ske 2 kedkom

42
Nama : Ratnasari NPM : 1102012229 (ske 2 kedkom) LI 1. Memahami & menjelaskan KLB 1.1 Definisi Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Ketentuan KLB untuk DBD : Jumlah kasus bulan ini >2 X dari kasus bulan yang sama tahun lalu Jumlah kasus bulan ini > 2X dari rata-rata tahun lalu Jumlah kasus bulan ini > dari jumlah kasus tertinggi tahun lalu 1 kasus kematian 1 kasus DSS Tujuan Umum KLB : • Mencegah meluasnya (penanggulangan). • Mencegah terulangnya KLB di masa yang akan datang (pengendalian). Tujuan khusus : • Diagnosis kasus yang terjadi dan mengidentifikasi penyebab penyakit .

Upload: fenniebudhiarti

Post on 09-Nov-2015

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kedkom

TRANSCRIPT

Nama: RatnasariNPM: 1102012229 (ske 2 kedkom)

LI 1. Memahami & menjelaskan KLB

1.1 DefinisiTimbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.

Ketentuan KLB untuk DBD: Jumlah kasus bulan ini >2 X dari kasus bulan yang sama tahun laluJumlah kasus bulan ini > 2X dari rata-rata tahun lalu Jumlah kasus bulan ini > dari jumlah kasus tertinggi tahun lalu1 kasus kematian1 kasus DSS

Tujuan Umum KLB : Mencegah meluasnya (penanggulangan). Mencegah terulangnya KLB di masa yang akan datang (pengendalian).

Tujuan khusus : Diagnosis kasus yang terjadi dan mengidentifikasi penyebab penyakit . Memastikan bahwa keadaan tersebut merupakan KLB, Mengidentifikasikan sumber dan cara penularan Mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan KLB Mengidentifikasikan populasi yang rentan atau daerah yang beresiko akan terjadi KLB

1.2 Penyebab1. Herd Immunity yang rendahYang mempengaruhi rendahnya faktor itu, sebagian masyarakat sudah tidak kebal lagi, atau antara yang kebal dan tidak mengelompok tersendiri.2. PatogenesitiKemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada pejamu sehingga timbul sakit.3. Lingkungan Yang BurukSeluruh kondisi yang terdapat di sekitar organisme tetapi mempengaruhi kehidupan ataupun perkembangan organisme tersebut. Penyakit yang terindikasi mengalami peningkatan kasus secara cepat. Merupakan penyakit menular dan termasuk juga kejadian keracunan. Mempunyai masa inkubasi yang cepat. Terjadi di daerah dengan padat hunian.Jenis penyakit yang menimbulkan KLB : Penyakit menular : Diare, Campak, Malaria, DHF Penyakit tidak menular : Keracunan, Gizi buruk Kejadian bencana alam yang disertai dengan wabah penyakit1.3 KlasifikasiKarakteristik Penyakit yang berpotensi KLB : Penyakit yang terindikasi mengalami peningkatan kasus secara cepat. Merupakan penyakit menular dan termasuk juga kejadian keracunan. Mempunyai masa inkubasi yang cepat. Terjadi di daerah dengan padat hunian.Klasifikasi KLB menurut Penyebab:1. Toksina. Entero toxin, misal yang dihasilkan oleh Staphylococus aureus, Vibrio, Kholera, Eschorichia, Shigella.b. Exotoxin (bakteri), misal yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum, Clostridium perfringens.c. Endotoxin.2. Infeksi: Virus, Bacteri, Protozoa, Cacing.3. Toksin Biologis: Racun jamur, Alfatoxin, Plankton, Racun ikan, Racun tumbuh-tumbuhan4. Toksin KimiaZat kimia organik: logam berat (seperti air raksa, timah), logam-logam lain cyanida.Zat kimia organik: nitrit, pestisida.Gas-gas beracun: CO, CO2, HCN, dan sebagainyaKlasifikasi menurut Sumber KLB1. Manusia, ex: jalan napas, tenggorokan, tangan, tinja, air seni, muntahan, seperti Salmonella, Shigella, Staphylococus, Streptoccocus, Protozoa, Virus Hepatitis.2. Kegiatan manusia, ex : Toxin biologis dan kimia (pembuangan tempe bongkrek, penyemprotan, pencemaran lingkungan, penangkapan ikan dengan racun).3. Binatang, ex : binatang piaraan, ikan, binatang mengerat, contoh : Leptospira, Salmonella, Vibrio, Cacing dan parasit lainnya, keracunan ikan/plankton4. Serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya), ex : Salmonella, Staphylokok, Streptokok.5. Udara, ex : Staphyloccoccus, Streptococcus, Virus, pencemaran udara.6. Permukaan benda-benda/alat-alat, ex : Salmonella.7. Air, ex : Vibrio Cholerae, Salmonella.8. Makanan/minuman, misal : keracunan singkong, jamur, makanan dalam kaleng.

1.4 KriteriaStatus Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/91, tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa. Menurut aturan itu, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.5. Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih dibanding dengan angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnya.6. Case Fatality Rate dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukan kenaikan 50% atau lebih, dibanding dengan CFR dari periode sebelumnya.7. Propotional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang sama dan kurun waktu/tahun sebelumnya.8. Beberapa penyakit khusus : Kholera, "DHF/DSS": a). Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis). b) Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.9. Beberapa penyakit yg dialami 1 atau lebih penderita: Keracunan makanan, Keracunan pestisida.

