makalah 1.docx

29
1 MAKALAH BANGUNAN DAN PERALATAN KANDANG Fungsi dan Cara Kerja Lemari Pendingin dalam Menjaga Kestabilan Kualitas Susu Setelah Pemerahan Diajukan sebagai tugas dengan tujuan memenuhi nilai mata kuliah Bangunan dan Peralatan Kandang Oleh : Kelompok 4 Kelas B PRELLY AUGUSTIRA 200110120061 DOLVINO MAULIDI 200110120068 DINASTY GUSTI 2001101200 DIAN RIZQI H 200110120114 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Upload: dolvino

Post on 26-Dec-2015

42 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH 1.docx

1

MAKALAH BANGUNAN DAN PERALATAN KANDANG

Fungsi dan Cara Kerja Lemari Pendingin dalam Menjaga Kestabilan Kualitas Susu Setelah Pemerahan

Diajukan sebagai tugas dengan tujuan memenuhi nilai mata kuliah Bangunan dan Peralatan Kandang

Oleh :

Kelompok 4

Kelas B

PRELLY AUGUSTIRA 200110120061

DOLVINO MAULIDI 200110120068

DINASTY GUSTI 2001101200

DIAN RIZQI H 200110120114

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG2014

Page 2: MAKALAH 1.docx

2

ABSTRAK

Abstrak

Abstract

Page 3: MAKALAH 1.docx

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas

kasih dan sayangnya memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan

kepada kami sehingga mampu meyelesaikan penyusunan makalah ini. makalah ini

ditulis sebagai tugas mata kuliah Bangunan dan Peralata Kandang dengan judul

makalah yaitu “Fungsi dan Cara Kerja Lemari Pendingin dalam Menjaga

Kestabilan Kualitas Susu Setelah Pemerahan”. Kami meyadari, dalam penulisan

makalah ini masih ada kemukinan kekurangan-kekurangan, untuk itu masukan

yang bersifat membangun akan sangat membantu penyusun untuk semakin

membebenih kekuragannya.

Ucapkan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen pembimbing

mata kuliah ini untuk teman teman dan semua pihak yang telah membantu,kami

ucapkan terimakasih, semoga makalah ini dapat berguna, sebagai karya dari kita

dan untuk semua pihak.

 

 

 

   Jatinangor, 10 September 2014

Penyusun

                                                                                      

Page 4: MAKALAH 1.docx

4

DAFTAR ISI

JUDUL…………………………………………………………………………….ii

KATA PENGANTAR……..……………………………………………………..iii

DAFTAR ISI ….………………………………………………………………….iv

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………v

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………..vi

BAB I PENDAHULUAN ……..…………………………………………………1

1.1. Latar Belakang…..……………………………………………………...1

1.2. Identifikasi Masalah….…………………………………………………3

1.3. Tujuan………………………………………………………………......5

1.4. Kegunaan……………………………………………………………….5

1.5. Waktu dan Tempat………………….……………………………….....5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………6

2.1. Kesegaran dan Kualitas Susu ………………………………………………6

2.2. Lemari Pendingin …………………………...………………………...6

BAB III METODE PELAKSANAAN….……………………………………....10

3.1. Sarana yang digunakan….…………………………………………….10

3.2. Cara kerja ……………………………………………………………..10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………….………………..11

4.1. Cara Kerja Lemari dan Fungsi Pendingin dalam Menjaga Kualitas Susu

4.2. Kondisi Susu dalam Lemari Pendingin

BAB V KESIMPULAN………………………………………………………...15

5.1. Kesimpulan ………………..………………………………………….16

Page 5: MAKALAH 1.docx

5

DAFTAR PUSTAKA……………..…………………………………………….17

LAMPIRAN..……………………………………………………………………20

Page 6: MAKALAH 1.docx

6

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Penggolongan………………………………………………………….1

Page 7: MAKALAH 1.docx

7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Cooling Cycles Pada Lemari Pendingin

