pbl blok 17 (hepatitis akut ec kolestasis)

26
Hepatitis Akut ec Kolestasis Silvia Ardila (10.2013.194) Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Fakultas Kedokteran UKRIDA, Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat Alamat korespondensi : [email protected] Abstrak Banyak orang awam yang masih menganggap bahwa hepatitis adalah selalu penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C dan sebagainya. Padahal hepatitis merupakan nama penyakit untuk semua penyakit hati yang membuat hati meradang. Pengertian hepatitis sendiri adalah suatu keadaan peradangan jaringan hati, yang dapat disebabkan oleh infeksi atau non infeksi. Selanjutnya, pengertian kolestasis adalah berkurang atau terhentinya aliran cairan empedu yang masuk ke dalam usus halus dalam jumlah normal. Sedangkan hepatitis kolestasis berarti hepatitis yang menyebabkan kolestasis intrahepatik yang ditandai dengan penghambatan luas duktus biliaris sehingga ekskresi cairan empedu gagal. Hepatitis kolestasis sering disebabkan oleh virus hepatitis, obat- obatan, penyakit hati alkohol dan penyakit hepatitis autoimun. Hepatitis akut dapat menimbulkan manifestasi klinik yang bervariasi dari tanpa gejala sama gejala yang paling berat, bahkan kematian. Maka dari itu penulis akan mencoba membahas semua tentang hepatitis akut kolestasis ini agar pembaca dapat mengerti dan memahaminya. Kata kunci: hepatitis, hepatitis akut, kolestasis, virus hepatitis Abstract Many people these days still think that hepatitis is always a disease that 1

Upload: ardillasilvia

Post on 13-Apr-2016

20 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

TRANSCRIPT

Page 1: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

Hepatitis Akut ec Kolestasis

Silvia Ardila (10.2013.194)

Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

Fakultas Kedokteran UKRIDA, Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat

Alamat korespondensi : [email protected]

AbstrakBanyak orang awam yang masih menganggap bahwa hepatitis adalah selalu penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C dan sebagainya. Padahal hepatitis merupakan nama penyakit untuk semua penyakit hati yang membuat hati meradang. Pengertian hepatitis sendiri adalah suatu keadaan peradangan jaringan hati, yang dapat disebabkan oleh infeksi atau non infeksi. Selanjutnya, pengertian kolestasis adalah berkurang atau terhentinya aliran cairan empedu yang masuk ke dalam usus halus dalam jumlah normal. Sedangkan hepatitis kolestasis berarti hepatitis yang menyebabkan kolestasis intrahepatik yang ditandai dengan penghambatan luas duktus biliaris sehingga ekskresi cairan empedu gagal. Hepatitis kolestasis sering disebabkan oleh virus hepatitis, obat-obatan, penyakit hati alkohol dan penyakit hepatitis autoimun. Hepatitis akut dapat menimbulkan manifestasi klinik yang bervariasi daritanpa gejala sama gejala yang paling berat, bahkan kematian. Maka dari itu penulis akan mencoba membahas semua tentang hepatitis akut kolestasis ini agar pembaca dapat mengerti dan memahaminya.

Kata kunci: hepatitis, hepatitis akut, kolestasis, virus hepatitis

AbstractMany people these days still think that hepatitis is always a disease that caused by viral hepatitis like HAV, HBV, HCV and so on. Whereas hepatitis is name disease for all inflamed liver diseases. Hepatitis itself is a condition of inflammation of the liver tissue, which can becaused by infection or non infection. Furthermore cholestasis is a diminished or stoppage of the flow where bile cannot flow to the duodenum in normal amounts. So, Hepatitis cholestasis is a hepatitis that cause intrahepatic cholestasis characterized by inhibition of biliaris duct area so that the excretion of bile fluid fails. Cholestasis hepatitis is often caused by viral hepatitis, drug induced, alcoholic liver disease and autoimmune liver disease. Acute hepatitis can lead to clinical manifestations vary from no symptoms to the most severe symptoms and even death.To find out more clearly we have to do three enzyme markers of cholestasis examinations, Ultrasonography, CT scan and MRI examinations are also required todistinguish the type. Therefore the writer will try to explore deeper all about acute hepatitis cholestasis so that the readers can understand it.

Key words: hepatitis, acute hepatitis, cholestasis, viral hepatitis

1

Page 2: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

Pendahuluan

Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati dan dapat disebabkan

oleh beberapa mekanisme, termasuk agen infeksius. Virus hepatitis dapat disebabkan

oleh berbagai macam virus yang berbeda seperti virus hepatitis A, B, C, D dan E.

