tutorial repro

36
Seorang perempuan 28 tahun datang ke PUSKESMAS PONED dengan keluhan mual muntah hebat terutama pagi hari sejak satu minggu yang lalu,dan mengeluarkan darah pervaginam sedikit sedikit.Pasien badannya lemah sampai tidak dapat beraktivitas.Pasien sudah memilki 1 anak hidup berumur 12 bulan,dan tidak memberikan ASI.Pasien memakai KB metode pil sejak anak berusia 6 bulan,namun minum obat KB tidak disiplin.Sudah 3 tahun ini pasien mengkonsumsi rokok dan alkohol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah = 90/60 mmHg,denyut nadi 100x/menit,frekuensi napas 24x/menit, suhu tubuh 36,6 C,conjungtiva pucat,mulut kering dan turgor kulit menrun.fundus uteri terba 1 cm diatas simfisis.Pada pemeriksaan inspekulo tampak portio livid dan ostium uteri eksternum tertutup serta keluar darah segar.Pada vagina toucher : uterus terbab sebesar telur angsa,tidak nyeri tekan,sarung tangan lendir darah (+).Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb = 6mg.dl.Dokter tersebut menyarankan agar penderita dirawat inap untuk memperbaiki keadaan umum dan menjalani pemeriksaan ultrasonografi 1.Darah per vaginam : darah yang keluar melalu vagina 2.Vaginal toucher :pemeriksaan memasukka jari tengah dan telunjuk ke dalam vagina.Tindakan pembuaan cervix,pnipisan cervix,penurunan bagian terbawah janin,keadaan panggul,kelainan pada jalan lahir. 3.Pemeriksaan inspekulo : pemeriksaan ginekologi dengan menggunakan spekulum,melihat OUE dan cervix bagian portio .juga bisa meihat asal dari perdarahan (biasanya yang sudah pernah kortus) 4.Turgor kulit : penurunan kekenyalan kulit biasanya karena dehidrasi.

Upload: santychris

Post on 24-Dec-2015

235 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

asa

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial Repro

Seorang perempuan 28 tahun datang ke PUSKESMAS PONED dengan keluhan mual

muntah hebat terutama pagi hari sejak satu minggu yang lalu,dan mengeluarkan darah

pervaginam sedikit sedikit.Pasien badannya lemah sampai tidak dapat beraktivitas.Pasien

sudah memilki 1 anak hidup berumur 12 bulan,dan tidak memberikan ASI.Pasien memakai

KB metode pil sejak anak berusia 6 bulan,namun minum obat KB tidak disiplin.Sudah 3

tahun ini pasien mengkonsumsi rokok dan alkohol.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah = 90/60 mmHg,denyut nadi

100x/menit,frekuensi napas 24x/menit, suhu tubuh 36,6 C,conjungtiva pucat,mulut kering

dan turgor kulit menrun.fundus uteri terba 1 cm diatas simfisis.Pada pemeriksaan inspekulo

tampak portio livid dan ostium uteri eksternum tertutup serta keluar darah segar.Pada vagina

toucher : uterus terbab sebesar telur angsa,tidak nyeri tekan,sarung tangan lendir darah

(+).Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb = 6mg.dl.Dokter tersebut menyarankan agar

penderita dirawat inap untuk memperbaiki keadaan umum dan menjalani pemeriksaan

ultrasonografi

1.Darah per vaginam : darah yang keluar melalu vagina

2.Vaginal toucher :pemeriksaan memasukka jari tengah dan telunjuk ke dalam vagina.Tindakan

pembuaan cervix,pnipisan cervix,penurunan bagian terbawah janin,keadaan panggul,kelainan pada

jalan lahir.

3.Pemeriksaan inspekulo : pemeriksaan ginekologi dengan menggunakan spekulum,melihat OUE dan

cervix bagian portio .juga bisa meihat asal dari perdarahan (biasanya yang sudah pernah kortus)

4.Turgor kulit : penurunan kekenyalan kulit biasanya karena dehidrasi.

