makalah revisi kd 3.1
TRANSCRIPT
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 1/19
1
Standar Kompetensi : 3. Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan
batas-batas berlakunya relativitas Einstein dalam paradigma
fisika modern.
Kompetensi Dasar : 3.1. Menganalisis secara kualitatif gejala kuantum yang mencakup
hakikat dan sifat-sifat radiasi benda hitam serta penerapannya
Indikator
1. Mengilustrasikan radiasi benda hitam.
2. Menyebutkan gejala-gejala kuantum.
3. Menjelaskan percobaan wien tentang spectrum radiasi benda hitam.
4.
Membuat grafik spektrum radiasi benda hitam dari data yang ada.5. Menganalisis grafik spektrum radiasi benda hitam dari hasil percobaan Wien.
6. Menyebutkan hukum pergeseran Wien.
7. Menjelaskan teori Releigh-Jeans.
8. Menyebutkan hipotesis Planck.
9. Menjelaskan teori Planck tentang kuantisasi energi.
10. Membandingkan cara berpikir antara Planck dengan Stefan-Boltzmann dalam
memformulasikan energi.
11. Membandingkan cara pandang antara Planck dengan Releigh-Jeans tentang energi
gelombang elektromagnetik.
12. Menjelaskan efek fotolistrik sebagai gejala kuantum.
13. Menganalisis faktor yang mempengaruhi besarnya energi kinetik elektron foto.
14. Mendefinisikan frekuensi ambang.
15. Mendefinisikan stopping voltage.
16. Mendefinisikan fungsi kerja/energy ambang elektron pada sebuah bahan.
17. Memformulasikan persamaan energy kinetik electron foto.
18. Menjelaskan efek Compton sebagai gejala kuantum.
19. Memformulasikan perubahan panjang gelombang foton pada efek Compton.
20. Menjelaskan penerapan teori Wien dalam pengukuran suhu bintang.
21. Menjelaskan efek Compton pada efek rumah kaca yang terjadi di bumi.
22. Menjelaskan konsep benda hitam pada efek rumah kaca yang terjadi di bumi.
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 2/19
2
Materi Prasyarat : 1. Termodinamika
2. Gelombang Elektromagnetik
3. Hukum kekekalan momentum
4. Hukum kekekalan energi
5. Teori kinetik gas
Materi Esensial : 1. Spektrum Radiasi Benda Hitam Wien
2. Hukum Pergeseran Wien
3. Radiasi termal
4. Radiasi benda hitam
5. Teori Rayleigh-Jeans
6. Teori Planck
7. Efek fotolistrik
8. Frekuensi ambang
9. Stopping voltage
10. Fungsi kerja/energy ambang
11. Efek Compton
Peta Konsep
Frekuensi
ambang
Fungsi
kerja/energi
ambang
Kuantisasi energy
Hukum
pergeseran
Wien
Teori
Releigh-
Jeans
Ef ek Compton Ef ek f otolistrik Spektrum radiasi
benda hitam Wien
GEJALA KUANTUM
Teori
Planck
Teori Wien
Frekuensi
f oton
Energy
f oton
Dijelaskan dengan
tentang
tentang
Akan terjadi jika
Lebih dari Lebih dari
Electron f oto
Terdiri dari
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 3/19
3
Bagan materi
Gejala
kuantum
Ef ek
Compton
Fungsi kerja/energi ambang
Stopping voltage
Frekuensi ambang
Ef ek
f otolistrik
Teori Planck
Teori Releigh-Jeans
Benda hitam
Spectrum
radiasi benda
hitam Wien
Penerapan
Perubahan panjang
gelombang
Energy kinetic electron f oto
Hukum pergeseran Wien
Radiasi benda hitam
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 4/19
4
No. MateriAspek-aspek
Contoh PenerapanKognitif Afektif Psikomotor
1.Spektrum Radiasi
Benda Hitam¥ - - -
4.Hukum pergeseran
Wien¥ - -
Pengukuran suhu
bintang
5. Teori Rayleigh-Jeans ¥ - - -
6. Teori Planck ¥ - - -
7. Efek fotolistrik ¥ - - Panel surya
8. Efek Compton ¥ - - Efek rumah kaca
Materi
Selama bertahun-tahun, para fisikawan mencoba untuk menjelaskan tentang
fenomena-fenomena fisika yang terjadi menggunakan teori-teori fisika klasik. Namun,
ada beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan dengan teori klasik. Sejak itulah,
mulai muncul pemikiran-pemikiran baru yang menjadi awal mula lahirnya fisika
kuantum. Fenomena-fenomena tersebut menunjukkan adanya gejala kuantum. Gejala
kuantum ini diantaranya spectrum radiasi benda hitam yang didapat dari percobaan
yang dilakukan oleh Wien, efek fotolistrik, dan efek Compton.
