vaksinasi tugas mandiri

of 28 /28
Erika Anggraini 1102011088 L.I 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Organ Limfoid L.O. 1.1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopik organ limfoid L.O. 1.2. Memahami dan menjelaskan anatomi mikroskopik organ limfoid L.I 2. Memahami dan Menjelaskan Kekebalan Tubuh L.O. 2.1. Memahami dan menjelaskan definisi kekebalan tubuh L.O. 2.2. Memahami dan menjelaskan mekanisme kekebalan tubuh L.I 3. Memahami dan Menjelaskan Antigen L.O. 3.1. Memahami dan menjelaskan definisi antigen L.O. 3.2. Memahami dan menjelaskan klasifikasi antigen L.I 4. Memahami dan Menjelaskan Antibodi L.O. 4.1. Memahami dan menjelaskan definisi antibodi L.O. 4.2. Memahami dan menjelaskan klasifikasi antibodi L.I 5. Memahami dan Menjelaskan Vaksinasi dan Imunisasi L.O. 5.1. Memahami dan menjelaskan definisi vaksinasi dan imunisasi L.O. 5.2. Memahami dan menjelaskan jenis dan jadwal imunisasi L.I 6. Memahami dan Menjelaskan Vaksin dalam Perspektif Islam Anatomi makroskopik dan mikroskopik organ limfoid 1. Thymus Thymus merupakan organ yang terletak dalam mediastinum di depan pembuluh-pembuluh darah besar yang meninggalkan jantung, yang termasuk dalam organ limfoid primer. Limfosit yang terbentuk mengalami proliferasi tetapi sebagian akan mengalami kematian, yang hidup akan masuk ke dalam peredaran darah sampai ke organ limfoid sekunder dan mengalami diferensiasi menjadi limfosit T. Limfosit ini akan mampu mengadakan reaksi

Author: erikaeriki

Post on 31-Jan-2016

235 views

Category:

Documents


0 download

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hgfds

TRANSCRIPT

Erika Anggraini1102011088

L.I 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Organ LimfoidL.O. 1.1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopik organ limfoidL.O. 1.2. Memahami dan menjelaskan anatomi mikroskopik organ limfoid

L.I 2. Memahami dan Menjelaskan Kekebalan TubuhL.O. 2.1. Memahami dan menjelaskan definisi kekebalan tubuhL.O. 2.2. Memahami dan menjelaskan mekanisme kekebalan tubuh

L.I 3. Memahami dan Menjelaskan Antigen L.O. 3.1. Memahami dan menjelaskan definisi antigenL.O. 3.2. Memahami dan menjelaskan klasifikasi antigenL.I 4. Memahami dan Menjelaskan AntibodiL.O. 4.1. Memahami dan menjelaskan definisi antibodiL.O. 4.2. Memahami dan menjelaskan klasifikasi antibodi

L.I 5. Memahami dan Menjelaskan Vaksinasi dan Imunisasi L.O. 5.1. Memahami dan menjelaskan definisi vaksinasi dan imunisasiL.O. 5.2. Memahami dan menjelaskan jenis dan jadwal imunisasi

L.I 6. Memahami dan Menjelaskan Vaksin dalam Perspektif Islam

Anatomi makroskopik dan mikroskopik organ limfoid

1. Thymus

Thymus merupakan organ yang terletak dalam mediastinum di depan pembuluh-pembuluh darah besar yang meninggalkan jantung, yang termasuk dalam organ limfoid primer. Limfosit yang terbentuk mengalami proliferasi tetapi sebagian akan mengalami kematian, yang hidup akan masuk ke dalam peredaran darah sampai ke organ limfoid sekunder dan mengalami diferensiasi menjadi limfosit T. Limfosit ini akan mampu mengadakan reaksi imunologis humoral. Proses invulsi disebut sebagai age invultion, dimulai sejak masa kanak-kanak. Proses tersebut dapat dipercepat sebagai akibat berbagai rangsangan, misalnya penyakit, stress, kekurangan gizi, toksis atau ACTH, proses ini disebut sebagai accidental involution. Thymus mengalami involusi secara fisiologis dengan perlahan-lahan. Cortex menipis, produksi limfosit menurun sedang parenkim mengkerut diganti oleh jaringan lemak yang berasal dari jaringan pengikat interlobuler.

MakroskopikLetaknya di mediastinum superior. Berat mencapai 30-40 gram pada masa pubertas, kemudian mengalami involusi sampai akhirnya hanya berupa jaringan lemak. Bentuknya segitiga, pipih dan berwarna kemerahan. Terdiri dari 2 lobus yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan ikat.

