komunitas ske 2

28
BAB I PENDAHULUAN Skenario III Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan utama tiba-tiba sesak napas.Sesak dirasakan muncul saat dia membersihkan gudang rumah.Sesak disertai nnapas yang berbunyi “ngik- ngik”.Sejak umur 20 tahun,pasien setiap pagi terkadang bersin-bersin setelah mandi pagi.Pasien juga memiliki kebiasaan merokok 10 batang per hari .Pasien pernah menderita dermatitis atopi 3 tahun yang lalu,membaik setelah berobat ke dokter. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien pucat dan tampak sesak disertai bunyi mengi.Pada auskultasi didapatkan suara wheezing difuse di kedua lapang paru.Kemudian dokter memberikan terapi bronkodilator kerja singkat dengan nebulizer, pasien berespons baik.Foto thorak PA didapatkan hasil dalam batas normal. Kemudian dokter merencanakan pasien untuk dilakukan edukasi preventif dan rehabilitatif mengenai penyakinya. BAB II DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Seven Jumps 1. Langkah 1 : Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam scenario. Dalam skenario ini kami mengklarifikasi istila h sebagai berikut :

Upload: hanugroho-hanugroho

Post on 22-Jan-2018

740 views

Category:

Health & Medicine


2 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

Skenario III

Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan

utama tiba-tiba sesak napas.Sesak dirasakan muncul saat dia membersihkan gudang

rumah.Sesak disertai nnapas yang berbunyi “ngik-ngik”.Sejak umur 20

tahun,pasien setiap pagi terkadang bersin-bersin setelah mandi pagi.Pasien juga

memiliki kebiasaan merokok 10 batang per hari .Pasien pernah menderita dermatit is

atopi 3 tahun yang lalu,membaik setelah berobat ke dokter.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien pucat dan tampak sesak disertai

bunyi mengi.Pada auskultasi didapatkan suara wheezing difuse di kedua lapang

paru.Kemudian dokter memberikan terapi bronkodilator kerja singkat dengan

nebulizer, pasien berespons baik.Foto thorak PA didapatkan hasil dalam batas

normal. Kemudian dokter merencanakan pasien untuk dilakukan edukasi preventif

dan rehabilitatif mengenai penyakinya.

BAB II

DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Seven Jumps

1. Langkah 1 : Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa

istilah dalam scenario. Dalam skenario ini kami mengklarifikasi istilah

sebagai berikut :

a. Patient centered : Definisi Patient-centered care adalah mengelo la

pasien dengan merujuk dan menghargai individu pasien meliputi

preferensi, keperluan, nilai-nilai, dan memastikan bahwa semua

pengambilan keputusan klinik telah mempertimbangkan dari semua

nilai-nilai yang diingini pasien (Committee on Quality of Health

Care in America, 2001).

b. Diagnosis holistik : dokter tidak hanya melihat pasien secara fisik

tetapi dari berbagai aspek (sosial, ekonomi, komunitas dan lain-la in)

c. Problem list : daftar masalah yang mengacu pada medis, biologis,

simptom, lab dan lain-lain. Merupakan salah satu bagian dari rekam

medis

d. Akupunktur : terapi dari cina menggunakan tusuk jarum, hanya

memaksimalkan sesuatu yang sudah ada pada tubuh.

2. Langkah II : Menentukan/mendefinisikan permasalahan

a. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan dengan patient centered ?

b. Bagaimana cara membuat diagnostik holistik pada pasien ini?

c. Apa saja yang termasuk dalam problem list pasien dalam kasus ini?

d. Bagaimana tatalaksana secara komprehensif ?

e. Bagaimana standar pelayanan dokter keluarga?

f. Bagaimana prinsip-prinsip dari pelayanan kesehatan primer?

g. Bagaimana tanggapan dokter tentang efektivitas akupunktur?

h. Bagaimana cara mencari bukti ilmiah yang baik dan benar?

i. Bagaimana hubungan dokter-pasien pada sistem kedokteran

keluarga?

j. Bagaimana prinsip komunikasi dalam pelayanan kesehatan?

k. Apa saja isi rekam medis itu?

l. Bagaimana cara mengubah perilaku pasien?

3. Langkah III : Menganalisis permasalahan dan membuat pernyataan

sementara mengenai permasalahan (tersebut dalam langkah 2)

a. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan dengan patient centered ?

