ske 2 urinari

23
Nama : Fennie Budhiarti Skenario : 2 ( ISK ) Kelas : A NPM : 1102010100 1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopik dan mikroskopik vesika urinaria dan uretra 1.1 Makroskopik Ureter Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal. Syntopi ureter Ureter kiri Ureter kanan Anterior Kolon sigmoid a/v. colica sinistra a/v. testicularis/ovarica Duodenum pars descendens Ileum terminal a/v. colica dextra a/v.ileocolica mesostenium Posterior M.psoas major, percabangan a.iliaca communis Laki-laki: melintas di bawah lig. umbilikal lateral dan ductus deferens Perempuan: melintas di sepanjang sisi cervix uteri dan bagian atas vagina Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria. Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih. Terdapat beberapa tempat di mana

Upload: fenniebubu

Post on 30-Jan-2016

232 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ske 2

TRANSCRIPT

Page 1: Ske 2 Urinari

Nama : Fennie Budhiarti Skenario : 2 ( ISK )

Kelas : A NPM : 1102010100

1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopik dan mikroskopik vesika urinaria dan uretra

1.1 Makroskopik UreterUreter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan

ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.

Syntopi ureterUreter kiri Ureter kanan

Anterior Kolon sigmoid

a/v. colica sinistra

a/v. testicularis/ovarica

Duodenum  pars descendens

Ileum terminal

a/v. colica dextra

a/v.ileocolica

mesosteniumPosterior M.psoas major, percabangan a.iliaca communis

Laki-laki: melintas di bawah lig. umbilikal lateral dan ductus deferens

Perempuan: melintas di sepanjang sisi cervix uteri dan bagian atas vagina

Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria. Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih. Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk batu/kalkulus.

Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca communis, a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan persarafan ureter melalui segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta pleksus hipogastricus superior dan inferior.

Page 2: Ske 2 Urinari

Vesica urinaria

Adapun struktur anatomi dari vesika urinaria, sebagai berikut:

Berbentuk piramid 3 sisi , apex menuju ventral atas dan basis (fundus) menuju dorso kaudal dan corpus terdapat antara apex dan fundus vesicae.

Pada bagian kiri/kanan fundus vesicae terdapat tempat kedua muara ureter yang dinamakan “ Orificium Uretericum Vesicae “ dan daerah tersebut berbentuk segitiga yang dikenal dengan “trigonum vesicae”, dan pada basis caudal terdapat tempat keluar urine menuju urethra yang dinamakan “ orificium urethra internum vesicae “.

Pada bagian apex vesicae terdapat jaringan ikat yang merupakan sisa embryologis dari “ Urachus ” yang menuju umbilicus dinamakan “ ligamentum vesiko umbilikalis medianum ”.

Mempunyai lapisan fibrosa, serosa dan tunica muscularis. Pada tunica musculare terdapat serabut otot stratum longitudinalis dari apex ke fundus dan stratum circulare yang melingkari orificium internum vesicae.otot tersebut diatas berfungsi untuk merangsang urine keluar vesicae yang dikenal dengan “ m.destrusor vesicae dan m.sphincter vesicae.

Pada daerah trigonal vesicae terdapat otot yang merupakan lanjutan dari stratum longitudinalis yang menghubungkan kedua orificium uretericum dan membentuk plica inter uretericum yang berfungsi untuk vesicae jika sudah penuh.

Syntopi vesica urinaria Vertex Lig. umbilical medial Infero-lateral Os. Pubis, M.obturator internus, M.levator ani Superior Kolon sigmoid, ileum (laki-laki), fundus-korpus uteri, excav. vesicouterina (perempuan) Infero-posterior Laki-laki: gl.vesiculosa, ampula vas deferens,rektum

Perempuan: korpus-cervis uteri, vagina.

VASKULARISASI VESICAE URINARIA

Mendapatkan perdarahan dari pembuluh darah sebagai berikut:

1. A . Vesicalis Superior cabang dari A. Hypogastrica.2. A . Vesicalis Inferior cabang dari A. Hypogarstica.

PERSYARAFAN VESICA URINARIA

Di urus oleh syaraf otonom parasympatis yang berassal dari N . Splanchnicus pelvicis ( sacral 2-3-4 ) dan syaraf sympatis ganglion symphaticus (lumbal 1-2-3 ).

URETHRA

Adalah saluran terakhir dari saluran urinarius mulai dari orificium internum urethra sampai ke orificium urethra externa ( tempat urine dikeluarkan ). Urethra pada laki – laki

Page 3: Ske 2 Urinari

lebih panjang dapi perempuan sebab pada laki – laki terdapat penis dan kelenjar prostat sedangkan pada wanita tidak ada. Pada laki – laki panjang urethra ( 18-20 ) cm dan pada wanita hanya ( 5-8 ).

