makalah skenario4.docx

26
Pendengaran yang Kurang Jelas Agnes Dua Nurak 102013214 B9 [email protected] Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara no. 6 Kebon Jeruk, Jakarta Abstrak Telinga adalah organ sensori yang menerima dan menghantarkan bunyi dari luar menuju ke otak. Struktur telinga dan komponen dalam telinga membantu proses pendengaran. Pendengaran adalah suatu proses menginterpretasikan suara yang masuk ke telinga yang dibawah menuju otak. Proses pendengaran adalah menerima bunyi dari luar telinga biasanya melalui udara masuk ke telinga kemudian diubah menjadi getaran agar dapat diterima di otak melalui reseptor pendengaran yang dibawah oleh saraf pendengaran. Dalam proses pendengaran terdapat gangguan pendengaran yaitu kekurangan pendengaran yang disebabkan oleh akibat lesi di dalam kanalis auditorius eksterna, telinga tengah, telinga dalam atau lintasan saraf auditorius yang sentral. Untuk mengetahui kekurangan pendengaran dapat dilakukan beberapa uji ketajaman pendengaran yaitu uji rinne, weber dan swabach.

Upload: agnes-niy

Post on 29-Sep-2015

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pendengaran yang Kurang JelasAgnes Dua [email protected] Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara no. 6 Kebon Jeruk, JakartaAbstrakTelinga adalah organ sensori yang menerima dan menghantarkan bunyi dari luar menuju ke otak. Struktur telinga dan komponen dalam telinga membantu proses pendengaran. Pendengaran adalah suatu proses menginterpretasikan suara yang masuk ke telinga yang dibawah menuju otak. Proses pendengaran adalah menerima bunyi dari luar telinga biasanya melalui udara masuk ke telinga kemudian diubah menjadi getaran agar dapat diterima di otak melalui reseptor pendengaran yang dibawah oleh saraf pendengaran. Dalam proses pendengaran terdapat gangguan pendengaran yaitu kekurangan pendengaran yang disebabkan oleh akibat lesi di dalam kanalis auditorius eksterna, telinga tengah, telinga dalam atau lintasan saraf auditorius yang sentral. Untuk mengetahui kekurangan pendengaran dapat dilakukan beberapa uji ketajaman pendengaran yaitu uji rinne, weber dan swabach. AbstractThe ear is a sensory organ that receives and delivers sound to the outside of the brain. Ear structures and components within the ear hearing aid . Hearing is a process of interpreting incoming sound into the ear to the brain below. The process of hearing is to receive sound from the outer ear through the air usually go into the ear and then converted into vibrations that can be received in the brain through the auditory receptors under by the auditory nerve. In the process there is a hearing loss that is caused by a deficiency hearing due to a lesion in the external auditory canal, middle ear, inner ear or auditory nerve central trajectory. To determine the hearing deficiency can be done several tests that test hearing acuity Rinne, Weber and swabach.PendahuluanSetiap hari kita dapat mendengar suara,suara yang berasal saat kita berkata-kata dan berkomunikasi atau suara yang berasal dari benda mati. Suara yang kita dengar ditangkap oleh telinga. Telinga adalah organ sensoris yang sensitif menerima dan mengubah suara menjadi impuls saraf yang diinterprestasi di pusat auditorik sensorik.1 Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran longitudinal molekul di lingkungan eksternal, yaitu masa pemadatan dan pelonggaran molekul yang terjadi berselang seling mengenai membran timpani.2 Pendengaran dalam hal ini gelombang suara membuat membran timpani bergetar sehingga osikel dan vestibuli fenestra bergetar yang kemudian menyebabkan perilimfe bergerak. Pendengaran merupakan persepsi saraf terhadap suara yang terdiri dari aspek identifikasi suara dan lokalisasinya.2 Apa bila dalam proses mendengarkan suara yang datang melalui udara terdapat gangguan seperti pendengaran yang kurang jelas atau sama sekali tidak mendengarkan bunyi maka dalam makalah ini kita perlu mengetahui fungsi pendengaran, struktur dari telinga sebagai organ sensoris dalam proses mendengar dan cara untuk mengkur ketajaman telinga agar dapat membandingkan dan mengetahui pendengaran yang normal dan tidak normal.Isi Fungsi pendengaran Telingan adalah bagian tubuh yang menjadi alat pendengaran bagi manusia. Telinga memiliki reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia yaitu bagian telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsangan bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah. Fungsi dari bagian bagian telinga yaitu Telinga luar : daun telinga (aurikel) untuk mengumpulkan gelombang suara ke saluran telinga dan saluran telinga (meatus articuticus eksternus) untuk menghasilkan minyak di bagian dindingnya dan mencegah hewan kecil masuk ketelinga.1 Telinga tengah : gendang telinga (membran timpani) untuk menangkap gelombang suara yang akan diubah menjadi getaran dan akan diteruskan ke tulang-tulang pendengaran. Terdapat pula saluran eustachius untuk menjaga tekanan udara antara telinga tengah dengan saluran telinga di bagian luar agar seimbang.1 Telinga dalam : rumah siput (koklea) yang banyak mengandung organ corti yaitu reseptor yang mengubah getaran yang diterima. Koklea berfungsi menjadi impuls saraf yang akan diteruskan ke otak. Ada juga saluran gelung (labirin) untuk mengetahui posisi tubuh atau sebagai alat keseimbangan.1

