mandiri sk 3 blok repro retardasi mental

41
LI.1. RETARDASI MENTAL 1.1. DEFINISI American Association on Mental Deficiency (AAMD) membuat definisi retardasi mental yang kemudian direvisi oleh Rick Heber (1961) sebagai suatu penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh yang terjadi pada masa perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi sosial. Ada 3 hal penting yang merupakan kata kunci dalam definisi ini yaitu penurunan fungsi intelektual, adaptasi sosial, dan masa perkembangan. Penurunan fungsi intelektual secara umum menurut definisi Rick Heber diukur berdasarkan tes intelegensia standar paling sedikit satu deviasi standar (1 SD) di bawah rata-rata. Periode perkembangan mental menurut definisi ini adalah mulai dari lahir sampai umur 16 tahun. Gangguan adaptasi sosial dalam definisi ini dihubungkan dengan adanya penurunan fungsi intelektual. Menurut definisi ini tidak ada kriteria bahwa retardasi mental tidak dapat diperbaiki seperti definisi retardasi mental sebelumnya.4,7,8 Banyak pakar menyatakan bahwa definisi ini terlalu liberal, karena dengan batasan tes intelegensia di bawah satu deviasi standar (1 SD) terdapat hampir 16% dari populasi dapat digolongkan sebagai retardasi mental.2 Pada tahun 1973 melalui Manual on Terminology and Classfication in Mental Retardation Grossman merevisi definisi Heber tersebut. Menurut Grossman retardasi mental adalah penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh secara bermakna dan secara langsung menyebabkan gangguan adaptasi sosial, dan bermanifestasi selama masa perkembangan. Menurut definisi ini penurunan fungsi intelektual yang bermakna berarti pada pengukuran uji intelegensia berada pada dua deviasi standar di bawah rata-rata. Berdasarkan kriteria ini ternyata kurang dari 3% populasi yang dapat digolongkan sebagai retardasi mental. Periode perkembangan menurut definisi ini adalah mulai dari lahir sampai umur 18 tahun. Gangguan adaptasi sosial menurut definisi ini secara langsung disebabkan oleh penurunan fungsi intelektual.

Upload: edita-devana

Post on 29-Jan-2016

242 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

American Association on Mental Deficiency (AAMD) membuat definisi retardasi mental yang kemudian direvisi oleh Rick Heber (1961) sebagai suatu penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh yang terjadi pada masa perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi sosial. Ada 3 hal penting yang merupakan kata kunci dalam definisi ini yaitu penurunan fungsi intelektual, adaptasi sosial, dan masa perkembangan. Penurunan fungsi intelektual secara umum menurut definisi Rick Heber diukur berdasarkan tes intelegensia standar paling sedikit satu deviasi standar (1 SD) di bawah rata-rata.

TRANSCRIPT

Page 1: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

LI.1. RETARDASI MENTAL1.1. DEFINISI

American Association on Mental Deficiency (AAMD) membuat definisi retardasi mental yang kemudian direvisi oleh Rick Heber (1961) sebagai suatu penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh yang terjadi pada masa perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi sosial. Ada 3 hal penting yang merupakan kata kunci dalam definisi ini yaitu penurunan fungsi intelektual, adaptasi sosial, dan masa perkembangan. Penurunan fungsi intelektual secara umum menurut definisi Rick Heber diukur berdasarkan tes intelegensia standar paling sedikit satu deviasi standar (1 SD) di bawah rata-rata.

Periode perkembangan mental menurut definisi ini adalah mulai dari lahir sampai umur 16 tahun. Gangguan adaptasi sosial dalam definisi ini dihubungkan dengan adanya penurunan fungsi intelektual. Menurut definisi ini tidak ada kriteria bahwa retardasi mental tidak dapat diperbaiki seperti definisi retardasi mental sebelumnya.4,7,8 Banyak pakar menyatakan bahwa definisi ini terlalu liberal, karena dengan batasan tes intelegensia di bawah satu deviasi standar (1 SD) terdapat hampir 16% dari populasi dapat digolongkan sebagai retardasi mental.2 Pada tahun 1973 melalui Manual on Terminology and Classfication in Mental Retardation Grossman merevisi definisi Heber tersebut.

Menurut Grossman retardasi mental adalah penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh secara bermakna dan secara langsung menyebabkan gangguan adaptasi sosial, dan bermanifestasi selama masa perkembangan. Menurut definisi ini penurunan fungsi intelektual yang bermakna berarti pada pengukuran uji intelegensia berada pada dua deviasi standar di bawah rata-rata. Berdasarkan kriteria ini ternyata kurang dari 3% populasi yang dapat digolongkan sebagai retardasi mental. Periode perkembangan menurut definisi ini adalah mulai dari lahir sampai umur 18 tahun. Gangguan adaptasi sosial menurut definisi ini secara langsung disebabkan oleh penurunan fungsi intelektual.

Yang dimaksud fungsi intelektual dibawah normal, yaitu apabila IQ dibawah 70-75. Anak ini tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa, karena cara berfikirnya yang terlalu sederhana, daya tangkap dan daya ingat lemah, demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya juga sangat lemah.

Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku adaptif sosial adalah kemampuan seseorang untuk mandiri, menyesuaikan diri dan mempunyai tanggung jawab sosial yang sesuai dengan kelompok umur dan budayanya.Pada penderita retardasi mental gangguan perilaku adaptif yang paling meninjol adalah kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya.Biasanya tingkah lakunya kekanak-kanakan tidak sesuai dengan umurnya.

Gejala tersebut harus timbul pada masa perkembangan, yaitu dibawah umur 18 tahun. Karena gejala tersebut timbul setelah 18 tahun, bukan lagi disebut retardasi mental tetapi penyakit lain sesuai dengan gejala klinisnya.

1.2. ETIOLOGI

Page 2: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

Terjadinya retardasi mental tidak dapat dipisahkan dari tumbuh kembang seorang anak. Seperti diketahui faktor penentu tumbuh kembang seorang anak pada garis besarnya adalah faktor genetik/heredokonstitusional yang menentukan sifat bawaan anak tersebut dan faktor lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan pada anak dalam konteks tumbuh kembang adalah suasana (milieu) dimana anak tersebut berada. Dalam hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang. Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang ini secara garis besar dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu:

Kebutuhan fisis-biomedis (asuh) - Pangan (gizi, merupakan kebutuhan paling penting) - Perawatan kesehatan dasar (Imunisasi, ASI, penimbangan bayi secara teratur, pengobatan sederhana,

dan lain lain) - Papan (pemukiman yang layak) - Higiene, sanitasi - Sandang - Kesegaran jasmani, rekreasi

Kebutuhan emosi/kasih sayang (asih). Pada tahun-tahun pertama kehidupan hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu dan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin suatu proses tumbuh kembang yang selaras, baik fisis, mental maupun sosial.

Kebutuhan akan stimulasi mental (asah). Merupakan cikal bakal proses pembelajaran (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini membantu perkembangan mental- psikososial (kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreativitas, kepribadian, moral-etika dan sebagainya). Perkembangan ini pada usia balita disebut sebagai perkembangan psikomotor.

Kelainan/penyimpangan tumbuh kembang pada anak terjadi akibat gangguan pada interaksi antara anak dan lingkungan tersebut, sehingga kebutuhan dasar anak tidak terpenuhi. Keadaan ini dapat menyebabkan morbiditas anak, bahkan dapat berakhir dengan kematian. Kalaupun kematian dapat diatasi, sebagian besar anak yang telah berhasil tetap hidup ini mengalami akibat menetap dari penyimpangan tersebut yang dikategorikan sebagai kecacatan, termasuk retardasi mental. Jelaslah bahwa dalam aspek pencegahan terjadinya retardasi mental praktek pengasuhan anak dan peran orangtua sangat penting.

Etiologi retardasi mental dapat terjadi mulai dari fase pranatal, perinatal dan postnatal. Beberapa penulis secara terpisah menyebutkan lebih dari 1000 macam penyebab terjadinya retardasi mental, dan banyak diantaranya yang dapat dicegah. Ditinjau dari penyebab secara langsung dapat digolongkan atas penyebab biologis dan psikososial. Penyebab biologis atau sering disebut retardasi mental tipe klinis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

• Pada umumnya merupakan retardasi mental sedang sampai sangat berat • Tampak sejak lahir atau usia dini • Secara fisis tampak berkelainan/aneh • Mempunyai latar belakang biomedis baik pranatal, perinatal maupun postnatal • Tidak berhubungan dengan kelas sosial

Penyebab psikososial atau sering disebut tipe sosiokultural mempunyai ciri-ciri sebagai berikut • Biasanya merupakan retardasi mental ringan • Diketahui pada usia sekolah • Tidak terdapat kelainan fisis maupun laboratorium • Mempunyai latar belakang kekurangan stimulasi mental (asah) • Ada hubungan dengan kelas sosial

Melihat struktur masyarakat Indonesia, golongan sosio ekonomi rendah masih merupakan bagian yang besar dari penduduk, dapat diperkirakan bahwa retardasi mental di Indonesia yang terbanyak adalah tipe sosio-kultural.

Etiologi retardasi mental tipe klinis atau biologikal dapat dibagi dalam 1. Penyebab pranatal

• Kelainan kromosom • Kelainan genetik /herediter • Gangguan metabolik • Sindrom dismorfik • Infeksi intrauterin

Page 3: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

• Intoksikasi 2. Penyebab perinatal

• Prematuritas • Asfiksia • Kernikterus • Hipoglikemia • Meningitis • Hidrosefalus • Perdarahan intraventrikular

3. Penyebab postnatal • Infeksi (meningitis, ensefalitis) • Trauma • Kejang lama • Intoksikasi (timah hitam, merkuri)

1.3. KLASIFIKASIUji intelegensia pertama kali diperkenalkan oleh seorang psikolog Perancis yang bernama Alfred Binet dan

Theodore Simon pada tahun 1900. Pada tahun 1916 Dr Lewis Terman mengadaptasi pemeriksaan intelegensia berdasarkan skala Binet tersebut di Stanford University. Saat ini uji intelegensia tersebut dinamakan Stanford Binet Intelligence Scale yang sudah direvisi 4 kali yaitu tahun 1937, 1960, 1973, dan 1986.

William Stern pada tahun 1912 membuat konsep intelligence quotient (IQ) sebagai suatu perbandingan antara mental age (MA) dan chronological age (CA)

Pada tahun 1939 David Wechsler mempublikasikan suatu tes intelegensia yang mengukur fungsi intelektual yang lebih global. Uji ini kemudian disebut Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) yang kemudian direvisi tahun 1976 dan disebut Wechsler Intelligence Scale for Children Revised (WISC-R), dan direvisi kembali tahun 1990 yang disebut WISC third edition (WISC-III). Uji intelegensia tersebut dipakai untuk anak umur 6-16 tahun. Pada tahun 1966 dipublikasikan Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI) yang kemudian direvisi tahun 1989 disebut WPPSI-R, untuk anak umur 4-61/2 tahun.

