askep intoksikasi
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Askep Gawat DaruratTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakekatnya semua zat dapat berlaku sebagai racun, tergantung pada dosis dan cara pemberiannya. Karena gejala yang timbul bervariasi, kita harus mengenal gejala yang ditimbulkan oleh setiap agens agar dapat berpindah dengan cepat dan tepat pada setiap kasus dengan dugaan keracunan. Bertuk terpenting dari penunjang kehidupan lanjut adalah pemberian obat yang dini. Tentunya, hanya paramedis berijaza yang dibenarkan hukum untuk menyuntik, tetapi terapi obat bisa juga diberikan peroral atau perrektal, keduanya dapat dilakukan oleh EMT yang belum tinggi tingkatnya. Sebelum sebuah obat dapat diberikan, harus dikenali, dan konsentrasinya. Setelah ini diteliti, dosisnya harus dihitung dengan tepat. Obat lazim diberikan dalam miligram dan mililiter, tetapi beberapa obat masih dipasarkan diapotik dalam bentuk grain, minim dan ounce. Bila diperlukan konversi dari satu sistem ke sistem lain.
Penyerapan obat dipengaruhi oleh perubahan terkait usia berikut: penurunan asam lambung, penurunan motilitas gastrointestinal, penurunan aliran darah lambung, perubahan vilus gastrointestinal dan penurunan aliran darah dan keterlambatan pengosongan lambung dapat mengubah penghancuran dan kemudian penyerapan obat. Obat yang tidak stabil dalam media asam dapat sangat berkurang bioavailabilitasnya bila tetap berada dalam lambung untuk waktu yang lama. Beberapa obat dieliminasi dari tubuh sebelum obat tersebut masuk sirkulasi sistemik melalui proses yang disebut metabolism lintas awal. Distribusi obat dalam tubuh dapat dipengarui oleh penurunan masa tubuh tanpa lemak, peningkatan lemak tubuh total, atau penurunan cairan tubuh total, yang kesemuaanya dapat menyertai penuaan. Hati adalah organ utama untuk biotransformasi dan detoksifikasi obat. Reaksi metabolisme obat digolongkan menjadi reaksi fase I, yang meliputi penambahan atau penyingkapan kelmpok kimiawi polar.
Gawat darurat adalah suatu keadaan yang mana penderita memerlukan pemeriksaan medis segera, apabila tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi penderita. Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit yang harus dapat memberikan playanan darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa Pengertian Intoksikasi ?
1.2.2 Apa etiologi Intoksikasi ?
1.2.3 Apa Patofisiologi Intoksikasi ?
1.2.4 Apa Patwhay Intoksikasi ?
1.2.5 Apa gambaran klinis Intoksikasi ?
1.2.6 Apa Komplikasi Intoksikasi ?
1.2.7 Apa Penatalaksanaan Intoksikasi ?
1.2.8 Apa Pemeriksaan Penunjang Intoksikasi ?
1.2.9 Asuhan Keperawatan Intoksikasi ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Intoksikasi.
1.3.2 Untuk Mengetahui etiologi Intoksikasi.
1.3.3 Untuk Mengetahui Patofisiologi Intoksikasi.
1.3.4 Untuk Mengetahui Patwhay Intoksikasi.
1.3.5 Untuk Mengetahui gambaran klinis Intoksikasi.
1.3.6 Untuk Mengetahui Komplikasi Intoksikasi.
1.3.7 Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Intoksikasi.
1.3.8 Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Intoksikasi.
1.3.9 Untuk Mengetahui Askep Intoksikasi.
1.4 Manfaat
Dengan penyusunan makalah ini diharap dapat menambah pengetahuan dan pemahaman pembaca maupun penyusun mengenai hal terkait Asuhan Keperawatan Gadar Pada Pasien Intoksikasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.
Racun adalah sesuatu yang meskipun dalam jumlah kecil apabila masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh, sehingga mengganggu kesehatan, menyebabkan kecelakaan, bahkan membawa kematian.
Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati, darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang.
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis.
Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung, suntikan dan absorpsi melalui kulit atau digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius fungsi hati atau lebih organ atau jaringan.(Mc Graw-Hill Nursing Dictionary)
2.2 Etiologi
Sumber racun bermacam-macam seperti polusi limbah industi yang mengandung logam berat, bahan makanan yang terkontaminasi oleh kuman salmonella, sthapilococcus clostridium botulinum, jamur beracun. Begitu pula berbagai macam obat jika diberikan melampaui dosis normal tidak menyembuhkan penyakitnya melainkan memberikan efek samping yang merupakan racun bagi tubuh.
