makalah kanker serviks kel 1.docx

34
MATERNITAS (KANKER SERVIKS) Oleh : Kelompok 1 Agustina Yepriany Sintha Yuna Filadelpia

Upload: yuna-fila-delpia

Post on 01-Jan-2016

192 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

New

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

MATERNITAS

(KANKER SERVIKS)

Oleh :

Kelompok 1

Agustina

Yepriany Sintha

Yuna Filadelpia

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN PALANGKARAYA

KEPERAWATAN REGULER XIV A2013

Page 2: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL

DAFTAR ISI.................................................................................................... i

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii

...........................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................... 1

...........................................................................................................................

A. Latar Belakang............................................................................ 1

B. Tujuan Penulisan......................................................................... 2

C. Metode Penulisan........................................................................ 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 3

A. Pengertian Kanker Serviks.......................................................... 3

B. Etiologi Kanker Serviks .............................................................. 3

C. Patofisiologi dan Pathway Kanker Serviks................................ 5

D. Klasifikasi Kanker Serviks........................................................... 7

.........................................................................................................

E. Tanda dan Gejala Kanker Serviks ............................................. 8

F. Pemeriksaan Penunjang Pada Kanker Serviks......................... 8

G. Penatalaksanaan Medik............................................................... 9

H. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Kanker Serviks................ 12

1. Pengkajian............................................................................... 12

2. Diagnosa................................................................................... 13

3. Intervensi................................................................................. 13

4. Evaluasi.................................................................................... 18

BAB III. PENUTUP........................................................................................ 19

A. Kesimpulan.................................................................................... 19

B. Saran.............................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20

Page 3: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

i

Kata pengantar

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat, kasih

dan karunia-Nya sehingga kami berhasil menyusun makalah tugas Maternitas dengan kasus

Kanker Serviks ini tepat waktu.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari mata

kuliah Maternitas.

Pada penulisan makalah ini, kami berusaha menggunakan bahasa yang sederhana dan

mudah dimengerti sehingga dapat dengan mudah dipahami dan diambil intisari dari

pembahasan makalah ini. Makalah ini juga diharapkan dapat berguna untuk menambah

pengetahuan dan wawasan pembaca.

Kami menyadari walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin, mencurahkan segala

pikiran dan kemampuan yang dimiliki, makalah ini masih banyak kekurangan dan

kelemahannya, baik dari segi bahasa, pengolahan maupun dalam penyusunan. Untuk itu, kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi tercapainya suatu

kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini.

Palangkaraya, 14 Maret 2013

Tim Penyusun

Page 4: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker serviks merupakan kanker yang primer berasal dari serviks (kanalis

servikalis dan atau porsio). Setengah juta kasus dilaporkan setiap tahunnya dan

insidensinya lebih tinggi di negara sedang berkembang. Hal ini kemungkinan besar

diakibatkan belum rutinnya program skrining pap smear yang dilakukan. Di Amerika latin,

gurun Sahara Afrika dan Asia tenggara termasuk Indonesia kanker serviks menduduki

urutan kedua setelah kanker payudara.

Pergeseran norma dan pola hidup mengakibatkan pergeseran prilaku lapisan

masyarakat termasuk didalamnya wanita. Perubahan terhadap prilaku sex, kebiasaan

konsumsi, pemeliharaan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan memiliki kontribusi

terhadap munculnya berbagai penyakit degeneratif maupun infeksi.Salah satu bentuk

penyakit ganas yang mengenai wanita adalah kanker serviks (E. Sutarto, 1989 hal 1).

Di Indonesia dilaporkan jumlah kanker serviks baru adalah 100 per 100.000

penduduk per tahun atau 180.000 kasus baru dengan usia antara 45-54 tahun dan

menempati urutan teratas dari 10 kanker yang terbanyak pada wanita. Perjalanan penyakit

karsinoma serviks merupakan salah satu model karsinogenesis yang melalui tahapan atau

multistep, dimulai dari karsinogenesis yang awal sampai terjadinya perubahan morfologi

hingga menjadi kanker invasif. Studi-studi epidemiologi menunjukkan 90% lebih kanker

serviks dihubungkan dengan jenis human papilomma virus (HPV). Beberapa bukti

menunjukkan kanker dengan HPV negatif ditemukan pada wanita yang lebih tua dan

dikaitkan dengan prognosis yang buruk.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Adapun tujuan utamanya adalah agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui

tentang kanker serviks.