Patient and Family Centered Care setelah sekian lama

dilupakan, kini menjadi concern serius dalam penyelenggaraan

pelayanan kesehatan. Dahulu, dokter adalah captain of the ship yang

menjadi center dalam segala hal yang terkait dengan pengambilan

keputusan dan tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan kepada

pasien. Perubahan paradigma ini tidak lain bertujuan untuk

mendapatkan outcomes pelayanan kesehatan yang lebih baik,

pegalokasian semberdaya yang tepat, dan mencapai kepuasaan

pasien dan keluarga yang lebih besar. Hal ini dimungkinakan

karena Patient and Family Centered Care adalah pendekatan yang

melibatkan pasien, keluarga pasien dan staf dalam pembuatan

kebijakan, program kesehatan, fasilitas yang didapatkan, dan

program perawatan dari hari ke hari. Hal penting dari Patient and

Family CenteredCare adalah sebagai berikut :

1) Dignity dan Respect:

Dalam aspek ini, tenaga kesehatan mendengarkan dan

menghormati pilihan pasein. Pengetahuan, nilai-nilai yang

dianut, dan background budaya pasien ikut berperan penting

selama perawatan pasien dan menentukan outcome pelayanan

kesehatan kepada pasien.

2) Information Sharing:

Dalam hal ini, mengkomunikasikan dan menginformas ikan

secara lengkap mengenai kondisi pasien dan hal- hal yang

berkaitan dengan pasien, maupun program perawatan dan

intervensi yang akan diberikan kepada pasien. Memberikan

Informasi secara lengkap dapat membantu dalam perawatan

pasien dan pembutan keputusan.

3) Participant :

Pasien dan keluarga dilibatkan dan di-support untuk ikut

serta dalam perawatan dan pembuatan keputusan.

4) Collaborative:

Tenaga kesehatan mengajak pasien dan keluarga pasien

dalam membuat kebijaksanaan, perencanaan dan

pengembangan program, implementasi dan evaluasi program

yang akan didapatkan oleh pasien.

b. Bagaimana cara membuat diagnostik holistik pada pasien ini?

Tata cara diagnosis yang memperhatikan berbagai aspek

yang dimungkinkan menyebabkan penyakit pada pasien. Mencakup:

1) Aspek Personal

a) Harapan pasien

b) Alasan kedatangan pasien

c) Kecemasan

d) Persepsi pasien terhadap penyakit dan kesembuhannya

2) Aspek Klinik

a) Diagnostic medic (anamnesis, pemeriksaan fisik dan

penunjang, diagnosis dan diagnosis banding)

STATUS FUNGSIONAL SESEORANG

1 = No difficulty at all

2 = Started to have difficulties

3 = Several difficulties

4 = Lots of difficulties

5 = No activity at all

c. Apa saja yang termasuk dalam problem list pasien dalam kasus ini?

Problem list memberikan gambaran mengenai:

1) keadan pasien saat ini

2) problem kesehatan masa lampu

3) faktor resiko potensial yang mungkin muncul pada pasien

Ada 2 macam problem list, yaitu :

1) active problem lis

a) Masalah yang sedang dihadapi pasien

b) Masalah yang masih membutuhkan pemeriksaan dan

penaganan lebih lanjut

c) Masalah yang masih membutuhkan pengobatan dan

tindakan khusus

d) Masalah yang dapat mempengaruhi kesehatan pasien saat

ini

2) inactive problem lis

a) Masalah yg masih tetap ada pada pasien tetapi tidak

memerlukan tindakan mis: penderita polio yang sampai

sekarang kecacatan nya masih ada.

b) Masalah masa lalu yang mungkin menjadi penyebab atau

berhubungan dengan masalah yang sekarang ada, mis: anak

sering kejang dan setelah ditelusuri ternyata anak lahir dgn

asfiksia berat.

c) Masalah yang telah lampau tetapi ada kemungkinan kambuh

lagi misal: TB paru

Sedangkan cara membuat Daftar Masalah adalah sebagai berikut :

1) Setiap masalah yang yang perlu di jadikanmasalah harus

dimasukkan ke dalam daftar masalah.

2) Setiap masalahdi beri nomor secara berurutan menurut tanggal

ditemukannya masalah.

3) Setiap masalah ditulis secara jelas dan objektif sesuai fakta yang

ada baik anamnesis, pemeriksaan jasmani, maupun pemeriksaan

penunjang.

4) Bila timbul masalah baru, masalah tersebut harus ditambahkan

dalam daftar masalah.

5) Tidak boleh menggunakan istilah yang tidak lazim digunakan.

6) Bila terdapat 2 masalah atau lebih yang saling berhubungan

tetapi penanganannya berbeda masalah ditulis sendiri-send ir i,

kecuali bila penanganannya sama ditulis sindroma (1 masalah).

7) Sekali satu nomor dipakai untuk sebuah masalah -> nomor tidak

boleh digunakan untuk masalah lain walaupun masalah teratas.

