komunitas ske 2
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Skenario III
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
utama tiba-tiba sesak napas.Sesak dirasakan muncul saat dia membersihkan gudang
rumah.Sesak disertai nnapas yang berbunyi “ngik-ngik”.Sejak umur 20
tahun,pasien setiap pagi terkadang bersin-bersin setelah mandi pagi.Pasien juga
memiliki kebiasaan merokok 10 batang per hari .Pasien pernah menderita dermatit is
atopi 3 tahun yang lalu,membaik setelah berobat ke dokter.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien pucat dan tampak sesak disertai
bunyi mengi.Pada auskultasi didapatkan suara wheezing difuse di kedua lapang
paru.Kemudian dokter memberikan terapi bronkodilator kerja singkat dengan
nebulizer, pasien berespons baik.Foto thorak PA didapatkan hasil dalam batas
normal. Kemudian dokter merencanakan pasien untuk dilakukan edukasi preventif
dan rehabilitatif mengenai penyakinya.
BAB II
DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Seven Jumps
1. Langkah 1 : Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa
istilah dalam scenario. Dalam skenario ini kami mengklarifikasi istilah
sebagai berikut :
a. Patient centered : Definisi Patient-centered care adalah mengelo la
pasien dengan merujuk dan menghargai individu pasien meliputi
preferensi, keperluan, nilai-nilai, dan memastikan bahwa semua
pengambilan keputusan klinik telah mempertimbangkan dari semua
nilai-nilai yang diingini pasien (Committee on Quality of Health
Care in America, 2001).
b. Diagnosis holistik : dokter tidak hanya melihat pasien secara fisik
tetapi dari berbagai aspek (sosial, ekonomi, komunitas dan lain-la in)
c. Problem list : daftar masalah yang mengacu pada medis, biologis,
simptom, lab dan lain-lain. Merupakan salah satu bagian dari rekam
medis
d. Akupunktur : terapi dari cina menggunakan tusuk jarum, hanya
memaksimalkan sesuatu yang sudah ada pada tubuh.
2. Langkah II : Menentukan/mendefinisikan permasalahan
a. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan dengan patient centered ?
b. Bagaimana cara membuat diagnostik holistik pada pasien ini?
c. Apa saja yang termasuk dalam problem list pasien dalam kasus ini?
d. Bagaimana tatalaksana secara komprehensif ?
e. Bagaimana standar pelayanan dokter keluarga?
f. Bagaimana prinsip-prinsip dari pelayanan kesehatan primer?
g. Bagaimana tanggapan dokter tentang efektivitas akupunktur?
h. Bagaimana cara mencari bukti ilmiah yang baik dan benar?
i. Bagaimana hubungan dokter-pasien pada sistem kedokteran
keluarga?
j. Bagaimana prinsip komunikasi dalam pelayanan kesehatan?
k. Apa saja isi rekam medis itu?
l. Bagaimana cara mengubah perilaku pasien?
3. Langkah III : Menganalisis permasalahan dan membuat pernyataan
sementara mengenai permasalahan (tersebut dalam langkah 2)
a. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan dengan patient centered ?
Patient and Family Centered Care setelah sekian lama
dilupakan, kini menjadi concern serius dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan. Dahulu, dokter adalah captain of the ship yang
menjadi center dalam segala hal yang terkait dengan pengambilan
keputusan dan tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan kepada
pasien. Perubahan paradigma ini tidak lain bertujuan untuk
mendapatkan outcomes pelayanan kesehatan yang lebih baik,
pegalokasian semberdaya yang tepat, dan mencapai kepuasaan
pasien dan keluarga yang lebih besar. Hal ini dimungkinakan
karena Patient and Family Centered Care adalah pendekatan yang
melibatkan pasien, keluarga pasien dan staf dalam pembuatan
kebijakan, program kesehatan, fasilitas yang didapatkan, dan
program perawatan dari hari ke hari. Hal penting dari Patient and
Family CenteredCare adalah sebagai berikut :
1) Dignity dan Respect:
Dalam aspek ini, tenaga kesehatan mendengarkan dan
menghormati pilihan pasein. Pengetahuan, nilai-nilai yang
dianut, dan background budaya pasien ikut berperan penting
selama perawatan pasien dan menentukan outcome pelayanan
kesehatan kepada pasien.
