makalah f10.docx

20
Kelelahan Pada Tubuh Akibat Mekanisme Terjadinya Kerja Otot Fadilah Soraya Alhamid A1/10.2013.336 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat 11510 No.Telp (+62) 85354276760 e-mail: [email protected] Abstrak Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan tubuh. Terdapat tiga jenis yaitu: otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Dari ketiga otot tersebut, otot yang memiliki pengaruh besar dalam pergerakan tubuh manusia adalah otot rangka. Otot rangka yang bekerja dibawah pengaruh saraf. Otot rangka akan melakukan mekanisme gerak otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Secara sederhana kontraksi yang terjadi dikarenakan adanya proses sliding filamen oleh protein aktin dan miosin. Otot rangka adalah jenis otot yang mudah lelah, kelelahan otot tersebut dapat terjadi dikarenakan penumpukan asam laktat akibat berbagai faktor, seperti: waktu

Upload: so-ra

Post on 15-Sep-2015

50 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Kelelahan Pada Tubuh Akibat Mekanisme Terjadinya Kerja Otot

Fadilah Soraya Alhamid

A1/10.2013.336Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat 11510 No.Telp (+62) 85354276760e-mail: [email protected]

Abstrak Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan tubuh. Terdapat tiga jenis yaitu: otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Dari ketiga otot tersebut, otot yang memiliki pengaruh besar dalam pergerakan tubuh manusia adalah otot rangka. Otot rangka yang bekerja dibawah pengaruh saraf. Otot rangka akan melakukan mekanisme gerak otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Secara sederhana kontraksi yang terjadi dikarenakan adanya prosessliding filamenoleh protein aktin dan miosin. Otot rangka adalah jenis otot yang mudah lelah, kelelahan otot tersebut dapat terjadi dikarenakan penumpukan asam laktat akibat berbagai faktor, seperti: waktu istirahat yang kurang, kerja otot yang berat, kerja enzim maupun sumber energi yang berkurang, dimana semuanya akan mengakibatkan penimbunan asam laktat. Cara untuk mengurangi penimbunan tersebut adalah dengan menambah oksigen atau dengan bantuan enzim yang ada di hati.Kata kunci: sistem muscular, mekanisme kerja otot, kelelahan otot.

Abstract Muscular System (muscles) consists of a large number of muscles responsible for the movement of the body. There are three types: smooth muscle, cardiac muscle, and skeletal muscle. Of the three muscles, the muscles that have great influence in the movement of the human body are skeletal muscle. Skeletal muscles are working under the influence of nerve. Skeletal muscle will perform motion mechanism of muscle contraction and relaxation is. Simply contraction that occurs due to the sliding filament proteins actin and myosin. Skeletal muscle is a type of muscle fatigue , muscle fatigue may occur due to the buildup of lactic acid as a result of various factors , such as lack of rest time , working hard muscles , enzymes work as well as reduced energy sources , all of which would result in the accumulation of lactic acid . How to reduce the hoarding is to add oxygen or with the help of enzyme in the liver.Keywords: muscular system, the mechanism of muscle work, muscle fatigue.

Pendahuluan Jaringan peka rangsang terdiri dari saraf dan otot. Saraf berperan mengendalikan aktivitas seluruh tubuh, sedangkan otot berperan sebagai alat gerak. Otot juga membentuk kelompok jaringan terbesar di tubuh, menghasilkan sekitar separuh dari berat tubuh. Otot ada tiga jenis yaitu: otot polos, otot jantung, dan otot rangka atau otot lurik. Otot rangka saja membentuk sekitar 40% berat tubuh pada pria dan 32% pada wanita, dengan otot polos dan otot jantung membentuk 10% lainnya dari berat total. Otot dan saraf sangat berkaitan erat karena otot berespon terhadap implus saraf, otot yang memiliki pengaruh besar dalam pergerakan tubuh manusia adalah otot rangka. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh tubuh, mulai dari gerak yang sederhana hingga gerakan yang kompleks. Otot rangka yang bekerja secara sadar (dipengaruhi saraf) akan melakukan mekanisme gerak otot yaitu kontrasi dan relaksasi. Untuk melakukan gerak otot dibutuhkan energi yang akan didapat dari proses metabolosme otot dengan melibatkan glukosa. Akan tetapi otot rangka sangat mudah lelah. Kelelahan otot tersebut akibat seseorang yang melakukan aktivitas yang berat sehingga terjadi penumpukan asam laktat akibat kurangnya pasokan oksigen untuk melakukan glikolisis.

