komunika 15 2006

12

Upload: komunika-tabloid

Post on 22-Mar-2016

238 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Redaksi: Selamatta Sembiring, Tahsinul Manaf, Soemarno Partodihardjo, Sri Munadi, Effendy Djal, Ridwan Editorial Mariyanto Dinas Infokom Kab Bangkalan - Madura e-mail: [email protected] Junaedi Kantor PKPN Kab Kapuas Hulu Putussibau - Kalbar e-mail: [email protected] Sekretaris Redaksi: Richard Tampubolon Editor/Penyunting: Illa Kartila, MT Hidayat, Dimas Aditya Nugraha Turio Ragilputra Guru SD Pasarsenen Kec Ambal Kab Kebumen - Jateng e-mail: [email protected] Diterbitkan oleh: 2

TRANSCRIPT

Page 1: komunika 15 2006
Page 2: komunika 15 2006

2 Edisi 15/Tahun II/September 2006

KOMUNIKA

Diterbitkan oleh:

DEPARTEMENKOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA

Pengarah:Menteri

Komunikasi dan Informatika

Penanggungjawab:Kepala Badan Informasi Publik

Pemimpin Redaksi:Kepala Pusat

Pengelolaan Pendapat Umum

Wakil Pemimpin Redaksi:Sekretaris BIP

dan Para Kepala Pusat di BIP

Sekretaris Redaksi:Richard Tampubolon

Redaktur Pelaksana:Nursodik Gunarjo

Redaksi:Selamatta Sembiring, Tahsinul

Manaf, Soemarno Partodihardjo,Sri Munadi, Effendy Djal, Ridwan

Editor/Penyunting:Illa Kartila, MT Hidayat,Dimas Aditya Nugraha

Pra Cetak:Farida Dewi Maharani

DesainD Ananta Hari Soedibyo

Riset dan DokumentasiMaykada Harjono K.

Alamat Redaksi:Jl Medan Merdeka Barat No. 9

JakartaTelp/Faks. (021) 3521538,

3840841e-mail:

[email protected]

Redaksi menerima sumbangan tulisan,artikel dan foto yang sesuai dengan

misi penerbitan.

Redaksi berhak mengubah isi tulisantanpa mengubah maksud dan substansi

dari tulisan tersebut.

Isi KomunikA dapat diperbanyak, dikutipdan disebarluaskan, sepanjangmenyebutkan sumber aslinya.

Editorial

BERANDA

desa

in co

ver:

ahas

. fot

o: m

th, i

mage

bank

RANA

Belum Menjadi Tuan RumahMenurut saya, komoditas pertanian In-

donesia belum menjadi tuan rumah di negerisendiri. Contoh, buah-buahan kita lebih sukabuah impor kayak durian Monthong, jambuBangkok, pear China, apel Washington atauAustralia. Kita tahu buah-buahan impor har-ganya selangit, tapi anehnya kita mau sajabeli. Padahal kita ini negara tropis yang no-tabene gudangnya buah. Nggak cuma itu,beras, jagung, kedelai, kita juga impor. Cobakalau kita mau dan bangga mengkonsumsiproduk pertanian sendiri, saya yakin komodi-tas pertanian kita bisa jadi tuan rumah di ne-geri sendiri. Tapi mimpi kali yee, soalnyakualitas produk sendiri kadang memble! Ditempat kita buah burik dimakan ulat dijualjuga. Beli beras dan kedelai isinya kerikilmelulu. Itu yang bikin kapok beli produk lokal.

JunaediKantor PKPN Kab Kapuas Hulu

Putussibau - Kalbare-mail: [email protected]

Tak Jaga MutuProduk pertanian kita secara komparatif

sangat unggul, namun secara kompetitif ka-lah di pasar global. Mengapa? Karena kita ti-dak pandai menjaga mutu. Padahal mutu dipasar global adalah segala-galanya. Sekali sajaproduk kita out of quality, saat itu pula konsu-men lari. Bicara masalah keunggulan, kita pu-nya ratusan komoditas pertanian unggulandari seluruh penjuru nusantara. Tapi lihat,mana yang bisa bersaing di tingkat internasi-onal? Bisa dihitung dengan jari! Kita butuhteknik pemasaran yang lebih ekspansif, de-ngan didukung kesungguhan kita menjagamutu.

MariyantoDinas Infokom Kab Bangkalan - Madura

e-mail: [email protected]

Lebih MurahKalau saya lebih suka produk pertanian

atau perkebunan lokal. Lebih murah, lebihsegar dan yang pasti cocok di lidah. Memangada yang bilang buah atau produk pertanianimpor lebih bermutu. Tapi kalau harganya ma-hal buat apa dibeli, wong gizi dan vitaminnyasama saja. Apa bedanya vitamin jeruk sunkistsama jeruk Pontianak? Sama saja kan? Cumayang makan gengsi saja yang beli made inluar. Kalau saya sih tidak gengsi-gengsian,yang penting enak di mulut enak di kantong.

Paulus Sri FadjarKaryawan Swasta - Jakarta

e-mail: [email protected]

Memperkukuh Citra Negara AgrarisDari dulu kita ini negara agraris, tapi kita

malu mengakui sebagai negara agraris. Aki-batnya dalam menangani sektor agro kita jadisetengah-setengah. Ya memang ada per-kembangan di sektor agro, tapi jarang dikelo-la secara modern karena dianggap keting-galan jaman. Karena itu tak ada yang ber-kembang pesat dan besar. Saatnya sekarangkem-bali memperkukuh citra sebagai negaraagraris. Jangan malu mengaku sebagai petani,tapi petani modern. Bukan petani yangmanggul pacul. Ingat, kalau besok semuanegara di dunia ini menjadi negara industridan lahan-lahan menjadi pabrik, dari manamereka makan kalau bukan dari negara agrarisseperti Indonesia? Inilah kesempatan kita un-tuk menjadi negara besar dengan meman-faatkan potensi agro yang kita miliki!

Turio RagilputraGuru SD Pasarsenen Kec Ambal

Kab Kebumen - Jatenge-mail: [email protected]

Perlu Dukungan PemerintahUntuk meningkatkan kemampuan para

petani dalam memproduksi komoditas yangberdaya saing, perlu dukungan pemerintah.Harus disadari bahwa kemampuan para pe-tani rata-rata lemah, baik di bidang penge-

Arif Menyikapi Impor BerasMengapa harus impor beras, bukankah stok beras kita cukup?Pertanyaan itu mengemuka, seiring kebijakan pemerintah untuk membuka

kran impor beras dalam minggu-minggu terakhir ini. Kontroversi pun merebak dimana-mana. Banyak pihak serta-merta menuding bahwa langkah yang ditempuhpemerintah keliru, karena menurut mereka impor beras akan membuat hargaberas dan juga gabah di kalangan petani merosot. Beberapa daerah yang produksiberasnya mengalami "surplus" menyatakan menolak beras impor masuk ke wilayahmereka. Bahkan beberapa anggota DPR berniat mengajukan hak interpelasi kepadapresiden terkait dengan kebijakan impor beras ini. Sebaliknya, pemerintah--denganberbagai pertimbangan--menyatakan kebijakan impor beras sudah final dan akantetap dilaksanakan dalam waktu dekat ini.

Kita tidak akan mengupas siapa yang benar dan salah dalam hal ini. Akan te-tapi, kita melihat ada kekhawatiran yang agak berlebihan dari berbagai kalanganterkait dengan kebijakan impor beras ini. Sebuah kekhawatiran yang sejatinyasangat baik, karena semua berawal dari upaya pembelaan terhadap petani agarnasibnya tidak semakin terpuruk. Pada dasarnya, penyebab kontroversi adalahkarena adanya keinginan beberapa pihak untuk menjaga agar harga berasterkendali, sehingga petani tetap dapat mengambil keuntungan dari hasil penjualanberas atau gabah mereka.

Hukum ekonomi mengatakan, jika jumlah barang bertambah dan penawarantetap, maka harga akan turun. Dengan logika yang sama, jika jumlah beras ber-tambah (karena kebijakan impor) dan penawaran tetap, maka harga beras jugaakan turun. Inilah yang kemudian memicu kekhawatiran beberapa pihak, sehinggasecara spontan mereka menolak kebijakan impor beras.

Tapi, apakah benar pemerintah dengan sengaja mengorbankan nasib petanidengan cara mengimpor beras secara sembarangan? Tentu saja tidak! Pasti adareason why yang masuk akal, mengapa kebijakan impor beras itu tetap dilaksa-nakan. Salah satu pertimbangan yang paling penting adalah bahwa impor berasyang dilakukan tidak akan merugikan petani.

Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, Menteri Pertanian Anton Apriyan-tono dan juga pihak Bulog, berulang-kali menyatakan, beras yang diimpor tidakakan dilempar ke pasaran, akan tetapi disimpan di gudang sebagai raskin (berasbantuan untuk warga miskin) dan sebagai cadangan jika sewaktu-waktu terjadikeadaan darurat misalnya bencana alam atau untuk operasi pasar jika daerahmemerlukan. Dengan demikian, tidak ada penambahan kuantitas jumlah berasyang beredar di pasaran, sehingga harga beras tetap stabil dan petani tidak rugi.

Pemerintah mengakui, untuk saat ini stok beras nasional masih cukup aman.Hasil panen raya tahun ini diperkirakan cukup untuk menutup kebutuhan berasnasional dalam beberapa bulan ke depan dan sisanya sebagian disimpan sebagaicadangan pangan. Akan tetapi, stok beras tambahan tetap diperlukan karena taklama lagi umat Islam akan merayakan Idul Fitri--di mana pada saat itu konsumsiberas biasanya melonjak tajam dibanding hari-hari biasa.

Cadangan beras tambahan juga diperlukan untuk mengantisipasi paceklikpangan akibat kekeringan yang diperkirakan dapat melanda sebagian wilayahIndonesia, serta kemungkinan terjadinya bencana alam seperti banjir dan tanahlongsor di musim hujan awal tahun depan. Ibarat pepatah, sedia payung sebelumhujan, pemerintah saat ini berupaya menyediakan beras sebelum kekuranganpangan melanda. Langkah antisipatif semacam ini justru sangat tepat dilaksanakanpada saat kita masih memiliki waktu cukup untuk mempersiapkan diri. Apa yangakan terjadi jika pemerintah baru kalang-kabut mengimpor beras pada saatlumbung nasional kosong dan keadaan darurat melanda?

Karena itu, kita perlu bersikap arif menyikapi kebijakan impor beras yangdilakukan pemerintah, dengan mendudukkan substansi persoalan pada porsinyadan memandangnya secara objektif berdasarkan mudlarat dan manfaatnya. ***

Acara Semiloka Opini Publik Tentang Rating Televisi dan Menggagas Rating Alternatif yang diselenggarakan olehBadan Informasi Publik. Acara yang dibuka oleh Sekretaris Jenderal Depkominfo, Aswin Sasongko digelar di HotelAston Jakarta, 16 Septembr 2006. Kegiatan ini didukung oleh Komisi Penyiaran Indonesia, Ikatan Sarjana Komunikasi,Asosiasi Pasca Sarjana Komunikasi Universitas Indonesia, TV Klub Indonesia dan Lingkar Muda Indonesia. (foto: boy)

Tentang Komoditas Pertanian:

tahuan maupun permodalan. Oleh sebab itu,pemerintah perlu secara berkelanjutan mem-berikan bimbingan dan penyuluhan sertabantuan modal kepada para petani agar da-pat berkembang meningkatkan kualitas pro-duknya. Di samping itu, mereka juga butuhbantuan pemasaran produk. Kendala utamasaat ini adalah kesulitan petani menembuspasar. Jika permasalahan yang dihadapi petaniini dapat diatasi. Komoditas pertanian pastidapat meningkat pesat.

WidodoJl Pahlawan 110, Samarinda - Kaltim

e-mail: [email protected]

Page 3: komunika 15 2006

3

KOMUNIKA

Edisi 15/Tahun II/September 2006

POLHUKAM

Dunia Muslim dan masyarakatnyamenjadi target serangan media Barat khu-susnya, dari berbagai jurusan, secara budaya,ideologi, politik dan ekonomi.

Negara-negara Muslim masih tetap takberdaya melawan media internasional yangtak bersahabat dan menjelekkan citra Islamdan kaum Muslim. Demikian dikatakan Sekre-taris Jenderal Organisasi Konferensi Islam(OKI) Prof Ekme-leddin Ihsanoglu.

Ia menyayangkan bahwa negara-ne-gara yang mayoritasnya berpenduduk Muslimtak mampu melakukan upaya untuk meng-halangi serangan itu.

Ihsanoglu mengatakan bahwa kampa-nye Barat terus-menerus mengandung pra-sangka terhadap Islam dan masyarakat Mus-lim, yang di gambarkan sebagai teroris, fasis,penuh kebencian dan antagonis terhadapperadaban modern. Namun, Ihsanoglu gem-bira bahwa masyarakat Muslim masih mampumenghadapi tantangan-tantangan tersebutdan Islam masih kuat, menarik dan mampumenyatukan umat.

Peran Media IslamMemang, umat Muslim harus me-

ningkatkan keahliannya di bidang teknologikomunikasi dan informasi dan memperkecilkesenjangan digital antara negara maju dannegara berkembang, jika mau menjadi pe-main besar di media dan informasi internasi-onal. Media berperan sangat penting teruta-ma untuk menyampaikan pandangan-pan-dangan ke seluruh dunia, katanya.

Ketika berpidato dalam pembukaanPertemuan Menteri-Menteri Penerangan OKIdi Jeddah, Arab Saudi, beberapa waktu lalu,Ihsanoglu menyebut media internasional yangtak bersahabat sudah menggunakan peralat-an modern yang canggih dalam merusak citraIslam dan kaum Muslim, sementara duniaMuslim masih berkutat untuk menyamakanupaya-upaya aktivitas informasi.

Karena itu Putra Mahkota Arab Saudi,Pangeran Sultan. Negara anggota OKImenegaskan keharusan adanya pembaruankontak di antara negara Islam dan mening-katkan pertukaran informasi serta mem-buatnya tersedia bagi umat Muslim.

"Tak seorang pun di antara kita dapatmencari alasan untuk saling mengambil kete-rangan timbal-balik dari sumber lain atau salingmengenal atau media kita berputar di orbitmedia lain," kata Putra Mahkota Arab Saudi.

Kembangkan Kerjasama

Tegaskan Kembali Perlunya Gerakan Informasi

Menteri Komunikasi dan Informatika RI,Sofyan Djalil dalam pertemuannya denganMenteri Kebudayaan dan Penerangan ArabSaudi, Iyad Madani, di Jeddah, Rabu (13/9)menjelang Konferensi juga membahas akarmasalah komunikasi di dunia Islam yangsementara ini tidak bisa berkembang secaraoptimal.