1.5 Metodologi Penyelidikan KLBTingkat atau pola dalam penyelidikan KLB ini sangat sulit ditentukan, sehingga metoda yang dipakai pada penyelidikan KLB sangat bervariasi. Menurut Kelsey et al., 1986; Goodman et al., 1990 dan Pranowo, 1991, variasi tersebut meliputi :1. Rancangan penelitian, dapat merupakan suatu penelitian prospektif atau retrospektif tergantung dari waktu dilaksanakannya penyelidikan. Dapat merupakan suatu penelitian deskriptif, analitik atau keduanya.2. Materi (manusia, mikroorganisme, bahan kimia, masalah administratif),3. Sasaran pemantauan, berbagai kelompok menurut sifat dan tempatnya (Rumah sakit, klinik, laboratorium dan lapangan).4. Setiap penyelidikan KLB selalu mempunyai tujuan utama yang sama yaitu mencegah meluasnya (penanggulangan) dan terulangnya KLB di masa yang akan datang (pengendalian), dengan tujuan khusus :a. Diagnose kasus-kasus yang terjadi dan mengidentifikasi penyebab penyakitb. Memastikan keadaan tersebut merupakan KLBc. Mengidentifikasikan sumber dan cara penularand. Mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan KLBe. Mengidentifikasikan populasi yang rentan atau daerah yang berisiko akan terjadi KLB Langkah-langkah Penyelidikan KLB1. Persiapan penelitian lapangan2. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB3. Memastikan Diagnose Etiologis4. Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau paparan5. Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu, dan tempat6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika diperlukan)7. Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran8. Mengidentikasi keadaan penyebab KLB9. Merencanakan penelitian lain yang sistematis10. Menetapkan saran cara pencegahan atau penanggulangan11. Menetapkan sistim penemuan kasus baru atau kasus dengan komplikasi12. Melaporkan hasil penyelidikan kepada Instansi kesehatan setempat dan kepada sistim pelayanan kesehatan yang lebih tinggi

1.6 Pencegahan Pencegahan PrimordialUntuk Menghindari kemunculan dari adanya faktor resiko. Pencegahan primordial memerlukan peraturan yang tegas dari yang berwenang untuk tidak melakukan hal-hal yang akan menjadikan faktor risiko bagi timbulnya penyakit tertentu. Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)Sasaran pencegahan tingkat pertama dapat ditujukan pada faktor penyebab, lingkungan serta pejamu. Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab bertujuan untuk mengurangi atau menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin dengan usaha antara lain: desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi, penyemprotan insektisida dalam rangka menurunkan dan menghilangkan sumber penularan. Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)Pencegahan tingkat kedua ini meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya wabah, serta untuk mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah terjadinya akibat samping atau komplikasi. Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)Mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut. Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi.

PenanggulanganPenaggulangan KLB Adalah kegiatan yg dilaksanakan utk menangani penderita, mencegah perluasan KLB, mencegah timbulnya penderita atau kematian baru pada suatu KLB yg sedang terjadiTujuan penanggulangan KLB : Mengenal dan mendeteksi sedini mungkin terjadinya klb Melalukan penyelidikan klb Memberikan petunjuk dalam mencari penyebab dan diagnose klb Memberikan petunjuk pengiriman dan penanggulangan klb Mengembangkan sistem pengamatan yang baik dan menyeluruh, dan menyusun perencanaan yang mantap untuk penanggulangan klbUpaya Penanggulangan KLB : Penyelidikan epidemiologis Pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita termasuk tindakan karantina Pencegahan dan pengendalian Pemusnahan penyebab penyakit Penanganan jenazah akibat wabah Penyuluhan kepada masyarakatIndikator Program penanggulangan KLB adalah : Terselenggaranya system kewaspadaan dini KLB di unit-unit pelayanan wilayan puskesmas, kabupaten/kota, propinsi dan nasional. Deteksi dan respon dini KLB Tidak terjadi KLB besar.Indikator Keberhasilan Penanggulangan KLB : Menurunnya frek KLB Menurunnya jumlah kasus pada setiap KLB Menurunnya jumlah kematian pada setiap KLB Memendeknya periode KLB Menyempitnya penyebarluasan wilayah KLB Penanggulangan pasien saat KLB : Jangka pendek Menemukan dan mengobati pasien Melakukan rujukan dengan cepat Malakukan kaporasi sumber air dan disinfeksi kotoran yang tercemar Memberi penyuluhan tentang hygiene dan sanitasilingkungan Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektoral Jangka panjang Memperbaiki faktor lingkungan Mengubah kebiasaan tidak sehat menjadi sehat Pelatihan petugasUpaya penaggulangan KLB DBD : Pengobatan/ perawatan penderita Penyelidikan epidemiologi Pemberantasan vector Penyuluhan kepada mayarakat Evaluasi/ penilaian penanggulangan KLB1.7 Indikator keberhasilan penanggulangan KLB1. Menurunnya frekuensi KLB.2. Menurunnya jumlah kasus pada setiap KLB.3. Menurunnya jumlah kematian pada setiap KLB.4. Memendeknya periode KLB.5. Menyempitnya penyebarluasan wilayah KLB.

