makalah fix2.docx

34
PEMANFAATAN OBAT TRADISIONAL (RIMPANG JAHE) DALAM DUNIA KESEHATAN Disusun oleh : M. Fedly Rifqy (1300023248) Dhiya ‘Ul Husna (1300023249) Rizqi Nurus Saadah (1300023250) Marinda Desinalita (1300023252) i

Upload: marinda

Post on 14-Sep-2015

248 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PEMANFAATAN OBAT TRADISIONAL (RIMPANG JAHE) DALAM DUNIA KESEHATAN

Disusun oleh :

M. Fedly Rifqy (1300023248)Dhiya Ul Husna (1300023249)Rizqi Nurus Saadah (1300023250)Marinda Desinalita (1300023252)

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS AHMAD DAHLANABSTRACTHerbal medicines in general are safer than modern drug. This matter is caused by the less side effect of herbal medicines than modern drug. Side effects of herbal medicines can be reduced with the used of right materials, accurat dose, accurat usage time, accurat way of usage, accurat analyze information, and without abusing of herbal medicines itself.Accuracy of materials determine the effect of herbal medicines. Dose measuring in set of gram can lessen possibility the happening of effect which do not be expected. Information which is not supported by adequate basic knowledges and enough study can make traditional drug return to endangering.Key words : herbal medicine, reduce side effect.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan.Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penyusun juga menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi yang berkepentingan pada umumnya.

Yogyakarta, 20 Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

ABSTRAKKATA PENGANTAR iiiDAFTAR ISIivBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 11. Tujuan 21. Manfaat 2BAB II PEMBAHASAN1. Deskripsi Obat Tradisional 31. Deskripsi Tanaman 41. Kandungan Kimia 61. Khasiat 91. Contoh Pengolahan 111. Mekanisme 131. Perkembangan Penelitian 301. Cara Analisis BAB III PENUTUP1. Kesimpulan 321. Saran 33DAFTAR PUSTAKA

2

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangIndonesia sangat kaya dengan berbagai spesies flora. Dari empat puluh ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, tiga puluh ribu diantaranya tumbuh di Indonesia. Sekitar 26% telah dibudidayakan dan sisanya sekitar 74% masih tumbuh liar di hutan-hutan. Dari yang telah dibudidayakan, lebih dari 940 jenis digunakan sebagai obat tradisional (Syukur, 2001).Obat tradisional Indonesia telah berabad-abad lamanya dipergunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia. Obat tradisional pada umumnya menggunakan bahan-bahan alam yang lebih dikenal sebagai simplisia. Saat ini, masyarakat semakin luas menggunakan tumbuhan obat dalam mengatasi masalah kesehatannya daripada menggunakan obat-obatan modern. Hal ini menandai adanya kesadaran untuk kembali ke alam (back to nature), dengan memanfaatkan produk-produk alami yang diyakini memiliki efek samping yang relatif lebih rendah dibandingkan obat modern. Potensi lahan dan keanekaragaman hayati di Indonesia yang juga didukung tren back to nature seperti yang disebutkan diatas memungkinkan untuk dilakukannya pengembangan tanaman biofarma yang beranekaragam.Berdasarkan khasiatnya, ada lima komoditi tanaman obat potensial yang dapat dikembangkan yaitu temulawak, kunyit, kencur, jahe, dan purwoceng. Tanaman jahe atau Zingiber officinale merupakan suatu tanaman rempah-rempah berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Masyarakat Indonesia menggunakan rimpang jahe sebagai bumbu masakan, sebagai bahan baku jamu tradisional, minyak wangi, serta berbagai produk olahan lainnya. (Andoko dan Harmono, 2005).Pemanfaatan jahe oleh manusia yaitu pada bagian rimpangnya. Rimpang jahe mengandung minyak asitri dimana didalamnya terkandung beberapa senyawa seperti Zingeron, seskuiterpen, oleoresin, zingiberen, limonen, kamfena, sineol, zingiberal, sitral, felandren, dan borneol. Selain itu, terdapat juga damar, pati, vitamin A, B, C, senyawa flavonoid dan polifenol, serta asam organik seperti asam malat dan asam oksalat.Pada kesempatan ini penulis mencoba menguraikan tentang khasiat dan pengolahan tanaman herbal jahe. Diharapkan dengan adanya makalah ini, akan menambah pengetahuan masyarakat tentang khasiat jahe dan cara untuk mengolahnya.

B. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa itu Jahe2. Untuk mengetahui kandungan dalam Jahe3. Untuk mengetahui khasiat serta cara pengolahan Jahe

C. ManfaatMengetahui fungsi jahe sebagai obat tradisional yang aman dikonsumsi dan dapat mengobati berbagai macam penyakit.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Deskripsi Obat TradisionalPeraturan Menteri kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa : Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.Perbedaan obat modern dan obat tradisional adalah obat moderen mengandung satu atau beberapa zat aktif yang jelas identitas dan jumlahnya, sedangkan obat tradisional/obat herbal mengandung banyak kandungan kimia. Kandungan kimia obat herbal ditentukan oleh banyak faktor. Hal itu disebabkan tanaman merupakan organisme hidup sehingga letak geografis/tempat tumbuh tanaman, iklim, cara pembudidayaan, cara dan waktu panen, cara perlakuan pascapanen (pengeringan, penyimpanan) dapat mempengaruhi kandungan kimia obat herbal.15,16 Kandungan kimia tanaman obat ditentukan tidak saja oleh jenis (spesies) tanaman obat, tetapi juga oleh anak jenis dan varietasnya.

Jamu ( Enpirical, Based, Herbal Medicine)Jamu adalah obat tradisional yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut. Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk serbuk seduhan, pil atau cairan. Umumnya, obat tradisional ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur. Satu jenis jamu disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara 5-10 macam, bahkan bisa lebih. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Disamping klaim khasiat yang dibuktikan secara empiris, jamu juga harus memenuhi persyaratan keamanan dan standart mutu. Jamu yang telah digunakan secara turun temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan ratusan tahun telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu. Kriteria Jamua.Amanb.Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empirisc.Memenuhi persyaratan mutu

B. Deskripsi TanamanJahe (Zingiber officinale (L.) Rosc.) mempunyai kegunaan sebagai rempah, minyak atsiri, pemberi aroma, ataupun sebagai obat (Bartley dan Jacobs 2000). Sebagai obat, kegunaannya antara lain untuk mengobati penyakit rematik, asma, stroke, sakit gigi, diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam dan infeksi (Ali et al. 2008; Wang dan Wang 2005; Tapsell et al. 2006). Berdasarkan bentuk, warna, dan ukuran rimpang, ada 3 jenis jahe yang dikenal, yaitu jahe putih besar, jahe putih kecil dan jahe merah. Secara umum, ketiga jenis jahe tersebut mengandung pati, minyak atsiri, serat, sejumlah kecil protein, vitamin, mineral, dan enzim proteolitik yang disebut zingibain (Denyer et al. 1994).

KlasifikasiKingdom: Plantae (Tumbuhan)Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)Sub Kelas: CommelinidaeOrdo: ZingiberalesFamili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)Genus: ZingiberSpesies: Zingiber officinale Rosc.Jahe termasuk suku temu-temuan (Zingiberancae), nama ilmiah jahe berasal dari bahasa yunani zingiberi yang diberikan oleh seorang bernama William Roxburgh. Tanaman ini masihsatu famili dengan temu-temuan lainnya semisal temu hitam (curcuma aeruginosa), kencur (Kaempferia galanga), temu lawak (Cucuma xanthorrizha), lengkuas (Languas galangal), dsb.Jahe berhabitat asli di Asia Tenggara. Kini jahe sudah tersebar ke seluruh dunia, mulai dari India, Cina, Afrika, hingga Amerika Serikat. Bahkan kini Cina dan India merupakan 2 negara penghasil jahe terbesar di dunia. Budidaya jahe sudah dilakukan sejak 4.400 tahun silam. Secara umum, jahe dapat tumbuh mulai dari ketinggian 0 m dpl sampai 1.500 m dpl. Namun, pertumbuhan jahe gajah optimal pada ketinggian 500-950 m dpl dan membutuhkan curah hujan tinggi, berkisar 2.500-3.000 mm per tahun dengan kelembapan 80%. Tanah tempat tumbuh jahe tidak boleh tergenang karena jahe mudah membusuk.

