skenario a blok 1
DESCRIPTION
yyyyyTRANSCRIPT
1 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
Skenario
Setelah dinyatakan tidak lulus blok Struktur Dasar Tubuh Manusia, Dono mengajukan keberatan
kepada ketua blok. Dono sudah belajar maksimal untuk menjawab ujian blok. Dono merasa panitia
ujian telah melakukan kesalahan dalam mengoreksi data ujiannya.
Dengan bijak dan sabar disertai bukti yang akurat, ketua blok menerangkan bahwa Dono jatuh di
ujian MCQ yang mengukur hasil pembelajaran tutorial. Dono-pun mengakui kekurangannya. Ia
merasa kurang nyaman dengan sistem belajar melalui diskusi kelompok. Ia lebih senang belajar
seorang diri di kamar sambil membaca semua materi. Akibatnya ia tidak dapat mengikuti berbagai
topik pembelajaran yang dipaparkan temannya dalam tutorial.
Dono juga merasa bahwa ilmu kedokteran dasar tidak aplikatif dan tidak menarik, sehingga ia tidak
termotivasi untuk mempelajarinya lebih dalam. Dengan singkat ketua blok menyarankan agar Dono
mencari relevansi setiap ilmu dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai. Dono harus mampu
menemukan sendiri bagaimana caranya.
I. Klarifikasi Istilah
1. Tutorial = diskusi kelompok untuk memecahkan suatu masalah
2. MCQ = Multiple Choice Question / soal dengan beberapa pilihan jawaban
3. Kompetensi = kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik
4. Ilmu kedokteran dasar = ilmu yang membahas berbagai dasar dari ilmu kedokteran yang
kelak akan menunjang ilmu kedokteran klinik (diagnosis, pemberian obat, dll)
5. Aplikatif = bisa diterapkan
6. Blok = pengelompokkan materi belajar berdasarkan topik yang sama
7. Pembelajaran = proses belajar
8. Sistem belajar = cara belajar
II. Identifikasi Masalah
Fakta E-O Concern
1. Setelah dinyatakan tidak lulus blok Struktur Dasar Tubuh
Manusia, Dono mengajukan keberatan kepada ketua
blok.
+ ××
2 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
2. Dono merasa panitia ujian telah melakukan kesalahan
dalam mengoreksi data ujiannya.
+ ×
3. Dono jatuh di ujian MCQ yang mengukur hasil
pembelajaran tutorial.
+ ×××
4. Ia merasa kurang nyaman dengan sistem belajar melalui
diskusi kelompok.
+ ××××××
5. Akibatnya ia tidak dapat mengikuti berbagai topik
pembelajaran yang dipaparkan temannya dalam tutorial.
+ ××××
6. Dono juga merasa bahwa ilmu kedokteran dasar tidak
aplikatif dan tidak menarik, sehingga ia tidak termotivasi
untuk mempelajarinya lebih dalam.
+ ×××××
III. Analisis Masalah
1. a. Apa yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam sistem belajar tutorial ?
b. Bagaimana cara menghilangkan ketidaknyamanan dalam tutorial ?
c. Apa dampak ketidaknyamanan dalam tutorial ?
d. Bagaimana metode/mekanisme belajar dalam tutorial ?
2. a. Apa saja yang dipelajari dalam Ilmu Kedokteran Dasar?
b. Bagaimana ciri-ciri ilmu yang dapat dikatakan ‘aplikatif’ ?
c. Bagaimana cara memotivasi diri dalam belajar ?
3. a. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan seseorang tidak dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik ?
b. Bagaimana cara yang baik dalam mengikuti tutorial ?
4. a. Apa penyebab kegagalan ujian MCQ ?
b. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan seseorang gagal dalam ujian MCQ ?
c. Bagaimana kiat-kiat menghadapi ujian MCQ ?
5. a. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan seseorang tidak lulus blok ?
b. Apa kompetensi yang harus dicapai dalam blok Struktur Dasar Tubuh Manusia ?
6. a. Bagaimana etika yang baik dalam berkomunikasi
b. Bagaimana tata cara pengajuan keberatan yang etis dalam lingkungan akademik?
c. Apa dampak psikologis pada seseorang yang gagal ujian?
d. Bagaimana sikap yang seharusnya dalam menghadapi kegagalan ujian?
