Download - Intoksikasi akut
8/10/2019 Intoksikasi akut
http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 1/15
PENDAHULUAN
Zat psikoaktif merupakan suatu zat yang bekerja pada bagian otak, sehingga dapat
menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran. Efek yang ditimbulkan dari zat ini
tergantung dari zat apa yang digunakan, misalnya obat golongan depresan yang memiliki efek
memberikan rasa tenang, stimulant yang memberikan efek meningkatkan fungsi tubuh dan
meningkatkan semagat kerja, halusinogen yang memberikan efek halusinasi. Adanya efek – efek
inilah yang sering membuat zat ini seringkali disalah gunakan terutama oleh orang – orang yang
mengalami stress, depresi dan orang yang memiliki tingkat beban kerja yang tinggi. Selain itu,
penyalah gunaan zat ini sering kali karena faktor ingin mencoba akibat pengaruh lingkungan
sehingga hal ini dapat menyebabkan ketagihan lalu muncullah istilah intoksikasi akut zat
psikoaktif.1,8
Intoksikasi akut merupakan suatu keadaan yang timbul akibat penggunaan za-zat
psikoaktif yang menyebabkan gangguan kesadaran, gangguan fungsi kognitif, persepsi, afek
atau perilaku serta ganggguan fungsi dan respon psikofisiologis lainnnya. Intensitas intoksikasi
akan berkurang bahkan menghilang jika penggunaan zat dihentikan, sehingga orang tersebut
akan kembali ke kondisis semula, kecuali jika telah terjadi kerusakan jaringan atau
komplikasi.2,3
Meskipun dalam Kedokteran sebagian besar golongan Narkotika, Psikotropika dan
Zat Adiktif lainnya (NAPZA) masih bermanfaat bagi pengobatan, namun bila disalahgunakan
atau digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatanakan berakibat sangat
merugikan bagi individu maupun masyarakat luas khususnya generasi muda. Maraknya
penyalahgunaan NAPZA tidak hanya dikota-kota besar saja, tapi sudah sampai ke kota-kota
kecil diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat sosial ekonomi menengah bawah
sampai tingkat sosial ekonomi atas.Dari data yang ada, penyalahgunaan NAPZA paling banyak
berumur antara 15 – 24 tahun.Tampaknya generasi muda adalah sasaran strategis perdagangan
gelap NAPZA.Oleh karena itu kita semua perlu mewaspadai bahaya dan pengaruhnya terhadap
ancaman kelangsungan pembinaan generasi muda. Sektor kesehatan memegang peranan penting
dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan NAPZA, melalui upaya Promotif, Preventif,
Terapi dan Rehabilitasi.1,2,4
8/10/2019 Intoksikasi akut
http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 2/15
INTOKSIKASI AKUT ZAT PSIKOAKTIF
(HALUSINOGEN )
DEFINISI:
Intoksikasi akut merupakan suatu kondisi peralihan yang timbul akibat penggunaan
alcohol atau zat psikoaktif lain sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi,
afek atau perilaku, atau fungsi dan respons psikofisiologis lainnya. Intensitas intoksikasi akan
berkurang dengan berlalunya waktu dan pada akhirnya efeknya menghilang bila tidak terjadi
penggunaan zat lagi. Dengan demikian orang tersebut akan kembali ke kondisi semula, kecuali
jika ada jaringan yang rusak atau terjadi komplikasi. 1
Zat psikoaktif atau NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditktif lain) diartikan
sebagai zat yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan
pikiran.1
EPIDEMIOLOGI
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 prevalensi penyalahgunaan
NAPZA diIndonesia sulit untuk diketahui besarannya. Namun berdasarkan hasil perhitungan
estimasi yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) diperkirakan ada 3,2juta orang
(1.5% dari total populasi) di Indonesia mempunyai riwayat menggunakan NAPZA. Dari jumlah
tersebut diperkirakan hanya 10% yang mendapat layanan dari tenaga kesehatan.Berdasarkan
jenis kelamin ketergantungan zat lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan.