Ciri umum tanaman jahe :Tanaman sejenis herba, tumbuh tegak dengan ketinggian pohon antara 30-60 cm. Batang pohon semu, beralur dan memiliki warna hijau. Daun tunggal dan berwarna hijau tua, tangkai daun berbulu halus, helai daun berbentuk lanset, bagian tepi rata dan bagian ujung runcing serta pangkal daun tumpul. Panjang daun antara 20-40 cm dan lebar antara 2-4 cm.Bunga berupa malai tumbuh dari dalam tanah berbentuk tongkat atau bundar telur, panjang malai berkisar antara 3,5-5 cm dengan lebar 1,5-1,75 cm. Gagang bunga hampir tidak berbulu dengan panjang sekitar 25 cm, sisik pada bunga berjumlah 5-7 buah, berbentuk lanset. Letaknya berdekatan, panjang sisik 3-5 cm. Mahkota bunga berbentuk tabung 2 2,5 cm dengan helai agak sempit, memiliki bentuk tajam, warna kuning kehijauan, panjang sekitar 1,5 2,5 mm dengan lebar 3 3,5 mm; bibir berwarna ungu gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 15 mm ; kepala sari berwarna ungu, dengan panjang 9 mm, tangkai putik berjumlah 2. Buah berbentuk bulat hingga bulat panjang, berwarna coklat sedang biji berbentuk bulat dengan warna hitam. Akar berbentuk serabut dengan warna putih kotor. Rimpang tebal dan agak melebar, tumbuh bercabang-cabang. Warna rimpang kuning pucat. Bagian dalam berserat agak kasar, warna kuning muda dengan bagian ujung berwarna merah muda. Rimpang memiliki aroma khas dan rasa pedas.

C. Kandungan KimiaKomponen utama dari jahe segar adalah senyawa homolog fenolik keton yang dikenal sebagai gingerol. Gingerol sangat tidak stabil dengan adanya panas dan pada suhu tinggi akan berubah menjadi shogaol. Shogaol lebih pedas dibandingkan gingerol, dan merupakan komponen utama jahe kering (Mishra, 2009).Jolad et al. (2004) melaporkan bahwa dalam jahe segar telah teridentifikasi 63 senyawa, dimana 31 senyawa pernah dilaporkan dan 20 merupakan senyawa baru. Senyawa yang teridentifikasi antara lain gingerol ([4], [6], [8] dan [10]-gingerol), shogaol ([4], [6], [8]) dan [10]-shogaol), [3]- dihidroshogaol, paradol ([6], [7], [8], [9], [10], [11], dan [13]), dihidroparadol, turunan asetil gingerol, gingerdiol, mono dan turunan di-asetil gingerdiol, 1- dehidrogingerdion, diarilheptanoid, dan turunan metil eter. Demikian juga dengan senyawa metil [4]-gingerol dan metil [8]- gingerol, metil [4]-, metil [6]- dan metil [8]-shogaol, 5-deoksigingerols dan metil [6]-paradol. Dalam jahe kering teridentifikasi sebanyak 115 senyawa, dimana 88 senyawa pernah dilaporkan (Jolad et al. 2005).

