komunika edisi 1 2014

10
http://www.infopublik.org Tahun X Januari 2014 Energi untuk Masa Depan Potensi energi terbarukan di Indonesia luar biasa. Diharapkan potensi energi tersebut akan membawa dampak sangat baik bagi ketersediaan energi nasional di masa depan. Edisi 01 Nyoblos Lagi Pemilu 2014 9 April 2014 Dorong Energi Alternatif Pemurnian Air Murah dengan Banyu Mili Beringharjo, Pasar Tradisional nan Modern Laporan Utama Halaman 3 Teknologi Tepat Guna Halaman 10 Cinta Indonesia Halaman 9 komunikatabloid

Upload: komunika-kominfo

Post on 06-Apr-2016

256 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Energi untuk Masa Depan

TRANSCRIPT

Page 1: Komunika edisi 1 2014

http://www.infopublik .org

Tahun X Januari 2014

Energi untuk Masa DepanPotensi energi terbarukan di Indonesia luar biasa. Diharapkan potensi energi tersebut akan membawa dampak sangat baik bagi ketersediaan energi nasional di masa depan.

Edisi 01

Nyoblos LagiP e m i l u 2 0 1 4

9 A p r i l 2 0 1 4

Dorong Energi Alternatif

Pemurnian Air Murah dengan Banyu Mili

Beringharjo, Pasar Tradisional nan Modern

L a p o r a n U t a m a H a l a m a n 3 T e k n o l o g i T e p a t G u n a H a l a m a n 1 0 C i n t a I n d o n e s i a H a l a m a n 9

kom

unik

atab

loid

Page 2: Komunika edisi 1 2014

Beranda2

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA

Pengarah : Tifatul Sembiring (Menteri Komunikasi dan Informatika),

Ahmad Mabruri Mei Akbari (Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika).

Penanggung jawab : Freddy H. Tulung (Direktur Jenderal Informasi dan

Komunikasi Publik).

Pemimpin Redaksi : Sadjan (Direktur Pengelolaan Media Publik).

Dewan Redaksi / Wakil Pemimpin Redaksi : Ismail Cawidu (Sekretaris Direktorat Jenderal

Informasi dan Komunikasi Publik), Tulus Subardjono (Direktur Komunikasi Publik),

Dedet Suryanandika (Direktur Pengolahan dan Penyediaan Informasi), Hendra Purnama (Direktur Kemitraan Komunikasi), Selamatta

Sembiring (Direktur Layanan Informasi Internasional).

Sekretaris Redaksi : Elvira Inda Sari N.K.

Redaktur Pelaksana : M. Taofiq rauf.

Penyunting / Editor / Redaktur : Mardianto Soemaryo, Hypolitus Layanan, Dikdik Sadaka,

M.Taufiq Hidayat.

Reporter / Pembuat Artikel : Ardi Timbul H. Saragih (Koordinator reporter), M. Azhar

Iskandar Zainal (Koordinator reporter), Dimas Aditya Nugraha, Suminto Yuliarso,

Agus Triyuwono, Lamini, Wawan Budiyanto, Ignatius Yoshua AH, Annisa Rizkina Rosa, Resti

Aminanda, Marhendi Wijaya.

Fotografer : Agus Setia Budiawan.

Desain Grafis / Artistik : Danang Firmansyah, Andrean Weby Finaka.

Koresponden Luar / Penulis Artikel : Purwadi (BKPI-LIPI), Surya Pratama (BPPT).

Sekretariat Keuangan: Mediari Yulian P, Matroji, Djatmadi.

Distribusi : H. Anim, Sri Rahayu, Kaswaningsih, Monang Hutabarat, Imron, Nixon Elyezer.

Tata Usaha : Mulyati, Inu Sudiati, Rien Andari, Lia Ulisari, Nur Arief Hidayat.

Alamat Redaksi : Jalan Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta 10110 Telp/Faks. (021) 3504620.

e-mail: [email protected]

Tabloid komunika. ISSN: 1979-3480.

FOTO COVER Y a y a s a n P i l a r P e r a d a b a n

Tahun X Januari 2014 Edisi 01

Pembaca Komunika dapat mengirimkan

materi suara publika melalui

e-mail ke : [email protected] atau

melalui surat dengan dialamatkan ke

Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi

Publik Kementerian Komunikasi dan

Informatika, Jl. Medan Merdeka Barat No. 9

Jakarta 10110

Suara Publika

Diakui maupun tidak, saat ini dunia berada di ambang krisis energi. Kebutuhan energi yang begitu tinggi tidak sebanding dengan

sumber energi yang tersedia. Akibatnya,dari tahun ke tahun, jurang kesenjangan di sektor energi terbuka makin lebar. Di banyak negara, terutama yang ketergantungannya pada energi fosil tinggi, kesenjangan ini telah mengarah ke krisis energi.

Kondisi defisit energi tidak hanya terjadi di negara-negara maju dengan tingkat industrialisasi tinggi, akan tetapi juga melanda sejumlah negara berkembang termasuk Indonesia. Jika di negara maju defisit terjadi lebih karena tingginya konsumsi dan keterbatasan sumber energi, maka di negara berkembang penyebab utama defisit energi cenderungkarena ketidakefisienan dalam pemanfaatan sumber energi yang ada.

Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan satu di antara sedikit negara yang memiliki potensi energi fosil sangat besar di dunia. Bahkan pada era tahun 1970-1980-an, Indonesia masuk jajaran elit dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Namun hanya dalam dua dekade, predikat itu lepas dari tangan Indonesia. Seiring konsumsi yang semakin tinggi, Indonesia kini bukan saja berhenti mengekspor minyak, namun justru berubah menjadi negara pengimpor energi fosil.

M enurunnya potens i energi tak terbarukan khususnya minyak dan batubara merupakan konsekuensi logis dari ekspoitasi terus-menerus selama beberapa dekade. Sementara di sisi lain, pengembangan energi alternatif terbarukan nonfosil tidak dilakukan secara baik. Namun penyumbang terbesar defisit energi di Tanah Air adalah sifat boros masyarakat dalam menggunakan energi.

Contoh nyata perilaku boros energi adalah maraknya pengunaan kendaraan pribadi ber-CC besar yang hanya diisi satu atau dua penumpang. Juga penggunaan tenaga listrik secara berlebihan untuk hal-hal yang kurangperlu, tanpa berpikir bahwa untuk menghasilkan listrik diperlukan bahan bakar minyak (BBM) dan batubara dalam jumlah sangat besar. Contoh lain adalah penggunaan BBM untuk hal-hal yang tidak terlalu penting karena harganya relatif murah.

S e m u a m e n j a d i b u k t i b a h w a masyarakat Indonesia pada umumnya masih belum memiliki kesadaran bahwa boros menggunakan energi adalah sebuah kesalahan. Kampanye hemat energi memang telah sering disampaikan melalui berbagai media dan forum. Namun tampaknya gaungnya belum mampu membangkitkan kesadaran akan pentingnya perilaku bijak dalam menggunakan energi yang jumlahnya kian hari kian susut.

Kebanyakan negara-negara di dunia

memulai program hemat energi setelah ketersediaan energi di negara tersebut sudah sangat tipis. Dengan kata lain, kampanye tersebut terlambat. Indonesia tampaknya belum terlalu terlambat untuk merevitalisasi gerakan hemat energi. Saat ini, kendati jumlahnya makin menipis, ketersediaan energi fosil masih mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Namun yang menggembirakan, potensi energi terbarukan Indonesia luar biasa. Dalam situasi demikian, asal diterapkan secara sungguh-sungguh, gerakan hemat energi akan membawa dampak sangat baik bagi ketersediaan energi nasional di masa depan.

S et idak nya ada t iga cara untuk mengoptimalkan gerakan hemat energi ini. Pertama adalah gerakan mengurangi konsumsi energi fosil secara massal. Kedua, gerakan masyarakat untuk memanfaatan energi nonfosil terbarukan. Dan ketiga, gerakan menciptakan peralatan bertenaga energi alternatif. Jika tiga gerakan tersebut segera dapat dilaksanakan, krisis energi yang mengancam Indonesia pasti dapat dihindari.

Kuncinya ada pada kita semua, tinggal mau atau tidak melaksanakannya. Mulailah dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang! Jangan sampai kita baru sibuk dengan energi alternatif setelah tidak punya sumber energi apapun di perut bumi kita. (g)

Energi Untuk Masa Depan

Kesadaran Hemat Energi

Dalam keseharian, tanpa sadar kita sering melakukan pemborosan energi daripada menghematnya, contohnya penggunaan listrik. Pemborosan pemakaian listrik lebih sering dilakukan, dengan sering membuka atau menutup lemari es atau bahkan menurunkan suhu pendingin ruangan terlalu rendah.

