intoksikasi akut

15
 PENDAHULUAN Zat psikoaktif merupakan suatu zat yang bekerja pada bagian otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran. Efek yang ditimbulkan dari zat ini tergantung dari zat apa yang digunakan, misalnya obat golongan depresan y ang memiliki efe k memberikan rasa tenang, stimulant yang memberikan efek meningkatkan fungsi tubuh dan meningkatkan semagat kerja, halusinogen yang memberikan efek halusinasi. Adanya efek   efek inilah yang sering membuat zat ini seringkali disalah gunakan terutama oleh orang   orang yang mengalami stress, depresi dan orang yang memiliki tingkat beban kerja yang tinggi. Selain itu,  penyalah gunaan zat ini sering kali karena faktor ingin mencoba akibat pengaruh lingkungan sehingga hal ini dapat menyebabkan ketagihan lalu muncullah istilah intoksikasi akut zat  psikoaktif. 1,8  Intoksikasi akut merupakan suatu keadaan yang timbul akibat penggunaan za-zat  psikoaktif yang menyebabkan gangguan kesadaran, gangguan fungsi kognitif, persepsi, afek atau perilaku serta ganggguan fungsi dan respon psikofisiologis lainnnya. Intensitas intoksikasi akan berkurang bahkan menghilang jika penggunaan zat dihentikan, sehingga orang tersebut akan kembali ke kondisis semula, kecuali jika telah terjadi kerusakan jaringan atau komplikasi. 2,3 Meskipun dalam Kedokteran sebagian besar golongan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) masih bermanfaat bagi pengobatan, namun bila disalahgunakan atau digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatanakan berakibat sangat merugikan bagi individu maupun masyarakat luas khususnya generasi muda. Maraknya  penyalahgunaan NAPZA tidak hanya dikota-kota besar saja, tapi sudah sampai ke kota-kota kecil diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat sosial ekonomi menengah bawah sampai tingkat sosial ekonomi atas.Dari data yang ada, penyalahgunaan NAPZA paling banyak  berumur antara 15   24 tahun.Tampaknya generasi muda adalah sasaran strategis perdagangan gelap NAPZA.Oleh karena itu kita semua perlu mewaspadai bahaya dan pengaruhnya terhadap ancaman kelangsungan pembinaan generasi muda. Sektor kesehatan memegang peranan penting dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan NAPZA, melalui upaya Promotif, Preventif, Terapi dan Rehabilitasi. 1,2,4  

Upload: krishna-wijaya

Post on 02-Jun-2018

374 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

8/10/2019 Intoksikasi akut

http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 1/15

 

PENDAHULUAN

Zat psikoaktif merupakan suatu zat yang bekerja pada bagian otak, sehingga dapat

menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran. Efek yang ditimbulkan dari zat ini

tergantung dari zat apa yang digunakan, misalnya obat golongan depresan yang memiliki efek

memberikan rasa tenang, stimulant yang memberikan efek meningkatkan fungsi tubuh dan

meningkatkan semagat kerja, halusinogen yang memberikan efek halusinasi. Adanya efek  – efek

inilah yang sering membuat zat ini seringkali disalah gunakan terutama oleh orang – orang yang

mengalami stress, depresi dan orang yang memiliki tingkat beban kerja yang tinggi. Selain itu,

 penyalah gunaan zat ini sering kali karena faktor ingin mencoba akibat pengaruh lingkungan

sehingga hal ini dapat menyebabkan ketagihan lalu muncullah istilah intoksikasi akut zat

 psikoaktif.1,8

 

Intoksikasi akut merupakan suatu keadaan yang timbul akibat penggunaan za-zat

 psikoaktif yang menyebabkan gangguan kesadaran, gangguan fungsi kognitif, persepsi, afek

atau perilaku serta ganggguan fungsi dan respon psikofisiologis lainnnya. Intensitas intoksikasi

akan berkurang bahkan menghilang jika penggunaan zat dihentikan, sehingga orang tersebut

akan kembali ke kondisis semula, kecuali jika telah terjadi kerusakan jaringan atau

komplikasi.2,3

Meskipun dalam Kedokteran sebagian besar golongan Narkotika, Psikotropika dan

Zat Adiktif lainnya (NAPZA) masih bermanfaat bagi pengobatan, namun bila disalahgunakan