Perilaku social budaya masyarakat dalam perilaku kesehatan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori S-O-R atauStimulus Organisme Respon.Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :a. Perilaku tertutup (convert behavior). Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.b. Perilaku terbuka (overt behavior).Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKATPrinsip pendidikan kesehatan masyarakata. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas tetapi merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikanb. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada orang lain karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.c. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar individu keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri.d. Penddikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan ( individu),keluarga, kelompok, dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Ruang Lingkup Pendidikan kesehatan masyarakat.Dimensi sasaran Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat tertentu Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luasDimensi tempat pelaksanaan Pendidikan kesehatan dirumah sakit dengan sasaran pasien dan keluarga Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran pelajar Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasaran masyarakat atau pekerjaDimensi tingkat pelayanan kesehhatan Pendidikan kesehatan promosi kesehatan ( health promotion) missal ; Peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan , gaya hidup dan sebagainya Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus ( specific Protection) missal : imunisasi Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat (early diagnostic and promt treatment ) missal : dengan pengobatan layak dan sempurna dapat menghindari dari resiko kecacatan Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi missal : dengan memulihkan kondisi cacat melalui latihan latihan tertentuMETODE PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKATa. Metode pendidikan individual ( perorangan) Bimbingan dan penyuluhan ( guidance and counseling) yaitu ; kontak antara klien dengan petugas lebih intensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaianya, akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan bedasarkan kesadaran penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut ( mengubah prilaku) Interview ( wawancara);Yaitu merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan dan menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubhan untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pngertian dan kesadara yang kuat apabila belum maka peru penyuluhan yang lebih mendalam lagi.b. Metode pendidikan kelompok Kelompok Besar : Ceramah, seminar kelompok Kecil: diskusi kelompok , Curah pendapat ( brain storming), Bola salju ( snow balling), kelompok kecil kecil ( buzz group), Memainkan peranan ( role play), Permainan simulasi ( simulation game ).c. Metode pendidikan massa Ceramah umum ( public speaking) Pidato pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun radio, pada hakikatnya adalah merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa Simulasi dialog atar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui tv atau radio Tulisan tulisan di majalah / Koran baik dalam bentuk artikel maupun Tanya jawab / konsultasi tentang kesehatan Bill board yang dipasang dipinggir jalan ,spanduk dan posterd. Alat bantu dan media pendidikan kesehatan masayarakat Alat bantu (peraga) Alat alat yang digunakan oleh peserta didik dalam menyampaikan bahan pendidikan /pengajaran. Macam macam alat bantu pendidikan : -Alat bantu lihat ( visual body) seperti Slide , film, film strip Alat bantu dengar ( audio aids) seperti piringan hitam, radio, pita suara Alat bantu lihat dengar seperti : Televisie. Media Pendidikan KesehatanMedia pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pedidikan ( audio visual aids) disebut media pendidikan karena alat alat tersebut merupakan alat saluran ( channel) untuk menyampaikan kesehatan karena alat alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien . berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan pesa kesehatan ( media) media ini dibagi menjadi 3 : Cetak , elektronik. Media papan ( billboard)Perilaku Kesehatan MasyarakatILMU PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATANKonsep perilakuSkinner ( 1938 ) seorang ahli perilaku mengemukakakn bahwa perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara perangsang ( stimulus) dan tanggapan ( respon) ia membagi menjadi 2 yaitu ;a. Respondent respons reflexive respons ialah yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu .perangsangan semacam ini disebut elicting stimuli, karena menimbulkan respon respons yang relative tetap misalnya : makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur , cahaya yang kuat akan menimbulkan mata tertutup dll. Respondent respons ini mencakup juga emosi respons atau emotional behavior. Emotional respons ini timbul karena hal yang kurang mengenakan organism yang ersangkutan. Misalnya menangis karena sedih / sakit . muka merah sebaliknya hal hal yang mengenakan pun dapat menimbulkan perilaku emosinal misalnya tertawa, berjingkat jingkat karena senang.b. Operant respons atau instrumental respons adalah respons yang timbul dan berkembang diikuti oleh perangsangan tertentu. Perangsangan semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforce, karena perangsangan perangsangan tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organism. Oleh karena itu perangsangan yang demikian itu mengikuti atau memperkuat sesuatu perilaku tertentu yang telah dilakukan . Contoh : apabila memperoleh hadiah maka ia akan menjadi lebih giat belajar atau akan lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut. Dengan kata lain respons nya akan lebih intensif atau lebih kuat lagi.PERILAKU KESEHATANYaitu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit , system pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan .perilaku kesehatan mencangkup 4 yaitu :a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia merespon baik pasif maupun aktif perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkatan tingkatan pencegahan penyakit misalnya : Perilaku pencegahan penyakit ( health prevention behavior) respon utuk melaakukan pencegahan penyakit misalnya tidur dengan kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria .imunisasib. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan , baik pelayanan kesehatan tradisional maupun modern. Perilaku ini mencakup respons terhadap fasillitas pelayanan cara pelayanan, petugas kesehatan, dan obat obatan yang terwjud dalam pengetahuan , persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas ,petugas dan obat obatanc. Perilaku terhadap makanan ( nutrition behavior) yaitu respons seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan , meliputi pengetahuan ,persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsure unsure yang terkandung didalamnyad. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan ( environmental health behavior) adalah respon seseorang terhadap lingkungan sekitarnya sebagai determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri dengan bersih , pembuangan air kotor dengan limbah dengan rumah yang sehat dengan pembersihan sarang saranng nyamuk ( vector) dll.KLASIFIKASI PERILAKU a. Perilaku kesehatan ( health behavior) yaitu hal hal yang berkaitan dengan memelihara , meningkatkan dan mencegah penyakit dengan tindakan tindakan perorangan seperti sanitasi, memilih makanan dn kebersihanb. Perilaku sakit ( illness behavior) yaitu tindakan seseorang dalam menyikapi sakit dan kemampuan individu untuk mengidentifikasi penyakit ,penyebab penyakit serta usaha usaha mencegah penyakit tersebut.c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior) yaitu tindakan seseorang yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan . perilaku ini disamping berpengaruh terhadap kesehatan /kesakitanya sendiri juga berpengaruh terhadap kesehatan/kesakitanya sendiri juga berpengaruh terhadap orang lain terutama anak anak yang belm mempunyai kesadaran dan tanggung jawab terhadap kesehatanya.

RESPON PERILAKU TERHADAP PENYAKITa. Bentuk pasif: respon internal yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain missal tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.b. Bentuk Aktif: yaitu perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung misalnya pada kedua contoh diatas si ibu sudah membawa anaknya ke puskesmas untuk imunisasi FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHIa. Faktor predisposing berupa pengetahuan , sikap , kepercayaa, tradisi, nilai dllb. Faktor enabling /pemungkin berupa ketersediaan sumber sumber / fasilitas peraturan peraturanc. Faktor reinforcing/ mendorong/memperkuat berupa tokoh agama , tokoh masyarakat.PERUBAHAN PERILAKUa. Teori Stimulus dan Transformasib. Teori teori belajar social ( social searching ) Tingkah laku sama ( same behavior ) Tingkah laku tergantung ( matched dependent behavior 0 Tingkah laku salinan ( copying behavior )e. Teori belajar social dari bandara dan walter Efek modeling ( modeling effect ) yaitu peniru melakukan tingkah laku baru melalui asosiasi sehingga sesuai dengan tingkah laku model Efek menghambat ( inhibition) dan menghapus hambatan ( dishinbition ) dimana tingkah laku yang tidak sesuai dengaan model dihambat timbulnya, sedangkan tingkah laku yang sesuai dengan tingkah laku model dihapuskan hambatannya sehingga timbul tingkah laku yang dapat menjadi nyata Efek kemudahan ( facilitation effect ) yaitu tingkah laku yang sudah pernah dipelajari oleh peniru lebih mudah muncul kembali dengan mengamati tingkah laku model.Pengetahuan, Sikap dan Perilaku MengobatiMayoritas masyarakat dengan pengetahuan kurang dan sedang (78%), sikap yang sedang (8%) cenderung akan berobat ke puskesmas jika mereka telah menderita atau merasakan matanya sakit seperti gatal, mata merah, belekan, jika telah mengalami kebutaan, bila sudah tidak dapat bekerja , tidak dapat mengenali seseorang dalam jarak dekat maupun jauh, dan tidak bisa berjalan dengan baik. Mereka biasanya akan mengeluh sakit pada matanya sehingga mereka baru memeriksakan sakitnya ke puskesmas. Berdasarkan teori perilaku pencarian pelayanan kesehatan disebutkan bahwa perilaku orang yang sakit untuk memperoleh penyembuhan mencakup tindakan- tindakan seperti perilaku pencarian dan penggunaan fasilitas/tempat pelayanan kesehatan (baik tradisional maupun modern). Tindakan ini dimulai dari mengobati sendiri sampai mencari pengobatan di luar negeri Masyarakat jika menderita sakit cenderung mengobati sendiri terlebih dahulu dengan membeli obat di warung seperti tetes mata, salep di apotik tanpa resep dari dokter, mereka hanya menanyakan kepada penjaga apotik obat mana yang biasa digunakan untuk mata merah, padahal dengan mereka membeli obat tanpa resep dokter belum tentu itu baik buat kesehatan mata, dan belum tentu obat tersebut tidak menimbulkan efek samping jika mengabaikan aturan pemakaian. Dan ada juga yang mengobati secara tradisional yaitu dengan mengompres mata dengan air hangat, air sirih, air teh, daun kelor dan air bambu. Di sisi lain masyarakat dengan pengetahuan baik (22%) dan bersikap baik (92%) berperilaku langsung mengobati ke puskesmas atau rumah sakit. Hal ini dikarenakan mereka mengetahui apa yang akan terjadi jika terlambat dalam melakukan pengobatan, dan juga mereka memiliki dasar pengetahuan yang baik tentang kesehatan, khususnya kesehatan mata. Sehingga jika mengalami gangguan pada mata mereka langsung mengobati dengan rasional.

