revisi makalah

31
SEMINAR ILMIAH PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU 2012 -PEMANFAATAN KULIT BUAH MANGGIS SEBAGAI OBAT HERBAL DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS- SUB TEMA :MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT LAINNYA TOPIK : HERBAL MEDICINE Oleh : NILNA MAYA SHOFIANA (125070501111008) BIMA ANUGRAH PUTRA (5127400403) LINA ZAHROTUS SAJIDAH (125070500111013) ISMAL HAKIM AL.K (NIM) DIAN INDRAWATI S (125070507111004) RENI TANIA (1125506607)

Upload: dian-indrawati-santoso

Post on 06-Aug-2015

152 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: revisi makalah

SEMINAR ILMIAH

PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU 2012

-PEMANFAATAN KULIT BUAH MANGGIS SEBAGAI OBAT HERBAL DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA

PENDERITA DIABETES MELITUS-

SUB TEMA :MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT LAINNYA

TOPIK : HERBAL MEDICINE

Oleh :

NILNA MAYA SHOFIANA (125070501111008)

BIMA ANUGRAH PUTRA (5127400403)

LINA ZAHROTUS SAJIDAH (125070500111013)

ISMAL HAKIM AL.K (NIM)

DIAN INDRAWATI S (125070507111004)

RENI TANIA (1125506607)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 2: revisi makalah

KATA PENGANTAR

Alam nusantara ini, sejak dulu memang terkenal dengan tanaman yang

banyak mengandung obat. Salah satunya, yang baru-baru ini ditemukan adalah

manggis. Tahukah anda tentang multi manfaat manggis, si ratu buah tropis, yang

kadang tumbuh liar di hutan dan pegunungan? Tahukah anda tentang rahasia

dahsyat manggis, yang kadang para petani kita terasa enggan membudidaya

karena masa berbuah membutuhkan waktu lebih dari 10 (sepuluh) tahun?

Tahukah anda mengapa buah manggis disebut Queen of Fruits (Ratu dari Segala

Buah)? Adakah suatu zat yang terkandung sehingga pohon manggis ini bisa hidup

mencapai usia 200 tahun?

Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, salah satunya dalam jus

buah dan sirop/sari buah. Secara tradisional, kulit buah dimanfaatkan sebagai

pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat

tradisional. Bahkan dewasa ini ditemukan, bahwa kulit manggis mengandung

khasiat dahsyat yang bisa mengobati beberapa penyakit yang berbahaya.

Hasil penelitian menurut Dr. Berna Elya, peneliti di Departemen Farmasi

Universitas Indonesia menunjukkan bahwa ekstrak kulit manggis digunakan

sebagai antihistamin, antiinflamasi, menekan sistem saraf pusat, dan penurun

tekanan darah tinggi. Yang tidak kalah hebatnya, kulit manggis ternyata bisa

mengobati dan mencegah diabetes. Inilah beberapa khasiat dari manggis, terutama

pada bagian kulit yang ternyata bisa menjadi obat mujarab. Pada kesempatan yang

indah ini, kelompok kami secara khusus membahas tentang peran kulit manggis

untuk penyakit diabetes. Dalam Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2007 mencatat

bahwa di daerah perkotaan penyakit diabetes melitus merupakan penyebab

kematian ke-2. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengetahui obat untuk

mencegah diabetes tersebut.Dalam makalah ini, akan diuraikan bagaimana kulit

manggis menjadi obat serta kandungan gizi kulit manggis untuk mengobati

penyakit diabetes.

Page 3: revisi makalah

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam dunia kesehatan dunia diabetes melitus merupakan salah satu

penyakit yang banyak diderita oleh penduduk dunia. Diabetes adalah

penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup

insulin, atau penyakit akibat terganggunya proses metabolisme gula darah

di dalam tubuh, sehingga kadar gula dalam darah menjadi tinggi. Kadar

gula dalam darah penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl

dan saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl. Sedangkan pada

orang normal kadar gulanya berkisar 60-120 mg/dl. Penyakit ini

disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, pola makan keliru, kurang gerak

atau kurang aktivitas, stres, dan ada beberapa kasus disebabkan oleh faktor

keteurunan (genetika).

Diabetes adalah penyebab nomor satu dari gagal ginjal di dunia. Selain itu

setiap tahun ia bertanggung jawab untuk 5% atau 5 juta kebutaan pada

orang dewasa dan satu juta amputasi anggota tubuh. Diabetes juga

merupakan penyebab penting penyakit jantung, stroke dan katarak.