2) Information Sharing:
Dalam hal ini, mengkomunikasikan dan menginformas ikan
secara lengkap mengenai kondisi pasien dan hal- hal yang
berkaitan dengan pasien, maupun program perawatan dan
intervensi yang akan diberikan kepada pasien. Memberikan
Informasi secara lengkap dapat membantu dalam perawatan
pasien dan pembutan keputusan.
3) Participant :
Pasien dan keluarga dilibatkan dan di-support untuk ikut
serta dalam perawatan dan pembuatan keputusan.
4) Collaborative:
Tenaga kesehatan mengajak pasien dan keluarga pasien
dalam membuat kebijaksanaan, perencanaan dan
pengembangan program, implementasi dan evaluasi program
yang akan didapatkan oleh pasien.
b. Bagaimana cara membuat diagnostik holistik pada pasien ini?
Tata cara diagnosis yang memperhatikan berbagai aspek
yang dimungkinkan menyebabkan penyakit pada pasien. Mencakup:
1) Aspek Personal
a) Harapan pasien
b) Alasan kedatangan pasien
c) Kecemasan
d) Persepsi pasien terhadap penyakit dan kesembuhannya
2) Aspek Klinik
a) Diagnostic medic (anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang, diagnosis dan diagnosis banding)
STATUS FUNGSIONAL SESEORANG
1 = No difficulty at all
2 = Started to have difficulties
3 = Several difficulties
4 = Lots of difficulties
5 = No activity at all
c. Apa saja yang termasuk dalam problem list pasien dalam kasus ini?
Problem list memberikan gambaran mengenai:
1) keadan pasien saat ini
2) problem kesehatan masa lampu
3) faktor resiko potensial yang mungkin muncul pada pasien
Ada 2 macam problem list, yaitu :
1) active problem lis
a) Masalah yang sedang dihadapi pasien
b) Masalah yang masih membutuhkan pemeriksaan dan
penaganan lebih lanjut
c) Masalah yang masih membutuhkan pengobatan dan
tindakan khusus
d) Masalah yang dapat mempengaruhi kesehatan pasien saat
ini
2) inactive problem lis
a) Masalah yg masih tetap ada pada pasien tetapi tidak
memerlukan tindakan mis: penderita polio yang sampai
sekarang kecacatan nya masih ada.
b) Masalah masa lalu yang mungkin menjadi penyebab atau
berhubungan dengan masalah yang sekarang ada, mis: anak
sering kejang dan setelah ditelusuri ternyata anak lahir dgn
asfiksia berat.
c) Masalah yang telah lampau tetapi ada kemungkinan kambuh
lagi misal: TB paru
Sedangkan cara membuat Daftar Masalah adalah sebagai berikut :
1) Setiap masalah yang yang perlu di jadikanmasalah harus
dimasukkan ke dalam daftar masalah.
2) Setiap masalahdi beri nomor secara berurutan menurut tanggal
ditemukannya masalah.
3) Setiap masalah ditulis secara jelas dan objektif sesuai fakta yang
ada baik anamnesis, pemeriksaan jasmani, maupun pemeriksaan
penunjang.
4) Bila timbul masalah baru, masalah tersebut harus ditambahkan
dalam daftar masalah.
5) Tidak boleh menggunakan istilah yang tidak lazim digunakan.
6) Bila terdapat 2 masalah atau lebih yang saling berhubungan
tetapi penanganannya berbeda masalah ditulis sendiri-send ir i,
kecuali bila penanganannya sama ditulis sindroma (1 masalah).
7) Sekali satu nomor dipakai untuk sebuah masalah -> nomor tidak
boleh digunakan untuk masalah lain walaupun masalah teratas.
8) Daftar masalah diletakkan di bagian terdepan dari berkas rekam
medik agar masalahnya dapat diketahui secara cepat.
9) Dokter harus membuat prioritas penyelesaian masalah.
d. Bagaimana tatalaksana secara komprehensif ?
Tatalaksana secara komprehensif disini yang dimaksud
adalah tatalaksana secara menyeluruh dimulai dari preventif, kuratif,
promotif, dan rehabilitatif dengan standar sebagai berikut :
Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Deteksi dini
Kuratif medis
Rehabilitasi medis dan sosial
Memerhatikan kemampuan sosial keluarga
Sesuai etik medikolegal
Faktor-faktor yang menghambat penatalaksanaan
komprehensif :
1) Terkotak-kotaknya pelayanan kedokteran
Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang
melahirkan berbagai spesialisasi dan subspesialisas i
menimbulkan dampak, kecuali mendatangkan manfaat banyak,
terkotak-kotaknya pelayanan kedokteran. Sesuai dengan
keahlian yang dimiliki, tiap spesialis dan atau subspesialis
hanya menyelenggarakan satu jenis pelayanan kedokteran saja.