A. Spektrum Radiasi Benda Hitam
Apa yang dimaksud dengan benda hitam?
Dalam fisika, sebuah benda yang menyerap seluruh energi dan tidak
memantulkannya serta dapat meradiasikan seluruh energinya disebut dengan benda hitam.
Meskipun Setiap benda dapat memancarkan radiasi termal ke lingkungannya dan
menyerap radiasi termal dari lingkungannya selama suhu benda dan lingkungannya
berbeda sampai tercapai kesetimbangan termal, kemampuan menyerap atau memancarkan
energi untuk setiap bahan berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh emisivitas (e) bahan
tersebut yang besarnya 0 < e < 1. Suatu bahan atau benda yang dapat menyerap dan
memancarkan radiasi energi dengan sangat baik (emisivitasnya 1) disebut juga dengan
benda hitam atau black body.
Benda hitam dapat dimodelkan dengan gambar sebagai berikut:
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 5/19
5
Gambar 1. Pemodelan benda hitam
Untuk membuktikan bahwa energi dalam rongga, seperti pada pemodelan benda
hitam di atas, akan terus diserap seluruhnya, dapat dilakukan pembuktian yang dapat
dilakukan secara pribadi di rumah. Dengan cara sebagai berikut:
1. Gambar kotak berongga, beri lubang sangat kecil dibandingkan sisinya di salah
satu sisi.
2. Gambarkan energi yang masuk dalam bentuk garis lurus yang melalui lubang
kecil hingga menyentuh dinding dalam. Saat garis menyentuh dinding, artinya
ada energi yang diserap dan ada yang dipantulkan kembali.
3. Gambarkan energi yang dipantulkan dengan menggunakan hukum Snellius
sehingga sudut datang energi dan sudut pantulnya sama.
4. Lanjutkan gambar garis pantul hingga menyentuh dinding lainnya dam ulangi
terus menerus langkah 3 dan 4.5. Kapan garis akan keluar kembali dari kotak melalui lubang yang sama?
Sebelum garis (energi) berhasil keluar kembali, energi telah habis terserap di
dalam rongga kotak karena terjadinya peristiwa penyerapan dan pemantulan
berulang yang sangat banyak.
Ketika radiasi kalor masuk ke dalam sebuah benda berongga melalui lubang
sangat kecil pada permukaannya, maka energi radiasi tersebut akan diserap sebagian oleh
dinding dalam benda dan sebagian lagi akan dipantulkan. Energi yang dipantulkan
tersebut akan mengenai kembali dinding bagian dalam benda di sisi lainnya, dan
kemudian sebagian energi diserap kembali oleh dinding dalam tersebut dan sebagian lagi
akan dipantulkan. Peristiwa penyerapan dan pemantulan tersebut terus-menerus terjadi
hingga seluruh energi radiasi terserap oleh benda tersebut.
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 6/19
6
Pernahkah anda melihat proses pembuatan golok atau pedang? Pada proses
pembuatan golok atau pedang, besi yang merupakan bahan bakunya dipanaskan terlebih
dahulu sebelum ditempa. Saat dipanaskan dengan suhu yang sangat besar, batang besi
tersebut berpijar dan tampak kemerahan. Jika besi tersebut terus menerus dipanaskan
maka pijarannya akan berubah menjadi kebiruan. Mengapa demikian?