Penyakit kuning adalah ciri karakteristik penyakit hati dan bukan hanya karena virus

hepatitis, diagnosis yang benar hanya dapat dilakukan dengan pengujian SERA pada

pasien untuk mendeteksi adanya antivirus pada antibodi.

Anamnesis

Kasus : Laki-laki 23 tahun, 40 kg, mual sejak 3 hari SMRS. Satu minggu SMRS OS

demam ringan selama 3 hari. Dua hari SMRS kulit mulai gatal-gatal. Satu hari SMRS

BAK seperti teh pekat. Tiga minggu SMRS OS makan di tempat yang kurang bersih.

Di awal anamnesis, informasi yang didapat tidak selalu lengkap, untuk

melengkapinya perlu anamnesis ulang jika ditemukan tanda objektif pada

pemeriksaan. Hal-hal yang perlu ditanyakan, yaitu :

Tipe panas dan lama,

Nyeri perut kanan atas,

Mual dan muntah,

Air seni seperti teh,

Mata kuning,

Riwayat kontak penyakit kuning : keluarga, lingkungan, dan sosial ekonomi,

Riwayat sakit serupa,

Riwayat obat-obatan,

Riwayat alkoholisme,

Riwayat minum jamu,

Riwayat suntik, dan

Riwayat transfuse

1) Anamnesis umum

- Identitas

- Keluhan utama

Keluhan utama merupakan keluhan yang dirasakan pasien sehingga

membawa pasien pergi ke dokter. Dari kasus didapatkan pasien mengeluh

2

Page 3: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

demam, nyeri kepala, dan nafsu makannya sangat menurun dan pada pagi

hari pasien melihat matanya berwarna kuning.

2) Anamnesis terarah

Pada anamnesis terarah kita mengajukan pertanyaan yang berhubungan

dengan keluhan utama pasien. Dari kasus didapatkan keluhan yang membawa

pasien ke dokter adalah sakit sedang dimana kulit dan sklera yang berwarna

kuning, demam ringan, nyeri tekan (+), BAK seperti teh pekat serta gatal-gatal

pada kulit. Dari kejadian ini kita dapat memikirkan beberapa kondisi yang

berkaitan dengan warna kuning pada mata, misalnya hepatitis dan kolangitis.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus berdasarkan ciri khas dari

diagnosis yang dipikirkan, sehingga memudahkan kita dalam menentukan

diagnosa kerja pasien.

- Riwayat penyakit sekarang

Waktu munculnya ikterus cepat atau lambat : keadaan ini bisa

dihubungkan dengan masa inkubasi dari setiap penyakit.

Rasa nyeri perut : ikterus yang disertai nyeri kolik memberikan kesan

obstruksi empedu sedangkan ikterus tanpa nyeri kolik memberikan kesan

hepatitis

Mual, muntah dan hilang selera makan : mual dan muntah yang

mendahului ikterus lebih mengarah pada hepatitis akut. Hilangnya selera

makan lebih memberikan kesan pada hepatitis

Perubahan warna pada urin dan tinja : ikterus yang tidak disertai

perubahan warna pada urin dan tinja memberikan kesan kelainan

prehepatik dan terjadi peningkatan bilirubin indirek, sedangkan ikterus

dengan perubahan warna pada urin dan tinja memberikan kesan pada

kelainan intra maupun pasca-hepatik ( penyakit hati atau billier) dan terjadi

peningkatan bilirubin direk dan bisa juga bilirubin indirek.

Riwayat demam : demam dan menggigil yang terjadi pada akhir keluhan

ikterus mengarah pada hepatitis kronik.

- Riwayat penyakit dahulu

Hal-hal yang dapat ditanyakan adalah sebagai berikut : pernah mengalami

keluhan yang sama pada masa lalu, riwayat penyakit yang sama dalam

3

Page 4: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

lingkungan keluarga atau lingkungan sekitar tempat tinggal, riwayat

kontak dengan penderita penyakit dengan gejala yang sama, riwayat

kontak dengan serangga ataupun tanaman, riwayat pengobatan yang

pernah diterima dari dokter dan obat yang dibeli sendiri oleh pasien tanpa

resep dokter.

- Riwayat kehidupan sosial

Kehidupan sosial pasien juga merupakan faktor resiko terjadinya suatu

penyakit. Hal ini bisa berhubungan dengan pekerjaan, lingkungan hidup,

pergaulan dan lain sebagainya.

