tugas mandiri

Upload: muhamad-salam-hidayatullah

Post on 15-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 TUGAS MANDIRI

    1/12

    TUGAS MANDIRI

    ENTOMOLOGI

    SURVEI SERANGGA HAMA : TEKNIK DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

    ( DOSEN PENGASUH : Dr. LA ODE SANTIAJI BANDE, SP. MP. )

    O L E H :

    MUHAMAD SALAM HIDAYATULLAH

    G2A113005

    PROGRAM STUDI AGRONOMI

    PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS HALU OLEO

    2014

  • 5/25/2018 TUGAS MANDIRI

    2/12

    I. METODE SURVEI SERANGGA HAMADalam penerapan PHT, pengamatan ekosistem merupakan kegiatan yang sangat

    menentukan keberhasilan dalam mengambil keputusan tentang pengendalian

    OPT. Hubungan antara Aras Pengambilan keputusan dengan kegiatan pemantauan

    sangat erat. Nilai Ambang Ekonomi yang ditetapkan tidak bermanfaat apabila

    tidak diikuti kegiatan pemantauan yang teratur dan dapat dipercaya. Sebaliknya

    program pemantauan tidak bermanfaat apabila tidak dikaitkan dengan suatu aras

    penentuan keputusan pengendalian seperti ambang ekonomi. Pemantauan adalah

    suatu kegiatan pengamatan yang dilakukan secara berkala pada suatu obyek di

    lokasi tertentu untuk kepentingan pengambilan keputusan. Pengamatan yang

    dilakukan secara insidentil yang tidak digunakan untuk pengambilan keputusan

    bukan merupakan kegiatan pemantauan. Menurut Kasumbogo Untung (2010),

    kaitan antara kegiatan pengamatan dan aras pengambilan keputusan PHT dapat

    dijelaskan melalui bagan sistem organisasi pelaksanaan PHT seperti berikut ini :

    Gambar 1. Hubungan antara pemantauan, pengambilan keputusan dan tindakanpengelolaan dalam sistem pelaksanaan PHT

    http://1.bp.blogspot.com/-7B4txKWVw7E/T-VLsmfvsPI/AAAAAAAAAQo/KtaL1teRSLw/s1600/Agrosistem.jpg
  • 5/25/2018 TUGAS MANDIRI

    3/12

    Agro-ekosistem merupakan sistem yang dikelola oleh petani dengan

    tujuan agar diperoleh produksi pertanian tinggi, populasi hama dan kerusakan

    tanaman dapat dipertahankan pada aras yang tidak merugikan, serta residu

    pestisida di makanan dan lingkungan dapat ditetapkan seminimal mungkin. Agro-

    ekosistem bersifat dinamik, selalu berubah antar waktu dan antar tempat serta

    sangat peka terhadap pengaruh dari dalam dan luar ekosistem. Agar sasaran

    pengelolaan agro-ekosistem tersebut dapat dicapai, diperlukan informasi tentang

    keadaan dan dinamika ekosistem yang diperoleh dari kegiatan pemantauan.

    Kegiatan pengamatan dilakukan bertujuan untuk memperoleh informasi tentang

    keadaan ekosistem meliputi keadan cuaca, air, tanah, populasi hama dan penyakit,

    musuh alami, kerusakan tanaman, pertumbuhan tanaman dan lain-lain.

    Berdasarkan hasil pengamatan, informasi yang diperoleh kemudian

    dianalisis dan kegiatan ini disebut Analisis Ekosistem. Hal-hal yang dianalisis

    diantaranya adalah apakah populasi hama sudah melebihi ambang ekonomi,

    populasi musuh alami apakah mampu mempertahankan populasi hama dalam

    kedudukan keseimbangan, apakah kondisi cuaca apakah menguntungkan untuk

    perkembangan hama dan lain-lain. Hasil analisis merupakan masukan bagi pihak

    pengambil keputusan apakah petani, petugas lapangan dan lainnya untuk

    mengambil keputusan tentang bentuk tindakan pengelolaan yang perlu

    dilaksanakan terhadap ekosistem.

    Pengambil keputusan merupakan lembaga atau perseorangan yang

    menetapkan keputusan dan rekomendasi yang perlu dilakukan untuk pengelolaan

    ekosistem termasuk tindakan pengendalian hama. Setelah diambil keputusan

    tentang tindakan pengelolaan ekosistem yang perlu dilakukan, keputusan tersebut

    segera langsung diterapkan di lapangan dalam bentuk tindakan pengelolaan.