8) Daftar masalah diletakkan di bagian terdepan dari berkas rekam

medik agar masalahnya dapat diketahui secara cepat.

9) Dokter harus membuat prioritas penyelesaian masalah.

d. Bagaimana tatalaksana secara komprehensif ?

Tatalaksana secara komprehensif disini yang dimaksud

adalah tatalaksana secara menyeluruh dimulai dari preventif, kuratif,

promotif, dan rehabilitatif dengan standar sebagai berikut :

Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang

Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Deteksi dini

Kuratif medis

Rehabilitasi medis dan sosial

Memerhatikan kemampuan sosial keluarga

Sesuai etik medikolegal

Faktor-faktor yang menghambat penatalaksanaan

komprehensif :

1) Terkotak-kotaknya pelayanan kedokteran

Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang

melahirkan berbagai spesialisasi dan subspesialisas i

menimbulkan dampak, kecuali mendatangkan manfaat banyak,

terkotak-kotaknya pelayanan kedokteran. Sesuai dengan

keahlian yang dimiliki, tiap spesialis dan atau subspesialis

hanya menyelenggarakan satu jenis pelayanan kedokteran saja.

Akibatnya, pelayanan kedokteran menyeluruh akan sulit

diwujudkan.

2) Mahalnya biaya pelayanan kedokteran

Akibat dari makin mahalnya biaya pelayanan kedokteran

tersebut menyebabkan hanya anggota masyarakat yang mampu

yang dapat menggunakan berbagai pelayanan kesehtaan,

sedangkan masyarakat yang berasal dari golongan kurang

mampu, tidak dapat memanfaatkan pelayanan kedokteran yang

diperlukan.

3) Peraturan perundang-undangan

Beberapa peraturan perundang-undangan yang ada di

masyarakat meskipun maksudnya tidak demikian, namun dalam

kenyataannya dapat menjadi faktor penghambat

terselenggaranya pelayanan kedokteran menyeluruh. Contoh

paling sederhana adalah larangan menyediakan obat dan atau

melakukan tindakan tubektomi di tempat praktik dokter swasta

perseorangan.

4) Sikap dan kemampuan dokter sebagai penyelenggara pelayanan

Beberapa dokter, karen memiliki sikap tertentu, enggan

melakukan tindakan kedokteran apapun, meskipun tindakan

kedokteran tersebut sebenarnya berada dalam wewenang serta

mampu dilakukan. Dokter dengan sikap yang sepeti ini lebih

suka merujuk pasiennta ke berbagai sarana pelayanan kesehatan

lain, serta sering tidak peduli akan tindak lanjutnya.

5) Sikap dan perilaku pasien sebagai pemakai jasa pelayanan

Beberapa pasien sering berpindah-pindah tempat dalam

memperoleh pelayaan kedokteran yang diperlukannya.

e. Bagaimana cara mencari bukti ilmiah yang baik dan benar?

Dengan cara menerapkan prinsip Evidence Based Medicine

pada saat mencari jurnal maupun sumber bacaan terkait denga

masalah pasien dalam kasus ini contohnya adalah akupuntur. Selain

itu pada saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke

dokter lain yang dianggap lebih piawai dkan atau berpengalaman.

Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter

keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan, demi

kepentingan pasien semata.

f. Bagaimana hubungan dokter-pasien pada sistem kedokteran

keluarga?

Dengan prinsip:

1) Autonomi (menghormati hak pasien, informed consent)

2) Beneficience (untuk kebaikan)

3) Non maleficience (tidak memperburuk)

4) Justice (fairness dan keadilan)

Mewujudkan hubungan yang baik melalui:

1) Dokter harus memahami diri sendiri

Supaya dapat menyesuaikan pelbagai sikap dan perilaku dokter

sehingga sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien

2) Meningkatkan komunikasi antar personal

a) Lebih sensitive

b) Lebih dapat menerima

c) Bersifat sabar

3) Dokter perlu memahami pasien

a) Kepribadian pasien

b) Maksud kunjungan pasien

c) Kebutuhan kesehatan pasien

d) Sikap dan perilaku pasien

e) Tidak hanya melihat keluhan harus holistik

4) Melakukan komunikasi antar personal yang baik

5) Membina komunikasi secara berkesinambungan tetapi jangan

sampai ketergantungan

Manfaat:

1) Dapat mengenal pasien selengkapnya sehigga dengan demikian

penatalaksanaan masalah kesehatan yang dihadapi oleh pasien

dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya

2) Dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kedokteran secara

terus-menerus dan berkesinambungan

3) Dapat mempermudah penatalaksanaan masalah kesehan yang

dihadapi oleh pasien

4) Dapat diatur pemakaian berbagai sumber kesehatan yang

dimiliki dan atau yang dibutuhkan oleh keluarga secara lebih

efektif dan efisien

5) Dapat memperkecil kemungkinan terjadinya silang snegketa

dan ataupun kesalahpahaman antara dokter dengan pasien

Masalah dalam hubungan dokter – pasien :

1) Ketergantungan yang berlebihan

Pasien seolah-oalh kehilangan kepercayaan diri dan

menyerahkan segalanya kepada keputusan dokter

2) Kunjungan yang berlebihan

Pasien hampir setiap hari berkunjung ke tempat praktik.