STRUKTUR ANATOMI URETHRA :

Pada laki – laki terbagi atas 3 daerah yaitu :

1) Urethra pars prostatica mulai dari orificium urethra internum sampai ke urethra yang ditutupi oleh kelenjar prostata dan berada dalam rongga panggul. Cairan mani + sperma masuk kedalam urethra pars prostatica ini kemudian keluar pada orificium urethra externum.

2) Urethra pars membranacea dari pars prostatica sampai bulbus penis pars cavernosa ( urethra ini paling pendek 1-2 cm )

3) Uerthra pars cavernosa ( spongiosa ) mulai dari daerah bulbus penis sampai orificium urethra externum . berjalan dalam corpus cavernosa urethra ( penis ), 12-15 cm.Bermuara 2 macam kelenjar yaitu : 1. kelenjar para urethralis2. kelenjar bulbo urethralis

PERDARAHAN URETHRA Di urus oleh cabang – cabang arteria pudenda interna

1. A. Dorsalis penis2. A. Bulbo Urethralis

PERSYARAFAN URETHRADi urus oleh cabang – cabang N. Pudendus ke N. Dorsalis penis.

1.2Mikrosko

pik

VESIKA URINARIA

Page 4: Ske 2 Urinari

Adalah organ berongga yang fungsi utamanya adalah menampung urine. Lumen vesika urinaria dilapisi epitel transisional yang dapat meregang atau membesar ( berubah bentuk ) saat diisi urine. Vesika urinaria dilapisi oleh 3 lapisan yaitu mukosa, muskularis dan adventisia / serosa. Lapisan yang menyusun epitel transisional pada mukosa lebih banyak, pada permukaan epiel yang teregang dapat ditemukan sel payung dengan dinding apikalnyaberwarna asidofil. Dibawah epitel terdapat lamina propia. Tunika muskularis tersusun oleh lapisan – lapisan otot polos yang berjalan ke berbagai arah. Tunika adventitia berupa jaringan ikat, sebagian vesika urinaria ditutupi oleh peritoneum (serosa).

URETHRA

Pada urethra pria Epitel pembatas urethra pars prostatica ialah epitel transisional, tetapi pada bagian lain berubah menjadi epitel berlapis / bertingkat silindris, dengan bercak epitel berlapis gepeng, ujung urethra bagian penis yang melebar atau fosa naviculare dibatasi oleh epitel berlapis gepeng terdapat sedikit sel goblet penghasil mukus.sedangkan pada wanita muskularisnya terdiri dari dua lapisan sel otot polos tetapi diperkuat sfingter otot pada muaranya, dan epitel pembatasnya berupa epitel berlapis gepeng. Lamina propianya merupakan jaringan ikat fibrosa longgar yang ditandai dengan banyaknya sinus venosus mirip jaringan cavernosa.

2. Memahami dan Menjelaskan Proses Fisiologi Berkemih

Page 5: Ske 2 Urinari

Setelah dibentuk ginjal, urin disalurkan melalui ureter ke kandung kemih. Kontraksi otot peristaltik otot polos dalam dinding uretra juga mendorong urin bergerak dari ginjal menuju kandung kemih. Ureter menembus dinding kandung kemih secara oblik sebelum bermuara di rongga kandung kemih. Susunan anatomis ini mencegah aliran balik urin dari kandung kemih ke ginjal ketika terjadi peningkatan tekanan di kandung kemih.

Ketika kandung kemih terisi, ujung ureter yang terdapat di dinding kandung kemih tertekan dan menutup. Tapi urin masih tetap bisa masuk ke kandung kemih, karena kontraksi ureter menghasilkan tekanan yang cukup besar untuk mendorong urin melewati saluran yang tertutup. Lapisan epitel kandung kemih (epitel transisional) mampu meningkatkan atau mengurangi luas permukaan melalui proses teratur daur membran saat kandung kemih terisi atau kosong.

Kandung kemih terisi → permukaan epitel meluas dengan cara vesikel-vesikel sitoplasma disisipkan ke dalam membran permukaan melalui proses eksositosis.

Isi kandung kemih keluar → vesikel-vesikel ditarik melalui proses eksositosis.

Kandung kemih harus memiliki kapasitas penyimpanan yang cukup, sehingga urin tidak perlu terus menerus dikeluarkan. Otot polos kandung kemih banyak mendapatkan persarafan parasimpatis, yang apabila dirangsang akan menyebabkan kontraksi kandung kemih. Ketika m.detrussor vesicae berkontraksi terjadi perangsangan urin.

