makalah ekologi tumbuhan (kajian komunitas)

23
MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015 KAJIAN KOMUNITAS Disusun oleh : SYIFA RIZKA YOLANDA 140410120015 YUNISAH NIDANINGRUM 140410120028 SRI RATU DEWI PRIDANI 140410120030 AGINTA PUTRI REHULINA 140410120037 FITRI RIZKIA 140410120062 TONI NUARI 140410120071 WULAN RATNA KOMALA 1404101200 72 ANNAS DWITRI MALIK 1404101200 75 KELOMPOK 10 PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR

Upload: wulan-ratna-komala

Post on 26-Dec-2015

112 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Kajian Komunitas di Arboretum UNPAD

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN

SEMESTER GANJIL

TAHUN AJARAN 2014/2015

KAJIAN KOMUNITAS

Disusun oleh :

SYIFA RIZKA YOLANDA 140410120015

YUNISAH NIDANINGRUM 140410120028

SRI RATU DEWI PRIDANI 140410120030

AGINTA PUTRI REHULINA 140410120037

FITRI RIZKIA 140410120062

TONI NUARI 140410120071

WULAN RATNA KOMALA 140410120072

ANNAS DWITRI MALIK 140410120075

KELOMPOK 10

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2014

Page 2: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Taman gedung D2 Biologi adalah taman buatan yang disengaja dibuat oleh manusia

untuk memperindah estetika gedung Biologi. Di taman tersebut terdapat vegetasi tumbuhan

yang sangat bervariasi mulai dari semak, perdu, herba, liana dan bahkan ada juga pohon.

Komunitas tumbuhan adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari

beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan

bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun

komunitas itu sendiri, dengan organisme lain maupun dengan faktor lingkungannya.

Interaksi yang terjadi memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup suatu

komunitas maupun organisme hidup lain yang ada di taman D2 ini. Interaksi tumbuhan

dengan organisme hidup penyusun komunitas itu sendiri membentuk suatu sistem yang hidup

dan tumbuh serta dinamis seperti rantai makanan dan jaring-jaring makanan sedangkan

interaksi tumbuhan dengan faktor lingkungannya seperti iklim, topografi, dan tanah dapat

membuat ciri khas tempat tersebut, komunitas tumbuhan di taman D2 akan berbeda dengan

komunitas di tempat lain karena perbedaan faktor lingkungannya.

Oleh karena itu, pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan pada komunitas

tumbuhan, organisme lain dan faktor abiotik yang ada di taman D2, yang bertujuan untuk

melihat komponen-komponen penyusun komunitas di taman D2 dan melihat pula bagaimana

interaksinya dengan organisme lain dan faktor lingkungannya sebagai deskripsi umum

komunitas taman D2.

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum kajian komunitas ini adalah mengetahui deskripsi umum suatu

komunitas melalui identifikasi faktor-faktor biotik dan abiotik.

1.3. Lokasi dan Waktu Pengamatan

Page 3: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

Lokasi praktikum kajian komunitas ini adalah di taman sekitar gedung D2

Departemen Biologi Universitas Padjadjaran. Pengamatan dilakukan pada hari Selasa tanggal

23 September 2014 mulai pukul 07.00 - 10.00 WIB.

Page 4: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Alat dan Bahan

Alat yang dibutuhkan dalam pengamatan ini adalah buku catatan, alat tulis, dan

kamera. Buku catatan berfungsi untuk mencatat spesies yang ditemukan serta keterangan

lainnya yang dibutuhkan, alat tulis berfungsi sebagai alat untuk mencatat, dan kamera

berfungsi untuk mengambil gambar dari spesies yang ditemukan.

2.2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei yaitu dengan menjelajah seluruh

lokasi pengamatan. Area jelajah dibagi empat plot agar mudah dan cepat dalam pengumpulan

data. Setiap anggota kelompok melihat satu per satu tanaman yang ada di area pengamatan

dan mencatatnya dalam lembar kerja.