Bagaimanapun, untuk dapat tercipta ke-adilan informasi, maka organisasi-organisasikomunikasi di bawah OKI seperti Kantor BeritaIslam Internasional (IINA) dan OrganisasiPenyiaran Negara-Negara Islam (ISBO) perluterus diberdayakan dengan dukunganseluruh anggota khususnya Indonesia, kataMenteri Kebudayaan Arab Saudi, Iyad Madani.

Iyad juga berharap, Indonesia dapatmengambil peran sangat besar dalamperberdayaan organisasi itu mengingat pen-duduk Indonesia yang beragama Islam sa-ngat banyak. Iyad juga menekankan perlu-nya pertemuan bilateral kedua negara untukmematangkan dan menindaklanjuti usulantersebut.

Sementara itu, Menteri Sofyan Djalil me-nyambut baik ajakan rekannya itu sambil me-negaskan perlunya negara-negara anggotaOKI untuk secara sungguh-sungguh me-manfaatkan organisasi komunikasi Islamtersebut.

Tujuh RekomendasiAda tujuh rekomendasi yang dihasilkan

dalam pertemuan para menteri peneranganOKI ini. Diantaranya dibentuk sebuah komitepengawasan tingkat menteri yang bertugasmempersiapkan rencana aksi yang terin-tegrasi yang diarahkan ke dunia luar denganbahasa-bahasa yang dapat dimengerti dankonsep yang sesuai dengan struktur mentalserta logika.

Komite akan dibantu oleh sebuah panelahli untuk menetapkan program dan rencanayang akan dilaksanakan. Pertemuan ini jugamerekomendasikan interaksi dengan mediaasing, pembentukan dana khusus yang ber-asal dari negara-negara anggota OKI untukmembiayai program-program dan proyekyang ada dalam rencana gerakan informasidi tingkat internasional.

Juga disetujui Kode Etik Media Negara-Negara Islam di mana media terutama salur-an-saluran satelit berkomitmen untuk mem-promosikan keanekaragaman dan pluralismeserta mempertahankan nilai-nilai dan ke-pentingan ummat Islam.

Dalam kaitan ini dokumen-dokumen

Acara Senior Official Meeting (SOM) yang berlangsung di Wisma Negara diJeddah dan dipimpin Menteri Penerangan dan Kebudayaan Arab Saudi, Senin(11/9) berakhir setelah menyepakati draf yang berisi tujuh poin.

Ke-tujuh poin itu adalah interaksi dengan media, kode etik media negara-negara Islam, kampanye pengumpulan dana tahunan, Kantor Berita IslamInternasional (IINA), Organisasi Penyiaran Negara-Negara Islam (ISBO), hambatan-hambatan dalam implementasi serta Sekretariat Jenderal OKI.

Pertemuan yang digelar menjelang Konprensi Menteri Penerangan Negara-Negara Organisasi Konprensi Islam (OKI) itu bertugas menyiapkan agenda yangakan dibahas pada pertemuan tingkat menteri yang akan dilaksanakan pada 13dan 14 September 2006.

Anggota delegasi Indonesia yang juga Kepala Badan Informasi PublikDepartemen Komunikasi dan Informatika, Drs. Suprawoto MSi melaporkan Senin(11/9) dari Jedah, seluruh delegasi akhirnya menyetujui agenda yang akan dibahasdi tingkat menteri selama dua hari itu serta draf resolusi sebanyak tujuh pointersebut. Sidang Menteri Penerangan OKI akan dibuka oleh Raja Arab Saudi, Abdullahbin Abdul Azis hari Rabu (13/9). (sp)

Pertemuan Pejabat Senior (SOM) untuk persiapan Konprensi Menteri Penerangan Negara-NegaraOKI ke-7 menegaskan kembali perlunya membentuk suatu gerakan informasi yang kuat secarabersama-sama di gelanggang internasional. Gerakan ini menurut para pejabat senior yangmelakukan pertemuan tiga hari (9-11 September) di Jeddah, adalah untuk mengkonsolidasikanhubungan-hubungan dengan media internasional yang paling berpengaruh dan lebih meningkatkansemangat toleransi agama diantara negara di dunia.

berjudul “Nilai-nilai moral dan prinsip-prinsipaksi informasi di negara-negara Islam” (resolusiyang dikeluarkan oleh pertemuan puncak luarbiasa OKI ke-3) mewakili suatu kerangka yangcukup untuk menyusun kode etik ini.

Suatu panel khusus terdiri dari para ahliakan dibentuk untuk merancang kode etikini dengan pengertian bahwa negara-negaraanggota memberikan usul dan pendapat me-reka kepada sekretariat jenderal.

Disepakati pula bahwa saluran-salurantelevisi nasional negara-negara anggota dike-rahkan untuk melakukan kampanye peng-galangan dana tahunan (telethon) gunamenghadapi bencana alam dan bencanakemanusiaan, selain media Islam harus me-rasa terikat untuk melakukan kampanye didalam negeri di setiap negara anggota.

Juga dianggap, donasi itu langsung diki-rim ke negara-negara yang terkena bencanasesuai dengan kerangka peraturan yang ber-laku di setiap negara dan dikoordinasikan de-ngan pihak-pihak yang kompeten. Kampanyeyang dilakukan harus diumumkan seluasmungkin pada hari yang sama di seluruh ne-gara anggota OKI.

Restrukturisasi IINARekomendasi lainnya adalah restrukturi-

sasi IINA (Kantor Berita Islam Internasional)agar dapat meningkatkan efisiensi yang se-laras dengan tujuan-tujuan IINA dan OKI.

Juga diusulkan pembentukan sebuah dewantrustees dari IINA dengan masa tugas duatahun yang diketuai Menteri PeneranganArab Saudi dengan anggota para kepalakantor-kantor berita mesir, Qatar, EmiratArab, Maroko, Iran, Malaysia, Turki, Indonesia,Kamerun, Senegal, Nigeria.

Dewan ini juga akan mengangkat me-reka yang dipandang cocok untuk melakukanstudi ilmiah untuk meng-upgrade kerjakantor-kantor berita dengan tujuan men-capai sasaran-sasaran yang diinginkan dengantingkat kompetensi yang tinggi dalam jangkawaktu yang ditetapkan oleh dewan.

Direkomendasikan juga agar OrganisasiPenyiaran Negara-Negara Islam (ISBO) dikem-bangkan ke dalam Lembaga Penyiaran Ne-gara-Negara Islam untuk memungkinkan ter-bentuknya perspektif dan cakrawala informasibaru yang akan menguntungkan paraanggota OKI.

Untuk ini dewan merekomendasikan su-atu studi yang terintegrasi dan rencana aksibaru termasuk program-program kerja lem-baga dan mekanisme implementasinya se-hingga mencapai tujuan yang terkandungdalam program aksi 10 tahun yang disetujuioleh pertemuan puncak luar biasa OKI diMekkah.

Gerakan InformasiSidang juga merekomendasi pem-

bentukan dewan trustee untuk union yangakan diketuai oleh Menteri Penerangan ArabSaudi dengan anggota dari Tunisia, Jordania,Mesir, Suriah, Gambia, Guinea, Mali, Uganda,Turki, Pakistan, Kazakhstan dan Iran.

Diusulkan pula pembentukan komite tin-dak-lanjut tingkat menteri seperti digariskanoleh Pertemuan ke-7 yang terdiri dari ArabSaudi, Senegal, Palestina, Mesir, Suriah, Tuni-sia, Iran, Malaysia, Indonesia, Yaman dan Sek-jen OKI.

Komite ini harus mempercayakan kepa-da panel ahli yang terdiri dari profesional dibidang media untuk memeriksa hambatan-hambatan implementasi resolusi-resolusisebelumnya dan mengusulkan pemecahan-nya.

Dalam upaya untuk memperkuat aksiIslam bersama diantara negara-negara anggo-ta, pertemuan menekankan perlunya konsoli-dasi kerja dari departemen peneranganSekjen OKI untuk memungkinkan organisasiini menjalankan missi yang dipercayakankepadanya oleh para menteri penerangannegara-negara anggota. (sp/illa/f)

Senior Official Meeting PREPARATORY TO THE 7TH ICIM JEDDAH, SEPTEMBER 9-11, 2006

Page 4: komunika 15 2006

4 Edisi 15/Tahun II/September 2006

KOMUNIKA

Raja Kelapa Sawit Dunia

PEREKONOMIAN

Mata lelaki bercaping itu berbinar,menatap lembaran uang merah

Rp100 ribuan yang tergenggam ditangannya. Napas lega berembus

bersama asap sigaret yang mengepuldari lubang hidungnya. Hari itu, iamemang layak bergembira. Kelapa

sawit hasil panen dari kebunnya, lakuterjual dengan harga cukup mahal.

Lebih senang lagi karena ia tak perlurepot-repot mengantarkan ke

pengepul, karena pedagangmengambil kelapa sawit itu langsung

dari pinggir kebunnya.

B iasanya, dia sendiri yangmengantarkan hasil panensawit ke pengepul. "Itupunkadang duitnya tidak langsungdibayar, diutang dulu. Kalau

sekarang terbalik, pedagang yang jemputbola ke kebun. Mau bayar mahal lagi," tuturChomsin (45), petani kelapa sawit dari Se-berida, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI),Riau ini, dengan wajah sumringah.

Lelaki dua anak yang tak tamat SD ini ti-dak mahfum, mengapa harga kelapa sawitbelakangan ini terus membaik. "Saya tahunyaharganya terus naik, dan itu membuat sayasenang," katanya polos.

Tapi, tentu saja, ada alasan mengapa ko-moditas pertanian satu ini makin hari makinmengkilap. Semua itu tak lepas dari perminta-an crude palm oil (CPO) alias minyak sawitmentah dari berbagai penjuru dunia yang be-lakangan ini makin melejit. Ke mana lagi CPOakan dicari, kalau tidak ke negara-negara pro-dusen kelapa sawit yang kebanyakan beradadi Asia Tenggara. Dan efek positifnya mem-buat petani kelapa sawit seperti Chomsintersenyum lebar: tandan buah segar kelapasawit laris manis diburu pedagang, diikuti de-ngan membaiknya harga secara signifikan.

"Tahun 2005 lalu harganya sekitar 70dollar AS per ton, sekarang mencapai 78dollar AS atau kalau dirupiahkan sekitarRp718.000," tutur Alvin, pedagang penge-pul tandan buah segar kelapa sawit di Sebe-rida OKI.

Sementara berdasarkan Peraturan Men-teri Perdagangan yang berlaku sejak 10 Sep-tember 2006 hingga 9 Oktober 2006, HPEuntuk minyak kelapa sawit mentah (crudepalm oil/CPO) naik dari 355 dollar AS per tonmenjadi 393 dollar AS per ton. Lalu, crudeolein (CRD Olein) naik dari 385 dolar AS perton menjadi 416 dolar AS per ton. Sedangkanrefined bleacehed deodorized palm oil (RBDPO) naik dari 393 dolar AS per ton menjadi416 dolar AS per ton.

Kenaikan harga kelapa sawit dan minyak-minyak turunannya sudah tentu membuatpasar kelapa sawit kembali bergairah. Kegai-rahan ini bukan saja dirasakan oleh para pe-dagang, namun juga para pekebun. Banyaklahan sawit baru dibuka di beberapa daerahterutama Sumatera, Kalimantan dan Papua.Sementara tak sedikit pula pekebun yangmelakukan intensifikasi tanaman miliknyadengan cara perawatan dan peremajaan po-

hon-pohon sawit yang sudah tua dan ku-rang produktif.

Seperti yang KomunikA saksikan di Ka-bupaten Sanggau, Kalimantan Barat, banyakpemilik perkebunan menyuntik pohon-pohonsawit tua dengan cairan kimia tertentu hinggameranggas dan kemudian mengering. Se-mentara tanaman sawit hasil peremajaanmulai menghijau di bawahnya.

"Sebenarnya sudah harus diremajakantahun lalu, tapi baru dilaksanakan sekarang.Pendorongnya salah satunya adalah antusias-me pemilik karena naiknya harga kelapa sawitdi pasar internasional," kata Bahari, salah seo-rang mandor yang sedang bertugas menga-wasi penyuntikan pohon sawit tua di salahsatu perkebunan di Sanggau.

Juara DuniaSebenarnya berapa sih kemampuan pro-

duksi CPO Indonesia? Pengamat ekonomi Cy-rillus Harinowo dalam majalah Warta Ekono-mi menyatakan, produksi minyak sawit men-tah Indonesia pada tahun 2005 mencapai15,2 juta ton. Dari jumlah tersebut, 4 jutaton di antaranya untuk konsumsi dalam ne-geri. Sedangkan sisanya sebanyak 11,2 jutaton diekspor ke berbagai negara.

Bisa jadi angka-angka tersebut membuattakjub orang awam. Tapi begitulah keadaan-nya, bahwa ekspor CPO kita memang sangat-sangat (sengaja sangatnya ditulis dua kali)besar. Begitu besarnya sampai seorang pe-ngamat ekspor berkelakar, jika CPO produksiIndonesia itu seluruhnya dimasukkan ke wa-duk Jatiluhur, maka dasar waduk akan penuh."Kita bisa sambil menyelam minum minyak(sawit)," begitu guyonan-nya.

Mengapa angka 15,2 juta ton dianggapsangat besar, karena jumlah tersebut tidakdapat disaingi oleh negara produsen CPO

Pohon kelapa sawit tua milik salah satu perkebunan di Sanggau, Kalbar, "disuntik" dengan cairan kimia agar mati, sementara dibawahnya ditanam bibit kelapa sawit muda sebagai pengganti. Inzet: Petani sawit memetik tandan buah segar.

foto

: gun

manapun di dunia ini. Malaysia yang sempatmenyandang gelar "raja minyak sawit dunia"para era 1990-an, kini harus rela menyerah-kan gelar itu kepada Indonesia.

"Produksi minyak sawit Malaysia tahun2005 'cuma' 14 juta ton. Ini berarti Indonesiasudah menjadi produsen minyak sawit terbe-sar di dunia," kata Cyrillus Harinowo.

Ke depan, posisi Indonesia sebagai rajabaru minyak sawit dunia tampaknya akansemakin kukuh. Salah satu alasannya, kiniperluasan kebun kelapa sawit terus dilakukandi Kalimantan dan Sumatera. Sementara diMalaysia terjadi sebaliknya, luas lahan kelapasawit makin hari semakin berkurang karenabanyak lahan yang berubah fungsi menjadibandar udara, perumahan dan fasilitas umumlainnya.

Saat ini, beberapa perusahaan perkebun-an besar seperti Grup Wilmar, Salim, SinarMas, Incasi Raya dan Duta Palma getol me-ngembangkan kelapa sawit di Sumatera danKalimantan. Di samping itu, ratusan bahkanribuan perkebunan sawit rakyat--baik perke-bunan mandiri maupun plasma--juga aktif me-ningkatkan produksi di Sumatera, Kalimantandan sebagian wilayah Papua khususnya Arso.