5.Portio livid : vaginalis servicis (menonjol ke arah vagina) perubahan warna pada portio yang

berubah menjadi biru kehitaman

6.Pil kb : pil untuk mencegah kehamulan mengandung esterogen ,progesteron

7.Poned : yang punya fasilitas kemampuan memadai untuk kegawat daruratan

8. USG : teknik diagnosis menggunakan geloang ultrasonik

Jump 2

1.mengapa keluar darah per vagina?

2.muncu gejala mual muntah

3.hasil pemeriksaan seperti di skenario

4.efek pasien tidak minum pil kb secara disiplin

Page 2: Tutorial Repro

5.Efek keniasaan pasien merokok dan minum alkohol

6.Korelasi tidak memberi asi dengan gejala

7.Mengapa dokter menyarankan pemeriksaan lab,rawat inap,usg

8.Intrepertasi pemeriksaan usg pada pasien

9.Kelahiran anak sebelumnya dengan gejala

10.Hub usia dengan gejala

Jump 3

1 Anatomi ,fisiologi organ reproduksi pada wanita

2.Perubahan fisiologi pada kehamilan

3.Anamnesis

4.Diagnosis

5.Penatalaksanaan

Page 3: Tutorial Repro

Jump 4

Anatomi dan fisiologi

Organ reproduksi wanita terdiri Organ reproduksi eksterna dan interna

Organ reproduksi interna wanita terdiri dari Ovarium,Tuba uterina,Uterus,Vagina.

Ovarium

Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, berbentuk oval terletak pada fossa ovarica. Umumnya

setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke

saluran reproduksi.

Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan progesteron.

Tuba Uterina/Oviduk/Tuba fallopi. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut

infundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap

ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke

oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus.

Uterus

Uterus atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah

pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus berfungsi sebagai

tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari lapisan

endometrium,perimetrium,myometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel

epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah.

Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan

meluruh pada saat menstruasi.

Vagina

Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar

berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat

berserat. Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan

seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat

bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke

kondisi semula setelah janin dikeluarkan.

Organ reproduksi luar

Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah paling luar dari organ

kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis. Mons pubis (mons veneris) merupakan daerah atas

dan terluar dari vulva yang banyak menandung jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah ini mulai

ditumbuhi oleh rambut. Di bawah mons pubis terdapat lipatan labium mayor yang berjumlah

sepasang. Di dalam labium mayor terdapat lipatan labium minor yang juga berjumlah sepasang.

Labium mayor dan labium minor berfungsi untuk melindungi vagina. Gabungan labium mayor dan

Page 4: Tutorial Repro

labium minor pada bagian atas labium membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris.

Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris

secara struktural tidak sama persis dengan penis, namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa.

Pada klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.

Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin (vagina).

Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat himen atau selaput dara. Himen merupakan selaput

mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah.

FISIOLOGI

Hormon hormon reproduksi pada wanita

1. Estrogen

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting

untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri

perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut

kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan

endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai

untuk penetrasi sperma.

2. Progesteron

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan

endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus

dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon

HCG.

3. Gonadotropin Releasing Hormone

GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan

merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen

tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH

akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat

rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang

matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan

dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)

Page 5: Tutorial Repro

Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu

perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya

ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan

mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.

Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus,

waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.

6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).

Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000

mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali

sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan

mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada

masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada

darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli

Mainini, tes Pack, dsb).

7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin

Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan

sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi

pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin

juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen). Fungsi laktogenik /

laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga

memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan

(hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan

gangguan haid berupa amenorhea.

Oogenesis

Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat

oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom

atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit

primer.

Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berusia

sekitar 5 bulan dalam kandungan. Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan

membelah secara meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan

sampai bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas. Oosit primer

tersebut berada dalam keadaan istirahat (dorman).

Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar 1 juta oosit primer.

Page 6: Tutorial Repro

Ketika mencapai pubertas, anak perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja.

Sedangkan oosit lainnya mengalami degenerasi selama pertumbuhannya.

Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan hormon yang

menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I

akan menghasilkan dua sel yang tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang

berukuran normal (besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil

disebut badan polar pertama (polosit primer).

Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua). Namun pada meiosis II,

oosit sekunder tidak langsung diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi

ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun jika ada

sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis

II pada oosit sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang

disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi dua

badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum

dari oogenesis setiap satu oogonium.

Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur (folikel) merupakan sel

pembungkus penuh cairan yang menglilingi ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber

makanan bagi oosit. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer

menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk

menyelubungi oosit primer. Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang

menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder, folikel sekunder berkembang menjadi

folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel

matang). Setelah oosit sekunder lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Jika

tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikans

Siklus menstruasi

Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan

Page 7: Tutorial Repro

endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28

hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan

dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu

pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.

Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa

yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk

periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari

pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi,

fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi.

Fase menstruasi

Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan

menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron

menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum

tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis.

Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya

pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume

darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50mL.

Page 8: Tutorial Repro

Fase pra-ovulasi

Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin.

Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang

pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan

oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de

Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen.

Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam

uterus dan endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga

mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa. Lendir yang bersifat basa

berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.

Fase ovulasi

Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon.

Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau

penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH

menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de

Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de

Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14.

Fase pasca-ovulasi

Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH

dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi

estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu

progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau

endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga

merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan

fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot

pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.

Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-

26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan

memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen

dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan

selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi

berikutnya.

Fertilisasi

Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma.

Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma

dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa

yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus

menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di

Page 9: Tutorial Repro

sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.

Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling

mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.

Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:

hialuronidase

Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.

akrosin

Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.

antifertilizin

Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.

Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein

dengan fungsi :

Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.

Menarik sperma secara kemotaksis positif.

Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.

Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder

mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma

lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder ,

sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan

satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.

Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar.

Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom

(haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot

dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom

. Gangguan haid dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam : 1. Perubahan pada siklus haid a. Polimenorea Yaitu siklus haid pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari pendarahan). 24 Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, akan menjadi pendeknya masa luteal. Penyebabnya ialah kongesti ovarium karena peradangan, endometritis, dan sebagainya. b. Oligomenorea Yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang. Penyebabnya adalah gangguan hormonal, ansietas dan stress, penyakit kronis, obat-obatan tertentu, bahaya di tempat kerja dan lingkungan, status penyakit nutrisi yang buruk, olah raga yang berat, penurunan berat badan yang signifikan. c. Amenorea

Page 10: Tutorial Repro

Merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik dalam sebagian besar siklus menstruasi wanita dewasa. Sepanjang kehidupan individu, tidak adanya menstruasi dapat berkaitan dengan kejadian hidup yang normal seperti kehamilan, menopause, atau penggunaan metode pengendalian kehamilan. Selain itu, terdapat beberapa keadaan atau kondisi yang berhubungan dengan amenorea yang abnormal. Amenorea dibagi menjadi dua bagian besar : - Amenorea primer di mana seorang wanita tidak pernah mendapatkan sampai umur 18 tahun. Terutama gangguan poros hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan tidak terbentuknya alat genitalia. - Amenorea sekunder, pernah beberapa kali mendapat menstruasi sampai umur 18 tahun dan diikuti oleh kegagalan menstruasi dengan melewati 25 waktu 3 bulan atau lebih. Penyebabnya sebagian besar bersumber dari penyebab yang mungkin dapat ditegakkan. Sebab terjadinya amenorea: a. Fisiologis : - sebelum menarche - hamil dan laktasi - menopause senium b. Kelainan congenital c. Didapatkan : - infeksi genitalia - tindakan tertentu - kelainan hormonal - tumor pada poros hipotalamus-hipofisis atau ovarium - kelainan dan kekurangan gizi (Manuaba, 2008). 2. Perubahan jumlah darah haid - Hipermenorea atau menoragia Hipermenorea adalah pendarahan haid yang lebih banyak dari normal (lebih dari 8 hari). Terjadinya pada masa haid yang mana haid itu sendiri teratur atau tidak. Pendarahan semacam ini sering terjadi dan haidnya biasanya anovoasi penyebab terjadinya menoragia kemungkinan terdapat mioma uteri, polip endometrium atau hyperplasia endometrium (penebalan dinding rahim, dan biasanya terjadi pada ketegangan psikologi (chalik, 1998). - Hipomenorea Hipomenorea adalah pendarahan haid yan lebih pendek dari biasa dan/atau lebih kurang dari biasa penyebabnya kemungkinan gangguan hormonal, kondisi wanita dengan penyakit tertentu. 3. Gangguan pada siklus dan jumlah darah haid Pada keadaan ini terdapat gangguan siklus menstruasi, perdarahan terjadi dengan interval yang tidak teratur, dengan jumlah darah menstruasi bervariasi,

pola menstruasi ini disebut metrorargia.