Berdasarkan The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders, WHO, Geneva tahun 1994 retardasi mental dibagi menjadi 4 golongan yaitu :

• Mild retardation (retardasi mental ringan), IQ 50- 69 • Moderate retardation (retardasi mental sedang), IQ 35-49 • Severe retardation (retardasi mental berat), IQ 20- 34 • Profound retardation (retardasi mental sangat berat), IQ <20

Retardasi mental ringanRetardasi mental ringan dikategorikan sebagai retardasi mental dapat dididik (educable). Anak mengalami

gangguan berbahasa tetapi masih mampu menguasainya untuk keperluan bicara sehari-hari dan untuk wawancara klinik. Umumnya mereka juga mampu mengurus diri sendiri secara independen (makan, mencuci, memakai baju, mengontrol saluran cerna dan kandung kemih), meskipun tingkat perkembangannya sedikit lebih lambat dari ukuran normal. Kesulitan utama biasanya terlihat pada pekerjaan akademik sekolah, dan banyak yang bermasalah dalam membaca dan menulis. Dalam konteks sosiokultural yang memerlukan sedikit kemampuan akademik, mereka tidak ada masalah. Tetapi jika ternyata timbul masalah emosional dan sosial, akan terlihat bahwa mereka mengalami gangguan, misal tidak mampu menguasai masalah perkawinan atau mengasuh anak, atau kesulitan menyesuaikan diri dengan tradisi budaya.Retardasi mental sedang

Retardasi mental sedang dikategorikan sebagai retardasi mental dapat dilatih (trainable). Pada kelompok ini anak mengalami keterlambatan perkembangan pemahaman dan penggunaan bahasa, serta pencapaian akhirnya terbatas. Pencapaian kemampuan mengurus diri sendiri dan ketrampilan motor juga mengalami keterlambatan, dan beberapa

Page 4: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

diantaranya membutuhkan pengawasan sepanjang hidupnya. Kemajuan di sekolah terbatas, sebagian masih bisa belajar dasar-dasar membaca, menulis dan berhitung.Retardasi mental berat

Kelompok retardasi mental berat ini hampir sama dengan retardasi mental sedang dalam hal gambaran klinis, penyebab organik, dan keadaan-keadaan yang terkait. Perbedaan utama adalah pada retardasi mental berat ini biasanya mengalami kerusakan motor yang bermakna atau adanya defisit neurologis.Retardasi mental sangat berat

Retardasi mental sangat berat berarti secara praktis anak sangat terbatas kemampuannya dalam mengerti dan menuruti permintaan atau instruksi. Umumnya anak sangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya mampu pada bentuk komunikasi nonverbal yang sangat elementer.

1.4. PATOFISIOLOGITerdapat banyak penyebab cacat mental, seperti penyakit yang diderita semasa kehamilan, terusakan dalam

metabolisme, penyakit pada otak polamal, dan yang tidak baik, dan perawatan yang tidak sesuai. Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan bahwa 30% dari anak-anak yang cacat mental serius disebabkan oleh ketidaknormalan genetik, seperti down syndrom, 25% disebabkan oleh cerebrum palsy, 30% disebabkan oleh meningitis dan masalah pranatal sedangkan 15% sisanya belum dapat ditemakan. 9 faktor yang menjadi penyebab timbulnya cacat mental: penyakit yang disebabkan minuman keras, trauma, metabolisme atau pola makan yang tidak baik dan penyakit dalam otak, pengaruh saat masa kehamilan yang tidak diketahui, kromosom yang abnormal, gangguan semasa kehamilan, gangguan psikiatris dan pengaruh Iingkungan. Anak yang mengalami retardasi mental dapat disebabkan beberapa faktor diantara faktor genetik atau juga kelainan dalam kromosom, faktor ibu selama hamil dimana terjadi gangguan dalam gizi atau penyakit pada ibu seperti rubella, atau adanya virus lain atau juga faktor setelah lahir dimana dapat terjadi kerusakan otak apabila terjadi infeksi seperti terjadi meningitis, ensefalitis, dan lain-lain.

Etiologi retardasi mental menggambarkan pengaruh kait-mengkait antara faktor bakat (turunan) dan faktor lingkungan. Penyebab atau yang dicurigai sebagai penyebab retardasi mental (RM) antara faktor bakat (turunan) dan faktor lingkungan. Dalam mengkaji etiologi retardasi mental perlu disimak 3 faktor berikut, yaitu:

1. Predisposisi genetik, termasuk kepekaan yang dipengaruhi oleh faktor genetik terhadap agens atau faktor ekologis.

Page 5: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

2. Faktor lingkungan yang dapat mengganggu organisme yang sedang tumbuh, misalnya keadaan nutrisi, radiasi, dan juga keadaan lingkungan psikososial.

3. Waktu terjadinya pemaparan, saat terjadinya pemaparan dapat memengaruhi beratnya kerusakan. Ternyata gangguan gizi yang berat dan yang berlangsung lama sebelum umur 4 tahun sangat memepengaruhi perkembangan otak dan dapat juga mengakibatkan retardasi mental. Keadaan dapat diperbaiki dengan memperbaiki gizi sebelum umur 6 tahun, sesudah ini biarpun anak itu dibanjiri dengan makanan bergizi, intelegensi yang rendah itu sudah sukar ditingkatkan. Beberapa penyebab retardasi mental yang dapat dicegah atau diobati Selain penyebab di atas, masih banyak penyebab retardasi mental yang dapat dicegah dan diobati dan cukup banyak pula yang penyebabnya sampai saat ini belum dapat diobati. Di antara penyebab yang dapat dicegah yaitu asfiksia lahir dan trauma lahir, infeksi, malnutrisi berat dan defisiensi yodium.

Faktor Resiko terjadinya Retardasi Mental :Faktor Prenatal

Penggunaan berat alkohol pada perempuan hamil dapat menimbulkan gangguan pada anak yang mereka lahirkan yang disebut dengan fetal alcohol syndrome. Faktor-faktor prenatal lain yang memproduksi retardasi mental adalah ibu hamil yang menggunakan bahan-bahan kimia, dan nutrisi yang buruk. (Durand, 2007).

Penyakit ibu yang juga menyebabkan retardasi mental adalah sifilis, cytomegalovirus, dan herpes genital. Komplikasi kelahiran, seperti kekurangan oksigen dan cidera kepala, menempatkan anak pada resiko lebih besar terhadap gangguan retardasi mental. Kelahiran premature juga menimbulkan resiko retardasi mental dan gangguan perkembangan lainnya. Infeksi otak, seperti encephalitis dan meningitis juga dapat menyebabkan retardasi mental. Anak-anak yang terkena racun, seperti cat yang mengandung timah, juga dapat terkena retardasi mental. (Nevid, 2003)Faktor Psikososial

Seperti lingkungan rumah atau sosial yang miskin, yaitu yang tidak memberikan stimulasi intelektual, penelantaran, atau kekerasan dari orang tua dapat menjadi penyebab atau memberi kontribusi dalam perkembangan retardasi mental. (Nevid, 2002)

Anak-anak dalam keluarga yang miskin mungkin kekurangan mainan, buku, atau kesempatan untuk berinteraksi dengan orang dewasa melalui cara-cara yang menstimulasi secara intelektual akibatnya mereka gagal mengembangkan keterampilan bahasa yang tepat atau menjadi tidak termotivasi untuk belajar keterampilan-keterampilan yang penting dalam masyarakat kontemporer. Beban-beban ekonomi seperti keharusan memiliki lebih dari satu pekerjaan dapat menghambat orang tua untuk meluangkan waktu membacakan buku anak-anak, mengobrol panjang lebar, dan memperkenalkan mereka pada permainan kreatif. Lingkaran kemiskinan dan buruknya perkembangan intelektual dapat berulang dari generasi ke generasi (Nevid, 2002).Kasus yang berhubungan dengan aspek psikososial disebut sebagai retardasi budaya-keluarga (cultural-familial retardation). Pengaruh cultural yang mungkin memberikan kontribusi terhadap gangguan ini termasuk penganiayaan, penelantaran, dan deprivasi sosial. (Durand, 2007)Faktor Biologis1. Pengaruh genetik

Kebanyakan peneliti percaya bahwa di samping pengaruh-pengaruh lingkungan, penderita retardasi mental mungkin dipengaruhi oleh gangguan gen majemuk (lebih dari satu gen). Salah satu gangguan gen dominan yang disebut tuberous sclerosis, yang relatif jarang, muncul pada 1 diantara 30.000 kelahiran. Sekitar 60% penderita gangguan ini memiliki retardasi mental. Phenyltokeltonuria (PKU) merupakan gangguan genetis yang terjadi pada 1 diantara 10.000 kelahiran (Plomin, dkk, 1994, dalam Nevid, 2002). Gangguan ini disebabkan metabolisme asam amino Phenylalanine yang terdapat pada banyak makanan. Asam Phenylpyruvic, menumpuk dalam tubuh menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat yang mengakibatkan retardasi mental dan gangguan emosional.2. Pengaruh kromosomal

Jumlah kromosom dalam sel-sel manusia yang berjumlah 46 baru diketahui 50 tahun yang lalu. Tiga tahun berikutnya, para peneliti menemukan bahwa penderita Sindroma Down memiliki sebuah kromosom kecil tambahan. Semenjak itu sejumlah penyimpangan kromosom lain menimbulkan retardasi mental telah teridentifikasi yaitu Down syndrome dan Fragile X syndrome.

a. Down syndrome

Page 6: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

Sindroma down, merupakan bentuk retardasi mental kromosomal yang paling sering dijumpai, di identifikasi untuk pertama kalinya oleh Langdon Down pada tahun 1866. Gangguan ini disebabkan oleh adanya sebuah kromosom ke 21 ekstra dan oleh karenanya sering disebut dengan trisomi 21. (Durand, 2007). Anak retardasi mental yang lahir disebabkan oleh faktor ini pada umumnya adalah Sindroma Down atau Sindroma mongol (mongolism) dengan IQ antar 20 – 60, dan rata-rata mereka memliki IQ 30 – 50. Abnormalitas kromosom yang paling umum menyebabkan retardasi mental adalah sindrom down yang ditandai oleh adanya kelebihan kromosom atau kromosom ketiga pada pasangan kromosom ke 21, sehingga mengakibatkan jumlah kromosom menjadi 47. Anak dengan sindrom down dapat dikenali berdasarkan ciri-ciri fisik tertentu, seperti wajah bulat, lebar, hidung datar, dan adanya lipatan kecil yang mengarah ke bawah pada kulit dibagian ujung mata yang memberikan kesan sipit. Lidah yang menonjol, tangan yang kecil, dan berbentuk segi empat dengan jari-jari pendek, jari kelima yang melengkung, dan ukuran tangan dan kaki yang kecil serta tidak proporsional dibandingkan keseluruhan tubuh juga merupakan ciri-ciri anak dengan sindrom down. Hampir semua anak ini mengalami retardasi mental dan banyak diantara mereka mengalami masalah fisik seperti gangguan pada pembentukan jantung dan kesulitan pernafasan. (Nevid, 2003) 

b. Fragile X syndromeFragile X syndrome merupakan tipe umum dari retardasi mental yang diwariskan. Gangguan ini

merupakan bentuk retardasi mental paling sering muncul setelah sindrom down (Plomin, dkk, 1994, dalam Nevid, 2003). Gen yang rusak berada pada area kromosom yang tampak rapuh, sehingga disebut Fragile X syndrome. Sindrom ini mempengaruhi laki-laki karena mereka tidak memiliki kromosom X kedua dengan sebuah gen normal untuk mengimbangi mutasinya. Laki-laki dengan sindrom ini biasanya memperlihatkan retardasi mental sedang sampai berat dan memiliki angka hiperaktifitas yang tinggi. Estimasinya adalah 1 dari setiap 2.000 laki-laki lahir dengan sindrom ini .