Khusus untuk penggunaan halusinogen morbiditas dan mortalitas lebih sedikit dibanding
beberapa zat lain. Sebagai contoh, satu studi menemukan bahwa hanya 1 persen dari kunjungan
ke ruang gawat darurat terkait zat yang disebabkan halusinogen, dibanding dengan 40% untuk
masalah terkait kokain. Namun, dari orang yang mengunjungi ruang gawat darurat untuk alasan
terkait halusinogen, lebih dari 50% lebih muda dari usia 20 tahun. 2
ETIOLOGI
Zat psikoaktif yang sering disalahgunakan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu
halusinogen, depresan dan stimulant.5
8/10/2019 Intoksikasi akut
http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 3/15
1. Halusinogen
merupakan obat yang menghasilkan distorsi sensoria atau halusinasi, termasuk perubahan
besar dalam persepsi warna dan pendengaran.
Contoh obat:
- lysergic acid diethylamide/LSD,
- phencyclidine/PCP
- mariyuana.
2. Depresan
Merupakan obat yang menghambat atau menekan aktivitas sistem saraf pusat. Obat ini
mengurangi rasa tegang dan cemas, menyebabkab gerakan melambat dan merusak proses
kognitif. Dalam dosis tinggi, obat dapat menahan fungsi vital dan menyebabkan
kematian.
Contoh depresan:
- alcohol, barbiturate
- opioid/narkotik.
3. Stimulan
merupakan obat yang meningkatkan aktivitas system saraf.Beberapa jenis obat ini
menyebabkab perasaan euphoria dan percaya diri.
Contoh stimulant
- Amfetamin
- Ekstasi
- Kokain
- nikotin
FAKTOR RESIKO:
Ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang terdorong untuk menggunakan zat
psikoaktif, diantaranya :4,5
a. Psikologik: konflik, suatu pertentangan batin,frustasi, gagal dalam mencapai tujuan, tidak
terpenuhi kebutuhan psikologis seperti rasa aman, nyaman, perhatian, dan kasih sayang.
8/10/2019 Intoksikasi akut
http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 4/15
b. Sosiokultural: problem keluarga, problem dengan lingkungan, pendidikan, pekerjaan,
perumahana, ekonomi, akses pelayanan kesehatan, problem hukum/criminal dan problem
psikososial lainnya.
NEUROFARMAKOLOGI
Halusinogen adalah zat alami dan sintetik yang dapat menginduksi halusinasi juga dapat
menyebabkan hilangnya kontak dengan realitas dan perubahan besar dalam persepsi warna dan
pendengaran.5,6
Halusinogen bekerja sebagai agen simpatomimetik, menghasilkan efek yang mirip dengan
yang dihasilkan dari stimulus system saraf simpatis (misalnya: kegembiraan, peningkatan
energy, distorsi indera). Penggunaanya untuk dunia medis yakni Lisergik dietilamid (LSD) telah
diusulakan sebagai pengurang nyeri kepala yang hebat. Halusinogen sendiri terdiri dari LSD
(Asam Lisergat Dietilamid), mescaline, dan mariyuana (ganja)
1. LSD (Asam Lisergat Dietilamid)
LSD (asam lisergat dietilamid )obat ini memiliki sifat-sifat kimia yang sama dengan
neurotrasnsmiter utama norepinefin, dan serotonin.2,Pemakaian jangka panjang jarang terjadi.