Dari kasus didapatkan pasien adalah pengguna narkoba jarum suntik

secara bersamaan.

Pemeriksaan :

A. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: tampak sakit sedang, compos mentis, TTV norma, sklera ikterik,

palpasi hepar teraba 1 jari dibawah arcus costae.

Pada pemeriksaan hati, kita baiknya menggunakan perkusi dan palpasi guna

mengetahui kelainan pada hati. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Inspeksi

b) Palpasi

Dengan posisi pasien berbaring terlentang kedua kaki ditekuk pada

lutut, taruhlah tangan kiri anda di belakang pasien, menyanggah iga

ke-11 dan 12. Mintalah pasien untuk relaks pada saat tangan kanan

anda melakukan palpasi. Dengan tangan kiri menekan ke atas,

hati/liver akan lebih mudah teraba dengan tangan kanan anda.

Mintalah pasien untuk tarik nafas dalam, cobalah meraba tepi

bawah liver dengan tepi jari kedua tangan kanan anda, pada saat

liver turun karena diafragma bergerak turun pada saat nafa dalam.

Bila anda merasakannya, ringankan tekanan pada perabaan,

sehingga hati akan terasa bergulir dibawah jari-jari anda dan akan

terasa bagian permukaan anterior hati, perhatikan ada/ tidaknya

rasa nyeri. Pada keadaan normal liver sukar diraba, tetapi bila

4

Page 5: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

teraba tepi bawah hati, umumnya lunak, tajam, regular dengan

permukaan licin, tidak nyeri tekan.

Bila liver teraba keras dan kenyal, tepi bulat dan tumpul, dan

permukaannya kasar, berbenjol-benjol, mengarah pada kondisi

liver yang abnormal (hematoma atau sirosis).1

c) Perkusi

Kita dapat mengukur panjang vertical dari hati dengan mendengar

dullness pada perkusi di garis midklavikularis kanan. Caranya:

mulailah dari daerah sedikit umbilicus (pada daerah yang masih

timpani), perkusilah kearah atas. Tentukan batas bawah hati dengan

terdengarnya dullness pertama di garis midklavikuler kanan.

Selanjutnya tentukan batas atas hati, dengan perkusi pada garis

yang sama dari atas, perhatikan perpindahan suara dari resonan

menjadi dull. Hati-hati pada wanita, bila perlu pindahkan buah

dadanya sehingga tidak mengganggu perkusi.

Panjang liver dullness meningkat bila terdapat pembesaran hati,

dan menurun bila hati berukuran kecil atau udara bebas dibawah

diafragma, yang biasa terjadi akibat perforasi hollow viscus.

Penurunan panjang liver dullness juga terjadi pada hepatitis ,gagal

jantung kongestif atau dengan progresivitas hepatitis.

Liver dullness bisa tergeser ke bawah karena merendahnya

diafragma, seperti terjadi pada penyakit paru obstruktif menahun,

namun panjang dullness tetap normal.

Sekarnag ukurlah dalam sentimeter jarak antara 2 daerah panjang

liver.pada keadaan normal, ukuran hati pria lebih besar dari wanita,

juga pada orang yang jangkung di bandingkan yang pendek. Hati-

hati bila ada dullness akibat efusi pleural kanan atau concolidated

lung, ini akna menyebabkan kesalahan estimasi besar hepar.

Sebaliknya adanya udara pada kolon akan menghasilkan bunyi

timpani pada kuadran atas kanan, sehingga seolah-olah

mengecilkan estimasi ukuran hati.

B. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan darah lengkap

5

Page 6: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

Hemoglobin: 12,5 g/dl , Leukosit: 6400 /ul , Trombosit: 263000 /ul ,

Alkali phosphate: 392 , GGT: 154 , Bilirubin indirek: 4,23 g/dl , Bilirubin

direk: 16,25 g/dl , ALT: 1200 , AST: 496

2. Tes Fungsi Hati

Lebih dari 70% parenkim hati mungkin sudah mengalami kerusakan

sebelum tes fungsi hati memperlihatkan hasil yang abnormal.fungsi hati

umumnya diukur dengan memeriksa aktivitas enzim serum, konsentrasi serum

protein, bilirubin, ammonia, faktor pembekuan dan lipid. Beberapa tes ini dapat

membantu mengkaji keadaan penyakit pasien.