Menurut PedomanPenggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Ke-1faktor-faktor penyebab retardasi mental adalah sebagai berikut:

a. Infeksi dan atau intoksinasiInfeksi yang terjadi pada masa prenatal dapat berakibat buruk pada perkembangan janin, yaitu

rusaknya jaringan otak. Begitu juga dengan terjadinya intoksinasi, jaringan otak juga dapat rusak yang pada akhirnya menimbulkan retardasi mental. Infeksi dapat terjadi karena masuknya rubella, sifilis, toksoplasma, dll. ke  dalam tubuah ibu yang sedang mengandung. Begitu pula halnya dengan intoksinasi, karena masuknya “racun” atau obat yang semestinya dibutuhkan.

b. Terjadinya rudapaksa dan / atau sebab fisik lainRuda paksa sebelum lahir serta trauma lainnya, seperti hiper radiasi, alat kontrasepsi, dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan berupa retardasi mental. Pada waktu proses kelahiran (perinatal) kepala bayi dapat mengalami tekanan sehingga timbul pendarahan di dalam otak. Mungkin juga karena terjadi kekurangan oksigen yang kemudian menyebabkan terjadinya degenerasi sel-sel korteks otak yang kelak mengakibatkan retardasi mental.

c. Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau giziKelainan metabolik yang sering menimbulkan retardasi mental adalah Phenylketonuria (PKU), yaitu

suatu gangguan metabolik dimana tubuh tidak mampu mengubah asam amino fenilalanin menjadi tirosin karena defisiensi enzim hidroksilase. Penderita laki-laki tenyata lebih besar dibandingkan perempuan dengan perbandingan 2:1. Kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Diperkirakan insidens PKU adalah 1:12 000-15 000 kelahiran hidup. Penderita retardasi mental pada PKU 66,7% tergolong retardasi mental berat dan 33,3% retardasi mental sedang.1

Galaktosemia adalah suatu gangguan metabolisme karbohidrat disebabkan karena tubuh tidak mampu menggunakan galaktosa yang dimakan. Dengan diet bebas galaktosa bayi akan bertambah berat badannya dan fungsi hati akan membaik, tetapi menurut beberapa penulis perkembangan mental tidak mengalami perubahan.

Page 7: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

Penyakit Tay-Sachs atau infantile amaurotic idiocy adalah suatu gangguan metabolisme lemak, dimana tubuh tidak bisa mengubah zat-zat pralipid menjadi lipid yang diperlukan oleh sel-sel otak. Manifestasi klinis adalah nistagmus, atrofi nervus optikus, kebutaan, dan retardasi mental sangat berat.

Hipotiroid kongenital adalah defisiensi hormon tiroid bawaan yang disebabkan oleh berbagai faktor (agenesis kelenjar tiroid, defek pada sekresi TSH atau TRH, defek pada produksi hormon tiroid). Kadang-kadang gejala klinis tidak begitu jelas dan baru terdeteksi setelah 6-12 minggu kemudian, padahal diagnosis dini sangat penting untuk mencegah timbulnya retardasi mental atau paling tidak meringankan derajat retardasi mental. Gejala klasik hipotiroid kongenital pada minggu pertama setelah lahir adalah miksedema, lidah yang tebal dan menonjol, suara tangis yang serak karena edema pita suara, hipotoni, konstipasi, bradikardi, hernia umbilikalis. Prevalens hipotiroid kongenital berkisar 1:4000 neonatus di seluruh dunia.

Defisiensi yodium secara bermakna dapat menyebabkan retardasi mental baik di negara sedang berkembang maupun di negara maju. Diperkirakan 600 juta sampai 1 milyar penduduk dunia mempunyai risiko defisiensi yodium, terutama di negara sedang berkembang. Penelitian WHO mendapatkan 710 juta penduduk Asia, 227 juta Afrika, 60 juta Amerika Latin, dan 20-30 juta Eropa mempunyai risiko defisiensi yodium. Akibat defisiensi yodium pada masa perkembangan otak karena asupan yodium yang kurang pada ibu hamil meyebabkan retardasi mental pada bayi yang dilahirkan. Kelainan ini timbul bila asupan yodium ibu hamil kurang dari 20 ug ( normal 80-150 ug) per hari. Dalam bentuk yang berat kelainan ini disebut juga kretinisme, dengan manisfestasi klinis adalah miksedema, kelemahan otot, letargi, gangguan neurologis, dan retardasi mental berat. Di daerah endemis, 1 dari 10 neonatus mengalami retardasi mental karena defisiensi yodium.

d. Penyakit otak yang nyataDalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat beberapa reaksi sel-sel otak yang nyata, yang

dapat bersifat degeneratif, radang, dst. Penyakit otak yang terjadi sejak lahir atau bayi dapat menyebabkan penderita mengalamai keterbelakangan mental.

e. Penyakit atau pengaruh prenatalKeadaan ini dapat diketahui sudah ada sejak dalam kandungan, tetapi tidak diketahui etiologinya,

termasuk anomaly cranial primer dan defek congenital yang tak diketahui sebabnya.

f. Kelainan kromosomKelainan kromosom mungkin terjadi pada aspek jumlah maupun bentuknya. Kelainan pada jumlah kromosom menyebabkan sindroma down yang dulu sering disebut mongoloid.

g. PrematuritasRetardasi mental yang termasuk ini termasuk retrdasi mental yang berhubungan dengan keadaan bayi yang pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa kehamilan kurang dari 38 minggu.

h. Akibat gangguan jiwa yang beratRetardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa yang berat pada masa kanak-kanak.

i. Deprivasi psikososialDevripasi artinya tidak terpenuhinya kebutuhan. Tidak terpenuhinya kebutuhan psikososial awal-awal perkembangan ternyata juga dapat menyebabkan terjadinya retardasi mental pada anak.

1.5. MANIFESTASI KLINISTingkatan Retardasi Mental

TingkatKisaran IQ

Kemampuan Usia Prasekolah (sejak lahir-5 tahun)

Kemampuan Usia Sekolah (6-20 tahun)

Kemampuan Masa Dewasa (21 tahun keatas)

Ringan 52-68 • Bisa membangun kemampuan sosial

• Bisa mempelajari pelajaran kelas 6

Biasanya bisa mencapai kemampuan kerja dan

Page 8: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

dan komunikasi• Koordinasi otot

sedikti terganggu• Seringkali tidak

terdiagnosis

pada akhir usia belasan tahun

• Bisa dibimbing ke arah pergaulan sosial

• Bisa dididik

bersosialisasi yang cukup, tetapi ketika mengalami stres sosial ataupun ekonomi, memerlukan bantuan

Moderat 36-51

• Bisa berbicara dan belajar

• Kesadaran sosial kurang

• Koordinasi otot cukup

• Bisa mempelajari beberapa kemampuan sosial dan pekerjaan

• Bisa belajar bepergian sendiri di tempat-tempat yang dikenalnya dengan baik

• Bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan melakukan pekerjaan yang tidak terlatih atau semi terlatih dibawah pengawasan

• Memerlukan pengawasan dan bimbingan ketika mengalami stres sosial maupun ekonomi yang ringan

Berat 20-35

• Bisa mengucapkan beberapa kata

• Mampu mempelajari kemampuan untuk menolong diri sendiri

• Tidak memiliki kemampuan ekspresif atau hanya sedikit

• Koordonasi jelek

• Bisa berbicara atau belajar berkomunikasi

• Bisa mempelajari kebiasaan hidup sehat yang sederhana

• Bisa memelihara diri sendiri dibawah pengawasan

• Dapat melakukan beberapa kemampuan perlindungan diri dalam lingkungan yang terkendali

Sangat berat

19 atau kurang

• Sangat terbelakang• Koordinasi ototnya

sedikit sekali• Mungkin

memerlukan perawatan khusus

• Memiliki beberapa koordinasi otot

• Kemungkinan tidak dapat berjalan aau berbicara

• Memiliki beberapa koordinasi otot dan berbicara

• Bisa merawat diri tetapi sangat terbatas

• Memerlukan

Anak-anak cacat mental berbeda dari anak-anak lain dalam aspek berikut: Proses kognitif (terbatas dan menghambat prestasi dalam bidang akademis); Pemerolehan dan penggunaan bahasa: kurang benar dalam hal struktur dan maknanya; Kemampuan fisik dan motorik (termasuk penglihatan dan pendengaran serta penggunaan motorik ringan); Ciri-ciri pribadi dan sosial (kurang daya konsentrasi, bermasalah dalam tingkah laku) (Muhammad, 2008).

Adapun cici – cirri yang lainnya yaitu lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa, Gagalnya melewati tahap perkembangan yang utama, Lingkar kepala diatas atau dibawah normal (kadang-kadang lebih besar atau lebih kecil dari ukuran normal), Kemungkinan lambatnya pertumbuhan Kemungkinan tonus otot abnormal (lebih sering tonus otot lemah).

Kelainan Pada Tubuh Anak dengan Retardasi Mental :

1. Kelainan pada mata :a. Katarak : Sindrom Cockayne, Sindrom Lowe, Galactosemia, Sindrom Down, Kretin, Rubella Pranatal, dll.b. Bintik cherry-merah pada daerah macula : Mukolipidosis, Penyakit Niemann-Pick, Penyakit Tay-Sachsc. Korioretinitis : Lues congenital, Penyakit Sitomegalovirus, Rubella Pranatald. Kornea keruh : Lues Congenital, Sindrom Hunter, Sindrom Hurler, Sindrom Lowe

Page 9: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

2. Kejanga. Kejang umum tonik klonik : Defisiensi glikogen sinthesa, Hipersilinemia, Hipoglikemia, terutama yang

disertai glikogen storage disease I, III, IV, dan VI, Phenyl ketonuria, Sindrom malabsobrsi methionin, dll.b. Kejang pada masa neonatal : Arginosuccinic asiduria, Hiperammonemia I dan II, Laktik asidosis, dll.

