teori sistem eksresi urinari

26
SISTEM EKSRESI URINARI I. Tujuan Menjelaskan pentingnya peranan system eksresi urinary dalam menjaga homeostasis tubuh Mengenal beberapa karakteristik urin normal sehingga dapat melakukan analisa secara sederhana adanya kelainan- kelainan dalam tubuh berdasarkan pemeriksaan sampel urin II. Prinsip III. Teori Sistem urin adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin . Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal , dua ureter , kandung kemih , dua otot sphincter, dan uretra . Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin ,

Upload: api-84976032

Post on 05-Jul-2015

312 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

Sistem urin adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra.

TRANSCRIPT

Page 1: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

SISTEM EKSRESI URINARI

I. Tujuan

Menjelaskan pentingnya peranan system eksresi urinary dalam menjaga homeostasis

tubuh

Mengenal beberapa karakteristik urin normal sehingga dapat melakukan analisa secara

sederhana adanya kelainan-kelainan dalam tubuh berdasarkan pemeriksaan sampel urin

II. Prinsip

III. Teori

Sistem urin adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan

urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot

sphincter, dan uretra.

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai

bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan

membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang

mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.

Page 2: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

Letak

Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Ginjal

ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas

(superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).

Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi

rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan

biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.

Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua

ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang

membantu meredam goncangan.

Potongan membujur ginjal

Struktur detail

Pada orang dewasa, setiap ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11 cm dan ketebalan 5

cm dengan berat sekitar 150 gram. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan

yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang

menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter.

Page 3: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

Organisasi

Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla.

Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula

dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus

oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula.

Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta

buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air

dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian

mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan

lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme

pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut

urin.

Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau

badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).

Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang

berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri

aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau

penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari

glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong

plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang

telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.

Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula Bowman

terdapat tiga lapisan:

1. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus

2. lapisan kaya protein sebagai membran dasar

3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)

Page 4: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati

ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam

bentuk filtrat glomerular.

Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah ataupun molekul protein yang besar.

Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia

melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit,

menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini

digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.

Jaringan ginjal. Warna biru menunjukkan satu tubulus

Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan

filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi proksimal. Bagian

selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal.

Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle di

awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam pertukaran lawan

arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak

mitokondria yang menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk

menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air

(97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui

osmosis.

Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri

dari:

tubulus penghubung

Page 5: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

tubulus kolektivus kortikal

tubulus kloektivus medularis

Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus

juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular

adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin

Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin,

yang kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter.

Fungsi homeostasis ginjal

Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam darah.

Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion

hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5

atau alkalis pada pH 8.

Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang melibatkan

aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi.

Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air

akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari

dengan umpan balik negatif. Kelenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik

(vasopresin, untuk menekan sekresi air) sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air

pada tubulus ginjal. Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi 98%.

Penyakit dan ketidaknormalan

Bawaan

Asidosis tubulus renalis

Congenital hydronephrosis

Congenital obstruction of urinary tract

Duplicated ureter

Page 6: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

Ginjal sepatu kuda

Penyakit ginjal polycystic

Renal dysplasia

Unilateral small kidney

Didapat

Diabetic nephropathy

Glomerulonephritis

Hydronephrosis adalah pembesaran satu atau kedua ginjal yang disebabkan oleh

terhalangnya aliran urin.

Interstitial nephritis

Batu ginjal ketidaknormalan yang umum dan biasanya menyakitkan.

Tumor ginjal

Wilms tumor

Renal cell carcinoma

Lupus nephritis

Minimal change disease

Dalam sindrom nephrotic, glomerulus telah rusak sehingga banyak protein dalam

darah masuk ke urin. Other frequent features of the nephrotic syndrome include

swelling, low serum albumin, and high cholesterol.

Pyelonephritis adalah infeksi ginjal dan seringkali disebabkan oleh komplikasi infeksi

urinary tract.

Gagal ginjal

Gagal ginjal akut

Gagal ginjal kronis

Dialisis dan transplantasi ginjal

Umumnya, seseorang dapat hidup normal dengan hanya satu ginjal. Bila kedua ginjal

tidak berfungsi normal, maka seseorang perlu mendapatkan suatu Terapi Pengganti Ginjal

(TPG). TPG ini dapat dilakukan baik bersifat sementara waktu maupun terus-menerus.

