tugas makalah ekologi

96
1 Makalah Ekologi Industri Sistem Manajemen Lingkungan Disusun Oleh : Murnianto ( 1201262 ) Teknik Industri

Upload: naldi-indra

Post on 15-Apr-2016

35 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pembagian data atas data yang diperoleh

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Makalah Ekologi

1

Makalah

Ekologi Industri

Sistem Manajemen Lingkungan

Disusun Oleh :

Murnianto ( 1201262 )

Teknik Industri

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN

GAS BUMI BALIKPAPAN

2013/2014

Page 2: Tugas Makalah Ekologi

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Puji syukur Penulis panjatkan terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Makalah yang

berjudul Sistem Manajemen Lingkungan.

Dalam Makalah ini Penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan

baik pada teknis Makalah maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki

penyusun. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat

Penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan Makalah ini. Dalam Makalah

ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu

dalam menyelesaikan Makalah ini, yang tidak dapat disebutkan namanya satu per

satu. Akhirnya Penulis berharap semoga Tuhan dapat memberikan imbalan yang

setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua

bantuan ini sebagai pembelajaran bagi Kita. Akhir kata, semoga Makalah ini dapat

bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya dan dapat berguna dimasa yang akan

datang. Terima kasih.

Balikpapan , 16 April 2014

Penulis

i

Page 3: Tugas Makalah Ekologi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 3

1.4 Metode Penulisan ....................................................................... 3

1.5 Manfaat Penulisan ...................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 5

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 7

3.1 Tentang ISO ................................................................................ 7

3.2 Pengertian ISO 14001 ................................................................. 11

3.3 Sistem Manajemen Lingkungan ................................................. 22

3.4 Sertifikasi ISO 14001 ................................................................. 27

3.5 Manfaat Penerapan ISO 14001 ................................................... 31

3.6 Kendala Dalam Penerapan ISO 14001 ....................................... 33

3.7 Keterkaitan ISO 9000 dan ISO 14000 ........................................ 34

3.8 Ciri-Ciri Sistem Manajemen Lingkungan .................................. 37

ii

Page 4: Tugas Makalah Ekologi

3.9 Prosedur Pelaksanaan SML ....................................................... 37

3.10 Bentuk Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ......................... 38

3.11 Keuntungan Perusahaan Yang Menerapkan ISO Sebagai Bentuk

SML ............................................................................................ 42

3.12 Contoh Penerapan ISO Sebagai Bentuk SML di Indonesia ...... 45

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 54

4.1 Kesimpulan .................................................................................... 54

4.2 Saran .............................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 5: Tugas Makalah Ekologi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 ............................................................................................................... 36

iv

Page 6: Tugas Makalah Ekologi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Standar ISO 14000 ............................................................. 17

Gambar 3.2 Standar Evaluasi Organisasi ISO 14000 ........................................... 18

Gambar 3.3 Evaluasi Standar Produk ................................................................... 19

Gambar 3.4 Sejarah Perkembangan Sistem Manajemen Lingkungan ................. 30

Gambar 3.5 Prosedur Pelaksanaan Sistem Manajemen Lingkungan ................... 38

v

Page 7: Tugas Makalah Ekologi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan meningkatnya perhatian terhadap perbaikan mutu lingkungan,

Organisasi-organisasi dengan berbagai jenis dan ukuran makin meningkatkan

perhatian mereka pada dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasanya. Kinerja

lingkungan dari suatu organisasi semakin penting bagi pihak terkait di lingkungan

internal maupun eksternal. Untuk mencapai kinerja lingkungan yang baik diperlukan

komitmen organisasi untuk melakukan pendekatan yang sistematik dan

penyempurnaan yang berkelanjutan dalam suatu sistem manajemen lingkungan

(EMS).

Sistem Manajemen lingkungan dikembangkan untuk memberikan panduan

dasar agar kegiatan bisnis senantiasa akrab lingkungan. Kondisi lingkungan yang

memburuk akibat kegiatan manusia (yang pada gilirannya akan merusak tempat

hidup bersama) sudah waktunya untuk dikendalikan. Hal ini dapat menunjukkan

bahwa sistem pengelolaan lingkungan yang jelas dan terintegrasi, seperti penerapan

ISO14001 tidak hanya akan mendorong perbaikan lingkungan organisasi, tetapi juga

meningkatkan pemahaman lingkungan yang lebih baik.

Pemerintah, industri dan masyarakat pada umumnya, menyadari bahwa dunia

tidak bisa berjalan tanpa menggunakan sumber daya . Namun, yang jadi

1

Page 8: Tugas Makalah Ekologi

2

permasalahan adalah siapa yang berhak menerima tanggung jawab untuk memberikan

tanggapan atau respon yang diperlukan terhadap kelangsungan lingkungan.

Hal ini menunjukkan adanya tantangan bahwa secara keseluruhan masyarakat

telah menciptakan budaya yang sesuai dan mengakui bahwa lingkungan tidak

memiliki kapasitas yang besar untuk mempertahankan pembangunan global. Oleh

karena itu di perlukan pendekatan yang lebih radikal dalam penggunaan dan

pengelolaan sumber daya alam jika masyarakat ingin tetap untuk bertahan hidup

dalam jangka panjang.

Organisasi dengan jelas memiliki peran dalam pengembangan teknologi dan

inovasi, yaitu peran untuk tetap mempertahankan perannya dalam pengembangan dan

inovasi, mempertahankan operasi bisnis untuk jangka panjang yang akan mengurangi

limbah dan menggunakan sumber daya alam lebih efisien .

I.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

a. Apa pengertian dan istilah-istilah dalam sistem managemen lingkungan ?

b. Bagaimana ciri-ciri dari pelaksanaan sistem managemen lingkungan ?

c. Bagaimana prosedur pelaksanaan sistem managemen lingkungan ?

d. Apa saja bentuk-bentuk dari sistem managemen lingkungan ?

e. Apa Keuntungan perusahaan yang menerapkan ISO sebagai satu bentuk EMS ?

f. Bagaimana penerapan sistem manajemen lingkungan di Indonesia contoh

penerapannya pada PT. Unilever Indonesia, Tbk ?

Page 9: Tugas Makalah Ekologi

3

I.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui pengertian dan istilah-istilah dalam sistem managemen lingkungan.

b. Memaparkan ciri-ciri dari pelaksanaan sistem managemen lingkungan

c. Menggambarkan prosedur pelaksanaan sistem managemen lingkungan.

d. Menjelaskan bentuk-bentuk dari sistem managemen lingkungan

e. Mengetahui Keuntungan perusahaan yang menerapkan ISO sebagai satu bentuk

EMS

f. Menjelaskan penerapan sistem managemen lingkungan di Indonesia khususnya

penerapannya di PT. Unilever Indonesia, Tbk.

1.4  Metode Penulisan

Metode yang digunakan oleh penulis untuk mendapatkan sumber yang ada dalam

makalah ini adalah dengan cara :

a. Studi kepustakaan

Dalam metode ini, penulis membaca buku-buku ataupun media cetak yang

berkaitan dengan Sistem Manajemen Lingkungan. Selain media cetak yang

merupakan salah satu media yang dipakai oleh penulis untuk mendapatkan data,

penulis juga menggunakan media internet yang merupakan jendela dunia bagi

seluruh umat manusia di dunia.

Page 10: Tugas Makalah Ekologi

4

b Studi kasus

Dalam metode ini, penulis mengkaji semua hal mengenai kejadian-kejadian

mengenai Sistem Manajemen Lingkungan yang ada. Baik yang sudah terjadi

lama sekali ataupun kejadian yang terjadi baru baru ini.

1.5  Manfaat Penulisan

Tentunya makalah ini memiliki manfaat baik bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :

a. Penulis bisa lebih memahami apa yang dimaksud dengan Sistem Manajemen

Lingkungan dengan berbagai aspek-aspek yang ada didalamnya..

b. Pembaca bisa mengetahui lebih dekat mengenai Sistem Manajemen Lingkungan

dan penerapannya di lingkungan kehidupan sehari-hari.

Page 11: Tugas Makalah Ekologi

BAB II

LANDASAN TEORI

Data merupakan bahan pokok untuk suatu informasi. Perbedaan informasi dan

data sangat relatif tergantung pada nilai gunanya bagi manajemen yang memerlukan.

Suatu informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi data bagi manajemen

level di atasnya, atau sebaliknya. Informasi adalah data yang telah diproses menjadi

bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta yang berupa suatu

nilai yang bermanfaat. Jadi untuk mendapatkan informasi perlu adanya proses

transformasi data. merupakan raw material untuk suatu informasi. Perbedaan

informasi dan data sangat relatif tergantung pada nilai gunanya bagi manajemen yang

memerlukan. Suatu informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi data bagi

manajemen level di atasnya, atau sebaliknya.

Sistem Informasi adalah suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan

informasi yang bermanfaat bagi penggunanya. Selain itu, sistem informasi memiliki

definisi yang lain yaitu sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin yang

bertujuan untuk menyediakan informasi guna mendukung operasi, manajemen dalam

suatu organisasi.