Gambar 2. Pengaruh Suhu Pendinginan dan Waktu Pendinginan Susu Segar

Terhadap Total Bakteri

Gambar 3. Pengaruh Suhu Pendinginan dan Waktu Pendinginan Susu Segar

Terhadap Rata-rata Kadar Protein

Page 8: MAKALAH 1.docx

8

I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Susu merupakan bahan makanan yang memiliki kualitas protein yang

dibutuhkan oleh tubuh, oleh karena itu masyarakat menjadikan susu sebagai bahan

pangan yang dapat diandalkan. Namun dalam kehidupan sehari – hari tidak semua

orang Indonesia meminum susu yang belum diolah. Hal ini karena tidak terbiasa

mencium aroma susu segar atau mentah, atau sama sekali tidak suka rasa susu

segar atau mentah. Susu hasil olahan sangat diminati oleh masyarakat umum,

karena rasa dan baunya lebih dapat diterima oleh masyarakat. Agar masyarakat

dapat dengan mudah menerima hasil susu olahan tersebut, dan rasanya dapat

disenangi, maka penggunaan teknologi dalam memproduksinya akan sangat

membantu. Selain susu hasil olahan tekhnologi ada juga susu murni yang dapat di

konsumsi oleh masyarakat. Susu murni sendiri merupakan hasil dari proses

pemerahan dan belum mendapat perlakuan apapun. Proses yang akan dilalui susu

murni menjadi susu olahan harus sangat diperhatikan dengan baik, karena susu

merupakan bahan higienis yang bernilai gizi tinggi dan apabila berada di luar

dalam jangka waktu yang lama akan menjadikan kualitas susu menurun.

Susu mudah sekali tercemar oleh bakteri karena susu mengandung bahan-

bahan yang diperlukan bakteri untuk hidup seperti protein, mineral, karbohidrat,

lemak, dan vitamin dan apabila telah tercemar oleh bakteri maka secara otomatis

susunan serta keadaan susu tersebut dapat berubah. Untuk itu susu dapat

perlakuan untuk mempertahankan kualitasnya seperti dengan melakukan

pendinginan di lemari pendingin, pasteurisasi, kombinasi pemanasan dan

pendinginan yang bertujuan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh

bakteri tersebut.

Page 9: MAKALAH 1.docx

9

1.2. Identifikasi Masalah Bagaimana Cara Kerja dan fungsi Lemari Pendingin dalam menjaga

Kualitas Susu?

Bagaimana Kondisi Susu dalam Lemari Pendingin?

1.3. Tujuan Mengetahui Cara Kerja dan fungsi Lemari Pendingin dalam Menjaga

Kualitas Susu.

Mengetahui Kondisi Susu dalam Lemari Pendingin.

1.4. Kegunaan

Sebagai Sumber informasi mengenai cara kerja lemari pendingin dan

informasi mengenai penyimpanan susu agar bertahan lama dalam menjaga

kesegaran susu dalam lemari pendingin.

1.5. Waktu dan Tempat

Waktu :

Tempat :

Page 10: MAKALAH 1.docx

10

IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kesegaran dan Kualitas Susu

Susu segar, adalah cairan dari ambing sapi, kuda, kerbau, kambing, atau

domba atau dari hewan ternak penghasil susu lainnya yang sehat dan bebas dari

kolostrum, serta kandungan alaminya tidak dikurangi atau di tambah sesuatu

apapun dan belum dapat perlakuan apapun kecuali pendinginan. Ciri susu jenis

ini kadar lemak susunya tidak kurang dari 3 %, sedangkan total padatan bukan

lemak tidak kurang dari 8%. Warna susu segar berkisar dari putih kebiruan

sampai kuning keemasan bergantung jenis hewan, pakan, dan jumlah lemak/

padatan dalam susu. Dalam jumlah besar, susu tampak keruh (opaque). Dalam

bentuk lapisan tipis, susu tampak sedikit transparan. Susu dengan kadar lemak

rendah atau susu yang sudah dipisahkan lemaknya berwarna kebiru – biruan.