TPG terdiri atas tiga, yaitu: Hemodialisis (Cuci Darah), Peritoneal Dialisis (Cuci Rongga

Perut) dan Cangkok Ginjal (transplantasi). Prinsip dasar dari Hemodialisis adalah dengan

Page 7: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

membersihkan darah dengan menggunakan Ginjal Buatan. Sedangkan Peritoneal dialisis

menggunakan Selaput rongga perut (peritoneum) sebagai saringan antara darah dan cairan

Dianial.

Transplantasi ginjal sekarang ini lumayan umum. Transplantasi yang berhasil pertama

kali diumumkan pada 4 Maret 1954 di Rumah Sakit Peter Bent Brigham di Boston,

Massachusetts. Operasi ini dilakukan oleh Dr. Joseph E. Murray, yang pada 1990

menerima Penghargaan Nobel dalam fisiologi atau kedokteran.

Transplantasi ginjal dapat dilakukan secara "cadaveric" (dari seseorang yang telah

meninggal) atau dari donor yang masih hidup (biasanya anggota keluarga). Ada beberapa

keuntungan untuk transplantasi dari donor yang masih hidup, termasuk kecocokan lebih

bagus, donor dapat dites secara menyeluruh sebelum transplantasi dan ginjal tersebut

cenderung memiliki jangka hidup yang lebih panjang.

Dalam anatomi, uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung

kemih ke lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem

kemih atau ekskresi dan sistem seksual. Pada pria, berfungsi juga dalam sistem reproduksi

sebagai saluran pengeluaran air mani.

Uretra pada wanita

Pada wanita, panjang uretra sekitar 2,5 sampai 4 cm dan terletak di antara klitoris dan

pembukaan vagina.

Pria memiliki uretra yang lebih panjang dari wanita. Artinya, wanita lebih berisiko

terkena infeksi kantung kemih atau sistitis dan infeksi saluran kemih.

Uretra pada pria

Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis.

Uretra pada pria dibagi menjadi 4 bagian, dinamakan sesuai dengan letaknya:

Page 8: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

pars pra-prostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.

pars prostatica, terletak di prostat, Terdapat pembukaan kecil, dimana terletak muara

vas deferens.

pars membranosa, sekitar 1,5 cm dan di lateral terdapat kelenjar bulbouretralis.

pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15 cm dan melintas di corpus spongiosum penis.

Histologi

Sel epitel dari uretra dimulai sebagai sel transisional setelah keluar dari kantung kemih.

Sepanjang uretra disusun oleh sel epitel bertingkat torak, kemudian sel bertingkat kubis di

dekat lubang keluar.

Terdapat pula kelenjar uretra kecil yang menghasilkan lendir untuk membantu

melindungi sel epitel dari urin yang korosif.

Masalah klinis

Infeksi dari uretra disebut uretritis. Hal ini terjadi lebih umum pada wanita. Uretritis adalah

penyebab umum dari dysuria (nyeri ketika buang air kecil).

Page 9: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

Kapsula Bowman

Kapsula Bowman adalah struktur kantong yang terletak pada permulaan dari

komponen tubulus dari sebuah nefron pada ginjal mamalia. Sebuah glomerulus

membungkus kantung tersebut. Cairan dari darah pada glomerulus dikumpulkan di

kapsula Bowman. Cairan ini nantinya akan diproses menjadi urin.

Kapsula Bowaman merupakan sebuah eponim dari Sir William Bowman (1816-1892),

seorang ahli bedah dan ahli anatomi Inggris.

Dengan gloemrulus, kapsula Bowman dikenal dengan korpuskel renalis, atau badan

Malpighi, yang juga merupakan eponim dari Marcello Malphigi (1628-1694), seorang

dokter dan ahli biologi Italia. Istilah ini telah jarang digunakan untuk menghindari

kesalahpahaman istilah badan Malphigi pada limpa.