    Tindakan pengelolaan tersebut dapat dalam bentuk pengendalian hama dengan

    pestisida kimia, teknik pengendalian hama lainnya atau tidakan pengelolaan

    ekosistem lainnya. Salah satu model pengambilan keputusan yang sederhana

    adalah Ambang Ekonomi dalam bentuk populasi hama atau intensitas kerusakan

    tanaman. Apabila data populasi hasil pemantauan menunjukan telah sama atau

    melampaui AE, keputusannya adalah segera dilakukan pengendalian kimia untuk

  • 5/25/2018 TUGAS MANDIRI

    4/12

    mengembalikan populasi hama ke aras keseimbangan umumnya. Bila di bawah

    AE, tidak perlu dilaksanakan pengendalian kimiawi. Dalam pelaksanaan kegiatan

    pemantauan perlu ditetapkan siapa yang menjadi pelaksana pemantauan, apakah

    petani atau petugas lapangan pemerintah yang ditugasi melakukan pemantauan

    seperti para POPT. Idealnya apabila semua petani dan kelompok tani pernah

    memperoleh pelatihan pengamatan atau pelatihan PHT di SLPHT, tanggung

    jawab pemanatauan di tingkat lapangan adalah petani beserta kelompoknya.

    Susanto (2006) menyebutkan beberapa metode survei serangga hama

    diantaranya adalah metode transek, visual encounter survey(VES), drift-fenced

    pitfall trap(perangkap lubang dengan pagar pengarah), plot kuadrat, dantree

    buttres. Metode transekdigunakan untuk menjangkau areal yang luas dengan waktu

    yang relatif singkat. Metode tersebut biasanya hanya menemukan jenis-jenis

    yang umum terlihat, yaitu jenis yang populasinya relatif besar dan tersebar

    merata serta jarang bersembunyi. Akan tetapi bila ada keterbatasan dana,

    waktu, dan personil, Jaeger (1994) menyebutkan bahwa metode transekmerupakan salah satu metode terbaik untuk digunakan.

    Metode VESmerupakan modifikasi dari metode jelajah bebas dan belttransect. Metode tersebut dilakukan dengan cara menyusuri berbagai badan

    air dan mendata jenis yang ditemukan serta keadaan daerah tempat jenis

    tersebut ditemukan. Menurut Susanto (2006), metode ini cocok untuk

    digunakan mendata jenis dan mikrohabitat amfibi. Akan tetapi, data yang

    didapatkan tidak dapat mencerminkan keadaan populasi seperti kepadatan. Metode dri ft-f enced pitf all trapmerupakan modifikasi daripitfall trapyang

    digunakan untuk serangga, dengan tambahan pagar untuk mengarahkan

    hewan yang akan diperangkap. Metode tersebut cocok digunakan untuk

    mendata jenis-jenis yang mobil, kecil dan kriptik (Corn 1994). Mistar (2003)

    menambahkan bahwa metode tersebut memiliki kelemahan berupa besarnya

    biaya, waktu, dan personil yang diperlukan.

    http://riandinie-kienda.blogspot.com/2012/06/share-metode-survey-herpetofauna.htmlhttp://riandinie-kienda.blogspot.com/2012/06/share-metode-survey-herpetofauna.htmlhttp://riandinie-kienda.blogspot.com/2012/06/share-metode-survey-herpetofauna.htmlhttp://riandinie-kienda.blogspot.com/2012/06/share-metode-survey-herpetofauna.htmlhttp://riandinie-kienda.blogspot.com/2012/06/share-metode-survey-herpetofauna.htmlhttp://riandinie-kienda.blogspot.com/2012/06/share-metode-survey-herpetofauna.html
  • 5/25/2018 TUGAS MANDIRI

    5/12

    Metode plot kuadratdilakukan dengan cara membuat plot kuadrat dibeberapa tempat dan kemudian melakukan pencarian intensif di plot-plot

    tersebut (Jaeger & Inger 1994). Menurut Susanto (2006), metode tersebut

    cocok untuk mendata jenis-jenis kriptik dengan kepadatan yang tinggi. Akan

    tetapi metode tersebut tidak cocok untuk mendata jenis kriptik yang sangat

    mobil. Metode tree buttresmerupakan modifikasi dari metode plot kuadrat.