Akibatnya, suhu yang rendah juga mengakibatkan pemborosan listrik yang cukup besar. Beragam cara dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan energi listrik yaitu dengan mematikan lampu atau peralatan elektronik serta mencabut seluruh saklar yang terhubung dengan listrik bila tidak digunakan. Hal tersebut dapat menghemat pengeluaran listrik sebesar 30% dari penggunaan sehari-hari. Tentunya dengan menghemat energi listrik, kita juga turut serta dalam mengurangi pemanasan global.

Gita, Pelajar

Partisipasi Masyarakat

Sumber energi yg digunakan indonesia sebagian besarnya masih mengandalkan sumber daya yang tak terbarukan semisal minyak bumi dan batu bara, dimana selain tidak terbarukan juga terbukti salah satu penyumbang besar dalam perubahan iklim ekstrem yang dialami bumi saat ini melalui emisi gas buangnya.

Demi keberlangsungan hidup masa depan sudah saatnya kita semua tidak hanya berpikir tapi juga beraksi dengan mulai menggunakan energi alternatif yang lebih bisa diandalkan secara jangka panjang. Sumber alternatif yang tidak hanya murah dalam cost economy-nya tapi juga lebih ramah lingkungan.

Kita bisa mendorong pemerintah untuk lebih banyak memberikan ruang pengembangan energi alternatif ini seperti pengembangan gas bumi sampai ke level penggunaan rumah tangga. Tidak hanya

untuk pabrik besar dan pembangkit listrik, mengembangkan lebih banyak riset untuk energi alternatif seperti angin dan arus laut.

Sebagai warga kita pun bisa menjadi pioner atau paling tidak menjadi pendukung usaha penghematan energi dan penggunaan energi alternatif, misalnya mengapresiasi penggunaan energi alternatif dibeberapa komunitas masyarakat yg memang jauh dari sumber daya, atau lebih sering menggunakan transportasi umum dan mengurangi penggunaan transportasi pribadi yang setidaknya kita berharap ada efek berganda dari usaha tersebut.

Setidaknya dalam hal ini yang perlu diyakinkan adalah bumi saat ini menjadi warisan untuk generasi berikutnya termasuk keturunan kita smua, oleh karenanya bila ingin kehidupan bagi mereka dimasa depan lebih baik lagi mulailah dari sekarang untuk berpikir tidak merusak alam, tidak memboroskan energi.

Arief, PNS

Antarafoto

Page 3: Komunika edisi 1 2014

3UtamaTahun X Januari 2014 Edisi 01

21,131 miliar ton dan produksi per 2010 mencapai 275,16 juta ton.

Kerjasama Kembangkan Energi Terbarukan

Selain infrastruktur, pemerintah juga mendorong pengembangan energi terbarukan melalui peningkatan kerja sama teknologi dengan negara anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), mengingat potensi energi terbarukan Indonesia yang besar.

“Potensi renewable energy Indonesia b e s a r d a n t i n g g a l b a g a i m a n a k i t a mengkombinasikan dengan penguasaan teknologi terbarukan sehingga bisa betul-betul dimanfaatkan,” kata Kepala BPPT, Marzan A. Iskandar, dalam Konferensi APEC terkait penggunaan energi terbarukan yang bersih dan berkelanjutan di Nusa Dua, Bali, Selasa.

Negara berkembang termasuk Indonesia memiliki kekayaan energi yang melimpah, namun, potensi itu belum tereksplorasi lebih lanjut mengingat penguasaan teknologi yang masih jauh dibandingkan negara maju.

Indonesia, lanjut Marzan, memiliki potensi geotermal yang besar sebagai salah satu sumber energi terbarukan yakni sekitar 29.000 MegaWatt. Dari jumlah potensi itu, baru 1.343 MegaWatt yang tergarap.

Geotermal dinilai menjadi salah satu solusi memuhi kebutuhan energi di Indonesia karena memiliki kapasitas yang stabil dalam rentang waktu 20 tahun hingga 30 tahun.

Pihaknya menargetkan peningkatan pengembangan energi terbarukan itu sebesar lima persen hingga 2025.

Pemerintah sendiri menargetkan hingga 2025, minimal 17 persen penggunaan energi terbarukan seperti tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 5/2006. (Ant/tr)

Perbanyak Jaringan Langsung ke Masyarakat

Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengusahakan penyelesaian jaringan pipa trans jawa tahun depan. Artinya, pipa ruas Semarang-Gresik dan Semarang-Cirebon sudah siap digunakan untuk mengalirkan gas dari sumber gas yang ada.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Edy Hermantoro, mengatakan pihaknya akan memperbanyak jaringan gas untuk masyarakat di wilayah penghasil gas bumi. Dengan begitu, program konversi ke bahan bakar gas (BBG) dapat dilakukan secara optimal.

“Kami akan memperbanyak jaringan gas langsung ke masyarakat di wilayah penghasil gas bumi, atau yang telah ada infrastrukturnya, baik dengan biaya dari anggaran negara maupun swasta,” katanya.

K e m e n t e r i a n E S D M b e r t e k a d menyelesaikan pembangunan pipa ruas Nagrak-Bitung sepanjang 22,2 kilometer. Pemerintah pun akan segera mendiskusikan pembiayaannya bersama DPR, setelah menyampaikan nota keuangan RAPBN 2014.

Pengamat energi Komaidi Notonegoro ber harap target pemer intah untuk menuntaskan perluasan jaringan gas dapat segera tercapai. Menurutnya, langkah ini

Dorong Energi Alternatif

Antarafoto

Presiden merasa bersyukur bahwa p e nye s u a i a n b e b a n s u b s i d i Bahan Bakar Minyak (BBM) dapat dialokasikan ke program yang

lebih bermanfaat bagi masyarakat banyak.“Kita sadar bahwa penggunaan energi

alternatif harus didorong. Untuk itu, dalam hal ini konversi penggunaan gas akan dibangun perluasan jaringan gas dan sambungan rumah yang teraliri gas bumi melalui pipa serta pembangunan kilang mini-plant LPG,” ujar Presiden SBY.

Menanggapi pidato presiden, Anggota K o m i s i V I I D P R - R I , D i to G a n i n d u to menyambut baik langkah pemerintah menetapkan konversi energi sebagai prioritas nasional. Menurutnya, pemerintah memang harus mulai berpik ir untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Oleh karena itu Dito mendukung langkah pemerintah untuk mengoptimalkan energi alternatif.

“Gas kan bentuk energi alternatif juga, harus terus didorong untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap energi fosil,” ujarnya.

Sementara untuk menunjang ketahanan energi alternatif, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sendiri akan meningkatkan pemanfaatan gas bumi. Upaya yang segera ditempuh adalah membangun jaringan baru secara masif, sehingga lebih banyak masyarakat yang bisa menikmatinya.

juga harus menjadi pembuka jalan bagi pemerintah untuk mulai meneruskan rencana pengembangan bahan bakar non fosil.

Terlebih, cadangan bahan bakar fosil kita untuk minyak diperkirakan hanya sampai 12 tahun dan gas 32 tahun serta batu bara 77 tahun. “Pemerintah h a r u s m u l a i m e n e r u s k a n r e n c a n a pengembangan bahan bakar nonfosil,” ujarnya.

Komaidi yang juga Wakil Direktur R e f o r M i n e r I n s t i t u t e m e n j e l a s k a n , jumlah ketersediaan bahan bakar fosil itu berdasarkan data cadangan bahan

Untuk menunjang program ketahanan energi, dalam pidato kenegaraan di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan alokasi belanja negara akan disesuaikan dengan rencana investasi.

Potensi renewable energy Indonesia besar dan

tinggal bagaimana kita mengkombinasikan dengan penguasaan teknologi terbarukan

sehingga bisa betul-betul dimanfaatkan,”

Kepala BPPT, Marzan A. Iskandar

bakar fosil per 2010 untuk jenis minyak mencapai 4,2 miliar barel dengan produksi sebesar 359,89 juta barel per tahun.

B e g i t u p u l a d e n g a n g a s y a n g cadangannya 108,40 TSCF dan produksi selama 2010 mencapai 471.507 MMSCF. Sedangkan untuk batu bara cadangannya

Page 4: Komunika edisi 1 2014

Utama4 Tahun X Januari 2014 Edisi 01

Hari masih pukul 07.05 WIB s a a t re p o r t e r K o m u n i k a menyambangi Balai Kota Yogyakarta. Para pegawai

mulai berdatangan. Ada juga tamu dan masyarakat yang akan mengurus keperluannya di kompleks kantor pusat pelayanan umum pemkot Yogyakarta te r s e b u t . B e b e ra p a d a r i m e re k a menggunakan sepeda masuk ke kompleks di Jalan Kenari itu, lainnya berjalan kaki. Jum’at itu adalah hari segosegawe, hari saat kendaraan bermotor dilarang masuk lingkungan Balai Kota. Kendaraan harus parkir di badan-badan jalan di luar pagar kompleks dan di kantong-kantong parkir yang disediakan di sekitar.