Diabetes merupakan ’silent killer disease’ /pembunuh diam-diam karena

sering tanpa ada gejala awal. Gejala awal yang paling umum adalah rasa

haus. Biaya saat ini mengobati diabetes dan komplikasinya di dunia

diperkirakan US $ 215 sampai miliar dolar amerika. Penyakit ini paling

cepat berkembang di negara-negara berkembang. Diabetes menyebabkan

kematian 6 setiap menit dan satu dari 20 kematian di dunia adalah karena

diabetes. Setiap tahun diperkirakan 3,2 juta orang di dunia mati akibat

diabetes. Diabetes di Asia adalah lima kali rata-rata pada populasi putih.

Di indonesia diabetes melitus sudah mulai menjamur, Sekitar 8 juta

penduduk Indonesia pada tahun 2009 mengidap diabetes (menurut data

WHO). Dan akan meningkat menjadi lebih dari 21 juta jiwa pada tahun

2025. Di Jakarta, survey terhadap pengidap diabetes menunjukkan bahwa 1

Page 4: revisi makalah

dari 8 orang mengidap diabetes. Indonesia menempati peringkat empat

Negara dengan jumlah penerita diabetes terbanyak didunia. Angka

prevalensi penderita diabetes tanah air berdasarkan data Departemen

Kesehatan (Depkes) pada tahun 2008 mencapai 5,7% dari jumlah penduduk

Indonesia atau sekitar 12 juta jiwa. Yang mengejutkan, angka prevalensi

pre-diabetes mencapai dua kali lipatnya atau 11% dari total penduduk

Indonesia. Berarti, jumlah penduduk indonesia yang terkena diabetes akan

meningkat dua kali lipat dalam beberapa waktu mendatang. Hal ini dapat

mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat indonesia baik dalam

masalah kesehatan, perekonomian dan sosial masyarakat.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

2.1.Bagaimana pemanfaatan kulit manggis sebagai obat herbal dalam

menurunkan kadar glukosa darah pa ada penderita diabetes

melitus?

2.2. Apa saja zat yang terkandung dalam kulit manggis sebagai obat

herbal bagi penderita diabetes melitus?

3. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai dalam penulisan

ini sebagai berikut:

3.1. Menemukan alternatif baru dalam mengurangi kadar glukosa

dalam darah pada penderita diabetes melitus.

3.2. Mengetahui zat dalam kulit manggis yang dibutuhkan sebagai obat

herbal penderita diabetes melitus.

Page 5: revisi makalah

4. Manfaat Penulisan

Berdasarkan tujuan penulisan yang telah disebutkan sebelumnya, maka

manfaat penulisan ini adalah :

4.1. Memanfaatkan kembali limbah kulit manggs sebagai obat herbal

untuk penderita diabetes melitus.

4.2. Mengurangi kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus

dengan obat herbal.

4.3. Mendeskripsikan zat dalam kulit manggis yang dibutuhkan untuk

penyembuhan penyakit diabetes melitus.

Page 6: revisi makalah

TELAAH PUSTAKA

1. Kondisi Kesehatan Indonesia

Sehat merupakan kondisi optimal fisik, mental dan sosial seseorang

sehingga dapat memiliki produktivitas, bukan hanya terbebas dari bibit

penyakit. Kondisi sehat dapat dilihat dari dimensi produksi dan dimensi

konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai salah satu

modal produksi atau prakondisi yang dibutuhkan seseorang sehingga dapat

beraktivitas yang produktif.

Dimensi konsumsi menjelaskan manfaat sehat sebagai kondisi yang

dibutuhkan setiap manusia untuk dinikmati sehingga perlu disyukuri.

Dimensi ini melahirkan pemahaman upaya manusia untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan agar terhindar dari penyakit dan masalah

kesehatan. Tanpa pemahaman terhadap penyakit dan masalaah kesehatan

masyarakat oleh petugas kesehatan maka tidak akan memiliki dasar

pemahaman yang kuat. Implikasinya akan terjadi     semakin jauh

kesenjangan pemahaman konsep penyakit dan masalah kesehatan antara

petugas kesehatan dan masyarakat sehingga gagal dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Indonesia

memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat beraneka ragam,

Page 7: revisi makalah

prospektif, dan dapat diandalkan. Namun, kesehatan masyarakat kita justru

begitu memprihatinkan. Berbagai macam kasus kesehatan bermunculan,

baik kasus baru maupun lama, benar-benar mengancam masa depan

bangsa. Merupakan fakta yang tidak dapat terbantahkan jika melihat

kondisi kesehatan masyarakat membuat kita miris. Begitu banyaknya

pemberitaan terkait isu mahalnya biaya kesehatan, semakin tingginya

angka penderita diabetes melitus, wabah penyakit menular, serta

permasalahan-permasalahan lain yang menuntut perhatian kita. Begitu

kompleksnya permasalahan yang diangkat ini mengharuskan kita untuk

memandang secara utuh seluruh permasalahan tersebut, bukan parsial.

Tidak hanya sebagai permasalahan klinis semata, namun permasalahan

masyarakat secara keseluruhan.

Jika ditelaah kembali, permasalahan kesehatan hanyalah efek kumulatif

dari berbagai persoalan kehidupan. Diabetes melitus contohnya, tidak

lepas dari pola makan dan gaya hidup yang salah.

2. Diabetes Melitus

2.1. Definisi dan Klasifikasi

Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: diabaínein, tembus atau pancuran

air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia

dengan istilah penyakit kencing gula adalah kelainan metabolis yang

disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglisemia

kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai

akibat dari:

a. defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya

b. defisiensi transporter glukosa.

Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan

jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama

mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. World Health

Page 8: revisi makalah

Organization (WHO) sebelumnya  telah merumuskan bahwa DM

merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang

jelas dan singkat, tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu

kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor di

mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi

insulin.

Klasifikasi utama diabetes melitus yaitu diabetes melitus tipe 1 dan

diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus tipe 1 biasanya terjadi pada

aanak-anak ( <40 tahun) dan meliputi 5% dari seluruh kasus sedangakn

diabetes melitus tipe 2 biasanya terjadi pada paruh baya ( > 40 tahun)

dengan puncak onset pada usia 60 tahun dan meliputi 95% dari seluruh

kasus. Hampir 50% kasusu diabete melitus tipe 2 tidak terdiagnosis

dikarenakan gejalanya sering tidak disadari dan fase prekliniknya

berlangsung selama 5-10 tahun.

Klasifikasi diabetes melitus dibagi berdasarkan etiologinya. Klasifikasi

yang dipakai di Indonesia sesuai dengan klasifikasi menurut American

Diabetes Association (ADA) 2003 terbagi dalam empat kategori yaitu :

a. DM tipe 1 : Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke

defisiensi insulin absolut.

b. DM tipe 2 : Bervariasi mulai yang terutama dominan

resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang

terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin.

c. DM Tipe Lain-lain : defek genetik fungsi sel beta, defek

genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati,

karena obat atau zat kimia, infeksi, imunologi (jarang), sindroma

genetik.

d. Diabetes melitus gestasional

2.2. Etiologi dan Patogenesis

Page 9: revisi makalah

Diabetes melitus dapat terjadi sebagai akibat dari ganggan genetik,

penyakit iatrogenik akibat steroid, kondisi endokrin seperti

hiperpituitarisma atau hipertiroidisma serta kerusakan sel-sel pulau-pulau

lengerhans akibat inflamasi, kanker, atau pasaca bedah. Pada DM tipe 2

terjadi penurunan jumlah resptor insulin pada permukaan sel target dan

penurunan aktivitas post resptor walaupun produksi insulin tetap bejalan.

Akibatnya kemampuan sel untuk mengggunakan insulin berkuarang

sehingga glukosa yang masuk ke sel akan berkurang dan glukosa di dalam

pembuluh darah meningkat. Keadaan ini disebut resistensi insulin.

Penyebab resistensi insulin pada DM 2sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi

beberapa faktor banyak berperan, seperti obesitas terutama yang bersifat

sentral, kurang gerak badan, diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat serta

keturunan (herediter).

Homeostastia glukosa diatur oleh tiga proses yang berhubungan yaitu

produksi glukosa di hati, pengguna glukosa oleh otot, dan sekresi insulin.

Kadar glukosa darah yang meningkat akan memicu sekresi insulin. Insulin

akan berinteraksi denagn sel target dan berikatan dengan resptor insulindi

permukaan sel target. Insulin dibutuhkan otot, lemak, dan hati agar

jaringan-jarinagn tersebut mendapat asupan glukosa dari darah.