2.3. Prosedur

Penelitian dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat data /parameter biotik

tumbuhan dan hewan. Data parameter biotik tumbuhan terdiri dari nama spesies, fisiognomi,

fenologi, periodisitas, stratifikasi, dan kelimpahan. Sedangkan parameter biotik hewan terdiri

dari nama spesies, jumlah, aktivitas, dan habitat. Dalam melakukan pencatatan di lapangan,

pengamat terbagi ke dalam 3 kelompok. Kelompok 1 melakukan pengamatan di taman depan

gedung D2 hingga laboratorium bioetanol. Kelompok 2 melakukan pengamatan di taman

belakang gedung D2 hingga lahan parkir. Kelompok 3 melakukan pengamatan di taman

dekat laboratorium bioetanol hingga taman sebelah rumah kaca.

Page 5: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Tabel 3.1 Jenis – jenis Tumbuhan yang Ditemukan di Taman Gedung D2 Biologi

no Spesies Fisiognomi Fenologi Periodisitas Stratifikasi Kelimpahan1 Carica papaya Herba Dewasa Dewasa D jarang2 Canna indica Herba Anakan Muda E sangat jarang

3Codieum variegatum Perdu Dewasa Dewasa D Sangat jarang 

4Bauhinia purpurea Perdu Anakan  Muda D Banyak

5Mangifera indica Pohon Dewasa Berbunga C Jarang

6 Calathea lutea   Dewasa Berbunga D Jarang7 Mimosa pudica semak Dewasa dewasa   Banyak8 Salacca zalacca   Dewasa Dewasa D sangat jarang

