skenario c blok 18 kel 1

Upload: desi-oktariana

Post on 15-Jul-2015

335 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Skenario C Blok 18 (Gizi) Seorang ibu membawa anak tunggalnya, F, laki-laki, 12 bulan ke Puskesmas dengan keluhan bahwa anaknya tidak tumbuh dengan baik. Ibu mengatakan bahwa sejak usia 6 bulan anak tidak lagi minum ASI dan hanya minum susu formula serta bubur nasi. Sejak itu anak sering menderita diare dan sudah 3 kali dirawat dirumah sakit karena penyakit yang sama. Ketika anak berusia 9 bulan menderita penyakit campak da sejak itu anak sering menderita demam. Ayah bekerja sebagai penarik becak dan saat ini sedang berobat di Puskesmas yang sama karena batuk lama yang diderita sejak anaknya berusia 8 bulan. Ibu menunjukkan KMS anaknya kepada saudara dan pada kartu tersebut berat badan anak telah menurun sejak 6 bulan yang lalu (terlampir) Pada pemeriksaan fisik saudara mendapatkan : BB 6,0 kg, PB 70 cm, anak tampak sangat kurus, muka seperti orang tua, elastisitas kulit menurun karena kehilangan lemak subkutis, atrofi otot, iga gambang dan baggy pants didaerah bokong. Sebagai dokter yang bekerja di Puskesmas tersebut saudara akan menilai dan memastikan apa status gizi anak tersebut dan juga harus mencari penyebab mengapa anak tersebut tidak tumbuh optimal seperti anak lainnya. I. Klarifikasi Istilah : Pertambahan jumlah dan ukuran secara dapat diukur secara kuantitative 2. ASI : Cairan fisiologi yang keluar dari glandula mamae yang berfungsi sebagian nutrisi untuk bayi 3. Susu formula : Susu yang digunakan untuk menutrisi bayi selain ASI 4. Diarrhea 5. Campak : Pengeluaran tinja cair berair yang berkali-kali dan tidak normal : Infeksi virus yang sangat menular pada anak terutama menyerang pernafasan dan jaringan retroendotel 6. Demam 7. Batuk lama : Meningkatnya suhu tubuh yang abnormal : Ekspulsi udara yang tiba-tiba sambil mengeluarkan suara dari paruparu, telah terjadi lebih dari 2 minggu. 8. KMS : Gambaran data dalam bentuk grafik/ tabel sebagai patokan1

1. Tumbuh

pertumbuhan 9. Atrofi otot : Penyusutan massa otot

10. Iga gambang : Iga menjadi tampak menonjol seperti tuts piano. 11. Baggy pants : Kulit di bagian bokong yang terlihat mengglambir

12. Lemak subkutis: Lemak dibawah lapisan kulit 13. Elastisitas kulit : Kelenturan kulit

II. Identifikasi Masalah 1. F, laki-laki, 12 bulan, tidak tumbuh dengan baik 2. Sejak 6 bulan y y F, tidak lagi minum ASI dan hanya minum susu formula serta bubur nasi Sejak itu anak sering menderita diare dan sudah 3 kali dirawat dirumah sakit karena peyakit yang sama. y BB mulai menurun berdasarkan KMS

3. Sejak usia 9 bulan menderita penyakit campak dan sejak itu anak sering menderita demam. 4. Riwayat keluarga : ayah bekerja sebagai penarik becah dan saat ini sedang berobat di Puskesmas yang sama karena batuk lama yang diderita sejak anaknya berusia 8 bulan. 5. Pada pemeriksaan fisik saudara mendapatkan : BB 6,0 kg, PB 70 cm, anak tampak sangat kurus, muka seperti orang tua, elastisitas kulit menurun karena kehilangan lemak subkutis, atrofi otot, iga gambang dan baggy pants didaerah bokong.

III. Analisis Masalah 1. Bagaimana interpretasi KMS F dengan KMS pada anak normal ? 2. Bagaimana cara menentukan gizi buruk pada anak selain KMS (interpretasi pemeriksaan fisik) ? 3. Apa saja faktor yang mempenagaruhi status gizi pada F (ASI, susu formula serta bubur nasi dan mekanisme nya ) ? 4. Bagaimana hubungan status gizi pada F dengan sering menderita diare sejak usia 6 bulan ?

