blok 18 skenario b

Upload: tri-indah-moulina

Post on 05-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Blok 18 Skenario b

    1/5

    NAMA : TRI INDAH MOULINA

    NIM : 0411181419015

    KELAS : ALPHA 2014

    LEARNING ISSUES

    TATALAKSANA SINDROM NEFRITIK AKUT

    Penatalaksanaan yang direkomendasi pada penderita SNA post streptokokus adalah

    terapi simtomatik yang berdasar pada derajat keparahan penyakit secara klinis. Penanganan

     pasien adalah suportif dan simtomatik.  Perawatan dibutuhkan apabila dijumpai penurunan

    fungsi ginjal sedang sampai berat ( klirens kreatinin < 6 ml!" menit!"#$% m&'# )N * +

    mg# anak dengan tanda dan gejala uremia# muntah# letargi# hipertensi ensefalopati# anuria atau

    oliguria menetap. ,ujuan utama dari pengobatan adalah mengendalikan hipertensi dan edema.

    Selama fase akut# penderita dibatasi akti-itasnya dengan pemberian diet %+ kal!kg berat

     badan perhari# pembatasan diet protein hewani #+#$ gram!kg berat badan perhari# lemak 

    tak jenuh# dan rendah garam yaitu & gram natrium perhari. Asupan elektrolit pun harus

    dibatasi. Natrium & me/ perhari# rendah kalium yaitu kurang dari $0 me/ perhari serta

    kalsium 6 . " mg perhari. 1estriksi cairan secara ketat dengan pembatasan cairan

    masuk " liter perhari# guna mengatasi hipertensi.

    Pengobatan hipertensi dapat dengan menggunakan diuretik kuat# atau bila hipertensi

    tetap tidak teratasi pilihan obat selanjutnya adalah golongan calcium channel blocker, ACE 

    inhibitor atau bahkan nitroprusid intra-ena bagi hipertensi maligna. Pada beberapa kasus

     berat dengan kondisi hiperkalemi dan sindrom uremia yang berat diindikasikan untuk 

    hemodialisa. Pasien hipertensi dapat diberi diuretik atau anti hipertensi.  ila hipertensi ringan

    (tekanan darah sistolik "% mm2g dan diastolik 0 mm2g' umumnya diobser-asi tanpa

    diberi terapi. 2ipertensi sedang (tekanan darah sistolik * "3 4"+ mm2g dan diastolik * "

    mm2g' diobati dengan pemberian hidrala5in oral atau intramuskular (7'# nifedipin oral atau

    sublingual.  8alam prakteknya lebih baik merawat inap pasien hipertensi "& hari daripada

    memberi anti hipertensi yang lama. Pada hipertensi berat diberikan hidrala5in #"+#%

    mg!kb intra-ena# dapat diulang setiap &3 jam atau reserpin #%#" mg!kg ("%

    mg!m&' i-# atau natrium nitroprussid "9 m!kg!menit. Pada krisis hipertensi (sistolik *"9

    mm2g atau diastolik * "& mm2g' diberi dia5o:id &+ mg!kg i- secara cepat bersama

    furosemid & mg!kg i-. Pilihan lain# klonidin drip #& mg!kg!kali# diulang setiap 36

     jam atau diberi nifedipin sublingual #&+#+ mg!kgb dan dapat diulang setiap 6 jam biladiperlukan.

  • 8/16/2019 Blok 18 Skenario b

    2/5

    ,erapi steroid intra-ena terutama diindikasikan untuk glomerulonefritis tipe kresentik 

    dengan luas lesi lebih dari %; glomerulus total. 7etil prednisolon + mg intra-ena perhari

    terbagi dalam 3 dosis selama %+ hari. Namun beberapa referensi menyebutkan tidak 

    diindikasikan untuk pemberian terapi steroid dalam jangka panjang.  Antibiotika diindikasikan

    untuk pengobatan infeksi streptokokus. Pilihan obat yang direkomendasikan adalah penicillin

    oral 3 : &+ mg selama $" hari atau injeksi ben5atin penisilin +. )!=g 7 atau

    eritromisin oral 3 mg!=g selama " hari bila alergi penisilin.

