tugas mandiri sk.2 repro

31
SASARAN BELAJAR LI 1. Memahami dan Menjelaskan fisiologi kehamilan LO 1.1. Ovulasi – nidasi – implantasi - plasenta LO 1.2. Fisiologi ibu hamil LO 1.3. Fisiologi janin LI 2. Memahami dan Menjelaskan persalinan LO 2.1. Mekanisme persalinan normal LO 2.2. Pimpinan persalinan LI 3. Memahami dan Menjelaskan anemia pada kehamilan LO 3.1 Definisi LO 3.2 Etiologi dan Klasifikasi LO 3.3 Epidemiologi LO 3.4 Patofisiologi LO 3.5 Manifestasi LO 3.6 Diagnosis LO 3.7 Tatalaksana LO 3.8 Pencegahan LO 3.9 Prognosis LI 4. Memahami dan menjelaskan gizi pada kehamilan 1

Upload: tetty-prasetya

Post on 19-Feb-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

wrap up skenario 2 blok repro

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

SASARAN BELAJAR

LI 1. Memahami dan Menjelaskan fisiologi kehamilanLO 1.1. Ovulasi – nidasi – implantasi - plasentaLO 1.2. Fisiologi ibu hamilLO 1.3. Fisiologi janin

LI 2. Memahami dan Menjelaskan persalinanLO 2.1. Mekanisme persalinan normalLO 2.2. Pimpinan persalinan

LI 3. Memahami dan Menjelaskan anemia pada kehamilanLO 3.1 DefinisiLO 3.2 Etiologi dan KlasifikasiLO 3.3 EpidemiologiLO 3.4 PatofisiologiLO 3.5 ManifestasiLO 3.6 Diagnosis LO 3.7 TatalaksanaLO 3.8 PencegahanLO 3.9 Prognosis

LI 4. Memahami dan menjelaskan gizi pada kehamilan

1

Page 2: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

LI 1. Memahami dan Menjelaskan fisiologi kehamilan

LO 1.1. ovulasi – nidasi – implantasi - plasenta

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan.

Setiap spermatozoa terdiri atas tiga bagian yaitu kepala berbentuk (lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus), ekor dan leher. Kepala sperma tebal mengandung inti haploid yang ditutupi badan khusus yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim Hyaloronidase / Protease yang membantu sperma menembus sel telur. Bagian tengah sperma mengandung mitokondria spiral yang berfungsi menyediakan energi untuk gerak ekor sperma.

Dalam pertumbuhan embrional spermatozogonium berasal dari sel-sel primitif tubulus-tubulus testis. Pada masa pubertas sel-sel spermatogonium tersebut dalam pengaruh sel-sel intertisial leydig mulai aktif mengadakan mitosis, dan terjadilah proses spermatogenesis yang masih sangat kompleks. Setiap spermatogonium membelah dua spermatosit primer spermatosit sekunder hasil dua spermatid spermatozoa.

Pertumbuhan embrional oogonium terjadi di genital ridge janin dan didalam janin jumlah oogonium bertambah terus sampai pada usia kehamilan enam bulan. Pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai 750.000 oogonium. Jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel. Pada anak berumur 6-15 tahun ditemukan 439.000 oogonium dan pada umur 1-24 tahun hanya 34.000 oogonium pada masa menopouse oogonium menghilang.

Sebelum janin dilahirkan terjadi perubahan-perubahan pada nukleusnya kemudian migrasi dari oogonium kearah korteks ovarium, sehingga pada waktu dilahirkan korteks ovarium terisi dengan folikel ovarium premordial. Sel yang terhenti selama profase mieosis dinamakan oosit primer . Oleh rangsangan FSH mieosis berlangsung terus. Benda kutub (polar body) pertama disishkan dan hanya sedikit sitoplasma yang cukup bnyak. Proses pembelahan ini terjadi sebelum ovulasi. Proses ini disebut pematangan ovum; pematangan kedua terjadi spermatozoa membuahi ovum.

2

Page 3: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

FERTILISASI (PEMBUAHAN)Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi

oleh satu sperma. Ovum ditengah-tengahnya dijumpai nukleus yang berada dalam metafase pembelahan pertama dan kedua, terapung-apung dalam sitoplasma yang kekuning-kuningan yaitu vitelus. Vitelus ini mengandung banyak zat karbohidrat dan asam amino. Ovum dilingkari oleh zona pelusida. Diluar zona pelusida ini ditemukan sel-sel korona radiata dan didalamnya terdapat ruang perivitelina. Bahan-bahan dari sel-sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalui saluran-saluran halus di zona pelusida. Jumlah sel korona radiata dalam perjalanan ovum diampula tuba makin berkurang, sehingga ovum hanya dilingkari oleh zona pelusida pada waktu dekat perbatasan antara isthmus dan ampula tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi.