3. Kelainan kulit Bintik café-au-lait : Atakasia-telengiektasia, Sindrom bloom, Neurofibromatosis, Tuberous selerosis

4. Kelainan rambuta. Rambut rontok : Familial laktik asidosis dengan Necrotizing ensefalopatib. Rambut cepat memutih : Atrofi progresif serebral hemisfer, Ataksia telangiectasia, Sindrom malabsorbsi

methioninc. Rambut halus : Hipotiroid, Malnutrisi

5. Kepalaa. Mikrosefalib. Makrosefali : Hidrosefalus, Neuropolisakaridase, Efusi subdural

6. Perawakan pendek : Kretin, Sindrom Prader-Willi7. Distonia : Sindrom Hallervorden-Spaz

1.6. DIAGNOSIS & DIAGNOSIS BANDINGUntuk menegakkan diagnosis, anamnesis yang baik sangat diperlukan, yaitu untuk mengetahui penyebab kelainan ini organik atau non organik, apakah kelainannya dapat diobati/tidak dan apakah ada faktor genetik/tidak. Dengan melakukan skrining secara rutin misalnya dengan menggunakan DDST (Denver Developmental  Screening Test), maka diagnosis dini dapat segera dibuat. Demikian pula anamnesis yang baik dari orang tuanya, pengasuh atau gurunya, sangat membantu dalam diagnosis kelainan ini. Setelah anak berumur enam tahun dapat dilakukan tes IQ. Sering kali hasil evaluasi medis tidak khas dan tidak dapat diambil kesimpulan. Pada kasus seperti ini, apabila tidak ada kelainan pada system susunan saraf pusat, perlu anamnesis yang teliti apakah ada keluarga yang cacat, mencari masalah lingkungan/faktor non organik lainnya dimana diperkirakan mempengaruhi kelainan pada otak anak. Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu. (Depkes, 2005)Untuk mendiagnosa retardasi mental dengan tepat, perlu diambil anamnesa dari orang tua dengan teliti mengenai kehamilan, persalinan dan perkembangan anak. Bila mungkin dilakukan juga pemeriksaan psikologik, bila perlu diperiksa juga di laboratorium, diadakan evaluasi pendengaran dan bicara. Observasi psikiatrik dikerjakan untuk mengetahui adanya gangguan psikiatrik disamping retardasi mental.1Tingkat kecerdasan intelegensia bukan satu-satunya karakteristik, melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik yang berbeda. Penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang tersedia, termasuk temuan klinis, prilaku adaptif dan hasil tes psikometrik. Untuk diagnosis yang pasti harus ada penurunan tingkat kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari lingkungan sosial biasa sehari-hari. Pada pemeriksaan fisik pasien dengan retardasi mental dapat ditemukan berbagai macam perubahan bentuk fisik, misalnya perubahan bentuk kepala: mikrosefali, hidrosefali, dan sindrom down. Wajah pasien dengan retardasi mental sangat mudah dikenali seperti hipertelorisme, lidah yang menjulur keluar, gangguan pertumbuhan gigi dan ekspresi wajah tampak tumpul.

Kriteria diagnostik retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu : Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata-rata. IQ kira-kira 70 atau dibawahnya pada individu

yang dilakukan test IQ. Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi, kemampuan menolong diri sendiri,

berumah tangga, sosial, pekerjaan, kesehatan dan keamanan. Onsetnya sebelum berusia 18 tahun.

Page 10: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

ANAMNESIS Seperti pada gangguan perkembangan lainnya, kesulitan utama dalam diagnosis adalah membedakannya dari variasi perkembangan yang normal. Anak normal mempunyai variasi besar pada usia saat mereka belajar berbicara dan terampil berbahasa. Keterlambatan berbahasa sering diikuti kesulitan dalam membaca dan mengeja, kelainan dalam hubungan interpersonal, serta gangguan emosional dan perilaku.Anamnesis pada gangguan bahasa dan bicara mencakup perkembangan bahasa anak. Beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan antara lain :

Pada usia berapa bayi mulai mengetahui adanya suara, misalnya berkedip, terkejut, atau menggerakkan bagian tubuh.

Pada usia berapa bayi mulai tersenyum (senyum komunikatif), misalnya saat berbicara padanya. Kapan bayi mulai mengeluarkan suara “aaaggh” Orientasi terhadap suara, misalnya bila ada suara apakah bayi memaling atau mencari ke arah suara Kapan bayi memberi isyarat daag dan bermain cikkebum Mengikuti perintah satu langkah, seperti “beri ayah sepatu” atau “ambil koran” Berapa banyak bagian tubuh yang dapat ditunjukkan oleh anak, seperti mata, hidung, telinga.

(Depkes, 2009)

American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV) membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe:1. Gangguan bahasa ekspresif2. Gangguan bahasa reseptif ekspresif3. Gangguan phonological4. Gagap

Pada gangguan bahasa ekspresif, secara dapat ditemukan gejala seperti perbendaharaan kata yang jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami kesulitan dalam mengingat kata-kata atau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki kesulitan dalam pencapaian akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa anak tetap relatif utuh. Gangguan menjadi jelas pada kira-kira usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata dengan spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan badannya untuk menyatakan keinginannya. Pada gangguan bahasa campuran ekspresif-reseptif, selain ditemukan gejala-gejala gangguan bahasa ekspresif, juga disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat. Gangguan ini biasanya tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk yang parah terlihat pada usia 2 tahun, bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7 tahun atau lebih tua. Anak dengan gangguan bahasa reseptif-ekspresif campuran memiliki gangguan auditorik sensorik atau tidak mampu memproses simbol visual seperti arti suatu gambar, biasanya tampak tuli. Anak-anak dengan kesulitan berbicara memiliki masalah dalam pengucapan, yaitu berhubungan dengan gangguan motorik, diantaranya kemampuan untuk memproduksi suara. Anak yang gagap dapat diketahui dari cara dia berbicara, dimana terjadi pengulangan atau perpanjangan suara, kata, atau suku kata. Biasanya sering terjadi pada anak laki-laki

Riwayat penyakit paling sering didapatkan dari orang tua atau pengasuh, dengan perhatian khusus pada kehamilan ibu, persalinan, dan kelahiran; adanya riwayat retardasi mental; hubungan darah pada orang tua; dan gangguan herediter. Sebagai bagian riwayat penyakit, klinisi menilai latar belakang sosialkultural pasien, iklim emosional di rumah, dan fungsi intelektual pasien. Serta dilakukan anamnesis pada ibu pasien, sebagai berikut: Riwayat kehamilan dan persalinan ibu? Apakah kehamilannya diharapkan atau tidak? Adakah usaha-usaha untuk menggugurkan kehamilannya? Apakah waktu hamil ibu mengalami perdarahan, minum obat-obat yang bukan anjuran dokter? Sakit apa saja yang pernah diderita ibu sewaktu hamil? Apakah ibu mengontrolkan kehamilannya secara teratur? Riwayat perkembangan anak?

Page 11: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

Adanya penyakit keturunan atau penyakit lain yang pernah didapat? Adanya hubungan darah antar kedua orang tuanya? Latar belakang sosiokultural?(Depkes, 2009)

PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan fisik digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari gangguan bahasa dan bicara. Perlu diperhatikan ada tidaknya mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang berulang, sindrom William (facies Elfin, perawakan pendek, kelainan jantung, langkah yang tidak mantap), celah palatum, dan lain-lain. Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan lidah, dan mengulang suku kata pa, ta, pata, pataka. (Depkes, 2007)

Cara Pengukuran PertumbuhanParameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pertumbuhan, maka dilakukan pengukuran tertentu yang hasilnya kemudian dibandingkan dengan parameter yang sudah terstandardisasikan, yaitu meliputi:

Page 12: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

A. Tinggi badan B. Berat badanC. Lingkar lenganD. Lingkar kepalaE. Lingkar dadaF. Lingkar abdomen

A. Pengukuran Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan sambil berbaring atau dalam posisi tubuh berdiri. Pengukuran pada posisi tubuh berbaring lebih tepat untuk anak-anak di bawah 5 tahun. Panjang badan berbaring diukur ketika anak berbaring di atas sebuah meja yang kokoh yang memiliki tongkat pengukur. Telapak kaki dipegang kuat-kuat pada sebilah papan vertikal yang dipasang pada tanda nol. Kemudian anak diukur panjang padannya baik dengan tongkat pengukur ataupun menggunakan meteran untuk menjahit.Pengukuran panjang/tinggi badan sambil berdiri dilakukan saat berdiri tegak lurus, dengan tumit, bokong, bagian atas punggung dan oksiput (belakang kepala) pada suatu bidang vertikal (misal dinding tembok). Saat melakukan pengukuran, kedua tumit harus dirapatkan. Kemudian ukurlah tinggi/panjang badan dengan alat ukur meteran. Memprediksikan tinggi akhir anak sesuai potensi genetikberdasarkan tinggi badan orang tua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai potensinya. Rumus yang digunakan:

TB anak perempuan = ( TB ayah – 13 cm ) + TB ibu ± 8,5 cm

2

TB anak laki-laki = ( TB ibu +13 cm ) + TB ayah ± 8,5 cm

2

Page 13: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

B. Pengukuran Berat BadanBerat badan diukur dengan menggunakan timbangan. Banyak timbangan yang dapat digunakan untuk menimbang berat badan. Yang penting harus menggunakan alat timbang yang standar.

C. Pengukuran Lingkar KepalaCara melakukan pengukuran lingkar kepala dapat menggunakan pita meteran yang tidak mudah berubah panjangnya, seperti pita meteran yang dipakai untuk menjahit baju. Pita dilingkarkan pada kepala anak, menutupi alis mata dan melewati oksipital.