Pintu keluar kandung kemih dijaga 2 sfingter:

Sfingter uretra interna, terdiri dari otot polos dan berada di bawah kontrol involunter. Sewaktu kandung kemih melemas/ rileks, susunan anatomis uretra interna menutupi pintu keluar kandung kemih.

Sfingter uretra eksterna, diperkuat seluruh diafragma pelvis, dipersarafi neuron motorik, di bawah kesadaran karena merupakan otot rangka. Dapat dengan sengaja dikontraksikan untuk mencegah pengeluaran urin sewaktu kandung kemih kontraksi & sfingter uretra interna terbuka.

Daya tampung kandung kemih berkisar 250-400ml, semakin banyak terisi urin maka volume di dalam kandung kemih juga semakin besar dan semakin besar pula tingkat pengaktifan reseptor regang.

Aktivasi reseptor regang→ke serat-serat aferen→korda spinalis→antar neuron→rangsang parasimpatis→hambat neuron motorik yang persarafi sfingter eksterna, kedua sfingter terbuka dan urin terdorong keluar menuju uretra karena gaya kontraksi kandung kemih.

3. Memahami dan Menjelaskan ISK 3.1 Definisi

Page 6: Ske 2 Urinari

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan keadaan tumbuh dan berkembangbiaknya kuman dalam saluran kemih meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna.

Infeksi saluran kemih ini adalah suatu infeksi bakteri yang umum dijumpai pada anak danmerupakan penyebab kedua angka kesakitan pada anak setelah infeksi saluran napas.

3.2 EtiologiPenyebab ISK bisa bermacam-macam mikroorganisme, terbanyak adalah kuman yang

berasal dari saluran cerna yaitu kuman Escherichia coli ( E.coli ) terutama pada ISK sederhana.

Mikroorganisme seperti chlamydia dan mycoplasma dapat menyerang pria dan wanita, infeksi yang disebabkan oleh bakteri tersebut hanya berada di dalam uretra dan sistem reproduksi. Chlamydia dan mycoplasma ditularkan secara hubungan seksual.

Bakteri utama penyebab ISK adalah bakteri Escherichia coli (E. coli) yang banyak terdapat pada tinja manusia dan biasa hidup di kolon. Wanita lebih rentan terkena ISK karena uretra wanita lebih pendek daripada uretra pria sehingga bakteri ini lebih mudah menjangkaunya. Infeksi juga dapat dipicu oleh batu di saluran kencing yang menahan koloni kuman. Sebaliknya, ISK kronis juga dapat menimbulkan batu.

Mikroorganisme lain yang bernama Klamidia dan Mikoplasma juga dapat menyebabkan ISK pada laki-laki maupun perempuan, tetapi cenderung hanya di uretra dan sistem reproduksi. Berbeda denga E coli, kedua bakteri itu dapat ditularkan secara seksual sehingga penanganannya harus bersamaan pada suami dan istri.

Bakteri gram - Enterobacter E. Coli, Klebsiella pneumoniae / oxytosa, Proteus mirabilis, Enterobacter aerogenes, Serratia morcescens

Pseudomonadaceae Pseudomonas auriginosa

Bekteri gram + Mikrococcaceae Staphylococcus aureusStreptococcus Streptococcus fecalis/ enterococcus

Faktor Resiko

o Kurang menjaga kebersihan dan kesehatan daerah seputar saluran kencing. o Cara cebok yang salah, yaitu dari belakang ke depan. Cara cebok seperti ini sama saja

menarik kotoran ke daerah vagina atau saluran kencing. o Suka menahan kencing. Kebiasaan ini memungkinkan kuman masuk ke dalam saluran

kencing. Hal ini karena uretra perempuan yang pendek. o Tidak kencing sebelum melakukan hubungan seks. Biasanya hal ini banyak terjadi

pada pasangan yang baru menikah, karena itu disebut honeymooners cystitis. o Memiliki riwayat penyakit kelamin. o Memiliki riwayat penyakit batu di daerah saluran kencing.

3.3 Epidemiologi

Page 7: Ske 2 Urinari

Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor lainnya. Insidens ISK tertinggi terjadi pada tahun pertama pada anak. Selama tahun pertama kehidupan, prevalensi bakteriuria 0,9% pada anak perempuan dan 2,5% pada anak laki-laki. Prevalensi ISK pada anak usia 2 bulan sampai 2 tahun adalah 5%. Insidens ISK pada anak usia kurang dari 6 tahun adalah 3-7% pada anak perempuan dan 1-2% pada anak laki-laki. Insidens ISK pada anak remaja adalah 10%, dimana 7,8% diantaranya dijumpai pada anak perempuan.