Keterangan :A, B, C dan D : Ovum dengan korona radiataE : Ovum dimasuki spermatozoaF dan G : Pembentukan benda kutub kedua dan akan bersatunya kedua pronukleus yang haploid untuk menjadi zigot

Hasil utama pembuahan :1. Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari ayah dan

dari ibu menjadi suatu bakal baru dengan jumlah kromosom diploid.2. Penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y yang

dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.3. Permulaan pembelahan dan stadium – stadium pembentukan dan perkembangan embrio

(embriogenesis)

Jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks vaginae dan disekitar portio pada waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu yang spermatozoa yang dapat terus ke cavum uteri, tuba dan sampai ke bagian ampula tuba dimana spermatozoa dapat memasuki ovum yang siap dibuahi. Hanya satu spermatozoa yang mempunyai kemampuan (kapasitas) untuk membuahi. Untuk mencapai ovum spermatozoa harus melewati korona radiata (lapisan sel diluar ovum) dan zona pelusida (suatu bentuk glikorotein ekstrseluler), yaitu dua lapisan yang menutupi dan mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Suatu molekul komponen khusus di permukaan kepala spermatozoa kemudian mengikat ZP3 glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom melepaskan enzim yang membantu spermatozoa menembus zona pelusida.

Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi kortex ovum. Granula korteks di dalam ovum (oosit sekunder) berfusi dengan membaran plasma sel, sehingga enzim di dalam granula-granula dikeluarkan secara ekositosis ke zona pelusida berkaitan satu sama lain membentuk suatu materi yang keras dan tidak dapat ditembus oleh spermatozoa. Proses ini mencegah ovum dibuahi lebih dari satu spermatozoa.

Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran nukleusnya, yang tinggal hanya pronukleusnya sedangkan ekor dan mitokontria dari spermatozoa berdegenarasi. Itulah sebabnya seluruh mitokondria pada manusia berasal dari ibu (maternal). Masuknya spermatozoa ke dalam vitelus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam metafase untuk proses pembelahan selanjutnya (mieosis kedua) . Sesudah anafase kemudian telofase dan benda kutub (polar body) kedua menuju ruang perivitelina. Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus haploid. Pronukleus spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromososm yang haploid.

3

Page 4: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

Kedua pronukleus bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetik dari perempuan dan laki-laki. Pada manusia terapat 46 kormosom ( 44 kromosom autosom dan 2 kormosom kelamin) pada laki-laki (XY). Sesudah pembelahan maka ovum matang mempunyai 22 kromosom autosom serta 1 kromorom X dan suatu spermatozoa mempunyai 22 kromosom autosomal dan 1 kromosom X dan 22 kromosom otosomal dan 1 kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44+XX (perempuan), sedangkan yang memiliki 44+XY (laki-laki).

Pembelahan zigot dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak asam amino dan enzim. Hasil konsepsi berada dalam satium morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitelus, sehingga volume vitelus semakin berkurang dan terisi sepenuhnya oleh morula. Dengan demikian zona pelusida tetap utuh. Dalam ukuran yang sama ini hasil konsepsi diteruskan ke uterus ke pars ismika dan pars intertisialis tuba (bagian –bagian tuba yang sempit) dan disalurkan kearah cavum uteri oleh arcus serta serta getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.

PEMBELAHANZigot mulai menjalani pembelahan awal

mitosis sampai beberapa kali. Sel–sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya yang disebut blastomer. Sesudah 3 – 4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16 sel disebut stadium morula (kira – kira pada hari ke 3 sampai ke 4 pasca fertilisasi). Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel – sel di sebelah dalam yang akan tumbuh menjadi jaringan – jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblast sampai plasenta). Kira – kira pada hari ke 5 sampai ke 6, di rongga sela – sela inner cell mass merembes cairan menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan lapisan sel luar. Pada stadium ini disebut embrioblas dan outer cell mass disebut trofoblas.

IMPLANTASIImplantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam

endometrium. Pada akhir minggu pertama (hari ke 5 sampai ke 7) zygot mencapai cavum uteri. Kontak antara zygot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut mencetus berbagai reaksi seluler, sehingga sel-sel trofoblas zygot tersebut akan menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus (terjadi implantasi).

Setelah implantasi, sel-sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk menjadi plasenta, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.

LO 1.2. Fisiologi ibu hamil

4

Page 5: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

Selama kehamilan jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu. Karena curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80 90 kali/menit). Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim karena janin terus tumbuh maka darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu. Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu. Rontgen dada dan EKG menunjukkan sejumlah perubahan dalam jantung dan kadang terdengar murmur jantung tertentu serta ketidak teraturan irama jantung. Semua perubahan tersebut adalah normal terjadi pada masa hamil, tetapi beberapa kelainan irama jantung mungkin akan memerlukan pengobatan khusus. Selama trimester kedua biasanya tekanan darah menurun tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga.