Serum aminotransferase (yang juga disebut transaminase) merupakan

indicator yang sensitive untuk menunjukkan cedera sel hati dan sangat membantu

dalam pendeteksian penyakit hati yang akut seperti hepatitis. Alanin

Aminotransferase (ALT) yang juga dinamakan Serum Glutamik-Piruvik

Transaminase(SGPT) dan Aspartat Aminotransferase (AST) yang juga

dinamakan Serum Glutamik-Oksaloasetik Transaminase (SGOT) merupakan tes

yang paling sering dilakukan untuk menunjukkan kerusakan hati. Kadar ALT

(SGPT)meningkat pada pasien dengan hepatitis. AST (SGOT) terdapat dalam

jaringan yang memiliki aktivitas metabolik yang tinggi; jadi enzim ini dapat

meningkat pada kerusakan organ. SGOT ini juga dapat men ingkat pada penyakit

hepatitis.2

3. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan barium esophagus untuk varises yang menunjukkan peningkatan

tekanan portal

Foto roentgen abdomen untuk menentukan ukuran makroskopis hati

Pemindaian hati dengan preparatt untuk memperlihatkan ukuran dan bentuk hati

Kolesistogram dan Kolangiogram untuk melihat kandung empedu dan

salurannya

Arteriografi pembuluh darah seliaka untuk melihat hati dan pancreas

4. Pemeriksaan Lain

Laparoskopi untuk visualisasi langsung permukaan anterior hati, kandung

empedu, dan mesenterium lewat alat trocar

6

Page 7: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

Biopsi hati Untuk menentukan perubahan anatomis pada jaringan hati

Pengukuran tekanan portal Meninggi

Esofaguskopi/ Endoskopi untuk mencari varises dan abnormalitas esophagus

Elektroensefalogram untuk mementukan abnormal pada koma hepatikum

USG untuk memperlihatkan ukuran organ-organ abdomen

CT SCAN dan MRI untuk mendeteksi neoplasma hepatic

Working Diagnosis

Hepatitis merupakan suatu kondisi peradangan yang terjadi pada hati. Terdapat

berbagai macam penyebabnya baik penyakit maupun faktor lain seperti alkohol,

bahan-bahan kimia, obat-obatan (sintesis maupun tradisional) maupun penyakit

autoimun. Adapun virus yang dapat menyebabkan perdangan pada hati di antaranya

adalah virus mononuclear dan sitomegalovirus. Namun, virus-virus tersebut tidak

secara khusus menyerang hati tetapi hati hanyalah salah satu dari organ-organ yang

diserangnya. Ketika tenaga kesehatan berbicara tentang hepatitis, maka mereka akan

mengkaitkannya dengan virus spesifik yang secara khusus menyerang hati. Ada tujuh

tipe virus hepatitis, antara lain A, B, C, D, E, F (masih dalam penelitian), dan G.

Sebagaimana yang kita ketahui tentang pertumbuhan virus hepatitis, maka seperti

urutan alphabet, semakin tinggi tipe virus maka semakin lama periode penyakitnya.

Adapun, tipe hepatitis yang paling sering terjadi adalah hepatitis A, B, dan C.2,3

Namun, ketika hati mengalami peradangan, maka tidak dapat menjalankan fungsinya

dengan baik yang akan menimbulkan berbagai gejala dan tanda klinis serta masalah

yang berhubungan dengan hepatitis. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa

akut (hepatitis A) dan maupun kronik (hepatitis B dan C) dan ada pula yang kemudian

menjadi kanker hati (hepatitis B dan C).2

Differential Diagnosis

1. Kolesititis

Kolesistitis akut merupakan inflamasi akut pada kandung empedu,

faktor paling sering yang memicu keadaan ini adalah batu empedu. Keadaan

ini muncul ketika batu empedu menymbat duktus sistikus dan inflamasi terjadi

akibat obstruksi tersebut.

7

Page 8: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

Keluhan yang tidak khas untuk serangan kolesistitis akut adalah kolik

perut di sebelah kanan atas atau epigastrium dan nyeri tekan disertai kenaikan

suhu tubuh. Kadang-kadang sakit menjalar sampai ke pundak dan skapula

kanan dan dapat berlangsung 60 menit tanpa reda. Sekitar 60-70% pasien

dilaporkan mengalami serangan yang menghilang secara spontan. Rasa sakit

biasanya dipicu oleh makanan berlemak dengan jumlah besar dan munculnya

rasa sakit yang mendadak yang terlokalisasi pada hipokondrium kanan.

