makalah ekologi tumbuhan.klmpok 1.docx
TRANSCRIPT
MAKALAH
KONSEP INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN;
FOTOSINTESIS DAN CAHAYA,HUBUNGAN AIR DAN KESEIMBANGAN ENERGI,TANAH DAN MINERAL ATAU NUTRISI DAN INTERAKSI EPIFLORA
FAUNA TANAH
untuk memenuhi Mata Kuliah: Ekologi Tumbuhan
DOSEN: FARISA,S.Pd
DISUSUN OLEH :
HENDRA DELSIMUS S. SENDA
YULIANA S. WITAK
THERESIA NGOI
ST.LADATHUL K
FAKLUTAS PENDIDIKAN EKSATA DAN KEOLAHRAGAAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2011
KATA PENGATAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat yang maha kuasa,karena atas berkat dan rahmat karunianya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “FOTOSINTESIS DAN CAHAYA,HUBUNGAN AIR DAN KESEIMBANGAN ENERGI,TANAH DAN MINERAL ATAU NUTRISI DAN INTERAKSI EPIFLORA FAUNAH TANAH“ sebagai tugas dari mata kuliah “EKOLOGI TUMBUHAN”.makalah ini penulis rangkum sedemikian rupa sehinga mudah untuk dipelajari,ada bagian-bagian khusus dan ada juga bagian-bagian umumnya,sehinga mempermudah untuk mempelajarinya.
Akir kata,tiada gading yang retak ,demikian juga dengan makalah ini,masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membagun dari pembaca sekalian ,demi sempurnanya makalah ini dikemudian hari,sehinga pembaca dapat memehami pembehasan yang ada didalamnya.
Malang,01-maret-2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang.................................................................................…1
1.2. Rumusan masalah.......................................................................................1
1.3.Tujuan penulisan......... ............................................................................... 2
BABII PEMBAHASAN
2.1.Fotosintesis dan cahaya............................................................................ 3
2.2.Hubungan air dan keseimbangan energi .................................................... 7
2.3.Tanah dan mineral atau nutrisi.............................................................8
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.......................................................................................... 16
3.2. Saran...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………....17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Fotosintesis (dari bahasa Yunani φώτο- [fó̱�to-], "cahaya," dan σύνθεσις [sýnthesis], "menggabungkan", "penggabungan") adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil. Selain tumbuhan berklorofil, makhluk hidup non-klorofil lain yang berfotosintesis adalah alga dan beberapa jenis bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari
Reaksi fotosintesis dirangkum sebagai berikut:
6CO2 + 12H2O + energy cahaya –> C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
Nutrient mineral adalah unsur kimia essensial yan diserap dari tanah dalam bentuk ion organic,sebagai contoh,tumbuhan membutuhkan nitrogen yang mereka peroleh dari tanah teutama dalam bentuk ion-ion nitrat (NO3
-).
Fauna tanah adalah hewan-hewan yang hidup di atas maupun di bawah permukaan tanah. Fauna tanah dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran tubuh, habitat, serta keberadaan dan aktivitas ekologinya. Berdasarkan ukuran tubuhnya, fauna tanah dibedakan menjadi empat kelompok yaitu: Mikrofauna dengan diameter tubuh 0,02-0,2 mm contoh cilliata, Mesofauna dengan diameter tubuh 0,2-2 mm contoh nematoda, collembola dan acarina, Makrofauna dengan diameter tubuh 2-20 mm contoh cacing, semut, dan rayap, Megafauna dengan diameter tubuh lebih besar dari 2 cm contoh bekicot. Beberapa ahli menggabungkan megafauna dan makrofauna menjadi satu kelompok sehingga hanya terdapat tiga kelompok fauna berdasarkan ukuran tubuhnya
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian fotosinteesis?