Page 10: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

Sawar antara darah dan lumen dari nefron dibentuk dari tiga lapisan: lapisan endotelium

kubus kapiler, membran dasar, dan sel podosit. Sawar ini tidak begitu kuat, karena

terkadang molekul besar dapat masuk tidak tersaring.

Proses penyaringan atau filtrasi darah pada kapsula Bowman adalah penyaringan ultra

atau filtrasi glomerularis. Keceptan penyaringan yang normal adalah 125 ml darah/menit,

ekuivalen dengan 10 kali volume darah. Protein di bawah 30.000 dalton dapat masuk

bebas melewati membran, namun akhirnyaterhalang oleh podosit. Molekul kecil yang

dapat melewati penyaringan ini adalah air, glukosa, garam (NaCl), asam amino dan urea.

Kandung kemih, dalam anatomi binatang menyusui,

adalah organ tubuh yang mengumpulkan air kencing yang dikeluarkan oleh ginjal

sebelum dibuang. Air kencing memasuki kandung kemih lewat ureter dan keluar lewat

uretra.

Tahapan Pembentukan Urine

1. Reaksi Filtrasi

2. Reaksi Rearsorbsi

3. Reaksi Ekskresi (Augmentasi)

Proses Pembentukan Urine

Darah difiltrasi menjadi Filtrat Glomerulus (Urine Primer) reabsorbsi di Tubulus

Kontortus Proksimal menjadi Filtrat Tubulus (Urine Sekunder) augmentasi di Tubulus

Kontortus Distal U R I N E.

Jumlah Urine Dipengaruhi oleh:

- Jumlah cairan yang diminum (Balans cairan).

- Jumlah garam yang masuk.

Page 11: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

- Hormon Antidiuretika (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis ..postenor.

Defisisensi hormon akan menyebabkan penyakit Diabetes ..Insipidus --> jumlah urine

yang keluar terlalu banyak.

Metabolisme Protein Hingga Menghasilkan Urea

1. ORNITIN + NH3 + COz 4 SITRULIN

2. SITRULIN + NH3 4 ARGININ

3. ARGININ 4 ORNITIN + UREA

Reaksi ke-3 dibantu oleh enzim Arginase, Sitrulin, Arginin dan Ornitin adalah nama asam

amino.

Mekanisme Pembentukan Urine 1. Penyaringan ( Filtrasi )

Filtrasi darah terjadi di glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan struktur spesifik

dibuat untuk menahan komonen selular dan medium-molekular-protein besar kedalam

vascular system, menekan cairan yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan

komposisi air. Cairan ini disebut filtrate glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun dari

jaringan kapiler. Di mamalia, arteri renal terkirim dari arteriol afferent dan melanjut

sebagai arteriol eferen yang meninggalkan glomrerulus. Tumpukan glomerulus dibungkus

didalam lapisan sel epithelium yang disebut kapsula bowman. Area antara glomerulus dan

kapsula bowman disebut bowman space dan merupakan bagian yang mengumpulkan

filtrate glomerular, yang menyalurkan ke segmen pertama dari tubulus proksimal.

Struktur kapiler glomerular terdiri atas 3 lapisan yaitu : endothelium capiler, membrane

dasar, epiutelium visceral. Endothelium kapiler terdiri satu lapisan sel yang perpanjangan

sitoplasmik yang ditembus oleh jendela atau fenestrate (Guyton.1996).

Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air dan solute

menyebrangi kapiler glomerular. Tekanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan

oncotik dari cairan di dalam bowman space merupakan kekuatn untuk proses filtrasi.

Normalnya tekanan oncotik di bowman space tidak ada karena molekul protein yang

medium-besar tidak tersaring. Rintangan untuk filtrasi ( filtration barrier ) bersifat

selektiv permeable. Normalnya komponen seluler dan protein plasmatetap didalam darah,

sedangkan air dan larutan akan bebas tersaring (Guyton.1996).

Page 12: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

Pada umunya molekul dengan raidus 4nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknya molekul 2

nm atau kurang akan tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga

mempengaruhi kemampuan dari komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu

beban listirk (electric charged ) dari sretiap molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation

( positive ) lebih mudah tersaring dari pada anionBahan-bahan kecil yang dapat terlarut

dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam

lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.Hasil penyaringan di

glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan

darah tetapi tidak mengandung protein (Guyton.1996).