atau digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatanakan berakibat sangat

merugikan bagi individu maupun masyarakat luas khususnya generasi muda. Maraknya

 penyalahgunaan NAPZA tidak hanya dikota-kota besar saja, tapi sudah sampai ke kota-kota

kecil diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat sosial ekonomi menengah bawah

sampai tingkat sosial ekonomi atas.Dari data yang ada, penyalahgunaan NAPZA paling banyak

 berumur antara 15 – 24 tahun.Tampaknya generasi muda adalah sasaran strategis perdagangan

gelap NAPZA.Oleh karena itu kita semua perlu mewaspadai bahaya dan pengaruhnya terhadap

ancaman kelangsungan pembinaan generasi muda. Sektor kesehatan memegang peranan penting

dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan NAPZA, melalui upaya Promotif, Preventif,

Terapi dan Rehabilitasi.1,2,4

 

8/10/2019 Intoksikasi akut

http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 2/15

INTOKSIKASI AKUT ZAT PSIKOAKTIF

(HALUSINOGEN )

DEFINISI:

Intoksikasi akut merupakan suatu kondisi peralihan yang timbul akibat penggunaan

alcohol atau zat psikoaktif lain sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi,

afek atau perilaku, atau fungsi dan respons psikofisiologis lainnya. Intensitas intoksikasi akan

 berkurang dengan berlalunya waktu dan pada akhirnya efeknya menghilang bila tidak terjadi

 penggunaan zat lagi. Dengan demikian orang tersebut akan kembali ke kondisi semula, kecuali

 jika ada jaringan yang rusak atau terjadi komplikasi. 1

 

Zat psikoaktif atau NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditktif lain) diartikan

sebagai zat yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan

 pikiran.1

EPIDEMIOLOGI

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 prevalensi penyalahgunaan

 NAPZA diIndonesia sulit untuk diketahui besarannya. Namun berdasarkan hasil perhitungan

estimasi yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) diperkirakan ada 3,2juta orang

(1.5% dari total populasi) di Indonesia mempunyai riwayat menggunakan NAPZA. Dari jumlah

tersebut diperkirakan hanya 10% yang mendapat layanan dari tenaga kesehatan.Berdasarkan

 jenis kelamin ketergantungan zat lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan.

Khusus untuk penggunaan halusinogen morbiditas dan mortalitas lebih sedikit dibanding

 beberapa zat lain. Sebagai contoh, satu studi menemukan bahwa hanya 1 persen dari kunjungan

ke ruang gawat darurat terkait zat yang disebabkan halusinogen, dibanding dengan 40% untuk

masalah terkait kokain. Namun, dari orang yang mengunjungi ruang gawat darurat untuk alasan

terkait halusinogen, lebih dari 50% lebih muda dari usia 20 tahun. 2

ETIOLOGI 

Zat psikoaktif yang sering disalahgunakan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu

halusinogen, depresan dan stimulant.5

8/10/2019 Intoksikasi akut

http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 3/15

 

1.  Halusinogen

merupakan obat yang menghasilkan distorsi sensoria atau halusinasi, termasuk perubahan

 besar dalam persepsi warna dan pendengaran.

Contoh obat:

-  lysergic acid diethylamide/LSD,

-   phencyclidine/PCP

-  mariyuana.

2.  Depresan

Merupakan obat yang menghambat atau menekan aktivitas sistem saraf pusat. Obat ini

mengurangi rasa tegang dan cemas, menyebabkab gerakan melambat dan merusak proses

kognitif. Dalam dosis tinggi, obat dapat menahan fungsi vital dan menyebabkan

kematian.

Contoh depresan:

-  alcohol, barbiturate

-  opioid/narkotik.

3.  Stimulan

merupakan obat yang meningkatkan aktivitas system saraf.Beberapa jenis obat ini

menyebabkab perasaan euphoria dan percaya diri.

Contoh stimulant

-  Amfetamin

-  Ekstasi

-  Kokain

-  nikotin

FAKTOR RESIKO:

Ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang terdorong untuk menggunakan zat

 psikoaktif, diantaranya :4,5

a.  Psikologik: konflik, suatu pertentangan batin,frustasi, gagal dalam mencapai tujuan, tidak

terpenuhi kebutuhan psikologis seperti rasa aman, nyaman, perhatian, dan kasih sayang.

