intoksikasi

Upload: dhita-ari-r

Post on 15-Jul-2015

357 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

INTOKSIKASIA. Definisi Intoksikasi diberi batasan sebagai perilaku mual adaptif seperti memberontak, daya pertimbangan yang terganggu, atau fungsi sosial dan kerja yang terganggu, yang terkait dengan penggunaan zat.

B. Gambaran Klinis Suatu sindrom yang secara khas terkait dengan penggunaan zat dapat diamati pada beberapa pasien yang akan membantu untuk penegakan diagnosis, lihat tabel B. 87-1 sebagai kriteria diagnostik untuk intoksikasi

Tabel B.87-1 Kriteria diagnostik intoksikasia. Timbul sindrom yang khas akibat zat karena penggunaan yang baru saja dari zat psikoaktif (catatan: lebih dari satu macam zat dapat menimbulkan sindrom yang serupa) b. Perilaku yang meladaptif saat siaga karena pengaruh zat pada SSP (Contoh: sukar diatur, daya mempertimbangkan yang terganggu, gangguan fungsi sosial dan akupasional). c. Gambaran klinisnya tidak sesuai dengan salah satu dari sindrom mental organik seperti delirium, sindrom waham organik, halusinosis organik, sindrom afektif organik, atau sindrom cemas organikTabel dari DSM II-R, Diagnostik and Stastical Manual of Mental Disorder, edisi 3, yang direvisi.

C. Evaluasi dan Pengelolaan 1. Catat tanda vital pasien

2. Beri tanda lain dari intoksikasi, termasuk ataksia, disartria, nistagmus, perubahan pupil, depresi SSP dan agitasi. 3. Pikirkan tentang kemungkinan overdosis, selalu menduga bahwa perkiraan jumlah obat yang dimakan terlalu dikecilkan. Juga pikirkan kemungkinan intoksikasi dan overdosis zat multipel. 4. Evalusi dan obati masalah medik klien 5. Berikan kesempatan agar zat itu terkuras dari tubuh pasien dan reevaluasi saat pasien tidak lagi intoksikasi pasien dengan intoksikasi zat multiple dengan beraneka daya kerja farmakokinetik mungkin setelah terkurasnya satu zat (seperti alkohol) masih terdapat konsentrasi lain (seperti barbiturat) yang meningkat. D. Terapi Obat Terapi obat bergantung pada zat yang dipergunakan dan kebutuhan klinis pasien. Bila obat penenang ringan dibutuhkan, lebih baik pergunakan benzodiazepine daripada antipsikotika, karena benzodiazepine meningkatkan ambang terhadap kejang, tetapi antipsikotika merendahkan ambang kejang itu. Sebagai pedoman umum, hindari pengobatan apapun sedapatnya. Sumber : 1. Kaplan & Sodack. (1998). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya Medika 2. Anonymous. Mengenal Jenis dan faktor penyebab Penyalahgunaan Napza [Online] Available from URL : http://resources.unpad.ac.id/ Diakses pada tanggal 1-7-2011