3 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
Jawaban terhadap analisis masalah:
1. a. Penyebab ketidaknyamanan dalam sistem belajar tutorial:
InternalKurang adaptifLearning style berbeda-bedaTidak aktif, tidak dapat bekerja sama dan berkomunikasi dengan baikTidak percaya diriKurang persiapan (materi)Sifat egois atau tipe kepribadianBelum jadi adult learner
EksternalKurang fasilitasSuasana bising atau ramai
b. Cara menghilangkan ketidaknyamanan dalam tutorial:
Membuat peraturan sebelum pelaksanaan tutorial Lebih aktif dalam diskusi Lebih percaya diri, dll
c. Dampak ketidaknyamanan dalam tutorial:
Tidak menguasai materi Tidak aktif Tidak termotivasi untuk mengajukan ide Mengantuk Mengganggu konsentrasi peserta lain sehingga akan menghambat diskusi
d. Metode/mekanisme belajar dalam tutorial:
1. Diskusi kelompok2. Belajar mandiri3. Tutorial-2 (pemaparan berdasarkan sumber)4. Rapat pleno
2. a. Ilmu Kedokteran Dasar mempelajari:
1. Ilmu Premedis: fisika, kimia, biologi
2. Ilmu Preklinik: anatomi, fisiologi, histologi, biokimia
3. Ilmu Paraklinik: patologi anatomi, patologi klinik, farmakologi, parasitologi,mikrobiologi
4 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
b. Ciri-ciri ilmu yang dapat dikatakan ‘aplikatif’:
Menyelesaikan masalah secara praktis Mempengaruhi kehidupan sehari-hari
c. Cara-cara memotivasi diri dalam belajar:
Internal Eksternal
Punya alasan untuk belajar
Tetapkan target
Intropeksi diri
Lebih menghargai diri sendiri danpositif thinking
Cari motivator
Bergaul dengan orang-orang yang rajin
Melengkapi fasilitas belajar
3. a. Faktor-faktor tidak bisa ikut pelajaran dengan baik:Internal Eksternal
Punya alasan untuk belajar
Tetapkan target
Intropeksi diri
Lebih menghargai diri sendiri danpositif thinking
Cari motivator
Bergaul dengan orang-orang yang rajin
Melengkapi fasilitas belajar
b. Cara yang baik dalam tutorial: Perencanaan yang matang (materi) Aktif berpendapat Turut mempertahankan dinamika kelompok Saling menghargai Memberi info yang relevan dan benar (ada sumber terpercaya) Disiplin
4. a. Penyebab kegagalan dalam ujian MCQ: Kurang menguasai materi Ada masalah dalam belajar Tidak teliti Kurang konsentrasi, persiapan Kondisi fisik dan psikis Suasana Kesalahan teknis Manajemen waktu yang buruk
5 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
b. Kiat-kiat mempersiapkan diri dalam MCQ: Review catatan Istirahat dan belajar yang berimbang Jaga kondisi fisik Persiapan Tenang dan teliti
5. a. Penyebab tidak lulus blok: Persentase kehadiran Gagal ujian MCQ dan/atau OSPE/OSCE Tidak memenuhi kompetensi (tidak mengumpulkan tugas)
b. Kompetensi blok Struktur Dasar Tubuh Manusia: Memahami dan mendeskripsikan hubungan antara struktur organ tubuh
manusia dengan fungsinya serta pemeliharaannya Menerapkan caara memelihara organ tubuh manusia Menjelaskan struktur dasar tubuh manusia, organ tubuh manusia dengan fungsi
dan pemeliharaan
6. a. Etika berkomunikasi yang baik: Mengetahui dan mengerti pokok permasalahan Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan sopan Menghargai dan menyesuaikan bahasa dengan lawan bicara Memperhatikan situasi dan kondisi Mengontrol emosi
b. Dampak psikologis kegagalan ujian:
c. Sikap
yac. Sikap yang seharusnya dalam mengahadapi kegagalan ujian: Berjiwa besar Tidak menyerah Introspeksi diri
d. Tata cara pengajuan keberatan yang etis dalam lingkungan akademik: Menghubungi pihak yang bersangkutan
Positif Negatif
Motivasi untuk lebih baikIntropeksi diri
MinderNegatif thinkingDepresiStressKecewaSedihPutus asa
6 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
Melakukan etika komunikasi yang baik (poin 6. a.) untuk mengajukan keberatan Menerima keputusan
IV. Tinjau Ulang Masalah dan Menyusun Keterkaitan Antar Masalah
V. Topik Pembelajaran
No. Pokok Bahasan What I know What I don’t know How I will know
1. Adult Learning Definisi
Metode
Kharakteristik
Cara
Asumsi model belajar
adult learning
Internet
2. Motivasi Belajar Definisi
Fungsi
Membangun motivasi
belajar
Internet
EksternalTidak punya motivatorBergaul dengan orang-orangyang tidak rajin
Tidak termotivasi
Internal
Kurang adaptifLearning style berbeda-bedaTidak percaya diriKurang persiapan (materi)tipe kepribadian
Belum jadi adult learner
Tidak nyaman
Tidak dapat mengikuti topik pembelajaran
Gagal ujian MCQ tutorial
Tidak lulus blok SDTM
Mengajukan keberatan
EksternalKurang fasilitasSuasana bising atau ramai
InternalTidak punya alasan untukbelajarTidak menetapkan target
Kurangnya etika komunikasi
7 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Komponen
3. Student Centered
Learning (SCL)
Definisi
Metode
Persiapan
Perbedaan teacher
centered dan student
centered
Internet
4. Learning style Definisi
Kegunaan
Jenis-jenis
Teaching techniques Internet, pakar
5. Problem Based
Learning
Pengertian Sistem PBL Internet
6. Dinamika
Kelompok
Pengertian
Tujuan
Fungsi Pakar
7. Etika Komunikasi Pengertian
Unsur-unsur
Proses
Media
Bentuk-bentuk
Cara berkomunikasi
yang baik untuk
mengajukan suatu
keberatan di
lingkungan akademik
Internet, pakar
VI. Sintesis
A. Adult Learning
Adult learning ialah konsep belajar orang dewasa yang mengambil inisiatif dan
bertanggung jawab untuk merancang kebutuhan, tujuan ,rencana sampai evaluasi
pembelajarannya sendiri/ belajar mandiri) serta belajar sepanjang hayatnya,
Metode pembelajaran orang dewasa biasanya :