Hal ini dikarenakan saat dipanaskan maka suhu batang besi ini akan meningkat,
sehingga besi memancarkan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pancaran
inilah yang disebut dengan radiasi termal. Radiasi termal adalah radiasi yang dipancarkan
oleh suatu benda yang disebabkan oleh temperaturnya.
Dalam pemodelan benda hitam, benda hitam dapat memancarkan kembali seluruh
energi yang telah diserapnya secara radiasi, jika dianggap tidak ada lubang lain selain
lubang yang sangat kecil tersebut. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Stefan-
Boltzmann, besarnya energi yang dipancarkan per satuan luas per satuan waktu, atau yang
lebih dikenal dengan intensitas, sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya dan
juga bergantung pada emisivitas masing-masing benda. Secara matematis dinyatakan
sebagai berikut:
Keterangan:
I = intensitas radiasi termal ( )
e = emisivitas bahan (0 < e < 1)
W = konstanta Stefan-Boltzmann ( )
T = suhu (K)
Karena energi diradiasikan dalam bentuk gelombang elektromagnetik, dan
gelombang elektromagnetik itu memiliki spektrum, jadi radiasi benda hitam juga
memiliki spektrum, yang disebut spektrum radiasi benda hitam.
Spektrum radiasi benda hitam didapat secara empirik melalui percobaan
Wien. Wien melakukan percobaan dengan memanaskan benda hitam dengan suhu
tertentu. Ternyata didapatkan data intensitas dan panjang gelombang tertentu,
yang apabila diplotkan akan memghasilkan grafik spektrum radiasi benda hitam.
Ketika suhunya dinaikan, ternyata grafik yang didapatkan berbeda dengan grafik
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 7/19
7
yang sebelumnya. Perbedaan terlihat pada data intensitas maksimum yang bergeser
ke panjang gelombang yang lebih kecil. Berikut ini contoh data hasil percobaan
Wien:
T = 3000 K
Panjang gelombang Intensitas
0 0
0,5 0
1 0,57
1,225 0,71
3 0,07
T = 4000 K
Panjang gelombang Intensitas
0 0
0,2 0
0,875 2
1,5 1,143 0,29
T = 5000 K
Panjang gelombang Intensitas
0 0
0,1 00,725 4,4
1,1 3
3 0,57
I
n
t e n s i t y
( M W / m 2 / Q m )
10
I
n t e n s i t y ( M
W / m 2 / Q m )
10
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 8/19
8
T = 6000 K
Panjang gelombang Intensitas
0 0
0,1 0,14
0,575 9,86
1 5,14
3 1
Jika keempat grafik digambar dalam satu bidang kartesian, maka akan terlihat
seperti gambar berikut ini:
Gambar 2. Grafik Intensitas Radiasi Terhadap Panjang Gelombang
Dari masing-masing grafik di atas, terlihat bahwa spektrum radiasi benda hitam
merupakan spektrum yang kontinu. Pada suhu tertentu, spektrum dengan panjang
gelombang yang tinggi memiliki intensitas yang rendah. Seiring dengan penurunan
panjang gelombang, intensitas akan bertambah sampai batas tertentu (maksimum)
akan turun lagi. Intensitas maksimum ini dicapai pada nilai panjang gelombang
tertentu, yang sering disebut dengan panjang gelombang maksimum (P). Wien
menyadari bahwa grafik hubungan antara intensitas (rapat energi) terhadap
I
n t e n s i t y
( M W / m
2 / Q m )
10
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 9/19
9
panjang gelombang ini, menunjukkan adanya hubungan antara energi dari radiasi
benda hitam dengan panjang gelombang (begitupun dengan frekuensi).
Dari keempat grafik juga terlihat bahwa setiap kenaikan suhu, nilai P
juga bergeser ke arah kiri yaitu ke arah panjang gelombang yang lebih pendek. Hal
ini menunjukkan adanya hubungan antara suhu suatu benda hitam sempurna
dengan panjang gelombang untuk harga maksimum. Hubungan tersebut
dinyatakan oleh Wien dalam sebuah persamaan, yaitu sebagai berikut:
Teori Rayleigh dan Jeans
Pada tahun 1890, muncul pertanyaan bagaimana menjelaskan spektrum radiasi
benda hitam. Lord Rayleigh dan Sir James Hopward Jeans mencoba merumuskan
penjelasan secara teoritis tentang spektrum radiasi benda hitam dengan menggunakan
teori fisika klasik seperti teori kinetik gas.
