intoksikasi

18
sangat jarang ditemukan. Perhitungan dari osmolaldan anion gapdapat digunakan untuk memperkirakan kadar metanol dan untuk memprediksi keparahan berdasarkan dari zat yang diminum. a. Manifestasi klinik Onset dan beratnya abnormalitas klinis dan laboratorium bergantung pada banyaknya formic acidyang terbentuk. Periode laten dari mulai terminumnya metanol sampai terjadi manifestasi toksisitas adalah 12-24 jam. Gangguan penglihatan seperti berkurangnya ketajaman visual, fotofobia dan pandangan kabur merupakan gejala yang paling sering dijumpai intoksikasi alkohol. Pemeriksaan funduskopi menunjukkan hiperemis disk optik, venousengorgement, atau papiledema. Nyeri abdomen Abnormalitas neurologis: bingung, stupor dan koma. Disfungsi neurologis berat ditemukan pada pasien dengan asidosis metabolikberat. Nekrosis putaminal, ditandai dengan adanya rigiditas, tremor, masked face, dan monotonous speech. Hal ini berhubungan berkurangnya aliran ke otak dan/atau akumulasi formic acidpada putamen Asidemia (terutama pH ≤7,2) menunjukkan gejala pernafasan kussmaul, gangguan fungsi jantung dan hipotensi. Osmolalgapmeningkat, osmolalgap≥10 msom/L konsisten dengan konsentrasi toksik metanol.

Upload: mochamad-basri

Post on 12-Jan-2016

97 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Intoksikasi

TRANSCRIPT

Page 1: Intoksikasi

sangat jarang ditemukan. Perhitungan dari osmolaldan anion gapdapat digunakan untuk

memperkirakan kadar metanol dan untuk memprediksi keparahan berdasarkan dari zat yang

diminum.

a. Manifestasi klinik

Onset dan beratnya abnormalitas klinis dan laboratorium bergantung pada banyaknya formic

acidyang terbentuk. Periode laten dari mulai terminumnya metanol sampai terjadi manifestasi

toksisitas adalah 12-24 jam.

Gangguan penglihatan seperti berkurangnya ketajaman visual, fotofobia dan pandangan

kabur merupakan gejala yang paling sering dijumpai intoksikasi alkohol. Pemeriksaan

funduskopi menunjukkan hiperemis disk optik, venousengorgement, atau papiledema.

Nyeri abdomen

Abnormalitas neurologis: bingung, stupor dan koma. Disfungsi neurologis berat

ditemukan pada pasien dengan asidosis metabolikberat.

Nekrosis putaminal, ditandai dengan adanya rigiditas, tremor, masked face, dan

monotonous speech. Hal ini berhubungan berkurangnya aliran ke otak dan/atau

akumulasi formic acidpada putamen

Asidemia (terutama pH ≤7,2) menunjukkan gejala pernafasan kussmaul, gangguan fungsi

jantung dan hipotensi.

Osmolalgapmeningkat, osmolalgap≥10 msom/L konsisten dengan konsentrasi toksik

metanol.

Setelah periode laten sampai 30 jam, terjadi anion gapasidosis metabolik berat, gangguan

penglihatan, kebutaan, kejang, koma, dan kematian mungkin dapat terjadi.

Periode laten menjadi lebih lama apabila metanoldiminum bersamaan dengan etanol.

b. Laboratorium

Kadar metanol dalam darah diukur denganmenggunakan gas kromatografi. Kadar

methanol serum > 20 mg/dL sudah dianggap toksik dan kadar >40 mg/dL dianggap

sangat berbahaya.Kadar methanol yang rendah atau tidak terdeteksi tidak menyingkirkan

intoksikasi.

Apabila tidak tersedia pengukuran metanol,makan dapat digunakan osmolal gapserum

sebagai pengganti.

Page 2: Intoksikasi

Osmolalitas darah dapat meningkat atau normal. Konsentrasi metanol 50 mg/dL akan

meningkatkan osmolalitas darah sekitar 15 mOsm/L.

Anion gap tinggi asidosis metabolik (pH darah 6,8 -7,3), sebagaiakibat akumulasi

formate.

Asidosis laktat, sebagai akibat gangguan respirasi sel yang disebabkan oleh formate atau

meningkatnya pembentukan NADH selama metabolisme metanol.

Hiperkloremik asidosis metabolik

Pemeriksaan laboratorium lain yang diperlukan seperti elektrolit, kadar gula darah, BUN,

kreatinin, serum osmolalitas dan osmolar gap, analisa gas darah, kadar etanol dan laktat.

Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan emergensi dan suportif

Jaga jalan nafas dan bantuan ventilasi apabila diperlukan

Penatalaksanaan koma dan kejang apabila ditemukan

Atasi asidosis metabolik dengan sodium bikarbonat intravena. Koreksi asidosis harus

berdasarkan analisa gas darah.

b. Obat spesifik dan antidotum

Etanol untuk mensatu rasi enzim alkohol dehidrogenase dan mencegah pembentukan dari

metabolit toksik metanol. Terapi etanol diindikasikan pada pasien dengan: adanya

riwayat meminum metanol, saat kadar metanoldarah tidak bisa didapatkan segera dan

osmolal gap > 5 mOsm/L; asidosis metabolic dan osmolalgap > 5-10 mOsm/Lyang tidak

disebabkan oleh etanol; konsentrasi metanoldarah >20 msosm/L.

Folic acid. Dapat meningkatkan konversi formate menjadi karbondioksida dan air. Dosis

yang dianjurkan 50 mg IVsetiap 4 jam.

Fomepizole (4-methylpyrazole), menginhibisi alkohol dehidrogenase dan mencegah

metabolisme metanol.

c. Dekontaminasi

Dilakukan kumbah lambung. Arang aktif tidak menunjukkan adsorbs methanol secara efesien.

Arang dapat memperlambat absorbsi apabila intoksasi secara oral.

Page 3: Intoksikasi

d.Meningkatkan eliminasi. Hemodialisis secara cepat dapat membersihkan methanol (waktu

paruh berkurang menjadi 3-6 jam) dan formate. Indikasi untuk dialysis apabila dicurigai

keracunan methanol dengan asidosis metabolik, osmolalgap > 10 mOsm/L, pengukuran

konsentrasi metanoldarah > 40 mg/dL. Dialisis harus diteruskan sampai konsentrasi methanol

<20 mg/dL. Infus etanol harus ditingkatkan selama dialisis

The American Academy Toxicology merekomendasikan penggunaan etanol atau

fomepizole untuk terapi intoksikasi metanol berdasarkan kriteria berikut:

Konsentrasi metanol plasma > 20 mg/dL-

Riwayat baru meminum metanol dengan osmolal gapserum > 10 mg/dL

Kecurigaan klinis kuat dari keracunan metanol dengan sedikitnya dua dari berikut: pH

arteri <7,3, HCO3-< 20 mEq/L, dan osmolal gap >20 mOsm/L.

The American Academy Toxicology merekomendasikan hemodialisis dapat dilakukan

apabila dijumpai asidosis metabolik (pH darah 7,25-7,30), abnormalitas visual, gagal ginjal,

gangguan elektrolit yang tidak respons terhadap terapi konvensional dan/atau konsentrasi

metanol serum > 50 mg/dL. Hemodialisis dapat membersihakan metanol secara cepat, mungkin

dengan meningkatkan pembersihan formate, dan dapat menghasilkan basa untuk mengkoreksi

asidosis. Pemberian basa direkomendasikan untuk mengobati asidosis metabolikdan

meningkatkan pembersihan formate melalui ginjal.

ETILEN GLIKOL

Etilen glikol digunakan secara luas pada produk industrial dan ditemukan padaautomobile

coolants, heat transfer fluid, pembersih es. Etilen glikol tidak berwarna dan tidak berbau, dan

mempunyai rasa yang manis. Etilen glikol merupakan komposisi utama (hampir 95%) antifreeze.

Terkadang sengaja dikonsumsi oleh alkoholik sebagai pengganti alkoho ldan sering menarik

perhatian anak anak karena rasanya yang manis. Intoksikasi oleh etilen gilkol menyebakan

mabuk dan gastritis, produk metaboliknya dapat menyebabkanasidosis metabolik, gagal ginjal

dan kematian.

Page 4: Intoksikasi

Mekanisme tosksisitas

Etilen glikol dimetabolisme oleh alkohol dehidrogenase menjadi glikoaldehid, yang

kemudian dimetabolisme menjadi glikolik, glioksilik, dan asam oksalat. Asam tersebut

berhubungan dengan penumpukan asam laktat dan bertanggung jawab untuk anion gapasidosis

metabolik. Oksalat diendapkan dengan kalsium untuk membentuk Kristal kalsiumoksalat yang

tidak larut. Kerusakan jaringan disebabkan oleh deposisi luas dari kristal oksalat dan efek toksik

dari glikolik dan asam glioksilik.Asidosis metabolikdan disfungsiorgan sebagai akibat utama

pembentukan glikolik dan asam oksalat dari metabolisme etilen glikol. Akumulasi dari asam

glikolik merupakan penyebab utama asidosis metabolik, tetapi glikolat juga mengganggu

resspirasi sel dan efek ini dapat mempermudah terjadinya asidosis laktat pada beberapa pasien.