Dampak Lingkungan adalah setiap perubahan yang terjadi pada lingkungan,

baik menguntukan atau merugikan sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh

kegiatan organisasi produk dan jasa. Sedangkan Sistem Managemen Lingkungan

adalah bagian dari keseluruhan sistem managemen yang melingkupi struktur

5

Page 12: Tugas Makalah Ekologi

6

organisasi, tujuan, tanggungjawab, pelaksanaan prosedur, sumberdaya, untuk

mengembangkan, mengimplementasikan, mencapai, mengevaluasi, dan memelihara

kebijakan lingkungan.

Upaya Peningkatan Mutu Lingkungan Dalam Mencapai Keberhasilan

Organisasi :

a. Komitmen adalah suatu keadaan dimana manajemen puncak menyepakati dan

mendukung sasaran yang ditetapkan dalam organisasi dalam memanajemen

lingkungan yang ada.

b. Methodology adalah penggunaan teknik dan alat yang memadai bagi

peningkatan mutu lingkungan.

c. Sadar Lingkungan diimplementasikan dalam partisipasi oleh seluruh

karyawan bagi keberhasilan mutu lingkungan.

d. Pelatihan dilakukan dengan melakukan pelatihan berkala dilaksanakan untuk

menumbuhkan sadar lingkungan.

e. Perencanaan adalah proses dimana manajemen puncak harus mengembangkan

ide dan prinsip-prinsip manajemen lingkungan.

Page 13: Tugas Makalah Ekologi

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tentang ISO

Permasalahan lingkungan semakin populer pada dekade terakhir ini. Hal

tersebut diawali dengan makin kompleksnya pembangunan industri dan sektor

lainnya sehingga menimbulkan dampak yang lebih luas dan bervariasi. Disisi lain

kesadaran masyarakat semakin tinggi akan pentingnya perlindungan terhadap

lingkungan yang diimbangi dengan pengenalan berbagai perangkat pengendalian

lingkungan dan peraturan mengenai lingkungan oleh pemerintah. Dengan dialaminya

krisis lingkungan dan energi, serta didorong oleh meningkatnya tuntutan peraturan

dunia terhadap pertanggungjawaban yang lebih besar. Kebutuhan dunia akan

ketertiban dan keakuratan dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang bijaksana

menimbulkan keinginan dalam membangun standar pengelolaan lingkungan sehingga

keberlanjutan kehidupan di bumi ini akan tetap dapat berjalan dengan baik.

Globalisasi di berbagai bidang pada akhir-akhir ini tidak luput dan terkait

dengan perkembangan masalah lingkungan. Salah satu konsekuensi dari globalisasi

adalah meningkatnya persaingan di pasar bebas. Berbagai kerjasama dan kesepakatan

seperti European Community, NAFTA (North Atlantic Free Trade Area) dan AFTA

(ASEAN Free Trade Area) adalah wadah-wadah untuk mengantisipasi perdagangan

dan persaingan bebas. Berbagai perangkat pengelolaan lingkungan telah dipersiapkan

7

Page 14: Tugas Makalah Ekologi

8

untuk mengimbangi globalisasi tersebut seperti halnya program ekolabel,

"Environmental Management System"' dsb. Untuk itu perlu dipahami secara baik,

bagaimana perkembangan di bidang lingkungan baik peraturan ataupun perangkat

internasional yang terkait agar dapat mengantisipasi globalisasi tersebut, terutama

bagi para pengambil keputusan dan penggerak roda industri.

ISO International Organization for Standarization, mulai berkembang setelah

berakhirnya Perang Dunia ke II. Merupakan organisasi internasional non pemerintah

(NGO), berkedudukan di Genewa, Swiss. Beranggotakan lebih dari 100 Lembaga

atau Negara., termasuk Indonesia. ISO sering dianggap sebagai akronim

(kependekan) sebenarnya ISO adalah kata dalam bahasa Latin, yang artinya

”SAMA”. Sehingga tujuan dari Orgnisasi ini adalah mengusahakan standarisasi yang

sama pada tingkat Internasional. Upaya menyamakan standar (pembakuan) yang

sama di seluruh dunia memang memiliki nilai tinggi secara teknis dan sudah

berlangsung lama, karena berhasil dalam meningkatkan usaha perdagangan

internasional, dalam bentuk keragaman kualitas produk dan interkonektivitas yang

tinggi.

Pembakuan ISO (sama) global ini dikembangkan :

a. Oleh dunia usaha (sektor swasta)

b. Atas dasar sukarela

Page 15: Tugas Makalah Ekologi

9

c. Konsensus anggotanya (lembaga dan atau negara), setelah diskusi, dan

negosiasi

d. Diwakili bukan hanya oleh pemeran saja tetapi juga oleh stakeholders.

ISO merupakan standar internasional yang berisi syarat-syarat untuk mengadakan,

mengimplementasikan serta mengoperasikan Sistem Manajemen Lingkungan (SML).

ISO 14000 pertama kali dicetuskan sebagai hasil dari putaran Uruguay (negosiasi

GATT) dan konferensi tingkat tinggi Bumi di Rio de Janeiro pada tahun 1992. Pada

saat itu GATT menetapkan pada masalah pengurangan “non-tarrif barriers to trade”,

KTT Bumi menghasilkan komitmen untuk perlindungan lingkungan di seluruh dunia.

Untuk mencegah TBT (technical barriers to trade) karena hal tersebut ditakuti dapat

menimbulkan proteksionisme dan diskriminasi dagang, maka WTO (World Trade

Organization) menetapkan bahwa aspek lingkungan boleh dimasukkan ke dalam

persyaratan dagang asalkan memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Harus transparan dan berdasarkan data ilmiah

b. Non diskriminasi

c. Mengikuti standar internasional

Bagian ketiga inilah yang turut mendorong berkembangnya standar internasional

tentang lingkungan yang menuju kepada terciptanya ISO 14000. Termasuk

didalamnya standar pengaturan lingkungan seperti ekolabel (Environmental

Labelling) yang dikenal sejak 1992/1993, bahkan di Jerman sudah ada sejak 1977.

Page 16: Tugas Makalah Ekologi

10

Ekolabel adalah sertifikasi atas produk yang dibuat secara akrab lingkungan, yaitu

tidak mencemarkan dan tidak merusak lingkungan, juga harus secara berkelanjutan.

Dari suatu survey yang dilakukan BAPEDAL, ternyata bahwa pada tahun 1994, 74 %

ekspor Indonesia ditujukan kepada 14 negara yang sudah mempunyai program

ekolabel. Bahkan untuk produk hutan dan kehutanan ada komitmen Indonesia pada

ITTO bahwa sebelum tahun 2000 Indonesia sudah harus mempunyai sistem ekolabel;

kalau tidak maka hasil kehutanan Indonesia tidak akan laku di pasar anggota ITTO

terutama di Eropa. Dari uraian tersebut di atas nyata bahwa perdagangan dunia

sekarang dipengaruhi oleh unsur-unsur standarisasi lingkungan. Setelah ISO seri

9000 diterima secara luas dan meningkatnya perkembangan standar bidang

lingkungan di seluruh dunia, ISO 14000 diidentifikasikan perlu dibuat dan diterapkan

untuk :

a. Mendorong penggunaan pendekatan yang umum digunakan dalam manajemen

untuk diterapkan dalam manajemen lingkungan

b. Meningkatkan kemampuan organisasi untuk dapat mencapai kinerja lingkungan

yang lebih baik

c. Memfasilitasi perdagangan dan menghilangkan hambatan dalam perdagangan.

Page 17: Tugas Makalah Ekologi

11

3.2 Pengertian ISO 14001

ISO 14000 adalah standar internasional mengenai manajemen lingkungan yang

dikeluarkan oleh International Organization for Standardisation (ISO) dan

penerapannya bersifat sukarela.

Standar ISO seri 14000 mulai diperkenalkan pada awal tahun 1990-an yang

merupakan suatu perkembangan aspek manajemen atau pengelolaan mutu. Tidak

semata-mata aspek teknis atau ekonomis saja. Tujuan ISO 14000 antara lain adalah :

1. Mendorong upaya dan melakukan pendekatan untuk pengelolaan Lingkungan

hidup dan sumberdaya alam dan kualitas pengelolaannya diseragamkan pada

lingkup global.

2. Meningkatkan kemampuan organisasi untuk mampu memperbaiki kualitas dan

kinerja Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam.

3. Memberikan kemampuan dan fasilitas pada kegiatan ekonomi dan industri,

sehingga tidak mengalami rintangan dalam berusaha.

Untuk mencapai tujuan tersebut dibentuk SAGE (Startegic Advisory Group on the

Environment). Kemudian TC 207 (Komisi Teknis) pada tahun 1993 dibentuk oleh

Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO). Komisi ini terdiri dari berbagai

negara dan bertugas merumuskan konsep standar internasional di bidang lingkungan.