Menurut fisika klasik, ³teori ekipartisi menyatakan bahwa energi total gas dalam
suatu ruangan tertutup dibagi secara merata ke setiap molekul yang terdapat di dalam
ruangan. Jika energi total sistem adalah E dan banyaknya molekul yang berada dalam
ruangan adalah N, energi rata-rata yang dimiliki oleh setiap molekul adalah E/ N. Energi
ini terkandung dalam bentuk energi kinetik setiap molekul. Akan tetapi, tidak berarti
setiap molekul memiliki energi yang sama, yaitu E/ N. Nilai tersebut merupakan nilai rata-
rata.´ (Indrajit, 2007)
Gambar 3. Sebaran jumlah partikel yang memiliki kecepatan v
P
v
n(v)
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 10/19
10
Gambar di atas memperlihatkan sebaran kecepatan yang dimiliki molekul gas.
Sebaran energi kinetik diwakili oleh sebaran kecepatan karena energi kinetik dapat
dinyatakan dengan kecepatan. Rayleigh dan Jeans melihat bahwa kurva tersebut mirip
dengan kurva intensitas terhadap spektrum radiasi benda hitam. Oleh karena itu, Rayleigh
dan Jeans membuat persamaan berdasarkan teori ekipartisi energi.
Dengan k adalah konstanta Boltzmann.
Teori Max Planck
Kedua teori yang telah diajukan sebelumnya, masih menggunakan prinsip-prinsip
fisika klasik. Teori-teori tersebut juga belum mampu menjelaskan secara sempurna hasil
eksperimen tentang spektrum radiasi benda hitam dari segi teoritis. Hukum pergeseran
Wien tidak berlaku pada wilayah panjang gelombang yang panjang. Sedangkan teori
Rayleigh-Jeans tidak berlaku untuk panjang gelombang yang pendek.
Berdasarkan teori Rayleigh-Jeans, pada panjang gelombang yang sangat pendek
atau mendekati nol, ternyata didapatkan nilai intensitas yang tak terhingga. Hal tersebut
bertentangan dengan hasil eksperimen yang tergambar pada kurva dalam gambar 2.
Karena penyimpangan terjadi pada frekuensi tinggi, yaitu pada daerah ultraviolet, maka penyimpangan ini disebut juga dengan bencana ultraviolet atau UV-Catastrophy.
Penyimpangan yang terjadi pada kedua teori tersebut dapat dilihat pada gambaar berikut:
Gambar 3. Kesalahan Teori Klasik dalam menjelaskan spektrum radiasi benda hitam
Teori wien
Teori Rayleigh-Jeans
Teori Planck
Panjang gelombang
i n t e n s i t a s
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 11/19
11
Untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi pada teori sebelumnya, seorang
fisikawan yang bernama Max Planck mengajukan sebuah gagasan yang revolusioner,
yaitu tentang kuantisasi energi. Menurutnya, energi radiasi yang dipancarkan atau diserap
oleh benda hitam merupakan paket-paket atau kuanta yang disebut foton. Jadi, besarnya
energi radiasi ini terkuantisasi. Besarnya energi tersebut adalah kelipatan dari hf yaitu:
E = nhf
Dimana n = 1,2,3,4,«, dan h adalah konstanta Planck yang besarnya Js.
Teori yang dikemukakan Planck tersebut dapat menjelaskan tentang Hukum
Stefan-Boltzmann, Hukum pergeseran Wien, dan teori Rayleigh-Jeans. Gagasan ini juga
yang menjadi awal mula fisika kuantum.
B. Efek Fotolistrik
Pemikiran Max Planck yang telah mengemukakan bahwa energi yang diraidasikan
oleh sebuah benda hitam dalam bentuk gelombang elektromagnetik itu tidaklah kontinu
tetapi terkuantisasi yaitu dalam bentuk paket-paket energi diskrit yang disebut foton, ini
menunjukkan bahwa gelombang elektromagnetik ini juga dapat bersifat sebagai partikel.