Secara "tradisional" kelapa sawit memangidentik dengan pulau Sumatera, karena disanalah kelapa sawit pertama kali dikembang-kan. Wajar jika hingga kini produksi terbesarkelapa sawit nasional masih dipegang olehSumatera. Namun dalam perkembangannya,sawit juga bisa berproduksi bagus di Kaliman-tan khususnya Kalbar dan beberapa wilayahlain di Indonesia. Ke depan, tak tertutup ke-mungkinan produksi sawit nasional akan di-sokong oleh beberapa daerah penyangga(buffer), jadi tidak melulu didominasi Suma-tera.

Plus - MinusSebagai komoditas industri hulu yang

langsung bersentuhan dengan lingkungan,kelapa sawit memang memiliki nilai plus se-kaligus minus. Harus diakui bahwa pertum-buhan sektor kelapa sawit telah menghasil-kan angka-angka pertumbuhan ekonomiyang mencengangkan, bahkan telah meng-antarkan Indonesia sebagai juara dunia. Na-mun bukan berarti sektor ini bebas dari so-rotan.

Sorotan yang paling sering muncul ter-kait dengan kelapa sawit adalah terbatasnyaluas lahan produktif. Intensifikasi hanya

mampu mempertahankan produksi, sedang-kan untuk menggenjot produksi satu-satu-nya cara adalah dengan ekstensifikasi ataumemperluas lahan. Cara terakhir memangmasih sangat terbuka untuk dilakukan. Akantetapi, mau tak mau, pengembangan lahanini akan menyebabkan deforestasi (berku-rangnya luas hutan), karena sebagian besarlahan baru kelapa sawit dibuka di areal hutanalam.

Tak bisa dipungkiri, konversi hutan alammenjadi lahan perkebunan kelapa sawit ma-sih terus berlangsung hingga kini, bahkansemakin meningkat seiring membaiknya har-ga kelapa sawit dan aneka minyak turunan-nya di pasar internasional. Inilah yang men-cemaskan para penggiat lingkungan hidup.

Para aktivis lingkungan cemas, karenadampak aktivitas perkebunan kelapa sawittidak hanya masalah deforestasi, akan tetapijuga menyebabkan hilangnya keaneka ra-gaman hayati. Sistem tanam monokultur(satu jenis tanaman) ini akan memicu keren-tanan kondisi alam berupa menurunnya kuali-tas lahan disertai erosi, serta munculnya ha-ma dan penyakit tanaman. Sementara pem-bukaan lahan perkebunan sawit yang seringdilakukan dengan cara tebang habis dan landclearing dengan cara pembakaran demi efi-siensi biaya dan waktu juga menyebabkanterjadinya polusi dan berdampak buruk bagikesehatan manusia.

Berbagai dampak ekologi tersebut harusmenjadi perhatian serius dan antisipasi ber-kelanjutan dari semua pihak yang terkait de-ngan sektor perkelapasawitan. Lebih-lebihpada masa sekarang, saat eco-labelling dija-dikan tolok ukur keberhasilan industri di selu-ruh negara di dunia. Kita tidak bisa menga-baikan dampak ekologi dengan dalih apapun,apalagi sekadar alasan menggenjot pertum-buhan ekonomi dan meraup devisa yang le-bih besar. Jika itu nekat dilakukan, kelak in-dustri kelapa sawit Indonesia pasti akan men-dapat retensi dari seluruh dunia, dan kitaakan gigit jari.

Kita memang boleh dan perlu menjadiraja, nomor satu di sektor kelapa sawit dunia.Tapi kita juga harus menjadi juara, nomorsatu dalamhal pelesta-rian lingku-ngan hidup.Setuju?

g

Plus - Minus

Raja Kelapa Sawit Dunia

Page 5: komunika 15 2006

5

KOMUNIKA

Edisi 15/Tahun II/September 2006

KESRA

Kasus menyemburnya lumpur panas diPorong Sidoarjo menjadi bahan berita yangtak pernah surut. Gencar beritanya, seolahingin menandingi gencarnya semburan lum-pur yang diperkirakan baru bisa berhenti mini-mal lima tahun lagi.

Peneliti gunung lumpur (mud volca-noes) Adriano Mazzini dan Anders Nermoendari Departemen Geologi, Oslo University,Norwegia, serta Gregory Ahmanov dari Mos-kwa University, Rusia, meyakini semburan darikawah gunung lumpur itu tidak bisa dihen-tikan sebelum kantong lumpur yang masihtersisa sekitar 12 juta meter kubik habis.

Musibah semburan lumpur panas me-mang menyisakan pelbagai macam masalahyang makin sulit ditangani. Mulai kerugian ma-teriil yang diderita warga dan kegiatan usahayang ada disekitar lokasi kejadian, hingga per-masalahan sosial yang harus ditanggung parawarga. Belum lagi tentang kerusakan ling-kungan yang masih menjadi perdebatan, ka-rena akan berdampak lebih fatal bagi masa

depan jika hal itu diabaikan.Tim Nasional

Pemerintah pun telah mengeluarkanKeputusan Presiden (Keppres) No 13 Tahun2006 tentang Tim Nasional PenanggulanganSemburan Lumpur di Sidoarjo. Langkah tegaspemerintah ini diambil karena setelah 100hari, bencana luapan lumpur Lapindo belumjuga teratasi.

Tim nasional bertugas mengambil lang-kah-langkah operasional secara terpadu meli-puti penutupan semburan lumpur, penangan-an luapan lumpur dan penanganan masalahsosial.

"Pembentukan tim ini untuk menye-lamatkan penduduk di sekitar daerah benca-na, menjaga infrastruktur dasar, dan penyele-saian masalah semburan lumpur denganmemperhitungkan resiko lingkungan yang pa-ling kecil," jelas Bupati Sidoarjo, Win Hendrar-so, Selasa (12/9).

Dalam melaksanakan tugasnya Tim Nasi-onal dapat mengundang dan meminta pen-

Langkah KudaATASI LUMPUR PANAS

Setiap hari lebih dari 50 ribu meter kubik lumpur mengalirderas. Penduduk enam desa harus mengungsi. Puluhan pabrik

dengan ribuan tenaga kerja tidak beroperasi. Jalan tol lumpuh.Beberapa fasilitas umum terancam juga akibat rendaman lumpur.

Dan yang lebih buruk, tak seorang pun bisa memastikan kapanlumpur panas itu berhenti menyembur.

Butuh tak sekadar langkah kuda untuk atasi lumpur panas ini?

dapat serta bantuan teknis dari instansi ter-kait dan masyarakat.

Keppres yang ditandatangani oleh Pre-siden RI tanggal 8 September 2006 ini akanberlaku selama enam bulan dan dapat diper-panjang kembali.

Tak Mudah Atasi LumpurBagaimanapun, Ketua Tim Pelaksana Pe-

nanggulangan Lumpur Basuki Hadimoeljonomengakui adanya kecenderunganvolume keluarnya lumpur semakinbesar. "Sejak terjadinya luapan pada29 Mei hingga 12 September 2006,volume lumpur telah mencapai 6,15juta m3," kata Basuki, Kamis (21/9).

Menurut Basuki yang juga Ke-pala Balitbang Departemen Peker-jaan Umum (PU), antara 29 Mei hing-ga 7 September 2006 volume luapanlumpur mencapai 5,7 juta m3 atau55.000 m3 per hari.

Menurut Basuki, solusi penang-gulangan lumpur tidak lagi melaluipenambahan kolam penampungan.Penanganannya akan dilakukan de-ngan dua cara, yakni mengalirkannyake lokasi bekas tambang galian C diNgoro dan Kalimati.

Menneg LH Rahmat Witoelartelah mengatakan, lumpur tidak me-ngandung bahan yang berbahaya,sehingga tidak perlu ada kekha-watiran lumpur membahayakanmanusia dan lingkungan.

Tujuh Arahan PresidenPresiden Susilo Bambang

Yudhoyono jelang akhir September(27/9), memutuskan tujuh arahankepada Tim Nasional Penanggu-

langan Semburan Lumpur Sidoarjo dan timterkait.

"Setelah kita memberikan informasi ter-akhir kepada Presiden mengenai kondisi dilapangan dan laporan–laporan tersebut makaPresiden memberikan tujuh arahan,“ kataMenteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.

Pertama, kawasan kurang lebih 40 hayang sekarang tergenang lumpur, dinyatakansebagai daerah yang rawan bencana, karenaitu sudah tidak lagi layak untuk ditinggali.

Kedua, melakukan upaya penghentianlumpur sejauh secara scientific masih ada ke-mungkinan akan berhasil. Ketiga, mengalir-kan sebagian air lumpur yang telah diolah keKali Porong.

Arahan Presiden keempat, kata Djoko,merupakan konsekuensi yang pertama dima-na kawasan tadi dinyatakan sebagai kawasanrawan bahaya dan tidak layak huni.

“Presiden menginsruksikan agar dila-kukan pemukiman kembali atau resettle-

ment.Harus ada pemukiman baru, tidak hanya

rumah, tetapi rumah plus penghidupannya.Warga harus mendapatkan pekerjaan yanglayak. Disamping itu ganti rugi yang diberikankepada masyarakat adalah ganti rugi yangwajar,“ tambah Djoko.

Kelima lumpur yang masih terus munculdiupayakan ditampung dan dimanfaatkan de-ngan sebaik-baiknya. "Sekarang ini akan diba-wa ke tempat–tempat yang sudah tersediaantara lain di Ngoro (Mojokerto), dan Krian(Sidoarjo). Di sana nanti akan dibuat satu in-dustri bahan bangunan,“ kata Djoko menje-laskan permintaan Presiden.

Keenam, tanggul dan pond yang harustetap dipelihara dan diperkuat. Dan, ketujuhadalah mengenai masalah infrastruktur yangsekarang ini terganggu. “Soal jalan tol, Presi-den setuju untuk di realignment. Dialihkanarahnya. Jadi dari Surabaya menuju ke Gem-pol, itu dialihkan ke kanan, sampai akan masukkembali sebelum Gempol, “ jelas Djoko.

Sebab alternatif meninggikan dengantimbunan dan pembangunan jalan layang sa-ngat tidak mungkin dan berbahaya karenadi sekitar lumpur itu ada kemungkinan terjadibio hazard . Karena di bawah lumpur itu jugaada pipa gas yang dikhawatirkan pecah ketikasuatu saat terjadi penurunan tanah. "Presidenjuga minta selain jalan tol, pipa gas, rel keretaapi dicarikan alignment baru,“ tegas DjokoKirmanto.

Tetap Utamakan WargaWakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan

tiga hal yang perlu menjadi perhatian dalampenanganan masalah lumpur panas Lapindodi Sidoarjo, Jawa Timur, yaitu jalan tol, jalurkereta api, dan masyarakat yang menjadi kor-ban.

Wapres mengatakan masyarakat Sido-arjo telah datang menemuinya dan menyata-kan keinginan mereka untuk relokasi dari pe-mukiman mereka. “Pada dasarnya masyarakatsetuju (untuk relokasi) dan memang tidakada jalan lain,” ungkap Wapres.

Betul juga, Andang Bachtiar, mantan Ke-tua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) me-nyatakan bahwa penanganan fenomenasemburan lumpur seperti terjadi di PorongSidoarjo baru bisa berhenti sendiri setelah li-ma tahun.

Padahal saat ini yang terjadi banyak ru-mah-rumah yang dekat dengan lokasi sumurgas terendam dan beberapa unit usaha tidakberoperasi lagi, belum lagi hektaran sawahyang sudah tidak bisa diharapkan menjadisumber mata pencaharian. Karena itu butuhkerjasama semua pihak untuk mencegah lu-apan lumpur ini berdampak buruk pada kehi-dupan manusia.

(ridwan/fix/dialog publik/berbagai sumber)

Bum! Suara letupan diiringi getaran tanah menga-getkan Abdul Gani (51). Warga Gubeng Surabaya yangsedang menginap di rumah adiknya di Dusun Balong Keno-ngo Desa Reno Kenongo KecamatanPorong Sidoarjo itumengira ada bom. Ia bergegas lari ke luar rumah danmencari sumber suara.

Alangkah terkejutnya ia, ketika melihat lumpur mem-buncah deras keluar dari dalam tanah di tengah arealpersawahan di seberang jalan tol, tak jauh dari sumureksplorasi milik PT Lapindo Brantas Inc. Tak tanggung-tanggung, tinggi semburannya mencapai 6 meter lebih.Rupanya semburan pertama lumpur panas itulah yangberbunyi “bum” tadi.

Kendati lumpur terus membludak menggenangi la-han di sekitarnya, toh Abdul Gani dan adiknya tenang-tenang saja. Ia menduga, Desa Balong Kenongo bakalaman-aman saja karena letaknya berada di seberang jalantol. Namun ternyata dugaannya luput. Hanya dalam waktusehari semalam, lumpur panas ternyata berhasil “menye-

berangi” jalan tol lewat gorong-gorong, dan menggenangiseantero Desa Reno Kenongo. Sawah, kebun dan rumahpenduduk terendam. Warga pun lintang pukang me-ngungsi ke tempat yang lebih aman, karena gas yangkeluar bersama lumpur membuat pedih mata dan menye-sakkan pernafasan. “Katanya sih mengandung gas bele-rang atau H2S,” kata Abdul Gani.

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat AburizalBakrie menyatakan, yang terpenting adalah menyelamat-kan manusia. Departemen Sosial juga terus melakukankontrol dan pengawasan penangangan evakuasi korbansemburan lumpur panas. “Karena musibah ini masih men-jadi tanggung jawab Lapindo yang sampai hari ini dibantudengan pihak TNI,” kata Ghazali Situmorang, DirekturJenderal Bantuan Jaminan Sosial Depsos, Rabu (27/9).

Ia mengatakan, apabila musibah semburan luberanlumpur Lapindo yang meluas dikategorikan sebagai musi-bah nasional oleh pemerintah pusat, maka Depsos akanmenangani semua penanganan dan penyelamatan eva-

kuasi korban Lapindo di Sidoarjo."Kendatipun penanganan evakuasi korban Lapindo

tidak sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah pusat tetapiDepsos yang berada di daerah (Suku Dinas Sosial) tetapmelakukan penanganan para korban termasuk menye-lamatkan warga disaat emergency (darurat)," kata Ghazali.

Ia juga menambahkan penyelamatan warga akibatmusibah lumpur lapindo tidak hanya berupa memberi ban-tuan dan penyelamatan evakuasi warga, termasuk jugadalam menangani dampak masalah sosial yang dialami wargaakibat lumpur panas Lapindo. (gun/fix/berbagai sumber)

Prioritas, Lindungi Warga!

Page 6: komunika 15 2006

6 Edisi 15/Tahun II/Se

LAPORAN UTAMA

Cukupkah persediaan makan rakyat dikemudian hari?

Jika tidak, bagaimana cara menambahpersediaan makanan rakyat kita?

Bung Karno, 27 April 1952

Persoalan ketahanan pangan kerap menjadi perhatian masya-rakat luas. Ketahanan pangan rumah tangga merupakan salahsatu aspek pembangunan nasional yang tidak boleh diabaikanpemerintah. Apabila pemerintah yang sedang berkuasa tidakmau menghadapi, maka akan banyak masalah yang dapat terjadidi kemudian hari.

