ske f23

11
Tujuan pemberian preparat besi pada kasus Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoetin, terlebih lagi pada kasus kehamilan kembar. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi . Volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb), dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah absolut Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ekspansi volume plasma di mulai pada minggu ke-6 kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke-24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke-37. Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke-7 sampai ke-8 kehamilan, dan terus menurun sampai minggu ke-16 sampai ke-22 ketika titik keseimbangan tercapai. Sebab itu, apabila ekspansi volume plasma yang terus- menerus tidak diimbangi dengan peningkatan produksi eritropoetin sehingga menurunkan kadar Ht, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit di bawah batas “normal”, timbullah anemia. Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobin di bawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33 % .

Upload: almira-zada-neysan-susanto

Post on 16-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

f23

TRANSCRIPT

Page 1: ske f23

Tujuan pemberian preparat besi pada kasus

Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi

eritropoetin, terlebih lagi pada kasus kehamilan kembar. Akibatnya, volume plasma bertambah

dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam

proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi

penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi .

Volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah

(Hb), dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah absolut Hb atau eritrosit dalam

sirkulasi. Ekspansi volume plasma di mulai pada minggu ke-6 kehamilan dan mencapai

maksimum pada minggu ke-24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke-37.

Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada

minggu ke-7 sampai ke-8 kehamilan, dan terus menurun sampai minggu ke-16 sampai ke-22

ketika titik keseimbangan tercapai. Sebab itu, apabila ekspansi volume plasma yang terus-

menerus tidak diimbangi dengan peningkatan produksi eritropoetin sehingga menurunkan kadar

Ht, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit di bawah batas “normal”, timbullah anemia. Umumnya

ibu hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobin di bawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari

33 % .

Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Sekitar 75 % anemia pada kehamilan

disebabkan oleh defisiensi besi yang memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom

pada apusan darah tepi. Pemberian sulfa ferosus yang merupakan preparat besi diharapkan dapat

mencegah terjadinya anemia akibat kurangnya jumlah sel darah merah untuk mensuplai

kebutuhan oksigen selama kehamilan. Penggunaan sulfa suferosus bersifat profilaksis anemia,

yaitu untuk mencegah terjadinya anemia saat kehamilan.

Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang dapat diisolasi dari daun hijau (seperti

bayam), buah segar, kulit, hati, ginjal, dan jamur. Asam folat penting untuk pembentukan asam

nukleat dan inti sel. Kekurangan asam folat menyebabkan sintesa asam nukleat tidak adekuat dan

terganggunya pembentukan inti sel sehingga menyebabkan anemia megaloblastik (anemia

perniciosa). Kebutuhan akan asam folat sampai 50-100 µg/hari pada wanita normal dan 300-400

Page 2: ske f23

µg/hari pada wanita hamil sedangkan hamil kembar butuh lebih banyak lagi. Hamil memerlukan

pembelahan sel dalam perkembangan janin dan organ sehingga ibu membutuhkan asupan asam

folat yang cukup.

Pada umumnya, pemberian sulfa ferosus dan asam folat bertujuan untuk mencegah terjadinya

anemia baik anemia defisiensi besi dan anemia megaloblastik akibat kehamilan.

Penanganan awal heavy lochia dan perdarahan hebat dan bergumpal

Perdarahan kala III ( plasenta belum lahir )

Masase fundus uterus untuk memicu kontraksi uterus disertai dengan tarikan talipusat terkendali.

Bila perdarahan terus terjadi meskipun uterus telah berkontraksi dengan baik, periksa,

kemungkinan laserasi jalan lahir atau ruptur teri.

