sirosis hati

9
Sirosis Hati Definisi Perubahan arsitektur jaringan hati yang ditandai dengan regenerasi nodu yang bersifat difus dan dikelilingi oleh septa-septa fibrosis. Peruba struktur tersebut dapat mengakibatkan peningkatan aliran darah portal, sintesis hepatosit, serta meningkatkan risiko karsioma hepatoseluler (KHS). pidemiologi Pre!alensi sirosis hati sulit untuk di nilai karena stadium a"alnnya be asimtomatis. #amun, sirosis ter$atat sebagai penyakit kematian ke-%& terserin de"asa di dunia, dengan angka kematian sekitar %,'& juta ji"a pertahun. Siros menjadi indikasi utama untuk a .'' kasus transplantasi hepar per tahun di #eg maju. tiologi dan aktor *isiko Seluruh penyakit hati yang bersifat kronis dapat mengakibatkan sirosis tiologi tersering di #egara barat ialah akibat konsumsi al$ohol. Se +ndonesia, sirosis utamannya di sebabkan oleh hepatis dan kronis. anifestasi Klinis Sirosis hati merupakan kondisi histopatologis yang bersifat asimtimatis stadium a"al. Seara klinis sirosis dapat dibedakan menjadi sirosis kompensata (geajala klinis belum ada atau minimal) dan sirosis dekompensata (gejaa dan tanda klinis jelas). %. Sirosis kompensata Kebanyan berisfat asimtomatis dan hanya dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fungsi hati. ila ada, gejala yang mu$ul berupa kelelah spesifik penurunan libido, atau gangguan tidur. /anda khas (stigmata) s juga seringkali belum tampak pada pada tahap ini. Sebenarnya s kasus sirosis kompensata telah mengalami !arises esophagus, namun belum menunjukan tanda-tanda perdarahan. 1. Sirosis dekompensata

Upload: ayur24

Post on 04-Nov-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sirosis

TRANSCRIPT

Sirosis HatiDefinisi

Perubahan arsitektur jaringan hati yang ditandai dengan regenerasi nodular yang bersifat difus dan dikelilingi oleh septa-septa fibrosis. Perubahan (distorsi) struktur tersebut dapat mengakibatkan peningkatan aliran darah portal, disfungsi sintesis hepatosit, serta meningkatkan risiko karsioma hepatoseluler (KHS).Epidemiologi

Prevalensi sirosis hati sulit untuk di nilai karena stadium awalnnya bersifat asimtomatis. Namun, sirosis tercatat sebagai penyakit kematian ke-14 tersering pada dewasa di dunia, dengan angka kematian sekitar 1,04 juta jiwa pertahun. Sirosis juga menjadi indikasi utama untuk a5.00 kasus transplantasi hepar per tahun di Negara maju. Etiologi dan Faktor Risiko

Seluruh penyakit hati yang bersifat kronis dapat mengakibatkan sirosis hati. Etiologi tersering di Negara barat ialah akibat konsumsi alcohol. Sementara di Indonesia, sirosis utamannya di sebabkan oleh hepatis B dan C kronis.Manifestasi Klinis

Sirosis hati merupakan kondisi histopatologis yang bersifat asimtimatis pada stadium awal. Seara klinis sirosis dapat dibedakan menjadi sirosis kompensata (geajala klinis belum ada atau minimal) dan sirosis dekompensata (gejaa dan tanda klinis jelas).1. Sirosis kompensata

Kebanyan berisfat asimtomatis dan hanya dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fungsi hati. Bila ada, gejala yang mucul berupa kelelahan non-spesifik penurunan libido, atau gangguan tidur. Tanda khas (stigmata) sirosis juga seringkali belum tampak pada pada tahap ini. Sebenarnya sekitar 40% kasus sirosis kompensata telah mengalami varises esophagus, namun belum menunjukan tanda-tanda perdarahan.