1. Mandiri
2. Orientasi orang dewasa dalam belajar adalah life-centered.
3. Pengalaman adalah sumber utama dalam proses belajar orang dewasa.
4. Orang dewasa memiliki kebutuhan yang dalam untuk self-directing.
8 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
5. Tujuan yang terorientasi.
6. Ingin terus belajar
7. Praktis
8. Mengharapkan penghargaan
9. Mau menyadari dan mengakui kesalahan serta memperbaikinya
Beberapa karakteristik adult learning, yaitu :
a. Problem-centered : Mencari solusi atas permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Result-oriented : Mengelola hasil berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
c. Self-directed : Tidak tergantung pada orang lain dan berinisiatif sendiri.
d. Skeptical : Menerima informasi dengan pemikiran dan ditelaah terlebih dulu.
e. Responsibility : Bertanggung jawab atas apa yang dilakukan
Cara berpikir adult learner, yaitu:
a. Reflective : Memikirkan segala sesuatu berdasarkan informasi dan pengalaman serta
mengesampingkan perasaan dalam proses pembelajaran.
b. Creative : Berinisiatif dalam membuat solusi sendiri.
c. Practical : Menginginkan informasi yang bersifak aktual, simpel, dan bersikap tidak
pernah puas dalam mencari suatu pengetahuan/informasi.
d. Conceptual : Memikirkan proses, tidak hanya melihat hasil akhir.
Model belajar orang dewasa didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu:
1) The need to know
Orang dewasa butuh untuk tahu mengapa mereka belajar sesuatu sebelum mereka belajar,
apa konsekuensi positif ataupun negatif yang akan mereka dapatkan. Oleh karena itu, fasilitator
membantu learner untuk memenuhi rasa ingin tahu orang dewasa tersebut. Misalnya, fasilitator
bisa memberikan ‘intelectual case’ yang berguna untuk memperbaiki keefektifan belajar dan
performance mereka dalam kualitas hidup mereka.
2) The learner’s self-concept
9 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
Orang dewasa ingin dilihat sebagai individu mampu mengerahkan diri sendiri oleh orang
lain. Oleh karena itu, adult educator harus berusaha untuk menciptakan pengalaman belajar
yang membantu adult untuk pindah dari pembelajar yang dependent ke pembelajar self-
directing
3) The role of the learner’s experience
Adult learner lebih heterogen dalam gaya belajar, motivasi, intereset, dan tujuan sehingga
dibutuhkan individualisasi dalam pengajaran dan strategi belajar. Pengaruh positif dari
banyaknya pengalaman pada adult ini adalah misalnya, teknik belajar, kegiatan problem solving,
dan lainnya. Sementara itu, pengaruh negatifnya adalah adult menjadi close-minded. Oleh
karena itu fasilitator harus dapat memberikan ide-ide baru, alternatif, jalan berpikir dll.
4) Readiness to learn
Adult telah siap untuk mempelajari hal-hal yang ingin mereka pelajari dan mampu untuk
mengatasi secara efektif situasi dalam kehidupan nyata. Implikasi kritis dari asumsi ini adalah
pentingnya waktu pembelajaran yang harus disesuaikan dengan tugas perkembangan mereka.
Namun, educator tidak dapat menunggu saja secara pasif. Bisa melalui performance dari orang
yang superior, konseling karir dll.