2. Bagaimana hubungan antara fotosintesis dan cahaya?
3. Bagaimana hubungan air dan keseimbangan energi?
4. Bagaimana hubungan tanah dan mineral atau nutrisi?
5. Interaksi eplifora dan fauna tanah!
1.3 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami pengertian fotosinteesis!
2. Memahami hubungan antara fotosintesis dan cahaya!
3. Memahami hubungan air dan keseimbangan energi!
4. Memahami hubungan tanah dan mineral atau nutrisi!
5.Memahami Interaksi eplifora dan fauna tanah!
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 FOTOSINTESIS DAN CAHAYA
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan karbohidrat yang
dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil.
Selain tumbuhan berklorofil, makhluk hidup non-klorofil lain yang berfotosintesis adalah alga
dan beberapa jenis bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon
dioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari.
Fotosintesis sangat berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer
bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas
dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Tumbuhan bersifat
autotrof, artinya dapat mensintesis makanan langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan
menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan
sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Glukosa
dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula
digunakan sebagai bahan bakar.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah
yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut
kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh
bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar
energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang
mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan
epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar
proses fotosintesis. Organisme fotosintesis disebut fotoautotrof karena mereka dapat membuat
makanannya sendiri. Pada tanaman, alga, dan cyanobacteria, fotosintesis dilakukan dengan
memanfaatkan karbondioksida dan air serta menghasilkan produk buangan oksigen.
Meskipun fotosintesis dapat berlangsung dalam berbagai cara pada berbagai spesies,
beberapa cirinya selalu sama.
Misalnya, prosesnya selalu dimulai dengan energi cahaya diserap oleh protein berklorofil
yang disebut pusat reaksi fotosintesis. Pada tumbuhan, protein ini tersimpan di dalam organel
yang disebut kloroplas, sedangkan pada bakteri, protein ini tersimpan pada membran plasma.
Sebagian dari energi cahaya yang dikumpulkan oleh klorofil disimpan dalam bentuk adenosin
trifosfat (ATP). Sisa energinya digunakan untuk memisahkan elektron dari zat seperti air.
Elektron ini digunakan dalam reaksi yang mengubah karbondioksia menjadi senyawa organik.
Pada tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, ini dilakukan dalam suatu rangkaian reaksi yang
disebut siklus Calvin, namun rangkaian reaksi yang berbeda ditemukan pada beberapa bakteri,
misalnya siklus Krebs terbalik pada Chlorobium. Banyak organisme fotosintesis memiliki
adaptasi yang mengonsentrasikan atau menyimpan karbondioksida. Ini membantu mengurangi
proses boros yang disebut fotorespirasi yang dapat menghabiskan sebagian dari gula yang
dihasilkan selama fotosintesis.Untuk membuat makanan, tumbuhan memerlukan bahan-bahan.
Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah air dan karbondioksida. Fotosintesis terjadi pada tumbuhan
yang mengandung klorofil dengan bantuan cahaya matahari. Energi cahaya yang diserap klorofil
inilah yang mengerakkan sintesis molekul makanan (air hara) dalam kloroplas. Kloroplas
ditemukan terutama dalam sel Mesofil yaitu jaringan yang terdapat dibagian dalam daun.
Faktor penentu laju fotosintesis berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju
fotosintesis:
Cahaya Matahari
Cahaya matahari adalah fator yang paling utama bagi berlangsungnya fotosintesis.