Terwujudnya keadaan yang seperti ini juga tidak diinginkan.

Bukan saja akan merepotkan dokter, tetapi juga diri pasien

sendiri.

Untuk menghindarinya, kecuali tetap berpegang pada dasar

utama terwujudnya hubungan dokter-pasien, yakni hubungan

profesional, dapat menjelaskan kepada pasiennya tentang maksud

serta tujuan hubungan dokter-pasien, tentang hak dan kewajiban

dokter serta tentang hak dan kewajiban pasien

4. Langkah IV: Menginventarisasi permasalahan secara sistematis dan

pernyataan sementara mengenai permasalahan pada langkah 3

Hubungan komunikasi dokter-

pasien

Standar pelayanan

Dokter keluarga

Pasien

Anamnesis patient centered

Personal

5. Langkah V : merumuskan tujuan pembelajaran

a. Bagaimana standar pelayanan dokter keluarga?

b. Bagaimana prinsip-prinsip dari pelayanan kesehatan primer?

c. Bagaimana tanggapan dokter tentang efektivitas akupunktur?

d. Bagaimana prinsip komunikasi dalam pelayanan kesehatan?

e. Apa saja isi rekam medis itu?

f. Bagaimana cara mengubah perilaku pasien?

6. Langkah VI : mengumpulkan informasi baru (proses diskusi

pertemua kedua)

7. Langkah VII : Melaporkan, membahas dan menata kembali

informasi baru yang diperoleh

a. Bagaimana standar pelayanan dokter keluarga?

Prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga di Indonesia

mengikuti anjuran WHO dan WONCA yang mencantumkan

prinsip-prinsip ini dalam banyak terbitannya. Prinsip-prinsip

Problem list

Diagnostik holistik

Pelayanan komprehensif

klinis

Risiko interna dan

eksterna

Derajat hidup

promotif

preventif

kuratif

rehabilitatif

Bukti

ilmiah

pelayanan/pendekatan kedokteran keluarga adalah memberikan/

mewujudkan:

1) pelayanan yang holistik dan komprehensif

2) pelayanan yang kontinu

3) pelayanan yang mengutamakan pencegahan

4) pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif.

5) Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian dari

keluarganya

6) pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja

dan lingkungan tempat tinggalnya.

7) Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum.

8) Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan.

9) Pelayanan yang sadar biaya dan mutu.

Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam

Standar Kompetensi Dokter Keluarga yang disusun oleh

Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah:

Kompetensi Dasar

1) Keterampilan Komunikasi Efektif

2) Keterampilan Klinis Dasar

3) Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedis, ilmu

klinis, ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktik

kedokteran keluarga.

4) Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu,

keluarga ataupun masyarakat dengan cara yang komprehens if,

holistik, berkesinambungan, terkoordinasi dan bekerja sama

dalam konteks pelayanan kesehatan primer.

5) Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi.

6) Mawas diri dan pengembangan diri/belajar sepanjang hayat

7) Etika, moral dan profesionalisme dalam praktik

Ilmu dan Kompetensi Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama

1) Bedah

2) Penyakit Dalam

3) Kebidanan dan Penyakit Kandungan

4) Kesehatan Anak

5) THT

6) Mata

7) Kulit dan Kelamin

8) Psikiatri

9) Saraf

10) Kedokteran Komunitas

Keterampilan Klinis Layanan Primer Lanjut

1) Keterampilan melakukan “health screening”

2) Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut

3) Membaca hasil EKG

4) Membaca hasil USG

5) BTLS, BCLS, dan BPLS

Keterampilan Pendukung

1) Riset

2) Mengajar kedokteran keluarga

Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu

Pelengkap

1) Semua cabang ilmu kedokteran lainnya

2) Memahami dan menjembatani pengobatan alternative

Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinis

1) Manajemen klinik dokter keluarga

Standar pelayanan dokter keluarga

Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik

1) Standar Pelayanan Paripurna

a) Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang

Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum

dengan pendekatan kedokteran keluarga yang memenuhi

standar pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan

oleh dokter yang sesuai dengan standar profesi dokter

keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga

dan surat persetujuaan tempat praktik.

b) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk

memerhatikan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan

kesehatan pasien dan keluarganya.

c) Pencegahan penyakit dan proteksi khusus

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk

menggunakan segala kesempatan dalam menerapkan

pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan

keluarganya.

d) Deteksi dini

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk

menggunakan segala kesempatan dalam melaksanakan

deteksi dini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yang

tepat untuk itu.

e) Kuratif medis

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk

melaksanakan pemulihan kesehatan dan pencegahan

kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk

kegawatdaruratan medis, dan bila perlu akan

dikonsultasikan dan atau dirujuk ke pusat pelayanan

kesehatan dengan strata yang lebih tinggi

f) Rehabilitasi medis dan social

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk

menerapkan segala kesempatan rehabilitasi pada pasien dan

atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatan

atau kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun social.

g) Kemampuan sosial keluarga

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk

memerhatikan kondisi social pasien dan keluarganya.

h) Etik medikolegal

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem yang sesuai

dengan medikolegal dan etik kedokteran

2) Standar Pelayanan Medis

a) Anamnesis

b) pemeriksaan fisik dan penunjang

c) penegakan diagnosis dan diagnosis banding

d) prognosis

e) konseling

f) konsultasi

g) rujukan

h) tindak lanjut

i) tindakan

j) pengobatan rasional

k) pembiaan keluarga

3) Standar Pelayanan Menyeluruh

a) pasien adalah manusia seutuhnya

b) pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya

c) pelayanan menggunakan segala sumber sekitarnya

4) Standar Pelayanan Terpadu

a) koordinator penatalaksanaan pasien

Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam

penatalaksanaan pasien yang diselenggarakan bersama, baik

bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama

antar-dokter-pasien-dokter spesialis/rumah sakit.

b) mitra dokter pasien

Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan

kemitraan antara dokter dan pasien pada saat proses

penatalaksanaan medis.

c) mitra lintas sektoral medik

Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia

pelayanan kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan

kesehatan formal disekitarnya.

d) mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik

Pelayanan dokter keluarga memedulikan dan memerhatikan

kebutuhan dan perilaku pasien dan keluarganya sebagai

masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan

kesehatan nonformal di sekitarnya.

5) Standar Pelayanan Berkesinambungan

a) pelayanan proaktif

b) rekam medik berkesinambungan

Informasi dalam riwayat kesehatan pesien sebelumnya dan

pada saat datang, digunakan untuk memastikan bahwa

penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai untuk pasien

yang bersangkutan.

c) pelayanan efektif pasien

Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan

rawat jalan efektif dan efisien bagi pasien, menjaga kualitas,

sadar mutu, dan sadar biaya.

d) pendampingan

Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan/atau rujukan,

pelayanan dokter keluarga menawarkan kemudian

melaksanakan pendampingan pasien, demi kepentingan

pasien.

Standar Perilaku dalam Praktik

1) Standar Perilaku terhadap Pasien

a) informasi memperoleh pelayanan

Pelayanan dokter keluarga memberikan keterangan yang

adekuat mengenai cara untuk memperoleh pelayanan yang

diinginkan.

b) masa konsultasi

Waktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter

keluarga kepada pasiennya adalah cukup bagi pasien untuk

menyampaikan keluhan dan keinginannya, cukup untuk

dokter menjelaskan apa yang diperolehnya pada anamnesis

dan pemeriksaan fisik, serta cukup untuk menumbuhkan

partisipasi pasien dalam melaksanakan penatalaksanaan yang

dipilihnya, sebisanya 10 menit untuk setiap pasien.

c) informasi medik menyeluruh

Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada

pasien mengenai seluruh tujuan, kepentingan, keuntungan,

resiko yang berhubungan dalam hal pemeriksaan, konsultas i,

rujukan, pengobatan, tindakan dan sebagainya sehingga

memungkinkan pasien untuk dapat memutuskan segala yang

akan dilakukan terhadapnya secara puas dan terinformasi.

d) komunikasi efektif

Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif

berlandaskan rasa saling percaya

e) menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter

Dokter keluarga memperhatikan hak dan kewajiban pasien,

hak dan kewajiban dokter termasuk menjunjung tinggi

kerahasiaan pasien.

2) Standar Perilaku dengan Mitra Kerja di Klinik

a) hubungan profesional dalam klinik

b) bekerja dalam tim

c) pemimpin klinik

3) Standar Perilaku dengan Sejawat

a) hubungan profesional dalam profesi

b) hubungan baik sesama dokter

c) perkumpulan profesi

4) Standar Pengembangan Ilmu dan Keterampilan Praktik

a) mengikuti kegiatan ilmiah

b) program jaga muti

c) partisipasi dalam kegiatan pendidikan

d) penelitian dalam praktik

e) penulisan ilmiah

5) Standar Partisipasi dalam Kegiatan Masyarakat di Bidang

Kesehatan

a) menjadi anggota perkumpulan sosial

b) partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat

c) partisipasi dalam penanggulangan bencana sekitarnya.

