laporan kasus sirosis hati
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
1/61
BAB I
PENDAHULUAN
Hepatitis virus akut merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang
hati dan merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di seluruh dunia.
Tingkat prevalensi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi berkisar dari 2,5% di
Banjarmasin sampai 25,!% di "upang, sehingga termasuk negara endemisitas
sedang sampai tinggi. #i negara$negara asia diperkirakan baha penyebaran
perinatal dari ibu pengidap hepatitis merupakan jaaban atas prevalensi infeksi
HB& yang tinggi. Hampir semua bayi yang dilahirkan dari ibu dengan Hbe'g
positif akan terkena infeksi pada bulan kedua dan ketiga kehidupannya. 'danya
Hbe'g pada ibu sangat berperan penting untuk penularan. (alaupun ibu
mengandung Hbs'g positif namun Hbe'g negatif, maka daya tularnya rendah.
)revalensi anti H*& pada donor darah di beberapa tempat di Indonesia
menunjukkan angka di antara +.5$,-%. edangkan prevalensi anti H*& pada
hepatitis virus akut menunjukkan baha hepatitis * /!5,5$0,0%1 menempati
urutan kedua setelah hepatitis ' akut /,3$3,%1 sedang urutan ketiga hepatitis
B /,0$25,%1.!
irosis merupakan suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium
akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandia dengan distorsi
dari arsitektur hati dan pembentukan nodulus regeneratif. Istilah sirosis hati
diberikan oleh 4aenne pada tahun !3! yang berasal dari kata Khirros yang
berarti arna oranye atau kuning keoklatan karena perubahan arna pada nodul$
nodul yang terbentuk di permukaan hati pada saat autopsi.#i negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ketifa
pada pasien yang berusia 05 6 0 tahun /setelah penyakit kardiovaskuler dan
kanker1. #iseluruh dunia sirosis menempati urutan ke tujuh penyebab kematian.
ekitar 25.+++ orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini. irosis hati
merupakan penyakit hati yang sering ditemukan dalam ruang peraatan Bagian
)enyakit #alam. )eraatan di 7umah akit sebagian besar kasus terutama
ditujukan untuk mengatasi berbagai penyakit yang ditimbulkan seperti perdarahan
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
2/61
saluran erna bagian atas, koma peptikum, hepatorenal sindrom, dan asites,
pontaneous baterial peritonitis serta Hepatosellular arsinoma. 8ejala klinis
dari sirosis hati sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala sampai dengan gejala
yang sangat jelas. 'pabila diperhatikan, laporan di negara maju, maka kasus
irosis hati yang datang berobat ke dokter hanya kira$kira +% dari seluruh
populasi penyakit ini, dan lebih kurang +% lainnya ditemukan seara kebetulan
ketika berobat untuk penyakit lain, sisanya ditemukan saat atopsi.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
3/61
)enyakit infeksi akut yang menyebabkan peradangan hati yang disebabkan
oleh &irus Hepatitis B.!,,0,5Infeksi HB& mempunyai 2 fase akut dan kronis9
'kut, infeksi munul segera setelah terpapar virus itu.beberapa kasus berubah
menjadi hepatitis fulminan.
"ronik, bila infeksi menjadi lebih lama dari bulan.
2.1.2 Epidemiologi dan Fa!o" #esio
Hepatitis B merupakan penyakit endemis di seluruh dunia, tetapi distribusi
arier virus hepatitis B sangat bervariasi dari satu negara ke negara lainnya. #iarea dengan prevalensi tinggi seperti 'sia Tenggara, *ina, dan 'frika, lebih dari
setengah populasi pernah terinfeksi oleh virus hepatitis B pada satu saat dalam
kehidupan mereka, dan lebih dari 3% populasi merupakan pengidap kronik virus
ini. "eadaan ini merupakan akibat infeksi &HB yang terjadi pada usia dini.!,5,
Infeksi &HB yang terjadi pada masa bayi dan anak umumnya tidak
memberikan gejala klinis /asimtomatik1, sehingga sering kali tidak diketahui.
#engan demikian dapat dimengerti bila angka laporan mengenai jumlah pengidap
jauh di baah angka yang sebenarnya.!,,0,5,
)ada bayi dan anak terdapat masalah hepatitis B yang serius karena risiko
untuk terjadinya infeksi hepatitis B kronis berbanding terbalik dengan usia saat
terjadinya infeksi. #ata$data menunjukkan baha bayi yang terinfeksi &HB
sebelum usia ! tahun mempunyai resiko kronisitas sampai +%, sedangkan bila
infeksi &HB terjadi pada usia antara 2$ 5 tahun risikonya menurun menjadi 5+%,
bahkan bila terjadi infeksi pada anak berusia di atas 5 tahun hanya berisiko 5$!+%
untuk terjadinya kronisitas.!,5,
)revalens HBs'g di berbagai daerah di Indonesia berkisar antara $2+%,
dengan frekuensi terbanyak antara 5$!+%. )ada umumnya di luar :aa angka ini
lebih tinggi. #i :akarta prevalens HBs'g pada suatu populasi umum adalah 0,!%.
'ngka$angka ini sangat tinggi sehingga diperlukan suatu ara untuk
menurunkannya. )engobatan untuk menghilangkan virus hepatitis B sampai saat
ini belum memuaskan dan hanya dapat dipertimbangkan pada pasien dengan
riteria yang sangat selektif serta menelan biaya yang ukup tinggi. *ara lain
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
4/61
yang dapat digunakan adalah dengan imunisasi hepatitis B seara universal.
Berdasarkan data di atas, menurut klasifikasi (H;, Indonesia tergolong dalam
asa inkubasi !5$!3+ hari /rata$rata +$+ hari1
&iremia berlangsung selama beberapa minggu sampai bulan setelah infeksi
akut
ebanyak !$5% deasa, +% neonatus dan 5+% bayi akan berkembang
menjadi hepatitis kronik dan viremia yang persisten
Infeksi persisten dihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis, dan kanker
hati.
HB& ditemukan di darah, semen, sekret servikovaginal, saliva, airan tubuh
lain
*ara transmisi9
$ >elalui darah /penerima produk darah, pasien hemodialisis, pekerja
kesehatan, pekerja yang terpapar darah1
$ Transmisi seksual
$ )enetrasi jaringan /perkutan1 atau permukosa9 tertusuk jarum, penggunaan
ulang alat medis yang terkontaminasi, penggunaan bersama pisau ukur,
tato, akupuntur, penggunaan sikat gigi bersama
$ Transmisi maternal neonatal
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
5/61
$ Tak ada bukti penyebaran feal$oral
2.1.$ E!iologi
%am&a" 1. 'i"(s Hepa!i!is B
&irus hepatitis B merupakan kelompok virus #
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
6/61
elama infeksi &HB, terdapat 2 maam partikel virus yang terdapat dalam darah
yaitu 9 virus utuh /virion1 yang disebut juga partikel #ane dan selubung virus
yang kosong /HBs'g1. ?kuran kapsul virus kosong berukuran 22 nm, dapat
berbentuk seperti bola atau filament. !
%am&a" $. %enom 'i"(s Hepa!i!is B
8enom &HB terdiri dari kurang lebih 2++ pasangan basa. Telah diketahui
adanya 0 open reading frame/;7@1 virus hepatitis B yang letaknya berhimpitan.
"eempat ;7@ itu adalah untuk gen (surface/ permukaan), * untuk gen *
(core), A untuk gen A, ) untuk gen ) /polymerase1. #ua ;7@ lainnya /;7@5 dan
;7@1 telah dideskripsikan tetapi masih membutuhkan konfirmasi lebih lanjut.!
8en dan * mempunyai hulu yang disebutpre- danpre-*. daerah * dan
pre$* mengkode protein nukleokapsid, HB'g dan HBe'g. #aerah )re$* terdiri
dari 3- nukleotida yang mengkode untuk 2 asam amino , sedangkan gen *
mengkode 2!2 asam amino preursor untuk HBe'g. ;7@ terdiri dari bagian
pre$2, pre$2, dan , mengkode untuk protein HBs'g. 8en ini terdiri dari 22
asam amino. !,,0,5
8en ) merupakan ;7@ terpanjang dan mengkode #
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
7/61
'danya #
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
8/61
terjadi dari ibu ke bayi, sedang transmisi hori=ontal umumnya karena kontak erat
antar keluargaDindividu. Transmisi perinatal dari ibu yang terinfeksi virus hepatitis
B /&HB1 ke bayi adalah salah satu ara transmisi yang paling serius karena bayi
lahir akan memiliki risiko tertinggi untuk menjadi hepatitis kronis dan dapat
berlanjut menjadi sirosis atau karsinoma hepatoselular. Transmisi vertial ini
dapat terjadi intrauterine /pranatal1, saat lahir /intranatal1, dan setelah lahir
/pasanatal1. Transmisi intrauterine sangat jarang, hanya terjadi pada E2% dari
seluruh kejadian transmisi perinatal. Besarnya risiko transmisi vertial ini sangat
ditentukan oleh status serologi ibu. Bila HBs'g dan HBe'g ibu positif, risiko
transmisi vertial sangat tinggi yaitu sebanyak -+$+%, sementara bila hanya
HBs'g yang positif, risiko transmisi vertial tersebut lebih rendah yaitu !+$-%.
Bila anti HBe ibu positif, berpotensi untuk menimbulkan hepatitis fulminan pada
bayi, alaupun jarang terjadi. !,,5
2.1.+ Pa!ogenesis
Hepatitis B, tidak seperti hepatitis virus lain, merupakan virus nonsitopatis
yang mungkin menyebabkan edera dengan mekanisme yang diperantarai imun.
