makalah ekologi biotik.docx

23

Click here to load reader

Upload: abimanaputra

Post on 23-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah ekologi biotik.docx

BAB I

PEENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam usaha budidaya harus diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan tanaman secara ekologi, baik faktor biotik dan abiotik di lingkungan

tumbuh tanaman tersebut. Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua

makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Faktor abiotik, yaitu

terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, udara, cahaya, matahari dan

sebagainya. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan

berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.

            Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh

lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan

merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan

spesies tidak akan memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya

belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk berbunga.

Pertumbuhan suatu tanaman yang diproduksi akan selalu dipengaruhi oleh faktor

dalam maupun faktor luar dari tanaman itu sendiri. Faktor dalam dari taman itu

adalah genetika dari tanaman tersebut yang terekspresikan melalui pertumbuhan

sehingga diperoleh hasil, sedangkan faktor luarnya adalah faktor biotik yang

meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan maupun abiotik. Oleh sebab itu,

mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tentunya

menjadi sangat bermanfaat. Makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang

pengaruh faktor biotik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui defenisi dari komponen biotik.

2. Untuk memahami faktor biotik yang berpengaruh terhadap tumbuhan.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian biotik ?

2. Apa saja faktor-faktor dari komponen biotik ?

Page 2: makalah ekologi biotik.docx

BAB II

METODOLOGI

Metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan data dan informasi

yang diperlukan yaitu dengan teknik studi pustaka. Tidak hanya itu, penulis juga

mencari bahan dan sumber data dari media sosial internet. Karena cangkupan

limgkungan yang mempengaruhi tumbuhan masih luas, maka penulis hanya

membataskan penulisan pada faktor biotik yang mempengaruhi tumbuhan. Tidak

ada hambatan dalam penulisan makalah ini.

Page 3: makalah ekologi biotik.docx

BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biotik

Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk

hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenis

tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup

berdasarkan ukurannya digolongkan menjadi mikroorganisme dan

makroorganisme. Manusia merupakan faktor biotik yang mempunyai pengaruh

terkuat di bumi ini, baik dalam pengaruh memusnahkan dan melipatkan, atau

mempercepat penyebaran hewan dan tumbuhan.

2.2 Faktor Biotik

Makhluk hidup seperti manusia dan hewan dan tumbuhan memiliki

pengaruh yang cukup besar dalam persebaran tumbuhan. Terutama manusia

dengan ilmu dan teknologi yang dimilikinya dapat melakukan persebaran

tumbuhan dengan cepat dan mudah. Hutan kota merupakan jenis hutan yang lebih

banyak dipengaruhi oleh faktor biotik, terutama manusia. Manusia juga mampu

mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan

atau perburuan binatang. Hal ini menunjukkan bahwa faktor manusia

berpengaruhi terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Contohnya: daerah

hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan

melakukan penebangan, reboisasi,atau pemupukan.

Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran

tumbuhan flora. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan

tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan

tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. hewan juga

memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Contohnya: serangga

dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran

biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan

tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan

tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya.

Page 4: makalah ekologi biotik.docx

Pengaruh faktor lingkungan biotik yang jelas adalah pada patogen yang

bertahan hidup dan berkembang di dalam tanah, yang biasanya menyerang akar

tanaman, juga mempunyai kemampuan menyebabkan penyakit dan biasanya

pathogen dalam bentuk bentuk organisme yang masih hidup. Penyebab penyakit

yang tergolong ke dalam pathogen ini adalah organisme hidup yang mayoritas

bersifat mikro dan mampu untuk menimbulkan penyakit bagi tanaman. Dimana

yang tergolong dalam organisme ini adalah: jamur, virus, bakteri, mikoplasma dan

riketsa. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit adalah:

kelembapan udara yang tinggi,kondisi tanaman,dan keberhasilan infeksi.