PERUBAHAN PADA ORGAN-ORGAN SISTEM REPRODUKSI

Uterus Estrogen menyebabkan hiperpliasia jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas atau kelenturan uterus. a. Ukuran

Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut – serabut kolagennya menjadi higroskopik endometrium menjadi desidua ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapitasi lebih dari 4000 cc. Taksiran kasar pembesaran uterus pada perabaan fundus: Tidak hamil: sebesar telur ayam (+ 30 g) Kehamilan 8 minggu: sebesar telur bebek Kehamilan 12 minggu: sebesar telur angsa Kehamilan 16 minggu: pertengahan simfisis pubis Kehamilan 20 minggu: pinggir bawah pusat Kehamilan 24 minggu: pinggir atas pusat Kehamilan 28 minggu: sepertiga pusat-xyphoid Kehamilan 32 minggu: pertengahan pusat-xyphoid Kehamilan 36-42 minggu: 3-1 jari di bawah xyphoid

b. BeratBerat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 pekan).

c. Bentuk dan Konsistensi Pada bulan – bulan pertama kehamilan bentuk rahim seperti buah alpokat. Pada minggu pertama, isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lebih panjang sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft) disebut tanda hegar. Pada kehamilan lima bulan, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim terasa tipis, karena itu bagian – bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim

d. Posisi Rahim 1) Pada permulaan kehamilan, dalam letak anteflexi atau retroflexi2) Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis 3) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas

hati4) Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.

Rustam Mochtar, 1998 : 36)

5

Page 6: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

e. Vaskularisasi Aa.uterin dan aa. Ovarika bertambah dalam diameter panjang dan anak – anak cabangnya. Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah

f. Gambaran besarnya rahim dan tuanya kehamilan 1) Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion dimana desidua

kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi satu. Tinggi fundus uteri terletak antara pertengahan simphisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.

2) Pada kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2 – 3 jari di bawah pusat3) Pada kehamilan 24 minggu, tinggi fundus uteri terlatak setinggi pusat4) Pada kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2 – 3 jari di atas pusat. Menurut

Spiegelberg dengan mengukur tinggi fundus uteri dari smpisis adalah 26,7 cm diatas smpisis5) Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri terletak 3 jari di bawah processus xiphoideus.6) Pada kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri terletak sama dengan 8 bulan tapi melebar ke

samping yaitu terletak diantara pertengahan pusat dan processus xiphoideus. ( Rustam Mochtar, 1998 : 52)

Vagina / vulvaTerjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan (tanda Chadwick).Ovarium (Kantong Telur)

6

Page 7: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

Sejak kehamilan 16 mingg fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi dan tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.PayudaraAkibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, dan kolostrum. Mammae membesar dan tegang terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.Sistem respirasi/PernapasanKebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma (otot pernapasan) juga terdorong ke atas menyebabkan napas cepat dan dangkal (20-24x/menit).Inilah yang menyebabkan wanita hamil merasa napasnya sesak.Sistem gastrointestinalEstrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi (susah BAB), lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga terjadi peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).

MetabolismeBasal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin.Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin tambahan.Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :

1. ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat2. produksi glukosa dari hati menurun3. produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun4. aktifitas ekskresi ginjal meningkat5. efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya,

hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).Traktus urinarius/saluran kemihUreter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.KulitPeningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, striae lividae pada perut, dsb.Terdapat linea nigra dibagian perut.Peningkatan Berat Badan Selama HamilNormal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ / cairan intrauterin.

7

Page 8: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus + 1.0 kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg, penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.

LO 1.3. Fisiologi janinPertumbuhan dan perkembangan janin dapat dibagi berdasarkan trimester :

1. Trimester pertama

Pada trimester pertama atau tiga bulan pertama masa kehamilan merupakan masa dimana system organ prenatal dibentuk dan mulai berfungsi. Pada minggu ke 3 sel-sel mulai membentuk organ-organ spesifik dan bagian-bagian tubuh. Trimester pertama ini ibu sering mengalami mual atau, ingin muntah, tidak selera makan yang sering dikenal dengan “morning sickness”, yang dapat menyebabkan berkurangnya intik makanan ibu (Michio and Kushi, A, 1985). Masa trimester pertama merupakan masa yang kritis, sehingga harus dihindari hal-hal yang memungkinkan kegagalan pertumbuhan dan perkembanganjanin (Wardlaw, G.M., et al, 1992).

2. Trimester kedua

Pada awal trimester kedua, berat janin sudah sekitar 100 g. Gerakan-gerakan janin sudah mulai dapat dirasakan ibu. Tangan, jari, kaki dan jari kaki sudah terbentuk, janin sudah dapat mendengar dan mulai terbentuk gusi, dan tulang rahang. Organ-organ tersebut terus tumbuh menjadi bentuk yang sempurna dan pada saat ini denyut jantung janin sudah dapat dideteksi dengan stetoskop.