Suara merupakan sensasi yang dihasilkan saat getaran longitudinal molekul lingkungan luar yang menghantam membran timpani. 2 Gelombang suara merupakan getaran udara yang merambat yang terdiri dari area bertekanan tinggi disebabkan kompresi molekul udara dan area bertekanan rendah yang disebabkan oleh rarefaction molekul. Kecepatan suara adalah sekita 344 m/s pada suhu 20C di permukaan air laut. Semakin tinggi suara dan altitudenya, kecepatan rambat suara makin tinggi. 2Suara dikarakteristikan berdasarkan tone, intensitas dan kualitas. Pitch atau tone ditentukan oleh frekuensi getaran. Makin besar frekuensinya, makin tinggi pitch-nya. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi dari 20 sampai 20.000 Hz. Namun, yang paling sensitif adalah antara 1000-4000 Hz.2 Suara pria dalam percakapan normalnya sekitar 120 Hz sedangkan wanita mencapai 250 Hz.2 Jumlah pitch yang dapat dibedakan oleh orang normal adalah sekitar 2000, tetapi musisi yang terlatih dapat lebih dari itu. Suara yang paling mudah dibedakan nadanya adalah suara dengan frekuensi 1000-3000 Hz.2 Struktur pendengaranBagian bagian telinga dapat dilihat secara makro dan mikro. Telinga secara anatomis terbagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Telinga luar dan tengah berperan dalam transmisi suara melalui udara menuju telinga bagian dalam yang terisi cairan.Telinga luar/eksternus memiliki 2 bagian yaitu aurikula dan meatus akustik. Aurikuli menonjol dari samping terdiri dari fibrokartilago (tipis dan elastin), ditutupi kulit berbentuk corong yang mengantar gelombang suara menuju ke meatus akusticus eksterna.3 Meatus akustikus eksternus merupakan bentuk lintasan tubular sekitar 4 cm memanjang ke bagian temporal 1/3 bagian luar memiliki dinding kartilago dan 2/3 bagian dalam tulang. Meatus akustikus eksternus ini membentuk kanal yang melengkung , lengkungan dapan atas, lengkungan belakang atas dan lengkungan depan. Lengkungan ini bisa diluruskan oleh tarikan lunak pada aurikula dewasa ; pada bayi ditarik ke bawah-belakang.3 Ujung eksternal meatus bagian dalam ditutuo oleh membran timpani. Pada tepi kulit kartilago meatus terdapat rambut-rambut halus dan banyak kelenjar yang mengekskresi serumen yang melindungi kanal dari debu atau benda asing lain, sehingga untuk mengeluarkannya diperlukan penyemprotan.3Telinga bagian tengah merupakan ruang kecil dalam tulang temporl dipisahkan oleh mebran timpani dari telinga bagian luar, dinidng selanjutnya dibentuk oleh dinding bagian lateral telinga dalam.3 Rongga tersebut dikelilingi membran mukosa dan berisi udara yang masuk dari faring melalui saluran pendengaran. Hal ini membuat tekanan udara dari tiga tulang tipis yang disebut osikel yang menghantarkan getaran ke membran timpani melalui telinga dalam.membran timpani tipis dan semitransparan dan tempat melekatnya maleus, osikel yang pertama , melekat denga kuat ke permukaan dalam. Inkus berartikulasi dengan maleus dan stapes bagian dasar osikel yang menepel pada fenestra vestibuli dan mengarah ke bagian dalam telinga . dinding posterior telinga tengah terbuka tidak beraturan mengarah ke mastoid antrum dan membelok ke sekelompok sel udara mastoid, seperti sinus nasalis yanng terinfeksi.Telinga bagian dalam yang terletak di dalam bagian petrosa tulang temporal sekali lagi terbagi menjadi dua bagian: tulang labirin yang menonjol dan membran labirin. Tulang labirin terbagi menjadi tiga bagian: skala vestibula, skala koklea dan semisirkular.3 Koklea penting bagi fungsi pendengaran. Koklea adalah saluran berbentuk spiral yang membentuk dua pertiga putaran mengitari pusat tulang yang disebut modiolus.3 Menurut panjangnya saluran ini dibagi menjadi tiga terowongan oleh dua membran yaitu membran basilar dan membran vestibular yang merenggang dari modiolus ke dinding luar.3 Pada saluran bagian luar terdapat skala vestibuli perilimfe dan bergabung dengan puncak modiolus. Bagian ujung skala timpani yang lebih rendah ditutupi fibrosa fenestra koklea. Bagian tengah salurun disebut duktus koklear dan berisi endolimfe.3 Bentuknya sama dengan tulang labyrinth dan disebut membran labyrinth, di dalam duktus koklear terdapat ujung-ujung saraf pendengaran yang disebut sel-sel rambut. Komponen telinga Telinga luar : daun telinga dan liang telinga (meatus auditori eksternal) yang panjang kira-kira 25mm dan berujung pada gendang telinga atau membran timpani. Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.4 Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin yang berkelok-kelok, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Ada jaringan subkutan terdapat otot skelet. Pada meatus akusticus eksternus terbagi dua bagian yaitu satu per tiga luar dasarnya tulang rawan elastin dan dua per tida dalam dasarnya tilang temporal. Pada kulit meatus akusticus eksternus terdapatrambut halus, kelenjar sebasea dan kelenjar seruminosa. Kelenjar sebasea dan kelenjar sebasea bercampur menghasilkan serumen yang berguna mencegah serangga masuk, bersifat bakterisid. Serumen ini berwarna coklat seperti lilin. Telinga tengah yang merupakan rongga berisi udara mengandung tiga tulang auditorius yaitu melleus, incus dan stapes.4 Pembatas telinga luar dan tengah ada membran tiimpaniyang terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan luar yang dilapisi epidermis tipis, dan dalamya dilapisi