makalah chapter 3.docx

21
L.O 1: Teori Regulasi yang Relevan terhadap Akuntansi dan Audit ( The Theories of Regulation Relevant to Accounting and Auditing ) Terdapat beberapa teori yang relevan untuk memahami peraturan dari laporan keuangan, yaitu: Teori Efisiensi Pasar (Theory of Efficient Market) Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Regulasi (Theories of Regulation) A. Teori Efisiensi Pasar (Theory of Efficient Market) Teori ini berpendapat bahwa pasar akan berfungsi dengan sangat baik ketika tidak terdapat campur tangan dari pemerintah. Hal ini mencerminkan sejauh mana informasi mampu memengaruhi perusahaan dan memengaruhi pasar. Efisiensi pasar juga akan terbentuk ketika kekuatan permintaan (demand) dan penawaran (supply) saling bertemu. Hal inilah yang akan membentuk perilaku pasar (market behavior), sehingga berpengaruh terhadap arus informasi dan modal. Informasi yang beredar di pasar sejatinya merupakan barang publik, termasuk pula informasi akuntansi. Informasi tersedia secara luas bagi siapa saja yang membutuhkannya dan tidak diperlukan biaya yang besar untuk mendapatkannya. Informasi bersifat acak dan tidak terikat, dimana setiap informasi yang ada di pasar tidak terpengaruh oleh informasi lainnya, setiap pelaku 1

Upload: nabilaisnawati

Post on 23-Dec-2015

56 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Chapter 3.docx

L.O 1: Teori Regulasi yang Relevan terhadap Akuntansi dan Audit ( The

Theories of Regulation Relevant to Accounting and Auditing )

Terdapat beberapa teori yang relevan untuk memahami peraturan dari laporan

keuangan, yaitu:

Teori Efisiensi Pasar (Theory of Efficient Market)

Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori Regulasi (Theories of Regulation)

A. Teori Efisiensi Pasar (Theory of Efficient Market)

Teori ini berpendapat bahwa pasar akan berfungsi dengan sangat baik ketika

tidak terdapat campur tangan dari pemerintah. Hal ini mencerminkan sejauh mana

informasi mampu memengaruhi perusahaan dan memengaruhi pasar. Efisiensi

pasar juga akan terbentuk ketika kekuatan permintaan (demand) dan penawaran

(supply) saling bertemu. Hal inilah yang akan membentuk perilaku pasar (market

behavior), sehingga berpengaruh terhadap arus informasi dan modal.

Informasi yang beredar di pasar sejatinya merupakan barang publik,

termasuk pula informasi akuntansi. Informasi tersedia secara luas bagi siapa saja

yang membutuhkannya dan tidak diperlukan biaya yang besar untuk

mendapatkannya. Informasi bersifat acak dan tidak terikat, dimana setiap

informasi yang ada di pasar tidak terpengaruh oleh informasi lainnya, setiap

pelaku dapat memperolehnya pada rentang waktu yang tidak jauh berbeda.

Konsep informasi ini sedikit berbeda dengan praktiknya terhadap informasi

akuntansi. Terdapat kecenderungan bahwa perusahaan akan memonopoli

informasi akuntansi miliknya sendiri, sehingga pasar tidak dapat mengetahui

informasi akuntansi terkait. Dalam kondisi ini, pasar tidak dapat dibiarkan

membentuk perilakunya sendiri, pemerintah tetap harus turut campur dalam hal

memberikan batasan dan aturan yang bertujuan demi kepentingan pengembangan

pasar dan pertumbuhan ekonomi.

Oleh sebab itu, sebuah pasar dapat dikatakan efisien ketika memenuhi

kondisi berikut:

1

Page 2: Makalah Chapter 3.docx

Tidak diperlukan biaya atas perolehan informasi dan transaksi,

Informasi tersedia bebas bagi setiap pelaku pasar yang

membutuhkan,

Pelaku pasar memiliki hak yang sama atas implikasi informasi yang

tersedia.

B. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori ini menjelaskan hubungan antara beberapa pihak dalam perusahaan,

yaitu principal dan agent. Principal merupakan pihak yang memberikan mandat

kepada pihak lain untuk bertindak atas nama principal, biasanya merupakan pihak

yang memiliki kedudukan lebih tinggi di dalam perusahaan. Sementara agent

merupakan pihak yang diberikan mandat untuk berlaku atas nama principal

dengan batasan-batasan yang ditentukan. Agent memiliki kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan tugasnya kepada principal, apakah sesuai dengan yang

diamanahkan atau tidak.

Perkembangan dan penerapan agency theory mengacu pada konsep

maximizing wealth bagi principal yang dilakukan oleh agent. Sehingga dapat

dikatakan bahwa teori ini menekankan pada hubungan principal dan agent terkait

pada pemberian jasa dan delegasi wewenang pengambilan keputusan yang

dilakukan oleh agent. Adapun proporsi wewenang yang dialihkan tetap

memperhitungkan cost and benefit secara keseluruhan.

Namun, dengan asumsi bahwa individu bertindak memaksimalkan

kepentingannya sendiri akan menimbulkan adanya agency problem, salah satunya

adalah ketidakseimbangan informasi (assymetrical information). Hal ini

dikarenakan agent sebagai pihak yang diberi amanah berada pada posisi yang

memiliki informasi lebih banyak dibandingkan dengan principal. Sekalipun pada

awalnya telah terbentuk kesepakatan terkait hak dan kewajiban, agent akan

terdorong untuk menyembunyikan informasi dari principal.

Permasalahan yang mungkin muncul antara lain:

Agent mencoba memaksimalkan kesejahteraannya sendiri melalui

minimalisasi biaya. Minimalisasi biaya ini tidak berarti bahwa agent

2

Page 3: Makalah Chapter 3.docx

berusaha untuk memaksimalkan value of the firm. Sehingga, agent

diasumsikan akan memilih prinsip akuntansi yang memaksimalkan

kesejahteraan pribadinya.

Agent dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam

laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi perilaku oportunis

tersebut adalah melalui corporate governance yang menerapkan: transparansi

(transparency), akuntabilitas (accountability), keadilan (fairness), dan

responsibilitas (responsibility). Selanjutnya, hasil audit yang wajar dapat dijadikan

sebagai alat untuk meyakinkan pihak luar perusahaan, pemilik, serta kreditur.

Bahwasannya kegiatan perusahaan dan pencatatan yang dilakukan telah sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

C. Teori Regulasi (Theories of Regulation)

1) Public Interest Theory

Public interest theory merupakan regulasi yang terjadi karena tuntutan

publik dan muncul sebagai koreksi atas kegagalan pasar (market failure).

Contoh dari kegagalan pasar antara lain: (1) rendahnya persaingan pasar, (2)

adanya informasi yang tidak sempurna, (3) halangan untuk memasuki pasar,

serta (4) yang termasuk barang publik hanya beberapa produk tertentu.

Kegagalan pasar dapat juga disebabkan oleh arus informasi yang belum

optimal, disebabkan oleh:

Perusahaan yang belum sepenuhnya mengungkapkan informasi,

Adanya penyelewengan informasi,

Penyajian informasi yang tidak semestinya.

Dalam teori ini, diasumsikan bahwa pemerintah pusat memiliki

perhatian terhadap masyarakatnya sehingga mendorong maksimalisasi

kesejahteraan sosial. Sehingga, pemerintah membuat aturan untuk

mengatasi market failure sebagai respon terhadap public demand. Meskipun

pada dasarnya, adalah sebuah ketidakmungkinan untuk menyenangkan

semua orang. Oleh sebab itu, konsep ini menimbulkan moral hazard:

regulator akan berlaku sebagai pemegang kendali secara umum ataukah

3

Page 4: Makalah Chapter 3.docx

berlaku untuk mendahulukan kepentingan masyarakat, serta trade off atara

biaya regulasi dan manfaat sosial bagi masyarakat.