Warna putih susu lemak, kalsium kaseinat, dan koloid fosfat. Air susu segar

umumnya mempunyai nilai pH 6.5 sampai 6.7 dan bila terjadi banyak

pengasaman oleh aktivitas bakteri maka nilai pH akan menurun secara nyata.

Pengasaman menyebabkan kehilangan Co2 yang dapat menurunkan keasaman

dan kenaikan nilai pH (Jaser, S. 1982).

Mutu susu segar juga harus didukung oleh cara pemerahan yang benar

termasuk didalamnya adalah pencegahan kontaminasi fisik dan mikrobiologis

dengan sanitasi alat pemerahan dan sanitasi pekerja. Susu mengandung protein

rata-rata 3,5%. Protein merupakan gabungan dua atau lebih asam-asam amino,

yang penyusun utamanya adalah atom karbon, atom hidrogen, dan atom nitrogen.

(Sudono, 1985).

Page 11: MAKALAH 1.docx

11

Susu yang berkualitas baik harus memperhatikan kebersihan dan

kesehatan ternak,kandang dan alat-alat pemerahan serta penyimpanan yang baik .

Susu yang bersih adalah susu yang telah mengalami penyaringan terlebih dahulu

sehingga memperoleh hasil yang maksimal dan bersih. Sehingga kotoran-kotoran

yang terdapat di dalamnya akan terbuang. (Jaser, 1982).

2.2. Lemari Pendingin

Lemari pendingin adalah "alat pendingin yang terdiri dari kompartemen

termal terisolasi dan pompa panas untuk mentransfer panas dari ke lingkungan

eksternal, pendinginan suhu (Arora, 2006; Domkundwar, Kothandaraman &

Domkundwar, 1997). Hal ini digunakan untuk mengurangi tingkat pembusukan

bahan makanan dengan menurunkan tingkat reproduksi bakteri dan kuman

lainnya. Sebuah lemari pendingin mempertahankan suhu beberapa derajat di atas

titik beku air (Vieira, 1996).

Sistem kerja lemari pendingin dimulai dari bagian kompresor sebagai

jantung kulkas yang berfungsi sebagai tenaga penggerak. Pada saat dialiri listrik,

motor kompresor akan berputar dan memberikan tekanan pada bahan pendingin.

Bahan pendingin yang berwujud gas apabila diberi tekanan akan menjadi gas yang

bertekanan dan bersuhu tinggi. Dengan wujud seperti itu, memungkinkan

refrigerant mengalir menuju kondensor. Pada titik kondensasi, gas tersebut akan

mengembun dan kembali menjadi wujud cair, Refrigerant cair bertekanan tinggi

akan terdorong menuju pipa kapiler. Dengan begitu refrigerant akan naik ke

evaporator akibat tekanan kapilaritas yang dimiliki oleh pipa kapiler.

Saat berada di dalam evaporator, refrigerant cair akan menguap dan

wujudnya kembali menjadi gas yang memiliki tekanan dan suhu yang sangat

rendah. Akibatnya, udara yang terjebak di antara evaporator menjadi bersuhu

rendah dan akhirnya terkondensasi menjadi wujud cair. Pada kondisi yang

berulang memungkinkan udara tersebut membeku menjadi butiran-butiran es. Hal

tersebut terjadi pada benda atau air yang sengaja diletakkan di dalam evapora

Kompresor.

Page 12: MAKALAH 1.docx

12

Gambar 1. Skema Cooling Cycles Pada Lemari Pendingin

Bagian-bagian dari lemari pendingin yaitu(Anderson, Edwin P. 1976):

1. Kompresor

Kompresor merupakan bagian terpenting di dalam kulkas . Apabila di

analogikan dengan tubuh manusia, kompresor sama dengan jantung yang

berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh begitu juga dengan kompresor.

Kompresor berfungsi memompa bahan pendingin keseluruh bagian kulkas .

