tugas mandiri repro
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
1.DEFINISI ULTRASONOGRAFI (USG)Ultrasonografi (USG) adalah alat diagnostik noninvasif menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi diatas 20.000 hertz ( >20 kilohertz) untuk menghasilkan gambaran struktur organ di dalam tubuh. Manusia dapat mendengar gelombang suara 20-20.000 hertz. Gelombang suara antara 2,5 sampai dengan 14 kilohertz digunakan untuk diagnostik. Gelombang suara dikirim melalui suatu alat yang disebut transducer atau probe. Obyek didalam tubuh akan memantulkan kembali gelombang suara yang kemudian akan ditangkap oleh suatu sensor, gelombang pantul tersebut akan direkam, dianalisis dan ditayangkan di layar. Daerah yang tercakup tergantung dari rancangan alatnya. Ultrasonografi yang terbaru dapat menayangkan suatu obyek dengan gambaran tiga dimensi, empat dimensi dan berwarna. Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang dikenal sampai saat ini. Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (noninvasive). Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendetektian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar bekerjanya peralatan MI. USG merupakan suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh atau analisis dari gelombang Doppler, yang pemeriksaannya dilakukan diatas permukaan kulit atau diatas rongga tubuh untuk menghasilkan suatu ultrasound didalam jaringan. Ultrasonografi dapat digunakan untuk endeteksi berbagai kelainan yang ada pada abdomen, otak, kandung kemih, jantung, ginjal, hepar, uterus atau pelvis. Selain itu USG juga dpaat digunakan untuk membedakan antara kista dan tumor. Pada kehamilan
25
cairan amnion dapat menambah refleksi gelombang suara dari plasenta dan fetus sehingga dapat mengidentifikasi ukuran, bentuk dan posisi, kemudian dapat mendeteksi pankreas, limpa, tiroid dan lain-lain.
2. KLASIFIKASI ULTRASONOGRAFI (USG) Sejalan dengan perkembangan teknologi yang ada pemeriksaan USG mempunyai jenis-jenis yang semakin mendukung dalam pelaksanaan pemeriksaan USG itu sendiri. Pemeriksaan USG awalnya hanya ada satu jenis pemeriksaan yang dihasilkan akan tetapi karena kebutuhan akan hasil yang lebih baik dan didukung pula oleh kemajuan teknologi jenis pemeriksaan USG dapat bermacam-macam. Perkembangan dari satu jenis menjadi empat jenis, seperti yang ada sekarang disesuaikan dengan kebutuhan pemeriksa dan kemampuan pasien. Jenis-jenis pemeriksaan USG yaitu: A. Ultrasonogra dua dimensi Ultrasonogra dua dimensi menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang dihasilkan cukup baik, sebagian besar keadaan organ dapat ditampilkan.
B. Ultrasonogra tiga dimensi Ultrasonogra tiga dimensi menampilkan tambahan satu bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang ditampilkan mirip aslinya. Permukaan suatu benda dapat dilihat dengan jelas dan dapat dilihat dari posisi yang berbeda. Ini memungkinkan karena gambar dapat diputar.
C. Ultrasonogra empat dimensi Ultrasonogra empat dimensi merupakan istilah dari USG tiga dimensi yang dapat bergerak. Gambar yang diambil dari USG tiga dimensi tidak dapat bergerak sementara pada USG empat dimensi gambarnya dapat bergerak seperti keadaan sebenarnya. Jadi pasien
25
dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
D. Ultrasonogra Doppler Ultrasonogra Doppler merupakan pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah, baik di arteri maupun di vena, juga dapat menentukan kelenjar limfe.