PembahasanSistem Muskular (Otot) Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan tubuh.1Otot sering dikenal sebagai daging tubuh dan tersusun dari banyak dinding organ berongga dan pembuluh-pembuluh tubuh. Jaringan otot yang mencapai 40% sampai 50% berat tubuh, pada umumnya tersusun dari sel-sel kontaktil yang disebut dengan serabut otot. Nantinya, melalui kontraksi, sel-sel otot akan menghasilkan pergerakan dan melakukan pekerjaan.2Secara umum, otot memiliki beberapa karakteristik, diantaranya: serabut mengandung banyak miofibril yang tersusun dari miofilamen-miofilamen kontraktil, nukleus sel-sel otot terbentuk dengan baik, sitoplasmanya disebut sarkoplasma, membran selnya disebut sarkolema, retikulum endoplasma halus disebut retikulm sarkoplasma, dan serabut otot dapat membesar.2Fungsi Sistem Muskular Terdapat tiga fungsi utama dari otot, yaitu: pergerakan, penopang tubuh, dan produksi panas. Otot mengahasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat, selain itu otot juga menopang rangka dan dapat mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi duduk maupun berdiri. Kontraksi otot secara metabolis akan menghasilkan panas yang dapat mempertahankan suhu normal tubuh.2Ciri-Ciri Otot Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot akan memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot dapat terjadi apabila otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa otot memiliki 4 ciri, yaitu: kontraktilitas, eksitabilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas.2 Kontraktilitas adalah saat dimana serabut otot berkontaksi dan menegang, dalam kasus ini dapat melibatkan pemendekan otot atau juga tidak. Pemendekan yang dihasilkan akan sangat terbatas karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat. Pada eksitabilitas, serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf. Ekstensibilitas, serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebih panjang otot saat relaks. Sementara, elastisitas, serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau meregang.2Struktur Makroskopis Otot Sistem Muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan tubuh. Otot-otot volunters melekat pada tulang-tulang rawan, ligament, kulit atau otot lain melalui struktur fibrosa yang disebut tendon. Serabut-serabut otot volunteer, bersama selubung sarkolema (membrane sel) masing-masing tergabung dalam kumparan oleh endomisium dan dibungkus oleh perimisium. Kelompok serabut (fasikulus) digabungkan oleh selubung yang lebih padat yang disebut epimisium dan gabungan fasikulus ini membentuk otot volunteer badan individu.1 Kebanyakaan otot mempunyai tendon pada salah satu atau kedua ujungnya. Tendon sendiri dari jaringan fibrosa dan biasanya berbentuk seperti tali, meskipun pada beberapa otot yang pipih tali tersebut digantikan oleh suatu lembaran fibrosa kuat yang disebut aponeuron. Jaringan fibrosa juga membentuk lapisan pelindung atau selubung otot, yang dikenal sebagai fasia.1 Otot rangka terdiri atas serabut otot, berkas-berkas sel silindris yang sangat panjang (sampai 30 cm) dan berinti banyak dengan diameter 10.100 nm. Inti yang banyak ini terjadi akibat peleburan precursor sel otot. Inti lonjong umumnya terdapat di tepian sel di bawah membrane sel. lokasi inti sel yang khas ini membantu membedakan otot rangka dari otot jantung dan otot polos dengan inti yang berbeda di tengah.1Struktur Mikroskopis Otot Tiga jenis jaringan otot pada mamalia dapat dibedakan ciri morfologi dan fungsional, dan setiap jenis jaringan otot memiliki struktur yang disesuaikan dengan peran fisologinya. Ketiga jenis otot yaitu: otot polos, otot jantung, dan otot rangka.1. Otot Polos Otot polos adalah otot yang tidak berlurik dan kerjanya involunter (tak sadar). Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi dasar.2 Otot polos memiliki ciri-ciri: serabut ototnya berbentuk spindel dengan panjang yang bervariasi, satu sel otot polos mengandung satu nukleus yang terletak di tengah (sentral), bekerja secara tidak sadar, kontraksinya kuat dan lamban, serta tidak mudah lelah.2Jenis otot ini dapat berkontraksi tanpa adanya rangsangan saraf (meskipun didberapa tempat di bawah pengendalian saraf otonimik / tak sadar).3Secara fisiologi, otot polos sangat berbeda dengan otot rangka. Kontraksinya lambat namun tahan lama, otot polos juga dapat memendek sampai seperempat panjangya dan dapat membangkitkan kekuatan.4