8/10/2019 Intoksikasi akut

http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 4/15

 b.  Sosiokultural: problem keluarga, problem dengan lingkungan, pendidikan, pekerjaan,

 perumahana, ekonomi, akses pelayanan kesehatan, problem hukum/criminal dan problem

 psikososial lainnya.

NEUROFARMAKOLOGI

Halusinogen adalah zat alami dan sintetik yang dapat menginduksi halusinasi juga dapat

menyebabkan hilangnya kontak dengan realitas dan perubahan besar dalam persepsi warna dan

 pendengaran.5,6

Halusinogen bekerja sebagai agen simpatomimetik, menghasilkan efek yang mirip dengan

yang dihasilkan dari stimulus system saraf simpatis (misalnya: kegembiraan, peningkatan

energy, distorsi indera). Penggunaanya untuk dunia medis yakni Lisergik dietilamid (LSD) telah

diusulakan sebagai pengurang nyeri kepala yang hebat. Halusinogen sendiri terdiri dari LSD

(Asam Lisergat Dietilamid), mescaline, dan mariyuana (ganja)

1. LSD (Asam Lisergat Dietilamid)

LSD (asam lisergat dietilamid )obat ini memiliki sifat-sifat kimia yang sama dengan

neurotrasnsmiter utama norepinefin, dan serotonin.2,Pemakaian jangka panjang jarang terjadi.

Tidak terdapat adiksi fisik, namun demikian adiksi psikologis dapat terjadi walaupun jarang. Hal

ini disebabkan karena pengalaman menggunakan LSD berbeda-beda dan karena tidak terdapat

euforia seperti yang dibayangkan.Gejala Intoksikasi LSD antaralain perilaku maladaptif

(kecemasan, paranoid, gangguan dalam pertimbangan, dsb), perubahan persepsi (

depersonalisasi, ilusi, direalisasi, halusinasi,dsb )dilatasi pupil, takikardi, berkeringat, palpitasi

 pandangan kabur, tremor dan inkoordinasi.Efek samping kejiwaan : kecemasan, paranoid, dan

delusi.6

2. Mescaline

Mescalin yang berasal dari kaktus yaitu Pyote cactus yang diambil ekstraknya menjadi

seperti permen yang di hisap. Kaktus ini berasal dari america selatan. Mescaline atau 3,4,5-

trimethoxyphenethylamine adalah alkaloid alami psychedelic dari kelas phenethylamine, dikenal

dapat memiliki efek mirip LSD. Efek mescalin adalaheuforia, mempertajamindera, kehilangan

memorijangka pendek, gangguan pikiran, gangguan konsentrasi, dan halusinasi.Efek inidisertai

8/10/2019 Intoksikasi akut

http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 5/15

dengan berubahnya persepsi mengenaibentuk, warna, ruang dan waktu. Gejala intoksikasi akut

Mescalineadalah kecemasan, panik, dan kehilanganrasadankontrol atasdiri sendiri danlingkungan

seseorang. Intoksikasimescalinekronisdapat mengakibatkangejala sepertikurangnya motivasi,

gangguanmood,dan halusinasi.5

3.Mariyuana/Cannabis/Ganja

Cannabis, juga dikenal sebagai ganja (dari Meksiko Spanyol mariyuana) berasal dari

tanaman Cannabis yang pengunaanya dimaksudkan sebagai obat psikoaktif dan sebagai obat.

farmakologi.7

Ganja seringkali dikonsumsi untukmendapatkan efek psikoaktif dan fisiologis yang

dapat mencakup euforia, relaksasi, dan peningkatan nafsu makan. Efek samping kadang-kadang

dapat mencakup penurunan memori jangka pendek, mulut kering, gangguan keterampilan

motorik, kemerahan mata, dan perasaan paranoid atau kecemasan.7

Intoksikasi dan Gangguan terkait penggunaan zat halusinogenik.

Intoksikasi halusinogen

Intoksikasi didefinisikan dalam DSM-IV-TR, yaitu ditandai dengan perubahan persepsi

dan perilaku maladaptive serta tanda fisiologis tertentu.Diagnosis banding untuk intoksikasi

halusinogen mencakup intoksikasi antikolinergik dan amfetamin serta keadaan putus

alcohol.Penanganan terpilih untuk intoksikasi halusinogen adalah berbicara kepada pasien.