Akibatnya, pelayanan kedokteran menyeluruh akan sulit
diwujudkan.
2) Mahalnya biaya pelayanan kedokteran
Akibat dari makin mahalnya biaya pelayanan kedokteran
tersebut menyebabkan hanya anggota masyarakat yang mampu
yang dapat menggunakan berbagai pelayanan kesehtaan,
sedangkan masyarakat yang berasal dari golongan kurang
mampu, tidak dapat memanfaatkan pelayanan kedokteran yang
diperlukan.
3) Peraturan perundang-undangan
Beberapa peraturan perundang-undangan yang ada di
masyarakat meskipun maksudnya tidak demikian, namun dalam
kenyataannya dapat menjadi faktor penghambat
terselenggaranya pelayanan kedokteran menyeluruh. Contoh
paling sederhana adalah larangan menyediakan obat dan atau
melakukan tindakan tubektomi di tempat praktik dokter swasta
perseorangan.
4) Sikap dan kemampuan dokter sebagai penyelenggara pelayanan
Beberapa dokter, karen memiliki sikap tertentu, enggan
melakukan tindakan kedokteran apapun, meskipun tindakan
kedokteran tersebut sebenarnya berada dalam wewenang serta
mampu dilakukan. Dokter dengan sikap yang sepeti ini lebih
suka merujuk pasiennta ke berbagai sarana pelayanan kesehatan
lain, serta sering tidak peduli akan tindak lanjutnya.
5) Sikap dan perilaku pasien sebagai pemakai jasa pelayanan
Beberapa pasien sering berpindah-pindah tempat dalam
memperoleh pelayaan kedokteran yang diperlukannya.
e. Bagaimana cara mencari bukti ilmiah yang baik dan benar?
Dengan cara menerapkan prinsip Evidence Based Medicine
pada saat mencari jurnal maupun sumber bacaan terkait denga
masalah pasien dalam kasus ini contohnya adalah akupuntur. Selain
itu pada saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke
dokter lain yang dianggap lebih piawai dkan atau berpengalaman.
Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter
keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan, demi
kepentingan pasien semata.
f. Bagaimana hubungan dokter-pasien pada sistem kedokteran
keluarga?
Dengan prinsip:
1) Autonomi (menghormati hak pasien, informed consent)
2) Beneficience (untuk kebaikan)
3) Non maleficience (tidak memperburuk)
4) Justice (fairness dan keadilan)
Mewujudkan hubungan yang baik melalui:
1) Dokter harus memahami diri sendiri
Supaya dapat menyesuaikan pelbagai sikap dan perilaku dokter
sehingga sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien
2) Meningkatkan komunikasi antar personal
a) Lebih sensitive
b) Lebih dapat menerima
c) Bersifat sabar
3) Dokter perlu memahami pasien
a) Kepribadian pasien
b) Maksud kunjungan pasien
c) Kebutuhan kesehatan pasien
d) Sikap dan perilaku pasien
e) Tidak hanya melihat keluhan harus holistik
4) Melakukan komunikasi antar personal yang baik
5) Membina komunikasi secara berkesinambungan tetapi jangan
sampai ketergantungan
Manfaat:
1) Dapat mengenal pasien selengkapnya sehigga dengan demikian
penatalaksanaan masalah kesehatan yang dihadapi oleh pasien
dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya
2) Dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kedokteran secara
terus-menerus dan berkesinambungan
3) Dapat mempermudah penatalaksanaan masalah kesehan yang
dihadapi oleh pasien
4) Dapat diatur pemakaian berbagai sumber kesehatan yang
dimiliki dan atau yang dibutuhkan oleh keluarga secara lebih
efektif dan efisien
5) Dapat memperkecil kemungkinan terjadinya silang snegketa
dan ataupun kesalahpahaman antara dokter dengan pasien
Masalah dalam hubungan dokter – pasien :
1) Ketergantungan yang berlebihan
Pasien seolah-oalh kehilangan kepercayaan diri dan
menyerahkan segalanya kepada keputusan dokter
2) Kunjungan yang berlebihan
Pasien hampir setiap hari berkunjung ke tempat praktik.
Terwujudnya keadaan yang seperti ini juga tidak diinginkan.
Bukan saja akan merepotkan dokter, tetapi juga diri pasien
sendiri.