2. Kondensor

Kondensor adalah alat penukar kalor untuk mengubah wujud gas bahan

pendingin pada suhu dan tekanan tinggi menjadi wujud cair. Jenis kondensor yang

banyak digunakan pada teknologi kulkas saat ini adalah kondensor dengan

pendingin udara. Yang digunakan pada sistem refrigrasi kulkas kecil maupun

sedang. kondensor seperti ini memiliki bentuk yang sederhana dan tidak

memerlukan perawatan khusus .saat lemari es bekerja kondensor akan terasa

hangat bila dipegang.

3. Filter

Filter ( saringan ) berguna menyaring kotoran yang mungkin terbawa aliran

bahan pendingin yang keluar setelah melakukan serkulasi agar tidak masuk

kedalam konpresor dan pipa kapiler. Selain itu , bahan pendingan yang akan

Page 13: MAKALAH 1.docx

13

disalurkan pada proses berikutnya lebih bersih sehingga dapat menyerap kalor

lebih maksimal.

4. Evaporator

Evaporator berfungsi menyerap panas dari benda yang di masukkan kedalam

kulkas, kemudian evaporator menguapkan bahan pendingin untuk melawan panas

dan mendinginkannya. Sesuai fungsinya evaporator adalah alat penguap bahan

pendingin agar efektif dalam menyerap panas dan menguapkan bahan pendingin,

evaporator di buat dari bahan logam anti karat, yaitu tembaga dan almunium.

5. Thermostat

Thermostat memiliki banyak sebutan antara lain temperatur kontrol dan cool

control. Apapun sebutannya, thermostat berfungsi mengatur kerja kompresor

secara otomatis bedasarkan batasan suhu pada setiap bagian kulkas. Bisa

dikatakan, thermostat adalah saklar otomatis berdasarkan pengaturan suhu. Jika

suhau evaperator sesuai dengan pengatur suhu thermostat, secara otomatis

thermostat akan memutuskan listrik ke kompresor.

6. Heater

Hampir keseluruan kulkas nofrost dan sebagian kecil kulkas defrost

dilengkapi dengan pemanas ( heater ). Pemanas berfungsi mencairkan bunga es

yang terdapat di evapurator . selain itu pemanas dapat mencegah terjadinya

penimbunan bunga es pada bagian rak es dan rak penyimpan buah di bawah rak

es.

7. Fan motor

Fan motor atau kipas angin berguna untuk menghembuskan angin . pada kulkas

ada dua jenis fan

1. fan motor evaporator

Berfungsi menghembuskan udara dingin dari evaporator keseluruh bagian rak

( rak es , sayur ,dan buah ).

2. fan motor kondensor

kipas angin ini diletakkan pada bagian bawah kulkas yang memiliki kondensor

yang berukuran kecil yang berfungsi mengisap atau mendorong udara melalui

kondensor dan kompresor . selain itu berfungsi mendinginkan kompresor.

Page 14: MAKALAH 1.docx

14

3. Overload motor protector

Overload motor protector Adalah komponen pengaman yang letaknya

menyatu dengan terminal kompresor. Cara kerjanya serupa dengan sekering yang

dapat menyambung dan memutus arus listrik. Alat ini dapat melindungi

komponen kelistrikan dari kerusakan arus akibat arus yang dihasilkan kompresor

melebihi arus acuan normal.

4. Bahan Pendingin (Refrigerant)

Refrigerant adalah zat yang mudah diubah wujudnya dari gas menjadi cair,

ataupun sebaliknya. Jenis bahan pendingin sangat beragam. Setiap jenis bahan

pendingin memiliki karakteristik yang berbedator.

Page 15: MAKALAH 1.docx

15

III

METODE PELAKSANAAN

3.1. Sarana yang Digunakan

Sarana dan metode pelaksanaan yang digunakan dalam pembuatan makalah

yaitu dengan mencari jurnal-jurnal mengenai cara kerja lemari pendingin dan

pendinginan susu diinternet lalu membandingkan hasil dari jurnal-jurnal yang

digunakan.

3.2. Cara Kerja Lemari Pendingin

Cara Kerja dari lemari pendingin yaitu( Althouse,dkk, 1975):

1. Sistem kerja lemari es dimulai dari bagian kompresor sebagai jantung kulkas

yang berfungsi sebagai tenaga penggerak. Pada saat dialiri listrik, motor

kompresor akan berputar dan memberikan tekanan pada bahan pendingin.

