kelompok 2 ske b

68
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikanlaporan tutorial skenario A Blok 5 Semester 2. Shlawat seiring salam selalu tercurah kepada junjungan kita,nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga,sahabat, dan pengikutnya hingga akhirzaman. Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna perbaikan tugas-tugas selanjutnya . Dalam penyelesain tugas tutorial ini,kami banyak mendapat bantuan,bimbingan dan saran. Pada kesempatan inikami sampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada : 1.Yth.Ertati Suarni, S.Si. M.Farm., Apt. 2.Semua Anggota dan pihak yang terkait dalam pembuatan laporan ini Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang diberikan kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan.Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.Amin. Laporan tutorial Skenario B 1

Upload: ragil-putra-jaya-utama

Post on 10-Dec-2015

37 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

sds

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikanlaporan tutorial skenario A Blok 5 Semester 2. Shlawat

seiring salam selalu tercurah kepada junjungan kita,nabi besar Muhammad SAW beserta

para keluarga,sahabat, dan pengikutnya hingga akhirzaman.

Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna perbaikan tugas-tugas

selanjutnya .

Dalam penyelesain tugas tutorial ini,kami banyak mendapat bantuan,bimbingan dan

saran. Pada kesempatan inikami sampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada :

1.Yth.Ertati Suarni, S.Si. M.Farm., Apt.

2.Semua Anggota dan pihak yang terkait dalam pembuatan laporan ini

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang diberikan kepada

semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi

kita dan perkembangan ilmu pengetahuan.Semoga kita selalu dalam lindungan Allah

SWT.Amin.

Palembang,22 Maret 2015

Penulis

Laporan tutorial Skenario B 1

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 3

1.2 Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial ................................................................................................ 4

2.2 Skenario Kasus ............................................................................................. 4

2.3 Klarifikasi Istilah .......................................................................................... 5

2.4 Identifikasi Masalah...................................................................................... 6

2.5 Analisis Masalah dan Sintesis ...................................................................... 6

2.6 Kesimpulan .................................................................................................. 54

2.7 Kerangka Konsep ......................................................................................... 55

2.8 Learning Issue .............................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 56

Laporan tutorial Skenario B 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Homeostatis, Stresadaptasi dan Metabolisme adalah blokkelima pada semester II

dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Palembang.

Pada kesempatan ini diadakan tutorial studi kasus Skenario B yang memaparkan kasus

yang berkaitan dengan dehidrasi dan Hipernatremi disebabkan karena tidak minum dan

terpajan sengatan sinar matahari.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:

Sebagai laporan kepada tutor yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran

KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

Dapat menyelesaikan kasus yang dipaparkan dalam skenario dengan metode

analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II

Laporan tutorial Skenario B 3

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutor : Dr. Putri Rizki M.Kes

Moderator : Armiko Bantara

Sekretaris Meja : Rahma Noora Firdayani

Sekretaris Papan: Rati Permatasari

Waktu Tutorial : 1.Selasa, 24 Maret 2015

2. Kamis, 26 Maret 2015

Peraturan tutorial

1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.

2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argument

3. Izin saat akan keluar ruangan

4. Tenang dan memperhatikan saat tutor memberi pengarahan

5. Selama tutorial berlangsung menjaga sikap dan perkataan

2.2 Skenario B Blok 5

Imron 40 tahun seorang nelayan, berhasil menyelamatkan diri dari kapal

miliknya yang karam karena ombk, dan berhasil bepegangan pada sebuah batang balok.

Ia terombang ambing ditengah laut selama 2 hari. Selama ditengah laut ia tidak minum

dan terpajan sengatan matahari. Imron merasa sangat ahus,lemah dan mata berkunang-

kunang. Sesekali ia merasa berilusi melihat pulau yang sesungguhnya tidak ada. Setelah

hari kedua, ia berhasil ditemukan oleh kapal penyelamat langsung dibawa ke klinik

kapal. Saat si klinik, ia mengalami kejang dan matanya terlihat bengkak.

Hasil pemeriksaan menunjukan :

- Kesadaran : Mata terpejam namun membuka bila ia dipanggil dapat menggerakan

tangan dan kai sesuai perintah, bisa diajak bicara namun terlihat bingung.

- Tanda vital:

- HR : 118x/menit, TD 100/70 mmHg, RR:28x/menit, suhu : 36,8

- Pemeriksaan laboratorium:

Kimia darah : kadar natrium : 168 mEq/L, kadar kalium : 4 mEq/L.

Dokter memberikan cairan dextroses 5% pada imron melalui IVFD.

Laporan tutorial Skenario B 4

2.3 Klarifikasi Istilah :

Terombang ambing : terapung-apung turun naik kekiri kekanan dibawah

ombak

Terpajan : Suatu kondisi atau keadaan yang berhadapan secara

langsung

Mata berkunang : seakan-akan melihat cahaya berkilat-kilat ada mata

(ketika kepala pusing, akan pingsan)

Haus : Berasa kering kerongkongan dan ingin minum

Lemah : Tingkat tidak kuat, tidak bertenaga

Berilusi : Kesan mental akibat kesalahan penafsiran kejadian

sebenarnya

Klinik : Lembaga kesehatan tempatorang berobat dan memperoleh

servis medis

Kejang : Kaku dan menegang pada urat dan otot , serangkaian

kontraksi otot-otot volunteer

Bingung : Hilang akal, tidak tau yang harus dilakukan

Turgor : keadaan menjadi turgid ( membengkak/ terkongesti)

sensasi penuh yang normal atau yang lain

Tanda Vital : Pengukuran tanda-tanda fungsi vital tubuh saling

mendasar

IVFD :

Cairan Dextrose : Monosakarida sebagia cairan dan pengganti makanan

dan juga dipakai sebagai biuretika dan berbagai

keperluan klinik

Natrium : Kation utama cairan extra sel yang berfungsi mengatur

PH darah

Kalium : Pottasium atau mineral penting yang membantu

mengatur fungsi jantung tekanan darah saraf dan

aktivitas otot

Kesadaran : keadaan mengerti hal yang dirasakan atau dialami

seseorang

Laporan tutorial Skenario B 5

2.4 Identifikasi Masalah

1. Imron 40 tahun seorang nelayan, berhasil menyelamatkan diri dari kapal karam

karena ombak, Ia terombang ambing ditengah laut selama 2 hari. Selama ditengah

laut ia tidak minum dan terpajan sengatan matahari. Imron merasa sangat

haus,lemah dan mata berkunang-kunang. Sesekali ia merasa berilusi melihat

pulau yang sesungguhnya tidak ada.

2. Setelah hari kedua, ia berhasil ditemukan oleh kapal penyelamat langsung

dibawa ke klinik kapal. Saat si klinik, ia mengalami kejang dan matanya terlihat

bengkak.

3. Hasil pemeriksaan menunjukan :

- Kesadaran : Mata terpejam namun membuka bila ia dipanggil dapat

menggerakan tangan dan kai sesuai perintah, bisa diajak

bicara namun terlihat bingung.

- Tanda vital: Turgor (+), HR : 118x/menit, TD 100/70 mmHg,

RR:28x/menit,

- Pemeriksaan laboratorium:

Kimia darah : kadar natrium : 168 mEq/L, kadar kalium : 4 mEq/L.

4. Dokter memberikan cairan dextroses 5% pada imron melalui IVFD.

Laporan tutorial Skenario B 6

2.5 Analisis Masalah

1. Imron 40 tahun seorang nelayan, berhasil menyelamatkan diri dari kapal karam

karena ombak, Ia terombang ambing ditengah laut selama 2 hari. Selama ditengah

laut ia tidak minum dan terpajan sengatan matahari. Imron merasa sangat

haus,lemah dan mata berkunang-kunang. Sesekali ia merasa berilusi melihat

pulau yang sesungguhnya tidak ada.

a. Apa dampak bila tubuh mengkonsumsi air laut?

Jawab :

Air laut sekitar tiga kali lebih asin daripada darah. Minum air laut akan

membanjiri tubuh dengan garam dan menghancurkan keseimbangan zat di

dalam dan di luar sel. Saat itulah tubuh beralih ke mode krisis. Air dari dalam

sel bocor keluar untuk mencairkan garam dan mengalir keluar dari tubuh

sehingga sel kehilangan terlalu banyak air dan mengalami dehidrasi.

Jika dikaitkan dengan kasus , Dehidrasi terjadi karena salah satu

penyebabnya adalah air laut dimana kadar garam yang terdapat dalam laut

sangat tinggi yang menyebabkan menghancurkan keseimbangan zat di dalam

dan di luar sel, sehingga tubuh banyak mengeluarkan cairan dan terjadi

dehidrasi

Sumber : (Fsiologi Guyton, hal 178)

Sintesis

Air laut adalah air dari laut atau samudera. Air laut memiliki kadar

garam rata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35

gram garam (terutama, namun tidak seluruhnya, garam dapur/NaCl).