Umur Anak Ketika Diperiksa

Angka normal anakLaki-laki (cm) Perempuan (cm)

0 bulan 32 - 37.5 32 - 36.51 Bulan 34.5 - 40.5 34 – 392 Bulan 36.5 – 42 36 – 413 Bulan 38 - 43.5 37 – 424 Bulan 39 - 44.5 38.5 - 43.55 Bulan 40.5 – 45 39 - 456 Bulan 41 – 46 40 - 467 Bulan 42 – 47 41 - 478 Bulan 43 – 48 41.5 - 47.59 Bulan 43.5 - 48.5 42 - 4810 Bulan 44 – 49 42.75 - 48.511 Bulan 44.5 - 49.5 43.5 - 48.7512 bulan 45 - 49.75 43.75 - 4913 Bulan 45 - 49.75 43.75 - 4914 Bulan 45.5 - 50.5 44.5 - 49.515 Bulan 45.5 - 50.5 44.5 - 49.516 Bulan 46.25 – 51 45 - 5017 Bulan 46.25 – 51 45 - 5018 Bulan 46.25 – 51 45 - 5019 bulan 46.25 - 51.5 45 - 5020 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.7521 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.7522 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.7523 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.7524 Bulan 47 – 52 45.75 - 512.5 Tahun 47 – 52 45.75 - 513 Tahun 48 – 53 46.5 - 523.5 Tahun 48 – 53 46.5 - 524 Tahun 48.5 - 53.5 47 - 534.5 Tahun 48.5 - 53.5 47 - 535 Tahun 48.75 - 53.75 48 - 535.5 Tahun 48.75 - 53.75 48 - 536 Tahun 49 – 54 48 - 53

Berbagai bagian tubuh mungkin memiliki karakteristik tertentu yang sering ditemukan pada pasien retardasi mental dan memiliki penyebab pranatal. Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris) Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat berubah Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas, dll Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi

Page 14: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

Geligi : odontogenesis yang tdk normal Telinga : keduanya letak rendah; dll Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan lebar, klinodaktil, dll Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll Genitalia : mikropenis, testis tidak turun, dll Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing diujungnya, lebar, besar,

gemuk (Kaplan, 2008)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry)Merupakan cara pengukuran evoked potensial (aktivitas listrik yang dihasilkan saraf VIII, pusat-pusatneural dan traktus di dalam batang otak)sebagai respon terhadap stimulus auditorik.Gangguan neurologis sering terjadi pada retardasi mental seperti gangguan kejang terjadi pada 10 % dari semua orang retardasi mental. Gangguan pada motorik dimanifestasikan oleh kelainan pada tonus (spastisitas atau hipotonia), refleks (hiperrefleksia), dan gerakan involunter (koreoatetosis). Derajat kecacatan yang lbih kecil ditemukan dalam kelambanan dan koordinasi yang buruk.Gangguan sensorik dapat berupa gangguan pendengaran yang ringan. Gangguan visual dapat terentang dari kebutaan sampai gangguan konsep ruang, pengenalan rancangan, dan konsep citra tubuh. Dilakukan pemeriksaan sinar-x tengkorak, pemeriksaan tomografi computer (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk menghubungkan patologi sistem saraf pusat dengan retardasi mental, pembesaran kepala, dicurigai adanya kelainan otak yang luas, dicurigai adanya tumor intra kranial, kejang local.Elektroensefalogram (EEG) digunakan untuk menentukan adanya gejala kejang yang dicurigai, kesulitan mengerti bahasa yang berat. (Kaplan, 2008)

2. Pemeriksaan audiometrica. Pemeriksaan audiometri diindikasikan untuk anak-anak yang sangat kecil dan untuk anak-anak yang

ketajaman pendengarannya tampak terganggu. Ada 4 kategori pengukuran dengan audiometri :b. Audiometri tingkah laku, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan dengan melihat respon dari anak

jika diberi stimulus bunyi. Respon yang diberikan dapat berupa menoleh ke arah sumber bunyi atau mencari sumber bunyi. Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang atau kedap suara dan menggunakan mainan yang berfrekuensi tinggi. Penilaian dilakukan terhadap respon yang diperlihatkan anak.

c. Audiometri bermain, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan sambil bermain, misalnya anak diajarkan untuk meletakkan suatu objek pada tempat tertentu bila dia mendengar bunyi.

d. Audiometri bicara. Pada tes ini dipakai kata-kata yang sudah disusun dalam silabus dalam daftar yang disebut : phonetically balance word LBT (PB List). Anak diminta untuk mengulangi kata-kata yang didengar melalui kaset tape recorder. Pada tes ini dilihat apakah anak dapat membedakan bunyi s, r, n, c, h, ch. Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan anak dalam pembicaraan seharihari dan untuk menilai pemberian alat bantu dengar (hearing aid).

e. Audiometri objektif, biasanya memerlukan teknologi khusus. (Toback, 2003)

3. CT scan kepala untuk mengetahui struktur jaringan otak, sehingga didapatkan gambaran area otak yang abnormal.

4. TimpanometriDigunakan untuk mengukur kelenturan membrana timpani dan system osikular. Selain tes audiometri, bisa juga digunakan tes intelegensi. Paling dikenal yaitu skala Wechsler, yang menyajikan 3 skor intelegen, yaitu IQ verbal, IQ performance, dan IQ gabungan. Skala intelegensi Wechsler untuk anak II: penyelesaian susunan gambar. Tes ini terdiri dari satu set gambar-

gambar objek yang umum, seperti gambar pemandangan. Salah satu bagian yang penting dihilangkan dan anak diminta untuk mengidentifikasi. Respon dinilai sebagai benar atau salah.

Skala intelegensi Wechsler untuk anakIII: mendesain balok. Anak diberikan pola bangunan dua dimensi dan kemudian diminta untuk membuat replikanya menggunakan kubus dua warna. Respon dinilai sebagai benar atau salah. (Depkes, 2005)

5. Tes Laboratorium

Page 15: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

Pada tes laboratorium retardasi mental yang digunakan adalah pemeriksaan urin dan darah untuk mencari gangguan actorti. Kelainan enzim pada gangguan kromosom, terutama sindrom down.Amniosentesis yaitu pengambilan cairan actort dari ruang amnion secara trans-abdominal antara usia kehamilan 14 dan 16 minggu, digunakan untuk kelainan kromosom bayi terutama sindrom Down. Sel cairan amnion, yang terbanyak berasal dari janin, dibiakkan untuk pemeriksaan sitogenetik dan biokimiawi. Amniosentesis dianjurkan untuk semua wanita hamil di atas usia 35 tahun.Pengambilan sampel vili korionik (CVS;chorionic villi sampling) adalah tehnik skrining yang baru untuk menentukan kelainan janin. Cara ini dilakukakn pada usia kehamilan 8 dan 10 minggu, yang 6 minggu lebih awal dibandingkan amniosentesis. Hasilnya tersedia dalam waktu yang singkat (beberapa jam/hari), jika kehamilan abnormal, keputusan untuk mengakhiri kehamilan dapat dilakukakan dalam trimester pertama. (Soetjiningsih, 1995)

6. Pemeriksaan Psikologis Dilakukan oleh ahli psikologi yang berpengalaman. Tes Gesell, Bayley, dan Cattell adalah tes yang sering digunakan untuk bayi. Tes Bender Gestalt dan Benton Visual Retention test juga digunakan untuk anak retardasi mental. Disamping itu, pemeriksaan psikologi harus menilai kemampuan actortic, motorik, actortic, dan kognitif. Informasi tentang actor motivasional, emosional, dan interpersonal juga penting.

Pemeriksaan lainnya:

1. Kromosomal kariotipe- Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas- Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen- Terdapat beberapa kelainan kongenital- Genital abnormal

2. EEG (Elektro Ensefalogram)- Gejala kejang yang dicurigai- Kesulitan mengerti bahasa yang berat

3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging)- Pemebesaran kepala yang progresif- Tuberous sklerosis- Dicurigai kelainan otak yang luas- Kejang lokal- Dicurigai adanya tumor intrakranial

4. Titer virus untuk infeksi kongenital- Kelainan pendengaran tipe sensorineural- Neonatal hepatosplenomegali- Petechie pada periode neonatal- Chorioretinitis- Mikroptalmia - Kalsifikasi intrakranial- Mikrosefali

5. Serum asam urat- Choreoatetosis - Gout - Sering mengamuk

6. Laktat dan piruvat darah- Asidosis metabolik - Kejang mioklonik- Kelemahan yang progresif- Ataksia- Degenerasi retina- Ophtalmoplegia- Episode seperti stroke yang berulang

7. Plasma asam lemak rantai sangat panjang- Hepatomegali- Tuli

Page 16: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

- Kejang dini dan hipotonia- Degenerasi retina- Ophtalmoplegia- Kista pada ginjal

8. Serum seng (Zn)- Acrodermatitis

9. Logam berat dalam darah- Anamnesis adanya pika- Anemia

10. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin- Gerakan involunter- Sirosis- Cincin Kayser-fleischer

11. Serum asam amino atau asam organik- Kejang yang tidak diketahui sebabnya pada bayi- Gagal tumbuh- Bau yang tidak biasa pada air seni atau kulit- Warna rambut yang tidak biasa- Mikrosefali- Asidodis yang tidak diketahui sebabnya

12. Plasma amonia- Muntah-muntah dengan asidosis metabolik

13. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsi kulit- Kehilangan fungsi motorik dan kognitif- Atrofi N. Optikus- Degenerasi retina- Sereberal ataksia yang berulang- Mioklonus - Hepatosplenomegali - Kulit yang kasar dan lepas-lepas- Kejang- Pemebsaran kepala yang dimulai setelah umur 1 tahun

14. Urin mukopolisakarida- Kiposis- Anggota gerak yang pendek- Badan yang pendek - Hepatosplenomegali- Kornea keruh- Gangguan pendengaran - Kekakuan pada sendi

15. Urin reducing substance- Katarak- Hepatomegali- Kejang

16. Urin ketoacid- Kejang- Rambut yang mudah putus

17. Urin asam vanililmandelik- Muntah-muntah- Isapan bayi pada saat menyusu lemah- Gejala disfungsi autonomik

(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)

Diagnosis Banding

1. Kelainan sensorik terutama buta dan tuli2. Gangguan perkembangan spesifik (kelambatan satu aspek perkembangan): gangguan perkembangan bicara,

aleksia, agrafia, afasia

Page 17: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

3. Gangguan perkembangan pervasif (penyimpangan perkembangan): autisme infantil, skizofrenia yang timbul pada masa anak.

4. Penyakit fisik yang kronisKesulitan belajar (diagnosis banding untuk retardasi mental yang ringan)

1.7. TATALAKSANAFarmakologi

Anak Retardasi mental biasanya disertai dengan gejala hyperkinetik (selalu bergerak, konsentrasi kurang dan perhatian mudah dibelokkan). Obat-obat yang sering digunakan dalam bidang retardasi mental adalah terutama untuk menekan gejala-gejala hyperkinetik, misalnya :

a. Amphetamin dosis 0,2 - 0,4 mg/kg/harib. Imipramin dosis ± 1,5 mg/kg/hari

Efek sampingan kedua obat diatas dapat menimbulkan convulsic. Valium, Nobrium, Haloperidol dsb. dapat juga menekan gejala hyperkinetik

Obat-obatan untuk konvulsi :a. Dilantin dosis 5 - 7 mg/kg/hari (Dilantin dapat juga menurunkan gejala hyperkinetik, gejala gangguan emosi

dan menaikkan fungsi berfikir)b. Phenobarbital dosis 5 mg/kg/hari (Phenobarbital dapat menaikkan gejala hyperkinetik)c. Cofein : baik untuk convulsi dan menurunkan gejala hyperkinetik

Obat-obatan untuk menaikkan kemampuan belajar :a. Pyrithioxine (Encephabol, Cerebron).b. Glutamic acid.c. Gamma amino butyric acid (Gammalon).d. Pabenol.e. Nootropil.f. Amphetamin dsb.