2. Selanjutnya, bahan pendingin yang berwujud gas apabila diberi tekanan akan

menjadi gas yang bertekanan dan bersuhu tinggi. Dengan wujud seperti itu,

memungkinkan refrigerant mengalir menuju kondensor. Dan disaring oleh

Dryer / Filter.

3. Pada titik kondensasi, gas tersebut akan mengembun dan kembali menjadi

wujud cair, Refrigerant cair bertekanan tinggi akan terdorong menuju pipa

kapiler. Dengan begitu refrigerant akan naik ke evaporator akibat tekanan

kapilaritas yang dimiliki oleh pipa kapiler.

4. Saat berada di dalam evaporator, refrigerant cair akan menguap dan

wujudnya akan kembali menjadi gas yang memiliki tekanan dan suhu yang

sangat rendah. Akibat dari proses tersebut, udara yang berada di sekitar

evaporator akan menjadi bersuhu rendah dan akhirnya terkondensasi menjadi

wujud cair. Pada kondisi yang berulang akan memungkinkan udara tersebut

akan membeku dan akan menjadi butiran-butiran es. Hal tersebut terjadi pada

benda ataupun air yang dengan sengaja diletakkan pada sekitar evaporator.

Page 16: MAKALAH 1.docx

16

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Cara Kerja Lemari dan Fungsi Pendingin dalam Menjaga Kualitas Susu

Susu yang baru diperah ( baru keluar dari ambing) sapi perah, suhunya

berkisar 370C. Namun beberapa proses pada pasca pemerahan bisa mengakibatkan

kontaminasi bakteri sehingga membuat susu cepat rusak. Susu yang baru diperah

sebaiknya dimasukan kedalam lemari pendingin agar menghambat mikroba-

mikroba yang ada pada susu tidak berkembang sehingga susu tidak mudah rusak.

Dalam lemari pendingin, suhu dapat dicapai jauh lebih rendah daripada

menyimpan dengan es, juga dapat digunakan untuk menyimpan berbagai bahan

pangan seperti buah, sayuran, daging, telur dan susu dalam waktu terbatas.

Perubahan yang disebabkan oleh enzim dari mikroba dapat dipertahankan

walaupun tidak seluruhnya dapat dicegah.

Lemari pendingin memiliki refrigan sebagai bahan pendingin dalam

mempertahankan kesegaran susu. Saat refrigeran mengalir melalui evaporator,

perpindahan panas dari ruangan yang didinginkan menyebabkan refrigeran

menguap Refrigeran meninggalkan evaporator kemudian masuk ke compressor.

Selanjutnya refrigeran dikompresi hingga tekanan dan temperaturnya bertambah

tinggi. Kemudian, refrigeran mengalir melalui kondensor, dimana refrigerant

mengembun dan memberikan panas ke udara sekitar yang lebih rendah

temperaturn Akhirnya, refrigeran masuk alat ekspansi dan berekspansi ke tekanan

evaporator. Tekanan refrigerant turun dalam ekspansi yang ireversibel dan

dibarengi dengan adanya kenaikan entropy. Pada kondisi yang berulang

memungkinkan udara tersebut membeku menjadi butiran-butiran es. Hal tersebut

terjadi pada benda atau air yang sengaja diletakkan di dalam evapora.

Gas yang bersuhu rendah yang diakibatkan oleh cairan refrigant tersebut

yang dapat menyebabkan pertumbuha mikroba pada susu terhambat. Aktivitas

bakteri pada susu dipengarahi oleh suhu, pada suhu kurang dari 10°C bakteri tidak

aktif, pada suhu 10 sampai 43°C bakteri berkembang dengan cepat., dengan dasar

ini maka suhu 15,5 sampai 21°C digunakan untuk perkembangan kultur atau bibit

mikroba untuk produksi susu fermentasi. Pada suhu lebih dari 43°C menghambat

Page 17: MAKALAH 1.docx

17

perkembangan bakteri dan pemanasan pada 62,8°C selama 30 menit, 99% bakteri

patogen musnah. Perkembangan bakteri menjadi dua kali lipat selama satu sampai

dua jam pada suhu 26,7°C, selama empat jam pada suhu 15,6°C, selama delapan

jam pada suhu 10°C dan selama kurang dari 39 jam pada suhu 4,4°C. Semakin

tinggi suhu perkembangan bakteri semakin cepat dan pada suhu yang rendah

perkembangan bakteri lambat.

