komunika 06 2007

12

Upload: komunika-tabloid

Post on 10-Mar-2016

256 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Pracetak Farida Dewi Maharani Terima Kasih Atas Kiriman KomunikA Kekayaan Intelektual Penanggungjawab: Kepala Badan Informasi Publik Reporter: Suminto Yuliarso, Dimas Aditya Nugraha, Mediodecci Lustarini, Hendra Budi Kusnawan, Doni Setiawan Fotografer Leonard Rompas Wakil Pemimpin Redaksi: Sekretaris BIP, Kepala Pusat Inf. Polhukam, Kepala Pusat Inf. Kesra, Kepala Pusat Inf. Perekonomian Editorial Sekretaris Redaksi: Richard Tampubolon Editor/Penyunting: MT Hidayat Diterbitkan oleh: 2

TRANSCRIPT

Page 1: komunika 06 2007
Page 2: komunika 06 2007

2 Edisi 06/Tahun III/Febuari 2007

www.bipnewsroom.info/komunikaemail: [email protected]

Editorial

BERANDA

Peningkatan profesionalisme Pers dan pemanfaatan teknologi informasi untuk kepentinganmasyarakat menjadi agenda utama dalam gelar Forum Komunikasi Wartawan yang diadakanBiro Umum Humas Depkominfo tanggal 23 hingga 24 Maret 2007, di Bandung.

RANA

Diterbitkan oleh:

DEPARTEMENKOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA

Pengarah:Menteri

Komunikasi dan Informatika

Penanggungjawab:Kepala Badan Informasi Publik

Pemimpin Redaksi:Kepala Pusat

Pengelolaan Pendapat Umum

Wakil Pemimpin Redaksi:Sekretaris BIP,

Kepala Pusat Inf. Polhukam,Kepala Pusat Inf. Kesra,

Kepala Pusat Inf. Perekonomian

Sekretaris Redaksi:Richard Tampubolon

Redaktur Pelaksana:Nursodik Gunarjo

Redaksi:Selamatta Sembiring,

M Abduh Sandiah,Fauziah,

Sri Munadi

Editor/Penyunting:MT Hidayat

Reporter:Suminto Yuliarso,

Dimas Aditya Nugraha,Mediodecci Lustarini,

Hendra Budi Kusnawan,Doni Setiawan

Koresponden DaerahAmiruddin (Banda Aceh)

Arief (Yogyakarta)Supardi Ibrahim (Palu)Yaan Yoku (Jayapura)

FotograferLeonard Rompas

DesainD Ananta Hari Soedibyo

PracetakFarida Dewi Maharani

Alamat Redaksi:Jl Medan Merdeka Barat No. 9

JakartaTelp/Faks. (021) 3521538,

3840841e-mail:

[email protected]

Redaksi menerima sumbangan tulisan,artikel dan foto yang sesuai dengan

misi penerbitan.Redaksi berhak mengubah isi tulisan

tanpa mengubah maksud dan substansidari tulisan tersebut.

Isi KomunikA dapat diperbanyak, dikutipdan disebarluaskan, sepanjangmenyebutkan sumber aslinya.

foto

: w

ww

.chi

ldtr

affic

king

.com

, D

esai

n: A

has

Waspadai Perubahan Iklim GlobalPeringatan Hari Meteorologi Dunia tahun ini memilih tema “Polar Meteorology: Un-

derstanding Global Impact”. Tema ini mengingatkan kita untuk mewaspadai dampakmeteorologi global terhadap kehidupan, khususnya terkait dengan kenaikan suhupermukaan bumi. Analisis Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menun-jukkan bahwa telah terjadi kenaikan suhu bumi rata-rata 0,05 derajat Celcius per ta-hun, sebagai dampak pemanasan global karena adanya efek rumah kaca.

Kenaikan suhu akibat pemanasan global secara langsung telah mempengaruhikondisi suhu rata-rata permukaan bumi di tanah air. Akibat kondisi ini, terjadi perbedaanekstrim tekanan udara di beberapa wilayah yang berimbas pula terhadap perubahancuaca dan siklus musim penghujan dan kemarau di Indonesia.

Dalam tiga bulan terakhir ini, perubahan cuaca yang diakibatkan oleh pergeseranmusim, memberikan dampak yang menggelisahkan masyarakat di tanah air. Angin Pu-ting Beliung dan badai disertai hujan deras terjadi di banyak tempat. Laut yang tenangdengan udara cerah, dalam sekejap bisa berubah menjadi gelap dan mendung. Hujanderas bisa datang kapan pun, tak jarang disertai tiupan angin kencang dan tingginyagelombang laut. Keadaan ini dapat membahayakan keselamatan transportasi, tidaksaja di udara, tetapi juga di darat dan laut. Tidak sedikit nelayan tradisional yangmengalami musibah ketika mereka mencari nafkah di laut lepas.

Akibat perubahan iklim dan pemanasan global dan tentu, faktor-faktor alam yanglain, sejak bulan November tahun 2004, di seluruh dunia tercatat sekitar 70 jenisbencana alam yang memiliki nilai kerusakan baik jiwa maupun harta benda yang tinggi.Ini menunjukkan bahwa dampak nyata pemanasan global telah terjadi.

Oleh karena itu, kita harus siap menghadapi setiap ancaman secara mental, pikirandan fisik. Untuk mengurangi risiko akibat terjadinya bencana yang tidak dapat diduga,kita harus memiliki pemahaman dan kesigapan terhadap munculnya bencana. Kom-ponen kegiatan yang termasuk pemahaman dan kesigapan itu adalah penyiapan sistemperingatan dini (early warning system), pembuatan dan pemasangan peta evakuasi,pelatihan evakuasi regular dan terstruktur, serta pembangunan tempat pengungsian(shelter) dan jalan masuk menuju lokasi pengungsian. Langkah mitigasi semacam ini,akan dapat mengurangi jatuhnya korban yang mungkin timbul dari bencana.

Inisiatif Menteri Dalam Negeri yang akan menandatangani Kesepakatan Bersamadengan para Gubernur, terutama para Gubernur yang daerah koordinasinya merupakandaerah rawan bencana, harus disambut baik. Hal ini penting agar masyarakat dan da-erah yang bersangkutan dapat lebih siap dan sigap untuk menghadapi dan menang-gulangi bencana yang mungkin terjadi.

Bencana tidak pernah bertanya, apakah kita siap atau tidak untuk menghadapinya.Sering bencana datang, justru ketika kita sedang lupa, atau ketika kita sedang lengahterhadap perubahan alam dan lingkungan di sekitar kita. Karena itu, seluruh wargamasyarakat di tanah air perlu senantiasa mencermati keadaan alam dan lingkungan.Setiap ada tanda-tanda alam yang diperkirakan berpotensi menimbulkan bencana, ki-ta wajib segera mengantisipasinya.

Dalam jangka panjang perubahan pola iklim dan musim membawa beberapa kon-sekuensi. Sebagai contoh, daerah yang selama ini tergolong sebagai wilayah Subtropis,perlahan-lahan berubah mendekati pola iklim wilayah Tropis. Wilayah seperti itu disebutsebagai daerah tropis baru (new tropical region). Australia yang mempunyai iklimsubtropis, saat ini dapat ditanami mangga dan rambutan, seperti halnya di Indonesiayang beriklim tropis. Perubahan iklim seperti ini, sedikit banyak akan mempengaruhisikap dan perilaku, kehidupan dan pola hidup masyarakat setempat, bahkan kegiatanekonominya.

Kita juga harus melakukan antisipasi jangka panjang, karena iklim berlaku untukjangka waktu yang cukup lama. Harus ada upaya nyata dan berkesinambungan untukmengatasi dampak negatif perubahan iklim global yang bukan tak mungkin dapatmenimbulkan efek negatif di seluruh belahan dunia. Pengurangan penggunaan bahanchloro fluoro carbon (CFC), pengurangan emisi gas berbahaya seperti karbon monoksidadan carbon dioksida, serta reboisasi hutan, merupakan langkah strategis untukmenyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim global.***

Terima Kasih AtasKiriman KomunikA

Bersama ini kami dari Kelompok InformasiMasyarakat (KIM) Buah Merah Kampung We-saput Distrik Wamena Kab. Jayawijaya Pro-vinsi Papua menyampaikan ucapan terima ka-sih kepada Kepala Badan Informasi Publik danPimpinan serta Staf Redaksi Komunika (SatuKata Indonesia) atas perhatiannya denganmengirimkan Tabloid KomunikA kepada ka-mi, KIM Buah Merah di Wesaput setiap edisiterbitannya.

Perlu kami sampaikan bahwa kehadiranTabloid KomunikA diantara anggota KIM Bu-ah Merah dapat menambah wawasan, pe-ngetahuan dan memahami perkembanganinformasi yang terjadi dan yang ada di bumiIndonesia ini.

Victor HalukKetua Kelompok Informasi

Masyarakat Buah MerahKab. Jayawijaya

Kapan Kereta EkonomiLebih Nyaman?

Ribuan orang di Jabodetabek setiap harimenggunakan KRL (kereta listrik) ekonomi.Alasan utama adalah angkutan ini relatif mu-rah dibandingkan dengan bis maupun ang-kutan umum lainnya, dan cepat alias bebasdari macet.

Tak heran jika banyak penumpang relaberdesak-desakan, menunggu berjam-jam(bila kereta telambat datang), bahkan relaberdiri dalam kereta selama perjalanan.Semua mahfum jika penumpang KRL tak bisadibatasi usia entah itu tua, muda, bahkananak-anak.

Di beberapa daerah lain pun kereta kelasekonomi jadi pilihan untuk menuju ke tempatkerja atau sekolah. Namun sayangnya kenya-manan angkutan publik ini tidak denganmudah dapat dinikmati. Entah itu ketertibandi stasiun, waktu pembelian karcis, sebbabanyak penumpang yang tidak membelikarcis dan bisa dimanfaatkan kondektur untukdapat cabutan, hingga kondsi kebersihan dantempat duduk di dalam kereta.

Bagaimana pemerintah menyikapi hal ini?Sebab tanggung jawab penyediaan layananpublik kan ada di pemerintah?

ApriliantiJakarta

[email protected]

Kekayaan Intelektual

Penggunaan piranti lunak ilegal di Indo-nesia hingga tahun 2005 masih menunjukkanperingkat tinggi setelah Vietnam dan Zim-babwe. Keadaan ini tentunya sangat mem-prihatinkan, karena Indonesia berada padaPriority Watch List, yang berdampak terisolirnya Indonesia dari komunitas perdagangandunia.

Ambil contoh terdekat, kasus pembajak-an kaset, CD dan VCD yang masih cukupbanyak terjadi. Sekalipun demonstrasi darikalangan pencipta dan penyanyi jugadilakukan, tapi aksi pembajakan masih sajaberlangsung.

Kataya upaya penegakan hukum telahdilakukan, namun kenyataan di lapangan ma-sih dipertanyakan. Pemerintah harus meng-ambil langkah tegas untuk memastikan HakKekayaan Intelektual (HKI) yang dilanggar.

Cuma permasalahannya mekanismeseperti apa yang dilakukan oleh pemerintah?Sebab setahu saya pembajakan itu sudahdilakukan dengan model mafia bahkan jugaada keterlibatan oknum penegak hukumbahkan pemerintah. Apa yang akandillakukan pemerintah?

WahyuniMalang

[email protected]

foto : ids

Page 3: komunika 06 2007

Edisi 06/Tahun III/Febuari 2007

www.bipnewsroom.info/komunikae-mail: [email protected]

3

S

PEREKONOMIAN

Pikat Investor dengan ORIS u k s e s

dengan penjualanObligasi Negara Ritel

Indonesia (ORI) 001,pemerintah kembali

meluncurkan ORI 002 untukmembiayai anggaran negara,

diversifikasi sumber pembiayaan,mengelola portofolio utang negaradan memperluas basis investor. Jikasebelumnya yang mampu membeliobligasi hanya para manajer investasidan perusahaan, maka dengan diluncurkannya ORI maka investorindividu juga dapat menjadi investor.Hal ini dimungkinkan karena nilainominal ORI hanya Rp1 juta perunitdengan nilai minimal pembelian Rp5juta. Bayangkan dengan obligasi lainyang umumnya minimal bernilainominal Rp.1 milyar. SekarangAnda pun dapat membeli obligasi

Departemen Keuangan Rahmat Waluyomengatakan bagi para investor yang ingin

mendapatkan ORI 002 Pemerintah telahmenunjuk 16 agen penjual yang terdiri

dari bank BUMN maupun bank swastanasional serta perusahaan sekuritasselaku agen penjual ORI-002. Ke16 agen tersebut adalah Citibank,Bank Central Asia (BCA), BankDanamon, Bank InternasionalIndonesia (BII), Bank Lippo,Bank Mandiri, Bank NegaraIndonesia (BNI), Bank Panin,Bank Rakyat Indonesia (BRI),Bank Permata, Bank Bukopin,Bank Mega dan Bank NSP.Sedangkan untuk pe-rusahaan efek adalahDanareksa Sekuritas, ValburyAsia Securities dan TrimegahSecurities.

Departemen Keuanganmenjamin kerahasiaan datapemilik obligasi negara ritel(ORI) dan publikasi data.Jaminan kerahasiaan datapemilik ORI ini diatur dalamPeraturan Pemerintah No. 76/

2005 tentang Tata CaraP e n a t a u s a h a a n ,

Pertanggungjawaban, danPublikasi Informasi Informasi atas

Pengelolaan SUN. Dalam PP No. 76/2005 Pasal 13 ayat 2 dengan jelas

disebutkan bahwa pihak lain yangterkait dengan pengelolaan SUN hanya

dapat melakukan publikasi data daninformasi mengenai SUN setelah mendapatpersetujuan tertulis menteri keuangan.

Keuntungan Investasi pada ORITanggal 22 maret 2007 pemerintah

melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)akhirnya mengumumkan penjaminan danadi bank turun dari Rp1 milyar menjadi Rp.100juta. Dengan sistem penjaminan yang baruini apabila terjadi kebangkrutan terhadapsuatu bank, Dana Pihak Ketiga (DPK) yangdi jamin pengembaliannya oleh LPS hanyasebesar Rp100 juta. Simpanan tidak layakbayar apabila, data simpanan nasabah tidaktercatat pada bank, nasabah penyimpananmerupakan pihak yang diuntungkan secaratidak wajar atau nasabah penyimpanmerupakan pihak yang menyebabkankeadaan bank menjadi tidak sehat.

Melihat keadaan ini, para pemilik danasepertinya perlu melihat jenis investasi lainsebagai sebuah bentuk diversifikasi risiko.ORI merupakan salahsatu bentukdiversifikasi yangmungkin bisa menjadipilihan selainberinvestasi padabidang property,saham, emas maupuntanah .keun tunganyang dapat diprolehdari ORI ada beberapahal. Pertama, ORImerupakan satuinvestasi yang bebasrisiko gagal bayar. Hal inidimungkinkan karenakupon dan pokoknya dijamin penuh olehNegara berdasarkanpaying hukumUndang-Undang No.24tahun 2002 tentangSurat Utang Negaradan Peraturan MenteriKeuangan No.36/PMK.06/2006 tentangPenjualan ObligasiNegara Ritel di PasarPerdana.

Kedua, ORIm e m b e r i k a n

yarat pembelian ORI cukup mudah.ORI dapat dibeli oleh Individu atau orangperseorangan Warga Negara Indonesia yangdibuktikan dengan Kartu TandaPenduduk(KTP)/ Surat Izin Mengemudi(SIM). Mempunyai rekening tabungan disalah satu bank umum dan rekening suratberharga di salah satu subregistry. Lantasdimana kita bisa membeli ORI? ORI dapatdibeli di pasar perdana dengan beberapapersayaratan yang cukup mudah. Pertamasekali calon investor harus Membukarekening tabungan di salah satu bank umumdan rekening surat berharga di salah satusub-registry, slenjutnya mengisi formulirpemesanan dari Agen Penjual yang ditunjukoleh Pemerintah dengan melampirkan fotocopy KTP/SIM. Investor selanjutnya dimintauntuk menyetor dana tunai ke rekeningkhusus Agen Penjual dan menyampaikanbukti setor dana kepada agen penjual sesuaidengan jumlah pemesanan. Pemerintahmelalui agen penjual memberikanpenjatahan dan selanjutnya akanmemberikan bukti kepemilikan suratberharga. Sisa dana yang dalam hal jumlahpemesanan tidak seluruhnya di menangkanakan di kembalikan kepada investor.