3. INDIKASI
DAN
KONTRAINDIKASI
ULTRASONOGRAFI
(USG)A. INDIKASI ULTRASONOGRAFI Pemeriksaan USG merupakan salah satu persyaratan penting yang harus dipenuhi sebelum pemeriksaan USG dilakukan. Pemeriksaan USG jangan dilakukan secara rutin atau melakukan setiap melakukan pemeriksaan pasien terutama bila pasien hamil. Banyak panduan yang diterbitkan, misalnya dari ISUOG (International Society of Ultrasound in Medicine), AIUM (American Institute of Ultrasound in Medicine), RCOG (Royal College of Obstetrics and Gynecology), atau ASUM (Australian Society Ultrasound in Medicine) Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaannya diindikasikan bila ditemukan massa tumor di daerah pelvic dan untuk pemantauan hasil pengobatan. dilakukan Dalam bidang uroginekologi, congenital pemeriksaan genitalia, USG pada kasus kelainan gangguan
berkemih, atau gangguan akibat kelemahan otot-otot dasar panggul. Dalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan pemeriksaan USG begitu diketahui hamil, penapisan USG pada trimester pertama (kehamilan 10-14 minggu), penapisan USG pada kehamilan trimester kedua (18 20 minggu), dan pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk memantau tumbuh kembang janin. Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaannya diindikasikan bila
25
ditemukan kelainan secara fisik atau dicurigai ada kelainan tetapi pada pemeriksaan fisik tidak jelas adanya kelainan tersebut. Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG diperlukan untuk mencari kausa gangguan hormon, pemantauan folikel dan terapi infertilitas, dan pemeriksaan pada pasien dengan gangguan haid. Sedangkan indikasi non obstetrik bila kelainan yang dicurigai berasal dari disiplin ilmu lain, misalnya dari bagian pediatri, rujukan pasien dengan kecurigaan metastasis dari organ ginekologi dll. Berikut ini diberikan contoh indikasi yang dikeluarkan oleh NIH. National Institute of Health (NIH), USA (19831984) menentukan indikasi untuk dilakukannya pemeriksaan USG sebagai berikut : 1) Menentukan usia gestasi secara lebih tepat pada kasus yang akan menjalani seksio sesarea berencana, induksi persalinan atau pengakhiran kehamilan secara elektif. 2) Evaluasi pertumbuhan janin, pada pasien yang telah diketahui menderita insufisiensi uteroplasenter, misalnya preeklampsia berat, hipertensi kronik, penyakit ginjal kronik, atau diabetes mellitus berat, atau menderita gangguan nutrisi sehingga dicurigai terjadi pertumbuhan janin terhambat, atau makrosomia. 3) Perdarahan per vagina pada kehamilan yang penyebabnya belum diketahui; 4) Menentukan bagian terendah janin bila pada saat persalinan bagian terendahnya sulit ditentukan atau letak janin masih berubah-ubah pada trimester ketiga akhir. 5) Kecurigaan adanya kehamilan ganda berdasarkan ditemukannya dua DJJ yang berbeda frekuensinya, tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia gestasi, atau ada riwayat pemakaian obat-obat pemicu ovulasi. 6) Membantu tindakan amniosentesis atau biopsi villi koriales. 7) Perbedaan bermakna antara besar uterus dengan usia gestasi berdasarkan tanggal hari pertama haid terakhir. 8) Teraba masa pada daerah pelvic.
25
9)
Kecurigaan adanya mola hidatidosa. 10) Pengamatan lanjut letak plasenta pada kasus plasenta praevia; 11) Alat bantu dalam tindakan khusus, misalnya fetoskopi, transfusi intra uterin, tindakan shunting, fertilisasi in vivo, transfer embrio, dan chorionic villi sampling (CVS).