Air laut sekitar tiga kali lebih asin daripada darah. Minum air laut akan

membanjiri tubuh dengan garam dan menghancurkan keseimbangan zat di

dalam dan di luar sel. Saat itulah tubuh beralih ke mode krisis. Air dari dalam

sel bocor keluar untuk mencairkan garam dan mengalir keluar dari tubuh

sehingga sel kehilangan terlalu banyak air dan mengalami dehidrasi.

Jika dikaitkan dengan kasus , Dehidrasi terjadi karena salah satu

penyebabnya adalah air laut dimana kadar garam yang terdapat dalam laut

sangat tinggi yang menyebabkan menghancurkan keseimbangan zat di dalam

Laporan tutorial Skenario B 7

dan di luar sel, sehingga tubuh banyak mengeluarkan cairan dan terjad

dehidrasi

Gejala terlalu banyak minum air laut meliputi mual dan muntah,

pembengkakan pada tungkai dan halusinasi.Gejala lain yang mungkin timbul

termasuk kejang, koma, kerusakan otak dan gagal ginjal, tergantung pada

jumlah air laut yang dikonsumsi.

Air laut juga mengandung Cl,na,ca,belerang kalium dan kandungan garam

yang tinggi Terganggunya keseimbangan zat didalam dan diluar sel

Gejala yang terjadi mual dan muntah

Sumber : (Fsiologi Guyton, hal 178)

c. Apa dampak tidak minum selama 2 hari pada kasus ini ?

Jawab:

Karena selama 2 hari Imron tidak mengkonsumsi air minum, Imron

dapat mengalami dehidrasi atau hipertonitas karena insufiensi pemasukan

H2O. Pemasukkan H2O yang kurang akan menyebabkan kompartemen CES

menjadi hipertonik, H2O berpindah keluar sel melalui osmosis ke dalam CES

yang lebih pekat hingga osmolaritas CIS sama dengan CES. Karena H2O

keluar, sel menciut.

Hal yang mengkhawatirkan adalah penciutan bermakna neuron neuron

otak dapat mengganggu fungsi otak, yang dapat bermanifestasi sebagai

kekacauan mental dan irasionalitas pada kasus ringan dan kemungkinan

delirium, kejang, atau koma pada kondisi hipertonik yang parah. Hal yang

tidak kalah seriusnya dengan gejala saraf adalah gangguan sirkulasi akibat

berkurangnya volume plasma yang berkaitan dengan dehidrasi. Gangguan

sirkulasi dapat berkisar dari penurunan ringan tekanan darah hingga syok

sirkulasi dan kematian.

Sumber : (Sherwood, 2014).

Laporan tutorial Skenario B 8

Berikut akibat jika tubuh kekurangan air putih, Seperti dilansir American

College of Sports Medicine.

1. Kekurangan air atau dehidrasi menyebabkan cairan di otak akan menurun,

asupan oksigen yang harusnya mengalir ke otak pun berkurang.

2. Dehidrasi yang dialami tubuh bisa menyebabkan gejala mulai dari yang

ringan dan sedang seperti lelah, haus, tenggorokan kering, badan panas, sakit

kepala, air kencing pekat, denyut nadi cepat, hingga gejala berat seperti

halusinasi dan kematian.

3. Kekurangan air bisa menciptakan infeksi kandung kemih.

4. Kulit jadi kusam karena kurang minum membuat aliran darah kapiler di kulit

juga tidak maksimal.

5. Kurang minum air putih bisa mengganggu fungsi ginjal karenanya air penting

untuk mencegah batu ginjal.

Sumber : Magdalena, 2009

Sintesis :

Air dalam tubuh diantaranya berfungsi menjaga kesegaran, membantu

pencernaan dan mengeluarkan racun. Dan air juga merupakan gizi penting

bagi kesehatan tubuh karena berperan sebagai pelarut, katalisator, pelumas,

pengatur suhu tubuh serta penyedia mineral dan elektrolit.

Berikut akibat jika tubuh kekurangan air putih, Seperti dilansir

American College of Sports Medicine.

1. Kekurangan air atau dehidrasi menyebabkan cairan di otak akan

menurun, asupan oksigen yang harusnya mengalir ke otak pun

berkurang. Akibatnya, sel-sel otak menjadi tidak aktif dan

berkembang, bahkan bisa menciut. Hal tersebut membuat fungsi

normal menjadi berkuarang, sehingga membuat seseorang menjadi

lemot, gampang lupa, dan tidak konsentrasi

2. Dehidrasi yang dialami tubuh bisa menyebabkan gejala mulai dari

yang ringan dan sedang seperti lelah, haus, tenggorokan kering, badan

panas, sakit kepala, air kencing pekat, denyut nadi cepat, hingga gejala

berat seperti halusinasi dan kematian.

3. Kekurangan air bisa menciptakan infeksi kandung kemih. Gejala

Laporan tutorial Skenario B 9

infeksi kandung kemih ini bisa berupa suhu badan yang sedikit

meningkat, rasa nyeri terutama saat akhir buang air kecil, perasaan

ingin buang air kecil yang tidak dapat ditahan, nyeri tekan di atas

tulang kemaluan. Kadang kala terdapat darah dalam urine.

5. Kulit jadi kusam karena kurang minum membuat aliran darah kapiler

di kulit juga tidak maksimal.

6. Kurang minum air putih bisa mengganggu fungsi ginjal karenanya air

penting untuk mencegah batu ginjal. Dengan cukup air maka

komponen pembentuk batu ginjal menjadi lebih mudah luruh bersama

buang air kecil.

Menurut Profesor Hiromi Shinya MD, pakar enzim yang juga

guru besar kedokteran di Albert Einstein College of Medicine AS,

tubuh harus mendapat pasokan air yang cukup. Dan menkonsumsi air

6-8 gelas per hari (1,5-2 liter) ialah yang seharusnya dilakukan.

Air merupakan elemen terpenting yang diperlukan untuk

kelangsungan hidup manusia. Kita dapat bertahan hidup tanpa makan

selama hampir dua bulan, tetapi tanpa air, mungkin hanya beberapa

hari. Namun kebanyakan orang tidak tahu berapa banyak kebutuhan air

yang harus mereka dapatkan. Tak jarang bahkan banyak di antara kita

hidup dengan tubuh dalam keadaan kekurangan volume cairan, atau

mengalamihipovolemia.

Kekurangan volume cairan terjadi saat air dan elektrolit yang

hilang berada di dalam proporsi isotonik (dalam jumlah yang sama).

Kadar elektrolit dalam serum tetap tidak berubah, kecuali jika terjadi

ketidakseimbangan lain. Akibat hipovolemia tersebut bisa bervariasi.

Untuk yang ringan, anda akan merasa lemah, cepat lelah dan haus.

Gangguan itu bisa berlanjut menjadi kram otot dan hipotensi

ortostatik, yaitu pandangan menjadi gelap ketika berdiri dalam waktu

lama. Sedangkan pada tingkat yang lebih berat, hipovolemia dengan

tingkat kekurangan cairan hampir 6% ke atas dapat menyebabkan otot

melemah, bicara tidak lancar, bibir menjadi biru, bahkan syok. 

Perdarahan dan diare merupakan beberapa penyebab tubuh

mengalami hipovolemia. Selain itu, hipovolemia juga bisa dialami oleh

wanita hamil yang kurang mengonsumsi air.

Laporan tutorial Skenario B 10

Hipovolemia sendiri berbeda dengan dehidrasi, yang terjadi

ketika volume air yang keluar dari tubuh lebih besar daripada jumlah

natrium yang keluar.

Sumber : Magdalena, 2009

d. Apa saja macam-macam Dehidrasi?

Jawab :

a. Dehidrasi Isotonik       

Dehidrasi isotonik adalah air yang hilang diikuti dengan

elektrolit sehingga kepekatannya tetap   normal, maka jenis dehidrasi

ini biasnaya tidak mengakibatkan cairan ECF berpindah ke ICF.

b. DehidrasiHipotonik 

     Dehidrasi hipotonik adalah kehilangan pelarut dari ECF

melebihi kehilangan cairan, sehingga dipembuluh darah menjadi lebih

pekat. Tekanan osmotik ECF menurun mengakibatkan cairan bergerak

dari EFC ke ICF. Volume vaskuler juga menurun serta terjadi

pembengkakan sel. 

c.  DehidrasiHipertonik 

     Dehidrasi hipertonik adalah kehilangan cairan ECF melebihi

pelarut pada dehidrasi ini non osmotik ECF menurun, mengakibatkan

cairan bergerak dari ICF ke ECF. 