2. Penyerapan ( Absorsorbsi)

Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian terbesar dari filtered

solute. Kecepatan dan kemampuan reabsorbsi dan sekresi dari tubulus renal tiak sama.

Pada umumnya pada tubulus proksimal bertanggung jawab untuk mereabsorbsi

ultrafiltrate lebih luas dari tubulus yang lain. Paling tidak 60% kandungan yang tersaring

di reabsorbsi sebelum cairan meninggalkan tubulus proksimal. Tubulus proksimal

tersusun dan mempunyai hubungan dengan kapiler peritubular yang memfasilitasi

pergherakan dari komponen cairan tubulus melalui 2 jalur : jalur transeluler dan jalur

paraseluler. Jalur transeluler, kandungan ( substance ) dibawa oleh sel dari cairn tubulus

melewati epical membrane plasma dan dilepaskan ke cairan interstisial dibagian darah

dari sel, melewati basolateral membrane plasma (Sherwood, 2001).

Jalur paraseluler, kandungan yang tereabsorbsi melewati jalur paraseluler bergerakdari

vcairan tubulus menuju zonula ocludens yang merupakan struktur permeable yang

mendempet sel tubulus proksimal satu daln lainnya. Paraselluler transport terjadi dari

difusi pasif. Di tubulus proksimal terjadi transport Na melalui Na, K pump. Di kondisi

optimal, Na, K, ATPase pump manekan tiga ion Na kedalam cairan interstisial dan

mengeluarkan 2 ion K ke sel, sehingga konsentrasi Na di sel berkurang dan konsentrasi K

di sel bertambah. Selanjutnya disebelah luar difusi K melalui canal K membuat sel polar.

Jadi interior sel bersifat negative . pergerakan Na melewati sel apical difasilitasi spesifik

transporters yang berada di membrane. Pergerakan Na melewati transporter ini

berpasangan dengan larutan lainnya dalam satu pimpinan sebagai Na ( contransport ) atau

berlawanan pimpinan (countertransport) (Sherwood, 2001).

Page 13: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme ini ( secondary

active transport ) termasuk gluukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan organic anion.

Pengambilan active substansi ini menambah konsentrasi intraseluler dan membuat

substansi melewati membrane plasma basolateral dan kedarah melalui pasif atau difusi

terfasilitasi. Reabsorbsi dari bikarbonat oleh tubulus proksimal juga di pengaruhi gradient

Na (Sherwood, 2001)

3. Penyerapan Kembali ( Reabsorbsi )

Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat

glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi

penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih

berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan

garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal

mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar

dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali (Sherwood.2001).

Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang

komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih

diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme

yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03′, dalam urin primer dapat

mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara.

Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa

osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal

(Sherwood.2001).

4. Augmentasi

Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus

kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5%

garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi

memberi warm dan bau pada urin. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat

makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh.

Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat

Page 14: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

(Cuningham, 2002).

Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang

berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila

kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat

dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat

digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut (Sherwood.2001).

Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun

bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika

untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang

kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil

perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong

empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna

pada tinja dan urin.Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen

(sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia,

karena daya larutnya di dalam air rendah (Sherwood.2001).

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine adalah :

*HormonADH

Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat

mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus

yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas

dan menurunkan cairan ekstrasel ( Frandson,2003 )

*Aldosteron

Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di

tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan

konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin ( Frandson, 2003)

*Prostaglandin

Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons

radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan

gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal

(Frandson,2003)

Page 15: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

*Gukokortikoid

Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang

menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium ( Frandson, 2003)

*Renin

Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus

jukstaglomerularis pada :

1. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )

2. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )

3. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )

4. Innervasi ginjal dihilangkan

5. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )

Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan

mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan

aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain diubah menjadi

angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah (sherwood, 2001).

• Zat - zat diuretik

Banyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat

diuretik ini maka akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah.

• Suhu internal atau eksternal

Jika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi

volume urin.

• Konsentrasi Darah

Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah.Reabsorpsi

air di ginjal mengingkat, volume urin menurun.

• Emosi

Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.