Gambar 1. Gambaran Mikroskopik Dari Otot Polos3

2. Otot Jantung Seperti namanya, otot jantung hanya ditemukan pada jantung. Otot ini bergaris atau memiliki lurik seperti pada otot lurik. Perbedaanya adalah bahwa serabutnya bercabang dan saling bersambung satu sama lain. Otot jantung memiliki kemmapuan khusus untuk mengadakan kontraksi otmatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada atau tidaknya rangsangan saraf.3 Ciri lain dari otot jantung adalah nukleusnya yang terletak di tengah dan panjangnya yang berkisar antara 85 mikron sampai 10 mikon dan diameternya sekitar 15 mikron, serta bekerja secara tak sadar.2

Gambar 2. Gambaran Mikroskopik Dari Otot Jantung3

3. Otot Lurik / Otot Rangka Otot lurik atau otot rangka merupakan otot volunter (bekerja secara sadar). Otot rangka melekat pada rangka tubuh dan bertanggung jawab untuk pergerakan. Satu serabut panjangnya berkisar antara 10mm sampai 40mm. Jumlah nukleus banyak dan dapat ditemukan di bawah sarkolema pada bagian perifer sel (bagian tepi sel). Kontraksi otot rangka lebih cepat dan kuat namun mudah lelah.2 Lurik yang terdapat pada otot rangka disebabkan oleh struktur protein yang membentuk otot. Protein ini disebut aktin dan miosin. Nantinya, apabila otot berkontraksi, gambaran lurik akan menyempit dan ini diperkirakan karena gerakan relatif satu protein terhadap protein yang lainnya (teori pergeseran filamen sliding filamen).1 Otot lurik dikendalikan oleh otak yang sangat cepat reaksinya terhadap berbagai jenis rangsangan seperti dingin, panas, angin, arus listrik, dll. Tiap otot mempunyai dua atau lebih tendon yang melekat di tulang. Tendon yang elekat di tulang yang tidak bergerak disebut tendon origo, sementara tendon yang melekat di tuang yang akan digerakan disebut tendon insertio.5

Gambar 3. Gambaran Mikroskopik Dari Otot Rangka3

Otot-Otot Ekstremitas Bawah Saat melakukan kegiatan berjalan, otot-otot yang bekerja adalah otot-otot yang berada di daerah ekstremitas bawah. Otot-otot yang ada di tubuh bagian bawah antara lain:quadriceps, hamstring, gastrocnemius, tibialis anterior, soleus,dll. Secara khusus, kegiatan berjalan lebih banyak disokong oleh ototgastrocnemiusdan ototsoleus.6