Mikroskopik Tiap lobus terdiri dari lobulus dengan ukuran 0,5 2 mm yang terdiri dari jaringan parenkim berbentuk polihedral. Jaringan parenkim thymus terdiri dari anyaman sel-sel retikuler saling berhubungan tanpa adanya jaringan pengikat lain, diantara sel retikuler terdapat limfosit. Sel retikulernya berbentuk stelat seperti didalam nodus lymphaticus dan lien, tetapi berasal dari endoderm. Hubungan ini lebih jelas di daerah medulla sampai membentuk struktur epitel yang disebut corpuskulum hassalli (thymic corpuscle). Masing-masing lobus terdiri dari cortex dan medulla.

a. CortexLimfosit dihasilkan di daerah cortex sehingga sebagian besar populasi sel di cortex adalah limfosit dari berbagai ukuran. Limfosit besar banyak terdapat di bagian perifer dan makin kedalam jumlah limfosit kecil makin bertambah, sehingga cortex bagian dalam sangat padat oleh limfosit kecil. Dalam cortex terjadi proses proliferasi dan degenerasi, dan terdapat makrofag yang walaupun sedikit merupakan penghuni tetap dalam cortex. Kadang-kadang juga ditemukan sedikit plasmasit dalam parenkim.

b. MedullaPada medulla, banyak terdapat sel retikuler dengan berbagai bentuk, kadang mempunyai tonjolan dan kadang tidak mempunyai tonjolan sitoplasma. Ada pula sel retikuler yang berbentuk gepeng dan tersusun konsentris membentuk corpusculum Hassali. Sel-selnya berhubungan sebagai desmosom. Bagian tengahnya mengalami degenerasi dan kadang-kadang kalsifikasi. Limfosit terdapat tidak begitu banyak dan hanya dari jenis bentuk kecil. Perbedaan dengan limfosit cortex karena bentuk yang tidak teratur dengan sitoplasma lebih banyak. Dalam medulla terdapat jenis sel lain dalam jumlah kecil seperti makrofag dan eosinofil.

2. Nodus Limfatikus

Nodus lymphaticus berfungsi sebagai filtrasi terhadap limfe yang masuk karena terdapat sepanjang pembuluh limfe sehingga akan mencegah pengaruh yang merugikan dari bakteri tersebut. Fungsi imunologis nodus lymphaticus disebabkan adanya limfosit dan plasmasit dengan bantuan makrofag untuk mengenal antigen dan pembuangan antigen fase terakhir. Nodus lymphaticus juga merupakan tempat penyebaran sel-sel yang baru dilepas oleh thymus atau sumsum tulang.

MakroskopikNodus lymphaticus merupakan organ kecil yang terletak berderet-deret sepanjang pembuluh limfe. Jaringan parenkimnya merupakan kumpulan yang mampu mengenal antigen yang masuk dan memberi reaksi imunologis secara spesifik. Organ ini berbentuk seperti ginjal atau oval dengan ukuran 1-2,5 mm. Bagian yang melekuk ke dalam disebut hillus, yang merupakan tempat keluar masuknya pembuluh darah. Pembuluh limfe aferen masuk melalui permukaan konveks dan pembuluh limfe eferen keluar melalui hillus. Nodus lymphaticus tersebar pada ekstrimitas, leher, ruang retroperitoneal di pelvis dan abdomen dan daerah mediastinum.

MikroskopikNodus lymphaticus terutama terdiri atas jaringan limfoid yang ditembusi anyaman pembuluh limfe khusus yang disebut sinus lymphaticus. Nodus lymphaticus dibungkus oleh jaringan pengikat sebagai kapsula yang menebal di daerah hillus dan beberapa jalur menjorok ke dalam sebagai trabekula. Parenkim diantara trabekula diperkuat oleh anyaman serabut retikuler yang berhubungan dengan sel retikuler. Diantara anyaman ini diisi oleh limfosit, plasmasit dan sel makrofag. Parenkim nodus lymphaticus terbagi atas cortex dan medulla, dengan perbedaan terdapat pada jumlah, diameter dan susunan sinus.Dinding pembuluh limfe yang tipis mudah ditembus oleh makromolekul dan sel-sel yang berkelana dari jaringan pengikat, sehingga tidak dijumpai adanya barier yang mencegah bahan-bahan antigenik, baik endogen maupun eksogen. Sel bakteri dapat dengan mudah melintasi epidermis dan epitel membrana mukosa yang membatasi ruangan dalam tubuh, yang apabila luput dari perngrusakan oleh fagosit dalam darah maka akan berproliferasi dan menghasilkan toksin yang mudah masuk dalam limfe.