Gambar : [4]-Gingerol[4]-Shogaol

[6]-Gingerol[6]-Shogaol

[8]-Gingerol[8]-Shogaol

[10]-Gingerol[10]-Shogaol

[6]-ParadolIngenol

[6]Gingerdion ZingiberolGingerol sebagai komponen utama jahe dapat terkonversi menjadi shogaol atau zingeron. Senyawa paradol sangat serupa dengan gingerol yang merupakan hasil hidrogenasi dari shogaol. Shogaol terbentuk dari gingerol selama proses pemanasan (Wohlmuth et al. 2005). Kecepatan degradasi dari [6]-gingerol menjadi [6]-shogaol tergantung pada pH, stabilitas terbaik pada pH 4, sedangkan pada suhu 100C dan pH 1, degradasi perubahan relatif cukup cepat (Bhattarai et al. 2001). Menurut penelitian Hernani dan Hayani (2001), jahe merah mempunyai kandungan pati (52,9%), minyak atsiri (3,9%) dan ekstrak yang larut dalam alkohol (9,93%) lebih tinggi dibandingkan jahe emprit (41,48; 3,5 dan 7,29%) dan jahe gajah (44,25; 2,5 dan 5,81%). (Nwinuka et al. 2005; Hussain et al. 2009; Odebunmi et al. 2010).Jahe kering mempunyai kadar air 7-12%, minyak atsiri 1-3%, oleoresin 5-10%, pati 50-55% dan sejumlah kecil protein, serat, lemak sampai 7% (Eze dan Agbo 2011). Aroma jahe sangat tergantung pada kandungan minyak atsirinya (1-3%) (Ali et al. 2008). Adanya variasi komponen kimia dalam minyak atsiri jahe dikarenakan varitasnya, kondisi agroklimat (iklim, musim, geografi) lingkungan, tingkat ketuaan, adaptasi metabolit dari tanaman, kondisi destilasi dan bagian yang dianalisa (Anwar et al. 2009; Abd El Baky dan El Baroty 2008; Singh et al. 2008; Wang et al. 2009).Oleoresin jahe mengandung lemak, lilin, karbohidrat, vitamin dan mineral. Oleoresin memberikan kepedasan aroma yang berkisar antara 4-7% dan sangat berpotensi sebagai antioksidan (Balachandran et al. 2006).Komponen utama minyak atsiri jahe adalah seskuiterpen hidrokarbon, dan paling dominan adalah zingiberen (35%), kurkumen (18%), farnesen (10%), dan sejumlah kecil bisabolen dan - seskuifellandren. Sejumlah kecil termasuk 40 hidrokarbon monoterpen seperti 1,8-cineole; linalool; borneol; neral; dan geraniol (Govindarajan 1982). Komposisi seskuiterpen hidrokarbon (92,17%), antara lain - seskuifellandren (25,16%), cis-kariofilen (15,29%), zingiberene (13,97%), -farnesen (10,52%), - (7,84%) dan - bisabolene (3,34%) dan lainnya. Selain itu, terkandung juga sejumlah kecil limonen (1,48 5,08%), dimana zingiberene dan -seskuiterpen sebagai komponen utama dengan jumlah 10 sampai 60% (Wohlmuth et al. 2006; Felipe et al. 2008). Dari penelitian El-Baroty et al. (2010), ternyata minyak atsiri jahe yang berasal dari Mesir mengandung komponen seskuiterpen hidrokarbon yang cukup tinggi, termasuk di dalamnya -seskuifellandren (27,16%), kariofilen (15,29%), zingiberen (13,97%), -farnesene (10,52%) dan ar-kurkumin (6,62%). Sekitar 50 komponen telah dikarakterisasi dari jahe, antara lain monoterpenoids [- fellandren, (+)-kamfen, sineol, geraniol, kurkumen, sitral, terpineol, borneol] dan seskuiterpenoids [-zingiberene (3070%), -sesquiphellandrene (1520%), -bisabolene (1015%), (E-E)- - farnesene, ar-kurkumen, zingiberol]. Beberapa komponen merupakan hasil konversi akibat proses pengeringan (Langner et al. 1998; Evans 2002).