4angkah pertama dalam hepatitis akut adalah infeksi hepatosit oleh HB&,
menyebabkan munulnya antigen virus pada permukaan sel. Fang paling penting
dari antigen virus ini mungkin adalah antigen nukleokapsid, HB'g dan HBe'g,
peahan produk HB'g. 'ntigen$antigen ini, bersama dengan protein
histokompatibilitas />H*1 mayor kelas I, membuat sel suatu sasaran untuk
melisis sel T sitotoksis. !,5,
>ekanisme perkembangan hepatitis kronis kurang dimengerti dengan
baik. ?ntuk memungkinkan hepatosit terus terinfeksi, protein coreatau protein
>H* kelas I tidak dapat dikenali, limfosit sitotoksik tidak dapat diaktifkan, atau
beberapa mekanisme lain yang belum diketahui dapat mengganggu penghanuran
hepatosit. 'gar infeksi dari sel ke sel berlanjut, beberapa hepatosit yang sedang
mengandung virus harus bertahan hidup.!,5,
>ekanisme yang diperantarai imun juga dilibatkan pada keadaan$keadaan
ekstrahepatis yang dapat dihubungkan dengan infeksi HB&. "ompleks imun yang
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
9/61
sedang bersirkulasi yang mengandung HBs'g dapat terjadi pada penderita yang
mengalami poliartritis, glomerulonefritis, polimialgia reumatika,
krioglobulinemia, dan sindrom 8uillan Barre yang terkait.!,
>utasi HB& lebih sering terkait untuk virus #
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
10/61
elain itu, I4$!2 yang dihasilkan kompleks Th dan sel ')* akan
mengaktifkan sel
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
11/61
)etanda tadium I tadium II tadium III tadium I&
Hbs'g
'nti$HBs #eningkat < edan dalam kurun aktu 0 tahun dijumpai pasien sirosis hepatis sebanyak 3!
/0%1 pasien dari seluruh pasien di Bagian )enyakit #alam.!0
)enderita sirosis hepatis lebih banyak dijumpai pada laki$laki jika
dibandingkan dengan anita sekitar !, 9 ! dengan umur rata$rata terbanyak
antara golongan umur + 6 5 tahun dengan punaknya sekitar 0+ 6 0 tahun.!
2.2.2 E!iologi
#i negara barat penyebab dari sirosis hepatis yang tersering akibat alkoholik
sedangkan di Indonesia terutama akibat infeksi virus hepatitis B maupun *. Hasil
penelitian di Indonesia menyebutkan penyebab terbanyak dari sirosis hepatis
adalah virus hepatitis B /+$0+%1, virus hepatitis * /+$0+%1, dan penyebab yang
tidak diketahui/!+$2+%1. 'dapun beberapa etiologi dari sirosis hepatis antara
lain9,!0
!. &irus hepatitis /B,*,dan #1
2. 'lkohol /alcoholic cirrhosis1
. "elainan metabolik 9
a. Hemokromatosis /kelebihan beban besi1
b. )enyakit (ilson /kelebihan beban tembaga1
. #efisiensi 'lpha l$antitripsin
d. 8likonosis type$I&
e. 8alaktosemia
f. Tirosinemia
0. "olestasis
5. 8angguan imunitas / hepatitis lupoid 1
. Toksin dan obat$obatan /misalnya 9 metotetreat, amiodaron,I
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
20/61
. umbatan saluran vena hepatika
2.2.$ Ana!omi Hepa"
Hepar adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara !,2$,!,3 kg atau
kurang lebih 25% berat badan orang deasa yang menempati sebagian besar
kuadran kanan atas abdomen dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan
fungsi yang sangat kompleks.!5 Hepar menempati daerah hipokondrium kanan
tetapi lobus kiri dari hepar meluas sampai ke epigastrium. Hepar berbatasan
dengan diafragma pada bagian superior dan bagian inferior hepar mengikuti
bentuk dari batas kosta kanan. Hepar seara anatomis terdiri dari lobus kanan
yang berukuran lebih besar dan lobus kiri yang berukuran lebih keil. 4obus
kanan dan kiri dipisahkan oleh ligamentum falsiforme!. 4obus kanan dibagi
menjadi segmen anterior dan posterior oleh fisura segmentalis kanan yang tidak
terlihat dari luar. 4obus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh
ligamentum falsiformis yang terlihat dari luar!-. )ada daerah antara ligamentum
falsiform dengan kandung empedu di lobus kanan dapat ditemukan lobus
kuadratus dan lobus kaudatus yang tertutup oleh vena ava inferior dan
ligamentum venosum pada permukaan posterior!. )ermukaan hepar diliputi oleh
peritoneum viseralis, keuali daerah keil pada permukaan posterior yang melekat
langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum yang merupakan peritoneum
membantu menyokong hepar. #i baah peritoneum terdapat jaringan ikat padat
yang disebut sebagai kapsula %lisson, yang meliputi permukaan seluruh organ K
bagian paling tebal kapsula ini terdapat pada porta hepatis, membentuk rangka
untuk abang vena porta, arteri hepatika, dan saluran empedu. )orta hepatis
adalah fisura pada hepar tempat masuknya vena porta dan arteri hepatika serta
tempat keluarnya duktus hepatika!5.
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
21/61
8ambar . 'natomi hepar
Hepar memiliki dua sumber suplai darah, dari saluran erna dan limpa
melalui vena porta hepatia dan dari aorta melalui arteri hepatika. 'rteri hepatika
keluar dari aorta dan memberikan 3+% darahnya kepada hepar, darah ini masuk
ke hepar membentuk jaringan kapiler dan setelah bertemu dengan kapiler vena
akan keluar sebagai vena hepatia. &ena hepatia mengembalikan darah dari
hepar ke vena kava inferior. &ena porta yang terbentuk dari vena lienalis dan vena
mesenterika superior, mengantarkan 2+% darahnya ke hepar, darah ini
mempunyai kejenuhan oksigen hanya -+ % sebab beberapa ;2 telah diambil oleh
limpa dan usus. #arah yang berasal dari vena porta bersentuhan erat dengan sel
hepar dan setiap lobulus dileati oleh sebuah pembuluh sinusoid atau kapiler
hepatika. )embuluh darah halus yang berjalan di antara lobulus hepar disebut
vena interlobular!-.
&ena porta membaa darah yang kaya dengan bahan makanan dari saluran
erna, dan arteri hepatika membaa darah yang kaya oksigen dari sistem arteri.
'rteri dan vena hepatika ini berabang menjadi pembuluh$pembuluh yang lebih
keil membentuk kapiler di antara sel$sel hepar yang membentik lamina hepatika.
:aringan kapiler ini kemudian mengalir ke dalam vena keil di bagian tengah
masing$masing lobulus, yang menyuplai vena hepatika. )embuluh$prmbuluh ini
menbaa darah dari kapiler portal dan darah yang mengalami deoksigenasi yang
telah dibaa ke hepar oleh arteri hepatika sebagai darah yang telah deoksigenasi.
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
22/61
elain vena porta, juga ditemukan arteriol hepar didalam septum interlobularis.
'nterior ini menyuplai darah dari arteri ke jaringan jaringan septum diantara
lobules yang berdekatan, dan banyak arterior keil mengalir langsung ke sinusoid
hepar, paling sering pada sepertiga jarak ke septum interlobularis!-.
8ambar -. )embuluh darah pada hepar!3
Hepar terdiri atas bermaam$maam sel. Hepatosit meliputi +% sel hepar,
sedangkan sisanya terdiri atas sel$sel epithelial sistem empedu dalam jumlah yang
bermakna dan sel$sel non parenkimal yang termasuk di dalamnya endothelium,
selKuppfer dan sel "tellata yang berbentuk seperti bintang!5. Hepatosit sendiri
dipisahkan oleh sinusoid yang tersusun melingkari eferen vena hepatika dan
dutus hepatikus. aat darah memasuki hepar melalui arteri hepatia dan vena
porta menuju vena sentralis maka akan didapatkan pengurangan oksigen seara
bertahap. ebagai konsekuensinya, akan didapatkan variasi penting kerentanan
jaringan terhadap kerusakan asinus. >embran hepatosit berhadapan langsung
dengan sinusoid yang mempunyai banyak mikrofili. >ikrofili juga tampak pada
sisi lain sel yang membatasi saluran empedu dan merupakan penunjuk tempat
permulaan sekresi empedu. )ermukaan lateral hepatosit memiliki sambungan
penghubungan dan desmosom yang saling bertautan dengan disebelahnya!5.
http://arispurnomo.com/wp-content/uploads/2010/07/liver_lobule.jpg -
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
23/61
8ambar 3. Histologi hepar!3
inusoid hepar memiliki lapisan endothelial berpori yang dipisahkan dari
hepatosit oleh ruang&isse /ruang perisinusoidal1. el$sel lain yang terdapat dalam
dinding sinusoid adalah sel fagositik "uppfer yang merupakan bagian penting
dalam sistem retikuloendotelial dan sel tellata /juga disebut sel Ito, liposit atau
perisit1 yang memiliki aktivitas miofibriblastik yang dapat membantu pengaturan
aliran darah sinusoidal disamping sebagai faktor penting dalam perbaikan
kerusakan hepar. )eningkatan aktivitas sel$sel tellata tampaknya menjadi faktor
kuni pembentukan fibrosis di hepar!5.
2.2.) Fisiologi Hepa"
Hepar adalah suatu organ besar, dapat meluas, dan organ venosa yang
mampu bekerja sebagai tempat penampungan darah yang bermakna di saat
volume darah berlebihan dan mampu menyuplai darah ekstra di saat kekurangan
volume darah. elain itu, hepar juga merupakan suatu kumpulan besar sel reaktan
kimia dengan laju metabolisme yang tinggi, saling memberikan substrat dan
energi dari satu sistem metabolisme ke sistem yang lain, mengolah dan
mensintesis berbagai =at yang diangkut ke daerah tubuh lainnya, dan melakukan
berbagai fungsi metabolisme lain.! @ungsi metabolisme yang dilakukan oleh
hepar adalah2+
9
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
24/61
a. >etabolisme karbohidrat. #alam metabolisme karbohidrat, hepar melakukan
fungsi sebagai berikut 9
!1 >enyimpan glikogen dalam jumlah besar
21 "onversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa
1 8lukoneogenesis
01 )embentukan banyak senyaa kimia dari produk antara metabolisme
karbohidrat
Hepar terutama penting untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah
normal. )enyimpanan glikogen memungkinkan hepar mengambil kelebihan
glukosa dari darah, menyimpannya, dan kemudian mengembalikannya
kembali ke darah bila konsentrasi glukosa darah rendah. @ungsi ini disebut
fungsi penyangga glukosa hepar.
b. >etabolisme lemak. Beberapa fungsi spesifik hepar dalam metabolisme
lemak antara lain 9
!1 ;ksidasi asam lemak untuk menyuplai energy bagi fungsi tubuh yang lain
21 intesis kolesterol, fosfolipid, dan sebagian besar lipoprotein
1 intesis lemak dari protein dan karbohidrat
Hepar berperan pada sebagian besar metabolisme lemak. "ira$kira 3+ persen
kolesterol yang disintesis didalam hepar diubah menjadi garam empedu yang
kemudian disekresikan kembali ke dalam empedu, sisanya diangkut dalam
lipoprotein dan dibaa oleh darah ke semua sel jaringan tubuh. @osfolipid
juga disintesis di hepar dan ditranspor dalam lipoprotein. "eduanya digunakan
oleh sel untuk membentuk membran, struktur intrasel, dan bermaam$maam
=at kimia yang penting untuk fungsi sel.