12) 13) 14) 15) 16)
Kecurigaan adanya kematian mudigah / janin Kecurigaan adanya abnormalitas uterus Lokalisasi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) Pemantauan perkembangan folikel; Penilaian profil biofisik janin pada kehamilan diatas 28 minggu; 17) Observasi pada tindakan intra partum, misalnya versi atau ekstraksi pada janin kedua gemelli, plasenta manual, dll;
18) 19) 20)
Kecurigaan adanya hidramnion atau oligohidramnion; Kecurigaan terjadinya solusio plasentae; Alat bantu dalam tindakan versi luar pada presentasi bokong; 21) Menentukan taksiran berat janin dan atau presentasi janin pada kasus ketuban pecah preterm dan atau persalinan preterm;
22) 23) 24) 25) 26)
Kadar serum alfa feto protein abnormal; Pengamatan lanjut pada kasus yang dicurigai menderita cacat bawaan; Riwayat cacat bawaan pada kehamilan sebelumnya; Pengamatan serial pertumbuhan janin pada kehamilan ganda; Pemeriksaan janin pada wanita usia lanjut (di atas 35 tahun) yang hamil. B. KONTRAINDIKASI ULTRASONOGRAFI Tidak terdapat kontraindikasi pada pemeriksaan USG, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. USG juga tidak berbahaya bagi janin karena USG tidak mengeluarkan radiasi gelombang suara yang bisa berpengaruh buruk pada otak si jabang bayi. Hal ini berbeda dengan penggunaan sinar rontgen. USG baru berakibat negatif jika telah dilakukan sebanyak 400 kali. Dampak yang timbul dari penggunaan USG hanya efek panas yang tak berbahaya bagi ibu maupun bayinya. Dalam 20 tahun
25
terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk menentukan kelainan berbagai organ tubuh. Jadi, jelas bahwa dalam penggunaan USG untuk menegakkan diagnosa medis tidak memiliki kontraindikasi atau efek samping terhadap pasien. Selama kehamilan Trimester I USG digunakan untuk : Mengkaji usia kehamilan Mengevaluasi diagnose perdarahan pervagina Memastikan dengan kehamilan kembar Mengevaluasi pertumbuhan janin Pemeriksaan prenataltambahan (misalnya : amniosintesis,
pengambilan contoh villi chorialis) Mengevaluasi masa pelvic USG digunakan selama kehamilan trimester II, yaitu untuk : Mengkaji usia kehamilan Mendiagnosa kehamilan ganda Mengkaji pertumbuhan janin Mengidentifikasi struktur abnormal janin (misalnya Hydrocephalus) Membantu prosedur amniosintesis dan fetoskopi Mengkaji lokasi plasenta Selama trimester III, USG seringkali digunakan untuk
mengetahui posisi janin dan ukuran / berat janin. Lingkar kepala, lingkar perut dan panjang femur merupakan patokan dalam menaksir berat janin dan interval pertumbuhan selama trimester III. 4. KOMPONEN ULTRASONOGRAFI (USG)
25
Cara kerja USG adalah memantulkan gelombang suara dan menerima kembali gelombang suara yang telah dipantulkan setelah terkena suatu obyek. Obyek disini berupa organ tubuh. Beberapa komponen penyusun USG adalah sebagai berikut. a. Transduser Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi komputer gambar. b. Monitor yang digunakan dalam USG Monitor adalah layar yang digunakan untuk gelombang sehingga elektronik dapat yang dapat dibaca oleh diterjemahkan dalam bentuk
menampilkan bentuk gambar dari hasil pengolahan data komputer.9 Monitor yang digunakan pada awal penemuan USG masih berupa layar tabung besar yang terpisah dari mesin USG. Perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat membawa kemajuan pada teknologi monitor. Kalau pada awal penemuan memakai layar tabung yang besar kini sudah menggunakan layar kecil dan tipis. Awal penemuan USG layar monitor masih hitam putih sekarang sudah berwarna. Layar monitor sekarang juga menjadi satu dengan alat USG sehingga bentuk USG lebih terlihat kecil
c. Mesin USG Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG kalau dimisalkan, seperti CPU dari USG
25
sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC.
5. CARA KERJA ULTRASONOGRAFI (USG) Ultrasonografi (USG) bekerja dengan prinsip gelombang suara unltrasonik. Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20 20.000 Cpd (Cicles per detik = Hz). Pemeriksaan USG ini menggunakan gelombang suara yang frekuensinya 1 10 MHz (110 juta Hz ), (Boer, 2005).