Pernyataan ini juga diperkuat oleh gejala yang disebut efek fotolistrik. Efek fotolistrik
yaitu peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan sebuah logam saat disinari cahaya
(termasuk gelombang elektromagnetik) dengan frekuensi tertentu. Efek fotolistrik ini
dikemukakan oleh Albert Einstein.
Percobaan efek fotolistrik ini dilakukan dengan sebuah tabung kaca hampa udara
yang berisi plat logam 1 dan 2. Plat 2 dihubungkan ke kutub negatif baterai (sebagai
katode) dan plat 1 dihubungkan ke kutub positif baterai (sebagai anode), serta dipasang
amperemeter pada rangkaian tersebut. Ketika tabung ditempatkan dalam ruang gelap
(tidak ada cahaya), jarum amperemeter A tidak menyimpang (menunjukan nol) meskipun
telah diberi tegangan yang besar. Ini berarti tidak ada arus yang mengalir. Ketika seberkas
cahaya dengan panjang gelombang tertentu disinarkan pada pelat 2 maka arus listrik
dideteksi oleh amperemeter A (jarum galvanomatar menyimpang). Ini menunjukan
adanya elektron-elektron yang keluar dari pelat logam negatif 2 menuju pelat positif 1.
Loncatnya elektron ini dikarenakan elektron-elektron pada plat logam ini mendapatkan
energi yang cukup dari foton-foton. Elektron yang terlepas dari logam saat disinari
cahaya disebut juga dengan elektron foto.
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 12/19
12
Berdasarkan eksperimen tersebut yang dilakukan dengan mengubah-ubah
intensitas dan frekuensi cahaya yang mengenai logam, diperoleh hasil bahwa:
1. Saat intensitas di ubah-ubah sedangkan frekuensi tetap, ternyata hanya mengakibatkan
bertambahnya elektron foto, dan tidak mempengaruhi energi kinetiknya.
2. Energi kinetik elektron berbanding lurus dengan frekuensi cahaya yang mengenai plat
logam.
3. Efek fotolistrik hanya terjadi pada saat cahaya yang diberikan memiliki frekuensi
tertentu, yaitu frekuensi yang lebih besar dari frekuensi ambang logam (bahan).
Frekuensi ambang adalah frekuensi minimum yang dapat menyebabkan terjadinya
efek fotolistrik.
4. Kuat arus sebanding dengan intensitas cahaya yang digunakan.
Hal tersebut bertentangan dengan anggapan pada teori klasik, yang menyatakan bahwa jika intensitas diperbesar maka energinya pun semakin besar. Sedangkan pada
kenyataannya, sebesar apapun intensitas cahaya yang diberikan, tidak akan mengubah
besarnya energi. Dan berapapun intensitas yang diberikan, asalkan frekuensinya lebih
besar dari frekuensi ambang, pasti akan terjadi efek fotolistrik.
Gambar 4. Efek Fotolistrik
Jika percobaan dilakukan dengan mengubah-ubah beda potensialnya sedangkan
frekuensi dibuat tetap, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Pada saat V diperbesar dengan arah arus sama dengan arah gerak elektron foto,
maka arus yang terukur oleh amperemeter semakin kecil. Hal ini dikarenakan
ada medan listrik yang timbul pada kedua plat, sehingga electron-elektron foto
mendapat gaya Coloumb dari medaan tersebut, dan hanya beberapa electron
foto yang energinya lebih tinggi dari energy potensial saja yang dapat sampai ke
plat 2.
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 13/19
13
2. Ketika beda potensial diperbesar pada nilai tertentu yaitu saat V = , dengan
disebut juga stopping voltage, tidak ada elektron foto, yang artinya tidak ada
elektron yang terlepas atau sampai ke plat 1. Ini terjadi karena tidak ada elektron yang
energi kinetiknya dapat melawan energi potensial listrik yang diberikan yaitu .