Sedangkan untuk pembelian ORI melaluipasar sekunder pembelian ORI yang dilakukandengan mekanisme bursa harus melaluiPerusahaan Efek. Pembelian ORI yangdilakukan dengan mekanisme non-bursa(over-the-counter) dapat melaluiPerusahaan Efek atau Bank Umum. DirekturJenderal Pengelolaan Utang Negara

Ilustrasi perhitungan hasil investasi :Investor A membeli ORI di Pasar Perdana sebesar Rp10.000.000,- dengan kupon 12%dan tidak dijual sampai jatuh tempo, maka hasil yang diperoleh adalah :

a. Kupon = 12 % x Rp10.000.000 x 1/12 = Rp100.000,- setiap bulan s.d jatuh tempob. Pokok pada saat jatuh tempo Rp10.000.000,- Investor B membeli ORI di Pasar

Perdana sebesar Rp10.000.000,- dengan kupon 12% dan dijual di Pasar Sekunderdengan harga 105%, maka hasil yang diperoleh adalah :

c. Kupon = 12 % x Rp10.000.000 x 1/12 = Rp100.000,- setiap bulan s.d saat dijuald. Capital Gain = Rp10.000.000 x (105-100)% = Rp500.000,-e. Pokok yang diterima saat dijual Rp10.500.000 yang berasal dari Pokok ORI

sebesar Rp10.000.000 + Capital Gain. Investor C membeli ORI di Pasar Perdanasebesar Rp10.000.000,- dengan kupon 12% dan dijual di Pasar Sekunder denganharga 95%, maka hasil yang diperoleh adalah:

- Kupon = 12 % x Rp10.000.000 x 1/12 = Rp100.000,- setiap bulan s.d saat dijual- Capital Loss = Rp10.000.000,- x (95%-100%) = - Rp500.000,-- Pokok yang diterima saat dijual Rp9.500.000 yang berasal dari Pokok ORI sebesar

Rp10.000.000 - Capital Loss.

(perhitungan di atas belum memperhitungkan pembayaran pajak atas kupondan capital gain serta biaya transaksi di Pasar Sekunder)

sumber; Dirjen Pegelolaan Utang Negara, Depkeu

keuntungan yang lebih menarik karena nilaikupon yang ditawarkan lebih tinggi dari nilaisuku bunga bank (di pasar perdana). UntukORI seri 002, nilai kuponnya 9,28% pertahundengan tanggal jatuh tempo 28 Maret 2010.Nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengansuku bunga deposito yang ditawarkan olehbank umu yang berada pada kisaran 7,5 %.Selain itu, pembeli ORI juga dapatmempunyai keuntungan dari selisih harga belidengan harga jual (capital gain). Harga beliORI sebesar Rp1 juta, namun di pasarsekunder harganya bisa meningkat menjadiRp1,2 juta.

Ketiga, ORI dapat dibeli dengan proseduryang mudah dan transparan. ORI dapat dibeli di beberapa bank yang telah ditunjukoleh pemerintah sebagai dealer utama sertaperusahaan efek.

Keempat, ORI dapat diperdagangkan dipasar sekunder sesuai dengan harga pasar.Kemudahan jual beli ORI dapat dilakukansetiap saat karena pemerintah mewajibkansetiap agen penjual menjadi pembeli siagayang setiap saat siap membeli ORI.

Kelima, bagi para pembeli ORI,pembayaran kupon dan pokok akan dilakukantepat waktu dan secara online kedalamrekening tabungan investor.

Animo Masyarakat cukup besarSetelah melalui masa penawaran dari

tanggal 8 Maret sampai 23 Maret 2007 totalvolume pemesanan pembelian obligasinegara seri 002 melaui 16 agen penjualmencapai Rp6,268 triliun. Namun menurutRahmat, pemerintah tidak akan mungkinmenyerap semua penawaran yang masuk.Hal ini dikarenakan setiap agen telah diberipenjatahannya masing-masing “pemerintahtidak akan menambah kuota untuk masing-masing agen menskipun permintaan sangattinggi,” ujar Rahmat.

Pemerintah, lanjut Rahmat, sesuaid e n g a n

kewenangan yang di berikan UU no.24 tahun2002, tentang surat utang negara dandengan memperhatikan kondisi pasarkeuangan dalam negeri dan minat belimasyarakat, akhirnya menetapkanpemesanan pembelian adalah sebesarRp6,233 triliun.

Secara umum, ORI di harapkan dapatmenjadi suatu pengenalan dan pembelajaranpada masyarakat tentang investasi. Berbedadengan obligasi-obligasi lain, ORI memiliki “rasaaman” yang jauh lebih besar. Oleh Karen itu,ORI sangat bagus untuk investor perorangandan ritel alias pemula dan bermodal kecil.Melalui ORI masyarakat perlahan-lahan diajakuntuk mulai berinvestasi dan beralih daripenabung menjadi investor. Proses ini secaramakro ekonomi diharapkan dapatmenghimpun kekayaan bangsa untukpembangunan berkelanjutan.

Dengan berbagai keuntungan yangditawarkan ORI tampaknya memang menjadisalah satu bentuk investasi yang diminatibanyak kalangan. Tidak hanya investor dalamnegeri yang ramai-ramai berburu ORI.Bayangkan, dengan tingkat suku bunga tetapdan risiko yang nyaris tidak ada obligasi inibenar-benar menggoda. Bagi para investorasing ORI juga menjadi ladang investasi yangsangat menggiurkan untuk disia-siakan. Inidapat dibuktikan karena sebagian besarpembeli obligasi tersebut ternyata berasal dariorang asing, tidak tanggung-tanggungjumlahnya mencapai 55 %.

Nah, apakah tertarik untuk jugaberinvestasi dengan membeli ORI? sekarangterserah anda. Setiap investasi tentu memilikiresiko, namun semua resiko itu masih bisakita minimalisir tentunya dengan memilihinvestasi yang benar. (dn)

foto

: b

ank

imag

e

foto

: b

ank

imag

e

Page 4: komunika 06 2007

4 Edisi 06/Tahun III/Febuari 2007

www.bipnewsroom.info/komunikaemail: [email protected]

POLHUKAM

Tak Selamanya TI High Cost

Dewan Teknologi Informasi dan Komuni-kasi Nasional (DTIKN) tahun lalu telahmenetapkan 7 program unggulan (flagshipprogram) yang akan diprioritaskan pelaksana-annya yaitu e-Procurement, e-Education, e-Budgeting, National Single Window, NomorIdentitas Nasional, Palapa Ring dan LegalisasiSoftware.

Program-program tersebut nanti-nyaakan menerapkan pola berbagi pakai (sha-red service) seperti konsep yang ada dalamThe Indonesia Technology Architecture Net-work (TITAN). "TITAN merupakan suatukonsep yang telah dibahas oleh DETIKNASdan pada saat ini kita sedang mencoba untukmemikirkan bagaimana pelaksanaannya”, kataKemal A Stamboel, Wakil Ketua PelaksanaDeTIKNAS, yang berhasil ditemui KomunikAdi kantornya beberapa waktu lalu. Berikutpetikan wawancaranya:

Bisa dijelaskan apa TITAN itu?TITAN adalah singkatan dari The Indo-

nesia Technology Architecture Network, du-lu namanya ATIKI (Architecture TechnologyIndonesia). TITAN mempunyai dua dimensiyaitu dimensi teknologi yang termasuk di da-lamnya adalah aplikasi dan sistem serta di-mensi proses pengadaan. Pada dasarnya kon-sep ini menekankan pada penggunaan jasa,

misalnya pemerintah, dari pemberi jasa, jadiada semacam Service Level Agreement (SLA)terhadap kebutuhan services tertentu yangdisediakan oleh Service Provider. Hubunganantara pengguna dan pemberi jasa ini diaturmelalui sebuah aturan bersama oleh Self Re-gulatory Board, yaitu sebuah dewan yangmengatur bagaimana penggunaan sistemtersebut.

Untuk apa TITAN ini sesungguhnya?Tujuan TITAN adalah bagaimana untuk

mengoptimalkan sumber daya yang sudahsangat terbatas yang dimiliki oleh pemerintahuntuk tidak terjebak pada aktifitas yang tidaktermasuk dalam pelayanan kepada publik. Jadiuntuk dapat memberikan pelayanan publikyang lebih baik, pemerintah tidak harus mem-punyai, memiliki dan mengelola teknologi, te-tapi pemerintah bisa menggunakan jasa dariService Provider untuk memberikan pelayan-an yang lebih baik kepada masyarakat.

Jika pemerintah hanya menyewa sajalalu kapan pemerintah akan memilikiteknologi tersebut?

Kalau kita lihat, Indonesia masih sangattertinggal dalam spending ICT yang masihsangat rendah sehingga mengakibatkan kitatidak dapat berkembang dengan cepat. Hal

ini terjadi karena di Indonesia banyak “meng-hasilkan pemborosan dalam spending”, ka-rena semuanya ingin dimiliki sendiri. Sedang-kan tugas pemerintah adalah bukan untukmemiliki teknologi, tugas pemerintah adalahuntuk memberikan pelayanan publik sebaik-baiknya dengan memanfaatkan teknologiyang ada sehingga bisa dijalankan secaraefektif untuk memberikan pelayanan publik.

TITAN mengusung konsep baru?Sebetulnya konsepnya bukan konsep

baru, misalnya pengelolaan saham di BEJ, itumenggunakan konsep seperti TITAN ini,begitu juga dalam teknologi perbankan, da-lam pengelolaan ATM misalnya. Jadi setiapbank tidak harus mempunyai ATM nya sendiriyang dikelola sendiri, tetapi bisa memanfaat-kan jaringan ATM dari bank-bak lain yangbergabung secara bersama dan memberikanjasa kepada nasabahnya sama seperti sebuahbank yang mempunyai ribuan ATM.

Jika bukan suatu konsep baru, lalukeuntungan apa yang diperoleh?

Keuntungannya banyak sekali, dian-taranya pemerintah tidak perlu mengeluarkaninvestasi barang dengan modal yang besar.Pemerintah tidak perlu terikat pada pilihanteknologi tertentu yang digunakan dalamsistem tadi.

Pemerintah tidak perlu mempunyai sum-ber daya manusia yang harus mengelola kese-luruhan sistem tersebut, dan pembiayaan darikeseluruhan aktifitas ini bisa dibagi ratadengan seluruh pemakai.

Instansi pemerintah mana saja yangyang diharapkan untuk mengimplemen-tasikan TITAN?

Semua instansi pemerintah baik pusatmaupun daerah. Jadi konsep TITAN ini

dimaksudkan untuk memulai sebuahpengelolaan IT (IT Management) dalam sisiteknologi sehingga lebih efektif, efisien danseragam. Tentu kita harapkan awalnya akanada suatu pilot project, kalau bisa ya di sekitarJakarta dulu, tetapi sebagai contoh diJimbrana dan Sragen sudah memulainya.

Bagaimana dengan sosialisasi TITAN?Seperti halnya suatu ide yang baru maka

memang akan membutuhkan waktu untukdapat disosialisasikan. Oleh sebab itu kita akanfokus sesuai dengan tujuh flagship programuntuk memberikan pelayanan publik yanglebih baik misalnya dalam program NationalSingle Window, e-Education, e-Procure-ment, e-Budgeting serta National ID Number.Kita akan coba sebagian besar dalam proyek-proyek flagship program tersebut untukmenggunakan konsep TITAN ini.

Kendala sejauh ini?Kendala yang kita lihat saat ini dan

mungkin masih menjadi hambatan adalahregulasi-regulasi terutama dalam sistempengadaan kita yang belum fleksibel untukmenampung konsep TITAN. Misalnya dalamregulasi tentang pengadaan barang dan jasapemerintah, pada umumnya masihmembatasi engagement dari suatu prosespengadaan tahun-pertahun, sedangkan jikaingin menggunakan konsep TITAN kita harusmempunyai multi years program.

Jadi diperlukan suatu peraturan baruatau bagaimana?

Ya, kita mengharapkan adanya suatuperaturan baru atau dengan merubahperaturan yang lama, tentu hal ini terserahpemerintah, yang jelas kalau peraturantersebut menghambat kita akan minta untukdiubah. (hbk)

Kemal A. Stamboel, Wakil Ketua Pelaksana DTIKN

"Untuk Optimalisasi Sumber Daya"

foto

: b

ank

imag

e

Richard (58 tahun) pegawai di sebuahinstansi pemerintah bingung, setiap kali mem-beli peralatan untuk kebutuhan operasionalkantor selalu saja dia harus mengalokasikandana cukup besar. Belum lagi ketika ada ma-salah dengan peralatan yang digunakan.Contohnya mesin fotokopi yang baru dibelikantornya beberapa waktu lalu, belum digu-nakan sebulan sudah mengalami kerusakan.Sekalipun ada jaminan purna jual, namun la-yanan yang diberikan kerap menunggu se-bulan. Padahal pekerjaan kantor tak kenalwaktu, apalagi untuk pelayanan publik.

Berkaca dari diskusi dengan teman-teman sekerja lainnya, akhirnya ia ambil sikap.Bagaimana cara memastikan peralatan dansarana perkantoran tetap ada tapi tanpa de-ngan biaya dan waktu perbaikan yang ter-kadang sangat mengganggu kerja kantor se-hari-hari. Setelah sekian lama akhirnya iamemutuskan untuk menyewa mesinfotokopi ke sebuah pengusaha kecil,"Selain bisa memastikan fotokopibisa lancar, jaminan service leng-kap, kita juga turut memberda-yakan usaha kecil dan mene-ngah," katanya bersema-ngat.

Tampaknya analogiyang sama juga diu-

sung melalui konsep The IndonesiaTechnology Architecture Network (TITAN).Secara prinsip TITAN adalah suatu arsitek-tur TIK (teknologi informasi dan komunikasi)Nasional yang sangat memperhitungkan as-pek ekonomi dari TIK.

"Saat ini, biaya investasi serta pengope-rasian TIK di berbagai instansi pemerintahandi negara kita ini ditengarai tidak ekonomis,"kata Riri Satria, Staf Pengajar Program Magis-ter Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Kompu-ter UI, saat diwawancarai KomunikA lewate-mail.

Secara faktual, biaya investasi instistusipemerintah untuk TIK tidak sebanding de-ngan nilai pemanfaatannya. "Artinya begini,jika banyak idle capacity untuk TIK di institusiitu, maka tentu saja cost per transaction akantinggi, akibatnya pengoperasian TIK berjalandengan ekonomi biaya tinggi," katanya.

Belum lagi persoalan kecepatan perkem-bangan perangkat TIK yang sangat ce-pat, tentunya akan membuat pembeliansarana TIK akan ketinggalan trend, ter-

lebih dalam pemerintahan ada prosedurpengadaan barang yang mesti dijalani.

"Ini yang menjadi perhatian kitabersama. TITAN lahir untuk membe-rikan solusi untuk hal ini. Prinsipnyamengubah capital expenditure

(capex) menjadi operational expenditure(opex)," kata Dirjen Aplikasi dan TelematikaDepkominfo, Cahyana Ahmadjajadi dalamdiskusi terbatas tentang cetak biru arsitekturTIK Nasional di Jakarta beberapa waktu lalu.

Jika diterapkan, maka institusi pemerin-tahan akan mengoperasikan TIK sesuai de-ngan kebutuhannya dengan tingkat biayayang wajar. Lebih jauh lagi, institusi peme-rintah tidak terlalu dipusingkan oleh urusanTIK yang kompleks dan bisa fokus kepadatugas pokok dan fungsi utamanya.

"Di sisi industri TIK di Indonesia, terbukapeluang untuk ikut berkontribusi untuk ke-pentingan nasional dengan jelas, karena ke-butuhan TIK tertata dengan jelas," tegasCahyana.