Sumber : Claveland , 2009

Laporan tutorial Skenario B 11

Sintesis

Dehidrasi dideskripsikan sebagai suatu keadaan keseimbangan cairan

yang negatif atau terganggu yang bisa disebabkan oleh berbagai jenis penyakit

(Huang et al, 2009). Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak

daripada pemasukan air (input) (Suraatmaja, 2010). Cairan yang keluar biasanya

disertai dengan elektrolit (Latief, dkk., 2005). Pada dehidrasi gejala yang timbul

berupa rasa haus, berat badan turun, kulit bibir dan lidah kering, saliva menjadi

kental. Turgor kulit dan tonus berkurang, anak menjadi apatis, gelisah kadang-

kadang disertai kejang. Akhirnya timbul gejala asidosis dan renjatan dengan nadi

dan jantung yang berdenyut cepat dan lemah, tekanan darah menurun, kesadaran

menurun, dan pernapasan kussmaul (Latief, dkk., 2005)

Klasifikasi Dehidrasi

Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, dehidrasi dapat

dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat seperti pada tabel di bawah ini:

Laporan tutorial Skenario B 12

b. Dehidrasi Hiponatremik atau Hipotonik

Dehidrasi hiponatremik merupakan kehilangan natrium yang relatif

lebih besar daripada air, dengan kadar natrium kurang dari 130 mEq/L.

Apabila terdapat kadar natrium serum kurang dari 120 mEq/L, maka akan

terjadi edema serebral dengan segala akibatnya, seperti apatis, anoreksia,

nausea, muntah, agitasi, gangguan kesadaran, kejang dan koma (Garna, dkk.,

2000).

Pada dehidrasi hipotonik atau hiponatremik, cairan ekstraseluler relatif

hipotonik terhadap cairan intraseluler, sehingga air bergerak dari

kompartemen ekstraseluler ke intraseluler. Kehilangan volume akibat

kehilangan eksternal dalam bentuk dehidrasi ini akan makin diperberat dengan

perpindahan cairan ekstraseluler ke kompartemen intraseluler.

Hasil akhirnya adalah penurunan volume ekstraseluler yang dapat

mengakibatkan kegagalan sirkulasi (Behrman et al, 2000). Dehidrasi

hiponatremik dapat disebabkan oleh penggantian kehilangan cairan dengan

cairan rendah solut (Graber, 2003).

b. Dehidrasi Isonatremi atau Isotonik

Dehidrasi isonatremik (isotonik) terjadi ketika hilangnya cairan sama

dengan konsentrasi natrium dalam darah. Kehilangan natrium dan air adalah

sama jumlahnya/besarnya dalam kompartemen cairan ekstravaskular maupun

intravaskular. Kadar natrium pada dehidrasi isonatremik 130-150 mEq/L

(Huang et al, 2009).

Tidak ada perubahan konsentrasi elektrolit darah pada dehidrasi isonatremik

(Latief, dkk., 2005).

Laporan tutorial Skenario B 13

c. Dehidrasi Hipernatremik atau Hipertonik

Dehidrasi hipernatremik (hipertonik) terjadi ketika cairan yang hilang

mengandung lebih sedikit natrium daripada darah (kehilangan cairan

hipotonik), kadar natrium serum > 150 mEq/L. Kehilangan natrium serum

lebih sedikit daripada air, karena natrium serum tinggi, cairan di

ekstravaskular pindah ke intravaskular meminimalisir penurunan volume

intravaskular (Huang et al, 2009).

Dehidrasi hipertonik dapat terjadi karena pemasukan (intake) elektrolit

lebih banyak daripada air (Dell, 1973 dalam Suharyono, 2008). Cairan

rehidrasi oral yang pekat, susu formula pekat, larutan gula garam yang tidak

tepat takar merupakan faktor resiko yang cukup kuat terhadap kejadian

hipernatremia (Segeren, dkk., 2005). Terapi cairan untuk dehidrasi

hipernatremik dapat sukar karena hiperosmolalitas berat dapat mengakibatkan

kerusakan serebrum dengan perdarahan dan trombosis serebral luas, serta efusi

subdural. Jejas serebri ini dapat mengakibatkan defisit neurologis menetap.

Sumber : (Latief, dkk., 2005).

e. Apa yang menyebabkan Tn. Imron Berilusi?

Jawab :

Pada hipernatremia, tubuh mengandung terlalu sedikit air

dibandingkan dengan jumlah natrium.

Konsentrasi natrium darah biasanya meningkat secara tidak normal jika

kehilangan cairan melampaui kehilangan natrium, yang biasanya terjadi jika

minum terlalu sedikit air.

Konsentrasi natrium darah yang tinggi secara tidak langsung

menunjukkan bahwa seseorang tidak merasakan haus meskipun seharusnya

dia haus, atau dia haus tetapi tidak dapat memperoleh air yang cukup untuk

minum. Pada kasus ini Tn.imron mengalami kadar natritum yang tidak normal

sehingga ia mengalami hipernatremia atau kelebihan natrium yang

mengakibatkan cairan (air) didalam tubuh sedikit sehingga terjadi dehidrasi.

Pada tingkat dehidrasi berat akan terjadinya ilusi. Jadi dapat disimpulkan jika

Laporan tutorial Skenario B 14

Tn.imron mengalami Hipernatremia yang mengakibatkan terjadinya dehidrasi

berat dan terjadinya ilusi

Bisa juga disebabkan mengalami dehidrasi .Pada penderita dehirdrasi,

cairan di dalam tubuhnya kurang. Sedangkan cairan sangat berguna untuk

proses metabolism tubuh salah satunya proses pengangkutan O2 oleh darah.

Dehidrasi kekurangan cairan maka otak kekurangan o2, sehingga kesadaran

menurun dan menyebabkan tuan imron berilusi.

Sumber : Fisiologi Sherwood, hal 187

Sintesis

Hipernatremia adalah suatu keadaan dengan defisit cairan relatif,

dalam artian merupakan keadaan hipertonisitas, atau hiperosmolalitas. Etiologi

dari hipernatremia adalah 10,19

Adanya defisit cairan tubuh akibat ekskresi air yang melebihi ekskresi

natrium. Seperti pada pengeluaran keringat, insesible water loss, diare osmotik

akibat pemberian laktulosa atau sorbitol.

Asupan air yang kurang, pada pasien dengan gangguan pusat rasa haus

di hipotalamus akibat tumor dan gangguan vaskuler Penambahan natrium

yang berlebihan, seperti pada koreksi asidosis dengan bikarbonat, atau

pemberian natrium yang berlebihan. 

Masuknya air tanpa elektrolit ke dalam sel, misalnya setelah latihan

fisik berat. Keadaan hipernatremia akan membuat cairan intraseluler keluar ke

ekstraseluler untuk menyeimbangkan osmolalitas cairan ekstrasel. Hal ini akan

membuat terjadinya pengkerutan sel, dan bila terjadi pada sel saraf sistem

saraf pusat, maka akan menimbulkan disfungsi kognitif, seperti lemah,

bingung, sampai kejang.

Pada hipernatremia, tubuh mengandung terlalu sedikit air

dibandingkan dengan jumlah natrium. Konsentrasi natrium darah biasanya

meningkat secara tidak normal jika kehilangan cairan melampaui kehilangan

natrium, yang biasanya terjadi jika minum terlalu sedikit air.

Konsentrasi natrium darah yang tinggi secara tidak langsung

menunjukkan bahwa seseorang tidak merasakan haus meskipun seharusnya

dia haus, atau dia haus tetapi tidak dapat memperoleh air yang cukup untuk

minum. Sehingga terjadi Dehidrasi Berat yang mengakibatkan terjadinya

halusinasi atau ilusi

Laporan tutorial Skenario B 15

Sumber : Fisiologi Sherwood, hal 187

f. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari terpajan sengatan matahari ?

Jawab

Hal ini bekaitan dengan suhu lingkungan, dimana saat di bawah

matahari langsung maka suhu akan meningkat. Juga termasuk faktor dataran

rendah yaitu di laut, suhu lingkungannya pun juga tinggi.

Volume keringat normal kira-kira 100ml/hari, tapi pada cuaca yang

sangat panas atau selama aktivitas berat, kehilangan cairan melalui keringat

kadang-kadang meningkat sampai 1-2 liter/jam. Hal tersebut akan dengan

cepat mengurangi cairan tubuh. (Guyton, 2007 : halaman 308)

Jika dikaitkan dengan kasus, Tn imron mengalami Dehidrasi akibat

pengupan karena terpajan matahari, yang mengakibatkan pengeluaran cairan

didalam tubuh tanpa diimbangi pemasukan akibat dari suhu lingkungan yang

tinggi/rendah dimana saat di bawah matahari langsung maka suhu akan

meningkat.

Sumber : (Rosmiati, 2007)

Sintesis

Dalam keadaan suhu lingkungan yang tinggi/rendah pengeluaran

cairan didalam tubuh tanpa diimbangi pemasukan dapat terjadi dihidrasi.

Saat dihidrasi tubuh terpaksa mengambil cairan baik dari darah

maupun organ lainya pada saat terpajan sengatan matahari tubuh mengalami

penguapan sehingga cairan tubuh berkurang yang menyebabkan terjadila

dihidrasi.

(sumber : patofisiologi konsep klinik proses-psroses penyakit)

g. bagaimana mekanisme dari haus?

Jawab :

Mekanisme Haus

1. Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel, yang menyebabkan dehidrasi intrasel

di pusat rasa haus, yang akan merangsang rasa haus.

2. Penurunan volume cairan ekstrasel dan tekanan arteri merangsang rasa haus

melalui suatu jalur yang tidak bergantung pada jalur yang distimulasi oleh

peningkatan osmolaritas plasma.

