intoksikasi arsen 1 (2)
Embed Size (px)
DESCRIPTION
karya dr deddi wkTRANSCRIPT
KELOMPOK E DM UWKS BANGIL Pembimbing : drs. Putu Sudjana, Apt, SH
Arsen mudah ditemukan disekitar kita Sering digunakan dalam kasus pembunuhan sejak zaman romawi, napoleon, kekaisaran cina
Alasannya: tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna Efeknya seperti penyakit muntaber
Arsen juga bukan racun yang sempurna Keracunan arsen belum tentu mati Efek kematiannya lambat dan menimbulkan nyeri hebat, sehingga tidak mudah dicurigai. Bukan racun yang ideal karena mudah di deteksi Bagi dokter yang kurang pengalaman dapat salah mendiagnosa sebagai penyakit lain.
Mampu menjelaskan intoksikasi arsen secara umum dipandang dari aspek kedokteran forensik.
Mampu menjelaskan definisi intoksikasi arsen tugas dokter dalam pemeriksaan korban kasus intoksikasi arsen pemeriksaan luar korban intoksikasi arsen pemeriksaan dalam korban intoksikasi arsen sebab dan cara kematian korban pada kasus intoksikasi arsen.
Mampu melakukan pencegahan keracunan arsen. Mampu melakukan penatalaksanaan terhadap korban keracunan arsen.
Dalam tabel periodik, arsen bukan golongan logam, tetapi mempunyai sifat mirip logam sehingga dimasukkan dalam golongan metalloid. Sulit mendefenisikannya dalam bentuk tunggal karena sifat kimia yang rumit dan banyaknya senyawa arsen. Arsen dimasukkan dalam golongan kimia organik dan anorganik.
Senyawa arsen anorganik bisa berbentuk trivalent atau pentavalen yang banyak terdistribusi di alam. senyawa organiknya bisa trivalen atau pentavalen, seperti asam arsanilik atau bisa juga berbentuk metil sebagai hasil dari biometilasi oleh organisms di tanah, air tawar atau air asin.
Penggunaan
industri. juga digunakan pada pembuatan racun tikus atau insektisida. Paparan arsen pada manusia banyak melalui udara, air minum dan makanan
arsenik, pada bidang
Farmakokinetik : ADME 1. Absorbsi 2. Distribusi 3. Metabolisme 4. Eksresi
Gejala
awal terdapat vasokonstriksi arteriol dan pada akhirnya terdapat kerusakan arteriol sampai dengan penurunan tekanan darah dan syokanorganik dapat mempengaruhi sumsum tulang, mengubah komposisi sel darah, supresi produksi leukosit dan gangguan absorpsi asam folat.
Arsen
saluran cerna, dosis kecil =>menyebabkan hiperemi ringan pada daerah splanknikus. dosis tinggi=> peristaltik meningkat, vesikel pecah dan mengeluarkan rice water stools diikuti dengan tinja berdarah.
Reaksi ini berjalan lambat, sehingga keracunan arsen tidak terpikirkan
Keracunan arsen => kerusakan ginjal berat=> oligouri, urine mengandung protein, sel darah merah dan silinder.
Arsen masuk ke dalam tubuh
Senyawa arsen berikatan dengan gugus sufhidril(-SH)
Mempengaruhi enzim mitochondria dan pertukaran gas di jaringan
Menghambata pembentukan energi tingkat mitochondria
Kompetisi dengan fosfat
Meghambat reduksi NAD
Produksi ATP menurun Produksi hidrogen peroksida meningkat
Produksi ATP menurun
Produksi hidrogen peroksida meningkat
Tipe Paralitik akut
Tipe gastrointestinal
Tipe sub akut
Tipe kronis
Mati dalam < 24 jam
Mati dalam hitungan jam berlanjut hingga 3-7 hari
Mati hitungan hari
Pembunuhan : mudah di dapat, dan tidak dicurigai Kecelakaan : pada pertanian contoh insektisida bisa senyawa organik dan anorganik.
Intensitas toxemia terpengaruh oleh: - Dosis racun dalam tubuh - Kecepatan absorbsi racun
Dibagi empat kelompok gejala: Paralitik akut Tipe gastrointestin Tipe subakut Tipe kronis
Dermatitis eksfoliata pada seluruh tubuh: Deskuamasi anemia Aplastik anemia Perdarahan pada jaringan subserosa usus dan otot jantung Toxic jaundice pada hepar
Dosis toksis Dosis toksis arsen umumnya pada kadar 1 mg dalam darah. Dosis toksik arsen pada rambut melebihi 3 ppm. Dosis toksik arsen pada liver 0,5 mg% Dosis toksik arsen pada urine 0,1 mg%
Korban hidup : anamnesis dan pemeriksaan TKP, Gejala klinis, Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan laboratorium, Pemeriksaan histoPA.