. >etabolisme protein. @ungsi hepar yang paling penting dalam metabolisme
protein adalah sebagai berikut 9
!1 #eaminasi asam amino
21 )embentukan ureum untuk mengeluarkan ammonia dari airan tubuh
1 )embentukan protein plasma
01 Interkonversi beragam asam amino dan sintesis senyaa lain dari asam
amino
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
25/61
#iantara fungsi hepar yang paling penting adalah kemampuan hepar untuk
membentuk asam amino tertentu dan juga membentuk senyaa kimia lain
yang penting dari asam amino. ?ntuk itu, mula$mula dibentuk asam keto yang
mempunyai komposisi kimia yang sama dengan asam amino yang akan
dibentuk. "emudian suatu radikal amino ditransfer melalui beberapa tahap
transaminasi dari asam amino yang tersedia ke asam keto untuk menggantikan
oksigen keto.
d. Hepar merupakan tempat penyimpanan vitamin. Hepar mempunyai
keenderungan tertentu untuk menyimpan vitamin dan telah lama diketahui
sebagai sumber vitamin tertentu yang baik pada pengobatan pasien. &itamin
yang paling banyak disimpan dalam hepar adalah vitamin ', tetapi sejumlah
besar vitamin # dan vitamin B!2juga disimpan seara normal
e. Hepar menyimpan besi dalam bentuk ferritin. el hepar mengandung sejumlah
besar protein yang disebut apoferritin, yang dapat bergabung dengan besi baik
dalam jumlah sedikit ataupun banyak. ;leh karena itu, bila besi banyak
tersedia dalam airan tubuh, maka besi akan berikatan dengan apoferritin
membentuk ferritin dan disimpan dalam bentuk ini di dalam sel hepar sampai
diperlukan.
Hepar memiliki aliran darah yang tinggi dan resistensi vaskuler yang
rendah. "ira$kira !+5+ milimeter darah mengalir dari vena porta ke sinusoid
hepar setiap menit, dan tambahan ++ mililiter lagi mengalir ke sinusoid dari
arteri hepatika dengan total rata$rata !5+ mlDmenit. :umlah ini sekitar 2- persen
dari sisa jantung. 7ata$rata tekanan di dalam vena porta yang mengalir ke dalam
hepar adalah sekitar mmHg dan rata$rata tekanan di dalam vena hepatika yang
mengalir dari hepar ke vena ava normalnya hampir tepat + mmHg. Hal ini
menunjukkan baha tahanan aliran darah melalui sinusoid hepar normalnya
sangat rendah namun memiliki aliran darah yang tinggi.
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
26/61
yang berkembang di dalam vena porta atau abang utamanya. Bila sistem porta
tiba$tiba tersumbat, kembalinya darah dari usus dan limpa melalui system aliran
darah porta hepar ke sirkulasi sistemik menjadi sangat terhambat, menghasilkan
hipertensi portal.2+
2.2.+ Pa!ofisiologi
irosis hepatis termasuk !+ besar penyebab kematian di dunia Barat.
>eskipun terutama disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol, kontributor utama
lainnya adalah hepatitis kronis, penyakit saluran empedu, dan kelebihan =at besi.
Tahap akhir penyakit kronis ini didefinisikan berdasarkan tiga karakteristik 92!
a. 'ridging fibrous septadalam bentuk pita halus atau jaringan parut lebar yang
menggantikan lobulus.
b.
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
27/61
2.2., Klasifiasi
Berdasarkan morfologi, herlok membagi sirosis hepatis atas jenis,
yaitu9!+,!0
!. >ikronodular
Faitu sirosis hepatis dimana nodul$nodul yang terbentuk berukuran E mm.
2. >akronodular
Faitu sirosis hepatis dimana nodul$nodul yang terbentuk berukuran N mm.
. *ampuran
Faitu gabungan dari mikronodular dan makronodular.
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
28/61
tadium lanjut /sirosis dekompensata1, gejala$gejala lebih menonjol
terutama bila timbul komplikasi kegagalan hepar dan hipertensi portal,
meliputi9!
1) hilangnya rambut badan
2) gangguan tidur
3) demam tidak begitu tinggi
4) adanya gangguan pembekuan darah, pendarahan gusi, epistaksis,
gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemih berarna seperti teh
pekat, muntah darah atau melena, serta perubahan mental, meliputi
mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung, agitasi, sampai koma.
b. )emeriksaan )enunjang
)emeriksaan laboratorium yang bisa didapatkan dari penderita sirosis
hepatis antara lain9!0
!1 8;T /serum glutamil oksalo asetat1 atau 'T /aspartat
aminotransferase1 dan 8)T /serum glutamil piruvat transferase1 atau
'4T /alanin aminotransferase1 meningkat tapi tidak begitu tinggi. 'T
lebih meningkat disbanding '4T.
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
29/61
1 (aktu protrombin memanjang karena disfungsi sintesis faktor koagulan
akibat sirosis
-1 orbiditas dan mortalitas sirosis tinggi akibat komplikasinya. Berikut
berbagai maam komplikasi sirosis hati9!0
a. Hipertensi )ortal
b. 'sites
. )eritonitis Bakterial pontan. "omplikasi ini paling sering dijumpai yaitu
infeksi airan asites oleh satu jenis bakteri tanpa ada bukti infeksi sekunder
intra abdominal. Biasanya terdapat asites dengan nyeri abdomen serta demam
d. &arises esophagus dan hemoroid. &arises esophagus merupakan salah satu
manifestasi hipertensi porta yang ukup berbahaya. ekitar 2+$0+% pasien
sirosis dengan varises esophagus peah menimbulkan perdarahan
e. Cnsefalopati Hepatik. 7nsefalopati hepati merupakan kelainan neuropsikiatri
akibat disfungsi hati. >ula$mula ada gangguan tidur kemudian berlanjut
sampai gangguan kesadaran dan koma. Cnsefalopati hepati terjadi karena
kegagalan hepar melakukan detoksifikasi bahan$bahan beraun /
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
30/61
protein, konstipasi, infeksi, gagal hepar, dan alkalosis.2 Berikut pembagian
stadium ensefalopati hepatikum 9
)embagian stadium ensefalopati hepatikum2
S!adi(m /anifes!asi Klinis
+ "esadaran normal, hanya sedikit ada penurunan daya ingat,
konsentrasi, fungsi intelektual, dan koordinasi.
! 8angguan pola tidur
2 4etargi
omnolen, disorientasi aktu dan tempat, amnesia
0 "oma, dengan atau tanpa respon terhadap rangsang nyeri.
f. indroma Hepatorenal. )ada sindrom hepatorenal, terjadi gangguan fungsi
ginjal akut berupa oligouri, peningkatan ureum, kreatinin, tanpa adanya
kelainan organi ginjal. "erusakan hati lanjut menyebabkan penurunan
perfusi ginjal yang berakibat pada penurunan filtrasi glomerulus.
2.2. Pena!alasanaan
Ctiologi sirosis mempengaruhi penanganan sirosis. Terapi ditujukan untuk
mengurangi progresi penyakit, menghindarkan bahan$bahan yang bisa menambah
kerusakan hati, penegahan, dan penanganan komplikasi. Tatalaksana pasien
sirosis yang masih kompensata ditujukan untk mengurangi progresi kerusakan
hati.
a. )enatalaksanaan irosis "ompensata
Bertujuan untuk mengurangi progresi kerusakan hati, meliputi 9
!1 >enghentikan penggunaan alohol dan bahan atau obat yang hepatotoksik
21 )emberian asetaminofen, kolkisin, dan obat herbal yang dapat
menghambat kolagenik
1 )ada hepatitis autoimun, bisa diberikan steroid atau imunosupresif
01 )ada hemokromatosis, dilakukan flebotomi setiap minggu sampai
konsentrasi besi menjadi normal dan diulang sesuai kebutuhan.
51 )ada pentakit hati nonalkoholik, menurunkan BB akan menegah
terjadinya sirosis
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
31/61
1 )ada hepatitis B, interferon alfa dan lamivudin merupakan terapi utama.
4amivudin diberikan !++mg seara oral setiap hari selama satu tahun.
Interferon alfa diberikan seara suntikan subkutan >I?, ! minggu
selama 0$ bulan.
-1 )ada hepatitis * kronik, kombinasi interferon dengan ribavirin merupakan
terapi standar. Interferon diberikan seara subkutan dengann dosis 5 >I?,
! minggu, dan dikombinasi ribavirin 3++$!+++ mgDhari selama bulan.
?ntuk pengobatan fibrosis hati, masih dalam penelitian. Interferon,
kolkisin, metotreksat, vitamin ', dan obat$obatan sedang dalam penelitian.
b. )enatalaksanaan irosis #ekompensata
!1 'sites
a1 Tirah baring
b1 #iet rendah garam 9 sebanyak 5,2 gram atau + mmolDhari
1 #iureti 9 spiroolakton !++$2++ mgDhari. 7espon diureti bisa
dimonitor dengan penurunan BB +,5 kgDhari /tanpa edem kaki1 atau
!,+ kgDhari /dengan edema kaki1. Bilamana pemberian spironolakton
tidak adekuat, dapat dikombinasi dengan furosemide 2+$0+ mgDhari
/dosis ma.!+ mgDhari1
d1 )arasentesis dilakukan bila asites sangat besar /0$ liter1, diikuti
dengan pemberian albumin.
21 )eritonitis Bakterial pontan
#iberikan antibiotik glongan ephalosporin generasi III seperti
efotaksim seara parenteral selama lima hari atau Ouinolon seara oral.
>engingat akan rekurennya tinggi maka untuk profilaksis dapat diberikan
norfloain /0++ mgDhari1 selama 2$ minggu.