Berdasarkan peran dan fungsinya, komponen biotik dibedakan menjadi

tiga macam, yaitu:

Produsen adalah makhluk hidup yang mampu mengubah zat anorganik

menjadi zat organik (organisme autotrof). Proses tersebut hanya bisa

dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil dengan cara fotosintesis.

Contoh produsen adalah alga, lumut dan tumbuhan hijau.

Konsumer adalah organisme heterotrof yang tidak bisa membuat

makanannya sendiri dan tergantung kepada organisme lain, baik yang

bersifat heterotrof maupun yang autotrof. Konsumer biasanya merupakan

hewan. Hewan yang memakan tumbuhan secara langsung (herbivora)

dinamakan konsumer primer. Hewan yang memakan konsumer primer

dinamakan konsumer II dan seterusnya sehingga terbentuk suatu rantai

makanan. Konsumer terakhir disebut konsumer puncak. Contoh konsumer

puncak adalah manusia.

Dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik menjadi

anorganik untuk kemudian digunakan oleh produsen. Dekomposer dapat

disebut juga sebagai organisme detritivor atau pemakan bangkai. Contoh

organisme dekomposer adalah bakteri pembusuk dan jamur

Page 5: makalah ekologi biotik.docx

Faktor biotik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu makhluk

hidup, seperti serangga di mana serangga ada yang bersifat merugikan seperti

hama, bakteri, penyakit, gulma, annelida seperti cacing tanah.

a.       Serangga

Serangga adalah organisme yang mendominasi rantai dan jejaring

makanan dihampir semua jenis ekosistem. Serangga merupakan salah satu

komponen yang terdapat di dalam ekosistem yang mempunyai peran yang tidak

dapat dianggap kecil, sebab kehadirannya mempumyai arti banyak bagi

komponen lainnya, terutama bagi tumbuhan dan organisme lainnya. Kelimpahan

serangga dimuka bumi mencapai 80 persen dari total kelimpahan organisme lain.

Sampai saat ini, lebih dari 1 juta spesies serangga baik serangga darat maupun

serangga yang hidup di air telah berhasil diidentifikasi, dan para ahli yakin bahwa

masih banyak spesies serangga yang belum diidentifikasi. Melihat hal-hal

tersebut, kita dapat menduga bahwa serangga mempunyai peran ekologis dan

ekonomis yang amat penting. Secara ekologis, serangga berperan sebagai

komponen rantai makanan sebagai herbivora, karnivora, pengurai dan penyerbuk.

Sementara itu, serangga dapat menjadi hama, musuh alami, atau vektor penyakit

tanaman, binatang, dan manusia. Sebagian besar serangga adalah pemakan

tumbuhan, dan menjadi serangga yang merugikan atau biasa disebut hama.