epitel selapis kubis. Bagian tengah terdiri dari serat kolagen, fibroelastis. Tuba eustachii memiliki lebar 1 mm dan panjang 35 mm dan dilapisi epitel selapis gepeng yang bisa berangsung menjadi epitel selapis kubis atau epitel selapis silindris bersilia. Telinga dalam yang mengaandung koklea. Organ indera untuk pendengaran kanalis semisirkularis yang medeteksi rotasi kepada ddan vestibula yang berkenaan dengan posisi.4 Organ pendengaran dan keseimbangan sangat berkaitan dengan telingah tengah. Organ ini adalah saraf kranial NVIII. Telinga dalam terdiri atas tuba yang halus, rumit dan berisi cairan dukenal labirin membranosa. Bagian ini terletak di dalam tulang yang merupakan ruang tersembunyi di dalam tulang petrosa di dasar tungkai.4 Kanal semisirkularis berkenaan dengan rotasi dan berisis duktus semisirkularis yang masing-masing berujung pada ampula.4 Vestibula berkenaan dengan posisi dan berisis utrikulus dan sakulus. Koklea berkenaan dengan pendengaran ini berisi duktus koklear.4 Duktus semirsirkularis, utrikulus dan sakulus dilapisi epitel selapis gepeng. Setiap bagian labirin membranosa mengandung area yang berisi sel-sel rambut sensoris yang sangat halus yang mengirim impuls ke otak disepanjang saraf krania ke delapan.4 Di dalam tulang labirin terdapat cairan encer jernih kaya ion-ion natrium- perilimfe.4 Labirin membranosa adalah tuba tipis yang mengapung dalam perlimfe. Labirin membranosa mengandung cairan yang kya ion-ion natrium-endolimfe.4 Pada beberapa area labirin membranosa menebal oleh bercak epitel sensori yang terdiri dari ribuan sel-sel rambut. Area sensori ini ditutupi oleh massa gelatinosa yang keras.4 Gerakan relatif diantara sel-sel rambut dan area massa gelatinosa menyebabkan perubahan kecepatan dilepaskan impulf saraf. Setiap sel rambut mempunyai satu rambut besar yang menonjol sel-sel rambut tersebut dan sejumlah rambut-rambut kecil.4 Semua rambut tertanam dalam lapiasan massa gelatinosa di atasnya dan pada saat istirahat menghasilkan impuls saraf pada kecepatan mantap di sepanjang serabut sarafnya. Bila gerakan menyebabkan rambut kecil menekuk ke arah rambut besar makan kecepatan pelepasan impuls saraf meningkat. Bila gerakan menyebabkan rambut kecil menekuk menjauhi rambut besar maka kecepatan impuls saraf menurun.4 Karena sel sel rambut mengarah pada arah yang berbeda pada bagian bagian yang berbeda dari epitalium sensori, makan impuls saraf memberi otak informasi yang akurat tentang arah dan jumlah perubahan tempat korpus gelatinosa. Perubahan dari bentuk dasar ini terjadi pada koklea (mendeteksi vibrasi bunyi) di dalam urtikulus dan sakulus (yang mendeteksi posisi) dan di dalam kanalis semisirkularis (yang mendeteksi rotasi).4- Mekanisme pendengaranGelombang suara adalah suatu gelombang getaran udara yang timbul akibat getaran sebuah obyek.3 Untuk mengahsilkan suara, vibrasi harus berbeda pada kecepatan tertentu. Telinga manusia dirangsang hanya oleh vibrasi dengan kecepatan antara 30 samapi 30.000/detik.3 Getaran yang lambat menimulkan nada yang rendah dan vibrasi yang cepat menimbulkan suara yang tinggi. Inilah penyebab suara pria lebih rendah dari pada suara wanita.karena pita suara pria lebih panjang dan bergetar lebih lambat sementara pita suara wanita lebih pendek dan bergetar lebih cepat. Pertumbuhan laring yang cepat menyebabkan pita suara memanjang pada masa pubertas menyebabkan pita suara pecah. Gelombang suara dihantar dengan kecepatan 340 meter/detik lebih lambat daripada kecepatan cahaya3. Oleh karena itu kilat terlihat sebelum guntur. Gelombang suara secara normal dihantar oleh udara tetapi juga dapat melewati benda padat dan hantaran melalui benda padat lebih cepat dari pda hantaran udara.Daun telinga/ aurikel menyalurkan gelombang bunyi ke metaus auditorius eksternal di mana menyebabkan gendang telinga bergetar. Maleus terikat pada gendang telinga dan seterusnya osikel bergetar serta mentransmisikan getaran ke lempeng kaki stapes pada jendela oval telinga dalam.3 Getaran kemudian ditransmisikan ke koklea. Koklea adalah tuba menggelung dengan dasar bulbus seperti rumah siput. Koklea dibagi dalam tiga kompartemen/ skala. Skala atas/ vestibula bergabung pada labirin dasar dimana terleak jendela oval.3 Skala bawah/timpani berujung pada jendela bulat dasar koklea. Kedua skala ini mengandung perilimfe.3 Skala bagian tengah/ skala media yang mengandung endolimfe benar-benar tertutup . dasar dari skala media yaitu membran basillar yang menahan organ corti yaitu pita sel-sel rambut sensori dimana rambut-rambutnya yang meluas ke mebran tektorial di atasnya. Getaran ditransmisikan oleh lempeng kaki stapes ke skala vestibuli dari koklea.3 Dari sini getran dilanjutkan ke membran basillar yang melewati skala vestibuli timpanic.3 Getaran atas dan ke bawah dari membran basillar menekuk rambut-rambut dalam sel-sel organ Corti. Ini menyebabkan pembangkitan impuls saraf menjadi eningkat. Sel-sel rambut bagian dalam dan luar berbeda dan sensitivitasnya terhadap gerakan. Perbedaan ini membentuk dasar diskriminasi kenyaringan suara. Pola getaran pada membran basillar bervariasi sesuai tinggi nada dan bunyi memungkinkan tinggi nada dapat didskriminasi. Nada suara tinggi menyebabkan getaran bagian basal membran. Nada suara rendah menyebabkan semua membran bervibrasi/bergetar. Serabut saraf dari organ korti mempunyai