1 &arises Csofagus
a1 ebelum dan sesudah berdarah, bisa diberikan obat penyekat beta
/propanolol1
b1 (aktu perdarahan akut, bisa diberikan preparat somatostatin atau
okreotid, diteruskan dengan tindakan skleroterapi atau ligasi endoskopi
01 Cnsefalopati Hepatik
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
32/61
a1 4aktulosa untuk mengeluarkan ammonia
b1 odifikasi *hild$)ugh!5
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
33/61
2.$ Sind"om Hepa!o"enal
2.$.1 Definisi
indrom hepatorenal /H71 adalah gangguan fungsional ginjal reversibel
yang terjadi pada seseorang dengan sirosis hati lanjut atau kegagalan hati
fulminan.20 indrom hepatorenal ditandai dengan berkurangnya laju filtrasi
glomerulus /8@71 dan aliran plasma renal /7)@1 tanpa adanya penyebab lain
dari disfungsi ginjal.20,25 indrom hepatorenal bersifat fungsional dan
progresif. indrom hepatorenal merupakan suatu gangguan fungsi ginjal pre
renal, yaitu disebabkan adanya hipoperfusi ginjal, namun dengan hanya
perbaikan volume plasma saja ternyata tidak dapat memper$ baiki gangguan
fungsi ginjal ini.2,-
Berdasarkan nternational scites lub, sindrom hepatorenal adalah
sindroma klinis yang terjadi pada pasien penyakit hati kronis dan kegagalan hati
lanjut serta hipertensi portal yang ditandai oleh penurunan fungsi ginjal dan
abnormalitas yang nyata dari sirkulasi arteri dan aktivitas sistem vasoaktif
endogen.23
2.$.2 Pa!ogenesis dan Pa!ofisiologi
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
34/61
indrom Hepatorenal /H71 merupakan salah satu komplikasi sirosis
hepatis. "arakteristik khas pada H7 adalah vasokonstriksi yang kuat dari
sirkulasi ginjal namun disertai pengurangan pengisian arteri sistemik yang
disebabkan oleh vasodilatasi arteri pada sirkulasi splanik.25,2 >ekanisme yang
mendasari H7 belum sepenuhnya dipahami, namun mungkin men$ akup
peningkatan faktor vasokonstriktor dan penurunan vasodilator pada sirkulasi
ginjal.20 'da tiga faktor dominan yang terlibat dalam patogenesis H7, yaitu9,23
a. )erubahan hemodinamik dimana terjadi vasodilatasi arteri perifer yang luas
dengan sirkulasi hiperdinamik dan vasokonstriksi sirkulasi ginjal.
b. timulasi sistem saraf simpatis ginjal.
. )eningkatan sintesis humoral dan mediator vasoaktif ginjal.
elain itu, ada tiga teori yang dianut untuk menerangkan hipoperfusi ginjal yang
timbul pada penderita H7, yaitu9
a. Hepatorenal 7efleks
Teori ini berdasarkan perobaan binatang yang memperlihatkan baha
peningkatan tekanan intrahepatik menyebabkan peningkatan aktivitas
simpatoadrenal ginjal yang disertai dengan penurunan perfusi ginjal dan laju
filtrasi glomerular /8@71, serta peningkatan reabsorpsi natrium dan air.
tudi ini mendukung adanya refleks hepatorenal, yang mungkin da$ pat
diaktivasi melalui reseptor adenosine seperti pada binatang. )embe$ rian
adenosine receptor antagonist dapat menegah peningkatan retensi natrium
dan air setelah penurunan aliran darah vena portal.2- >eskipun demikian,
masih didebatkan apakah refleks heepatorenal juga ditemukan pada
manusia.
b. Teori &asodilatasi 'rteri
)atofisiologi yang sesuai dengan perubahan fungsi ginjal dan sirkulasi
dalam H7 adalah vasodilatasi arterial. )asien dengan H7 ditandai dengan
vasodilatasi splanikus yang menyebabkan penurunan resistensi vaskular
sistemik dan penurunan volume efektif arterial, yang selanjut$ nya
menginduksi sistem neurohumoral, sistem saraf simpatis dan sistem renin$
angiotensin$aldosteron.5,2-,2 'ktivasi dari sistem vasokonstriktor tersebut
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
35/61
akan menyebabkan hipoperfusi ginjal, penurunan 8@7, dan retensi
natrium /sistem renin$angiotensin$aldosteron dan sistem saraf simpatis1 serta
air /arginine vasopressin1 yang terjadi pada sirosis hepatis tahap lanjut.2-,+
)ada pasien dengan sirosis dan asites, konsentrasi nitrit dan nitrat serum
menunjukkan peningkatan.
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
36/61
ditemukan vasokonstriksi ginjal reversibel dan hipotensi sistemik. )enyebab
utama dari vasokonstriksi ginjal ini belum diketahui seara pasti, tapi
kemungkinan melibatkan banyak faktor antara lain perubahan sistem
hemodinamik, meningginya tekanan vena porta, peningkatan vasokonstriktor
dan penurunan vasodilator yang berperan dalam sirkulasi di ginjal.2-
a. Fa!o" 'asoons!"i!o"
istem renin 6 angiotension dan sistem saraf simpatis merupakan mediator
utama yang mempunyai efek vasokonstriksi sirkulasi ginjal pada sindrom
hepatorenal.2- 'ktifitas dari sistem vasokonstriksi ini meningkat pada penderita
dengan sirosis dan asites, terutama penderita dengan sindrom hepatorenal dan
berkolerasi terbalik dengan aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus.2-,2,+
elain itu, penelitian yang dilakukan terhadap pasien dengan H7
menunjukkan baha konsentrasi plasma endothelin$! meningkat. Cndothelin$!
merupakan salah satu substansi vasokonstriktor ginjal. )eningkatan level
endothelin$! mungkin berkontribusi pada vasokonstriksi ginjal. Hipotesis ini juga
didukung dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan baha pemberian
antagonis reseptor endotelin menginduksi peningkatan 8@7 pada pasien H7.2-
ysteinyl leukotriene /leukotrien *0 dan #01 merupakan vasokonstriktor
ginjal yang poten dan menyebabkan kontraksi dari sel mesangial seara in vitro.
)enelitian sebelumnya menunjukkan adanya peningkatan ysteinyl leukotrien
pada H7.2 Tromboane '2 juga memberikan kontribusi pada vasokonstriksi
sirkulasi ginjal dan menyebabkan kontraksi dari sel mesangial pada H7.2
ubstansi vasoaktif lainnya seperti adenosin, @2 6 isoprostanes dapat juga
sebagai faktor yang mempengaruhi patogenesa vasokonstriksi ginjal
dalam H7 tapi mekanismenya masih belum diketahui 2-
&. Fa!o" 'asodila!o"
ebuah penelitian pada penderita dengan sirosis atau perobaan pada hean
memperlihatkan baha sintesa faktor vasodilator lokal pada ginjal memainkan
peran yang penting dalam mempertahankan perfusi ginjal den$ gan melindungi
sirkulasi ginjal dari efek yang merusak dari faktor vasokon$ striktor. >ekanisme
vasodilator ginjal yang paling penting adalah prostaglandin /)8s1.2-,2
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
37/61
Bukti yang paling kuat menyokong peran )8s ginjal dalam memper$
tahankan perfusi ginjal pada sirosis dengan asites diperoleh dari penelitian yang
menggunakan obat ekanisme dari indrom Hepatorenal*enal +&, renal
vasodilation *enal +, renal vasoconstriction "$", sympathetic nervous
system20
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
38/61
2.$.$ /anifes!asi Klinis
>anifestasi klinis penderita sindroma hepatorenal ditandai dengan
kombinasi antara gagal ginjal, gangguan sirkulasi, dan gagal hati. 8agal ginjal
dapat timbul seara perlahan atau progresif dan biasanya diikuti dengan retensi
natrium dan air, yang menimbulkan asites, edema dan dilutional hyponatremia,
yang ditandai oleh ekskresi natrium urin yang rendah dan pen$ gurangan
kemampuan buang air /oliguri6anuria1. 8angguan sirkulasi sistemik yang berat
ditandai dengan tekanan arteri yang rendah, peningkatan cardiac output, dan
penurunan total tahanan pembuluh darah sistemik.2- )ada pasien sirosis
hepatis, 3+% kasus H7 disertai asites, -5% disertai ensefalopati hepati, dan
0+% disertai ikterus.25
8angguan Hemodinamik yang ering #itemukan pada indrom
Hepatorenal diantaranya adalah penignkatan ardiac output, tekanan arterial
menurun, total tahanan pembuluh darah sistemik menurun, total volume darah
meninggi, aktivasi sistem vasokonstriktor meninggi, tekanan portal meninggi,
portosystemic "hunt,t ekanan pembuluh darah splanik menurun, tekanan
pembuluh darah ginjal meninggi, tekanan arteri brahial dan femoral meninggi,
tahanan pembuluh darah otak meninggi.
eara klinis indroma Hepatorenal dapat dibedakan atas 2 tipeyaitu9
a. indroma Hepatorenal tipe I
>erupakan manifestasi yang sangat progresif, dimana terjadi peningkatan
serum kreatinin dua kali lipat. Tipe I ditandai oleh peningkatan yang epat dan
progresif dari B?< /'lood rea $itrogen1 dan kreatinin serum yaitu nilai
kreatinin N2,5 mgDdl atau penurunan kreatinin klirens dalam 20 jam sampai 5+%,
keadaan ini timbul dalam beberapa hari hingga 2 minggu.2,2- 8agal ginjal sering
dihubungkan dengan penurunan yang progresif jumlah urin, retensi natrium dan
hiponatremi.2-
)enderita dengan tipe ini biasanya dalam kondisi klinik yang sangat berat
dengan tanda gagal hati lanjut seperti ikterus, ensefalopati atau koagulopati.2-,2
Tipe ini umum pada sirosis alkoholik berhubungan dengan hepatitis
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
39/61
alkoholik, tetapi dapat juga timbul pada sirosis non alkoholik. "ira$kira setengah
kasus indroma Hepatorenal tipe ini timbul spontan tanpa ada faktor presipitasi
yang diketahui, kadang$ kadang pada sebagian penderita terjadi hubungan sebab
akibat yang erat dengan beberapa komplikasi atau intervensi terapi, seperti
infeksi bakteri, perdarahan gastrointestinal, parasintesis. )eritonitis Bakteri
pontan /B)1 adalah penyebab umum dari penurunan fungsi ginjal.
b. indroma Hepatorenal Tipe II
>erupakan bentuk kronis H7.2 Tipe II H7 ini ditandai dengan
penurunan yang sedang dan stabil dari laju filtrasi glomerulus /B?< dibaah 5+mgDdl dan kreatinin serum E 2 mg D dl1. Tidak seperti tipe I H7, tipe II H7
biasanya terjadi pada penderita dengan fungsi hati relatif baik. Biasanya terjadi
pada penderita dengan asites resisten diuretik. #iduga harapan hidup penderita
dengan kondisi ini lebih panjang dari pada indroma Hepatorenal tipe I.2,23,2
2.$.) Diagnosis
Tidak ada tes yang spesifik untuk diagnostik sindrom hepatorenal.#iagnosis H7 selalu dibuat setelah eksklusi gangguan$gangguan lain yang dapat
menyebabkan gagal ginjal pada pasien sirosis.! "riteria diagnostik yang dianut
sekarang adalah berdasarkan nternational scites lubs &iagnostic riteria of
epatorenal "yndrome.
a. K"i!e"ia /ao"
!1 )enyakit hati akut atau kronik dengan gagal hati lanjut dan hipertensi
portal.