Cahaya matahari merupakan energi memecah molekul air (fotolisis) menjadi H†
Menjadi O. Cahaya matahari terdiri atas partikel foton yang memiliki energi yang
disebut kuantum. Jumlah energi yang dapat diserap oleh tumbuhan dipengaruhi
oleh intensitas penyinaran, panjang gelombang cahaya, dan lama penyinaran
Klorofil
Cahaya Matahari diserap oleh klorofil. Klorofil bersifat fluoresensi, yaitu dapat
menerima cahaya matahari dan mengembalikannya dalam gelombang yang
berlainan. Untuk jenis tumbuhan tingkat tinggi daunnya mengandung dua macam
Klorofil, yaitu klorofil a dan klorofil b
Karbon Dioksida (CO²)
Karbon Diokasida sangat dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Karbon Dioksida
diperoleh oleh tumbuhan dari udara bebas. Karbon Dioksida akan masuk
kejaringan tiang dan jaringan bunga karang. Banyak dan sedikitnya jumlah
karbon dioksida berpengaruh terhadap kecepatan fotosintesis. Peningkatan karbon
dioksida dapat mempercepat jalannya fotosintesis. Jika karbon dioksida rendah,
fotosintesis tetap dapat berjalan, akat tetapi akan menjadi lambat, Jadi dapat kita
katakan bahwa cepat lambatnya fotosintesis sangat dipengaruhi oleh banyak
sedikitnya karbon dioksida. Jumlah karbon dioksida yang dibutuhkan dalam
proses fotosintesis sama dengan jumlah oksigen yang bebas.
Air
Air yang digunakan oleh tumbuhan untuk fotosintesis berasal dari dalam tanah
yang diangkut oleh xilem dari akar kemudian didistribusikan kebagian-bagian
tumbuhan khususnya daun. Air berfungsi sebagai penyumbang atom hidrogen
(H†). Karbon dioksida diserap oleh daun melalui stomata.
Jika terdapat cukup air, maka stomata akan terus terbuka. Jika kekurangan air,
maka stoma akan menutup sehingga akan menghambat pengikat karbon dioksida.
Suhu
Suhu merupakan faktor yang penting, dalam berlangsungnya proses fotosintesis
karena tampa adanya suhun yang sesuai, fotosintesis tidak akan berlangsung.
Puncak kegiatan fotosintesis terjadi saat banyaknya cahaya matahari dan
tingginya suhu. Suhu sangat berperan pada kinerja enzime dalam fotosintesis.
Untuk didaerah Tropis, umumnya tumbuhan tidak dapat melakukan fotosintesis
jika suhu kurang dari 5°C.
Meskipun cukup terhadap cahaya Matahari dan Karbon dioksida, kegiatan
fotosintesis akan tetap terhambat jika suhunya tetap rendah
Reaksi fotosintesis dirangkum sebagai berikut:
6CO2 + 12H2O + energy cahaya –> C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
Oksigen yang dikeluarkan dari tumbuhan berasal dari air dan bukan CO2. Kloroplas
menguraikan air menjadi hidrogen dan oksigen. Fotosintesis terdiri dari dua proses. Tahap
tersebut adalah reaksi terang dan siklus Calvin.
Reaksi terang merupakan tahap fotosintesis yang mengubah energi matahari menjadi
energi kimia. Kloroplas menyerap cahaya dan cahaya menggerakkan transfer elektron dan
hidrogen ke penerima yaitu NADP+ (nikotinamida adenine dinukleotida fosfat). Pada proses ini,
air terurai. Reaksi terang pada fotosintesis ini melepaskan O2. Pada reaksi terang, tenaga
matahari mereduksi NADP+ menjadi NADPH dengan menambahkan sepasang electron bersama
dengan nukleus hidrogen. Pada reaksi terang juga terjadi fosforilasi yang mengubah ADP
menjadi ATP. Jadi energy cahaya diubah menjadi energi kimia dengan pembentukan NADPH:
sumber dari elektron berenergi, dan ATP; energy sel yang serba guna.
Tahap kedua fotosintesis adalah siklus Calvin yang berawal dari pemasukan CO2 ke
dalam molekul organik yang telah disiapkan di dalam kloroplas.
Proses ini disebut fiksasi karbon. Siklus Calvin mereduksi karbon terfiksasi menjadi
karbohidrat melalui penambahan elektron. Energi untuk mereduksi berasal dari NADPH. Siklus
Calvin mengubah CO2 menjadi karbohidrat dengan menggunakan ATP hasil dari reaksi terang.