Page 5: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

1

2. Tujuan khusus

a) Mengetahui pengertian kanker serviks

b) Mengetahui etiologi kanker serviks

c) Mengetahui patofisiologi dan pathway kanker serviks

d) Mengetahui klasifikasi kanker serviks

e) Memahami tanda dan gejala kanker serviks

f) Mengetahui pemeriksaan penunjang pada kanker serviks

g) Mengetahui penatalaksanaan medik pada kanker serviks

h) Mengetahui Asuhan Keperawatan pada kanker serviks

3. Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini disusun berdasarkan kepustakaan.

Page 6: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kanker Serviks

Pengertian Kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung

menginvasi jaringan disekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat yang jauh (Elizabet C,

2000 : 96).  Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang tidak

normal. (Anugerah W, 2005) 

Pengertian Kanker serviks sering dianggap  sebagai suatu penyakit menular seksual

yang disebabkan oleh infeksi tertentu virus papilloma (HPV) manusia (Elizabet C, 2000 :

655)

Kanker serviks adalah kanker ginekologik yang biasanya tumbuh ke arah luar dan

ke arah dalam sehingga menimbulkan pembesaran serviks ( Derek, 2002 : 68).

B. Etiologi

Penyebab terjadinya kanker serviks sejauh ini belum diketahui secara pasti, tetapi

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker serviks :

1. HPV (human papillomavirus)

Merupakan virus penyebab kutil pada daerah genetal (kondiloma akuminata) yang

ditularkan  melalui hubungan seksual. HPV sering diduga sebagai penyebab terjadinya

perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim. (Susternada, 2007)

2. Perokok

Kandungan tembakau yang ada di dalam bahan dasar pembuatan rokok, merusak

sistem kekebalan atau mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV

pada serviks.

3. Pemakaian pil KB

Kandungan estrogen dalam pil KB dapat memicu timbulnya kanker servik. 

(Susternada, 2007).

Page 7: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

3

4. Menikah atau memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari 16 tahun )

Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita berusia 20 tahun ke atas. Jadi,

seorang wanita yang menjalani hubungan seks  pada usia remaja, paling rawan bila

dilakukan pada usia dibawah 16 tahun. Pada usia ini, sel-sel mukosa pada serviks

wanita belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap

menerima rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma. Karena

masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. Sedangkan sifat sel

sendiri selalu berubah setiap saat, mati dan tumbuh lagi. Karena ada rangsangan  bisa

saja sel yang tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga perubahannya tidak

seimbang. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker. (Erik T,

2005) 

5. Berganti-ganti pasangan seksual (promiskuitas) 

Penyebab kanker leher rahim, sebagian besar berasal dari kondisi lingkungan yang

diperantarai oleh virus HPV. Virus itu ditularkan melalui hubungan seksual. Seorang

wanita dapat tertular infeksi virus dari mitra seksualnya. Infeksi virus ini dapat tertular

cepat melalui hubungan seksual multi pasangan. Oleh sebab itu penyakit ini sering

disebut penyakit akibat hubungan seksual. Dan resikoterjadinya kanker leher rahim

meningkat lebih dari 10x bila mitra seks 6 atau lebih. (Erik T, 2005)

6. Melahirkan banyak anak (multiparitas)  (Erik T, 2005 : 17-20)

7. Jumlah kelahiran dengan jarak pendek

Pada wanita yang bersalin (melahirkan) tentulah bagian kemaluan wanita yang

merupakan jalan lahir dengan mudah akan terpapar oleh dunia luar, banyak hal terjadi

selama proses persalinan secara tidak sadar virus bisa masuk sehingga mengakibatkan

infeksi. Dikarenakan infeksi tersebut  bisa mengakibatkan perubahan-perubahan pada

sel-sel mukosa serviks (displasia) (Prawiroharjo,1999). Sama seperti pada paritas,

persalinan yang terlalu dekat jaraknya, dapat mengakibatkan kerusakan pada sel-sel

serviks. Jarak persalinan dapat menjadi factor risiko terhadap kesehatan ibu apabila

melahirkan dengan jarak kurang dari 2 tahun (DEPKES.RI, 2002).