Gambar 4. Otot-Otot Ekstremitas Bawah6

Mekanisme jalannya impuls sarafSystem saraf menympaikan informasi dengan cara menghantarkan impuls- impuls saraf. Impuls saraf yang dikirim adalah berupa loncatan aliran listrik. Pada dasarnya, ada dua mekanisme penghantar impuls saraf, yaitu penghantar melalui membrane plasma disepanjang sel saraf dan penghantar melalui sinapsis. Penghantar impuls saraf melalui membrane plasma Suatu impuls saraf dapat terjadi karena membrane plasma dari sel saraf bersifat semipermiabel sehingga hanya dapat dilewati oleh jenis ion-ion tertentu. Pada membrane plasma, protein secara aktif mentranspor ion-ion tertentu dari satu sisi membrane kesisi yang lain. Penghantar terhadap impuls saraf telah dipelajari dengan menggunakan potongan akson dan sebuah voltameter yang disebut oskiloskop. Beda tagangan listrik antar cairan di dalam dan diluar membrane plasma akson dapat ditampilkan pada layar oskiloskop, yaitu berupa sket saat aupola. Satuan tegangan listrik (voltase) yang digunakan dinyatakan dalam ukuran milli volt. Pada dasarnya, akson adalah sebuah membrane pembuluh yang berisi sitoplasma(aksoplasma). Ketika akson dalam keadaan istirahat atau tidak menghantar impuls, sitoplsama dalam membrane plasma bermuatan lebih negative (-65mV) dibandingkan dengan cairan diluar membran. Keadaan ini disebut potensi istirahat. Adanya polarisasi atau perbedaan muatan di dalam dan di luar membrane plasma akson disebabkan oleh perbedaan dalam penyebaran ion pada kedua sisi membrane tersebut. Konsentrasi ion natrium (Na+) diluar akson lebih besar dibandigkan didalam sedangkan konsentrasi ion kalium (K+) di dalam lebih besar di badingkan di luar. Penyebaran ion-ion yang tidak merata ini berhubungan dengan kerja pompa natrium-kalium, yaitu suatu mekanisme transport aktif oleh protein membrane. Pompa tersebut bekerja memompa Na+ keluar dan K+kedalam akson. Ketika suatu mebran plasma akson di rangsang, permeabilitas terhadap ion natrium (Na+) meningkat. Akibatnya, Na+ yang bersal dari luar mudah masuk ke dalam akson dan muatan berubah menjadi positif. Aksi perubahan muatan yang cepat dalam membrane plasma akson muatan berubah dari -65mV menjadi +40Mv. Kondisi ini disebut depolarisasi karena terjadi perubahan muatan dari negative menjadi positif. Setelah Na+ masuk ke dalam membrane plasma akson, dengan cepat ion K + ditranspor keluar membrane. Potensi aksi berubah dari +40mV kembali ke -65mV. Kondisi ini disebut repolarisasi. Potensi aksi tersebut berjalan terus disepanjang akson. Itulah yang dikenal sebagai impuls saraf.b. penghantaran impuls saraf melalui sinapsistelah dijelaskan bahwa sinaps merupakan titik pertemuan antara akson dari suatu sel saraf dengan dendrite atau badan sel dari sel saraf lain. Dalam system saraf, hubungan tersebut menjadi penting karena dapat mengendalikan komunikasi antar sel saraf. Sinapsis meneruskan impulss araf dari satu sel saraf ke sel saraf lain dengan cara melepaskan suatu agen kimia yang disebut neurotransmitter. Molekul neutransmiter disimpan dalam kantong sinaps, di dalam bonggol akson. Ketika impuls saraf merabat hingga mencapai bonggol akson, gerbang ion kalsium (Ca2+) terbuka dan Ca2+ masuk ke bonggol akson. Adanya Ca2+merangsang kantong sinapsis untuk melebur dengan membrane sel saraf prasinapsis untuk melebur dengan membrane sel saraf prasinapsis sehingga molekul neurotransmitter dilepas kecelah sinapsis. Selanjutnya, molekul tersebut berdifusi ke membrane reseptor pasca sinapsis dan berkaitan dengan protein khusus. Sel prasinapsis selalu berupa sel saraf, otot atau kelenjar. Pada saat molekul neurotransmitter beikatan dengan reseptor, gerbang ion natrium (Na+) dan oin kalium (K+) terbuka sehingga terjadi arus Na+ dan K+ pada kedua gerbang tersebut. Keadaan ini menyebabkan terbentuknya potensi aksi yang berakibat impuls saraf merambat dari satu sel saraf ke sel saraf lain atau menjadikan otot berkerut. Salah satu molekul neutransmiter yang paling dikenal adalah asetil kolin(ACh). Dalam beberapa sinapsis, pada membrane pascasinapsis terdapat enzim yang mampu menghidrolisis asetil kolin sehingga rangsangan tidak terjadi secara terus-merus. Pada beberapa kasus, kerja neurotransmitter menjadi terganggu oleh penggunaan obat-obatan. Obat-obatan dapat bersifat meningkatkan atau menghambat pelepasan molekul neurotransmitter melintasi celah sinapsis.7