2) Regulatory Capture Theory

Regulatory capture theory disebut juga sebagai interest group theory,

dimana regulasi yang disajikan bertujuan untuk memenuhi kepentingan

kelompok tertentu agar memaksimalkan kesejahteraan anggotanya.

Regulatory capture theory mengasumsikan:

Masyarakat selalu rasional secara ekonomis; berupaya mencapai

kesejahteraan pribadi dari regulasi yang diterapkan pemerintah dan

regulasi yang memberikan keuntungan pada mereka,

Pemerintah sebagai regulator tidak selalu memiliki peran yang

independen untuk menentukan regulasi, akan muncul tekanan dari

kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan untuk menerima

distribusi kesejahteraan (wealth).

Dalam teori ini, dapat dikatakan bahwa pihak-pihak yang menjadi

subjek peraturan berusaha ‘mengendalikan’ pembuat aturan untuk memihak

pada kepentingan mereka. Sehingga, tidak jarang ditemukan realita bahwa

proses pembuatan peraturan banyak didominasi oleh banyak sudut pandang.

3) Private Interest Theory

Private interest theory menjelaskan bahwa terdapat peraturan yang

dibuat berdasarkan kepentingan kelompok-kelompok tertentu yang memiliki

kekuasaan dalam membuat peraturan. Peraturan ini diperuntukkan bagi

kelompok-kelompok yang memiliki kuasa. Hal ini bukan berarti

kepentingan kelompok dapat selalu dinilai tidak baik, namun ada kalanya

ketika kepentingan suatu kelompok tidak terpenuhi, mereka akan membuat

peraturannya sendiri yang dapat mendukung terjaga dan tercapainya

kepentingan kelompok mereka tersebut. Dimana peraturan ini tidak akan

memberikan pengaruh apa-apa terhadap peraturan lainnya. Dalam teori ini,

pemerintah tetap memiliki power to coerce dan berusaha memaksimalkan

kesuksesan pemerintahannya.

4

Page 5: Makalah Chapter 3.docx

LO 2: Pengaplikasian Teori Regulasi dalam Praktik Akuntansi dan Audit

A. Aplikasi Public Interest Theory

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa dengan menerapkan public

interest theory, pemerintah mengintervensi regulasi pelaporan keuangan sebagai

respon atas terjadinya kegagalan pasar dan kepentingan publik.

Contoh pengaplikasiannya adalah dirilisnya Sarbanes-Oxley Act pada tahun

2002. Hal ini merupakan langkah yang dilakukan pemerintah pada saat itu akibat

adanya kasus Enron-Arthur Andersen. Dampak dari kasus tersebut yang

mematikan kepercayaan para investor terhadap auditor, dinilai sebagai suatu

kegagalan pasar. Dalam hal membenahi kegagalan pasar tersebut, pemerintah

memutuskan untuk mengeluarkan peraturan Sarbanex Oxley tersebut.

B. Aplikasi Capture Theory

Capture theory, sebagai pengembangan dari public interest theory,

menyatakan bahwa dalam kenyataannya terdapat pihak yang berusaha

memengaruhi pemerintah dalam melakukan intervensi. Hal tersebut dilakukan

oleh pihak tersebut untuk melindungi pihak-pihak yang akan terkena dampak dari

kebijakan yang akan dibuat.

Contohnya adalah keberadaan DSAK yang dalam praktiknya dapat

memengaruhi pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan, seperti kebijakan untuk

mengadopsi IFRS yang ditetapkan bagi pihak tertentu. Hal ini dilakukan oleh

DSAK karena DSAK dianggap mengerti bagaimana keberlanjutan dari

terimplementasikannya kebijakan tersebut.

C. Aplikasi Private Interest Theory

Menurut Deegan (2004: 36), private interest theory menyatakan bahwa

masing-masing pihak memiliki kepentingannya sendiri. Bahkan, pemerintah pun

dalam hal ini dianggap sebagai pihak yang tidak netral karena memiliki

kepentingan, seperti kepentingan politik, dan sebagainya.