Selama proses ini, pemandu dapat menenangkan pasien bahwa gejalanya terinduksi obat, bahwa

mereka tidak menjadi gila dan bahwa gejala akan segera mereda. Intoksikasi halusinogen

 biasanya tidak memiliki gejala putus zat.5

Gangguan terkait penggunaan zat halusinogenik

 

Gangguan persepsi persisten halusinogen.

Penggunaan halusinogen dalam waktu yang lama dapat menyebabkan seseorang dapat

mengalami kilas balik gejala halusinogenik.Sindrom ini didiagnosis sebagai gangguan persepsi

 persisten halusinogen.Kilas balik adalah rekurensi transien dan spontan pengalaman terinduksi

zat. Sebagian besar kilas balik merupakan episode distorsi visual, halusinasi geometrik,

8/10/2019 Intoksikasi akut

http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 6/15

halusinasi bunyi, atau suara, persepsi gerakan pada lapang pandang perifer yang salah, kilasan

warna, deretan bayangan dari benda yang bergerak“positif afterimage”  dan halo positif,

makropsia, mikropsia, perpanjangan waktu. Episode biasanya berlangsung beberapa detik

sampai beberapa menit tapi terkadang bisa lebih lama.Diagnosis banding kilas balik meliputi

migren, kejang, abnormalitas visual, dan gangguan stress pasca trauma. Hal yang dapat memicu

kilas balik antra lain: stress emosional, deprivasi sensorik, penggunaan zat psikoaktif seperti

mariyuana dan alkohol.6

  Delirium pada intoksikasi halusinogen

Gangguan ini diperkirakan relatif jarang.Keadaan ini dimulai selama intoksikasi pada orang

yang mengkonsumsi halusinogen murni. Tapi halusinogen sering kali dicampur dengan zat lain,

dan komponen lain atau interaksinya dengan halusinogen dapat menyebabkan suatu delirium

klinis.2,6

1.  Gangguan Psikotik Akibat Halusinogen

Halusinasi atau waham adalah gejala yang menonjol akibat konsumsi halusinogen.Efek yang

merugikan yang paling sering dari LSD dan zat yang berhubungan adalah khayalan buruk, yang

menyerupai reaksi panik akut terhadap kanabis tetapi dapat lebih parah. Khayalan buruk

 biasanya menghasilkan gejala psikotik sesungguhnya.6

2.  Gangguan Mood akibat halusinogen.

Gejala gangguan mood yang menyertai penyalahgunaan halusinogen dapat

 bervariasi.Penyalahgunaan mungkin mengalami gejala mirip manik berupa waham kebesaran

atau persaan dan ide mirip depresi atau gejala campuran.Seperti pada gejala gangguan psikotik

akibat halusinogen, gejala gangguan mood akibat halusinogen hampir selalu menghilang jika

obat telah dihilangkan dari tubuh pasien.2,6

3.  Gangguan kecemasan akibat halusinogen

Gangguan kecemasan akibat halusinogen juga bervariasi dalam pola gejalanya, tapi hanya

sedikit data yang tersedia tentang pola gejala tersebut. Namun dokter ruang gawat darurat yang

8/10/2019 Intoksikasi akut

http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 7/15

menangani pasien dengan gangguan terkait halusinogen sering kali melaporkan gangguan panik

dengan agoraphobia.2 

4.  Gangguan berhubungan dengan halusinogen yang tidak ditentukan

Ketika seorang pasien dengan gangguan terkait halusinogen tidak memnuhi kriteria diagnosis

manapun untuk gangguan terkait dengan halusinogen yang standar, pasien dapat diklasifikasikan

menderita gangguan berhubungan dengan halusinogen yang tidak ditentukan.2

DIAGNOSIS

Anamnesis2

:

1.  Identitas pasien

2.  Riwayat penyakit saat ini

3.  Riwayat penyakit terdahulu

4.  Riwayat penggunaan NAPZA terrnasuk pengobatan yang penah diperoleh

5.  Riwayat keluarga baik penyakit fisik, psikiatrik maupun penggunaan NAPZA

Pemeriksaan Fisik 1

1.  Adanya bekas suntikan sepanjang vena di lengan,tangan kaki bahkan padatempat-tempat

tersembunyi misalnya dorsum penis.