Fisiologi pada Awal Kehamilan

Oosit berfertilitas di ampula pada tuba fallopi untuk membentuk menjadi

Page 11: Tutorial Repro

zigot.Proses miosis akan terjadi apabila zigot telah memasuki uterus dengan cara

didorong oleh aksi siliari dan peristalsis dari tuba fallopi.Kerusakan tuba fallopi akan

menyebabkan melemahnya pergerakan zigot dan akan berlaku implantasi di tuba

fallopi atau disebut sebagai kehamilan ektopik.Zigot biasanya memasuki uterus pada

hari keempat, yaitu pada tahap telah terjadinya morula.Morula ini akan berubah

menjadi blastosit dengan cara membangunkan fluid-filled cavity.Lapisan terluarnya

akan menjadi trofoblas, dimana ia akan membentuk plasenta.Dari hari keenam

sehingga hari ke-12 pula,  ia akan menempel pada dinding endometrium untuk proses

implantasi.

Dengan cepat trofoblas ini akan menghasilkan hormon human chorionic

gonadotrophin  (hCG) yang bisa dideteksi dengan test kehamilan dan akan mencapai

puncak pada minggu ke-12 kehamilan.Kegagalan untuk menghasilkan hCG

ditujukan pada gestational  trophoblastic disease.Nutrisi didapatkan melalui kelenjar

sekretori endometrium, dimana ia akan mengubah desidua (kaya dengan glikogen dan

lipid) supaya tidak terpengaruh dengan estrogen dan progesteron yang dihasilkan

oleh korpus leteum.Proses proliferasi trofoblastik pula akan memicu pembentukan

khorionik vili.Sistem vili ini akan berproliferasi (khorion frondosum) pada

permukaan endometrium yang terdapatnya embrio dan akhirnya akan membentuk

area permukaan untuk transfer nutrisi kepada kotiledon yang terdapat pada

plasenta.Morfologi pada plasenta ini akan sempurna pada minggu ke-12.Denyut

jantung akan bermula seawal minggu ke-4 atau ke-5 dan akan dapat didengar pada

pemeriksaan ultrasound seminggu kemudian 

Perubahan Fisiologi pada Saat kehamilan

Dengan  terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami

perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan

pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya

mengeluarkan hormone somatomatropin, estrogen, dan progesteron yang

menyebabkan perubahan pada:

1. Rahim atau uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta,amnion) sampai

persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk

bertambah besar dengan cepat  selama kehamilan dan pulih kembali

seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan.

Page 12: Tutorial Repro

Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gram dan

kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah

menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan

cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya

mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan

berat rata-rata 1100 gram (Prawirohardjo, 2008).

2. Vagina (liang senggama)

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia  terlihat

jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva,  sehingga pada

vagina akan terlihat bewarna keunguan yang dikenal dengan tanda

Chadwicks. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya

sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.

3. Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan

folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat

ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama

6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai

penghasil progesterone dalam jumlah yang relative minimal

(Prawirohardjo, 2008).

4. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan

payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaru hormone saat

kehamilan, yaitu estrogen, progesterone, dan somatromatropin

(Prawirohardjo, 2008).

5. Sirkulasi darah ibu

Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat

memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin

dalam rahim.

b. Terjadi hubungan  langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi

retro-plasenter.

c. Pengaruh hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat.

Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran

Page 13: Tutorial Repro

darah, yaitu:

1) Volume darah

Volume darah semakin meningkat di mana jumlah serum darah

lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi

semacam pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya

pada hamil 32 minggu. Serum darah  (volume darah) bertambah

sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.

Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya

hemodilusi darah mulai tampak sekitar umur hamil 16 minggu,

sehingga pengidap penyakit jantung harus berhati-hati untuk

hamil beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja

jantung sehingga wanita hamil dengan  sakit jantung dapat jatuh

dalam dekompensasio kordis. Pada postpartum

terjadi

hemokonsentrasi dengan puncak hari ketiga sampai kelima.

2) Sel darah

Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat

mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim,

tetapi

pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan

volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia

fisiologis. Sel darah putih meningkat dengan mencapai jumlah

sebesar 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia maka laju

endap darah semakin tinggi dan dapat mencapi 4 kali dari angka

normal.

3) Sistem respirasi

Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk

dapat memnuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan

diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur

hamil 32 minggu. Sebagai kompensasi  terjadinya desakan rahim

Page 14: Tutorial Repro

dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih

dalam sekitar 20-25% dari biasanya.

4) Sistem pencernaan

Terjadi peningkatan asam lambung karena pengaruh estrogen.

5) Traktus urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan

tertekan oleh uterus yang mulai membesar

sehingga

menimbulkan sering kemih. Keadaan ini akan hilang dengan

makin  tuanya kehamilan bila uterus keluar dari  rongga panggul.

Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke

pintu panggul, keluhan itu akan timbul kembali.

6) Perubahan pada kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi

kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai

daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama

striae gravidarum.

7) Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami

perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin

tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.

Tanda Kehamilan

Adalah sekumpulan tanda atau gejala yang timbul pada

wanita hamil yang terjadi akibat perubahan fisiologi dan

psikologi pada masa kehamilan.

II. Kategori Tanda Kehamilan

1. Presumsi

Adalah perubahan yang dirasakan ibu / Kemungkinan /

Dugaan hamil.

Tanda- tanda dugaan hamil :

1. Amenorea (terlambat datang bulan)

2. Mual dan Muntah

Page 15: Tutorial Repro

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan

hingga akhir triwulan pertama. Gejala ini sering terjadi

pada pagi hari disebut morning sickness of pregnancy.

Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan

kesehatan disebut dengan Hiperemesis Gravidarum

Page 16: Tutorial Repro

3. Mengidam.

Pada beberapa wanita ditemukan adanya (ngidam

makanan) yang mungkin berkaitan dengan persepsi

individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa

mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya

adalah “Pica” (mengidam) yang sering dikaitkan dengan

anemia akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu

tradisi.

4. Sinkope atau Pingsan

5. Pingmentasi Kulit

Sekitar Pipi (Cloasma Gravidarum)

Keluarnya Melanophore Stimulating Hormone (MSH)

hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi pada kulit.

Dinding perut

- Stria livide dan albican

- Linea Ningra dan alba

Sekitar Payudara

- Hiperpigmentasi areola mamae

- Putting susu makin menonjol

- Kelenjar montgomery menonjol

- Pembuluh darah manifes sekitar payudara

6. Salivasi berlebihan

7. Anoreksia atau tidak ada selera makan.

Biasanya timbul pada TM I, kemudian nafsu makan akan

muncul kembali

8. Epulis (Hipertropi dari papil gusi)

9. Varices

Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi

penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi

mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh

Page 17: Tutorial Repro

darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki, betis

dan payudara dan dapat menghilang setelah persalinan.

10. Payudara tegang

Pengaruh estrogen dan progesteron dan somamotropin

menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada

payudara. Payudara membesar dan tegang, ujung syaraf

tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil

pertama.

11. Sering Kencing

Uterus yang membesar pada TM I akan menyebabkan

tertekannya kandung kencing. Pada TM II umumnya

keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar

keluar dari rongga panggul dan pada TM III gejala ini

dapat timbul lagi karena janin mulai masuk ke ruang

panggul dan menekan kembali kandung kencing.

12. Obstipasi

Karena pengaruh hormon progesteron dapat

menghambat peristaltik usus sehingga menyebabkan

kesulitan untuk BAB.