Pelayanan Kesehatan Modern1. Polindes.Polindes adalah salah satu program pembangunan oleh pemerintah RI bidang kesehatan yang berangkat dari persoalan tingginya angka kesakitan dan kematian ibu karena hamil dan bersalin. Program ini merupakan program penyediaan fasilitas layanan kesehatan di desa yang jauh dari fasilitas kesehatan yang memadai. Tiga tujuan utama program adalah: sebagai tempat pelayanan kesehatan ibu, anak dan KB. sebagai tempat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan. sebagai tempat konsultasi, penyuluhan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat, dukun bayi dan kader kesehatan.Secara institusi dan gagasan, polindes merupakan representasi sistim medis modern yang dalam proses intervensi di masyarakat sasaran akan bertemu dengan sistim medis lokal tradisional. Dinamika dan proses komunikasi yang terjadi antara keduanya menghasilkan adopsi parsial program oleh masyarakat sasaran. Hal yang menarik dari data temuan lapangan adalah terdapat perbedaan perspektif antara program dan nilai-nilai lokal dalam menginterpretasi kehamilan dan persalinan dan etiologi tentang sehat sakit. Program beroperasi atas dasar prinsip-prinsip fisiologis dan model-model biomedis serta bekerja atas diktum preventif.Hal ini konsisten dengan cara kerja sistem medis modern (dalam hal ini program KIA di polindes) yaitu mencegah lebih baik dari pada mengobati. Bagi pengetahuah lokal, kehamilan dan persalinan lebih dijelaskan dalam kerangka religius dan transendental sehingga campur tangan manusia dianggap minimal dan pasif. Dalam konteks pemikiran ini, pemeliharaan dan perawatan dengan makna mencegah resiko sebalum terjadi tidak dikenal dan dianggap mendahului takdir yang memberi rasionalisasi rendahnya angka kunjungan konsultasi ibu selama kehamilan hingga paska bersalin. Pada gilirannya hal ini menghambat deteksi dini resiko pada kehamilan ibu dan menghalangi upaya-upaya untuk mengatasinya. Pendekatan program yang cendrung tekhnikal medis membuat program menjadi keras dan impersonal bagi ibu. Memperhatikan dan mengadopsi sistim kognisi lokal, etiologi setempat dan pola keterlibatan individu-individu dalam sistim sosial setempat kedalam program dapat memberi keuntungan pada program dalam jangka panjang hingga program dapat menyediakan layanan yang lebih sesuai dengan kondisi dan pengetahuan lokal. Upaya memahami nilai-nilai budaya dan sistim sosial setempat memberi pemahaman tentang faktor- faktor yang menghambat diadopsinya program dan merancang strategi yang dapat mendukung program. Kata kunci: Polindes, pelayanan kesehatan ibu hamil bersalin, faklor sosial budaya.2. Holistik ModernSudah saatnya bagi masyarakat untuk beralih ke layanan kesehatan holistik modern. Dalam situasi biaya pelayanan kesehatan umum sekarang ini sangat tinggi dan kadang-kadang terasa mencekik dan sulit dijangkau oleh sebagian besar masyarakat, maka untuk mendapatkan konsultasi dan pengobatan berbagai penyakit secara maksimum dengan akurat dan hemat, sudah saatnya masyarakat memanfaatkan layanan kesehatan Holistik Modern. DR.ASVIAL RIVAI, M.D (M.A) sang pelopor dan pengembang layanan kesehatan holistik modern itu di Indonesia sejak tahun 1997, menjelaskan. Di bawah ini, kami tampilkan wawancara Kris Sadipun dari Bekasi Ekspres (BE) dengan DR.ASVIAL RIVAI (AR) di Kantor Pusat Holistik Moderen, Mall Belannova, Sentul City, Bogor, dalam bentuk tanya-jawab menyangkut keunggulan layanan kesehatan Holistik Moderen BE: Apa yang dimaksud dengan layanan kesehatan Holistik Modern? AR:Itu hanya sebuah nama. Apalah arti sebuah nama, banyak orang berkata begitu. Tapi sebenarnya holistik modern merupakan sebuah sebutan terhadap satu sistem pelayanan terpadu dalam memenuhi berbagai kebutuhan untuk pemeliharaan dan perbaikan tingkat kesehatan yang mungkin sudah rusak yang disebut sakit-sakitan. Layanan kesehatan holistik modern dalam arti yang sangat dalam, meliputi berbagai pelayanan termasuk layanan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, konsultasi kesehatan secara menyeluruh (baik fisik, emosional dan juga kejiwaan), perawatan / pengobatan penyakit-penyakit secara menyeluruh (juga fisik, emosional dan kejiwaan), pemberian nasehat dan anjuran-anjuran kesehatan secara menyeluruh (berlaku juga untuk kesehatan fisik, emosional dan kejiwaan), kontrol ulang serta bimbingan / tuntunan selama penyakit-penyakitnya belum sembuh atau selama masih dibutuhkan oleh sipenderita. Itu dilakukan secara terpadu oleh satu tenaga praktisi yang sudah dilatih untuk menekuni profesi itu, tanpa harus rujuk kesana sini, tanpa harus ambil darah, tanpa suntikan, tanpa melukai dan malah tanpa buka-buka pakaian sangat etis.Dalam melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh, digunakan berbagai metode yang megacu pada ilmu pengetahuan kesehatan dengan benar, sebagai satu pandangan lain nonmedis, yang merupakan terobosan baru dalam bidang kesehatan yang sangat sederhana tapi sangat efektif, yaitu ilmuiridologyyang berasal atau ditemukan oleh seorang dokter medis di Eropa (yaitu satu ilmu pengetahuan bagaimana mendeteksi penyakit malalui tanda-tanda yang terjadi pada mata akibat adanya gangguan penyakit itu), Ilmukinesiologyyang berasal atau ditemukan oleh seorang ahli saraf di Amerika (yaitu ilmu pengetahuan bagaimana mengetahui tingkat kesehatan organ-organ dan sistem tubuh melalui kelemahan yang terjadi pada otot lengan) dan ilmuphytobiophysicsyang berasal atau ditemukan oleh seorang dokter juga di Inggris (yaitu bagaimana mengetahui dan memperbaiki tingkat penyakit dan kelemahan tubuh seseorang melalui perobahan energy yang terjadi pada tubuh yang ditest dengan energy bunga-bungaan berbagai warna). Dan ada juga berbagai cara pendeteksian dan perawatan yang lain, seperti heart lock, jump leading, universal energy, podorachidian dan lain-lain.3. Pelayanan Kesehatan TradisionalSekalipun pelayanan kesehatan moderen telah berkembang di Indonesia, namun jumlah masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional tetap tinggi. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2001 ditemukan sekitar 57,7% penduduk Indonesia melakukan pengobatan sendiri, sekitar 31,7% menggunakan obat tradisional serta sekitar 9,8% menggunakan cara pengobatan.Adapun yang dimaksud dengan pengobatan tradisional disini adalah cara pengobatan atau perawatan yang diselenggarakan dengan cara lain diluar ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan yang lazim dikenal, mengacu kepada pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun, atau berguru melalui pendidikan, baik asli maupun yang berasal dari luar Indonesia, dan diterapkan sesuai norma yang berlaku dalam masyarakat (UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan).