Pada dasarnya semua bahan dapat menyebabkan keracunan tergantung seberapa banyak bahan tersebut masuk kedalam tubuh. Bahan-bahan yang dapat menyebabkan keracunaan adalah :
1. Obat-obatan : Salisilat, asetaminofen, digitalis, aminofilin
2. Gas toksin : Karbon monoksida, gas toksin iritan
3. Zat kimia industri : Metil alkohol, asam sianida, kaustik, hidrokarbon
4. Zat kimia pertanian : Insektisida
5. Makanan : Singkong, Jengkol, Bongkrek
6. Bisa ular atau serangga
2.3 Patofisiologi
Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan akibat penurunan tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi kardiovaskuler mungkin juga terganggu, sebagian karena efek toksik langsung pada miokard dan pembuluh darah perifer, dan sebagian lagi karena depresi pusat kardiovaskular diotak. Hipotensi yang terjadi mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hipotermia terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas syok mungkin tidak tampak karena adanya depresi sistem saraf pusat dan hipotermia, Hipotermia yang terjadi akan memperberat syok, asidemia, dan hipoksia.
(Makanan) (Inhalasi) (Obat-obatan)2.4 pathway
(Racun masuk kedalam tubuh (darah, paru, hati & ginjal))
(Depresi SSP (sistem saraf pusat))
(G3 organ2 tubuh) (penurunan kesadaran & depresi cardiovaskuler) (Distress pernapasan)
(Obstruksi trakheobronkeal) (kekurangan O2 (Hipoksia)) (Iritasi pada Lambung)
(HCL meningkat) (pola napas tidak efektif) (perubahan perfusi jaringan tubuh (khE))
(Mual, muntah)
(Devisit volume cairan)
2.5 Gambaran Klinis
1. Intoksikasi dosis rendah sering menimbulkan keadaan yang tidak dapat diramalkan menyerupai. Disorientasi, agitasi, dan mendadak ngamuk sering di dapati. Mutisme, ataksia, berkurangnya respon terhadap stimuli nyeri dan nistagmus horizontal, vertikal, rotatorius yang intermiten adalah karakteristik. Dapat timbul rigiditas katatonik atau nioklonus dengan rigiditas otot pada stimulasi, demikian juga kemerahan, diaforesis, muka yang meringis, hipersalivasi, dan muntah.
2. Intoksikasi dengan dosis tinggi sering menginduksi koma yang berakhir sampai beberapa jam, sampai beberapa hari. Penderita tidak responsif terhadap nyeri. Dapat timbul depresi pernafasan, hipertensi, dan takikardi, kadang-kadang menimbulkan gagal jantung, perdarahan intracerebral.
2.6 Komplikasi
a. Kejang
b. Koma
c. Henti jantung
d. Henti napas
e. Syok
2.7 Penatalaksanaan
Jenis Racun
Gejala
Tindakan
Asam/ Basa kuat
Asam klorida
Asam sulfat
Natrium hidroksida
Kalium hidroksida
Asam cuka pekat
Dapat mengenai kulit, mata atau ditelan, tanda korosi pada mulut dan farings: sangat nyeri dan kecoklatan, muntah dan diare: cairan kehitaman.
Jangan lakukan emesis atau bilas lambung.
Netralisasi: asam kuat dengan antasid, jangan dengan NaHCO3 karena menghasilkan gas. Basa kuat dengan sari buah atau asam cuka 10%. Bila tidak diketahui: beri susu atau air biasa.
Antibiotik: penisilin 800.000-1.2 juta U/ hari.
Kortikosteroid: kortison 300-500 mg/hari atau prednison 60 mg/hari dengan tapering off selama 2-3 minggu
Erhatikan kemungkinan perforasi dan striktur esofagus.
Alkohol
(etil alkohol)
Minuman keras
Emosi labil, kulit merah, muntah, depresi pernapasan, stupor, koma.
Emesis dan bilas lambung dengan air/NaHCO3 5% beri kopi pahit.
Infus glukosa untuk menghidari hipoglikemi.