2

5. Bagaimana hubungan status gizi pada F dengan riwayat campak ketika usia 9 bulan dan sejak itu sering demam ? 6. Bagaimana pengaruh riwayat keluarga, ayah sebagai penarik becah dan ayah yang menderita batuk lama sejak usia F 8 bulan ? 7. Bagaimana diagnosis banding ? 8. Bagaimana penegakkan diagnosis, pemeriksaan tambahan dan diagnosis kerja ? 9. Apa etiologi, epidemiologi dan faktor resiko ? 10. Bagaimana patogenesis dan manifestasi klinis ? 11. Bagaimana penatalaksanaan, pencegahan dan follow up ? 12. Apa prognosis, komplikasi, dan KDU ?

IV. Hipotesis F, laki-laki, 12 bulan mengalami gizi buruk tipe marasmus karena asupan nutrisi yang kurang, dengan diare berulang dan suspect TB

V. Sintesis 1. Interpretasi KMS F dengan KMS pada anak normal A. Pertumbuhan Normal Kriteria pertumbuhan berkaitan dengan perkembangan fisik meliputi penilaian berat badan, tinggi badan, lingkar kepala. Penilaian yang biasa dilakukan di Indonesia adalah dengan menilai pola pertumbuhan bayi melalui chart CDC (WHO). Terdapat 4 standar chart yang digunakan, yaitu : (1) Weight for age (2) Height/length for age (3) Weight for height (4) Head circumference for age

3

Chart ini dibedakan antar bayi laki-laki dan bayi perempuan.

4

B. Pertumbuhan Tidak Normal Pada kasus ini pertumbuhan anak tidak normal. Hal ini ditunjukkan dari KMS anak tersebut, yang menunjukkan kalau ia mengalami gizi buruk. Penyebab anak ini tidak tumbuh normal: Pasien berlatar belakang sosioekonomi rendah (ayahnya bekerja sebagai penarik becak) hal ini biasanya berkaitan dengan tempat tinggal dengan sanitasi yang buruk sehingga bayi rentan terhadap infeksi,

5

-

Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang kurang baik karena kondisi ekonomi yang rendah ataupun karena malabsorbsi ( tiga kali MRS karena diare)

-

Infeksi kronik (demam) yang berulang

C. KMS (Kartu Menuju Sehat) Definisi KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.

KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan pemberian makan pada anak. KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatan- nya.

KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit. KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tenta ng kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).

Manfaat KMS (Kartu Menuju Sehat) Manfaat KMS adalah : 1. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,6

penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI. 2. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak 3. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi. (Depkes RI, 2000)

Cara Memantau Pertumbuhan Balita Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya (Depkes RI, 2000).

Interpretasi Growth Chart Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran antropometrik yang dibedakan menjadi dua kelompok yang meliputi: a. Tergantung umur (age dependence):y y y y

Berat Badan (BB) terhadap umur Tinggi/ panjang badan (TB) terhadap umur Lingkar kepala (LK) terhadap umur Lingkar lengan atas (LLA) terhadap umur

Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat, karena tidak semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahirnya

b. Tidak tergantung umur:y y

BB terhadap TB LLA terhadap TB (QUAC Stick)

Kemudian hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan suatu baku tertentu, misalnya Harvard, NCHS, atau baku nasional7

Berat Badan Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan/ penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, seperti tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dll. Berat badan dipakai sebagai indikator terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak karena sensitif terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran objektif, dan dapat diulangi. Kerugiannya indikator berat badan ini tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya gemuk pendek, atau tinggi kurus.

Indikator berat badan digunakan dalam klinik untuk memberikan informasi mengenai: a. keadaan gizi baik akut maupun kronis b. monitor keadaan kesehatan, misal pada pengobatan penyakit c. perhitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan

Tinggi Badan Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting. Keistimewaannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai. Keuntungan indikator TB ini adalah pengukurannya objektif dan dapat diulang, merupakan indikator yang baik untuk gangguan pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting), sebagai perbandingan terhadap perubahan- perubahan relatif, seperti terhadap nilai BB dan LLA. Kerugiannya adalah perubahan tinggi badan relatif pelan.