9Bambusa vulgaris pohon anakan

tidak berbunga D sangat jarang

10 Plantago mayor semak

dewasa dan anakan

tidak berbunga E Banyak

11Oxalis corniculata semak

dewasa dan anakan

tidak berbunga E Banyak

12Centella asiatica semak

dewasa dan anakan

tidak berbunga E Banyak

13Canophullum inophyllum pohon

dewasa dan anakan berbunga B Jarang

14Monstera deliciosa` liana dewasa

tidak berbunga - banyak

15Syngonium podophyllum herba

dewasa dan anakan

tidak berbunga E banyak

16Pyrrosia piloselloides liana dewasa

tidak berbunga - banyak

17Cynamomum sp. pohon

dewasa dan anakan

tidak berbunga C banyak

18 Rhoeo discolor semak dewasa tidak E banyak

Page 6: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

berbunga

19Heliconia rostrata herba

dewasa dan anakan

tidak berbunga E banyak

20Arachis hypogea semak

dewasa dan anakan berbunga E banyak

21Pennisetum purpureum semak dewasa

tidak berbunga E banyak

22Neomarica longifolia herba dewasa berbunga E jarang

23Adiantum tenerum herba

dewasa dan anakan

tidak berbunga dan berbuah E banyak

24Leucaena leucepalla pohon dewasa berbuah B sangat jarang

25Pachysthacis lutea perdu dewasa berbunga D sangat jarang

26Jasminum sambac perdu dewasa berbunga D sangat jarang

27Aleurites molucanna pohon dewasa

tidak berbunga dan berbuah B sangat jarang

28Pachira aquatica perdu dewasa

tidak berbunga dan berbuah D sangat jarang

29Musa paradisiaca pohon dewasa berbuah C sangat jarang

30Pitirograma calomelanes herba

dewasa dan anakan

tidak berbunga dan berbuah E sangat jarang

31Araucaria cunninghamii pohon dewasa

tidak berbunga dan berbuah B jarang

32Passiflora coccinea Liana

dewasa dan anakan berbuah D jarang

33Artocarpus heterophyllus pohon dewasa

tidak berbunga dan berbuah D jarang

34 Areca catechu pohon

dewasa dan anakan berbuah C banyak

35 salacca zalacca perdu dewasa berbunga C jarang

36Dracaena angustifolia perdu dewasa

tidak berbunga dan berbuah D jarang

37 agave americana

herba dewasa dan

tidak berbunga

E jarang

Page 7: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

anakan dan berbuah

38 Aloe vera herba

dewasa dan anakan

tidak berbunga dan berbuah E jarang

39 Piper ornatum liana

dewasa dan anakan

tidak berbunga dan berbuah   jarang

40Capsicum annum herba dewasa

tidak berbunga dan berbuah E jarang

41Zingiber officinale herba

dewasa dan anakan

tidak berbunga dan berbuah E banyak

42Sonchus arvensis herba dewasa berbunga E jarang

43Solanum melongana herba dewasa

tidak berbunga dan berbuah E sangat jarang

44 Ficus elastica pohon dewasa

tidak berbunga dan berbuah B jarang

45Pandanus tectorius perdu dewasa

tidak berbunga dan berbuah B jarang

46 Ipomoea alba herba

dewasa dan anakan berbunga E jarang

47Alstonia scholaris perdu

dewasa dan anakan berbuah B sangat jarang

48 Solanum nigrum herba dewasa berbunga D sangat jarang

49Eichornia crassipes herba       jarang

50 Lasia spinosa herba       jarang

51Terminalia catappa pohon dewasa berbuah B jarang

52Acalypha siamensis semak

dewasa dan anakan

tidak berbunga dan berbuah E banyak

53Chlorophytum comosum semak

dewasa dan anakan

tidak berbunga dan berbuah E banyak

54Cinamommum zeylanicum pohon dewasa berbuah C jarang

55

Alternanthera ficoidea (jukut jatinangor) semak

dewasa anakan berbunga E jarang

56 Aristolochia ringens

liana dewasa tidak berbunga

E jarang

Page 8: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

dan berbuah

57Calliandra portoricensis Perdu

dewasa dan anakan

tidak berbunga dan berbuah E jarang

58

Alternanthera ficoidea (kriminil)          

59Lycopodium cernuum herba dewasa

tidak berbunga dan berbuah E banyak

60 Agathis damara pohon dewasa

tidak berbunga dan berbuah C jarang

61Solanum pseudocapsicum perdu dewasa berbunga E sangat jarang

62Alternantehera sp. perdu dewasa

tidak berbunga dan tidak berbuah E jarang

63Fragraria fragran perdu dewasa

tidak berbunga dan tidak berbuah D sangat jarang

64Lagerstroemia speciosa perdu dewasa

tidak berbunga dan tidak berbuah E jarang

65Ischaemum timorense perdu dewasa

tidak berbunga dan tidak berbuah E jarang

66Euphorbia longana pohon dewasa

tidak berbunga dan tidak berbuah B sangat jarang

67Codiaeum variegatum Perdu dewasa

tidak berbunga dan tidak berbuah D jarang

68 Agatis sp. Perdu dewasa

tidak berbunga dan tidak berbuah D jarang

69 Desmodium sp. Herba dewasa berbunga E banyak

70Elephanthopus scabes Herba dewasa berbunga E jarang

71Swietenia mahagoni pohon anakan Muda E jarang

72 Equisetum (pakupakuan) dewasa Dewasa E  banyak

Page 9: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

debile

73Lagerstroemia sp. Herba dewasa Dewasa E banyak

74 Ficus sp. pohon anakan Muda E jarang

75Cuphea hisofifolia semak dewasa

tidak berbunga dan tidak berbuah E banyak

76Capsicum frutescens Herba dewasa berbuah E jarang

77 Pteris sp. semak dewasatidak berbunga E jarang

78 Anthurium sp. semak

dewasa dan anakan berbunga E jarang

Tabel 3.2 Jenis – jenis Hewan yang Ditemukan di Taman Gedung D2 Biologi

No Nama Jumlah Aktivitas Lokasi1 Passer montanus 1 mencari makan depan komabi2 Semut hitam sedang banyak berjalan bangku U