Untuk itu, Godfrey menyatakan bahwa dalam pemberlakuan regulasi harus

mengakui peran pihak lain, seperti peran kementerian. Hal ini dianggap penting

5

Page 6: Makalah Chapter 3.docx

untuk mempertahankan kondisi netral yang dapat mengurangi kerugian yang

terlalu besar pada pihak tertentu.

D. Penentuan standar sebagai proses politik

Dalam bukunya, Godfrey menyebutkan bahwa pengaturan standar akuntansi

juga menjadi suatu proses politik. Dapat dikatakan demikian karena standar

akuntansi dapat menjadi keuntungan bagi suatu pihak tertentu yang di lain pihak

merasakan kerugiannya. Untuk itulah diperlukan regulasi akuntansi yang berbeda

pada kelompok yang berbeda.

1) Instrumen Keuangan

Salah satu regulasi terkait laporan keuangan yang ditetapkan adalah

regulasi yang berkaitan dengan instrument keuangan, seperti adopsi IAS 39

yang membahas pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan. Dalam

jurnal yang dirilis oleh UAJY, adopsi IAS 39 di Indonesia kemudian

digantikan dengan PSAK 55 yang tentunya telah melalui berbagai

pertimbangan.

2) Aset tak berwujud (intangible asset)

Selain regulasi yang berkaitan dengan instrumen keuangan, aset tak

berwujud juga menjadi salah satu objek yang ditetapkan regulasinya. Hal ini

diatur dengan adanya pemberlakuan IAS 38.

LO 3: Kerangka Peraturan dalam Pelaporan Keuangan

Dalam proses pelaporan keuangan, banyak pihak yang mempunyai peran

aktif di dalamnya. Pihak-pihak tersebut yaitu manajemen perusahaan sebagai

penyusun laporan keuangan, hingga pihak auditor eksternal dan pembuat

kebijakan (seperti pemerintah dan bursa saham). Aktivitas-aktivitas yang

dilakukan oleh pihak-pihak tersebut akan dipengaruhi oleh lingkungan dimana

proses pelaporan keuangan berlangsung, seperti pengaturan hukum, ekonomi,

sosial dan politik. Fitur-fitur dari lingkungan yang spesifik tersebut membentuk

sebuah kerangka peraturan dalam pelaporan keuangan. Berikut adalah elemen-

elemen yang terdapat di kerangka peraturan dalam pelaporan keuangan: statutory

requirements (dasar hukum), corporate governance (tatakelola perusahaan),

6

Page 7: Makalah Chapter 3.docx

auditors and oversight (auditor dan pengawasan), dan independent enforcement

bodies (organisasi regulator mandiri).

1) Statutory Requirements

Statutory Requirements merupakan dasar hukum atau peraturan yang

mengatur proses pelaporan keuangan. Beberapa contoh peraturan-peraturan

yang mengatur proses pelaporan keuangan di Indonesia, yaitu:

Undang-Undang Perseroan Terbatas yaitu UU No. 40 Tahun

2007 yang mengatur tentang Perseroan Terbatas dan didalamnya

diatur mengenai laporan tahunan sebuah PT yang harus disusun

oleh sebuah perusahaan. Dalam UU tersebut juga disebutkan

bahwa laporan keuangan sebuah perusahan harus disusun

berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku di

Indonesia dan harus diaudit oleh auditor eksternal.

Peraturan Bank Indonesia No. 14/14/2012 tentang Transparansi

dan Publikasi Laporan Bank yang mewajibkan Bank untuk

menyusun dan menyajikan Laporan Tahunan, Laporan

Keuangan Publikasi Triwulanan, Laporan Keuangan Publikasi

Bulanan, Laporan Keuangan Konsolidasi, dan Laporan

Publikasi Lain.

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Kementerian

Negara/Lembaga, dan Bendahara Umum Negara untuk

menyusun laporan keuangan dan laporan kinerja.