Laporan tutorial Skenario B 16

3. Angiotensin II, karena angiotensin II juga distimulasi oleh faktor-faktor yang

berhubungan dengan hipovolemia dan tekanan darah rendah

4. Kekeringan pada mulut dan membran mukosa esophagus dapat mendatangkan

sensasi rasa haus.

5. Stimulus gastrointestinal dan faring. Contohnya, pada binatang yang yang

memiliki pintu esophagus ke arah eksterior, shingga air tidak pernah

diabsorpsi ke dalam darah, kelegaan yang terjadi setelah minum itu bersifat

sementara.

( Sumber : Guyton, 2007 : halaman 379)

Sintesis :

Haus adalah sensasi subjektif yang meningkatkan keinginan untuk

intake air. Pusat haus terletak di hipotalamus, dekat dengan sel pensekresi

vasopressin. Ada beberapa stimulus yang dapat memicu rasa haus :

1. Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel, yang menyebabkan dehidrasi

intrasel di pusat rasa haus, yang akan merangsang rasa haus. Kegunaan

respon ini sangat jelas : membantu mengencerkan cairan ekstrasel dan

mengembalikan osmolaritas ke keadaan normal.

2. Penurunan volume cairan ekstrasel dan tekanan arteri merangsang rasa

haus melalui suatu jalur yang tidak bergantung pada jalur yang distimulasi

oleh peningkatan osmolaritas plasma. Jadi, kehilangan volume darah

melalui perdarahan akan merangsang rasa haus walaupun mungkin tidak

terjadi perubahan osmolaritas plasma. Hal ini mungkin terjadi akibat input

netral dari baroreseptor kardiopulmonal dan baroreseptor arteri sistemik di

sirkulasi.

3. Angiotensin II, karena angiotensin II juga distimulasi oleh faktor-

faktor yang berhubungan dengan hipovolemia dan tekanan darah rendah.

Pengaruhnya pada rasa haus yaitu membantu memulihkan volume darah

dan tekanan darah kembali normal, bersama dengan kerja lain dari

angiotensin II pada ginjal untuk menurunkan ekskresi cairan.

Laporan tutorial Skenario B 17

4. Kekeringan pada mulut dan membran mukosa esophagus dapat

mendatangkan sensasi rasa haus. akibatnya seseorang yang kehausan dapat

segera melepaskan rasa dahaganya setelah ia minum air, walaupun air

tersebut belum diabsorpsi dari saluran pencernaan dan belum memberi

efek terhadap osmolaritas cairan ekstrasel.

5. Stimulus gastrointestinal dan faring. Contohnya, pada binatang yang

yang memiliki pintu esophagus ke arah eksterior, shingga air tidak pernah

diabsorpsi ke dalam darah, kelegaan yang terjadi setelah minum itu bersifat

sementara. Distensi saluran pencernaan juga dapat sedikit mengurangi rasa

haus ; contohnya, peniupan sebuah balon dalam lambung dapat

menghilangkan rasa haus.

Akan tetapi, penurunan sensai rasa haus melalui mekanisme

gastrointestinal atau faringeal hanya bertahan singkat ; keinginan unutk

minum hanya dapat dipuaskan sepenuhnya bila osmolaritas plasma

dan/atau volume darah kembali normal.

(Guyton, 2007 : halaman 379)

Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (> 280 mOsm) akan

merangsang osmoreseptor di hypothalamus. Rangsangan ini akan

dihantarkan ke neuron hypothalamus yang menyintesis vasopressin.

Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalam darah dan akan

berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. Ikatan vasopressin dengan

resptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air

di membrane bagian apeks duktus koligen.(Guyton dan Hall, 2012)

Cairan dan nutrisi tidak dapat diserap oleh intestinum tenue tekanan

osmotic meningkat dan electron Na meningkat resptor rasa haus mengirim

sinyal ke pusat rasa haus di hipofisis timbul kemauan untuk mengambil air

minum

Laporan tutorial Skenario B 18

a) Kurangnya asupan dalam tubuh Cairan dalam darah berkurang tekanan

darah berkurangnutrrisi dan Oksigen yang dibutuhkan untuk membentuk

ATP menurunAtp yang terbentuk sedikit lemah

b) Asupan makanan dan cairan cairan ektrasel berkurang cairan intrasel

pindah ke caiaran ekstrasel (sebagai bentuk keseimbangan cairan) intrasel

kekurangan cairan pengerutan (atrofi) sel sel di region orbital mata

cekung

Sumber : Fisiologi Guyton, hal 216

h. Bagaimana mekanisme lemah ?

Jawab:

Mekanisme terjadinya lemah disebabkan oleh penurunan utilisasi

glukosa oleh jaringan (kekurangan energi) dan terjadi peningkatan

metabolisme anaerob yang mengahsilkan energi lebih sedikit serta penumukn

asam laktat. Dapat pula disebabkan oleh ketosis yang kemudian menyebabkan

asidosis metabolik, penurunan massa otot akibat penguraian protein, glikogen

dan osmosis akibat hiperglikemi jika dihubungan dengan kasus maka

Tn.Imron telah kekurangan energi akibat telah terombang-ambing di laut

selama 2 hari yang mengakibatkan Tn.imron menjadi lemah karena tidak ada

energi berupa (glukosa)

Sumber : Fisiologi Sherwood, Hal 213

Sintesis

Lemas terjadi akibat tubuh kekurangan, kehabisan atau tidak

memperoleh sumber energy untuk diubah menjadi ATP yang digunakan

sebagai energy untuk beraktifitas. Sumber energy pada tubuh merupakan

karbohidrat, protein, lemak dan disertai air, mineral, vitamin dan nutrisi lain.

Mekanisme terjadinya lemah disebabkan oleh penurunan utilisasi

glukosa oleh jaringan (kekurangan energi) dan terjadi peningkatan

metabolisme anaerob yang mengahsilkan energi lebih sedikit serta penumukn

asam laktat. Dapat pula disebabkan oleh ketosis yang kemudian menyebabkan

asidosis metabolik, penurunan massa otot akibat penguraian protein, glikogen

dan osmosis akibat hiperglikemi jika dihubungan dengan kasus maka

Laporan tutorial Skenario B 19

Tn.Imron telah kekurangan energi akibat telah terombang-ambing di laut

selama 2 hari yang mengakibatkan Tn.imron menjadi lemah karena tidak ada

energi berupa (glukosa)

Sumber : (Guyton, 2012)

2. Setelah hari kedua, ia berhasil ditemukan oleh kapal penyelamat langsung

dibawa ke klinik kapal. Saat si klinik, ia mengalami kejang dan matanya

terlihat bengkak

a. bagaimana mekanisme kejang?

Jawab

1. Peningkatan suhu tubuh dapat menurunkan nilai ambang kejang pada sel-sel

yang belum matang/immatur

2. Timbul dehidrasi sehingga gangguan elektrolit menyebabkan gangguan

permiabilitas membran sel

3. Metabolisme basal meningkat, sehingga terjadi timbunan asam laktat dan

Co2 yang akan merusak neuron

4. Peningkatan suhu tubuh juga meningkatkan Cerbral blood Flow (CBF) serta

meningkatkan kebutuhan oksigen dan glukosa, sehingga menyebabkan

ganguan pengaliran ion-ion masuk keluar sel yang mengakibatkan terjadinya

kejang

Sumber : Fisiologi Sherwood,319

Laporan tutorial Skenario B 20

c. Bagaimana Patofisiologi Kejang

Jawab :

Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari

sebuah focus kejang atau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu

keadaan patologik. Aktivitas kejangs ebagian bergantung pada lokasi lepas

muatan yang berlebihan tersebut. Lesi diotak tengah, thalamus, dan korteks

serebellum dan batang otak umumnya tidak memicu kejang.

Ditingkat membran sel, focus kejang memperlihatkan bebebrapa

fenomena biokimiawi,termasuk yang berikut:

Instabilitas membrane sel saraf, sehingga sel lebih mudah mengalami

pengaktifan  Neuron-neuron hipersensitif dengan ambang untuk melepaskan

muatan menurun dan apabila terpicu akan melepaskanmuatan secara

berlebihan Kelainan polarisasi (polarisasi berlebihan, hipopolarisasi, atau

selang waktu dalam repolarisasi) yang disebabkan oleh kelebihan asetil kolin

atau defisiensi asam gama-aminobutirat (GABA)

Ketidakseimbanganion yang mengubah keseimbangan asam-basa atau

elektrolit, yang mengganggu homeostatis kimiawi neuron segingga terjadi

kelainan pada depolarisasi neuron. Gangguan keseimbangan ini

menyebabakan peningkatan berlebihan neurotransmitter  eksitatorik atau

deplesi neurotransmitter inhibitorik

Sumber : (Siregar, 2009)

Laporan tutorial Skenario B 21

d. bagaimana pertolongan pertama pada kasus ini?