Tidak terdapat adiksi fisik, namun demikian adiksi psikologis dapat terjadi walaupun jarang. Hal
ini disebabkan karena pengalaman menggunakan LSD berbeda-beda dan karena tidak terdapat
euforia seperti yang dibayangkan.Gejala Intoksikasi LSD antaralain perilaku maladaptif
(kecemasan, paranoid, gangguan dalam pertimbangan, dsb), perubahan persepsi (
depersonalisasi, ilusi, direalisasi, halusinasi,dsb )dilatasi pupil, takikardi, berkeringat, palpitasi
pandangan kabur, tremor dan inkoordinasi.Efek samping kejiwaan : kecemasan, paranoid, dan
delusi.6
2. Mescaline
Mescalin yang berasal dari kaktus yaitu Pyote cactus yang diambil ekstraknya menjadi
seperti permen yang di hisap. Kaktus ini berasal dari america selatan. Mescaline atau 3,4,5-
trimethoxyphenethylamine adalah alkaloid alami psychedelic dari kelas phenethylamine, dikenal
dapat memiliki efek mirip LSD. Efek mescalin adalaheuforia, mempertajamindera, kehilangan
memorijangka pendek, gangguan pikiran, gangguan konsentrasi, dan halusinasi.Efek inidisertai
8/10/2019 Intoksikasi akut
http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 5/15
dengan berubahnya persepsi mengenaibentuk, warna, ruang dan waktu. Gejala intoksikasi akut
Mescalineadalah kecemasan, panik, dan kehilanganrasadankontrol atasdiri sendiri danlingkungan
seseorang. Intoksikasimescalinekronisdapat mengakibatkangejala sepertikurangnya motivasi,
gangguanmood,dan halusinasi.5
3.Mariyuana/Cannabis/Ganja
Cannabis, juga dikenal sebagai ganja (dari Meksiko Spanyol mariyuana) berasal dari
tanaman Cannabis yang pengunaanya dimaksudkan sebagai obat psikoaktif dan sebagai obat.
farmakologi.7
Ganja seringkali dikonsumsi untukmendapatkan efek psikoaktif dan fisiologis yang
dapat mencakup euforia, relaksasi, dan peningkatan nafsu makan. Efek samping kadang-kadang
dapat mencakup penurunan memori jangka pendek, mulut kering, gangguan keterampilan
motorik, kemerahan mata, dan perasaan paranoid atau kecemasan.7
Intoksikasi dan Gangguan terkait penggunaan zat halusinogenik.
Intoksikasi halusinogen
Intoksikasi didefinisikan dalam DSM-IV-TR, yaitu ditandai dengan perubahan persepsi
dan perilaku maladaptive serta tanda fisiologis tertentu.Diagnosis banding untuk intoksikasi
halusinogen mencakup intoksikasi antikolinergik dan amfetamin serta keadaan putus
alcohol.Penanganan terpilih untuk intoksikasi halusinogen adalah berbicara kepada pasien.
Selama proses ini, pemandu dapat menenangkan pasien bahwa gejalanya terinduksi obat, bahwa
mereka tidak menjadi gila dan bahwa gejala akan segera mereda. Intoksikasi halusinogen
biasanya tidak memiliki gejala putus zat.5
Gangguan terkait penggunaan zat halusinogenik
Gangguan persepsi persisten halusinogen.
Penggunaan halusinogen dalam waktu yang lama dapat menyebabkan seseorang dapat
mengalami kilas balik gejala halusinogenik.Sindrom ini didiagnosis sebagai gangguan persepsi
persisten halusinogen.Kilas balik adalah rekurensi transien dan spontan pengalaman terinduksi
zat. Sebagian besar kilas balik merupakan episode distorsi visual, halusinasi geometrik,
8/10/2019 Intoksikasi akut
http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 6/15
halusinasi bunyi, atau suara, persepsi gerakan pada lapang pandang perifer yang salah, kilasan
warna, deretan bayangan dari benda yang bergerak“positif afterimage” dan halo positif,
makropsia, mikropsia, perpanjangan waktu. Episode biasanya berlangsung beberapa detik
sampai beberapa menit tapi terkadang bisa lebih lama.Diagnosis banding kilas balik meliputi
migren, kejang, abnormalitas visual, dan gangguan stress pasca trauma. Hal yang dapat memicu
kilas balik antra lain: stress emosional, deprivasi sensorik, penggunaan zat psikoaktif seperti
mariyuana dan alkohol.6
Delirium pada intoksikasi halusinogen
Gangguan ini diperkirakan relatif jarang.Keadaan ini dimulai selama intoksikasi pada orang
yang mengkonsumsi halusinogen murni. Tapi halusinogen sering kali dicampur dengan zat lain,
dan komponen lain atau interaksinya dengan halusinogen dapat menyebabkan suatu delirium
klinis.2,6
1. Gangguan Psikotik Akibat Halusinogen
Halusinasi atau waham adalah gejala yang menonjol akibat konsumsi halusinogen.Efek yang
merugikan yang paling sering dari LSD dan zat yang berhubungan adalah khayalan buruk, yang
menyerupai reaksi panik akut terhadap kanabis tetapi dapat lebih parah. Khayalan buruk