Banyak jenis ulat (larva kupu-kupu dan ngengat) menjadi hama penting pada

tanaman, misalnya belalang Locusta migratoria adalah pemangsa rakus hampir

segala jenis tumbuhan yang mereka temui disepanjang jalan yang mereka lalui,

Sexava sp. dan Aspidiotus destructor yang menyerang tanaman perkebunan

kelapa, dan banyak jenis yang lain. Secara ekologis, serangga herbivora dapat

berperan sebagai pengontrol kelimpahan tumbuhan. Pada beberapa kasus,

serangga herbivora dimanfaatkan untuk mengendalikan pertumbuhan tumbuhan

pengganggu (gulma). Lalat gall Procecidochares connexa misalnya, digunakan

untuk mengendalikan gulma siam (Ewusie, 1990). Serangga juga berperan

sebagai pemakan daging (karnivora), ada yang bersifat menguntungkan yang

sering kita kenal dengan musuh alami yaitu serangga yang berperan sebagai

Page 6: makalah ekologi biotik.docx

predator dan parasitoid. Misalnya semut rangrang adalah pemangsa banyak jenis

ulat dan larva dari berbagai penggerek. Chilocorus yang merupakan kumbang

kubah (Coleoptera : Coccinellidae) yang memangsa Aspidiotus destructor pada

tanaman  perkebunan kelapa. Musuh alami tersebut akan mengontrol kelimpahan

serangga inang atau mangsanya, sehingga selalu berkisar pada ambang yang

normal. Banyaknya pemangsaan dan parasitisme yang dilakukan serangga

terhadap hama dalam lingkungannya cenderung untuk membatasi berlimpahnya

spesies tertentu, sehingga mempersulit banyak spesies untuk menambah

kerapatannya (Ewusie, 1990). Serangga pengurai mempunyai peran penting di

alam. Misalnya, rayap dapat menghancurkan dan menguraikan kayu dan bahan-

bahan dari tumbuhan dengan bantuan protozoa dan bakteri pemecah selulosa di

dalam usus belakangnya, sehingga membantu mengubah sampah tumbuhan

menjadi bahan-bahan yang dapat digunakan kembali, baik oleh si rayap sendiri

maupun oleh tanah sebagai bahan penyubur. Beberapa contoh bakteri simbion

pemecah selulosa pada rayap adalah bakteri fakultatif Serratia marcescens,

Enterobacter aerogens, Enterobacter cloacae, dan Citrobacter farmeri yang

menghuni usus belakang rayap spesies Coptotermes formosanus (famili

Rhinotermitidae) dan berperan memecah selulosa, hemiselulosa dan menambat

nitrogen. Sementara itu, protozoa simbion yang hidup pada usus rayap C.

formosanus, misalnya Pseudotrichonympha grassi, Holomastigotoides hartmanni,

dan Spirotricho. Sementara itu, bakteri Bacillus cereus ditemukan pada usus kecoa

Blaberus giganteus pemakan kayu. Aktivitas rayap membuat sarang di dalam

tanah juga membantu menggemburkan tanah, sehingga pertukaran udara di dalam

tanah menjadi lebih baik. Proses penyerbukan pada tumbuhan oleh serangga

disebut entomofili. Hubungan antara serangga penyerbuk dengan tumbuhan yang

diserbukinya kadang-kadang sangat erat (bersifat obligat). Bersifat obligat

maksudnya imago serangga berperan sebagai penyerbuk namun stadia larva

serangga berperan sebagai herbivora pada tanaman yang diserbukinya. Selain itu

ada juga serangga penyerbuk yang bersifat fakultatif, yaitu serangga yang tidak

mempunyai hubungan yang khas, maksudnya serangga imago hanya sebagai

penyerbuk, sedangkan stadia lain dari serangga tersebut tidak sebagai herbivora

Page 7: makalah ekologi biotik.docx

pada tanaman yang diserbukinya. Contoh dari serangga penyerbuk yang bersifat

fakultatif adalah lebah atau tawon. Perhatikan pada saat lebah madu mengunjungi

bunga. Lebah madu sangat berperan aktif dalam proses penyerbukan bunga sambil

mencari cairan madu (nektar), mereka juga mengumpulkan serbuk sari disekujur

tubuhnya. Serbuk sari inilah yang secara tidak sengaja akan menempel pada putik

bunga lain yang dikunjunginya, sehingga terjadilah penyerbukan, sehingga jika

disuatu areal tanaman budidaya ditemukan serangga ini maka memungkinkan

sekali untuk membantu penyerbukan tanaman budidaya.

b.      Bakteri

Bakteri berperan dalam siklus nitrogen, seperti bakteri nitrifikasi. Bakteri

nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari

senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung secara aerob di dalam tanah.

Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu

nitritasi (oksidasi amonia (NH4) menjadi nitrit (NO2-)) dan nitratasi (oksidasi

senyawa nitrit menjadi nitrat (NO3)).  Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat

menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman

yaitu nitrat. Setelah reaksi nitrifikasi selesai, akan terjadi proses dinitrifikasi yang

dilakukan oleh bakteri denitrifikasi. Denitrifikasi sendiri merupakan reduksi

anaerobik senyawa nitrat menjadi nitrogen bebas (N2) yang lebih mudah diserap

dan dimetabolisme oleh berbagai makhluk hidup. Contoh bakteri yang mampu

melakukan metabolisme ini adalah Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas

aeruginosa, and Paracoccus denitrificans. Di samping itu, reaksi ini juga

menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida (N2O). 