Gagal ginjal akut, disfungsi miokard, fungsi neurologis dan disfungsi pulmonal sebagai akibat

deposisi oksalat dan kalsiumpada jantung, ginjal, otak dan paru paru. Deposisi dari kalsium

oksalat pada jaringan juga dapat menyebabkan hipokalsemia yang akan mendepresi fungsi

jantung dan tekanan darah.

Dosis toksik

Rata rata dosis letal apabila diminum secara oral etilen glikol 95% adalah 1,5 mL/kg,

tetapi ada yang melaporkan pasien yang dapat bertahan hidup setelah meminum 2L dan

mendapatkan penatalaksanaan yang baik dalam satu jam setelah meminum zat tersebut.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya riwayat meminum/ tertelan antifreeze, gejala

khas, meningkatnya dan anion gap.Oksalat atau kristal hippurate dapat dijumpai pada urine.

Diagnosis intoksikasi etilen glikol tegak apabila terderteksi atau peningkatan kadar etilen

glikol yang ditentukan dengan gas kromatografi.

a. Manifestasi klinik

Tanda dan gejala etilen glikol terdiri dari3 tahap: Abnormalitas neurologis (tahap SSP)

yang terjadi 30 menit 12 jam setelah meminum etilen glikol; tahap kardiopulmonal yang

terjadi 12-24 jam; tahap 3 terjadi 24-72 jam setelah meminum.

Page 5: Intoksikasi

Tanda dan gejala metabolikasidosis: pernafasan kussmaul, presdiposisi menjadi penyakit

jantung kongestif atauhipotensi sering ditemukan pada semua tahap dan biasanya terlihat

pada pasien dengan pH darah < 7,1-7,2

Dalam 3-4 jam pertama setelah terminum, pasien terlihat intoksikasi sama seperti etanol.

Osmolar gap meningkat, tetapi tidak dijumpai asidosis. Gastritis dengan muntah dapat

terjadi.

Setelah 4-12 jam, tampak gejala intoksikasi yang disebabkan produk metabolik, dengan

anion gapasidosis, hiperventilasi, kejang, koma, gangguan konduksi jantung dan aritmia.

Gagal ginjal dapat terjadi tetapi biasanya reversibel. Edema paru dan edema otak sering

terjadi. Hipokalsemi dengan tetani pernah dilaporkan

b. Laboratorium

Kadar etilen glikol dalam darah > 50 mg/dL biasanya berhubungan dengan intoksikasi

serius, walaupun kadarnya yang rendah tidak dapat menyingkirkan intoksikasi.

Perhitungan dari osmolar gap dapat digunakan untuk memperkirakan kadar etilen glikol.

Serum osmolalitas dapat normal atau meningkat dalam beberapa jam pertama setelah

terminum. Konsentrasi 50 mg/dL dalam serum akan meningkatkan osmolalitas serum 9

mOsm/L.

Apabila etilen glikol dimetabolisme menjadi asam glikolik, asidosis metabolikdengan

anion gaptinggi akan terjadi.

4-8 jam setelah terminum etilen glikol, kristal kalsium oksalat dapat dijumpai pada urine.

Hipokalsemia

Laboratorium lain yang perlu diperiksa adalah elektrolit, kadar gula darah, BUN,

kreatinin, kalsium, fungsi hati, urinalisa, osmolalitas,analisa gas darah, EKG

Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan emergensi dan suportif

Pertahankan jalan nafas dan bantuan ventilasi apabila dibutuhkan. Berikan oksigen yang

cukup

Atasi koma, kejang, aritmia jantung, dan asidosis metabolik apabila terjadi. Observasi

Page 6: Intoksikasi

pasien beberapa jam untuk memonitor berkembangnya menjadi asidosis metabolik,

terutama bila simtomatis atau diketahui meminum bersamaan dengan etanol.