biasanya menghasilkan gejala psikotik sesungguhnya.6
2. Gangguan Mood akibat halusinogen.
Gejala gangguan mood yang menyertai penyalahgunaan halusinogen dapat
bervariasi.Penyalahgunaan mungkin mengalami gejala mirip manik berupa waham kebesaran
atau persaan dan ide mirip depresi atau gejala campuran.Seperti pada gejala gangguan psikotik
akibat halusinogen, gejala gangguan mood akibat halusinogen hampir selalu menghilang jika
obat telah dihilangkan dari tubuh pasien.2,6
3. Gangguan kecemasan akibat halusinogen
Gangguan kecemasan akibat halusinogen juga bervariasi dalam pola gejalanya, tapi hanya
sedikit data yang tersedia tentang pola gejala tersebut. Namun dokter ruang gawat darurat yang
8/10/2019 Intoksikasi akut
http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 7/15
menangani pasien dengan gangguan terkait halusinogen sering kali melaporkan gangguan panik
dengan agoraphobia.2
4. Gangguan berhubungan dengan halusinogen yang tidak ditentukan
Ketika seorang pasien dengan gangguan terkait halusinogen tidak memnuhi kriteria diagnosis
manapun untuk gangguan terkait dengan halusinogen yang standar, pasien dapat diklasifikasikan
menderita gangguan berhubungan dengan halusinogen yang tidak ditentukan.2
DIAGNOSIS
Anamnesis2
:
1. Identitas pasien
2. Riwayat penyakit saat ini
3. Riwayat penyakit terdahulu
4. Riwayat penggunaan NAPZA terrnasuk pengobatan yang penah diperoleh
5. Riwayat keluarga baik penyakit fisik, psikiatrik maupun penggunaan NAPZA
Pemeriksaan Fisik 1
1. Adanya bekas suntikan sepanjang vena di lengan,tangan kaki bahkan padatempat-tempat
tersembunyi misalnya dorsum penis.
2. Pemeriksaan fisik terutama ditujikan untuk menemukan gejalaintoksikasi/overdosis/putus
zat dan komplikasi medik seperti Hepatitis,Eudokarditis, Bronkopneumonia, HIV/AIDS
dan lain-lain.
3. Perhatikan terutama : kesadaran, pernafasan, tensi, nadi, pupil,cara jalan, sclera ikterik,
konjungtiva anemis, perforasi septum nasi, karies gigi, aritmia jantung,edema paru,
pembesaran hepar dan lain-lain
Psikiatrik 1,2
1. derajat kesadaran
2.
daya nilai realitas3. gangguan pada alam perasaan (misal cemas, gelisah, marah, emosi labil, sedih,depresi,
euforia)
4. gangguan pada proses pikir (misalnya waham curiga, paranoid, halusinasi)
5. gangguan pada psikomotor (hipperaktif/ hipoaktif, agresif gangguan polatidur, sikap
manipulatif dan lain-lain)
8/10/2019 Intoksikasi akut
http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 8/15
Penunjang1,2
Analisa Urin
1. Bertujuan untuk mendeteksi adanya NAPZA dalam tubuh (benzodiazepin, barbiturat,
amfetamin, kokain, opioida, kanabis).