    ANALISIS MASALAH

    1. Apa pene!a! "an !a#a$%ana %e&an$'%e (e)*a"$na 'a&$( &epa+a pa"a &a','-

    8

    ,erjadi inflamasi di daerah sekitar peka nyeri. ,erjadi pelepasan substansi dari neuron

    di sekitar daerah injury. 7akrofag melepaskan sitokin (>"# >6# ,N?α# N?'.

     Neuron yang rusak melepaskan A,P dan proton. Sel mast melepaskan histamin#

     prostaglandin# serotonin# ekspresi en5im cyclooxigenase  yang merangasang

     prostaglandin.,erjadi pelepasan reseptor -anilloid"# neurokinin A# substansi P#

    calcitonin gene related peptide  (@1P'. Semua substansi ini akan merangsang

    nosiseptor sehingga terjadi proses sensitisasi sentral lalu timbulah rasa nyeri kepala.

  • 8/16/2019 Blok 18 Skenario b

    3/5

    2. /a#a$%ana ,!,n#an %a(a 'e%!a! "en#an )e&,en'$ "an 3+,%e ,)$ne an#

    !e)&,)an# 'e)(a 'a&$( &epa+a- 8 1

    • iasanya edema terjadi pada 9+; pasien SNA pasca infeksi streptokokus#

     biasanya terjadi mendadak dan pertama kali terjadi di daerah periorbital dan

    selanjutnya dapat menjadi edema anasarka. 8erajat berat ringannya edema

    yang terjadi tergantung pada beberapa faktor yaitu luasnya kerusakan

    glomorelus yang terjadi# asupan cairan# dan derajat hipoalbuminemia.

    • ?rekuensi dan -olume urine yang berkurang karena ada gangguan ginjal akut

    intrarenal.

    • Sakit kepala terjadi karena inflamasi di daerah peka nyeri.

    . /a#a$%ana %e&an$'%e a!n3)%a+$(a' pe%e)$&'aan $'$& "a)$: TD 1080 %%H#

    8=ompleks imun atau anti lomerular asement 7embrane (7' antibodi yang

    mengendap!berlokasi pada glomeruli akan mengakti-asi komplemen jalur klasik atau

    alternatif dari sistem koagulasi dan mengakibatkan peradangan glomeruli#

    menyebabkan terjadinya

    • Penurunan aliran darah ginjal sehingga menyebabkan >aju ?iltrasi injal

    (>?' juga menurun. 2al ini berakibat terjadinya oligouria dan terjadi retensi

    air dan garam akibat kerusakan ginjal.

    • 2ipoperfusi yang menyebabkan akti-asi sistem reninangiotensin. Angiotensin

    & yang bersifat -asokonstriktor perifer akan meningkat jumlahnya dan

    menyebabkan perfusi ginjal semakin menurun. Selain itu# >? juga makin

    menurun disamping timbulnya hipertensi. Angiotensin & yang meningkat ini

    akan merangsang kortek adrenal untuk melepaskan aldosteron yang

    menyebabkan retensi air dan garam ginjal dan akhirnya terjadi hiper-olemia

    dan hipertensi.

    4. /a#a$%ana $n(e)p)e(a'$ "a)$: T)3%!3'$( 8 1

    Pe%e)$&'aan

    La!3)a(3)$,%Ha'$+ N$+a$ n3)%a+ In(e)p)e(a'$

    ,rombosit &&.!mmB "+3+:"%!mm%  Normal

    5. /a#a$%ana $n(e)p)e(a'$ "a)$: U)$na+$'$' Le,&3'$( 8

    Pe%e)$&'aan

    U)$na+$'$'Ha'$+ N$+a$ n3)%a+ In(e)p)e(a'$

    >eukosit ""+ sel!>P + sel! >P 1adang akut

  • 8/16/2019 Blok 18 Skenario b

    4/5

    akibat lesi pada

    glomerulus

    . Apa 'a*a e($3+3#$ "a)$ "$a#n3'$' &e)*a- 8 1

    Ctiologi dari SNA sangat banyak antara lain "' ?aktor nfeksi NAPS# Nefritis yang berhubungan dengan infeksi sistemik lain misal endokarditis bakterialis subakut. &'