Adapun pembagian tugasnya adalah sebagai berikut :

Page 18: Tugas Makalah Ekologi

12

a. Sub komisi yang menangani Environmental Management System (Sistem

pengelolaan Lingkungan dan sumberdaya alam),

b. Sub komisi yang menangani Environmental Auditing (Odit Lingkungan),

c. Sub komisi yang menangani Environmental Labelling (Label Lingkungan),

d. Sub komisi yang menangani Environmental Performance Evaluating (Evaluasi

Kinerja Lingkungan),

e. Sub komisi yang menangani Life Cycle Analysis (Analisis Daur Hidup),

f. Sub komisi yang menangani Environemental aspect in Product Standard (Aspek

Lingkungan dalam Bakumutu Produk),

g. Sub komisi yang bertugas menyusun Term and Definitions (Istilah dan Definisi)

ISO seri 14000 terdiri dari beberapa seri yaitu :

1. ISO seri 14001-14009 tentang Environmental Manajemen Sistem (EMS) atau

Sistem Manajemen Lingkungan.

Dari seluruh seri ISO 14000, ISO 14001 tentang sistem manajemen lingkungan

adalah seri yang paling banyak dikenal karena sertifikasi ISO 14000 sebenarnya

adalah sertifikasi untuk ISO 14001 ini. Ada 3 komponen besar dalam ISO 14001

yaitu program lingkungan tertulis; pendidikan dan pelatihan; dan pengetahuan

mengenai peraturan perundang-undangan lokal dan nasional.

Page 19: Tugas Makalah Ekologi

13

2. ISO seri 14010-14019 tentang Environmental Auditing (Audit Lingkungan)

ISO seri ini merupakan suatu alat (tools) dalam penerapan sistem manajemen

lingkungan, jadi tidak memerlukan sertifikasi. Audit lingkungan mirip dengan

medical check up yaitu evaluasi secara rutin mengenai kondisi suatu perusahaan.

Audit lingkungan dapat dilakukan oleh intern perusahaan (internal audit) maupun

oleh pihak luar (eksternal audit). Untuk audit sistem manajemen lingkungan

seorang auditor harus memenuhi kriteria auditor seperti yang ditetapkan dalam

ISO 14012.

3. ISO seri 14020-14029 tentang Environmental Labelling (Ekolabel)

ISO seri ini juga dimaksudkan untuk sertifikasi, tetapi yang disertifikasi adalah

produknya sedangkan EMS yang disertifikasi adalah sistemya. Jadi suatu

perusahaan yang sudah mendapat sertifikat ISO 14001, bila diperlukan maka

dapat juga mengusulkan untukk memperoleh ekolabeling. Yang mana yang akan

didahulukan untuk perolehannya tergantung dari permintaan pasar.

4. ISO seri 14030-14039 tentang Environmental Performance Evaluation (EPE)

atau Evaluasi Kinerja Lingkungan.

Environmental Performance Evaluation diukur dengan mengkuantifikasi dampak

kegiatan terhadap lingkungan. Hal-hal tersebut dapat diidentifikasi secara dini

dengan menginventarisasi dampak seperti emisi udara, effluen limbah cair, dan

Page 20: Tugas Makalah Ekologi

14

sebagainya. Penetapan baseline dari hasil inventarisasi, perusahaan kemudian

mengidentifikasi indikator adanya peningkatan kinerja.

5. ISO seri 154040-14049 tentang Life Cycle Assessment (LCA) atau Analisis Daur

Hidup Produk

LCA juga merupakan suatu alat, jadi standar ini tidak dimaksudkan untuk

sertifikasi. Setiap produk mempunyai siklus hidup yaitu : lahir (fabrikasi), hidup

(dioperasikan) dan mati (dibuang).

6. ISO 14050 tentang Term and Definition

Dalam dokumen ini terdapat definisi-definisi yang digunakan dalam ISO seri

14000. Standar ISO seri 14000 yang telah ditetapkan menjadi standar

internasional adalah ISO 14001, 14004, 14010, 14011, 14012 dan ISO 14040.

Indonesia pada saat ini telah mengadopsi Standar ISO 14001, 14002, 14010,

14011 dan 14012 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI).

Pengertian tentang masing-masing standar dan istilah yang di dalam ISO 14000 akan

sangat membantu pemahaman tentang konsep ISO seri 14000. Adapun beberapa

pengertian dasar adalah sebagai berikut:

1. Environmental Management System : Bagian dari keseluruhan sistem manajemen

yang termasuk didalamnya struktur organisasi, aktifitas perencanaan, tanggung

jawab, praktek, prosedur-prosedur, proses dan sumber daya untuk

Page 21: Tugas Makalah Ekologi

15

pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan

kebijaksanaan lingkungan.

2. Continual Improvement : Proses peningkatan atau perbaikan sistem pengelolaan

lingkungan untuk mencapai / memperbaiki kinerja lingkungan secara

keseluruhan dan sejalan dengan kebijaksanaan lingkungan dari suatu organisasi.

3. Environment : Lingkungan sekitar operasi suatu perusahaan, termasuk udara, air,

tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan hubungannya satu dengan

lainnya.

4. Environmental Aspect : Elemen dari suatu kegiatan organisasi, produk atau jasa

yang dapat berinteraksi dengan lingkungan

5. Environmental Impact : Perubahan terhadap lingkungan, menguntungkan atau

merugikan, secara keseluruhan ataupun sebagian yang dihasilkan dari kegiatan

suatu organisasi, produk dan jasa.

6. EMS Audit : Proses verifikasi yang sistimatis dan terdokumentasi yang secara

obyektif menentukan dan mengevaluasi bukti audit untuk menentukan apakah

suatu sistem pengelolaan lingkungan suatu organisasi telah sesuai dengan kriteria

EMS audit dan mengkomunikasikan hasil dari proses ini kepada klien.

Page 22: Tugas Makalah Ekologi

16

7. Organisasi : Perusahaan, korporasi, firma, usaha, atau institusi atau secara bagian

ataupun kombinasi, swasta ataupun milik publik, yang memiliki fungsi dan

administrasi

8. Kriteria audit EMS : Kebijaksanaan, hal praktis, prosedur-prosedur atau

persyaratan seperti yang tercantum dalam ISO 14000 dan jika tersedia, berbagai

tambahan persyaratan EMS yang dibandingkan dengan hasil pengumpulan bukti

audit oleh auditor tentang sistem pengelolaan lingkungan (EMS) suatu

organisasi.

9. Environmental label/declaration : Klaim yang mengindikasikan atribut

lingkungan dari suatu produk atau jasa yang dapat berupa pernyataan, symbols,

atau grafik pada produk atau label paket, literatur produk, buletin teknis, iklan,

publikasi, dsb.

10. Environmental performance : Kinerja lingkungan, hasil pengelolaan suatu

manajemen terhadap aspek lingkungan (environmental aspects) daripada

kegiatannya, produk dan jasa.

11. Environmental performance evaluation : Proses untuk mengukur, menganalisis,

mengkaji, melaporkan dan mengkomunikasikan kinerja lingkungan suatu

organisasi dibandingkan dengan kriteria yang disetujui oleh manajemen.

12. Life cycle assessment : Prosedur sistimatis untuk mengumpulkan dan menguji

masukan dan keluaran dari bahan dan energi serta dampak lingkungan yang

Page 23: Tugas Makalah Ekologi

17

terkait yang langsung terikut dalam fungsi sistem produk dan jasa melalui siklus

hidup dari produk dan jasa tersebut.

Hal-hal yang tercakup dalam ISO 14000 dapat dibagi dalam dua bidang yang

terpisah. Pertama berkaitan dengan Pengelolaan / Manajemen Organisasi dan sistem

evaluasinya, yang kedua adalah berkaitan dengan Alat / Perangkat Lingkungan dalam

mengevaluasi Produknya.

Bagan ini merupakan Standar Generik dari ISO 14000 yang tertera dalam gambar

berikut ini :

Gambar 3.1 Struktur Standar ISO 14000

Page 24: Tugas Makalah Ekologi

18

Gambar 3.2 Standar Evaluasi Organisasi ISO 14000

Page 25: Tugas Makalah Ekologi

19

Gambar 3.3 Evaluasi Standar Produk

Penerapan ISO 14001 adalah pendekatan sistem, jadi dengan menerapkan standard

tersebut berarti kita memperbaiki sistem. Secara umum kalau suatu perusahaan

mempunyai sistem manajemen lingkungan yang baik, maka otomatis kinerja

perusahaannya juga akan bertambah baik. Untuk menerapkan Sistem Manajemen

Lingkungan sebetulnya kita tidak perlu memulainya dari awal, tetapi dapat dimulai

dengan memperbaiki dan mengintegrasikan programprogram lingkungan yang sudah

Page 26: Tugas Makalah Ekologi

20

ada. Organisai atau perusahaan yang akan menerapkan sistem manajemen lingkungan

perlu mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :

a. Identifikasi dan evaluasi seluruh aspek dan dampak lingkungan dari kegiatan

yang dilakukan oleh perusahaan.

ISO 14001 tidak mengatur standar mengenai cara melakukan idenfikasi dan

penilaian aspek dan dampak lingkungan, untuk melakukan penilaian aspek dan

dampak lingkungan ini diserahkan kepada pemrakarsanya sendiri.

b. Kebijakan Lingkungan.