2.  Pemeriksaan fisik terutama ditujikan untuk menemukan gejalaintoksikasi/overdosis/putus

zat dan komplikasi medik seperti Hepatitis,Eudokarditis, Bronkopneumonia, HIV/AIDS

dan lain-lain.

3.  Perhatikan terutama : kesadaran, pernafasan, tensi, nadi, pupil,cara jalan, sclera ikterik,

konjungtiva anemis, perforasi septum nasi, karies gigi, aritmia jantung,edema paru,

 pembesaran hepar dan lain-lain

Psikiatrik 1,2

1.  derajat kesadaran

2. 

daya nilai realitas3.  gangguan pada alam perasaan (misal cemas, gelisah, marah, emosi labil, sedih,depresi,

euforia)

4.  gangguan pada proses pikir (misalnya waham curiga, paranoid, halusinasi)

5.  gangguan pada psikomotor (hipperaktif/ hipoaktif, agresif gangguan polatidur, sikap

manipulatif dan lain-lain)

8/10/2019 Intoksikasi akut

http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 8/15

Penunjang1,2

Analisa Urin

1.  Bertujuan untuk mendeteksi adanya NAPZA dalam tubuh (benzodiazepin, barbiturat,

amfetamin, kokain, opioida, kanabis).

2.  Pengambilan urine hendaknya tidak lebih dari 24 jam dari saat pemakaianzat terakhir dan

 pastikan urine tersebut urine pasien

Penunjang lain

1.  Untuk menunjang diagnosis dan komplikasi dapat pula dilakukan

 pemeriksaanLaboratirium rutin darah,urin EKG, EEG, Foto toraks

2.  Dan lain-lain sesuai kebutuhan (HbsAg, HIV, Tes fungsi hati, EvaluasiPsikologik,

Evaluasi Sosial

Kriteria Diagnosis

Kriteria diagnosis menurut DSM-IV untuk intoksikasi halusinogen adalah sebagai

 berikut:6

1.  Penggunaan halusinogen belum lama

2.  Perubahan psikologis atau perilaku maladaptif yang secara signifikan (misalnya, ansietas,

depresi yang nyata, ide paranoid, daya nilai terganggu, atau fungsi sosial atau

okupasional terganggu) yang timbul selama atau segera setelah penggunaan halusinogen

3.  Perubahan persepsi terjadi dalam keadaan kesadaran dan kewaspadaan penuh (misalnya

halusinasi, depersonalisasi, ilusi, derealissasi, sinestesia) yang timbul selama atau segera

setelah penggunaan halusinogen.

4.  Dua atau lebih tanda berikut, timbul selama atau segera setelah penggunaan halusinogen.

a.  Dilatasi pupil

 b. 

Takikardiac.  Berkeringat

d.  Palpitasi

e.  Pandangan kabur

f.  Tremor

g.  Inkoordinasi

8/10/2019 Intoksikasi akut

http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 9/15

5.  Gejala tidak disebabkan kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh

gangguan mental lain.

Kriteria diagnosis untuk gangguan persepsi persisten halusinogen menurut DSM-IV

adalah sebagai berikut (flashback):6

1.  Mengalami kembali, setelah menghentikan penggunaan halusinogen, satu atau

lebih gejala persepsi yang pernah dialami ketika terintoksikasi halusinogen

2.  Gejala pada kriteria pertama menyebabkan penderitaan atau hendaya yang secara

klinis signifikan pada fungsi sosial, okupasional, atau area fungsi penting lain.

3.  Gejala tidak disebabkan kondisi medis umum ( misalnya lesi anatomis dan infeksi

 pada otak, epilepsi visual), dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental

lain atau halusinasi hipnopompik

Tatalaksana

Penatalaksanaan Gangguan Penggunaan NAPZA Pada Kondisi Non Gawat Darurat

Individu dengan masalah penggunaan NAPZA pada kondisi tidak gawat darurat perlu

menerima intervensi singkat ataupun intervensi psikososial, tergantung dari derajat penggunaan

yang dilakukan indivdu tersebut. Bila diperlukan, pasien dengan ketergantungan NAPZA

tertentu juga dapat menerima farmakoterapi rumatan ataupun simtomatik.