Atasi hipokalsemia dengan kalsium glukonat intravena atau kalsium klorida

b. Obat spesifik dan antidotum

Pemberian etanol. Untuk mensaturasi enzim alkoholdehidrogenase dan mencegah

metabolisme dari etilen glikol menjadi metabolit toksik. Indikasi untuk terapi etanol

adalah: kadar etilen glikol > 20 mg/dL, riwayat terminum etilen glikol yang disertai

dengan osmolal gap > 5 mOsm/L, tidak ada laporan oleh etanol atau produk

alkohollainnya.Anion gap asidosis disertai dengan adanya riwayat tertelan glikol atau

adanya kristaluri oksalat atau Wood’s lamp positif pada pemeriksaan urine.

Pemberian piridoksin, folat, tiamin, diperlukan kofaktor untuk memetabolisme etilen

glikol yang dapat mengurangi toksisitas dengan meningkatkan metabolisme dari asam

glikoxilik menjadi metabolit nontoksik.

Fomepizole, dapat menurunkan kadar glikolat serum dan terjadi perbaikan parameter

asam basa.

Pemberian basa untuk asidosis metabolik dan mungkin dapat meningkatkan ekskresi urin

atau anion asam organik

c. Dekontaminasi

Dilakukan kumbah lambung secepatnya apabila memungkinkan. Arang aktif tidak efesien

untuk mengadsorbsi glikol.

d. Meningkatkan eliminasi

Volume distribusi etilen glikol adalah 0,7-0,8 L/kg, hal ini membuat dengan mudah

meingkatkan prosedur eliminasi. Hemodialisis efesien untuk membersihkan etilen glikol dan

toksik metaboliknya, dan secara cepat mengkoreksi asidosis dan abnormalitas cairan dan

elektrolit.Indikasi untuk hemodialisis apabila dicurigai keraculnan etilen glikol dengan

osmolalgap > 10 msom/L tidak ada laporan yang disebabkan oleh etanol atau alkohol

lainnya, intoksikasi etilen glikol yang disertai dengan gagal ginjal, konsentrasi etilen glikol

dalam darah 20-50 mg/dL.

The American Academy of Clnical Toxicology merekomendasikan etanol atau fomepizol

dapat diberikan apabila dijumpai kadar etilen glikol > 20 mg/dL atau adanya riwayat

Page 7: Intoksikasi

meminum sejumlah etilen glikol yang berpotensial toksik dan osmolal serum > 10 mOsm/L

atau riwayat atauu kecurigaan klinis kuat dari keracunan etilen glikol dan dua dari

abnormalitas berikut: pH arteri <7,3, konsentrasi bikarbonat serum < 20 mEq/L, osmolal

gap> 10 mOsm/L, dan dijumpainya kristal oksalat.

ISOPROPANOL

Isopropanol digunakan secara luas sebagai pelarut, antiseptik, disinfektan dan sering

ditemukan di rumah sebagai larutan 70% (rubbing alkohol). Zat ini sering diminum oleh

alkoholik sebagi pengganti

alkoholyang murah. Tidak seperti bahan pengganti alkohollainnyaseperti metanol, etilen glikol,

isopropanol tidak dimetabolisme menjadi asam organiktoksisitas tinggi.

Mekanisme toksisitas

Isopropanol merupakan depresan sistem saraf pusat yang poten, dan intoksikasi secara tertelan

atau inhalasi dapat menyebabkan koma dan respiratory arrest. Isopropanol dimetabolisme

menjadi aseton (dimetilketon), yang dapat menambah dan memperpanjang depresi dari sistem

saraf pusat. Dosis yang sangat besar dapat menyebabkan hipotensi sekunder akibat vasodilatasi

dan kemungkinan depresi miokard. Isopropanol juga mengiritasi saluran pencernaan dan sering

menimbulkan gastritis.

Dosis toksik

Oral. Dosis toksik oral berkisar 05-1 mL/kg dari rubbing alkohol(70% isopropanol) tetapi

berdasarkan dari toleransi individual dan adanya deperesan lain yang ikut diminum.

Kejadian fatal dapat terjadi apaabila meminum 240 mL, tetapi pasien yang meminum

sampai 1 L dapat sembuh dengan perawatan suportif.