Kebijakan lingkungan suatu perusahaan dibuat berdasarkan aspek lingkungan

yang didentifikasi.

c. Tujuan dan Sasaran Lingkungan

Suatu perusahaan yang menetapkan ISO 14000 harus menentukan tujuan dan

sasaran lingkungan. Tujuan dan sasaran lingkungan yang dibuat juga harus sesuai

dengan kebijakan lingkungannya. Dalam membuat tujuan dan sasaran

lingkungan. Suatu perusahaan harus menetukan batasan waktunya.

d. Program-program lingkungan.

Program lingkungan dibuat untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan oleh perusahaan sendiri, program lingkungan sebaiknya dibuat secara

realistis dan logis dan sebaiknya membuat program yang mungkin untuk

Page 27: Tugas Makalah Ekologi

21

dijalankan sesuai dengan kemampuan perusahaan. Perusahaan yang membuat

program lingkungan melebihi kemampuannya, maka akan merugikan perusahaan

itu sendiri, karena program-program ini akan dichek secara berkala dalam suatu

audit.

e. Audit dan evaluasi program.

Program-program lingkungan yang sudah dibuat tersebut di atas akan di cek

secara berkala malalui program audit lingkungan. Dalam audit lingkungan semua

program yang sudah dituliskan dicek dan dilihat di lapangan apakah program

yang dibuat dilaksanakan atau tidak. Program-program yang belum dilaksanakan

akan dipertanyakan alasan-alasannya mengapa program yang telah dibuat tidak

dapat dilaksanakan. Disamping itu dalam audit lingkungan akan diketahui

terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam melaksanakan kegiatan.

f. Perbaikan manajemen secara berkesinambungan.

Tindakan perbaikan secara berkesinambungan sangat diperlukan dalam suatu

perusahaan, apabila dalam suatu audit diketahui adanya penyimpangan. Karena

penyimpangan yang terjadi dapat membahayakan bagi perusahaan itu sendiri.

Jadi tindakan perbaikan yang secara berkesinambungan ini adalah merupakan

jiwa dari ISO 14000 itu yaitu dalam ISO 14001 ada suatu pernyataan “continual

improvement”.

Page 28: Tugas Makalah Ekologi

22

ISO 14000 bukanlah dominasi dari perusahaan-perusahaan besar saja, standar ISO

14000 bersifat sangat fleksibel , dapat diterapkan di berbagai junis dan skala kegiatan.

Sebagian besar masyarakat industri masih menganggap bahwa mengelola lingkungan

hanyalah pemborosan dan penambahan modal saja. Hal ini mungkin yang

bersangkutan belum memahami sepenuhnya sistem ISO tersebut. Mungkin dalam hal

ini yang bersangkutan hanya mendapatkan informasi bahwa untuk sertifikasi ISO

memerlukan biaya yang besar, karena harus membayar konsultan dan lembaga

sertifikasinya. Padahal penerapan sistem dapat dimulai dan dilakukan oleh

sumberdaya yang ada dengan memberikan pelatihan-pelatihan. Seperti telah

disinggung di atas bahwa penerapan sistem bukanlah semata-mata untuk

mendapatkan sertifikat, tujuan utamanya adalah untuk dapat memperbaiki sistem dan

mendapatkan keuntungan baik secara finansial maupun bagi lingkungan itu sendiri.

3.3 SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) atau Environmental Management

System (EMS) merupakan dasar dari konsep 14000, yaitu suatu sistem untuk

mencapai pengelolaan lingkungan yang baik. Konsep EMS berkembang dari British

Standard, BS 7750, yang dikembangkan oleh British Standards Institution pada tahun

1992.

Selanjutnya, sesuai dengan perkembangan yang ada, maka pembahasan tentang

EMS akan mengacu kepada skema EMS yang digambarkan oleh ISO seri 14000.

Page 29: Tugas Makalah Ekologi

23

Adapun prinsip-prinsip dan elemen-elemen dalam menyusun suatu sistem manajemen

lingkungan mencakup hal-hal sebagai berikut :

A. Commitment and Policy

B. Planning

C. Implementation

D. Measurement and evaluation

E. Review and Improvement

ISO 14000 menyebutkan bahwa pelaksanaan prinsip (principle) tersebut dalam

menyusun suatu EMS harus ditempuh dengan membuat dan menset langkahlangkah

melalui elemen sebagai berikut:

1. COMMITMENT AND POLICY

a. Top Management Commitment and Leadership

b. Initial Environmental Review

c. Environmental Policy

2. PLANNING

a. Identification of Environmental Aspects and Evaluation of Associated

Environmental Impacts

b. Legal Requirements

c. Internal Performance Criteria

d. Environmental Objectives and Targets

Page 30: Tugas Makalah Ekologi

24

e. Environmental Management Program

3. IMPLEMENTATION

a. Ensure Capability

b. Resource-Human, Physical, and Financial

c. Environmental Management System Alignment and Integration

d. Accountability and Responsibility

e. Environmental Awareness and Motivation

f. Knowledge, Skill and Training

g. Support Action

h. Communication and Reporting

i. Environmental Management System Documentation

j. Operational Control

k. Emergency Preparedness and Response

4. MEASUREMENT AND EVALUATION

a. Measure and Monitoring (Ongoing Performance)

b. Corrective and Preventive Action

c. Environmental Management System Records and Information Management

d. Audit of the EMS

Page 31: Tugas Makalah Ekologi

25

5. REVIEW AND IMPROVEMENT

a. Review of EMS

b. Continual Improvement

Sistem Manajemen Lingkungan menurut ISO 14000 adalah bagian dari

keseluruihan sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, perencanaan

kegiatan, pertanggungjawaban, praktek, tatalaksana, proses dan sumberdaya untuk

pengembangan, penerapan, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan lingkungan.

Sistem Manajemen Lingkungan (Sistem Pengelolaan Kualitas Lingkungan) menurut

Undang-undang No 23/1997 adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi

lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,

pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian

lingkungan hidup.

Berdasarkan pengalaman dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan

lingkungan selama ini, dipandang perlu untuk menyusun suatu sistem pengelolaan

lingkungan yang memberikan sarana lebih terstruktur bagi manajemen organisasi

dalam mencapai tujuan dan sasaran pengelolaan lingkungannya. Sistem manajemen

lingkungan meliputi segenap aspek fungsional manajemen untuk mengembangkan,

mencapai, dan menjaga kebijakan dan tujuan organisasi dalam isu-isu lingkungan

hidup. Sistem Manajemen Lingkungan memberikan mekanisme untuk mencapai dan

menunjukan performansi lingkungan yang baik, melalui upaya pengendalian dampak

lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Sistem tersebut juga dapat digunakan

Page 32: Tugas Makalah Ekologi

26

untuk mengantisipasi perkembangan tuntutan peningkatan kinerja lingkungan dari

konsumen, serta untuk memenuhi persyaratan peraturan lingkungan hidup dari

Pemerintah. Dalam penerapannya, pengelolaan kualitas lingkungan harus mengacu

pada suatu acuan yang dapat diterima secara nasional maupun nasional. Agar dapat

diimplementasikan secara efektif, sistem ini harus mencakup beberapa elemen utama

sebagai berikut :

1.. Kebijakan Lingkungan : pernyataan tentang maksud kegiatan manajemen

lingkungan dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk mencapainya

2. Perencanaan : mencakup identifikasi aspek lingkungan dan persyaratan peraturan

lingkungan hidup yang bersesuaian, penentuan tujuan pencapaian dan program

pengelolaan lingkungan.

3. Implementasi : mencakup struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab,

training komunikasi, dokumentasi, kontrol dan tanggap darurat.

4. Perbaikan reguler dan tindakan perbaikan : mencakup pemantauan, pengukuran,

dan audit.

5. Kajian Manajemen : kajian tentang kesesuaian dan efektifitas sistem

untukmencapai tujuan dan perubahan yang terjadi di luar organisasi.

Setiap organisasi, tanpa batasan bidang kegiatan, jenis kegiatan, dan status organisasi,

dapat mengimplementasikan Sistem Manajemen Lingkungan tersebut untuk

Page 33: Tugas Makalah Ekologi

27

mencapai kinerja lingkungan yang lebih baik secara sistematis. Implementasi tersebut

bersifat sukarela dan berperan sebagai alat manajemen untuk mengelola organisasi

masing-masing.