Bila plasenta belum dapat dilahirkan, lakukan plasenta manual

Bila setelah dilahirkan terlihat tidak lengkap maka harus dilakukan eksplorasi cavum uteri atau

kuretase

Perdarahan pasca persalinan primer ( true HPP )

Periksa apakah plasenta lengkap

Masase fundus uteri

Pasang infuse RL dan berikan uterotonik ( oksitosin , methergin atau misoprostol )

Bila perdarahan > 1 L pertimbangkan tranfusi

Periksa faktor pembekuan darah

Bila kontraksi uterus baik dan perdarahan terus terjadi , periksa kembali kemungkinan

adanya laserasi jalan lahir

Bila perdarahan terus berlangsung , lakukan kompresi bimanual

Kompresi bimanual dilakukan pada kasus atonia uteri dengan tujuan untuk mengurangi

jumlah perdarahan. Langkah-langkah kompresi bimanual adalah sebagai berikut :

o Berikan dukungan emosional.

o Lakukan tindakan pencegahan infeksi.

o Kosongkan kandung kemih.

o Pastikan plasenta lahir lengkap.

o Pastikan perdarahan karena atonia uteri.

Page 3: ske f23

o Segera lakukan kompresi bimanual internal selama 5 menit.

o Masukkan tangan dalam posisi obstetri ke dalam lumen vagina, ubah menjadi

kepalan, dan letakkan dataran punggung jari telunjuk hingga kelingking pada

forniks anterior dan dorong segmen bawah uterus ke kranio-anterior.

o Upayakan tangan luar mencakup bagian belakang korpus uteri sebanyak mungkin.

o Lakukan kompresi uterus dengan mendekatkan telapak tangan luar dan kepalan

tangan dalam.

o Tetap berikan tekanan sampai perdarahan berhenti dan uterus berkontraksi.

o Jika uterus sudah mulai berkontraksi, pertahankan posisi tersebut hingga

o uterus berkontraksi dengan baik, dan secara perlahan lepaskan kedua

tangan lanjutkan pemantauan secara ketat.

Page 4: ske f23

o Jika uterus tidak berkontraksi setelah 5 menit, lakukan kompresi bimanual

eksternal oleh asisten/anggota keluarga.

o Tekan dinding belakang uterus dan korpus uteri di antara genggaman ibu jari dan

keempat jari lain, serta dinding depan uterus dengan kepalan tangan yang lain.

o Sementara itu:

Berikan ergometrin 0,2 mg IV.

Infus 20 unit oksitosin dalam 1 L NaCL/Ringer laktat IV 60 tetes/ menit dan

metil ergometrin 0,4 mg.

CATATAN: Perhatikan kondisi pasien selama tindakan dan pasca persalinan. Bila 5

menit pasca kompresi bimanual interna tidak berkontraksi maka tindakan dilanjutkan

dengan kompresi bimanual eksterna dalam persiapan rujukan. Komplikasi yang dapat

timbul adalah robekan pada dinding vagina.

Bila perdarahan terus berlangsung , pertimbangkan ligasi arteri hipogastrika

Perdarahan Pasca Persalinan Sekunder

Etiologi utama adalah :

Proses reepitelialisasi ‘plasental site’ yang buruk ( 80% )

Sisa konsepsi atau gumpalan darah

Bila dengan pemeriksaan ultrasonografi dapat diidentifikasi adanya masa intra uterin (sisa

konsepsi atau gumpalan darah ) maka harus dilakukan evakuasi uterus

Terapi awal :

Memasang cairan infuse dan

Memberikan uterotonika (methergin 0.5 mg intramuskular)

Antipiretika dan Antibiotika (bila ada tanda infeksi)

Kuretase hanya dilakukan bila ada sisa konsepsi

Intepretasi mekanisme abnormal

Pemeriksaan Nilai normal Interpretasi

Page 5: ske f23

TB = 155 cm

BB = 50 kg

BMI = BB/(TB)2

= 50/2,40

= 20,83

Normal = 18-24,9 Status Gizi baik (normal)

TD = 120/70 mmHg TD = ±120/80 mmHg Normal

HR = 112x/menit HR = 60-100 bpm Takikardi

Takipneu. Karena

gangguan oksigenasi,

tubuh

mengkompensasinya

dengan meningkatkan

denyut jantung.

T = 35,9 C T = 36,5-37,2 Hipotermia

Karena kehilangan darah

intravaskuler, tubuh

memprioritaskan aliran ke

organ-organ. Sehingga

aliran ke perifer dibatasi,

terjadi vasokonstriksi

perifer, suhu tubuh

menurun.