Dalam sejarah negara ini, Presiden pertama RI, Sukarno meny-adari betul betapa vital ketahanan pangan bagi kelangsungankehidupan bangsanya. Lima puluh tahun lalu, tepatnya 27 April1952, dalam pidato acara Peletakan Batu Pertama pembangunanGedung Fakultas Pertanian, Universitas Indonesia di Bogor,Presiden Sukarno berucap "... Apa yang saya hendak katakanitu, adalah amat penting, bahkan mengenai soal mati-hidupnyabangsa kita di kemudian hari ... Oleh karena, soal yang hendaksaya bicarakan itu mengenai soal persediaan makanan rakyat".

Dari penggalan pidato tersebut tampak Presiden Sukarnomenyadari betul betapa pentingnya ketersedian pangan. Bilanegara tidak mampu menyediakan pangan yang cukup bagi rak-yatnya, maka akan timbul keresahan sosial yang akan berujungpada terganggunya kestabilan ekonomi dan politik. Ironisnya,pemerintahan Presiden Sukarno pada 1965 pun jatuh salah satupemicunya adalah membubungnya harga bahan pangan, khu-susnya beras. Peristiwa yang hampir sama terulang kembali padasaat jatuhnya pemerintahan Presiden Soeharto pada tahun 1998.Pada saat itu, dalam waktu dua bulan harga beras meningkat ti-ga kali lipat dan masyarakat kota menyerbu toko dan supermarketuntuk memborong bahan pangan.

David Nelson, seorang kolumnis menulis di Newsweek padaApril 1996 yang mengatakan bahwa shortage of food can leadto a civil war (kekurangan pangan dapat menimbulkan perangsaudara). Kegundahan Presiden Sukarno saat itu didasarkan padaanalisis yang menunjukkan pada 1952 terjadi ketidakseimbanganantara produksi dan kebutuhan beras Indonesia. Pada saat itu,dengan jumlah penduduk sebanyak 75 juta dan konsumsi berasper kapita per tahun sebesar 86 kg (setara dengan 1.712 kkal/hari), maka kebutuhan beras dalam negeri mencapai 6,45 jutaton, sementara produksi beras nasional hanya mencapai 5,5 jutaton, maka terjadi defisit sebesar 0,95 juta ton (15% darikebutuhan).

Belajar dari VietnamSeperti Indonesia, Thailand dan Vietnam juga mengandalkan

sebagian besar hidup perekonomiannya pada sektor pertanian,terutama beras. Sejak terjadinya reunifikasi tahun 1975, Vietnammenetapkan pertanian sebagai tulang punggung perekonomian-nya.

Saat itu, lebih dari 60 persen rakyatnya hidup dari pertanianpadi yang dikelola secara kolektif. Oleh karena itu, meski inginmenjadi negara industri, Pemerintah Vietnam sadar tidak mungkin

meninggalkan begitu saja sektor per-tanian. Apalagi, tingkat pendidikan

dan kemampuan masyarakatuntuk mengadopsi ilmu

dan teknologi

yang menjadi syarat utama industri belum mencukupi. Lompatanyang terlalu cepat hanya akan membuat rakyat gagap. Kenyataanini disadari sepenuhnya oleh para pemimpin Vietnam.

Untuk itu, diambil keputusan untuk membagi pembangunanVietnam dalam dua arah. Wilayah selatan dikembangkan menjadidaerah industri dan perdagangan, sementara wilayah utara untukpertanian karena iklimnya lebih memungkinkan.

Agar antara utara dan selatan tidak terjadi jurang yang dalam,pada tahap awal Pemerintah Vietnam memfokuskan diri dalammembangun infrastruktur, mulai dari irigasi, pencetakan sawah,hingga jalan-jalan yang menembus sampai ke pelosok-pelosokdesa yang menjadi sentra produksi padi.

Sebagai negara sosialis, Vietnam mempunyai kebijakan kepe-milikan tanah yang lebih tegas. Ada batas minimum kepemilikanlahan yang dijaga oleh pemerintah. Lebih dari 80 persen kebutuh-an pangan keluarga petani dipenuhi sendiri oleh lahan pertanianyang dimiliki keluarga itu.

Kelebihan produksi yang tidak dikonsumsi oleh keluarga bolehdijual ke pasar, dengan harga dasar yang ditetapkan oleh peme-rintah. Penjualan kepada pemerintah maupun ke pasar akan men-dapatkan harga sama baiknya.

Namun, ada ketentuan yang tidak tertulis tetapi berlaku dimasyarakat, yakni bahwa keluarga petani akan menyerahkan berasterbaiknya untuk dikelola pemerintah, yang diperuntukkan untukekspor. Sementara, yang kurang baik dikonsumsi sendiri.

Hanya dalam waktu 11 tahun sejak reunifikasi atau berakhirnyaperang saudara, Vietnam telah menjadi negara pengekspor, tidakhanya padi, tetapi juga hasil pertanian lainnya seperti gula, kacangtanah, kopi, teh, karet, dan serat jute.

Hingga hari ini Pemerintah Vietnam tetap berupaya untukmenjadikan pertaniannya sebagai tulang punggung, meski indus-trinya mulai berkembang dan meluas. Bekerja sama dengan China,Kamboja, dan Laos, Vietnam membangun infrastruktur di daerahaliran Sungai Mekong.

IntesifikasiBerkenaan dengan dukungan jaringan irigasi terhadap keta-

hanan pangan, dalam data pemerintah dikatakan bahwa 84%produksi padi dihasilkan oleh sawah beririgasi, namun saat inibaru 10,6% dari 6,7 juta Ha jaringan irigasi yang mempunyaiwaduk sedangkan sisanya dialiri oleh air yang berasal dari bendungbiasa.

Melihat laju peningkatan kebutuhan padi tiap tahunnya yangmencapai 1,4 % tiap tahunnya, diperkirakan Indonesia perlumemiliki jaringan irigasi seluas 13,5 juta Ha pada tahun 2020.

Saat ini Dep PU pun tengah melakukan identifikasi untukkelayakan pembangunan irigasi baru seluas di atas 10.000 Ha diPulau Sulawesi

Pemerintah mengalokasikan lahan hutan produksi yang sudahtidak produktif lagi seluas sembilan juta hektare di seluruh wilayahIndonesia untuk pengembangan hutan tanaman dengan porsimasing-masing 60 persen masyarakat dan 40 persen untuk inves-tor.

Pengalokasian lahan hutan tidak produktif itu merupakan ba-gian dari intensifikasi pelaksanaan program besar pemerintah, yaituprogram ketahanan pangan, pendayagunaan lahan hutan danreforma agraria dalam rangka mengatasi masalah penganggurandan kemiskinan.

Menteri Pertanian Anton Apriantono dalam keterangan pers-nya di Kantor Presiden, Jakarta Ka-

mis (28/9), mengatakan Presi-den Susilo Bambang Yudho-

yono menu-

gaskan kepada Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan Ba-dan Pertanahan Nasional untuk melaksanakan program intensi-fikasi itu.

Mentan Anton menyatakan keyakinannya bahwa ketigahal ini bisa dilaksanakan dengan baik sehingga ke depan masalahpengangguran dan kemiskinan dapat diatasi.

Di tempat yang sama, Menteri Kehutanan MS Kaban menga-takan, presiden telah menyetujui pengalokasian lahan 9 jutahektare di daerah Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.Lahan tersebut dinilai mempunyai potensi untuk pengem-bangan hutan tanaman industri dan tanaman rakyat.

Menurutnya, pengembang lahan itu akan diberi konsesisebagai hak pemanfaatan kawasan selama 100 tahun baik bagimasyarakat maupun investor. Untuk pengembangan hutantanaman ini akan menggunakan dana reboisasi yang sementaranilainya Rp9,7 triliun.

“Untuk pengembangan hutan tanaman ini akan memaksi-malkan menggunakan dana reboisasi sesuai dengan peraturanpemerintah 34 dan 35 dan UU No. 41 yang mengatur danareboisasi ini harus dikembalikan untuk kepentingan reboisasi,”katanya.

Dia menambahkan untuk menindaklanjuti proses peman-faatan dana reboisasi itu, pemerintah akan membentuk sebuahlembaga keuangan pengelola dana tersebut, dan paling lambatlembaga itu sudah terbentuk pada bulan November menda-tang.

Selain itu, untuk meningkatkan produktivitas masyarakatpetani, pihaknya juga akan mengalokasikan lahan hasil konversiseluas 5,25 juta hektare dari lahan kawasan hutan milik PTPerhutani.

Sementara itu, Kepala BPN Joyo Winoto menambahkan,Presiden menggariskan kepada ketiga pihak tersebut untukmenjalankan tiga hal besar, yakni masalah pertama yang berkait-an dengan ketahanan pangan akan menjadi tanggung jawabDepartemen Pertanian, masalah kedua yang berkaitan denganpengembangan kawasan kehutanan dan hutan tanamanmenjadi tanggungjawab Departemen Kehutanan.

“Sedangkan masalah ketiga yang berkaitan khusus denganreforma agraria, yang bertanggung jawab adalah Kepala BPN.Tetapi ketiga – tiganya sepenuhnya akan berada di bawahkoordinasi presiden, “kata Joyo Winoto. Ia juga menjelaskanbahwa lahan seluas 8,15 juta hektare tanah dialokasikan untuktujuan reforma agraria serta untuk p e n g e m -bangan perke-

....pembangunan pertanianberkelanjutan sangat penting

karena akibat krisis nasional yangberpuncak pada tahun 1998,

Indonesia menghadapipermasalahan besar, yaitu

kemiskinan, pengangguran danutang negara yang membengkak.

(Presiden Yudhoyono)

Page 7: komunika 15 2006

n II/September 2006 7

Persoalan mendasar ketahanan pangan Indonesia adalah masalah persepsi masyarakat.Persepsi yang banyak berkembang adalah pangan identik dengan beras. Padahal sebe-narnya sejak dahulu telah tumbuh budaya lokal (local wisdom) yang membiasakan masya-rakat atau komunitas tertentu mengonsumsi bahan non-beras.

Untuk Papua dan Irian Jaya Barat misalnya, mereka makan umbi-umbian dan sagu.Sementara di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Nganjuk, Kediri, Trenggalek, Tulungagung,Pacitan, Lumajang, Malang Selatan, dan daerah Kabupaten Gunung Kidul DI Yogyakarta,masyarakat lebih banyak mengkonsumsi tiwul, bahan olahan dari ketela pohon.

Masyarakat Kecamatan Tempilang di Kabupaten Bangka Barat biasa mengkonsumsiberas aruk yang terbuat dari singkong berbentuk butiran-butiran kecil dengan rasa khas.Beras aruk hasil olahan tradisional ini bisa tahan simpan sampai 1 tahun.

Mermbangun Ketahanan PanganPembangunan ketahanan pangan di Indonesia telah ditegaskan dalam Undang-un-

dang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan yang dirumuskannya sebagai usaha mewujud-kan ketersediaan pangan bagi seluruh rurnah tangga, dalam jumlah yang cukup, mutudan gizi yang layak, arnan dikonsumsi, merata serta terjangkau oleh setiap individu.

Harus diakui bahwa bahan pangan umbi-umbian (ubi kayu, ubi jalar, garut, talas, ga-dung, ganyong, gembili dan suweg) dalam bentuk segar juga memiliki kandungan kaloridan protein yang rendah. Karakteristik rendah kalori ubi segar dapat dihilangkan denganmemprosesnya menjadi bahan kering berupa irisan atau tepung dengan kadar air setaraberas aman simpan.

Kandungan protein tepung ubi dapat ditingkatkan dengan menambahkan tepungkacang-kacangan sehingga menjadi tepung komposit. Tiwul merupakan salah satu bentukolahan pangan dengan bahan baku ketela pohon yang dikeringkan, kemudian ditepung.

Keaneka-ragarnan pangan memang merupakan salah satu prasyarat pokok dalamkonsumsi pangan yang cukup mutu dan gizinya. Dan usaha menganeka-ragamkan panganrnasyarakat sebenarnya bukan merupakan hal yang baru. Beberapa tonggak sejarahyang penting dalam usaha penganeka-ragarnan pangan, pada tahun 1950-an telah dila-kukan usaha melalui Panitia Perbaikan Makanan Rakyat; tahun 1963 dikembangkan UsahaPerbaikan Gizi Keluarga, tahun 1974 dikeluarkan Inpres 14/1974 tentang Perbaikan MenuMakanan Rakyat (PMMR) yang kemudian disempurnakan dengen Inpres 20/1979, melan-jutkan proses sebelumnya pada Pelita VI telah pula dikembangkan Program DiversifikasiPangan dan Gizi (DPG).

Kembangkan Budaya LokalUsaha membangun Ketahanan pangan pada umumnya dan keaneka-ragaman pangan

khususnya saat ini diaktualisasikan kembali antara lain melalui Undang-undang nomor 25tahun 2000 tentang :Propenas, yang menetapkan Program Peningkatan Ketahanan Pa-ngan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keaneka-ragarnan produksi bahanpangan, segar maupun olahan; mengembangkan kelembagaan pangan yang menjarninpeningkatan produksi dan konsurnsi yang lebih beragam, mengembangkan bisnis pangan,dan menjamin ketersediaan gizi dan pangan bagi masyarakat.

Keanekaragaman pangan yang dibentuk dari budaya lokal seperti pengembangantiwul instan merupakan alternatif yang paling rasional untuk memecahkan permasalahankebutuhan pangan (khususnya karbohidrat). Penataan pola makan yang tidak tergantungpada satu sumber pangan (beras), memungkinkan tumbuhnya ketahanan pangan keluargayang pada akhirnya dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional. (f)

bunan sawit dan tebu.

Pertanian BerkelanjutanPresiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam orasi ilimiah, ketika menerima gelar Doktor Honoris

Causa dari Universitas Andalas menyatakan bahwa pembangunan pertanian berkelanjutan sangatpenting karena akibat krisis nasional yang berpuncak pada 1998, Indonesia menghadapi perma-salahan besar, yaitu kemiskinan, pengangguran dan utang negara yang membengkak.

Dari semua permasalahan dan kesulitan tersebut, golongan ekonomi terlemahlah yang menderita,dan sebagian besar adalah kaum petani. Menurut Presiden, dalam gerak pembangunan ekonomiyang berlangsung dewasa ini, sering kali pertumbuhan sektor pertanian tidak berimbas langsungpada peningkatan kesejahteraan para petani. Kondisi ini mengakibatkan kesenjangan dan jauh darirasa keadilan.

“Meskipun dalam banyak pandangan rasio kontribusi sektor pertanian pada ekonomi makin su-sut dan berkurang, namun kenyataannya kontribusi itu masih besar. Kontribusi pangan dan sektorpertanian terhadap PDB tahun 2005 tercatat hanya 13,4 persen, namun jika agroindustri danagroservices diperhitungkan terhadap perekonomian nasional, diperkirakan diatas 50 persen," kataPresiden Yudhoyono.

