mengurangi angka yang maumiskin, sementara naiknya inflasi tahun 2005 – 2006 sekitar17 persen berdampak kepada naiknya angka kemiskinan.

“Pemerintah sekarang memutuskan untuk operasionalmenanggulangi kemiskinan akan dipakai data BLT, makanyadata yang ada nantinya akan dijadikan BLT bersyarat supayalebih fundamental untuk dijadikan pilot poyek di enam provinsiyang akan mencakup 1,7 juta rumah tangga dengan danasebesar Rp4 triliun,” kata Paskah Suzeta di Gedung DepkeuJakarta, Senin (4/8).

Selanjutnya dia mengatakan, BLT bersyarat akandikaitkan dengan pendidikan dan kesehatan akan menjadimodel permanent yaitu system penjaminan social masyarakatmiskin, diharapkan tahun 2007 sudah final sehingga tidaklagi dalam bentuk subsidi dalam membantu masyarakat .

“Ada pula program-program pemberdayaan masyarakatmemiliki rangkaian dengan melenium development golddiantaranya pembanguan sarana air bersih dan sebagainya,”kata Paskah. (T.RMG)

Page 12: komunika 14 2006

"Anak saya tidak pernahmendapatkan ASI sejak lahir,dan sekarang anak saya lebihsering sakit dibanding anak-anak lainnya," ungkap Lian,

seorang wanita karir dengansatu anak.

Lian menuturkan, jauh hari sebe-lum anaknya lahir, ia telah memutus-kan untuk tidak memberikan ASI-nyapada si kecil. Alasannya, ia khawatirmenyusui akan merusak bentuk payu-daranya. Sebagai gantinya, untuk sikecil ia memberikan susu formula im-por yang hanya bisa dibeli di super-market tertentu.

Lian yang latar belakang pendidik-an bukan dari kesehatan berpikir, susuformula yang harganya cukup mahalitu pasti dapat memenuhi seluruh ke-butuhan gizi dan nutrisi bagi anak-nya. "Harganya saja mahal, pasti baikuntuk bayi, begitu pikiran saya saatitu," ujar wanita berparas ayu ini.

Namun belakangan ia menyesalberat setelah mengetahui begitu be-sar manfaat ASI bagi kesehatan danpertumbuhan bayi. "Saya sangat me-nyesal telah memaksa anak saya un-tuk minum susu formula dan mem-buang-buang ASI yang sebenarnyamenjadi hak anak saya. Dan karenaulah saya juga, anak saya sekarangmenjadi sakit-sakitan," katanya de-ngan wajah sendu.

Mengandung AntibodiDalam ASI terkandung zat anti-

bodi yang penting untuk bayi, yangmampu menurunkan risiko terhadapinfeksi seperti radang paru-paru, di-are, infeksi telinga, flu, radang otak,dan infeksi saluran kencing. Olehkarena itu, bayi yang tidak minumASI lebih rentan terkena penyakit-penyakit tersebut.

Seperti yang telah diungkapkan Lian, ba-yinya sering terkena berbagai macam penya-kit. Daya tahan tubuhnya juga lemah, ter-kena perubahan suhu sedikit saja langsungsakit. Ini yang membuat Lian selalu merasakhawatir. "Jika dihitung-hitung biaya pera-watan kesehatan bayi saya mahal juga, be-lum lagi biaya untuk beli susu formula khususyang sampai saat ini masih dikonsumsi anaksaya itu," imbuhnya.

Sejatinya, bayi manusia sama dengan bayi-bayi mamalia lainnya, mereka mempunyai na-luri untuk mencari air susu induknya. Ketikabayi lahir, secara kodratiah ia akan mencariputing si ibu dan menyusu dengan cara alami.Setiap bayi memang sudah dilengkapi naluriuntuk mencari hak yang memang sudah dile-katkan Sang Maha Kuasa pada dirinya: hakuntuk menikmati kesegaran dan manfaat airsusu ibu (the right of breastfeeding).