korpus sel-selnya pada ganglion spiral berdekatan dengan koklea. Imuls saraf menjalar melalui saraf krnaial ke delapan dan batang otak ke lobus temporal di mana bunyi dianalisis. Pemeriksaan ketajaman pendengaranPendengaran terjadi lewat hantaran udara dan hantaran tulang.5 Pada hantaran udara gelombang suara mencapai liang telinga melalui perambatan udara memasuki kanalis auditorius sterna dan memuat membran timpani bergetar yang selanjutnya menggerakan meleus, inkus dan stapes.5 Gerakan footplate (pangkal) strapes menyebabkan perubahan tekanan dalam telinga tengah yang berisis cairan sehingga timbul gelombang berjalan dalam membran basillaris koklea.5 Pendengaran terjadi lewat hantaran tulang jika sumber suara yang bersentuhan dengan kepala menghasilkan vibrasi tulang tengkorak termasuk os temporalis sehingga menghasilkan gelombang yang berjalan pada membran basillaris. Pada ke dua keadaan tersebut, gelombang getaran bergerak dari basis ke apeks koklea. Bulu-bulu (stereosilia) pada sel rambut organ Corti yang terletak pada membran basilaris tertanam dalam mebran tektorial dan mengalami deformasi akibat gelombang getaran yang berjalan tersebut.5 Titik pergeseran membran basillaris yang ditentukan oleh frekuensi nada yang merangsangnya terjadi pada setiap gelombang yang berjalan. Gangguan indara pendengaran dapat terjadi akibat lesi di dalam kanalis auditorius eksterna, telinga tengah, telinga dalam atau lintasan saraf auditorius yang sentral. Lesi di dalam kanalis auditorius eksterna dan telinga luar akan menyebabkan gangguan pendengaran konduktif sedangkan perspektif yaitu lesi pada telinga dalam dan pada nervus craniallis ke delapan menimbulkan gangguan pendengaran sensorineural. Gangguan pendengaran konduktif dapat terjadi akibat obstruksi kanalis auditorius eksterna oleh suremen, debris serta benda asing.5 Pembengkakan pada dinding kanalis tersebut dan stenosis serta neoplasma pada kanalis auditorius eksterna. Perforasi membran timpani seperti yang terjadi pada otitis media kronik, disrupsi rangkaian osikuler seperti yang terjadi pada nekrosis procesus longus inkus akibat trauma atau infeksi, fiksasi osikulus seperti yang terjadi pada otosklerosis dan adanya cairan jaringan parut atau neoplasma dalam telinga tengah juga mengakibatkan gangguan pendengaran konduktif.5 Gangguan pendengaran sensorik/perspektif disebabkan oleh kerusakn sel rambut pada organ Corti yang terjadi akibat suara yang sangat keras , infeksi virus, obat ototoksik,, fraktur os temporalis, meningitis, ototsklerosis koklea, penyakit menre dan penuaan.5 Gangguan pendengaran yang terletak pada neuron terutama disebabkan oleh tumor angulus serebeli seperti neuroma akustikus tetapi keadaan ini juga dapat terjadi akibat kelainan neoplastik, vaskuler, demielinisasi, infeksi/degeneratif atau akibat trauma pada lintasan saraf auditorius yang sentral.5Kekurangan PendengaranYang dimaksud dengan kekurangan pendengaran adalah keadaan dimana seorang kurang dpat mendengar dan mengerti suara atau percakapan yang didengar.Usia. Pada lansia, struktur di telinga menjadi kurang elastis. Rambut-rambut halus rusak dan kurang mampu merespon gelombang suara. Gangguan pendengaran dapat berkembang selama beberapa tahun.Suara keras. Paparan suara keras misalnya, dari alat-alat listrik, pesawat terbang, senjata api, atau dari mendengarkan musik keras pada earphone dapat merusak sel-sel rambut di koklea. Parahnya kerusakan tergantung pada tingkat kenyaringan suara dan lamanya mendengar suara tersebut.Infeksi telinga. Saat infeksi telinga terjadi, cairan menumpuk pada bagian telinga tengah. Biasanya gangguan pendengaran karena infeksi telinga, bersifat ringan dan sementara. Namun, jika infeksi telinga tidak diobati, mereka dapat menyebabkan gangguan pendengaran berat dan jangka panjang.Lubang pada gendang telinga. Infeksi telinga, suara keras, trauma kepala, atau tekanan kuat di telinga saat terbang dalam pesawat atau melakukan scuba diving dapat membuat lubang di gendang telinga membran yang memisahkan saluran telinga dan telinga bagian tengah. Ini biasanya menyebabkan kehilangan pendengaran ringan atau sedang kecuali ada beberapa masalah lain.Penyakit atau infeksi. Campak, gondok, meningitis, dan penyakit Meniere adalah contoh-contoh beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.Tumor, baik yang jinak maupun ganas dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang parah. Ini termasuk neuroma akustik (schwannoma vestibular) dan meningioma. Orang yang memiliki tumor mungkin juga mengalami mati rasa atau kelemahan pada wajah dan dering di telinga.Sebuah benda asing di telinga. Ketika benda terjebak di telinga, mereka dapat memblokir pendengaran. Kotoran telinga substansi, tebal lengket yang biasanya mencegah bakteri dan zat asing lainnya dari memasuki telinga kadang-kadang dapat menumpuk dan mengeras di telinga, mematikan kemampuan untuk mendengar.Cacat telinga. Beberapa orang dilahirkan dengan struktur telinga yang tidak normal, yang mencegah mereka dapat mendengar dengan baikTrauma. Cedera seperti patah tulang tengkorak atau gendang telinga tertusuk dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang parah.Obat-obatan. Beberapa jenis obat, termasuk kelas aminoglikosida antibiotik (streptomycin, neomisin, kanamisin), aspirin, obat kemoterapi (cisplatin, carboplatin), Vicodin (dalam jumlah besar), antibiotik makrolida (eritromisin) dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Kadang-kadang efek ini bersifat sementara dan pendengaran akan kembali setelah Anda berhenti minum obat, tetapi dalam banyak kasus gangguan pendengaran menjadi permanen.Gen. Para ilmuwan telah mengidentifikasi gen tertentu yang membuat orang lebih rentan terhadap gangguan pendengaran yang parah, terutama yang berkaitan dengan usia gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran genetik sering dimulai dengan gangguan pendengaran yang didiagnosis saat lahir Beberapa penyebabkan kekurangan pendengaran perlu dilakuakn anamnesis yang luas dan cermat tentang riwayat terjadinya kekurangan pendengaran tersebut, pemeriksaan umum dan khusus (telinga, hidung dan tenggorokan ) yang teliti dan pemeriksaan penunjang (bila diperlukan seperti foto laboratorium).Ada 4 cara yang dapat kita lakukan untuk mengetes fungsi pendengaran penderita, yaitu : uji bisik , uji bisik modifikasi, tes garputala dan pemeriksaan audiometri. Ketajaman pendengaran sering diukur dengan suatu audiometri. Alat ini menghasilkan nada-nada murni dengan frekuensi melalui aerphon. Pada setiap frekuensi ditentukan intensitas ambang dan diplotkan pada sebuah grafik sebagai prsentasi dari pendengaran normal. Hal ini menghasilkan pengukuran obyektif derajat ketulian dan gambaran mengenai rentang nada yang paling terpengaruh.Audiometri nada murni adalah suatu sisitem uji pendengaran dengan menggunakan alat listrik yang dapat menghasilkan bunyi nada-nada murni dari berbagai frekuensi 250-500, 1000-2000, 4000-8000 dan dapat diatur intensitasnya dalam satuan (dB). Bunyi yang dihasilkan disalurkan melalui telepon kepala dan vibrator tulang ketelinga orang yang diperiksa pendengarannya.Audiometri tutur adalah system uji pendengaran yang menggunakan kata-kata terpilih yang telah dibakukan, dituturkan melalui suatu alat yang telah dikaliberasi, untuk mrngukur beberapa aspek kemampuan pendengaranPemeriksaan ketajaman pendengaran merupakan cara termudah untuk memeriksa kehilangan daya pendengaran. Pemakaian garpu talauntuk memeriksa kehilangan daya pendengaran lebih tepat dan seharusnya dilakukan tanpa memperhatikan hasil tes berbisik. Garpu tala dipegang pada tangakainya dan ujungnya dipukulkan dengan cepat pada telapak tangan. Jangan memukulnya pada kayu atau metal padat.Pemeriksaan pendengaran ini dapat diukur dengan beberapa cara yaitu

Uji rinneTes rinne membandingkan hantaran udara dan hantaran tulang. Tiap telinga diperiksa secara terpisah. Pemeriksa memukulkan garpu tala 512 Hz pada telapak tangannya dan meletakan tangkainya pada ujung mastoid.6 Kemudian pasien ditanya apakah ia mendengar bunyinya dan diminta untuk memberitahukan kapan ia tidak lg mendengar. Kalau pasien sudah tidak dapat mendengar gigi garpu tala yang sedang bergetar dapat diletakan di depan meatus aditorius eksternus pada telinga yang sama dan pasien ditanya apakah ia masih mendengarnya.6 Gigi garpu tala tidak boleh menyentuh rambut karena pasien mungkin menderita gangguan pendengaran tetapi masih dapat merasakm getarannya.6 Dalam keadaan normal hantaran udara (AC= Air Conductioner) lebih baik daripada hantaran tulang (BC= Bone Conductioner) dan pasien akan dapat mendengar garpu tala pada meatus auditorius eksternus setelah ia tidak dapat mendengarnya lagi pada ujung mastois.6 Ini adalah uji rinne positif (AB>BC).6 Tetapi pasien tuli konduktif mempunyai hantaran tulang yang baik dari pada hantaran udara : uji rinne negatif (BC>AC).6 Pasien dengan tuli sensorineural mengalami gangguan pada hantaran udara dan tulang, tetapi akan mempertahankan respons AC>BC yang normal.6

Ada 2 macam tes rinne , yaitu :a. Garputal 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan meatus akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnyab. Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya secara tegak lurus pada planum mastoid pasien. Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus. Kita menanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid). Tes rinne positif jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus akustikus eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang.Ada 3 interpretasi dari hasil tes rinne : 1) Normal : tes rinne positif 2) Tuli konduksi: tes rine negatif (getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama)3) Tuli persepsi, terdapat 3 kemungkinan :a) Bila pada posisi II penderita masih mendengar bunyi getaran garpu tala.b) Jika posisi II penderita ragu-ragu mendengar atau tidak (tes rinne: +/-)c) Pseudo negatif: terjadi pada penderita telinga kanan tuli persepsi pada posisi I yang mendengar justru telinga kiri yang normal sehingga mula-mula timbul. Kesalahan pemeriksaan pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun pasien. Kesalah dari pemeriksa misalnya meletakkan garputala tidak tegak lurus, tangkai garputala mengenai rambut pasien dan kaki garputala mengenai aurikulum pasien. Juga bisa karena jaringan lemak planum mastoid pasien tebal.Kesalahan dari pasien misalnya pasien lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garputala saat kita menempatkan garputala di planum mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garputala sudah berhenti saat kita memindahkan garputala kedepan meatus akustukus eksternus.