Hal senada juga diungkap Riri, yangmenggangap institusi pemerintahan akandimudahkan, "tidak perlu dipusingkan denganmasalah TIK yang kompleks, dan bisa fokuskepada tugas pokok dan fungsi utamanya,termasuk dari sisi biaya operasionalnya," tegasRiri.

Dimulai dari PemerintahKebutuhan pelayanan publik melalui tek-

nologi informasi dan komunikasi yang lebihcepat dan terinegrasi mendasari penyusunankonsep TITAN. "Pertama yang diharapkansebagai pengguna (user) adalah institusi pe-merintah, tetapi tidak tertutup kemungkinanke depan pihak lain juga ikut," jelas KemalStamboel, Wakil Ketua Pelaksana DewanTeknologi Informasi dan Komunikasi Nasional(DTIKN).

Saat ini memang baru sampai penyusunancetak biru, namun langkah implementasi akanlebih matang dibicarakan lewat diskusi publikyang intensif dengan komunitas TIK daninstansi pemerintah.

"Dengan model TITAN, maka bisa kitalihat terdapat berbagai perubahan yangterjadi, baik di tingkat proses kerja, tatananorganisasi, maupun di tingkat regulasi, " kataRiri.

Di tingkat proses kerja, misalnya, operasi-

onal harian pusat TIK tentu tidak lagi beradadi instansi pemerintahan tersebut, melainkanada di vendor-nya. Dengan demikian perludikembangkan suatu mekanisme vendor ma-nagement di instansi pemerintahan, bagai-mana pembagian peran dengan vendor, re-feral system-nya bagaimana, dan sebagainya.

Ubah ParadigmaKonsep TITAN diakui banyak pihak

sebagai suatu breakthrough atau terobosan,mengubah paradigma berpikir yang ada saatini. Organisasi tentu juga berubah, terutamaorganisasi yang mengurusi TIK di instansipemerintahan. "Ada penambahan danpengurangan peran. Misalnya, peran mainten-ance tidak terlalu signifikan lagi, tetapi peranvendor management menjadi penting," kataRiri yang aktif mengisi berbagai seminar TIK.

Bagaimanapun, pengelolaan teknologimenysyaratkan pemahaman cukup tentangcara mengelola teknologi tersebut. Sebagaialat untuk menyampaikan dan memberikanproses pemberian jasa atau pelayanankepada publik, teknologi yang ada harusdikelola secara serius guna kepentinganpublik. "Tidak bisa untuk dikelola sebagaisesuatu yang setengah-setengah tanpagambaran menyeluruh," tukas Riri.

Meng-ubah capex menjadi opex memagmerupakan terobosan serta mengubahparadigma. Ini yang menbuat kita harus hati-hati untuk menerapkannya.

Hambatan terbesar menurut Riri adalahmasalah sumber daya manusia. Berbicaramengenai SDM, maka kita perlumempertimbangkan tiga komponen, yaitutahu, mampu, dan mau. Secara umum, keti-ga komponen itu berurutan. "Orang tidakakan mau berubah, kalau dia tidak yakinmampu berubah. Orang tidak akan mampuberubah. Kalau dia tidak tahu mengenai apayang mesti berubah. Jika ketiganya sudahditangani dengan baik, maka bisa dikatakanSDM-nya siap," pungkasnya.

(hbk)

Page 5: komunika 06 2007

Edisi 06/Tahun III/Febuari 2007

www.bipnewsroom.info/komunikae-mail: [email protected]

5

IkanIkan

KESRA

Sulitnya Membeli “Nyawa”

J ika dulu nenek moyang kitamenggunakan kapal layar ketikamelaut, maka tentu berbeda pada

masa sekarang. Mesin motor bertenagadiesel menjadi penarik berkecepatan tinggidan mampu memperluas wilayah tangkapanpara nelayan.

Perkembangan teknologi tersebut se-harusnya membuat pekerjaan Nurul dan 4,6juta nelayan Indonesia lainnya, menjadi lebihmudah. Akan tetapi semua menjadi tinggalkhayalan ketika sumber energi bernama solaryang menjadi “nyawa” bagi 295.846 mesinkapal nelayan, harganya membumbungtinggi. Belum lagi sulitnya nelayan di daerahmendapat pasokan BBM.

Kenyataan yang membuat mereka harusmembeli “nyawa” dari pihak ketiga, alias paratengkulak. Tentu saja dengan harga yangjauh lebih tinggi dari harga pasaran.

Padahal, menurut Sarijo PS, PengawasPerikanan Penyelia Pelabuhan Perikanan Pan-tai Karangantu, kebutuhan BBM merupakankomponen paling besar untuk operasi pe-nangkapan ikan di laut dibanding dengankebutuhan logistik lainnya. “Bisa mencapai50-70 persen dari biaya operasional,” katadia menegaskan.

Bahkan dalam hitungan Departemen Ke-lautan dan Perikanan (DKP), dengan naiknyaharga solar 28%, berarti menambah bebanbiaya produksi penangkapan sebesar 11,2%.Belum lagi melihat angka kebutuhan BBMnasional yang mencapai 2.131.606 Kilo Literper tahun.

Melihat hal tersebut, tentu wajar jika paranelayan seperti Nurul hanya bisa geleng-geleng kepala. Membayangkan sisa keun-tungan yang bisa dibawa pulang kian menipis.

Repotnya, penghasilan nelayan dewasaini justru semakin menurun seiring ketidak-imbangan antara jumlah nelayan yang terusbertambah dan stok ikan di laut. Tak heranjika belakangan istilah kawasan perairan padattangkap yang memicu terjadinya overfishingkerap terdengar. Belum lagi kendala klasikmenyangkut teknis penangkapan dan pera-latan yang kurang efsien, banyaknya biayapungutan yang tumpang tindih serta pungut-an liar.

SPDNUntungnya, sebagai nelayan yang

terbiasa dengan ganasnya ombak lautan, paranelayan ini tak mau ikut-ikutan reaktif denganmeakukan demonstrasi sana sini. Bagi parapelaut ini lebih baik memikirkan upaya mencarisolusi daripada membuang tenaga percuma.“Ndak masalah, hanya saja kalau ada pu-ngutan-pungutan liar bisa ditertibkan. Takenak rasanya, cari ikan susah-susah terusuangnya diambil orang,” kata Narto nelayanasal Pantai Utara.

Pemerintah tentu terus berupaya untukmembantu para nelayan. Sejauh ini setidak-nya tercatat tiga upaya strategis dan men-

Mengurai Jaring Kusut

Penjala Ikan

dasar yang dirintis DKP guna meringankandan membantu para nelayan.

Mulai dari pengajuan dan alokasi danakompensasi yang memadai, percepatan real-isasi sejumlah program teknis yang langsungmenyentuh kepentingan nelayan dan pelakubisnis lainnya, hingga mengabulkan pengha-pusan pungutan perikanan bagi kapal ikanberbendera Indonesia.

Salah satu langkah strategis yang ditem-puh pemerintah dalam rangka kompensasikenaikan harga BBM bagi bisnis perikanan ada-lah mempercepat pembangunan Solar Pack-ed Dealer untuk Nelayan (SPDN) di berbagaisentra nelayan.

Langkah yang sudah bergulir sejak 2003ini merupakan program bersama dari sejumlahinstansi untuk mengurangi dampak kenaikanharga BBM bagi nelayan, yakni antara DKP,Departemen ESDM, Pertamina, KementerianKoperasi dan UKM serta HNSI (HimpunanNelayan Seluruh Indonesia).

Pada 2005 lalu tercatat 100 titik lokasiSPDN yang dibangun sudah beroperasi, 67lokasi siap operasi, 117 lokasi yang telahmendapat persetujuan Pertamina dan 79lokasi dalam tahap penjajakan. Sesuai ke-butuhan, pemerintah sendiri telah menetap-kan sasaran pembangunan 1.260 unit SPDNdengan titik prioritas pada 490 sentra nela-yan.

Namun, dengan komitmen kuat dari Pre-siden Yudhoyono danmemanfaat langsungsemisal penghematanbiaya dan penyerapantenaga kerja yangdirasakan para nelayan,DKP langsung me-netapkan percepatanpembangunan SPDN di300 titik lokasi sentranelayan pada 29 pro-vinsi yang utamanyadikelola oleh koperasiperikanan.

Dengan rata-rata

Koordinasi antar departemen terus digalakkan. Dengan satutujuan, meningkatkan taraf hidup para nelayan.

Nurul (32), nelayan Muara Karang, Jakarta, hanyabisa menggelengkan kepala. Benaknya cobamengutak-atik keadaan. Belum lagi tuntas

memikirkan harga solar bagi mesin diesel 7 PK-nya, iaharus ikut dipusingkan juga dengan ketinggian

gelombang karena pengaruh cuaca yang tentu sajaberimbas pada hasil tangkapannya.

“Kalau cuaca, mau gimana lagi. Yang saya ndak bisaterima, kalah sama harga solar. Ndak mau seperti

kawan-kawan lain yang terpaksa gulung tikar. Anaksaya empat,” kata nelayan asli Brebes yang mengaku

sudah melaut sejak kelas 6 SD.

kapasitas pasokan 8 kilo liter per hari, SPDNtersebut diharapkan dapat memenuhikebutuhan solar bagi sedikitnya satu jutanelayan terutama nelayan tradisional (oneday fishing) dan nelayan yang berdomisilidisekitar lokasi SPDN.

Para nelayan, baik yang di bawah 30 GTmaupun di atas 30 GT, berdasar Perpres No.9 tahun 2006 berhak memperoleh harga ter-baik sesuai ketetapan pemerintah, denganjumlah sebesar 25 kilo liter/kapal/bulan.

‘’Kami coba atur ditribusinya. Kalau pasok-an solar tidak lancar, nelayan tetap sulit me-laut,’’ imbuh Kepala Pusat Data dan Informasi(Pusdatin) Departemen Kelautan dan Per-ikanan (DKP), Saut Hutagalung, beberapawaktu lalu.

Mayoritas SPDN baru berada di wilayahpemasaran PT Pertamina Unit Pemasaran(UP) I Medan dan UP VI Balikpapan. Bebe-rapa SPDN lainnya saat ini sudah tersebar dilima wilayah pemasaran Pertamina, yaitu Pa-lembang (Sumatra Selatan), Jakarta, Sema-rang (Jateng), Surabaya (Jatim), dan Makas-sar (Sulawesi Selatan).

Selain Jateng, menurut pemantauan DKP

Klarifikasi Ukuran Kapal Jumlah Kapan (Unit) Estimasi Total Kebutuhan NasionalKebutuhan (Kilo Liter)

2005 2006 2005 2006

Skala Kecil Perahu Tempel (PMT) 164,230 167,140 2,304 378,386 385,089KM < 5 gt 82,330 82,886 3,600 296,388 301,990KM 5-10 GT 26,170 27,076 4,800 125,616 129,965KM 10-20 GT 6,010 6,133 12,800 76,928 78,502KM 20-30 GT 3,520 3,715 16,320 57,446 60,621

Skala Besar KM 30-50 GT 2,630 2,776 64,800 170,424 179,885KM 50-100 GT 2,720 2,731 120,960 329,011 330,342KM 100-200 GT 1,750 1,760 219,520 384,160 386,245KM > 200 GT 620 631 442,453 274,321 278,967

TOTAL 289,980 295,848 2,092,680 2,131,606

p a s o k a nBBM dibeberapadaerah, seperti Banten, Jambi, SumateraUtara, NTT (Nusa Tenggara Timur), Sulsel(Sulawesi Selatan), dan Sulut (SulawesiUtara), sulit dipastikan. Kondisinya selaluberubah. Kadang ada pasokan BBM, kadangtidak. Sehingga kapal nelayan yang bisamelaut hanya sekitar 60-70%

Secara spesifik SPDN dibangun di wila-yah kerja Pelabuhan Perikanan (PP), Pang-kalan Pendaratan Ikan (PPI) dan desa-desayang merupakan sentra nelayan tradisional.Tapi penetapan lokasi yang ditetapkan sete-lah mendapat rekomendasi pemda setempatdan kelayakan teknis dari Pertamina.

Pengelola SPDN diharapkan koperasi ne-layan atau Kelompok Usaha Bersama (KUB)bidang usaha penangkapan ikan di lokasiterdekat SPDN. Nantinya penyaluran solarakan dilakukan Pertamina melalui sistemDelivery Order (DO) sesuai kuota dan kebu-tuhan nelayan serta sesuai harga eceran ter-tinggi yang ditetapkan pemerintah.

“Jika ada kebijakan seperti itu tentu sa-ngat membantu nelayan”, ujar Staf AhliMenteri Bidang Ekonomi, Sosial, dan BudayaDKP, Gellwynn Jusuf.

Ya, kita semua berharap, tak ada lagimasalah yang menjerat para nelayan ini.Hingga mereka bisa kembali mengarungilautan Indonesia. ***(dan)

foto

: d

w

sumber : DKP

Page 6: komunika 06 2007

Hanya sedikit cerita yang bisa keluar dari mulutgadis lulusan sekolah menengah di Mataram, NTBitu. Gangguan mental akibat kekerasan seksualdi Malaysia membuatnya harus dirawat intensif diPusat Pelayanan Terpadu. “Selma sempat pernahcerita kalau dia ditawari kerja di rumah makan,tapi di sana malah jadi hostes sebuah klub malamdi Johor Baru,” tutur Halimah, perawat yang ber-tugas khusus menjaga Selma.

Alkisah, Selma tidak bisa pulang karena maji-kannya menahan semua dokumen, sampai Selmamampu melunasi “hutang” biaya keberangkatan-nya. Memang, Selma berangkat tanpa keluar uangsepeser pun. Bahkan orang yang merekrutnyasempat memberi uang Rp500 ribu untuk orangtua Selma. Sembari meyakinkan mereka bahwapenghasilan Selma nantinya lima kali lipat jumlah

yang diterima sangbapak, waktu itu.

Kasus Selmabaru terkuak se-telah dia nekadmenjatuhkan diridari lantai 4 asra-manya di Johor Ba-ru, Malaysia.

Akibat tindak-an itu, Selma me-ngalami luka fisik be-rat, yang mungkin ti-dak bisa pulih seperti sediakala. Namun diban-ding luka fisik, luka batin Selma jauh lebih parahbahkan mungkin tak akan pernah sembuh. Dirahim Selma sekarang tertanam benih, akibatkekerasan seksual yang dialaminya.

Kasus yang dialami Selma inilah yang disebutsebagai kasus perdagangan orang. Definisi inijelas tertuang dalam Undang-Undang Pembe-rantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang(PTPPO) atau UU “Anti-Trafficking” yang di-sahkan melalui Sidang Paripurna DPR tanggal20 Maret lalu.

Kian MencemaskanKasus Selma bukanlah satu-satunya atau-

pun yang pertama di Indonesia. Kendati daritahun ke tahun, jumlah perempuan dan anakyang menjadi korban jaringan perdaganganorang belum diketahui secara pasti.

Laporan Komisi Nasional Perlindungan Anak(Komnas Perlindungan Anak) tahun 2005 me-nyatakan, fenomena perdagangan orang sema-kin mengerikan terutama setelah krisis ekonomidan bencana alam di berbagai wilayah di Indo-nesia.

Modusnya pun semakin beragam. Misalnya,

dari 6.750 pe-rempuan yangdilacurkan diMalaysia, 62,7p e r s e n n y aatau sekitar4.200 perem-puan berasaldari Indonesia.Dari jumlah itu,40 persennya

berusia di bawah18 tahun, batas

usia untuk kriteria anak menurut ILO.Data International Organization for Migration

(IOM) menunjukkan bahwa sejak Maret 2005hingga Juli 2006 sudah ada 1.231 korban perda-gangan orang berhasil diselamatkan. Dari jumlahitu, 55% korban dieksploitasi dalam sektor pe-kerja rumah tangga, 21% di sektor pelacuran,18,4% sektor pekerjaan formal, 5% diekploitasipada tahap transit (khusus buruh migran,dan 0,6% perdagangan bayi). Sementarakasus-kasus yang dibawa ke pengadilan se-cara nasional kurang dari 100 kasus.