25
Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristalkristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transduser. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek piezoelectric, yang merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara frekuensi tinggi, (Boer, 2005). USG terdiri atas transuder dan monitor, transuder merupakan alat yang akan menstransfer pantulan gelombang suara menjadi gambaran yang akan tampil dilayar monitor (disebut sonogram). Transduser bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transduser, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam eko sesuai dengan jaringan yang dilaluinya, (Rasad, 2005). Pantulan eko yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transduser, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar osiloskop. Dengan demikian bila transduser digerakkan seolah-olah kita melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang diinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat di layar monitor (Rasad, 2005). Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance
acustic tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam- macam eko, jaringan tersebut dikatakan echogenic.
25
Sedang pada jaringan yang homogeny hanya sedikit atau sama sekali tidak ada ekodisebut anechoic atau echofree atau bebas eko. Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya; kista, asites, pembuluh darah besar, perikardial atau pleural effusion. Dengan demikian kista dan suatu massa solid akan dapat dibedakan, (Rasad, 2005). Berdasarkan cara kerjanya, USG obstetri diabagi menjadi dua yaitu transuduser transabdominal dan transvaginal. USG transabdominal digunakan dengan cara ditempelkan di permukaan kulit perut. Sebelum menjalani pemerikasaan USG ini, pasien diminta untuk meminum air putih dalam jumlah yang cukup banyak untuk memudahka merambat pemerikasaan maksimal atau karena baik gelombang media suara air. bersifat Transuder dalam
ditempelkan dipermukaan perut yang sudah dilapisi dengan suatu ultrasound gel agar-agar khusus. Kemudian transuder digerakkan keatas dan kebawah, dan pada saat itu juga komputer akan menterjemahkan gelombang suara kedalam suatu bentuk gambar. Cara kedua yaitu transvaginal, transuder dimasukkan ke dalam tubuh melalui vagina. Transvagina digunakan pada kehamilan muda, dan sebelum dilakukan pemeriksaan pasien diminta mengosongkan kantung kemih untuk mempermudah menuju rahim.
Pemeriksaan
dengan
USG
wajib
semasa
kehamilan
hanya dua kali, yaitu 1. Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan (usia kehamilan berapapun namun biasanya pada usia kehamilan 10-12 minggu). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai skrining awal. Gambaran janin yang masih sekitar 8cm akan terlihat tampil secara utuh pada layar monitor. 2. Usia kehamilan 20-24 minggu sebagai skrining lengkap. Setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu gambaran janin pada layar monitor akan terlihat sebagian-sebagian/tidak secara utuh.
25
Karena alat scan USG punya area yang terbatas, sementara ukuran besar janin sudah bertambah atau lebih dari 8cm. Jadi, untuk melihat kondisi janin dapat perbagian misalnya detail muka, detail jantung, detail kaki dan sebagainya. Selain itu, penggunaan alat USG dapat dilakukan atas dasar indikasi yakni : a. Pemeriksaan USG serial untuk mengukur pertumbuhan berat badan janin b. Bila perlu pada usia kehamilan 38-42 minggu untuk melihat bagaimana posisi bayi apakah melintang, kepala turun, dan lainnya.Manfaat Ultrasonografi Tiap Trimester : 1. Trimester I a. Memastikan hamil atau tidak b. Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan tanda kehidupannya c. Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya d. Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir, denyut janin, dan sebagainya 2. Trimester II a. Melakukan penapisan secara menyeluruh b. Menentukan lokasi plasenta c. Mengukur panjang serviks 3. Trimester III a. Menilai kesejahteraan janin b. Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan
25
c. Melihat posisi janin dan tali pusat d. Menilai keadaan plasenta
6. PERSIAPAN & PROSEDUR ULTRASONOGRAFI (USG) Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil
pemeriksaan juga tetap baik. Hidupkan peralatan USG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat peralatan tersebut. Panduan pengoperasian peralatan USG sebaiknya diletakkan di dekat mesin USG, hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan operator USG. Perhatikan tegangan listrik pada kamar USG, karena tegangan yang terlalu naik-turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak. Bila perlu pasang stabilisator tegangan listrik dan UPS. Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan USG, bersihkan semua peralatan dengan hati-hati, terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak. Bersihkan transduser dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin USG). Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya, rapikan dan bersihkan kabel-kabelnya, jangan sampai terinjak atau terjepit. Setelah semua rapih, tutuplah mesin USG dengan plastik penutupnya. Hal ini penting untuk mencegah mesin USG dari siraman air atau zat
25
kimia lainnya. Agar alat ini tidak mudah rusak, tentukan seseorang sebagai penanggung jawab pemeliharaan alat tersebut.