Presiden dalam kesempatan itu juga menyerukan untuk memperkokoh ketahanan komoditasyang sering disebut sebagai FEWS atau Food Energy and Water Sustainability, untuk menjaminkeadilan dan kebutuhan manusia yang terus meningkat, lalu menjadikan pertanian sebagai way oflife, sebuah peradaban dimana kesadaran itu untuk urusan produktifitas dan teknologi penanaman.

Dewan Ketahanan PanganSesuai Keputusan Presiden No. 132 Tahun 2001, tentang Pembentukan Dewan Ketahanan

Pangan, saat ini sudah 29 provinsi dan lebih dari 200 kabupaten/kota membentuk Dewan KetahananPangan Daerah. Lembaga ini dimaksudkan sebagai salah satu ujung tombak upaya memantapkanketahanan pangan dengan mengoptimalkan peran pemerintah bersama masyarakat.

Secara umum ada dua kerja besar yang mesti dilakukan oleh oleh pemerintah bersama masya-rakat. Pertama, peningkatan pasokan (produksi) dan penurunan permintaan (konsumsi) pangan.Peningkatan produksi pangan dapat dilakukan melalui: ekstensifikasi atau perluasan areal tanam,dengan arah pengembangan di Luar Jawa; rehabilitasi sarana irigasi yang saat ini kondisinya sudahsekitar 40 persen rusak; dan peningkatan indeks pertanaman melalui efisiensi pemanfaatan air.

Selain itu, peningkatan produksi pangan juga dapat dilakukan melalui peningkatan produktivitasatau intensifikasi seperti penggunaan benih unggul, pemupukan berimbang, pengendalian hamaterpadu, dan efisiensi pemanfaatan air. Kegiatan lain yang juga dapat menyumbang pada penyediaanpasokan dari domestik adalah pengurangan kehilangan hasil saat panen dan pascapanen melaluiintroduksi alat mesin pertanian, termasuk teknologi penggilingan padi.

Kedua, adalah diversifikasi pangan, baik dari sisi produksi maupun konsumsi. Diversifikasi produksidilakukan melalui (a) pengembangan pangan karbohidrat khas Nusantara spesifik lokasi, sepertisukun, talas, garut, sagu, jagung dan lain-lain, (b) pengembangan produk (product development)melalui peran industri pengolahan untuk meningkatkan cita rasa dan citra produk pangan khasnusantara (image product) dan (c) peningkatan produksi dan ketersediaan sumber pangan protein(ikan, ternak) dan zat gizi mikro (hortikultura).

Kembangan Diversifikasi PanganDiversifikasi konsumsi pangan pada dasarnya terkait dengan upaya mengubah selera dan kebiasaan

makan. Karena itu, pokok kegiatan ini berupa peningkatan pengetahuan, sosialisasi, dan promosimengenai pola pangan beragam, bergizi, berimbang. Pendekatan pengembangan diversifikasikonsumsi pangan jangan diidentikkan dengan kegiatan pengentasan kemiskinan, tetapi merupakanupaya perbaikan konsumsi gizi dan kesehatan.

Dengan mengonsumsi pangan yang lebih beragam, bergizi, dan dengan kandungan nutrisiyang berimbang, maka kualitas kesehatan akan semakin baik. Hasil ikutannya adalah, konsumsi be-ras per kapita diharapkan menurun. Hasil ikutan ini sama pentingnya dengan pencapaian tujuanutamanya tadi. Apabila upaya-upaya tersebut di atas berhasil dilakukan maka: (a) produksi padidan pangan sumber karbohidrat lain serta protein dan zat gizi mikro akan semakin meningkat, (b)konsumsi beras per kapita akan menurun, dan (c) kualitas konsumsi pangan masyarakat akansemakin beragam, bergizi dan berimbang.

Bahan baku pangan yang sederhana dengan harga murah di tangan ahlinya,akan terjadi perubahan signifikan menjadi pangan yang tersaji rapi dan meng-gugah selera para penikmat pangan. Dengan demikian, pangan lokal akanlebih diminati semua lapisan masyarakat. (f/berbagai sumber)

Page 8: komunika 15 2006

8 Edisi 15/Tahun II/September 2006

KOMUNIKA WAWANCARA

Bisa diceritakan sedikit mengenai kompetisibergengsi ini?

Kompetisi ini diselenggarakan TopCoder(TC) adalah sebuah perusahaan yang rutinmengadakan kompetisi programming secaraonline di internet. Ada berbagai macam kate-gori yang dilombakan, antara lain algoritma(problem-solving), component design, dancomponent development.

Yang paling banyak pesertanya adalahdi kategori algoritma; kalau saya tidak salahuntuk TCO 2006 ada sekitar 2000 orang lebihdari berbagai negara, sedangkan onsitefinalisnya hanya 48 orang.

Untuk kategori komponen (design anddevelopment) diikuti sekitar 100 orang, danonsite finalisnya 8 orang untuk masing-masing kategori. Kalau tidak salah, merekaakan menambah satu jenis turnamen lagi yaituTCHS (TC High-School), yang ini khususuntuk siswa high-school (SMU).

Anda adalah satu-satunya pemenangKompetisi TCO World Championship dariIndonesia, memang sebelumnya belum ada?

Lebih tepatnya saya menang TCO 2006di kategori component development. Tahunlalu di TCO 2005 ada peserta dari Indonesiayang berhasil masuk final di kategori algoritma,yaitu Ardian Kristanto Poernomo. Walaupuntidak juara 1, tapi bisa tembus final kategorialgoritma adalah suatu prestasi yang sangatheboh sekali lho. Ardian ini juga yang kemarinmenjuarai Google India Code Jam dua kaliberturut-turut tahun 2005 dan 2006.

Prestasi yang tidak mudah dicapai. Apa upayayang anda lakukan?

Ora-et-labora, banyak berdoa danberusaha. Waktu itu saya terpacu melihat

ada orang Filipina yang berhasil masuk finalTCO 2004 di kategori component develop-ment. Kalau Filipina bisa, harusnya kita jugabisa, dong. Tahun 2005 belum berhasil, pujiTuhan, tahun 2006 bisa.

Saya juga banyak belajar dari teman-teman lain, baik di berbagai komunitasprogrammer Indonesiamaupun internasional.Yang penting tetap semangat terus dan mauaktif belajar dari mana saja.

Hal tersulit dalam kompetisi tersebut?Selain masalah waktu, karena kompetisi

development menuntut waktu cukup ba-nyak, juga masalah robustness dan clean-liness dari program/code yang kita tulis. Ro-bust maksudnya code yang kita tulis harushandal dan bekerja sesuai yang diharapkan,baik pada saat diberikan input yang benarmaupun input yang salah. Cleanliness me-nyangkut kerapian dan elegansi dari programyang kita tulis supaya mudah dibaca dandikembangkan lebih lanjut.

Apa yang Anda lakukan untuk menghadapihal tersebut?

Kalau untuk masalah waktu, banyaknglembur sampai pagi, kadang-kadang sampaijam 4 pagi. Kalau untuk masalah carapemrograman, ini adalah proses belajar darikesalahan-kesalahan sebelumnya dan jugadengan belajar dari program/code dan teknikorang lain.

Tentang kreatifitas anak muda Indonesia dibidang teknologi, bagaimana menurutpandangan anda?

Menurut saya teknologi itu padadasarnya untuk membantu mempermudahkehidupan kita sehari-hari. Jadi kalau kita bisa

proaktif menganalisa kegiatan sekeliling kitasehari-hari, misalnya apa yang bisa dibuat le-bih efisien, bagaimana sesuatu bisa dikerjakandengan lebih baik/murah, kita sebenarnyasedang mencoba belajar kreatif dan inovatif.Menurut saya, sebaiknya dimulai sejak dinidari bangku sekolah, mulai dari tugas-tugasdan cara belajar/mengajar yang membuatsiswa lebih kreatif mencari solusi sendiri.

Dari sisi seorang programmer, menurutpandangan Anda sejauh mana minat anakbangsa terhadap teknologi?

Oh, saya kira besar sekali, baik sebagaiuser ataupun produser. Saya sendiri kadangkagum melihat inovasi yang dibuat teman-teman mahasiswa yang sedang membuatpenelitian/tugas akhir, kadang-kadangsederhana saja tapi membuat kita takjub"mengapa tidak ada yang pernah berpikirseperti ini ya?".

Apa yang bisa dilakukan pemerintah untukmerangsang kreativitas anak bangsa dibidang teknologi?

Saya kira semua sarana/prasarana yangdiperlukan untuk membuat pendidikan (yangbagus) bisa dinikmati dengan mudah olehsemua lapisan bangsa. Misalnya saja fasilitasinternet di setiap sekolah/universitas (sampaiyang di pelosok-pelosok) karena bagi sayaini juga salah satu sarana utama dalam belajar.Dalam hal ini saya salut dengan Singapurayang katanya mempunyai target supayasemua warga negaranya melek internet.

Selain itu, khususnya untuk bidang IT,belajar dari India (dan Malaysia), saya kirapemerintah perlu memfasilitasi para investor/perusahaan IT multinasional untuk maumembuka cabangnya di Indonesia. (fdm)

Anak Indonesia juga bisaberlaga di kompetisi programming

secara online. Setiap tahunnyadigelar dua kali turnamen yaitu

TCO (TC Open) dan TCCC (TCCollegiate Challenge). TCO

terbuka untuk siapa pun, sedangkanTCCC terbuka untuk kalangan

mahasiswa. TCO biasanyadiadakan sekitar pertengahan

tahun, sedangkan TCCC di akhirtahun. Babak kualifikasinya

dilakukan online di internet, lalufinal-nya diadakan onsite di

Amerika. Berikut petikanwawancara dengan Sindunata

Sudarmaji, pria kelahiran Surabaya5 Mei 1975 dengan Farida Dewi

dari KomunikA melalui email.

Praktek perdagangan orang sudah se-demikian memprihatinkan, dengan terung-kapnya banyak kasus, terutama perdaganganperempuan dan anak, antara lain, kasus pe-

ngiriman 40 perempuan muda ke Jepang,PSK anak di sebuah klub malam diAmbon, dan lain-lain.

Sejak beberapa waktu lalu, DPRtelah menggodok suatu rancanganundang-undang mengenai Pembe-rantasan Tindak Pidana Perda-gangan Orang (RUU PTPPO).Menyikapi hal ini, Presiden SBY te-lah menunjuk Menteri NegaraPemberdayaaan Perempuan,Meutia Hatta, dan MenteriHukum dan HAM, HamidAwaluddin untuk mewakilipemerintah dalam pemba-hasan materi RUU.

Berikut petikan wawan-cara Mediodecci dari KomunikA

dengan Meutia Hatta, beberapawaktu lalu.

Bisa dijelaskan mengenai RUU PTPPOyang, kabarnya disampaikan DPR kepemerintah?

RUU Pemberantasan Tindak Pi-dana Perdagangan Orang atau RUUPTPPO merupakan suatu rancanganperundang-undangan terkait de-ngan pemidanaan pelaku traffickingdan perlindungan terhadap korban.

RUU ini disampaikan DPR kepemerintah sebagai usul inisiatifDPR, melalui Surat Pimpinan DPRRI No. RU.02/6063/DPR-RI/2006tanggal 28 Juli 2006 lalu.

Bagaimana pemerintah menyikapi usul DPRini?

Pemerintah sangat menyambut baikusul DPR ini, terutama mengingat traffickingdi Indonesia yang semakin merajalela. Untukitu, Bapak Presiden telah menyampaikanjawaban kepada Ketua DPR RI melalui suratNo. R.67/Pres/8/2006 tanggal 14 Agustuskemarin.

Bagaimana isi surat jawaban Presiden, bisatolong dijelaskan?

Intinya, melalui surat tersebut, BapakPresiden menugaskan saya dan MenteriHukum dan HAM untuk mewakili Pemerintahdalam pembahasan RUU ini bersama DPR.

Terkait penugasan tersebut, hal-hal apa sajayang telah dipersiapkan sejauh ini?

Setelah menerima penyampaaian RUUtersebut, pemerintah mempunyai waktu se-lama 60 hari untuk menyelesaikan penyu-sunan Daftar Inventarisasi Masalah atau DIM,sebagaimana tercantum dalam UU No. 10/2004 tentang Pembentukan Perundang-undangan.

Untuk itu, kegiatan yang dilakukan per-tama kali adalah membentuk Panitia Penyu-sunan DIM yang anggotanya terdiri atas wakilinstansi terkait dan masyarakat, seperti LSMdan organisasi masyarakat.

Selain itu, apa ada kegiatan lain yangdilakukan?

Kami juga sudah melaksanakan sosialisasiserta public hearing dengan para penegakhukum, Kaukus anak dan NGO anak, KaukusPerempuan dan NGO Perempuan, sektorpemerintah terkait dan akademisi dari per-

Sindhunata

Laga Dunia Online-Programming

guruan tinggi. Tujuan kegiatan ini adalahuntuk kritisasi dan mendapatkan masukandalam penyusunan DIM.

Jadi, masukan bagaimana yang akan diajukanpemerintah terkait RUU ini?

Pada dasarnya, pemerintah menyetujuiyang sudah disampaikan oleh DPR hanya adabeberapa tambahan untuk penyempurnaan,dalam isi, substansi maupun redaksionalnya.Perubahan ini akan kami sampaikan kepadaPresiden.

Penyempurnaan dilakukan agar RUU iniakan terkait dengan RUU lain, misalnya UUPerlindungan Saksi, sehingga ada harmonisasiantar UU dan tidak ada pertentangan. Inipenting karena kami ingin menghasilkan UUyang intensif dan sebaik-baiknya sehinggaimplemetasinya nanti bisa efektif.

Bisa dijelaskan perubahan-perubahan yangakan diajukan oleh pemerintah?

Untuk detail perubahan masih belumbisa Kami disampaikan saat ini, karena dalamsurat dari Menteri Sekretaris Negara yang di-sampaikan kepada menteri-menteri yangmewakili, ada klausul yang menyatakan"Seandainya ada perubahan-perubahan, agardua menteri dapat melaporkan kepadaPresiden”. Jadi berhubung laporan belumdisampaikan kepada Bapak Presiden, makainformasi detail masih belum bisa diberikan.

Tapi pada intinya, perubahan yangdiberikan oleh pemerintah lebih kearah untukmemperjelas dan memperkuat rambu-rambudengan penambahan isi dan perubahanredaksional yang memperkuat posisi UU ininantinya.