Standar Pengelolaan Praktik

1) Standar Sumber Daya Manusia

a) dokter keluarga

b) perawat

c) bidan

d) administrator klinik

2) Standar Manajemen Keuangan

a) pencatatan keuangan

Keuangan dalam praktik dokter keluarga tercatat secara

saksama dengan cara yang umum dan bersifat transparansi

b) jenis sistem pembagian praktik

Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola

sedemikian rupa sehingga dapat mengikuti, baik sistem

pembiayaan praupaya maupun sistem pembiayaan fee for

service.

3) Standar Manajemen Klinik

a) pembagian kerja

b) program pelatihan

c) program kesehatan dan keselamatan kerja

d) pembahasan administrasi klinik

Standar Sarana dan Prasarana

1) Standar Fasilitas Praktik

a) fasilitas untuk praktik

b) kerahasiaan dan privasi

c) bangunan dan interior

d) alat komunikasi

e) papan nama

2) Standar Peralataan Klinik

a) peralatan medis

b) peralatan penunjang medis

c) peralatan non medis

3) Standar Proses-proses Penunjang Praktik

a) pengelolaan rekam medik

b) pengelolaan rantai dingin

Perbedaan Dokter keluarga Dokter Umum

Definisi Dokter yang memilik i

pengetahuan dan keterampilan

khusus dalam bidang

kedokteran keluarga yang

diperoleh dari pendidikan

khusus dalam bidang tersebut,

sehingga kemudian memilik i

kompetensi dan kewenangan

untuk bekerja dalam profesi

dokter keluarga

Dokter praktik umum,

adalah setiap dokter yang

melakukan pelayanan

kesehatan dan asuhan medis

yang dilakukan sendiri atau

bersama dalam bentuk

organisasi serta

menjalankan kegiatan

pelayanan tingkat primer

sesuai dengan peraturan

setempat.

Sistem

kerja

Promotif, preventif, kuratif

dan rehabilitatif

Bersifat kuratif

Pembiayaan Pembiayaan di awal dari

pemerintah

Mandiri dari perorangan

Sasaran Keluarga sebagai satu unit Masyarakat Umum,

perorangan

Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan

rantai beku (cold chain management) yang berpengaruh

kepada kualitas vaksin atau obat lainnya.

c) pengelolaan pencegahan infeksi

d) pengelolaan limbah

e) pengelolaan air bersih

f) pengelolaan obat

Dokter umum dan dokter keluarga merupakan dokter

pelayanan primer.

Bagaimana sistem pembiayaan dokter keluarga?

fee for service, datang berobat bayar tunai )

health insurance, datang beribat yang membayar pihak asuransi

(pihak ketiga).

Pembayaran praupaya (untuk mengatasi masalah dengan

administrasi pada asuransi) meliputi :

1) Sistem Kapitasi JPKM

2) Sistem paket

3) Sistem diagnose kelompok terkait (DRG sistem)

4) Sistem anggaran

a. Bagaimana prinsip-prinsip dari pelayanan kesehatan primer?

1) Pemerataan upaya kesehatan

2) Penekanan pada upaya preventif

3) Menggunakan teknologi tepat guna

4) Melibatkan peran serta masyarakat

5) Melibatkan kerjasama LS

Pelayanan primer vs dokter keluarga

Tempat

Praktik

Melayani pasien ditempat

praktek (klinik dokter

keluarga), di rumah dan di

rumah sakit.

Tempat Praktik Pribadi

Pelayanan pelayanan kedokteran yang

paripurna (komprehensif)