3 Laba-laba 3 bersarangpohon nyamplung, kandang mencit

4 Belalang coklat 5 loncat tanah5 Lebah 2 terbang pohon nyampung6 Ngengat putih hitam banyak kawin pohon7 Semut hitam besar kepala merah 1 jalan tanah

8 Kupu-kupu coklat 2hinggap di buah palm pohon palm

9 Ulat bulu, kepompong banyak diam daun pohon palm10 lalat 1 hinggap daun11 Colocalia esculenta 1 terbang pohon nyamplung12 Bufo melanostictus 1 diem tangga belakang D213 Cyprinus carpio banyak berenang kolam sebelah kandang mencit14 belalang hijau 5 hinggap di daun taman depan D215 Apis indica 1 menghisap nektar taman depan D2

Dari data diatas dari berbagai aspek yang diamatai, dapat disimpulkan bahwa struktur dan

komposisi tanaman yang paling mendominasi di taman D2 ini, yaitu:

ASPEK TANAMAN

Fisiognomi Pohon dan herba

Fenologi Dewasa

Page 10: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

Periodisitas Sedang tidak berbuah dan

berbunga

Stratifikasi E

3.2. Pembahasaan

Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan untuk mengetahui deskripsi umum

suatu komunitas melalui identifikasi faktor-faktor biotik dan abiotik. Pengamatan dilakukan

pada hari Selasa tanggal 23 September 2014 di gedung Biologi (D2). Lokasi pengamatan

berada disekitar gedung perkuliahan sehingga dekat dengan aktivitas manusia. Pengamatan

dimulai pagi hari dengan kondisi cuaca yang cerah dan udara yang sejuk.

Taman gedung Biologi (D2) merupakan taman buatan, dapat dikatakan pula

ekosistem di taman ini adalah ekosistem buatan, yang sengaja dibuat oleh manusia. Hal ini

dapat dilihat dari tanaman yang dijumpai di sekitar taman, tanaman-tanaman tersebut berupa

tanaman hias dan tanaman obat. Tanaman hias yang ada di taman berfungsi untuk

meningkatkan aspek estetika di lokasi tersebut. Tanaman hias yang sering berbunga seperti

Neomarica longifolia, Pachysthacis lutea, dan Jasminum sambac biasa disinggahi oleh kupu

– kupu yang akan mengambil nektar dari bunga tersebut, kupu – kupu itu juga berperan

dalam penyerbukan bunga tersebut. Tajuk / kanopinya cukup rapat dari berbagai pohon di

taman yang berperan dalam menahan air hujan yang jatuh sehingga dapat mengurangi air

larian. Dengan adanya air hujan tersebut, kelembaban tanah akan tetap terjaga dan dapat

berpengaruh positif bagi makhluk hidup yang tinggal di dalam atau permukaan tanah.

Misalnya, kelembaban mempengaruhi penguapan cairan tubuh dan pemilihan habitat

yang cocok bagi serangga tanah (Haneda et. al., 2013). Taman Gedung D2 Biologi memiliki

permukaan yang sebagian daerahnya datar, sedangkan sebagian daerah lainnya landai.

Permukaan tanahnya ditutupi oleh berbagai jenis rumput.

Dilihat dari fisiognominya, taman D2 biologi ini, terdiri dari pohon, herba, semak,

dan perdu. Tanaman semak dan herba dapat menjadi habitat dari serangga permukaan tanah,

laba – laba, dan serangga loncat atau serangga dengan daya terbang rendah seperti belalang

sedangkan tanaman perdu dan pohon menjadi habitat hewan yang mempunyai daya terbang

tinggi, misalnya burung gereja (Passer montanus) dan walet sapi (Collocalia esculenta).