Siklus Calvin disebut juga reaksi gelap atau reaksi tak bergantung cahaya karena tidak
memerlukan cahaya secara langsung.
Siklus Calvin dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
1. Fiksasi karbon. Molekul CO2 diikat pada ribulosa bifosfat (RuBP) dengan bantuan RuBP
karboksilase atau Rubisco. Reaksi ini menghasilkan dua molekul 3-fosfogliserat.
2. Reduksi. Tiap molekul 3-fosfogliserat menerima gugus fosfat baru dari ATP
menghasilkan 1,3-difosfogliserat. Selanjutnya 1,3 difosfogliserat direduksi oleh sepasang
electron dari NADPH menjadi gliseraldehid 3-fosfat (G3P). G3P merupakan gula.
Setiap 3 molekul CO2 terdapat 6 molekul G3P, tetapi hanya 1 molekul G3P yang dihitung
sebagai selisih perolehan karbohidrat. Satu molekul keluar siklus dan digunakan oleh
tumbuhan, sedangkan 5 molekul didaur ulang untuk menghasilkan 3 molekul RuBP.
3. Regenerasi akseptor CO2. Lima molekul G3P disusun ulang dalam langkah terakhir
siklus Calvin menjadi 3 molekul RuBP yang siap menerima CO2 kembali.
2.2 Hubungan air dan keseimbangan energi
Air dalam tanah merupakan komponen yang penting bagi kehidupan tumbuhan yang tumbuh
diatasnya,air dalam tanah berkisar mulai dari kurang sekali sampai jenuh dengan air,didalam
air tanah biasanya terlarut banyak mineral dan senyawa lainya,yang secara keseluruhan
disebut larutan tanah dan merupakan sumber nutrisi bagi tumbuhan.
Amosfir Tanah
Udara yang mengisi rongga-rongga antar partikel tanah disebut atmosfir tanah.kandungan
udara antar partikel tanah disebut atmosfir tanah.kandungan udara antar partikel tanah ini
sangat ditentukan oleh ukuran tanah yang membangunnya dan berkisar antara 30% untuk
tanah pasir sampai 50% untuk tanah liat.
Kandungan udara tanah ini akan lebih besar lagi pada tanah-tanah yang kaya akan bahan
organik. pada tanah yang kandungan airnya berlebihan,sehingga mengisi seluruh rongga
antar partikel tanah, kandungan udara tanahnya dapat mendekati 0%.
Organisme Tanah
Organisme yang hidup dalam tanah dapat dimasukkan sebagai bagian dari tanah itu
sendiri,organism tanah yang terdiri dari flora dan fauna tanah,banyak membantu dalam
menentukan struktur dan sipat tanah,seperti tingkat kegemburan tanah,kandungan organic
dan mineral tanah serta udara tanah,termasuk kedalam flora tanah adalah bakteri,jamur dan
ganggang,sedangkan yang termasuk kedalam fauna tanah adalah protozoa,insekta dan
hewan-hewan tinggi yang membuat lubang didalam tanah.
2.3 TANAH DAN MINERAL ATAU NUTRISI
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang
menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini
membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai
horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan
biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
2.3.1 Karateristik Tanah
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses
pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada
periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen. Tubuh tanah terbentuk dari
campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari
batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol)
terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak
dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena
mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan
organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air
atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup.
Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga
mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman
pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum. Tanah non-organik
didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah
demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan
lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung.
Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat
bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu,
tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat
proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching).
Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang
tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap
juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan
atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang
berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya.
2.3.2 Peran Bahan Organik Tanah
Secara umum bahan-bahan organic dapat berperan bagi tanah dalam memperbaiki sipat
fisik,kimia dan biologi tanah
Sifat fisik
Peranan sifat organic terhadap sifat fisik tanah adalah memancing pengumpalan
tanah dalam bentuk granula,menurunkan tingkat plastisitas tanah,mempertahankan
tampungan air,memperbaiki stuktur sehingga dapat mengurangi resiko terkena erosi dan
mempengaruhi warna dasar tanah.