21 8@7 rendah, keratin serum N!,5 mgDdl /!+ PmolD41 atau kreatinin klirens
20 jam E 0+ mlDmnt.
1 Tidak ada syok, infeksi bakteri sedang berlangsung, kehilangan airan
dan mendapat obat nefrotoksik.
01 Tidak ada perbaikan fungsi ginjal dengan pemberian plasma ekspander
!,5 liter dan diuretik /penurunan kreatinin serum menjadi E !,5 mgDdl atau
pen$ ingkatan kreatinin klirens menjadi N 0+ mlDmnt1.
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
40/61
51 )roteinuria E +,5 gDhari dan tidak dijumpai obstruktif uropati atau
penyakit$ parenkim ginjal seara ultrasonografi
&. K"i!e"ia Tam&a5an
!1 &olume urin E 5++ ml D hari
21 edikamentosa, misalnya metoksifluran, halotan, sulfonamid,
parasetamol, tetrasiklin, ipronia=id
31 Tumor, misalnya hipernefroma, metastasis
1 Cksperimenta, misalnya defisiensi kolin, dan lain$lain
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
41/61
BAB III
PEN6AJIAN KASUS
A. IDENTITAS
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
42/61
sembab pada ajah /$1, sedikit, nyeri saat berkemih /$1,B'" berpasir /$1,
darah /$1. B'B konsistensi air berarna hitam sebanyak !, darah segar
/$1, lendir /$1, ampas /$1. )asien juga merasakan mual, namun tidak
muntah. 7iayat nyeri dada, batuk, demam, muntah, badan atau mata
menguning disangkal.
atu minggu sebelum masuk rumah sakit perut terasa semakin penuh
sehingga sesak napas memberat dan badan terasa lemah. esak tidak
dipengaruhi oleh aktivitas, keluhan tidak disertai nyeri dada, batuk,
gangguan B'BDB'", demam, mual atau muntah. )asien kemudian
berobat ke 7#.
1 7iayat )enyakit #ahulu
)asien memiliki riayat sakit kuning tahun yang lalu dan diobati
oleh dokter, minum obat dan keluhan hilang. 7iayat operasi batu ginjal
pada tahun !+. 7iayat sakit jantung, kening manis, sakit paru,
bengkak pada ajah disangkal.
01 7iayat )enyakit "eluarga
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit serupa. 7iayat
anggota keluarga yang menderita sakit kuning, tekanan darah tinggi, dan
kening manis disangkal.
51 7iayat "ebiasaan, osial$Ckonomi
7iayat konsumsi alkohol 2+ tahun yang lalu, riayat konsumsi
obat$obatan dan jamu$jamuan yang lama disangkal. 7iayat merokok
saat muda.
*. PE/E#IKSAAN FISIK
!1 tatus 8eneralis
"eadaan umum 9 01 performance status grade
"esadaran 9 *ompos >entis C0&5>
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
43/61
Tekanan darah 9 !+D3+ mmHg
@rekuensi nadi 9 3+ kaliDmenitK reguler
@rekuensi napas 9 25 kaliDmenit
uhu 9 ,5*
21 )emeriksaan ;rgan
"ulit 9 arna sao matang, anemis /1, ikterik /$1
"epala 9 normosefali
7ambut 9 rambut hitam, terdistribusi rata, tidak mudah
diabut
>ata 9 konjungtiva anemis /D1 sklera ikterik /$D$1
edem palpebra /$D$1
Telinga 9 sekret /$D$1 nyeri tekan /$1
Hidung 9 sekret /$D$1 deviasi septum /$1
Tenggorokan 9 hiperemi faring /$1, tonsil T!DDT!
8igi dan >ulut 9 gigi lengkap, stomatitis /$1
4eher 9 distensi vena jugular /$1K :&) 52 mH2;
#ada 9 simetris, spider nevi /1
)aru
Inspeksi 9 statis 9 simetris K dinamis 9 dada tidak tertinggal
)alpasi 9 fremitus taktil kanan E kiri
)erkusi 9 )aru kanan9 redup pada I* &
)aru kiri9 sonor pada seluruh lapang paru
'uskultasi 9 uara napas dasar vesikuler, melemah pada paru
kanan rh/$D$1 h /$D$1
:antung
Inspeksi 9 iktus kordis tampak pada I* & linea midlaviula
sinistra
)alpasi 9 iktus kordis teraba pada I* & linea midlaviula
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
44/61
sinistra
)erkusi 9 batas kanan jantung I* & linea parasternalis
detra
batas kiri jantung I* & ! linea midlaviula
sinistra
pinggang jantung I* II linea parasternalis sinistra
'uskultasi 9 bunyi jantung I dan II, reguler, murmur /$1, gallop
/$1
'bdomen
Inspeksi 9 perut membunit, venektasi /1, aput medusa /1
'uskultasi 9 B? sulit dinilai, bruit /$1
)alpasi 9 distensi /1, hepar dan lien sulit diraba, undulasi
/1
)erkusi 9 redup, shifting dullness /1
'lat "elamin J 'nus9 pembesaran pada srotum sinistra
'nggota 8erak 9pitting edemapada ekstremitas atas dan baah
"8B 9 tidak teraba pembesaran "8B
D. PE/E#IKSAAN PENUNJAN%
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal + #esember 2+!
(B* 9 , "Dul
7B* 9 2, >Dul
H8B 9 3,5 gDdl
HT 9 2,2%
>*& 9 3-,0 fl
>*H* 9 , ng
)4T 9 53 "Dul
?reum 9 0,5 mgDdl
"reatinin 9 !, mgDdl
8# 9 - mgDdl
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
45/61
'lbumin 9 !,3 grDdl
8;T 9 5,3 mgDdl
8)T 9 0+, mgDdl
Bilirubin total 9 +, mgDdl
Bilirubin direk 9 +,! mgDdl
Hbs'g 9 reaktif
'nti$Hv 9 non$reaktif
E. DIA%N7SIS
$ irosis Hepatis dekompensata
$ Hepatitis B
$ indrom Hepatorenal
F. DIA%N7SIS BANDIN%
$ *ongestive heart failure
$ *hroni kidney disease
%. TATA LAKSANA
edikamentosa
!1 I&@# ringer asetat !+ tpm
21 'minofusin hepar 5+grDhari, 05 tpm
1 pironolatone tablet 2 !++ mg p.o
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
46/61
H. #EN*ANA PE/E#IKSAAN LANJUTAN
!1 )arasentesis diagnosis
21 )emeriksaan Ig8 anti$HB, Hbe'g, HB& #
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
47/61
J. FOLLOW UP
Tanggal "ub3ective 1b3ective ssessment !lan
!$!2$2+! esak,
kaki, dan
perut
bengkak,
mual,
muntah
/$1, B'Bhitam
"es9 ompos mentis
T#9 !+D3+mmHg
H79 !Dm, reguler
779 20Dm
T9 ,2**or9 !2murmur /$1
gallop /$1.)ulmo9 7honki basah
kanan dan kiri.
'bdomen9 distensi /1
undulasi /1, lingkar
perut !+- m, B? sulit
dinilai, hepar lien sulit
teraba.