Mekanisme Kerja Otot Otot rangka melakukan kerja otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Akibat dari aktivitas kontraksi dan relaksasi ini, akan timbul pergerakan pada rangka tubuh. Otot tidak pernah bekerja sendiri, walaupun hanya untuk melakukan gerak paling sederhana. Misalnya saja saat mengambil pensil, memerlukan gerakan jari dan ibu jari, pergelangan tangan, siku, bahu dan mungkin juga batang tubuh ketika membungkuk ke depan. Setiap otot harus berkontraksi dan setiap otot antagonis harus rileks untuk menghasilkan gerakan yang halus. Kerja harmonis otot-otot disebut koordinasi otot.1 Tentu saja, kerja otot tidak lepas dari peran saraf. Otot dipersarafi oleh 2 serat saraf pendek yaitu saraf sensorik dan saraf motorik. Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot menuju ke saraf pusat, sementara saraf motoik membawa impuls ke serat otot dari saraf pusat untuk memicu kontraksi otot. Korpus sel dari sel-sel saraf motorik terdapat dalam komu anterior substansia grisea dalam medula spinalis.8

Kontraksi Otot1Kontraksi otot dapat terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf yang sifatnya elektrik, dihantar ke sel-sel otot secara kimiawi oleh sambungan otot-saraf. Impuls sampai ke sambungan otot-saraf yang mengandung gelembung-gelembung kecil asetikolin yang kemudian akan dilepaskan ke dalam ruang antara saraf dan otot (celah sinaps). Ketika asetikolin yang dilepaskan menempel pada sel otot, ia akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke seluruh sel otot.

Gambar 5. Proses Kontraksi Otot1

Proses ini kemudiaan diikuti dengan pelepasan ion Ca2+(kalsium) yang berada diantara sel otot. Ion kalsium akan masuk ke dalam otot dan kemudian mengangkuttroponindan tropomiosinke aktin, sehingga posisi aktin berubah. Impuls listrik yang menyebar akan merangsang kegiatan protein aktin dan miosin hingga keduanya akan bertempelan membentuk aktomiosin. Aktin dan miosin yang saling bertemu akan menyebabkan otot memendek dan terjadilah peristiwa kontraksi. Kejadian ini akan menyebabkan pergeseran filamen (sliding filamen) yang berujung pada peristiwa kontraksi.

Gambar 6. Teori Pergeseran Filamen1

Relaksasi Otot9 Apabila berlangsung normal, kontraksi otot akan selalu diikuti dengan relaksasi, yaitu proses pemulihan sel otot ke keadaan istirahat. Relaksasi otot akan segera terjadi apabila pemberian rangsangan atau penjalaran impuls ke sel otot dihentikan. Mekanisme relaksasi pada sel otot mirip dengan proses repolariasi pada sel saraf. Secara sederhana, peristiwa relaksasi otot akan terjadi apabila ATP pada kepala miosin telah habis sehingga miosin tidak lagi dapat berikatan dengan aktin. Relaksasi otot diawali dengan pengaktifan pompa kalsium yang akan membuat jumlah kalsium turun karena ion kalsium kembali ke dalam plasma. Dengan kembalinya ion kalsium, maka ia tidak lagi berikatan dengan troponin dan tropomiosin. Hal ini menyebabkan aktin dan miosin kembali berpisah, otot kembali memanjang, terjadilah relaksasi.