(ides)

Meutia Hatta

Berantas Trafficking

Page 9: komunika 15 2006

9

KOMUNIKA

Edisi 15/Tahun II/September 2006

e-gov kilas

OPINI

S Arifianto*

Ruang ini disediakan sebagai wadah tukar informasi antar pengelola situs atau portal lembaga pemerintah baik di tingkat pusat atau daerah.Pengelola dapat mengirimkan profil situs yang dikelolanya melalui e-mail: [email protected]

Digital Divide dalam Tatanan Budaya Lokal

Disadari atau tidak saat ini telahterjadi kesenjangan informasi(digital divide) yang begitutajam antara orang-orang yangberkesempatan dan berkemam-

puan untuk menggunakan teknologi infor-masi yang diatributkan kepada orang perko-taan, ekonomi mapan, terdidik, berpenge-tahuan, umumnya kaum lelaki, versus me-reka yang tidak memiliki kesempatan dankemampuan yang diatributkan kepadaorang desa, miskin, tidak terdidik, umumnyakaum wanita.

Dalam konteks sosial budaya, hal sema-cam ini sering dianalogikan sebagai kesen-jangan sosial antara budaya si kaya dan bu-daya si miskin. Sedangkan pada tataranimplementasi penerapan teknologi infor-masi, kesenjangan semacam itu terjadi sa-ngat tajam antara masyarakat urban yangdekat dengan sumber informasi dengan ma-syarakat rural yang jauh dari sumber infor-masi.

Pertanyaannya, benarkah kesenjanganini salah satunya disebabkan karena adanyaperbedaan budaya lokal yang diyakini se-bagai cara pandang di masing-masing daerahdalam penggunaan teknologi informasi?

Bagi masyarakat kota, penggunaan tek-nologi informasi sudah menjadi kebutuhanpokok yang harus dipenuhi untuk mendu-kung berbagai kegiatannya. Sebaliknya, bagimasyarakat di perdesaan, teknologi informa-si--meski dipaksakan--sebagian besar masihbelum menjadi kebutuhan pokok mereka,walaupun sebenarnya teknologi informasibaik secara langsung maupun tidak langsungmempunyai kemampuan untuk mengubahbudaya masyarakat dari yang bersifat kon-vensional menjadi moderen.

Tentunya perubahan itu tidak hanya dili-hat dari sisi budayanya saja, namun juga dibidang ekonomi, sosial dan bidang-bidanglainnya, khususnya sebagai alat pendoronguntuk memajukan komunitas masyarakatbaik sebagai pengguna teknologi informasimaupun bukan pengguna teknologi infor-masi. Karena pemanfaatan teknologi infor-masi itu sendiri bisa dianalogikan sebagai pe-dang bermata dua, yang mana di satu sisibisa memberikan hal yang bersifat positif,tetapi di sisi lain justru sebaliknya.

Hal yang positif misalnya kemajuan tek-nologi informasi dapat dijadikan sebagai alatpendorong dari sejumlah negara maju untukmenggunakan modal dan sumberdaya bagiprogram perluasan akses komputer dan in-ternet bagi masyarakat di belahan negaraberkembang lainnya termasuk Indonesia. Ar-tinya teknologi informasi akan membuatsumber daya manusia semakin produktif un-

tuk memperluas jaringan kerja, berwawasanluas, berpengetahuan, serta untuk mense-jahterakan masyarakat melalui pembangun-an. Dengan demikian teknologi informasi bisadianggap sebagai kekuatan pemberdayaanmanusia untuk mencapai tujuan yang lebihproduktif.

Untuk mengantisipasi perkembangantersebut pihak Pemerintah melalui Departe-men Komunikasi dan Informatika telah men-canangkan misinya bahwa tahun 2015 diha-rapkan semua instansi pemerintah dengankelompok komunitas masyarakat perdesaandi Indonesiasudah harust e r s a m b u n gjaring-an internet.

D i h a r apkanmisi pengem-bangan teknologiinformatika ter-sebut memberi-kan gambaranrealitas semisalbagaimana seo-rang petani diperdesaan bisamengecek hargaproduk di pasar

dengan menggu-nakan jasa inter-net, bisamema-sarkan produknya melalui internet,bagai-mana seorang dokter di kawasanperkotaan bisa memeriksa pasiennya diperdesaan hanya melalui sebuah kamerainternet. Ini artinya, ketika kita hidup di eradigital, dia-sumsikan semua keuntunganekonomi bisa diraih dari pengelolaanteknologi informasi, bukan semata dariproduksi barang kebu-tuhan pokok.

Oleh sebab itu, teknologi informasi daninternet diusung ke perdesaan dengan ha-rapan masyarakat desa dapat memanfatkan-

nya untuk kehidupan sehari-hari. Tentu sajasebelumnya, para petani, pengrajin dan pe-laku UKM, diberi bekal pelatihan, penge-tahuan dan keterampilan tentang teknologiinformasi dan internet melalui kelompoknyaagar mampu menggunakan sarana teknologicanggih ini untuk memajukan kesejahteraankomunitas masyarakat di lingkungannya.

Proses perubahan sosial ekonomi komu-nitas masyarakat seperti itu suka atau tidaksuka di ikuti oleh perubahan budaya di masya-rakat akibat pengaruh penggunaan tekno-logi informasi seperti yang kita lihat dan ra-

sakan sekarangini.

Sementarahal yang bersifatnegatif, misal-nya, program"digitalisasi ma-syarakat" inijuga menuai kri-tik tajam dariberbagai pihak.

Di antaranya mempertanyakan tentangideologi di balik program digitalisasi tersebut.Argumentasinya, digitalisasi merupakan per-luasan insfrastruktur kapitalisme yang mung-kin menjadikan masyarakat miskin semakinterjerat dalam sistem sosial-ekonomi dan bu-daya global yang selama ini sudah membuatmereka menderita.

Teknologi informasi memang diusung daribudaya barat yang rasional dan moderen,dilakukan melalui teks media dan bahasayang dominan digunakan (bahasa Inggris).Bisa jadi hal ini akan mengancam kelestarian

budaya lokal komunitas masyarakat terten-tu. Cara pandang konsep rasionalisme danmodernisme masih amat sulit diadopsi olehkomunitas masyarakat perdesaan tanpa me-lalui proses pendidikan ketrampilan dan pe-nyuluhan lainnya, yang menjamin tidak ada-nya pengaruh negatif terhadap perkem-bangan budaya lokal di komunitas masyara-kat perdesaan yang bersangkutan.

Proses asimilasi untuk menggeser buda-ya lokal menjadi budaya digital tentunyamembutuhkan waktu yang cukup panjang.Itupun harus dimulai dari komunitas masya-

rakat perkotaan, baru ke komunitasmasya-rakat perdesaan yang sudahdiang-gap maju dan mampu mengaksesteknologi informasi.

Persoalannya, mungkinkah kesenjang-an sosial ekonomi antara komunitas ma-syarakat perkotaan dan komunitas ma-syarakat perdesaan akibat interaksi bu-daya teknologi informasi ini akan meng-hambat program pengembangan tek-nologi digital?

Barangkali untuk menjawabnya perludilakukan kajian secara mendalam dariberbagai sudut pandang yang berbeda.Misalnya, adakah gejala kesenjangan sosialdi perdesaan terjadi akibat rendahnyadaya beli masyarakat terhadap peng-gunaan perangkat teknologi informasi?Atau adakah kearifan lokal di komunitasmasyarakat yang menyebabkan terham-batnya penggunaan teknologi informasi?

Semua permasalahan tersebut perludikaji lebih mendalam agar programpengembangan teknologi informasi yang

diharapkan mampu mensejahterakan ma-syarakat tidak berbenturan dengan budayalokal komunitas masyarakat itu sendiri, baikdi kawasan perkotaan maupun perdesaan.

Pembangunan jaringan teknologi infor-masi yang dimungkinkan bisa mengancamkelestarian budaya lokal atau budaya daerahsebagai aset bangsa ini perlu dicarikan jalankeluarnya agar nantinya tidak berbenturandan melindas budaya lokal pada komunitasmasyarakat. Sinergi di antara keduanya bisaterjadi jika ada kemauan berbagai pihak un-tuk tidak memaksakan keinginannya tanpamelakukan analisis yang lebih mendalam akandampak negatif yang mungkin terjadi atasinteraksi kedua budaya yang berbeda terse-but.

Dengan demikian pengembangan tek-nologi digital harus ditempatkan pada ke-pentingan masyarakat secara universal, tan-pa harus mengorbankan budaya masing ma-sing pihak.

Penulis adalah Peneliti Madya Bidang Komunikasi & Mediadi BPPI Yogyakarta

www.malteng.go.idSarana Komunikasi dan InformasiPotensi Daerah

"Lestarikan Adat Maluku!" Itu sapaanyang menyambut pengakses situs resmi Pe-merintah Kabupaten Maluku Tengah. Tampil-an situs yang tergolong dinamis dengan ani-masi flash diperindah dengan gabungan war-na yang soft.

Situs ini juga menyediakan forum publiksebagai ruang bagi pengakses yang inginberdiskusi tentang kebijakan Pemkab

Malteng, menyampaikan ide, kritik, dansaran. Selain itu, pengakses bisa menyam-paikan harapan, keluhan dan keinginanterhadap kebijakan Pemerintah KabupatenMaluku Tengah. Ada pula forum diskusitentang berbagai tema yang langsungdipandu oleh administrator.

Menu-menu dalam situs ini sudah dike-mas dalam dua bahasa, Indonesia dan Ing-gris. Berita serta informasi yang ditampilkanselalu diperbaharui. Fasilitas print dan sendby e-mail juga disediakan dalam setiap con-tent informasi yang disajikan.

www.sumbawa.go.idJaring Asmara Online

Kalau selama ini penjaringan aspirasimasyarakat (Jaring Asmara) dilakukan secaralangsung dalam pertemuan tatap muka atauforum khusus, namun hal ini diolah dandikemas sedemikian rupa oleh PemerintahKabupaten Sumbawa dalam situs resminya,www.sumbawa.go.id.

Bahkan layanan keluhan masyarakat viasms ke nomer 6868, juga dikembangkansebagai bukti kepedulian Pemkab untuk

melibatkan masyarakat dalam pelaksanaanpembangunan Kabupaten Sumbawa. Sekali-pun dalam tahap awal ini hanya khusus pe-langgan jaringan seluler tertentu. Namundemikian pengakses lain bisa menggunakanfasilitas e-mail.

Situs interaktif "Tana SabalongSamawela" ini dikemas interaktif denganmenyediakan polling dan sistem member-ship. Sistem member disediakan cuma-cumaguna menjaring sebanyak mungkin pengun-jung tetap situs. Bahkan pengelolanyaberjanji pada anggota membership akandiutamakan saat ada pengembangan fitur-fitur baru di situs ini.

www.madiun.go.idLembaga Penampung PengaduanMasyarakat

Lempung Dumas, istilah langsungmencolok mata saat membuka situs resmiPemerintah Kabupaten Madiun. LempungDumas adalah layanan pengaduan masya-rakat yang dibuka 24 jam di nomor 0351-493 546. Selain itu bagi yang ingin berhematpulsa bisa mengirimkan e-mail melalui fasilitasyang juga telah disediakan. Dalam situs inipengakses juga bisa mendapatkan berbagaitulisan feature menarik tentang potensi danprestasi anak daerah.

Page 10: komunika 15 2006

10 Edisi 15/Tahun II/September 2006

KOMUNIKA LINTAS DAERAH

Benahi Ladang Tidur

foto

: m

th

Sumatera UtaraKembangkan Bandara Alternatif

Bandara Silangit di Kec. SiborongborongTaput beberapa tahun ke depan diproyeksi-kan menjadi bandara alternatif terkemuka diSumut. "Berbagai langkah strategis sudahdipersiapkan, termasuk membuka kemung-kinan memperluas jangkauan pelayanankeluar Sumatera," jelas Kabag Humin PemkabTaput, Drs. Pestalen Pasaribu, usai peninjau-an lokasi oleh Direktur Teknik Lapter DitjenPerhubungan Udara, Irfa Samad ke Silangit.

Irfa Samad, mengatakan prospek Ban-dara Silangit ke depan sangat menjanjikan."Secara geografis bandara Silangit amanuntuk penerbangan. Ada Danau Toba yangbisa dijadikan pendaratan darurat," tuturnya.

Saat ini pesawat yang melayani ruteSilangit-Medan jenis pesawat CN 325 milikmaspakai penerbangan Merpati, dua kaliseminggu. Ke depan, jika Bandara Silangittelah memenuhi syarat, tidak mustahil ban-dara ini akan didarati pesawat berbadan lebardan terbuka penerbangan Silangit-Jakarta.

Pengembangan bandara ini, rencana-nya akan dilakukan secara bertahap. "Diharap-kan dana pengembangannya akan diakomodirAPBN dan APBD Sumut.Tahun ini ada Rp20miliar, yang dialokasikan juga untuk memper-panjang landasan pacu (run way, red),"pungkas Kepala Bandara Silangit, MartinusHutasoit.

www.bainfokomsumut.go.id

RiauSosialisasi Pilot Project Otonomi Desa

Tahun ini Pemerintah KabupatenBengkalis melaksanakan proyek percontohan(pilot project) Otonomi Desa (Otdes) pada26 desa di 13 kecamatan. "Kegiatan ini diha-rapkan dapat mengukur kesiapan desa dalammengelola dana penunjang otonomi," kataSekretaris Daerah Bengkalis, H Sulaiman Ka-mis (22/9), di gedung daerah Datuk Laksa-mana Raja Dilaut.

Proyek Otonomi Desa merupakan upayamengembangkan desa agar menjadi mandiridan mampu melaksanakan pembangunanberbasis kemasyarakatan. "Artinya, KepalaDesa hendaknya merangkul semua kom-ponen masyarakat yang ada di desa dalammenjalankan kegiatan pembangunan," tegasSulaiman.

Untuk menyukseskan program ini,Sekretaris Daerah Bengkalis menginstruksi-kan agar memantau secara sungguh-sung-guh kegiatan proyek percontohan Otdes iniserta sekaligus memberikan pengarahan bim-bingan kepada aparat desa di wilayah kerjanyamasing-masing. “Jangan sampai kegiatan inigagal. Karena kita sangat berharap padatahun-tahun mendatang pelaksanaan Otdesini dapat dilaksanakan di semua desa,” kataSekretaris Daerah Bengkalis lagi.

www.bengkalis.go.id

DKI JakartaAjak Komunitas Atasi Flu Burung

Wakil Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowoberharap agar pengawasan terhadap pe-nyakit flu burung atau avian influenza dapatdilakukan berbasis sistem komunitas. “Hal iniakan lebih lebih efektif karena akan melibat-kan masyarakat untuk mengawasi secaralangsung,” ujarnya.

Fauzi Bowo mencontohkan satu pro-gram yang saat ini sudah berjalan dengansistem komunitas adalah pemberantasan De-mam Berdarah yang memberdayakan masya-rakat, seperti adanya Juru Pemantau Jentik(Jumantik).

Saat ini sumber virus flu burung yangdiketahui berasal dari unggas tersebut hanyamenyerang manusia dan dikhawatirkan apa-bila terjadi mutasi gen, virus itu bisa menulardari manusia ke manusia seperti influenzapada umumnya. “Hal itulah yang harus di-awasi secara cermat,” katanya.