Uji weberUji ini membandingkan hantaran tulang pada ke dua telinga. Letakan garpu tala 512 Hz yang sedang bergetar dengan kuat pada bagian tengah dahi pasien. Tanyakan pasien apakah pasien mendengar atau merasa bunyi pada telinga kanan, telinga kiri atau bagian tengah dahi.6 Mendengar bunyi atau merasakan getarannya pada bagian tengah dahi adalah respon normal. Jika bunyi tersebut tidak terdengar di bagian tengah bunyi tersebut dikatakan mengalami lateralisasi dan ada gangguan pendengaran. Bunyi akan dilateralisasikan pada sisi yang terganggu pada tuli konduktif.6Tutuplah telinga kanan dan letakan garpu tala yangs sedang bergetar pada bagian tengah dahi anda. Jika mendengar bunyi telinga kanan artinya mengalami tuli konduktif; bunyi dilateralisasikan ke kanan.6 Pada tuli sensorineural bunyi tersebut tidak akan didengar pada sisi telinga yang terganggu tetapi akan terdengar atau terlokalisasi pada telinga yang tidak terganggu.6Interpretasi:a. Bila pendengar mendengar lebih keras pada sisi di sebelah kanan disebut lateralisai ke kanan, disebut normal bila antara sisi kanan dan kiri sama kerasnya.b. Pada lateralisai ke kanan terdapat kemungkinannya:1) Tuli konduksi sebelah kanan, missal adanya ototis media disebelah kanan.2) Tuli konduksi pada kedua telinga, tetapi gangguannya pada telinga kanan ebih hebat.3) Tuli persepsi sebelah kiri sebab hantaran ke sebelah kiri terganggu, maka di dengar sebelah kanan.4) Tuli persepsi pada kedua teling, tetapi sebelah kiri lebih hebaaaat dari pada sebelah kanan.5) Tuli persepsi telinga dan tuli konduksi sebelah kana jarang terdapat.

Uji swabachTujuan : Membandingkan daya transport melalui tulang mastoid antara pemeriksa (normal) dengan probandus.Dasar : Gelombang-gelombang dalam endolymphe dapat ditimbulkan oleh : getaran yang datang melalui udara. Getaran yang datang melalui tengkorak, khususnya osteo temporaleCara kerja : penguji meletakan pangkal garpu tala yang sudah digetarkan pada puncak kepala probandus. Probandus akan mendengarkan suara garpu tala itu makin lama makin melemah dan akhirnya tidak mendengar suara garpu tala lagi. Pada saat tidak mendengar suara garpu tala maka penguji segera memindahkan garpu tala itu ke puncak kepala pasien yang diketahui normal ketajaman pendengarannya (pembanding). Bagi pembanding dua kemungkinan dapat terjadi akan mendengar suara, atau tidak mendengar suara.

Kesimpulan Pendengran adalah proses menghantarkan bunyi masuk ke dalam telinga menuju ke otak untuk dapat diinterpretasikan. Untuk proses pendengaran melalui organ sesnsori pendengaran yaitu telinga yang terdiri dari strukur dan komponennya. Pendengaran yang kurang kelas disebabkan oleh gangguan konduktif dan gangguan perspektif. Yang dapat diukur ketajaman pendengaran melalui beberapa cara yaitu uji rinne, uji weber dan uji swabach.

Daftar Pustaka1. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed 6 EGC: Jakarta; 2011. hal. 232-25.2. Barrett E, dkk. Ganongs Review of Medical Physiology:Hearing & Equilibrium. 23rded. Singapore: Mc Graw Hill; 2011. p.203-13.3. Watson R. Anatomi dan fisologi. EGC: Jakarta; 2002. hal. 102-7.4. Cambridge comminication limited. Anatomi fisiologi: sistem lokomotor dan penginderaan. Ed 2. EGC: Jakarta; 2002. hal. 59-60.5. Isselbbacher, Braunwald, Wilson, dkk. Editor bahasa: Asdie H A. Harrison: prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam vol 1. Ed 13. EGC: Jakarta; 1995. hal. 20.6. Swartz M H. Buku ajar diagnostik fisik. EGC: Jakarta; 1995. hal.128-30.