Dapat dikatakan bahwa energi kinetik rata-rata elektron:
Sedangkan untuk energi elektron foto diperoleh dari energi cahaya yang
menyebabkannya (E = hf). Ketika cahaya mengenai plat logam, energi cahaya ini terlebih
dahulu digunakan elektron foto untuk melepaskan diri dari plat logam, dan sisanya
digunakan untuk bergerak dari plat logam 2 ke plat logam 1 (). Energi cahaya yangdigunakan untuk melepaskan diri disebut dengan energi ambang atau fungsi kerja (W)
yang besarnya:
Jadi besarnya energi kinetik elektron foto adalah:
C. Efek Compton
Pada penjelasan efek fotolistrik sebelumnya, cahaya dapat dipandang sebagai
paket-paket energi (foton). Paket-paket energi cahaya tersebut tidak berbentuk sebagaigelombang, tapi lebih mendekati bentuk partikel. Pandangan bahwa cahaya dapat bersifat
sebagai partikel diperkuat oleh gejala efek Compton.
Hal ini diamati oleh Arthur Holly Compton dalam sebuah percobaan. Ketika
seberkas sinar X ditembakkan ke sebuah elektron bebas yang diam, sinar X akan
mengalami perubahan panjang gelombang dimana panjang gelombang sinar X
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 14/19
14
bertambah, atau dengan kata lain frekuensinya berkurang. Gejala tersebut dikenal dengan
Efek Compton.
Gambar 5. Peristiwa Hamburan Compton
Gambar tersebut menunjukkan ketika sinar X yang berlaku sebagai foton
menumbuk elektron, terjadi perubahan panjang gelombang. Ketika terjadi tumbukan,
akan ada energi yang berpindah dari foton kepada elektron sehingga elektron dapat
bergerak. Dalam teori kuantum, perubahan energi tersebut berhubungan dengan
perubahan panjang gelombang atau frekuensi.
Dalam gambar tersebut, foton dan elektron akan terhambur masing-masing
dengan sudut U dan J terhadap arah gerak foton sebelum tumbukan. Hamburan yang
dialami sinar X tersebut disebut hamburan Compton dengan ciri khas terjadinya perubahan menjadi dengan nilai yang lebih besar.
Pada keadaan awal, foton memiliki energi:
dan momentumnya adalah:
Untuk mengetahui perubahan energi atau panjang gelombang foton setelah
hamburan, digunakan analisis hukum kekekalan momentum dan hukum
kekekalan energi.
Berdasarkan hukum kekekalan energi:
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 15/19
15
Dengan ialah energi foton datang, adalah energi elektron diam,
adalah energi foton terhambur, dan adalah energi total elektron relativistik
setelah tumbukan.Dan berdasarkan hukum kekekalan momentum:
Untuk sumbu x:
J
Untuk sumbu y:
J
Dengan
adalah momentum foton datang,
adalah momentun foton
hamburan, dan adalah momentum elektron setelah tumbukan, adalah sudut
hamburan foton ,dan J adalah sudut hamburan elektron.
J
J
Dikuadratkan kemudian dijumlahkan:
J
J
+
J J
Dengan menggunakan hubungan relativistik antara energi dan momentum,
maka energi total relativistiknya adalah:
Dengan mensubstitusikan nilai
dan , maka diperoleh:
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 16/19
16
Keberhasilan dalam menunjukkan bahwa energi cahaya dalam bentuk foton
memiliki momentum dan dapat berlaku sebagai partikel membuat cahaya tidak
lagi hanya dipandang sebagai gelombang saja, sebagaimana hasil pengamatan
sebelumnya dalam periode fisika klasik yang menunjukkan bahwa cahaya
mengalami polarisasi, difraksi, refleksi, dan gejala-gejala lain yang menunjukkan
sifat cahaya sebagai gelombang. Sehingga dikenal istilah dualisme partikel-
gelombang.