Page 11: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

Dari hasil pengamatan didapatkan jumlah spesies tumbuhan sebanyak 78. Tumbuhan

dengan fisiognomi semak terdapat paling banyak yaitu Mimosa pudica, Plantago mayor,

Oxalis corniculata, Centella asiatica, Rhoeo discolor, Arachis hypognea, Pennisetum

purpureum, Acalypha siamensis, Chlorophytum comosum, Alternanthera ficiodea (jukut

jatinangor), Altenanthera ficiodea (kriminil), Salacca zalazza, Cuphea hisofifolia, Pteris sp.,

Anthurium sp. Sedangkan tumbuhan dengan fisiognomi yang paling sedikit yaitu perdu

diantaranya Codieum variegatum, Bauhinia purpurea, Paschysthacis lutea, Jasminum

sambac, Pachira aquatic, Pandanus tectorius, Alstonia scholaris, Caliandra portoricensis,

Solanum pseudocapsicum, Alternanthera sp., Fragraria fragran, Lagerstroemia speciosa,

Ischaemum timorense, Agatis sp.

Secara umum, tumbuhan selain berfungsi sebagai penghasil oksigen yang membuat

keadaan sekitar menjadi sejuk, tumbuhan ini memiliki beberapa fungsi lain dari setiap

bagiannya. Akar dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan misalnya dari famili

Zingiberaceae yaitu Zingiber officinale, menyerap air dan mineral tanah, menahan erosi

dengan cara menahan kecepatan aliran air di permukaan dan menahan tanah agar tidak terjadi

longsor. Cara kerja akar ini seperti besi kolom yang masuk ke dalam menembus lapisan

tekstur tanah dan pada saat yang sama menahan partikel-partikel tanah dengan akar

serabutnya. Batang tumbuhan yang memiliki kambium dapat digunakan sebagai bahan papan

dan bahan furniture. Buah karena mengandung banyak vitamin digunakan untuk bahan

pangan. Bunga dapat digunakan sebagai hiasan. Dilingkungan kebun D2 banyak terdapat

berbagai jenis tumbuhan karena untuk menyeimbangkan dengan aktivitas manusia yang

membutuhkan banyak oksigen. Tumbuhan berukuran tinggi yang mempunyai banyak daun

menjadi tumbuhan peneduh, sedangkan tumbuhan berukuran berfungsi sebagai groundcover

(tanaman yang tumbuh di atas tanah yang digunakan untuk memberikan perlindungan dari

erosi dan kekeringan, dan untuk memperbaiki penampilan estetika). Selain itu dikarenakan

terpenuhinya zat unsur hara di dalam tanah, tekstur tanah yang sesuai untuk tumbuhan

tersebut, tercukupinya kebutuhan cahaya matahari dan air.

Fisiognomi tanaman yang ditemukan di taman gedung D2 kebanyakan pohon dan

herba yang kebanyakan fenologi dari tanaman –tanaman tersebut sudah dewasa, hal tersebut

diperkirakan karena tanaman-tanaman itu sudah ada sejak lama di lokasi D2. Bahkan

sebagian lainnya ditemukan dengan fenologi sudah dewasa dan memiliki anakan, hal ini

menandakan bahwa regenerasi tumbuhan-tumbuhan tersebut berjalan dengan baik.

Page 12: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

Periodisitas pada lokasi ini kebanyakan sedang tidak berbuah dan berbunga karena belum

memasuki musim berbunga dan berbuah.

Stratifikasi adalah pengelompokkan tanaman berdasarkan ukuran tinggi tanaman.

Menurut Indriyanto (2006), stratifikasi adalah distribusi tetumbuhan dalam ruangan vertikal.

Semua spesies tetumbuhan dalam komunitas tidak sama ukurannya, serta secara vertikal tidak

menempati ruang yang sama. Mempelajari profil (stratifikasi) sangat penting, untuk

mengetahui dimensi (bentuk) atau struktur vertikal dan horizontal suatu vegetasi di lokasi

yang dipelajari, dengan melihat bentuk profilnya akan dapat diketahui proses dari masing-

masing pohon dan kemungkinan peranannya dalam komunitas tersebut, serta dapat diperoleh

informasi mengenai dinamika pohon dan kondisi ekologinya.