3. Limpa/ Lien

Lien merupakan organ limfoid yang terletak di cavum abdominal di sebelah kiri atas di bawah diafragma dan sebagian besar dibungkus oleh peritoneum. Lien merupakan organ penyaring yang kompleks yaitu dengan membersihkan darah terhadap bahan-bahan asing dan sel-sel mati disamping sebagai pertahanan imunologis terhadap antigen. Lien berfungsi pula untuk degradasi hemoglobin, metabolisme Fe, tempat persediaan trombosit, dan tempat limfosit T dan B. Pada beberapa binatang, lien berfungsi pula untuk pembentukan eritrosit, granulosit dan trombosit. Primordium lien tampak pada embrio umur 8-9 minggu sebagai suatu penebalan jaringan mesenkim pada mesogastrium dorsalis. Sel-sel mesenkim memperbanyak diri dengan mitosis membentuk hubungan melalui tonjolannya sebagai rangka retikuler dalam pulpa alba dan pulpa rubra. Kemudian muncul sel primitif basofil yang berasal dari sel-sel induk dalam saccus vitelinus, hepar atau medulla oseum.Limfosit dalam lien sebagian beupa limfosit T, sebagian dari medulla oseum yang dibawah pengaruh Limfosit B. Makrofag dalam lien kemungkinan berasal dari sel induk dalam medulla osseum. Apabila lien diangkat, maka fungsinya akan diambil alih oleh organ lain. Apabila terjadi luka, akan terjadi kesembuhan dengan timbulnya jaringan pengikat.

MakroskopikLetaknya di hypochondrium kiri dibawah diafragma. Merupakan organ limfatik yang terbesar. Berat limpa rata-rata berkisar antara 75-100 gram. Pada dewasa berukuran 12x7x4 cm atau seukuran kepalan tangan, biasanya sedikit mengecil dengan bertambahnya umur sepanjang tidak disertai adanya patologi lainnya. Limpa kira kira ditutupi oleh iga 9 samapai iga 11, pada permukaan bawah diafragma. Darah arteri dipasok melalui arteri lienalis. Darah balik disalurkan melalui vena lienalis yang bergabung dengan vena mesentika superior yang membentuk venaporta.

Mikroskopik Lien dibungkus oleh jaringan padat sebagai capsula yang melanjutkan diri sebagai trabecula. Capsula akan menebal di daerah hilus yang berhubungan dengan peritoneum. Dari capsula melanjutkan serabut retikuler halus ke tengah organ yang akan membentuk anyaman. Pada sediaan terlihat adanya daerahbulat keabu-abuan sebesar 0,2-0,7 mm, daerah tersebut dinamakan pulpa alba yang tersebar pada daerah yang berwarna merah tua yang dinamakan pulpa ruba.

a. Pulpa albaPulpa alba membentuk selubung limfoid periarterial (periarterial limfoid sheats/PALS) di sekitar arteri yang baru meninggalkan trabecula, selubung tersebut mengikuti arteri sampai bercabang-cabang menjadi kapiler

b. Pulpa rubraPulpa rubra terdiri atas pembuluh-pembuluh darah besar yang tidak teratur sebagai sinus renosus dan jaringan yang mengisi diantaranya sebagai splendic cords of Billroth. Warna merah pulpa rubra disebabkan karena eritrosit yang mengisi sinus venosus dan jaringan diantaranya. Di dalam celah pulpa terdapat sel-sel bebas seperti makrofag, semua jenis sel dalam darah dengan beberapa plasmasit. Bagian tepi pulpa alba terdapat daerah peralihan dengan pulpa rubra sebesar 80-100 mikron, daerah ini dinamakan zona marginalis yang mengandung sinus venosus kecil. Zona marginais merupakan pulpa rubra yang menerima darah arterial sehingga merupakan tempat hubungan pertama antara sel-sel darah dan partikel dengan parenkim lien.

Capsula dan TrabeculaCapsula dan trabecula terdiri atas jaringan pengikat padat dengan sel otot polos dan anyaman serabut elastis. Permukaan luar terdiri dari sel mesotil sebagai bagian peritoneum. Trabecula merupakan lanjutan kapsula yang membawa arteri, vena dan pembuluh limfe. Trabecua mengandung lebih banyak serabut elastis dan beberapa serabut sel otot polos.

Sinus Venosus dan VenaSinus venosus terdapat di seluruh pulpa rubra dan banyak sekali terdapat di sekeliling pulpa alba. Pembuluh-pembuluh darah ini dapat disebut sinus venosus sebab lumennya tidak teratur lebarnya (12-40 mikron).Dindingnya terdiri atas endotil dan lamina basalis. Sitoplasma mengandung dua macam filament yang tersusun sejajar sumbu panjang dan tidak terdapat intercellular junction. Kemampuan fagositosis sangat terbatas. Sinus venosus akan mengalirkan darah ke vena pulpa yang menpunyai dinding terdiri atas endotil memanjang, lamina basalis dan selapis tipis otot pos. Selanjutnya vena pulpa akan bermuara ke vena trabecula yang akan berkumpul di hilus sebagai vena lienalis.