3. Trimester ketiga

Memasuki trimester ketiga, berat janin sekitar 1-1,5 kg. Pada periode ini uterus semakin membesar . Uterus menekan keatas kearah diafragma dan tulang panggul. Hal ini sering membuat ibu hamil merasa jantung sesak dan kesulitan pencernaan. Seringkali ibu juga mengalami varises pada pembuluh darah sekitar kaki, wasir, dan lutut keram karena meningkatnya tekanan kepada perut. Setelah usia kehamilan mencapai sekitar 28 –30 minggu, bayi yang lahir disebut prematur (sebelum minggu ke-37 kehamilan) mempunyai kesempatan untuk hidup baik bila dirawat dalam suatu perawatan “bayi baru lahir risiko tinggi”. Masalah medis lain pada bayi prematur adalah masih belum mampu mengisap dan menelan dengan baik, sehingga perawatan bayi ini sangat sulit (Wardlaw, G.M., et al, 1992).

Pembentukan germ- Ektoderm : membentuk keseluruhan sistem saraf, indera khusus, kulit dan beberapa

kelenjar endokrin- Mesoderm : membentuk sistem rangka, sistem urinaria, sistem sirkulasi, dan sistem

reproduksi- Endoderm : membentuk saluran cerna dan pernafasan serta bagian2 sistem reproduksi

Pembentukan membran janin (ekstra-embrionik) : lapisan2 sel yang tidak bergabung dalam tubuh embrio. Fungsinya melindungi & memberi nutrisi embrio dan janin yg sedang berkembang

PlasentaBerasal dari penggabungan vili chorionik dan endometrium uterus. Plasenta berperan dalam fungsi pencernaan, pernafasan, ekskretori, dan fungsi metabolik, serta merupakan organ endokrinA. Tahap Perkembangan Janin (akhir minggu ke-8 trimester 1/minggu pertama-12 dan

berlanjut hingga partus) semua sistem tubuh terbentuk setelah minggu ke-8

8

Page 9: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Persalinan Normal

LO 2.1. Pemeriksaan Kehamilan

Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan PartusMenurut Cara Persalinan- Partus normal disebut juga partus spontan yaitu proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri

tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai bayi dan ibu yang umumnya berlansung kurang dari 24 jam.

- Partus abnormal yaitu persalinan parvaginan dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operas caesarea.

Menurut Usia Kehamilan- Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup (viable) berat janin

di bawah 1000 gram, usia kehamilan di bawah 28 minggu.- Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu, janin

dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000-2500 gram.- Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin

matur, berat badan diatas 2500 gram.- Partus post maturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu

partus yang ditaksir, janin disebut post matur.- Partus presipatatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, di atas beca

dan sebagainya.- Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang

ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik.

Tanda-tanda Permulaan PersalinanSebelum terjadi kehamilan/persalinan beberapa minggu sebelumnya, wanita hamil memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan. (Prepatory Stage of Labor). Tandanya adalah sebagai berikut :- Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama

pada primigravida.- Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.- Perasaan sering atau susah kencing (polikisuria) karena kandun kemih tertekan oleh bagian

terbawah janin.- Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah uterus, kadang

disebut “false labor pains”.- Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah

(bloody show).

Tanda-tanda Inpartus- Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.- Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan-robekan kecil pada serviks.- Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.- Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada

Tiga Faktor penting yang memegang peranan pada persalinan1. Kekuatan- kekuatan yang ada pada ibu, seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan

9

Page 10: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

a. His atau tenaga yang mendorong anak keluar adalah kontraksi otot rahim pada persalinan, pada bulan terakhir dari kehamilan sebelumnya persalinan dimulai sudah ada kontraksi rahim.- His pendahuluan: tidak teratur menyebabkan nyeri perut bagian bawah dan lipatan paha

tapi tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagian bawah, mis: persalinan.

- His persalinan: kontraksi dari otot rahim yang psikologis lainnya yang bersifat nyeri, dan nyeri ini mungkin disebabkan oleh sel-sel otot saat kontraksi rahim bersifat otonom tidak dipengaruhi oleh tekanan misalnya: Rangsangan oleh jari-jari yang dapat menimbulkan kontraksi hi s

His dapat terjadi sebagai akibat dari :- Kerja hormon oksitosin- Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi- Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.

His dikatakan baik dan ideal apabila :- Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus- Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus- Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi- Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his- Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut

otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his berlangsung adalah :- Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus

hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri- Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi

rangsang nyeri.- Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).- Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress

Hal yang penting dinilai mengenai His adalah :- Amplitudo : intensitas kontraksi otot polos bagian pertama peningkatan agak cepat,

bagian kedua penurunan agak lambat.- Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit)- Satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).

b. Tenaga mengedan. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, kalau pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim. Tenaga ini juga melahirkan placenta setelah placenta lepas dari dinding rahim.