Senyawa tersebut tidak hanya dapat berperan penting bagi hidup berbagai

organisme, tetapi juga dapat berperan dalam fenomena hujan asam dan rusaknya

ozon. Senyawa N2O akan dioksidasi menjadi senyawa NO dan selanjutnya

bereaksi dengan ozon (O3) membentuk NO2- yang akan kembali ke bumi dalam

bentuk hujan asam (HNO2). Di bidang pertanian dikenal adanya suatu kelompok

bakteri yang mampu bersimbiosis dengan akar tanaman atau hidup bebas di tanah

untuk membantu penyuburan tanah.  Kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah

bakteri pengikat nitrogen atau singkatnya bakteri nitrogen. Bakteri nitrogen adalah

Page 8: makalah ekologi biotik.docx

kelompok bakteri yang mampu mengikat nitrogen (terutaman N2) bebas di udara

dan mereduksinya menjadi senyawa amonia (NH4) dan ion nitrat (NO3-) oleh

bantuan enzim nitrogenase. Kelompok bakteri ini biasanya bersimbiosis dengan

tanaman kacang-kacangan dan polong untuk membentuk suatu simbiosis

mutualisme berupa nodul atau bintil akar untuk mengikat nitrogen bebas di udara

yang pada umumnya tidak dapat digunakan secara langsung oleh kebanyakan

organisme.  Secara umum, kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah rhizobia,

termasuk di dalamnya genus bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium,

Mesorhizobium, Photorhizobium, dan Sinorhizobium. Contoh bakteri nitrogen

yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium

leguminosarum, yang hidup di akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar.

c.       Penyakit

Gangguan terhadap tanaman telah terjadi sejak berabad-abad lamanya.

Dalam sejarah telah tercatat berbagai kejadian yang telah mempengaruhi

perekonomian negara seperti antara lain.

•     Penyakit daun kentang (Phytophtora infestans) di Irlandia pada pertengahan

abad ke 19.

•     Penyakit karat daun kopi (Hemileia vastatrix) di Srilangka, Indonesia dan

negara-negara sekitarnya pada akhir abad ke 19

•     Penyakit cacar daun teh (Exobasidium vexans) di India, Srilangka, Indonesia

dan negara-negara disekitarnya pada pertengahan abad ke 20

•     Penyakit denegerasi pada jeruk yang lebih terkenal dengan CPVD pada tahun

1950-an.

Selain itu masih banyak lagi penyakit yang menjadi bahaya potensial

diwaktu yang akan datang biak yang sekarang sudah berada di negara lain dan

belum rnasuk ke Indonesia atau sudah berada di negara kita, tapi rnasih tergolong

penyakit yang belum mempunyai arti ekonomi penting. Gangguan tersebut akan

masih terasa jika digunakan kultivar tanaman tertentu secara luas dengan

teknologi maju. Banyak diantara kultivar tanaman yang dapat berproduksi tinggi

tidak tahan terhadap penyakit-penyakit penting. Atau walaupun dapat

diketemukan kultivar yang tahan hanya terbatas terhadap satu atau beberapa

Page 9: makalah ekologi biotik.docx

macam penyakit saja sedangkan sering terjadi, satu macam tanaman dapat

terganggu pertumbuhannya oleh berbagai macam penyakit. Gangguan penyakit

tidak. saja terbatas di pertanaman, tetapi terdapat pula diternpat penyimpanan,

ditempat pemasaran dan sebagainya. Jadi akan sangat berbahaya sekali usaha

peningkatan produksi pertanian, tidak memperhatikan terhadap kemungkinan

adanya gangguan oleh penyakit tumbuhan.