Masalahnya, manusia sendiri kadang tidakmemahami keteraturan alamiah ini. Denganketidaktahuannya--atau bisa jadi karena ke-rasnya pendirian--manusia justru merenggut-kan hak untuk menyusu ini dengan memisah-kan ibu dari si bayi dan memaksanya memi-num susu mamalia lain (baca: susu formula).

ASI EkslusifDari penelitian lembaga Edmond et al,

Pediatrics diungkapkan, bahwa mengawalipemberian ASI lebih awal selama 1 jam sete-lah proses melahirkan dapat menekan kema-tian bayi 1,5 kali. Sebaliknya, pemberian ASIpada hari ke-2 setelah melahirkan, memberipeluang kematian bayi hingga 3 kali lipat.

Hal ini juga diungkapkan oleh Dr UtamiRusli, Ketua Sentral Laktasi Indonesia, "Inilah,betapa mutlaknya konsumsi ASI bagi bayi.Menunda waktu menyusu akan meningkat-kan kematian bayi. Karena itu jangan ditunda,karena bayi akan menunjukkan kesiapannyauntuk minum 30-40 menit usai dilahirkan,"imbuhnya.

Diungkapkan juga, sebanyak empat jutabayi meninggal tiap tahunnya pada 28 haripertama kelahirannya. Padahal, jika bayi mulai

menyusu pada satu jam pertama, maka22 persen dapat diselamatkan.

Disampaikan juga oleh Dr. UtamiRusli, pemberian ASI eksklusif selama6 bulan pertama sangat penting. "Se-lama 6 bulan ini bayi hanya diberikanASI saja tanpa Makanan PendampingASI," terangnya.

Makanan pendamping ASI dapatdiberikan ketika bayi sudah berumur6 bulan keatas. Saat usia ini, organpencernaan bayi dianggap sudahdapat beradaptasi dengan bahanmakanan dari luar. Sering terjadi salahpengertian di masyarakat umum, bah-wa Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) akan menggantikan ASI, sehingga

banyak yang menghentikan pem-berian ASI saat bayi berumur 6 bu-lan. "Ini salah. Makanan pendam-ping hanya berfungsi mendam-pingi, bukan menggantikan. Ha-nya komposisi ASI yang mampumemenuhi seluruh kebutuhanbayi, dan keunggulannya ti-dak dapat digantikan denganmakanan lain ataupun susuformula yang berhargamahal sekalipun," uraiUtami.

PertumbuhanBerbeda

Anak yang men-dapatkan ASI eks-klusif 6 bulan dan di-teruskan hingga 2tahun akan menga-lami pertumbuhanyang berbeda dengan bayi tanpa ASI. Per-bedaan ini bukan sebatas fisiknya yang lebihkuat dan tahan terhadap serangan penyakit,akan tetapi dari segi otaknya juga mengalamiperkembangan yang lebih pesat.

Hal ini dapat dijelaskan secara ilmiah. Se-bagian besar lemak ASI merupakan DHA &AA yang diperlukan untuk pertumbuhanotak. Selain itu, ASI juga mengandung cho-testeral, taurin dan laktosa yang juga di-butuhkan otak. Dengan semua zat tersebutsemua kebutuhan pertumbuhan otak ter-penuhi, pertumbuhan otak anak pun jauhlebih baik.

"Anak pertama saya tidak mendapatkanASI eksklusif, sedang anak kedua mendapat-kan ASI eksklusif dan dilanjutkan hingga umur2 tahun. Prestasi belajarnya ada perbedaan,anak kedua saya selalu berprestasi di sekolah-nya", ujar Arlita, seorang ibu rumah tangga.

Sayangnya, di Indonesia baru sekitar 14%ibu yang memberikan ASI eksklusif kepadabayinya sampai umur lima bulan (hasil SurveiDemografi & Kesehatan Indonesia 2002-2003). Di Indonesia, rata-rata bayi diberi ASIeksklusif kurang dari dua bulan.