Kesadaran drowsy

(somnolen) and pale

Kesadaran : compos mentis

Tidak pucat

Terjadi kehilangan darah

yang berarti, sehingga

Ny.Anita terlihat pucat, dan

terjadi gangguan

hemodinamik dan penurunan

oksigenasi ke organ-oragan

yang menyebabkan

kesadarannya menjadi

somnolen.

Page 6: ske f23

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi dan

Mekanisme

Bagian Perifer Dingin - Anemis, berkurangnya

pasokan darah ke

perifer

(hipoperfusi ke perifer)

Uterus Fundus uteri

teraba setinggi

umbilicus dengan

kontraksi yang

lembek

(kontraksi uterus

melemah)

Setelah plasenta

dan bayi lahir

uterus berkontraksi

dan fundus menjadi

keras

Hipotoni, atonia uteri.

(segera setelah

persalinan, uterus turun

2 cm dibawah

umbilicus 12 jam

pertama naik hingga 1

cm di atas umbilicus

12 jam kedua turun

1 cm tepat di

umbilicus)

Abdomen Lembut dan tidak

tegang

Lembut dan tidak

tegang

Normal

Inspeksi Vagina 1. Laserasi

derajat 2 pada

bagian

perineum dan

telah dijahit

2. Tidak bisa

diperiksa

karena terjadi

perdarahan

yang

berlebihan

- 1. Normal

2. Perdarahan post

partum

Page 7: ske f23

Faktor resiko (kehamilan kembar, primipara,usia ekstrim >35 tahun) distensi uterus yang

berlebihan penurunan fungsi miometrium (akibat kelelahan) atau bisa juga akibat partus yang

lama (karena kehamilan kembar) rangsangan serabut-serabut otot miometrium ↓ kegagalan

kontraksi uterus tonus miometrium ↓ atonia uteri (pada saat plasenta lepas dari dinding

uterus) arteri yang rupture gagal dikonstriksi perdarahan terus menerus perdarahan hebat

Post Partum Hemorrhage

Perdarahan hebat hipoksia jaringan kompensasi takikardia

Perdarahan hebat hipoksia otak somnolen

Kegagalan kontraksi uterus uterus teraba lunak

Perdarahan hebat vasokonstriksi perifer aliran darah ke pembuluh-pembuluh perifer

menurun pucat dan terasa dingin

Tabel Interpretasi Permeriksaan Laboratorium

Normal Interpretasi

Haemoglobin: 7,2 g/dL 11-15,5 g/dL Anemia

MCV: 99,0 fL 80-98 fL Normal

White cell count: 3.200/mm3 5-10x103/mm3 ↓

Platelets: 131.000/mm3 150-400x103/mm3 ↓

INR: 1.3 0,9-1,3 Normal

APTT: 39” 30-40” Normal

Sodium: 138 mEq/dL 135-145 mmol/L Normal

Potassium: 3.5 mEq/dL 3,5-4,5 mmol/L Normal

Ureum: 5.2 mmol/dL 3-6,5 mmol/L Normal

Creatine: 64 μmol/dL 34-82 μmol/L Normal

Mekanisme abnormal kasus :

Hbmenurun

Atonia uteri kontraksi uterus tidak baik uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka

dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir > 500 ml darah yang keluar

perdarahan post partum volume darah beserta komponen darah ikut keluar RBC dan WBC

ikut hilang sewaktu perdarahan Hbmenurun Anemia

Page 8: ske f23

WBCmenurun

Atonia uteri kontraksi uterus tidak baik uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka

dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir > 500 ml darah yang keluar

perdarahan post partum volume darah beserta komponen darah ikut keluar RBC dan WBC

ikut hilang sewaktu perdarahan WBC menurun

Platelet menurun

Atonia uteri kontraksi uterus tidak baik uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka

dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir perdarahan post partum

platelet ikut hilang sewaktu perdarahan platelet menurun