Inhalasi. Rekomendasi workplace limit(ACGIH TLH-TWA) untuk uap isopropanol

adalah 400 ppm (980 mg/m) dalam waktu 8 jam.Kadar udara yang dianggap berbahaya

untuk hidup atau kesehatan adalah 20.000 ppm.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa konsentrasi isopropanol > 150 mg/dL

dapat menyebabkan koma dan hipotensi dan kadar > 200 mg/dLdapat membahayakan

kehidupan.Hipotensi berat dengan koma dijumpai dengan kadar isopropanol serum > 400

mg/dL

Page 8: Intoksikasi

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya riwayat meminum dan meningkatnya osmolar

gap, tidak dijumpai asidosis yang berat dan adanya bau yang khas dari isopropanol dan atau

aseton. Trias dari parameter asam basa normal, hiperosmolalitas dan reaksi nitroprusside positif

pada urine atau dan/atau darah dapat menegakkan diagnosis.

a. Manifestasi klinik

Temuan klinik terjadi dalam waktu 30-60 menit setelah tertelan.

Intoksikasi dapat menyebabkan mabuk, ataksia, stupor dan apabila jumlah yg diminum

cukup banyak dapat menyebabkan koma, hipotensi dan henti nafas.

Karena terjadi iritasi lambung, nyeri perut dan muntah sering dijumpai dan hematemesis.

Asidosis metabolikdapat terjadi,tapi biasanya ringan.

Osmolalgap meningkat.

Isoprapanol dimetabolisme menjadi aseton yang dapat menyebabkan depresi susunan

saraf pusat dan memberikan bau yang khas dari pernafasan

b. Laboratorium

Kadardalam darah dapat diperkirakan dengan menghitung osmolalgap.

Kadar isopropanol > 150 mg/dL biasanya dapat menyebabkan koma, tapi pasien dengan

kadar 560 mg/dL dapat bertahan hidup dengan perawatan suportif dan dialisis.

Konsentrasi aseton serumdapat meningkat.

Karena salah satu metabolit utama dari isopropanol adalah aseton, reaksi nitroprusside

dapat positif.

Kreatinin serumdapat meningkat dengan adanya gagal ginjal.

Laboratorium lain yang perlu diperiksa adalah alektrolit, kadar gula darah, BUN,

kreatinin, osmolalitas serum dan osmolar gap, analisa gas darah atau oksimetri

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan emergensi dan suportif

Page 9: Intoksikasi

-Pertahankan jalan nafas dan bantuan ventilasi apabila dibutuhkan. Berikan oksigen yang cukup

-Atasi koma, hipotensi, hipoglikemia apabila terjadi.

-Pantau pasien simtomatik sekurangnya 6-12 jam

b. Obat spesifik dan antidotum.

Tidak ada antidotum spesifik. Terapi etanol tidak diindikasikan karena isopropanol tidak

memproduksi metabolit asam organik toksik.

c. Dekontaminasi

Karena isopropanol tidak diabsorbsi secara cepat setelah terminum, prosedur pengosongan

lambung dianggap tidak begitu berguna apabila jumlah yang terminum sedikit atau lebih dari 30

menit. Untuk meminum dalam jumlah besar: pemberian arang aktifdan obat pencahar, jangan

merangsang terjadinya muntah karena risiko terjadinya koma akan lebih cepat. Walaupun

adsorpsi isopropanol oleh arang aktif tidak begitu baik, tetapi 1 g arang dapat mengikat 1 mL

alkohol70%. Kumbah lambung dapat dilakukan apabila meminum dengan jumlah yang sangat

banyak.

d. Meningkatkan eliminasi

Hemodialisis efektif untuk membersihkan isopropanol dan aseton tapi jarang dilakukan karena

sebagian besar pasien dapat ditatalaksana dengann perawatan suportif saja. Dialisisdiindikasikan

apabila kadar isopropanol sangat tinggi (>500-600 mg/dL) atau apabila hipotensi tidak respons

terhadap cairan atau vasopressor.

KETOASIDOSIS ALKOHOLIK

Sindroma ketoasidosis alkoholik (AKA) jarang ditemukan pada pasien dengan

intoksikasi etanol akut, ditemukan < 10% pasien. Ketoasidosis alkoholik lebih sering dijumpai

pada pasien yang meminum alkohol

jangka panjang dan penyakit hat, sindroma ini berkembang setelah meminum dalam jumlah

sangat besar,berhubungan dengan menurunnya asupan makanan danepisode muntah, yang

akhirnya dapat menjelaskan terjadinya alkalosis metabolikpada beberapa pasien.Walaupun AKA

Page 10: Intoksikasi

sering terjadi pada pasien dengan kondisi komorbid tertentu, tetapi mortalitasnya rendah. Pada

suatu studi dari 74 pasien dengan AKA, hanya 1% yang meninggal.