3.4 Sertifikasi ISO 14001

Sambutan ISO seri 14000 di Indonesia sangat baik, tak kurang dari 85 industri

yang telah sukarela menerapkan SML (ISO 14001) dalam menjalankan kegiatan

usahanya. Dari 85 industri tersebut, tercatat sudah 26 industri yang telah memperoleh

sertifikat ISO 14001. Penerapan ISO 14001 adalah pendekatan sistem, jadi dengan

menerapkan standard tersebut berarti kita memperbaiki sistem. Sertifikasi atas ISO

14001 mempunyai arti bahwa sistem manajemen lingkungan dari perusahaan diakses,

dinilai atau dievaluasi, dan hasilnya telah memenuhi persayaratan-persyaratan yang

sesuai dengan standar SML ISO 14001. Terdapat tiga jenis sertifikasi, yaitu :

1. Sertifikasi jenis I atau sertifikasi pihak ketiga

2. Sertifikasi jenis II atau pernyataan diri

3. Sertifikasi jenis III atau sertifikasi pihak kedua

Bila sertifikasi dilakukan oleh perusahaan atau lembaga sertifikasi sistem manajemen

lingkungan yang tidak berpihak atau yang disebut sebagai pihak ketiga yang

diakreditasi oleh badan akreditasi nasional, audit yang akan dilakukan untuk semua

komponen ISO 14000 mempunyai bobot yang paling besar. Sertifikasi pihak kedua

terjadi apabila melibatkan pemasok yang terkait dengan kontrak. Dalam hal ini audit

Page 34: Tugas Makalah Ekologi

28

dilakukan oleh perusahaan yang menggunakan produk atau jasa pemasok. Sertifikasi

diri atau sertifikasi yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri memunyai bobot yang

paling kecil; namun hal ini masih lebih bagus daripada tidak ada sertifikasi. Tidak

peduli proses sertifikasi mana yang akan diambil, paling sedikit ada langkah yang

benar. Umumnya perusahaan memilih menggunakan pihak ketiga, dan dalam proses

sertifikasi langkah-langkah yang harus diambil adalah :

1. Perusahaan mempersiapkan diri untuk menerapkan SML yang diperlukan, yang

mencakup antara lain tentang aspek, dampak, kebijakan, tujuan, sasaran dan

program manajemen leingkungan, dan penerapan SML secara konsisten di

perusahaan sesuai dengan dokumentasi SML yang telah dibuatnya.

2. Perusahaan mempersiapkan dokumen

3. Perusahaan memilih lembaga sertifikasi SML dan mengajukan permohonan

untuk memperoleh sertifikasi

4. Lembaga sertifikasi melaksanakan penilaian awal yang diikuti audit/assesmen

menyeluruh pada perusahaan

5. Perusahaan memperoleh sertifikat ISO 14001

6. Adanya surveilans oleh lembaga sertifkasi untuk melihat bagaimana perusahaan

mempertahankan SML-nya.

Dalam sertifikasi ISO 14001, ada dua hal yang perlu dicatat:

1 Sertifikasi yang dilaksanakan harus berdasarkan masing-masing lokasi pabrik.

Page 35: Tugas Makalah Ekologi

29

2. Umumnya sertfikasi yang diberikan berlaku untuk jangka waktu dua atau tiga

tahun. Dalam perioda waktu itu, audit secara berkala dilakukan oleh lembaga

yang melakukan sertifikasi.

Dalam audit, hal yang sering ditemukan sebagai ketidaksesuaian sehingga belum

dapat diberikannya sertifikasi adalah :

a. Kurangnya komitmen, manajemen kurang memperhatikan kebijakannya

b. Kurangnya bukti yang menguatkan bahwa SML menghasilkan tindakan menuju

perlindungan lingkungan.

Page 36: Tugas Makalah Ekologi

30

Gambar 3.4 Sejarah perkembangan Sistem Manajemen Lingkungan

Sedangkan bidang yang sering dijumpai adanyaa ketidaksesuaian adalah:

a. Evaluasi aspek dan dampak lingkungan – aspek yang penting tidak

terindentifikasi

Page 37: Tugas Makalah Ekologi

31

b. Pelatihan – personel kunci tidak memperoleh pelatihan

c. Tujuan dan sasaran – tidak relevan dengan kebijakan lingkungan atau aspek yang

penting.

Biaya yang dikeluarkan untuk sertifikasi bergantung pada besarnya perusahaan,

sebagai gambaran, suatu lembaga sertfikasi di LN menarik biaya sertifikasi sebesar $

10.000 untuk jasa yang diberikan bagi perolehan sertifikasi ISO 14001 untuk

perusahaan dengan pegawai kurang dari 100 orang. Perusahaan dengan pegawai

sampai dengan 500 orang membayar sebesar kira-kira $ 15.000, dan perusahaan

dengan 1000 orang harus membayar sebesar kira-kira $ 21.000. Biaya itu diluar biaya

perjalanan dan biaya hidup bagi para assesor atau auditor lingkungan selama

menjalankan tugasnya di perusahaan yang bersangkutan. Selain itu, ada biaya

tahunan yang diperlukan untuk mempertahankan sertifikasi.

3.5 Manfaat Penerapan ISO 14001

Manfaat yang didapatkan suatu perusahaan dengan diterapkannya ISO 14001 adalah:

1. Perlindungan Lingkungan

SML 14001memungkinkan manusia dan lingkungan hidup tetap eksis dengan

kondisi yang baik

Page 38: Tugas Makalah Ekologi

32

2. Manajemen Lingkungan yang lebih baik

Standar SML 14001 memberikan perusahaan kerangka menuju manajemen

lingkungan yang lebih konsisten dan diandalkan.

3. Mempertinggi daya saing

Mempertinggi peluang untuk berusaha dan bersaing dalam pasar bebas dalam era

globalisasi.

4. Menjamin ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan

SML ISO 14001 menjamin perusahaan yang memilikinya memenuhi

perundangundangan yang berlaku karena ada dokumen yang tertulis.

5. Penerapan sistem menajemen yang efektif

Standar ISO 14001 menanggung berbagai teknik manajemen yang baik, yang

meliputi manajemen personel, akuntasi, pengendalian pemasok, pengendalian

dokumen, dan lain-lain yang diperlukan

6. Pengurangan Biaya

Selain mempermudah jalan untuk memenuhi persyaratan konsumen tanpa harus

repot memenuhinya kembali, juga dapat mengurangi pemakaian bahan kimia

maupun limbah dan B3 yang harus diproses kembali. Seperti juga pada prinsip

Page 39: Tugas Makalah Ekologi

33

penerapan sistem mutu ISO 9000. yaitu lakukanlah secara benar dan baik pada

kesempatan pertama.

7. Hubungan Masyarakat yang lebih baik

Sebagian terbesar prosedur yang ada pada ISO 14001 mensyaratkan tindakan

yang proaktif. Setiap tindakan proaktif terhadap lingkungan ini akan

meningkatkan citra perusahaan dalam hal lingkungan terhadap masyarakat.

8. Kepercayaan dan kepuasan langganan yang lebih baik

Terkait dengan hubungan mayarakat yang lebih baik adalah kepercayaan dan

kepuasan langganan. Bila perusahaan telah memperoleh sertifikat ISO 14001,

pelanggan akan lebih merasa aman karena adanya perlindungan lingkungan.

3.6 Kendala Dalam Penerapan ISO 14000

Kendala yang ada dalam penerapan ISO 14000 adalah sebagai berikut:

1. Program sebaik apapun tidak akan berhasil secara baik apabila tidak

karyawan tidak mengetahui SML yang diterapkan oleh perusahaan.

Sehingga diperlukan pendidikan dan latihan bagi mereka.

2. SML juga merupakan komitmen pentaatan perusahaan terhadap

perundangan yang berlaku, sehingga mutlak diperlukan pengetahuan

mengenai perundangundangan bagi perusahaan yang menerapkan ISO

14000.

Page 40: Tugas Makalah Ekologi

34

3. Khusus di Indonesia permasalah yang menjadi kendala dalam penerapan

SML adalah :

a. Kurangnya informasi mengenai standar ISO 14000

b. Kurangnya SDM yang memahami dan dapat menerapkan standar ISO

14000

c. Kurangnya sumberdaya keuangan untuk mengikuti kegiatan pelatihan

dan menerapkan SML

d. Masih ada anggapan bahwa mengelola lingkungan hanya pemborosan

dan pengeluaran ekstra belaka.

3.7 Keterkaitan ISO 9000 Dan ISO 14000

Begitu banyak pengembangan ISO 9000, tetapi apa kira-kira hubungannya

dengan ISO 14000? Pada tahun 1994 terjadi pertemuan diantara TC 207-lingkungan,

dan TC 176- mutu. Pertemuan tersebut menghasilkan rencana 3 tahap seperti dibawah

ini :

1. Jangka pendek. Kesesuaian antara dokumen-dokumen Seri ISO 9000 tahun

1994 dan ISO 14000.

2. Jangka menengah. Kesesuaian antara seri ISO 14000 tahun 1995 dan ISO

9000 tahun 1999 (Tahap Kedua).

Page 41: Tugas Makalah Ekologi

35

3. Jangka panjang. Keselarasan standar yang ada di dalam Seri ISO 9000 dan

ISO 14000.

ISO 9000 dan ISO 14000 dapat digunakan secara terpisah. Sebuah perusahaan

mungkin belum dapat menerapkan ISO 9000 secara utuh dan baru akan

melakukannya bila dituntut oleh pelanggannya. Perusahaan lain sudah menerapkan

ISO 9000 dan mungkin harus pula menerapkan ISO 14000 dan perlu informasi

mengenai cara menggabungkan kedua standar ini. Mungkin ada pula beberapa

perusahaan yang karena tuntutan lingkungan, ingin menerapkan ISO 14000 sebelum

menerapkan ISO 9000 dan mungkin ada beberapa perusahaan yang mampu

menerapkan kedua sistem ini secara terpadu. Untuk kasus yang terakhir, harus

diambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa terdapat batas yang jelas untuk

membuktikan bahwa sistem ISO 14000 telah diterapkan secara utuh, yang mungkin

memiliki beberapa bagian administratif seperti dokumen pengontrol yang mengacu

pada ISO 9000, untuk penilaian pertama kali yang dilakukan oleh inspektur pemberi

sertifikat.