Sifat kimia
Peranan bahan organic terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatkan unur hara
tanah sehingga mempermudah pembentukan mineral tanah, meningkatkan persediaan
kandungan fosfor dalam tanah dan meningkatkan tukar kation (KTK) tanah.
Biologi
Peranan sifat bahan organic terhadap sifat biologis tanah adalah meningkatkan
populasi tanah,meningkatkan cadangan makanan bagi organism yang ada dalam tanah, dan
meningkatkan keanekaragaman hayati dalam tanah.
Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk
mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah
dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun.
Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentukkerusakan tanah yang umum
terjadi. Kerusakan tanah merupakan masalah penting bagi negara berkembang karena
intensitasnya yang cenderung meningkat, sehingga tercipta tanah-tanah rusak yang jumlah
maupun intensitasnya meningkat. Kerusakan tanah secara garis besar dapat digolongkan
menjadi tiga kelompok utama, yaitu kerusakan sifat kimia, fisika danbiologi tanah.
Kerusakan kimia tanah dapat terjadi karena proses pemasaman tanah, akumulasi garam -
garam (salinisasi), tercemar logam berat, dan tercemar senyawa-senyawa organic dan
xenobiotik seperti pestisida atau tumpahan minyak bumi.
2.3.3 komponen Tanah
Ada lima komponen yang dapat kita kategorikan sebagai komponen tanah
Mineral Tanah
Mineral tanah berasal dari batu-batuan induk,yang oleh berbagai macam proses
mengalami penghancuran sehingga menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Penghancuran
batuan induk dialam dapat terjadi karena iklim (perubahan panas dan dingin,hujan,angin),oleh
aktivitas tumbuhan pionir (lumut kerak atau lichen) atau kegiatan mekanik seperti terjadinya
gesekan-gesekan antar batuan dan oleh adanya aktivitas manusia
Organik Tanah
Bahan organik didalam tanah berasal dari tumbuhan dan hewan-hewan yang telah
mati,yang setelah mengalami penghancuran dan pembusukan oleh serangga dan
mikroba,komponen organiknya akan masuk kedalam tanah dan merupakan bagian dari tanah
tersebut. bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam
tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan
organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus. .
2.3.4 Unsur Hara Dalam Tanah
Beberapa Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman : Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen
(O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi
(Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
Unsur hara tersebut tergolong unsur hara Essensial. Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi
tanaman, dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Unsur Hara Makro Unsur hara yang diperlukan
tanaman dalam jumlah besar Unsur Hara Mikro Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam
jumlah kecil Unsur Hara Makro Unsur hara makro meliputi:N,P,K,Ca,Mg,S Unsur Hara Mikro.
Unsur hara mikro meliputi :Fe,Mn,B,Mo,Cu,Zn,Cl, Fungsi Unsur Hara Makro (n-p-k)
Banyak para hobiis dan pencinta tanaman hias, bertanya tentang komposisi kandungan pupuk
dan prosentase kandungan N, P dan K yang tepat untuk tanaman yang bibit, remaja atau
dewasa/indukan. Berikut ini adalah fungsi-fungsi masing-masing unsur tersebut :
Nitrogen ( N )
- Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
- Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
- Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
- Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
- Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau
kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
Phospat ( P )
- Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
- Merangsang pembungaan dan pembuahan
- Merangsang pertumbuhan akar
- Merangsang pembentukan biji
- Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
- Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji
berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
Kalium ( K )
- Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan uk air.
- Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
- Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah,
daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning
dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
2.3.5 Tanah Dan Ketersediaan Hara
Tanah merupakan campuran yang heterogen dan beragam dari partikel mineral
anorganik, hasil rombakan bahan organic, dan berbagai jenis mikroorganisme, bersama-sama
dengan udara dan air yang didalamnya terlarut berbagai garam-garam anorganik dan senyawa
organic. Partikel mineral terdiri dari pasair, lempung, dan liat yang terutama tersusun dari
silicon, oksigen, dan aluminium.