Banyak faktor yang berperan, kenapa pemanfatan pengobatan tradisional masih tinggi di Indonesia. Beberapa diantaranya yang dipandang penting adalah:1. Pengobatan tradisional merupakan bagian dari sosial budaya masyarakat.2. Tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan latar belakang budaya masyarakat menguntungkan pengobatan tradisional.3. Terbatasnya akses dan keterjangkauan pelayanan kesehatan moderen.4. Keterbatasan dan kegagalan pengobatan modern dalam mengatasi beberapa penyakit tertentu.5. Meningkatnya minat masyarakat terhadap pemanfaatan bahan-bahan (obat) yang berasal dari alam (back to nature).6. Meningkatnya minat profesi kesehatan mempelajari pengobatan tradisional.7. Meningkatnya modernisasi pengobatan tradisional.8. Meningkatnya publikasi dan promosi pengobatan tradisional.9. Meningkatnya globalisasi pelayanan kesehatan tradisional.10. Meningkatnya minat mendirikan sarana dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional.Pengobatan alternatif bias dilakukan dengan menggunakan obat-obat tradisional, yaitu bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Pengobatan alternatif merupakan bentuk pelayanan pengobatan yang menggunakan cara, alat atau bahan yang tidak termasuk dalam standar pengobatan kedokteran moderen (pelayanan kedoteran standar) dan digunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran moderen tersebut.Berbagai istilah telah digunakan untuk cara pengobatan yang berkembang di tengah masyarakat. WHO (1974) menyebut sebagai traditional medicineatau pengobatan tradisional. Para ilmuwan lebih menyukai traditional healding. Adapula yang menyebutkanalternatif medicine. Ada juga yang menyebutkan denganfolk medicine, ethno medicine, indigenous medicine(Agoes, 1992;59).Dalam sehari-hari kita menyebutnya pengobatan dukun. Untuk memudahkan penyebutan maka dalam hal ini lebih baik digunakan istilah pengobatan alternatif, karena dengan istilah ini apat ditarik garis tegas perbedaan antara pengobatan moderen dengan pengobatan di luarnya dan jugadapat merangkum sistem-sistem pengobatan oriental (timur) seperti pengobatan tradisional atau sistem penyembuhan yang berakar dari budaya turun temurun yang khas satu etnis (etno medicine).Pengobatan alternatif sendiri mencakup seluruh pengobatan tradisional dan pengobatan alternatif adalah pengobatan tradisional yang telah diakui oleh pemerintah. Pengobatan yang banyak dijumpai adalah pengobatan alternatif yang berlatar belakang akar budaya tradisi suku bangsa maupun agama. Pengobat (curer) ataupun penyembuh (healer) dari jasa pengobatan maupun penyembuhan tersebut sering disebut tabib atau dukun. Pengobatan maupun diagnosa yang dilakukan tabib atau dukun tersebut selalu identik dengan campur tangan kekuatan gaib ataupun yang memadukan antara kekuata rasio dan batin.Salah satu cirri pengobatan alternatif adalah penggunaan doa ataupun bacaan-bacaan. Doa atau bacaan dapat menjadi unsur penyembuh utama ketika dijadikan terapi tunggal dalam penyembuhan.Selain doa ada juga ciri yang lain yaitu adanya pantangan pantangan.Pantangan berarti suatu aturan-aturan yang harus dijalankan oleh pasien. Pantangan-pantangan tersebut harus dipatuhi demi kelancaran proses pengobatan, agar penyembuhan dapat selesai dengan cepat.Dimana pantanganpantangan tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita pasien. Seperti misalnya penyakit patah tulang maupun terkilir, biasanya dilarang unutk mengkonsumsi minum es dan kacang-kacangan. Makanan-makanan tersebut menurutnya dapat mengganggu aliran syaraf-syaraf yang akan disembuhkan.Memahami dan Menjelaskan Penyelidikan Epidemiologi

2.1 Definisiadalah rangkaian kegiatan untuk mengetahui suatu kejadian baik sedang berlangsung maupun yang telah terjadi, sifatnya penelitian, melalui pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan dan analisa data, membuat kesimpulan dan rekomendasi dalam bentuk laporan.