“Mencemaskan sekali melihat kasus per-dagangan manusia yang dilakukan dalamskala luas terhadap perempuan dan anakIndonesia,” kata Latifah Iskandar, anggotaDPR yang turut 'membidani' kelahiran UUPTPPO ini.

Diakui Latifah, data statistik kompre-hensif perdagangan perempuan dan anakmemang belum tersedia. “Biarpun de-mikian, diperkirakan ratusan ribu orang telahmengalaminya. Ada laporan puluhan pe-rempuan Medan diperdagangkan sebagai"budak seks" ke Malaysia. Juga, anak per-

empuan Manado ke Papua dan anak Indra-mayu ke tempat hiburan di Jakarta,” kata per-empuan yang menjadi ketua pansus pemba-hasan RUU “Anti-Trafficking”.

“Sekalipun baru disahkan 20 Maret lalu, pe-rumusan RUU PTPPO ini sebenarnya sudahdimulai sejak tahun 2002,” kata Mudjiati SH,Asisten Deputi Bidang Perlindungan Anak Ke-menterian Pemberdayaan Perempuan. Bahkanrumusan ini pernah masuk tahap pembahasanbersama DPR, namun terhenti saat pergantiananggota DPR. “Makanya, pemerintah sangatsenang dan menyambut baik saat DPR menga-jukan pembahasan RUU ini kembali ke peme-rintah sebagai usul inisiatif DPR, 28 Juli 2006lalu,” katanya.

Libatkan Semua PihakPresiden melalui Menteri Hukum dan HAM

serta Menteri Negara Pemberdayaan Perem-puan langsung merespons usul DPR untuk me-lakukan pembahasan yang intensif, “karena inimenunjukkan komitmen bangsa Indonesia da-lam memerangi trafficking dan memberikanperlindungan khususnya terhadap perempuandan anak sebagai kelompok terbesar yangmenjadi korban,” kata Menteri Negara Pem-berdayaan Perempuan Meutia Hatta Swasonokepada KomunikA.

Perdaganganorang adalah tindakan

perekrutan, pengangkutan,penampungan, pengiriman,

pemindahan atau penerimaan seseorangdengan ancaman kekerasan, penggunaan

kekerasan, penculikan, penyekapan,pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan

kekuasaan atau posisi rentan, penjeratanhutang atau memberi bayaran atau manfaat,sehingga memperoleh persetujuan dari orang

yang memegang kendali atas orang lain tersebut,baik yang dilakukan didalam negara maupunantar negara, untuk tujuan eksploitasi atau

mengakibatkan orang tereksploitasi.

Pasal 1 Undang-Undang Tentang PemberantasanTindak Pidana Perdagangan Orang

Undang-Undang Pemberantasan Tindak PidanaPerdagangan Orang yang terdiri dari 9 BAB dan 67Pasal ini tidak hanya mengatur aspek material saja,tetapi juga formal. Seperti penyidikan, penuntutan

dan pemeriksaan di pengadilan (BAB III), perlindungan saksi dankorban (BAB IV), hak-hak korban (BAB V). Selain itu juga meng-atur upaya pencegahan (BAB VI), hingga kerjasama internasionaldan peran serta masyarakat (bab VII).

UU “Anti Trafficking” ini memberikan juga sanksi atas aparatpenyelenggara serta pemberatan terhadap pelaku yang teror-ganisasi (mafia) serta korporasi, dan sanksi-sanksi tambahan diluar pidana penjara dan denda. Bukan hanya pelaku individu dankelompok saja. Pidana tambahan juga diberikan bagi aparatpenyelenggara negara berupa tambahan hukuman 1/3 ancamanpidana dan pemberhentian secara tidak hormat dari jabatannya(pasal 8).

Bagi korporasi, berupa pencabutan izin usaha, perampasankekayaan hasil tindak pidana, pembatalan kontrak-kontrak kerjadengan Pemerintah, pemecatan pengurus, dan/atau pelarangankepada pengurus tersebut untuk mendirikan korporasi dalambidang usaha yang sama (pasal 15). Selain itu juga tidak hanyakepada korporasinya, tetapi juga terhadap pengurusnya dapatdilakukan penuntutan.

UU juga memberi pidana bagi “Setiap orang yang meng-gunakan, memanfaatkan, korban tindak pidana perdaganganorang dengan cara melakukan persetubuhan atau perbuatan

cabul lainnya dengan korban; memperkerjakanmeneruskan praktik eksploitasi atau mengambil khasil perdagangan orang...” (Pasal 12). Ini memperhatian pada faktor demand karena dalam budaselamam ini cenderung hanya menekankan faktormemberi stigma pada korban sehingga rentan dbagai pelaku.

Selain itu, dalam penyidikan untuk kasus perdaketerangan seorang saksi korban sudah cukup sebukti yang sah, sehingga ketentuan harus dua oraKUHAP menjadi tidak harus berlaku. Dan, terobountuk diberlakukan karena seringkali hanya korbamenjadi saksi dari kasus kejahatan tersebut.

Perhatikan KepenMengacu pada UU No. 32 Tahun 2002 tentan

Anak, UU PTPPO menjanjikan perlindungan baganak. Kasus adopsi yang mengarah pada perdagadiakomodasi dalam juga diakomodasi dalam UU Panak kerap membuat anak justru dieksploitasi bahkekerasan dari orangtua asuhnya. Tapi Pasal 5 dhukuman pidana bagi orang yang melakukan pengdan dieksploitasi,” jelas Mudjiati.

Komitmen untuk melindungi korban anak juga pasal 38, dimana penyidikan, penuntutan danpengadilan terhadap saksi atau korban anak dila

Selma (18) tidak pernahmengira kesempatan mengukir

masa depan justru menjadi jalanmenuju “jurang paling dalam” di

kehidupan-nya. Perempuan mudaini awalnya berharap tawaran

kerja dengan gaji tinggi diMalaysia akan membuat

kehidupan keluarganya lebihmapan. Apa lacur, alih-alih

kehidupan mapan, sekian bulantanpa kabar berita untuk keluarga,

Selma pun pulang dengangangguan mental.

6

Page 7: komunika 06 2007

Pembahasan intensif dan komprehensifselama 6 bulan ini pun melibatkan unsur-unsurmasyarakat baik LSM maupun organisasi ke-masyarakatan. Bahkan sejak pertengahan Ok-tober 2006, Pansus memutuskan bahwa ra-pat terbuka untuk umum.

“Pembahasan UU PTPPO ini sebagai pem-bahasan yang paling akomodatif dan terbukaterhadap masukan, terutama dari pihak-pihakyang selama ini bergelut untuk pemulihan mau-pun penyelamatan korban,” ungkap Ratna Bara-ta Munti dari Jaringan Kerja Prolegnas Pro Pe-rempuan (JKP3).

Dari rancangan awal yang terdiri dari 9 BABdan 59 pasal, berkembang menjadi UU dengan9 BAB dan 67 pasal. “Pengembangan dilakukanuntuk mengakomodasi pasal mengenai pem-berian resitusi, rehabilitasi korban, kepentingankorban di luar negeri, pemulangan korban rein-tegrasi sosial korban serta hak impunitas korban(hak untuk tidak dikenai pasal tindak pidanaatas tindak pidana yang dilakukankorban atas paksaan pelaku/traffickers - red), “ kata Mudjiati,Asdep Perlindungan Anak Ke-menterian Pemberdayaan Per-empuan. Bahkan definisi pen-jeratan hutang juga masuk ka-

Meutia Hatta :

Lindungi Korban dan Saksi

Permasalahan utama yang menjadi halangan dalammembongkar praktek trafficking dan mempidanakan pelakuadalah sulitnya mencari saksi dan besarnya jaringan pelakutrafficking. “Selama ini, banyak saksi dan korban enggan

mengungkap praktik human trafficking karena takut,” ujar Meutia HattaSwasono, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan. Bahkan, lanjutnya,banyak korban yang memilih diam karena takut akan ancaman para pelaku.

Perlindungan Saksi dan Korban yang dimasukkan dalam Bab tersendiri(Bab V) memberikan sejumlah perlindungan, antara lain, menjamin kea-manan pribadi para saksi dan korban tindak pidana perdagangan orangbaik dari ancaman fisik maupun psikologis yang dilakukan pelaku ataujaringannya, “berkenaan dengan kesaksiannya atas perkara perdaganganorang,” lanjutnya.

UU itu juga menjamin para saksi dan korban tindak pidana perda-gangan orang untuk mendapatkan kerahasiaan identitasnya, serta men-dapat hak penerjemah dan hak penggantian biaya transportasi sesuaidengan kebutuhan.

Sementara itu, khusus bagi korban, UU membebaskannya dari segalabentuk utang atau perjanjian dasar eksploitasi terhadap korban. Selainitu, korban juga mendapat hak atas layanan negara untuk pemulihanfisik dan sosial akibat perdagangan orang. “Ini sangat sejalan dengan UUPerlindungan Saksi dan Korban yang ada,” kata Meutia seraya mene-gaskan, harmonisasi antar UU sangat perlu untuk menghasilkan UU yangintensif dan implementasi yang efektif. (Ids)

rena modus ini sering digunakan pelaku untukmengeksploitasi korban.

Cegah, Lindungi dan Tindak“Pada prinsipnya, UU ini adalah sarana men-

cegah trafficking, melindungi korban, menin-dak pelaku dan dasar melakukan kerjasama an-tar instansi,” tegas Mudjiati. Karena itu, me-nurut Mudjiati, sudah seharusnya ada Plan ofAction atau rencana aksi yang akan menjadiacuan mendetail dalam pencegahan, pena-nganan dan pemberantasan trafficking.

“Rencana Aksi yang akan dijalankan olehGugus Tugas untuk penanganan trafficking ini-lah, yang nantinya akan menjadi tolak ukur apayang akan dilakukan dalam kurun waktu ter-tentu dengan indikator penilaian, sampai se-jauh mana amanat UU PTPPO bisa berhasil dite-rapkan untuk melindungi korban maupun ma-syarakat,” tuturnya.

Pemerintah melalui Kementerian Pember-dayaan Perempuan mengajak semua pihak ikut

jakan korban untukmbil keuntungan darimemberi terobosan budaya masyarakat

faktor supply dengantan ditempatkan se-

perdagangan orang,up sebagai satu alat

ua orang saksi dalamerobosan ini pentingkorbanlah yang bisat.

Kepentingan Anakentang Perlindungann bagi korban anak-dagangan anak juga UU PTPPO. “Adopsisi bahkan mendapat

al 5 dan 6 mengatur pengangkatan anak

juga tertuang dalamn dan pemeriksaanak dilakukan dengan

memperhat ikankepentingan ter-baik bagi anak.Misalnya, kataMudjiati, petugastidak berpakaiandinas ataupun me-makai toga, pe-meriksaan dila-kukan di sidang tertutup dengan didampingi orang tua,wali, orang tua asuh, pengacara atau pendamping lainnyadan dilaksanakan tanpa kehadiran terdakwa (Pasal 39).Bahkan pemeriksaan bisa dilakukan diluar sidang pengadilandengan perekaman (Pasal 40). “Ini semua untuk menghin-dari anak mengalami trauma berkepanjangan yang bisamengganggu proses tumbuh kembangnya.”

Untuk menimbulkan efek jera, hukuman yang diberikanbagi pelaku trafficking dengan korban anak, hukuman pida-na yang diberikan kepadanya akan bertambah 1/3 darimasing-masing tindak pidana yang diancamkan (Pasal 17).Karena pelaku trafficking dimungkinkan untuk mendapatancaman berlapis. Selain tindak pidana perdagangan orang,pelaku bisa diancam tambahan hukuman jika korban men-dapat penderitaan, baik luka, gangguan jiwa, penyakit me-nular, kehamilan akibat eksploitasi atau kekerasan lainnyaapalagi jika korban sampai tewas (Pasal 7). (ids/m)

bekerjasa sama. “pencegahan dan perlindung-an tidak bisa dijalankan pemerintah sendiri,namun harus ditegakkan bersama, baik peme-rintah, aparat, lembaga atau instansi maupunmasyarakat terutama korban,” tegas Mudjiati.

Kerjasama ini bisa berwujud lintas sektoral.Misalnya polisi dan aparat penegak hukum lain-nya menangani dari segi law enforcement, Dep-naker membuat kebijakan yang tidak membe-rikan peluang terjadinya trafficking in persons,sedangkan Deplu melakukan kerjasama diplo-matik internasional untuk pencegahan dan per-lindungan WNI melalui Badan Hukum di per-wakilan RI luar negeri.

Dari dalam negeri, yang mendesak dilakukanadalah bagaimana komitmen dalam menjagadaerah-daerah perbatasan yang paling rawanterjadinya trafficking. “Inilah perlunya, internalIndonesia bergandeng tangan bersama untukmelindungi setiap titik perbatasan, mem-berdayakan masyarakat perbatasan. Misalnya

dengan memberikan infor-masi, data yang benar ataubahkan melakukan penyu-luhan mengenai bahayatrafficking. Dan semua pas-ti harus dilakukan terus-menerus, tidak bisa ber-henti di tengah jalan,” tegasMudjiati.

Lawan Mafiadengan Sistem

Kompleksitas perma-salahan trafficking ini me-mang butuh upaya menye-luruh dan sistemik karenatrafficking tak sekadar ter-kait dengan masalah eko-nomi dan pendidikan se-mata.

“Mentalitas masyarakatsaat ini yang menginginkansemua serba instan, danpola hidup konsumerisme

juga jadi jalan pelaku menjebak korban,” kataMutia Hatta dalam suatu kesempatan.

Ia menambahkan, daerah yang menjadi sa-saran mafia TPPO adalah daerah-daerah yangmiskin dan terpencil. Modusnya, katanya menje-laskan, cenderung diawali dengan motif penipuan,serta membuat korban terjerat utang ataupunmasalah ekonomi. “Kebanyakan para korbantrafficking ada di negara tetangga seperti Malaysia,Singapura. Bahkan ada juga yang sampai SaudiArabia,” ujar Meutia dengan wajah prihatin.

Hal senada diungkap Irawati Harsono dari Ko-misi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.(Komnas Perempuan) “Perdagangan perempuanmencakup tiga unsur, yaitu proses pemindahandari satu tempat ke tempat lain. Cara yang diper-gunakan bisa berbentuk penipuan, ancaman danpemaksaan, serta ada tujuan yang bersifat meng-eksploitasi perempuan,” tuturnya.

Pola perdagangan ini pun sudah menjadi sin-dikasi internasional, artinya perdagangan orang(trafficking in person) di Indonesia sudah melam-paui batas-batas negara (transnational crime).“Masalah TPPO tersebut telah menjadi sebuahtindak pidana transnasional yang terorganisasi,”ujar Meneg PP Mutia Hatta.

Persempit Ruang gerakKehadiran UU “Anti Traficking” setidaknya

membuat ruang gerak mafia perdagangan per-empuan menyempit. Adanya kepastian hukumatas pelaku bisa membuat ciut nyali para pelaku.Di sisi lain, jaminan perlindungan korban denganrehabilitasi dan reintegrasi sosial bisa membuatkorban lebih memiliki harapan.

Perlahan tapi pasti, masa "kiamat" parapengeksploitasi manusia di Indonesia pun kiandekat. Namun , semua pihak tak boleh lengahkarena, siapapun berpeluang menjadi korban.Seperti Selma yang sudah kehilangan kesempur-naan fisik, dan masih harus berkutat dengan mimpiburuk masa lalu yang kelam. Cukuplah kasus Selmaterjadi sekali, tak perlu muncul lagi Selma yanglainnya.

(Ids/m)

7

Page 8: komunika 06 2007

8 Edisi 06/Tahun III/Febuari 2007

www.bipnewsroom.info/komunikaemail: [email protected] WAWANCARA

Entah apa yang salah dengan alamIndonesia saat ini. Bencana alam silih bergantimenghampiri. Korban jiwa tak terhitung,belum lagi harta dan masa depan yang hanyamenjadi sekadar asa. Bantuan sosial baik daripemerintah maupun masyarakat sangatdiharapkan menjadi sedikit pelipur lara bagipara korban bencana ini.