2. Pengambilan urine hendaknya tidak lebih dari 24 jam dari saat pemakaianzat terakhir dan
pastikan urine tersebut urine pasien
Penunjang lain
1. Untuk menunjang diagnosis dan komplikasi dapat pula dilakukan
pemeriksaanLaboratirium rutin darah,urin EKG, EEG, Foto toraks
2. Dan lain-lain sesuai kebutuhan (HbsAg, HIV, Tes fungsi hati, EvaluasiPsikologik,
Evaluasi Sosial
Kriteria Diagnosis
Kriteria diagnosis menurut DSM-IV untuk intoksikasi halusinogen adalah sebagai
berikut:6
1. Penggunaan halusinogen belum lama
2. Perubahan psikologis atau perilaku maladaptif yang secara signifikan (misalnya, ansietas,
depresi yang nyata, ide paranoid, daya nilai terganggu, atau fungsi sosial atau
okupasional terganggu) yang timbul selama atau segera setelah penggunaan halusinogen
3. Perubahan persepsi terjadi dalam keadaan kesadaran dan kewaspadaan penuh (misalnya
halusinasi, depersonalisasi, ilusi, derealissasi, sinestesia) yang timbul selama atau segera
setelah penggunaan halusinogen.
4. Dua atau lebih tanda berikut, timbul selama atau segera setelah penggunaan halusinogen.
a. Dilatasi pupil
b.
Takikardiac. Berkeringat
d. Palpitasi
e. Pandangan kabur
f. Tremor
g. Inkoordinasi
8/10/2019 Intoksikasi akut
http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 9/15
5. Gejala tidak disebabkan kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh
gangguan mental lain.
Kriteria diagnosis untuk gangguan persepsi persisten halusinogen menurut DSM-IV
adalah sebagai berikut (flashback):6
1. Mengalami kembali, setelah menghentikan penggunaan halusinogen, satu atau
lebih gejala persepsi yang pernah dialami ketika terintoksikasi halusinogen
2. Gejala pada kriteria pertama menyebabkan penderitaan atau hendaya yang secara
klinis signifikan pada fungsi sosial, okupasional, atau area fungsi penting lain.
3. Gejala tidak disebabkan kondisi medis umum ( misalnya lesi anatomis dan infeksi
pada otak, epilepsi visual), dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental
lain atau halusinasi hipnopompik
Tatalaksana
Penatalaksanaan Gangguan Penggunaan NAPZA Pada Kondisi Non Gawat Darurat
Individu dengan masalah penggunaan NAPZA pada kondisi tidak gawat darurat perlu
menerima intervensi singkat ataupun intervensi psikososial, tergantung dari derajat penggunaan
yang dilakukan indivdu tersebut. Bila diperlukan, pasien dengan ketergantungan NAPZA
tertentu juga dapat menerima farmakoterapi rumatan ataupun simtomatik.
1)
Intervensi Singkat
Intervensi singkat ditujukan untuk mencoba merubah penggunaan NAPZA atau setidaknya
mengajak pasien berpikir ulang mengenai pola penggunaan NAPZAnya. Waktu yang dibutuhkan
untuk intervensi biasanya antara 10 menit hingga 1.5 jam. Intervensi singkat khususnya dapat
dipergunakan untuk pelayanan dasar di Puskesmas dan dapat juga digunakan di ruang emergensi,
bangsal rumah sakit, dan berbagai kondisi layanan kesehatan lain. Intervensi direkomendasikan
untuk beberapa kondisi seseorang seperti dibawah ini:
Penggunaan alkohol yang membahayakan tetapi belum ketergantungan Ketergantungan alkohol ringan sampai sedang
Ketergantungan nikotin/perokok
Ketergantungan ringan sampai sedang kanabis
Intervensi singkat tidak direkomendasikan untuk kondisi dibawah ini:
8/10/2019 Intoksikasi akut
http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 10/15
Pasien yang kompleks dengan isu-isu masalah psikologis/psikiatrik
Pasien dengan ketergantungan berat
Pasien dengan kemampuan membaca yang rendah
Pasien dengan kesulitan terkait dengan gangguan fungsi kognitif
Pada kondisi ini direkomendasikan untuk melakukan wawancara mendalam.