2.2 Tujuan dan Manfaat EpidemiologiManfaat Epidemiologi antara lain:1. Membantu pekerjaan Administrasi Kesehatan2. Dapat menerangkan penyebab masalah kesehatan3. Dapat menerangkan perkembangan alamiah penyakit4. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatana. Epidemi (singkat dan tinggi)b. Pandemi (peningkatan yang sangat tinggi dan telah amat luas)c. Endemi (frekuansi tetap dalam waktu yang lama)d. Sporadik (berubah-ubah menurut perubahan waktu) Tujuan Penyelidikan Epidemiologi (PE)Mendapatkan besaran masalah yang sesunguhnya, Mendapatkan gambaran klinis dari suatu penyakit, Mendapatkan gambaran kasus menurut variabel Epidemiology, Mendapatkan informasi tentang faktor risiko (lingkungan, vektor, perilaku, dll) dan etiologi, Dari ke empat tujuan di tersebut dapat dianalisis sehingga dapat memberikan suatu penanggulangan atau pencegahan dari penyakit itu.

2.3 Langkah Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi (PE) 1. Tahap survey pendahuluan :a. Memastikan adanya KLBb. Menegakan diagnosac. Buat hypotesa sementara ( penyebab, cara penularan, faktor yg mempengaruhi)2. Tahap Pengumpulan Data :a. Identifikasi kasus kedalam variabel epid (orang, tempat, waktu)b. Uji hipotesisc. Menentukan kelompok yg rentan3. Tahap pengolahan data :a. Lakukan pengolahan menurut variable epid, menurut ukuran epid, menurut nilai statstik.b. Lakukan analisa data menurut variable epid, ukuran epid,dan nilai statistik. Bandingkan dg nilai yang sudah adac. Buat intepretasi hasil analisad. Buat laporan hasil penanggulangan4. Tentukan tindakan penanggulangan dan pencegahan :* Tindakan penanggulangan :- Pengobatan penderita- Isolasi kasus* Tindakan pencegahan :- Surveilans yg ketat- Perbaikan mutu lingkungan- Perbaikan status kesehatan masyarakat

2.4 Indikasi Pencegahan & Penanggulangan Laporan masyarakat, politik, serta kepentingan legal aspek On the Job Traning Penelitian Masalah Program Pemberantasan

Memahami dan menjelaskan Puskesmas

Definisi Puskesmas Menurut Depkes 1991,Suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008)

Fungsi PuskesmasFungsi Puskesmas adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan misinya. Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive, preventif, curative, dan rehabilitatif. Prioritas yang harus dikembangkan oleh Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health service).

Fungsi puskesmas itu sendiri meliputi1) Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan Pusat pemberdayaan2) masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan3) Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program

Program Pokok Puskesmas1) KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)2) KB (Keluarga Berencana)3) Usaha Kesehatan Gizi4) Kesehatan Lingkungan5) Pemberantasan dan pencegahan penyakit menular6) Pengobatan termasuk penaganan darurat karena kecelakaan7) Penyuluhan kesehatan masyarakat8) Kesehatan sekolah9) Kesehatan olah raga10) Perawatan Kesehatan11) Masyarakat12) Kesehatan kerja13) Kesehatan Gigi dan Mulut14) Kesehatan jiwa15) Kesehatan mata16) Laboratorium sederhana17) Pencatatan dan pelaporan dalam rangka SIK18) Pembinaan pemgobatan tradisional19) Kesehatan remaja20) Dana sehat

Tujuan PuskesmasTujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran , kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

Peran PuskesmasSebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat diwilayah terkecil dalam hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri

Tugas PuskesmasPuskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan kabupaten / kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunankesehatan disuatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu , dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Puskesmasw melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara mrnyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.Jenis pelayan kesehatan disesuaikandengan kemampuan puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas.Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut adalah ( Basic Six):a. Upaya promosi kesehatanb. Upaya kesehatan lingkunganc. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencanad. Upaya perbaikan gizi masyarakate. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menularf. Upaya pengobatan

Visi PuskesmasVisi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama, yakni: Lingkungan sehat Perilaku sehat Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta Derajat kesehatan penduduk kecamatan

Misi Puskesmas Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.Puskesmas akan selalu menggerakan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan damapk negative terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatanyang diselenggarakan puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan sertameningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.

Tata kerja puskesmas

1. Dengan Kantor KecamatanDalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya masyarakat oleh puskesmas, koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitasi.2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/KotaPuskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dengan demikian secara teknis dan administratif, puskesmas bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebaliknya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggungjawab membina serta memberikan bantuan administratif dan teknis kepada puskesmas.3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata PertamaSebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerjasama termasuk penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan RujukanDalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatanmasyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai pelayanankesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan, jalinan kerjasama tersebutdiselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti rumahsakit (kabupaten/kota) dan berbagai balai kesehatan masyarakat (balai pengobatanpenyakit paru-paru, balai kesehatan mata masyarakat, balai kesehatan kerja masyarakat,balai kesehatan olahraga masyarakat, balai kesehatan jiwa masyarakat, balai kesehatanindra masyarakat). Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasamadiselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat rujukan,seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, BalaiLaboratorium Kesehatan serta berbagai balai kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebutdiselenggarakan melalui penerapan konsep rujukan yang menyeluruh dalam koordinasiDinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Unit bidan di desa/komunitas5. Dengan Lintas SektorTanggungjawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk mendapat hasil yang optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan. Diharapkan di satu pihak, penyelenggaraan pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut mendapat dukungan dari berbagai sektor terkait, sedangkandi pihak lain pembangunan yang diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat kecamatan berdampak positif terhadap kesehatan.6. Dengan MasyarakatSebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP) yang menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, orgasnisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha. BPP tersebut berperan sebagai mitra puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan Kesehatan3.3 Mutu pelayanan dan CakupanSistem mutu adalah program perencanaan, kegiatan, sumberdaya dan kejadian yang didorong oleh manajemen, berlaku diseluruh organisme dan proses dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Selain dari dimensi mutu, cakupan dari mutu juga harus diperhatikan. Yang mana cakupan tersebut sebagai berikut:1. Mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan.2. Menterjemahkan secara cepat dan dicirikan pada produk jasa yang kita berikan.3. Merancang sistem agar produk jasa disampaikan secara tepat dan cepat.4. Mempersiapkan personal yang akan memberikan pelayanan.5. Memepersiapkan material untuk menghasilkan informasi pelayanan tersebut.6. Mempersiapkan sistem untuk memperoleh informasi baik. Mutu Pelayanan Kesehatan dapat dilihat dalam 5 dimensi mutu yaitu :1. Responsiveness (Cepat Tanggap)Pelayanan kesehatan yang responsif ditentukan oleh sikap staf yang didepan karena berhubungan langsung dengan para pengguna jasa dan keluarganya.2. Reliability Pelayanan kesehatan dengan tepat waktu dan akurat sesuai dengan yang ditawarkan. 3. AssurancePengetahuan, kesopanan dan sifat petugas yang dipercaya oleh pelanggan. Dimensi ini meliputi faktor keramahan, kompetensi, kredibilitas dan keamanan.4. EmpathyKriteria ini terkait dengan rasa kepedulian dan perhatian khusus staf kepada setiap pengguna jasa, memahami kebutuhan mereka dan memberikan kemudahan untuk dihubungi setiap saat jika para pengguna jasa ingin memperoleh bantuannya5. TangibleMutu jasa pelayanan kesehatan juga dapat dirasakan secara langsung oleh para penggunanya dengan menyediakan fasilitas fisik dan perlengkapan yang memadai. Contohnya ruang penerimaan dan perawatan pasien yang bersih, nyaman, lengkap.