Namun, masalah ternyata tak berhentisampai di situ, distribusi bantuan sosial daripemerintah kerap terlambat bahkanterkadang tak sampai. Pemerintah terusberusaha memperbaiki sistem penangananbencana yang ada. Semisal menerbitkanRUU Penanggulangan Bencana yang salahsatu bagiannya akan menjadikan prosesdistribusi bantuan, “bebas” birokrasi. Hal yangselama ini kerap dikeluhkan masyarakat.

“Lha wong dalam kondisi darurat. Kalaukorban bencana tidak segera dibantu, kankonyol namanya,” kata Sekertaris DirektoratJendral Bantuan dan Jaminan Sosial Depsos,Drs. Purnomo Sidik, cepat.

Di ruang kerjanya (07/03) di daerahSalemba Jakarta, ia memaparkan beragambantuan pemerintah terhadap masyarakat.Berikut adalah petikannya :

Banyak kritikan yang mengatakanbantuan Depsos sering telat ataubahkan tidak sampai ke masyarakat.Sebenarnya apa yang terjadi ?

Di Indonesia ada yang namanya BadanKoordinasi Nasional Penanggulangan Bencana(Bakornas PB). Dimana anggotanya lintassektor, semisal Depsos, DepartemenKesehatan (Depkes), Departeman PekerjaanUmum (PU), dan Departemen Dalam Negeri(Depdagri). Bahkan termasuk Panglima TNIdan Polri. Depsos dalam menanggulangibencana tidak bisa bekerja sendirian.

Fokus kami dalam penanggulanganbencana hanya pada bantuan sosial, semisallogistik, alat evakuasi, dan juga melatihmasyarakat dalam kesiapsiagaanmenanggulangi bencana. Pada pascabencana, ada bantuan berupa bahanbangunan rumah dan santunan bagi korbanyang meninggal atau ahli warisnya.

Saat ini kan era otonomi daerah, makanyaDepsos tidak bisa langsung turunmemberikan bantuan ke kabupaten atauprovinsi yang terkena bencana. Faktorkelambatan itu yang memang terjadi, tapitidak seluruhnya. Artinya kita harus jujur jugamelihat lokasi-lokasi. Bantuan sosial memangdisediakan Depsos, tapi untuk distribusinyaadalah tanggung jawab pemerintah provinsiatau kabupaten. Di mana gubernur sebagaiketua Satkorlak dan bupati sebagai ketuaSatlak. Sehingga dalam rangka ekonomisasiinilah, tugas-tugas harus dibagi sesuaidengan kewenangan. Bencana di manapundi seluruh dunia, penanganannya tidak bisaparsial harus bersama antara pemerintahpusat dan pemerintah daerah.

Lantas bagaimana solusinya?Kami bangun sebuah sistem. Depsos

bekerjasa sama dengan dinas-dinas sosial danBadan Urusan Logistik (Bulog) membentuksuatu jaringan bantuan sosial. Di mana fokusutamanya adalah pembangunan jaringanlogistik. Setiap tahun ada alokasi khusus dariDepsos bagi penanggulangan bencana.Jumlahnya antara 6.000 sampai 10.000 ton.

Sesditjen Bantuan dan Jaminan Sosial DepsosDrs Purnomo Sidik "Perlu Kerjasama Antara

Pemerintah dan Masyarakat"Beras tersebut disimpan di Bulog,karena Bulog yang punya jaringandistribusi gudang sampai tingkatkabupaten.

Masing-masing Dinsos di seluruhIndonesia kami berikan stok 50ton. Ketika ada kejadian bencana,50 ton itu segera dipergunakanuntuk keperluan bencana. Kami

Depsos, pemerintah, tidak mau ambil resiko.Karena berdasarkan pengalaman, 50 ton itutidak langsung habis. Tapi kami juga antisipasijangan sampai nanti kita kekurangan. Karenasistemnya ke Bulog kan print lock, jadi begituada bencana kita keluarkan print lock 50 ton,itu yang bisa digunakan. Kalau tidak cukup,misalnya habis, ya kita minta tambah lagi.

Makanya pemerintah juga menyediakanyang namanya cadangan beras pemerintah.Setiap tahun berkisar antara 350.000 –500.000 ton. Kalau beras cadangan Depsoshabis, cadangan beras pemerintah bisadigunakan.

Bantuannya hanya beras?Depsos juga memberi penguatan kepada

Dinsos provinsi berupa alat-alat evakuasisemisal tenda pleton, tenda regu, perahukaret, perahu dolphin, genset, alat dapurumum lapangan, tangki air. Di tiap provinsisudah kami stok beras dan alat evakuasiuntuk persiapan ketika terjadi bencana. Saatini yang tersisa adalah memperkuat kesigapanpemerintah provinsi dan kabupaten.

Agar alur distribusi bantuan lebih cepatsampai, apakah ada rencana untukmenaruh stok bantuan sampai tingkatkabupaten?

Di kabupaten sedang kita kembangkan.Bahkan di kabupaten-kabupaten yang rawanbencana juga sudah kami siapkan stok. Darisekitar 350 kabupaten kota, hampir 20persennya kami sudah sediakan peralatan-peralatan evakuasi. Di 2007 ini kami akantambah persediaan peralatannya. Data lokasirawan bencana ini terus di update. Apalagisekarang gejalanya terus berubah. Misalgempa, agak sulit mendeteksinya. Saat inikriterianya daerah yang berkali-kali diterpabencana dan masyarakat miskin yang tinggaldi daerah-daerah rawan, semisal rawanlongsor.

Kriteria daerah dikatakan berhakmenerima bantuan?

Sebenarnya tidak ada masalah atauketentuan khusus. Asal jumlahnya (korban– red) besar, ada bantuan dari pemerintahpusat. Kalau masih 20 atau 30 sepertinyamasih bisa ditanggulangi Pemda. Misal di satukabupaten A terjadi angin puting beliungyang merusak 10 – 15 rumah. Ini cukuptanggung jawab daerah. Masak APBD-nyatidak bisa menanggulangi.

Bentuk bantuan dan jaminan sosialseperti apa?

Ada untuk korban bencana alam, korbanbencana sosial semisal koflik. Dan bantuanuntuk korban kekerasan serta pekerjamigran. Yang sedang kita kembangkan saatini adalah Jaminan Kesejahteraan Sosial yangdiperuntukkan untuk masyarakat yang sudahtidak mampu, semisal cacat orang lanjut usia.Tidak bisa bekerja, tidak punya akses. Saatini konsentrasi kami lebih kepada bantuanuntuk bencana alam. Kalau konflik kansekarang sudah kurang. Saya gak ngertijuga, bagaimana sebenarnya. Alam kita inigimana, frekuensinya semakin tinggi.

Berapa anggaran Depsos untukbantuan sosial?

Depsos sendiri sekitar Rp.2,3 triliun.

Untuk Ditjen Banjamsos lebih kurang Rp.1triliun. Tapi bantuan kami bukan dalam bentukuang tunai. Dibelikan beras, alat-alat evakuasi,untuk melatih masyarakat agar sigap terhadapbencana. Kami saat ini punya Tagana (tarunasiaga bencana) yang konsep dasarnya adalahbagaimana penanggulangan bencana ituberbasis masyarakat. Generasi muda dariberbagai aliran, kepercayaan, dan parpol, kamilatih. Kemarin ketika banjir Jakarta sekitar 200personal Tagana turun membantu. Pada2007 ini kami akan kembangkan menjadisekitar 10.000 yang tersebar di seluruhprovinsi. Tagana inilah yang nantinya akanmenjadi garis depan dalam penangulanganbencana. Dan ketika situasi aman, merekaakan menjadi motivator mayarakat untukmelatih kesiapsiagaan dan melahirkankesadaran masyarakat di sekitar lingkunganmereka. Pembinaannya akan dilakukan olehdinas sosial.

Ada pendapat yang mengatakan salahsatu penyebab kemiskinan adalah sifatbantuan pemerintah yang ngasihmakan, bukan kail. Pendapat Anda?

Jadi bantuan itu ada yang sifatnyapermanen dan nonpermanen. Yangnonpermanen itu, kami bekerjasama denganlembaga-lembaga sosial yang ada dikabupaten kota, mereka kami kasih modalusaha. Nah hasilnya nanti akan digunakanuntuk menyantuni keluarga-keluarga miskindari sektor informal. Semisal tukang jualanbakso, tukang becak, dan semisalnya. Jadiketika sakit, mereka akan dapat asuransinya.Ya tidak banyak, Cuma puluhan ribu rupiah.Tapi saya rasa cukup membantu, daripadamereka ambil dari modal kerjanya.

Masih ujicoba dalam dua tahun ini. Laporansementara cukup bagus. Ini nantinya akankita kembangkan yang namanya saat inimenjadi program keluarga harapan. Dimulai2007 ini, kami akan menjangkau 500.000rumah tangga miskin di 7 provinsi. SumateraBarat, Gorontalo, DKI Jakarta, Jawa Barat,Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara.Ini programnya jangka panjang.

Berapa jumlah orang miskin dalamcatatan Depsos?

Sesuai dengan ketentuan nasional harusmengikuti data BPS. Kita tidak mencari datasendiri. Hanya saja, dalam pelaksanaannya,perlu melakukan verifikasi. Misal ada datarumah tangga miskin 19 juta, harus diverifikasiagar klop dengan program Depsos. Kami jugamenangani cacat miskin, cacat ganda, fakirmiskin, lanjut usia miskin, dan keluarga miskin.Artinya tidak mungkin kami yang mengcoversemua.

Berapa banyak yang bisa dicoverDepsos?

Tergantung juga pada anggarannya. Tapikita tidak bisa mengandalkan pada anggaransaja. Dananya terbatas. Beras dan alat beratitu sudah termasuk dalam dana DitjenBanjamsos. Wah kalau ada sendiri mah, bisasedikit bernafas kita. Populasi kemiskinanyang harus dicover tidak bisa terlalu banyak.Paling hanya nol koma berapa persen. Danitu bukan harus dikerjakan oleh Depsossendiri, tidak akan mampu kami.

Pengawasan distribusi bantuan?Kalau kita bicara pengalaman SLT

(Sumbangan Langsung Tunai) sebelumnya,sebenarnya sudah kita atur sedemikian rupa.Artinya Depsos sebagai kuasa penggunaanggaran kemudian uang disimpan di BRI,kemudian yang menyalurkan PT Pos. Merekabisa menyalurkan jika data BPS sudahdiverifikasi. Setelah data benar, baru dilaporkankepada Depsos. Meminta agar dana yang ada

segera dicairkan. Begitu ada laporan dandengan data yang lengkap, baru kita cairkan.Ini sebenarnya adalah salah satu upayapemerintah agar aliran dana tidak bias. Kalaudi SLT, saya berani berkata tidak adapenyimpangan, satu sen pun. Dari sistemnyasaja bisa dilihat sulit untuk disimpangkan.

Bagaimana dengan pengawasan saatpenanganan bencana?

Memang kami akui ada kelemahan,kurang menginformasikan kepadamasyarakat. Satu provinsi misalnya dapatbantuan 1 miliar. Tapi setelah digunakan danatersebut tidak pernah ada informasi kepadapublik. Itulah yang membuat masyarakatmenjadi curiga. Sebenarnya kalaudiinformasikan ke masyarakat, tidak masalah.Padahal mungkin digunakan dengan benar.Jadi menurut saya memang faktorketerbukaan ini yang membuat penilaianmasyarakat negatif terhadap keberadaanbantuan sosial.

Banyak orang yang memanfaatkankeadaan bencana sebagai ajang politis.Bagaimana membedakan antarabantuan yang hanya sekadar janjidengan bantuan yang kongkret?

Sebenarnya tidak benar menjanjikan inidan itu. Dari sisi psikologis, orang yang dalamkondisi susah dan panik, dijanjikan sesuatukan menjadi harapan mutlak. Saya pribaditidak sependapat bila ada, katakanlahpejabat membuat janji ini dan itu yangmemang hanya sekadar janji. Jadi yangrasional saja. Dan kemudian masyarakat diajakbekerja sama untuk segera bangkit.Sehingga kalau janjinya besar tapi masyarakattidak diopeni juga, jadinya apa? Demonstrasiini itu, dan ujung-ujungnya tidak percayaterhadap pemerintah.

Kalau dari Depsos yang pasti kami adabantuan beras dan alat berat untuk evakuasi.Family kit, paket sekolah, alat dapur, bantuanbahan bangunan. Ini sudah pasti, sudahprotap. Lainnya, saya tidak bisa omong.

Prosedur penerimaan bantuan saatbencana, begitu rumit. Bagaimana ini?

Memang dalam manajemenpenanggulangan bencana harusnyamenyimpang dari aturan yang ada. Kalauaturannya disamakan, ya itu yang terjadi.Bantuan akan terlambat sampai. Pasti kacau.Nah itu makanya di dalam draft RUUPenanggulangan Bencana akan diatur bahwamekanisme penanganannya harus berbedadengan prosedur normal. Lha wong dalamkondisi darurat. Kalau korban bencana tidaksegera dibantu, kan konyol namanya.

Sebelum ditetapkan RUU, belum adasistem baku?

Memang belum ada. Dan kita tidak bisanyalahkan petugas juga. Karena memangkan mereka dikejar dengan sistempertanggungjawaban keuangan yangmemang harus demikian. Ke depan, kamiharapkan akan berubah. Harus ada peraturandi luar yang biasa. Sekarang misalnya gak adaberas, masak mau mengikuti sistem normal,berasnya mau dilelang. Keburu lapar.

Bagaimana dengan peran masyarakat?Peran masyarakat justru lebih besar.

Tetapi berdasarkan pengalaman saya hanyapada saat tanggap darurat saja. Siapapunpasti akan bantu, pasti punya rasa kasihsehingga akan membantu saudaranya.Padahal justru saat pasca yang seharusnyamendapat bantuan yang lebih bagus.Pekerjaannya hilang, kepala rumahtangganya cacat, tempat usaha hancur.Seharusnya bantuan yang paling pentingadalah saat pasca. ***(dan)

foto

: dd

t

Page 9: komunika 06 2007

Edisi 06/Tahun III/Febuari 2007

www.bipnewsroom.info/komunikae-mail: [email protected]

9

OPINI

Dari masa ke masa, pemanfaatanmedia untuk mencari informasiselalu berkembang. Kalau duluorang memanfaatkan media

tradisional seperti komunikasi tatap muka,pertunjukan rakyat dan penyuluhan untukmencari informasi, sekarang pemanfaatanmedia lebih kepada media cetak dan mediaelektronik bahkan melalui media baru yaitumedia interaktif, seperti media online, koranonline maupun majalah online. Satu halyang perlu digarisbawahi adalah bahkan padaera teknologi seperti sekarang, setiap mediatetap memiliki keunikan, keunggulan dankelemahan. Tidak ada media yang bisadengan kekuatan penuh melibas semua me-dia yang ada. Teknologi informasi mungkinmelibas beberapa bagian dari media elek-tronik, tetapi apabila mengambil keseluruh-an porsi menurut saya tidak. Jadi ada bebe-rapa bagian porsi yang mungkin terambil,seperti juga media cetak tetapi bahkan me-dia tradisional pun masih bisa dipertahankansampai sekarang. Bahkan nanti mungkin kitaakan kembali ke era seperti pada saatmenggunakan media tradisional.

Masyarakat Informasi danKonvergensi Multimedia

Menurut Toffler (1987), ada tiga gelom-bang peradaban manusia. Gelombang per-tama (8000 SM – 1700) sebagai peradabanmasyarakat pertanian, gelombang kedua(1700-1970) sebagai peradaban masyarakatindustri, dan saat ini, masyarakat di duniaberada di gelombang ketiga, yaitu di pera-

daban masyarakat informasi. Hanya masa-lahnya adalah, di Indonesia, tiga gelombangini menjadi satu. Mungkin di beberapa kotabesar di Indonesia, masyarakat sudah beradadi gelombang ketiga, namun banyak jugawilayah yang masyarakatnya hidup di gelom-bang kedua dengan banyaknya pabrik, yangmenandai era industrialisasi. Dan di wilayahlainnya, terutama Indonesia Timur, masya-rakatnya masih berada di gelombang perta-ma. Jadi di Indonesia, tiga gelombang ini ber-jalan seiring dan saling berkaitan. Kondisi inijugalah yang membuat penetrasi akses ma-syarakat memiliki perbedaan.