Untuk menghindarinya, kecuali tetap berpegang pada dasar
utama terwujudnya hubungan dokter-pasien, yakni hubungan
profesional, dapat menjelaskan kepada pasiennya tentang maksud
serta tujuan hubungan dokter-pasien, tentang hak dan kewajiban
dokter serta tentang hak dan kewajiban pasien
4. Langkah IV: Menginventarisasi permasalahan secara sistematis dan
pernyataan sementara mengenai permasalahan pada langkah 3
Hubungan komunikasi dokter-
pasien
Standar pelayanan
Dokter keluarga
Pasien
Anamnesis patient centered
Personal
5. Langkah V : merumuskan tujuan pembelajaran
a. Bagaimana standar pelayanan dokter keluarga?
b. Bagaimana prinsip-prinsip dari pelayanan kesehatan primer?
c. Bagaimana tanggapan dokter tentang efektivitas akupunktur?
d. Bagaimana prinsip komunikasi dalam pelayanan kesehatan?
e. Apa saja isi rekam medis itu?
f. Bagaimana cara mengubah perilaku pasien?
6. Langkah VI : mengumpulkan informasi baru (proses diskusi
pertemua kedua)
7. Langkah VII : Melaporkan, membahas dan menata kembali
informasi baru yang diperoleh
a. Bagaimana standar pelayanan dokter keluarga?
Prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga di Indonesia
mengikuti anjuran WHO dan WONCA yang mencantumkan
prinsip-prinsip ini dalam banyak terbitannya. Prinsip-prinsip
Problem list
Diagnostik holistik
Pelayanan komprehensif
klinis
Risiko interna dan
eksterna
Derajat hidup
promotif
preventif
kuratif
rehabilitatif
Bukti
ilmiah
pelayanan/pendekatan kedokteran keluarga adalah memberikan/
mewujudkan:
1) pelayanan yang holistik dan komprehensif
2) pelayanan yang kontinu
3) pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4) pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif.
5) Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian dari
keluarganya
6) pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja
dan lingkungan tempat tinggalnya.
7) Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum.
8) Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan.
9) Pelayanan yang sadar biaya dan mutu.
Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam
Standar Kompetensi Dokter Keluarga yang disusun oleh
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah:
Kompetensi Dasar
1) Keterampilan Komunikasi Efektif
2) Keterampilan Klinis Dasar
3) Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedis, ilmu
klinis, ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktik
kedokteran keluarga.
4) Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu,
keluarga ataupun masyarakat dengan cara yang komprehens if,
holistik, berkesinambungan, terkoordinasi dan bekerja sama
dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
5) Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi.
6) Mawas diri dan pengembangan diri/belajar sepanjang hayat
7) Etika, moral dan profesionalisme dalam praktik
Ilmu dan Kompetensi Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama
1) Bedah
2) Penyakit Dalam
3) Kebidanan dan Penyakit Kandungan
4) Kesehatan Anak
5) THT
6) Mata
7) Kulit dan Kelamin
8) Psikiatri
9) Saraf
10) Kedokteran Komunitas
Keterampilan Klinis Layanan Primer Lanjut
1) Keterampilan melakukan “health screening”
2) Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
3) Membaca hasil EKG
4) Membaca hasil USG
5) BTLS, BCLS, dan BPLS
Keterampilan Pendukung
1) Riset
2) Mengajar kedokteran keluarga
Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu
Pelengkap
1) Semua cabang ilmu kedokteran lainnya
2) Memahami dan menjembatani pengobatan alternative
Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinis
1) Manajemen klinik dokter keluarga
Standar pelayanan dokter keluarga
Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik
1) Standar Pelayanan Paripurna
a) Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum
dengan pendekatan kedokteran keluarga yang memenuhi
standar pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan
oleh dokter yang sesuai dengan standar profesi dokter
keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga
dan surat persetujuaan tempat praktik.
b) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk
memerhatikan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan
kesehatan pasien dan keluarganya.
c) Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk
menggunakan segala kesempatan dalam menerapkan
pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan
keluarganya.
d) Deteksi dini
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk
menggunakan segala kesempatan dalam melaksanakan
deteksi dini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yang
tepat untuk itu.
e) Kuratif medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk
melaksanakan pemulihan kesehatan dan pencegahan
kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk
kegawatdaruratan medis, dan bila perlu akan
dikonsultasikan dan atau dirujuk ke pusat pelayanan
kesehatan dengan strata yang lebih tinggi
f) Rehabilitasi medis dan social
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk
menerapkan segala kesempatan rehabilitasi pada pasien dan
atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatan
atau kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun social.