Partikel liat dan koloid organic penting artinya bagi kesuburan tanah, karena kemampuan
bahan ini dalam mengadsorpsi kation. Permukaan mineral liat akan bermuatan negative jika
beberapa atom Si4+ digantikan oleh atom Al3+ dan beberapa atom Al3+ digantikan oleh Mg2+ atau
Fe2+. Jika pergantian ini terjadi, maka sisi negative mineral liat ini akan tersedia untuk menyerap
kation-kation yang terlarut didalam air tanah. Urutan liotropik (lyotropic series) dari kation yang
akan teradopsis adalah H+ > Ca2+ > Mg2+ > K+ = NH4+ > Na+. Ion hidrogen akan teradsorpsi lebih
kuat dibandingkan dengan kation lainnya dan yang terlemah adalah ion natrium. Kation-kation
yang terikat pada partikel tanah ini tidak akan mudah tercuci, sehingga tetap tersedia bagi
tanaman. Senyawa organik dapat pula memiliki muatan negative karena ionisasi gugus karboksil
(-COOHà - COO- + H+) dan gugus hidroksil (-OH) dari senyawa fenoloik dari penguraian
lignin kayu. Dengan demikian senyawa organik dapat mengadsorpsi kation-kation tersebut.
Kation yang terikat pada partikel liat atau senyawa organic dapat dipertukarkan dengan kation
yang terlarut dalam larutan tanah. Proses ini disebut pertukaran kation dan kemampuan tanah
untuk mempertukarkan kation, yang sering disingkat KTK.
Pertukaran kation yang teradsorpsi dengan ion H+ sangat penting artinya, karena menyebabkan
ketersediaan dari kation tersebut bagi akar tanaman. Ion H+ dibebaskan oleh akar dari asam malat
dan senyawa organik lainnya kedalam tanah. Ion H+ juga dibebaskan jika CO2 juga bereaksi
dengan air membentuk H2CO3..
Karena partikel tanah dan bahan organic tanah lebih bermuatan negative, maka unsure
hara yang tersedia dalam entuk anion, seperti fosfat (H2PO4- atau HPO42- tergantung pH), nitrat
(NO3-), tersedia bagi tanaman. Nitrogen memang dapat tersedia dalam bentuk ammonium (NH4+)
tetapi bentuk ini segera teroksidasi membentuk nitrat oleh bakteri didalam tanah. Oleh sebab itu,
sebagian besar tanaman (kecuali keluarga leguminosa) akan membutuhkan pemupukan nitrogen
untuk memacu pertumbuhannya.
2.3.6 Prinsip Penyerapan Hara
Perlu ditekankan kembali bahwa serapan ion dikendalikan oleh membrane (paling tidak
membrane sel endodermis). Sehubungan dengan peranan membran ini, maka ada 4 prinsip
penyerapan ion, yakni:
Jika sel tidak melangsungkan metabolism atau mati, maka membrannya akan lebih
mudah dilalui oleh bahan-bahan yang terlarut (solute).
Molekul air dan gas-gasyang terlarut didalamnya, seperti N2, O2, dan CO2 dapat melalui
membran dengan mudah.
Bahan terlarut yang bersifat hidrofobik menembus membran dengan kemudahan
sebanding dengan tingkat kelarutannya dalam lemak.
Ion-ion atau molekul-molekul yang bersifat hidrofilik dengan tingkat kelarutan dalam
lemak yang sama akan menembus membran dengan tingkat kemudahan yang berbanding
terbalik denga ukurannya (berat molekulnya).