D. Khasiat Jahe dan Penelitiannya Antioksidan, mengurangi selulit , antiinflamasi, analgesik, antikarsinogenik dan kardiotonik.Hasil penelitian menyatakan bahwa beberapa senyawa termasuk gingerol, shogaol dan zingeron memberikan aktivitas farmakologi dan fisiologis seperti efek antioksidan yang cukup tinggi dan efisien dalam menghambat radikal bebas superoksida dan hidroksil yang dihasilkan oleh sel-sel kanker, selain itu juga menunjukan aktivitas sebagai antiinflamasi, analgesik, antikarsinogenik dan kardiotonik. (Manju dan Nalini 2005); (Surh et al. 1998; Masuda et al. 1995); (Kim et al. 2005); (Dorai et al. 2004); (Masuda et al. 2004); (Kwang et al. 1998); Singh et al. (2009); Ekstrak jahe dicampur dengan asiatikosida dari pegagan dapat mengurangi selulit. (Murad dan Marina 2002) Menghambat biosintesa kolesterol di dalam homogenasi hatiSenyawa yang menimbulkan efek diatas adalah murni (E-8 ,17 epoxylabd-12-ene-15,16-dial). (Tanabe et al. 1993).

Antipiretik, antitusif, hipotensif, antitumor, mencegah sinar UVB, dan menurunkan tekanan darahSenyawa [6]-gingerol telah dibuktikan mempunyai aktivitas sebagai antipiretik, antitusif, hipotensif (Mamoru et al. 1984), antitumor (Surh et al. 1999), antifungal (Ficker et al. 2003). Selain itu, sangat efektif untuk mencegah sinar ultra violet B (UVB) dan bisa sebagai terapi untuk mencegah kerusakan kulit (Ali et al. 2008). Dan pada konsentrasi rendah [6]-gingerol and [6] shogaol dapat menurunkan tekanan darah (Suekawa et al. 1984); (Ghayur dan Gilani 2005).

Mengurangi berat badan, resiko antihiperlipidemia, serta resiko penyakit jantung dan memberi efek relaks dalam tubuh. (Anon 2008); (Akoachere et al. 2002); Singh et al. (2009).

Mengobati Alzheimer dan diabetesSecara invitro telah dibuktikan bahwa bahan aktif dalam jahe berpotensi dan prospektif untuk mengobati penyakit Alzheimer (Kim et al. 2002), penyakit kronik seperti diabetes (Sekiya et al. 2004); Singh et al. (2009). Penelitian Al Amin et al. (2006) dalam Ali et al (2008) mempelajari potensi hipoglikemik jahe pada tikus yang telah diinduksi diabetes, dengan memberikan jahe segar sebanyak 500 mg/kg setiap hari selama 7 minggu.

Mencegah/mengurangi mabuk laut dan mual.Enzim jahe dapat mengkatalisa protein di dalam pencernaan sehingga tidak menimbulkan mual. Telah dicobakan supplemen jahe terhadap 1741 orang turis dengan dosis 250 mg setiap 2 jam, hasilnya menunjukkan jahe sangat efektif sama seperti bila mengkonsumsi obat untuk mencegah mabuk laut (Schmid et al. 1994). Pada percobaan lain, dilakukan terhadap 11 orang dewasa yang telah menjalani kemoterapi, ternyata mengalami penurunan mual setelah mengkonsumsi serbuk jahe 1,5 g (Meyer et al. 1995; Pecoraro et al. 1998). Ekstrak jahe merah oral dalam dosis rendah 0,2 2 mg/kg menunjukkan efek analgesik dan anti-inflamasi sangat efektif, karena adanya sinergisitas senyawa dalam ekstrak jahe merah. Bahkan ketika diberikan kepada 8 volunter ternyata sangat efektif dalam mencegah mabuk laut termasuk di dalamnya vertigo yang berhubungan dengan mabuk laut. Senyawa yang berperan mencegah vertigo dan mabuk laut adalah senyawa zingerone. (Grontved et al. 1986). Seorang wanita berusia 42 tahun dengan sejarah 16 tahun mengalami migrain merasa lega setelah melengkapi dietnya dengan 1,5-2 g jahe kering setiap hari (Mustafa et al. 1990). Karena adanya efek sinergisitas dari zingiberen dan komponen turunannya, memberikan efek farmakologi anti mual (Platel et al. 1995)