Menurut taksiran kasar di Amerika Serikat kehilangan hasil bahan

makanan oleh gangguan penyakit berkisar sekitar 6 - 20 persen. Sebagai contoh

dapat dikemukakan taksiran kerugian pada tahun 1965 oleh penyakit di Amerika

Serikat setiap tahunnya untuk berbagai komoditi pangan sebagai berikut:

-          Kentang          24%

-          Gandum          28%

-          Buah-buahan   30%

-          Jagung 15%

-          Kacang-kacangan        22%

-          Bunga-bungaan           15%

-          Tebu    14%

-          Padi     6%

Khusus mengenai penyakit padi yang banyak merugikan di Amerika

Serikat ialah cendawan Piricularia oryzae kemudian menyusul busuk akar yang

disebabkan oleh berbagai patogen, Helminthosporium oryzae, Coshiobolus

miyabeanus, Cercospora oryzae, Leptospaeria salvini, Rhizoctonia oryzae, dan

sebagainya.

Untuk negara-negara Asia termasuk Indonesia besarnya kerugian produksi

padi oleh gangguan hama, penyakit dan tanaman pengganggu keseluruhannya

berjumlah sekitar 57 persen sedangkan kerugian oleh penyakit sendiri sebesar 10

persen. Diantara negara Asia hanya Jepang yang telah dapat menekan kerugian

oleh gangguan tersebut hingga 13 persen termasuk kerugian oleh penyakit sendiri

sebesar 4 persen.

Jika keadaan lingkungan memungkinkan untuk perkembangan penyakit,

maka kerugian akan lebih besar lagi sehingga dapat menggagalkan panen.

Page 10: makalah ekologi biotik.docx

Banyaknya kerugian karena penyakit ini disebabkan antara lain, karena

kemungkinan penggunaan benih yang kurang baik, pemeliharaan tanaman yang

tidak memadai, cara penyimpanan dan pengangkutan ying kurang sempurna, serta

kurangnya usaha penanggulangan penyakit. Akibat dari kerugian penyakit

tumbuhan tersebut tidak saja mempengaruhi bidang ekonomi, tapi jika

menyangkut kepentingan masyarakat luas akan mengakibatkan ketenteraman

hidupnya terganggu. Dengan demikian perlu selalu diperhatikan terhadap

kemungkinan terjadinya gangguan dibidang produksi pertanian termasuk

gangguan yang disebabkan oleh penyakit tumbuhan.

d.      Gulma

Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan

pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.

Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses

produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena

mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Plastis, karena

batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman

berguna dapat menjadi gulma. Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap

gulma dapat pula dianggap tidak mengganggu. Contoh, kedelai yang tumbuh di

sela-sela pertanaman monokultur jagung dapat dianggap sebagai gulma, namun

pada sistem tumpang sari keduanya merupakan tanaman utama. Meskipun

demikian, beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan

alang-alang. Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman

budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat dilakukan dengan melihat keadaan

morfologinya, habitatnya, dan bentuk pertumbuhanya. Berdasarkan keadaan

morfologinya, dikenal gilma rerumputan (grasses), teki-tekian (sedges), dan

berdaun lebar (board leaf). Golongan gulma rurumputan kebanyakan berasal dari

famili gramineae (poaceae). Ukuran gulma golongan rerumputan bervariasi, ada

yang tegak, menjalar, hidup semusim, atau tahunan. Batangnya disebut culms,

terbagi menjadi ruas dengan buku-buku yang terdapat antara ruas. Batang tumbuh

bergantian pada dua buku pada setiap antara ruas daun terdiri dari dua bagian

yaitu pelepah daun dan helaian daun., contoh gulama rerumputan Panicium

Page 11: makalah ekologi biotik.docx

repens, Eleusine indica, Axonopus compressus dan masih banyak lagi. Golongan

teki-tekian kebanykan berasal dari famili Cyperaceae. Golongan ini dari

penampakanya hampir mirip dengan golongan rerumputan, bedanya terletak pada

bentuk batangnya. Batang dari golongan teki-tekian berbentuk segitiga. Selain itu

golongan teki-tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di dalam tanah.