Untuk mengetahui tumbuhan yang ada di taman D2 termasuk stratifikasi jenis apa,

dapat dilihat berdasarkan tinggi tumbuhannya. Pada pengamatan stratifikasi, jenis tumbuhan

yang diamati ada 78 jenis tumbuhan yang berbeda, kebanyakan tumbuhan diatas termasuk

dalam kategori semai atau berada pada stratifikasi E. Hal ini didasarkan oleh ketentuan

sebagai berikut :

- Stratifikasi A, tinggi pohon > 30 meter

- Stratifikasi B, tinggi pohon 15-30 meter

- Stratifikasi C, tinggi pohon 5-15 meter

- Stratifikasi D, tinggi pohon 1-5 meter

- Stratifikasi E, tinggi pohon 0-4 meter

Karena tumbuhan di D2 ini kebanyakan berupa tanaman hias yang berfisiognomi semak

dan herba sehingga masuk ke dalam kelompok stratifikasi E. Stratifikasi E merupakan

tumbuhan penutup tanah. Tumbuhan dewasa dan anakannya tidak jauh berbeda, masih sama-

sama terdapat pada kelompok stratifikasi E meski ukuran tingginya berbeda. Dewasa dari

tumbuhan-tumbuhan ini tidak akan melebihi ukuran dari stratifikasi E. Dari stratifikasi sudah

terlihat bahwa lokasi dari taman ini sudah terjamah oleh manusia, berada di tengah kehidupan

manusia dan di tengah aktivitas manusia.

Dilokasi ini juga ditemukan 14 jenis hewan yaitu, Passer montanus, Bufo sp.,

Prenolepis impairs, Apis indica, Calocalia esculenta, Cyprinus caprio, kupu-kupu coklat,

ulat bulu, lalat, laba-laba, belalang hijau, belalang coklat, dan ngengat. Hewan tersebut dapat

Page 13: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

berfungsi sebagai penyerbuk tanaman, sebagai dekomposer bagian-bagian tumbuhan yang

jatuh kepermukaan yang nantinya menjadi bahan organik yang dapat digunakan oleh

tumbuhan sebagai sumber nutrien. Selain interaksi tersebut, dapat terbentuk interaksi antara

hewan dan tumbuhan (saling makan-dimakan) yang disebut rantai makanan.

Rantai makanan merupakan proses pemindahan energy makanan dari sumbernya

melalui serangkaian jasad-jasad dengan cara makan-dimakan yang berulang kali

(Romimoharto dan Juwana, 1999 dalam Maria dkk., 2009). Berikut contoh rantai makanan

yang terdapat di lokasi D2.

Tumbuhan -> burung biji-bijian (Passer montanus), mati -> pengurai

Tumbuhan -> serangga herbivore (belalang) -> laba-laba -> burung pemakan serangga

(Calocalia esculenta), mati -> pengurai

Tumbuhan -> serangga herbivore (belalang) -> laba-laba -> kodok, mati -> pengurai

Page 14: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

Tumbuhan pada lokasi ini berperan sebagai produsen yaitu organisme yang dapat

menghasilkan zat makanan sendiri. Sedangkan hewan berperan sebagai konsumen.

Konsumen I (konsumen primer) biasanya diduduki oleh hewan herbivore. Konsumen II

(konsumen sekunder) diduduki hewan pemakan daging (karnivora) dan seterusnya.

Organisme yang menduduki tingkat tropic tertinggi disebut konsumen puncak. Konsumen I

pada rantai diatas yaitu burung biji-bijian (Passer montanus) dan serangga herbivore

(belalang), konsumen II laba-laba serta konsumen III (konsumen puncak) yaitu burung

pemakan serangga (Calocalia esculenta) dan kodok.