Kekurangan insulin atau kerja insulin akan meningkatkan akumulasi

glukosa dalm cairan jaringan dan darah.

Insulin tidak dibutuhakan di sistem saraf pusat maka penyandang DM

tidak terkontrol yang mengalami kekurangan insulin atau penurunan

aktivitas insulin tetap dapat menggunakn karbohidrat dalam kadar normal

di otak dan sistem saraf. Namun, jaringan lain tidak mendapat asupan

glukosa yang cukup. Peningkatan produksi glukosa darah pada

penyandang DM merupakan kombinasi dari kurangnya penggunaan

glukosa dan produksi berlebihan glikogenesisi dan metabolisme lemak.

2.3 Diagnosis

Page 10: revisi makalah

Diagnosis DM ditegakkan berdasarkan gejala klinik khas dan pemeriksaan

laboratorium. Diagnosis klinis umumnya kan dipikirkan apabila ada

keluhan-keluhan yang dijumpai seperti poliura, plodipsia, polifagia, dan

penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya. Keluhan lain

dapat berupa lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi

pada pria, dan pruvutivus pada wanita.

Menurut Perkumpulan Endrojologi Indonesia (PERKENI) 2006, diagnosis

DM dapat ditegakkan melalui tiga cara. Pertama, jika keluhan klasik

ditemukan, maka pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl sudah

cukup menegakkan diagnosis DM. Kedua, jiak keluhan klasik ditemukan,

dilakukan pemeriksaan glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl. Ketiga, bila ada

keraguan perlu dilakukan tes toleransi glukosa oral (TTGO) dengan

mengukur kadar glukosa darah 2 jam setelah minum 75 gr glukosa.

Sampel darah untuk pemeriksaan glukosa darah dapat diambil dari darah

vena atau kapiler. Sebagai patokan, untuk pemeiksaan darah dalam

menegakkan diagnosis DM dapat dilihat pada tabel dari konsensus

pengolahan DM tipe 2 di Indonesia, PERKENI 2006.

Tabel 1. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa sebagai Patokan

Penyaring dan Diagnosis DM (mg/dL)

Bukan DMBelum pasti

DMDM

Kadar

glukosa

darah sewktu

(mg/dL)

Plasma vena < 100 100 -199 ≥ 200

Darah kapiler < 90 90 -199 ≥ 200

Kadar

glukosa

darah puasa

Plasma vena <100 100 – 125 ≥ 126

Darah kapiler <90 90 - 99 ≥ 110

Page 11: revisi makalah

(mg/dL)

Sumber: Soegondo S, Rudianto A, Manaf A, Subekti I, Pranoto A, Arsana

PM, Permana H. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes

Meliyus tipe 2 di Indonesia 2006. Jakarta : PB PERKENI 2006.

Diabetes terkendali baik, apabila kadar glukosa darah yang diharapkan

serta kadar lipid mencapai kadar yang diharapkan demikian pula status

gizi dan tekanan darah penderita diabetes melitus.

3. Manggis

3.1. Klasifikasi dan Deskripsi Manggis

Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerah

tropika yang diyakini berasal dari kepulauan nusantara. Tumbuh hingga mencapai

7 sampai 25 meter. Buahnya juga disebut manggis berwarna merah keunguan

ketika matang, meskipun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah

Gambar I. Buah manggis (Garcinia mangostana L.)

Manggis (Garcinia mangostana L.) berdasarkan taksonominya

diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Page 12: revisi makalah

Ordo : Malpighiales

Famili : Clusiaceae

Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana L.

Buah manggis ( Garcinia mangostana L.), merupakan buah yang eksotik

karena memiliki warna yang menarik dan kandungan gizi yang tinggi,

karena itu buah manggis memiliki prospek yang baik untuk

dikembangkan.

Potensi manggis tidak hanya terletak pada buahnya saja, tetapi juga hampir

seluruh bagian dari buah manggis menyimpan potensi yang sangat

bermanfaat bagi kehidupan manusia. Penggunaan tumbuhan manggis

diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Beberapa diantaranya

adalah peluruh haid, obat sariawan, penurun panas, disentri, mengobati

kanker, mencegah penyakit jantung, mengurang tekanan darah tinggi,

menyembuhkan asma, mengobati diabetes, menurunkan kolesterol,

mengatasi batu ginjal, pengencer darah, melawan tumor dan kanker, terapi

penderita HIV/AIDS, serta mengurangi resiko stroke.