Persiapan Pemeriksaan Lingkungan : Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien, setelah kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas sarung tangan, telah terbukti dapat mencegah penyebaran infeksi. Epidemi HIV telah menjadikan pencegahan infeksi kembali menjadi perhatian utama, termasuk dalam kegiatan pemeriksaan USG dimana infeksi silang dapat saja terjadi. Kemungkinan penularan infeksi lebih besar pada waktu pemeriksaan USG transvaginal karena terjadi kontak dengan cairan tubuh dan mukosa vagina. Resiko penularan dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan ringan. Resiko penularan tinggi terjadi pada pemeriksaan USG intervensi (misalnya punksi menembus kulit, membran mukosa atau jaringan lainnya); peralatan yang dipakai memerlukan sterilisasi (misalnya dengan autoklaf atau etilen oksida) dan dipergunakan sekali pakai dibuang. Resiko penularan sedang terjadi pada pemeriksaan USG yang mengadakan kontak dengan mukosa yang intak, misalnya USG transvaginal; peralatan yang dipakai minimal memerlukan sterilisasi tingkat tinggi (lebih baik bila dilakukan sterilisasi). Resiko penularan ringan terjadi pada pemeriksaan kontak langsung dengan kulit intak,
25
misalnya
USG
transabdominal;
peralatan
yang
dipakai
cukup
dibersihkan dengan alkohol 70% (sudah dapat membunuh bakteri vegetatif, virus mengandung lemak, fungisidal, dan tuberkulosidal) atau dicuci dengan sabun dan air. Persiapan Pasien : Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus memperoleh informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan dijalaninya. Informasi penting yang harus diketahui pasien adalah harapan dari hasil pemeriksaan, cara pemeriksaan (termasuk posisi pasien) dan berapa biaya pemeriksaan. Caranya dapat dengan memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga melalui penjelasan secara langsung oleh dokter sonografer atau sonologist. Sebelum melakukan pemeriksaan USG, pastikan bahwa pasien benar-benar telah mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan USG atas dirinya. Bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal, tanyakan kembali apakah ia seorang nona atau nyonya?, jelaskan dan perlihatkan tentang pemakaian kondom yang baru pada setiap pemeriksaan (kondom penting untuk mencegah penularan infeksi). Pada pemeriksaan USG transrektal, kondom yang dipasang sebanyak dua buah, hal ini penting untuk mencegah penyebaran infeksi. Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah suatu alat yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk menghindarkan kesalahan harapan dari pasien. Sering terjadi bahwa pasien mengeluh "Kok sudah dikomputer masih juga tidak diketahui adanya cacat bawaan janin atau ada kista indung telur? USG hanyalah salah satu dari alat bantu diagnostik didalam bidang kedokteran. Mungkin saja masih
25
diperlukan pemeriksaan lainnya agar diagnosis kelainan dapat diketahui lebih tepat dan cepat. Persiapan Pemeriksa : Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti surat
pengajuan pemeriksaan USG, apa indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena bersifat darurat gawat, misalnya pasien dengan kecurigaan kehamilan ektopik. Tanyakan apakah ia seorang nyonya atau nona, terutama bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Selanjutnya cocokkan identitas pasien, keluhan klinis dan pemeriksaan fisik yang ada; kemudian berikan penjelasan dan ajukan persetujuan lisan terhadap tindak medik yang akan dilakukan. Persetujuan tindak medik yang kebanyakan berlaku di Indonesia saat ini hanyalah bersifat persetujuan lisan, kecuali untuk tindakan yang bersifat invasif misalnya kordosintesis atau amniosintesis. Dimasa mendatang tampaknya pemeriksaan USG memerlukan persetujuan tertulis dari pasien. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mencegah penularan penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS dan penyakit menular seksual akibat semakin banyaknya seks bebas dan pemakaian narkoba. Pemeriksa diharapkan juga agar selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan cara membaca kembali buku teks atau literatur-literatur mengenai USG, mengikuti pelatihan secara berkala dan mengikuti seminar-seminar atau pertemuan ilmiah lainnya mengenai kemajuan USG mutakhir. Kemampuan diagnostik seorang sonologist sangat ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman dan latihan yang dilakukannya. Cara Pemeriksaan Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: (Ksuheimi, 2008)
25
1. Pervaginam
Memasukkan
probe
USG
transvaginal/seperti
melakukan
pemeriksaan dalam. Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu. Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing. Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim. Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi. Tidak menyebabkan keguguran.