Telinga luar : daun telinga (aurikel) untuk mengumpulkan gelombang suara ke saluran telinga dan saluran telinga (meatus articuticus eksternus) untuk menghasilkan minyak di bagian dindingnya dan mencegah hewan kecil masuk ketelinga.1Telinga tengah : gendang telinga (membran timpani) untuk menangkap gelombang suara yang akan diubah menjadi getaran dan akan diteruskan ke tulang-tulang pendengaran. Terdapat pula saluran eustachius untuk menjaga tekanan udara antara telinga tengah dengan saluran telinga di bagian luar agar seimbang.1Telinga dalam : rumah siput (koklea) yang banyak mengandung organ corti yaitu reseptor yang mengubah getaran yang diterima. Koklea berfungsi menjadi impuls saraf yang akan diteruskan ke otak. Ada juga saluran gelung (labirin) untuk mengetahui posisi tubuh atau sebagai alat keseimbangan.1Telinga luar : daun telinga dan liang telinga (meatus auditori eksternal) yang panjang kira-kira 25mm dan berujung pada gendang telinga atau membran timpani. Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.4 Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin yang berkelok-kelok, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Ada jaringan subkutan terdapat otot skelet. Pada meatus akusticus eksternus terbagi dua bagian yaitu satu per tiga luar dasarnya tulang rawan elastin dan dua per tida dalam dasarnya tilang temporal. Pada kulit meatus akusticus eksternus terdapatrambut halus, kelenjar sebasea dan kelenjar seruminosa. Kelenjar sebasea dan kelenjar sebasea bercampur menghasilkan serumen yang berguna mencegah serangga masuk, bersifat bakterisid. Serumen ini berwarna coklat seperti lilin. Telinga tengah yang merupakan rongga berisi udara mengandung tiga tulang auditorius yaitu melleus, incus dan stapes.4 Pembatas telinga luar dan tengah ada membran tiimpaniyang terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan luar yang dilapisi epidermis tipis, dan dalamya dilapisi epitel selapis kubis. Bagian tengah terdiri dari serat kolagen, fibroelastis. Tuba eustachii memiliki lebar 1 mm dan panjang 35 mm dan dilapisi epitel selapis gepeng yang bisa berangsung menjadi epitel selapis kubis atau epitel selapis silindris bersilia. Telinga dalam yang mengaandung koklea. Organ indera untuk pendengaran kanalis semisirkularis yang medeteksi rotasi kepada ddan vestibula yang berkenaan dengan posisi.4 Organ pendengaran dan keseimbangan sangat berkaitan dengan telingah tengah. Organ ini adalah saraf kranial NVIII. Telinga dalam terdiri atas tuba yang halus, rumit dan berisi cairan dukenal labirin membranosa. Bagian ini terletak di dalam tulang yang merupakan ruang tersembunyi di dalam tulang petrosa di dasar tungkai.4 Kanal semisirkularis berkenaan dengan rotasi dan berisis duktus semisirkularis yang masing-masing berujung pada ampula.4 Vestibula berkenaan dengan posisi dan berisis utrikulus dan sakulus. Koklea berkenaan dengan pendengaran ini berisi duktus koklear.4 Duktus semirsirkularis, utrikulus dan sakulus dilapisi epitel selapis gepeng. Setiap bagian labirin membranosa mengandung area yang berisi sel-sel rambut sensoris yang sangat halus yang mengirim impuls ke otak disepanjang saraf krania ke delapan.4 Di dalam tulang labirin terdapat cairan encer jernih kaya ion-ion natrium- perilimfe.4 Labirin membranosa adalah tuba tipis yang mengapung dalam perlimfe. Labirin membranosa mengandung cairan yang kya ion-ion natrium-endolimfe.4 Pada beberapa area labirin membranosa menebal oleh bercak epitel sensori yang terdiri dari ribuan sel-sel rambut. Area sensori ini ditutupi oleh massa gelatinosa yang keras.4 Gerakan relatif diantara sel-sel rambut dan area massa gelatinosa menyebabkan perubahan kecepatan dilepaskan impulf saraf. Setiap sel rambut mempunyai satu rambut besar yang menonjol sel-sel rambut tersebut dan sejumlah rambut-rambut kecil.4 Semua rambut tertanam dalam lapiasan massa gelatinosa di atasnya dan pada saat istirahat menghasilkan impuls saraf pada kecepatan mantap di sepanjang serabut sarafnya. Bila gerakan menyebabkan rambut kecil menekuk ke arah rambut besar makan kecepatan pelepasan impuls saraf meningkat. Bila gerakan menyebabkan rambut kecil menekuk menjauhi rambut besar maka kecepatan impuls saraf menurun.4 Karena sel sel rambut mengarah pada arah yang berbeda pada bagian bagian yang berbeda dari epitalium sensori, makan impuls saraf memberi otak informasi yang akurat tentang arah dan jumlah perubahan tempat korpus gelatinosa. Perubahan dari bentuk dasar ini terjadi pada koklea (mendeteksi vibrasi bunyi) di dalam urtikulus dan sakulus (yang mendeteksi posisi) dan di dalam kanalis semisirkularis (yang mendeteksi rotasi).4Conductive hearing Loss, disebabkan oleh masalah yang terjadi pada telinga luar atau tengah dan berkaitan dengan masalah penghantaran suara.Kemungkinan penyebab bisa dari tertumpuknya earwax atau kotoran telinga, infeksi atau pertumbuhan telinga bagian luar, adanya lubang pada gendang telinga, penyakit yang disebut dengan otosklerosis (yang menyebabkan rangkaian tulang-tulang pendengaran menjadi kaku dan tidak dapat bergetar) atau faktor keturunan. Conductive hearing loss biasanya bisa disembuhkan secara medis, namun bila tidak dapat maka alat bantu dengar biasanya dapat membantu mengatasinya.Sensorineural hearing loss, ini adalah istilah untuk menggambarkan adanya masalah pada telinga bagian dalam, baik di cochlea, syaraf pendengaran atau sistim pendengaran pusat (sering disebut tuli syaraf). Gangguan dengan tipe ini bisa disebabkan oleh berbagai hal namun kebanyakan disebabkan oleh kerusakan pada sel rambut didalam cochlea akibat penuaan, atau rusak akibat suara yang terlalu keras. 