Page 8: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

4

8. Kebersihan vagina yang buruk

Sosial ekonomi rendah sangat mempengaruhi seseorang dalan memperoleh

pengetahuan. Mereka tidak tahu bahwa kurang menjaga kebersihan daerah kemaluan

dapat mengakibatkan terjadinya kanker leher rahim,  seharusnya vagina dibersihkan

segera setelah melakukan hubungan intim. (Derek, 2001).

9. Perlukaan mulut rahim yang tidak mendapat pengobatan yang tepat (Derek, 2001 :

68).

10. Wanita yang suaminya tidak disunat (sirkumsisi), karena pada   leher penis dihasilkan

suatu  zat yang disebut smegma. Pada smegma inilah ada sejenis virus yang gemar dan

mudah berkembang biak yang bernama Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini

mempunyai sifat carcinogen, yaitu mampu mengubah sifat sel menjadi sel yang ganas

atau kanker. 

11. Golongan sosial ekonomi rendah

Golongan sosial ekonomi rendah  dapat dilihat dari pekerjaan mereka, apakah mereka

bekerja sebagai buruh ataukah sebagai wanita tuna susila (berhubungan dengan virus

HPV), ataukah dari sosial ekonomi tinggi. Beberapa penelitian terakhir

memperkirakan kejadian kanker meningkat karena pengaruh gaya hidup.

12. Defisiensi asam folat (folic acid), vitamin C, vitamin E, betacarotin/ retinol

dihubungkan dengan peningkatan resiko kanker serviks.  (FKUI, 2002 : 101-102)

C. Patofisiologi dan Pathway Kanker Serviks

Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara

tak terkendali. 90 % dari kanker serviks berasal dari sel skuaomosa yang melapisi serviks

dan 10 % sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang

menuju ke dalam rahim. Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak meminimalkan

gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita menjalin pemeriksaan panggul

dan papsmear.

Page 9: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

5

Page 10: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

6

D. Klasifikasi Kanker Serviks

Klasifikasi menurut FIGO (Federation Internationale de Gynecologic et Obstetrigue),

1988:

Tingkat/

stadium

Kriteria

Karsinoma Pra invasif

0 Karsinoma in situ atau karsinoma intra epitel.

Karsinoma Invasif

I Proses terbatas pada serviks (perluasan ke korpus uteri tidak dinilai).

I a Karsinoma serviks preklinis hanya dapat didiagnostik secara  mikroskopis,

lesi tidak lebih dari 3 mm atau secara mikroskopik kedalamannya > 3-5 mm

dari epitel basal dan memanjang tidak lebih dari 7 mm.

I b Lesi invasif > 5, dibagi atas lesi < 4 Cm dan > 4 Cm.

II Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3 bagian atas

vagina dan atau ke parametrium tetapi tidak sampai dinding panggul.

II a Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrat tumor.

II b Penyebaran ke parametrium, uni atau bilateral tetapi belum sampai dinding

pangguL

III Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau ke parametrium sampai dinding

panggul.

III a Penyebaran sampai 1/3 distal vagina namun tidak sampai ke dinding panggul.

III b Penyebaran sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah bebas infiltrasi

antara tumor dengan dinding panggul atau proses pada tingkat I atau II tetapi

sudah ada gangguan faal ginjal/hidronefrosis.

IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa

rektum dan atau vesika urinaria (dibuktikan secara histologi) atau telah

bermetastasis keluar panggul atau ketempat yang jauh.

IV a Telah bermetastasis ke organ sekitar.

IV b Telah bermetastasis jauh.