'lat
Ckstremitas9pitting
edemapada ekstremitas
atas dan baah.BB9 5 kg
#9
irosis hati
Terapi9
$ I&@# ringer asetat !+
tpm
$ 'minofusin hepar
$ Transfusi (B* 2 kolf$ Inj deametason ! amp
$ pironolatone tab
2!++mg
?8
'bdomen
!$!$2+!0 esak ,kaki dan
perut
bengkak,
nyeri
perut,
mual /1,
muntah
/$1, B'B/1 ener
arna
kuning
"es9 ompos mentis
T#9 !!+D3+mmHg
H79 3+Dm, reguler
779 !Dm
T9 ,2*>ata9 "onjungtiva
anemis /$D$1, klera
ikterik /$D$1
*or9 !2murmur /$1gallop /$1
)ulmo9 7honki basah
kanan dan kiri,
'bdomen9 distensi /1
undulasi /1, lingkar
perut !+- m
'lat kelamin9 srotum
membesar
Ckstremitas9pitting
edemapada ekstremitas
#9
irosis hati
Terapi9
$ I&@# ringer asetat !+
tpm
$ 'minofusin hepar
$ pironolatone tab
2!++mg
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
48/61
atas dan baah
BB9 5 kg
2$!$2+!0 ata9 "onjungtiva
anemis /$D$1, klera
ikterik /$D$1
*or9 !2murmur /$1
gallop /$1)ulmo9 7honki basah
kanan dan kiri,
'bdomen9 distensi /1
undulasi /1, lingkar
perut !+- m
'lat kelamin9 srotum
membesar
Ckstremitas9pitting
edemapada ekstremitas
atas dan baah
BB9 5! kg
#9
irosis hati
Terapi9
$ I&@# ringer asetat !+
tpm
$ 'minofusin hepar
$ pironolatone tab
2!++mg
$!$2+!0
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
49/61
atas dan baah
BB9 5+ kg
0$!$2+!0 esak/$1,
kaki
tangan,
dan perut
bengkak
"es9 ompos mentis
T#9 !++D-+mmHg
H79 30Dm, reguler
779 20Dm
T9 ,2*>ata9 "onjungtiva
anemis /$D$1, klera
ikterik /$D$1
*or9 !2murmur /$1
gallop /$1
)ulmo9 7honki basahkanan dan kiri,
'bdomen9 distensi /1
undulasi /1, lingkar
perut !+ m
'lat kelamin9 srotum
membesar
Ckstremitas9pitting
edemapada ekstremitas
atas dan baah
BB9 5+ kg
#9
irosis hati
Terapi9
$ I&@# ringer asetat !+
tpm
$ 'minofusin hepar
$ pironolatone tab
2!++mg
?8 abdomen9$ 'sites /1
$ Hipertensi porta
$ irosis hati
5$!$2+!0 esak/$1,
kaki
tangan,
dan perut
bengkak
"es9 ompos mentis
T#9 !++D-+mmHg
H79 30Dm, reguler
779 20Dm
T9 ,2*>ata9 "onjungtiva
anemis /$D$1, klera
ikterik /$D$1
*or9 !2murmur /$1
gallop /$1)ulmo9 7honki basah
kanan dan kiri,
'bdomen9 distensi /1
undulasi /1, lingkar
perut !+ m
'lat kelamin9 srotum
membesar
Ckstremitas9pitting
edemapada ekstremitas
atas dan baah
BB9 5+ kg
#9
irosis hati
Terapi9
$ I&@# ringer asetat !+
tpm
$ 'minofusin hepar
$ pironolatone tab
2!++mg
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
50/61
$!$2+!0 esak/$1,
kakitangan,
dan perut
bengkak
"es9 ompos mentis
T#9 !++D-+mmHgH79 30Dm, reguler
779 20Dm
T9 ,2*>ata9 "onjungtiva
anemis /$D$1, klera
ikterik /$D$1
*or9 !2murmur /$1
gallop /$1
)ulmo9 7honki basah
kanan dan kiri,
'bdomen9 distensi /1undulasi /1, lingkar
perut !+ m
'lat kelamin9 srotum
membesar
Ckstremitas9pitting
edemapada ekstremitas
atas dan baah
BB9 5+ kg
#9
irosis hatiTerapi9
$ I&@# ringer asetat !+
tpm
$ 'minofusin hepar
$ pironolatone tab
2!++mg
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
51/61
BAB 'I
PE/BAHASAN
)ada kasus ini pasien datang dengan keluhan sesak napas dan perut yamg
membesar. )erut membesar sejak kurang lebih ! tahun yang lalu. )embengkakan
pada perut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya dipengaruhi oleh
peningkatan tekanan intrakapiler, penurunan tekanan onkotik plasma
intravaskuler, dan retensi airan. 'sites adalah penimbunan airan serosa dalam
rongga peritoneum. uatu tanda asites adalah meningkatnya lingkar abdomen.)enimbunan airan yang sangat nyata dapat menyebabkan napas pendek karena
diafragma terdorong. #engan semakin banyaknya penimbunan airan peritoneum,
dapat dijumpai airan lebih dari 5++ ml pada saat pemeriksaan fisik dengan pekak
alih, gelombang airan, dan perut yang membengkak.
Hasil anamnesis didapatkan pasien mengeluh perut membesar yang terasa
penuh dan sesak napas yang tidak dipengaruhi oleh aktivitas, keluhan tidak
disertai nyeri dada, batuk, gangguan B'BDB'", demam, mual atau muntah.
)asien kemudian berobat ke 7#. )asien pernah mengalami B'B hitam eperti
ter dan air sebanyak satu kali S ! bulan yang lalus.
)ada pemeriksaan fisik pasien ditemukan adanya konjungtiva anemis,
asites, spider nevi pada dada atas, venektasi vena /aput medusa1, ginekomastia,
redup pada perkusi paru kanan dimulai pada I* & dan penurunan suara napas
dasar, dan edema perifer pada kedua tungkai kaki. )ada pemeriksaan laboratorium
pasien ini ditemukan adanya anemia, trombositopenia, peningkatan kadar 8;T,
penurunan kadar albumin, dan HBs'g reaktif.
Berdasarkan manifestasi klinis, hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium pasien ini didiagnosis kerja sebagai sirosis hepatis dan hepatitis B.
#iagnosis sirosis ditegakan dengan kriteria oebandiri yaitu asites, splenomegali,
venektasiD vena kolateral, spider nevi, varises esophagus /hematemesis melena1,
ratio albumin 9 globulin terbalik dan palmar eritem. )ada pasien ini didapatkan 5
kriteria klinis soebandiri yaitu asites, venektasiDvena kolateral, spider nevi,
kemungkinan varises esophagus dengan mempertimbangkan riayat melena
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
52/61
pada pasien dan splenomegali dengan mempertimbangkan anemia dan
trombositopeni dalam pemeriksaan laboratorium. )ada pasien ini telah
mengalami sirosis hati dekompensata. irosis hati dapat dikatakan dekompensata
apabila memiliki satu atau lebih manifestasi ikterik, asites, ensefalopati atau
perdarahan varises. #iagnosis hepatitis B dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan
Hbs'g yang reaktif pada pasien ini. "omplikasi tersering hepatitis virus adalah
perjalanan klinis yang lebih lama hingga berkisar dari 2$3 bulan yang dikenal
sebagai hepatitis kronis persisten. ekitar 5$!+% hepatitis virus dapat mengalami
kekambuhan setelah sembuh dari serangan aal. "ekambuhan ikterus biasanya
tidak teralalu nyata, dan uji fungsi hati tidak memperlihatkan kekambuhan dalam
derajat yang samaseperti pada serangan aal. etelah hepatitis virus akut,
sejumlah keil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronis aktif akan
terjadi kerusakan hati yang akan berakhir dengan sirosis hati. "ondisi ini
dibedakan dari hepatitis kronis persisten melalui pemeriksaan biopsi hati.
)ada anamnesis ditemukan keluhan berupa pembengkakan perut disertai
sesak napas, B'B air dan hitam sebanyak satu kali. 'sites merupakan
masifestasi ardinal sirosis dan bentuk berat lain dari penyakit hati. Beberapa
fator yang tururt terlibat dalam pathogenesis asites pada sirosis hati adalah
hipertensi porta, hipoalbuminemia, meningkatnya pembentukan dan aliran limfa
hati, retensi natrium, dan gangguan ekskresi air.
)ada sirosis hati terjadi vasokonstriksi dan fibrotisasi sinusoid yang
berakibat terjadinya peningkatan resistensi sistem porta sehingga terjadi hipertensi
porta. )eningkatan resistensi vena porta diimbangi dengan vasodilatasi splanik
bed oleh vasodilator endogen. )eningkatan resistensi system porta yang diikuti
oleh peningkatan aliran darah akibat vasodilatasi splanknik bed menyebabkan
hipertensi porta menetap. Hipertensi porta akan menyebabkan peningkatan
tekanan transudasi terutama di sinusoid dan selanjutnya kapiler usus. Transudate
akan terkumpul di rongga peritoneum.
Hipoalbuminemia terjadi karena menurunnya sintesis albumin yang
dihasilkan oleh sel$sel hati terganggu. Hipoalbuminemia menyebabkan
menurunnya tekanan osmoti koloid. "ombinasi antara tekanan hidrostatik yang
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
53/61
meningkat dengan tekanan osmoti yang menurun dalam jaringan pembuluh
darah intestinal menyebabkan terjadinya transudasi airan dari ruang intravasular
ke ruang interstisial.Hipertensi porta juga dapat meningkatkan pembentukan limfa
hepatikyang membuatnya keluar dari hati ke dalam rongga peritoneum sehingga
menyebabkan tingginya protein dalam airan asites, dan meningkatkan tekanan
osmoti koloid dalam rongga peritoneum dan memiu terjadinya transudasi airan
dari rongga intravasular ke ruang peritoneum. Hipertensi portal juga dapat
menyebabkan terjadinya vasodilatasi arteri splanknik. &asodilatasi ini akan
mengakibatkan hipovolemi arterial sentral sehingga akan merangsang aktivasi
system renin$angiotensin$aldosteron yang dapat menyebabkan retensi natrium dan
air. ehingga menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik intravasular yang
pada akhirnya menyebabkan transudasi airan dari intravasular ke interstisial.
)asien dengan perdarahan saluran erna berupa hematemesis atau melena
sering terjadi pada sirosis. )enyebab perdarahan saluran erna dapat berupa
varises esophagus, yang merupakan penyebab perdarahan terbanyak pada sirosis
hepatis. )enyebab lain perdarahan adalah tukak lambung dan duedonum /pada
sirosis insidensi gangguan ini meningkat1, erosi lambung akut, dan keendrungan
perdarahan akibat masa protrombin yang memanjang dan trombositopenia.
)ada pemeriksaan fisik pasien ditemukan adanya konjungtiva anemis,
asites, spider nevi pada dada atas, venektasi vena /aput medusa1, ginekomastia,
redup pada perkusi paru kanan dimulai pada I* & dan penurunan suara napas
dasar, dan edema perifer pada kedua tungkai.
pider nevi merupakan suatu lesi vasular yang dikelilingi beberapa vena$
vena keil dan dapat ditemukan pada bahu, ajah, dan lengan atas. pider nevi
dapat terjadi akibat peningkatan rasio ekstradiolDtestosterone bebas. *aput medusa
terjadi akibat hipertensi porta. 8inekosmastia terjadi akibat penurunan level
serum testosterone dan penurunan aktivitas reseptor androgen hepatik. 'danya
redup pada perkusi paru kanan dan penurunan suara napas vesiular paru kanan
dapat disebabkan oleh karena efusi pleura. Cfusi pleura pada pasien dengan sirosis
disebabkan kondisi hepatik hidrotoraks. Hal ini dapat dikarenakan defek pada
diafragma yang menyebabkan transfer airan asites dari permukaan hepar
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
54/61
meleati langsung ke rongga pleura. Tekanan negatif intratoraks menarik airan
asites rongga pleura. Cfusi pleura juga dapat mengakibatkan sesak napas pada
pasien.
Cdema perifer umumnya terjadi setelah timbulnya asites, dan dapat
dijelaskan sebagai akibat hipoalbuminemia dan retensi garam dan air. "egegalan
sel hati untuk menginaktifkan aldosterone dan hormone antidiureti merupakan
penyebab retensi natrium dan air.