g) Kemampuan sosial keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk
memerhatikan kondisi social pasien dan keluarganya.
h) Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem yang sesuai
dengan medikolegal dan etik kedokteran
2) Standar Pelayanan Medis
a) Anamnesis
b) pemeriksaan fisik dan penunjang
c) penegakan diagnosis dan diagnosis banding
d) prognosis
e) konseling
f) konsultasi
g) rujukan
h) tindak lanjut
i) tindakan
j) pengobatan rasional
k) pembiaan keluarga
3) Standar Pelayanan Menyeluruh
a) pasien adalah manusia seutuhnya
b) pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
c) pelayanan menggunakan segala sumber sekitarnya
4) Standar Pelayanan Terpadu
a) koordinator penatalaksanaan pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam
penatalaksanaan pasien yang diselenggarakan bersama, baik
bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama
antar-dokter-pasien-dokter spesialis/rumah sakit.
b) mitra dokter pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan
kemitraan antara dokter dan pasien pada saat proses
penatalaksanaan medis.
c) mitra lintas sektoral medik
Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia
pelayanan kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan
kesehatan formal disekitarnya.
d) mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik
Pelayanan dokter keluarga memedulikan dan memerhatikan
kebutuhan dan perilaku pasien dan keluarganya sebagai
masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan
kesehatan nonformal di sekitarnya.
5) Standar Pelayanan Berkesinambungan
a) pelayanan proaktif
b) rekam medik berkesinambungan
Informasi dalam riwayat kesehatan pesien sebelumnya dan
pada saat datang, digunakan untuk memastikan bahwa
penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai untuk pasien
yang bersangkutan.
c) pelayanan efektif pasien
Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan
rawat jalan efektif dan efisien bagi pasien, menjaga kualitas,
sadar mutu, dan sadar biaya.
d) pendampingan
Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan/atau rujukan,
pelayanan dokter keluarga menawarkan kemudian
melaksanakan pendampingan pasien, demi kepentingan
pasien.
Standar Perilaku dalam Praktik
1) Standar Perilaku terhadap Pasien
a) informasi memperoleh pelayanan
Pelayanan dokter keluarga memberikan keterangan yang
adekuat mengenai cara untuk memperoleh pelayanan yang
diinginkan.
b) masa konsultasi
Waktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter
keluarga kepada pasiennya adalah cukup bagi pasien untuk
menyampaikan keluhan dan keinginannya, cukup untuk
dokter menjelaskan apa yang diperolehnya pada anamnesis
dan pemeriksaan fisik, serta cukup untuk menumbuhkan
partisipasi pasien dalam melaksanakan penatalaksanaan yang
dipilihnya, sebisanya 10 menit untuk setiap pasien.
c) informasi medik menyeluruh
Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada
pasien mengenai seluruh tujuan, kepentingan, keuntungan,
resiko yang berhubungan dalam hal pemeriksaan, konsultas i,
rujukan, pengobatan, tindakan dan sebagainya sehingga
memungkinkan pasien untuk dapat memutuskan segala yang
akan dilakukan terhadapnya secara puas dan terinformasi.
d) komunikasi efektif
Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif
berlandaskan rasa saling percaya
e) menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter
Dokter keluarga memperhatikan hak dan kewajiban pasien,
hak dan kewajiban dokter termasuk menjunjung tinggi
kerahasiaan pasien.
2) Standar Perilaku dengan Mitra Kerja di Klinik
a) hubungan profesional dalam klinik
b) bekerja dalam tim
c) pemimpin klinik
3) Standar Perilaku dengan Sejawat
a) hubungan profesional dalam profesi
b) hubungan baik sesama dokter
c) perkumpulan profesi
4) Standar Pengembangan Ilmu dan Keterampilan Praktik
a) mengikuti kegiatan ilmiah
b) program jaga muti
c) partisipasi dalam kegiatan pendidikan
d) penelitian dalam praktik
e) penulisan ilmiah
5) Standar Partisipasi dalam Kegiatan Masyarakat di Bidang
Kesehatan
a) menjadi anggota perkumpulan sosial
b) partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat
c) partisipasi dalam penanggulangan bencana sekitarnya.