    Penyakit multisistemik antara lain >upus eritematosus sistemik# purpura 2enoch

    Schnolein# -askulitis# %' Penyakit injal Primer Nefropati gA# nefritis herediter 

    (Sindrom Alport'.Pada anak GNAPS paling sering disebabkan oleh Streptococcus beta

    hemolyticus group A tipe nefritogenik.  Tipe antigen protein M berkaitan

    erat dengan tipe nefritogenik.  Serotipe streptokokus beta hemolitik yang

    paling sering dihubungkan dengan glomerulonefritis akut (GNA) yangdidahului faringitis adalah tipe 1! tetapi kadang" kadang #uga tipe 1!$ !%

    dan &. Tipe $' paling sering di#umpai pada glomerulonefritis yang

    didahului infeksi kulit pioderma! alaupun galur &*!&&!&%!&+ dan &,b

    dapat berimplikasi.  Protein streptokokus galur nefritogenik yang

    merupakan antigen antara lain endostreptosin! antigen presorbing (PA"Ag)!

    nephritic strain-associated protein (NSAP) yang dikenal sebagai

    streptokinase dan nephritic plasmin binding protein (NP-P).

    6. /a#a$%ana p)3#n3'$' "a)$ "$a#n3'$' &e)*a- 8

    erbagai faktor memegang peran dalam menetapkan prognosis NAPS antara lain

    umur saat serangan# derajat berat penyakit# galur streptokukus tertentu# pola serangan

    sporadik atau epidemik# tingkat penurunan fungsi ginjal dan gambaran histologis

    glomerulus. Anak kecil mempunyai prognosis lebih baik dibanding anak yang lebih

     besar atau orang dewasa oleh karena NAPS pada dewasa sering disertai lesi nekrotik 

    glomerulus. Perbaikan klinis yang sempurna dan urin yang normal menunjukkan

     prognosis yang baik. nsiden gangguan fungsi ginjal berkisar "%;. =emungkinan

    NAPS menjadi kronik +" ;D sekitar #+&; kasus menunjukkan penurunan fungsi

    ginjal cepat dan progresif dan dalam beberapa minggu atau bulan jatuh ke fase gagal

    ginjal terminal. Angka kematian pada NAPS ber-ariasi antara $ ;. 7elihat

    NAPS masih sering dijumpai pada anak# maka penyakit ini harus dicegah karena

     berpotensi menyebabkan kerusakan ginjal. Pencegahan dapat berupa perbaikan

    ekonomi dan lingkungan tempat tinggal# mengontrol dan mengobati infeksi kulit.&6

  • 8/16/2019 Blok 18 Skenario b

    5/5

    Pencegahan NAPS berkontribusi menurunkan insiden penyakit ginjal dan gagal

    ginjal di kemudian hari.

    1eferensi

    >umbanbatu# S7. &%. Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokukos pada Anak .

    http!!saripediatri.idai.or.id!pdfile!+&3.pdf. 8iakses pada tanggal &% 7ei &"6 pukul

    &.3 E.

    1ena# 1A. &0. Seorang Penderita Sindrom Nefritik Akut Pasca Infeksi Streptokokus

    http!!download.portalgaruda.org!article.phpFarticleG"%&%"H-alG0&$. 8iakses pada

    tanggal &% 7ei &"6 pukul &.+ E

    http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/5-2-4.pdfhttp://download.portalgaruda.org/article.php?article=13231&val=927http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/5-2-4.pdfhttp://download.portalgaruda.org/article.php?article=13231&val=927