Arsenikum
LD 200-300 mg
As2O3
TD 100 mg AS2O3
Tenggorokan tercekik, disfagi, kolik usus, muntah dan diare, oliguri, syok.
Bilas lambung, bila ada dengan NaHCO3 1%
BAL 10% in oil 2,5 mg/kg BB IM setiap 4 jam, 4 kali.
Alkaloid beladona
Atropin
Skopolamin
Hiosin
Mulut kering, kulit merah dan panas, midriasis, hipereksi, takikardia, delirium, koma.
Emesis dan bilas lambung, bila ada dengan asam tanat 4%, lalu berikan activated charcoal dalam lambung
Kateterisasi kandung kencing.
Fisostigmin salisilat 0,5-2,0 mg IM/IV lambat.
Amfetamin
Mulut kering, hiperaktif, hiperrefleksi anoreksi, takikardia, aritmia, psikosis, kegagalan pernapasan, dan sirkulasi.
Bilas lambung masih efektif setelah 4 jam.
Klorpromazin 0,5-1 mg/kg BB IM atau oral, dapat diulang setiap 30 menit.
Kurangi rangsang luar.
Cegah edema otak.
Antihistamin dan epinefrin 1/1000 0,3 mL SC.
Aminopirin
Antalgin
Novalgin
Edema angionerotik dan kelainan kulit lain, gelisah, kadang-kadang agranulositosis.
Antihistamin dan epinefrin 1/1000 0,3 mL SC
Anlin, Asetaminofen, Fenasetin
Sianosis, methemoglobinemia, urtikaria, dispnea, muntah, delirium, kegagalan pernapasan dan sirkulasi
Bila lambung, bila ada dengan KMnO4 1/5000
Biru metilen 1% 1 mg/kg BB IV.
Vitamin C 1 gr IV
Antihistamin
Mulut kering, takikardia, disorientasi, rangsang/ depresi susunan saraf pusat, hiperpireksi.
Sedatif hanya bila kejang
Barbiturat
LD 5 gr fenobarbital
3 gr sekobarbital
Kekacauan mental, mengantuk, hiporefleksi, bullae berisi serum, hipotensi, delirium, depresi pernapasan, syok, koma.
Jangan gunakan emetik
Bilas lambung masih efektif sampai 24 jam, lalu berikan Na-sulfat/Mg-sulfat 30 gr dalam lambung
Beri kopi pahit
Untuk depresi pernapasan dapat diberikan amfetamin 4-10 mg IM.
Digitalis
LD 3 gr fenobarbital
3 mg digitoksin
5-7 mg digoksin
Anoreksi, mual, diare, delirium, nadi lambat, hipotensi, aritmia
KCL g/jam oral atau larutan 0,3% dalam glukosa 5% IV
Propanolol (inderal) 4 kali 10-30 mg/hari oral atau 1 mg IV
Monitor EKG
Deterjen-anionik
Sabun dan deterjen rumah tangga
Muntah dan diare
Emesis dan bilas lambung hanya bila tertelan dalam jumlah besar.
Biasanya tidak berbahaya.
Deterjen-kationik
Deterjen bakterisid dirumah sakit (Zephiran)
Mual, muntah, diare, kejang, syok, koma
Bilas lambung dengan air sabun biasa
Deterjen- non lonik
Tidak berbahaya
Deterjen untuk mesin cuci
Serupa dengan basa kuat
Lihat hal asam/basa kuat
Kalsium glukonat 10% 5mL. IV bila tetani.
Ergot
Ergotamin
Methergin
Haus,muntah, diare, klaudikasio, kejang, hipotensi, koma
Pencahar setelah bilas lambung
Papaverin 60 mg IV atau amil nitrat 0,3 mL inhalasi.
Fenol
TD 1 gr
Asam karbol
Kresol
Lysol
Korosi, berbau khas
Bilas lambung hati-hati, bila ada dengan minyak zaitun/activated charcoal.
Relatif jarang menimbulkan striktur esofagus.
Fenotiazin
CPZ (klorpromazin)
Trifluoperazin
Mulut kering, anoreksi, mual, sumbatan hidung, hipotensi, takikardia, ataksi, tremor, hipotermi, kegagalan pernapasan, koma, leukopeni, gangguan, pembekuan darah, ikterus.
Difenhidramin (benadryl) 2-3 mg/kg BB IV IM.