1) 

Intervensi Singkat

Intervensi singkat ditujukan untuk mencoba merubah penggunaan NAPZA atau setidaknya

mengajak pasien berpikir ulang mengenai pola penggunaan NAPZAnya. Waktu yang dibutuhkan

untuk intervensi biasanya antara 10 menit hingga 1.5 jam. Intervensi singkat khususnya dapat

dipergunakan untuk pelayanan dasar di Puskesmas dan dapat juga digunakan di ruang emergensi,

 bangsal rumah sakit, dan berbagai kondisi layanan kesehatan lain. Intervensi direkomendasikan

untuk beberapa kondisi seseorang seperti dibawah ini:

 

Penggunaan alkohol yang membahayakan tetapi belum ketergantungan  Ketergantungan alkohol ringan sampai sedang

  Ketergantungan nikotin/perokok

  Ketergantungan ringan sampai sedang kanabis

Intervensi singkat tidak direkomendasikan untuk kondisi dibawah ini:

8/10/2019 Intoksikasi akut

http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 10/15

  Pasien yang kompleks dengan isu-isu masalah psikologis/psikiatrik

  Pasien dengan ketergantungan berat

  Pasien dengan kemampuan membaca yang rendah

  Pasien dengan kesulitan terkait dengan gangguan fungsi kognitif

Pada kondisi ini direkomendasikan untuk melakukan wawancara mendalam.

2)  Intervensi Psikososial

Intervensi psikologik merupakan komponen penting dalam pengobatan yang komprehensif.

Dapat diberikan konseling baik secara individu maupun dalam kelompok.

a.  Konseling merupakan pendekatan melalui suatu kolaborasi antara konselor dengan pasien

dalam perencanaan pengobatan yang didiskusikan dan disetujui bersama. Tidak ada satu

 pendekatan psikososial yang superior, program pengobatan harus disesuaikan dengan

kebutuhan pasien secara individu dengan mempertimbangkan Ludaya, jender dan

komorbiditas yang ada.

a.  Konseling secara umum harus meliputi:

  Menghubungkan pasien dengen layanan yang sesuai dengan kebutuhan

  Mengantisipasi dan mengembangkan strategi bersama pasien untuk menghadapi berbagai

kesulitan

  Memberikan intervensi yang spesifik berdasarkan fakta

 

Fokus pada sumberdaya yang positif baik secara internal maupun eksternal dan berhasil

mengatasi masalah maupun ketidakmampuan pasien

  Mempertimbangkan secara lebih luas untuk membantu pasien dalam hal lain seperti

makanan, tempat tinggal, keuangan

  Bila sesuai, libatkan dukungan lain untuk mengembangkan kemungkinan perubahan

 perilaku melalui lingkungan dalam layanan pengobatan maupun lingkungan luar

 pengobatan

 b. 

Kelompok mutual lainnya seperti Alcoholic Anonymous, Narcotic Anonymous,, AI-Anon (keluarga pengguna NAPZA) dengan menerapkan terapi 12 Langkah akan sangat

membantu pasien dalam melakukan perubahan perilaku. 5 

8/10/2019 Intoksikasi akut

http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 11/15

Penatalaksanaan Medik Kegawatdaruratan Akibat Gangguan Penggunaan

NAPZA

A. Pedoman Umum :

Pasien harus dibedakan sesuai dengan kondisi klinis, apakah dalam kondisi emergensi,

non ernergensi, akut atau kronis. Secara rinci kondisi klinis pasien NAPZA dibagi

menjadi2:

a. Kondisi Intoksikasi Akut /Overdosis

 b. Kondisi Putus Zat /Putus zat

c. Kondisi Komorbiditas Fisik/Psikiatrik

1. Penatalaksanaan Umum Kondisi Kegawatdaruratan Penggunaan

NAPZA2:

a. Tindakan terfokus pada masalah penyelamatan hidup (life threatening) melalui

 prosedur ABC (Airway, Breathing, Circulation) dan menjaga tanda-tanda vital

 b. Bila memungkinkan hindari pemberian obat-obatan, karena dikhawatirkan akan ada

interaksi dengan zat yang digunakan pasien. Apabila zat yang digunakan pasien

sudah diketahui, obat dapat diberikan dengan dosis yang adekuat.