Page 16: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

D. Mekanisme Miksturisi

Mekanisme proses Miksi ( Mikturisi ) Miksi ( proses berkemih ) ialah proses di mana

kandung kencing akan mengosongkan dirinya waktu sudah penuh dgn urine. Mikturisi

ialah proses pengeluaran urine sebagai gerak refleks yang dapat dikendalikan

(dirangsang/dihambat) oleh sistim persarafan dimana gerakannya dilakukan oleh

kontraksi otot perut yg menambah tekanan intra abdominalis, dan organ organ lain yang

menekan kandung kencing sehigga membantu mengosongkan urine ( Virgiawan, 2008 ).

Pada dasarnya, proses miksi/mikturisi merupakan suatu refleks spinal yg dikendalikan

oleh suatu pusat di otak dan korteks cerebri. Proses miksturisi dapat digambarkan dalam

skema di bawah ini :

Pertambahan vol urine → tek intra vesicalis ↑ → keregangan dinding vesicalis

(m.detrusor) → sinyal-sinyal miksi ke pusat saraf lebih tinggi (pusat kencing) → untuk

diteruskan kembali ke saraf saraf spinal → timbul refleks spinal → melalui n. Pelvicus →

timbul perasaan tegang pada vesica urinaria shg akibatnya menimbulkan permulaan

perasaan ingin berkemih ( Virgiawan, 2008 ).

Kandungan Urin Normal

Urin mengandung sekitar 95% air. Komposisi lain dalam urin normal adalah bagian

padaat yang terkandung didalam air. Ini dapat dibedakan beradasarkan ukuran ataupun

kelektrolitanya, diantaranya adalah :

Molekul Organik : Memiliki sifat non elektrolit dimana memiliki ukaran yang reativ

besar, didalam urin terkandung : Urea CON2H4 atau (NH2)2CO, Kreatin, Asam Urat

C5H4N4O3, Dan subtansi lainya seperti hormon (Guyton, 1996)

Ion : Sodium (Na+), Potassium (K+), Chloride (Cl-), Magnesium (Mg2+, Calcium

(Ca2+). Dalam Jumlah Kecil : Ammonium (NH4+), Sulphates (SO42-), Phosphates

(H2PO4-, HPO42-, PO43-), (Guyton, 1996)

Warna : Normal urine berwarna kekuning-kuningan. Obat-obatan dapat mengubah warna

urine seperti orange gelap. Warna urine merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya

penyakit ( Anonim, 2008 ).

Bau : Normal urine berbau aromatik yang memusingkan. Bau yang merupakan indikasi

Page 17: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu ( Anonim, 2008 ).

Berat jenis : Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu

volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standar. Berat jenis air

suling adalah 1, 009 ml. Normal berat jenis : 1010 - 1025 ( Anonim, 2008 ).

Kejernihan : Normal urine terang dan transparan. Urine dapat menjadi keruh karena ada

mukus atau pus ( Anonim, 2008 ).

pH : Normal pH urine sedikit asam (4,5 - 7,5). Urine yang telah melewati temperatur

ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri. Vegetarian

urinennya sedikit alkali ( Anonim, 2008 )

IV. ALAT DAN BAHAN

Bahan : Insulin 40 U l/ml, glukosa, aquadest

Alat : Gelas piala 500 ml, alat suntik 1 ml

Hewan Percobaan : Ikan Mas kecil

V. PROSEDUR PERCOBAAN

Efek Insulin terhadap ikan

Tempatkan seekor ikan mas kecil pada gelas piala yang berisi 200 ml air yang telah

ditetesi 10 tetes insulin

Amati baik-baik saat insulin dan air berdifusi melalui membran insang menuju ke

aliran darah

Page 18: Teori SISTEM EKSRESI URINARI

Hasil dari peningkatan kadar insulin darah adalah penurunan gula darah menjadi di

bawah normal. Akibatnya ikan akan mengalami iritabilita, konvulsi atau koma

Saat gejala-gejala di atas terjadi, pindahkan ikan ke gelas piala yang berisi 200 ml air

dan ½ sendok the glukosa

Saat glukosa dan air berdifusi melelui membran insang menuju aliran darah, kadar

gula darah meningkat dan ikan akan kembali normal.