Jangan gunakan epinefrin atau levarterenol
Formaldehid
Formalin
(larutan 40%)
LD 60 mL formalin
Inhalasi: iritasi mata, hidung dan saluran pernapasan, edema dan spame laring, disfagi, bronkitis, pneumoni.
Kulit: iritasi, nekrosis, dermatitis.
Ditelan: nyeri perut, mual, hematemesis, hematuri/anuri syok, koma, kegagalan pernapasan.
Bilas lambung, bila ada dengan larutan amonia 0,2% lalu beri activated charcoal atau susu.
Hati-hati asidosis.
Insektisida CHC
DDT
Dieldrin
Chlordane
Endrin
LD 15-30 g DDT
1 gr endrine
Muntah, penetrasi, tremor, kejang, edema paru, fibrilasi ventrikel, kegagalan pernapasan, koma.
Pencahar, setelah bilas lambung jangan gunakan minyak kastroli.
Jangan gunakan epinefrin.
Kalsium glukonat 10% 10mL IV lambat.
Insektisida karbamat
Sevin
Mual, muntah, nyeri perut, hipersalivasi, nyeri kepala, miosis, kekacauan mental, bronkokonstriksi, hipotensi, depresi pernapasan, kejang.
Atropin sulfat 2 mg SC/IM setiap 15 menit sampai tercapai atropinisasi (muka merah, midriasis, takikardia, hipersalivasi berhenti).
Jangan berikan pralidoksin.
Insektisida
Organofosfat
Parathion
DDVP
Diazinon
TEPP
LD 20 mg parahion
1000 mg malathion
Sama dengan karbamat, tetapi lebih berat.
Dapat diserap melalui kulit
Penolong harus berhati-hati, jangan sampai terkontaminasi.
Atropin sulfat 2 mg SC/IM setiap 15 menit sampai atropinisasi; bila gejala kembali dapat diulang.
Pralidoksin (protopam) 1 g IV lambat; anak 0,25 g IV dapat diulang setiap 12 jam.
Jangan berikan morfin atau aminofilin.
Hidrokarbon
Senyawa, bensin minyak tanah
Inhalasi:
Nyeri kepala, mual, lemah, dispnea, depresi pernapasan.
Ditelan: korosi, muntah, diare, sangat berbahaya bila terjadi aspirasi.
Jangan lakyukan emesis
Bilas lambung hati-hati, lalu berikan pencahar.
Depresi pernapasan dapat diatasi dengan kafein 200-500 mg IM.
Perhatikan kemungkinan edema paru/pneumoni aspirasi.
Karbon monoksida
Nyeri dan pusing kepala, dispnea kekacauan mental, midriasis, kejang, dipresi pernapasan, koma, kulit dan mukosa: berwarna merah terang.
Pernapasan dengan oksigen murni bertekanan.
Jangan gunakan stimulan.
Perhatikan kemungkinan edema otak.
Kalium permanganat
Korosif, edema glotis hipotensi
Jangan lakukan emesis.
Bilas lambung lalu berikan demulsen.
Kokain
Rangsang susunan saraf pusat, halusinasi, mual, midriasis, takikardia, kejang, depresi pernapasan, koma, syok
Jangan berikan morfin.
Makanan-botulisme
Makanan dalam kaleng yang tidak sempurna.
Cegah denga memanaskan 80oc selama 30 menit.
Kausa: clostridium botulinum.
Masa laten 18-36 jam lemah, gangguan penglihatan, refleksi pupil (-), paresis bulber (disatri disfagi, regurgitasi nasal), kelemahan otot lurik.
Tidak adagangguan pencernaan dan kesadaran.
Bilas lambung dengan KMnO4 1/5000 dan actived charcoal.
Antitoksin 10000 U diencerkan 10 kali IV lambat setiap 4 jam, waspada terhadap reaksi serum. Dapat digunakan untuk pencegahan (10000 U)
Sedatif fenobarbital 3 kali 30-60 mg oral/IM jangan gunakan morfin
Perhatikan kemungkinan pneumoni aspirasi karena kesulitan menelan
Bila perlu hisap sekret orofarings secara teratur
Makanan bongkrek
- kausa
Pseudomonas
cocovenenans
Mengantuk, nyeri perut, berkeringat, dispnea, spasme otot, vertigo,koma.