Minum kopi tiap pagi bisa menurunkan gejala hyperkinetik, karena kopi mengandung Cofein.

Non - FarmakologisRumah Sakit/Panti Khusus

Penempatan di panti-panti khusus perlu dipertimbangkan atas dasar: kedudukan sosial keluarga, sikap dan perasaan orangtua terhadap anak, derajat retardasi mental, pandangan orangtua mengenai prognosis anak, fasilitas perawatan dalam masyarakat, dan fasilitas untuk membimbing orangtua dan sosialisasi anak. Kerugian penempatan di panti khusus bagi anak retardasi mental adalah kurangnya stimulasi mental karena kurangnya kontak dengan orang lain dan kurangnya variasi lingkungan yang memberikan kebutuhan dasar bagi anak.

Psikoterapi Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental maupun kepada orangtua anak tersebut.

Walaupun tidak dapat menyembuhkan retardasi mental tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatan dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi sosialnya.

Konseling Tujuan konseling dalam bidang retardasi mental ini adalah menentukan ada atau tidaknya retardasi

mental dan derajat retardasi mentalnya, evaluasi mengenai sistem kekeluargaan dan pengaruh retardasi mental pada keluarga, kemungkinan penempatan di panti khusus, konseling pranikah dan pranatal.

Pendidikan Pendidikan yang penting disini bukan hanya asal sekolah, namun bagaimana mendapatkan

pendidikan yang cocok bagi anak yang terbelakang ini. Terdapat empat macam tipe pendidikan untuk retardasi mental.

• Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa • Sekolah luar biasa C • Panti khusus • Pusat latihan kerja (sheltered workshop)

1.8. KOMPLIKASI Serebral palcy Gangguan kejang

Page 18: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

Gangguan kejiwaan Gangguan konsentrasi/hiperaktif Deficit komunikasi Konstipasi

1.9. PENCEGAHANRetardasi mental berhubungan dengan beberapa gangguan heterogen dan berbagai faktor psikososial. Terapi

yang terbaik untuk retardasi mental adalah pencegahan primer, sekunder, dan tersier.2

A. Pencegahan Primer

Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi yang menyebabkan perkembangan gangguan yang disertai dengan retardasi mental. Tindakan tersebut termasuk :

Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum tentang retardasi mental. Usaha terus-menerus dari professional bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui kebijaksanaan

kesehatan masyarakat. Aturan untuk memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal. Eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan kerusakan system saraf pusat.

Konseling keluarga dan genetik membantu menurunkan insidensi retardasi mental dalam keluarga dengan riwayat gangguan genetic yang berhubungan dengan retardasi mental. Untuk anak-anak dan ibu dengan sosioekonomi rendah, pelayanan medis prenatal dan perinatal yang sesuai dan berbagai program pelengakap dan bantuan pelayanan social dapat menolong menekan komplikasi medis dan psikososial.

B. Pencegahan Sekunder dan Tersier

Jika suatu gangguan yang disertai dengan retardasi mental telah dikenali, gangguan harus diobati untuk mempersingkat perjalanan penyakit (pencegahan sekunder) dan untuk menekan sekuele atau kecacatan yang terjadi setelahnya (pencegahan tersier).Gangguan metabolik dan endokrin herediter, seperti PKU dan hipotiroidisme, dapat diobati dalam stadium awal dengan control diet atau dengan terapi penggantian hormone.Anak retardasi mental seringkali memiliki kesulitan emosional dan perilaku yang memerlukan terapi psikiatrik. Kemampuan kognitif dan sosial yang terbatas yang dimiliki anak tersebut memerlukan modalitas terapi psikiatrik yang dimodifikasi berdasarkan tingkat kecerdasan anak.

Pendidikan untuk anakLingkungan pendidikan untuk anak-anak dengan retardasi mental harus termasuk program yang

lengkap yang menjawab latihan keterampilan adaptif, latihan keterampilan sosial, dan latihan kejujuran. Perhatian khusus harus dipusatkan pada komunikasi dan usaha untuk meningkatkan kualitas hidup. Terapi kelompok seringkali merupakan format yang berhasil dimana anak-anak dengan retardasi mental dapat belajar dan mempraktekkan situasi hidup nyata dan mendapatkan umpan balik yang mendukung.

Terapi perilaku, kognitif, dan psikodinamikaKesulitan dalam beradaptasi di antara orang retardasi mental adalah luas dan sangat bervariasi sehingga sejumlah intervensi sendiri atau dalam kombinasi mungkin berguna.

Terapi perilaku telah digunakan selama bertahun-tahun untuk membentuk dan meningkatkan perilaku sosial dan untuk mengendalikan dan menekan perilaku agresif dan destruksi pasien. Dorongan positif untuk perilaku yang diharapkan dan memulai hukuman (seperti mencabut hak istimewa) untuk perilaku yang tidak diinginkan telah banyak menolong.

Terapi kognitif seperti menghilangkan keyakinan palsu dan latihan relaksasi dengan instruksi dari diri sendiri, juga telah dianjurkan untuk pasien retardasi mental yang mampu mengikuti instruksi pasien.

Terapi psikodinamika telah digunakan pada pasien retardasi mental dan keluarganya untuk menurunkan konflik tentang harapan yang menyebabkan kecemasan, kekerasan, dan depresi yang menetap.

Pendidikan keluargaSatu bidang yang penting dalam pendidikan keluarga dari pasien dengan retardasi mental adalah

tentang cara meningkatkan kompetensi dan harga diri sambil mempertahnkan harapan yang realistic untuk pasien. Keluarga seringkali merasa sulit untuk menyeimbangkan antara mendorong kemandirian

Page 19: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

dan memberikan lingkungan yang mengasuh dan suportif bagi anak retardasi mental, yang kemungkinan mengalami suatu tingkat penolakan dan kegagalan di luar konteks keluarga.

Orang tua mungkin mendapatkan manfaat dari konseling yang terus-menerus datau terpai keluarga. Orang tua harus diberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan bersalah, putus asa, kesedihan, penyangkalan yang terus-menerus timbul, dan kemarahan tentang gangguan dan masa depan anak. Dokter psikiatrik harus siap untuk memberikan semua informasi medis dasar dan terakhir tentang penyebab, terapi, dan bidang lain yang berhubungan (seperti latihan khusus dan perbaikna defek sensorik).

1.10. PROGNOSISRetardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi pada umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan retardasi mental ringan, dengan kesehatan yang baik, tanpa penyakit kardiorespirasi, pada umumnya umur harapan hidupnya sama dengan orang yang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat dengan masalah kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda.3

Pada anak dengan retardasi mental berat, gejalanya telah dapat terlihat sejak dini. Retardasi mental ringan tidak selalu menjadi gangguan yang berlangsung seumur hidup. Seorang anak bisa saja pada awalnya memenuhi kriteria retardasi mental saat usianya masih dini, namun seiring dengan bertambahnya usia, anak tersebut dapat saja hanya menderita gangguan perkembangan (gangguan komunikasi, autisme, slow learner-intelejensia ambang normal). Anak yang didiagnosa dengan retardasi mental ringan di saat masa sekolah, mungkin saja dapat mengembangkan perilaku adaptif dan berbagai keterampilan yang cukup baik sehingga mereka tidak dapat lagi dikategorikan menderita retardasi mental ringan, atau dapat dikatakan efek dari peningkatan maturitas menyebabkan anak berpindah dari satu kategori diagnosis ke kategori lainnya (contohnya, dari retardasi mental sedang menjadi retardasi mental ringan). Beberapa anak yang didiagnosis dengan gangguan belajar spesifik atau gangguan komunikasi dapat berkembang menjadi retardasi mental seiring dengan berjalannya waktu. Ketika masa remaja telah dicapai, maka diagnosis biasnya telah menetap.

Prognosis jangka panjang dari retardasi mental tergantung dari penyebab dasarnya, tingkat defisit adaptif dan kognitif, adanya gangguan perkembangan dan medis terkait, dukungan keluarga, dukungan sekolah/masyarakat, dan pelayanan dan training yang tersedia untuk anak dan keluarga. Saat dewasa, banyak penderita retardasi mental yang mampu memenuhi kebutuhan ekonmi dan sosialnya secara mandiri. Mereka mungkin saja membutuhkan supervisi secara periodik, terutama di saat mengalami masalah sosial maupun ekonomi. Kebanyakan penderita dapat hidup dengan baik dalam masyarakat, baik secara mandiri maupun dalam supervisi. Angka harapan hidup tidak terpengaruh oleh adanya retardasi mental ini.

1.11. EPIDEMIOLOGISekitar 3% populasi umum mempunyai kuotien intelegensi (IQ) kuranf dari 2 simpang baku di bawah mean.

Telah diperkirakan bahwa 80 – 90% individu dalam populasi dengan retardasi mental berfungsi dalam kisaran ringan, sementara hanya 5% populasi dengan retardasi mental yang gangguannya berat sampai sangat berat. Prevalensi retardasi mental ringan berbanding terbalik dengan status social ekonomi, sementara ketidakmampuan sedang sampai berat terjadi dengan frekuensi yang sama pada hampir semua kelompok pendapatan. Karena diagnosis retardasi mental didasarkan pada penilaian perilaku penyesuaian diri dan tidak ganya pada IQ, maka epidemiologinya juga bervariasi sejalan dengan siklus hidup. Insidens retardasi yang pada mulanya dilaporkan meningkat sejalan dengan usia, jumlahnya meningkat dengan tajam pada awal tahun – tahun sekolah dan menurun pada akhir masa remaja ketika individu dengan gangguan ringan menyelesaikan pendidikan formalnya dan berasimilasi ke dalam kehidupan dewasa “normal”. Identifikasi anak dengan retardasi ringan pada masa pra-sekolah paling lazim dipercepat dengan perhatian pada perkembangan bahasanya, (nelson)

LI.2. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK & REMAJA2.1. PERTUMBUHAN & PERKEMBANGANPendidikan anak sebaiknya disesuaikan dengan periode perkembangan nafsunya. Pembentukan saraf penahan atau pengendali hormon pengatur sifat harus dilatih sejak janin berada dalam kandungan. Suatu kebiasaan di waktu kecil akan menjadi perilaku di masa depan. Saat ini pendidikan yang memberi perhatian terhadap perkembangan rasa khususnya tentang pengendalian nafsu anak sering dilupakan dan kurang dipromosikan.