4.2. Kondisi Susu dalam Lemari Pendingin

Pendinginan merupakan perlakuan yang sangat umum diterapkan pada susu

segar untuk menjaga kualitas fisik maupun kimianya (Lingaturai, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian Dwi Agus Sutrisno, Sri Kumalaningsih, Arie

Febrianto Mulyadi yang berjudul “STUDI STABILITAS PENGANGKUTAN

SUSU SEGAR PADA SUHU RENDAH YANG LAYAK SECARA TEKNIS

DAN FINANSIAL (Kajian Suhu dan Lama Waktu Pendinginan)” Hasil analisa

kadar total bakteri pada susu segar akibat pengaruh suhu pendinginan dan waktu

pendinginan berkisar antara 19.550cfu/ml sampai 31.250cfu/ml. Garis waktu pen-

dinginan 30 menit cenderung dibawah garis pendinginan 60 menit dan 90 menit

yang terlihat pada Gambar 2. Hal tersebut terjadi dikarenakan mikroorganisme

me-merlukan waktu dalam perkem-bangbiakan, semakin lama waktu pendinginan

akan mengakibatkan semakin banyak pula bakteri yang ada di dalam susu segar.

Namun pertumbuhan bakteri dapat dihambat pada suhu rendah (Kokarev, 2006).

Pertumbuhan bakteri hanya pada rentang log 4 atau 104 cfu/ml saja .

Gambar 2. Pengaruh Suhu Pendinginan dan Waktu Pendinginan Susu Segar

Terhadap Total Bakteri

Page 18: MAKALAH 1.docx

18

Pertumbuhan bakteri hanya mampu pada level 104 cfu/ml dikarenakan pada

penelitian ini menggunakan suhu perlakuan maksimal 100C dan waktu maksimal

yang sangat singkat yaitu 90 menit, sehingga bakteri terhambat dan berada pada

log 4 cfu/ml atau 104 cfu/ml. Hal ini sesuai dengan pendapat Milukova (2009)

yang menyatakan bahwa pertumbuhan mikroorganisme pada susu segar yang

disimpan pada suhu dibawah 40C dapat dihambat pertumbuhannya hingga 48 jam

penyimpanan.

Pada pendinginan selama 60 menit total bakteri terendah pada suhu

pendinginan 0⁰ C, sedangkan total bakteri tertinggi pada suhu pendinginan 10⁰C.

pada pendinginan selama 90 menit total bakteri terendah pada suhu pendinginan

0⁰ C, sedangkan total bakteri tertinggi pada suhu pendinginan 10⁰C. Semakin

tinggi suhu pendinginan yang digunakan maka total bakteri juga cenderung tinggi.

Hal tersebut dikarenakan mikroorganisme dapat berkembang biak serta

pertumbuhannya m-ningkat pada suhu yang mendekati suhu inkubasi (370C).

Sebaliknya suhu yang mendekati beku akan mengakibatkan per-lambatan per-

tumbuhan bakteri. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Adam

(2000) yang menyatakan suhu rendah digunakan untuk mencegah atau

menghambat pertumbuhan mikro-organisme perusak susu. Menurut Suwito

(2010) bakteri yang banyak terdapat pada susu segar adalah jenis bakteri

pembusuk antara lain adalah Micrococcus sp., Pseudomonas sp., dan Bacillus sp

yang tumbuh optimal pada suhu 200C dan beberapa bakteri pathogen. Oleh karena

itu untuk mencegah pembusukan pada susu segar diperlukan pengangkutan.