Contoh golongan teki-tekian: Cyprus rotundus, Cyprus compresus. Golongan

gulma berdaun lebar antara lain: Mikania spp, Ageratum conyzoides, Euparotum

odorotum. Berdaarkan habita tunbuhanya, dikenal gulma darat, dan gulma air.

Gulma darat merupakan gulma yang hidu didarat, dapat merupakan gulma yang

hidup setahun, dua tahun, atau tahunan (tidak terbatas). Penyebaranya dapat

melalui biji atau dengan cara vegetatif. Contoh gulma darat diantaranya

Agerathum conyzoides, Digitaria spp, Imperata cylindrical, Amaranthus spinosus.

Gulma air merupakan gulama yang hidupnya berada di air. Jenis gulma air

dibedakan menjadi tiga, yaitu gulma air yang hidupnya terapung dipermukaan air

(Eichhorina crassipes, Silvinia) spp, gulma air yang tenggelam di dalam air

(Ceratophylium demersum), dan gulma air yang timbul ke permukaan tumbuh

dari dasar (Nymphae sp, Sagitaria spp).

e.       Cacing Tanah

Cacing tanah mampu menghasilkan pupuk organik yang terbukti dapat

memperbaiki kondisi tanah sehingga lahan menjadi subur dan menjadikan

tanaman lebih produktif. Cacing tanah (Lumbricus rubellus) sering disebut “perut

bumi” karena semua mikroorganisme menguntungkan ada di perut cacing tanah.

Karenanya, cacing tanah berperan penting dalam mempercepat proses pelapukan

bahan organik sisa. Dengan kemampuannya memakan bahan organik seberat

badannya sendiri setiap 24 jam, cacing tanah mampu mengubah semua bentuk

bahan organik menjadi tanah subur. Kemampuan inilah yang dimanfaatkan petani

untuk memperbaiki kesuburan lahan pertaniannya. Cacing juga dapat membuat

tanah menjadi lebih gembur sehingga aerase serta draenase dalam tanah menjadi

lebih baik.

Page 12: makalah ekologi biotik.docx

KESIMPULAN

Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk

hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenis

tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan. Berdasarkan

fungsinya, komponen biotik dapat dibedakan atas produsen (berklorofil =

autotrof), konsumen (heterotrof), terdiri atas beberapa tingkat yaitu: konsumen

primer (hewan herbivora), konsumen sekunder (hewan yang makan hewan

herbivora), konsumen tersier (hewan karnivora) dan pengurai (dekomposer:

bakteri, cendawan). Dan faktor biotik yang merugikan bagi tanaman adalah

serangga di mana serangga ada yang bersifat merugikan seperti hama, bakteri,

penyakit, gulma, annelida seperti cacing tanah.

Page 13: makalah ekologi biotik.docx

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Komponen_biotikhttp://elfishchio.blogspot.com/2011/08/faktor-biotik-yang-mempengaruhi-tanaman.htmlhttp://www.artikelbagus.com/2012/07/faktor-biotik-dan-abiotik.html

Page 14: makalah ekologi biotik.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun karya

ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami

membahas mengenai faktor biotik yang mempengaruhi tumbuhan.

Makalah ini dibuat dengan berbagai sumber dan beberapa bantuan dari

berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama

mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

makalah ini. 

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada

makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran

serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat

kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 

Jambi, 24 Mei 2014 

Penulis 

Page 15: makalah ekologi biotik.docx

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 11.2 Tujuan ............................................................................................ 11.3 Rumusan Masalah

BAB II

METODOLOGI................................................................................. 2

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengertian komponenn biotik ...................................................... .3

3.2 faktor biotik ................................................................................... 3

Kesimpulan ......................................................................................... 12

DAFTARPUSTAKA