2) Intervensi Psikososial
Intervensi psikologik merupakan komponen penting dalam pengobatan yang komprehensif.
Dapat diberikan konseling baik secara individu maupun dalam kelompok.
a. Konseling merupakan pendekatan melalui suatu kolaborasi antara konselor dengan pasien
dalam perencanaan pengobatan yang didiskusikan dan disetujui bersama. Tidak ada satu
pendekatan psikososial yang superior, program pengobatan harus disesuaikan dengan
kebutuhan pasien secara individu dengan mempertimbangkan Ludaya, jender dan
komorbiditas yang ada.
a. Konseling secara umum harus meliputi:
Menghubungkan pasien dengen layanan yang sesuai dengan kebutuhan
Mengantisipasi dan mengembangkan strategi bersama pasien untuk menghadapi berbagai
kesulitan
Memberikan intervensi yang spesifik berdasarkan fakta
Fokus pada sumberdaya yang positif baik secara internal maupun eksternal dan berhasil
mengatasi masalah maupun ketidakmampuan pasien
Mempertimbangkan secara lebih luas untuk membantu pasien dalam hal lain seperti
makanan, tempat tinggal, keuangan
Bila sesuai, libatkan dukungan lain untuk mengembangkan kemungkinan perubahan
perilaku melalui lingkungan dalam layanan pengobatan maupun lingkungan luar
pengobatan
b.
Kelompok mutual lainnya seperti Alcoholic Anonymous, Narcotic Anonymous,, AI-Anon (keluarga pengguna NAPZA) dengan menerapkan terapi 12 Langkah akan sangat
membantu pasien dalam melakukan perubahan perilaku. 5
8/10/2019 Intoksikasi akut
http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 11/15
Penatalaksanaan Medik Kegawatdaruratan Akibat Gangguan Penggunaan
NAPZA
A. Pedoman Umum :
Pasien harus dibedakan sesuai dengan kondisi klinis, apakah dalam kondisi emergensi,
non ernergensi, akut atau kronis. Secara rinci kondisi klinis pasien NAPZA dibagi
menjadi2:
a. Kondisi Intoksikasi Akut /Overdosis
b. Kondisi Putus Zat /Putus zat
c. Kondisi Komorbiditas Fisik/Psikiatrik
1. Penatalaksanaan Umum Kondisi Kegawatdaruratan Penggunaan
NAPZA2:
a. Tindakan terfokus pada masalah penyelamatan hidup (life threatening) melalui
prosedur ABC (Airway, Breathing, Circulation) dan menjaga tanda-tanda vital
b. Bila memungkinkan hindari pemberian obat-obatan, karena dikhawatirkan akan ada
interaksi dengan zat yang digunakan pasien. Apabila zat yang digunakan pasien
sudah diketahui, obat dapat diberikan dengan dosis yang adekuat.
c. Merupakan hal yang selalu penting untuk memperoleh riwayat penggunaan zat
sebelumnya baik melalui auto maupun alloanamnesa (terutama dengan
pasangannya). Bila pasien tidak sadar perhatikan alat - alat atau barang yang ada
pada pasien.
d. Sikap dan tata cara petugas membawakan diri merupakan hal yang penting khususnya
bila berhadapan dengan pasien panik, kebingungan atau psikotik
e. Terakhir, penting untuk menentukan atau meninjau kembali besaran masalah
penggunaan zat pasien berdasar kategori dibawah ini:
1). Pasien dengan penggunaan zat dalam jumlah banyak dan tanda-tanda vital yang
membahayakan berkaitan dengan kondisi intoksikasi. Kemungkinan akan disertai
dengan gejala-gejala halusinasi, waham dan kebingungan akan tetapi kondisi ini akan
kembali normal setelah gejala-gejala intoksikasi mereda.