Di dalam suatu ekosistem, suatu organisme tidak hanya makan satu jenis makanan

saja dan juga dapat dimakan oleh beberapa jenis pemangsanya. Oleh karena itu terjadi

beberapa rantai makanan yang saling berhubungan. Sekumpulan beberapa rantai makanan

yang saling berhubungan disebut dengan jaring-jaring makanan (Kurniawan, 2008). Berikut

jaring-jaring makanan yang terbentuk pada lokasi D2

Tumbuhan belalang laba-laba Calocalia esculenta

kodok

Passer montanus

pengurai

Page 15: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

Dilokasi pengamatan ini ditemukan berbagai jenis hewan, diantaranya Passer

montanus, Semut hitam sedang, Laba-laba, Belalang coklat, Lebah, Ngengat putih hitam,

Semut hitam besar kepala merah, Kupu-kupu coklat, Ulat bulu, kepompong, dan Lalat. Dari

sebagian besar hewan yang ditemui adalah serangga. Serangga tersebut berfungsi untuk

penyerbukan tanaman, sebagai dekomposer bahan organik yang jatuh kepermukaan tanah

yang hasilnya dapat digunakan sebagai nutrisi untuk tumbuhan. Selain itu ditemukan juga

burung Passer montanus, burung ini berfungsi untuk membantu penyerbukan tumbuhan dan

tumbuhan itu sendiri sebagai bahan makanan. Tumbuhan dan hewan tersebut membentuk

interaksi seperti rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Salah satu komponen yang juga

sangat berperan dalam rantai makanan yaitu pengurai. Pengurai adalah makhluk hidup yang

menguraikan kembali zat-zat yang terdapat dalam tubuh hewan atau tumbuhan yang telah

mati. Contoh pengurai adalah bakteri dan jamur.

Page 16: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

BAB IVKESIMPULAN

Berdasarkan data hasil pengamatan pada praktikum kajian komunitas, diperoleh hasil sebagai

berikut:

1. Di taman Gedung D2 Biologi Unpad yang merupakan vegetasi buatan ditemukan 78

spesies tumbuhan dan 15 spesies hewan meliputi spesies yang telah teridentifikasi dan

belum teridentifikasi yang membentuk komunitas dalam ekosistem dan berinteraksi

dengan faktor biotik dan abiotik.

2. Interaksi dengan biotik yaitu antara tumbuhan dan hewan yang ditemukan membentuk

rantai makanan serta jaring-jaring makanan, sehingga terdapat produsen, konsumen 1,

konsumen 2 dan pengurai

3. Interaksi dengan abiotik berupa keadaan lingkungan seperti cuaca cerah, kanopi

cukup rapat dan permukaan tanah yang datar dan landai yang mempengaruhi

kehidupan tumbuhan dan hewan di lokasi tersebut

Page 17: Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)

DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, H. Umar, S. Ramlah. 2013. Komposisi Jenis Dan Penguasaan Ekologi Di Wilayah

Desa Pangi Kawasan Cagar Alam Pangi Binangga Kabupaten Parigi Moutong. Warta

Rimba Volume 1, Nomor 1 Desember 2013.

Haneda, N. F. , Cecep K., Fitria D. K. (2013). “Keanekaragaman Serangga di Ekosistem

Mangrove”. JURNAL SILVIKULTUR TROPIKA. Vol. 04 No. 01, Hal. 42 – 46

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta

Kurniawan, Arif. 2008. Biology Insight “Mengkaji Kehidupan, Memupuk Keimanan”.

Hamudha Prima Media Publishing. Jawa Barat.

Maria., Malik, A., Hasby, Muh., dan Fikri. 2009. Rantai Makanan Pada Ekosistem

Mangrove. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Nursal, Suwondo dan Irma Novita Sirait . 2013. Karakteristik Komposisi Dan Stratifikasi

Vegetasi Strata Pohon Komunitas Riparian Di Kawasan Hutan Wisata Rimbo Tujuh

Danau Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Biogenesis, Vol. 9, Nomor 2,

Februari 2013.