2. Tanda tidak pasti kehamilan

Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditentukan dengan :

1. Pembesaran uterus

2. Pada pemeriksaan dalam dijumpai :

- Tanda Hegar

Pada minggu-minggu pertama istmus uteri mengadakan

hipertropi sehingga lebih panjang dan lebih lunak. Pada

VT jika 2 jari tangan dalam diletakkan pada forniks

posterior dan tangan yang satunya pada dinding perut

depan diatas simpisis, maka istmus uteri sedemikian

Page 18: Tutorial Repro
Page 19: Tutorial Repro

lunaknya, seolah-olah corpus uteri tidak berhubungan

dengan serviks.

- Tanda Brackston Hicks

Kontraksi tidak teratur yang tidak menimbulkan rasa nyeri

pada waktu pemeriksaan. Maka kadang-kadang corpus

uteri yang lunak menjadi lebih keras. Hal tersebut

disebabkan karena timbulnya kontraksi.

- Tanda Piscasek

Uterus membesar kesalah satu jurusan hingga menonjol

jelas kejurusan tersebut. Sehingga pertumbuhan uterus

tidak  rata, uterus  lebih cepat  tumbuh didaerah  implantasi

dari blastosit dan daerah insersi plasenta.

- Tanda Goodell

Pelunakkan serviks dikarenakan pembuluh darah dalam

serviks bertambah dan karena timbulnya oedema dari

serviks dan hiperplasia kelenjar-kelenjar serviks. Jaringan

ikat pada serviks banyak mengandung kolagen, akibat

kadar estrogen meningkat, menyebabkan

hipervaskularisasi maka kosistensi serviks menjadi lunak.

- Tanda Chadwicks

Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna

unggu kebiruan pada mukosa vagina, vulva dan serviks

akibat meningkatnya hormon estrogen. Warna portio pun

tampak livide.

3. Teraba Balotement

Adalah gerakan janin yang belum engaged, teraba pada

minggu ke 16-18. Balotement adalah tehnik mempalpasi

suatu struktur terapung dengan menekan perlahan struktur

tersebut dan merasakan pantulannya. Jari pemeriksa

Page 20: Tutorial Repro

dalam vagina mendorong dengan lembut kearah atas,

janin terdorong keatas kemudian janin turun kembali dan

jari merasakan benturan lunak.

4. Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan positif

3.Tanda pasti kehamilan

a. Teraba bagian-bagian janin dan dapat dikenal bagian-

bagian janin

b. Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin

c. Dapat dirasakan gerakan janin (minggu ke 24)

d. Pada pemeriksaan dengan sinar Rotgen tampak kerangka

janin.(minggu ke 12-24) USG pada minggu ke bisa lihat kantung kehamilan.vetal

HCG minggu ke 12

e. Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang

janin, dan dapat diperkirakan  tuanya kehamilan  serta dapat

menilai pertumbuhan janin

III. Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan

Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan.

- Riwayat

- Pemeriksaan fisik

- Pemeriksaan panggul

- Uji Lab

Uji kehamilan

- Urin

Uji semacam ini tersedia dipasaran atau distribusi medis. Uji

tersebut dinyatakan positif jika konsentrasi hCG dalam urin

mencapai 25 mI, biasanya terjadi pada saat tidak menstruasi

atau 12-14 hari setelah konsepsi.

Uji dengan hasil positif mempunyai nilai prediksi terhadap

kehamilan sebanyak 99,5 %. Hasil negatif palsu dapat terjadi

Page 21: Tutorial Repro

LaktasiKelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu. Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar (duktus kelenjar) yang belum berkembang.Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin. Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain mammotropin, ada juga sejumlah besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga sistem saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan kelenjar payudara dan jaringan lemak disekitarnya juga bertambah besar. Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi dari air susu. Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari minggu ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta mensekresi sejumlah besar somatomamotropin korion manusia, yang juga memiliki sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong prolaktin dari hipofisis ibu.

Pengaruh tidak menyusui?