Patofisiologi

Walaupun oksidasi etanol pada hati menghasilkan aldehid, yang dikonversi menjadi

asetat dan asetil CoA, suatu prekusor dari badan keton, ketogenesis terutama diakibatkan

stimulasi dari lipolisis dan pembetukan asam lemak bebas dari kadar insulin yang rendah dan

meningkatnya kadar hormonkontraregulator seperti epinefrin,kortisol dan glukagon. Produksi

yang berlebihan dari asam asetoasetat dan asam β-hidroksibutirat mendasari terjadinya asidosis

metabolic dengan meningkatkan pembentukan NADH dari β-hidroksibutirat dibandingkan

dengan asetoasetat. Peningkatan NADH juga meningkatkan produksi asam laktat.

Diagnosis

Diagnosis AKA ditegakkan berdasarkan ditemukannya kadar etanol yang meningkat.

Adanya riwayat meminum alkohol dan tidak adanya stigmata dari diabetes dapat membuat

diagnosis AKA

a.Manifestasi klinik

Karena gangguan ini sering terjadi pada pasienakoholikkronik dengan gangguan pancreas

dan liver akut dan kronik, sehingga susah membedakan manifestasi klinis antara AKA

dengan penyakit hati atau pankreas.

Nyeri perut, mual dan muntah, berubahnya status mental merupakansering dijumpai.

Nyeri perut saat palpasi dan pembesaran dari liver dan terkadang limpa menggambarkan

adanya penyakit liver akut atau kronik

b.Laboratorium

Sering dijumpai asidosis metabolik, tapi lebih sering dijumpai gangguan asam basa

campuran,termasuk alkalosis respiratori dan alkalosis metabolik.

Hiponatremia dan/atau hiperkalemia, dan hipofosfatemia.

Serum osmolalitas biasanya normal. Serum osmolalitas dapat meningkat sebagai akibat

meningkatnya konsentrasi etanol atau keton dalam darah.

Keton dalam cairan tubuh dapat dideteksi dengan reaksi nitroprusside, tes ini dapat

mendeteksi asaetoasetat tetapi tidak β hidroksibutirat.

Page 11: Intoksikasi

Kadar gula darah dapat rendah atau tinggi. Hipoglikemiaberhubungan dengan kosonnya

cadangan glikogen dan berkurangnya glukoneogenesis.

Penatalaksanaan

Perbaikan dari AKA tejadi setelah pemberian dari dekstrosa dan/atau

saline.Direkomendasikan pemberian dekstrosa dan salinuntuk memperbaiki volume defisit dan

menyediakan glukosa untuk mencegah hipoglikmia

KESIMPULAN

Intoksikasi terkait alkohol, yaitu metanol, etilen glikol, dietilen glikol,propilen glikol dan

alkoholik ketoasidosis (etanol) dapat dijumpai dengan asidosis metabolik anion gap

tinggi dan meningkatnya osmolal gap serum, sedangkan intoksikasi isopropanol hanya

menunjukkan hiperosmolar saja.

Efek dari semua substansi tersebut, kecuali untuk isopropanol dan mungkin ketoasidosis

alkoholik,terjadi akibat metabolitnya, yang dapat menyebabkan asidosis metabolik dan

disfungsi seluler.

Akumulasi alkohol dalam darah dapat menyebabkan peningkatan osmolalitas, dan

akumulasi dari metabolit nya yang dapat menyebabkan peningkatan anion gapdan

berkurangnya konsentrasi bikarbonat darah.

Ditemukannya abnormalitas klinis dan laboratorium yang terjadi secara bersamaan

merupakan petunjuk diagnostik yang penting, walaupun salah satunya dapat dijumpai,

berdasarkanwaktu setelah pemaparan.

Asidosis metabolik, gagal ginjal akut dan penyakit neurologis dapat terjadi pada

intoksikasi alkohol.

Dialisis untuk membersihkan alkohol yang tidak dimetabolisme dan anion asam organik

dapat membantu pengobatan dari beberapa intoksikasi terkait alkohol.

Pemberian fomepizole atau etanol untuk menginhibisi alkohol dehidrogenase, suatu

enzim utama pada metabolisme alkohol, memberikan manfaat dalam pengobatan

intoksikasi metanol dan etilen glikol, juga pada dietilen glikol dan propilen glikol.

Sangat penting bagi seorang dokter untuk mempunyai kecurigaan tinggi terhadap suatu

intoksikasi terkait alkohol, apabila dijumpai asidosis metabolik anion gap tinggi, gagal

Page 12: Intoksikasi

ginjal akut, atau penyakit neurologis yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya; sehingga

pengobatan dapat diberikan dini