2. Sirosis dekompensata

Disebut sirosis dekompensata apabila ditemukan paling tidak satu dari manifestasi berikut, ikterus, asitesis dan edema perifer, hematemesis melena (akibat perdarahan varises esophagus), jaundice, atau ensefalopati (baik tanda dan gejala minimal hingga perubahan status mental). Asites merupakan tanda dekompensata yag paling sering ditemukan (sekitar 80%). Selain itu, terdapat beberapa stigma sirisus lainnya yang dapat diidentifikasi, antara lain :

a. Tanda gangguan endokrin :

i. Spider angioma. Gambaran seperti laba-laba di kult, terutama daerah leher , bahu, dan hipotenar/

ii. Eritema palmaris pada tenar dan hipotenar.

iii. Atofi testis. Sering disertai penurunan libido dan impotensi.

iv. Ginekomastia

v. Alopesia pada dada dan aksila

vi. Hiperpigmentasi kulit, diduga akibat peningkatan jadar melanocyte-stimuating hormone (MSH).b. Kuku Muchrche. Gambaran pita putih horizontal yang memisahkan warna kuku normal c. Kontraktur Dupuyutren. Penebalan fasia pada palmar ( terutama pada sirosis alkoholik)d. Fetor Hepatikum. Bau napas khas akibat penumpukan metionin (gagal diemtabolisme), atau akibat peningkatan konsentrasi dimetilsufida akibat pirau portosistemik yang berat.

e. Atrofi otot.

f. Petekie dan ekimosis bila terjadi trombositopenia koagulopati berat.

g. Splenomegall

h. Pemeriksaan palpas hati sangat bervariasi, mulai dari tidak ditemukan pembesaran hati, lobus kiri hati yang dapat teraba lunak (khas sirosis), atau teraba nodul dengan konsisten keras.Pemeriksaan Penunjang

1. PEmeriksaan Laboratorium :

Parameter hematologi; hemoglobin, leukosit, hitung trombosit, waktu protombin (INR).

Biokimia serum : bilirubin, transaminase (ALT dan AST), alkalin fosfatase, y glutamyl transpeptidase (y GT), albumin dan globulin, immunoglobulin, ferritin serum dan saturasi trasnferin. Apabila ditemukan asitesis : kadar elektrolit (natrium, kalium, bikarbonat, klorida)ureum dan kreatinin, serta urinalisis (urin tamping 24 jam). Deteksi/pemantauan etiologi: penanda serologi hepatitis B dan C, profil lipid dan glukosa, penanda autoimun, dan sebagainnya.

2. Biopsi hati dan pemeriksaan histopatoogis, merupakan baku emas untuk diagnosis dan klasifikasi derajat sirosis.3. Pemeriksaan radiologi (non-invasif), bertujuan untuk :

a. Deteksi nodul hasil atau tanda hipertensi porta; USG, hati, CT scan/MRL.

b. Penilaian kekakuan jaringan hati (derajat fibrosis): transien elastografi (fibroscan), MR elastrografi.

4. PEmeriksaan esofago-gastroduodenoskopi (EGD), baik untk deteksi varises esofagus.

Diagnosis dan Penilaian Derajat Sirosis

Baku emas diagnosis sirosis hati ialah biopsi hati dengan pemeriksaan histopatologis. Deteksi sirosis harus dipertimbangkan untuk setiap etiologi penyakit hati kronis. Diagnosis juga harus menyertakan : (1) etilogi penyakit, dan (2) grading/staging histopatologis untuk menilai derajat nekro-inflamasi dan fibrosis.

Secara klinis sirosis dapat dibedakan menjadi beberapa derajat kategori berdasarkan kriteria Child-Turcotte Pugh bertujuan untuk menilai prognosis (angka ke sintasan) pasien. Adapun sistem skor MELD (Model for End-Stage Liver Disease), yang digunakan untuk menetukan prognosis pada pasien yang akan menjalani pemasangan TIPS.

Skor Model of End Stage Liver Diseases

Rumus(0,957 X in[kreatinin (mg/dl)]+0,378 X in[bilirubin (mg/dl)]+1,12 X In[INR(mg/dl)+0,643)X10

Keterangan : In,logaritma natural; INR, international normalized ratio.

Interpretasi Prediksi mortalitas dalam 3 bulan sebagai berikut :

Skor MELD >40 : mortalitas 71,3%

Skor MELD 30-39 : mortalitas 52,6%

Skor MELD 20-29 : mortalitas 19,6%

Skor MELD 10-19 mortalitas 6,0%

Skor MELD