Standar Pengelolaan Praktik
1) Standar Sumber Daya Manusia
a) dokter keluarga
b) perawat
c) bidan
d) administrator klinik
2) Standar Manajemen Keuangan
a) pencatatan keuangan
Keuangan dalam praktik dokter keluarga tercatat secara
saksama dengan cara yang umum dan bersifat transparansi
b) jenis sistem pembagian praktik
Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola
sedemikian rupa sehingga dapat mengikuti, baik sistem
pembiayaan praupaya maupun sistem pembiayaan fee for
service.
3) Standar Manajemen Klinik
a) pembagian kerja
b) program pelatihan
c) program kesehatan dan keselamatan kerja
d) pembahasan administrasi klinik
Standar Sarana dan Prasarana
1) Standar Fasilitas Praktik
a) fasilitas untuk praktik
b) kerahasiaan dan privasi
c) bangunan dan interior
d) alat komunikasi
e) papan nama
2) Standar Peralataan Klinik
a) peralatan medis
b) peralatan penunjang medis
c) peralatan non medis
3) Standar Proses-proses Penunjang Praktik
a) pengelolaan rekam medik
b) pengelolaan rantai dingin
Perbedaan Dokter keluarga Dokter Umum
Definisi Dokter yang memilik i
pengetahuan dan keterampilan
khusus dalam bidang
kedokteran keluarga yang
diperoleh dari pendidikan
khusus dalam bidang tersebut,
sehingga kemudian memilik i
kompetensi dan kewenangan
untuk bekerja dalam profesi
dokter keluarga
Dokter praktik umum,
adalah setiap dokter yang
melakukan pelayanan
kesehatan dan asuhan medis
yang dilakukan sendiri atau
bersama dalam bentuk
organisasi serta
menjalankan kegiatan
pelayanan tingkat primer
sesuai dengan peraturan
setempat.
Sistem
kerja
Promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif
Bersifat kuratif
Pembiayaan Pembiayaan di awal dari
pemerintah
Mandiri dari perorangan
Sasaran Keluarga sebagai satu unit Masyarakat Umum,
perorangan
Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan
rantai beku (cold chain management) yang berpengaruh
kepada kualitas vaksin atau obat lainnya.
c) pengelolaan pencegahan infeksi
d) pengelolaan limbah
e) pengelolaan air bersih
f) pengelolaan obat
Dokter umum dan dokter keluarga merupakan dokter
pelayanan primer.
Bagaimana sistem pembiayaan dokter keluarga?
fee for service, datang berobat bayar tunai )
health insurance, datang beribat yang membayar pihak asuransi
(pihak ketiga).
Pembayaran praupaya (untuk mengatasi masalah dengan
administrasi pada asuransi) meliputi :
1) Sistem Kapitasi JPKM
2) Sistem paket
3) Sistem diagnose kelompok terkait (DRG sistem)
4) Sistem anggaran
a. Bagaimana prinsip-prinsip dari pelayanan kesehatan primer?
1) Pemerataan upaya kesehatan
2) Penekanan pada upaya preventif
3) Menggunakan teknologi tepat guna
4) Melibatkan peran serta masyarakat
5) Melibatkan kerjasama LS
Pelayanan primer vs dokter keluarga
Tempat
Praktik
Melayani pasien ditempat
praktek (klinik dokter
keluarga), di rumah dan di
rumah sakit.
Tempat Praktik Pribadi
Pelayanan pelayanan kedokteran yang
paripurna (komprehensif)
Kuratif
Dokter Keluarga & Puskesmas sebagai Pelayanan Kesehatan Strata
Pertama. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Prinsip dasar PDK* PDU** di
puskesmas
Praktik
dokter
pribadi
Layanan kontak
pertama
Ya Ya Ya
Layanan
sinambung dan
jangka panjang
Ya Episodik Tidak
Layanan bersifat
personal
Ya Tidak Ya
Layanan
komprehensif
Ya, >>promotif
dan preventif
Ya, kuratif Tidak
Mengutamakan
pencegahan
Ya Terbatas Tidak
Koordinasi Ya Tidak Tidak
Kolaborasi Ya Tidak Tidak
Berorientasi pada
keluarga
Ya Tidak Tidak
Berorientasi pada
komunitas
Ya Ya Tidak
Pembiayaan Kapitasi Jamkesmas dan
askeskin
Fee for
service
Wilayah kerja Pertimbangan
kondisi geografis
sekitar 2500 KK
Wilayah
kecamatan
kurang lebih
30.000 KK
Tanpa batasan
131/MENKES/SK/II/2004, jika Sistem Jaminan Sosial Nasional telah
dikembangkan, pelayanan UKP tidak lagi dilaksanakan oleh Puskesmas
pada strata pertama, tetapi lebih dititikberatkan pada masyarakat dan swasta
dengan penerapan praktik dokter keluarga. Kecuali di daerah terpencil,
Puskesmas masih dapat menjadi strata pertama dalam pelayanan kesehatan
perorangan. Berikut beberapa perbedaan pelayanan dokter keluarga dan
Puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan strata pertama.