)ada pemeriksaan laboratorium pasien ini ditemukan adanya anemia,
trombositopenia, peningkatan kadar 8;T, penurunan kadar albumin serum, dan
hasil Hbs'g reaktif. 8angguan hematologik yang sering terjadi pada sirosis
adalah keendrungan perdarahan, anemia, leukopenia, dan trombositopenia.
)enderita sering mengalami perdarahan hidung, gusi, dan mudah memar. >asa
protrombin dapat memanjang. >anifestasi ini terjadi akibat berkurangnya
pembentukan faktor$faktor pembekuan oleh hati. 'nemia, leukopenia, dan
trombositopenia diduga terjadi akibat hipersplenisme. 4impa tidak hanya
membesar /splenomegaly1 tetapi juga aktif menghanurkan sel$sel darah dari
sirkulasi. >ekanisme lain yang menimbulkan anemia adalah defisiensi folat,
vitamin B!2, dan besi yang terjadi sekunder akibat kehilangan darah dan
peningkatan hemolisis eritrosit.
)ada pasien selain ditemukan HBs'g reaktif juga terjadi peningkatan
kadar 8;T dan penurunan kadar albumin. )ada pemeriksaan laboratorium
pasien dengan hepatitis B kronis dapat menunjukkan hasil dalam batas normal.
)eningkatan ringan hingga sedang dari kadar 8;TD8)T merupakan satu$
satunya tes biokimia yang ditemukan. )enanda dari fungsi hepatis yang terganggu
/penurunan albumin, peningkatan bilirubin, dan perpanjangan protrombin dapat
ditemukan1. )asien dengan infeksi hepatitis B kronis juga dapat memiliki hasil
HBs'g dan Ig8 anti$HB.
)ada pasien ini dapat terjadi sindrom hepatorenal yang ditandai dengan
adanya beberapa kriteria mayor sindrom hepatorenal yaitu penyakit hati akut atau
kronik dengan gagal hati lanjut dan hipertensi portal, tidak ada syok, infeksi
bakteri sedang berlangsung, kehilangan airan dan mendapat obat nefrotoksik,
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
55/61
tidak ada perbaikan fungsi ginjal dengan pemberian plasma ekspander !,5 liter
dan diuretik /penurunan kreatinin serum menjadi E !,5 mgDdl atau pen$ ingkatan
kreatinin klirens menjadi N 0+ mlDmnt1.
Tatalaksana pada pasien ini merupakan terapi suportif untuk mengurangi
keluhan pasien dan untuk tidak memperberat progresifitas penyakit. Tirah baring
disertai dengan pemeberian diureti dapat memberikan manfaat. Hal ini
dihubungkna dengan peningkatan perfusi renal dan aliran darah vena porta.
)emberian terapi airan berupa aminofusin hepar dikarenakan aminofusin hepar
memiliki efek hepatoprotektor dan meningkatkan regenerasi sel hati serta bekerja
pada siklus urea untuk meningkatkan produksi urea dari ammonia. 'minofusin
hepar merupakan nutrisi parenteral untuk pasien dengan gangguan fungsi hati
kronis untuk membantu mempertahankan kesadaran. #iet lunak, rendah garam,
restriksi airan dan diet rendah protein. #iet lunak dilakukan untuk tidak
memperberat kerja system penernaan, diet rendah garam untujj menegah retensi
natrium, menghindari intake airan yang berlebihan dan diet protein untuk
menghindari terjadinya penumpukan ammonia yang berlebihan yang dapat
mengakibatkan ensefalopati hepatikum oleh karena peningkatan ammonia dalam
darah. )emasangan foley kateter digunakan untuk observasi airan input dan
output pasien sambil melihat fungsi ginjal.
Terapi medikamentosa yang diberikan adalah spironolakton !!++ mg,
pironolakton merupakan antagonist aldosterone, dimana pada sirosis hepatis
terjadi hipertensi porta dan dilatasi splanknik sehingga terjadi aktivasi sistem
7'' oleh karena itu spironolakton bermanfaat untuk menegah retensi natrium
dan air. )emberian eftriakson 2! gr i.v diberikan untuk profilaksis. etiap
penderita sirosis hati dengan asites dekompensata atau ensefalopati hepati harus
diperhatikan kemungkinan adanya peritonitis baterial spontan /)B1.
)emeriksaan paraentesis diagnosis diperlukan untuk melihat airan
asites. )arasintesis diagnosti harus selalu dilakukan pada pasien dengan
keluhan asites yang baru untuk diari penyebab nya. )ada pasien dengan sirosis
hepatis, parasentesis diagnosti perlu dilakukan untuk menari tahu apakah
terdapat B) atau tidak. *airan asites yang didapat bisa berarna jernih, hijau,
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
56/61
kuning jerami ataupun berarna keoklatan serta kemerahan. (arna kemerahan
diindikasikan terdapat keganasan, bekas parasentesis ataupun bekas prosedur
invasive lainnya. *airan asites yang didapatkan diperiksakan asites total protein
dan gradient serum asites albumin, asites polimorfonuklear sel, asites biologial
kultur, elektrolit, dan jumlah total airan asites. )ada pasien ini diperlukan
parasentesis diagnosti untuk melihat keurigaan B) pada sirosis hepatis.
7enana pemeriksaan lanjutan pada pasien ini adalah pemeriksaan Ig>
anti$Hb dan Ig8 anti$Hb yang diperlukan untuk menentukan apakah infeksi
hepatitis pada pasien ini bersifat akut atau kronis. )ada masa infeksi akut
hepatitis, anti$Hb didominasi oleh Ig> sehingga titer Ig> anti$Hb akan
meningkat pada fase akut dan juga sebagai solo marker pada masa indo
period. Titer Ig> anti$Hb akan berkurang selama fase pemulihan dimana saat
fase pemulihan titer Ig8 anti$Hb akan meningkat. elama fase aal fase kronik
infeksi hepatitis B HBe'g dan peningkatan level HB&$#
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
57/61
BAB '
KESI/PULAN
)asien laki$laki 0! tahun dengan keluhan sesak dan bengkak pada perut.
#ari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang disimpulkan pasien ini
mengalami sirosis hepatis dekompesata yang diduga disebabkan oleh hepatitis B.
#iperlukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut untuk memastikan etiologis dan
komplikasi penyakit ini. )rognosis pasien seara keseluruhan dubia ad malam.
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
58/61
DAFTA# PUSTAKA
!. #ienstag, :ules 4. &iral Hepatitis. "asper, Braunald, @aui, et all. In
HarrisonMs 9 )riniples of Internal >ediine 9 !322$-. >8ra$Hill, >edial
)ublishing #ivision, 2++5.
2. utadi >. irosis hati. ?su repository. 2++. itedon 2+!! @ebruary 2rdU.
'vailable from 9 ?74 9 http9DD repository.usu.a.idD bitstreamD !205-3 D
3D!D penydalam$srimaryani5.pdf
. Isselbaher, "urt. Hepatology. Thomas # Boyer >#, Teresa 4 (right >#,
>ihael ) >anns ># ' Tetbook of 4iver #isease. @ifth Cdition. aunders
Clsevier. *anada. 2++
0. Hanifah ;sari,Tinjauan >ulti 'spek Hepatitis B pada 'nak 6 Tinjauan
"omprehensif Hepatitis &irus pada 'nak. Balai penerbit @"?I, :akarta, 2+++
5. 4ina Herlina oemara, &aksinasi Hepatitis B 6 Tinjauan "omprehensif
Hepatitis &irus pada 'nak. Balai penerbit @"?I, :akarta, 2+++
. :ulfina Bisanto. Hepatitis virus 6 #iagnosis dan Tatalaksana )enyakit 'nak
dengan 8ejala "uning. #epartemen Ilmu "esehatan 'nak @"?I$7*>.
:akarta. 2++-
-. teffen 7 /;ktober 2++51. V*hanging travel$related global epidemiology of
hepatitis 'V. 'm. :. >ed. !!3 uppl !+'9 060. doi9!+.!+!D
j.amjmed.2++5.+-.+!. )>I# !2-!50!. http9DDlinkinghub.elsevier.omD
retrieveDpiiD+++2$0/+51+++$!. #iakses tanggal ! :anuari 2+!0
3. *aruntu @', Benea 4 /eptember 2++1. V'ute hepatitis * virus infetion9
#iagnosis, pathogenesis, treatmentV. :ournal of 8astrointestinal and 4iver
#iseases9 :84# !5 /19 2065. )>I# !-+!05+. http9DD.jgld.roD
2++D2++-.html. #iakses tanggal !- :anuari 2+!0.
. :olley #, 4ok ', Burroughs '", Heathtote C:. herlokMs #isease of The
4iver and Billiary ystem. !2thCdition. Blakell )ublishing. 2+!!.
!+. uyono,ufiana,Heru,usrifah. onografi sirosis hepatis di
7?# #r. >oeardi. "albe. 2++. ited on 2+!0 :anuari !rdU. 'vailable
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3386/1/penydalam-srimaryani5.pdf.2003.%5Bcitedhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3386/1/penydalam-srimaryani5.pdf.2003.%5Bcitedhttp://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0002-9343(05)00609-1http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0002-9343(05)00609-1http://en.wikipedia.org/wiki/Digital_object_identifierhttp://dx.doi.org/10.1016%2Fj.amjmed.2005.07.016http://dx.doi.org/10.1016%2Fj.amjmed.2005.07.016http://en.wikipedia.org/wiki/PubMed_Identifierhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16271541http://linkinghub.elsevier.com/%20retrieve/pii/S0002-9343(05)00609-1http://linkinghub.elsevier.com/%20retrieve/pii/S0002-9343(05)00609-1http://www.jgld.ro/32006/32006_7.htmlhttp://www.jgld.ro/32006/32006_7.htmlhttp://www.jgld.ro/32006/32006_7.htmlhttp://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Journal_of_Gastrointestinal_and_Liver_Diseases_:_JGLD&action=edit&redlink=1http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Journal_of_Gastrointestinal_and_Liver_Diseases_:_JGLD&action=edit&redlink=1http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Journal_of_Gastrointestinal_and_Liver_Diseases_:_JGLD&action=edit&redlink=1http://en.wikipedia.org/wiki/PubMed_Identifierhttp://en.wikipedia.org/wiki/PubMed_Identifierhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17013450http://www.jgld.ro/%2032006/32006_7.htmlhttp://www.jgld.ro/%2032006/32006_7.htmlhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3386/1/penydalam-srimaryani5.pdf.2003.%5Bcitedhttp://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0002-9343(05)00609-1http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0002-9343(05)00609-1http://en.wikipedia.org/wiki/Digital_object_identifierhttp://dx.doi.org/10.1016%2Fj.amjmed.2005.07.016http://dx.doi.org/10.1016%2Fj.amjmed.2005.07.016http://en.wikipedia.org/wiki/PubMed_Identifierhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16271541http://linkinghub.elsevier.com/%20retrieve/pii/S0002-9343(05)00609-1http://linkinghub.elsevier.com/%20retrieve/pii/S0002-9343(05)00609-1http://www.jgld.ro/32006/32006_7.htmlhttp://www.jgld.ro/32006/32006_7.htmlhttp://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Journal_of_Gastrointestinal_and_Liver_Diseases_:_JGLD&action=edit&redlink=1http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Journal_of_Gastrointestinal_and_Liver_Diseases_:_JGLD&action=edit&redlink=1http://en.wikipedia.org/wiki/PubMed_Identifierhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17013450http://www.jgld.ro/%2032006/32006_7.htmlhttp://www.jgld.ro/%2032006/32006_7.html -
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
59/61
from9?749http9DD.kalbe.o.idDfilesDdkDfilesD+!5+onografisirosishep
atis.pdfD+!5+onografisirosishepatis.html
!!. 7aymon T.*hung, #aniel ".)odolsky. *irrhosis and its ompliations. In 9
"asper #4 et.al, eds. HarrisonMs )riniples of Internal >ediine. !-thCdition.