2. Perabdominan Probe USG diatas perut Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru menembus rahim
7. PEMBACAAN ULTRASONOGRAFI SECARA GLOBAL Foto USG terdiri dari beberapa tabel atau angka-angka yang diukur dari pengukuran dokter terhadap tungkai lengan, kaki, dan diameter kepala. Semua itu bisa menghasilkan rumus yang menunjukkan berapa berat janin di dalam kandungan. Beberapa istilah yang umum ada di hasil foto USG antara lain: A. GA = Gestational Age Ini menunjukkan perkiraan umur kehamilan Anda, berdasarkan panjang tungkai lengan, tungkai kaki ataupun diameter kepala. Jika salah satu dari GA di foto USG Anda menunjukkan besaran yang tidak normal, dokter langsung bisa mendeteksinya sebagai kelainan. Terutama GA di bagian kepala.
25
B. GS: Gestational Sac Yaitu ukuran kantung kehamilan, berupa bulatan hitam. Ini biasanya muncul pada hasil foto USG trisemester awal.
C. CRL: Crown Rump Length Yaitu ukuran jarak dari puncak kepala ke ekor bayi. Ini juga biasa digunakan dokter untuk mengukur janin di usia kehamilan trisemester awal. D. BPD: Biparietal diameter Ini adalah ukuran tulang pelipis kiri dan kanan. Biasa digunakan untuk mengukur janin di trisemester 2 atau tiga E. FL: Femur Length Merupakan ukuran panjang tulang paha bayi. F. HC: Head Circumferencial atau lingkaran kepala G. AC: Abdominal Circumferencial Ukuran lingkaran perut bayi. Jika dikombinasikan dengan BPD akan menghasilkan perkiraan berat bayi. H. FW: Fetal weight atau berat janin. I. F-HR: Fetal Heart Rate atau frekuensi jantung bayi.
25
Sementara itu, untuk panduan memahami berat badan normal janin, berikut tabelnya:
25
Gestational age Length(US) Weight(US) Length(cm) Mass (g) (crown to rump) 8 weeks 9 weeks 10 weeks 11 weeks 12 weeks 13 weeks 14 weeks 15 weeks 16 weeks 17 weeks 18 weeks 19 weeks 20 weeks 0.63 inch 0.90 inch 1.22 inch 1.61 inch 2.13 inches 2.91 inches 3.42 inches 3.98 inches 4.57 inches 5.12 inches 5.59 inches 6.02 inches 6.46 inches 0.04 ounce 0.07 ounce 0.14 ounce 0.25 ounce 0.49 ounce 0.81 ounce 1.52 ounce 2.47 ounces 3.53 ounces 4.94 ounces 6.70 ounces 8.47 ounces (crown to rump) 1.6 cm 2.3 cm 3.1 cm 4.1 cm 5.4 cm 7.4 cm 8.7 cm 10.1 cm 11.6 cm 13 cm 14.2 cm 15.3 cm 1 gram 2 grams 4 grams 7 grams 14 grams 23 grams 43 grams 70 grams 100 grams 140 grams 190 grams 240 grams 300 grams
10.58 ounces 16.4 cm
(crown to heel) 20 weeks 21 weeks 22 weeks 23 weeks 24 weeks 25 weeks 26 weeks 27 weeks 28 weeks 29 weeks 30 weeks 31 weeks 32 weeks 33 weeks 34 weeks 35 weeks 36 weeks 37 weeks 38 weeks 39 weeks
(crown to heel) 300 grams 360 grams 430 grams 501 grams 600 grams 660 grams 760 grams 875 grams 1005 grams 1153 grams 1319 grams 1502 grams 1702 grams 1918 grams 2146 grams 2383 grams 2622 grams 2859 grams 3083 grams 3288 grams