    Metode tersebut dilakukan dengan membuat plot disekitar banir pohon dan

    mendata jenis-jenis yang ada disana (Mistar 2003).

  • 5/25/2018 TUGAS MANDIRI

    6/12

    II. FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESALAHANPENGAMBILAN SAMPEL

    Faktorfaktor yang mempengaruhi kesalahan pengambilan sampel antara lain :

    1. Sifat dan keterampilan petugas pengamatMengikut sertakan banyak pengamatan dalam kegiatan pengamatan

    mengakibatkan hasil kesimpulan yang salah. Upayanya adalah membuat buku

    petunjuk standarisasi tabel pengamatan yang jelas dan mudah digunakan para

    pengamat.

    Dalam pengamatan biasa setiap pengamat memiliki sifat, pengetahuan dan

    keterampilan yang berbeda, hal ini yang menyebabkan munculnya kesalahan yang tidak

    dapat dihindari.

    2. Keadaan lingkungan setempatKeadaan lingkungan yang mempengaruhi aktivitas serangga yang kita amati.

    Menyesuaikan dengan irama kehidupan serangga.

    Kesalahan lainya biasa keadaan lingkungan setempat yang mempengaruhi aktivitas dan

    perilaku serangga yang kita amati, misal perbedaan waktu dalam pengamatan.

    3. Sifat sebaran spasial seranggaAda 3 sifat sebaran yang yaitu : a) rata, b) acak atau random, dan c)

    mengelompok.

    Sifat sebaran serangga harus diketahui terlebih dahulu karena akan digunakan

    untuk menentukan besar ukuran dan bentuk unit sampel, frekuensi

    pengamatan, ukuran sampel, dll.

  • 5/25/2018 TUGAS MANDIRI

    7/12

    III. METODE PENGAMBILAN SAMPELMetode pengambilan sampel dalam pembahasan ini adalah cara atau

    teknik untuk memperoleh data tentang kepadatan populasi serangga yang

    diamati. Ukuran kepadatan populasi suatu serangga yang tepat adalah dalam

    bentuk jumlah individu per suatu satuan luas permukaan tanah. Data ini dapat

    digunakan untuk menghitung berapa jumlah individu yang ada pada suatu daerah

    atau wilayah pengamatan.

    Sampel atau contoh dalam pengertian statistik merupakan bagian suatu

    populasi. Populasi hama pada suatu tempat merupakan seluruh individu hama

    yang menempati tempat tertentu artinya sampel merupakan wakil dari populasi

    yang diamati. Permasalahan penting yang sering dihadapi dalam pengambilan

    sampel adalah menentukan jumlah anggota sampel dengan tepat sehingga dapat

    mewakili keseluruhan anggota populasi. Jika terjadi kesalahan penentuan jumlah

    sampel maka data yang diperoleh tidak dapat digunakan untuk menduga sifat

    populasi (Untung, 2003 : 93).

    Proses pengambilan sampel dan monitoring memerlukan teknik yangberagam tergantung pada jenis tanaman, jenis hama atau organisme lain yang

    diamati. Ada 2 (dua) syarat yang harus diperhatikan dalam melakukan teknik

    pengamatan dan pengambilan sampel yaitu : Praktis, artinya metode yang

    dilakukan sederhana, mudah dikerjakan dan tidak memerlukan peralatan dan

    bahan yang mahal serta tidak memerlukan waktu yang lama; Valid (dapat

    dipercaya), artinya metode yang dilakukan harus menghasilkan data yang dapat

    mewakili atau menggambarkan secara benar tentang sifat populasi yang

    sesungguhnya (Untung, 2003 : 94).

    Pola pengambilan sampel dapat mengikuti pola Diagonal, Zig-zag dan

    Lajur tanaman (Sistematik) seperti terlihat pada Gambar 4.3 berikut ini. Rumpun

    tanaman yang ada di pinggiran plot pengamatan jangan dijadikan sebagai sampel,

    yaitu sekitar 3-5 baris dari tepi lahan (plot pengamatan).