Page 11: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

7

E. Manifestasi Klinis / Tanda dan Gejala

Pada tahap kanker sering ditemukan gejala (asimtomatis) bila ada gejala yang

timbul biasanya keluar keputihan yang tidak khas. Namun beberapa gejala mengarah

kepada infeksi HPV menjadi kanker serviks antara lain :

1) Terdapat keputihan berlebihan berbau busuk dan tidak sembuh – sembuh.

2) Adanya perdarahan tidak normal, hanya terjadi bila setelah sel-sel leher rahim menjadi

bersifat kanker dan menyerang jaringan – jaringan disekitarnya

3) Pemberhentian darah lewat vagina

4) Meningkatnta perdarahan selama menstruasi.

5) Terjadi siklus diluar menstruasi da setelah hubungan seks.

6) Nyeri selama berhubungan seks

7) Kesulitan atau nyeri dalam perkemihan

8) Terasa nyei didaerah sekitar panggul

9) Perdarahan pada masa pra atau pasca manupouse

10) Bila kanker sudah mencapai stadium tiga keatas maka akan terjadi pembengkakan

diberbagai anggota tubuh seperti betis, paha, tangan dan sebagainya.

F. Pemeriksaan Penunjang

1) Sitologi

Pemeriksaan sitologi dikenal dengan pemeriksaan pap smear. Sitologi bermanfaat

untuk mendeteksi sl – sel serviks yang tidak menunjukan adanya gejala dengan tingkat

kesehatannya mencapai 60% ( Syamsudin,2001).

2) Kolkoskopi

Kolkoskopi merupakan pemeriksaan serviks dengan menggunakan alat kolkoskopi

yaitu alat yang disamakan dengan mikroskop bertenaga rendah dengan perbesaran

antara 6-10 kali dan terdapat sumber cahaya didalamnya. Koloskopi dapat

meningkatkan ketepatan sitologi menjadi 95%. Alat ini pertama kali diperkenalkan di

Jerman pada tahun 1925 oleh Hans Halsemann untuk memperbesar gambaran

permukaan parsio sehingga pembuluh darah lebih jelas terlihat. Pada alat ini

dilengkapi filter hijau untuk memberikan kontras yang baik pada pembuluh darah dan

jaringan.

Page 12: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

8

Pemeriksaan koloskopi dilakukan untuk konfirmasi apabila hasil test pap smear

abnormal dan juga sebagai penuntun biopsi pada lesi serviks yang dicurigai.

(Suwiyoga 2007).

3) Biopsi

Menurut Sjamsuddin (2001) biopsi dilakukan pada daerah yang abnormal sambungan

skuamosa-kolumnar (SSK) yang terlihat seluruhnya dengan menggunakan koloskopi.

Biopsi harus dilakukan dengan tepat dan alat biopsi harus tajam dan harus diawetkan

dalam larutan formalin 10% sehingga tidak merusak epitel.

4) Konsiasi

Konsiasi serviks adalah pengeluaran sebagian jaringan serviks sehingga bagian yang

dikeluarkan berbentuk kerucut. Konsiasi dilakukan apabila (Kodim dkk 2004) :

Proses dicurigai berada di endoserviks

Lesi tidak tampak seluruhnya dengan pemeriksaan koloskopi

Ada kesenjangan antara hasil sitologik dan histopatologik

G. Penatalaksanaan Medik

Tingkat/

stadium

Penatalaksanaan

0 Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal.

I a Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal.

I b,II a Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi

kelenjar limfe paraaorta (bila terdapat metastasis dilakukan

radioterapi pasca pembedahan).

II b, III, IV Histerektomi transvaginal.

IV a, IV b Radioterapi, radiasi paliatif, kemoterapi.

Page 13: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

9

Terapi Pengobatan

Pada umumnya, kanker leher rahim berhasil diobati, apalagi bila ditemukan secara dini.

1. Pemeriksaan Pap Smear

Pemeriksaan Pap Smear adalah salah satu cara pemeriksaan sel leher rahim yang dapat

mengetahui perubahan perkembangan sel leher rahim, sampai mengarah pada

pertumbuhan sel kanker sejak dini. Pemeriksaan sel leher rahim dengan cara ini

pertama kali diperkenalkan pada tahun 40-an. Dengan adanya teknik pemeriksaan ini,

angka kematian karena kanker rahim turun sampai 75 %.