3.2 Penelitian kulit manggis

Manggis telah banyak digunakan secara tradisional selama berabad-abad

di Asia untuk mengatasi berbagai masalak kesehatan, mulai dari infeksi

kulit, luka, hingga diare. Hingga saat ini pemanfaatan manggis secara

tradisional itu masih terus berlangsung. Untuk membuktikan khasiat itu,

berbagai riset telah dilakukan untuk memastikan bahwa manggis memang

berkhasiat.

Hampir semua riset menyebutkan kunci dari khasiat manggis terletak pada

kehadiran senyawa aktif xanthone, terutama pada alpha mangostin dan

gama mangostin. Senyawa aktif dari golongan phytochemical itu juga

ditemukan pada berbagai buah dan sayuran.

Page 13: revisi makalah

Xanthone adalah keluarga fitonutrien yang kaya akan antioksidan. Kadar

antioksidan pada manggis itu disinyalir lebih tinggi dari vitamin C dan E.

Pada buah manggis, xanthone berlimpah di bagian pericarp(kulit buah).

Daging buahnya juga mengandung xanthone. Berbagai riset di

mancanegara menunjukkan bahwa manggis memiliki 40 tipe xanthone

berbeda.

Sejauh ini, peran senyawa aktif xanthone masih terus diteliti. Xanthone

yang diperleh dengan jalan ekstraksi itu teah diuji coba ke hewan. Uji

klinis pada manusia masih belum banyak dilakukan sehingga belum

diketahui dosis efektifnya. Satu-satunya uji klinis yang pernah tercatat oleh

Jennifer Ferniza, peneliti dari Infinity to Health Sciences Inc. di Amerika

Serikat, yaitu pengujian xanthone hanya sebagai obat kumur. Hasilnya

memuaskan karena terbukti xanthone dapat bersifat sebagai antibakteri.

3.2.1 Penelitian Kulit Manggis di Indonesia

Penelitian akan kulit manggis di Indonesia memang belum banyak

dilakukan. Hal itu karena manggis lebih populer dikonsumsi sebagai buah,

bukan sebagai herbal. Penelitian yang dilakukan lebih banyak terfokus

untuk mengungkap kandungan senyawa manggis. Menurut Soedibyo

(2008) dalam Alam Sumber Kesehatan, senyawa xanthone,

mangostin,garsinone, flavonoid,dan tanin di buah manggis merupakan

senyawa bioaktif fenolik. Senyawa-senyawa itu diduga berperan dalam

menentkan jumlah antioksidan di manggis. Kulit buah manggis yang

mengandung senyawa xanthone memiliki fungsi antioksidan tinggi

sehingga dapat menetralkan dan menghancurkan radikal bebas yang

memicu munculnya penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, arthritis,

katarak dan diabetes mellitus.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Jurusan Farmasi, Universitas Andalas.

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pemberian senyawa alpha

mangostin dengan berbagai dosis pada mencit (dosis 30,100, dan 300

mg/kg berat badan) dapat menurunkan kadar kolesterol, trigliserida dan

Page 14: revisi makalah

LDL, serta meningkatkan kadar HDL darah mencit. Seperti halnya

senyawa xanthone sebagai antikanker, senyawa alpha mangostin dapat

dikembangkan menjadi obat antiarterosklerosis.

3.2.2 Penelitian Kulit Manggis di dunia

Penelitian manggis di mancanegara sudah berlangsung sejak dekade 1900-

an. Beberapa riset menunjukkan konsumsi beberapa varietas manggis

mujarab untuk diet nutrisi. Penelitian lain menyebutkan bahwa manggis

mampu berperan dalam mengatasi infeksi dan meningkatkan kekebalan

tubuh secara alami sehingga dapat membantu mengobati penyakit kanker,

antiinflamasi, hingga sklerosis. Sampai saat ini, penelitian-penelitian

mengenai khasiat manggis itu masih terus berjalan.