Hanya simtomatik
Makanan-ikan
Masa laten -4 jam panas sekitar mulut, rasa baal pada ekstermitas, mual, muntah, diare nyeri perut, nyeri sendi, pruritus, demam, kelemahan otot umum, paralisa otot pernapasan
Emesis dan bilas lambung dengan KMnO4 1/1500 lalu berikan pancahar
Makanan-jamur
1. Amanita muscarina
2. Amanita phalloidine
1. Masa laten kurang 2 jam, lakrimasi, salivasi, keringat, miosis, muntah, nyeri perut, diare, pusing, kejang, koma
2. Masa laten 6-24 jam mual, muntah, melena, dehidrasi, ikterik, anemia, syok, koma
Idem keracunan ikan
1. atropin sulfat 1 mg SC/IM diulang setiap 1-2 jam sampai atropinisasi
2. hati-hati hipoglikemi beri infus glikosa 10%
Makanan-jengkol
Kolik ureter, hematuri, oliguri/anuri hati-hati uremi
Na-bikarbonat 4x2 g oral/hari
Infus NaHCO3 1,5%
Makanan-kontamin
Tergantung jenis kontamin
Makanan-singkong
Lihat hal sianida
Makanan-stafilokokal (tersering)
Masa laten 2-8 jam mual,muntah,diare,nyeri perut,nyeri kepala, demam, dehidrasi, dapat menyerupai disentri
Obat seperti gastrointeritis akut
Ganja
Serupa atropin dengan halusinasi nyata, mulut kering, medriasis tidak begitu jelas
Cukup simtomatik, kesadaran akan pulih dalam - 1 hari
Metil alkohol (metanol)
Dalam spirtus
Bakar 5-10%
LD 30 mL metanol
Mata laten 8-32 jam nyeri kepala dan pusing, nyeri perut, kulit dingin, kekacauan mental, kejang, bradikardi, gangguan penglihatan, sampai buta, asidosis, koma
Bilas lambung dengan NaHCO3 hanya efektif dalam 2 jam
Etanol 50% (wiski) 30 mL setiap 3-4 jam
NaHCO3 4 g oral setiap 15 menit/ 4 mE/kg BB IV setiap 4 jam
Prednison: 30-50 mg/hari untuk mengatasi hemolisis
Alkalisasi urine dengan NaHCO3 oral.
Natrium hipoldorit
Pemutih (3-6%) LD 30 mL larutan 15%
Korosi
Demulsen: susu,antasit
Jangan beri NaHCO3 /asam
Beri Na-sulfat 5% 200 mL oral
Narkotik
Heroin
Morfin
Kodein
LD 120-150 mg
Mual, muntah, pusing, kulit dingin,pernafasan dangkal, koma.
Jangn lakukan emesis
Nalokson 5 ug/kg BB IV atau nalor pien 0,1 mg/kg BB IV setiap 5 menit (maksimal 40 mg dalam 4 jam) atau levorpal 0,02 mg/kg BB IV
Obat terpilih: nalokson karena tidak mendepresi pernapasan dan memperbaiki kesadaran
Nikotin
LD 60 mg (setara dengan 3 batang rokok)
Gelisah, nyeri dan pusing kepala, tremor, kejang, paralisa, pernapasan, palpitasi, koma.
Bilas lambung dengan KMnO4 atau activated charcoal, lalu beri pencahar.
Salisilat
LD 20-30 g
Aspirin
Tinitus, demam, keringat, muntah, delirium,hiperventilasi, koma, kejang, depresi pernapasan
Pada anak-anak: asidosi-metabolik
Dewasa: alkalosis respiratirik
Emesis dan bilas lambung masih efektif sampai 6-8 jam, lalu beri pencahar.
Infus glukosa 10%: NaCL 0,9% = 2:1
Bila asidosis: NaHCO3 1-2 mEq/kg BB IV: anak-anak 3-4 mEq/kg BB IV
KCL 3-5 mEq/kg BB /24 jam IV
VILK 25-50 mg/IM
Sianida
Singkong racun
Nyeri kepala, mual, mngantuk, hipotensi, takikardia, dispnea, kejang,koma. Dapat meninggal dalam 1-15 menit
Inhalasi amitnitrit 0,2 mL setiap 2 menit (kecuali bila- sistolik kurang 80 mmHg)
Na-nitrit 3 % 10 mL IV dalam 3 menit dan Na-tiosulfat 25% 50 mL IV dlam 10 menit
Timah hitam
Plumbum (Pb)
Ihalasi akut: insomnia, nyeri kepala, taksia, panik, kejang.