2. Operasi

Pada prinsipnya, operasi sebagai pengobatan kanker leher rahim dilakukan apabila

kanker belum menyebar. Bila tumor masih berada di dalam jaringan serviks dan

ukurannya masih < 3 mm, maka dilakukan operasi ekstrafacial histerektomi. Biasanya,

operasi ini resiko kambuh dan penyebaran ke kelenjar getah bening adalah < 1%.

Kanker serviks tingkat IA2, IB, atau IIA dilakukan operasi pengangkatan rahim secara

total berikut kelenjar getah bening sekitarnya (radikal histerektomi).

3. Pengobatan dengan zat kimia (Khemoterapi)

Kemoterapi adalah suatu metode pengobatan yang bertujuan untuk membunuh sel

Obat ini menyasar sel kanker dengan cara merusak dan menghambat factor-faktor

pertumbuhan sel. Pada beberapa jenis obat kemoterapi yang konvensional efek obat

kemo tidak hanya berakibat pada sel kanker saja tapi juga pada sel yang sehat.

Sehingga sering kali muncul efek samping pasca pemberian kemoterapi, contohnya

adalah kebotakan, mual dan muntah. Obat kemoterapi biasanya diberikan melalui

intravena (IV) atau per oral. Sebenarnya terdapat rute lain lagi yang bisa digunakan

namun untuk serviks pemberiannya lebih umum dengan intravena atau mulut.

4. Vaksin HPV

Vaksin HPV saat ini sudah digunakan untuk mencegah kanker leher rahim dan kutil

kelamin karena HPV. Vaksin tersebut bekerja dengan cara melindungi dari 4 tipe HPV

yang paling sering menyebabkan penyakit, yaitu tipe 6, 11, 16, dan 18, tipe yang

menyebabkan 70% kanker leher rahim dan 90% kutil kelamin.

Page 14: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

10

Vaksin tersebut dikeluarkan oleh U.S.Foods and Drugs Administration (FDA) pada

tahun 2006 dan sudah dinyatakan aman untuk wanita berusia 9 – 26 tahun.Vaksin

diberikan dalam 3 dosis dalam periode 6 bulan yaitu pemberian awal, 2, dan 6 bulan

berikutnya. Belum diketahui keefektifannya pada wanita yang hanya menerima 1 atau

2 dosis saja. Karena ini sangat penting diberikan 3 dosis penuh untuk para wanita.

Keefektifan vaksin HPV menurut penelitian diperkirakan selama 5 tahun, seberapa

lama vaksin ini dapat memberikan efek perlindungan masih belum jelas. Sebaiknya

vaksin diberikan sebelum kontak seksual pertama atau sebelum wanita terekspos

dengan HPV. Hal ini disebabkan karena vaksin mencegah penyakit pada wanita yang

belum terkena satu atau beberapa tipe HPV yang dapat dilindungi oleh vaksin. Vaksin

ini tidak bekerja terlalu efektif pada wanita yang sudah memiliki virus HPV di dalam

tubuhnya sebelum menerima vaksin. Efek samping paling umum adanya nyeri ketika

disuntikkan. Vaksin ini belum direkomendasikan pada wanita hamil karena masih

sedikit informasi mengenai keamananya pada wanita hamil. Vaksin HPV ini hanya

bersifat melindungi dari paparan yang belum terjadi, dan bukan untuk mengobati.

Skrining tetap diperlukan setelah memperoleh vaksin HPV karena vaksin tidak

melindungi untuk semua tipe HPV.

5. Terapi Radiasi Kanker Serviks

Terapi radiasi menggunakan energy tinggi seperti sinar-x untuk menurunkan ukuran

tumor atau membunuh sel kanker. Jenis pengobatan ini dapat digunakan secara

internal dengan material radioaktif yang ditanam dalam bentuk implant dan

dimasukkan pada uterus atau secara eksternal dengan menggunakan mesin terapi

radiasi.