Jika sel dimatikan dengan perlakuan suhu tinggiatau dengan menggunakan senyawa racun,
atau jika proses metabolismenya dihambat dengan perlakuan suhu rendah atau dengan
menggunakan senyawa penghambat reaksi metabolismenya, maka sebagia ion (atau bahan
terlarut) akann keluar dengan mudahdari dalam sitoplasma sel. Hal ini merupakan bukti, bahwa
permeabilitas membrane terhadap ion tersebuat menjadi meningkat.
Belum dapat dijelaskan secara memuaskan bagaimana air (dan gas-gas tertentu) dapat keluar-
masuk melalui membrane dengan leluasa. Tetapi jelas fenomena ini memberikan keuntungan
bagi metabolisme tanaman. Dari hasil percobaan terbukti bahwa air dapat lebih cepat menembus
suatu membrane artifisial yang tersusun dari hanya fosfolipida, dibandingkan melalui membrane
alami sel tumbuhan.
Hasil pembuktian ini memberikan indikasi bahwa air agaknya menembus membrane sel
tumbuhan melalui bagian lipida dari membrane, bukan melalui protein membrane sebagaimana
sebelumnya diasumsikan.
2.3.7 Nutrisi tumbuhan
Tumbuhan memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk tumbuh,
berkembang, dan bereproduksi. Ketika tumbuhan mengalami malnutrisi, tumbuhan menunjukkan
gejala-gejala tidak sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang terlalu banyak dapat
menimbulkan masalah. Nutrisi tumbuhan dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu :
Makronutrien.
Makronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah banyak,
yaitu nitrogen, kalsium, potasium, sulfur, magnesium, dan fosfor.
Mikronutrien
Mikronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit,
seperti besi, boron, mangan, seng, tembaga, klor, dan molybdenum. Baik makro dan
mikronutrien diperoleh akar tumbuhan melalui tanah. Akar tumbuhan memerlukan kondisi
tertentu untuk dapat mengambil nutrisi-nutrisi tersebut dari dalam tanah. Pertama, tanah
harus lembap sehingga nutrien dapat diambil dan ditransport oleh akar. Kedua, pH tanah
harus berada dalam rentang dimananutrien dapat dilepaskan dari molekul tanah. Ketiga, suhu
tanah harus berada dalam rentang dimana pengambilan nutrien oleh akar dapat terjadi. Suhu,
pH, dan kelembapan optimum untuk tiap spesies tumbuhan berbeda. Hal ini menyebabkan
nutrien tidak dapat dipergunakan oleh tumbuhan meskipun nutrien tersebut tersedia di dalam
tanah. Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi juga
ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut adalah unsur hara
esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.
Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan menunjukkan
gejala kekurangan unsur tersebut dan pertumbuhan tanaman akan terhambat. Berdasarkan
jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya unsur hara makro dan unsur hara mikro.
2.4 INTERAKSI EPIFLORA FAUNA TANAH
Fauna tanah adalah hewan-hewan yang hidup di atas maupun di bawah permukaan tanah. Fauna tanah dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran tubuh, habitat, serta keberadaan dan aktivitas ekologinya. Berdasarkan ukuran tubuhnya, fauna tanah dibedakan menjadi empat kelompok yaitu: Mikrofauna dengan diameter tubuh 0,02-0,2 mm contoh cilliata, Mesofauna dengan diameter tubuh 0,2-2 mm contoh nematoda, collembola dan acarina, Makrofauna dengan diameter tubuh 2-20 mm contoh cacing, semut, dan rayap, Megafauna dengan diameter tubuh lebih besar dari 2 cm contoh bekicot. Beberapa ahli menggabungkan megafauna dan makrofauna menjadi satu kelompok sehingga hanya terdapat tiga kelompok fauna berdasarkan ukuran tubuhnya.