Saat ini kasus flu burung ditemukanhampir di 30 provinsi di Indonesia dan Jakartamenempati urutan kedua setelah JawaBarat. Fauzi juga berharap tempat-tempatrawan, seperti lokasi perdagangan unggasatau pasar-pasar hewan dan tempat transitunggas diawasi secara khusus. Namundemikian, menurutnya hal yang tidak kalahpentingnya adalah masyarakat harusmempunyai pola hidup yang sehat danbersih, karena dengan hanya hal itulah dapatmenjamin semua jenis penyakit dapatdikendalikan.

“Sebagai contohnya dahulu di Eropapernah terjangkit penyakit wabah penyakitKolera dan TBC, akan tetapi hal tersebut bisadiatasi oleh penduduk di Eropa dengan carameningkatkan kesadaran pola hidup yangbersih dan sehat,” katanya. T.YWA/Kus

Jawa TimurLayanan Baru PT POS

PT Pos telah mengembangkan Kios Possebagai konsep layanan baru untuk meres-pon kebutuhan masyarakat sekaligus upayamereposisi diri dari konsep pengelolaan kan-tor menuju layanan yang tetap berbasis layan-an komunikasi, logistik, jasa keuangan danjasa keagenan.

"Kios pos ini adalah inovasi atas tantang-an bisnis karena makin majunya sarana komu-nikasi dan teknologi seperti telepon seluler,”kata Direktur Bisnis Kurir PT Pos Indonesia(Persero) Subandi.

Kios Pos di Jawa Timur ini menggunakanlayanan terintegrasi yang merupakan perta-ma di Jatim dan yang ketiga di Indonesia se-telah Jakarta di Jatinegara dan Gedung DPRRI. Konsep Kios Pos ini sudah dilakukan olehAdministrasi Pos di berbagai negara sepertiAustralia, Thailand, Taiwan, Korea, Belanda,Jerman, Denmark, Belgia, Slovakia, Afrika Se-latan, dan Brasil.

“Melalui Kios Pos, PT Pos Indonesia (Per-sero) ke depan akan secara total masuk da-lam usaha ritel pada umumnya melalui kerjasama dengan para pengusaha kecil, koperasi,dan para pengrajin. Sehingga dapat menya-lurkan produknya melalui Kios Pos ini,” kataSubandi. Karena itu ia berharap Kios Pos da-pat memicu pertumbuhan ekonomi masya-rakat.

Berbagai produk Kios Pos, pertama, la-yanan Jasa Pos (postal service) yang meliputilayanan komunikasi, logistik dan jasa keu-angan. Kedua layanan keagenan meliputi jasapembayaran (payment) setoran, angsurandan tagihan seperti telkom, Telkomsel,ADIRA, FIF, Bank Muamalat, e-Batara Pos,HSBC, Citibank, Auto Summit, Columbia, BAF.Dan penjualan produk-produk milik Mitra Pos.Kios Pos ini juga menyajikan berbagai barangkebutuhan kantor.

www.jatim.go.id

Kalimantan TimurPotensi Kepiting Melimpah

Prospek pengembangan potensi tang-kapan Kepiting di perairan Penajam PaserUtara khususnya Desa Babulu Laut Keca-matan Babulu sangat cerah. Menurut KetuaKelompok Nelayan Bina Nelayan Desa Babululaut H Syahrun, sekalipun produksi per bulanmencapai 6-7 ton, namun belum mencukupikebutuhan pasar Balikpapan serta pasatekspor Taiwan dan Korea. “Yang me-ngerjakan baru sekitar 600 nelayan. Kamisering kesulitan memenuhi permintaaanpasar,” kata Syahrun. Tiap hari, lanjutSyahrun, nelayan yang melaut hanya bisamenangkap sedikitnya 3-5 kilogram kepiting.

Menurut Syahrun, jika ada perusahaanatau investor yang menangani hal ini, maka

Dari Sabang Sampai Merauke Kabupaten Aceh Besar

potensi dan harga jual akan meningkat. “Kitaberharap, ada pabrik pengolahan kepitingdisini, atau ada perusahaan penampungan,”harap Syahrun.

www.penajam.go.id

SumbawaTawarkan Tiga Kawasan Investasi

Pemerintah Kabupaten Sumbawa,NusaTenggara Barat (NTB) terus membuka pe-luang investasi. "Saat ini kami mengem-bangkan konsep Agropolitian Alasutan,Agrobap-Pet Emparano, dan Kawasan KotaTerpadu Mandiri Sumbawa Selatan," tegasBupati Sumbawa, Drs Jamaluddin Malik.

Kawasan Agropolitan Alasutan men-cakup wilayah kawasan produksi berbasis per-tanian lahan kering yaitu: Kecamatan AlasBarat, Alas, Utan, Buer, dan Rhee.

Sementara Kawasan Agrobap-PetEmparano meliputi kecamatan Lopok, Lape,Maronge, Plampang, Empang dan Tarano

diarahkan sebagai kawasan terpadu berbasispesisir dan peternakan.

Kawasan Kota Terpadu Mandiri Sum-bawa bagian selatan berbasis tanaman indus-tri yang mencakup Kecamatan Labang-ka,Lunyuk,Orong Telu,Ropang Dan MoyoHulu.

Menurut Bupati, Agropolitan Alasutanmemiliki peluang investasi pembangunan sa-rana prasarana perdagangan,industri pengo-lahan dan agroprosesing serta usaha budi-daya. Sedangkan Kawasan Agrobappet Em-parano punya peluang investasi pembibitan,pengemukan dan budidaya ternak, usaha pe-0nangkapan, budidaya dan pengolahan hasillaut, industri pakan serta perdagangan.

Sementara kawasan Kota terpaduMandiri Sumbawa bagian selatan menjanjikanpeluang investasi budidaya tanaman indus-tri, perdagangan serta industri eksploitasi danpengelolahan hasil tambang.

Pemkab juga telah mengeluarkan kebi-jakan khusus mendorong kemitraan investordengan koperasi usaha mikro, kecil danmenengah serta memberikan kemudahanperizinan melalui satu pintu serta insentifpajak.

"Kita upayakan pengembangan ka-wasan ini tetap memperhatikan kearifan lokal,penerapan teknologi tepat guna dan usahapadat karya dalam kerjasama investasi,"tegas Jamaluddin.

www.sumbawa.go.id

Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten di Provin-si Nangroe Aceh Darussalam. Kabupaten Aceh Besar terle-tak di ujung barat daya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.Kabupaten ini merupakan titik awal dari Banda Aceh menujudaerah Aceh dan Sumatera lainnya melalui darat.

Di wilayah inilah pahlawan perjuangan nasional CutNyak Dien yang berasal dari Lampadang dilahirkan. Untukmenuju Aceh Besar bisa melalui udara dengan melewatiBandara Iskandar Muda.

Aceh Besar terkenal dengan salah satu makanan khas-nya, Bolu manis ala Aceh yang terkonsentrasi di KecamatanPeukan Bada. Bolu ini terkenal dengan citarasanya yangkhas, namun kesulitan pengembangan karena kendala danaselain kondisi yang belum sepenuhnya stabil. Selain itu adapula gulai kambing (kari) dan ayam tangkap yang terkenalkelezatannya.

Kota JanthoiKota Janthoi adalah ibukota Kabupaten Aceh Besar.

Di kota ini terdapat stasiun TVRI untuk wilayah Aceh Besardan sekitarnya. Tahun 2000, jumlah penduduknya tercatat38.376 jiwa dengan tingkat kepadatan 110 per km2 dengantingkat pertumbuhan 1,92 % per tahun.

P e r j a l a n a npanjang ditorehkanoleh kemukimanJanthoi untuk men-jadi ibukota. Bera-wal tahun 1976dan diresmikan me-lalui Peraturan pe-merintah RepublikIndonesia Nomor35 Tahun 1976tentang pemin-

dahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besardari wilayah Kotamadya Banda Aceh.

yang jaraknya sekitar 52 km dari Banda Aceh menjadiibukota kabupaten berjalan mulai tahun 1976, ditandaidengan keluarnya

Kembangkan Lahan TidurAceh Besar juga mempunyai wilayah kepulauan yang

termasuk kecamatan Pulo Aceh. Pulau-pulau utamanya yaituPulo Breh atau pulau beras dan Pulo Peunasoe atau PulauNasi.

Daerah seluas 2.974,12 ha, ini didominasi oleh lahantidur. Karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) AcehBesar akan mengupayakan semaksimal mungkin untukmendapatkan peluang ekspor berbagai sektorperekonomian, terutama komoditi hasil pertanian.

Pemkab Aceh Besar mengharapkan agar masyarakatdapat memanfaatkan lahan tidur yang sampai saat masihbanyak yang belum terjamah. “Kita akan terus memacuagar lahan tidur ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untukkepentingan masyarakat. Seperti menanam pisangcavendish sangat mungkin dijadikan komuditi ekspor dariAceh Besar,” kata Pj Bupati Aceh Besar, Drs H Zaini Aziz MMketika berkunjung ke Kemukiman Reukih, KecamatanIndrapuri.

fix/alls

Page 11: komunika 15 2006

11

KOMUNIKA

Edisi 15/Tahun II/September 2006

ww

w.b

urn.

com

Banyak orang merasa belum makan jika belum me-nyantap nasi. Makan ubi tiga potong ditambah jagunglima tongkol, belum disebut makan. Makan roti ataubiskuit sekeranjang pun cuma disebut ngemil, karenabelum makan nasi.

Selama ini berkembang anggapan di tengah masya-rakat, bahwa makan beras seolah-olah lebih “terhor-mat”, lebih “modern”, dan lebih “berbudaya”, dibanding-kan masyarakat yang mengkomsumsi jagung, ubi, kela-di, atau sagu sebagai bahan pangan pokok lainnya. Pa-

dahal makanan itu hanyalah salah satu sumber asupankarbohidrat yang juga bisa diperoleh dari berbagai bahanpangan lain.

Sagu misalnya, juga memiliki kandungan karbohidratyang tinggi yang setara dengan tepung beras, sing-kong, dan kentang. Bahkan dibandingkan jagung danterigu, kandungan karbohidrat sagu relatif lebih tinggi.

Apalagi ubi jalar yang ternyata punya kelebihan di-banding beras dalam kandungan vitamin. Tidak meng-herankan mengapa orang Jepang gandrung mengkon-sumsi ubi jalar yang merupakan salah satu komponentempura.

Pemenuhan kebutuhan karbohidrat masyarakat kitasaat ini memang masih didominasi oleh beras. Tak heranjika hingga kini Indonesia menjadi salah satu negarapemakan beras tertinggi di dunia. Tidak mengherankanpula ketika hampir 60 persen konsumsi karbohidrat kita,didominasi oleh padi-padian.

Persoalan makan sejatinya masalah kebiasaan danmasalah budaya. Ketika kita lapar, naluri mengantarkankita sedang berselera pada jenis makanan tertentu (pi-ca). Selera ini dibentuk dari kesan pertama terhadapsebuah makanan. Kalau dituruti kemudian membentukkesukaan dan akhirnya menjadi kebiasaan.

Faktor budaya juga sangat menentukan. Kalau kitamengunjungi kampung Cirendeuy di Cimahi Jawa Barat,mereka sangat menjunjung ajaran nenek moyangnyadalam mempertahankan pola konsumsi non-beras yaitulimbah aci atau ampas singkong yang mereka sebutsebagai "nasi".

Memang, persoalan makan dan memakan, sejatinyasoal pilihan. Tinggal kita memilih, menuruti keinginanatau memenuhi kebutuhan. Kalau "ingin" yang dime-nangkan, pasti tidak akan ada batasnya. Dan tak jarangharus mengeluarkan banyak biaya dan tenaga untukmendapatkannya. Tak jarang mesti mengorbankansesuatu yang tidak kita ketahui dampaknya di masamendatang.

Kalau sekadar "butuh" pasti hanya memenuhikebutuhan karbohidrat yang bisa dipenuhi oleh asupanberbagai jenis makanan yang tak harus nasi. Orang yangberkecukupan mungkin membeli makanan lebih mahal,karena tak tahu ada makanan lebih murah dengan nilaigizi sama. Beranggapan roti lebih bergengsi, malu me-milih oncom atau tempe. Makan karedok atau pecellele dianggap menjatuhkan gengsi, tak mengira kalauprotein tempe setara daging.

Alkisah, nenek moyang orang Mentawai secara tu-run-temurun menerapkan diversifikasi komsumsi pa-ngan. Mereka mengkombinasikan sagu dengan ikan-termasuk lokan dan hewan. Tak heran jika hingga detikini di Pulau Siberut, masih banyak ditemui konsumsi sa-gu sebagai makanan pokok. Seorang bapak dari Salappa’mengatakan bahwa rasanya belumlah makan kalaubelum makan sagu.

Di beberapa daerah ada masyarakat yangmengkonsumsi tiwul, Tanpa tiwul dalam satu hariserasa belum kenyang, merasa tenaganya kurang.Artinya mengkonsumsi tiwul bukan berarti keadaanmasyarakat itu miskin, rawan pangan, kelaparan, tetapimerupakan kebiasaaan makan masya-rakat setempat.

Jadi pertanyaannya, apakah memang harus nasi?Namun dalam teori antropologi, maupun sosiologi,

segala sesuatu yang sudah membudaya biasanya,katanya mantap, sulit untuk diubah. Walah! g/f

Makan Tak Harus NasiWajah KitaLINTAS LEMBAGA

Perusahaan Umum Bulog

Dua Tanggung Jawab dalam Satu Tangan

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Kehadiran Bulog sebagai lembaga stabilisasi harga pa-ngan memiliki arti khusus dalam terwujudnya swasembadaberas tahun 1984. Saat itu, Indonesia berubah darinegara net-importir utama menjadi negara pengeksporberas.

Bulog dibentuk sejak 10 Mei 1967 berdasarkan Kepu-tusan Presidium Kabinet No. 273/1967 sebagai SinglePurchasing Agency dan Bank Indonesia ditunjuk sebagaiSingle Financing Agency (Inpres No. 1 Tahun 1968).

Organisasi Bulog sempat diubah beberapa kali di-sesuaikan dengan misi sebagai lembaga bufffer stock dandistributor pangan atau beras. Tahun 1978, tugasnya di-perluas yaitu pengendalian harga beras, gabah, gandum,dan bahan pokok lainnya untuk melindungi dua kepen-tingan yaitu produsen dan konsumen.

Di era Reformasi, revitalisasi melanda Bulog, sejaktahun 1997 tugas pokok Bulog dibatasi hanya menanganikomoditi beras dan gula pasir, kemudian diciutkan lagi pa-da tahun 1998 hanya mengelola beras.

Setelah sempat diubah dengan beberapa Keppres,Bulog yang terakhir berfungsi menangani manajemenlogistik ini diharapkan lebih berhasil dalam mengelolapersediaan, distribusi dan pengendalian harga beras sertausaha jasa logistik.

Kini, Perum Bulog (sesuai Peraturan Pemerintah (PP)

Nomor 7/2003 yang selanjutnya direvisi dengan PP No.61/2003) adalah pelaksana (operator) kebijakan pemerintah.