Kuratif

Dokter Keluarga & Puskesmas sebagai Pelayanan Kesehatan Strata

Pertama. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

Prinsip dasar PDK* PDU** di

puskesmas

Praktik

dokter

pribadi

Layanan kontak

pertama

Ya Ya Ya

Layanan

sinambung dan

jangka panjang

Ya Episodik Tidak

Layanan bersifat

personal

Ya Tidak Ya

Layanan

komprehensif

Ya, >>promotif

dan preventif

Ya, kuratif Tidak

Mengutamakan

pencegahan

Ya Terbatas Tidak

Koordinasi Ya Tidak Tidak

Kolaborasi Ya Tidak Tidak

Berorientasi pada

keluarga

Ya Tidak Tidak

Berorientasi pada

komunitas

Ya Ya Tidak

Pembiayaan Kapitasi Jamkesmas dan

askeskin

Fee for

service

Wilayah kerja Pertimbangan

kondisi geografis

sekitar 2500 KK

Wilayah

kecamatan

kurang lebih

30.000 KK

Tanpa batasan

131/MENKES/SK/II/2004, jika Sistem Jaminan Sosial Nasional telah

dikembangkan, pelayanan UKP tidak lagi dilaksanakan oleh Puskesmas

pada strata pertama, tetapi lebih dititikberatkan pada masyarakat dan swasta

dengan penerapan praktik dokter keluarga. Kecuali di daerah terpencil,

Puskesmas masih dapat menjadi strata pertama dalam pelayanan kesehatan

perorangan. Berikut beberapa perbedaan pelayanan dokter keluarga dan

Puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan strata pertama.

Dulu Sekarang

Puskesmas

Sangat

terpencil

Tidak terpencil

Puskesmas Puskesmas PDKM

UKP+UKM UKP+UKM UKM UKP

Wilayah

kerja

Wilayah

administrati

f

Wilayah

administrati

f

Wilayah

administrati

f

Wilayah

pelayanan

Sasaran Komunitas Komunitas Komunitas Individu/kelu

arga

Upaya

kesehatan

Promkes + + + + individu/kel

Kesling + + + -

KIA dan

KB

+ + + + individu/kel

Gizi

masyaraka

t

+ + + + individu/kel

P3

menular

+ + + + individu/kel

Pengobata

n

+ + - +

b. Bagaimana tanggapan dokter tentang efektivitas akupunktur?

Akupuntur sendiri merupakan salah satu pilihan terapi alternatif

pada kasus ini. Selain itu, akupuntur sudah terbukti Evidence Based

Medicine sehingga dokter dapat menyarankan pada pasien mengena i

terapi akupuntur ini. Namun tetap keputusan ada pada pasien

mengenai tanggapan akupuntur.

c. Bagaimana prinsip komunikasi dalam pelayanan kesehatan?

1) Sikap dokter yang penting dan positif

2) Pendengaran yang aktif

3) Sikap-sikap :

a) Perhatian

b) Empati

c) Menghargai

d) Minat

e) Merasa prihatin

f) Yakin

g) Kompeten

h) Tanggung jawab

i) Percaya

j) Kepekaan

k) Cepat mengerti

l) Ketekunan

4) Strategi-strategi berkomunikasi :

a) Memodifikasi bahasa

b) Menghindari bahasa golongan tertentu

c) Memberikan penjelasan yang jelas

d) Berikan instruksi perawatan yang jelas

e) Evaluasi pemahaman pasien

f) Ringkas dan ulangi

g) Hindarkan ketidakpastian

h) Hindarkan penentraman hati yang tidak pantas

i) Susunlah perjanjian konsultasi

j) Pastikan pasien tersebut puas

k) Capailah persetujuan yang diberitahu langsung

5) Tindak lanjut

d. Apa saja isi rekam medis itu?

Isi rekam medis pada pasien rawat jalan pada sarana pelayanan

kesehatan sekurang-kurangnya terdiri dari :

1) Identitas pasien

2) Tanggal dan waktu

3) Hasil anamnesis mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan

riwayat pasien

4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik

5) Diagnosis

6) Rencana penatalaksanaan

7) Pengobatan dan atau tindakan

8) Pelayanan lain yang telah diberikan

9) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik

10) Persetujuan tindakan bila diperlukan

e. Bagaimana cara mengubah perilaku pasien?

Perilaku manusia (human behavior) merupakan reaksi yang

dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Pada manusia

khususnya dan pada berbagai spesies hewan umumnya memang

terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific

behavior) yang didasari oleh kodrat untuk mempertahankan

kehidupan. Perilaku manusia merupakan hasil dari pada segala

macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya

yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan.

Menurut teori Green et al. (1999), kesehatan individu dan

masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor perilaku dan

faktor-faktor diluar perilaku (non¬perilaku). Selanjutnya faktor

perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor meliputi: perilaku

seseorang berhubungan faktor predisposisi, faktor pemungkinan dan

faktor penguat. Oleh sebab itu, akan diuraikan hal-hal yang

berkaitan dengan perilaku serta hal-hal yang berhubungan perilaku,

adalah:

1) Faktor predisposisi (predisposing factor). Faktor predisposisi

mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai dan persepsi,

berkenaan dengan motivasi seorang atau kelompok untuk

bertindak. Sedangkan secara umum faktor predisposisi ialah

sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang atau

kelompok kedalam suatu pengalaman belajar. Hal ini mungkin

mendukung atau menghambat perilaku sehat dalam setiap

kasus, faktor ini mempunyai pengaruh. Faktor demografis

seperti status sosial-ekonomi, umur, jenis kelamin dan ukuran

keluarga saat ini juga penting sebagai faktor predisposisi.