2. Keadaan jalan lahir3. Keadaan janinnya sendiri

10

Page 11: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

Mekanisme Persalinan

Bila his cukup kuat kepala akan turun dan mulai masuk kedalam rongga panggul. Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat terbagi atas dua keadaan

1. Sinklitismus yaitu bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul.2. Asinklitismus ialah, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul.

Asinklitismus terbagi atas dua bagian :- Asinklitismus anterior: menurut Naegele ialah apabila arah sumbu kepala membuat sudut

lancip ke depan dengan pintu atas panggul.- Asinklitismus posterior: menurut Litzman; yaitu keadaan sebaliknya dari asinklitismus

anterior. Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan karena ruangan pelvis di daerah posterior adalah lebih luas dibandingkan ruangan pelvis di daerah anterior.

FleksiFlexi disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir

pintu atas panggul, cervix, dinding panggul dan dasar panggul. Rotasi (putaran paksi dalam)

Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterin disebabkan oleh his yang berulang-ulang. Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar kearah depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis Defleksi / ekstensi

Kepala akan mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his, vulva lebih membuka dan kepala janin makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum. Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu. Pada kepala bekerja dua kekuatan yang satu mendesaknya ke bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya keatas. Putaran paksi luar

Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak. Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga didasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dahulu baru kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu, baru trokanter belakang. Kemudian bayi lahir sepenuhnya.

11

Page 12: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

12

Page 13: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

LO 2.2. pimpinan persalinan

Pembagian fase/kala persalinan menurut Wiknyosastro, dkk (1999 : 181) sebagai berikut:1. Kala 1 Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)2. Kala 2 Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)

13

Page 14: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

3. Kala 3 Pengeluaran plasenta (kala uri)4. Kala 4 Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi

Periode tahap-tahap persalinan normalmenurut Kampono dan M. Moegni (1999) sebagai berikut :

Tabel 2.1.Periode Tahap-tahap Persalinan NormalTahap Persalinan Nullipara MultiparaKala 1 – fase laten Fase aktifPembukaan serviksKala 2 Kala 3

Kurang dari 20 jam5 – 8 jamRata-rata 1,2 cm/jamKurang dari 2 jamKurang dari 30 menit

Kurang dari 14 jam2 – 5 jamRata-rata 1,5 cm/jamKurang dari 1 jamKurang dari 30 menit

Proses Berlangsungnya Persalinan Normal1. Persalinan Kala 1 : Fase Pematangan/Pembukaan Serviks

Persalinan kala 1 dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid. Persalinan kala 1 berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I. Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas :

o Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.o Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.o Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).

Peristiwa penting pada persalinan kala 1 :1. Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang

selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.

2. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar. 3. Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika

terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm)..

His sesungguhnya dan his palsu

His Sesunggunya His Palsu1. Rasa sakit :- teratursemakin sering, berlangsung selama 30-70 detik- Interval makin pendek- semakin lama semakin kuat- dirasakan paling sakit didaerah punggung- intensitas makin kuat kalaupenderita berjalan.

1. Rasa sakit :- tidak teratur dan tidak sering (kontraksi Braxton Hicks)- interval panjang- kekuatan tetap- dirasakan kuat di daerahperut- tak ada perubahan walaupunpenderita berjalan

14

Page 15: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

2. Keluar “show”3. Serviks membuka dan menipis.

2. Tidak keluar “show”3.Serviks tertutup dan tak ada pembukaan.

2. Persalinan Kala 2 : Fase Pengeluaran BayiPersalinan kala 2 dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada

saat bayi telah lahir lengkap. His menjadi lebih kuat lebih sering, lebih lama sangat kuat. Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam, selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.

Peristiwa penting pada persalinan kala 2 adalah : Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul. Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik) Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai

sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir

(episiotomi).Rekomendasi Pimpinan Persalinan Kala I dan II Normal pada Wanita tanpa Faktor Risiko Anestetik, Medis atau Obstetris 1. Tanda vital ibu diperiksa sekurang-kurangnya setiap 4 jam. 2. Pemeriksaan vagina periodik menggunakan pelumas larut-air dan steril; hindari antiseptik

povidon-iodin dan heksaklorofen. 3. Diizinkan untuk minim cairan jernih, kadang-kadang potongan es batu, sedikit demi sedikit dan

memakai pelembab bibir. Hidrasi intravena diindikasikan bila persalinan memanjang. 4. Si ibu harus mempunyai pilihan untuk dapat berjalan-jalan selama persalinan kala I. 5. Pereda nyeri harus bergantung pada kebutuhan dan keinginan si ibu.

Dari American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and Gynecologists, 1997

3. Persalinan Kala 3 : Fase Pengeluaran Plasenta

15

Page 16: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

Persalinan kala 3 dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap dan berakhir dengan lahirnya plasenta. Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal. Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah. Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat.Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir (jika lepasnya plasenta terjadi sebelum bayi lahir, disebut solusio/abruptio placentae - keadaan gawat darurat obstetrik).