?' 9 >$8ra HillK 2++5. p. !353$2.
!2. offat #. The liver, gall$bladder, biliary tree. In 9 'natomy at a
glane. ?'9 Blakell )ublishing *ompanyK 2++2. p. 00$5.
!5. 4indseth, 8lenda 8ra$Hill ieneK 2++!. p.5
!3. Hall J 8uyton. @isiologi "edokteran. Cdisi !!. :akarta 9 )enerbit Buku
"edokteran C8*K 2++0. hal. +2$.
!. "umar &, *otran 7, 7obbins 4. Hati dan saluran empedu #alam 9 Hartanto
H, #armaniah anagement. 'merian oiety of
-
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
60/61
2!. "unt=, Crin, H. #. "unt=. Hepatology )riniples and )ratie. 8ermany9
pringerK 2++.
22. etiaan, ). B, Hernomo ". indrom Hepatorenal. #alam9 ed. udoyo, 'ri (
dkk. Buku 'jar Ilmu )enyakit #alam :ilid I Cdisi I&. :akarta9 )usat
)enerbitan #epartemen Ilmu )enyakit #alam @akultas "edokteran ?niversitas
In$ donesiaK 2++. Hal 052 6 050
2. ri >aryani . indrom Hepatorenal. @akultas "edokteran ?niversitas
umatera ?tara InternetU. 2++ #iakses 23 : a n u a r i 2+!0U. #idapat
dariKh ttp 9DD r e p o si tory.u s u.a .id Db its tr e am D! 2 05-3 D + D! Dp e n yd ala m $ s r ima $
ry a n i .p d f
20. *harles, "@, >ihael H>. Hepatorenal yndrome. #epartment of *hemial
)athology, The *hinese ?niversity of Hong "ong, )rine of (ales Hospital,
hatin, Hong "ong InternetU. 2++-. #iakses 23 :anuari 2+!0U. #idapat dari9
h ttp 9DD .n b i.n lm .n ih.g ov Dp m Da r ti le s D ) > * ! + 00 2 + D
p d f D b r 2 3 ! p +! !.p d f
25. #agher, >oore. The Hepatorenal yndrome. InternetU. 2++!. #iakses 23
:anuari 2+!0U. #idapat dari9 h ttp 9DD .n b i.n lm .n ih.g ov Dp m Da r ti le s D
) > * ! - 2 30 2 Dp d f Dv + 0 p ++ -2.pd f Wt oo lX p m e n tr e =
2. >oreau, 7ihard. Hepatorenal yndrome in )atients ith *irrhosis. 4anet
InternetU 2++K 29 -$-0-. #idapat dari9 h ttp 9DD o n lin e libr a ry. ile y. o m D
s tor e D ! +.! + 0 Dj .! 00+ ! -0.2 ++ 2 .+ 2 --3. Da ss e tDj .! 0 0 + $ ! -0 .2 ++ 2 .+ 2 --3. .pd f W
v X ! Jt X g m n m e f J s Xe e a f 3 2 - a e b 2 a ! d03 00 0 !! 3 2 5 a e
2-. )ere 8lines. 2++. Hepatorenal yndrome. 4anet 2++K 29 !3!$!32.
#idapat dari9http9DD.med.upenn.eduDgas troDdoumentsD 4anetH7.pdf
23. (ilkinson ), ") >oore, & 'rroyo. )athogenesis of asites and hepatorenal
syndrome. 8ut upplement internetU !! #iakses !3 'pril 2+!!U. #idapat
dari9http 9DD .n b i.n lm .n ih.g ov Dp m Da r ti le s D) > *! 0 + 52 2 2 Dpdf Dg u t++ 50++!
0.pdfWtoolXpmentre=
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3390/1/penydalam-srimaryani6.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3390/1/penydalam-srimaryani6.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3390/1/penydalam-srimaryani6.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3390/1/penydalam-srimaryani6.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1904420/%20pdf/cbr28_1p011.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1904420/%20pdf/cbr28_1p011.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1904420/%20pdf/cbr28_1p011.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1904420/%20pdf/cbr28_1p011.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1728492/pdf/v049p00729.pdf?tool=pmcentrezhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1728492/pdf/v049p00729.pdf?tool=pmcentrezhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1728492/pdf/v049p00729.pdf?tool=pmcentrezhttp://onlinelibrary.wiley.com/%20store/10.1046/j.14401746.2002.02778.x/asset/j.1440-1746.2002.02778.x.pd%20f?v=1&t=gmnm3efc&s=eeaf38237c6aceb%202669a1d48c443336411825ae9http://onlinelibrary.wiley.com/%20store/10.1046/j.14401746.2002.02778.x/asset/j.1440-1746.2002.02778.x.pd%20f?v=1&t=gmnm3efc&s=eeaf38237c6aceb%202669a1d48c443336411825ae9http://onlinelibrary.wiley.com/%20store/10.1046/j.14401746.2002.02778.x/asset/j.1440-1746.2002.02778.x.pd%20f?v=1&t=gmnm3efc&s=eeaf38237c6aceb%202669a1d48c443336411825ae9http://onlinelibrary.wiley.com/%20store/10.1046/j.14401746.2002.02778.x/asset/j.1440-1746.2002.02778.x.pd%20f?v=1&t=gmnm3efc&s=eeaf38237c6aceb%202669a1d48c443336411825ae9http://onlinelibrary.wiley.com/%20store/10.1046/j.14401746.2002.02778.x/asset/j.1440-1746.2002.02778.x.pd%20f?v=1&t=gmnm3efc&s=eeaf38237c6aceb%202669a1d48c443336411825ae9http://onlinelibrary.wiley.com/%20store/10.1046/j.14401746.2002.02778.x/asset/j.1440-1746.2002.02778.x.pd%20f?v=1&t=gmnm3efc&s=eeaf38237c6aceb%202669a1d48c443336411825ae9http://www.med.upenn.edu/gastro/documents/%20LancetHRS.pdfhttp://www.med.upenn.edu/gastro/documents/%20LancetHRS.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1405222/pdf/gut00594http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1405222/pdf/gut00594http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1405222/pdf/gut00594http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1405222/pdf/gut00594-0014.pdf?tool=pmcentrezhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1405222/pdf/gut00594-0014.pdf?tool=pmcentrezhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3390/1/penydalam-srimaryani6.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3390/1/penydalam-srimaryani6.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3390/1/penydalam-srimaryani6.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1904420/%20pdf/cbr28_1p011.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1904420/%20pdf/cbr28_1p011.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1904420/%20pdf/cbr28_1p011.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1728492/pdf/v049p00729.pdf?tool=pmcentrezhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1728492/pdf/v049p00729.pdf?tool=pmcentrezhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1728492/pdf/v049p00729.pdf?tool=pmcentrezhttp://onlinelibrary.wiley.com/%20store/10.1046/j.14401746.2002.02778.x/asset/j.1440-1746.2002.02778.x.pd%20f?v=1&t=gmnm3efc&s=eeaf38237c6aceb%202669a1d48c443336411825ae9http://onlinelibrary.wiley.com/%20store/10.1046/j.14401746.2002.02778.x/asset/j.1440-1746.2002.02778.x.pd%20f?v=1&t=gmnm3efc&s=eeaf38237c6aceb%202669a1d48c443336411825ae9http://onlinelibrary.wiley.com/%20store/10.1046/j.14401746.2002.02778.x/asset/j.1440-1746.2002.02778.x.pd%20f?v=1&t=gmnm3efc&s=eeaf38237c6aceb%202669a1d48c443336411825ae9http://onlinelibrary.wiley.com/%20store/10.1046/j.14401746.2002.02778.x/asset/j.1440-1746.2002.02778.x.pd%20f?v=1&t=gmnm3efc&s=eeaf38237c6aceb%202669a1d48c443336411825ae9http://onlinelibrary.wiley.com/%20store/10.1046/j.14401746.2002.02778.x/asset/j.1440-1746.2002.02778.x.pd%20f?v=1&t=gmnm3efc&s=eeaf38237c6aceb%202669a1d48c443336411825ae9http://www.med.upenn.edu/gastro/documents/%20LancetHRS.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1405222/pdf/gut00594http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1405222/pdf/gut00594-0014.pdf?tool=pmcentrezhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/%20PMC1405222/pdf/gut00594-0014.pdf?tool=pmcentrez -
8/13/2019 Laporan Kasus Sirosis Hati
61/61
2. @aui, dkk. HarrisonMs )riiples of Internal >ediine Cdisi !-. ?'9 >
8ra$Hill *ompanyK 2++3. *hapter +2
+. Taylor *7. *irrhosis. emediine. 2++. ited on 2+!0 :anuary 23thU.
'vailable from9 ?74 9 http9DDemediine.medsape.omDartileD02$
overvie
http://emedicine.medscape.com/article/366426-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/366426-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/366426-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/366426-overview