    Untung (2003 : 98) menyatakan ada 3 metode pokok pengambilan sampel

    yaitu metode mutlak (absolut), metode nisbi (relatif) dan indeks populasi.

  • 5/25/2018 TUGAS MANDIRI

    8/12

    1. Metode Mutlak (Absolut)Metode mutlak yaitu data yang didapat merupakan angka pendugaan

    kepadatan populasi dalam bentuk jumlah individu per satuan unit permukaan

    tanah atau habitat serangga yang kita amati. Pelaksanaan sampling lebih

    dahulu ditetapkan unit sampel berupa satuan luas permukaan tanah (1 X 1

    m2 ) kemudian semua individu serangga yang ada dalam unit sampel yang

    kita amati dikumpulkan dan dihitung jumlahnya. Untuk suatu petak

    pengamatan biasanya diambil beberapa unit sampel, lalu dihitung rat-rata

    kepadatan populasi dari petak pengamatan tersebut.

    Apabila perhitungan populasi dilakukan pada pertanaman yang teratur

    dalam baris dan kolom maka dengan menggunakan unit sampel berupa satu

    tanaman/pohon atau rumpun dapat diperoleh jumlah populasi serangga untuk

    satu wilayah pengamatan. Misalnya tanaman padi yang ditanam dengan jarak

    tanam 25 X 25 cm, maka dalam 1 m2 luas tanah terdapat 16 rumpun padi,

    jika pada setiap rumpun ditemukan 10 ekor wereng maka dapat diperkirakan

    untuk luasan 1 m2permukaan tanah terdapat 160 ekor wereng.

    Kelebihan metode mutlak adalah memiliki ketelitian yang tinggi, tetapi

    memerlukan biaya, waktu dan tenaga yang cukup banyak untuk menghitung

    serangga yang terkumpul.

    2. Metode Nisbi (Relatif)Metode Nisbi yaitu data penduga populasi yang diperoleh sulit untuk

    dikonversi dalam unit permukaan tanah karena banyaknya faktor yang

    mempengaruhi angka penduga tersebut. Cara pengambilan sampel dengan

    alat perangkap serangga seperti lampu perangkap (light trap) atau perangkap

    jebakan (pitfal trap) akan memperoleh angka yang sulit untuk dikonversikan

    pada unit permukaan tanah.

    Dibandingkan dengan metode mutlak, metode nisbi merupakan metode

    yang lebih mudah dan praktis karena umumnya individu serangga lebih

    mudah tertangkap dan dihitung. Kekurangannya adalah dari segi ketelitian

    statistik metode ini termasuk rendah. Hal ini karena dipengaruhi banyak

    faktor seperti keadaan lingkungan sekitar, alat perangkap, keadaan dan

  • 5/25/2018 TUGAS MANDIRI

    9/12

    kemampuan pengamat, waktu pengumpulan serangga dan lain-lain. Metode

    nisbi tidak dianjurkan untuk studi ekologi serangga yang memerlukan

    ketelitian tinggi.

    3. Metode Indeks PopulasiMetode Indek Populasi yaitu yang diukur dan dihitung adalah bekas

    yang ditinggalkan oleh serangga seperti kotoran, kokon dan sarang. Misalnya

    kita mengamati tikus maka yang dihitung adalah jumlah liang. Indeks

    populasi yang sering digunakan adalah kerusakan atau akibat

    serangan hama pada tanaman, biasanya angka tersebut disebut intensitas

    kerusakan atau serangan.

  • 5/25/2018 TUGAS MANDIRI

    10/12

    IV. PENYUSUNAN PROGRAM PENGAMBILAN SAMPEL DANPENGAMATAN

    Menurut Kasumbogo Untung (2010) menjelaskan bahwa dalam menyusun

    secara lengkap program pengambilan sampel pada suatu wilayah pengamatan

    perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menetapkan beberapa

    kriteria atau ketentuan tentang pengambilan sampel. Ketentuan-ketentuan tersebut

    meliputi penetapan tentang: 1) Unit Sampel, 2) Interval Pengambilan Sampel, 3)

    Banyak atau Ukuran Sampel, 4) Desain Pengambilan Sampel, 5) Mekanik

    Pengambilan Sampel

    1. Unit sampelUnit sampel merupakan unit pengamatan yang terkecil. Pada unit tersebut

    diadakan pengukuran dan penghitungan oleh pengamat terhadap individu

    serangga yang ada, dan apa yang ditinggalkan oleh serangga yang menjadi obyek

    pengamatan atau variabel pengamatan. Beberapa variabel pengamatan yang dapat

    diperoleh dari unit sampel dapat berupa kepadatan atau populasi hama, populasi

    musuh alami, intensitas kerusakan, dll.