c. Merupakan hal yang selalu penting untuk memperoleh riwayat penggunaan zat

sebelumnya baik melalui auto maupun alloanamnesa (terutama dengan

 pasangannya). Bila pasien tidak sadar perhatikan alat - alat atau barang yang ada

 pada pasien.

d. Sikap dan tata cara petugas membawakan diri merupakan hal yang penting khususnya

 bila berhadapan dengan pasien panik, kebingungan atau psikotik

e. Terakhir, penting untuk menentukan atau meninjau kembali besaran masalah

 penggunaan zat pasien berdasar kategori dibawah ini:

1). Pasien dengan penggunaan zat dalam jumlah banyak dan tanda-tanda vital yang

membahayakan berkaitan dengan kondisi intoksikasi. Kemungkinan akan disertai

dengan gejala-gejala halusinasi, waham dan kebingungan akan tetapi kondisi ini akan

kembali normal setelah gejala-gejala intoksikasi mereda.

2). Tanda-tanda vital pasien pada dasarnya stabil tetapi ada gejala-gejala putus zat yang

diperlihatkan pasien maka bila ada gejala-gejala kebingungan atau psikotik hal itu

merupakan bagian dari gejala putus zat.

8/10/2019 Intoksikasi akut

http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 12/15

3). Pasien dengan tanda-tanda vital yang stabil dan tidak memperlihatkan gejala putus zat

yang jelas tetapi secara klinis menunjukkan adanya gejala kebingungan seperti pada

kondisi delirium atau demensia. Dalam perjalanannya mungkin timbul gejala

halusinasi atau waham, tetapi gejala ini akan menghilang bilamana kondisi klinis

delirium atau dementia sudah diterapi dengan adekuat.

4). Bilamana tanda-tanda vital pasien stabil dan secara klinis tidak ada gejala-gejala

kebingungan atau putus zat secara bermakna, tetapi menunjukkan adanya halusinasi

atau waham dan tidak memiliki insight maka pasien menderita psikosis.

5.1.  Intoksikasi Halusinogen

Pengobatan terpilih untuk gejala psikiatrik akut yang berhubungan dengan

intoksikasi halusinogen adalah konseling suportif, menenangkan (talking down).Hal ini

menghabiskan waktu dan berpotensi membahayakan karena adanya labilitas pasien

dengan waham terkait halusinogen. Sesuai hal itu, maka penanganan halusinogen adalah

dengan pemberian diazepam oral 20 mg. Obat ini berfungsi menghilangkan pengalaman

LSD dan pengalaman panik yang terkait dengannya dalam waktu 20 menit dan dianggap

superior dibandingkan dengan “talking down” terhadap pasien untuk periode beberapa

 jam atau memberi obat antipsikotik. Pemasaran dosis rendah LSD dan pendekatan yang

lebih canggih terhadap penanganan korban akibat pengguna zat itu sendiri secara

gabungan menurunkan timbulnya gangguan yang dahulu pernah lazim pada fasilitas

 penanganan psikiatri.2

5.2.  Gangguan Persepsi Persisten

Penanganan gangguan persepsi persisten halusinogen bersifat paliatif.Langkah

 pertama adalah identifikasi yang benar mengenai gangguan tersebut; tidak jarang pasien

 berkonsultasi kepada beberapa spesialis sebelum diagnosis ditegakkan.Pendekatan

farmakologis meliputi benzodiazepin jangka panjang seperti diazepam (Klonopin) dan pada derajat lebih ringan antikonvulsan seperti asam valproat (Depakene) dan

karbamazepin (Tegretol).Saat ini tidak ada obat yang sepenuhnya efektif menghilangkan

gejala.Kondisi komorbid yang dikaitkan dengan gangguan persepsi persisten halusinogen

meliputi gangguan panik, depresi mayor dan ketergantungan alkohol. Masing-masing

kondisi ini membutuhkan pencegahan primer dan intervensi dini.6

8/10/2019 Intoksikasi akut

http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 13/15

5.3.  Psikosis Terindukasi Halusinogen

Penanganan Psikosis Terinduksi Halusinogen tidak berbeda dari penanganan

konvensional psikosis lain. Namun,sebagai tambahan obat antipsikotik, sejumlah agen

dilaporkan efektif, termasuk litium karbonat, karbamazepin, dan terapi elektrokonvulsif.