2). Tanda-tanda vital pasien pada dasarnya stabil tetapi ada gejala-gejala putus zat yang
diperlihatkan pasien maka bila ada gejala-gejala kebingungan atau psikotik hal itu
merupakan bagian dari gejala putus zat.
8/10/2019 Intoksikasi akut
http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 12/15
3). Pasien dengan tanda-tanda vital yang stabil dan tidak memperlihatkan gejala putus zat
yang jelas tetapi secara klinis menunjukkan adanya gejala kebingungan seperti pada
kondisi delirium atau demensia. Dalam perjalanannya mungkin timbul gejala
halusinasi atau waham, tetapi gejala ini akan menghilang bilamana kondisi klinis
delirium atau dementia sudah diterapi dengan adekuat.
4). Bilamana tanda-tanda vital pasien stabil dan secara klinis tidak ada gejala-gejala
kebingungan atau putus zat secara bermakna, tetapi menunjukkan adanya halusinasi
atau waham dan tidak memiliki insight maka pasien menderita psikosis.
5.1. Intoksikasi Halusinogen
Pengobatan terpilih untuk gejala psikiatrik akut yang berhubungan dengan
intoksikasi halusinogen adalah konseling suportif, menenangkan (talking down).Hal ini
menghabiskan waktu dan berpotensi membahayakan karena adanya labilitas pasien
dengan waham terkait halusinogen. Sesuai hal itu, maka penanganan halusinogen adalah
dengan pemberian diazepam oral 20 mg. Obat ini berfungsi menghilangkan pengalaman
LSD dan pengalaman panik yang terkait dengannya dalam waktu 20 menit dan dianggap
superior dibandingkan dengan “talking down” terhadap pasien untuk periode beberapa
jam atau memberi obat antipsikotik. Pemasaran dosis rendah LSD dan pendekatan yang
lebih canggih terhadap penanganan korban akibat pengguna zat itu sendiri secara
gabungan menurunkan timbulnya gangguan yang dahulu pernah lazim pada fasilitas
penanganan psikiatri.2
5.2. Gangguan Persepsi Persisten
Penanganan gangguan persepsi persisten halusinogen bersifat paliatif.Langkah
pertama adalah identifikasi yang benar mengenai gangguan tersebut; tidak jarang pasien
berkonsultasi kepada beberapa spesialis sebelum diagnosis ditegakkan.Pendekatan
farmakologis meliputi benzodiazepin jangka panjang seperti diazepam (Klonopin) dan pada derajat lebih ringan antikonvulsan seperti asam valproat (Depakene) dan
karbamazepin (Tegretol).Saat ini tidak ada obat yang sepenuhnya efektif menghilangkan
gejala.Kondisi komorbid yang dikaitkan dengan gangguan persepsi persisten halusinogen
meliputi gangguan panik, depresi mayor dan ketergantungan alkohol. Masing-masing
kondisi ini membutuhkan pencegahan primer dan intervensi dini.6
8/10/2019 Intoksikasi akut
http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 13/15
5.3. Psikosis Terindukasi Halusinogen
Penanganan Psikosis Terinduksi Halusinogen tidak berbeda dari penanganan
konvensional psikosis lain. Namun,sebagai tambahan obat antipsikotik, sejumlah agen
dilaporkan efektif, termasuk litium karbonat, karbamazepin, dan terapi elektrokonvulsif.