Suatu penelitian mendapatkan prevalensi yang lebih tinggi terjadi pada anak malnutrisi yaitu sekitar 8-35%.13 Angka kejadian ISK pada anak kulit putih lebih tinggi daripada anak kulit hitam. Rekurensi ISK dapat terjadi 6 – 12 bulan berikutnya dengan angka kejadian 20-48%. Rekurensi ISK terutama terjadi pada anak usia 3 - 5 tahun.

3.4 Klasifikasi

Menurut lokasi infeksi :- ISK BAWAH : infeksi pada uretra dan kandung kemih- ISK ATAS : infeksi pada ginjalMenurut gejala:- Bakteriuria asimptomatis ( tanpa disertai gejala )- Bakteriuria simptomatis ( disertai gejala )Menurut komplikasi:

1. ISK uncomplicated (simple) ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik,anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usi lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.

2. ISK complicated Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit di berantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macamantibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagi berikut:

Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesikouretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan prostatitis.

Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK. Gangguan daya tahan tubuh Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen sperti prosteus spp yang

memproduksi urease

3.5 Patogenesis

Page 8: Ske 2 Urinari

Pathogenesis bakteriuria asimtomatik dengan presentasi klinis ISK tergantung dari patogenitas dan status pasien sendiri (host).

Peran patogenisitas bakteri. Sejumlah flora saluran cerna termasuk Escherichia coli diduga terkait dengan etiologi ISK. Patogenisitaas E.coli terkait dengan bagian permukaan sel polisakarida dari lipopolisakarin (LPS). Hanya IG serotype dari 170 serotipe O/ E.coli yang berhasil diisolasi rutin dari pasien ISK klinis, diduga strain E.coli ini mempunyai patogenisitas khusus (Sukandar, E., 2004).

Peran bacterial attachment of mucosa. Penelitian membuktikan bahwa fimbriae merupakan satu pelengkap patogenesis yang mempunyai kemampuan untuk melekat pada permukaan mukosa saluran kemih. Pada umumnya P fimbriae akan terikat pada P blood group antigen yang terdpat pada sel epitel saluran kemih atas dan bawah (Sukandar, E., 2004).

Peranan faktor virulensi lainnya. Sifat patogenisitas lain dari E.coli berhubungan dengan toksin. Dikenal beberapa toksin seperti α-hemolisin, cytotoxic necrotizing factor-1(CNF-1), dan iron reuptake system (aerobactin dan enterobactin). Hampir 95% α-hemolisin terikat pada kromosom dan berhubungan degan pathogenicity island (PAIS) dan hanya 5% terikat pada gen plasmio. (Sukandar, E., 2004)

Virulensi bakteri ditandai dengan kemampuan untuk mengalami perubahan bergantung pada dari respon faktor luar. Konsep variasi fase MO ini menunjukan ini menunjukkan peranan beberapa penentu virulensi bervariasi di antara individu dan lokasi saluran kemih.

Page 9: Ske 2 Urinari

Oleh karena itu, ketahanan hidup bakteri berbeda dalam kandung kemih dan ginjal. (Sukandar, E., 2004)

Peranan Faktor Tuan Rumah (host) Faktor Predisposisi Pencetus ISK. Penelitian epidemiologi klinik mendukung

hipotensi peranan status saluran kemih merupakan faktor risiko atau pencetus ISK. Jadi faktor bakteri dan status saluran kemih pasien mempunyai peranan penting untuk kolonisasi bakteri pada saluran kemih. Kolonisasi bacteria sering mengalami kambuh (eksasebasi) bila sudah terdapat kelainan struktur anatomi saluran kemih. Dilatasi saluran kemih termasuk pelvis ginjal tanpa obstruksi saluran kemih dapat menyebabkan gangguan proses klirens normal dan sangat peka terhadap infeksi. Endotoksin (lipid A) dapat menghambat peristaltik ureter. Refluks vesikoureter ini sifatnya sementara dan hilang sendiri bila mendapat terapi antibiotika. Proses pembentukan jaringan parenkim ginjal sangat berat bila refluks visikoureter terjadi sejak anak-anak. Pada usia dewasa muda tidak jarang dijumpai di klinik gagal ginjal terminal (GGT) tipe kering, artinya tanpa edema dengan/tanpa hipertensi. (Sukandar, E., 2004)