8

Grade Malnutrition 0, Normal 1, Mild 2, Moderate 3, Severe

of Weight for Age Height (wasting) 90 75 90 60 74 < 60

for

Age Weight for Height

(stunting) 95 90 95 85 89 < 85 90 81 90 70 80 < 70

Tabel 4. Interpretasi growth chart

Interpretasi growth Chart (BW/A)y y y y

T3 = negatif growth pada usia 6 -12 bulan BW/A = 6/ 10,2 x 100% = 58,8% malnutrisi berat

L-ht /A = 70/76 x 100% = 92 % malnutrisi ringan BW/L-ht = 6/8,6 x 100% = 69,7 % malnutrisi berat

Interpretasi KMS Usia BB Rentang Normal BB berdasarkan usia (kg) BB ideal menurut usia Interpretasi

(bulan) berdasarkan usia (kg)

(BB/BB pada persentil 50 x 100%)

pada kasus 0 1 2 3 4 5 3, 2 4,6 5, 9 7 7, 9 8, 9

2, 5- 4 3- 5, 6 4- 6, 8 4, 6- 7, 6 5, 2- 8, 4 5, 8- 9, 2

3,2/3,6 x 100%= 88,8% 4,6/4,4x 100%= 104,5% 5,9/5,2 x 100%= 113,4 % 7/6 x 100%= 116,6% 7,9/6,6 x 100%= 119,6% 8,9/7, 4 x 100%= 120,2 %

N2 N2 N2 N2 N2 N2

9

6 7 8 9 10 11

9, 4 9, 6 9, 5 9 8,8 8

6, 2- 9,8 6, 8- 10, 4 7, 2- 11 7, 6- 11, 6 7, 8- 12 8, 2- 12, 4

9,4/7,8 x 100%= 120,5% 9,6/8,4x 100%= 114,2 % 9,5/8,8 x 100%= 107,9 % 9/9,2x 100%= 97,8 % 8,8/9,6 x 100%= 91,6% 8/10 x 100%= 80%

N2 T1 T3 T3 T3 T3, sedang malnutrisi

12

6

8,4- 12, 8

6/10,3 x 100%= 58,2%

T3,

berada

di

bawah persentil 3, malnutrisi berat Tabel 1. Interpretasi KMS (BB & Usia)

Usia

Panjang

Rentang

panjang PB

ideal

menurut

usia Interpretasi

(bulan) badan (cm)

badan menurut usia (PB/PB pada persentil 50 x (cm) 100%) 70/75x 100%= 93,3% Malnutrisi ringan

12

70

70- 81

Tabel 2. Interpretasi KMS (PB & Usia)

Usia (bulan) 12

BB (kg)

BB berdasarkan PB Interpretasi (kg)

6

6/8,8x100%= 68,18%

Malnutrisi berat

Tabel 3. Interpretasi KMS (BB & PB) Keterangan: N1 Catch Up Growth : tumbuh kejar (garis pertumbuhan akan memotong garis baku di atasnya10

N2 Normal Growth : tumbuh normal (garis pertumbuhan sejajar dengan garis baku di atasnya) T1 tumbuh tidak memadai (unappropriate Growth) garis pertumbuhan menjauhi garis baku di atasnya T2 tidak ada pertumbuhan (garis pertumbuhan mendatar) T3 tumbuh negatif : garis pertumbuhan menurun (atropi)

Interpretasi KMS pada kasus : a. Berat badan balita di bawah garis merah, artinya balita mungkin mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, rujuk segera ke Puskesmas atau Rumah Sakit. b. Berat badan menurun > 3 bulan mengindikasikan gangguan pertumbuhan, rujuk segera ke Rumah Sakit atau Puskesmas. c. BB menurut tinggi badan (WHO-NCHS) 6 kg/8.8 kg x100% = 68.18 % gizi buruk (kurang gizi berat)

2. Cara menentukan gizi buruk pada anak selain KMS Cara menilai status gizi anak Antropometri Index : BB/PB, BB/U, PB/U Grade Malnutrition 0, Normal 1, Mild 2, Moderate of Weight for Age Height for Age Weight (wasting) .>90 75 90 60 74 (stunting) >95 90 95 85 89 Height >90 81 90 70 80 for

11

3, Severe

< 60

< 85

< 70

Berdasarkan BB/U Berdasrakan TB/U Berdasarkan BB/ TB

: 6/10,8 = 55, 6% :70/75 = 93,3 % : 6/9 = 66, 6%

severe malnutrition mild malnutrition severe malnutrition

Lingkar lengan atas Tebal lipatan kulit Lingkaran kepala, lingkaran dada dan lingkaran perut