4. Tonsilla

Lubang penghubung antara cavum oris dan pharynx disebut faucia. Di daerah ini membran mukosa tractus digestivus banyak mengandung kumpulan jaringan limfoid dan terdapat infiltrasi kecil-kecil diseluruh bagian di daerah tersebut. Selain itu diyemukan juga organ limfoid dengan batas-batas nyata.

Rangkaian organ limfoid ini (cincin Waldeyer) meliputi:

a. Tonsila LingualisTonsilla lingualis terdapat pada facies dorsalis radix linguae sebagai tonjolan-tonjolan bulat. Pada permukaannya terdapat lubang kecil yang melanjutkan diri sebagai celah invaginasi(crypta) yang dilapisi oleh epitel gepeng berlapis. Crypta tersebut dikelilingi oleh jaringan limfoid. Sejumlah limfosit yang mengalami infiltrasi dalam epitel dan berkumpul dalam crypta yang kemudian mengalami degenerasi dan membentuk suatu kumpulan dengan sel epitel yang sudah terlepas bersama bakteri sebagai detritus. Kadang-kadang dalam crypta bermuara kelenjar mukosa. Dalam jaringan limfoid tampak adanya nodus lymphaticus.

b. Tonsila PalatinaDiantara arcus glossoplatinus dan arcus pharyngopalatinus terdapat ua buah jaringan limfoid dibawah membrane mukosa yang masing-masing disebut tonsilla palatine. Epitel bersama jaringan pengikat yang menutupi mengadakan invaginasi membentuk crypta sebanyak 10-20 buah. Pada dasar crypta, batas antara epitel dan jaringan limfoid kabur karena infiltrasi limfosit dalam epitel. Limfosit yang telah melintasi epitel bersama dengan leukosit dan sel epitel yang mati sebagai corpusculum salivarius. Terdapat nodulus lymphaticus sebesar 1-2 mm dengan germinal centernya tersusun berderet dalam jaringan limfoid yang difus. Antara nodulus lymphaticus yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh jaringan pengikat (capsula) yang mengandung limfosit, mast sell dan plasmasit. Apabila ditemukan granulosit, hal ini menunjukkan adanya radang.

c. Tonsila PharyngealisPada atap dan dinding dorsal nasopharynx terdapat kelompok jaringan limfoid yang ditutupi pula oleh epitel yang dinamakan tonsilla pharyngealis. Jenis epitelnya sama dengan epitel tractus respiratorius ialah epitel semu berlapis bercillia dengan sel piala. Epitelnya tidak mengadakan invaginasi membentuk crypta tetapi melipat-lipat. Pada puncak lipatan banyak infiltrasi limfosit, dibawah epitel terdapat nodulus lymphaticus yang mengikuti lipatan-lipatan. Jaringan limfoid ini dipisahkan oleh capsula tipis jaringan pengikat dan diluar capsula terdapat kelenjar-kelenjar campuran yang saluran keluarnya menembus jaringan limfoida bermuara didalam saluran lipatan epitel.

Definisi kekebalan tubuhSistem kekebalan atau imunitas adalah suatu sistem pertahanan yang digunakan untuk melingdungi tubuh dari infeksi penyakit atau kuman yang berbeda dari protein tubuh kitaatau antigen.(http://biologimediacentre.com/sistem-kekebalan-tubuh/)

Faktor Kekebalan Tubuh ( Faktor Imun )adalah Kombinasi dari berbagai Faktor yang berfungsi Protektif Untuk Mencegah dan Melawan Berbagai Jenis Penyakit dan Infeksi. Setiap Faktor berperan Khusus dalam Pertahanan Tubuh terhadap serangan Organisme Penyebab Penyakit ( Patogen ). Berbagai Faktor ini juga menyeimbangkan Faktor Pengaturan Fungsi Imun. Secara bersama, berbagai Faktor yang tergolonjg Faktor Imun ini membantu mencegah Penyakit.(http://igg-plus.8m.com/faktor_kekebalan_tubuh.html)