2) Faktor pemungkin (enabling factor). Faktor pemungk in

mencakup berbagai keterampilan dan sumber daya yang perlu

untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu meliputi

fasilitas pelayanan kesehatan, personalia klinik atau sumber

daya yang serupa itu. Faktor pemungkin ini juga menyangkut

keterjangkauan berbagai sumber daya, biaya, jarak ketersediaan

transportasi, waktu dan sebagainya.

3) Faktor penguat (reinforcing factor). Faktor penguat adalah

faktor yang menentukan tindakan kesehatan memperoleh

dukungan atau tidak. Sumber penguat tergantung pada tujuan

dan jenis program. Di dalam pendidikan pasien, faktor menguat

bisa berasal dari perawat, bidan dan dokter, pasien dan keluarga

Sedangkan beberapa teori tentang perilaku lainnya, antara

lain dikemukan oleh :

1) Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman

serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud

dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. perilaku

merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus

yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmodjo,

2010).

2) Perilaku merupakan fungsi karakteristik individu dan

lingkungan. Karakteristik individu meliputi berbagai variabel

seperti motif, nilai-nilai, sifat, keperibadian, dan sikap yang

saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi

pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam menentukan

perilaku. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam

menentukan perilaku, bahkan kekuatannya lebih besar dari

karakteristik individu (Azwar, 2010).

Sementara pengertian perubahan perilaku menurut Emilia

(2008), ditentukan oleh konsep risiko, penentu respon individu

untuk mengubah perilaku adalah tingkat beratnya risiko atau

penyakit secara umum, bila seseorang mengetahui ada risiko

terhadap kesehatan maka secara sadar orang tersebut akan

menghindari risiko.

Menurut Judge dan Bono ( 2001), teori perubahan perilaku

self efficacy yang menekankan adanya contoh dalam diri seseorang

sehingga perilaku seseorang dicontoh oleh masyarakat sekitar

hingga menjadikan sebuah budaya masyarakat. Teori perubahan

perilaku ini biasa digunakan dalam perubahan perilaku masyarakat

khususnya kesehatan dengan memanfaatkan tokoh masyarakat

sekitar yang dianggap mempunyai peran penting dan mempunya i

suritauladan khususnya dibidang kesehatan. Pendekatan perubahan

perilaku masyarakat didasarkan pada tokoh masyarakat sekitar yang

mempunyai pengaruh lebih atau suritauladan dalam perilaku hidup

sehat

BAB III

SIMPULAN

1. Diagnosis pasien pada skenario adalah asthma.

2. Pasien mempunyai beberapa faktor risiko asthma, yaitu faktor predisposisi

berupa dermatitis atopi, faktor pencetus berupa debu, udara dingin dan

asap rokok.

3. Pada pemeriksaan fisik pasien sesak disertai mengi saat ekspirasi yang

menunjukkan adanya penyempitan saluran napas bawah (obstruksi paru).

4. Dokter merencanakan pemeriksaan spirometri dan arus puncak ekspirasi

bertujuan untuk untuk menegakkan diagnosis serta menilai beratnya

obstruksi.

5. Foto thorax PA bukanlah diagnosis pasti dari asthma, hanya digunakan

untuk menyingkirkan diagnosis banding.

6. Pemberian bronkodilator kerja singkat bertujuan untuk dilatasi pada

bronkus. Hal ini didasari bahwa bronkodilator mengandung agonis

reseptor beta-2-adrenergik.

7. Edukasi preventif dan rehabilitatif sangat penting mengingat asthma bisa

dikontrol penyakitnya. Preventif dengan menghindari faktor-faktor risiko

(faktor pencetus) yang ada.

BAB IV

SARAN

1. Sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan penunjang untuk

membantu diagnosis pasti agar pasien dapat dilakukan pengobatan

dengan cepat dan tepat.

2. Sebaiknya pasien melakukan pola hidup sehat, hentikan kebiasaan

merokok, dan usahakan untuk menghindari pemicu terjadinya sesak

napas disertai ngik-ngik serta usahakan untuk melakukan kontrol

rutin.

DAFTAR PUSTAKA

Committee on Quality of Health Care in America: Institute of Medicine.

Crossing the Quality Chasm: A New Health System for the 21st Century.

Washington, DC, The National Academies Press, 2001

Prasetyawati Arsita Eka (2010) Kedokteran Keluarga. Jakarta : PT

RINEKA CIPTA

Gordis, L. 2000. Epidemiology. Philadelpia,PA: WB Saunders Co.