Status Imunologi Pasien (host). Penelitian laboratorium mengungkapkan bahwa golongan darah dan status sekretor mempunyai konstribusi untuk kepekaan terhadap ISK. Pada tabel di bawah dapat dilihat beberapa faktor yang dapat meningkatkan hubungan antara berbagai ISK (ISK rekuren) dan status secretor (sekresi antigen darah yang larut dalam air dan beberapa kelas immunoglobulin) sudah lama diketahui. Prevalensi ISK juga meningkat terkait dengan golongan darah AB, B dan PI (antigen terhadap tipe fimbriae bakteri) dan dengan fenotipe golongan darah Lewis. (Sukandar, E., 2004)

3.6 Patofisiologi

Pada individu normal, biasanya laki-laki maupun perempuan urin selalu steril karena dipertahankan jumlah dan frekuensi kencing. Utero distal merupakan tempat kolonisasi mikroorganisme nonpathogenic fastidious Gram-positive dan gram negative. (Sukandar, E., 2004)

Hampir semua ISK disebabkan invasi mikroorganisme asending dari uretra ke dalam kandung kemih. Pada beberapa pasien tertentu invasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal. Proses ini, dipermudah refluks vesikoureter. Proses invasi mikroorganisme hematogen sangat jarang ditemukan di klinik, mungkit akibat lanjut dari bakteriema. Ginjal diduga merupakan lokasi Universitas Sumatera Utara

Infeksi sebagai akibat lanjut septikemi atau endokarditis akibat Stafilokokus aureus. Kelainan ginjal yang terkait dengan endokarditis (Stafilokkokus aureus) dikenal Nephritis Lohein. Beberapa penelitian melaporkan pielonefritis akut (PNA) sebagai akibat lanjut invasi hematogen. (Sukandar, E., 2004)

3.7 Manifestasi klinik

Page 10: Ske 2 Urinari

Tanda dan Gejala1. Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah adalah :

Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih Spasme pada area kandung kemih dan suprapubis Hematuria Nyeri punggung dapat terjadi

2. Tanda dan gejala ISK bagian atas adalah : Demam Menggigil Nyeri panggul dan pinggang Nyeri ketika berkemih Malaise Pusing Mual dan muntah

Berdasarkan bagian saluran kemih yang terinfeksi, tanda dan gejala sebagai berikut: Sistitis : piuria urgensi, frekuensi miksi meningkat perubahan warna dan bau

urine, nyeri suprapublik, demam biasanya tidak ada. Uretritis : mungkin mirip dengan sistitis kecuali adanya discharge urethra Prostatitis: serupa dengan sistitis kecuali gejala obstruksi orifisium uretra

(cont: hesitansi, aliran lemah). Pielonefritis : demam, menggigil, nyeri punggung atau bokong, mual, muntah,

diare. Abses ginjal (intrarenal atau perinefrik); serupa dengan pielonefritis kecuali

demam menetap meskipun diobati dengan antibiotik.

Gejala Lain Pada beberapa kasus, mungkin terlihat sedikit darah pada air seninya yang baunya

sangat menyengat. Terasa sakit di akhir kencing. Anyang-anyangan atau rasa masih ingin kencing lagi. Meski sudah dicoba untuk

berkemih namun tidak ada air kemih yang keluar.

3.8 Diagnosis dan DD

ISK adalah keadaan adanya infeksi ( ada pertumbuhan dan perkembang biakan bakteri ) dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria bermakna yaitu ≥ 100000 koloni / ml urin segar. Bakteriuria adalah ditemukannya bakteri dalam urin. Bakteriuria asimtomatik adalah bila ditemukannnya bakteriuria bermakna tanpa adanya gejala klinis. Hal ini lebih sering terjadi pada anak perempuan.

Gejala klinis ISK adalah nyeri perut, demam, malaise, mual, muntah dan terkadang diare. Pada bayi biasanya gejalanya kurang spesifik misal penurunan nafsu makan, gelisah dan penurunan berat badan.

Studi yang dilakukan di negara berkembang mendapatkan anak yang menderita demam 10% diantaranya adalah ISK. Tidak jarang pada bayi dan anak usia lebih kecil ISK tidak menunjukkan gejala. Faktor predisposisi terjadinya ISK adalah jenis kelamin wanita,

Page 11: Ske 2 Urinari

anak laki-laki yang tidak disirkumsisi, anak yang sedang belajar buang air kecil, konstipasi, pemakaian popok sekali pakai dalam waktu yang lama, kelainan anatomi, dan lainnya.