Segosegawe merupakan kependekan dari ”sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe”, artinya menggunakan sepeda menuju sekolah dan tempat kerja . S e g o s e g a w e m e r u p a k a n g e r a k a n moral untuk menggugah kembali ”rasa membutuhkan” masyarakat Kota Yogyakarta untuk menggunakan sepeda. Saat ini, secara formal segosegawe diterapkan setiap hari jumat di lingkungan kantor Balai Kota Yogyakarta. Para pegawai yang jarak rumahnya ke kantor kurang dari lima kilometer diminta menggunakan sepeda atau kendaraan umum.

Segosegawe dicetuskan Oktober 2008 silam oleh Walikota Yogyakarta saat itu, Herry Zudianto. Dalam jangka pendek, gerakan ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran bahwa menggunakan sepeda sebagai alat transportasi dapat mengurangi polusi udara. Sedangkan untuk jangka panjang, dapat menurunkan penggunaan kendaraan bermotor sehingga mengurangi pemanasan global serta meningkatkan derajat kesehatan manusia maupun lingkungan.

“Target awal adalah mengajak warga masyarakat untuk mulai menyenangi menggunakan alat transportasi sepeda baik digunakan untuk sekolah, bekerja maupun kegiatan lainnya yang berjarak dekat,” ujar Herry yang purna tugas setahun lalu.

Hemat Energi dan SederhanaDengan bersepeda, masyarakat tak

perlu membeli bensin ataupun solar. Karena itulah, Segosegawe dalam jangka anjang juga akan berimplikasi pada penurunan tingkat polusi dan efisiensi energi. “Jelas sangat efektif untuk menghemat energi bahan bakar, paling tidak merubah dari beli bensin ke beli nasi Oleh karena itu segosegawe sebagai racun sehat bagi masyarakat Kota Yogyakarta yang harus ditularkan,” ujar Evak Nurwachid, admin segosegawe dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Yogyakarta.

Segosegawe juga merupakan gerakan untuk melatih diri bersikap sederhana, khususnya bagi generasi muda. Sebuah sikap yang pada saat ini telah langka. Diharapkan penggunaan sepeda bagi anak sekolah akan membangkitkan semangat kesederhanaan, konsep percaya diri, serta menghargai orang lain dari sudut harkat dan martabat kemanusiaan.

“Sekarang ini banyak orang tua ingin memanjakan anaknya tidak dalam kerangka pembentukan karakter jati diri anak yang mandiri, sederhana, hemat, tidak konsumtif, tidak mudah menyerah. Kalau ke sekolah jaraknya lebih kurang tiga kilometer dari rumah, ya diwajibkan anak untuk bersepeda sebagai latihan membiasakan diri untuk kesederhanaan hidup sekaligus memahami hakekat arti kesederhanaan,“ ujar Herry yang pernah memimpin Kota Yogyakarta 10 tahun ini.

Tak sekadar mengimbau, Pemkot Yogyakarta juga menyiapkan sarana prasarana penunjang bagi pengendara sepeda di jalan raya, di antaranya jalur sepeda, ruang tunggu sepeda, rambu-rambu jalur alternatif sepeda, dan peta jalur sepeda. “Pemerintah menyediakan fasilitas guna menggugah kesadaran masyarakat untuk bersepeda. Setidaknya setalah diimbau dan disediakan fasilitas, kesadaran masyarakat akan meningkat. Pengendara sepeda juga memiliki hak dan kewajiban yang sama di jalan raya,” ujar Evak.

Jalur alternatif sepeda ini tidak selalu melewati jalan protokol, tapi justru lebih banyak menggunakan jalan-jalan

kampung yang berhubungan dengan jalan utama. Dengan meningkatnya mobilitas orang lewat jalan kampung, diharapkan terjadi peningkatan perekonomian atau tumbuhnya aktivitas ekonomi baru di kampung-kampung.

Butuh Dukungan Masyarakat Guna mengeduk as i masyarak at

tentang gerakan Segosegawe, Pemkot kerap melakukan sosialisasi. Selain untuk memasyarakatkan gerakan, juga untuk mengedukasi masyarakat bagaimana berlalu-lintas menggunakan sepeda. “Setiap akhir kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS), Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti melakukan kegiatan bersepeda bersama mengelilingi kota. Dalam kegiatan tersebut juga ditekankan bahwa pengendara sepeda wajib menghormati pengendara lainnya, begitupun sebaliknya,” kata Evak.

Evak menambahkan, Segosegawe butuh dukungan masyarakat secara luas. Ia meminta pengguna jalan menghargai pengendara sepeda sebagai golongan pengendara yang harus diberi prioritas haknya setelah penyeberang jalan. “Pengendara sepeda harus dihormati sebagai bagian dari etika lalulintas modern dimana pengguna moda transportasi yang lebih lemah, kecil, lambat harus lebih dihormati,” imbuhnya.

Menurut pria berkulit sawo matang ini, Yogyakarta yang sejak dahulu dikenal sebagai kota sepeda memiliki ratusan klub sepeda yang tersebar di kota maupun desa. Berbagai aliran klub sepeda ada di Jogja mulai dari klub sepeda onthel, downnhill, free style, hingga klub sepeda gunung. Gerakan Segosegawe setidaknya menambah subur munculnya klub baru dan menambah keakraban klub yang sudah ada.

“Setiap event yang diadakan dalam rangka Segosegawe selalu direspon dengan baik. Semua komunitas sepeda hadir dan

berkumpul,” ujar pria yang sangat kental dialek Yogya-nya ini.

Pelan tapi PastiMenurut Evak, Segosegawe adalah suatu

gerakan bukan program kerja, dimana pemerintah memberikan pilihan yang sedikit diarahkan dan menyediakan fasilitas bagi masyarakat. Diharapkan kesadaran masyarakat tergugah dan tertanam menjadi kebiasaan. “Jika kesadaran masyarakat sudah tergugah, program ini dapat berlangsung terus menerus. (Lebih baik) alon-alon asal kelakon (pelan tapi pasti—red) daripada byar langsung hilang,” ujar pria yang gemar mengenakan baju batik ini.

Sebagaimana harapan mantan Walikota Herry Zudianto, Segosegawe diharapkan mampu mewujudkan Yogyakarta sebagai kota yang lebih bersih dan humanis sesuai visi Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya, dan Pusat Pelayanan Jasa yang Berwawasan Lingkungan. “Semoga kita dapat menjadi contoh, pelopor dan motivator gerakan ini,” pungkasnya. (vr)

Hemat Energi ala Yogya

Sekarang ini banyak orang tua ingin memanjakan anaknya tidak dalam

kerangka pembentukan karakter jati diri anak yang

mandiri, sederhana, hemat, tidak konsumtif, tidak

mudah menyerah. Kalau ke sekolah jaraknya lebih kurang tiga kilometer dari rumah, ya diwajibkan anak untuk bersepeda sebagai latihan membiasakan diri

untuk kesederhanaan hidup sekaligus

memahami hakekat arti kesederhanaan,“

Herry Zudianto.Pencetus Segosegawe

Blogspot

Page 5: Komunika edisi 1 2014

Masyarakat di kawasan Semenanjung Kampar, Kabupaten Pelalawan, Riau punya pohon bahan bakar. Berkat hasil penelitian Prof. Budi Indra Setiawan dan kawan-kawan, peneliti dari Institut Pertanian Bogor, sejak tahun 2010 buah Bintaro (Cerbera manghas) yang semula dihindari menjadi berkah.

Suatu kebahagiaan tersendiri melihat daerah yang tadinya gelap gulita kini berpijar terang berkat Limar. Roda ekonomi daerah pun semakin kokoh berputar, seolah kehidupan dan secercah harapan baru menanti di depan. “Sekarang bagaimana saya bermanfaat buat manusia dan namanya Rejeki mah sudah hak prerogratif Allah, sudah saya waqafkan diri saya kepada Allah untuk berbagi buat sesama,” ujar Ujang Koswara.

D eru kendaraan terdengar mendekat, tak lama kemudian sebuah sedan hitam parkir tepat di depan rumah sekaligus kantor Yayasan Pilar Peradaban. Pria berperawakan sederhana berbalut baju koko warna putih turun dari mobil sembari menenteng tas punggung.