Macam Sistem Kekebalan1. Sistem Kekebalan AlamiJika tubuh terserang suatu penyakit, misalnya campak, tubuh akan membentuk antibodi untuk melawan campak. Dibentuknya antibodi ini menyebabkan tubuh menjadi kebal (imun) terhadap campak. Kekebalan (imunitas) terhadap suatu penyakit yang dimiliki tubuh tanpa perlakuan tertentu ini dinamakankekebalan alami/kekebalan perolehan (aquired immune). Contoh kekebalan alami yang lain adalah kebalnya bayi terhadap beberapa penyakit setelah menyusu pada hari pertama. Di dalam air susu ibu tersebut terkandung kolostrumyang kaya antibodi dan mineral. Kekebalan bayi ini bertahan beberapa hari sampai beberapa minggu.Bagaimana tubuh dapat mengingat dan mengenali antigen yang pernah menyerang sebelumnya? Ternyata ada sel-sel khusus yang bertugas untuk mengingat dan mengenal antigen yang disebutsel-sel memori. Inilah ciri khas sistem kekebalan tubuh: pengingatan/pengenalan dan pengkhususan. Pengenalan artinya sel-sel memori mampu mengingat dan mengenal antigen yang pernah menyerang tubuh. Sedangkan kekhususan berarti satu antibodi hanya cocok untuk satu antigen tertentu. Sebagai contoh antibodi cacar hanya cocok untuk antigen cacar dan tidak cocok untuk antigen lainnya.Fagosit mononuklearTerdiri atas monosit dalam sirkulasi dan makrofag dalam jaringan. Pada dasarnya,monositdan makrofag sama-sama mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk fagositosis mikroba patogen,melepas mediator inflamasi dan sitokin, serta mempresentasikan antigen dari patogen yang dicerna kepada sel limfosit T. Penghancuran kuman (fagosit) dilakukan dengan membentuk fagolisoson yaitu fusi antar fagosom yang didalamnya terdapat patogen dan lisosom, yang akan mendestruksi patogen, baik dengan menggunakan enzim pencernaan dari lisosom maupun menggunakan spesies oksigen reaktif. Hal ini juga mengawali pengelepas mediator inflamasi maupun sitokin yang akan menginduksi baik sel imun spesifik maupun non spesifik lainnya.

Fagosit polimorfonuklear atau granulocyteMerupakan 60-70% dari seluruh jumlah darah putih normal dan dapat keluar dari pembuluh darah (kemotaksis/ respon inflamasi). Granulosit dibagimenurut pewarnaan histologiknya menjadi neutrofil, eosinofil dan basofil. Sel-sel ini mempunyai granul-granul yang mengandung enzim pencernaan.

NeutrofilMerupakan sel pertma yang dikerahgkan ketempat bakteri masuk. Fungsi utama neutrofil adalah fagositosis, baik dengan jalur oksigen dependen dan independen. Neutrofil juga dapat mengenal patogen secara langsung

EosinofilMerupakan 2-5% dari sel darah putih. Eosinofil jugaberfungsi sebgaia fagosit,dnegan cara melepaskan isi granulnya yang bersifat toksik ke sel sasaran. Sel ini berperan penting pada infeksi parasit.

Basofilberjumlah sangat sedikit,sekitar primata>anjing/kucing> manusia=babi=kuda. IgG adalah opsonin yang baik sebagai pagosit pada ikatan IgG reseptor. Imunoglobulin ini merangsang antigen-dependen cel-mediated cytotoxicity (ADCC)-IgG Fab untuk mengikattargetsel, Natural Killer(NK) Fc-reseptor, mengikat Ig Fc, dan sel NK membebaskan citotoksik pada seltarget. IgFc juga mengaktifkan komplemen, menetralkan toksin, imobilisasi bakteri dan menghambat serangan virus.Klas TempatFungsi

IgGBentuk antibodi utama di sirkulasi Mengikat patogen, mengaktifkan komplemen, meningkatkan fagositosis

IgMDi sirkulasi, antibodi terbesar Aktifkan komplemen, menggumpalkan sel

IgADi saliva dan susu Mencegah patogen menyerang sel epitel traktus digestivus dan respiratori.

Ig DDi sirkulasi dan jumlahnya paling rendahMenandai kematuran sel B

Ig EMembran berikatan dengan reseptor basofil dan sel mast dalam jaringanBertanggung jawab dalam respon alergi dan melindungi dari serangan parasit cacing

IgG1-4IgAIgMIgDIgE

Sifat utamaPaling banyak ditemukan dalam cairan tubuh terutama ekstraselular untuk memerangi mikroorganisme dan toksinnyaIg utama dalam sekresiseomukosa untuk menjaga permukaan luar tubuhAglutinator yang sangat efektif; diproduksi dini pada respons imun. Pertahanan terdepan terhadap bakteremiaUmumnya ditemukan dalam limfositPengerahan agens anti mikrobial. Meningkat pada infelksi parasit. Berperan pada gejala alergi atopi

fungsiOpsonisasiADCCImunitas neonatalProteksi terhadap mukosa disekresi dalam air susuMengikat komplemenOpsonin baikMenimbulkan alergi, syok anafilaksis. Pertahanan terhadap parasit

Ikatan selMononuklear limfositNeutrofiltrombositLimfositneutrofilLimfositReseptor sel BReseptor sel BSel mastBasofillimfosit