Antidiare, antibakteri, menghambat M.avium & M.tuberculosisSenyawa zingerone, yang memberikan karakter sangat tajam dari rimpang jahe, sangat efektif terhadap Escheria coli penyebab diare terutama pada anak-anak. Adanya sejumlah mineral seperti kalium, mangan tembaga, dan magnesium juga sangat membantu. (Anon 2010). [10]-gingerol sangat aktif menghambat M. avium dan M. tuberculosis secara in vitro, sedangkan [6] dan [12]- gingerol mempunyai aktivitas antibakteri untuk mulut dan gusi (Miri et al. 2008). Ekstrak etanol dan kloroform jahe ternyata dapat menghambat pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae, Salmonella thyphimurium, Bacillus cereus, Enterococcus fecalis dan Staphylococcus aureus, tetapi idak memberikan efek terhadap pertumbuhan E. coli, Pseudomonas aeruginosa dan S. epidermidis (Nalbantsoy et al. 2008).

Peningkat aromaJahe tidak mengandung lemak dan gula sehingga dapat ditambahkan pada produk makanan untuk meningkatkan aroma tanpa penambahan kalori.

Menstimulasi sirkulasi darahJahe dapat menstimulasi sirkulasi darah (Shoji et al. 1982). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi bahan segar dan olahan jahe setiap hari akan menurunkan sakit otot dan mencegah salah otot akibat olah raga. (Kadnur dan Goyal 2005).

Meningkatkan fungsi kognitifSaenghong N dan rekan-rekan di Khon Koen University, Thailand, meneliti pengaruh ekstrak rimpang jahe terhadap fungsi kognitif (kecerdasan, daya pikir) wanita paruh baya. 60 peserta dibagi dalam 3 kelompok secara acak. Masing-masing kelompok diminta untuk mengonsumsi plasebo (kontrol), ekstrak jahe dengan dosis 400 mg, dan 800 mg. Mereka minum sekali sehari selama 2 bulan. Hal yang diteliti meliputi memori kerja, fungsi kognitif menggunakan tes baterai, komputerisasi, dan pendengaran eksentrik. Hasilnya ditemukan bahwa kelompok yang diberikan jahe baik 400 mg maupun 800 mg memori kerjanya meningkat.

Sebagai Obat JerawatSalah satu penelitian yang dilakukan di Universitas Maryland Midical Center, membuktikan jahe juga berkhasiat untuk membantu mencegah timbulnya jerawat. Dianjurkan untuk mengkonsumsi jahe maksimal 4 gram per hari.

E. Mekanisme kerjaMekanisme kerja senyawa pada jahe sehingga dapat menimbulkan efek :a) Menurunkan tekanan darah (hipertensi)Jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan meringankan kerja jantung dalam memompa darah.b) Membantu pencernaanKarena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak.c) Melancarkan Peredaran DarahGingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Sehingga mencegah tersumbatnya pembuluh darah (penyebab utama stroke & serangan jantung).d) Obat Mual & Masuk anginKarena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi sehingga timbul rasa mual. Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan angin.e) Menangkal Radikal BebasJahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.f) Obat KompresDaun jahe berkhasiat sebagai obat kompres pada sakit kepala dan dapat dipercikan ke wajah orang yang sedang menggigil.g) Menyembuhkan migrainStudi menunjukkan bahwa jahe dapat menghentikan prostaglandin, faktor penyebab rasa sakit pada kepala. Dengan demikian, jahe mengurangi migrain atau sakit kepala sebelahh) Mengobati sakit gigiNyeri gusi dan sakit gigi dapat dicegah dengan mebiasakan minum air jahe. Ini karena jahe memiliki sifat antijamur dan antibakteri.i) Menurunkan Berat BadanJahe berfungsi melebarkan pembuluh darah membakar kalori menjadi panas tubuh. Selain itu jahe hanya mengandung sedikit kalori sehingga tidak berkontribusi menaikkan berat badan anda.