Ditelan akut: haus, rasa terbakar diperut, mual, diare, ataksia, panik, kejang.
Kronik: rasa metal dalam mulut lead line di gusi, kolik usus, diare, basophilic stippling, koproporfirin uri, ensevalopati
Pencahar
Ca-glukonat 10% 10 mL IV dan Ca-dNa-EDTA 25-35 mg/kg BB dalam larutan 3 % / drep selama 1 jam, 2x/hari selama 5-7 hari. Ulangi setelah istirahat 7 hari dan
Penisilamin 2x15-20 mg/kg BB oral
Yodium tingtura
LD 30-60 mL larutan 7%
Korosi, kolaps, sirkulatorik, nefritis,delirium, stupor
Bilas lambung dengan air tajin dan susu : bila ada dengan Na-tiosulfat 10%.
2.8 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan lengkap ( urin, gula darah, cairan lambung, analisa gas darah, darah lengkap, osmolalitas serum, elektrolit, urea N, kreatinin, glukosa, transaminase hati ), EKG, Foto toraks/ abdomen, Skrining toksikologi untuk kelebihan dosis obat, Tes toksikologi kuantitatif.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a) Airway Yang di nilai :
Look : Ada gerak napas(ada,pernafasan 28x/menit),
Listen : Suara tambahan yang terdengar dapat berupa
Gurgling: sumbatan oleh cairan
Stridor: sumbatan pada plika vokalis
Snoring:sumbatan akibat jatuhnya pangkal lidah ke belakang
Feel: Ada atau tidaknya ekshalasi
b) BreathingPenilaian :
Look: ada adanya terlihat penggunaan otot-otot bantu pernapasan
Listen: Suara nafas pada kedua paru-paru
Feel : merasakan udara keluar dari mulut dan hidung
c) Circulation Penilaian sirkulasi Tanda klinis syok :
Kulit telapak tangan dingin, pucat, basah
Capillary refill time > 2 detik
Nafas cepat
Nadi cepat > 100
Tekanan darah sistole < 90-100
Kesadaran : gelisah s/d koma Penangan sirkulasi
d) Disability Penilaian Disability Pemeriksaan neurologis singkat:
AVPU Penilaian sederhana ini dapat digunakan secara cepat
A = Alert/Awake : sadar penuh
V = Verbal stimulation :ada reaksi terhadap perintah
P = Pain stimulation : ada reaksi terhadap nyeri
U = Unresponsive : tidak bereaksi
2. Secondary Survey
Anamnesis :
A: Alergi
M: Medikasi (Obat-Obat Yang Biasa Digunakan)
P: Past Ilness (Penyakit Penyerta, Pregnancy)
L: Last Meal
E: Event/ Environment
1) Pengumpulan data
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku bangsa, pekerjaan, bahasa, nomer register, tanggal masuk rumah sakit, diagnose medis.
2) Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utaman pada intoksikasi adalah penurunan kesdaran.
b. Riwayat penyakit sekarang
mual, muntah, nyeri perut, dehidrasi dan perdarahan saluran pencernaan
c. Riwayat penyakit dahulu
riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa lama diketahui setelah keracunan, ada masalah lain sebagai pencetus keracunan dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan terjadinya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Kaji tentang adakah keluarga yang pernah mengalami keluhan yang sama.
3) Pemeriksaan
a. Aktifitas dan Istirahat
Pada pasien intoksikasi biasanya muncul gejala Keletihan, kelemahan, malaise, hiporefleksi
b. Sirkulasi
Nadi lemah (hipovolemia), takikardi,hipotensi (pada kasus berat) ,aritmia jantung,pucat, sianosis,keringat banyak.
c. Eliminasi
Perubahan pola berkemih, distensi vesika urinaria, bising usus menurun, kerusakan ginjal. Perubahan warna urin contoh kuning pekat, merah, coklat
d. Makanan Cairan
Dehidrasi, mual , muntah, anoreksia,nyeri uluhati, Perubahan turgor kulit/kelembaban,berkeringat banyak
e. Neurosensori
Sakit kepala, penglihatan kabur, midriasis, miosis, pupil mengecil, kram otot/kejang, kehilangan memori, penurunan tingkat kesadaran(azotemia), koma, syok.