Definisi vaksinasi dan imunisasi

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatandan hidup anak.Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yangsangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yangdapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacarair, tbc, dan lain sebagainya.Macam-macam / jenis-jenis imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit dan imunisasi aktif di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yangmudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang dengan cara suntik atau minum / telan. Setelah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh kita maka tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan membantuk antibodi. Antibodi itu uumnya bisa terus ada di dalam tubuh orang yang telah diimunisasi untuk melawan penyakit yang mencoba menyerang.Vaksinasi adalah sebuah senyawa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus. Terbuat dari virus yag telah dimatikan atau dilemahkan dengan menggunakan bahan-bahan tambahan lainnya seperti formalaldehid, thymerosal dan lainnya. Sedangkanvaksinasi adalah suatu usaha memberikanvaksintertentu ke dalam tubuh untuk menghasilkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit /virus tersebut.Vaksin secara arti berasal dari bahasa latin vacca = melemahkan. Definisi lengkapnya kurang lebih adalah suatu kuman (bakteri/virus) yang sudah dilemahkan yang kemudian dimasukkan ke dalam tubuh seseorang untuk membentuk kekebalan tubuh (imunitas) secara aktif. Cara memasukkannya bisa dengan disuntik ataupun dengan oral (diteteskan red). Fungsi utama dari vaksin adalah untuk pencegahan terhadap suatu penyakit yang diakibatkan oleh kuman.

Jenis dan jadwal imunisasi1. Vaksin BCG Jadwal pemberian:Diberikan 1 kali pada umur antara 0-2 bulanCara Pemberian dan Dosis: Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml) Dosis pemberian: 0,05 ml sebanyak 1 kali Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus) , dengan menggunakan spuit suntik (ADS 0,05 ml) Vaksin yang dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam

2. Vaksin DPTJadwal Pemberian:Diberikan 3 kali (DPT 1,2,3), selang 4 minggu, umur antara 2-11 bulanCara Pemberian dan Dosis Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen Disuntikkan secara im dengan dosis pemberian 0,5ml sebanyak 3 dosis Dosis pertama diberikan pada anak umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan interval paling cepat 4 minggu Di unit pelayanan statis, vaksin DPT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan: vaksin belum kadaluarsa vaksin disimpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C tidak pernah terendam air sterilitasnya terjaga VVM masih dalam kondisi terjaga Di Posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya

3. Vaksin Jerap TTJadwal PemberianPada WUS atau ibu hamil, dosis primer diberi 2 kali, ke 3 kali waktu 6 bulan kemudian. Diberikan 5 kali, ke 4 dan ke 5 diberikan interval minimal 1 tahun setelah pemberian ke 3 dan ke 4.Cara Pemberian dan Dosis Sebelum digunakan vaksin harus dikocok lebih dahulu agar suspensi menjadi homogen Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara im atau sc dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ke 3 setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada WUS, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ke 3 dan ke 4. Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada periode trimester pertama. Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan:1. vaksin belum kadaluarsa2. vaksin disimpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C3. tidak pernah terendam air4. sterilitasnya terjaga5. VVM masih dalam kondisi A dan B Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya

4. Vaksin DTJadwal PemberianDianjurkan pada usia 8 tahun (usia anak SD)Cara Pemberian dan Dosis Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen Disuntikkan secara im atau sc dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml. Dianjurkan untuk anak usia di bawah 8 tahun. Untuk usia 8 tahun lebih dianjurkan imunisasi dengan vaksin Td Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan:1. vaksin belum kadaluarsa2. vaksin disimpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C3. tidak pernah terendam air4. sterilitasnya terjaga5. VVM masih dalam kondisi A dan B Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.

5. Vaksin PolioJadwal PemberianDiberikan 4 kali (Polio 1, 2, 3, 4) selang 4 minggu, umur antara 0-11 bulanCara Pemberian dan Dosis Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan:1. vaksin belum kadaluarsa2. vaksin disimpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C3. tidak pernah terendam air4. sterilitasnya terjaga5. VVM masih dalam kondisi A atau B Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya

6. Vaksin CampakJadwal PemberianPemberian 1 kali, umur antara 9 11 bulanCara Pemberian dan Dosis Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subcutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6 7 tahun (kelas 1 SD) setelah catch-up campaign campak pada anak SD kelas 1-6.