1.      Tahun prasekolahAntara usia 2-5 tahun. Tantangan perkembangan dari periode sebelumnya diakhiri dalam keadaan lingkungan sosial yang luas dan dibentuk kembali oleh pertambahan bahasa yang rumit. Sebagai contoh adalah tantangan pengaturan diri sendiri dalam menghadapi kemungkinan dorongan yang besar.

2.      Tahun awal sekolah

Page 20: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

Anak usia antara 6-12 tahun, periode yang kadang disebut sebagai masa anak pertengahan atau masa laten, mempunyai tantangan baru. Kekuatan kognitif untuk memikirkan banyak faktor secara simultan memberikan kemampuan pada anak usia sekolah untuk mengevaluasi diri sendiri dan merasakan evaluasi teman-temannya.

3.      KedewasaanAntara usia 10-20 tahun anak-anak mengalami perubahan yang sangat cepat pada ukuran, bentuk, fisiologi tubuh dan fungsi psikologis serta sosialnya

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak.

Kecepatan pertumbuhan anak melambat setelah tahun pertama kehidupan. Pada umur setahun berat badan anak menjadi 3 kali BB lahir, tetapi pada umur 2 tahun BB anak hanya 4 kali BB lahir. Panjang badan anak bertambah 50% pada umur setahun, namun panjang badan lahir baru tercapai pada umur 4 tahun. Pada anak yang baru sembuh dari suatu penyakit atau anak mengalami kekurangan gizi akan mengalami pertumbuhan yang lambat.

Anak membutuhkan nutrien yang lebih banyak untuk pertumbuhan tulang, gigi, otot dan darah. Anak mempunyai risiko mengalami malnutrisi apabila anak terlalu lama nafsu makannya buruk, asupan makanan yang terbatas atau makanan yang terlalu encer. Energi dibutuhkan oleh anak untuk keperluan metabolisme basal, pertumbuhan dan aktifitas. Komposisi makanan pada masa ini dianjurkan terdiri dari 60-70% karbohidrat, 10-15% protein dan 25-30% lemak. Dalam menghitung kebutuhan energi pada anak normal lebih baik berdasarkan kebutuhan energi per kg BB dan jenis kelamin anak.Anak umur 1 – 3 tahun mempunyai risiko mengalami anemia defisiensi besi. Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat besi pada masa pertumbuhan, dan akibat dari diet anak yang tidak cukup mengandung energi. Kalsium dibutuhkan untuk mineralisasi tulang dan mempertahankan pertumbuhan tulang. Kebutuhan kalsium tergantung pada kemampuan absorpsi dan faktor diet seperti jumlah protein, vitamin D dan fosfor. Vitamin D diperlukan untuk absorpsi kalsium dan deposisi kalsium di tulang.

Seng sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan. Defisiensi seng dapat mengakibatkan gagal tumbuh, penurunan nafsu makan atau pengecapan, dan penyembuhan luka yang lambat. Kebutuhan seng adalah 10 mg/hari. (Moersintowati, 2008)

Faktor – faktor yang mempengaruhi asupan makanan adalah :a. Keluarga

b. Media

c. Teman sebaya

d. Penyakit

Masalah makanan yang sering terjadi pada masa anak adalah :a. Obesitas

b. Kurang gizi

c. Defisiensi besi

d. Defisiensi vitamin A

e. Karies gigi

f. Alergi makanan

g. Gizi pada masa prasekolah

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut : a. Umur

Page 21: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan (Depkes, 2008).

b. Berat Badan Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Depkes, 2007).

c. Tinggi Badan Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes, 2009).

Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh

Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh.Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.

Growth Spurt :

a. Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahunb. Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.

Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.Penelitian membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskan mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya

2.2. GIZI YANG DUBUTUHKANGizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak.

Jenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah: Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan sebagai sumber energi untuk membentuk sel-sel otak baru.

Page 22: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

a. Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain.

b. Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod.

c. Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang kerja sistem imun dan sistem saraf pusat. Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh.Vitamin D menjaga kesehatan tulang dan gigi. DHA 224 mg/5 ml membantu perkembangan sel-sel otak.

Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita harus mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya. Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, diantaranya adalah kelompok asam lemak tak jenuh, kalori dan protein, zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).

1. Asam lemak tak jenuh Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan diketahui bahwa 60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu. Yang termasuk asam lemak tak jenuh itu adalah:a. DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan

penglihatan. Kekurangan omega-3 dapat mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya, terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan.

b. AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak.

Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari.

2. Kalori dan proteinKekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk otak. Sumber-sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, susu dan produk olahannya, minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai.

3. Zat besiZat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana mengangkut dan mendistribusikan O2 paru-paru ke seluruh tubuh. Serta berperan dalam pembentukan eritrosit di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.

4. Kelompok vitamin BBerbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan B12. Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf, B6 berperan dalam proses pembentukan eritrosit, serta membantu tubuh dalam proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang, serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga membantu pembentukan eritrosit. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.

5. Seng (Zn)Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

Page 23: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

Jenis Nutrisi Fungsi SumberAir Pelarut untuk pertukaran seluler

Transportasi nutrien dan produk buangan tubuhMengatur suhu tubuh

Air, makanan

Protein Menyediakan asam amino untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringanMenjaga keseimbangan osmotikMembentuk hemoglobin, nukleoprotein, glikoprotein, lipoprotein, enzim, dan antibodi

Susu, telur, daging, kacang-kacangan, padi-padian

Karbohidrat Sebagai sumber energiMembentuk glikogen dan lemakMembantu pembentukan asam amino

Susu, padi-padian, buah, sirup, tepung, sayuran

Lemak Sebagai sumber cadangan energiMelindungi pembuluh darah, saraf, dan organ-organ tubuhMelindungi tubuh dari perubahan suhu luarMembantu penyerapan vitamin A, D, E, dan KMemperlambat proses pengosongan lambung

Susu, mentega, telur, daging, ikan, minyak sayur

Jenis Vitamin Fungsi SumberVitamin A Penglihatan

Perkembangan dan pemeliharaan jaringan epitelDiferensiasi sel-sel epitel

Susu, telur, buah, sayur, cod & halibut liver oil

Vitamin BThiamine

Riboflavin

Niasin

Asam PantothenatPiridoksin

Asam Folat

Kobalamin

Sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidratKonduksi membran dan sarafSebagai komponen dalam koenzim FAD dan FMNBerperan sebagai kofaktor enzim, seperti NAD dehidrogenaseMerupakan komponen dari hampir semua zat-zat pembawa elektron dalam sel hidupBerperan dalam berbagai proses metabolismeSebagai bagian dari koenzim A dan protein pembawa asilSebagai koenzim piridoksal fosfat dan piridiksamine fosfatKoenzim dalam mitokondria dan sitosol dalam metabolisme asam amino, purin, dan nukleatKofaktor enzim sintesis DNA dan RNA

Padi-padian, ragi, jeroanSusu, telur, daging, kacang-kacangan

Ikan tuna dan halibut, daging, sereal gandum

Kuning telur, susu, kacang-kacanganDaging, ikan, tepung kedelai, ragiSayuran hijau, kacang-kacangan, telur, ikanTelur, susu

Vitamin C Sebagai antioksidan yang mempengaruhi redoks potensial tubuhIntegritas epitel melalui kesehatan kolagenMekanisme imunitasMempercepat absorbsi besiSintesis hormon norepinefrin dan reseptor neurotransmitter asetilkolin

Kacang-kacangan, sayuran hijau, buah-buahan

Vitamin D Homeostasis kalsium dalam plasmaMengatur sintesis protein yang mengatur transpor CaPembentukan garam Ca di jaringan yang membutuhkan

Minyak ikan laut, kuning telur

Vitamin E Sebagai antioksidan alam paling kuatBerperan dalam metabolisme selenium

Minyak biji-bijian, buah, sayur, lemak

Vitamin K Sintesis protrombin, faktor VII, IX, dan XSebagai kofaktor enzim yang mempercepat reaksi karboksilase pada hati

Sayuran hijau, sereal, susu, telur

Page 24: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

Jenis Mineral Fungsi Sumber

Kalsium Membentuk struktur tulang dan gigiMembantu proses kontraksi otot dan kerja jantung

Susu, sayur hijau, salmon, kerang

KloridaMembantu koagulasi darahMembantu keseimbangan asam basaMembentuk HCl lambung

Garam, daging, susu, telur

Khromium Pengaturan glikemia dan metabolisme insulin Ragi

Kobalt Merupakan komponen pembentuk molekul vitamin B12 dan eritropoietin

Tersebar luas

Tembaga Penting untuk produksi sel darah merah, transferin, dan hemoglobinMembantu penyerapan besi

Hati, tiram, daging, ikan, butir padi, kacang

Fluorin Membentuk struktur gigi dan tulang Air, makanan lautIodium Merupakan komponen pembentuk hormon T3 dan T4 Garam, makanan lautBesi Membentuk struktur hemoglobin, enzim oksidatif,

sitokrom C, dan katalaseHati, daging, kuning telur, sayuran hijau

Magnesium Membentuk struktur tulang dan gigiIritabilitas otot dan sarafKation intraseluler

Biji-bijian, kacang, daging, susu

Mangan Berperan dalam aktivasi enzimMetabolisme karbohidrat

Sayuran hijau, biji-bijian

Molibdenum Komponen enzim santin oksidaseMobilisasi feritin dalam hati

Sayuran

Fosfor Membantu pembentukan tulang dan gigiStruktur nukleus dan sitoplasma sel

Susu, kuning telur, kacang-kacangan

Kalium Berperan dalam kontraksi ototHantaran impuls sarafKeseimbangan cairan dalam tubuh

Tersebar luas

Selenium Kofaktor glutation peroksidase Sayuran, dagingSulfur Unsur pokok protein seluler

Berperan dalam pembentukan melaninMakanan berprotein

Natrium Berperan dalam menjaga tekanan osmotikMenjaga keseimbangan asam basa

Garam, susu, telur

Seng Unsur pokok enzim Daging, susu, kacang

Makanan yang Mempengaruhi Kecerdasan

Mempunyai anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi merupakan dambaan setiap orang tua. Untuk mendapatkan kecerdasan anak yang optimal sebaiknya orangtua memperhatikan beberapa hal, yang pertama yaitu pemberian Asi eksklusif, kemudian kecukupan zat gizi, lingkungan yang sehat dan nyaman serta suasana keluarga yang harmonis. Berikut ini adalah 7 makanan yang baik untuk kecerdasan anak :

a. Ikan salmon yaitu sumber asam lemak omega-3-DHA and EPA- yang keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak.

b. Telur, kuning telur padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu perkembangan daya ingat.c. Kacang tanah, merupakan sumber vitamin E. Vitamin ini membantu otak dan sistem saraf dalam penggunaan

glukosa untuk kebutuhan energi.d. Susu dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di dalamnya sangat penting untuk

pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim.e. Daging sapi tanpa lemak, selain mengandung zat besi daging sapi juga dapat memelihara daya ingat dan

kecerdasan anak.f. Gandum murni, serat pada gandum, dapat membantu mengatur pelepasam glukosa dalam tubuh, selain itu juga

mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf. Gandum juga mempunyai kemampuan untuk mendukung kebutuhan sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan.