Jawab :

1. Baringkan pasien agar tidak jatuh

2. Letakan alas pada bawah kepala

3. Jangan memasukan sesuatu ke dalam mulut pasien

4. Jauhkan dari benda-benda berbahaya

5. Longgarkan pakaian pasien

6. Meringkan kepala pasien

Sumber : (Handayani, 2009)Sintesis

Pertolongan Pertama atau biasa disingkat PP,adalah pemberian

pertolongan segera kepada penderita sakit/cedera/kecelakaan yang

membutuhkan pananganan medis dasar.Pertolongan

pertama"PP"merupakan pengembangan dari P3K "Pertolongan Pertama

Pada Kecelakaan".

Adapun cara untuk melakukan pertolongan pertama yakni :

1. Bila korban akan terjatuh, cobalah untuk menangkapnya dan rebahkan

dengan perlahan lahan

2. Pindahkan benda benda disekitarnya, pindahkan korban ke tempat lain yang

lebih aman dan tidak berbahaya seperti tangga, pintu kaca, dan ruangan

yang ada apinya.

3. Bila korban berhenti bernapas, usahakan membantu pernapasannya dengan

cara membuka jalan napas , kemudian periksa apakah ada benda benda

yang tertelan atau berada dalam tenggorokannya. Lakukan pernapasan

buatan jika diperlukan.

4. Tidak diperbolehkan campur tangan pada korban yang sedang mengalami

kejang, tetapi pastikan ia tidak mengalami luka atau melukai diri sendiri

5. Jangan meletakkan sendok atau benda benda lain ke dalam mulutnya karena

hal ini justru menghambat jalan napasnya.

Laporan tutorial Skenario B 22

6. Setelah kejang berlalu, miringkan kepala korban ke samping untuk

mencegah ia tersedak bila sewaktu waktu korban mengalami muntah.

7. Periksa kembali apakah ada luka pada korban dan lakukan pertolongan bila

hal ini terjadi

8. Bawa ke pertolongan medis bila kejangnya kembali terulang.

Sumber : (Handayani, 2009)

Handayani, H.S. 2009. Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan

Darurat. Edisi ke 1. Yogyakarta: Cosmic Books.

3. Hasil pemeriksaan menunjukan :

- Kesadaran : Mata terpejam namun membuka bila ia dipanggil dapat

menggerakan tangan dan kai sesuai perintah, bisa diajak

bicara namun terlihat bingung.

- Tanda vital: Turgor (+), HR : 118x/menit, TD 100/70 mmHg,

RR:28x/menit,

- Pemeriksaan laboratorium:

Kimia darah : kadar natrium : 168 mEq/L, kadar kalium : 4 mEq/L.

a. Apa saja macam-macam tingkat kesadaran?

Jawab :

Tingkat kesadaran seseorang dapat dinilai dengan dua cara, yaitu

kualitatif atau kuantitatif. Penilaian tingkat kesadaran secara kualitatif

adalah sebagai berikut:

a. Compos mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar

sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan

sekelilingnya.

b. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan

dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.

c. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),

memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.

d. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon

psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih

Laporan tutorial Skenario B 23

bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu

memberi jawaban verbal.

e. Stupor (soporocomatose), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi

ada respon terhadap nyeri.

f. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon

terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek

muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

Sumber : Panduan LKK Universitas Muhammadiyah Palembang

Sintesis

Kesadaran adalah keinsafan; keadaan mengerti ; hal yang

dirasakan atau dialami oleh seseorang (Suharso et al., 2005 ; Tim

Penyusun Kamus, 2005). Kesadaran dalam bentuk lain adalah

pemahaman atau pengetahuan seseorang tentang dirinya dan

keberadaan dirinya. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam

memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi

terhadap realitas (Halawa, 2007).

Level Kesadaran

Menurut Kaplan dan sadock (2010) ada level 0- 5 dari kesadaran diri

antara lain:

1. Level 0: bingung

Dihasilkan persepsi yang tidak sesuai dengan realitas.

2. Level 1: Diferensiasi

Terdapat perbedaan antara persepsi dengan realitas.

3. Level 2: Situasi

Individu sadar akan persepsi dan realitas yang sedang terjadi, dimana

realitas berhubungan dengan dirinya.

4. Level 3: Identifikasi

Individu dapat mengidentifikasikan persepsi dengan realitas yang

terjadi.

5. Level 4: Permanen

Individu telah mengidentifikasikan arti dirinya dalam

pengalaman.

6. Level 5: kesadaran diri

Laporan tutorial Skenario B 24

Individu tidak hanya sadar siapa dirinya tetapi juga bagaimana

pemikiran orang lain terhadap dirinya.

Tingkat Kesadaran

Menurut Lumbantobing (2008), tingkat kesadaran adalah

sebagai berikut :

1. Somnolen (Keadaan mengantuk)

Kesadaran dapat pulih penuh bila dirangsang. Somolen disebut juga

latergi, obtundasi, tingkat kesadaran ini ditandai dengan mudahnya

penderita dibangunkan, mampu memberi jawaban verbal dan

menangkis rasa nyeri

2. Sopor (stupor)

Kantuk yang dalam, penderita masih dapat dibangunkan dengan

rangsangan kuat, namun kesadarannya segera menurun lagi. Ia masih

bisa mengikuti suruhan yang singkat, dan masih terlihat gerakan

spontan. Dengan rangsangan nyeri penderita tidak dapat dibangunkan

sempurna.

3. Koma ringan (semi koma)

Pada keadaan ini, tidak ada respon terhadap rangsangan verbal. Refleks

(kornea, pupil dsb) masih baik. Gerakan terutama timbul sebagai

respon terhadap rangsangan nyeri, penderita sama sekali tidak dapat

dibangunkan.

4. Koma (dalam atau komplit)

Tidak ada gerakan spontan. Tidak ada jawaban sama sekali terhadap

rangsangan nyeri yang bagaimanapun kuatnya.

Sumber : Panduan LKK Universitas Muhammadiyah Palembang

Laporan tutorial Skenario B 25

b. Bagaimana interpertasi hasil pemeriksaan?

Jawab :

Jawab :

Jawa

Sumber : Pedoman Interpretasi Data Klinik

Sintesis

Kesadaran :

Eye : 3

Movement : 6

Verbal : 4

Total : 13 = penurunan kesadaran ringan

Tanda vital

HR normal : 60 – 100 kali/menit

Tn. Imran : 118 kali/menit = takikardia

TD normal : sistolik = <120 , diatolik = <80

Laporan tutorial Skenario B 26

Vital sign Pemeriksaan Normal Interpretasi

Kesadaran Eye : membuka

spontan

Movement: bergerak

mengikuti perintah

Verbal: kata-kata

jelas dan berorientasi

baik

Pemeriksaan GCS

Eye : (4) membuka spontan

Movement : (6) mengikuti

perintah

Verbal : (5) Orientsi baik

Normal

Tekanan darah 135/95 mmHg < 120 mmHg / <80 mmHg meningkat

Denyut nadi 92x/menit 60 – 100 x / menit Normal

Laju respirasi 24x/menit 14 – 20 x/menit. Takipnea,

pernapasan

24 x/menit

Tn.Imran : 100/70 mmHg =normal

RR normal : 16 – 24 kali/menit

Tn. Imran : 28 kali/menit = takipneu

Pemeriksaan laboratorium :

Na normal : 138 – 146 mEq/L

Tn.Imran : 168 mEq/L = Hipernatremia

K normal : 3,8 – 5 mEq/L

Tn. Imran : 4 mEq/L = normal

Sumber : Pedoman interpretasi data klinik

c. Bagaimana langkah-langkah pemeriksaan GCS?

Jawab :

1. Menilai respon mata (eye)

2. Respon Motorik (Movement)

3. Respon Kata-kata (Verbal).

Tabel 1. Skor GCS

MATA (EYE)

Pasien membuka mata spontan

Pasien terpejam, membuka mata bila dipanggil (rangsang suara)

Pasien terpejam, membuka mata bila diransang nyeri

Pasien tidak membuka mata dengan rangsang nyeri

SKOR

4

3

2

1

MOTORIK (MOVEMENT)

Pasien menggerakkan tubuh (misal ekstremitas) sesuai perintah

Pasien melokalisir daerah yang dirangsang nyeri (menyingkirkan sumber

nyeri)

Pasien menghindari (fleksi normal) bila dirangsang nyeri

Pasien melakukan fleksi abnormal (dekortikasi) bila dirangsang nyeri

Pasien melakukan ekstensi abnormal (deserebrasi) bila dirangsang nyeri

Pasien tidak memberi respon terhadap rangsang nyeri

6

5

4

3

2

1

VERBAL (VERBAL)

Pasien menjawab pertanyaan pemeriksa dengan benar dan orientasi yang

baik

5

Laporan tutorial Skenario B 27

Pasien menjawab pertanyaan dengan kata yang dimengerti tapi tidak

sistematis

Pasien menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang tidak jelas (maracau)

Pasien memberi respon suara yang tidak jelas (mengerang)

Pasien tidak memberi respon suara

4

3

2

1

Sumber : Panduan LKK Universitas Muhammadiyah Palembang

Sintesis

1. Menilai respon mata (eye)

- Dinilai dengan melihat pembukaan mata secara spontan,

- Bila tidak terbuka maka pasien dipanggil dengan keras sambil melihat

apakah matanya terbuka,

- Bila tetap tidak membuka mata maka dilakukan rangsangan nyeri pada

daerah ekstremitas (menekan kuku dengan benda tumpul) sambil melihat

apakah matanya terbuka.