Banyak hal yang berubah dalam lembaga baru ini,terutama pola kerja yang lebih professional,peningkatanefisien dan transparansi serta demokratisasi. Namun adapula yang tidak berubah yaitu tanggung jawab publik,khususnya pemantapan ketahanan pangan dan penguat-an hak rakyat atas pangan. Dalam waktu yang sama jugaharus menyelaraskan kegiatan komersial dengan tanggungjawab publik secara akuntabel dan transparan.

Saat ini terdapat 26 Divisi Regional Bulog yangmelayani di provinsi yang ada di Indonesia. Perum Bulogjuga mengembangkan layanan penyediaan beras untukrakyat miskin (raskin) juga kegiatan komersial denganmenjual beras premium.

Dalam melaksanakan tugas publik Perum BULOGsenantiasa mengutamakan pembelian gabah dan berasdari petani dalam negeri. Pembelian dari luar negeri baruakan ditempuh apabila pembelian dari dalam negeri tidakmencukupi kebutuhan. Keputusan ini pun sesuai denganpenugasan pemerintah.

"Bulog akan menjadi price leader untuk komoditipangan, itu cita-cita saya dalam mengelola Perum Bulog,"tegas Widjanarko Puspoyo, MA. Direktur Utama PerumBulog. (f)

Departemen Sosial

Bangun Pusat Sistem Layanan SMS Donasidan Kuis Berhadiah

Departemen Sosial akan membangun Pusat Sistem La-yanan SMS Donasi Nasional, dan Pusat Sistem Layanan KuisBerhadiah Nasional. “Kita telah melakukan pertemuan danberkoordinasi dengan operator GSM/CDMA untuk mem-peroleh kesamaan persepsi dan kesepakatan atas rencanaini,” kata Direktur Pengumpulan dan Pengelolaan SumberDana Sosial (PPSDS) Departemen Sosial, H. Muhammad Tha-lib, SH, di Jakarta, Kamis (21/9).

Dalam pertemuan koordinasi tersebut, dukungan terha-dap rencana program donasi Depsos dinyatakan oleh perwa-kilan operator yang hadir, diantaranya PT. Indosat, PT Tel-komsel, PT. Excelmindo, PT. Telkom Flexi, dan PT Mobile 8.

Kasubdit Bimbingan Pengerahan Dana dan SumbanganSosial Departemen Sosial, Drs. H. Suranto, membenarkandihentikannya sementara premium call 6288 oleh BadanRegulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) karena diindikasikanjudi oleh MUI, dan belum mendapat izin dari Depsos.

“Kita tidak sendiri dalam pemberian izin, tapi kita jugapunya tim pertimbangan dan pengawasan izin undianberhadiah, apakah disetujui atau tidak disetujui,” kataSuranto. Tim pertimbangan dan pengawasan izin undianber-hadiah yang membantu Departemen Sosial dalam mem-berikan izin, meliputi MUI, Departemen Agama, DepartemenKomunikasi dan Informatika, Kejaksaan, Kepolisian, Keha-kiman, dan Lembaga Konsumen Indonesia.

Suranto menyebutkan, hingga pertengahan Agustus2006 ini telah diberikan 850 lebih izin penyelenggaraan undianberhadiah, baik untuk media elektronik, mall, kantor posdan lainnya. (Az)

Kementerian Lingkungan Hidup

Ratifikasi Konvensi Stockholm

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian LingkunganHidup (KLH) melakukan ratifikasi Konvensi Stockholm, yaitu

perjanjian internasional bidang lingkungan hidup (LH) dankesehatan manusia dari bahan pencemar organik yang persis-tent atau beracun (POPs).

Deputi Bidang Pelestarian Ling-kungan Kementrian LHDrs. Sudariyono mengatakan, apabila perjanjian internasionalbidang lingkungan ini diratifikasi maka akan mengikat negarauntuk melaksanakan kewajiban- kewajibannya baik di tingkatpusat maupun daerah.

“Kewajiban itu dapat dilaksanakan dengan baik biladaerah dapat meres-pon kepentingan dan konsekuensi dariperjanjian inter-nasional tersebut,” kata Sudariyono padaseminar pertim-bangan pengesahan konvensi Stockholmtentang bahan pencemar organik yang persisten, di Jakarta,Kamis (21/9).

(Goes)

Pertamina

Minyak Tanah Berwarna Hijau

Pertamina Unit Pemasaran III Jakarta mulai 18 Sep-tember 2006 akan mewarnai minyak tanah bersubsidiuntuk rumah tangga dan usaha kecil dengan bahan pen-celup cat (marker dyes) warna hijau, sebagai upaya me-mudahkan dalam pengawasan penyaluran minyak tanah.

“Pewarnaan hijau tersebut dilakukan khusus untukdaerah-daerah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten,” kataKepala Divisi Humas Pertamina Toharso. Minyak tanah untukindustri, lanjutnya, tidak diberikan marker dyes sehinggawarnanya tetap bening. Sementara harga minyak tanahbersubsidi tidak berubah dan masih mengikuti ketentuansaat ini (HET yang berlaku didaerah itu).

Terkait dengan impor Premium dalam bulan puasa, diamenjelaskan Pertamina akan menambah premium dari imporguna mengantisipasi lonjakan kebutuhan pada bulan puasa,karena pada bulan puasa, banyak orang berkendaraan,sehingga Pertamina akan menambah Premium 140.000barel, atau sekitar satu kontainer. Diakuinya, untukpersediaan Solar dan minyak tanah sudah cukup, danPertamina tidak perlu melakukan impor.

( EYV)

Departemen Komunikasi dan Informatika

Biosecurity Tangkal Penyebaran Flu Burung

Sampai akhir Agustus 2006, sudah 294 kabupaten/kota di 28 provinsi yang terserang virus flu burung.Demikian disampaikan Dr. Ir. Delima Hasri Azahari MS StafAhli Menteri Pertanian Bidang Hubungan Antar lembagaDepartemen Pertanian, pada acara Forum KonsultasiPublik dan Dialog Interaktif Pengendalian Flu Burungdengan Jejaring Kelompok Strategis di Garut (7/9).

Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut menurutKetua Task Force Avian Influenza Deptan ini, kuncinya pelaksanaan biosecurity yang baik. Biosecurity bisa dilakukandengan menjaga peternakan dari burung-burung liar sumber virus AI, dan pengawasan lalu lintas unggas. Selain itulangkah strategis dan dinilai amat penting adalah dengan membangun komunikasi yang intensif dengan masyarakat,upaya-upaya pencegahan dapat disebarluaskan, sehingga masyarakat siap mencegah pandemik dapat dibangun.

Kepala Pusat Pengelolaan Pendapat Umum Badan Informasi Publik Departemen Komunikasi dan Informatika, Drs.Bambang Wiswaluyo, MPA, dalam kesempatan yang sama, menegaskan pemerintah terus melakukan sosialisasi untukpencegahan flu burung. “Depkominfo bekerjasama dengan Departemen Kesehatan, Departemen Pertanian, instansi-instansi pemerintah setempat dan elemen-elemen, unsur-unsur yang ada di dalam masyarakat terus melakuakan sosialisasiyang berkesinambungan. Lewat langkah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bersama dan kesadaran bersamaterhadap bahaya flu burung untuk mencegah penyebaran flu burung yang lebih luas.” (Yuliarso)

Page 12: komunika 15 2006

Perhatian pemerintahterhadap pelayanan kereta api

mulai ditingkatkan. Terbuktidengan naiknya anggaran

Public Servic Obligation (PSO)tahun 2006 menjadi Rp 350

Miliar.

Rutinitas pagi hari, tampak ku-rang begitu nyaman bagi Teguh(26). Betapa tidak, karyawan swastayang tinggal di daerah Bekasi ini,harus rela berdesakkan dengan lebihdari 200 penumpang lain menujutempak kerjanya di kawasan Senen,Jakarta Pusat.

Maklum, di masa sulit seperti se-karang, Teguh harus berhemat, ter-masuk dalam urusan transportasi.Tiap hari ia harus "siap tempur” me-ngejar kereta rel listrik (KRL) yangsering penuh sesak. “Ya, murah me-riah dengan bonus desak-desakan,dag dig dug copet, sampai bau keri-ngat yang campur aduk. Walau ka-dang untung, bisa nggak bayar ka-rena penuh orang dan kondektur-nya juga kegencet kok,” ucap Teguhsambil tertawa lepas.

Anti MacetRasanya bukan pemandangan

aneh ketika melihat banyak orangberjejal di gerbong-gerbong KRLatau kereta kelas ekonomi lainnya.Terlebih saat jam-jam sibuk mulaimenyergap, dapat dipastikan takada lagi ruang kosong yang tersisa.Untuk berdiri saja harus berdesakan.Padat dan rapat oleh penumpang.

Tak jarang, saking padatnya,atap gerbong yang terlarang untukdinaiki pun jadi sasaran tempatpenumpang "nekat" yang takkebagian tempat. Maklum, alattransportasi massa ini masih menjadiidola masyarakat.

Se la intarifnya yang murah,

kereta kerap menjadi pilihan karena jad-walnya yang pasti dan tidak terkena kema-cetan lalu lintas. “Kadang memang terlam-bat, tapi enaknya itu tiap hitungan menitada yang lewat. Masuk kota pun jadi takterancam macet,” ujar Deden (32) peng-guna kereta asal Klender.

Namun alat transportasi massal rendahpolusi sering menjadi sasaran keluhan lan-taran pelayanan yang tidak maksimal, bahkanterkesan asal-asalan. Padahal menurut Men-teri Perhubungan, Hatta Radjasa, saat inipengguna kereta api di Jabodetabek telahmencapai 650 ribu orang per hari. Sebuahangka fantastis yang harus ditanggung oleh310 buah KRL dan 228 kereta rel diesel(KRD) yang melayani jalur tersebut.

Masanya Transportasi MassaPerbaikan pelayanan alat transportasi

massal ini memang sebuah harga mati. Ter-lebih di tengah harga BBM yang melambungtinggi. Salah satu langkah yang ditempuhpemerintah guna menghemat penggunaanBBM adalah mengembangkan sarana trans-portasi massal.

Untuk kereta api, direncanakan adanyaperluasan jalur kereta api gunamengantisipasi kelambatan. Dengan haltersebut, masyarakat diharapkan akanberalih dari menggunakan kendaraan pribadimenuju alat transportasi publik.

“Kemacetan di Jakarta menghabiskanBBM senilai Rp6 triliun-Rp7 triliun. Itu angka2004. Sektor transportasi menyerap 50%BBM nasional yang totalnya 59 juta ton. Dariangka tersebut 80% diantaranya diserapangkutan darat,” jelas Meneg PPN/KetuaBappenas, Paskah Suzetta.

Untuk itu berbagai langkah pun telahdilakukan. Termasuk dengan meningkatkanalokasi APBN ke sektor perkeretaapian yangnilainya menjadi Rp2,5 triliun pada 2006 ini.Public Servic Obligation (PSO) 2006 pun jugasudah disetujui naik menjadi Rp350 miliar.

Belum lagi alokasi APBN-P yang diren-canakan Rp100 miliar. Totalnya mencapai

Rp457 miliar.

“ T a h u n2007, PSO yangdiajukan PT KA sebesar Rp550 miliar diharapkan dapat disetujuipemerintah,” jelas Komisaris Utama PT KA,yang juga Dirjen Perkeretaapian Departe-men Perhubungan, Soemino Eko Saputrodi Bandung beberapa waktu lalu.

Anggaran tersebut guna menjawabsubsidi operasi dan dukungan investasipemerintah dalam upaya pemberian pe-layanan transportasi yang murah dan ter-jangkau bagi seluruh masyarakat.

Tak hanya soal anggaran, pemerintahpun tengah berupaya menyempurnakan UUPerkeretaapian guna meningkatkan kese-lamatan dan kelancaran mobilitas serta pe-ningkatan aksebilitas pelayanan transportasi.

“Perkeretaapian saat ini masih dihadap-kan pada peningkatan keselamatan, kelan-caran serta aksebilitas transportasi di ber-bagai wilayah,” jelas Menteri PerhubunganHatta Radjasa, Rabu (20/9).

Selain itu, kata Hatta, diharapkan tan-tangan dalam program reformasi di bidangperkeretaapian terutama dalam pelaksanaandesentralisasi dan reposisi kelembagaanpemerintah di bidang perkeretaapian dapatlebih memperjelas peran dan fungsipemerintah.

“Pemerintah lebih ditekankan padaperan sebagai regulator. Kemudian akanmenciptakan iklim yang kondusif bagi peranserta swasta dan pemerintah provinsi,kabupaten/kota dalam penyelenggaraanjasa transportasi yang efisien, akuntabel,kompetitif dan profesional,” jelasnya.

Perlu Ada Kepedulian BersamaTentu saja upaya pemerintah tersebut

tak akan dapat maksimal tanpa dukunganberarti dari masyarakat. Tak asing di telingakita, banyak penumpang "gelap" alias tidakmempunyai tiket banyak berkeliaran danmenumpang di gerbong kereta. Kehadiran-nya seakan-akan tak lepas dari kerjasama"apik" dengan kondektur nakal yang butuh"salam tempel".

“Luar biasa. Gocengan alias yangmembayar salam tempel bukan banyak lagi,tapi separuhnya! Saya sampai hafal namaoknum petugas yang bersedia menerimauang ilegal itu,” kata Riko (19) seorangmahasiswa pengguna kereta ekspres PakuanBogor-Kota.

Tak hanya itu saja, banyak pula oknumpenumpang yang berbuat nakal denganmengganjal pintu kereta sehingga tidak bisadibuka dari luar. Akibatnya mendorongpenumpang lain untuk mendobrak pintutersebut dan berakibat pada kerusakanpintu kereta.

Belum lagi pencurian kabel listrikpenggerak kereta yang sering terjadi, semi-sal lintasan Kebayoran-Pondok Ranji yangdijarah sepanjang 190 meter.

Akibatnya, tentu saja berdampak padatidak terlayaninya masyarakat pengguna ke-reta di jalur tersebut. Secara ekonomis punmerugikan pihak PT Kereta Api Indonesia.

Ironisnya, tangan-tangan jahil taksegan pula untuk mencuri besi rel keretadan pengait kereta, perangkat vital yangberhubungan dengan keselamatan banyakorang. Masih ingat kasus tergulingnyarangkaian kereta Api Gaya Baru MalamSelatan belum lama berselang?

Tentu saja, upaya pemerintah perlumendapat dukungan serius dari masyarakat.Pemerintah dengan anggaran dan per-aturan pelayanan yang memadai, sedangkanmasyarakat berusaha menjaga fasilitastersebut dengan baik.

Bila semua itu berjalan, bukan takmungkin hajatan Departemen Perhubunganmenjadikan kereta sebagai alat trasnportasiutama pada 2009 akan terwujud.

Semoga keretaku tak berhenti lamauntuk menjadi lebih baik.

***(dan)

foto

: m

th,

edw

in