ISK dapat dibagi menjadi ISK atas (upper UTI) dan ISK bawah (lower UTI). ISK atas yaitu bila infeksi terjadi terutama di parenkim ginjal, lazim disebut pielonefritis. ISK bawah yaitu bila infeksi terjadi di vesika urinaria atau uretra. ISK atas paling sering terjadi pada bayi usia kurang dari 12 bulan dengan gejala demam tanpa sebab.

Hal penting yang perlu diperhatikan untuk konfirmasi sebelum menegakkan diagnosa ISK adalah cara pengambilan sampel urin. Sampel untuk pembiakan urin sebaiknya dilakukan segera (kurang dari setengah jam sesudah sampel urin diambil). Bila waktu tidak memungkinkan dapat disimpan dalam lemari es pada suhu 40C dan masih dapat dilakukan pembiakan sebelum 48 jam. Waktu pengambilan sampel urin untuk pemeriksaan rutin yang terbaik adalah pagi hari segera sesudah bangun tidur, sedang bila untuk biakan bisa diambil urin sewaktu asalkan sudah lebih dari 4 jam urin terkumpul dalam kandung kemih.

Baku emas untuk diagnostik ISK adalah pemeriksaan kultur urin dimana dijumpai bakteriuria ≥ 100000 koloni / ml urin segar. Pemeriksaan lainnya adalah dengan cara urin dip slide dan tes dipstik urin.1,18-20 Urin dipslide adalah suatu gelas objek yang dilapisi media biakan diatasnya, direndam ke dalam pot yang berisi urin di dalamnya dan diinkubasi selama 24 jam. Tes dipstik urin adalah batang plastik tipis yang pada ujungnya terdapat reagens pads dan yang penting diperhatikan untuk ISK adalah nitrit, leukosit esterase dan protein.

Novak, dkk menyebutkan bahwa urinalisa dapat membantu dalam memprediksi terjadinya ISK dengan sensitivitas 82%.Dipstik urin baik dilakukan sebelum kultur urin sebagai petunjuk awal dalam mendiagnosis ISK oleh karena hasil kultur urin baru diperoleh lebih dari 24 jam. Suatu studi metaanalisis menyimpulkan bahwa adanya bakteri yang dilihat dari nitrit dan leukosit esterase pada dipstik urin dapat menggambarkan adanya ISK pada anak.

Pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan adalah USG ginjal dan skintigrafi menggunakan Dimercaptosuccinic acid scintigraphy (DMSA). Lebih kurang 40% anak dengan ISK menunjukkan kelainan radiologis seperti refluks dan hidronefrosis. Dari suatu studi di Inggris disebutkan bahwa foto polos abdomen tidak perlu dilakukan.Pengenalan dini dan pemilihan terapi antibiotik yang tepat dapat mencegah berkembangnya penyakit menjadi pyelonephritis, urosepsis dan sekuele jangka panjang yaitu skar ginjal. Satu dari 3 penderita skar ginjal akan menjurus ke hipertensi asimptomatik. Hipertensi ini akan berlanjut disertai penurunan fungsi ginjal dan akhirnya menderita gagal ginjal kronik.

3.9 Pemeriksaan penunjang

Analisa urin rutin, pemeriksaan mikroskop urin segar tanpa puter, kultur urin, serta jumlah kuman/mL urin merupakan protocol standar untuk pendekatan diagnosis ISK. Pengambilan dan koleksi urin, suhu, dan teknik transportasi sampel urin harus sesuai dengan protocol yang dianjurkan. (Sukandar, E., 2004)

Page 12: Ske 2 Urinari

Investigasi lanjutan terutama renal imaging procedures tidak boleh rutin, harus berdasarkan indikasi yang kuat. Pemeriksaan radiologis dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK.Renal imaging procedures untuk investigasi faktor predisposisi ISK termasuklah ultrasonogram (USG), radiografi (foto polos perut, pielografi IV, micturating cystogram), dan isotop scanning. (Sukandar, E., 2004)

Pemeriksaan laboratorium 1. Urinalisis

a. Leukosuria Leukosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting terhadap dugaan adalah

ISK. Dinyatakan positif bila terdapat > 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sedimen air kemih. Adanya leukosit silinder pada sediment urin menunjukkan adanya keterlibatan ginjal. Namun adanya leukosuria tidak selalu menyatakan adanya ISK karena dapat pula dijumpai pada inflamasi tanpa infeksi. Apabila didapat leukosituri yang bermakna, perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur.

b. Hematuria Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu bila dijumpai 5-10

eritrosit/LPB sedimen urin. Dapat juga disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun oleh sebab lain misalnya urolitiasis, tumor ginjal, atau nekrosis papilaris.