Pada suhu rendah kadar protein didapatkan nilai rata-rata kadar protein

berkisar antara 1,6278% hingga 2.0291%. Pada pendinginan susu segar selama 30

menit total protein tertingi terdapat pada suhu penyimpanan 00C dan total protein

terendah pada suhu penyimpanan 50C. Pada penyimpanan 60 menit total protein

tertinggi terdapat pada suhu penyimpanan 00C dan total protein terendah terdapat

pada suhu penyimpanan 100C. Pada penyimpanan selama 90 menit total protein

tertinggi terdapat pada suhu penyimpanan 50C dan total protein terendah pada

penyimpanan 100C.

Page 19: MAKALAH 1.docx

19

Gambar 3. Pengaruh Suhu Pendinginan dan Waktu Pendinginan Susu Segar

Terhadap Rata-rata Kadar Protein

Terdapat kecenderungan penurunan kadar protein akibat dari perlakuan

suhu pendinginan susu segar yang ditunjukkan pada Gambar 3. Seiring dengan

kenaikan suhu maka kadar protein cenderung menurun. Penurunan kadar protein

pada susu segar diduga karena adanya bakteri proteolitik yang mampu mencerna

protein, terutama kasein dalam susu, sehingga protein yang terkandung di dalam

susu mengalami kerusakan.

Page 20: MAKALAH 1.docx

20

V

KESIMPULAN

5.1. Lemari pendingin memiliki refrigan sebagai bahan pendingin . Tekanan

refrigerant turun dalam ekspansi yang ireversibel dan dibarengi dengan

adanya kenaikan entropy. Gas yang bersuhu rendah yang diakibatkan oleh

cairan refrigant tersebut yang dapat menyebabkan pertumbuhan mikroba

pada susu terhambat dan berfungsi sehingga susu tidak mudah rusak.

5.2. Semakin tinggi suhu pendinginan yang digunakan maka total bakteri pada

susu juga cenderung tinggi. dan seiring dengan kenaikan suhu maka kadar

protein cenderung menurun

Page 21: MAKALAH 1.docx

21

DAFTAR PUSTAKA

Adams, M. R. 2000. Food Microbiology. Royal Society of chemistry. Cambridge

Althouse, Andrew D., Turnquist, Carl H.,Bracciano, Alfred F. 1975. Modern Refrigeration and air conditioning. Illionis. The Goodheart-Willcox Company, Inc. Publishers yang di kutip dari jurnal Pelatihan Dasar Teknik Refrijerasi (Kulkas) Untuk Sdm Pencari Kerja yang di tulis oleh Ricky Gunawan

Anderson, Edwin P. 1976. Audel, Home refrigeration and air conditioning. Bombay. D. B. Taraporevala Sons &Co PVT. LTD yang di kutip dari jurnal Pelatihan Dasar Teknik Refrijerasi (Kulkas) Untuk Sdm Pencari Kerja yang di tulis oleh Ricky Gunawan

CP Arora (2006), "Pendinginan dan AC", 2 nd edition, Tata McGraw Bukit Pendidikan, New Delhi.

ER Vieira (1996), “Elementary Food Science”, 4 th edition, Internasional Thompson Penerbitan Asia, Singapura

Jaser, S. 1982. Teknik Uji Mutu Susu dan Olahannya .Liberty. Yogyakarta.

Potter, Norman N. 1976. Food science (2nd ed.). United Stated America. The Avi Publishing Compani Inc.

Sudono, 1985. komposisi susu. Gramedia Pustaka. Yogyakarta.

Sumoprastowo., 2000. Memilih dan Menyimpan Sayur Mayur, Buah Buahan dan Bahan Makanan, Bumi Aksara. Jakarta

Sutrisno A Dwi, Sri Kumalaningsih, Arief Febrianto Mulyadi. 2013. Studi Stabilitas Pengangkutan Susu Segar Pada Suhu Rendah Yang Layak Secara Teknis Dan Finansial (Kajian Suhu Dan Lama Waktu Pendinginan). Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertnian.Universitas Brawijaya