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1998 tentang Informasi

Keuangan Tahunan Perusahaan yang mengatur perusahaan

untuk menyusun laporan keuangan.

UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang mengatur

tentang pasar modal dan lembaga-lembaga yang terkait di

dalamnya, salah satunya tentang sistem pelaporan dari emiten

terdaftar

7

Page 8: Makalah Chapter 3.docx

Peraturan OJK No. 3/POJK.05/2013 tentang Laporan Bulanan

Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank yang mewajibkan LJKNB

untuk menyusun laporan bulanan, serta peraturan-peraturan

lainnya.

Selain terdapat perundang-undangan yang mengatur proses pelaporan

keuangan, terdapat pula standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Salah

satunya yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK. PSAK

ini wajib digunakan oleh perusaan publik sebagai pedoman dalam

penyusunan laporan keuangan. Sedangkan, bagi perusahaan tanpa

akuntabilitas publik dapat menggunakan SAK-ETAP yang memberikan

kemudahan bagi perusahaan kecil dan menengah dalam penyusunan laporan

keuangan. Selain itu, ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia juga

memengaruhi proses pelaporan keuangan. Ketentuan pajak yang merupakan

standar independen terpisah dari prinsip akuntansi membuat sebuah

perusahaan harus membuat laporan keuangan fiskal yang disusun melalui

suatu proses penyesuaian dan rekonsiliasi antara praktik akuntansi

komersial dan ketentuan perpajakan.

2. Corporate Governance

Corporate governance atau tatakelola perusahaan menurut Davis,

yang tercantum di dalam buku Godfrey, adalah struktur, proses, dan institusi

yang ada di dalam atau di sekitar organisasi yang mengalokasikan

kekuasaan dan kontrol sumber daya diantara orang-orang yang berkaitan

dengan organisasi. Lalu menurut Cadbury, corporate governance adalah

sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar tercapai

keseimbangan antara kekuatan manajemen perusahaan untuk menjamin

kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders.

Di Indonesia, terdapat sebuah komite terkait corporate governance,

yaitu Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) yang memiliki dua

peran. Peran pertama dari KNKG adalah sebagai fasilitator dimana KNKG

mendorong terbangunnya framework, infrastruktur dan enforcement dari

8

Page 9: Makalah Chapter 3.docx

praktik governance yang baik dalam sektor-sektor utama, yaitu kebijakan

dan layanan publik, perbankan dan jasa keuangan, pasar modal, BUMN

serta energi dan pertambangan. Kemudian, peran kedua adalah sebagai

katalisator yang mengembangkan budaya good governance di dalam tingkat

organisasi/lembaga publik, perseroan, pejabat publik serta praktisi terkait,

dengan konsentrasi pada sektor-sektor utama yang telah disebutkan

sebelumnya. Dengan adanya komite ini diharapkan dapat mendorong dan

meningkatkan efektifitas penerapan good governance di Indonesia dalam

rangka membangun kultur yang berwawasan good governance baik di

sektor publik maupun korporasi. Sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan

Indonesia sebagai salah satu negara dengan pelaksanaan governance terbaik

di dunia.

3. Auditors and Oversight

Dalam proses pelaporan keuangan, informasi yang dihasilkan dari

laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen perusahaan perlu

mendapatkan sebuah kepastian yang memadai atau reasonable assurance

melalui proses audit. Proses audit dilakukan untuk melindungi kepentingan

pemegang saham pada khususnya, yang merupakan investor dari sebuah

perusahaan publik. Proses audit dan auditor diatur secara perundang-

undangan dan self-regulation. Di Indonesia, perundang-undangan yang

mengatur adalah Undang-Undang No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik

yang dibuat untuk meningkatkan profesionalisme Akuntan Publik, untuk

melindungi kepentingan masyarakat, dan juga untuk melindungi profesi

Akuntan Publik itu sendiri. Selain itu, terdapat pula Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP), self-regulation Akuntan Publik, yang merupakan

acuan yang ditetapkan untuk menjadi ukuran mutu yang wajib dipatuhi

Akuntan Publik dalam pemberian jasanya.