10.08 inches 10.58 ounces 25.6 cm 10.51 inches 12.70 ounces 26.7 cm 10.94 inches 15.17 ounces 27.8 cm 11.38 inches 1.10 pound 11.81 inches 1.32 pound 13.62 inches 1.46 pound 14.02 inches 1.68 pound 14.41 inches 1.93 pound 28.9 cm 30 cm 34.6 cm 35.6 cm 36.6 cm
14.80 inches 2.22 pounds 37.6 cm 15.2 inches 2.54 pounds 38.6 cm
15.71 inches 2.91 pounds 39.9 cm 16.18 inches 3.31 pounds 41.1 cm 16.69 inches 3.75 pounds 42.4 cm 17.20 inches 4.23 pounds 43.7 cm 17.72 inches 4.73 pounds 45 cm 18.19 inches 5.25 pounds 46.2 cm 18.66 inches 5.78 pounds 47.4 cm 19.13 inches 6.30 pounds 48.6 cm 19.61 inches 6.80 pounds 49.8 cm 19.96 inches 7.25 pounds 50.7 cm
25
Faktor lain yang menambah keamanan penggunaan USG baik terhadap Ibu maupun Janin : 1. Gel ultrasonik yang digunakan adalah jenis pulsa, sehingga efek kumulatif di dalam jaringan sangat kecil 2. Dinding abdomen ibu (pada transabdominal) akan mengabsorpsi sebagian intensitas gel ultrasonic 3. Vaskularisasi pada dinding abdomen ibu dan janin akan menetralisir efek panas dari gel ultrasonik 4. Pemakaian USG jenis real tim dan adanya gerakan janin akan menghindari terfokusnya intensitas gelombang ultrasonik pada suatu organ yang lama
8. PERAN
PERAWAT
PRE
INTRA
POST
PEMERIKSAAN
ULTRASONOGRAFI a. Peran perawat pre pemeriksaan USG Memberikan informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan dijalani oleh pasien dan menyampaikan Informasi penting yang harus diketahui pasien adalah harapan Bila akan dari hasil pemeriksaan, pemeriksaan perlihatkan cara USG tentang pemeriksaan transvaginal, pemakaian (termasuk posisi pasien) dan berapa biaya pemeriksaan. melakukan dan tanyakan kembali apakah pasien sudah menikah atau belum. jelaskan kondom yang baru pada setiap pemeriksaan (kondom penting untuk mencegah penularan infeksi). Menerangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah suatu alat yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk menghindarkan kesalahan harapan dari pasien. USG hanyalah salah satu dari alat bantu diagnostik didalam bidang kedokteran.
25
Mungkin saja masih diperlukan pemeriksaan lainnya agar diagnosis kelainan dapat diketahui lebih tepat dan cepat. Mengantarkan pasien ke tempat pemeriksaan USG
b. Peran perawat intra pemeriksaan USG Memposisikan pasien di tempat yang digunakan untuk pemeriksaan USG Menunggu pasien yang sedang dilakukan pemeriksaan USG Membantu radiologist dalam pemeriksaan USG
c. Peran perawat post pemeriksaan USG Membantu klien kembali ke ruang perawatan Memberikan hasil pemeriksaan USG ke klien Memberikan kejelasan hasil pemeriksaan USG apabila klien belum mengerti hasil USG tersebut Memberikan informasi untuk istirahat cukup
1.DEFINISI NON STRESS TEST (NST)NST adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan
kardiotokografi, pada umur kehamilan 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan janin. Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik pada saat kehamilan maupun persalinan.