Cakupan pelayanan kesehatanSistem terbentuk dari elemen atau bagian yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Apabila salah satu bagian atau sub sistem tidak berjalan dengan baik maka akan mempengaruhi bagian yang lain. Secara garis besar, elemen-elemen dalam sistem itu adalah sebagai berikut :1. Masukan (Input) adalah sub-sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya sistem.2. Proses ialah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga menghasilkan sesuatu (keluaran) yang direncanakan.3. Keluaran (out put) ialah hal yang dihasilkan oleh proses.4. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu lamanya.5. Umpan balik (feed back) ialah juga merupakan hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk sistem tersebut.6. Lingkungan (environment) ialah dunia di luar sistem yang mempengaruhi sistem tersebut.

4. Sistem RujukanSistim perujukanAdalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horisontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.Sistem rujukan adalah system yang dikelola secara strategis, proaktif, pragmatif dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya terutama ibu dan bayi baru lahir, dimanapun mereka berada dan berasal dari golongan ekonomi manapun agar daoat dicapai peningkatan derajat kesehatan ibu dan bayi melalui peningkatan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan dan neonatal di wilayah mereka berada. (Depkes RI, 2006)

Menuruttata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan internal dan rujukan eksternal. Rujukan Internaladalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk Rujukan Eksternaladalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).Menurutlingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan Medik dan rujukan Kesehatan. Rujukan Medikadalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah. Rujukan Kesehatanadalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).

Gbr: Alur rujukanKeterangan:# RUMAH SAKIT TIPE AMerupakan Rumah Sakit yang telah mampu memberikan pelayanan Kedokteran Spesialis dan Subspesialis luas sehingga oleh pemerintah ditetapkan sebagai tempat rujukan tertinggi (Top Referral Hospital) atau biasa juga disebut sebagai Rumah Sakit Pusat.# RUMAH SAKIT TIPE BMerupakan Rumah Sakit yang telah mampu memberikan pelayanan Kedokteran Spesialis dan Subspesialis terbatas. Rumah Sakit ini didirikan di setiap Ibukota Propinsi yang mampu menampung pelayanan rujukan dari Rumah Sakit tingkat Kabupaten.# RUMAH SAKIT TIPE CMerupakan Rumah Sakit yang telah mampu memberikan pelayanan Kedokeran Spesialis terbatas. Rumah Sakit tipe C ini didirikan di setiap Ibukota Kabupaten (Regency hospital) yang mampu menampung pelayanan rujukan dari Puskesmas

Jenis rujukanSecara konsepsional meliputi:1. Rujukan Medik: Konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakanoperatif dan lain-lain Pengiriman bahan (spesimen) pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu pelayanan pengobatan setempat.2. Rujukan Kesehatan:Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif yang antara lain meliputi bantuan: Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau berjangkitnya penyakit menular Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah Penyidikan sebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan keracunan dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan masal Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk pengungsi atas terjadinya bencana alam Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air bersih bagi masyarakat umum Pemeriksaan spesimen air di laboratorium kesehatan dan sebagainya.

Tujuan Sistem Rujukan Upaya Kesehatana. Umum:Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung mutu pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan beerhasil gunab. Khusus: Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif secara berhasil guna dan berdaya guna.

Jalur Rujukan berlangsung sebagai berikut:a. Intern antar petugas Puskesmasb. Antara Puskesmas Pembantu dengan Puskesmasc. Antara masyarakat dengan Puskesmasd. Antara satu Puskesmas dengan Puskesmas yang laine. Antara Puskesmas dengan RS, Laboratorium atau fasilitas kesehatan lainnyaf. Upaya kesehatan Rujukan

Langkah-langkah dalam meningkatkan rujukan:a. Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dalam menampung rujukan dari Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan dari masyarakatb. Mengadakan Pusat Rujukan Antara dengan mengadakan ruangan tambahan untuk 10 tempat tidur perawatan penderita gawat darurat pada lokasi yang strategisc. Meningkatkan sarana komunikasi antara unit-unit pelayanan kesehatan dengan perantaraan telpon atau radio komunikasi pada setiap unit pelayanan kesehatand. Menyediakan puskesmas keliling pada setiap kecamatan dalam bentuk kendaraan roda 4 atau perahu bermotor yang dilengkapi dengan radio komunikasie. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan yang memadai bagi sistem rujukan, baik rujukan medik maupun rujukan kesehatanf. Meningkatkan dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan rujukan

Keuntungan system rujukan1. Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien, berarti bahwa pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah, dan secara psikologi member rasa aman pada pasien dan keluarganya2. Dengan adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan dan keterampilan petugas daerah makin meningkat sehingga semakin banyak kasus yang dapat dikelola di daerah masing-masing.3. Masyarakat desa dapat menikmati tenaga ahli

LI 5. MM. Tujuan syariat islam dan Hukum menjaga kesehatan dalam islam Menurut buku Syariah dan Ibadah (Pamator 1999) yang disusun oleh Tim Dirasah Islamiyah dari Universitas Islam Jakarta, ada 5 (lima) hal pokok yang merupakan tujuan utama dari Syariat Islam, yaitu:

1. Memelihara kemaslahatan agama(Hifzh al-din)Agama Islam harus dibela dari ancaman orang-orang yang tidak bertanggung-jawab yang hendak merusak aqidah, ibadah dan akhlak umat. Ajaran Islam memberikan kebebasan untuk memilih agama, seperti ayat Al-Quran:Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)(QS Al-Baqarah [2]: 256).Akan tetapi, untuk terpeliharanya ajaran Islam dan terciptanya rahmatan lilalamin, maka Allah SWT telah membuat peraturan-peraturan, termasuk larangan berbuat musyrik dan murtad:Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempesekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.(QS An-Nisaa [4]: 48).Dengan adanya Syariat Islam, maka dosa syirik maupun murtad akan ditumpas.