Kang Ujang, begitulah sapaannya, mulai menuturkan awal mula kisah yang melatarbelakangi inisiatif Program Indonesia Bebas Gelap.

Sekilas Perjalanan UjangDibesarkan oleh keluarga petani

sederhana, sedari kecil telah akrab dengan dunia pertanian. Masa-masa sekolah dihabiskan dengan belajar tanpa penerangan, belum ada listrik di desa, di Garut, kala itu.

Berbekal moral dan attitude sebagai kebanggaan anak kampung, Kang Ujang hijrah untuk menuntut ilmu di sebuah perguruan tinggi terkemuka di Kota Bandung. “Saya diajarkan untuk tidak berbohong, jujur, dan jangan korupsi, itulah

ilmu yang diajarkan oleh orang tua saya, kebanggaan itulah yang saya pegang,’’ kenang Ujang.

Selepas bangku kuliah, langsung diterima menjadi pegawai negeri sipil, menjadi Dosen dan mengajar di Politeknik Swiss ITB Bandung. Menjadi seorang PNS, pekerjaan yang paling didambakan oleh semua orang, betapa bangga orang tuanya saat itu. Namun, setelah sembilan tahun mengabdi, Kang Ujang memutuskan untuk mengundurkan diri. “Saya kalkulus dapat A, tetapi saya tidak mendapatkan rumus matematika untuk hidup sejahtera dari PNS ketika saya menjalankan PNS dengan benar,” ungkapnya lugas.

Bermodalkan jaringan yang cukup luas, Ujang memulai usahanya menjadi supplier botol oli sebuah perusahaan oli. Awalnya supply 10 hingga 50 ribu botol dengan harga 1000 rupiah per botol mampu memperoleh pendapatan 10 hingga 50 juta rupiah per bulan. Dalam kurun waktu dua tahun usaha berkembang pesat mencapai omzet 1,5 Milyar karena mampu menyuplai hingga 1,5 juta botol setiap bulannya. “Otomatis kehidupan saya berubah, pernak-pernik kehidupan duniawi luar biasa dan terpenuhi, tetapi itu bukan puncak justru itulah awal kehidupan saya berkarya,” ujarnya.

Merasa terjebak di dalam kehidupan kapitalis yang hanya mengejar materi (uang), ia pun mempertanyakan kembali dimanakah value (nilai) dirinya sebagai manusia disaat

semua kehidupan duniawi mampu dipenuhinya. Kehilangan seorang sahabat dekat serta ‘nyaris’ kehilangan keluarganya pun menjadi titik balik kehidupannya. “Visi saya sebagai manusia bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, itulah yang saya cari selama ini, Berbagi!”, ungkapnya penuh semangat.

Limar Mulai BerpijarProblematika listrik di Indonesia

hingga tahun 2008 elektrifikasi baru mencapai 65 persen dari 200 juta penduduk, saat ini naik menjadi 72 persen tetapi penduduknya 250 juta. Masih banyak daerah di Indonesia yang masih mengandalkan minyak tanah sebagai bahan bakar lampu petromak untuk menerangi rumahnya. Ironisnya, di Kabupaten Cirata, Provinsi Jawa Barat yang dikelilingi empat PLTA besar pemasok listrik untuk Jawa-Bali, hampir 100.000 rumah penduduknya masih gelap. Pernah suatu ketika sang keponakan sedang mengikuti ujian nasional, namun karena ketiadaan listrik, maka harus belajar dengan penerangan seadanya, tentunya tidak adil rasanya bila standar nilainya disamakan namun kesempatan belajar jauh berbeda. Hal itulah yang kemudian menggugah Kang Ujang untuk berinovasi.

Berawal rasa penasaran terhadap lampu senter handphone yang ternyata berbahan dasar lampu LED (light-emitting diode), dilakukanlah

Diterbitkan oleh :DITJEN INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIKKEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

6T a b l o i d T e m p e l

http://www.facebook.com/komunikatabloid e-paper http://infopublik.org/index.php?page=product&id=1

riset yang berujung pada temuan Lampu Limar, Listrik Mandiri Rakyat yaitu lampu yang sumber energinya berasal dari energi listrik mandiri. Lampu Limar didesain agar cukup mendapat sumber listrik dari accu yang biasa dipakai untuk kendaraan bermotor, sehingga masyarakat di pelosok dan pedalaman yang belum dialiri listrik bisa menikmati penerangan.

Daya tahan accu motor untuk menyalakan lampu Limar ini kurang lebih selama satu bulan, setelah itu accu harus dicharge lagi sampe penuh untuk menyalakan lampu limar di bulan berikutnya. Satu paket lampu Limar berisi lima buah lampu LED 12 volt setara 1,5 watt; satu switch box lengkap beserta kabelnya sepanjang 20 meter. Kelebihan lampu Limar hemat energi, lampu Limar hanya membutuhkan daya 1,5 watt saja, tetapi terangnya tidak kalah dengan lampu 15 watt. Selain itu juga sudah pasti hemat biaya, hanya perlu 2000 sampai 5000 rupiah per bulan untuk me-recharge accu, bandingkan dengan biaya lampu petromaks 15.000 rupiah per minggu untuk satu hingga dua liter minyak tanah.

“Penggunaan bahan baku lokal penting untuk memunculkan budaya produktif, mengingat saat ini budaya konsumtif yang lebih mendominasi,” ujar Ujang.

Semangat BerbagiAtas dasar semangat untuk berbagi

dan menginspirasi masyarakat serta mengentaskan Indonesia dari kegelapan, maka dicetuskanlah Program Indonesia Bebas Gelap. Bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan BUMN maupun swasta

melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), merambah ke daerah-daerah pelosok untuk menghibahkan Limar. Bukan hanya sekedar hibah, Ujang Koswara beserta tim Yayasan Pilar Peradaban juga memberdayakan masyarakat lokal dengan mengajarkan dan melatih bagaimana membuat Limar hingga ke pemasangannya agar berguna dan berkelanjutan bagi mereka kelak. Teroboson teknologi biasanya diajarkan minimal di tingkat pelajar SMK, diparadokskan dengan warga desa ‘turun gunung’ mengajarkan pelajar SMK. “Kita ingin membalikkan pemikiran bahwa semua orang itu bisa dan mampu, kesempatan belajar bisa diperoleh dimana saja,” jelas Ujang.

Selain perusahaan, Ujang juga menjalin kerjasama dengan Lapas Suk amisk in Bandung dengan memberdayakan narapidana wanita untuk membuat paket L imar. Selain membantu para narapidana menafkahi keluarganya dari balik jeruji, tertanam harapan bahwa setelah bebas dari lapas, menanggalkan baju tahanan, merek a sudah berwawasan korporat, kemudian membuat dan membangun usaha mandiri. Ujang tidak pernah tidak pernah mengkomersialkan produk temuannya karena tujuan utamanya adalah pemberdayaan, ia berujar bahwa Allah itu memperlihatkan diri dengan karya-karyanya (Allah menujukkan kebesaranNya melalui kekuasaan ciptaannya), Dia sendiri tidak memperlihatkan diri.

“Berbeda halnya dengan manusia, narsisnya ampun, berkarya kagak. Saya ingin berkarya dan cukup karya sayalah yang dihargai bukan ujangnya”, tutur Ujang. (nisa)

Ujang Koswara: Limar Berpijar Wujudkan Indonesia Bebas Gelap

7http://www.infopublik .org

http://www.infopublik .org

Tahun X Januari 2014 Edisi 01

Sumber foto : N

isa, Yayasan Pilar Peradaban

Page 6: Komunika edisi 1 2014

Limbah Terasi Penghasil Listrik

Awalnya Budi tidak melakukan penelitian secara khusus tentang potensi buah ini. Ia ditunjuk Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan melakukan penataan ekosistem gambut di areal hutan tanaman industri sebuah perusahaan kertas berskala nasional. Ketika melakukan survei, ia melihat banyak pohon bintaro yang banyak tumbuh dimana-mana berbuah. “Banyak sekali pohon bintaro disana. Pohon itu begitu gampang tumbuh. Saya yakin pasti ada yang dapat dipergunakan dari pohon itu,” ujar Budi seperti dikutip dari Kompas.com.

Sebelumnya buah ini hanya dimanfaatkan masyarakat setempat untuk racun bagi hama babi. Anak-anak bahkan diminta menjauhi pohonnya karena percaya getahnya dapat membuat buta. Tidak heran dalam bahasa setempat disebut sebagai buah babuto, singkatan dari mambuek mato menjadi buto (membuat mata menjadi buta).