7. Vaksin Hepatitis BJadwal pemberianPemberian 3 kali selang 4 minggu, umur antara 0-11 bulan.Cara Pemberian dan Dosis Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID, pemberian suntikan secara im, sebaiknya pada anterolateral paha Pemberian sebanyak 3 dosis Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan)Untuk Hepatitis B vial Di unit pelayanan statis, vaksin Hep B yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan:a. Vaksin belum kadaluarsab.Vaksin di simpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 Cc. Tidak pernah terendam aird. Sterilitasnya terjagae. VVM masih dalam kondisi A dan B Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya

8. Vaksin DPT-HBVaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktivasi serta vaksin Hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non infectious.Jadwal PemberianDosis pertama umur 2 bulan, diberikan 3 kali, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 mingguCara Pemberian dan Dosis Pemberian dengan cara im, 0,5 ml sebanyak 3 dosis Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu Di unit pelayanan statis, vaksin DPT-HB yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan:1. vaksin belum kadaluarsa2. vaksin disimpandalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C3. tidak pernah terendam air4. Sterilitasnya terjaga5. VVM masih dalam kondisi A dan B

Imunisasi dalam perspektif islam

Sebagai seorang muslim, semua jalan keluar telah diberikan oleh agama islam. Oleh karena itu berupaya kembali kepada Allah dan rasul-Nya.

Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),[An-Nisa-59]

Imunisasi dan vaksinasi adalah suatu hal yang berbeda dimana sering terjadi kerancuan.-Imunisasi: pemindahan atau transfer antibodi [bahasa awam: daya tahan tubuh] secara pasif. Antibodi diperoleh dari komponen plasma donor yang sudah sembuh dari penyakit tertentu.-Vaksinasi: pemberian vaksin [antigen dari virus/bakteri] yang dapat merangsang imunitas [antibodi] dari sistem imun di dalam tubuh. Semacam memberi infeksi ringan.[Pedoman Imunisasi di Indonesia hal. 7, cetakan ketiga, 2008, penerbit Depkes]

Pro-kontra imunisasi dan vaksin

Pendapat kontra: Vaksin haram karena menggunakan media ginjal kera, babi, aborsi bayi, darah orang yang tertular penyakit infeksi yang notabene pengguna alkohol, obat bius, dan lain-lain. Ini semua haram dipakai secara syariat. Efek samping yang membahayakan karena mengandung mercuri, thimerosal, aluminium, benzetonium klorida, dan zat-zat berbahaya lainnya yg akan memicu autisme, cacat otak, dan lain-lain. Lebih banyak bahayanya daripada manfaatnya, banyak efek sampingnya. Kekebalan tubuh sebenarnya sudah ada pada setiap orang. Sekarang tinggal bagaimana menjaganya dan bergaya hidup sehat. Konspirasi dan akal-akalan negara barat untuk memperbodoh dan meracuni negara berkembang dan negara muslim dengan menghancurkan generasi muda mereka. Bisnis besar di balik program imunisasi bagi mereka yang berkepentingan. Mengambil uang orang-orang muslim. Menyingkirkan metode pengobatan dan pencegahan dari negara-negara berkembang dan negara muslim seperti minum madu, minyak zaitun, kurma, dan habbatussauda. Adanya ilmuwan yang menentang teori imunisasi dan vaksinasi. Adanya beberapa laporan bahwa anak mereka yang tidak di-imunisasi masih tetap sehat, dan justru lebih sehat dari anak yang di-imunisasi.

Pendapat yang pro: Mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena telah banyak kasus ibu hamil membawa virus Toksoplasma, Rubella, Hepatitis B yang membahayakan ibu dan janin. Bahkan bisa menyebabkan bayi baru lahir langsung meninggal. Dan bisa dicegah dengan vaksin. Vaksinasi penting dilakukan untuk mencegah penyakit infeksi berkembang menjadi wabah seperti kolera, difteri, dan polio. Apalagi saat ini berkembang virus flu burung yg telah mewabah. Hal ini menimbulkam keresahan bagi petugas kesahatan yang menangani. Jika tidak ada, mereka tidak akan mau dekat-dekat. Juga meresahkan masyarakat sekitar. Walaupun kekebalan tubuh sudah ada, akan tetapi kita hidup di negara berkembang yang notabene standar kesehatan lingkungan masih rendah. Apalagi pola hidup di zaman modern. Belum lagi kita tidak bisa menjaga gaya hidup sehat. Maka untuk antisipasi terpapar penyakit infeksi, perlu dilakukan vaksinasi. Efek samping yang membahayakan bisa kita minimalisasi dengan tanggap terhadap kondisi ketika hendak imunisasi dan lebih banyak cari tahu jenis-jenis merk vaksin serta jadwal yang benar sesuai kondisi setiap orang. Jangan hanya percaya isu-isu tidak jelas dan tidak ilmiah. Contohnya vaksinasi MMR menyebabkan autis. Padahal hasil penelitian lain yang lebih tersistem dan dengan metodologi yang benar, kasus autis itu ternyata banyak penyebabnya. Penyebab autis itu multifaktor (banyak faktor yang berpengaruh) dan penyebab utamanya masih harus diteliti. Jika ini memang konspirasi atau akal-akalan negara barat, mereka pun terjadi pro-kontra juga. Terutama vaksin MMR. Disana juga sempat ribut dan akhirnya diberi kebebasan memilih. Sampai sekarang negara barat juga tetap memberlakukan vaksin sesuai dengan kondisi lingkungan dan masyarakatnya. Mengapa beberapa negara barat ada yang tidak lagi menggunakan vaksinasi tertentu atau tidak sama sekali? Karena standar kesehatan mereka sudah lebih tinggi, lingkungan bersih, epidemik (wabah) penyakit infeksi sudah diberantas, kesadaran dan pendidikan hidup sehatnya tinggi. Mereka sudah mengkonsumsi sayuran organik. Bandingkan dengan negara berkembang. Sayuran dan buah penuh dengan pestisida jika tidak bersih dicuci. Makanan dengan zat pengawet, pewarna, pemanis buatan, mie instant, dan lain-lain. Dan perlu diketahui jika kita mau masuk ke beberapa negara maju, kita wajib divaksin dengan vaksin jenis tertentu. Karena mereka juga tidak ingin mendapatkan kiriman penyakit dari negara kita. Ada beberapa fatwa halal dan bolehnya imunisasi. Ada juga sanggahan bahwa vaksin halal karena hanya sekedar katalisator dan tidak menjadi bagian vaksin Contohnya Fatwa MUI yang menyatakan halal. Dan jika memang benar haram, maka tetap diperbolehkan karena mengingat keadaan darurat, daripada penyakit infeksi mewabah di negara kita. Harus segera dicegah karena sudah banyak yang terjangkit polio, Hepatitis B, dan TBC.