90% gangguan pendengaran adalah tipe Sensorineural hearing loss & jarang yang bisa diatasi secara medis, namun seringkali alat bantu dengar dapat membantu.Tipe ke tiga dari gangguan pendengaran disebut Mixed Hearing Loss (gangguan pendengaran campuran), dimana kondisi gangguan pendengarannya ada unsur konduktif & sensorineural. Banyak orang dengan gangguan pendengaran jenis ini dapat terbantu bila memakai alat bantu dengar.Usia. Pada lansia, struktur di telinga menjadi kurang elastis. Rambut-rambut halus rusak dan kurang mampu merespon gelombang suara. Gangguan pendengaran dapat berkembang selama beberapa tahun.Suara keras. Paparan suara keras misalnya, dari alat-alat listrik, pesawat terbang, senjata api, atau dari mendengarkan musik keras pada earphone dapat merusak sel-sel rambut di koklea. Parahnya kerusakan tergantung pada tingkat kenyaringan suara dan lamanya mendengar suara tersebut.Infeksi telinga. Saat infeksi telinga terjadi, cairan menumpuk pada bagian telinga tengah. Biasanya gangguan pendengaran karena infeksi telinga, bersifat ringan dan sementara. Namun, jika infeksi telinga tidak diobati, mereka dapat menyebabkan gangguan pendengaran berat dan jangka panjang.Lubang pada gendang telinga. Infeksi telinga, suara keras, trauma kepala, atau tekanan kuat di telinga saat terbang dalam pesawat atau melakukan scuba diving dapat membuat lubang di gendang telinga membran yang memisahkan saluran telinga dan telinga bagian tengah. Ini biasanya menyebabkan kehilangan pendengaran ringan atau sedang kecuali ada beberapa masalah lain.Penyakit atau infeksi. Campak, gondok, meningitis, dan penyakit Meniere adalah contoh-contoh beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.Tumor, baik yang jinak maupun ganas dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang parah. Ini termasuk neuroma akustik (schwannoma vestibular) dan meningioma. Orang yang memiliki tumor mungkin juga mengalami mati rasa atau kelemahan pada wajah dan dering di telinga.Sebuah benda asing di telinga. Ketika benda terjebak di telinga, mereka dapat memblokir pendengaran. Kotoran telinga substansi, tebal lengket yang biasanya mencegah bakteri dan zat asing lainnya dari memasuki telinga kadang-kadang dapat menumpuk dan mengeras di telinga, mematikan kemampuan untuk mendengar.Cacat telinga. Beberapa orang dilahirkan dengan struktur telinga yang tidak normal, yang mencegah mereka dapat mendengar dengan baikTrauma. Cedera seperti patah tulang tengkorak atau gendang telinga tertusuk dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang parah.Obat-obatan. Beberapa jenis obat, termasuk kelas aminoglikosida antibiotik (streptomycin, neomisin, kanamisin), aspirin, obat kemoterapi (cisplatin, carboplatin), Vicodin (dalam jumlah besar), antibiotik makrolida (eritromisin) dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Kadang-kadang efek ini bersifat sementara dan pendengaran akan kembali setelah Anda berhenti minum obat, tetapi dalam banyak kasus gangguan pendengaran menjadi permanen.Gen. Para ilmuwan telah mengidentifikasi gen tertentu yang membuat orang lebih rentan terhadap gangguan pendengaran yang parah, terutama yang berkaitan dengan usia gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran genetik sering dimulai dengan gangguan pendengaran yang didiagnosis saat lahirAda 3 interpretasi dari hasil tes rinne : 1) Normal : tes rinne positif , 2) Tuli konduksi: tes rine negatif (getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama), 3) Tuli persepsi, terdapat 3 kemungkinan : a) Bila pada posisi II penderita masih mendengar bunyi getaran garpu tala. b) Jika posisi II penderita ragu-ragu mendengar atau tidak (tes rinne: +/-), c) Pseudo negatif: terjadi pada penderita telinga kanan tuli persepsi pada posisi I yang mendengar justru telinga kiri yang normal sehingga mula-mula timbul. Interpretasi weber: a. Bila pendengar mendengar lebih keras pada sisi di sebelah kanan disebut lateralisai ke kanan, disebut normal bila antara sisi kanan dan kiri sama kerasnya. b. Pada lateralisai ke kanan terdapat kemungkinannya: 1) Tuli konduksi sebelah kanan, missal adanya ototis media disebelah kanan., 2) Tuli konduksi pada kedua telinga, tetapi gangguannya pada telinga kanan ebih hebat., 3) Tuli persepsi sebelah kiri sebab hantaran ke sebelah kiri terganggu, maka di dengar sebelah kanan., 4) Tuli persepsi pada kedua teling, tetapi sebelah kiri lebih hebaaaat dari pada sebelah kanan., 5) Tuli persepsi telinga dan tuli konduksi sebelah kana jarang terdapat.