2. Respon Motorik (Movement)

- Dinilai dengan melihat respon motorik pasien.

- Bila pasien sadar meminta pasien untuk menggerakkan ekstremitas atas dan

bawah.

- Bila pasien tidak sadar dilakukan rangsangan nyeri pada daerah ekstremitas

(menekan kuku dengan benda tumpul) sambil melihat respon motorik

apakah menepis (melokalisir nyeri), fleksi (menghindar), fleksi abnormal,

ekstensi abnormal, atau tanpa respon (rangsang nyeri sebaiknya bersamaan

dengan menilai respon mata).

3. Respon Kata-kata (Verbal).

a. Menilai orientasi pasien dengan menanyakan tempat, waktu, atau kronologis

kejadian.

Tabel 1. Skor GCS

MATA (EYE)

Pasien membuka mata spontan

Pasien terpejam, membuka mata bila dipanggil (rangsang suara)

Pasien terpejam, membuka mata bila diransang nyeri

Pasien tidak membuka mata dengan rangsang nyeri

SKOR

4

3

2

1

Laporan tutorial Skenario B 28

MOTORIK (MOVEMENT)

Pasien menggerakkan tubuh (misal ekstremitas) sesuai perintah

Pasien melokalisir daerah yang dirangsang nyeri (menyingkirkan

sumber nyeri)

Pasien menghindari (fleksi normal) bila dirangsang nyeri

Pasien melakukan fleksi abnormal (dekortikasi) bila dirangsang nyeri

Pasien melakukan ekstensi abnormal (deserebrasi) bila dirangsang nyeri

Pasien tidak memberi respon terhadap rangsang nyeri

6

5

4

3

2

1

VERBAL (VERBAL)

Pasien menjawab pertanyaan pemeriksa dengan benar dan orientasi

yang baik

Pasien menjawab pertanyaan dengan kata yang dimengerti tapi tidak

sistematis

Pasien menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang tidak jelas

(maracau)

Pasien memberi respon suara yang tidak jelas (mengerang)

Pasien tidak memberi respon suara

5

4

3

2

1

Interpretasi Hasil

Tingkat Kesadaran berdasarkan GCS :

15 : Sadar

13-14 : Penurunan kesadaran ringan

9-12 : Penurunan kesadaran sedang

3-8 : Penurunan kesadaran berat (koma)

Sumber : Panduan LKK Universitas Muhammadiyah Palembang

Laporan tutorial Skenario B 29

d. Bagaimana cara pemeriksaan tanda vital?

Jawab :

Tanda vital merupakan parameter tubuh yang terdiri dari tekanan

darah, denyut nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh. Disebut tanda vital

karena penting untuk menilai fungsi fisiologis organ vital tubuh.

Berikut ini adalah cara pemeriksaan tanda vital

1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien.

2. Menanyakan identitas pasien.

3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan tanda vital.

4. Meminta izin kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan tanda vital.

5. Pemeriksaan denyut nadi

6. Pemeriksaan frekuensi pernapasan

7. Pemeriksaan tekanan darah

Sumber : Panduan LKK Universitas Muhammadiyah Palembang

Sintesis

Tanda vital merupakan parameter tubuh yang terdiri dari tekanan

darah, denyut nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh. Disebut tanda vital karena

penting untuk menilai fungsi fisiologis organ vital tubuh.

a. Tekanan Darah

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung,

tahanan pembuluh darah tepi, volume darah total, viskositas darah, dan

kelenturan dinding arteri. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh pada

interpretasi hasil yaitu

- Lingkungan : suasana bising, kurangnya privasi, suhu ruangan terlalu

panas

- Peralatan : kalibrasi, tipe manometer dan stetoskop, ukuran cuff (manset)

- Pasien : obat, status emosional, irama jantung, merokok, kopi, obesitas,

olah raga

- Teknik pemeriksaan : posisi pasien, penempatan cuff, posisi lengan,

kecepatan pengembangan dan pengempisan cuff, pakaian terlalu tebal,

kesalahan membaca sphygmomanometer.

Laporan tutorial Skenario B 30

Parameter yang diukur pada pemeriksaan tekanan darah yaitu tekanan

maksimal pada dinding arteri selama kontraksi ventrikel kiri, tekanan diastolik

yaitu tekanan minimal selama relaksasi, dan tekanan nadi yaitu selisih antara

tekanan sistolik dan diastolik (penting untuk menilai derajat syok).

Komponen suara jantung disebut suara korotkoff yang berasal dari

suara vibrasi saat manset dikempiskan. Suara Korotkoff sendiri terbagi

menjadi 5 fase yaitu:

1. Fase I : Saat bunyi pertama kali terdengar, disebut sebagai tekanan

sistolik.

2. Fase II : Bunyi berdesir akibat aliran darah meningkat, intensitas lebih

tinggi dari fase I.

3. Fase III : Bunyi ketukan konstan tapi suara berdesir hilang, lebih lemah

dari fase I.

4. Fase IV : Ditandai bunyi yang tiba-tiba meredup/melemah dan meniup.

5. Fase V : Bunyi tidak terdengar sama sekali, disebut sebagai tekanan

diastolik

Interpretasi hasil pengukuran tekanan darah berdasarkan Joint

National Committee VII adalah sebagai berikut :

b. Denyut Nadi

1. Frekuensi

Menggambarkan frekuensi jantung berdenyut atau aliran nadi yang berdenyut

selama 1 menit. Nilai normal denyut nadi pada kelompok dewasa muda

adalah 60-100x/menit.

Di luar frekuensi tersebut termasuk dalam kategori:

a. Bradikardia : denyut jantung/nadi lambat (<60x/menit), didapatkan

pada atlet yang sedang istirahat, tekanan intrakranial meningkat,

peningkatan tonus vagus, hipotiroidisme, hipotermia, dan efek samping

beberapa obat.

b. Takikardia : denyut jantung/nadi cepat (>100x/menit), biasa terjadi

pada pasien dengan demam, feokromositoma, congestif heart failure,

syok hipovolemik, aritmia kordis, pecandu kopi dan perokok.

Laporan tutorial Skenario B 31

Harus diingat bahwa nilai normal frekuensi denyut nadi

dipengaruhi oleh usia. Untuk bayi dan anak-anak nilai normal frekuensi

denyut nadi adalah :

Perhatian : Pada keadaan tertentu denyut jantung kadang-kadang tidak

bersamaan dengan denyut nadi.

2. Irama

Selain frekuensi faktor penting yang harus diperhatikan dalam menilai denyut

jantung/nadi adalah keteraturan denyut. Berikut adalah 3 kategori keteraturan

denyut:

a. Regular

b. Regularly irregular : dijumpai pola dalam iregularitasnya.

c. Irregularly irregular : tidak dijumpai pola dalam iregularitasnya, terdapat

pada fibrilasi atrium.

3. Volume nadi

Volume nadi adalah besarnya kualitas nadi setiap berdenyut. Volume

menggambarkan banyaknya darah yang mengalir kedalam arteri.

a. Volume nadi kecil : tahanan terlalu besar terhadap aliran darah, darah

yang dipompa jantung terlalu sedikit (pada efusi perikardial, stenosis

katup mitral, payah jantung, dehidrasi, syok hemoragik).

b. Volume nadi yang berkurang secara lokal : peningkatan tahanan

setempat.

c. Volume nadi besar : volume darah yang dipompakan terlalu banyak,

tahanan terlalu rendah (pada bradikardia, anemia, hamil,

hipertiroidisme).

c. Pernapasan

Proses fisiologis yang berperan pada proses pernapasan adalah :

ventilasi pulmoner, respirasi eksternal dan internal. Laju pernapasan

meningkat pada keadaan stres, kelainan metabolik, penyakit jantung paru,

dan pada peningkatan suhu tubuh. Pernapasan yang normal bila

kecepatannya 14-20x/menit pada dewasa, dan sampai 44x/menit pada bayi.

Kecepatan dan irama pernapasan serta usaha bernapas perlu diperiksa

untuk menilai adanya kelainan:

Laporan tutorial Skenario B 32

1. Kecepatan

a. Takipnea : pernapasan cepat dan dangkal.

b. Bradipnea : pernapasan lambat.

c. Hiperpnea/hiperventilasi : pernapasan dalam dan cepat (Kussmaul)

d. Hipoventilasi : bradipnea disertai pernapasan dangkal.

2. Irama

a. Reguler

b. Pernapasan Cheyne-Stoke : Periode apnea diselingi hiperpnea.

c. Pernapasan Biot's (ataksia) : periode apnea yang tiba-tiba diselingi

periode pernapasan konstan dan dalam.