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi

Faktor-faktor yang mepengaruhi status gizi pada kasus 1. Asupan makanan yang kurang F, sejak usia 6 bulan tidak lagi minum ASI dan hanya minum susu formula serta bubur nasi. Komposisi susu formula memang menggunakan acuan ASI sebagai gold standar tetapi kandungan gizi, zat anti, enzim-enzim tidak sesempurna pada ASI. Maka sebaiknya anak dianjurkan tetap minum ASI sampai usia 2 tahun. Selain ASI, untuk mencukupi kebutuhan makanan bayi usia lebih 6 bulan dengan memberikan makanan tambahan. Makanan tambahan pun tidak cukup dengan hanya pemberian bubur nasi. Namun juga harus diselingi dengan daging hewan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Asupan makanan yang kurang dapat disebabkan juga karena anak tidak mampu mengkonsumsi makanan yang disediakan untuknya, sehingga harus digali lebih lanjut antara lain, frekuensi makan, cara pemberian makan, besarnya lubang dot, deprivasi maternal dan penyakit ssitemik 2. Status sosio ekonomi rendah, karena susu formula mahal, cenderung diencerkan agar dapat menghemat sehingga nilai gizinya kurang. Juga kurang mampu untuk menyediakan makanan yang bergizi. 3. Pendidikan keluarga/ibu kurang12

-

kurang pengetahuan mengenai kebutuhan bayi dan makanan tambahan yang bergizi

-

kesulitan untuk mencampur susu formula dalam takaran yang tepat. Ketidaktahuan menyiapkan makanan tambahan dari bahan-bahan local yang bergizi

4. Pemilihan susu formula yang kurang tepat Terlalu banyak jenis susu formula yang beredar di pasaran sehingga membuat ibu bingung dalam memilih susu yang tepat.

4. Hubungan status gizi pada F dengan sering menderita diare sejak usia 6 bulan 1. Diare Hippocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja tidak normal dan cair. Di bagian IKA FKUI/RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya, pada bayi, volume tinja >15 g/kg/24 jam dapat dikatakan diare. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi BAB sudah > 4x, sedangkan untuk bayi berumur >1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Adapun mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare berdasarkan patogenesisnya adalah sebagai berikut: a. Gangguan osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga menimbulkan terjadinya diare. b. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdpat peningkatan isis rongga usus c. Gangguan motilitas usus. Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan,s ehingga menimbulkan terjadinya diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya turut dapat menimbulkan diare.13

Dari pembagian di atas dan menghubungkannya dengan penyerapan makanan pada anak F yang menurun, maka kemungkinan pada anak F mengalami diare osmotik. Dimana pada kasus ini zat-zat/ nutrisi yang gagal diabsorbsi akan menumpuk dan menyebabkan tekanan osmotik dalam usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus yang kemudian menyebabkan timbulnya diare.

Makanan pendamping ASI (usia 6 bulan)

Susu dan bubur bayi

Terjadi kerusakan lapisan mukosa usus malabsorbsi Zat-zat/nutrisi akan menumpuk di usus Gangguan osmotik tek osmotik dalam usus Terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus Menimbulkan DIARE

Intoleransi gluten

Bagan 2. Patogenesis terjadinya diare pada anak F Sumber: Staf pengajar IKA.1998. Buku Kuliah I Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika

Penyebab Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu: a. Infeksi

14

b. Dimana pada faktor infeksi ini, kuman masuk ke saluran GI dan berkembang. Hal ini akan merusak sel mukosa usus sehingga menyebabkan gangguan fungsi usus dalam mengabsorbsi cairan dan elektrolit kemudian akan meningkatkan sekresi cairan dan elektrolit yang menyebabkan terjadinya diare c. Malabsorbsi d. Kegagalan absorbsi yang terjadi akan meningkatkan tekanan osmotik hal ini kemuadian akan menyebabkan terjadinya pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang menyebabkan diare e. Imunodefisiensi f. Defisiensi imun g. Defisiensi imun, terutama SIgA (Secretory Immunoglobulin A) akan

mengakibatkan berlipat gandanya bakteri, flora usus, jamur, terutama Candida yang menyebabkan timbulnya diare pada anak h. Psikologis i. Yakni berupa rasa takut dan cemas. Walaupun jarang, namun dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare: a. Sanitasi lingkungan b. Faktor gizi/ malnutrisi c. Faktor pendidikan d. Perilaku orangtua dan masyarakat e. Sosial ekonomi keluarga