Obat antidepresan, benzodiazepin dan obat antikonvulsan masing-masing juga memainkan
peran tersendiri dalam terapi.Salah satu penanda gangguan ini adalah berlawanan dengan
skizofrenia dengan gejala negatif dan hubungan interpersonal yang buruk kerap ditemukan,
pasien dengan psikosis terinduksi halusinogen menunjukkan gejala positif halusinasi dan
waham namun masih memperthankan kemampuan berhubungan dengan psikiater.Terapi
medis paling baik diterapkan dalam konteks teapi siportif, edukasional, keluarga. Tujuan
penanganan adalah pengendalian gejala, perawatan rumah sakit yang minimal, pekerjaan
harian, berkembang dan bertahannya hubungan sosial, serta penatalaksanaan penyakit
komorbid seperti ketergantungan alkohol.6
Prognosis
Tergantung dari derajad intoksikasi dan kecepatan penanganan.2
Sistem Rujukan2 :
Pasien perlu dirujuk apabila terdapat kondisi klinis yang sulit diatasi baik secara fisik
maupun psikiatris. Sistem rujukan untuk pengguna NAPZA lebih kepada fasilitas yang tersedia
di suatu layanan bukan karena pasien memerlukan tindakan atau intervensi yang lebih canggih.
Sebagai contoh bilamana pasien dikirim oleh puskesmas ke rumah sakit, pengiriman atau
rujukan bukan untuk tindakan terapi terhadap NAPZA tetapi karena ada kondisi fisik lain yang
memerlukan sarana yang lebih lengkap misalnya karena ada penurunan kesadaran akibat
gangguan mental organik sehingga memerlukan ruang intensif atau pemeriksaan penunjang lain
yang tidak tersedia di puskesmas atau RSU tipe C.Dalam merujuk pasien yang perlu diperhatikan adalah rumah sakit yang kita jadikan rujukan
memang menyediakan layanan untuk kasus NAPZA karena kadangkala rumah sakit menolak
bila mengetahui pasien yang dikirim adalah pengguna NAPZA. Untuk itu setiap rumah sakit
maupun puskesmas sebaiknya mempunyai informasi mengenai layanan kesehatan yang bersedia
8/10/2019 Intoksikasi akut
http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 14/15
menerima pasien dengan penggunaan NAPZA seperti misalnya Rumah Sakit Jiwa (RSJ) atau
Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO).
2. Apabila pasien yang dirujuk sudah mendapatkan perawatan di RSU atau RSJ/RSKO dan
kondisi klinis sudah stabil maka RS yang menjadi rujukan dapat mengirim kembali ke
rumah sakit awal/puskesmas yang mengirim agar pengobatan bisa berlanjut. Dengan kata
lain sistem rujukan ini dapat terjadi secara timbal balik.
DAFTAR PUSTAKA
1. KEMENKES. Buku Pedoman Praktis Penyalahgunaan Zat Napza Bagi Petugas; 2012
8/10/2019 Intoksikasi akut
http://slidepdf.com/reader/full/intoksikasi-akut 15/15
2. KEMENKES. Pedoman Penatalaksanaan Medik Gangguan Penggunaan NAPZA.
Jakarta, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik;2010
3. WHO. Management of substance abuse. [online]. Publication on Maret 25th
2014.
[accessed on October 25th
2014]. Available from:
http://www.who.int/substance_abuse/terminology/acute_intox/en/
4. APA. Diagnostic and statistical manual Of Mental Disorder (5th ed text) Washington,
Dc. American Psychiatric Association;2013
5. Galanter & Keleber. Treatment of Acute Intoxication and Withdrawal from Drugs of
Abuse, Adapted or excerpted from: The Textbook of Substance Abuse Treatment,
second edition; 2012
6. Kaplan HI and Sadock BJ.Gangguan Berhubungan dengan Zat . In Dr. I Made Wiguna,
alih bahasa Dr. Widjaja Kusuma. Sinopsis Psikiatri jilid1. Jakarta: Binarupa Aksara
Publisher; 2010. Pg.656-662
7. Katsung BG. Farmakologi dasar dan klinik.Edisi ke-6.Jakarta: EGC; 2011. Pg.505-11
8.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Pedoman Penatalaksanaan Medik
Gangguan