F. Contoh pengolahan Resep AmandelBahan :

- Rimpang temugiring 1,5 g- Rimpang jahe 1.5 g- Rimpang kencur 5 g- Biji kapulaga 1.5 g- Biji adas 1.5 g- Daun sembung 1.5 g

Cara membuat :Cuci bersih dan rebus semua bahan dalam 3 gelas air hingga mendidih dan tersisa 1 gelas. Saring dan minum air rebusan itu antara pukul 19.0020.00. Ganti bahan tiap kali membuat ramuan. Peradangan dan pembengkakan akan sembuh setelah konsumsi selama 36 bulan.

Resep RematikBahan

- Rimpang jahe 10 g- Rimpang lengkuas 10 g- Sereh wangi 5 g- Greges otot 5 g- Daun pegagan 5 g

Cara membuatSemua bahan direbus dengan 500 ml air dengan api kecil. Setelah mendidih, dinginkan, lalu saring. Minum air rebusan itu 3 kali sehari.

DemamJahe ditumbuk dan diberi sedikit air. Dapat dipergunakan sebagai obat kompres pada sakit kepala dan dapat dipercikan ke wajah orang yang sedang menggigil.

Melancarkan pencernaanTumbuk rimpang lalu direbus dalam air mendidih selama lebih kurang jam, kemudian diminum airnya.

Obat lukaCaranya rimpang jahe merah ditumbuk dan ditambahkan sedikit garam. Letakkan pada bagian tubuh yang terluka.

Obat Digigit SeranggaCaranya dengan menumbuk rimpang lalu digunakan sebagai obat gosok.

Mencegah terjadinya osteoporosisBahan

- Rimpang jahe merah 20 g- Kacang hijau 30 g- Biji cengkeh 10 g- Kapulaga 10 g- Merica 15 g- Kayumanis 20 g- 4 gelas air

Cara membuatSeluruh bahan dicuci kemudian dimemarkan, rebus hingga mendidih sampai tersisa 2 gelas, kemudian disaring. Minum 2x sehari pada pagi dan sore hari sesudah makan. Dalam 1x minum takaran 1 gelas.

AsmaBahan

- Rimpang jahe merah 20 g- Daun sambiloto 30 g- Daun randu 30 g- Daun lampes 20 g- 4 gelas air

1555

Cara membuatSeluruh bahan yang telah dibersihkan dipotong kecil-kecil. Rebus hingga tersisa 2 gelas air lalu saring. Diminum sesudah makan 2x sehari pada pagi dan sore hari.

StrokeBahan

- Jahe merah 20 gram- Mengkudu 40 gram- Pule pandak 20 gram- Daun dewa 30 gram- Daun ciremai 20 gram - 4 gelas air

Cara membuatSetelah semuan bahan dicuci dan dipotong tipis-tipis kemudian direbus dalam takaran 4 gelas air hingga tersisa 1,5 gelas kemudian disaring. Minum ramuan tersebut 3x sehari pada pagi, siang dan sore hari sesudah makan dengan takaran 1x minum = 1/2 gelas.