f. Nyaman / Nyeri
Nyeri tubuh, sakit kepala, Perilaku berhati-hati/distraksi,gelisah
g. Pernafasan
Nafas pendek, depresi napas, hipoksia, Takipnoe, dispnoe, peningkatan frekuensi, kusmaul, batuk produktif
h. Keamanan
Penurunan tingkat kesadaran, koma, syok, asidemia
3.2 Diagnosa keperawaatan
a) Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan distress pernapasan
b) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan efek toksik pada mioakrd
c) Penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat
3.3 Intervensi
1. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan distress pernapasan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x15 menit pola napas pasien efektif
KH: - Pola nafas efektif
TTV dalam batas normal (TD= 120/80 mmHg, N=80-100 X/menit, RR=16-18 X/menit )
Ekspansi dada normal
Sesak nafas hilang
Intervensi :
a. Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien dalam menentukan tindakan selanjutnya
b. Berikan O2 sesuai anjuran dokter
Rasional : Terapi oksigen meningkatkan suplai oksigen ke jantung
c. Jika pernafasan depresi ,berikan oksigen(ventilator) dan lakukan suction.
Rasional : Ventilator bisa membantu memperbaiki depresi jalan napas
d. Berikan kenyamanan dan istirahat pada pasien dengan memberikan asuhan keperawatan individual
Rasional : Kenyamanan fisik akan memperbaiki kesejahteraan pasien dan mengurangi kecemasan,istirahat mengurangi komsumsi oksigen miokard.
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan efek toksik pada mioakrd
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x15 menit diharapkan perfusi jaringan pasien adekuat
KH: - Tidak ada keluhan sakit kepala
TTV Stabil (TD= 120/80 mmHg, N=80-100 X/menit, RR=16-18 X/menit )
Pusing hilang
Intervensi :
a. Kaji adanya perubahan tanda-tanda vital.
Rasional : Data tersebut berguna dalam menentukan perubahan perfusi
b. Kaji daerah ekstremitas dingin,lembab,dan sianosis
Rasional : Ekstremitas yang dingin,sianosis menunjukan penurunan perfusi jaringan
c. Berikan kenyamanan dan istirahat
Rasional : Kenyamanan fisik memperbaiki kesejahteraan pasien istirahat mengurangi komsumsi oksigen
d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antidotum
Rasional : Obat antidot (penawar) dapat mengakumulasi penumpukan racun.
3. Penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x15 menit diharapkan pasien sadar penuh (komposmentis)
KH: - Pasien sadar penuh
GCS dalam batas normal (4,5,6)
Intervensi :
a. Monitor vital sign tiap 15 menit
Rasional : bila ada perubahan yang bermakna merupakan indikasi penurunan kesadaran
b. Catat tingkat kesadaran pasien
Rasional : Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak.
c. Kaji adanya tanda-tanda distress pernapasan,nadi cepat,sianosis dan kolapsnya pembuluh darah
Rasional : Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada otak, ginjal, jantung dan paru.
d. Monitor adanya perubahan tingkat kesadaran
Rasional : Tindakan umum yang bertujuan untuk keselamatan hidup, meliputi resusitasi : Airway, breathing, sirkulasi
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti dotum
Rasional : Anti dotum (penawar racun) dapat membantu mengakumulasi penumpukan racun
3.4 Implementasi
Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana tindakan, meliputi beberapa bagian yaitu validasi, rencana keperawatan, memberikan asuhan keperawatan, dan pengumpulan data. (Lismidar, 1990)
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun dengan melihat situasi dan kondisi pasien.
3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yang digunakan sebagai alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan dan proses ini berlangsung terus menerus yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang diinginkan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keparawatan gawat darurat adalah pelayanan profesioanal keperawatan yang di berikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis. Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya.
4.2 Saran
Pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Asuhan Asuhan Keperawatan Gadar Pada Pasien intoksikasi merupakan salah satu cabang ilmu keperawatan yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan khususnya perawat agar dapat mengaplikasikannya serta berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Ini akan mendukung profesionalisme dalam wewenang dan tanggung jawab perawat sebagai bagian dari tenaga medis yang memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan secara komprehensif.
20