Untuk mengetahui perbandingan antara ISO 9000 dan ISO 14000 dapat dilihat pada

Tabel berikut:

Page 42: Tugas Makalah Ekologi

36

Tabel 3.1 Perbandingan Antara ISO 9001/2/3 dengan ISO 14000

Page 43: Tugas Makalah Ekologi

37

ISO 14001:2004

ISO 14001 mengalami penyempurnaan dari sebelumnya untuk seri 1996,

disempurnakan dengan seri 2004. Pada seri 2004 ini ISO 14001 diselaraskan dengan

ISO 9001:2000. Dimana penyusuaian ini meliputi format, kata-kata, dan lay out

supaya sesuai dengan ISO 9001:2000 serta untuk meningkatkan kecocokan antara 2

standart ini.

3.8 Ciri-Ciri Sistem Managemen Lingkungan

Adapun ciri-cirinya sevagai berikut :

a. Bersifat dinamis dan selalu berkembang

b. Melibatkan banyak orang

c. Adanya ketergantungan dari setiap komponen yang ada

d. Terintegrasi dalam sistem informasi organisasi

e. Adanya konsistensi dalam kegiatan dan perilaku

f. Terdapat standar operasi dalam melaksanaan managemennya

g. Mencerminkan visi jangka panjang dan jangka pendek

3.9 Prosedur Pelaksanaan Sistem Manajemen Lingkungan

Prosedur Pelaksanaan SML (Sistem Manajemen Lingkungan) dapat dilihat sebagai

berikut:

Page 44: Tugas Makalah Ekologi

38

Gambar 3.5 Prosedur Pelaksanaan SIstem Manajemen Lingkungan

3.10 Bentuk Sistem Manajemen Lingkungan

Program-program lingkungan di Indonesia dirancang untuk dapat

memenuhi keperluan masa kini dan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk

keperluan masa yang akan datang. Program ini juga untuk mengakomodasikan

adanya perubahan situasi dan kondisi baik Nasional maupun Internasional.

Program-program Lingkungan di Indonesia yang dikoordinasikan oleh Bapedal

meliputi :

Page 45: Tugas Makalah Ekologi

39

1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

2. Program Kali Bersih (PROKASIH).

3. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

4. ADIPURA

5. Produksi Bersih (PRODUKSIH)

6. Program Penilaian Kinerja Lingkungan (PROPER)

7. Pengembangan Audit Lingkungan

8. Pengendalian Dampak Skala Kecil

9. Pengendalian Kerusakan Lingkungan

10. Pengendalian Pencemaran Kerja

11. Pengendalian Pencemaran Laut dan Pesisir

12. Pembinaan Laboratorium Lingkungan

13. Pengembangan Sumber Daya Manusia dan di Bidang Pengendalian Dampak

Lingkungan

14. Ekolabel*

15. Sistem Informasi Bapedal

16. Pengembangan Instrumen-instrumen Ekonomi

Ekolabel

Sistem Manajemen lingkungan dikembangkan untuk memberikan panduan

dasar agar kegiatan bisnis senantiasa akrab lingkungan. Kondisi lingkungan yang

memburuk akibat kegiatan manusia (yang pada gilirannya akan merusak tempat

Page 46: Tugas Makalah Ekologi

40

hidup bersama) sudah waktunya untuk dikendalikan. Jaminan bahwa suatu kegiatan

bisnis telah dikelola secara akrab lingkungan dapat ditunjukkan melalui adanya

Sertifikat atau Label Lingkungan. Dalam hal ini ISO telah membutihkan bahwa

Sistem Sertifikasi mampu memberikan stabilisasi tata kerja dalam upaya meraih hasil

yang konsisten. Oleh karena itu ISO-14000 Seri memberikan panduan pengelolaan

lingkungan bagi aktivitas bisnis.

Ekolabel diartikan sebagai kegiatan pemberian label yang berupa simbol,

atribut atau bentuk lain terhadap suatu produk dan jasa. Label ini akan memberikan

jaminan kepada konsumen bahwa produk/jasa yang dikonsumsi tersebut sudah

melalui proses yang memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan lingkungan.

Secara umum, tujuan Sertifikasi Ekolabel dapat berupa :

1. Meningkatkan kepedulian konsumen terhadap hubungan industri dan lingkungan

hidup

2. Meningkatkan kualitas lingkungan global

3. Meningkatkan pangsa pasar/daya saing produk

4. Mempromosikan program pengelolaan lingkungan/pengelolaan hutan lestari

5. Meningkatkan keyakinan penerimaan konsumen

6. Menunjukkan bahwa manajemen hutan yang baik dapat melestarikan

produksi,ekologi dan sosial.

Ekolabel dalam dunia perdagangan dapat dipersamakan juga dengan standart produk

berdasarkan :

Page 47: Tugas Makalah Ekologi

41

1. Harga produk yang tinggi wajar diberikan terhadap produk yang prosesnya

ramah lingkungan. Harga yang tinggi ini diharapkan dapat memberikan dorongan

atau insentif bagi produsen yang melakukan pengelolaan lingkungan. Apabila

kondisi tersebut terjadi, ekolabel sebagai standart benar benar dapat memberikan

nilai ekonomi bagi produsen, sehingga pengelolaan hutan lestari dapat

diwujudkan secara efektif.

2. Standart produk berguna untuk dapat memasuki pasar. Dalam hal ini standart

produk akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan peran produk terhadap

pasar

Ekolabel dalam dunia perdagangan dapat dipersamakan juga dengan standart produk

berdasarkan :

ISO-14000 memiliki beberapa seri, yaitu :

a. ISO 14001 : Sistem Manajemen Lingkungan

b. ISO 14010 – 14015 : Audit Lingkungan

c. ISO 14020 – 14024 : Label Lingkungan

d. ISO 14031 : Evaluasi Kinerja Lingkungan

e. ISO 14040 – 14044 : Assessment/Analisa Berkelanjutan

f. ISO 14060 : Aspek Lingkungan dari Produk

Page 48: Tugas Makalah Ekologi

42

Beberapa pengertian ISO- 14000 antara lain :

ISO-14000 :

Semua Sistem Manajemen Lingkungan yang dapat memberikan jaminan

(bukti) kepada produsen dan konsumen, bahwa dengan menerapkan sistem tersebut

produk yang dihasilkan/dikonsumsi, limbah, produk bekas pakai ataupun layanannya

sudah melalui suatu proses yang memperhatikan kaidah-kaidah atau upaya-upaya

pengelolaan lingkungan.

ISO-14001, SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

Bagian dari seri ISO-14000 yang merupakan suatu sistem yang

mengorganisasikan Kebijakan Lingkungan, perencanaan, implementasi, pemeriksaan,

tindakan koreksi dan tinjauan manajemen perusahaan dalam melaksanakan kegiatan

pengelolaan lingkungan sehingga tercapai perbaikan lingkungan yang bersifat terus

menerus atau berkesinambungan

ISO-14010 s/d 14015, AUDIT LINGKUNGAN

Suatu alat manajemen untuk menguji efektifitas atau kinerja perusahaan

dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan dengan menggunakan kriteria

audit yang disepakati, didokumentasikan dan hasilnya dikomunikasikan kepada klien.

3.11 Keuntungan perusahaan yang menerapkan ISO sebagai satu bentuk

EMS

Adapun keuntungan bagi erusahaan yang menerapkan ISO ini adalah sebagai

berikut:

Page 49: Tugas Makalah Ekologi

43

1. Perlindungan lingkungan

a) Mengurangi/meminilisasi limbah

b) Mengoptimalisasi sumber daya alam

c) Membantu mengatasi isu isu lingkungan

2. Dasar Persaingan Yang Setara

ISO-14000 akan mengurangi sekecil mungkin timbulnya perbedaan

perbedaan pembiayaan lingkungan oleh sebab perbedaan sistem/geografi.

3. Kesesuaian Terhadap Peraturan-peraturan Yang Ada

Dengan menggunakan Sertifikat ISO-14000 dalam pengelolaan lingkungan

terbuka kesempatan kemampuan telusuran dan kesesuaian dokumen-

dokumen dalam mendukung peraturan yang ada.