Peneliti dari Universitas Taichung di Taiwan telah mengisolasi xanthone

dan derivatnya dari kulit buah manggis (pericarp) di antaranya diketahui

adalah 3-isomangoestein, alpha mangostin, gamma-mangostin, Garcinone

A, Garcinone B, C, D dan Garcinone E, maclurin , mangostenol. Sebuah

penelitian di Singapura menunjukkan bahwa sifat antioksidan pada

manggis jauh lebih efektif bila dibandingkan dengan antioksidan pada

rambutan dan durian. Xanthone tidak ditemui pada buah-buahan lainnya

kecuali pada buah manggis, karena itu manggis di dunia diberikan julukan

queen of fruit atau si ratu buah

Page 15: revisi makalah

METODOLOGI PENULISAN

A. Metode penelitian

Penelititan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang ditujukan

untuk memberikan gambaran dan pemecahan masalah yang ada. Metode

penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang ada , seperti

situasi yang dialami atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung,

pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sudah muncul,

kecenderunagn yang menampak, pertentangan yang sering meruncing dan

sebagainya (Effendi dan Singarimbum, 1989).

B. Objek penelitian

Yang menajdi objek dalam penelitian ini adalah kadar glukosa dalam

darah penderita diabetes.

Page 16: revisi makalah

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan agustus 2012 di Universitas Brawijaya

Malang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Metode Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan mengkaji literatur, buku, majalah yang

sesuai dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

2. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis diskriptif

kualitatif.

ANALISIS DAN SINTESIS

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeratif, dimana terjadi

gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta ditandai

dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) dan dalam urin

(glukosuria). Kondisi semcam itu disebut diabetes tipe I. Dengan

demikian, penderita membutuhkan suntikan insulin untuk mengontrol

kadar gula dalam darahnya. Namun, diabetes yang lebih lazim dijumpai

adaah diabetes tipe II yang lebih disebabkan oleh gaya hidup tak sehat,

misalnya kurang konsumsi buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, dan

Page 17: revisi makalah

konsumsi makanan yang tinggi kalori dan lemak. Dalam kasus seperti itu,

tubuh dapat menghasilkan insulin, tetapi tidak cukup atau justru resisten

terhadap insulin. Tipe diabetes itu diperkirakan terjadi pada 80-90%

penderita diabetes secara keseluruhan. Risiko tinggi terkena diabetes tipe

II paling banya terjadi pada penderita obesitas atau kelebihan berat badan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya banyak

mengidap penyakit ini, Sekitar 8 juta penduduk Indonesia pada tahun 2009

mengidap diabetes (menurut data WHO). Dan akan meningkat menjadi

lebih dari 21 juta jiwa pada tahun 2025. Dari data tersebut penulis

bermaksud mengurangi kadar glukosa dalam darah penderita diabetes

dengan memebuat terobosan baru menggunakan obat herbal dari limbah

kulit manggis. Jus kulit manggis dapat mengurangi kadar glukosa dalam

darah penderita diabetes. Uji klinis oleh Jay K.Udani dan para peneliti dari

University of California, Los angeles (UCLA) School of Medicine

membuktikan bahwa jus kulit manggis berpotensi mencegah diabetes dan

penyakit kardiovaskular pada penderita obesitas. Penelitian yang dilakukan

pada 40 penderita obesitas usia 30-75 tahun itu, konsumsi 252 gr jus kulit

manggis dengan frekuensi dua kali sehari dapat mengurangi inflamasi.

Inflamasi alias peradangan itu merupakan prekursor kelainan

metabolisme yang memicu penyakit jantung, misalnya diabetes.

Selain itu, kadar indeks massa tubuh para penderita obesitas tersebut turun

setelah 4 dan 8 minggu konsumsi jus kulit manggis dengan dosis 128 dan

336 gr/hari. BMI merupakan standar yang digunakan untuk mengukur

keidealan berat badan. BMI diukur dengan membagi berat badan dalam

kilogram dengan tinggi tubuh dalam satuan meter persegi. Penderita

obesitas memiliki BMI lebih dari 30 kg/m².

Penurunan kadar glukosa darah tetap bertahap, konsumsi awal disarankan

sekitar 14 gr jus manggis per hari. Dosis itu kemudian ditingkatkan secara

bertahap selama beberapa minggu. Menurut penelitian Udani, konsumsi

jus manggis selama delapan minggu pada pasien yang ia teliti tidak

Page 18: revisi makalah

menunjukkan efek samping. Berikut adalah kandungan gizi dari 100 gram

buah manggis.

Tabel 2.Kandungan zat gizi dalam 100 gram buah manggis

Sumber: dr. Indah

Sri

Yuliatin. Dahsyatn

ya manggis.

Jakarta : Tibbun

Media 2012.

Kulit manggis

bisa diolah

untuk menjadi

jus sehat yang

berkhasiat. Berikut langkah-langkah untuk membuat jus sehat :

Langkah 1 Jus sehat manggis

Ambil 1 buah manggis yang matang.