25
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan aktokardiografi, atau fetal ini dikenal juga dengan nama acceleration determination activity
(FAD;FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin. Adapun penilaian NST dilakukan terhadap frekuensi dasar djj (baseline), variabilitas (variability) dan timbulnya akselerasi yang sesuai dengan gerakan / aktivitas janin (Fetal Activity Determination / FAD). Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah bayi menerima cukup oksigen. Umumnya dilakukan pada usia kandungan minimal 26-28 minggu, atau kapanpun sesuai dengan kondisi bayi. Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (djj) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin. Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
2.INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI NON STREESS TES
Indikasi : Semua kondisi yang dapat menyebabkan janin lahir dalam keadaan buruk yaitu antara lain: A. Kondisi Ibu: Hipertensi kronis Diabetes Anemia berat (Hematokrit < 26%) Penyakit vaskuler kolagen Gangguan fungsi ginjal Penyakit jantung
25
Pneumonia dan penyakit paru-paru berat Penyakit dengan kejang
B. Kondisi Anak: Pertumbuhan Janin terhambat Kelainan kongenital minor Aritmia jantung Isoimunisasi Infeksi janin seperti toksoplasmosis, parvovirus, sifilis, dll. Kematian Janin dalam rahim sebelumnya yang tidak diketahui penyebabnya. C. Kondisi yang berhubungan dengan kehamilan: Kehamilan mutipel Ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan (PPROM) Polihidramnion Oligohidramnion Plasentasi abnormal Solusio plasenta Kehamilan lewat waktu Kontraindikasi : Tidak terdapat kontraindikasi pada Non Stress Test
3. PERSIAPAN DAN PROSEDUR NON STRESS TEST Persiapan tes tanpa kontraksi : Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak boleh diberikan sedativa. Prosedur pelaksanaan :
25
1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri. Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya hipotensi. 2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG). 3) Dipasang kardio dan tokodinamometer 4) Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara: Menanyakan kepada pasien. Melakukan palpasi abdomen. KTG). 5) Frekuensi jantung janin dicatat 6) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi 7) Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibroakustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut). 8) Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 160 dpm). 9) Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG. Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm). 10) Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 25 dpm). 11) Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit. 12) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit 13) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak reaktif, pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang 2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)
Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas
25
14) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara individual
4.PEMBACAAN HASIL NON STRESS TEST SECARA GLOBALPembacaan hasil : A. Reaktif, bila : 1. Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit 2. Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit 3. Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam 20 menit 4. Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola omega pada NST yang reaktif berarti janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian 5. Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari, tipe yang lain diulang setiap minggu
25
B. Tidak reaktif, bila : 1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit 2) Variabilitas kurang dari 6 denyut /menit 3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit 4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif. Keadaan ini interpretasinya sukar, dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti : barbiturat, demerol, penotiasid dan metildopa. Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan NST diulang keesokan harinya. Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)
C. Sinusoidal, bila :
25
1. Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal tidak ada gerakan janin 2. Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan bahaya. Bila paruparu janin matur, janin dilahirkan. Gambaran ini didapatkan pada keadaan diulangi dalam waktu 24 jam. Atau isoimunisasi-RH dilanjutkan dengan Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan, hendaknya pemeriksaan CST (Contraction Stress Test). Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya, walau begitu pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan.
D. Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif) apabila ditemukan : 1) Bradikardi 2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline), atau djj mencapai 90 dpm, yang lamanya 60 detik atau lebih 3) Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti oleh keadaan janin yang masih baik sampai 1 minggu kemudian (dengan spesifitas sekitar 90%), sehingga pemeriksaan ulang dianjurkan 1 minggu kemudian. Namun bila ada faktor resiko seperti hipertensi/gestosis, DM, perdarahan atau oligohidramnion hasil NST yang reaktif tidak menjamin bahwa keadaan janin akan masih tetap baik sampai 1 minggu kemudian, sehingga pemeriksaan ulang harus lebih sering (1 minggu). Hasil NST non reaktif mempunyai nilai prediksi positif yang rendah