4. Independent Enforcement Bodies

Indonesia Enforcement Bodies atau di Indonesia disebut sebagai

Organisasi Regulator Mandiri adalah sebuah lembaga yang berperan untuk

9

Page 10: Makalah Chapter 3.docx

mendorong compliance (kesesuaian) dengan peraturan yang ada dalam

penyusunan laporan keuangan. Selain itu, Organisasi Regulator Mandiri

juga berperan sebagai pelengkap aturan dan pengawasan dari pemerintah

yang diamanahkan di dalam undang-undang. Contoh Organisasi Regulator

Mandiri yang terdapat di Indonesia yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI),

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Kliring Penjaminan Efek

Indonesia (KPEI)

Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, ketiga

organisasi tersebut diamanahkan untuk melaksanakan tugasnya sebagai

pelengkap aturan yang ada dan sebagai perpanjangan pengawasan dari

pemerintah. Dimana, Bursa Efek mempunyai tujuan untuk

menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien.

Lembaga Kliring dan Penjaminan mempunyai tujuan untuk menyediakan

jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang wajar,

teratur, dan efisien. Dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

mempunyai tujuan menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian

transaksi yang teratur, wajar, dan efisien.

LO 4: Struktur Institusi Pengatur Standar Akuntansi dan Audit

Perkembangan standar akuntansi internasional dimulai dengan pembentukan

International Accounting Standards Committee (IASC) yang dipelopori oleh

sembilan negara pada tahun 1973 di London. Usaha ini pun turut didukung oleh

IOSCO, sebuah badan yang mengatur sekuritas di dunia. IASC mengembangkan

standar akuntansi untuk sektor privat dan cukup berpengaruh di berbagai negara.

Ada beberapa negara yang dengan penuh mengadopsi standar ini, ada juga yang

menjadikan sebagai acuan untuk pengembangan standar akuntansi suatu negara,

dan ada pula yang digunakan sebagai standar untuk pembuatan laporan

konsolidasi perusahaan yang berasal dari negara-negara tertentu.

Meskipun penggunaan IAS meningkat, namun tidak bisa dipungkiri bahwa

penerimaan atas IAS ini terbatas karena IASC bukanlah suatu badan yang

independen. Sebagai akibat, IASC di restrukturisasi menjadi International

10

Page 11: Makalah Chapter 3.docx

Accounting Standards Board (IASB) sesuai struktur FASB (Financial Accounting

Standards Board) pada tahun 2001. Selanjutnya, IASB memperbarui IAS yang

ada dan juga mulai merumuskan IFRS (International Financial Reporting

Standards). Penggunaan IFRS cukup mendorong transparansi dan juga

standarisasi laporan keuangan di perusahaan-perusahaan Eropa, karena

diwajibkan penggunaannya oleh EC (European Commission). Tak hanya di

Eropa, IFRS juga diadopsi oleh berbagai negara Asia dan Oseania, seperti

Australia, Hongkong, Malaysia, dan lain-lain.

A. IASB dan Progran Konvergensi FASB

IASB bekerja sama dengan US Financial Accounting Standards Board

(FASB) sejak tahun 2002 untuk mencapai konvergensi prinsip akuntansi

IFRS dan US GAAP. Kesepakatan konvergensi ini tertuang pada Norwalk

Agreement dan diharapkan dapat mengurangi perbedaan standar antara

FASB dengan IASB. Proses konvergensi ini cukup kompleks, mengingat

US GAAP merupakan rule based standard dan IFRS merupakan principle

based standard. Selain Amerika Serikat, konvergensi standar IASB dengan

standar lokal juga dilakukan oleh Indonesia untuk mengurangi perbedaan

antara PSAK dan juga IFRS.