5) Orientation to learning
Adults memiliki orientasi pada hidup (life-centered atau problem-centered). Adults
termotivasi untuk belajar pada hal-hal yang dapat membantu mereka dalam mengatasi
permasalahan yang mereka hadapi dalam kehidupan. Oleh karena itu, akan lebih efektif jika
ilmu-ilmu baru yang mereka hadapi disajikan dalam konteks situasi kehidupan nyata.
6) Motivasi
Adults dapat merespon pada motivasi eksternal (promosi, gaji yang lebih tinggi), tapi
motivasi yang paling potensial adalah internal pressure (keinginan untuk meningkatkan
kepuasan kerja, harga diri, kepuasan hidup dll). Tough (1979) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa seluruh adults termotivasi untuk tumbuh dan berkembang, tapi seringkali terhambat
oleh halangan-halangan seperti konsep diri yang negatif, tidak adanya kesempatan, program
yang berlawanan dengan prinsip pembelajaran adult dll.
10 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
Tipe-tipe pembelajar:
o The Goal-oriented Learners: seseorang yang menggunakan pendidikan sebagai upaya
untuk mencapai tujuan tertentu.
o The activity-oriented: seseorang yang mengambil bagian dalam pendidikan karena
menemukan makna dari apa yang dipelajarinya. Diawali dengan adanya kebutuhan
belajar yang mendesak
o The learning-oriented: Seseorang yang mencari pengetahuan untuk pengetahuan itu
semata atau untuk kebutuhan sendiri
Hal-hal yang memotivasi orang dewasa untuk mempelajari suatu project/tugas :
(keuntungan jangka pendek):
1. memuaskan keingintauannya
2. menyukai konten tugasnya
3. suka melatih kemampuannya
4. menikmati aktivitas belajar
(keuntungan jangka panjang ) :
1. menghasilkan sesuatu
2. membagi pengetahuan atau kemampuan untuk orang lain
3. memahami apa yang akan terjadi di masa datang
Kesimpulan : Dono tidak tahu relevansi setiap ilmu dengan tuntutan kompetensinya karena ia
kurang menerapkan adult learning yaitu yang pertama mengenai asumsi, the need to know.
Seharusnya Dono memiliki rasa keingintahuan untuk mengetahui mengapa dia mempelajari ilmu
kedokteran dasar tersebut sehingga ia dapat mngetahui hubungan ilmu dengan tuntutan
kompetensi. Kedua, mengenai cara berpikirnya. Dono belum berfikir secara konseptual. Seharusnya
dia lebih mementingkan proses belajarnya daripada hasil akhirnya.
B. Motivasi Belajar
11 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
Motivasi artinya merupakan sejumlah proses-proses psikologikal, yang
menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela
(volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi
seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.
Fungsi motivasi adalah sebagai berikut :
o Sebagai Pengarah Tuju dan Penggerak Tindakan
o Sebagai Pendorong
o Sebagai Tahap dari Kesungguhan
o Sebagai Stimulator
o Sebagai pembangkit semangat
Ada dua faktor yang membangkitkan motivasi belajar seseorang, yaitu :
1. Faktor Internal : Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman
betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani
kehidupan berupa sikap, kepribadian, pendidikan, pengalaman dan cita-cita
2. Faktor eksternal : Motivasi ini dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau
lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan,
terdiri dari :
a. Lingkungan sosial, yang meliputi lingkungan, tetangga, teman, orangtua/
keluarga dan teman sekolah.
b.Lingkungan non sosial meliputi keadaan gedung sekolah, letak sekolah, jarak
tempat tinggal dengan sekolah, alat-alat belajar, kondsi ekonomi orangtua, dll
Komponen motivasi belajar ada 6, yaitu:
1. Curiousity
Curiousity atau keingintahuan, menjadi komponen pertama dalam motivasi belajar. Tanpa
adanya rasa ingin tahu akan sesuatu, sebuah motivasi tidak akan pernah muncul.
Keingintahuan itu dapat berupa ilmu baru, pengalaman baru, maupun hal-hal lain yang
be,um pernah diketahui atau dilakukan sebelumnya. Keingintahuan itu muncul tanpa
disuruh, tetapi muncul secara alamiah di dalam dii seseorang.
12 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
2. Self-efficacy
Self-efficacy dapat juga diartikan “selalu berpikir positif”. Seorang pelajar yang baik
seharusnya bukan hanya memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu, tetapi juga
memiliki pikiran-pikiran positif. Hal ini berkaitan dengan tindakan yang akan ia ambil untuk
menghadapi rasa ingin tahunya. Apabila ia berpikir bahwa ia tidak bisa mengerjakan atau
memengerti apa yang sedang a hadapi, maka tidak akan timbul motivasi apa-apa dalam
dirinya. Ia akan terus berpendapat bahwa dirinya tidak bisa, sehingga mencari tahu pun
rasanya sama saja. Lain halnya jika ia memiliki pikiran yang positif akan dirinya, maka ia akan
dengan semangat mencaritahu sesuatu yangbelum diketahuinya, Karen ia memiliki
keyakinan bahwa ia pasti bisa memengerti dan memahaminya.