Ada dua refleks yang sangat penting dalam proses laktasi, yaiturefleks prolaktin dan refleks oksitosin. Kedua refleks ini bersumber dariperangsangan puting susu akibat isapan bayi.a. Refleks prolaktin Dalam puting susu banyak terdapat ujung saraf peraba. Bila inidirangsang, maka akan timbul rangsang menuju hipotalamusselanjutnya ke kelenjar hipofisis anterior, sehingga kelenjar inimengeluarkan hormon prolaktin. Hormon inilah yang memegangperan utama dalam produksi ASI ditingkat alveolus. Dengan demikian semakin sering rangsangan penyusuan makinbanyak pula produksi ASI. Hormon prolaktin disekresi lebih banyakpada malam hari dan hormon ini bersifat menekan ovulasi. b. Refleks oksitosinRangsangan yang berasal dari puting susu, tidak hanya diteruskan sampai kelenjar hipofisis anterior, tetapi juga ke kelenjar hipofisisposterior. Akibatnya bagian ini mengeluarkan hormon oksitosin.Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada didinding alveolus dan dinding saturan, sehingga ASl dipompa keluar.Makin sering menyusui, pengosongan alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan susu makin kecil, danmenyusui akan semakin lancar. Hal-hal yang berefek positif terhadap refleks oksitosin adalah rasa sayang kepada bayi, mendengar danmelihat bayi. Sedangkan sebaliknya, rasa cemas, stres, nyeri, raguakan menghalangi refleks oksitosin. Selain efek di atas, oksitosin memacu kontraksi otot rahimsehingga involusi rahim makin cepat dan makin baik. Tidak jarang ibumerasa mulas yang sangat pada hari-hari pertama menyusui. Hal iniadalah mekanisme alamiah yang baik untuk kembalinya rahim kebentuk semula. Suherni, dkk (2009) menyebutkan bahwa ketika bayi mulaimenyusu pada mammae akan menstimulasi terjadinya produksiprolaktin yang terus menerus secara berkesinambungan. Hisapan bayipada mammae ibu dapat merangsang atau memicu pelepasan ASI darialveolus mammae melalui duktus ke sinus laktiferus. Secara fisiologis,hisapan bayi pada mammae ibu merangsang produksi oksitoksin olehkelenjar posterior. Oksitoksin memasuki darah dan menyebabkankontraksi sel-sel khusus yang mengelilingi alveolus mammae danduktus laktiferus. Kontraksi sel-sel khusus ini mendorong ASI keluardari alvelolus menuju sinus laktiferus dan disana putting payudara,

Page 22: Tutorial Repro

ASI di dalam sinus tertekan keluar. Praktik menyusui merupakan tindakan seorang ibu dalam melaksanakanapa yang diketahui atau yang disikapinya yaitu memberikan ASI kepadabayinya sebagai pilihan utama makanan bayi yang memberikan banyakkeuntungan dari kedua belah pihak yaitu ibu dan bayi.

Perdarahan

Perdarahan pada trimester pertama dapat merupakan hal yang fisiologis yaitu tanda

hartman, perdarahan pervaginam akibat nidasi blastosis ke endometrium yang

menyebabkan perlukaan. Perdarahan berlangsung sebentar, sedikit dan tidak

membahayakan kehamilan. Perdarah TM1 dapat merupakan hal patologis yaitu abortus,

kehamilan ektropik, atau mola hidatidosa. Setelah kehamilan 22 minggu, perdarahan

yang terjadi disebut perdarah antepartum, banyak disebabkan plasenta previa dan

solusio placenta

Pada kehamilan normal, perdarahan pada trimester pertama dapat merupakan hal fisiologis, yaitu tanda Hartman, perdarahan pervaginam akibat proses nidasi blastosis ke endometrium yang menyebabkan perlukaan. Perdarahan berlangsung sebentar, sedikit, dan tidak membahayakan kehamilan. Perdarahan trimester pertama dapat merupakan hal patologis, yaitu abortus, kehamilan ektopik, atau mola.

Page 23: Tutorial Repro

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar (1998) Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta.Hal 43-46

Wals (2001), Community Based Care During The Childbearing Year,WB Saunders Company, Piladelphia: p. 89-97

Cunningham, F.G, dkk. 2006. Obstetri Williams. Edisi 21 Bahasa Indonesia. EGC. Jakarta.Fraser, Diane M. 2009. Myles Buku Ajar Bidan . Edisi 14 EGC. Jakarta.Kusmiyati, yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil . Yogyakarta: Fitra Maya.

WHO. 2003. Buku Saku Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: EGC. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Page 24: Tutorial Repro
Page 25: Tutorial Repro