Metabolisme Kerja Otot Kontraksi otot sangat bergantung pada produksi ATP dari salah satu dari tiga sumber, yaitu: kretinin fosfat yang disimpan di otot, fosforilasi oksidatif bahan makanan yang disimpan ke otot, dan glikolisis aerob maupun anaerob.10 Saat kerja yang dilakukan otot tidak terlalu berat, serabut otot dapat memenuhi energinya dengan proses aerob (dengan oksigen). Akan tetapi, apabila kerja yang dilakukan terlalu berat sehingga pasokan oksigen tidak mencukupi, maka energi akan di dapat melalui proses anaerob (tanpa oksigen). Proses aerob dialami saat otot sedang berelaksasi. Pada proses ini, karbohidrat akan dipecah menjadi gula sederhana yang disebut glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikonversi menjadi glikogen dan disimpan di hati serta otot. Selama oksidasi, glikogen akan menjadi karbondioksida dan air, serta terbentuk 36 adenosin trifosfat (ATP). Nantinya, apabila otot hendak melakukan kontraksi, ATP akan diubah menjadi adenosin difosfat (ADP). Hasil sampingan dari proses ini adalah asam laktat.1 Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, apabila kerja otot terlalu keras, akan menyebabkan pasokan oksigen berkurang sehingga penghasilan energi harus melewati proses anaerob (tanpa oksigen). Pada proses ini, selain ATP yang dihasilkan 18X lebih sedikit (2ATP), proses anaerob menghasilkan lebih banyak asam laktat. Karena oksigen tidak mencukupi, asam laktat akan menumpuk dan berdifusi ke dalam cairan darah.1 Keberadaan asam laktat di dalam cairan darah akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi dan kedalaman napas meningkat. Hal ini akan terus berlangsung, sampai jumlah oksigen cukup untuk memungkinkan sel otot dan hati mengoksidasi asam laktat dengan sempurna dengan mengubahnya menjadi glikogen. Oksigen ekstra yang dibutuhkan untuk membuang tumpukan asam laktat disebutoxygen debt.1Glikolisis anaerob Apabila tidak tersedia oksigen, maka asam piruvat yang dihasilkan oeh glikosis tidak masuk ke siklus kerbs, tetapi berikatan dengan hydrogen dalam sitoplasma untuk membentuk asam laktat. Dua molekul ATP yang terbentuk dari penguraian satu molekul glukosa menjadi asm piruvat disediakan untu menjaga sel tetap hidup. Meski demikian, penggunaan glukosa ini menjadi sia-sia karena menyebabkan hilangnya 36 molekul ATP yang seharusnya terbentuk apabila asam piruvat memasuki siklus krebs. Proses ini hanya dapat berlangung singkat sebelum glukosa di deplesi . Asam laktat yang dihasilkan oleh glikosis anaerob berdifusi keluar sel dan masuk ke dalam peredaraan darah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan pH plasma ( peningkatan kesamaan plasma). Dengan kembalinya oksigen, asam laktat akan dirubah kembali menjadi asam piruvat, teruta dihati, dan siklus krebs akan berjalan kembali.11