Racun menjadi Bahan BakarPenelitian laboratorium yang

dilakukan Budi dan tim selama setangah tahun, menemukan babuto dapat menjadi alternatif sumber energi di masa depan. “Bintaro cukup aman menjadi sumber energi. Bahkan hasil minyaknya lebih baik dari biji jarak, asap dari minyak juga wangi”, kata Budi. Untuk setiap 25 kilogram biji bintaro, dapat menghasilkan satu kilogram minyak.

Minyak dihasilkan melalui proses yang cukup panjang tapi dapat diolah sendiri oleh masyarakat. bahan dasarnya adalah biji bintaro yang sudah dikeringkan. Biji yang baik berasal dari buah kering yang jatuh ke tanah atau yang sudah tua. Warnanya merah hati keunguan, jika dilihat sepintas mirip mangga gedong.

S e t e l a h d i k e r i n g k a n , b i j i kemudian disangrai lalu digiling layaknya menggiling kopi hingga lebih halus. Tepungnya sudah bisa

diekstrak menjadi minyak dengan menggunakan mesin pres atau penekan hidrolik. Minyak yang keluar dapat langsung dipakai sebagai pengganti minyak tanah. Ampasnya dapat dibentuk menjadi briket sehingga bisa dipakai sebagai bahan bakar di tungku layaknya batubara.

J i k a d i l a k u k a n p e m u r n i a n lanjutan, minyak bintaro bahkan dapat digunakan di mesin diesel. Awalnya mesin diesel dijalankan menggunakan solar, setelah menyala selama tiga sampai lima menit untuk menormalkan mesin, bahan bakarnya bisa dialihkan menjadi minyak bintaro. Selama satu jam, genset 2.000 watt memerlukan 1,5 liter minyak bintaro.

Kompor dan mesin diesel yang menggunakan minyak bintaro harus dimodifikasi terlebih dahulu. Ilmu modifikasi siap diberikan tim IPB bagi industri yang mau membuat kompor atau genset khusus berbahan bakar bintaro.

Indr is (60) warga setempat mengaku senang dengan temuan ini. “Sekarang kami senang, ternyata pohon yang kami anggap berbahaya ternyata bisa menjadi bahan bakar”, katanya. Senada, Jasmiah menyatakan ia akan menanam dan memelihara babuto.

Budi mengakui masih diperlukan p e n e l i t i a n l a n j u t a n u n t u k meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Kelak bintaro tidak hanya bermanfaat sebagai pohon peneduh saja, melainkan sumber Bahan Bakar Nabati (BBN) yang andal mengurangi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). (ats/kom/det) 5

Tarik di sini

8

Terasi atau belacan dikenal sebagai bumbu yang mampu membangkitkan napsu makan. Siapa

sangka di tangan lima mahasiswa Departemen Biokimia FMIPA Institut Pertanian Bogor, terasi berpotensi sebagai alternatif sumber energi.

digunakan pada percobaan.Limbah cair terasi secara alami

mengandung konsorsium bakteri yang merupakan gabungan beragam jenis bakteri dalam jumlah banyak. Konsorsium ini dimanfaatk an m e n g h a s i l k a n e n e r g i l i s t r i k yang memungkinkan terjadinya pemindahan proton akibat proses respirasi seluler dari permukaan sel ke anoda.

D a l a m p e n e l i t i a n Pro gr a m Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2013 yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Cair Industri Terasi di Kabupaten Cirebon sebagai Penghasil Energi Listrik”, Silvikasari dan tim memanfaatkan sistem microbial fuel cell (MFC) atau bahan bakar sel yang memanfaatkan mikroba.

Setiap pekan pabrik terasi kemasan di Cirebon dapat menghasilkan 330 liter limbah cair terasi sebagai hasil sampingnya. Limbah ini apabila tidak dikelola dengan baik akan menjadi masalah bagi lingkungan.

Penelitian Silvikasari, Heryani, Osy Yostia Utami, Qatrunnada, dan Haribowo menemukan limbah cair terasi masih dapat dimanfaatkan. Di dalamnya terkandung banyak nutrisi seperti protein, karbohidrat, dan bahan-bahan lainnya yang masih dapat digunakan oleh mikroba. “Mikroba inilah yang kemudian akan dimanfaatkan untuk memproduksi energi listrik”, kata Silvikasari. Hanya saja, tidak semua mikroba dapat ditumbuhkan dan diisolasi dalam media agar-agar nutrien yang

Limbah cair terasi secara alami

mengandung konsorsium bakteri yang merupakan

gabungan beragam jenis bakteri dalam

jumlah banyak. Konsorsium ini dimanfaatkan menghasilkan

energi listrik yang memungkinkan

terjadinya pemindahan proton akibat proses respirasi seluler dari permukaan sel ke

anoda.

Mereka membandingkan hasil dari konsorsium bakteri dari limbah cair dengan bakteri Bacillus Subtilis yang telah diisolasi sebelumnya.

“Berdasarkan hasil uji limbah cair terasi yang mengandung konsorsium mikroba mampu menghasilkan beda potensial lebih tinggi dibandingkan kultur cair B.Subtilis. Hal ini disebabkan pada konsorsium mikroba terjadi aktivitas metabolisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan kultur murni sehingga proton H+ yang dihasilkan semakin banyak,” papar Silvika.

Tim juga menemukan beda potensial yang dihasilkan limbah cair terasi lebih tinggi dibandingkan limbah tahu sebagai pembanding. Diterapkan dalam MFC dengan susunan seri yang dianggap paling efektif, diperoleh beda potensial limbah cair terasi sebesar 2 volt, kultur murni Bacillus subtilis 0,88 volt, dan limbah cair tahu sebagai pembanding sebesar 0,548 volt.

Jadi jangan heran bila suatu saat listrik yang mengalir ke rumah kita berasal dari limbah yang sebelumnya dipandang sebelah mata. (ats/kom/ant)

Buah Bintaro, Sumber Bahan Bakar Nabati

An d i k H a r i ya nto, p r i a a s a l Bojonegoro, Jawa Timur, berhasil membantu para petani di Desa Simorejo, Kecamatan Kepohbaru u n t u k m e n g h e m a t b i a y a . I a mengubah pompa air berbahan bakar bensin menjadi berbahan bakar elpiji. Berkat ide kreatifnya, para petani terhindar dari “bolong kantong” alias habis duit saat mengairi sawah ladangnya. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana ia membuat mesin pompa berbahan bakar gas elpiji tersebut, berikut wawancara dengan Andik Hariyanto, pemilik bengkel motor sekaligus perakit mesin pompa air berbahan bakar gas di bengkelnya di Jalan Poros Utara, Desa Simorejo, Kidol Dewe, Bojonegoro, Jawa Timur:

Bisa diceritakan bagaimana awalnya mengubah mesin pompa air berbahan bakar bensin menjadi berbahan bakar gas?

Awalnya sih k arena petani banyak yang mengeluh, merasa pengeluarannya boros. Mereka mengaku, untuk mengairi sawah dengan mesin pompa air bisa menghabiskan bensin atau solar sekitar 10 liter untuk pemakaian satu hari. Karena itulah muncul ide untuk mengubah mesin pompa air berbahan bakar bensin menjadi bahan bakar gas. Ternyata bisa, dan

sangat membantu petani. Hanya dengan satu tabung elpiji ukuran 12 kg, kini petani bisa mengairi sawah selama dua hari. Bila dibandingkan, menggunakan gas elpiji jauh lebih irit.

Bagaimana dan berapa lama mengubah mesin pompa itu? Berapa ongkosnya?

Ada beberapa komponen pada mesin pompa air yang diubah, terutama kelistrikannya serta saringan filter udara. Waktunya tidak lama, hari ini dikerjakan besok sudah bisa diambil (selesai). Untuk ongkosnya, saya tidak patok harga. Biasanya paling tinggi sekitar Rp 210 ribu.

Kapan pertama kali muncul ide kreatif itu muncul, dan apakah sudah banyak yang pakai?

Ide itu muncul sudah sekitar dua atau tiga bulan yang lalu, tepatnya saat sudah tidak musim hujan dan sawah-sawah mengering. Yang pakai sekarang banyak, di sekitar Simorejo saja sudah ratusan petani yang memakai mesin pompa berbahan bakar gas. Petani dari Lamongan, Gresik, dan Jombang juga ada yang memakai hasil kreasi saya.

Setelah menemukan mesin pompa air berbahan bakar elpiji, ada lagi yang akan dilakukan?