Dengan kelanjutan penyakit, nyeri akut dirasakan merata di seluruh bagian

perut kanan atas dan menjalar sampai area interscapula, scapula kanan, dan

bahu. Tanda-tanda peritoneal dari inflamasi seperti peningkatan nyeri pada

napas dalam biasanya timbul. Pasien biasanya mengalami anorexia dan

nausea. Biasanya disertai muntah dan disertai simptom dan tanda-tanda

penurunanan vascular dan volume ekstraseluler. Berat ringannnya keluhan

tergantung dari adanya kelainan inflamasi yang ringan sampai dengan

gangren atau perforasi kandung empedu.

Ikterus dijumpai pada 20% kasus, umunmnya derajat ringan (bilirubin <4,0

mg/dl). Apabila kadar bilirubin tinggi, perlu dipikirkan adanya batu empedu

ekstra hepatik. Jaundice biasanya tidak tampak pada awal kasus kolesistitis

akut, tetapi bisa saja muncul pada saat perubahan inflamasi edematous

melibatkan duktus biliaris dan mengelilingi nodus limfe.2,3

2. Kolestasis

Berkurangnya atau terhentinya aliran empedu/sindrom (kumpulan gejala) yang

menandakan adanya suatu penyakit. Kolestasis menyebabkan gangguan aliran

empedu yang bisa terjadi di sepanjang jalur antara sel-sel hati dan usus

(duodenum bagian proksimal), meskipun empedu tidak mengalir tetapi hati

terus mengeluarkan bilirubin yang akan masuk ke dalam aliran darah.

Bilirubin kemudian diendapkan di kulit dan dibuang ke air kemih,

menyebabkan jaundice (sakit kuning).

Total nilai bilirubin serum biasanya 0,2-1,2 mg / dL. Penyakit kuning mungkin

tidak klinis dikenali sampai tingkat paling tidak 3 mg / dL. 2 bilirubin Urin

biasanya tidak ada. Ini dapat dibuktikan dengan urin berwarna gelap terlihat

pada pasien dengan ikterus obstruktif atau penyakit kuning karena cedera

hepatoseluler. 4

8

Page 9: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

Untuk tujuan diagnosis dan pengobatan, penyebab kolestasis dibagi menjadi 2 kelompok:

1. Berasal dari hati

- Hepatitis

- Penyakit hati alkoholik

- Sirosi bilier primer

- Akibat obat-obatan

- Akibat perubahan hormon selama kehamilan (kolestasis pada kehamilan)

2. Berasal dari luar hati

- Batu di saluran empedu

- Penyempitan saluran empedu

- Kanker saluran empedu

- Kanker pankreas

- Peradangan pankreas

Etiologi dan Epidemiologi

Hepatitis virus akut merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting

diseluruh dunia. The Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

memperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 300.000 infeksi virus hepatitis B di

Amerika Serikat. Walaupun mortalitas penyakit hepatitis rendah, faktor morbiditas

yang luas dan ekonomi yang kurang memiliki kaitan dengan penyakit ini. Hepatitis

virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebaraannnya luas,walaupun efek

utamanya pada hati.

Telah ditemukan 6 atau 7 kategori virus yang menjadi agen penyebab

hepatitis, antara lain:

1. Virus hepatitis A (HAV)

2. Virus hepatitis B (HBV)

3. Virus hepatitis C (HCV)

4. Virus hepatitis D (HDV)

5. Virus hepatitis E (HEV)

6. Hepatitis F (HFV)

9

Page 10: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

7. Hepatitis G (HGV)

Walaupun virus – virus ini dapat dibedakan melalui penanda antigeniknya,

namun menimbulkan penyakit yang serupa secara klinis dan berkisar dari infeksi

subklinik asimtomatik hingga infeksi akut yang fatal. Bentuk hepatitis yang paling

dikenal adalah HAV dan HBV, kedua istilah ini lebih suka dipakai daripada istilah

lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum.

Hepatitis yang tidak dapat digolongkan sebagai hepatitis A atau B melalui

pemeriksaan serologi disebut hepatitis non- A non-B (NANBH) dan sekarang disebut

hepatitis C. Belakangan, banyak ahli menyinggung munculnya virus-virus hepatitis

lainnya yakni D, E, F, dan G, walaupun prevalensi kejadiannya masih terbilang

langka. Seorang ahli AS menyatakan, perkembangbiakan VHD memerlukan

dukungan VHB. Artinya, hepatitis D baru dapat muncul akut bahkan menjadi sirosis

pada carrier hepatitis B. Sebab itu, kombinasi hepatitis B dan D dikatakan lebih ganas.