D. Penerapan
1. Pengukuran Suhu Bintang
Matahari merupakan bintang yang paling dekat dengan bumi. Bintang-bintang
memancarkan energi yang berasal dari reaksi fusi. Energi yang dihasilkan melalui
reaksi fusi tersebut dipancarkan dalam bentuk radiasi. Berdasarkan hukum Stefan-
Boltzmann, intensitas radiasi yang dipancarkan berbanding lurus dengan pangkat
empat suhunya. Ternyata, radiasi yang diukur di luar angkasa menunjukkan spektrum
radiasi bintang yang mirip dengan spektrum radiasi benda hitam, sehingga bintang
dapat dianggap sebagai benda hitam.
Sehingga, dengan mengamati panjang gelombang intensitas maksimal (P
)
dari cahaya bintang yang sampai di bumi, kita data memperkirakan suhu bintang
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 17/19
17
tersebut dengan menggunakan hukum pergeseran Wien. Dengan pendekatan tersebut,
kita tidak perlu mendekati bintang tertentu untuk mengukur suhunya.
2. Efek Rumah Kaca
Seperti yang kita ketahui, bumi dilindungi oleh lapisan atmosfer. Ketika
cahaya matahari masuk ke bumi dengan energi tertentu, sebagian energi sampai ke
permukaan bumi (salah satunya infrared), sebagian lagi ada yang dipantulkan ke
angkasa luar, dan sebagian kecil diserap oleh awan dan debu-debu yang ada di lapisan
atmosfer. Energi yang sampai ke permukaan bumi sebagian diserap dan sebagian lagi
dipantulkan kembali. Peristiwa penyerapan energi ini terjadi lewat peristiwa efek
Compton. Ketika cahaya matahari sampai ke permukaan bumi (salah satunya
infrared), maka foton-fotonnya akan bertumbukan dengan benda-
benda/partikel-partikel yang ada di bumi. Setelah bertumbukan, foton-foton ini
dihamburkan ke luar angkasa dengan perubahan panjang gelombang yang
menjadi lebih besar, atau dapat dikatakan bahwa energinya menjadi lebih kecil.
Hal ini menunjukkan adanya penyerapan energi saat foton-foton infrared
menumbuk partikel-partikel benda yang ada di bumi.
Sementara pada lapisan atmosfer terdapat banyak gas CO2 yang seolah
membentuk seuah lapisan, sehingga saat sebagian besar infrared dihamburkan,
tidak bisa sampai ke luar angakasa karena tidak memiliki energi yang cukup
untuk menembus lapisan tersebut. Saat foton-foton infrared ini menumbuk
lapisan gas CO2, terjadi hamburan Compton lagi. Sehingga energinya semakin
berkurang. Foton-foton yang dihamburkan akan dipantulkan kembali ke
permukaaan bumi, lalu terjadi lagi hamburan Compton. Peristiwa hamburan
Compton ini terjadi berulang-ulang hingga hampir semua energinya terserap.
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 18/19
18
Gambar 6. Pemanasan Global
Apabila gas seperti CO2 dan metana terkandung dalam atmosfer secara
berlebihan, mungkin saja tidak akan ada energi yang diradiasikan kembali ke angkasa
luar, dan bumi yang diselubungi atmosfer akan menjadi seperti benda hitam yang
suhunya terus mengalami peningkatan.
5/12/2018 Makalah Revisi KD 3.1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-revisi-kd-31 19/19
19
Daftar Pustaka
Indrajit, Dudi. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Fisika. Bandung: PT. Setia Purna Inves.
Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika unt uk S M A kelas XII. Bandung: Grafindo.
Krane, kenneths. 2008. Fisika M odern. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
Seran Daton, Goris. 2007. Fisika unt uk S M A/ M A Kelas XII. Jakarta: Grasindo.
Sinaga, Parlindungan. 2009. Fisika M odern. Bandung.
Sutrisno. 2003. Ilmu Fisika unt uk S MU Kelas 3. Bandung: Acarya Media Utama.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika unt uk Sains dan Teknik, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Azhari. 2011. Radiasi Thermal dan Post ulat Planck , [Online]. Tersedia:
http://freestars57.blogspot.com/2011/03/radiasi-thermal-dan-postulat-planck.html
[15 September 2011]
2011. Radiasi Benda Hitam, [Online]. Tersedia: http://basistik.blogspot.com/2011/03/radiasi-
benda-hitam.html/ [15 September 2011]