Saya sekarang sedang menguji coba mesin diesel. Sudah bisa menyala, tapi sayang hasilnya belum sempurna. Masih ada beberapa komponen yang diubah dan perlu penyempurnaan. Berbeda dengan mesin pompa air, mesin diesel perlu modal yang besar dan cukup rumit. Saya riset sudah menghabiskan banyak biaya. Pengennya sih ada bantuan untuk mengembangkan riset ini.

B a g a i m a n a p e r h a t i a n pemerintah?

Sampai saat ini belum ada. Kalau dari swasta ada, dari perusahaan di Malang. Tapi syaratnya saya harus ikut dan tinggal di Malang, saya tidak bersedia. Kasihan anak-anak dan istri saya kalau harus tinggal di Malang. Apalagi sudah cukup banyak pelanggan saya di sini, terutama mesin pompa air.

Apa harapan ke depan?Saya sih pengennya ada bantuan

dana dari pemerintah, terutama untuk biaya ujicoba mengubah mesin diesel (yang berbahan bakarsolar) menjadi berbahan bakar gas. Karena ujicoba harus dilakukan berulang-kali dan perlu dana besar. Saya juga ingin bengkel saya lebih maju dan lebih baik lagi.

Andik Hariyanto, Penemu Pompa Air Berbahan Bakar Elpiji

Agar Petani Tak “Bolong Kantong”

Blogspot

Page 7: Komunika edisi 1 2014

9Cinta IndonesiaTahun X Januari 2014 Edisi 01

Beringharjo, Pasar Tradisional nan ModernIngin merasakan pasar tradisional dengan nuansa modern? Pasar Beringharjo-lah tempatnya. Di pasar kebanggaan warga Yogyakarta ini, pengunjung bisa membeli aneka barang berkualitas dengan harga murah, dan tentu saja di tengah suasana yang bersih, nyaman, dan aman.

Berbelanja di pasar tradisional menjadi pilihan sebagian besar masyarakat. Selain barang yang dijual harganya miring, pembeli

juga bisa menawar sepuasnya. Namun kadang kesenangan itu terganggu suasana pasar yang tidak mendukung. Selain kotor dan kumuh, juga becek dan bau. Kondisi itulah yang menyebabkan pasar tradisional sering dipandang sebelah mata.

Tapi anggapan semacam itu akan sirna begitu memasuki pasar Baringharjo. Pasar tradisional yang sudah berdiri ratusan tahun ini, kini tertata lebih apik dan bersih layaknya pasar modern. Bangunannya baru, dengan sistem pengaturan udara yang baik. Lantainya beton sehingga tidak becek. Los-los pedagang diatur berderet rapi. Bukan hanya itu, manajemen pengelolaannya juga menggunakan manajemen modern ala pasar swalayan.

Tetap Tradisional Hebatnya, meski tampilannya sudah

keren, suasana tradisional tetap terasa. Beringharjo tetap menjadi pusat jual-beli kebutuhan pokok dan kerajinan yang dihasilkan oleh para pelaku ekonomi menengah, kecil maupun mikro. “Para petani, nelayan, pengrajin dan pelaku industri rumah

tangga, tetap bisa jual-beli di sini seperti dulu,” kata Siti, salah seorang pedagang bahan pokok.

Meski suasananya kini terkesan lebih mirip swalayan, namun keriuhan yang menjadi ‘ciri khas’ Beringharjo tetap sama seperti tahun delapanpuluhan. Ribuan pedagang dan pembeli tumplek-blek tiap hari di sini,saling bertransaksi dan tawar-menawar harga dengan merdeka. Kuli panggul, penjual rokok, penjual es keliling, dan pedagang asongan lainnya tetap bisa ditemui di sini. “Gak ada yang berubah, suasananya masih tradisional banget. Hanya fasilitasnya sekarang tertata dengan baik,” kata Hawarto, wisatawan dari Jakarta yang setiap ke Yogya selalu mampir ke pasar Beringharjo.

Perbedaannya, jika dulu para pedagang campur-baur satu sama lain dan lapaknya centang-perenang tak keruan, sekarang sudah ditata. “Sekarang para pedagang dikumpulkan per blok, mas. Ada blok yang khusus jualan makanan, pakaian, kelontong, daging, gak campur-aduk seperti dulu lagi. Sekarang lebih bersih dan rapi, lah,” imbuh perempuan yang sudah berdagang di Beringharjo sejak 1986 ini.

Pasar SehatPasar Beringharjo terletak di jalan

Pabringan No 1, atau tepat di sisi selatan Jalan Malioboro, Yogyakarta. Pasar ini dibangun sejak tahun 1758 M, setelah berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, serta Keputusan Menteri Kesehatan No. 519/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat, Pemerintah Provinsi DIY menyulap pasar tradisional yang semula kumuh ini menjadi pasar sehat.

Sehat di sini bukan sekadar dalam arti los-los tempat jual belinya dibangun secara baik, namun juga memperhatikan standar kebersihan dan kenyamanan. Selain penataan pedagang sesuai dengan golongan barang yang dijual, kebersihan juga sangat diutamakan di pasar yang memiliki julukan “Catur Tunggal” ini. Ada petugas kebersihan yang bekerja 10 jam nonstop, dan di setiap sudut juga tersedia tempat sampah.

S e m e n t a r a u n t u k m e n a m b a h kenyamanan, lorong pasar yang buka pukul 06.00 – 17.00 ini juga dibangun relatif lebar agar pembeli tidak berdesak-desakan. Ada pula pengaturan pencahayaan dan sirkulasi udara. “Keamanan juga terjamin, karena tiap hari ada petugas security yang patroli keliling pasar. Ada 21 orang petugas keamanan yang bekerja dalam tiga shift,” kata Mulyadi, salah seorang petugas keamanan pasar.

Ia menambahkan, bagi pengunjung dari luar kota yang menginginkan informasi terkait pasar dan komoditas yang dijual di dalamnya, tersedia Pusat Informasi Penerangan. Sementara yang enggan membawa uang tunai dalam jumlah banyak

juga tidak perlu khawatir, karena di dalam pasar juga tersedia fasilitas Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan perangkat transaksi elektronik EDC (Electronic Data Capture). Tidak hanya itu, di pasar juga disediakan mushola dan foodcourt yang menyediakan aneka makanan dan jajanan tradisional khas Yogya.

Dari Batik hingga BapiaPasar Beringharjo yang tradisional namun

modern ini memiliki empat lantai. Lantai satu boleh dikata surganya batik. Mulai dari berbagai jenis bahan batik hingga aneka corak batik tulis dan cap, semua ada di sini. Berbeda dengan batik di supermarket yang harganya sudah dipatok, di sini pengunjung bisa menawar. “Jika pandai menawar, bukan tidak mungkin bisa mendapatkan barang bagus dengan harga setengah dari yang ditawarkan,” ujar Hawarto.

Lantai dua diisi pedagang bahan herbal seperti bahan dasar jamu hingga wedang jahe. Lantai ketiga adalah pusat barang-barang antik seperti kotak penyimpan perhiasan, lampu-lampu tua dan berbagai pernik kuno yang bisa menjadi hiasan tambahan di rumah. Sedangkan di lantai empat dijual berbagai kerajinan tangan yang menarik seperti tas anyaman.

Para pedagang yang berjualan di sana yakin, jika pasar Beringharjo dikelola dengan baik dan serius, asetnya tidak akan kalah dengan pasar modern. “Kalau suasananya tetap bisa bersih dan nyaman seperti ini, masyarakat yang berpendapatan tinggi dan kelas menengah ke atas pun akan tertarik mengunjungi Pasar Beringharjo untuk membeli berbagai hal yang tidak tersedia di pasar modern,” ujar Siti.

Tanggungjawab terbesar untuk menjaga kebersihan, kenyaman dan keamanan tentu ada di tangan para pedagang dan pengelola pasar sendiri. Yang lebih penting lagi bisakah mereka mempertahankan ketradisionalan pasar dengan pola manajemen pengelolaan modern. Sejauh ini semua bisa seiring-sejalan, bukti bahwa tradisional tak selalu kotor, pengap dan bau. (M_W )

travellinote.com

“Jika pandai menawar, bukan tidak mungkin

bisa mendapatkan barang bagus dengan

harga setengah dari yang ditawarkan,”

Page 8: Komunika edisi 1 2014

Teknlologi Tepat Guna10 Tahun X Januari 2014 Edisi 01

permukiman.Yoyon juga berharap ke depan ada kerja

sama dengan pihak ketiga atau industri untuk memproduksi missal alat buatannya. “Penciptaan alat ini bertujuan untuk menyehatkan masyarakat. Bukan untuk memahalkan air. Masyarakat walaupun mungkin makan seadanya, tapi memperoleh kecukupan air minum,” pungkasnya. (Purwadi/

Humas LIPI, www.lipi.go.id)

energi penggerak Banyu Mili disuplai dengan tenaga surya. Sehingga, alat ini bisa menghemat kebutuhan listrik maupun bahan bakar. Masyarakat tak perlu repot memasak air seperti yang biasa dilakukan agar layak konsumsi dengan menggunakan bahan bakar apapun itu.