Obat antidepresan, benzodiazepin dan obat antikonvulsan masing-masing juga memainkan

 peran tersendiri dalam terapi.Salah satu penanda gangguan ini adalah berlawanan dengan

skizofrenia dengan gejala negatif dan hubungan interpersonal yang buruk kerap ditemukan,

 pasien dengan psikosis terinduksi halusinogen menunjukkan gejala positif halusinasi dan

waham namun masih memperthankan kemampuan berhubungan dengan psikiater.Terapi

medis paling baik diterapkan dalam konteks teapi siportif, edukasional, keluarga. Tujuan

 penanganan adalah pengendalian gejala, perawatan rumah sakit yang minimal, pekerjaan

harian, berkembang dan bertahannya hubungan sosial, serta penatalaksanaan penyakit

komorbid seperti ketergantungan alkohol.6

Prognosis

Tergantung dari derajad intoksikasi dan kecepatan penanganan.2 

Sistem Rujukan2 :

Pasien perlu dirujuk apabila terdapat kondisi klinis yang sulit diatasi baik secara fisik

maupun psikiatris. Sistem rujukan untuk pengguna NAPZA lebih kepada fasilitas yang tersedia

di suatu layanan bukan karena pasien memerlukan tindakan atau intervensi yang lebih canggih.

Sebagai contoh bilamana pasien dikirim oleh puskesmas ke rumah sakit, pengiriman atau

rujukan bukan untuk tindakan terapi terhadap NAPZA tetapi karena ada kondisi fisik lain yang

memerlukan sarana yang lebih lengkap misalnya karena ada penurunan kesadaran akibat

gangguan mental organik sehingga memerlukan ruang intensif atau pemeriksaan penunjang lain

yang tidak tersedia di puskesmas atau RSU tipe C.Dalam merujuk pasien yang perlu diperhatikan adalah rumah sakit yang kita jadikan rujukan

memang menyediakan layanan untuk kasus NAPZA karena kadangkala rumah sakit menolak

 bila mengetahui pasien yang dikirim adalah pengguna NAPZA. Untuk itu setiap rumah sakit

maupun puskesmas sebaiknya mempunyai informasi mengenai layanan kesehatan yang bersedia

8/10/2019 Intoksikasi akut

http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 14/15

menerima pasien dengan penggunaan NAPZA seperti misalnya Rumah Sakit Jiwa (RSJ) atau

Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO).

2.  Apabila pasien yang dirujuk sudah mendapatkan perawatan di RSU atau RSJ/RSKO dan

kondisi klinis sudah stabil maka RS yang menjadi rujukan dapat mengirim kembali ke

rumah sakit awal/puskesmas yang mengirim agar pengobatan bisa berlanjut. Dengan kata

lain sistem rujukan ini dapat terjadi secara timbal balik.

DAFTAR PUSTAKA

1.  KEMENKES. Buku Pedoman Praktis Penyalahgunaan Zat Napza Bagi Petugas; 2012

8/10/2019 Intoksikasi akut

http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 15/15

2.  KEMENKES.  Pedoman Penatalaksanaan Medik Gangguan Penggunaan NAPZA.

Jakarta, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik;2010

3.  WHO.  Management of substance abuse. [online]. Publication on Maret 25th

  2014.

[accessed on October 25th

  2014]. Available from:

http://www.who.int/substance_abuse/terminology/acute_intox/en/ 

4.  APA. Diagnostic and statistical manual Of Mental Disorder (5th ed text) Washington,

Dc. American Psychiatric Association;2013

5.  Galanter & Keleber. Treatment of Acute Intoxication and Withdrawal from Drugs of

 Abuse, Adapted or excerpted from: The Textbook of Substance Abuse Treatment,

second edition; 2012

6.  Kaplan HI and Sadock BJ.Gangguan Berhubungan dengan Zat . In Dr. I Made Wiguna,

alih bahasa Dr. Widjaja Kusuma. Sinopsis Psikiatri jilid1. Jakarta: Binarupa Aksara

Publisher; 2010. Pg.656-662

7.  Katsung BG. Farmakologi dasar dan klinik.Edisi ke-6.Jakarta: EGC; 2011. Pg.505-11

8. 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010.  Pedoman Penatalaksanaan Medik

Gangguan