makalah revisi 3.docx

22
DISKUSI MAHASISWA JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA Judul : Pengembangan SRI (System of Rice Intensification), Studi Kasus di Desa Teluk Betung, Kecamatan Pulau Rimau, Kabupaten Banyuasin Pemrasaran / NIM : Rizki Hidayati / 05111002049 Pembimbing : 1. Dr. Ir. Edward Saleh, M.S. 2.Ir. Rahmad Hari Purnomo, M.Si. Hari/tanggal : Waktu : Tempat : Ruang Diskusi/ Seminar Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Padi sudah dikenal sebagai tanaman pangan sejak jaman prasejarah. Pada saat ini produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung dan gandum (Purnamaningsih, 2006). Hasil produksi padi dapat ditingkatkan oleh petani dengan mengupayakan peningkatan biaya produksi diantaranya berupa peningkatan penggunaan kuantitas dan kualitas benih, pupuk dan pestisida atau insektisida. Awalnya penambahan biaya produksi ini dapat memberikan peningkatan kepada hasil pertanian, namun untuk selanjutnya tingkat 1 Universitas Sriwijaya

Upload: budi-santoso

Post on 13-Nov-2015

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

DISKUSI MAHASISWA JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Judul:Pengembangan SRI (System of Rice Intensification), Studi Kasus di Desa Teluk Betung, Kecamatan Pulau Rimau, Kabupaten Banyuasin Pemrasaran / NIM: Rizki Hidayati / 05111002049Pembimbing: 1.Dr. Ir. Edward Saleh, M.S.2.Ir. Rahmad Hari Purnomo, M.Si.Hari/tanggal: Waktu: Tempat: Ruang Diskusi/ Seminar Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPadi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Padi sudah dikenal sebagai tanaman pangan sejak jaman prasejarah. Pada saat ini produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung dan gandum (Purnamaningsih, 2006). Hasil produksi padi dapat ditingkatkan oleh petani dengan mengupayakan peningkatan biaya produksi diantaranya berupa peningkatan penggunaan kuantitas dan kualitas benih, pupuk dan pestisida atau insektisida. Awalnya penambahan biaya produksi ini dapat memberikan peningkatan kepada hasil pertanian, namun untuk selanjutnya tingkat produksi kembali menurun. Solusi pertanian dalam peningkatan hasil produksi yaitu pertanian dengan System of Rice Intensification (SRI). SRI merupakan salah satu pendekatan dalam praktek budidaya padi yang menekankan pada pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal yang berbasis pada kegiatan yang ramah lingkungan (Panudju, 2014).Keunggulan metode SRI menurut Nursinah dan Taryadi (2009), adalah padi SRI hemat air dan hemat benih. Teknik budidaya padi SRI mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara. Budidaya padi organik metode SRI mendukung terhadap pemulihan kesehatan tanah dan kesehatan pengguna produknya. Program SRI (System of Rice Intensification) organik telah dilaksanakan oleh PT Medco E&P Indonesia-Rimau Asset sejak tahun 2010. Program ini dilaksanakan di Desa Teluk Betung Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin (Herlinda et al., 2010). Kabupaten Banyuasin adalah daerah bagian dari Sumatera Selatan dengan potensi lahan pertanian tanaman pangan Kabupaten Banyuasin mencapai 1.170.022 hektar, terdiri dari sawah pasang surut sebesar 204.125 hektar atau 17%, dan lahan daratan sebesar 96.5897 hektar atau sekitar 83 %. Potensi tanaman padi sedang dikembangkan di Banyuasin dengan 34,6% penduduk yang bekerja pada bidang pertanian (Pemerintah Kabupaten Banyuasin, 2011).Teknik budidaya padi tradisional diterapkan oleh warga desa sebelum menerapkan SRI (System of Rice Intensification) organik hal ini menyebabkan pola pertanian berubah. Ada warga yang menerima SRI untuk diterapkan, dan ada juga yang belum menerapaan SRI di desa tersebut. Berdasarkan hal di atas perlu dilakukan penelitian terkait penerimaan warga terhadap SRI dan juga keberhasilan penerapan SRI. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan SRI serta melakukan pengembangan SRI di desa tersebut.

1.2. TujuanUntuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi pendorong dan penghambat pengembangan penerapan SRI serta pola pengelolaan.