Banyu Mili mempunyai catu daya panel surya sebesar 14 Wp. Dari panel tersebut, listrik mampu disimpan dalam Accu agar siap digunakan kapanpun saat dibutuhkan. “Listrik bisa diperoleh hanya dengan “menjemur” panel surya selama 4 jam,” imbuhnya.

Hidupkan LampuYoyon menuturkan, proses penciptaan

Banyu Mili diarahkan agar alat mampu dimanfaatkan di mana pun, termasuk saat terjadi bencana atau pun berlokasi di daerah terpencil. Oleh karena itu, kemasan alat ini dibuat dalam kotak yang bisa ditenteng kemanapun. “Kelebihan alat ini adalah portable, jadi bisa dimanfaatkan sesuai kondisi yang diinginkan,” katanya.

Tak hanya itu saja, alat tersebut dalam kondisi ter tentu al ias darurat dapat digunakan pula untuk sumber listrik untuk menghidupkan lampu. “Dengan daya penuh, alat ini mampu menghidupkan 18 lampu LED 1,8 Watt selama 8 jam,” tandasnya.

Kelebihan lainnya lagi, alat ini tergolong

Adalah Yoyon Ahmudiarto, Peneliti Lembaga I lmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sekaligus Kepala UPT Balai Besar Pengembangan

Teknologi Tepat Guna LIPI Subang yang menciptakan Banyu Mili. Alat ini bisa mengolah air dari sumber manapun secara singkat dan dapat langsung diminum.

Banyu Mili adalah singkatan dari “Banyu Milik LIPI”. “Banyu Mili merupakan alat pemurni air dengan tenaga surya yang mampu memenuhi kebutuhan air dengan singkat dan murah,” ungkapnya.

Alat ini mempunyai sejumlah komponen yang terdiri dari panel surya, kabel, filter karbon aktif, filter micron, lampu ultraviolet, accu, selang dan kran air. Cara kerja alat dimulai dengan menyalurkan air untuk diproses masuk lewat selang ke filter karbon aktif. Dalam proses tersebut, air dibebaskan dari senyawa kimia berbahaya.

Setelahnya, air masuk ke filter micron. Di sini, air akan dipisahkan dari partikel debu. Selanjutnya, air akan mengalami proses sterilisasi yang berlangsung di dalam saluran dengan sinar UV.

Selesai proses tersebut, air akan keluar melalui kran dan sudah siap untuk diminum. “Air yang keluar dari alat ini bisa sebanyak 6 liter dalam satu menit. Sedangkan bila dihitung selama satu hari, Banyu Mili bisa menghasilkan 15 galon air,” papar Yoyon.

Dikatakannya, listrik untuk sumber

Ketersediaan air layak konsumsi dengan murah belakangan ini semakin sulit didapatkan oleh masyarakat. Air tanah yang menjadi sumber air utama masyarakat di sejumlah daerah juga sudah minim ketersediaannya. Di sisi lain, penyediaan sumber air alternatif masih terkendala peralatan dan biaya yang mahal. Inilah yang memicu terciptanya pemurni air tenaga matahari karya anak bangsa bernama Banyu Mili.

Ribuan peserta yang berasal dari perwakilan parpol peserta pemilu 2014 mengikuti Senam Sehat di

Lapangan Silang Monas, Jakarta, Minggu (24/11). Senam ini merupakan salah satu usaha KPU dalam rangka

sosialisasi tahapan pemilu dan usaha meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilu 2014 nanti.

FOTO A N T A R A F O T O

Penciptaan alat ini bertujuan untuk

menyehatkan masyarakat. Bukan untuk memahalkan air. Masyarakat walaupun

mungkin makan seadanya, tapi memperoleh

kecukupan air minum

Yoyon Ahmudiarto, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Memurnikan Air dengan Murah dan Singkat Lewat Banyu Mili

berharga murah. Biaya produksi untuk alat tersebut sekitar Rp 3 juta serta masih bisa ditekan lagi dengan pemilihan bahan peralatan. Sang penemunya pun berharap agar inovasi ini bisa diaplikasikan secara nyata di masyarakat.

Alat ini diharapkan pula dipakai untuk mengatasi kebutuhan air bersih di wilayah-wilayah terpencil yang sulit air bersih. Ataupun, Banyu Mili bisa pula memenuhi kebutuhan air bersih di kawasan padat

Rubrik diasuh oleh :

Hum

as LIPI

Page 9: Komunika edisi 1 2014

11RegulasiTahun X Januari 2014 Edisi 01

S a v i c B a l a r a m a d a l a h s e o r a n g eksekutif muda di sebuah perusahaan ternama. Walaupun berusia muda, karena kecerdasannya, karirnya cepat menanjak. Karir yang terus meningkat, menjadikan kehidupannyapun cenderung glamour. Semua serba mewah. Dari pakaian, kendaraan bermotor, hingga rumah tinggal semuanya serba mahal.

Di tempatnya bekerja, Savic bersama teman-temannya hampir setiap saat melakukan aktifitas bersama. Terlebih saat istirahat kantor tiba, mereka selalu menuju tempat makan siang yang sama. Karena lokasi tempatnya bekerja adalah pusat kota dan perniagaan, maka setiap makan siangpun sudah pasti di sebuah restoran. Jikapun beda tempat, selalu saja restoran, dan ternama. Ini adalah gaya hidup.

Plummer (1983) mendefinisikan gaya hidup sebagai cara hidup individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orang tersebut menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Sementara Adler (dalam Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal yang paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang dalam hubungannya

Penghematan energi melalui sistem tata 1. udara dilakukan dengan cara

Untuk bangunan gedung negara, a. BUMN, BUMD, apabila menggunakan pendingin udara (AC) harus dilakukan dengan cara Menggunakan AC dengan daya - sesuai dengan besarnya ruanganMenggunakan - refrigerant jenis hidrokarbon. Menempatkan unit kompresor AC - pada ruangan pada lokasi yang tidak terkena langsung sinar matahari.Mematikan AC jika ruangan tidak - digunakan.Memasang - thermometer ruangan untuk memantau suhu ruangan.Mengatur suhu dan kelembaban - sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu;

Ruang kerja dengan suhu berkisar •antara 24o hingga 27o dengan kelembaban relatif antara 55% sampai dengan 65%. Ruang transit (lobby, koridor) •dengan suhu berkisar antara 27o hingga 30o dengan kelembaban relatif antara 50% sampai dengan 70%.

Mengoperasikan AC sentral ;- 30 (tiga puluh) menit sebelum •jam kerja unit fan AC dinyalakan,

satu jam kemudian kompresor AC dinyalakan.30 menit sebelum jam kerja •berakhir unit kompresor AC dimatikan, pada saat jam kerja berakhir unit fan AC dimatikan.

Memastikan tidak ada udara luar - yang masuk ke dalam ruangan ber-AC yang mengakibatkan efek pendinginan berkurang.Melakukan perawatan secara berkala - sesuai panduan pabrik.

Menggunakan jenis kaca tertentu b. yang dapat mengurangi panas matahari yang masuk kedalam ruangan namun tidak mengurangi pencahayaan alami.Mengurangi suhu udara pada c. atau sekitar gedung dengan cara penanaman tumbuhan dan /atau pembuatan kolam air.

Penghematan energi melalui sistem tata 2. cahaya dilakukan dengan cara sebagai berikut,

Menggunakan lampu hemat energi a. sesuai dengan peruntukannya.Mengurangi penggunaan lampu b. hias.Menggunakan ballast elektronik c. pada lampu TL (neon).

Mengatur daya listrik maksimum d. untuk pencahayaan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk ;

Ruang receptionist 13 Watt/m1. 2 dengan tingkat pencehayaan paling rendah 3oo lux.Ruang kerja 12 watt/m2. 2 dengan tingkat pencahayaan palinmg rendah 350 lux.Ruang rapat, ruang arsip aktif 3. 12 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan paling rendah 300 lux.Gudang arsip 6 watt/m4. 2 dengan tingkat pencahayaan paling rendah 150 lux.Ruang tangga darurat 4 watt/m5. 2 dengan tingkat pencahayaan paling rendah 150 lux.Tempat parkir 4 watt/m6. 2 dengan tingkat pencahayaan paling rendah 150 lux.