Dalam masyarakat informasi, perkem-bangan teknologi informasi dan komunikasimenimbulkan konvergensi multimedia. Dise-but konvergensi karena pada fase ini, tele-komunikasi, komputer dan broadcast (ataubiasa disingkat telematika) menjadi satu da-lam internet multimedia untuk menghasilkaninformasi yang lebih interaktif. Salah satu con-toh perkembangan multimedia adalah ka-mera digital. Dulu, penggunaan kamera selu-loid membutuhkan proses kimiawi untukmenghasilkan foto, dan untuk menjadikanfoto tersebut sebagai data, dibutuhkan pro-ses lebih lanjut menggunakan scanner dankomputer. Saat ini, sudah ada kamera digitalyang bisa langsung menghasilkan foto seba-gai data.

Perkembangan satu jenis teknologi akandiikuti dengan perkembangan teknologi lain.Dan kemajuan teknologi yang berkembangdengan sangat pesat, juga membawa peru-bahan-perubahan yang besar kepada ma-

syarakat. Teknologi me-mudahkan masyarakatuntuk memahami gambar-an dari suatu informasi.

Contoh, visualisasi hasilstatistik menggunakan di-gital imaging memudahkanorang untuk memahamiangka-angka statistik. Se-lain itu, hasil statistik mo-dern yang menggunakanaplikasi komputer jugamemudahkan dilakukan-nya analisa sehingga risetyang rumit sekalipun bisadimanfaatkan secara lang-sung oleh masyarakat.

Internet, SumberInformasi Multimedia

Internet adalah in-formasi multimedia. Me-ngapa begitu? Internetmemang memiliki banyakkelebihan dibanding mediamassa lainnya. Aksesnyamudah, cepat, murah, dan

dengan jangkauan dunia. Mudah meng-akses, memproduksi dan menyebarkan infor-masi. Untuk menjangkau 60 juta orang; per-lu waktu 30 tahun dengan menggunakanradio dan 15 tahun menggunakan televisi,namun internet hanya membutuhkanwaktu 3 tahun. Di Indonesia, internet ma-suk pertengahan 1995 dan walaupun hanyadigunakan oleh 6,6 persen penduduk Indo-nesia tapi internet bisa menjadi sumber in-formasi, pengetahuan, dan terutama kebu-tuhan akan berita yang up to date danterpercaya.

Dalam mind set masyarakat kebanyakan,mengakses teknologi informasi berartimengakses berita. Statistik juga menun-jukkan bahwa jika suatu situs tidak ada unsurberitanya, maka situs itu tidak akan diakseslagi oleh masyarakat. Selain itu, tren baru dimasyarakat adalah mereka mengakses TIuntuk hiburan, seperti lagu, gambar ataupunvideo klip bahkan film (kebanyakan film-filmanimasi buatan Jepang – red).

Kreatifitas kemudian juga berkembangdari dunia televisi dengan adanya streamingyang dimulai oleh RCTI pada acara SeputarIndonesia tahun 1998, diikuti oleh Liputan6 SCTV, dan Metro TV. Yang menarik darisisi interaktif ini adalah inilah lintas batasbudaya yang bisa ditembus oleh media-media di Indonesia. Mungkin bagi kita yangdi Indonesia, streaming ini kurang menariknamun bagi warga Indonesia yang beradadi luar negeri, interaktif ini sangat bergunauntuk dapat mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi di Indonesia.

Dan sebenarnya, dengan streaming onlineini, cakupan dari berita RCTI, SCTV, MetroTV, sebenarnya sudah mendunia meskipunmelalui jalur maya. Inilah yang seharusnyadilakukan semua media, jadi tidak hanyamasyarakat Indonesia saja yang mendapatgempuran globalisasi namun, memanfaatkanglobalisasi untuk mendunia dengan mengisikonten lokal.

Apakah dengan media baru, media cetakakan tergusur? Menurut saya tidak. Karenamedia cetak memiliki keunggulan untukmenyajikan berita mendetail dan terperinci.Kadang-kadang, media interaktif bisa salahkarena ketergesa-gesaan informasi tanpasempat memeriksa kebenarannya, danmedia cetak mampu meminimalisir kesalahankarena sempat mengkaji dulu. Dengan inibisa dilihat seharusnya antar media itusebenarnya bisa saling mengkoreksi sehinggaini bisa digunakan untuk saling melengkapiinformasi.

Berkomunikasi dan BerbagiInformasi Dengan TI

Banyak cara yang bisa didapat dari tek-nologi karena memang teknologi memung-kinkan hal itu. Dengan kecanggihan tekno-logi, siaran berita bisa dilakukan dimana sajasecara live dengan adanya mobil SNG (Satel-ite News Gathering), atau dengan 3G yangmemungkinkan orang berbicara via teleponselular sembari saling bertatap muka. De-ngan adanya TI juga, informasi akan lebihcepat sampai ke masyarakat. Teknologi in-formasi juga bisa sangat powerful dalammempengaruhi perilaku dan mind set ma-syarakat. Bahkan dalam kehidupan berne-gara, ada dua keuntungan yang bisa didapatdari penggunaan TI. Pertama, kinerjapemerintah menjadi jauh lebih baik dan cepatdengan adanya electronic government danmasyarakat bisa mengontrol apa yang dila-kukan pemerintah, mulai dari level terbawahhingga ke level presiden.

Namun kita juga harus mengakui tidakada teknologi yang sempurna. Penggunaanteknologi yang optimal secara bijaksanahanya bisa mempermudah, karena memanguntuk itulah teknologi diciptakan daripemikiran. Intinya dengan menggunakan TI,bagaimana masyarakat mendapat informasidan melakukan komunikasi. Kalau kita tidakmemanfaatkan akses informasi yang terusberkembang saat ini, masyarakat kita bisajauh tertinggal dari perkembangan. Danjangan sampai masyarakat kita hanya bisageleng-geleng kepala melihat perkembanganteknologi tanpa bisa memanfaatkannyasecara positif.

(Disarikan dari paparan Roy Suryo dalamForum Komunikasi Wartawan Depkominfo, 23-24Maret 2007, Bandung. -ids-)

Pemanfaatan TI untuk Menggali Informasi Masyarakat

foto

: r

oy s

uryo

Ruang ini disediakan sebagai wadah tukar informasi antar pengelola situs atau portal lembaga pemerintah baik di tingkat pusat atau daerah.Pengelola dapat mengirimkan profil situs yang dikelolanya melalui e-mail: [email protected]

Warna hijau segar menjadi pilihandomi-nan dalam wajah situs resmiPemerintah Kota Batu. Seolah inginberbagi kesejukan suasana kota dipegunungan sebelah barat Malang, JawaTimur. Tak berlebihan pula jika ciri khaskota apel dengan sejuta peso-nanya inipun bisa dilihat jelas oleh pe-ngunjung.

Situs yang menggunakan contentmanagement system ini terbilang cukupinformatif. Desain sederhana membuatwaktu load cepat ketika diakses parasurfer. Halaman utama situs dilengkapidengan beberapa link informasi seperti

buatan, obyek wisata religiusatau obyek wisata berupapeninggalan sejarah.

Ada juga informasi angkut-an kota yang tersedia dileng-kapi dengan trayek tujuan danfoto-fotonya. Sehingga bagipengunjung yang ingin ber-advonturir dan belum pernahke kota Batu akan lebih mu-dah untuk sampai ke tujuan.

Bagi yang memerlukanlayanan publik PemerintahKota Batu, bisa meng-klikmenu Layanan Umum. Disiniterdapat informasi mengenai Fasilitas Umum,Layanan Masyarakat dan layanan Bisnis yangcukup lengkap.(hbk)

www.pemkotbatu.go.id profil, pemerintahan, geografi, pendidikan,layanan umum, interaksi dan galeri foto, adajuga informasi mengenai indeks harga barang.

Info WisataPariwisata kelihatannya memang menjadi

andalan kota ini. Dapat dilihat dari berbagaiinformasi obyek wisata di kota Batu yangterpamopang di halaman utama. Lengkapdengan foto-fotonya.

Jika anda gemar berwisata dan ingin kepenggunungan atau wisata alam lain misalnyaair panas atau air terjun? Mungkin kota Batubisa dijadikan salah satu pilihan tujuan. Selainitu juga terdapat berbagai wisata buatanlainnya yang tidak kalah menarik.

Selain itu ada fasilitas pencarian jika inginmenemukan obyek wisata sesuai keinginanseperti obyek wisata alam, obyek wisata

Kota Sejuta Pesona

e-gov kilas

Page 10: komunika 06 2007

10 Edisi 05/Tahun III/Maret 2007

www. bipnewsroom.info/komunikaemail : [email protected] LINTAS DAERAHNagroe Aceh DarussalamDKP Serahkan Pengelolaan BantuanADB Ke BRR NAD

Sekjen Departemen Kelautan danPerikanan Widi A. Pratikto mengatakan, DKPtelah menyerahkan sepenuhnya pengelolaanbantuan dari Asian Development Bank dalamprogram Earthquake and Tsunami Emer-gency Support Project (ETEPS) Sektor Per-ikanan ke Badan Rehabilitasi dan RekonstruksiNangroe Aceh Darussalam mulai 2007.

Program yang dimulai sejak 2005 inimeliputi tiga komponen yaitu pemulihanfasilitas infrastruktur yang berkaitan denganpelayanan umum, pemulihan kerusakan yangterkait dengan asset masyarakat danpembangunan sistem penunjang untukmendorong perekonomian, kata Widi diJakarta, Selasa (20/3).

Widi juga menyampaikan, DKP jugamenyerahkan bantuan berupa kapal 7-15GT, bagan apung, tambak, lampu apung danbawah air, rehabilitasi hatchery, rehabilitasiekosistem mangrove dan mobil ice plan.Penyalurannya diserahkan kepada 121kelompok/institusi pada 5 kabupaten yaituAceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Nias dan NiasSelatan, selain itu DKP juga akanmenyerahkan bantuan dari pemerintah KoreaSelatan untuk masyarakat Aceh dan Niasberupa 4 buah kapal nelayan, untuk Acehtiga buah dan untuk Nias satu kapal.

(Bhr)

Sumatera UtaraSumut Targetkan Produksi Jagung788.383 Ton Pada 2007

Gubernur Sumatera Utara Drs Rudolf MPardede mengemukakan, pada tahun 2007ini Sumut mentargetkan produksi komoditijagung dapat mencapai 788.383 ton, ataumeningkat dibanding tahun sebelumnya721.436 ton, karena setiap tahun produksijagung terus meningkat.

“Produksi jagung tahun 2006 meningkat25.980 ton dibanding tahun 2005, yaitudengan total hasil produksi mencapai721.436 ton,” kata Gubernur dalamsambutan tertulisnya yang dibacakan KepalaDinas Pertanian Sumut P Taher pada panenperdana komoditi jagung PTPN2 di KebunTanjung Jati, Langkat. Menurutnya, dalambeberapa tahun terakhir sektor pertanianmenjadi tulang punggung penyumbangperekonomian. Peningkatan kontribusi daripertanian ini pada 2005 mencapai 23,44persen dengan penyerapan tenaga kerjamencapai 52,6 persen.

(www.bainfokomsumut.go.id)

RiauDiknas Riau Miliki Media Center

Dinas Pendidikan Provinsi Riau saat initelah memiliki Media Center untuk menginputsemua data-data pendidikan di Provinsitersebut. Demikian Kepala Dinas PendidikanProvinsi Riau, Drs.HM.Wardan,MP diPekanbaru.

Menurut Wardan, dengan diadakannyaMedia Center diharapkan segala informasi

Jika warga kota besardapat hidup dari hasilindustri pabrikan, bukanberarti daerah pedesaanyang didominasi pertaniantidak mampu berkembangdan membukukan penda-patan daerah yang lebih darimemadai.

Lihat saja provinsi yangbaru diresmikan tanggal 16Februari 2001 ini. Melaluipengembangan agropo-litan berbasis jagung,Gorontalo mampu unjukgigi. Pengembangan sektorini didukung dengan

Dari Sabang Sampai Merauke Gorontalo

Sejahterakan Masyarakatdengan Industri Pertanian

yang berkenaan dengan pendidikan dapatdi ambil di Media Center tersebut. Dankepada wartawan baik media cetak maupunelektronik dapat dengan segera mencariinformasi mengenai pendidikan tanpa harusmendatangi setiap nara sumberbersangkutan.

“Selain itu, media center juga dapatmenjadi suatu ruangan perkumpulan sesamawartawan untuk melakukan tukar pikiran,berdiskusi,” tambah Wardan.

Wardan mengharapkan, dengankeberadaan Media Center ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya untukdijadikan jembatan dalam memacupercepatan dan perkembangan pemberitaandi Media Massa.

(www.bikkb.riau.go.id)

Jawa BaratJabar Miliki 16 Titik Potensi Geotermal

Gubernur Jabar, H. Danny Setiawanmenyatakan, Jabar mempunyai potensigeotermal yang cukup besar dan hingga saatini ada 16 titik.

Usai menandatangani MoU antara PT JasaSarana dan PT Minergi Nusa Resource diBandung, Selasa (20/3), dia mengatakan,dari ke-16 titik potensi tersebut, masihbanyak yang belum dieksplorasi. Potensigeotermal yang sudah dieksplorasi sampaisaat ini baru 4 titik wilayah yaitu: Kamojang,Awibengkok Gunung Salak, Darajat (Garut)dan Wayang Windu Pangalengan KabupatenBandung yang menghasilkan tenaga listriksebesar 742 megawatt.

Ia menjelaskan, pasca ditandatanganinyakerjasama pengelolaan panas bumi antaraPT Jasa Sarana dan PT Minergei NusaResource ini, tahun depan akan dilanjutkandengan eksplorasi di Tangkuban Parahu.

Potensi geotermal di TangkubanParahu mencapai 2 kali 55 megawatt,dengan nilai investasi sekitar 150 juta US$,katanya.

(www.jabar.go.id)

Jawa TimurPT. POS Membuka Jaringan EMS Untuk20 Negara

PT Pos Indonesia kanwil Jawa Timur mulaitahun 2007 menambah jaringan Exspress MailService (EMS) untuk 20 negara tujuan untukmempererat hubungan bilateral antarNegara, sekaligus memenuhi kebutuhanmasyarakat terhadap jasa pos ke luar negeri.

Ke-20 negara itu adalah mencakupMauritus, Suriname, Amerika Latin, Laos,Bulgaria, Panama, Zambia, Tunisia, Greece,Alabania, Argentina, Oman, Syria danDominika, dengan tarif kirim berkisar 8-95dolar AS, kata Manajer Layanan BisnisKomunikasi Kantor Pos Surabaya, AgusSunyoto, di kantornya, Selasa (20/3).

“Penentuan harga menggunakan dolarAS, tinggal dikalikan dengan uang rupiah,”ujarnya menambahkan. Kerjasama tersebutdiharapkan akan dapat membantu menaikanomzet kantor pos, dari mulai Januari-Februari

omzet kantor pos mencapai Rp209 juta,sedangkan rata-rata per hari sebanyak 30-35 pos barang dan dokumen yang dikirimlewat jasa EMS.

Disebutkan ada banyak kelebihan daripengguna jasa EMS, yakni pelayanan denganmenggunakan jejak lacak. Artinya, EMS bisamendeteksi keberadaan barang dandokumen yang dikirim lewat InformationTechnology (IT), mulai dari tempat, jam dantanggal. Namun apabila terjadiketerlambatan 24 jam dari estimasi waktutiga sampai tujuh hari,sesuai kesepakatanyang telah ditentukan PT Pos dengan UniPos Internasional, PT Pos wajib memberikanganti rugi atas keterlambatan.