3. Usaha bernapas

Adalah kontraksi otot-otot tambahan saat bernafas misalnya

otot interkostalis. Bila ada kontraksi otot-otot tersebut menunjukkan

adanya penurunan daya kembang paru.

4. Suhu

Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara pembentukan dan

pengeluaran panas. Pusat pengaturan suhu terdapat di hipotalamus yang

menentukan suhu tertentu dan bila suhu tubuh melebihi suhu yang

ditentukan hipotalamus tersebut, maka pengeluaran panas meningkat dan

sebaliknya bila suhu tubuh lebih rendah. Suhu tubuh dipengaruhi oleh

irama sirkadian, usia, jenis kelamin, stres, suhu lingkungan hormon, dan

olahraga.

Suhu normal berkisar antara 36,5°C - 37,5°C. Lokasi pengukuran

suhu adalah oral (di bawah lidah), aksila, dan rektal. Pada pemeriksaan

suhu per rektai tingkat kesalahan lebih kecil daripada oral atau aksila.

Peninggian semua terjadi setelah 15 menit, saat beraktivitas, merokok, dan

minum minuman hangat, sedangkan pembacaan semu rendah terjadi bila

pasien bernafas melalui mulut dan minum minuman dingin.

Laporan tutorial Skenario B 33

Sumber : Panduan LKK Universitas Muhammadiyah Palembang

e. Bagaimana dampak dari kadar kimiah darah yang tidak normal?

(kalium,natrium)

Jawab :

Natrium

Hiponatremia dapat terjadi pada kondisi hipovolemia (kekurangan

cairan tubuh), euvolemia atau hipervolemia (kelebihan cairan tubuh).

Hipovolemia terjadi pada penggunaan diuretik, defi siensi

mineralokortikoid, hipoaldosteronism, luka bakar, muntah, diare,

pankreatitis

Hipernatremia. Faktor yang mempengaruhi adalah faktor dehidrasi,

aldosteronism, diabetes insipidus dan diuretik osmotik. Umumnya, rasa

haus pada hipernatremia merupakan mekanisme pertahanan utama untuk

mencegah hipertonisitas

Kalium

Hiperkalemia Faktor yang mempengaruhi penurunan ekskresi kalium

yaitu: gagal ginjal, kerusakan sel (luka bakar, operasi), asidosis, penyakit

Addison, diabetes yang tidak terkontrol dan transfusi sel darah merah.

Hipokalemia, adalah konsentrasi kalium dalam serum darah kurang

dari 3,5 mmol/L.

Sumber : (Siregar, 2009)

Sintesis

Keseimbangan kadar kalium yang normal yaitu antara 3,5-5 mEq/L.

Kadar kalium plasma kurang dari 3,5 mEq/L disebut sebagai hipokalemia

dan kadar lebih dari 5 mEq/L disebut sebagai hiperkalemia.

Laporan tutorial Skenario B 34

Pada kasus ini pemeriksaan laboratorium Imron yaitu kadar natrium:

168 mEq/L dan kadar kalium: 4 mEq/L. Hal tersebut menunjukkan bahwa

kadar natrium Imron melebihi batas normal 150 mEq/L sehingga kadar

natrium Imron tergolong hyponatremia, sedangkan untuk kadar kalium

menunjukan batas normal karena kadar kalium Imron yaitu 4 mEq/L

berada diantara 3,5-5 mEq/L.

Dewasa

Anak

Bayi

135-145 mEq/L

135-145 mEq/L

134-150 mEq/L

(Siregar, 2009)

Pengertian Hiperkalemia (K >5,5 mEq/l[5,5 mmol/l])

Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih atau

sama dengan 5,5 mEq/L terjadi karena peningkatan masukan kalium,

penurunan ekskresi urine terhadap kalium, atau gerakan kalium keluar

dari sel-sel. Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu

segera dikenali dan ditangani untuk menghindari disritmia dan henti

jantung yang fatalL

Biasanya konsentrasi kalium yang tinggi adalah lebih berbahaya

daripada konsentrasi kalium yang rendah. Konsentrasi kalium darah yang

lebih dari 5.5 mEq/L akan mempengaruhi sistem konduksi listrik jantung.

Bila konsentrasi yang tinggi ini terus berlanjut, irama jantung menjadi

tidak normal dan jantung akan berhenti berdenyut.

Akibat

a. Neuromuskular

Kelemahan otot yang tidak begitu terlihat biasanya merupakan tanda

awal .Kelemahan otot yang berjalan naik dan berkembang kearah

paralisis flaksid pada tungkai bawah, dan akhirnya pada badan dan

lengan ( berat ) Parestesia pada wajah, lidah, kaki, dan tangan

Laporan tutorial Skenario B 35

b. Saluran cerna

Mual, kolik usus, diare

c. Ginjal

Oliguria yang berlanjut menjadi anuria

d. Kardiovaskular

Disritmia jantung, bradikardia, blok jantung komplit, fibrilasi ventrikel

atau henti jantung.

Perubahan EKG (selalu terjadi jika  K+ serum= 7-8 mEq/L

2. Pengertian Hipokalemia (Kalium <3,5 mEq /L[<3,5 mmol/L])

Hipokalemia adalah rendahnya kadar kalium didalam darah kita.

Kalium kita ketahui juga sebagai elektrolit yang berperan penting pada

fungsi syaraf dan sel otot, terutama fungsi sel otot jantung.Obat Herbal

Hipokalemia.Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah)

merupakan suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah

kurang dari 3.8 mEq/L darah.

Akibat:

Adapun komplikasi dari penyakit hipokalemia ini adalah sebagai

berikut :

a. Akibat kekurangan kalium dan cara pengobatan yang kurang hati-hati

dapat menimbulkan otot menjadi lemah, kalau tidak diatasi dapat

menimbulkan kelumpuhan.

b. Hiperkalemia yang lebih serius dari hipokalemia, jika dalam

pengobatan kekuarangan kalium tidak berhati-hati yang

memungkinkan terlalu banyaknya kalium masuk kedalam pembuluh

darah.(Ilmu Gizi, 1991, hal 99)

f. Selain itu juga adapun hal-hal yang dapat timbul pada hipokalemia

yaitu :

1. Aritmia (ekstrasistol atrial atau ventrikel) dapat terjadi pada keadaan

hipokalemia terutama bila mendapat obat digitalis.

2. Ileus paralitik.

3. Kelemahan otot sampai kuadriplegia.

4. Hipotensi ortostatik.

Laporan tutorial Skenario B 36

5. Vakuolisasi sel epitel tubulus proksimal dan kadang-kadang tubulus

distal.

6. Fibrosis interstisial, atropi atau dilatasi tubulus.

7. pH urine kurang akibatnya ekskresi ion H+ akan berkurang.

8. Hipokalemia yang kronik bila ekskresi kurang dari 20 mEq/L.

(Ilmu penyakit Dalam, 2001, hal.308).

Natrium

Natrium merupakan penentu utama osmolaritas dalam darah dan

pengaturan volume ekstrasel.Gangguan natrium yang berarti pada

sirkulasi berefek pada saraf dan fungsi neuromuscular.

1. Hiponatremia ( Na< 135 mEq/l[135 mmol/l])

Penyebab paling sering dari hiponatremi yang berkaitan dengan

rendahnya osmolaritas serum adalah sekresi ADH yang berlebihan

(hiponatremik euvolemik).Hiponatremi dapat juga dikaitkan dengan

keadaan hipovolemi dan hipervolemi. (table 11-3). Hiponatremi juga

dapat terjadi akibat adanya larutan non natrium, seperti glukosa dan

mannitol.

Hal ini ditandai oleh meningkatnya osmolalitas serum.

Pseudohiponatremi dapat terjadi bila ada hiperlipidemi,

hipoproteinemi, atau hipoglikemi yang berat..

Penyebab Hiponatremi.

Euvolemik Hipovolemik Hipervolemik

SIADH

Polidipsi psikogenik

Hipotiroidisme

Pemberian air yang tidak tepat pada bayi/anak Diuretik

Defisiensi aldosteron

Disfungsi tubuli ginjal

Diare

Kehilangan cairan lewat “Third Space” CHF

Laporan tutorial Skenario B 37

Chirrosis

Nefrosis

SIADH : Syndrome of inappropriate ADH

Manifestasi klinik hiponatremia meliputi gangguan sistem saraf

pusat dan sistem muskular dan termasuk disorientasi, penurunan

kesadaran, irritabilitas, kejang, letargi, koma, muntah, kelemahan dan

kegagalan respirasi akibat kelainan CNS. Penanganan hiponatremia

dilakukan dengan mengatasi penyakit yang mendasarinya, penghentian

pemberian obat, dan meningkatkan kadar natrium dalam sirkulasi.

Hiponatremik hipovolemik biasanya berespon baik dengan

pemberian volume intrvaskuler (normal saline). Volume intrvaskuler

diperbaiki, ADH ditekan dan air diekskresi oleh ginjal. Insufiensi

Adrenal harus diatasi pada penderita seperti ini. Hiponatremik

hipovolemik biasanya tidak berat dan akan membaik, bila penyakit yang

mendasarinya dapat diatasi.