Komponen Zat Gizi Jumlah

Energi 34 kalori

Protein 0,6 gram

Lemak 1 gram

Karbohidrat 5,6 gram

Kalsium 7 mg

Fosfor 4 mg

Zat besi 1 mg

Natrium 7 mg

Kalium 19 mg

Vitamin B1 0,03 mg

Vitamin B2 0,03 mg

Niasin 0,3 mg

Vitamin C 4,2 mg

Kadar abu 0,1 mg

Kadar air 87,6 mg

Page 19: revisi makalah

Kupas kulit bagian luar yang keras.

Potong-potong seluruh bagian hingga menjadi kecil.

Masukkan potongan kulit, buah, dan biji manggis ke dalam blender

bersama 150cc air.

Saring jus manggis.

Endapkan sekitar 5 menit lalu minum airnya dengan madu.

Langkah 2 Jus sehat manggis

Ambil kulit buah manggis matang.

Rendam dalam air selama minimal 1 jam.

Cuci bersih.

Kukus selama 3-5 menit.

Masukkan kulit buah ke dalam blender bersama 150cc air.

Saring jus mangis dengan kain halus. Hindari konsumsi serat kasar.

Di balik jus sehat, juga terdapat ramuan untuk penyakit-penyakit tertentu.

Ramuan-ramuan ini telah diresepkan oleh para dokter. Karena pada saat ini, kami

membahas peran kulit manggis untuk diabetes. Berikut langkah-langkah untuk

membuat ramuan.

Ramuan untuk diabetes

Bahan : kulit manggis dan madu

Cara meramu :

Ambil dua buah kulit manggis, buang kulit kerasnya, lalu remas-remas

kulit dalamnya dengan 1/3 air hangat.

Aplikasi : Saring airnya lalu tambahkan madu. Minum 1-2 kali

sehari.

Catatan

Konsumsi jus manggis jangan langsung dalam jumlah besar, tetapi

meningkat secara bertahap. Jika tidak, kadar gula malah meningkat.

Page 20: revisi makalah

Xantone adalah anti oksidan yang terdapat dalam kulit buah manggis

dengan kadar yang tinggi memiliki ini memiliki sifat baik dan bermanfaat,

sepert anti-diabetes dan mampu meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga

penulis menggunakan kulit manggis sebagai obat herbal untuk mengurangi

kadar glukosa

Page 21: revisi makalah

BAB III

PENUTUP

 

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi melalui data kepustakaan serta dari hasil penelusuran

melalui internet, dapat disimpulkan bahwa kulit buah manggis  (Garcinia mangostana

L.) mempunyai khasiat dalam bidang pengobatan herbal (Herbal Medicine). Hal ini

karena pada kulit buah manggis mengandung antioksidan xanthone yang bermanfaat

bagi tubuh terutama bagi penderita diabetes. Xanthone membantu menurunkan

tingkat gula darah penderita diabetes dengan cara mengurangi resistensi insulin

yang rusak  pada orang yang mengidap diabetes. Dengan demikian, penderita

diabetes berangsur-angsur normal tingkat gula darahnya.

2. Saran

Dengan terselesaikannya tugas ilmiah ini,diharapkan adanya penelitian lebih

lanjut mengenai pengolahan kulit manggis secara tepat, agar diperoleh khasiat

maksimal dengan hasil yang efektif serta dengan biaya yang terjangkau bagi

masyarakat.

Page 22: revisi makalah

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Manggis. http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/manggis.pdf

diakses pada 14 Agustus 2012 Jam 12.04.

Anonim. 2012. Xanthone. http://en.wikipedia.org/wiki/Xanthone diakses pada 14

Agustus 2012 Jam 11.39.

Endro, A. N. 2007. Dari Kulit Buah yang Terbuang hingga Menjadi Kandidat suatu Obat.

http://mot.farmasi.ugm.ac.id/files/69Manggis_Agung%20Baru.pdf diakses

pada 14 Agustus 2012 Jam 11.48.

Indah S.Y. 2012. Dahsyatnya Manggis. Jakarta: Tibbun Media:95.

Mardiana, L. dkk. 2011. Ramuan dan Khasiat Kulit Manggis. Jakarta: Penebar

Swadaya:74.

Paramawati, Raffi. 2010. Dahsyatnya Manggis untuk Menumpas Penyakit. Jakarta: PT

AgroMedika Pustaka:96.