Ia menjelaskan sampai akhir 2006,masyarakat Jatim hanya bisa menggunakanjasa pos ke 52 negara tujuan. Namun, mulaitahun ini PT Pos telah membuka layanan 72negara tujuan ke luar negeri. Untuk di masamendatang, semua lembaga pelayanan posdi dalam negeri maupun luar negeri harusmenggunakan Standar Operation Procedure(SOP), mulai dari pengiriman barang ataudokumen hingga negara tujuan benar-benartidak lepas dari monitoring petugas layanan,sehingga keamanan barang terjamin.

Konsumen yang paling banyak masyarakatmengirim ke negara tujuan, seperti keJepang, Amerika, Malaysia, RRC, Singapura,Australia dan Taiwan, selebihnya hanyabeberapa dokumen kecil,” ujarnya. .

(www.jatim.go.id)

Kalimantan TimurKantor Pariwisata Balikpapan AkanGelar Kegiatan

Kantor Pariwisata Balikpapan, KalimantanTimur, dalam sepuluh bulan ke depan akanmenggelar kegiatan rutin dalam rangkameningkatkan animo masyarakat untukmengunjungi berbagai tempat wisata diBalikpapan.

Beberapa lokasi wisata yang akan digelarkegiatan rutin diantaranya MonumenPerjuangan Rakyat (Monpera) Balikpapan,Pantai Manggar, Wisata Alam Hutan LindungSungai Wain, dan Taman Agrowisata KM 23.“Untuk lokasi wisata Monpera sendiri akandigelar rutin tiap minggu kedua setiapbulannya, kemudian pantai wisata Manggarpada minggu pertama, sedangkanAgrowisata KM 23 pada minggu ketiga,” kataKepala Kantor Pariwisata Balikpapan, OemyFacesly, S.H., beberapa waktu lalu.

Pada minggu ketiga, Kantor Pariwisatabekerjasama dengan Badan Pengelola (BP)HLSW akan menggelar acara hiburan danbazaar hasil pertanian warga Karang Joangdi KM 23 Jl Soekarno Hatta.

Berkaitan dengan obyek wisata di PantaiManggar. Oemy mengatakan, program‘Manggar Ku Indah Manggar Ku Sayang’tetap berjalan. Berbagai atraksi dan hiburanmulai awal April akan digeber, sehinggapengunjung bisa menikmati debur ombak,indahnya Pantai Manggar, menikmati anekajajanan yang dijual di Pantai Manggar,sekaligus dihibur musik dan atraksi yang

disuguhkan pengelola.(www.balikpapan.go.id)

Nusa Tenggara TimurOXFAM - Pemkab Alor MampuMeningkatkan kualitas HidupMasyarakat

Pembangunan sarana dan prasaranakesehatan atas kerjasama OXFAM danpemenrintahan kabupaten Alor telah mampumeningkatkan kualitas hidup masyarakat Alor.

"kerjasama OXFAM dan pemerintah dalamhal penyediaan fasilitas kesehatanmenunjukkan adanya peningkatan kualitashidup masyarakat setempat", hal inidiungkapkan oleh Bupati Alor, Ir. AngsgeriusTakalapeta dalam acara "evaluasi programdan serah terima investasi kesehatanmasyarakat yang terkena dampak gempabumi tahun 2004" (9/03).

Bentuk kerjasama tersebut selainpenyedian fasilitas juga di lakukanpengkaderan kesehatan untuk beberapaperwakilan penduduk setempat."Diharapkanhasil pengkaderan kesehatan dapatpentingnya kesehatan dan menunjukkanperilaku hidup bersih dilingkunganmasyarkat", ucap Bupati. Pengkaderan inimengambil peran penting dalammemaksimalkan penggunan fasilitas dansarana yang telah disediakan, sehinggamerupakan syarat utama untuk mencapaimasyarakat Alor yang sehat dan pedulilingkungan.

Ditambahkannya, penilaian peningkatankulialitas hidup sehat masyarakat Alor dapatdilihat dari rendahnya pencemaranlingkungan dan menurunnya angkamasyarakat yang terjangkit penyakit menular.

Dalam laporan pelaksanaan yangdisampaikan oleh Kepala Desa setempat,kerjasama OXFAM dan Yayasan Lendala danpemkab Alor, telah berhasil membangun 12buah jamban dan rehabilitasi 4 sumur serta22 kader terlatih,antara lain kader kesehatandan kader penelitian air.

(KPDE Alor)

PapuaUbi Jalar Komoditas Terbesar Di Papua

Kepala Dinas Tanaman Pangan &Holtikultura Papua, Ir. Leonardo A. Rumbarar,mengatakan produksi terbesar komoditastanaman pangan di Provinsi Papua dihasilkanoleh ubi jalar dengan jumlah sekitar 318.399ton per tahun.

Kabupaten penghasil ubi jalar terbesar diProvinsi Papua adalah Jayawijaya dengan hasilpanen sekitar 131.915 ton atau 41,43persen per tahun, sedangkan untukkomoditas terbesar dihasilkan oleh KabupatenMerauke, yakni sekitar 49.780 ton atau 80,39persen per tahun.

Sampai dengan tahun 2005 luas potensilahan pengembangan tanaman pangan danhortikultura Provinsi Papua mencapai3.513.552.0 Ha, dengan rincian yang sudahdimanfaatkan seluas 102.588.0 Ha atau2,29% dan yang belum dimanfaatkan seluas3.410.964,0 Ha atau 97,08 %.

(www.papua.go.id)

infrastruktur yang dapat membuka akses-akses ke sentra produksi pertanian jagung.

Seperti yang diungkap Gubernur Go-rontalo, Fadel Muhammad, strategi yang di-bangun meliputi; pengembangan SDM,kelembagaan petani, kelembagaan sistemagribisnis, kelembagaan penyuluhan pem-bangunan terpadu dan pengembangan iklimyang kondusif bagi usaha dan investasi.

Semua hal tersebut dikembangkan seolahuntaian rantai kehidupan. Sumberdaya alamyang ada diolah dan dikelola dengan tepatoleh sumber daya manusia yang ada. Penye-diaan fasilitas sarana dan prasaranatransportasi dan jalur distribusi juga dilakukansecara memadai pula.

Sejalan dengan upaya tersebut, perlahan

namun pasti pengembangan wilayahberbasis komunitas lokal guna membangunkualitas pertanian di Provinsi Gorontalo mulaiterwujud.

Dengan pendekatan ini pula semua la-pisan masyarakat dapat berperan aktif da-lam pembangunan provinsi ke-32 ini hinggamuara kesejahteraan rakyat akan bisa ter-capai dengan lebih mudah.

Kegiatan pertanian jagung ini tidak ha-nya memenuhi kebutuhan domestik tetapisudah untuk pasar regional. Kesempatanmelakukan ekspor pun terbuka lebar, karenkebutuhan jagung di pasar internasionalmasih sangat tinggi.

Tahun 1999 Gorontalo sudah mampumengekspor 50.055 ton jagung, Tahun2000 terjadi penurunan nilai ekspor 11.009ton. Di tahun 2006 lalu pulih mencapai seki-tar 20.000 ton jagung.

Kesempatan memang tidak bisadiabaikan, tapi kemampuan mengelolakendala adalah faktor kunci untukmencapai keberhasilan untuk mewujudkankesejahteraan rakyat. (dw)

Page 11: komunika 06 2007

11Edisi 05/Tahun III/Maret 2007

www. bipnewsroom.info/komunikaemail : [email protected]

Sistem

Wajah Kita

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Suatu ketika, tokoh pergerakan India, MahatmaGandhi, naik kereta api. Saat mau masuk gerbong,sandalnya yang sebelah kiri tersangkut dan jatuh kerel. Pengawalnya berusaha mengambil sandal yang jatuhitu, namun kereta sudah telanjur berjalan.

Apa yang dilakukan Gandhi selanjutnya? Ia segeramelepas sandal yang masih melekat di kaki kanannya,kemudian melemparkan ke bawah, dekat sandal yangjatuh tadi. Tak pelak, tindakannya membuat penga-walnya menatap dengan penuh tanya.

Gandhi tersenyum, lantas berkata, "Aku membuangsandalku yang sebelah kanan dekat sandal yang jatuhtadi, agar orang yang menemukan bisa memakainya."

Gandhi adalah orang yang sangat paham tentangarti penting keterpaduan antar sub sistem. Ia sadarbahwa sandal hanya bisa dimanfaatkan jika jumlahnyasepasang. Sebagus apapun sandal, jika hanya sebelah,tak akan berguna. Sepasang sandal adalah sebuahsistem, dan sandal kanan atau kiri adalah sub sistemyang saling bergantung satu sama lain.

Tak beda dengan sandal, birokrasi juga merupakansistem yang sangat besar. Di dalamnya terdapat puluhan,atau bahkan ratusan, sub sistem yang--mestinya--jugasaling tergantung satu sama lain. Masing-masing memilikispesialisasi tugas pokok dan fungsi (baca: pekerjaan)sendiri-sendiri, akan tetapi sekaligus merupakan bagiandari kerja kolektif pencapaian visi-misi organisasi birokrasi.

Logikanya, interdependensi dalam sistem menuntutseluruh sub sistem selalu dalam keadaan "sehat". Karenagangguan di salah satu sub sistem akan mengakibatkanseluruh sistem ikut "meriang". Kemacetan salah satusub sistem akan membuat sistem mengalami malfungsi.Tapi sayang, di banyak lembaga birokrasi, interdepen-densi justru sering dipandang sebelah mata.

Harus diakui, banyak sub sistem dalam sistem birokrasiyang seolah-olah menjadi sistem tersendiri, bergeraksendiri, dan merasa tidak tergantung dengan sub sistemlain. Ego sektoral antar sub sistem masih sangat tinggi,sehingga pencapaian visi-misi organisasi sering hanyadilakukan oleh satu atau dua sub sistem atau bahkansegelintir orang, bukan hasil kerja kolektif seluruh ang-gota sistem.

Tak heran, dalam praktik banyak dijumpai, pusat,bagian, bidang, sub bidang, sub bagian atau seksiberlomba-lomba membuat sekat ruangan, untuk me-negaskan batas bahwa mereka berada dalam "wilayahteritorial" tersendiri. Eksklusifisme sangat terasa di setiapruangan, sehingga kendati berada dalam satu kantor,tak seluruh pegawai saling mengenal dan bertegur-sapadengan akrab.

Penyusunan program juga sering tidak terintegrasidan terkoordinasi secara lintas sektoral, sehingga banyakyang tumpang tindih. Bahkan ada masalah yang luputdari perhatian, karena prioritas masalah di masing-masingsub bidang tidak dirumuskan secara gamblang.

Tidak adanya saling ketergantungan membuat subsistem cenderung memposisikan diri sebagai sistem da-lam sistem. Imbasnya, ego sektarian menguat, chauvi-nisme meruyak, dan yang lebih parah kontrol kinerjamenjadi lemah.

Banyak orang tahu, sandal sebelah tak memiliki fungsimaksimal sebagai sebuah sandal. Tapi tak semua orangtahu, banyak birokrasi tak dapat berfungsi maksimalkarena mengingkari hakikat sebuah sistem: inter-dependensi.

Saat saling ketergantungan antar sub sistem dina-fikan, saat itulah sistem birokrasi hanya sekadar papannama. Jelas nomenklaturnya, namun tak begitu jelasfungsinya. (gun)

Kementerian Pemberdayaan Perempuan

Departemen Sosial

Rumah Bagi Fakir Miskin dan Korban Bencana

Departemen Sosial akan meresmikan Rumah KawasanSosial (RKS) yang khusus diperuntukkan bagi untuk 150 KKfakir miskin di Kodya Sawahlunto, Sumatera Barat.DirekturJenderal Pemberdayaan Sosial Departemen Sosial, Prof.Gunawan Sumodiningrat, Ph.D, M.Ec di Jakarta, Rabu (21/3), mengatakan, Depsos membantu biaya sebesar Rp5 juta/KK untuk pembangunan rumah dan Rp1,2 miliar untuk fasum,fasos dan sarana lingkungan. Pembangunannya akan dilakukansecara swakelola bersama TNI.

"Mensos, Bachtiar Chamsyah juga akan memberikanbantuan sapi bagi 40 kelompok KUBE atau 400 KK. Diantara400 KK tersebut, 150 KK yang mendapatkan rumah, jugaakan menerima bantuan sapi,” katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bantuan dan JaminanSosial Depsos, Drs. Chazali Situmorang Apt.MSc, di Jakarta,Rabu (21/3) mengatakan, sebanyak 1.966 unit rumah akandibangun dengan biaya dari APBN. "Sebanyak 1.966 rumahini akan dibangun bagi korban bencana di Mandailing Nataldan Langkat, Sumatera Utara (Az)

Perjuangkan Hak PerempuanPeningkatan kualitas hidup perempuan menjadi agen-

da utama dalam setiap program kerja kementerian yangdipimpin Dr. Meuthia F Hatta ini. Tak hanya sosialiasikesetaraan dan keadilan gender digelar, namunkementerian ini secara proaktif untuk mengembangkandan memfasilitasi upaya penghapusan segala bentuk tindakkekerasan terhadap perempuan.

Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan padadasarnya mempunyai tugas membantu presiden dalammerumuskan kebijakan dan koordinasi di bidangpemberdayaan perempuan. Namun secara umum,kementerian ini juga ikut secara aktif memperjuangkanpenegakaan hak azazi manusia, perempuan danpeningkatan kemandirian lembaga dan organisasiperempuan, dan kesejahteraan dan perlindungan anak.

Banyak pihak berharap, khususnya kalangan organisasiperempuan, kehadiran KPP akan dapat membantumengurai sistem yang selama ini cenderung tidakmemberikan ruang dan perhatian lebih atas kiprahperempuan dalam pembangunan di Indonesia.

Kembangkan KerjasamaPosisi sebagai sebuah kementerian, membuat

KPPtidak dapat bekerja sebagai single fighter, namunsebagai enablers dan failitator bagi pengembangan kiprahperempuan dalam setiap bidang kehidupan berbangsa danbernegara. Namun upaya ini bukanlah hal yang mudahdilakukan. Terlebih di Indonesia upaya mengubah

Departemen Komunikasi dan Informatika

Pengamanan Jaringan Internet dimulai Akhir 2007

Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Postel),Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo),memperkirakan akhir tahun ini seluruh kegiatan pelaksanaanpengawasan dan pengamanan jaringan internet sudah bisadimulai.

Pengawasan dan pengamanan jaringan internetbertujuan untuk memperkecil peluang penyalahgunaaninternet. “Selama ini banyak sekali keluhan bahwa internetitu bisa disalahgunakan misalnya untuk perdagangan manusia,penyalahgunaan kartu kredit dan ancaman serta teror,”ungkap Kepala Bagian Umum dan Humas Ditjen Postel, GatotS. Dewa Broto.

Gatot menjelaskan, Depkominfo telah cukup lamamerespon masalah mengenai pengawasan jaringan internetyaitu melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan InformatikaNomor 27 tahun 2006 Tentang Pengamanan PemanfaatanJaringan Telekomunikasi Berbasis Protokol Internet.

Sementara dalam pelaksanaanya saat ini memang belumbisa dilaksanakan karena menurut Gatot menyangkutbeberapa hal yaitu diantaranya proses pengadaan perangkattahap pertama baru diselesaikan pada bulan Desember tahunlalu serta saat ini Ditjen Postel juga sedang mempersiapkanrevisi Peraturan Menteri Kominfo No. 27 dan pembuatanpetunjuk teknis.

Hal ini diperlukan karena meskipun produk hukumnyasudah ada tetapi perlu juga diperhatikan siapa sajaanggotanya yang terdiri dari pelaksana teknis, koordinatordan penanggungjawab. (hbk)

Departemen Pendidikan Nasional

Depdiknas-Porgaki Akan Gelar APPSO

Pesta Olahraga Sekolah Dasar se-Asia Tenggara (APSSO)akan digelar di Jakarta selama tujuh hari (11-18 November)2007, kata Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas, Drs.