2. Hipernatremia (Na >145 mEq/L [145 mmol/l])

Hipernatremia mengindikasikan kehilangan volume intrasel

dan hilangnya air dengan kehilangan natrium berlebihan dari

intrasel.Penyebab hipernatremia tertera pada table 11-4.

Tabel 11-4 Penyebab hiponatremia

Kehilangan air Intake air kurang Intake natrium berlebihan

- Diare

- Muntah

- Keringat berlebihan

- Diuresis

- Diabetes insipidus Kehausan

- Gangguan saluran cerna Intake garam

- Cairan garam hipertonik

- Natrium bicarbonate

Laporan tutorial Skenario B 38

Manifestasi klinik dari hipernatremia berhubungan dengan

fungsi SSP dan otot. Hal tersebut antara lain perubahan mental, letargi,

kejang, koma, dan kelemahan otot. Poliuria menunjukan adanya

diabetes incipidus atau kelebihan intake garam dan air.

Pengobatan utama adalah dengan mengobati penyebab yang

mendasari hipernatremia tersebut.Sebagian besar pasien membutuhkan

penggantian air yang keluar.

Sumber : Fisiologi Sherwood, 198

f. Bagaimana mekanisme kesadaran?

Jawab

1. Cortex Serebri Bilateral

2. Ascending Reticular Activating System(ARAS).

Mekanisme nya

Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di

kedua hemisfer serebri dan  Ascending Reticular Activating

System (ARAS).

Kesadaran ditentukan oleh interaksi kontinu antara fungsi korteks

serebriter masuk ingatan, berbahasa dan kepintaran (kualitas),

denganascending reticularactivating system(ARAS) (kuantitas) yang

terletak mulai dari pertengahan bagianatas pons. ARAS menerima serabut-

serabut saraf kolateral dari jaras-jaras sensorisdan melaluithalamic relay

nucleidipancarkan secara difus ke kedua korteksserebri. ARAS bertindak

sebagai suatuoff-on switch,untuk menjaga korteks serebri tetap

sadar(awake).

Laporan tutorial Skenario B 39

Sintesis

Sistem tubuh yang mengatur kesadaran adalah

1. Cortex Serebri Bilateral

Tingkah laku yang berhubungan dengan komponen otak yang

mengatur isi kesadaran seperti: kemampuan untuk sadar diri,

berbahasa, integrasi ruang dan waktu, emosi, mengungkapkan alasan,

dan hal-hal lain yang membuat kita sebagai manusia yang utuh. Bagian

dari otak yang mengatur hal ini adalah sebuah struktur yang disebut

sebagai korteks serebral.

Akan tetapi, kesadaran timbul karena terdapat pengaturan

antara korteks serebri dan batang otak yang dalam keadaan normal

bekerja secara sinkron. Korteks serebri sendiri mengatur tinggi

rendahnya kesadaran, sedangkan batang otak

merupakan on dan off nya kesadaran. Sebagai penghubung kedua

komponen diatas terdapat serabut yang disebut sebagai diffuse

projecting fiber sebagai pengantar. Berdasarkan hal-hal diatas,

gangguan kesadaran harus melibatkan proses yang

mempengaruhi formasioretikularis, diffuse projecting fiber dan korteks

serebri, atau keduanya secara bersamaan.

2. Ascending Reticular Activating System(ARAS).

Jika terjadikelainan pada kedua sistem ini, baik yang

melibatkan sistem anatomi maupunfungsional akan mengakibatkan

terjadinya penurunan kesadaran dengan berbagaitingkatan.

Ascending Reticular Activating System merupakan suatu rangkaian

atau network system yang dari kaudal berasal dari medulla spinalis

menuju rostralyaitu diensefalon melaluibrain stem sehingga kelainan

yang mengenai lintasanARAS tersebut berada diantara medulla, pons,

Laporan tutorial Skenario B 40

mesencephalon menuju kesubthalamus, hipothalamus, thalamus dan

akan menimbulkan penurunan derajatkesadaran.

Neurotransmiter yang berperan pada ARAS antara lain

neurotransmiterkolinergik, monoaminergik dan gamma aminobutyric

acid (GABA).Kesadaran ditentukan oleh interaksi kontinu antara

fungsi korteks serebritermasuk ingatan, berbahasa dan kepintaran

(kualitas), denganascending reticularactivating system(ARAS)

(kuantitas) yang terletak mulai dari pertengahan bagianatas pons.

ARAS menerima serabut-serabut saraf kolateral dari jaras-jaras

sensorisdan melaluithalamic relay nuclei

dipancarkan secara difus ke kedua korteksserebri. ARAS bertindak

sebagai suatu off-on switch,untuk menjaga korteksserebri tetap

sadar(awake)

Sumber: Sherwood,2009

4. Dokter memberikan cairan dextroses 5% pada imron melalui IVFD.

a. Mengapa Dokter memberikan cairan dextroses 5% pada Tn. imron

melalui IVFD?

Jawab :

Komposisicairan dextrose 5% adalah50 gramglukosa. Dextrose

digunakansebagaicairan maintenance padapasiendenganpembatasan intake

natrium.Cairan maintenance adalah volume asupancairanharian yang

menggantikan “insensible loss” ( kehilangancairantubuh yang menguap,

uap air darihembusannafasdalamhidung)

Dextrose termasuk ke dalam cairan hipertonik dimana

osmolaritasnya lebih tinggi di banding serum sehingga “menarik cairan

dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.

Cairan ini Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan

produksi urin dan mengurangi edema ( bengkak)

Laporan tutorial Skenario B 41

Sintesis:

Padakasus Tn. Imron mengalami dehidrasi dari pengeluaran keringat,

dextrose dapat memaintenance kondisi imron dengan pembatasan intake

natrium dextrose dan juga karena cairan dextrose mengandung glukosa

yang dapat memberi energy karena hasil metabolism glukosa adalah ATP

sehingga dapat memulihkan kondisi Imron dari keadaan lemas

Sumber: Jurnal: pengaruhinfus dextrose 2,5 % NaCl 0,45 %

terhadap kadar glukosa darah pada pasien

b. Apa komposisi cairan dextroses 5%?

Jawab

Komposisinya adalah glukosa anhidrous dalam air untuk

injeksi.Larutan dijaga pada pH antara 3,5 sampai 6,5 dengan natrium

bikarbonat.Larutan dextrose 5% iso-osmosis dengan darah. Larutan

dextrose injeksi merupakan larutan jernih dan tidak berwarna

Dextrose berisi satu molekul air hidrasi atau anhydrous. Kristal tidak

berwarna atau putih, serbuk kristal atau granul. Tidak berbau dan

mempunyai rasa manis. Larut 1 dalam 1 bagian air dan 1 dalam 100

bagian alkohol; sangat larut dalam air mendidih; larut dalam alkohol

mendidih.

Sumber : Jurnal: pengaruhinfus dextrose 2,5 % NaCl 0,45 %

terhadap kadar glukosa darah pada pasien

e. Apa saja jenis-jenis cairan infus?

Jawab :

1. Cairan hipotonik

Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+

lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan

menurunkan osmolaritas serum. Contohnya adalah NaCl 45% dan

Dekstrosa 2,5%.

Laporan tutorial Skenario B 42

2. Cairan Isotonik:

osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian

cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh

darah. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal

saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).

3. Cairan hipertonik:

Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga

“menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam

pembuluh darah. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik,

Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah

(darah), dan albumin.

Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:

1. Kristaloid

Bersifat isotonik. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis

2. Koloid:

Ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak

akan keluar dari membran kapiler, Contohnya adalah albumin dan steroid

5. Pandangan islam pada kasus ini?

Jawab :

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari

Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada)

dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman”

(QS:Yunus57). 

Sintesis

Sehat menurut batasan World Health Organization adalah keadaan

sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang

bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehat

Laporan tutorial Skenario B 43

jasmani, rokhani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat

yang pilihan. 

2.6 Kesimpulan

Imron 40 Thn Mengalami dehidrasi dan Hipernatremi disebabkan

karena tidak minum dan terpajan sengatan sinar matah

2.7 Kerangka Konsep

Laporan tutorial Skenario B 44

Imron 40 TahunTerombang-ambing dilaut

selama 2 hari

Tidak mium Terpajan sengatan sinar matahari

Dehidrasi dan Hipernatremia

- Kejang - Edema Orbitalis- Haus- Lemah - Mata berkunang-

kungang

Daftar Pustaka

Cleveland. 2007. Jurnal Kesehatan Tubuh Manusia. Bandar Aceh

Guyton. 2013. Fisiologi Manusia. Jakarta. EGC

Price. 2013. Patofisiologi konsep klinis Prose-proses penyakit. Jakarta. EGC

Rosmiati. 2009. Gangguan Keseimbangan Cairan tubuh. Yogyakarta. PT Merdeka Pustaka

Sherwood. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta. EGC

Jurnal: pengaruhinfus dextrose 2,5 % NaCl 0,45 % terhadap kadar glukos darah pada pasien

Panduan LKK Universitas Muhammadiyah Palembang

Laporan tutorial Skenario B 45