B. Standar Akuntansi untuk Sektor Publik

Standar yang berbeda harus diterapkan kepada sektor publik, karena

sektor publik memiliki tujuan dan stakeholders yang berbeda. Masing-

masing negara harus memilih standar yang terbaik untuk sektor publiknya

Misalnya, Australia yang sudah berhasil membuat satu standar yang dapat

digunakan oleh sektor privat dan juga sektor publik. Sedangkan di dunia,

International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB)

merupakan badan yang bernaung di bawah International Federation of

Accountants (IFAC) dan mengembangkan International Public Sector

Accounting Standards (IPSAS) sebagai standar akuntansi yang

dipergunakan untuk entitas sektor publik.

C. Standar Audit Internasional

11

Page 12: Makalah Chapter 3.docx

International Standards on Auditing (ISA) di kembangkan oleh

International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB). IAASB

beroperasi di bawah IFAC yang didirikan oleh the Public Interest Oversight

Board (PIOB) pada tahun 2005 bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan

pada standar yang dikeluarkan oleh IAASB dan badan IFAC, serta

memastikan bahwa standar yang ditetapkan secara transparan yang

mencerminkan kepentingan umum, dengan masukan oleh masyarakat dan

regulator, dan memfasilitasi regulasi Audit. Dalam hal ini, Indonesia sudah

mengadopsi ISA menjadi SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik).

Kesimpulan

Pada chapter 3 ini diulas mengenai:

Teori yang diusulkan untuk menjelaskan praktik dan regulasi dari pelaporan

keuangan dan audit, dan

Kerangka peraturan untuk pelaporan keuangan, khususnya yang berada di

Indonesia. Serta struktur institusi pembuat peraturan standar akuntansi dan

audit.

12

Page 13: Makalah Chapter 3.docx

Daftar Pustaka

BIBLIOGRAPHY Godfrey, J. M., 2010. Accounting Theory. 7th ed. Australia: John Wiley &

Sons Australia, Ltd.

Harahap, S. S., 2013. Teori Akuntansi. Depok: Rajawali Press.

Hendriksen, E. S., 1999. Teori Akuntansi. 4th ed. Jakarta: Erlangga.

Scott, W. R., 2012. Financial Accounting Theory. 6th ed. Canada: Pearson Prentice Hall.

Deegan. Theories of Financial Accounting. Australia: McGraw Hill.

http://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCUQFjA

B&url=http%3A%2F%2Fhighered.mheducation.com%2Fsites%2Fdl%2Ffree

%2F0070136777%2F506352%2Fdeegan5e_ch03.ppt&ei=kHfoVJaLHYPjuQS2k

ICADw&usg=AFQjCNG5Y4MwbiPU5LDF1GZZ7FP-

aANWlQ&sig2=jVXrvMkRgHkcoV-fsUeycg

Diksi Hendrawati, Fathiyah Nuramaliya, dan Sonya Hutapea. Contoh-contoh

Aplikasi Teori Regulasi Akuntansi.

http://www.academia.edu/8357198/Contoh_aplikasi_regulasi_akuntansi

Saputra, Fulgentino Benifo Brahm. 2013. Analisis Perbedaan Kualitas Laba

Sebelum dan Sesudah Adopsi IAS 39 (2005) Menjadi PSAK 55 (2006) pada

Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jogjakarta: E-

journal UAJY. e-journal.uajy.ac.id/1262/1/0EM17910.pdf

Website Otoritas Jasa Keuangan http://www.ojk.go.id/other-id

Visi Misi Komite Nasional Kebijakan Governance

http://knkg-indonesia.com/home/tentang-kami/visi-a-misi.html

Alex, Go. Analisis Penerapan Good Governance Pada PT Surya Bangun Jaya Abadi.

2014.

13

Page 14: Makalah Chapter 3.docx

www.download.portalgaruda.org

KNKG. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. 2006.

http://www.ecgi.org/codes/documents/indonesia_cg_2006_id.pdf

Siregar, S. Pelaporan Laporan Keuangan dan Fiskal Satu Pelaporan. 21 Januari

2014.http://news.universitasazzahra.ac.id/pelaporan-laporan-keuangan-komersial-

dan-fiskal-satu-pelaporan/

14