Page 15: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

11

H. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Kanker Serviks

1. Pengkajian

a. Aktivitas/Istirahat

Gejala : Kelemahan/keletihan, anemia, Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan

tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti

nyeri, ansietas, keringat malam. Pekerjaan/profesi dengan pemajanan karsinogen

lingkungan, tingkat stress tinggi.

b. Integritas Ego

Gejala : faktor stress, merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan,

keyakinan religius/spiritual, masalah tentang lesi cacat, pembedahan, menyangkal

diagnosis, perasaan putus asa.

c. Eliminasi

Gejala : Pada kanker servik, perubahan pada pola devekasi, perubahan eliminasi

urinarius misalnya : nyeri.

d. Makanan dan Minuman

Gejala : Pada kanker servik : kebiasaan diet buruk (ex : rendah serat, tinggi lemak,

aditif, bahan pengawet, rasa).

e. Neurosensori

Gejala : pusing, sinkope

f. Nyeri/Kenyamanan

Gejala : adanya nyeri, derajat bervariasi misalnya : ketidaknyamanan ringan sampai

nyeri hebat (dihubungkan dengan proses penyakit)

g. Pernafasan

Gejala : Merokok, Pemajanan abses

h. Keamanan

Gejala : Pemajanan pada zat kimia toksik, karsinogen

Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi

i. Seksualitas

Gejala : Perubahan pola respon seksual, keputihan (jumlah, karakteristik, bau),

perdarahan sehabis senggama (pada kanker serviks), Nullgravida lebih besar dari

usia 30 tahun multigravida pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini.

Page 16: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

12

j. Interaksi sosial

Gejala : Ketidak nyamanan/kelemahan sistem pendukung, Riwayat perkawinan

(berkenaan dengan kepuasan), dukungan, bantuan, masalah tentang

fungsi/tanggung jawab peran.

k. Penyuluhan

Gejala : Riwayat kanker pada keluarga, sisi primer : penyakit primer, riwayat

pengobatan sebelumnya (Doenges, 2000).

2. Diagnosa Keperawatan

a. Ansietas  berhubungan dengan diagnosis kanker, takut akan rasa nyeri, kehilangan

femininitas dan perubahan bentuk tubuh.

b. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan seksualitas, fertilitas, dan

hubungan dengan pasangan dan keluarga.

c. Perubahan eliminasi urinarius berhubungan dengan trauma mekanis, manipulasi

bedah, adanya edema jaringan lokal, hematoma, gangguan sensori/motor ; paradisis

saraf.

d. Nyeri berhubungan dengan pembedahan dan terapi tambahan lainnya.

e. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status

hipermetabolik berhubungan dengan kanker dan konsekuensi kemoterapi,radiasi

dan pembedahan.

f. Kurangnya pengetahuan tentang aspek-aspek perioperatif histierektomi dan

perawatan diri (Doenges, 2000).

3. Intervensi Keperawatan

a. Ansietas  berhubungan dengan diagnosis kanker, takut akan rasa nyeri, kehilangan

femininitas dan perubahan bentuk tubuh.

Ditandai dengan : Peningkatan ketegangan, gemetaran, ketakutan, gelisah,

mengekspresikan masalah mengenai perubahan dalam kejadian hidup.

Tujuan : Rasa cemas pasien hilang/tidak cemas lagi.

Page 17: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

13

Kriteria Hasil : Menunjukkan  rentang yang tepat dari perasaan dan

berkurangnya rasa takut dan cemas.

Intervensi:

1) Tinjau ulang pengalaman pasien/orang terdekat sebelumnya dengan kanker.

Tentukan apakah dokter telah menjelaskan kepada pasien dan apakah

kesimpulan pasien telah dicapai.

Rasional : Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep

berdasarkan pada pengalaman pada kanker.

2) Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.

Rasional : Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistik

serta kesalaahn konsep tentang diagnostik.

3) Berikan informasi akurat, konsistensi mengenai prognosis, hindari

memperdebatkan tentang persepsi pasien terhadap situasi.