3. Attitude
Attitude atau sikap harus dapat dibedakan dengan behavior atau tingkah laku. Sikap adalah
sesuatu yang alami, yang kita lakukan bahkan dalam keadaan tidak sadar. Tingkah laku
adalah sesuatu yang kita lakukan lebih dalam keadaan sadar. Misalnya, ketika seseorang
berada di hadapan dosen yang sedang mengajar, ia bisa saja menunjukkan tingkah yang
sopan dengan berpura-pura memperhatikan hanya demi mendapat simpati dan
penghargaan dari dosen tersebut, sementara setelah dosen keluar kelas, ia kembali dengan
sikapnya yang tidak sopan dan tidak menghargai orang lain.
4. Need
Need atau kebutuhan juga merpakan salah satu komponen penting dalam motivasi belajar.
Ketika seseorang mempelajari sesuatu, ia tentu merasa membutuhkan hasil dari
pembelajarannya tersebut. Kebutuhan itulah yang dapat memberikan motivasi tersendiri
untuknya.
5. Competence
Competence atau kemampuan juga penting di dalam motivasi. Sebesar apappun rasa ingin
tahu seseorang, sebesar apapun rasa percaya dirinya, sebaik apapun sikapnya dan sebesar
apapun kebutuhannya, motivasi tidak akan pernah muncul apabila tidak adanya
kemampuan;setidaknya yang paling mendasar; dalam dirinya. Tujuannya tidak akan tercapai
jika tidak ada kemampuan yang memadai untuk menghadapinya.
6. External motivator
Tanpa adanya motivator, seseorang akan kesulitan untuk termotivasi. Motivator bisa berupa
apa saja, seperti orang-orang terdekat, tokoh idola, lingkungan, ataupun cita-citanya sendri.
Bahkan iklim kompetisi pun dapat menjadi motivator tersendiri bagi orang-orang yang suka
berkompetisi.
13 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar antara lain adalah:
(Groccia (1992))
a. Gaining and Sustaining Attention
b. Enhancing relevance
c. Building confidence
d. Generating satisfaction (giving reward and punishment)
e. Establish a learning-oriented environment.
f. Set and attain realistic goals.
g. Use reinforcement principles
Suryabrata (1995:235)
a. Adanya rasa ingin tahu yang besar
b. Adanya sifat kreatif untuk selalu berusaha untuk maju
c. Adanya sifat ingin mendapatkan simpati
d. Adanya keinginan untu mendapatkan rasa aman bila menguasai ilmu pengetahuan
(Asianbrain.com)
a. Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
b. Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat
c. Belajar apapun
d. Belajar dari internet
e. Cari motivator
Kesimpulan : Dono seharusnya memotivasi dirinya untuk dapat mendalami materi mengenai
struktur dasar tubuh manusia dengan cara salah satunya mencari tujuan hidup dirinya
sehingga walaupun materi tersebut tidak menarik baginya, dia akan tetap berusaha untuk
dapat mempelajari serta memahami materi tersebut.
C. Student Centered Learning
SCL atau Student Centered Learning atau yang lebih dikenal dengan pembelajaran berpusat
mahasiswa. Pelaksanaan metode pembelajaran SCL diarahkan pada integrasi knowledge
management system sehingga diharapkan menghasilkan intellectual capital yang bermanfaat.
Dengan konsep SCL, mahasiswa bukan lagi sebagai obyek dari pengembangan ilmu pengetahuan
namun diharapkan menjadi pelaku aktif dari pengisi content di dalam proses pembelajaran. Dosen
hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator.
14 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
Metode ini memiliki beberapa jenis pembelajaran,yakni diantaranya Cooperative learning,
Collaborative learning, Competitive learning, Case based learning, Project based learning,dan
Problem based learning.
Beberapa hal utama yang perlu disiapkan adalah:
o Perubahan Sikap dan Peranan Pendidik
Dengan menerapkan konsep Student-Centered Learning, sebagian beban dalam mempersiapkan
serta mengkomunikasikan materi berpindah ke peserta didik yang harus pula berperan secara aktif.