Dulu Sekarang
Puskesmas
Sangat
terpencil
Tidak terpencil
Puskesmas Puskesmas PDKM
UKP+UKM UKP+UKM UKM UKP
Wilayah
kerja
Wilayah
administrati
f
Wilayah
administrati
f
Wilayah
administrati
f
Wilayah
pelayanan
Sasaran Komunitas Komunitas Komunitas Individu/kelu
arga
Upaya
kesehatan
Promkes + + + + individu/kel
Kesling + + + -
KIA dan
KB
+ + + + individu/kel
Gizi
masyaraka
t
+ + + + individu/kel
P3
menular
+ + + + individu/kel
Pengobata
n
+ + - +
b. Bagaimana tanggapan dokter tentang efektivitas akupunktur?
Akupuntur sendiri merupakan salah satu pilihan terapi alternatif
pada kasus ini. Selain itu, akupuntur sudah terbukti Evidence Based
Medicine sehingga dokter dapat menyarankan pada pasien mengena i
terapi akupuntur ini. Namun tetap keputusan ada pada pasien
mengenai tanggapan akupuntur.
c. Bagaimana prinsip komunikasi dalam pelayanan kesehatan?
1) Sikap dokter yang penting dan positif
2) Pendengaran yang aktif
3) Sikap-sikap :
a) Perhatian
b) Empati
c) Menghargai
d) Minat
e) Merasa prihatin
f) Yakin
g) Kompeten
h) Tanggung jawab
i) Percaya
j) Kepekaan
k) Cepat mengerti
l) Ketekunan
4) Strategi-strategi berkomunikasi :
a) Memodifikasi bahasa
b) Menghindari bahasa golongan tertentu
c) Memberikan penjelasan yang jelas
d) Berikan instruksi perawatan yang jelas
e) Evaluasi pemahaman pasien
f) Ringkas dan ulangi
g) Hindarkan ketidakpastian
h) Hindarkan penentraman hati yang tidak pantas
i) Susunlah perjanjian konsultasi
j) Pastikan pasien tersebut puas
k) Capailah persetujuan yang diberitahu langsung
5) Tindak lanjut
d. Apa saja isi rekam medis itu?
Isi rekam medis pada pasien rawat jalan pada sarana pelayanan
kesehatan sekurang-kurangnya terdiri dari :
1) Identitas pasien
2) Tanggal dan waktu
3) Hasil anamnesis mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat pasien
4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
5) Diagnosis
6) Rencana penatalaksanaan
7) Pengobatan dan atau tindakan
8) Pelayanan lain yang telah diberikan
9) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
10) Persetujuan tindakan bila diperlukan
e. Bagaimana cara mengubah perilaku pasien?
Perilaku manusia (human behavior) merupakan reaksi yang
dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Pada manusia
khususnya dan pada berbagai spesies hewan umumnya memang
terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific
behavior) yang didasari oleh kodrat untuk mempertahankan
kehidupan. Perilaku manusia merupakan hasil dari pada segala
macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya
yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan.
Menurut teori Green et al. (1999), kesehatan individu dan
masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor perilaku dan
faktor-faktor diluar perilaku (non¬perilaku). Selanjutnya faktor
perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor meliputi: perilaku
seseorang berhubungan faktor predisposisi, faktor pemungkinan dan
faktor penguat. Oleh sebab itu, akan diuraikan hal-hal yang
berkaitan dengan perilaku serta hal-hal yang berhubungan perilaku,
adalah:
1) Faktor predisposisi (predisposing factor). Faktor predisposisi
mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai dan persepsi,
berkenaan dengan motivasi seorang atau kelompok untuk
bertindak. Sedangkan secara umum faktor predisposisi ialah
sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang atau
kelompok kedalam suatu pengalaman belajar. Hal ini mungkin
mendukung atau menghambat perilaku sehat dalam setiap
kasus, faktor ini mempunyai pengaruh. Faktor demografis
seperti status sosial-ekonomi, umur, jenis kelamin dan ukuran
keluarga saat ini juga penting sebagai faktor predisposisi.