Korban mati : pemeriksaan TKP pemeriksaan luar pemeriksaan dalam pemeriksaan toksikologi
Reinsh test, Marsh test, Gutzeit test, Paper chromatography, Spectrofotometri (U.V)
A. Pertolongan pertama : racun tertelan : Baringkan penderita di tempat yang dataR, Usahakan untuk mengeluarkan racun, Selanjutnya berikan karbon aktif untuk menyerap racun sebanyak 25-40 g. pada anak dengan dosis I g/kgBB Kontraindikasi : kejang, koma
Keracunan melalui kulit : Bersihkan kulit yang terkena dengan air yang mengalir, Selama melepas pakaian, tubuh penderita tetap diguyur dengan air. Kulit yang terkena disabun sebersih mungkin, Mencuci rambut penderita.
B. Pertolongan darurat umum : 1. Resusitasi : airway, breathing, circulation. 2. Eliminasi : emesis, katarsis, diuresis paksa
Pemeriksaan luar : Muka kebiruan, Toxic jaundice, Edema anasarka, Erupsi kulit, Hiperpigmentasi pada kulit, Hiperkeratosis pada telapak tangan, telapak kaki, kuku. Pembengkakan kelopak mata.
Pemeriksaan dalam : Mukosa lambung dan intestinal membengkak, Iritasi pada saluran pencernaan Perdarahan submukus dari gaster, Didapatkannya arsenic pada dasar luka lambung, Hepar mengalami degenerasi lemak atau acute yellow atrophy, Nephrosis ginjal.
histo PA: didapatkan infiltrasi dari round cell pada miokardium dan mungkin ditemui doudy swelling pada organ berparenkim.anemia aplastik: sel darah merah dan sel darah putih yang imatur. Analisis toksikologi
Fase akut paralisis Tipe gastrointestinal Tipe subakut Tipe kronis
Pada dasarnya ada 3 (tiga) langkah utama pemeriksaan toksikologi yaitu: 1. Pengambilan 2. Pelaksanaan analisa toksikologi 3. Interpretasi hasil analisa
Pada korban meninggal (keracunan fatal): I : - Lambung + isinya - Usus + isinya II : - Hati 500 gram - Otak 500 gram - Paru 250 gram III : - Ginjal (sebagian kanan/kiri) - Kandung seni
Bahan-bahan lain : Darah (50 - 100 ml) - Urine (100 ml )
Pada korban hidup : Sisa makanan/minuman Obat-obatan, bahan penyebab keracunan Bahan muntahan / hasil kumbah lambung - Urine tampung 24 jam, darah & faeces.
Pada korban keracunan kronis Arsenikum diperlukan pula : - Rambut (seluruh bagian rambut sampai pada akarnya, minimal 20 helai) - Kuku (potongan pada ujung kuku atau seluruh bagian kuku) - Tulang
Pelaksanaan Analisis ada dua tahap yaitu : a. Tahap Isolasi (ekstraksi) : 2 (dua) golongan yaitu : 1. Metoda umum 2. Metoda khusus (spesifik)b. Tahap Identifikasi / deteksi : Kualitatif Kuantitatif.
Identifikasi kualitatif: Marsh's test Reinsch's testIdentifikasi kualitatif: Spot test / Color test Gutzeit's test Khromatografi
Normal konsentrasi Arsen pada : Darah : 1-4 g/L Urine : kurang dari 10g/ L Rambut : kurang dari 2 ppm Dosis toksis umumnya kadar 1 mg dalam darah. rambut melebihi 3 ppm. arsen pada liver 0,5 mg% urine 0,1 mg%
Dosis letalis untuk orang dewasa rata-rata sekitar 3 grain atau 200 mg dalam darah. Namun pada dosis 20 mg saja sebenarnya sudah memiliki potensi untuk membahayakan kehidupan.Dosis fatal arsen >100-200mg
Aspek Hukum pada Kasus Kecelakaan Pasal 359 KUHP Aspek hukum pada kasus pembunuhan Pasal 338 KUHP Pasal 340 KUHP Aspek Hukum pada Kasus Bunuh Diri Pasal 345 KUHP
Terima kasih