Pendidik bukan lagi tokoh sentral yang tahu segalanya. Tidak berarti bahwa tugas pendidik menjadi
lebih ringan atau tidak lagi penting. Pendidik tetap memainkan peran utama dalam proses belajar,
tetapi bukan sebagai satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
Dalam perubahan peranan ini, dibutuhkan kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi serta
keterbukaan dari pendidik untuk dapat menjalin hubungan secara individu, untuk dapat mengerti
serta mengikuti perkembangan dari masing-masing peserta didik, disamping tentunya wawasan
yang luas dalam mengarahkan peserta didik ke sumber-sumber belajar yang dapat digali.
o Perubahan Metode Belajar
Beberapa metode belajar yang mengacu pada belajar secara alamiah dan mengacu pada
keunikan individu yang perlu dikembangkan adalah collaborative learning, problembased learning,
portfolio, team project, resource-based learning. Metode-metode ini menekankan pada hal-hal
seperti kerjasama tim, diskusi, jawaban-jawaban terbuka (openended answer), interaktivitas,
mengerjakan proyek nyata bukan hanya menghafal, serta belajar cara untuk belajar, bukan hanya
memperoleh ilmu pengetahuan dan sebagainya.
o Akses ke Pelbagai Sumber Belajar
Untuk menunjang metode belajar yang memberi kesempatan bagi peserta didituntut mengenali
permasalahan, serta menggali informasi sebanyak mungkin secara mandiri, akses informasi tidak
boleh lagi dibatasi hanya pada guru, buku wajib serta perpustakaan lokal saja. Peserta didik perlu
ditunjang dengan akses tanpa batas ke pelbagai sumber informasi, antara lain industri, organisasi
sosial maupun profesi, media massa, para ahli dalam bidang masing-masing, bahkan dari
masyarakat, keluarga maupun sesama peserta didik. Perkembangan teknologi informasi bahkan
memungkinkan tersedianya akses ke pelbagai informasi global ke seluruh dunia, melalui akses ke
15 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
perpustakaan maya (virtual library), museum maya (virtual museum), pangkalan-pangkalan data di
web, atau bahkan kemungkinan untuk dapat berhubungan langsung dengan para ahli internasional.
o Penyediaan Infrastruktur Yang Menunjang
Untuk mendukung perubahan serta kebutuhan yang diperlukan dalam menerapkan konsep
Student-Centered Learning secara maksimal, perlu adanya infrastruktur yang menunjang.
Perbedaan Teacher Centered dan Student Centered
TEACHER CENTERED STUDENT CENTERED
1. Terstandaridasi
2. Tradisional
3. Model pabrik
4. Berdasarkan Norma (bell curve)
5. Dangkal
6. Satu subjek
7. Berorientasi Produk
8. Ada batasan waktu
9. PBM terarah
10. Hafalan
1. BersIfat konstruktif
2. Berkembang
3. Berpola pengumpulan Informasi
4. Berbasis Kriteria
5. Dalam
6. Tema terintergrasi
7. Berorientasi Proses dan produk
8. Blok terjadwal
9. Kerjasama
10. Dengan pengalaman
Kesimpulan : Dono belum menerapkan Student Centered dengan benar , karena dengan
pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa , mahasiswa dituntut untuk aktif dalam mencari,
mengolah serta mempertanggungjawabkan ilmu-ilmu atau informasi yang ia kelola secara mandiri
dan otonom. Dono tidak mengetahui secara jelas apa-apa saja inti materi dari blok Struktur Dasar
Tubuh Manusia secara keseluruhan, sehingga ia tidak bisa menjelaskan konsep ilmu kedokteran
dasar yang mengakibatkan ia gagal dalam ujian MCQ tutorial.
D. Learning Style
16 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
Gaya pembelajaran (learning style) adalah pendekatan berbeda atau cara pembelajaran.
Tujuan dari mengetahui learning style adalah agar dapat mempermudah pelajar dalam memahami
sesuatu. Beberapa gaya belajar adalah sebagai berikut :
1. Visual (belajar dengan cara melihat)
Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata /
penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak
/ dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan
pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau
menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa
tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk
di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak
mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram,
buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-
detilnya untuk mendapatkan informasi.
Ciri-ciri gaya belajar visual :
o Bicara agak cepat
o Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
o Tidak mudah terganggu oleh keributan
o Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
o Lebih suka membaca dari pada dibacakan
o Pembaca cepat dan tekun
o Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-
kata
o Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
o Lebih suka musik dari pada seni
o Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan
seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
o Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
o Gunakan warna untuk menandai hal-hal penting.
17 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
o Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
o Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
o Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Lirikan kekiri/ kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang-sedang saja. Siswa yang
bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), untuk
itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang
mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan
mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan
melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya.
Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya.
Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan
mendengarkan kaset.
Ciri-ciri gaya belajar auditori :
o Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri
o Penampilan rapi
o Mudah terganggu oleh keributan
o Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada
yang dilihat
o Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
o Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
o Biasanya ia pembicara yang fasih
o Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
o Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
o Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
o Berbicara dalam irama yang terpola
o Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
o Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di
dalam keluarga.
o Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
18 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
o Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
o Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
o Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk
mendengarkannya sebelum
3. Kinestetik (Belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan
melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk
beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak
dan sentuhan.