2) Faktor pemungkin (enabling factor). Faktor pemungk in
mencakup berbagai keterampilan dan sumber daya yang perlu
untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu meliputi
fasilitas pelayanan kesehatan, personalia klinik atau sumber
daya yang serupa itu. Faktor pemungkin ini juga menyangkut
keterjangkauan berbagai sumber daya, biaya, jarak ketersediaan
transportasi, waktu dan sebagainya.
3) Faktor penguat (reinforcing factor). Faktor penguat adalah
faktor yang menentukan tindakan kesehatan memperoleh
dukungan atau tidak. Sumber penguat tergantung pada tujuan
dan jenis program. Di dalam pendidikan pasien, faktor menguat
bisa berasal dari perawat, bidan dan dokter, pasien dan keluarga
Sedangkan beberapa teori tentang perilaku lainnya, antara
lain dikemukan oleh :
1) Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman
serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud
dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. perilaku
merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus
yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmodjo,
2010).
2) Perilaku merupakan fungsi karakteristik individu dan
lingkungan. Karakteristik individu meliputi berbagai variabel
seperti motif, nilai-nilai, sifat, keperibadian, dan sikap yang
saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi
pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam menentukan
perilaku. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam
menentukan perilaku, bahkan kekuatannya lebih besar dari
karakteristik individu (Azwar, 2010).
Sementara pengertian perubahan perilaku menurut Emilia
(2008), ditentukan oleh konsep risiko, penentu respon individu
untuk mengubah perilaku adalah tingkat beratnya risiko atau
penyakit secara umum, bila seseorang mengetahui ada risiko
terhadap kesehatan maka secara sadar orang tersebut akan
menghindari risiko.
Menurut Judge dan Bono ( 2001), teori perubahan perilaku
self efficacy yang menekankan adanya contoh dalam diri seseorang
sehingga perilaku seseorang dicontoh oleh masyarakat sekitar
hingga menjadikan sebuah budaya masyarakat. Teori perubahan
perilaku ini biasa digunakan dalam perubahan perilaku masyarakat
khususnya kesehatan dengan memanfaatkan tokoh masyarakat
sekitar yang dianggap mempunyai peran penting dan mempunya i
suritauladan khususnya dibidang kesehatan. Pendekatan perubahan
perilaku masyarakat didasarkan pada tokoh masyarakat sekitar yang
mempunyai pengaruh lebih atau suritauladan dalam perilaku hidup
sehat
BAB III
SIMPULAN
1. Diagnosis pasien pada skenario adalah asthma.
2. Pasien mempunyai beberapa faktor risiko asthma, yaitu faktor predisposisi
berupa dermatitis atopi, faktor pencetus berupa debu, udara dingin dan
asap rokok.
3. Pada pemeriksaan fisik pasien sesak disertai mengi saat ekspirasi yang
menunjukkan adanya penyempitan saluran napas bawah (obstruksi paru).
4. Dokter merencanakan pemeriksaan spirometri dan arus puncak ekspirasi
bertujuan untuk untuk menegakkan diagnosis serta menilai beratnya
obstruksi.
5. Foto thorax PA bukanlah diagnosis pasti dari asthma, hanya digunakan
untuk menyingkirkan diagnosis banding.
6. Pemberian bronkodilator kerja singkat bertujuan untuk dilatasi pada
bronkus. Hal ini didasari bahwa bronkodilator mengandung agonis
reseptor beta-2-adrenergik.
7. Edukasi preventif dan rehabilitatif sangat penting mengingat asthma bisa
dikontrol penyakitnya. Preventif dengan menghindari faktor-faktor risiko
(faktor pencetus) yang ada.
BAB IV
SARAN
1. Sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan penunjang untuk
membantu diagnosis pasti agar pasien dapat dilakukan pengobatan
dengan cepat dan tepat.
2. Sebaiknya pasien melakukan pola hidup sehat, hentikan kebiasaan
merokok, dan usahakan untuk menghindari pemicu terjadinya sesak
napas disertai ngik-ngik serta usahakan untuk melakukan kontrol
rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Committee on Quality of Health Care in America: Institute of Medicine.
Crossing the Quality Chasm: A New Health System for the 21st Century.
Washington, DC, The National Academies Press, 2001
Prasetyawati Arsita Eka (2010) Kedokteran Keluarga. Jakarta : PT
RINEKA CIPTA
Gordis, L. 2000. Epidemiology. Philadelpia,PA: WB Saunders Co.