2. Memelihara jiwa(Hifzh al-nafsi)Agama Islam sangat menghargai jiwa seseorang. Oleh sebab itu, diberlakukanlah hukum qishash yang merupakan suatu bentuk hukum pembalasan. Seseorang yang telah membunuh orang lain akan dibunuh, seseorang yang telah mencederai orang lain, akan dicederai, seseorang yang yang telah menyakiti orang lain, akan disakiti secara setimpal. Dengan demikian seseorang akan takut melakukan kejahatan. Ayat Al-Quran menegaskan:Hai orang-orang yang beriman! Telah diwajibkan kepadamu qishash (pembalasan) pada orang-orang yang dibunuh(QS Al-Baqarah [2]: 178).Namun, qishash tidak diberlakukan jika si pelaku dimaafkan oleh yang bersangkutan, atau daiat (ganti rugi) telah dibayarkan secara wajar. Ayat Al-Quran menerangkan hal ini:Barangsiapa mendapat pemaafan dari saudaranya, hendaklah mengikuti cara yang baik dan hendaklah (orang yang diberi maaf) membayar diat kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula)(QS Al-Baqarah [2]: 178).Dengan adanya Syariat Islam, maka pembunuhan akan tertanggulani karena para calon pembunuh akan berpikir ulang untuk membunuh karena nyawanya sebagai taruhannya. Dengan begitu, jiwa orang beriman akan terpelihara.

3. Memelihara akal(Hifzh al-aqli)Kedudukan akal manusia dalam pandangan Islam amatlah penting. Akal manusia dibutuhkan untuk memikirkan ayat-ayat Qauliyah (Al-Quran) dan kauniah (sunnatullah) menuju manusia kamil. Salah satu cara yang paling utama dalam memelihara akan adalah dengan menghindari khamar (minuman keras) dan judi. Ayat-ayat Al-Quran menjelaskan sebagai berikut:Mereka bertanya kepadamu (wahai Muhammad) mengenai khamar (minuman keras) dan judi. Katakanlah: Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa kedua-duanya lebih besar dari manfaatnya.(QS Al-Baqarah [2]: 219).Syariat Islam akan memelihara umat manusia dari dosa bermabuk-mabukan dan dosa perjudian.

4. Memelihara keturunan dan kehormatan(Hifzh al-nashli)Islam secara jelas mengatur pernikahan, dan mengharamkan zina. Didalam Syariat Islam telah jelas ditentukan siapa saja yang boleh dinikahi, dan siapa saja yang tidak boleh dinikahi. Al-Quran telah mengatur hal-hal ini:Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu.(QS Al-Baqarah [2]: 221).Perempuan dan lak-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu berimankepada Allah dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.(QS An-Nur [24]: 2).Syariat Islam akan menghukum dengan tegas secara fisik (dengan cambuk) dan emosional (dengan disaksikan banyak orang) agar para pezina bertaubat.5. Memelihara harta benda(Hifzh al-mal)Dengan adanya Syariat Islam, maka para pemilik harta benda akan merasa lebih aman, karena Islam mengenal hukuman Had, yaitu potong tangan dan/atau kaki. Seperti yang tertulis di dalam Al-Quran:

Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagaimana) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha perkasa lagi Maha Bijaksana(QS Al-Maidah [5]: 38).Hukuman ini bukan diberlakukan dengan semena-mena. Ada batasan tertentu dan alasan yang sangat kuat sebelum diputuskan. Jadi bukan berarti orang mencuri dengan serta merta dihukum potong tangan. Dilihat dulu akar masalahnya dan apa yang dicurinya serta kadarnya. Jika ia mencuri karena lapar dan hanya mengambil beberapa butir buah untuk mengganjal laparnya, tentunya tidak akan dipotong tangan. Berbeda dengan para koruptor yang sengaja memperkaya diri dengan menyalahgunakan jabatannya, tentunya hukuman berat sudah pasti buatnya. Dengan demikian Syariat Islam akan menjadi andalan dalam menjaga suasana tertib masyarakat terhadap berbagai tindak pencurian..Hukum berobat dalam islam1. Pendapat pertama mengatakan bahwa berobat hukumnya wajib, dengan alasan adanya perintah Rosululloh shallallahu alaihi wa sallam untuk berobat dan asal hukum perintah adalah wajib, ini adalah salah satu pendapat madzhab Malikiyah, Madzhab Syafiiyah, dan madzhab Hanabilah.2. Pendapat kedua mengatakan sunnah/ mustahab, sebab perintah Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk berobat dan dibawa kepada hukum sunnah karena ada hadits yang lain Rosululloh shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan bersabar, dan ini adalah madzhab Syafiiyah.3. Pendapat ketiga mengatakan mubah/ boleh secara mutlak , karena terdapat keterangan dalil- dalil yang sebagiannya menunjukkan perintah dan sebagian lagi boleh memilih, (ini adalah madzhab Hanafiyah dan salah satu pendapat madzhab Malikiyah).4. Pendapat kelima mengatakan makruh, alasannya para sahabat bersabar dengan sakitnya, Imam Qurtubi rahimahullah mengatakan bahwa ini adalah pendapat Ibnu Masud, Abu Darda radhiyallahu anhum, dan sebagian para Tabiin.5. Pendapat ke enam mengatakan lebih baik ditinggalkan bagi yang kuat tawakkalnya dan lebih baik berobat bagi yang lemah tawakkalnya, perincian ini dari kalangan madzhab Syafiiyah.