4. Persalinan Kala 4 : Observasi Pasca PersalinanSampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi. Menurut Kampono dan M. Moegni (1999) ada 7 (tujuh) pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 : 1. kontraksi uterus harus baik, 2. tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,3. plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap, 4. kandung kencing harus kosong, 5. luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,6. resume keadaan umum bayi, 7. resume keadaan umum ibu.

Dua jam pertama setalah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – si ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar. Petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.

Penanganan1. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20- 30 menit selama jam kedua.

Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan pasca persalinan.

2. Periksa tekanan darah, nadi kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.

3. Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman yang disukainya.

4. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.5. Biarkan ibu beristirahat – ia telah bekerja keras melahirkan bayinya. Bantu ibu pada posisi yang

nyaman.6. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai permulaan

dengan menyusui bayinya. 7. Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai memberikan ASI.

Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.8. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena masih dalam

keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam9. pascapersalinan.

16

Page 17: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

10. Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :a) bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi.b) Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.

Nilai Apgar

Nilai Apgar adalah suatu cara praktis untuk menilai keadaan bayi baru lahir. Nilai Apgar merupakan alat penyaring untuk menentukan pertolongan yang perlu segera diberikan kepada bayi baru lahir.Nilai Apgar ditentukan dengan menilai denyut jantung, pernafasan, ketegangan otot, warna kulit dan respon terhadap rangsangan (refleks); masing-masing diberi nilai 0, 1 atau 2:

1. Denyut jantung : dinilai dengan menggunakan stetoskop dan merupakan penilaian yang paling penting. - Jika tidak terdengar denyut jantung : 0 - Jika jantung berdenyut kurang dari 100 kali/menit :1 - Jika jantung berdenyut lebih dari 100 kali/menit : 2

2. Usaha untuk bernafas - Jika tidak bernafas : 0 - Jika pernafasan lambat atau tidak teratur : 1 - Jika bayi menangis : 2

3. Ketegangan otot - Jika otot lembek : 0 - Jika lengan atau tungkainya terlipat : 1 - Jika bayi bergerak aktif : 2

4. Refleks : dinilai dengan cara mencubit secara lembut dan perlahan - Jika tidak timbul refleks : 0 - Jika wajahnya menyeringai : 1 - Jika bayi menyeringai dan terbatuk, bersin atau menangis keras : 2

5. Warna kulit - Jika kulit bayi berwarna biru pucat : 0 - Jika kulit bayi berawarna pink dan lengan/tungkainya berwarna biru : 1 - Jika seluruh kulit bayi berwarna pink: 2.

Nilai Apgar 8-10 adalah normal, menunjukkan bahwa bayi berada dalam keadaan yang baik. Nilai 10 sangat jarang ditemui, hampir semua bayi baru lahir kehilangan 1 nilai karena kaki dan tangannya yang berwarna kebiruan. Nilai Apgar yang kurang dari 8 menunjukkan bahwa bayi memerlukan bantuan untuk menstabilkan dirinya di lingkungan yang baru. Nilai Apgar 0-3 menunjukkan bahwa perlu segera dilakukan resusitasi. Penilaian Apgar secara rutin dilakukan dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir dan kemudian biasanya diulang 5 menit kemudian. Nilai Apgar 1 menit menunjukkan toleransi bayi terhadap proses kelahirannya. Nilai Apgar 5 menit menujukkan adaptasi bayi terhadap lingkungan barunya. Pada keadaan tertentu, penilaian Apgar bisa kembali dilakukan pada menit ke 10, 15 dan 20. Jika pada menit ke 20 nilai Apgar masih tetap rendah, hal ini merupakan resiko tinggi terjadinya kematian atau penyakit.

LI 3. Memahami dan Menjelaskan anemia pada kehamilanLO 3.1 Definisi

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%, sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr

17

Page 18: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.

LO 3.2 Etiologi dan Klasifikasi

Menurut Mochtar (1998), disebutkan bahwa penyebab terjadinya anemia adalah : Kurang Gizi (Mal Nutrisi) disebabkan karena kurang nutrisi kemungkinan menderita anemia. Kurang Zat Besi Dalam Diet Mal Absorbsi yang terjadi pada penderita gangguan penyerapan zat besi dalam usus dapat

menderita anemia. Bisa terjadi karena gangguan pencernaan atau dikonsumsinya substansi penghambat seperti kopi, teh atau serat makanan tertentu tanpa asupan zat besi yang cukup.

Kehilangan banyak darah Penyakit-penyakit kronis seperti TBC Paru, Cacing usus, dan Malaria dapat menyebabkan

anemia.

Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah sebagai berikut:

1. Anemia Defisiensi Besi (62,3%) Anemia ini adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.

2. Anemia Megaloblastik (29%) Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena kekurangan vitamin B12

3. Anemia Hipoplastik (8%) Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosit.

4. Anemia Hemolitik (0,7%) Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.

LO 3.3 Epidemiologi

Prevalensi anemia gizi besi (AGB) pada ibu hamil di Indonesia mengalami penurunan. Pada tahun 1987 prevalensi anemia pada ibu hamil 70%. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992 diperoleh prevalensi anemia 64 % pada ibu hamil dan mengalami penurunan pada tahun 1995 menjadi 50%.32 Berdasarkan data dari Health Nutrition and Population Statistics diketahui bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia tahun 2005 adalah 44,33%.18 Menurut laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 prevalensi anemia pada ibu hami 24,5%.

Anemia umumnya terjadi di seluruh dunia terutama di negara-negara berkembang. Anemia terjadi pada 45% wanita di negara berkembang dan 13% di negara maju.10 Pada tahun 2005 prevalensi anemia pada ibu hamil di negara-negara berkembang seperti Indonesia 44,3%, India 49,7%, Ethiophia 62,7, Laos 56,4%, Irak Universitas Sumatera Utara 38,2%, dan Arab Saudi 32%. Di negara maju seperti Jepang 14,8%, Spanyol 17,6%, Portugal 17,3%, Italia 15,5%, Belanda 12,5%, Denmark 12,4%, Jerman 12,3%, dan Australia 12,4%, 8

L.O 3.4 Patofisiologi

18

Page 19: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

LO 3.5 Manifestasi Klinis

Gejala yang paling umum dari anemia selama kehamilan adalah:

Kulit pucat, bibir, dan kuku Merasa lelah atau lemah pusing Sesak napas detak jantung cepat kesulitan berkonsentrasi

Pada tahap awal anemia, bumil mungkin tidak memiliki gejala yang jelas. Dan banyak gejala yang salah satu diantranya mungkin dimiliki saat hamil walaupun jika Anda tidak anemia.

LO 3.6 Diagnosis

ANAMNESIS Keluhan : lekas lelah, kurang konsentrasi, sulit bernafas, mengantuk Anamnesis makanan : anemia nutrisional. Pekerjaan pasien : kontak dengan zat-zat kimia, pekerja tani, penyemprot hama, daerah

malaria, alat-alat keselamatan kerja, lingkungan kerja dsb. Riwayat ikterus ringan sampai kencing berwarna teh pekat, untuk mengetahui apakah pasien

mengalami anemia hemolitik. Riwayat memakai obat-obatan tertentu, makan jamu, zat-zat pembersih rumah tangga. Riwayat penyakit seperti apakah menderita penyakit kronik seperti penyakit ginjal, hati,

tuberkulosis, diabetes. Apakah ada penyakit-penyakit tertentu didalam keluarga seperti talasemia dan penyakit-

penyakit genetik lain. Suku bangsa dan tradisi-tradisi tertentu.

PEMERIKSAAN FISIK Tanda-tanda pucat, memar, bintik-bintik merah/biru dibeberapa bagian tubuh. Kuku dapat dijumpai Koilonychia ( sudah jarang ) Perdarahan gusi, perdarahan gastrointestinal, respiratoar, urogenital. Wajah tampak pucat,

konjungtiva pucat. Pemeriksaan limpa, hati dan ginjal. Pemeriksaan gastrointestinal, apakah ada teraba massa. Pemeriksaan thorax.

19

Page 20: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

Apakah ada ulkus-ulkus kronik pada tungkai, tanda adanya penyakit talasemia, anemia sel sabit dan adanya pembengkakan tanda trombosis vena dalam.

Keluhan-keluhan seperti kebas-kebas atau tanda-tanda neurologis yang jelas seperti kelainan refleks yang dapat merupakan tanda kurangnya vitamin B12.

PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan laboratorium untuk diagnosis anemia terdiri dari 1) pemeriksaan penyaring

(terdiri dari pengukuran kadar Hb, indeks eritrosit, dan apusan darah tepi), 2) pemeriksaan darah seri anemia (meliputi hitung leukosit, trombosit, retikulosit, dan laju endap darah), 3) pemeriksaan sumsum tulang, dan 4) pemeriksaan khusus sesuai jenis anemia. Selain itu, diperlukan pulaa pemeriksaan non-hematologik tertentu seperti pemeriksaan faal hati, faal ginjal, atau faal tiroid.

Tahap diagnosis anemia terdiri dari 1) menentukan adanya anemia, 2) menentukan jenis anemia, 3) menentukan etiologi anemia, dan 4) menentukan ada tidaknya penyakit penyerta yang akan mempengaruhi hasil pengobatan (Bakta, 2006).

Anemia defisiensi besi perlu dibedakan dengan anemia hipokromik lainnya perti anemia akibat penyakit kronik, thalassemia, dan anemia sideroblastik. Perbedaan yang ditemukan diantaranya seperti derajat anemia, MCV, MCH, besi serum, TIBC, dan lainnnya (Bakta et.al, 2006)

LO 3.7 Penatalaksanaan

I. Anemia Defisiensi Besi

Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002)

Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).