4. Terbentuknya Sistem Manajemen Yang Efektif

Dengan adanya bermacam-macam tuntutan terhadap perusahaan tentang

pengelolaan lingkungan hidup, sistem manajemen lingkungan akan

membuat pengelolaan lebih efektif dan mampu berkiprah dalam dunia

percaturan Internasional

5. Memiliki Kekuatan Pasar

a. Mampu memasuki pasar dengan produk ramah lingkungan

b. Meningkatkan peran pasar (Market Share)

c. Memenuhi persyaratan pelanggan

d. Membuka peluang investasi

Page 50: Tugas Makalah Ekologi

44

6. Pengurangan Biaya

Dasar utama dalam penekanan biaya adalah mengurangi penanganan

bahan kimia dan sisa-sisa/limbah lainnya. Lebih sedikit bahan

kimia/limbah, akan semakin sedikit biaya dan semakin tinggi tingkat mutu

air/tanah. Dengan ISO-14000 yang kesemuanya didasarkan penggunaan

standart, maka diharapkan semakin kecil peluang menyimpangnya

operasi. Biaya-biaya yang dapat dikurangi meliputi :

a) Biaya-biaya kesalahan

b) Biaya operasional yang terakumulasi

c) Biaya taksiran

7. Pengurangan Kerugian

Sistem akan melindungi atau meminimumkan akibat ke lingkungan, dan

juga meminimumkan akibat buruk bagi karyawan, pengurangan luka dan

penyakit jika perusahaan mengadopsi sistem manajemen lingkungan ISO-

14000

8. Meningkatkan Hubungan Masyarakat

Dalam “Gall-up” pool 1994, didapat bahwa warga di 24 negara (industri

dan sedang berkembang) mempertimbangkan perlindungan lingkungan

lebih penting dari pada pertumbuhan ekonomi. Jika perusahaan

mengembangkan program pengelolaan lingkungan, ini berarti

mengembangkan hubungan kemasyarakatan

9. Mengembangkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan

Page 51: Tugas Makalah Ekologi

45

Dengan dimilikinya sertifikat ISO-14001, pelanggan akan merasa lebih

aman dan lingkungannya terlindungi. Hal ini akan meyakinkan pelanggan

bahwa pemasok peduli lingkungan dan mempunyai dokumen yang sesuai

untuk mendukung pernyataan tersebut.

10. Mengembangkan Perhatian Manajemen Yang Lebih Tinggi

Di waktu yang lalu, departemen lingkungan dipandang oleh beberapa

perusahaan sebagai kegiatan pemborosan biaya. dengan ISO-14000

departemen lingkungan dipandang positif dan merupakan konponen

penting dalam perusahaan. keseluruhan proses dalam mencapai sertifikasi

ISO-14000 akan merangsang manajemen lebih berkembang dan lebih

menghargai pengelolaan lingkungan.

3.12 Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan di Indonesia

Studi kasus pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

Perkembangan industri dewasa ini telah menyebabkan krisis lingkungan dan

energi. Bermula dari dampak industri inilah maka organisasi dan industri dituntut

untuk meningkatkan pertanggungjawaban terhadap konservasi lingkungan.

Berdasarkan kondisi ini, maka tuntutan peraturan dunia terhadap pertanggungjawaban

organisasi dan industri dalam pengelolaan lingkungan menjadi meningkat. Sistem

Manajemen Lingkungan telah menjadi tuntutan dari pelanggan negara maju yang

secara sadar melihat pentingnya perlindungan terhadap lingkungan dilaksanakan

sejak dini untuk meminimalkan kerusakan lingkungan di masa depan.

Page 52: Tugas Makalah Ekologi

46

Berbagai macam organisasi semakin meningkatkan kepedulian terhadap

pencapaian dan penunjukan kinerja lingkungan yang baik melalui pengendalian

dampak lingkungan yang terkait dengan kegiatan, produk dan jasa organisasi yang

bersangkutan, konsisten dengan kebijakan dan tujuan lingkungan mereka. Hal

tersebut dilaksanakan dalam konteks semakin ketatnya peraturan perundang-

undangan, pengembangan kebijakan ekonomi dan perangkat lain yang mendorong

perlindungan lingkungan; dan meningkatnya kepedulian pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Banyak

organisasi telah melaksanakan kajian atau audit lingkungan untuk mengkaji kinerja

lingkungan mereka. Bila dilaksanakan tersendiri, kajian dan audit tersebut mungkin

tidak cukup untuk memberikan jaminan bahwa kinerja lingkungannya memenuhi dan

akan berlanjut memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan dan kebijakan

organisasi. Agar efektif, kajian dan audit tersebut perlu dilaksanakan dalam suatu

sistem manajemen yang terstruktur yang terintegrasi dalam organisasi tersebut.

Unilever melaporkan bahwa mereka berupaya menerapkan prinsip-prinsip tata

kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG) dalam setiap

kegiatan. Prinsip ini pun telah diintegrasikan ke dalam ‘Tujuan Perusahaan’ dan

‘Kode Etik Prinsip Bisnis’ Unilever. Dokumen-dokumen tersebut menjadi pedoman

bagi manajemen, karyawan, mitra dan juga para pihak yang berkepentingan dalam

aktivitas mereka.

Page 53: Tugas Makalah Ekologi

47

Berkelanjutan juga diterapkan secara langsung di dalam beberapa elemen tata kelola

perusahaan Uniever, antara lain:

a. Unilever bekerja sama dengan Safety and Environment Assurance Committee

(SEAC) atau Komisi Jaminan Keselamatan dan Lingkungan yang berkedudukan

di Inggris guna memastikan bahwa seluruh proses pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan keselamatan dan lingkungan dari produk dilakukan secara

terpisah dari keputusan komersial.

b. Central Safety, Health and Environment Committee (CSHEC) atau Komisi Pusat

Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan mengembangkan kebijakan, peraturan,

prosedur dan standar tentang kesehatan, keselamatan dan lingkungan, serta

menyebarluaskan perilaku yang aman dan penanganan investigasi kecelakaan.

Kode etik perusahaan yang diungkapkan dalam Kode Etik Prinsip Bisnis Unilever

yang berkaitan dengan lingkungan adalah:

Kode Etik Terhadap Lingkungan:

Unilever berkomitmen terhadap pengembangan manajemen dampak lingkungan

secara berkesinambungan dan terhadap tujuan jangka panjang berupa

mengembangkan bisnis yang berkesinambungan.

Page 54: Tugas Makalah Ekologi

48

Kebijakan Lingkungan PT. Unilever Indonesia, Tbk.

Efisiensi dalam produksi dampak lingkungan tempat produksi Unilever terbagi

atas dampak yang berasal dari luar (seperti penggunaan sumber daya dan energi) dan

dampak yang berasal dari dalam (seperti limbah cair dan sampah). Untuk mengelola

dampak ini sambil terus-menerus menyempurnakan proses produksi, Unilever

menerapkan Sistem Pengelolaan Lingkungan atau Environmental Management Sytem

(EMS) berdasarkan ISO 14001.

Elemen penting dari EMS Unilever adalah menetapkan dan meninjau sasaran

berdasarkan indikator kinerja utama atau key performance indicator (KPI). Setiap

tahun, Unilever mengumpulkan data dari pabrik Unilever di Cikarang dan Rungkut

berupa hasil pengukuran kinerja lingkungan yang penting. Data ini dibandingkan

dengan standar yang berlaku di Indonesia dan target global Unilever, kemudian

dihimpun dan dianalisis sebagai bagian dari system pelaporan kinerja lingkungan atau

Environmental Performance Report (EPR) global Unilever.

Dalam hal penggunaan energi dan air, Unilever menyatakan bahwa sejak 2003,

pabrik Unilever telah menerapkan berbagai program untuk mengurangi konsumsi

energi. Program ini telah mengurangi jumlah penggunaan energy pabrik sebanyak

37% dibandingkan 2005. Sejak 2005, pabrik Rungkut telah berhasil mengurangi

kebutuhan air dan mengurangi pembuangan air limbah dari proses produksinya

melalui pemasangan unit pengolah air limbah reverse osmosis. Teknologi ini

Page 55: Tugas Makalah Ekologi

49

menyediakan pengolahan air limbah canggih yang memungkinkan pemanfaatan air

buangan hasil daur ulang untuk boiler dan menara pendingin. Sementara itu, limbah

domestik dari toilet dan aktivitas pencucian masih dikirimkan langsung ke saluran

limbah milik kawasan industri.

Unilever melaporkan penanganan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) yang

telah dilakukannya, yaitu bahwa limbah B3 ini disimpan dalam ruang penyimpan

khusus, sebelum dibuang ke PPLI, sebuah perusahaan pembuangan limbah B3 yang

memenuhi standar lingkungan Indonesia dan internasional. Limbah padat dari

kegiatan pencucian reaktor dipandang sebagai limbah B3 dan karena itu dikirim ke

PPLI untuk pengolahan yang baik dan benar. Sedangkan untuk limbah yang tidak

berbahaya Unilever bekerja sama dengan Asosiasi Industri Daur Ulang Plastik

Indonesia (AIDUPI), kami memanfaatkan kemasan yang tidak terpakai atau bahan

plastik lainnya untuk membuat produk plastik seperti ember atau keset. Limbah lain

seperti drum kosong dan palet juga dikirimkan ke mitra untuk dipakai lagi atau didaur

ulang.