Fauna tanah berdasarkan peranannya menjadi tiga kelompok, yaitu epigeik, anesik dan endogeik. Kelompok epigeik yaitu kelompok spesies yang hidup dan makan serasah di permukaan tanah, kelompok ini meliputi berbagai jenis fauna saprofagus dan berbagai jenis predatornya. Kelompok anesik memindahkan bahan organik tanaman dari permukaan tanah karena aktivitas makan, kelompok ini meliputi anggota filum Annelida dan sebagian anggota filum Arthropoda. Fauna endogeik merupakan fauna yang yang hidup dan makan bahan organik di dalam tanah. Sebagian besar dari fauna endogeik terdiri atas cacing dan rayap. Berdasarkan aktivitas makan, fauna tanah terbagi atas karnivora, herbivora, saprofagus, pemakan tumbuhan mikro dan pemakan misel. Karnivora merupakan kelompok fauna tanah pemakan fauna lainnya.
Herbivora merupakan fauna pemakan tumbuh-tumbuhan, baik bagian akar, daun, maupun batang. Saprofagus merupakan kelompok fauna yang memakan fauna maupun tumbuhan yang sudah mati. Pemakan tumbuhan mikro merupakan kelompok fauna pemakan spora, alga, dan lumut. Pemakan misel merupakan kelompok fauna pemakan segala jaringan tubuh makhluk hidup baik fauna maupun flora, segar maupun busuk, kayu maupun herba, makrofita ataupun mikrofita.
Epiflora adalah organisme atau tumbuhan yang mempunyai habitat atau tempat hidup di permukaan tanah. Epiflora merupakan tumbuhan yang hidup bersimbiosis dengan tumbuhan yang lain. Salah satu contohnya adalah mikoriza yang merupakan asosiasi mutualistik antara jamur dengan akar tumbuhan tingkat tinggi. Mikoriza adalah asosiasi atau simbiosis antara tanaman dengan jamur yang mengkoloni jaringan kortek akar selama periode aktif perturnbuhan tanaman. Sebagian besar tanaman vaskular terlibat dalam asosiasi ini. Asosiasi tersebut dicirikan oleh pergerakan karbon yang diproduksi tanaman ke jamur dan pergerakan hara yang diperoleh jamur ke tanaman. lstilah mikoriza (atau Jamur akar) pertama kali diterapkan untuk asosiasi jamur-pohon pada tahun 1885 oleh A.B Frank, seorang ahli patologi hutan dari Jerman. Sejak saat itu, diketahui bahwa sebagian besar tanaman daratan membentuk asosiasi simbiotik dengan jamur.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tumbuhan membutuhkan cahaya untuk melakukan fotosintesis.
Tanah merupakan suatu sistem koloid yang terdiri atas partikel-partikel yang sangat halus
yang disebut misel
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari pertumbuhan suatu pohon.
Berdasarkan teksturnya tanah dapat di kelompokkan menjadi pasir, debu (silt),
dan liat (clay). Sedangkan partikel yang membentuknya struktur tanah ada dua
yaitu tanah lepas (clump) dan berat (puddle atau heavy clay).
Berdasarkan kemampuan tanah mengikat air dapat dapat diketahui bahwa makin halus partikel tanah akan makin kuat tanah tersebut dalam kemampuan air mengikatnya
3.2 SARAN
Dengan mempelajari makalah ini kita di harapkan untuk dapat memahami fotosintesis dan cahaya,hubungan air dan keseimbangan energy,tanah dan mineral atau nutrisi dan interaksi epiflora fauna tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, R. M. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Dwidjoseputro, D. . Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia.
Miharja, D. S dan Siregar A. 2003. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi FMIPA: ITB.
Budi. 2009. NutrisiTumbuhan.http://phakiah.multiply.com/journal/item/05. Tanggal 8 Juli 2010 .
http://books168.com/nutrisi-tumbuhan-doc.html. 11.21. Tanggal 8 Juli 2010.
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Alih bahasa lestari, R. et al. safitri, A., Simarmata, L., Hardani, H.W. (eds). Erlangga, Jakarta.
Moore, R., Clark, W.D., Vodopich, D.S. 1998. Botany. McGraw-Hill Companies. USA