    Ada berbagai jenis unit sampel yang saat ini digunakan dalam praktek

    pengamatan baik untuk program penelitian atau untuk pengambilan keputusan

    pengendalian hama. Biasanya unit sampel dikembangkan berdasarkan sifat

    biologi serangga dan belajar dari pengalaman sebelumnya. Unit sampel dapat

    berupa:

    a. Unit luas permukaan tanah 1 x 1 m2b. Unit volume tanahc. Bagian tanaman seperti rumpun, batang, daun, pelepah daund. Dalam bentuk stadia hamanya sendiri. Sering digunakan untuk evaluasi dalam

    musuh alami seperti jumlah larva parasit atau larva inang, dst.

    2. Penentuan interval pengambilan sampelInterval pengambilan sampel merupakan jarak waktu pengamatan yang

    satu dengan waktu pengamatan yang berikutnya pada petak pengamatan yang

  • 5/25/2018 TUGAS MANDIRI

    11/12

    sama. Banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan interval

    pengamatan antara lain tingkat tumbuh tanaman, daur hidup serangga yang

    diamati, tujuan pengambilan sampel, faktor cuaca, dll. Untuk serangga yang

    mempunyai siklus pendek dan kapasitas reproduksi tinggi, interval pengamatan

    harus pendek agar tidak kehilangan informasi dari lapangan. Demikian juga

    keadaan ini berlaku bagi komoditas tanaman yang peka terhadap serangan hama

    seperti kapas, dan juga untuk jenis hama yang peningkatan kerusakannya berjalan

    cepat.

    3. Penentuan ukur an sampelDalam program pengambilan sampel dan pengamatan, penentuan ukuran

    sampel atau jumlah unit sampel yang harus diamati pada setiap waktu pengamatan

    sangat menentukan kualitas hasil pengamatan.

    Ukuran sampel dipengaruhi oleh dua komponen utama yaitu varians (s2)

    yang menjelaskan distribusi data sampel, dan biaya pengambilan sampel yang

    terdiri atas ongkos tenaga dan alat-alat pengambilan sampel. Secara umum dapat

    dikatakan semakin besar ukuran sampel (n) semakin dapat dipercaya harga

    penduga parameter populasi. Tetapi apabila ukuran sampel besar maka biaya

    pengambilan sampel juga semakin besar. Sebaliknya bila unit sampel terlalu

    sedikit, analisa statistik akan menghasilkan keputusan yang memiliki ketepatan

    dan ketelitian rendah, sehingga kualitas dan kegunaan hasil pengamatan

    diragukan.

    4. Desain atau pola pengambil an sampelAda beberapa pola yang dapat digunakan untuk menetapkan unit sampel

    yang mana dari keseluruhan populasi yang harus diamati yang menjadi anggota

    sampel. Pola yang paling ideal adalah secara acak (random sampling), kemudian

    dikenal:

    a. Pola acak berlapisb. Pola pengambilan sampel sistematikc. Pola pengambilan sampel purposive atau yang sudah ditentukan

  • 5/25/2018 TUGAS MANDIRI

    12/12

    Beberapa pola pengambilan sampel yang sering digunakan adalah bentuk :

    A B C

    Gambar 2. Pola pengambilan sampel A. Pola Diagonal, B. Pola Zigzag, C. Pola

    Lajur tanaman

    5. Mekanik Pengambilan SampelMekanik pengambilan sampel serangga adalah segala teknik memperoleh,

    mengumpulkan serta menghitung individu serangga yang diamati atau bahan yang

    ditinggalkan oleh serangga pada unit sampel yang telah ditentukan.

    Mekanik sampel yang sering dilakukan oleh para pengamat kita adalah

    pengamatan langsung di lapangan. Tidak semua serangga dapat dihitung secara

    langsung sehingga masih diperlukan peralatan atau alat khusus yang dapat

    digunakan untuk mengumpulkan individu serangga dan kemudian dihitung

    jumlahnnya.