1.3. Manfaat Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan model pengembangan SRI.

BAB IIIPELAKSANAAN PENELITIAN

3.1. 3 Tempat dan WaktuPenelitian ini akan dilaksanakan di Desa Teluk Betung, Kecamatan Pulau Rimau, Kabupaten Banyuasin. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan April 2015 sampai dengan selesai.

3.2. Alat dan BahanAlat yang digunakan pada penelitian ini adalah ; 1). Scanner, 2). Printer, 3). Laptop, 4). Alat Tulis dan 5). Kamera.Bahan berupa data yang diperlukan untuk tujuan penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil survei dan pengisian kuisioner dan wawancara awal dengan para ahli dan pihak-pihak yang berkompeten di bidangnya. Sedangkan data sekunder didapatkan dari pihak pemerintah daerah Desa Teluk Betung dan dinas terkait, dan bahan-bahan penelitian lainnya yang terkait dengan penelitian ini.

3.3. Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan sarana kuisioner dan wawancara langsung. Pengelolahan dan analisis data menggunakan pendekatan sistem dengan Metode Analisis SWOT dan Analisis Hirarki serta melakukan Analisis Ekonomi .

3.4.Cara Kerja3.4.1. Melakukan Pendekatan Sistem :1). Mengidentifikasi masalah dengan melakukan observasi lapangan dan wawancara semi terstruktur dengan menggunakan kuisioner terbuka yang diajukan pada 10 petani di Desa Teluk Betung.2). Melakukan analisis terhadap hasil wawancara dengan metode analisis SWOT dan Analisis Hirarki Proses.3.4.2. Tahapan analisis : 3.4.2.1. Analisis SWOT:Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenggths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan,strategi, dan kebijakan (Nurmianto dan Nasution, 2004).

3.4.2.1.1. Identifikasi faktor internal dan faktor eksternal.

3.4.3.1.2. Melakukan penilaian terhadap elemen-elemen SWOT dengan cara sebagai berikut:A. Penilaian terhadap prestasi faktor.Penilaian pada tahap ini diberikan skala antara 1 sampai dengan 4, yang mempunyai arti sebagai berikut:1). Skala 1 berarti buruk.2). Skala 2 berarti cukup.3). Skala 3 berarti baik.4). Skala 4 berarti sangat baik.B. Penilaian urgensi (tingkat kepentingan) terhadap penanganan faktor-faktor.Penilaian pada tahap ini diberikan skala a sampai dengan dsebagai berikut:1). Skala a berarti sangat penting untuk dilakukan penanganan.2). Skala b berarti penting untuk dilakukan penanganan.3). Skala c berarti kurang penting untuk dilakukan penanganan.4). Skala d berarti tidak penting untuk dilakukan penanganan.

3.4.3.1.2. Analisis DataLangkah untuk mendapatkan prioritas dan keterkaitan antar strategi adalah dilakukan analisis data dari hasil pembobotan IF-EF dari kuisioner SWOT, serta dilakukan interaksi yang meliputi kombinasi internal dan eksternal yang terdiri dari:1. Strategi Strength-Opportunity (SO): yaitu suatu strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.2. Strategi Strength-Threat (ST) : yaitu suatu strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman;3. Strategi Weakness-Opportunity (WO) : yaitu suatu strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang;4. Strategi Weakness-Threat (WT): yaitu suatu strategi yang meminimalkan kelemahan untuk mengatasi ancaman.Hal ini untuk menjaring dan merumuskan rekomendasi alternatif strategi kebijakan pengembangan SRI di Desa Teluk Betung, Kecamatan Pulau Rimau, Kabupaten Banyuasin.

Tabel 3.1 Matriks SWOT Interaksi IFAS EFASKekuatan (S)Kelemahan (W)

Peluang (o)Strategi SOStrategi yang memaksimalkankekuatan untuk memanfaatkanpeluang yang ada;Strategi WOStrategi yang meminimalkankelemahan untukmemanfaatkan peluang;

Ancaman (T)Strategi STStrategi yang memaksimalkankekuatan untuk mengatasiancaman;

Strategi WTStrategi yang meminimalkankelemahan untuk mengatasiancaman;

Sumber : Nining I. Soesilo (2002) dalam Asmarani (2010).

3.4.3.2. Melakukan Pendekatan AHPAHP (Analytical Hierarchy Process) ini merupakan output dari analisis SWOT yang telah dilaksanakan dan sudah menghasilkan beberapa alternatif strategi. Hasil analisis AHP inilah yang akan menjadi rekomendasi alternatif strategi kebijakan dalam pengambilan keputusan yang diharapkan.