Page 25: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

g. Strawberry, cherry, blueberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar tinggi, khususnya vitamin C. Biji dari buah berry kaya asam lemak omega-3 yang sangat penting untuk kecerdasan otak. Secara umum, semakin kuat warnanya, semakin banyak nutrisinya.

Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan Inteligensi

Periode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian tahapan yang telah dimulai sejak di dalam kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan memasuki trimester ke-3. Tahapan itu berlanjut setelah anak lahir dan perkembangan yang berlangsung hingga usia 2 tahun merupakan periode emas atau periode pacu tumbuh otak.

a. Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%.b. Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%.c. Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%.d. Pada umur 10 mencapai 99%.

Faktor genetik hanya berperan 30-40% dalam menentukan perkembangan otak dan tingkat kecerdasan anak. Selebihnya, yang berperan adalah faktor lingkungan, pemenuhan kebutuhan berbagai zat gizi yang diperlukan untuk menunjang proses perkembangan otak anak.DHA merupakan bahan baku pembentuk 60% asam lemak esensial otak, yang memiliki fungsi penting, yaitu membentuk sel-sel saraf otak, melindungi serabut saraf otak, dan memelihara fungsi otak serta indera penglihatan (terutama retina).Dari berbagai kajian ilmiah menunjukkan bahwa kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan serta sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lalai dan cepat capai. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olahraga dan produktifitas kerja serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.

Kebutuhan gizi anak remaja

Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 –24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa remaja berlangsung pada umur 12-21 tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).

Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik. Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan yang kurang aktif. Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah: beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spagetti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-lain.

1. ProteinKebutuhan protein meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan yang lebih cepat. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5-2,0gr/kgBB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.

2. KalsiumKebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi muscular, skeletal/kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.

3. Zat BesiKebutuhan zat besi pada remaja meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi haemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan

Page 26: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau dengan kehilangan besi yang meningkat, akan mengalami anemia defisiensi besi.

4. Seng (Zink) Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan serta laki-laki.

5. Vitamin Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.

Kebutuhan Gizi Bayi

1. Kalori : 100-120 per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya: 8 x 100 /120 = 800/960 kkal.

2. Protein : 1,5-2 gram per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi  8 kilogram maka kebutuhannya 8 x 1,5/2 = 12/16 : 4 = 3/4 gram.

3. Karbohidrat : 50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 50%-nya = 400 : 4 = 100 gram

4. Lemak : 20 persen dari total kalori. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 20%-nya = 160 : 40 = 40 gram.

Kebutuhan gizi pada balita :

1. Gula & GaramJika anak sudah berusia di atas 1 tahun, batasi penggunaannya. Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Porsi makan anak juga berbeda dengan orang dewasa. Anak membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap gizi dalam jumlah lebih kecil namun sering. 

2. Kebutuhan Energi & NutrisiBahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta vitamin, mineral dan serat wajib dikonsumsi anak setiap hari. 

3. Susu PertumbuhanSusu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi balita. Sedikitnya balita butuh 350 ml/12 oz per hari.

4. Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat. Setiap kg berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal.

5. Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak. Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari minyak dan margarin.

Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Status ini merupakan tanda-tanda atau penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi (Sunarti, 2004). Menurut Supariasa, dkk (2001) menyatakan bahwa status gizi yaitu ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

1. Penyebab Langsung Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang.

2. Penyebab tidak Langsung

Page 27: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu : a. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi

kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya. b. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan

waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial.

c. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.

Penilaian Status Gizi Anak Sekolah Dasar

1. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri Supariasa, dkk (2002), mendefenisikan antropometri adalah ukuran tubuh. Jika dilihat dari tujuannya antropometri dapat dibagi menjadi dua yaitu : Untuk ukuran massa jaringan : Pengukuran berat badan, tebal lemak dibawah kulit, lingkar lengan atas. Ukuran massa jaringan ini sifanya sensitif, cepat berubah, mudah turun naik dan menggambarkan keadaan sekarang. Untuk ukuran linier : pengukuran tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar dada. Ukuran linier sifatnya spesifik, perubahan relatif lambat, ukuranya tetap atau naik, dapat menggambarkan riwayat masa lalu.

Parameter dan indeks antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi anak adalah indikator Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) (Depkes RI, 2006).

a. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang memberikan gambaran tentang massa tubuh (otot dan lemak), karena massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yang mendadak misalnya karena penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunya makanan yang dikonsumsi maka berat badan merupakan ukuran antropometri yang sangat labil. Berdasarkan sifat-sifat ini, maka indeks berat badan menurut umur (BB/U) digunakan sebagai salah satu indikator status gizi. Oleh karena sifat berat badan yang stabil maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang pada saat kini (current nutritional status). Penggunaan indeks BB/U sebagai indikator status gizi memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu mendapat perhatian.

Kelebihan indeks BB/U yaitu : Dapat lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum. Sensitif untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek. Dapat mendeteksi kegemukan (Over weight). Kelemahan dari indek BB/U adalah : Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat udema. Memerlukan data umur yang akurat. Sering terjadi kesalahan pengukuran misalnya pengaruh pakaian, atau gerakan anak pada saat penimbangan. Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat. Dalam hal ini masih ada orang tua yang tidak mau menimbangkan anaknya karena seperti barang dagangan (Supariasa, 2002).

b. Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang menggambarkan pertumbuhan skeletal. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama. Kelemahan penggunaan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yaitu : Tidak dapat memberi gambaran keadaan pertumbuhan secara jelas. Dari segi operasional, sering dialami kesulitan dalam pengukuran terutama bila anak mengalami keadaan takut dan tegang (Jahari, 2002).

c. Indeks Massa Tubuh Menurut (IMT/U) Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menetapkan pelaksanaan perbaikan gizi adalah dengan menentukan atau melihat. Komposisi tubuh mencakup komponen lemak tubuh (fat mass) dan bukan lemak tubuh (non-fat mass) (Riyadi, 2004). Pengukuran status gizi anak sekolah dapat dilakukan dengan indeks antropometri dan menggunakan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) anak sekolah.

Rumus IMT :

IMT = BB (kg) : (TB (m) x TB (m))

Page 28: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Antropometri

Dalam penelitian status gizi, khususnya untuk keperluan klasifikasi diperlukan ukuran baku (reference). Pada tahun 2009, Standar Antropometri WHO 2007 diperkenalkan oleh WHO sebagai standar antopometri untuk anak dan remaja di dunia.

Indeks BB/U Indeks TB/U Indeks IMT/U a. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2 SD b. Kurang : ≥ -3 SD s/d < -2 SD c. Sangat Kurang : < -3 SD

a. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2 SD b. Pendek : ≥ -3 SD s/d < -2 SD c. Sangat pendek : < -3 SD

a. Sangat gemuk : > 3 SD b. Gemuk : > 2 SD s/d ≤ 3 SD c. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2 SD d. Kurus : ≥ -3 SD s/d < -2 SD e. Sangat kurus : < -3 SD

AKG Remaja

Uraian Perempuan Laki – laki13- 15 th 16 – 19 th 20 - 45 th 13 - 15 th 16 - 19 th 20 - 45 th

Energi (kcal) 2100 2000 2200 2400 2500 2800Protein (g) 62 51 48 64 66 55Kalsium (mg) 700 600 600 700 600 500Besi (mg) 19 25 26 17 23 13Vit. A (RE) 500 500 500 600 700 700Vit. E (mg) 8 8 8 10 10 10Vit B1 (mg) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,2Vit C (mg) 60 60 60 60 60 60Folat (mg) 130 150 150 125 165 170

LI.3. AGAMA ZIS

DAFTAR PUSTAKAWHO. Primary prevention of mental neurological and psychosocial disorders. Geneva, WHO 1998: h. 8-53. Payne JS, Patton JR. Mental retardation. Columbus: Bell & Howell Company,1981. h. 1-466. Sularyo TS. Tumbuh kembang anak dengan minat khusus pada aspek pencegahan Tuna grahita. Disampaikan pada

seminar sehari jangan sampai anakku tuna grahita, Jakarta, 21 November, 1992. Prasadio T. Gangguan psikiatrik pada anak-anak dengan retardasi mental. Disertasi. Surabaya: Universitas Airlangga,

1976.Lumbantobing SM. Anak dengan mental terbelakang. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1997. h. 1-85. Ramelan W. Tuna grahita bawaan: latar belakang genetik dan deteksi dini pada orangtua. Disampaikan pada seminar

sehari jangan sampai anakku tuna grahita, Jakarta, 21 November, 1992.Harold Kaplan & Benyamin Sadock. (2008). Synopsis Psikiatri jilid 2. Jakarta. Karisma.Pedoman penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke 5 (PPDGJ-V). 2005. Departemen Kesehatan RI.Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. EGC.Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Pedoman Pelaksanaan Manajemen Sekolah Khusus Tunanigra

(SLB-C). (2008). Jakarta.Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Pemeriksaan Kemampuan Fungsional Penyandang Cacat untuk

Sekolah dan Melamar Kerja. (2009). Jakarta.Nelson, Behrman, Kliegman, Arvin (1999). Ilmu Kesehatan Anak jilid 1 Edisi 15. Jakarta. EGC.Moersintowati. B, Narendra. (2008). Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja edisi 1. Jakarta. Sagung Seto.Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.Hurlock, E.B. (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1. Jakarta. Gramedia.Ibnul Qayyim Al-Jauziyah. (2000). Fiqih Bayi. Jakarta. Fikr Rabbani Group.Phyllis A. Balch CNC, Prescription for Nutritional Healing, Avery; a member of PENGUIN GROUP (USA), INC.

(2000) New York.

Page 29: Mandiri Sk 3 Blok Repro Retardasi mental

Toback C. Mental Retardation in Psichological Handbook: A guidline for pediatric health care provider, 1 st. Ed. Exterpa Medica Co. Singapore, p 100-109.

http://tresno3semua.blogspot.com/2011/01/blog-post.htmlhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001523.htmhttp://psychologyface.com/2011/06/mental-retardation