ikterus neonatal yang disebabkan oleh kolestasis

Upload: beatrice

Post on 06-Jan-2016

62 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

IKTERUS NEONATAL

TRANSCRIPT

Ikterus Neonatal yang disebabkan oleh Kolestasis

Ikterus Neonatal yang disebabkan oleh Kolestasis

Beatrice Elian Thongantoro102012160 B7Rumusan MasalahSeorang anak 2 bulan keluhan utama kuning pada seluruh badannya. Kuning terlihat sejak usia 2 minggu.Mind Map6. EpidemiologiRM7. Komplikasi8. Penatalaksanaan3. Diagnosis2. Pemeriksaan1. Anamnesis9. Pencegahan4. Etiologi10. Prognosis5. PatogenesisAnamnesisAnamnesis terkait ikterus neonatorum, antara lain:

Onset dan durasi ikterus?Masa kehamilan cukup 36 minggu?Berat badan bayi, apakah BBLR?Ibu terinfeksi saat mengandung?Ibu konsumsi obat tertentu?Bagaimana proses melahirkan?Riwayat anggota keluarga terkait ikterusKeaktifan anak? Cukup menyusu?

AnamnesisAlloanamnesis kepada ibu kandungIdentitasNamaUsiaKeluhan Utama : kuning pada badan bayi terlihat sejak usia 2 mingguRewelKurang aktifMenangis lemahMalas menyusuPemeriksaan FisikKeadaan umum, TTVHead to toe Lingkar kepala, BB, PB

HASIL pemeriksaan fisik didapatkan : TTV normal dengan kondisi rewel, kurang aktif, menangis lemah serta malas menyusu serta didapatkan pula sklera ikterik positif, jaundice di seluruh tubuh dan mukosa.

Pemeriksaan Penunjangpemeriksaan kadar komponen bilirubindarah tepi lengkap,uji fungsi hatialkali fosfatasebilirubin urinUSGALT, ASTGGTSerologi TORCHKolestasis adalah hambatan aliran empedu dan bahan-bahan yang harus diekskresi hati, yang menyebabkan terjadinya peningkatan kadar bilirubin direk dan penumpukan garam empedu

Kolestasis neonatus didefinisikan sebagai peningkatan kadar bilirunbin terkonjugasi yang berkepanjangan dalam serum sesudah umur empat belas hari pertama

Working Diagnosis Ikterus neonatal kolestasis

Differential Diagnosis

Ikterus FisiologisBreastmilk jaundiceHepatitis neonatalHipertiroidisme :KongenitalDidapatEtiologiPenyebab utama : sumbatan pada duktus sistikus menyebabkan distensi kandung empedu dan gangguan aliran darah dan limfe

Neonatal kolestasis juga dapat terjadi diakibatkan oleh penyempitan atau atresia dari duktus sistikus dan duktus koledokus mengakibatkan gangguan penyaluran bilirubin dari kandung empedu kedalam lumen usus, pada keadaan yang parah dapat menyebabkan sumbatan total dan kadar bilirubin dalam darah menjadi sangat tinggi dan dapat menyebabkan toksisitas terutama karena bilirubin indirek larut dalam lemak sehingga mampu menembus sawar darah otak dan mengakibatkan kern ikterusEpidemologi

Kolestasis pada bayi terjadi pada 1:25000 kelahiran hidup. Insiden hepatitis neonatal 1:5000 kelahiran hidup, atresia bilier 1:10000-1:13000, defisiensi -1antitripsin 1:20000. Rasio atresia bilier pada anak perempuan dan anak laki-laki adalah 2:1,sedang pada hepatitis neonatal, rasionya terbalikPatofisiologiBilirubin indirek maupun bilirubin direk dapat menumpuk secara sistemik dan mengendap di jaringan sehingga menimbulkan warna kekuningan (jaundice)

Bilirubin indirek tidak larut dalam air pada pH fisiologis dan berikatan erat dengan albumin serum

Bilirubin direk bersifat larut air, tidak toksik, dan berikatan secara longgar dengan albuminHiperbilirubinemia atau meningkatnya kadar bilirubin dalam tubuh di bagi menjadi 2Hiperbilirubinemia Tak Terkonjugasi- Hemolisis- Sindrom Gilbert- Sindrom Crigler-Najar

Hiperbilirubinemia Konjugasi- Non-kolestasis Sindrom Dubin-JohnsonSindrom Rotor

- Kolestasis Kolestasis intrahepatik Kolestasis extrahepatik

PenatalaksanaanTerapi medikamentosaFenobarbital : 5mg/kgBB/hari, peroral

Kolestiramin : 1g/kgBB/hr (neonatus), 250-750mg/kgBB/hari (bayi).

Asam ursodeoksikolat : melindungi hati dr toksik 3-10mg/kgBB/hari, peroral

Terapi SinarLetakkan bayi dalam keadaan telanjang dibawah lampu dengan jarak 45cmTutup matanya dan setiap 2 jam bayi diberi asiUbah posisi bayi setiap selesai menyusu agar seluruh tubuh bayi terkena efek blue light terapi ini.Ukur suhu setiap 4 jam untuk mencegah hipertermiaTimbang bayi setiap hariPeriksa kadar bilirubin setiap 12 jamHentikan terapi sinar jika kadar