Mengatasi sakit pinggangBahan- 3 rimpang jahe merah & 2 asam jawa yang matang/masak.Cara membuatKupas kulit jahe, cuci bersih, parut dan campur dengan asam jawa. Kemudian oleskan pada pinggang yang sakit.G. Pengembangan Produksi JaheBeberapa produk yang bisa dikembangkan dari jahe dan telah banyak beredar di luar negeri adalah acar jahe, roti jahe, biskuit, permen, beer (ginger ale), sirup, serbuk (Arnoudon 2002). Produk di dalam negeri yang dibuat dari jahe, antara lain jahe kering, permen jahe, bubuk jahe, minyak jahe dan oleoresin. Jahe juga dimanfaatkan untuk memproduksi minyak jahe dan oleoresin. Jahe putih besar banyak dimanfaatkan sebagai bahan campuran makanan, minuman, kosmetika dan bahan baku dalam kegiatan industri. (Ferdiansyah 2009). Minyak jahe mempunyai banyak efek biologis yang menguntungkan yaitu mencegah kerusakan akibat oksidasi. Mikroenkapsulasi dari minyak atsiri jahe sangat potensial untuk meningkatkan stabilitas akibat oksidasi dan meningkatkan penanganan dan membuat masa simpan serbuk yang stabil. Stabilitas dari mikrokapsul dipengaruhi oleh komposisi dari penyalutnya (Toure et al. 2007). Bahan pengkapsul yang biasa digunakan antara lain adalah maltodekstrin. Pembuatan serbuk mikrokapsul minyak atau oleoresin jahe bisa menggunakan spray dryer (Yuliani et al. 2007) atau drum dryer (Phouchangdang dan Sanchai 2009). Kualitas terbaik dicapai pada konsentrasi 5% maltodekstrin dan kecepatan drum dryer 5,75 rpm karena kadar gingerol tertinggi dan warna tidak berubah. Teknologi yang sedang berkembang saat ini seperti nanoteknologi juga sangat prospektif untuk meningkatkan efektivitas dan meningkatkan stabilitas serta bioavailabilitas bahan aktif jahe. Dalam bentuk nanokapsul maka bahan aktif bisa diinkorporasikan dalam produk pangan tanpa mempengaruhi flavor dan akan terlepas saat sudah dikonsumsi. Selain itu, dapat melindungi bahan aktif tersebut dan pelepasan bahan aktif dalam tubuh bisa dikendalikan. Mikro dan nanoenkapsulasi komponen aktif mengontrol pelepasannya pada kondisi tertentu sehingga melindunginya dari uap air, panas atau kondisi ekstrim dan meningkatkan stabilitas dan viabilitasnya (Chen et al. 2006). Menurut Saraf (2010) pengembangan bentuk nano dalam penelitian obat herbal, seperti polymer nanoparticles dan nanokapsul, liposom, solid lipid nanoparticles, phytosomes dan nanoemulsi, mempunyai banyak keuntungan, diantaranya peningkatan kelarutan dan bioavailabilitas, peningkatan aktivitas farmakologi, meningkatkan stabilitas dan distribusi dalam jaringan makrofag, pengantaran tunda, dan proteksi dari degradasi fisik dan kimia.

H.

BAB IIIPENUTUPManfaat dan khasiat serta keamanan jahe dalam pengobatan sangat ditentukan oleh kandungan komponen kimia aktifnya. Penelitian farmakologi jahe telah banyak dikembangkan untuk membuktikan khasiat dan efektivitas jahe bagi kesehatan termasuk komponen kimia/komponen yang berkhasiat. Demikian juga keamanannya sebagai obat herbal. Beberapa penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, darah tinggi dan kolesterol serta diabetes bisa diobati dengan komponen bioaktif yang terdapat dalam ekstrak jahe. Beberapa obat paten juga sudah diproduksi dari komponen aktif jahe. Teknik pengolahan jahe yang tepat dapat menghasilkan produk yang lebih stabil, melindunginya dari uap air, panas atau kondisi ekstrim dan meningkatkan stabilitas dan viabilitasnya.

DAFTAR PUSTAKA