Rasional : Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat

keputusan/ pilihan berdasarkan realita.

b.     Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan seksualitas, fertilitas, dan

hubungan dengan pasangan dan keluarga

Ditandai dengan : Mengungkapkan perubahan dalam gaya hidup tentang tubuh,

perasaan tidak berdaya, putus asa, dan tidak mampu. Tidak mengambil tanggung

jawab untuk perawatan diri, kurang mengikuti perubahan pada persepsi

diri/persepsi orang lain tentang peran.

Tujuan : Meningkatkan harga diri pasien

Kriteria Hasil : Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh,

penerimaan diri dalam situasi.

Intervensi :

1) Dorong diskusi tentang/pecahkan masalah tentang efek kanker/pengobatan

pada peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua dan sebagainya.

Page 18: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

Rasional : Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi

penerimaan pengobatan atau merangsang kemajuan penyakit.

14

2) Berikan informasi bahwa konseling sering perlu dan penting dalam proses

adaptasi.

Rasional : Memvalidasi realita perasaan pasien dan memberikan izin, untuk

tindakan apapun perlu untuk mengatasi apa yang terjadi.

3) Berikan dukungan emosi untuk pasien/orang terdekat selama tes diagnostik

dan fase pengobatan.

Rasional : Meskipun beberapa pasien beradaptasi/menyesuaikan diri dengan

efek kanker atau efek samping terapi, banyak memerlukan dukungan

tambahan selama periode ini.

4) Rujuk pasien/orang terdekat pada program kelompok pendukung (bila ada).

Rasional : Kelompok pendukung biasanya sangat menguntungkan baik

untuk pasien/ orang terdekat, memberikan kontak dengan pasien dengan

kanker pada berbagai tingkatan pengobatan dan/atau pemulihan.

c.      Perubahan eliminasi urinarius berhubungan dengan trauma mekanis, manipulasi

bedah, adanya edema jaringan lokal, hematoma, gangguan sensori/motor ; paradisis

saraf.

Ditandai dengan : Sensasi kandung kemih penuh, tiba-tiba, frekuensi sedikit

untuk berkemih atau tak ada keluarnya urins, inkontinensia aliran berlebihan,

distensi kandung kemih.

Tujuan : Eliminasi kembali lancar seperti biasanya

Kriteria Hasil : Mengosongkan kandung kemih secara teratur dan tuntas.

Intervensi :

1) Perhatikan pola berkemih dan awasi keluaran urine.

Rasional : Dapat mengindikasikan retensi urine bila berkemih dengan

sering dalam jumlah sedikit/kurang (< 100 ml).

2) Palpasi kandung kemih, selidiki keluhan ketidaknyaman, penuh

ketidakmampuan berkemih.

Page 19: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

Rasional : Persepsi kandung kemih penuh, distensi kandung kemih di atas

simpisis pubis menunjukkan retensi urine.

15

3) Berikan tindakan berkemih rutin, posisi normal, aliran air pada baskom,

penyiraman air hangat pada perineum.

Rasional : Meningkatkan relaksasi otot perineal dan dapat mempermudah

upaya berkemih.

4) Berikan perawatan kebersihan perineal dan perawatan kateter.

Rasional : Meningkatkan kebersihan, menurunkan resiko ISK asenden.

5) Kaji karakteristik urine, perhatikan warna, kejernihan, bau.

Rasional : Retensi urine, drainase vagina, dan kemungkinan adanya kateter

intermitten/ tak menetap meningkatkan resiko infeksi, khususnya bila

pasien mempunyai jahitan parineal.

6) Pemasangan kateter bila diindikasikan

Rasional : Edema atau pengaruh suplai saraf dapat menyebabkan atoni

kandungan kemih/retensi kandung kemih memerlukan dekompresi

kandung kemih.

d.      Nyeri berhubungan dengan pembedahan dan terapi tambahan lainnya.

Ditandai dengan : adanya keluhan nyeri, perilaku berhati-hati.

Kriteria Hasil :      Melaporkan penghilangan nyeri maksimal/kontrol dengan

pengaruh minimal.