2. Bakteriologis

a. Mikroskopis Dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau tanpa pewarnaan gram. Dinyatakan

positif bila dijumpai 1 bakteri /lapangan pandang minyak emersi. b. Biakan bakteri

Page 13: Ske 2 Urinari

\

Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah bermakna sesuai dengan criteria Cattell, 1996:

Wanita, simtomatik o >102organisme koliform/ml urin plus piuria, atau

o 10 5organisme pathogen apapun/ml urin, atau

o Adanya pertumbuhan organisme pathogen apapun pada urin yang diambil

dengan cara aspirasi suprapubik Laki-laki, simtomatik

o >103organisme patogen/ml urin

Pasien asimtomatik o 105 organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin berurutan.

3. Tes kimiawi Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah sebagian

besar mikroba kecuali enterokoki, mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari 100.000 - 1.000.000 bakteri. Konversi ini dapat dijumpai dengan perubahan warna pada uji tarik. Sensitivitas 90,7% dan spesifisitas 99,1% untuk mendeteksi Gram-negatif. Hasil palsu terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak, infeksi oleh enterokoki dan asinetobakter.

4. Tes Plat-Celup (Dip-slide) Lempeng plastik bertangkai dimana kedua sisi permukaannya dilapisi perbenihan padat

khusus dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan digenangi urin. Setelah itu lempeng dimasukkan kembali ke dalam tabung plastik tempat penyimpanan semula, lalu dilakukan pengeraman semalaman pada suhu 37° C. Penentuan jumlah kuman/ml dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan pada lempeng perbenihan dengan serangkaian gambar yang memperlihatkan keadaan kepadatan koloni yang sesuai dengan jumlah kuman antara 1000 dan 10.000.000 dalam tiap ml urin yang diperiksa. Cara ini mudah dilakukan, murah dan cukup akurat. Tetapi jenis kuman dan kepekaannya tidak dapat diketahui.

3.10 Tatalaksana

ISK Bawah

Meliputi :

1. Intake cairan yang banyak2. Antibiotic yang adekuat

Page 14: Ske 2 Urinari

3. Terapi asimptomatik untuk alkalinisasi urin : Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan

antibiotika tunggal; seperti ampisilin 3 gram,trimetropim 200 mg. Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisis (leukosuria)

diperlukan terapi konvensional selama 5-10 hari. Pemeriksaan mikroskopik urin dan biakan urin tidak diperlukan bila

semua gejala hilang dan tanpa leukosuria. Reinfeksi berulang (frequent-infection)

Disertai faktor predisposisi : terapi antimikroba yang intensif diikuti koreksi faktor resiko

Tanpa faktor predisposisio Asupan cairan banyak

o Cuci setelah melakukan senggama diikuti terapi antimikroba

takaran tunggal (missal trimetoprim 200 mg) Terapi antimikroba jangka lama sampai 6 bulan

ISK atas Memerlukan rawat inap untuk status hidrasi dan terapi antibiotika

parenteral paling sedikit 48 jam The Infectious Disease Society of America menganjurkan satu dari tiga

alternatif terapi antibiotik IV sebagai terapi awal selama 48-72 jam sebelum diketahui MO sebagai penyebabnya :

Fluorokuinolon Aminoglikosida dengan atau tanpa ampisilin Sefalosporin dengan spektrum luas dengan atau tanpa

aminoglikosida 3.11 Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih antara lain batu saluran kemih, obstruksi saluran kemih, sepsis, infeksi kuman yang multisistem, dan gangguan fungsi ginjal.

Komplikasi lain yang mungkin terjadi setelah terjadi ISK yang terjadi jangka panjang adalah terjadinya renal scar yang berhubungan erat dengan terjadinya hipertensi dan gagal ginjal kronik. ISK pada kehamilan dengan BAS (Basiluria Asimtomatik) yang tidak diobati: pielonefritis, bayi prematur, anemia, Pregnancy-induced hypertension

ISK pada kehamilan: retardasi mental, pertumbuhan bayi lambat, Cerebral palsy, fetal death.