Di negara-negara maju, pengidap hepatitis D yang terbanyak di kalangan pemakai

obat bius (drugs).

Sedangkan hepatitis E masih lebih jarang penderitanya. Tapi sifat virusnya

seperti virus hepatitis A yang gampang ditularkan melalui makanan atau minuman

tercemar. Di negara-negara sedang berkembang, banyak wanita hamil terserang

hepatitis E dan sulit disembuhkan.

Seperti hepatitis A, hepatitis E tergolong ringan dan dapat disembuhkan secara

total. Namun anehnya, pada wanita hamil sering kali hepatitis E menjadi ganas.

Livernya secara mendadak mengkerut seperti mengalami sirosis. Di Indonesia VHE

pernah mewabah di Sintang, Kalimantan Barat, pada 1987.

Akan halnya virus hepatitis F dan G, belum banyak diteliti dan masih sangat

jarang penderitanya di Indonesia. Tapi sifatnya mirip dengan VHB dan VHC, yakni

bisa menjadi kronis dan ganas

Virus delta atau virus hepatitis D (HDV) merupakan suatu virus RNA yang

didetektif menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada HBV. HDV dapat

timbul sebagai infeksi yang bersamaan dengan HBV, atau sebagai suprainfeksi pada

seorang karier HBV. 5

Tipe-Tipe Hepatitis

1. Non-Viral Hepatitis

10

Page 11: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

Non viral hepatitis merupakan penyakit yang terjadi bukan karena virus

penyebab hepatitis tapi dapat disebabkan karena obat-obatan termasuk obat-

obatan tradisional.

2. Viral Hepatitis

Merupakan penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus, yang dibagi

menjadi beberapa macam, diantaranya :

Virus hepatitis A (HAV)

Merupakan virus RNA terkecil berdiameter 27 nm uang dapat

dideteksi di dalam feses pada akhir masa inkubasi dan fase praikterik. Penyakit

Hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita

biasanya melalui makanan (rute fekal-oral) sangat berhubungan dengan

kebersihan lingkungan dan kepadatan penduduk, bukan melalui aktivitas

sexual atau melalui darah. Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis

lain (B dan C). Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6

minggu. Penderita akan mengalami gejala gejala seperti demam, lemah, letih,

dan lesu, pada beberapa kasus, seringkali terjadi muntah muntah yang terus

menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas. Demam yang

terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya

yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll. Seringkali tidak ada bagi anak

kecil; demam tiba-tiba, hilang nafsu makan, mual, muntah, penyakit kuning

(kulit dan mata menjadi kuning), air kencing berwarna tua, tinja pucat.

Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak, institusi development

disadvantage,bepergian ke negara berkembang, atau terjadi akibat kontak

dengan orang terinfeksi melalui kontaminasi feses pada makanan atau air

minum, atau dengan menelan kerang mengandung virus yang tidak dimasak

dengan baik. Penularan ditunjang oleh sanitasi yang buruk, kesehatan pribadi

yang buruk, dan kontak yang intim.5,6

Masa inkubasi HAV 15-150 hari (rata-rata 30 hari), transmisi melalui

maternal-neonatal.

Virus hepatitis B (HBV)

11

Page 12: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

Merupakan virus DNA berselubung ganda berukuran 42 nm yang

memiliki lapisan permukaan dan bagian inti. Hepatitis B adalah suatu penyakit

hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili

hepaDNAvirus tipe 1, mempunyai 6 genotipe (A-H), mempunyai inti

nukleocapsid dan selubung luar lipoprotein dengan ketebalan 7 nm. Inti HVB

mengandung dsDNA dan protein polomerase DNA dan aktivitas reverse

transcriptase. Selain itu, terdapat antigen hepatitis Bcore (HbcAg) yang

merupakan protein struktural dan antigen hepatitis Be (HbeAg) yang

merupakan protein nonstruktural, berkorelasi secara tidak sempurna dengan

replikasi aktif HBV. Pada selubung lipoprotein HBV terdapat (HbsAg). HBV

dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian

kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Mula-mula

dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian

Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai

negara Asia.6

Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan

paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida,

chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan

sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan hepatitis. Zat-zat

kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita.

Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati.

Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa

saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain. Cara utama

penularan HBV adalah melalui parenteral (pemakaian alat suntik atau produk

darah yang terkontaminasi) dan menembus mukosa, terutama melalui

hubungan seksual, . Berikut kelompok yang memiliki resiko tinggi terhadap

infeksi HBV :

1. Imigran dari daerah endemis HBV

2. Pengguna obat IV yang sering tertukar jarum dan alat suntik

3. Pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang

terinfeksi

4. Pria homoseksual yang secara seksual aktif

5. Pasien rumah sakit jiwa

6. Narapidana pria

12

Page 13: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

7. Pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk

tertentu dari plasma

8. Kontak serumah dengan karier HBV

9. Pekerja sosial dibidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan

darah

10. Bayi baru lahir dari ibu inkfesi, dapat terinfeksi pada saat atau segera

setelah lahir.2,3,5

Patofisiologis

1) Sistem imun bertanggung jawab untuk terjadinya kerusakan sel hati

a. Melibatkan CD8 dan CD4 sel T

b. Produksi sitokin di hati dan sistemik

2) Efek sitopatik langsung dari virus. Pada pasien imunosupresi dengan replikasi

tinggi, akan tetapi tidak ada bukti langsung.3

Masa inkubasi masing-masing virus :

a) HAV : 15-50 hari (rata-rata 30 hari)

b) HBV : 15-180 hari (rata-rata 60-90 hari)

c) HCV : 15-160 hari dengan puncakpada hari ke 50

d) HDV : 4-7 minggu

e) HEV : rata-rata 40 hari

Manifestasi Klinis

Hepatitis Viral akut

1. Fase inkubasi

Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus.

Fase ini berbeda-beda lamanya untuk tiap virus hepatitis. Panjang fase ini

tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularan, makin

besar dosis inokulum, makin pendek fase inkubasi ini.

2. Fase prodromal (pra ikterik)

Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala

ikterus.awitannya dapat disingkat atau insidiosus ditandai dengan malaise

umum, mialgia, atralgia, mudah lelah, gejala saluran napas atas dan

anoreksia. Mual, muntah dan anoreksia berhubungan dengan perubahan

13

Page 14: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

penghidu dan rasa kecap. Diare atau konstipasi dapat terjadi. Serum sickness

dapat muncul pada hepatitis B akut pada diawal infeksi. Demam derajat

rendah umumnya terjadi pada hepatitis A akut. Nyeri abdomen biasanya

ringan dan menetap dikuadran kanan atas atau epigastrium, kadang diperberat

dengan aktivitas akan tetapi jarang menimbulkan kolesistitis. Pada fase ini

akna terjadi perubahan urin menjadi lebih coklat.

3. Fase ikterus

Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat muncul juga bersamaan dengan

munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini tidak terdeteksi. Setelah ikterus

jarang terjadi perburukan prodromal, tetapi justru akan terjadi perbaikan

klinis yang nyata. Hanya saja pasien masih akan mengeluh lemah, anoreksia

dan muntah. Selain itu, akan ditemukan perubahan warna tinja menjadi

kelabu atau kuning muda dan di temukan hepatomegaly dan nyeri tekan.

4. Fase konvalesen (penyembuhan)

Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegaly

dan abnormalitas hati tetap ada. Mucul perasaan sudah lebih sehat dan

kembalinya nafsu makan. Keadaan akut biasanya akna membaik dalam 2-3

minggu. Pada hepatitis A, perbaikan klinis dan laboratorium lengkap terjadi

dalam 9 minggu dan 16 minggu untuk hepatitis B. pada 5-10% kasus

perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani, hanya 1 % yang menjadi

fulminan.3

Penatalaksanaan

a. Medikamentosa

- Terapi infeksi HAV adalah konservatif dan suportif. Tidak ada terapi

spesifik. Untuk menghindari kolestasis, hentikan kontrasepsi oral dan

hormone replacement therapy.

- Pada infeksi HBV, penyembuhan spontan terjadi pada 95-99 % individu

yang sebelumnya sehat. Tetapi antivirus tidak meningkatkan angka

kesembuhan, namun pada hepatitis B akut yang berat, atau pasien yang

imunokompromais seperti gagal ginjal kronik, terapi antivirus lamivudin

14

Page 15: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

1x100 mg dapat dipakai. Pada hepatitis fulminan, hanya transplantasi hati

yang dapat menolong.