Tujuan      : Nyeri hilang/berkurang

Intervensi :

1) Tentukan riwayat nyeri, misalnya : lokasi uteri, frekuensi, durasi dan

intensitas (skala 0-10) dan tindakan kehilangan yang digunakan.

Rasional : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi

kebutuhan/keefektifan intervensi.

2) Berikan tindakan kenyamanan dasar (misalnya reposisi, gosokkan

punggung) dan aktifitas hiburan (misalnya musik, televisi).

Page 20: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

Rasional : Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali

perhatian.

16

3) Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri (teknik relaksasi,

sentuhan terapeutik.

Rasional : Memungkinkan pasien berpartisipasi secara aktif dan

meningkatkan rasa kontrol nyeri.

4) Kolaborasikan dengan tim medis untuk memberikan analgesik sesuai

dengan indikasi

Rasional : Nyeri adalah komplikasi sering dari kanker,meskipun respon

individual berbeda-beda.

e.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status

hipermetabolik berhubungan dengan kanker dan konsekuensi kemoterapi, radiasi

dan pembedahan.

Ditandai dengan : berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal untuk

tinggi dan bentuk tubuh

Tujuan : tidak terjadi perubahan nutrisi;kurang dari kebutuhan

Kriteria Hasil : penambahan berat badan progresif ke arah tujuan normalisasi

Intervensi :

1) Pantau masukan makanan

Rasional : mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi

2) Ukur TB, BB setiap hari sesuai indikasi

Rasional : membantu mengidentifikasi malnutrisi protein-kalori

3) Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan

masukan cairan adekuat

Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga dengan

cairan

f.     Kurangnya pengetahuan mengenai prognosis penyakit, dan kebutuhan pengobatan

Page 21: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

Ditandai dengan : pernyataan/meminta informasi, mengungkapkan masalah,

salah persepsi

17

Tujuan : pasien mengetahui tentang prognosis penyakit dan kebutuhan

pengobatan

Kriteria Hasil : mengungkapkan informasi yang akurat tentang diagnosa dan

aturan pengobatan dan melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan.

Intervensi :

1) Bantu pasien menentukan persepsi tentang kanker dan pengobatan

Rasional : membantu identifikasi ide, sikap, dan rasa takut

2) Berikan informasi yang jelas dan akurat.

Rasional : membantu penilaian diagnosa kanker, memberikan informasi

yang diperlukan.

3) Minta pasien memberikan umpan balik verbal, dan perbaiki kesalahan

konsep.

Rasional : kesalaahan konsep tentang kanker lebih mengganggu daripada

kenyataan dan mempengaruhi pengobatan/penurunan penyembuhan.

(Doenges, 2000)

4. Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah :

a. Ansietas pasien berkurang

b. Meningkatkan harga diri pasien 

c. Eliminasi kembali lancar seperti biasanya 

d. Nyeri hilang/berkurang

e. tidak terjadi perubahan nutrisi;kurang dari kebutuhan

f. pasien mengetahui tentang prognosis penyakit dan kebutuhan pengobatan

(Doenges, 2000)

Page 22: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher

rahim. Gejala yang sering timbul pada stadium lanjut antara lain adalah :

1. perdarahan sesudah melakukan hubungan intim

2. keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita

3. perdarahan sesudah mati haid (menopause)

4. pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau bercampur

darah, nyeri panggul atau tidak dapat buang air kecil.

B. Saran

Pesan yang perlu diingat :

1. Untuk melakukan skrining kanker serviks, jangan sampai menunggu adanya

keluhan.

2. Datanglah ke tempat periksa untuk pemeriksaan Pap Smear.

3. Jika ditemukan kelainan prakanker, ikutilah pesan petugas /dokter. Apabila perlu

pengobatan, jangan ditunda karena pada tahap ini tingkat kesembuhannya hampir

100%.

Page 23: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

19

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta :

EGC

Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal. Tridasa. Jakarta

Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, PenyakitKandungan dan Keluarga Berencana.  EGC.

Jakarta

Page 24: MAKALAH KANKER SERVIKS KEL 1.docx

20