Sistitis emfisematosa : sering terjadi pada pasien DM. Pielonefritis emfisematosa syok septik dan nefropati akut vasomotor. Abses perinefrik

Pielonefritis berulang dapat mengakibatkan hipertensi, parut ginjal, dan gagal ginjal kronik

Berdasarkan Klinis

Page 15: Ske 2 Urinari

Tanpa komplikasi : sistitis pada wanita hamil kelainan neurologis atau struktural yang mendasarinya

Dengan Komplikasi : infeksi saluran kemih atas atau setiap kasus ISK pada laki-laki, atau perempuan hamil, atau ISK dengan kelainan neurologis atau struktural yang mendasarinya

Medikemantosa :

Terbaik menurut kultur

Bila tidak, obat-obat berikut dapat dipilih dan diikuti :

Sefotaksin Seftriakson, 2-3 1 gr/hari Kotrimoksazol : dosis tunggal 4 tablet Trimetoprin : 400 Fluoroquinolon (norfloxacin, ciprofloxacin, ofloxacin) Amoksisilin 3 gram obat ini sepertiganya resisten terhadap E. Coli Doksisiklin pada klamedia : 2 x 100 mg/hari Aminoglikosid Sefalosporin generasi ketiga Bila penyakit berat atau ada tanda-tanda urosepsis, harus dirawat inap dan

secara emperis dapat diberikan :

o Imipenemo Penisilin/Sefalosporin plus amino glikoside dan seftriakson atau seftazidine

Obat-obat tersebut diberikan 7-14 hariDitindaklanjuti 7-21 pasca-terapi

Pada ibu hamil, sistitis akut diberikan amoksisilin, nitrofurantoin atau sefalosporin

3.12 PrognosisISK tanpa kelainan anatomis mempunyai prognosis lebih baik bila dilakukan pengobatan

pada fase akut yang adequat dan disertai pengawasan terhadap kemungkinan infeksi berulang. Prognosis jangka panjang pada sebagian besar penderita dengan kelainan anatomis umumnya kurang memuaskan meskipun telah diberikan pengobatan yang adequat dan dilakukan koreksi bedah. Hal ini terjadi terutama pada penderita dengan nefropati refluk. Deteksi dini terhadap adanya kelainan anatomis, pengobatan yang segera pada fase akut. kerjasama yang baik antara dokter, ahli bedah urologi dan orang tua penderita sangan diperlukan untuk mencegah terjadinya perburukan yang mengarah pada terminal gagal ginjal kronis

3.13 Pencegahan Berikut ini adalah langkah-langkah yang studi menunjukkan mungkin mengurangi

infeksi saluran kemih. Ini mungkin cocok untuk orang-orang, terutama perempuan, dengan infeksi berulang:

Jangan menunda buang air kecil ketika diperlukan.

Page 16: Ske 2 Urinari

Membersihkan pula meatus (pembukaan uretra) setelah hubungan telah terbukti bermanfaat beberapa; Namun, apakah ini dilakukan dengan antiseptik atau salep plasebo (salep mengandung bahan tidak aktif) tidak muncul masalah.

Telah menganjurkan bahwa jus cranberry dapat mengurangi insiden ISK (beberapa pendapat ini dirujuk dalam bagian link eksternal). Jenis tertentu tannin, disebut a jenis Proanthocyanidin, hanya ditemukan dalam cranberry dan blueberry mencegah kepatuhan patogen tertentu (misalnya. E. coli'') untuk sel epitel dari kandung kemih. Diperiksa oleh Cochrane kolaborasi percobaan terkontrol acak menyatakan "beberapa bukti dari uji untuk menunjukkan cranberry (jus dan kapsul) dapat mencegah infeksi berulang pada wanita. Banyak orang dalam persidangan berhenti minum jus, menyarankan tidak mungkin intervensi populer". Atas meja produk adalah dalam pengembangan yang memberikan dosis yang kuat dari jenis Proanthocyanidin. Bahkan dalam efek profilaksis minimal diamati pada wanita, total biaya dan tablet cranberry jus melebihi $2000 per tahun. Perlu dicatat bahwa akan ada cukup kesulitan dalam membangun kepatuhan dalam studi double-buta acak standar jika para peserta diminta untuk menanggung biaya ini secara pribadi.

Kursus yang lama antibiotik dosis rendah diambil pada malam untuk membantu mencegah sebaliknya tidak dapat dijelaskan kasus cystitis berulang.

Akupunktur telah ditunjukkan untuk menjadi efektif dalam mencegah infeksi baru dalam kasus berulang. Satu studi menunjukkan bahwa terjadinya infeksi saluran kemih dikurangi dengan 50% selama enam bulan. Namun, studi ini telah dikritik karena beberapa alasan. Semua studi yang dilakukan oleh tim peneliti yang satu tanpa independen reproduksi hasil.

Penelitian telah menunjukkan bahwa menyusui dapat mengurangi risiko UTIs dalam bayi.

Menjaga Foley kateter dari menyumbat dengan biofilm akan mencegah stasis urin di kandung kemih, yang berfungsi sebagai media budaya bagi perkembangan bakteri

4. Agama