Glikolisis aerob Energy dalam bentuk ATP berasal terutama dari ADP. Produksi ATP dpat terjadi jika sel melakukan etabolisme senyawa yang mempunyi energy potensial yang terikat di dalam senyawa tersebut. Contoh senyawa berenergi potensial itu adalah karbohidrat asam lemak, dan asam amino. Jika karbohidrat, misalnya glukosa, degradasi melalui serangkaian reaksi glikolisis maka akan dihasilkan ATP yang dapt digunakan untuk reaksi metabolic yang lain. Dalam reaksi glikolisi, glukosa akan diubah menjaadi piruvat yang diikuti dengan produksi ATP. Pada jasad aerob glikosis akan dilanjutkan dengan siklus asam sitrat (siklus krebs) dan proses fosforilasi oksidatif. Dalam keadaan aerob, piruvat akan masuk kedalam mitokondria dan oksidasi secara lengkap menjadi CO2 dan H2O. Sebaliknya, dalam beberapa anaerob, atau pada jasad fakulatif anaerob yang dirumbuhkan dalam keadaan anaerob, maka piruvat akan diubah menjadi laktat. Pada jasad tertentu, misanya khamir, piruvat akan diubah menajdi etanol dalam keadaan anaerob. Selama berlangsungnya glikolisis akan dihasilkan 2 ATP (netto). Jika reaksi metabolism glukosa dilakukan dalam keadaan aerob, mak dalam siklus krebs akan dihasilakn 2 ATP sedangkan dalam proses fosforilai oksidatif akan dibentuk 32 ATP. Dengan deikian, total ATP yang dihasilakn dari oksidasi satu molekul glukosa adalah 36ATP, jika electron dari senyawa pereduksi NADH diangkut ke dalam mitokondria dengan menggunakan malate-aspartate shuttle. Dengan cara ini maka menggunakan shuttle ini maka dari tiap molekul NADH akan dihasilakan 2 ATP. Akan tetapi pada organ tertentu, misalnya jantung dan liver, total ATP yang dihasilkan adalah 38 ATP karena electron dari senyaw pereduksi NADH diangkut ke dalam mitondria dengan menggunakan malte-aspartate shuttle. Dengan cara ini maka akan dihasilkan 3 ATP per molekul NADH yang diangkut ke dalam mitokondria.12

Kelelahan Otot Kelelahan otot dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya: waktu istirahat otot yang kurang, kontraksi yang terus-menerus; meningkat; atau berlangsung dalam waktu lama, asam laktat yang meningkat, sumber energi berkurang, dan kerja enzim yang berkurang. Apabila waktu istirahat otot terlalu sedikit padahal kerja otot (kontrkasi) berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka otot dapat kehabisan energi(ATP). Otot tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproduksi ATP yang baru, jika terus berlangsung hal demikian, maka produksi ATP akan dialihkan dengan cara anaerob. Produksi dengan cara anaerob akan membuat penimbunan asam laktat semakin banyak. Asam laktat yang merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan glikogen dapat menyebabkan pegal linu dalam otot ataupun dapat menyebabkan kecapean otot. Kecapean atau kelelahan otot biasanya ditandai dengan tubuh yang menjadi lemas dan juga lelah. Asam laktat dapat diubah lagi menjadi glukosa dengan bantuan enzim-enzim yang ada di hati. Akan tetapi hanya sekitar 70% asam laktat yang dapat diubah kembali menjadi glukosa oleh enzim-enzim dalam hati. Cara lain untuk mengurangi penimbunan asam laktat adalah dengan menambah pasokan oksigen ke dalam darah. Kebutuhan oksigen yang tinggi akan mengakibatkan seseorang bernapas dengan terengah-engah.Penutup Kelelahan pada tubuh dikarenakan terjadinya kontraksi pada otot yang terus menerus sehingga pasokan oksigen sangat terbatas serta jumlah asam laktat yang meningkat. Dengan peningkatan asam laktat maka pada tubuh akan mengalami rasa lelah dan pegal. Hal itu terjadi karena tidak ada cukup waktu istirahat dan kerja otot yang terlampau berat. Dengan demikian maka hipotesis yang menyatakan bahwa keluhan lemas dan lelah yang dialami oleh perempuan dalam kasus, diakibatkan karena kelelahan otot.Daftar Pustaka1. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Ed 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005.h.15-7.4. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Ed 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.236-7.5. Handoko P. Pengobatan Alternatif. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2008.h.118.6. Pangkalan Ide. Seri diet korektif: diet atkins. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2007.h.201.7. Sudjadi Bagod, Laila Siti. Biologi. Jakarta: yudhi tira:2006: hal 88.8. Cambrigde Communication Limited. Anatomi fisiologi: sistem lokomotor dan penginderaan. Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.13.9. Isnaeni W. Fisiologi hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 2010.h.104-5.10. Cowin JE. Buku saku patofisiologi. Ed 3 (rev). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.320-111. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009: hal 12.12. Yuwono Triwibowo. Biologi molekuler. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005: hal 155-6