3.4.3.3. Prinsip Dasar dan Tahapan Metode AHP (Saaty, 1993) adalah sebagai berikut :3.4.3.3.1Penyusunan HirarkiPenyusunan hirarki adalah penyusunan berbagai elemen dari suatu sistem yang kompleks secara hirarki agar dapat dipahami dalam pemecahan masalah. Hirarki merupakan alat dasar dari pikiran manusia dalam rangka menata suatu elemen kedalam beberapa tingkatan.

3.4.3.3.2. Penentuan PrioritasSetelah proses penyusunan hirarki, proses berikutnya adalah menetapkan kriteria, dengan melakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparison). Penyebaran kuisioner kepada responden dari para pelaku, pakar dan dinas terkait dengan melakukan FGD (Forum Grop Discusion) yang terdiri dari 5 orang yang dianggap ahli (Tim COREMAP II, 2006).

Tabel 3.2 Skala perbandingan secara berpasanganSkalaArtinyaKeterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya (Equal Importance)Kedua elemen memberikan konstribusi yang sama besar untuk mencapai tujuan

3Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lainnya (Moderate Importance)Pengelaman dan penilaian agak sedikit menyukai sebuah elemen daripada lemen lainnya

5Elemen yang satu lebih pentingdari elemen yang lainnya(essential/ strong importance)Pengalaman dan penilaian lebih kuat menyukai sebuah elemen daripada elemen lainnya.

7Elemen yang satu sangat lebihpenting dari elemen yang lainnya(very strong importance)Sebuah elemen sangat lebih disukai daripada elemen yang lainnya, dominasinya terlihat nyata dalam keadaan yang sebenarnya

9Elemen yang satu mutlak lebihpenting dari elemen yang lainnya(extreme importance)Sebuah elemen mutlak lebih kuat disukai dari yang lainnya dan berada pada tingkat tertinggi.

2,4,6,8Merupakan angka kompromidiantara penilaian diatasBila kompromi diperlukan diantara dua pertimbangan/penilaian.

Sumber : Saaty (1986) dalam Asmarni (2010).Seluruh prioritas yang ada dibandingkan satu sama lain secara berpasangan dan diberi bobot berupa skala dari 1 sampai dengan 9. Hasil pengisian perbandingan berpasangan berdasarkan persepsi responden ini kemudian disusun dalam sebuah matriks perbandingan (pairwise comparison matrix), dilakukan perhitungan vektor eigen (eigen vector) dan yang disertai penghitungan konsistensi untuk menetukan prioritas pilihan.

3.4.3.3.3.Perhitungan konsistensi logisPerhitungan bobot prioritas masing-masing criteria pada setiap matriks ditentukan sesuai dengan besarnya nilaieigenvactor. Penentuan tingkat konsistensi terhadap penilaian persepsi digunakan perhitungan Indeks Konsistensi (Consistency Index). Menutut Saaty (1992), konsistensi dalam sebuah matriks perbandingan diukur melalui:

Indeks konsistensi (CI) diperoleh dari: .................................................(2)Keterangan : = nilai eigenvactor terbesar dalam matriks n= jumlah matriks

Apabila nilai CI bernilai nol (0) berarti matriks konsisten. Jika nilai CI yang diperoleh lebih besar dari 0 (CI>0) selanjutnya diuji batas ketidak konsistenan yang diterapkan oleh Saaty.

Rasio konsistensi (CR) diperoleh dari: CR = CI/RI.............................................(3)Keterangan RI = Random indeks

Tabel 3.3. Urutan matriks

Sumber : Saaty (1992)

3.4.2. Analisis EkonomiKemanfaatan usahatani dapat diketahui dengan menggunakan Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C Ratio). Menurut Kadariah (1988) dalam Puspito (2011), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C Ratio) menunjukan gambaran berapa kali lipat benefit dapat diperoleh dari cost yang dikeluarkan, sehingga dirumuskan sebagai berikut :

(Net B/C Ratio) = ....................................................................................................(1)Keterangan : B = Pendapatan BersihC = BiayaKriteria :(Net B/C Ratio)>1 Usahatani padi dengan SRI di Desa Teluk Betung layak untuk dilakukan dan memberi manfaat.(Net B/C Ratio)