Menggunak an rumah lampu e. reflector yang memiliki pantulan cahaya tinggi.Mengatur saklar berdasarkan f. kelompok area, sehingga sesuai dengan pemanfaatan ruangan.Menggunakan saklar otomatis g. dengan menggunakan pengatur waktu (timer) dan / atau sensor cahaya (photocell) untuk lampu taman, koridor dan teras.

Manajemen Energi(PERMEN ESDM NO 14 Tahun 2012 pasal 13)

dengan tiga hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan, dan cinta.

Gaya hidup bukan merupakan sesuatu yang mutlak bagi setiap individu. Ketika gaya hidup ternyata mengkungkung kita pada situasi yang keliru, sesungguhnya alam bawah sadar kita telah mengirimkan sinyal-sinyal untuk membuat suatu pilihan. Bukan hanya perkara gaya hidup, tapi berbagai masalah, alam bawah sadar kita selalu memberikan respon.

Suatu ketika, Savic memisahkan diri dari teman-temannya. Bukan ingin menjauhi atau bermusuhan, namun lebih untuk mencoba melakukan sesuatu berdasarkan keinginan sendiri. Dia memutuskan makan siang di sebuah warung makan sederhana namun bersih, yang terletak tidak jauh di luar gedung perkantoran tempatnya bekerja.

“Enak. Rasanya tak kalah dengan makanan restoran dalam gedung. Tempatnya saja yang beda,” batinnya.

Beberapa hari kemudian, Savic kembali makan siang di warung makan itu, namun kali ini dia tidak sendiri karena beberapa temannya ikut, coba membuktikan “promosi” Savic. Dan, semua sepakat bahwa makan di warung itu tak kalah nikmatnya dengan makanan di restoran tempat biasa mereka makan siang. Harganyapun jauh lebih murah.

Seterusnya, warung makan sederhana itu menjadi tempat favorit Savic dan teman-temannya untuk makan siang. Enaknya sama, nikmatnya juga dapat, dan yang sudah pasti jauh lebih murah. Menguntungkan? Sudah pasti! Buat Savic dan teman-temannya tanpa sadar memperoleh pelajaran gaya hidup sederhana dan hemat, adalah hal penting, jika bukan untuk saat ini, mungkin untuk masa depannya. Buat si empunya warung?sudah tentu keuntungan materi karena pelanggannya bertambah.

Alternatif. Savic mengikuti keinginannya sendiri untuk makan siang bukan di tempat yang biasa dia lakukan. Bahkan dia juga mampu mengajak temannya yang lain untuk mengikuti “alternatifnya” tersebut.

Si empunya warung? Secara sadar dia mencoba mencari nafkah di tempat yang tidak biasa, yaitu berjualan makanan rumahan sederhana di lokasi “eksekutif” yang oleh sebagian orang sepertinya mungkin lebih memilih berjualan di tempat-tempat biasa, karena perbedaan kelas.

Jadi, mulailah mencari alternatif ketika sesuatu telah mengkungkung kita pada situasi yang mungkin keliru. Karena bisa jadi hal itu akan menjadi penyeimbang kehidupan kita. Jika tidak untuk saat ini, mungkin untuk masa depan.

ALTERNATIF

Antarafoto

Page 10: Komunika edisi 1 2014

Hemat energi untuk masa depan, begitu mungkin yang kita inginkan saat ini. Bagaimana tidak, cadangan energi terus berkurang karena penggunaannya yang terus menerus. Imbasnya, dibeberapa Negara harga bahan bakar terus melonjak. Untuk itulah, kini energi alternatif di beberapa negara terus didorong penggunannya, termasuk Indonesia.

juga di bintang-bintang yang tersebar di jagat raya. Reaksi fusi nuklir alami tersebut menghasilkan panas berorde jutaan derajat Celcius. Permukaan bumi pada mulanya juga memiliki panas yang sangat dahsyat, namun dengan berjalannya waktu (dalam orde milyard tahun) suhu permukaan bumi mulai menurun dan akhirnya tinggal perut bumi saja yang masih panas berupa magma dan inilah yang menjadi sumber energi panas bumi.

Pembangkit listrik tenaga Panas Bumi hampir tidak menimpulkan polusi atau emisi gas rumah kaca. Tenaga ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan. Pembangkit listik tenaga geothermal menghasilkan listrik sekitar 90%, dibandingkan 65-75 persen pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

Kenali Beberapa Energi Alternatif, Yuk !

Pemanfaatan energi alternatif akan mengurangi ketergantungan terhadap energi utama, minyak bumi. Pemanfaatan energi alternatif juga akan mengurangi pencemaran lingkungan dan efek negatif pada sumber daya alam seperti air, udara, hutan, dan lain sebagainya.

Beberapa energi a l ternat i f yang bisa dikembangkan guna mengatasi ketergantungan terhadap energi utama

air.Uap yang dihasilkan lantas digunakan

untuk menggerakkan generator yang kemudian menghasilkan listrik.

Survei yang dilakukan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa sekitar 14% pasokan listrik dunia dipenuhi oleh pembangkit listrik tenaga nuklir.

Panas Bumi

Pa n a s b u m i m e r u p a k a n s u m b e r energi alternatif yang ekonomis, dapat diandalk an, dan ramah l ingkungan. Panas bumi merupakan sumber energi yang dapat diperbarui sehingga bebas dari isu kelangkaan. Energi panas bumi sesungguhnya telah dimanfaatkan sejak jaman Romawi kuno silam. Pada saat itu, panas bumi populer digunakan sebagai pemanas ruangan dan untuk keperluan mandi.

Panas bumi adalah anugerah alam yang merupakan sisa-sisa panas dari hasil reaksi nuklir yang pernah terjadi pada awal mula terbentuknya bumi dan alam semesta ini. Reaksi nuklir yang masih terjadi secara alamiah di alam semesta pada saat ini adalah reaksi fusi nuklir yang terjadi di matahari dan

Gas Alam

Sebelum digunakan, gas alam biasanya dikompresi terlebih dahulu hingga berubah wujud menjadi cair.Pembakaran gas alam memang masih menghasilkan gas rumah kaca, namun dibandingkan bahan bakar lain seperti bensin atau solar, emisi gas alam dianggap masih lebih bersih.

Energi Biomassa

Materi biologis yang masih hidup atau telah mati disebut sebagai biomassa. Biomassa umum digunakan sebagai sumber bahan bakar atau untuk produksi industrial. Tanaman hidup, pohon mati, dan serpihan kayu merupakan bagian dari biomassa. Sekitar 0,5 listrik di Amerika Serikat tercatat dihasilkan dari energi biomassa.

Pembangkit Listrik Tenaga Air

Pembangkit listrik tenaga air mungkin masih menjadi sumber energi alternatif yang populer. Tenaga air merupakan sumber energi terbarukan sekaligus ramah lingkungan karena tidak menghasilkan limbah.

Tenaga Nuklir

P r o s e s r e a k s i n u k l i r t e r k e n d a l i bisa menjadi sumber energi alternatif yang memil ik i potensi amat besar.

Proses nuklir tersebut dikenal pula sebagai reaksi fisi. Pada pembangkit listrik tenaga nuklir, panas yang dihasilkan oleh reaksi fisi digunakan untuk menguapkan

Tenaga Angin

Turbin angin lazim digunakan untuk mengubah energi angin menjadi listrik. Catatan menunjukkan bahwa sekitar 1,5% pasokan listrik dunia dihasilkan oleh tenaga angin. Meskipun angka tersebut terbilang kecil, namun persentasenya selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Tenaga Matahari

Tenaga surya umum digunakan sebagai pembangkit listrik. Perkembangan teknologi memungkinkan sel surya semakin ringan, mudah diangkut, dan lebih efisien.

Energi Gelombang Laut

Seperti namanya, gelombang laut bisa digunakan untuk menghasilkan listrik. Teknologi ini, meskipun memiliki potensi besar, belum banyak digunakan. Rintangan utama dalam memperluas penggunaannya adalah dampak negatif yang akan terjadi pada lingkungan laut. Pembangkit listrik dari gelombang laut berpotensi mengganggu usaha penangkapan ikan sekaligus bentang alam alami lingkungan laut.

Energi Pasang Surut

Seperti energi dari gelombang laut, energi pasang surut juga belum banyak digunakan. Namun, para ahli melihat pasang surut sebagai sumber energi alternatif yang menjanjikan di masa depan. Pasang surut dianggap menjanjikan karena mudah diprediksi tidak seperti energi matahari dan angin. Salah satu faktor utama yang membuat teknologi pasang surut belum banyak diterapkan adalah biaya yang tinggi serta langkanya daerah yang memiliki perbedaan pasang surut besar. (dari berbagai sumber)

Blogspot