Pada 2003, Unilever telah mengganti bahan bakar boiler dari solar ke gas alam

yang mengandung relative lebih sedikit sulfur. Penggantian ini mengurangi emisi

SOx kami secara signifikan. Namun, pada dua tahun terakhir, pasokan gas ke

Rungkut tidaklah stabil, dan mereka terpaksa kembali memakai solar sambil mencari

Page 56: Tugas Makalah Ekologi

50

alternative bahan bakar rendah sulfur. Sementara itu, pabrik Cikarang tetap

memanfaatkan gas alam, sehingga mampu menjaga tingkat emisi SOx yang rendah.

Selain itu, Unilever berupaya mengurangi jumlah limbah tidak berbahaya yang

dihasilkan pabriknya yang mencakup limbah domestik, serta produk dan kemasan

yang tidak layak jual/pakai. Unilever berupaya memanfaatkan kembali atau mendaur

ulang limbah tersebut. Limbah yang tidak dapat dipakai atau didaur ulang lagi akan

dibuang ke tempat pembuangan akhir. Kini, lebih dari 4.800 ton/tahun limbah

pabriknya dipakai lagi atau didaur ulang oleh pihak ketiga. Bekerja sama dengan

Asosiasi Industri Daur Ulang Plastik Indonesia (AIDUPI), mereka memanfaatkan

kemasan yang tidak terpakai atau bahan plastik lainnya untuk membuat produk

plastik seperti ember atau keset. Limbah lain seperti drum kosong dan palet juga

dikirimkan ke mitra untuk dipakai lagi atau didaur ulang. Dengan demikian, jumlah

limbah yang didaur ulang terus meningkat sejak 2004.

Unilever juga berhasil mengurangi jumlah limbah yang dikirim ke tempat

pembuangan akhir melalui cara inovatif untuk membuang lumpur dari instalasi

pengolahan air limbah. Jumlah lumpur ini mencapai 5 ton per hari. Pada 2006, pihak

Unilever telah menandatangani nota kesepahaman dengan produsen semen (PT

Holcim) untuk mengolah lumpur air limbahnya sebagai bahan baku di pabrik mereka.

Sejak pendatanganan itu, Unilever tidak lagi mengirim lumpur apa pun ke tempat

pembuangan akhir.

Page 57: Tugas Makalah Ekologi

51

Salah satu instrumen untuk mencapai sasaran efisiensi lingkungan Unilever

adalah Total Productive Maintenance (TPM). Sejak tahun 1992, Unilever telah

memakai pendekatan TPM untuk menciptakan kondisi pabrik yang ideal. Kerangka

kerja TPM didasari oleh lima prinsip yaitu :

1. Seiri – Keteraturan. Pisahkan alat yang diperlukan dari alat yang tidak

diperlukan. Sediakan hanya alat yang diperlukan pada lantai produksi.

2. Seiton – Organisasi Tempat Kerja. Atur tempat kerja sehingga alat yang

diperlukan dapat diraih secara mudah dan cepat. Tempatkan sesuatu sesuai

dengan tempatnya.

3. Seiso - Pembersihan. Segera sapu, cuci, dan bersihkan semua yang berada di

tempat kerja setelah dipakai.

4. Seikhatsu - Kebersihan. Jaga kebersihan semua alat sehingga selalu siap dipakai.

5. Shitsuke - Kedisiplinan. Setiap orang memahami, mematuhi, dan menerapkan

aturan di pabrik.

Kelima prinsip ini dipercaya mampu membantu mereka dalam menjaga

peralatan sedekat mungkin dengan kondisi peralatan yang ideal, bekerja lebih efisien,

mengurangi waktu mesin tidak beroperasi, serta meningkatkan catatan keselamatan

kerja, kecelakaan fatal, kecelakaan berakibat hilang waktu atau lost time accidents

(LTA), kasus yang menghambat pekerjaan atau restricted work cases (RWC), serta

kasus yang menuntut perawatan kesehatan atau medical treatment cases (MTC).

Page 58: Tugas Makalah Ekologi

52

Pada dekade terakhir ini, unilever telah terus-menerus meningkatkan cara

pengumpulan dan pelaporan data. Pada tahun 2006, mereka mengundang URS

Verification Limited (URSVL) untuk mengaudit cara mereka mengelola catatan data

pemantauan lingkungannya. Berdasarkan hasil audit ini, pihak unilever telah

memperbaiki sistem pengelolaan datanya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya

kesalahan transkripsi, dan untuk mengembangkan sistem penelusuran data

lingkungan yang lebih baik. Semua ini dilakukan sebagai bukti komitmen dalam

penyediaan informasi yang lengkap dan akurat mengenai dampak lingkungannya.

Komitmen Unilever terhadap lingkungan ini telah mengundang perhatian

berbagai pihak. Selama tiga tahun terakhir, kami meraih peringkat “Hijau” untuk

kedua pabrik Unilever dari Kementerian Lingkungan Hidup, melalui penghargaan

PROPER. Peringkat hijau diberikan kepada perusahaan yang telah mencapai “emisi

nol”. Penghargaan tersebut membuktikan bahwa Unilever mampu kecelakaan fatal,

kecelakaan berakibat hilang waktu atau lost time accidents (LTA), kasus yang

menghambat pekerjaan atau restricted work cases (RWC), serta kasus yang menuntut

perawatan kesehatan atau medical treatment cases (MTC).

Eco Efisiensi dalam Produksi

Dampak lingkungan tempat produksi Unilever terbagi atas dampak yang

berasal dari luar (seperti penggunaan sumber daya dan energi) dan dampak yang

berasal dari dalam (seperti limbah cair dan sampah). Untuk mengelola dampak ini

sambil terus-menerus menyempurnakan proses produksi, kami menerapkan Sistem

Page 59: Tugas Makalah Ekologi

53

Pengelolaan Lingkungan atau Environmental Management Sytem (EMS) berdasarkan

ISO 14001. Strategi ini mencakup:

a) mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam, bahan baku dan kemasan

dan/atau energy,

b) meminimalkan buangan air limbah/sampah padat dan/atau emisi ke udara, dan

c) memaksimalkan produk jadi dengan meminimalkan produk gagal/rusak.

Salah satu contoh nyata produk dari Unilever yang ramah lingkungan adalah

produk deterjen yang dihasilkan. Sebagai produsen deterjen serbuk, PT. Unilever

mengklaim bahwa teknologi yang dilakukan dalam pengelolaan LAS adalah

melakukan sulfonasi, yaitu mengubah alkil benzen sulfonat. Selain itu upaya yang

dilakukan Unilever adalah mengubah rantai ABS yang bercabang menjadi Linier

Alkyl Benzen Sulfonat (LABS) sehingga lebih mudah terurai ke lingkungan.

Page 60: Tugas Makalah Ekologi

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan diatas , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a. Permasalahan lingkungan semakin populer pada akhir-akhir ini memerlukan

instrumen atau alat untuk mengelola permasalahan tersebut. ISO International

Organization for Standarization,adalah organisasi yang mengeluarkan ISO 14000

tentang standar internasional mengenai manajemen lingkungan, selain itu ada

ISO 9000 tentang manajemen pemastian mutu atau quality assurance

management system (QA Management System). Dengan ISO ini merupakan

instrumen untuk mengelola lingkungan.

b. Mengelola lingkungan hidup merupakan sebuah kewajiban bagi setiap manusia,

organisasi, maupun pemerintah. Pencapaian Unilever membuktikan bahwa

Sistem Manajemen Lingkungan tidak hanya membawa perubahan terhadap

lingkungan alam sekitar, tetapi juga terhadap perusahaan dan menjadi motivasi

bagi perusahaan lainnya untuk melakukan hal yang serupa atau bahkan lebih baik

lagi.

54

Page 61: Tugas Makalah Ekologi

55

4.2 Saran

Adapaun saran yang dapat ditarik berdasarkan hasil analisa di atas adalah sebagai

berikut :

a. Perlunya Sistem Manajemen Lingkungan terutama dalam bidang industri

sangatlah penting, mengingat seberapa besar dampak sebab akibar yang dapat di

timbulkan akibat dari proses produksi tersebut terhadap lingkungannya. Maka,

wajib bagi seluruh user industrialisasi menerapkan kebijakan yang sesuai dengan

Environmental Managemen Systems ini.

b. Selain itu juga, kepada rekan-rekan pembaca, penulis berharap adanya kritik dan

saran yang membangun, karena penulis menyadari makalah ini masih banyak

terdapat banyak kekurangan, serta agar kedepannya dapat lebih baik dan berguna

bagi kita semua.

Page 62: Tugas Makalah Ekologi

DAFTAR PUSTAKA

O’brien, James. Pengantar Sistem Informasi : Perspektif Bisnis dan Manajerial.

2008. Jakarta: Salemba Empat.

Reval, Hamand Rancangan Standar Nasional Indonesia: Sistem manajemen

lingkungan – Persyaratan dan panduan penggunaan. Badan Standardisasi Nasional

Shanda, Hanungga Sustainability Report 2006 PT Unilever Indonesia Tbk

Manajemen dalam ISO. Kementrian Lingkungan Hidup

Walker, David. .Environmental management systems: Information management and

corporate respon. Journal of Facilities Management. 2007. ABI/INFORM Global