- Untuk kolestasis bisa di berikan prednison 0,5 mg/kgBB, terappeering 1

minggu, asam ursodioksikolat 20 mg/kgBB dan kolestiramin untuk

pruritus

b. Non medikamentosa

1) Rawat jalan, kecuali pada pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan

menyebabkan dehidrasi.

2) Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat

3) Aktivitas fisis yang berlebihan dan berkepanjangan harus dihindari.

4) Pembatasan aktivitas sehari-hari tergantung dari derajat kelelahan dan malaise.

5) Obat yang tidak perlu harus dihindarkan.3

Komplikasi

Komplikasi yang paling sering pada hepatitis adalah sirosis hati. Dimana sirosis hati

adalah jenjang akhir dari proses fibrosis hati, yang merupakan konsekuensi dari

penyakit kronis hati yang ditandai dengan adanya penggantian jaringan normal

dengan jaringan fibrous sehingga sel-sel hati akan kehilangan fungsinya. Sirosis ini

paling sering disebabkan oleh minuman keras, hepatitis B dan C dan gemuk penyakit

hati tetapi telah banyak kemungkinan penyebab lain.

Pada kasus seperti ini, seringkali terjadi gangguan pada vena portal pada hati

(Extrahepatic portal vein obstruction, EHPVO) sehingga mengakibatkan

terganggunya homeostasis pada hati yang berdampak pada disfungsi sintesis faktor

koagulasi, terutama faktor V dan faktor VII.5

Prognosis

Prognosis dari hepatitis akut biasanya baik tergantung dari cepatnya tindakan yang

diberikan dan jenis hepatitis yang dialaminya. Jika terkena hepatitis B atau C, maka

kemungkinan terjadinya cirosis hepar juga ada.beda dengan hepatitis yang lain

Pencegahan

15

Page 16: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

1. Hygiene perorangan yang baik dengan menekankan kebiasaan mencuci tangan

dengan cermat (sesudah buang air besar dan sebelum makan), untuk mencegah

penyebaran penyakit.

2. Sanitasi lingkungan-makanan dan suplai air yang aman di samping pembuangan

limbah yang baik.

3. Pasien dengan segala bentuk hepatitis harus diingatkan untuk menghindari

konsumsi minuman beralkohol.

4. Vaksinasi

5. Semua donor darah perlu disaring terhadap HAV, HBV, dan HCV sebelum

diterima menjadi panel donor.

6. Penyuluhan mengenai perlunya deteksi dini dan cara penularan infeksi sangat

diperlukan.5

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembelajaran yang dikaji, dapat disimpulkan bahwa hasil hipotesis

yang disepakati, yaitu “Demam Mendadak sejak 4 hari yang lalu, mual, muntah

dengan pemeriksaan fisik pada mata konjungtiva ikterus (+), hati teraba adalah gejala

hepatitis akut yang diperberat oleh pengobatan TBC dan meminum alkohol” Dapat

diterima. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisa terhadap anamnesis,

pemeriksaan fisik , pemeriksaan penunjang, working diagnosis, differential diagnosis,

etiologi , epidemologi, patofisiologi, manifestasi klinik, penatalaksanaan, komplikasi,

prognosis , dan pencegahan pada hepatitis akut.

Daftar Pustaka

1. Nah YK, Santoso M, Wati WW, Sumadikarya IK. Buku panduan keterampilan

medik. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida

Wacana;2010.h.76-9

2. Teirney LM, McPhee SJ, Papadokis MA. Current medical diagnosis and

treatment. 44th ed. New York: Mc Graw-Hill; 2005.p.678-712.

16

Page 17: PBL Blok 17 (Hepatitis Akut Ec Kolestasis)

3. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simdibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu

penyakit dalam. Edisi ke 4. Jakarta: Internal Publishing;2009.h.644-652.

4. Billiary obstruction. Edisi 29 agustus 2009. Diunduh dari

http://emedicine.medscape.com/article/187001-overview, 16 januari 2011.

5. Braunwald, Fauci, Kasper, Hauser, Longo, Jameson. Harrison’s principles of

internal medicine. Volume 2. New York: Mc Graw-Hill;2001.p.1733-35.

6. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Mikrobilogi

kedokteran. Edisi revisi. Jakarta: Bagian mikrobiologi FKUI; 2008.h.147-152.

7. Gunawan SG, Nafrialdi RS, Elysabeth. Farmakologi dan terapi. Edisi ke 5.

Jakarta: FKUI;2007.h.210-46.

17