Mudjito.Menurut Mudjito Depdiknas akan memintga seluruh

dewan pakar dan cabang pembinaan olahraga agarmempersiapkan dengan sungguh-sunguh. "Kita berharapbisda mengembangkan sinergi antara Depdiknas, Menpora,Koni dan pembinaan olahraga klub," katanya.

Jika sinergi ini terus menerus berlanjut sampai padapembinaan ke tingkat yang lebih tinggi, diharapkan kejayaanbangsa di bidang olahraga akan diraih bangsa Indonesia. “Kitaharus memberdayakan olahraga sejak usia dini,” imbuhnya.

Dia menambahkan, keistimewaaan olahraga bukan hanyapada tataran fisik saja, karena pada dunia anak-anak olahfisik ternyata memberikan rangsangan yang luar biasa padasyaraf-syaraf di dalam otak mereka yang tumbuh miliaranjumlahnya.

Untuk tahun 2007 ini Indonesia memulai dengan 3cabang olahraga yaitu catur, bridge dan sepakbola. Saat iniIndonesia sudah mempunyai 1.890 klub olahraga SD.

Ketua Umum Penyelenggara yang juga Ketua yayasanPorgaki, Drs. M. Jusuf Rizal, mengatakan, penyelenggaraanAPSSO ini merupakan kepedulian terhadap pembinaanolahraga usia dini, sebab disadari, tanpa adanya fundamentalyang kuat prestasi olahraga akan terus menurun di tahun-tahun mendatang.

Dalam konteks ke masa depan diharapkan kompetisi inimampu membangun generasi muda yang memiliki sportivitas,disiplin, sehat jasmani dan rohani, hingga 10 sampai 20 tahunyad menjadi SDM yang dapat diandalkan guna membangunbangsa Indonesia, kata Jusuf. (Ad)

Departemen Agama

Depag-Depdiknas Kembangkan Taman Baca

Menteri Agama Maftuh Basyuni dan Menteri PendidikanNasional Bambang Sudibyo, di Masjid Agung Semarang,Minggu (18/3) menandatangani naskah kesepakatanbersama tentang penyelenggaraan program pendidikan luarsekolah di lembaga keagamaan.

Menteri Agama Maftuh Basyuni mengatakan, kondisi minatbaca masyarakat di Indonesia tergolong masih rendah,sehingga dengan membangun taman bacaan di rumah-rumahibadah diharapkan akan berdampak kepada dua hal yaitumendekatkan ke rumah ibadah, sekaligus memicu untukgemar membaca dan mendalami ilmu pengetahuan.

“Kesepakatan ini diharapkan dapat menjadi pendorongpendayagunaan rumah ibadah sebagai pusat pembinaan danpembangunan umat,” katanya. Pendayagunaan lembagakeagamaan untuk pelaksanaan program pendidikan luarsekolah dan khususnya program pemberantasan buta aksaramerupakan momen yang penting dalam upaya mencerdaskankehidupan bangsa.

Sementara itu Menteri Pendidikan Nasional BambangSudibyo mengatakan, penandatanganan naskah kerjasamaini dilakukan dalam rangka memanfaatkan lembagakeagamaan sebagai tempat pengembangan dan pelaksanaanpendidikan non formal (PNF) termasuk pendidikan agama.

Untuk itu, menurut Mendiknas, tahap awal pemanfaatanlembaga keagamaan dimulai dengan pengadaan TamanBacaan Masyarakat (TBM) di 14 lembaga keagamaan diProvinsi Jawa Tengah, selanjutnya TBM dan berbagai bentukPNF (pendidikan non formal) dapat dilaksanakan sesuaidengan kebutuhan masyarakat sekitar lembaga keagamaantertentu dan sesuai potensi daerah masing-masing. (Az).

pandangan dan persepsi budaya mengenai perempuan taksemudah membalik telapak tangan.

Karena itu, peran masyarakat sangat penting untukmembuka wawasan perempuan,baik dilakukan melaluikerjasama KPP dengan LSM maupun melalui lembagapendidikan.

Seperti dalam kasus trafficking yang tak kunjung padam.Memusnahkan masalah yang satu ini dengan menyadarkanperempuan itu sendiri jangan sampai mereka tertipu denganiming-iming sejumlah uang yang nilainya tidak sebandingdengan apa yang telah mereka korbankan. Perlu kesadaranpemerintah untuk menertibkan gembong-gembong mucikar,menyadarkan masyarakat untuk melakukan pencegahankejahatan perdagangan anak dan perempuan ini. (dw)

foto : bf/www.windede.com

Page 12: komunika 06 2007

Lelaki kurus berkacamataplus itu menyimak siaran

televisi lokal dengan seksama.Hari itu, bupati setempat

sedang menjelaskan programpemberdayaan nelayan yang

disiarkan secara langsung olehtelevisi lokal. Sesaat kemudian

si lelaki meraih pesawattelepon, memencet nomor

tertentu, lalu berbincanglah iasecara on air dengan bupati.

“Saya tidak setuju modelbantuan langsung semacam itu.

Lebih baik diberi proyek yangbisa dilaksanakan secara padat

karya...”

Ya, lelaki yang tinggal di KecPrembun, Kebumen, Jateng, itusedang menikmati “indahnya”informasi publik. Tak semua

orang lo bisa berbincang langsung denganbupati, apalagi sampai mengkomplain kebi-jakan pemda yang menurutnya kurang tepat.

Tapi begitulah yang terjadi sekarang. De-ngan makin terbukanya akses informasi pu-blik, keinginan masyarakat untuk mengetahuisemua “isi perut” lembaga dan atau badanpublik makin dapat terpenuhi. Demikian pulakesempatannya untuk memberi umpan-balikterhadap kebijakan publik juga terbuka makinlebar.

Kebebasan untuk memperoleh informasimemang sudah tidak bisa ditawar lagi dalamkehidupan berbangsa dan bernegara di bumiIndonesia ini. Lepas dari asumsi karena ku-rangnya transparansi pada sistem administrasidan prasangka terhadap penyelenggara ne-gara, pranata kemasyarakatan yang memadaidi mana masyarakat dapat memperoleh infor-masi dengan baik dan benar, memang harusdibangun.

Dalam pendekatan akuntabilitas publik,kebebasan memperoleh informasi merupakankewajiban lembaga atau badan publik untukmenyebarluaskan produk kebijakan, aturan,rencana dan hasil kegiatan, sebagai penge-tahuan masyarakat untuk mengikuti penye-lenggaraan negara yang transparan dan ber-pola umpan balik. Sebaliknya, dalam pende-katan masyarakat yang bertanggungjawabsosial, kebebasan informasi merupakan kewa-jiban masyarakat luas untuk memberikan datadan informasi mengenai dirinya atau lembaga-nya secara benar dan lengkap, dan hak lem-baga atau badan publik untuk memperoleh-nya sebagai bahan pembangunan secara me-nyeluruh. Jadi lembaga atau badan publik danmasyarakat sama-sama mempunyai hak dankewajiban untuk terwujudnya penyelengga-raan informasi yang sehat.

Kemudahan mengakses informasi dankeikutsertaan masyarakat secara nyata akanmenghasilkan sebuah produk kebijakan pu-blik yang tingkat kualitasnya relatif baik. Danyang paling penting, perencanaan partisi-patif akan membuat publik merasa ikut "me-miliki", sehingga akan patuh dan melaksana-kan kebijakan yang ia ikut rancang sendiriitu.

Pertanyaan yang sering menyeruak ter-kait informasi publik adalah: media komuni-kasi apakah yang sejatinya paling tepat di-pergunakan untuk menyebarluaskan infor-masi publik? Media elektronika (radio, tele-visi) seperti yang dilakukan di Kebumen, me-dia tercetak, atau media baru (internet)?Pertanyaan ini sering muncul terutama dikalangan lembaga publik.

Dalam acara temu pakar bertajuk “Pe-ningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Pu-blik” di hotel Red Top, Jakarta, 12 Maret2007 lalu, pertanyaan tentang pilihan mediaini juga masih muncul. Mengapa? Karena pe-ngalaman menunjukkan, masing-masing me-dia memiliki keunggulan dan kelemahansendiri-sendiri. Internet misalnya, dapat me-naklukkan kendala ruang dan waktu namunsering terhambat faktor aksesibilitas. Berapabanyak masyarakat Indonesia yang aktif me-ngakses internet, terutama untuk surfingmasalah kebijakan publik? Kendati belum adadata valid tentang hal ini, namun bisadipastikan jumlahnya sedikit.

Radio dan televisi juga mampu mengatasihambatan geografis, namun karakteristik isipesannya yang selintas dengar cenderunggampang “terlupakan” audiens.

Sedangkan media tercetak yang memilikikeunggulan mudah didokumentasikan, da-lam praktiknya sering terkendala faktor geo-grafis dan kemampuan masyarakat untukberlangganan.

Tapi, tentu saja, bukan berarti tak adamedia yang bisa dipilih. Pakar komunikasi,Dr Daniel Dakidae, berpendapat, lembagapublik memang perlu melakukan sosialisasikebijakan-kebijakannya melalui media massa.Menurut Daniel, tak ada sebuah lembagapublik pun saat ini yang bisa menafikan me-dia. Justru beberapa lembaga publik sudahmemiliki media sendiri untuk menyebarluas-kan kebijakan-kebijakannya.

Salah satu media yang dapat dipilih diantaranya jurnal kebijakan publik. “Mungkinakan sangat elitis, karena pangsa pasarnyatertentu (segmented), namun penting se-bagai jembatan antara pembuat dan pihakyang melaksanakan kebijakan. “

Kendati demikian, Daniel menyarankanagar jurnal yang dibuat untuk memberipeluang bagi publik. Menganalisis kebijakanpubliksecara periodik ini dalam pe-nerbitannya juga didukung dengan mediakomunikasi lain radio, televisi, dankomunikasi interpersonal seperti diskusi.“Dari diskusi publik di beberapa kota, dapat

ditemukan solusi apa yang kiranya dapat di-tindaklanjuti,” imbuhnya.

Sementara Dr Sri Adiningsih mengi-ngatkan, di Indonesia banyak produk hukumyang domain sebenarnya bukan pemerintahtapi produk lembaga negara yang lain. "Iniperlu dijelaskan kepada publik." ujarnya.

Di samping itu, banyak kebijakan publikyang memerlukan perdebatan untuk men-cari pemahaman yang benar. Jadi media in-formasi publik yang dimiliki lembaga harusbisa mewadahi perdebatan itu. "Media in-formasi publik harus bisa mewadahi kepen-tingan lembaga maupun masyarakat secaraberimbang."

Soal jenis media yang dipilih, menurutnyabisa apa saja, jurnal, koran, majalah, radio,televisi, atau lainnya. “Yang penting bagai-mana caranya supaya informasi publik itu bisadiakses sebanyak mungkin oleh masyarakat,”tutur perempuan yang akrab dipanggil MbakNing ini.

Kendati demikian, ia menyarankan agarmedia baru (internet) diberi prioritas lebih.“Sekarang ini hampir semua orang terutamadi kota-kota sudah menggunakan internetsebagai sumber referensi. Jadi tepat kira-nya jika kebijakan publik juga disebarluaskanmelalui internet.”

Ia juga menyarankan agar kebijakanpublik disiarkan dalam dua bahasa (bilingual)atau lebih. "Ini sebagai bentuk pelayananinformasi publik ke luar (negeri--Red). Ja-ngan kira yang butuh informasi publik itucuma orang kita, pihak luar negeri jugamembutuhkan itu," imbuh Mbak Ning.

Lain halnya dengan Dr Gati Gayatri MA.Ia setuju saja jika kebijakan publik disiarkanmelalui jurnal. Akan tetapi harus diperhati-kan bahwa jurnal perlu dibuat agar tidak ter-lalu 'berbau' pemerintah. Karena itu perlupengelola dan penulis yang baik. "Jika perluoutsourcing,” ujarnya.

Gati juga berpendapat agar target au-diensnya jangan hanya komunitas ilmiah, tapijuga publik yang lebih luas. Oleh karena itu,perlu dibikin agar modelnya jangan terlaluilmiah, tapi semi ilmiah atau populer. Perio-disitas juga perlu dijaga agar bisa terus terbitsecara teratur.

Sementara itu, Staf Ahli Menkominfo bi-dang Sosial Budaya dan Partisipasi Masyara-kat, Dr Musa Asy’ari, menekankan perlunyadisparitas isi media informasi publik. “Harusdibedakan mana yang untuk masyarakat il-miah dan mana yang untuk masyarakatumum.”

Media seperti jurnal, menurutnya, cukupdibagikan kepada lembaga ilmiah. Sedang-kan penjelasan lebih lanjut kepada publikdengan bahasa yang lebih sederhana dapatdilakukan melalui forum diskusi dan forumtatap muka lainnya.

Senada dengan itu, Dr Amir Effendy Sire-gar berpendapat, harus dilihat secara tajammana yang local policy dan mana yangscope-nya nasional. “Jika pemerintah daerahsudah bisa mengatasi, pemerintah pusat ti-

dak perlu banyak ikut campur."Segmentasi audiens, menurut Amir, juga

harus jelas. Dengan kejelasan sasaran au-diens, pesan dapat disusun sedemikian rupaagar sesuai dengan karakteristik audiensyang dituju. "Jangan sampai permasalah ditingkat pusat dilempar ke audiens yang adadi daerah, nanti tidak nyambung."

Peneliti di Litbang SDM Depkominfo, DrsAmin Sar Manihuruk MS mengemukakanpentingnya mengemas pesan media agarmenarik di mata publik. Menurut Amin, saatini ada kecenderungan rendahnya keperca-yaan masyarakat terhadap apa yang dilaku-kan pemerintah. "Oleh karena itu perlu upa-ya agar independensi media selalu terjaga.Isinya perlu lebih akademis dan netral.”

Any way. Setidaknya ada tiga benangmerah yang dapat ditarik dari permasalahanseputar pilihan media informasi publik ini.Pertama, sejatinya tidak ada media “supersakti” yang dapat dipergunakan sebagai theone and only media untuk penyebarluasaninformasi publik. Kedua, harus ada sinergimedia, yakni menggunakan berbagai saranakomunikasi yang ada, termasuk komunikasiinterpersonal, secara komprehensif dan si-multan untuk mencapai hasil "media expo-sure" yang maksimal. Ketiga, perlu adanyasegmentasi khalayak, sehingga pesan yangdisampaikan benar-benar sesuai dengan ke-mauan publik, atau bahasa keren-nya seka-rang: pro-publik.

Tapi di luar tiga hal di atas, ada yang ja-uh lebih penting dalam penyebarluasan in-formasi publik, yakni masalah kemasan (pack-aging) pesan. Harus diakui bahwa selamaini informasi publik cenderung disampaikandalam bentuk kaku, "formal", dengan bahasayang terkesan sangat serius. Lha menyentuhhati orang kok dengan bahasa serius, manabisa tertarik? Akibatnya, saat informasi itudilemparkan ke masyarakat, respon mereka"adem-ayem" saja.

Sekarang kita coba bertanya, mengapalelaki asal Prembun Kebumen itu mau men-dengarkan siaran langsung dialog denganbupatinya? Ia bilang, "Karena forumnyasantai, tidak seperti rapat dinas, dan semuaorang bisa bertanya tentang apa saja yangmenjadi aspirasinya, langsung kepada bu-pati."

Benar, teori Uses and Gratification me-mang mengajarkan, audiens hanya akanmenggunakan media jika ia merasa itu dapatmembantunya mencapai kepuasan atas pe-menuhan kebutuhan atau keinginannya.

Pertanyaan besar yang tersisa adalah:bisakah lembaga publik menyediakan mediainformasi publik yang benar-benar berperansebagai wadah bagi keingintahuan publikterhadap apapun yang terjadi di tubuh lem-baga? Jika tidak, maka apapun isi media pu-blik, pasti akan di-cuekin.

Saatnya kini mengubah paradigma mediainformasi publik menjadi media yang berpihakkepada masyarakat, bukan media yang ber-pihak kepada kekuasaan belaka. (gun)

Dr Daniel Dakidae (kiri), lembaga publik tak bisa menafikan media massa.

foto

: b

ank

imag

e

foto

: d

w