Pada Kasus Dari kasus pada skenario, faktor-faktor diatas mungkin terjadi. Dimana pekerjaan ayah dari anak tersebut yang sebagai seorang becak diasumsikan bahwa memiliki sosial ekonomi yang kurang, selain itu memiliki tingkat pendidikan yang tidak cukup tinggi, sehingga dapat mempengaruhi pola nutrisi dan lingkungan yang kurang kondusif bagi anak.

15

KKP Diare memiliki potensi sebagai penyokong atau pembangkit Kurang Kalori Protein (KKP) Menghilangkan nafsu makan, makanan tidak dimetabolisme dengan baik KKP Marasmus Berpengaruh terhadap

karena terjadi hiperperistaltik usus

beberapa organ (saluran pencernaan, sistem hematologik, sistem kardiovaskular, sistem pernafasan) malnutrisi berat : a. Menurunkan sekresi asam dan melambatkan gerak lambung, mukosa usus atrofi, pembaruan sel-sel berkurang Penyerapan asam amino dan lemak berkurang b. Atrofi dan fibrosis sel-sel asinar Mengganggu fungsi kelenjar eksokrin Pada gangguan saluran pencernaan mengakibatkan terjadinya

Gangguan fungsi sekres dan pankreas bersama-sama dengan intoleransi disakarida Sindrom malabsorbsi Diare Gangguan penyerapan makanan beratnya malabsorbsi dan infeksi. Makanan tidak diabsorbsi sempurna Tekanan

osmotik koloid dalam lumen usus meningkat

Diare osmotik Menambah

Gangguan imunologik Defisiensi SigA dan CMI Tubuh tidak mampu mengatasi infeksi Overgrowth Bakteri dan

parasit berkembang biak dengan leluasa malabsorbsi makanan.

Diare kronik dan

Patofisiologi Sewaktu anak menderita diare,sering terjadi gangguan gizi dengan akibat penurunan berat badan dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan : a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan/atau muntahnya akan bertambah berat. Orang tua sering kali hanya memberikan air teh saja.

16

b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengenceran. c. Makanan yang diberikan tidak dicerna dengan baik karena hiperperistaltik usus.

Hubungan diare dengan diet anak: Anak (12 bln) minum susu formula sejak usia 6 bln kontaminasi kuman kurang higienis (dari botol, diare

dot, ataupun susu itu sendiri)

Sebagai akibat diare, baik diare akut maupun diare kronis akan terjadi: a. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis metabolik, hipokalemia, dan sebagainya) b. Gangguan gizi sebagai akibat dari kelaparan dan kurangnya intake nutrisi yang adekuat (masukan makanan berkurang, penegluaran bertambah) c. Hipoglikemia d. Gangguan sirkulasi darah

Hubungan diare dengan tumbuh kembang anak: Diare penyerapan nutrisi & kehilangan nutrisi malnutrisi tumbuh

kembang anak terhambat. Akibat diare akut maupun kronis akan terjadi : 1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam-basa(asidosis metabolic, hypokalemia dan sebagainya) 2. Gangguan gizi sebagai kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah 3. Hipoglikemia 4. Gangguan sirkulasi darah 5. Diare KKP : Marasmus Gangguan pertumbuhan.

17

6. Diare

KKP : Marasmus

Diare

KKP semakin parah

Gangguan

pertumbuhan.

5. Hubungan status gizi pada F dengan riwayat campak ketika usia 9 bulan, sejak itu sering demam dan riwayat ayah yang menderita batuk lama 1. Pengertian Campak Penyakit akibat infeksi virus paramixovirus, menjangkiti sistem respiratori dan menyebabkan ruam kulit. Seseorang bisa terinfeksi selama 1 hingga 2 hari, sebelum tanda tanda klinis muncul dan 4 hari setelah ruam timbul Penyebaran melalui bersin, batuk dan bahan terjangkit dan permukaan yang terdedah kepada pesakit.

18

Tidak minum ASI

Sosioekonomi rendah

Higien sanitasi buruk

Hanya susu formula & bubur nasi

Asupan nutrisi menurun

Imunitas