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik:
o Berbicara perlahan
o Penampilan rapi
o Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
o Belajar melalui memanipulasi dan praktek
o Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
o Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
o Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
o Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat
membaca
o Menyukai permainan yang menyibukkan
o Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di
tempat itu
o Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
o Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
o Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
o Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia
baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
o Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
19 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
o Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
o Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
4. Analitik
Orang yang berpikir secara Analitik dalam memandang segala sesuatu cenderung lebih
terperinci, spesifik, terorganisasi, dan teratur. Namun kurang bisa memahami masalah secara
menyeluruh. Dalam mengerjakan tugas yang dibebankan, seorang Analitik akan mengerjakan
tugasnya secara teratur, dari satu tahap ke tahap berikutnya. Mereka memiliki kecenderungan untuk
mengerjakan satu tugas dalam satu waktu, dan belum akan mengerjakan tugas lain sebelum tugas
pertamanya selesai.Orang yang memiliki cara berpikir secara Analitik seringkali memikirkan sesuatu
berdasarkan logika. Selain itu mereka menilai fakta-fakta yang terjadi melebihi perasaannya.
5. Global
Orang yang berpikir secara Global cenderung melihat segala sesuatu secara menyeluruh, dengan
gambaran yang besar, namun demikian mereka dapat melihat hubungan antar satu bagian dengan
bagian yang lain. Orang yang Global juga dapat melihat hal-hal yang tersirat, serta menjelaskan
permasalahan dengan kata-katanya sendiri. Mereka dapat melihat adanya banyak pilihan dalam
mengerjakan tugas dan dapat mengerjakan beberapa tugas sekaligus. Orang yang berpikir secara
Global dapat bekerjasama dengan orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan fleksibel.
Mereka senang bekerja keras untuk menyenangkan orang lain. Senang memberi dan menerima
pujian, bahkan mereka cenderung memerlukan lebih banyak dorongan semangat dalam memulai
mengerjakan sesuatu. Mereka dapat menerima kritikan secara pribadi. Pikiran orang yang Global
dominan tidak pernah bisa terfokus pada satu masalah, pikirannya dapat pergi ke banyak arah
sepanjang waktu. Apabila orang Global mengerjakan satu tugas, lalu ada tugas baru yang muncul,
maka mereka akan mulai mengerjakan tugas kedua, meskipun tugas pertamanya belum selesai.
Untuk mengatasi keadaan ini sebaiknya mereka bekerja sama dengan orang lain, dengan janji saling
menolong dalam menyelesaikan tugas sebelum mengerjakan yang lain.
Terdapat pula multiple inteligence . Multiple inteligence adalah tujuh cara berbeda untuk
menunjukkan kecerdasan intelektualnya.
a. Kecerdasan visual
20 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
Kemampuan untuk merasakan visual. Peserta didik ini cenderung berpikir melalui gambar
dan perlu untuk membuat gambar mental yang hidup untuk menyimpan informasi.
Mereka menikmati melihat peta, grafik, gambar, video, dan film.
b. Kecerdasan verbal atau linguistik
Kemampuan untuk menggunakan kata-kata dan bahasa. Peserta didik ini memiliki
keterampilan pendengaran yang sangat berkembang dan umumnya mereka merupakan
pembicara yang elegan. Mereka berpikir melalui kata-kata daripada gambar.
c. Kecerdasan Logika atau secara matematika
Kemampuan untuk menggunakan akal, logika dan angka. Pelajar ini berpikir konseptual
melalui pola-pola logis dan numerik serta membuat hubungan antara potongan
informasi. Selalu ingin tahu tentang dunia di sekitar mereka, membuat pelajar ini banyak
pertanyaan dan suka melakukan percobaan.
d. Kecerdasan tubuh atau gerakan
Kemampuan untuk mengendalikan gerakan tubuh dan menangani objek terampil. Pelajar
ini mengekspresikan diri mereka melalui gerakan. Mereka memiliki rasa keseimbangan
yang baik dan mata-tangan koordinasi. (Misalnya bermain bola, keseimbangan balok).