II. Anemia Megaloblastik

Pengobatannya:a. Asam folik 15 – 30 mg per harib. Vitamin B12 3 X 1 tablet per haric. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per harid. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi darah.

III. Anemia Hemolitik

Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.

LO 3.8 Pencegahan

Kondisi anemia adalah suatu kondisi yang mudah dikendalikan dan diperbaiki bila penyebabnya adalah kekurangan nutrisi atau bahan baku pembentukan hemoglobin. Bila kondisi anemia yang

20

Page 21: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

terjadi pada ibu adalah akibat perdarahan, penyakit darah atau kelainan tubuh lainnya, maka kondisi anemia membutuhkan perhatian lebih lanjut dan advis dokter.

o Perbaikan diet/pola makan Penyebab anemia terbanyak pada ibu hamil adalah diet yang buruk. Perbaikan pola makan dan kebiasaan makan yang sehat dan baik selama kehamilan akan membantu ibu untuk mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sehingga dapat mencegah dan mengurani kondisi anemia.

o Konsumsilah bahan kaya protein, zat besi dan Asam folat Bahan kaya protein dapat diperoleh dari hewan maupun tanaman. Daging, hati, dan telur adalah sumber protein yang baik bagi tubuh. Hati juga banyak mengandung zat besi, vitamin A dan berbagai mineral lainnya. Kacang-kacangan, gandum/beras yang masih ada kulit arinya, beras merah, dan sereal merupakan bahan tanaman yang kaya protein nabati dan kandungan asam folat atau vitamin B lainnya. Sayuran hijau, bayam, kangkung, jeruk dan berbagai buah-buahan kaya akan mineral baik zat besi maupun zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah dan hemoglobin.

o Batasi penggunaan antasida Antasida atau obat maag yang berfungsi menetralkan asam lambung ini umumnya mengandung mineral, atau logam lain yang dapat menganggu penyerapan zat besi dalam tubuh. Oleh karena itu batasi penggunaannya dan gunakan sesuai aturan pemakaian. Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan suplementasi besi dan asam folat.

WHO menganjurkan untuk memberikan 60mg besi selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan fisiologik selama kehamilan. Namun banyak literatur menganjurkan dosis 100mg besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan untuk memberikan suplementasi sampai tiga bulan post partum.

LO 3.9 Prognosis

Prognosis pada penderita anemia jika ditangani dengan tepat maka prognosisnya baik. Anemia berat yang tidak diobati dapat menyebabkan syok hingga koma dan meninggal

LI 4. Memahami dan menjelaskan gizi pada kehamilan

Protein Kebutuhan protein pada paruh kedua kehamilan 1 gram/Kg + 20 gram perhari (total

kebutuhan perhati ± 80 gram)

21

Page 22: Tugas Mandiri Sk.2 Repro

Protein terutama diperlukan untuk pertumbuhan janin

Kalsium Asupan kalsium pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan masa laktasi ditambah

sebesar 1,5 gram perhari. Kekurangan kalsium akan menyebabkan demineralisasi tulang ibu.

Zat besi Pada wanita hamil dan laktasi disarankan penambahan asupan zat besi sebesar 30-60

mg perhari. Selama kehamilan, diperkirakan 300-500 mg zat besi yang diberikan pada janin.

Vitamin dan Mineral Preparat Vitamin dan Mineral diberikan bukan sebagai pengganti asupan makanan yang

normal. Asam folat berguna untuk mengurangi kejadian NTD’s dan diberikan dengan dosis 4

mg perhari pada ibu dengan riwayat melahirkan anak dengan NTD’s 3 bulan sebelum kehamilan dan dilanjutkan sampai sekurang-kurangnya kehamilan 12 minggu.

Pada kehamilan normal, asam folat diberikan dengan dosis 0,4 mg perhari Pada pasien vegetarian dan penderita anemia megaloblastik diperlukan suplemen

Vitamin B12.

Diet Rendah Garam Makanan yang mengandung sedikit natrium tidak membahayakan kehamilan. Diet rendah garam merupakan hal yang harus dihindari oleh karena dapat

membahayakan ibu hamil. Tidak ada bukti bahwa kenaikan berat badan yang terlalu cepat pada preeklampsia

dapat dikendalikan dengan diet rendah garam.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. RI 1995. Sekitar kelahiran bayi yang perlu anda ketahui Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005. Ganong, WF. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku

kedokteran EGC. Guyton dan Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta: EGC. Hanifa Wikjosastro. 1992. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Langman (2002). Embriologi Perkembangan. Penerbit EGC Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: Penerbit

Buku kedokteran EG Manuaba, I.B.G.1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.

Jakarta: EGC Notobroto. 2003. Insiden Anemia. http://adln.lib.unair.ac.id. diperoleh 24 Februari, 2006. Prawirohardjo S.Ilmu kebidanan edisi 4.PT Bina Pustaka Prawiro Rahardjo.

22