Ada beberapa hal yang menghambatpemberian ASI, di antaranya adalah karenarendahnya pengetahuan para ibu mengenaimanfaat ASI dan cara menyusui yang benar,kurangnya pelayanan konseling laktasi dandukungan dari petugas kesehatan, persepsi-persepsi sosial-budaya yang menentangpemberian ASI, kondisi yang kurang mema-dai bagi para ibu yang bekerja, dan pema-saran agresif oleh perusahaan-perusahaanpembuat susu formula yang tidak hanyamempengaruhi para ibu, namun juga parapetugas kesehatan.

ASI dan Ibu yang BekerjaPemberian ASI eksklusif dapat terhambat

di kalangan ibu menyusui yang bekerja. Wak-tu cuti yang diberikan kantor hanya 3 bulan,dan setelah masa cuti habis, si bayi harusditinggal. Bagaimana dengan pemberian ASIekslusif, apakah harus dihentikan juga?

Dr Utami menyampaikan bahwa bagi ibumenyusui yang bekerja, bisa menggunakanbeberapa media penyimpanan untuk hasilperahan ASI. Dijelaskan, ASI perah dapatbertahan 6-8 jam di udara luar, dan jika disim-pan dalam lemari es (chiller) dapat bertahansampai dua hari.

"Lebih awet lagi jika disimpan dalam free-zer. Dalam lemari pembeku ini, ASI bisa tahanhingga 2 minggu," kata Utami.

Dengan memanfaatkan berbagai mediapenyimpanan itu, si ibu tetap dapat bekerjatanpa meninggalkan kewajiban menyusui danyang terpenting hak anak mendapatkan ASIpun masih dapat terpenuhi.

Mitos KeliruMitos yang selama ini berkembang di ma-

syarakat, menyusui akan menyebabkan pa-yudara menjadi kendur dan membuat per-empuan menjadi cepat tua. Oleh karena itu,banyak ibu menampik menyusui bayinya de-ngan alasan untuk mempertahankan penam-pilan estetika.

Menurut artikel dalam jurnal-jurnal kese-hatan, mitos semacam itu sama sekali keliru.Faktanya justru sebaliknya, menyusui di sam-ping sehat bagi bayi juga sehat bagi ibu.

Kanker payudara, penyakit yang sangatditakuti perempuan, justru lebih banyak dite-mukan di kalangan perempuan yang tidakmenyusui atau ibu-ibu yang menyusui bayisecara tidak teratur, dibandingkan di ka-langan ibu-ibu yang secara aktif menyusuibayinya.

Menyusui juga bermanfaat bagi prosespengerutan rahim sehabis melahirkan, karenahisapan teratur mulut bayi pada puting ibuakan membantu kontraksi rahim untuk kem-bali ke bentuk semula.

Perlu ditegaskan bahwa menyusui tidakakan membuat payudara menjadi kendur.Kendati secara alamiah pada saat laktasi ke-lenjar-kelenjar penghasil air susu dalam payu-dara ibu akan mengalami pembesaran, akantetapi secara otomatis akan mengalami pe-ngerutan kembali (atropi) setelah masa laktasiselesai. Jadi, semua tergantung dari bagaima-na si ibu merawat payudaranya setelah masamenyusui selesai.

Tapi yang lebih penting, menyusui adalahwahana interaksi yang sangat intens antarabayi dengan ibunya. Bayi akan terlibat dalamsuasana ikatan emosional yang sangat akrab,merasa aman dan terlindungi dalam dekapankasih sayang ibu. Ini akan sangat berpenga-ruh bagi perkembangan jiwa pada saat anakdewasa kelak. Sebuah suasana yang tak akanterjadi jika bayi minum susu formula!

Haruskah kita mengorbankan kesehatan,kecerdasan dan ketenangan jiwa generasipenerus bangsa, dengan merenggut hak ba-yi-bayi kita untuk menikmati air susu ibunya?

Rasanya hanya orang-orang tak beradabyang tega berbuat begitu...*

(dfm-g)

ww

w.b

reas

tfeed

ing.co

m

ww

w.b

reas

tfeed

ing.co

m