Melalui interaksi dengan ruang di sekitar mereka, mereka mampu mengingat dan
memproses informasi.
e . Kecerdasan musik atau irama
Kemampuan untuk memproduksi dan menghargai musik. Pelajar musik ini cenderung
berpikir dengan suara, ritme dan pola. Mereka segera merespon musik, baik menghargai
atau mengkritik apa yang mereka dengar. Banyak pelajar ini sangat sensitif terhadap
suara lingkungan (misalnya jangkrik, lonceng, meneteskan keran).
f. Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan untuk berhubungan dan memahami orang lain. Pelajar ini mencoba untuk
melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang lain untuk memahami bagaimana
mereka berpikir dan merasa. Mereka sering memiliki kemampuan luar biasa untuk
perasaan akal, niat dan motivasi. Mereka adalah penyelenggara besar, meskipun mereka
kadang-kadang memakai manipulasi. Umumnya mereka mencoba untuk menjaga
perdamaian di pengaturan grup dan mendorong co-operation.Mereka menggunakan
21 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
kedua bahasa, baik verbal (misalnya berbicara) maupun non-verbal (misalnya kontak
mata, bahasa tubuh) untuk membuka saluran komunikasi dengan orang lain.
g. Kecerdasan Intrapersonal
Kemampuan untuk merefleksikan diri dan menyadari keadaan batin untuk menjadi
seseorang. Pelajar ini mencoba untuk memahami perasaan terdalam mereka, mimpi,
hubungan dengan orang lain, dan kekuatan dan kelemahan.
Kesimpulan : Dono belum menemukan learning style yang cocok untuk dirinya dalam
mempelajari materi di blok Struktur Dasar Tubuh Manusia ini , sehingga ia merasa ilmu
kedokteran dasar tidak menarik untuk dipelajari. Apabila seseorang sudah menemukan
learning style yang cocok bagi dirinya, bagaimanapun materi yang dipelajari, susah atau
gampang, akan lebih mudah dicerna dibandingkan dengan yang belum menemukan learning
style yang tepat.
E. Problem Based Learning (PBL)
Problem based learning adalah sekelompok orang dalam grup diskusi yang dipandu oleh
seorang tutor (proses ini disebut tutorial). Diawali dengan masalah/kasus untuk merangsang
siswa/pelajar untuk berpikir kritis dengan langkah-langkah sistematis.
The student must:
1. Determine the problem
2. Think how to solve it
3. Evaluate the resolution
Problem berperan sebagai: (Schimdt, 1983)
• Activation prior knowledge.
• Encoding specificity Referensi dari situasi nyata yang akan ditemui kemudian hari.
• Elaboration of knowledge melalui diskusi dan refleksi.
F. Dinamika Kelompok
Definisi:
22 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
Suatu metoda dan proses, merupakan salah satu alat manajemen untuk
menghasilkan kerjasama kelompok yang optimal, agar pengelolaan organisasi
menjadi lebih efektif, efisien dan produktif.
Sebagai metoda, dinamika kelompok, membuat setiap anggota kelompok
semakin menyadari siapa dirinya dan siapa orang lain yang hadir bersamanya
dalam kelompok dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Kesadaran semacam ini perlu diciptakan karena kelompok akan menjadi
efektif apabila memiliki satu tujuan.
Tujuan dinamika kelompok:
Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota
kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai
Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati
dan saling menghargai pendapat orang lain
Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok
Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok
Fungsi dinamika kelompok:
Dinamika kelompok memudahkan segala pekerjaan (dalam dinamika
kelompok ada saling bantu antara anggota satu dengan anggota yang lain).
Melalui dinamika kelompok segala pekerjaan yang membutuhkan pemecahan
masalah dapat teratasi, mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar,
sehingga waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dapat diatur secara tepat,
efektif dan efisien (dalam dinamika kelompok pekerjaan besar akan dibagi-
bagi sesuai dengan bagian kelompoknya masing-masing).
G. ETIKA KOMUNIKASI
Definisi komunikasi:
23 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
Komunikasi
Berasal dari kata “communicare” yang artinya berpartisipasi atau memberitahukan.
Beberapa pengertian komunikasi:
1. Adalah pertukaran fakta, gagasan, opini atau emosi antar dua orang atau lebih.
(Azrul azwar).
2. Adalah suatu hubungan yang dilakukan melalui surat kabar, kata-kata, simbol atau
pesan yang bertujuan agar setiap manusia yang terlibat dalam proses dapat saling
tukar menukar arti dan pengertian terhadap sesuatu. (Azrul azwar).
Unsur-unsur komunikasi:
1. Komunikator (source)
2. Komunikan (receiver)
3. Pesan (message)
4. Saluran(media)
Proses komunikasi:
Media komunikasi adalah saluran atau alat yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesan kepada komunikan (sasaran).
24 | L a p o r a n T u t o r i a l L . 7 / F K U N S R I / 2 0 1 1
Dikenal 2 macam media:
Media massa
Media antar pribadi
Bentuk-bentuk komunikasi:
a. Komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication)
b. Komunikasi interpersonal (face to face communication)
c. Komunikasi massa
d. Komunikasi organisasi
Tata cara pengajuan keberatan yang etis dalam lingkungan akademik:
Menghubungi pihak yang bersangkutan Melakukan etika komunikasi yang baik untuk mengajukan keberatan Menerima keputusan