Kewajiban taat terhadap pemerintah/waliyul amrHal ini berkaitan dengan program wajib pemerintah berkaitan dengan imunisasi -yang dikenal dengan PPI [Program Pengembangan Imunisasi]- di mana ada lima vaksin yang menjadi imunisasi wajib.Sudah menjadi aqidahahlus sunnah wal jamaahbahwa umat islam wajib mentaati pemerintah. Berikut dalil-dalilnya.

AllahTaalaberfirman,

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. [An Nisa: 59]

Kita wajib taat kepada pemerintah baik dalam hal yang sesuai dengan syariat maupun yang mubah, misalnya taat terhadap lampu lalu lintas dan aturan di jalan raya. Jika tidak, maka kita berdosa. Bahkan jika pemerintah melakukan sesuatu yang mendzalimi kita, kita harus bersabar. Kita tidak boleh melawan pemerintah dengan melakukan demonstrasi apalagi melakukan kudeta dan pemberontakan karena lebih besar bahayanya dan juga akan menumpahkan darah sesama kaum muslimin.

Dari Hudzaifah bin Al-Yamanradhiallahu anhuRasulullahshallallahu alaihi wa sallambersabda,

. Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat petunjukku (dalam ilmu) dan tidak pula melaksanakan sunnahku (dalam amal). Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia.Aku berkata,Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?Beliau bersabda,Dengarlah dan taat kepada pemimpinmu, walaupun mereka memukul punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan taat kepada mereka.[HR. Muslim no. 1847]

Kita baru diperbolehkan untuk tidak taat jika melihat pemerintah berada pada kekufuran yang nyata, jelas, dan bukan kekufuran yang dicari-cari dan dibuat-buat.

Mendengar dan taatlah kalian (kepada pemerintah kalian),kecuali bila kalian melihat kekafiran yang nyata dan kalian memiliki buktinya di hadapan Allah.[HR. Bukhari dan Muslim]

Maka kesimpulan yang diambil:Imunisasi dan vaksin mubah, silahkan jika ingin melakukan imunisasi jika sesuai dengan keyakinan. Silahkan juga jika menolak imunisasi sesuai dengan keyakinan dan hal ini tidak berdosa secara syariat.Silahkan sesuai keyakinan masing-masing. Yang terpenting kita jangan berpecah-belah hanya karena permasalahan ini dan saling menyalahkan.Berikut adalah fatwa tentang bolehnya imunisasi dan vaksin serta menunjukkan bahwa semacam imunisasi sudah ada dalam syariat. Atau yang dikenal sekarang dengan imunisasi syariat.Ketika Syaikh Abdul Aziz bin Bazrahimahullahditanya tentang hal ini, Apakah hukum berobat dengan imunisasi sebelum tertimpa penyakit seperti imunisasi?Beliau menjawab, : (1) .La basa(tidak masalah)berobat dengan cara seperti itu jika dikhawatirkan tertimpa penyakit karena adanya wabah atau sebab-sebab lainnya. Dan tidak masalah menggunakan obat untuk menolak atau menghindari wabah yang dikhawatirkan. Hal ini berdasarkan sabda NabiShallallahu alaihi wa sallamdalam hadits shahih (yang artinya),Barangsiapa makan tujuh butir kurma Madinah pada pagi hari, ia tidak akan terkena pengaruh buruk sihir atau racun