laporan tutor 1 ske b(2)
TRANSCRIPT
Skenario B Blok XVI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Kesehatan Jiwa dan Fungsi Luhur adalah blok keenam belas pada
semester V dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B yang
memaparkan tentang penyakit Dimensia vaskular
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 1
Skenario B Blok XVI
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : Dr. Nyayu Fitriani
Moderator : Poppy Geraldine
Sekretaris : Hendra Ercha Riri
Notulen : Suci Lestari
Waktu : Selasa, 7 Januari 2014
Pukul 13.00 – 15.30 WIB.
Kamis, 9 Januari 2014
Pukul 13.00 – 15.30 WIB.
The Rule of Tutorial : 1. Menonaktifkan ponsel atau mengkondisikan ponsel dalam
keadaan diam.
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen.
3. Izin saat akan keluar ruangan.
2.2 Skenario Kasus
Ny. Jannah, 55 tahun, datang ke poliklinik Saraf RSMH karena seringkali lupa cara
membuat masakan yang biasa ia buat sejak 2 bulan yang lalu. Satu bulan terakhir ini, Ny.
Jannah sering lupa jalan pulang ke rumah dari pasar (kesasar). Tiga bulan sebelumnya
penderita pernah menderita stroke. Saat ini penderita masih mengalami kelemahan
separuh tubuh sebelah kanan. Akhir-akhir ini pasien juga lupa mandi dan tidak mengenali
anggota keluarganya lagi.
Pemeriksaan Fisik:
GCS: 15, TD: 160/100 mmHg, N: 80 x/menit, T: 36,7ºC.
Keadaan spesifik:
Kepala: konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 2
Skenario B Blok XVI
Leher: tidak ada pembesaran KGB
Thoraks: simetris, retraksi tidak ada
- Jantung: batas jantung normal, iktus kordis tidak tampak, bunyi jantung
normal, bising jantung tidak ada, HR 80x/menit reguler.
- Paru : stem fremitus normal, suara nafas vesikuler normal
Abdomen: datar, lemas, nyeri tekan tidak ada, bising usus normal
Ekstremitas: Hemiparese dextra spastik (Kekuatan 4)
Pemeriksaan Laboratorium:
Kolesterol Total: 300 mg%, LDL: 210 mg%, HDL: 30 mg%, Trigliserida: 250 mg%.
Hasil Neuropsikiatrik tes: MMSE: 10
CT scan kepala: infrak di basal ganglia sinistra.
2.3 Seven Jump Steps
2.3.1 Klarifikasi Istilah
1. Lupa : berkurangnya kemampuan otak untuk mengolah suatu memori.
2. Stroke : serangan berat yang mendadak biasanya yang diakibatkan oklusi
pembuluh darah atau stenosis pembuluh darah.(Dorland: 1024)
3. Infark : daerah nekrosis iskemik terbatas yang disebabkan oleh oklusi suplai
arteri atau drainase vena pada bagian tersebut.(Dorland: 564)
4. Neuropsikiatrik tes : tes untuk menguji spesialisasi neurologi dan psikiatri.
(Dorland:756)
5. Lemah separuh tubuh: hemiparese (paralisis ringan atau tidak lengkap)
6. MMSE : (minimental state eximination) tes untuk melacak bagaimana keadaan
kognitif pasien berubah dengan berjalannya waktu.
2.3.2 Identifikasi Masalah
1. Ny. Jannah, 55 tahun, datang ke poliklinik Saraf RSMH karena seringkali lupa cara
membuat masakan yang biasa ia buat sejak 2 bulan yang lalu.
2. Satu bulan terakhir ini, Ny. Jannah sering lupa jalan pulang ke rumah dari pasar
(kesasar).
3. Tiga bulan sebelumnya penderita pernah menderita stroke. Saat ini penderita masih
mengalami kelemahan separuh tubuh sebelah kanan.
4. Akhir-akhir ini pasien juga lupa mandi dan tidak mengenali anggota keluarganya
lagi.
5. Pemeriksaan Fisik:
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 3
Skenario B Blok XVI
TD: 160/100 mmHg
Keadaan spesifik:
Ekstremitas: Hemiparese dextra spastik (Kekuatan 4)
6. Pemeriksaan Laboratorium:
Kolesterol Total: 300 mg%, LDL: 210 mg%, HDL: 30 mg%, Trigliserida: 250 mg
%.
7. Hasil Neuropsikiatrik tes: MMSE: 10
CT scan kepala: infrak di basal ganglia sinistra.
2.3.3 Analisis Masalah
1. Ny. Jannah, 55 tahun, datang ke poliklinik Saraf RSMH karena seringkali lupa
cara membuat masakan yang biasa ia buat sejak 2 bulan yang lalu.
a. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan kasus ?
Jawab :
15 – 30% seluruh kasus demensia. Untuk usia 60 – 70 tahun dan lebih sering
pada laki-laki dari pada perempuan. (caplan & sadock)
b. Apa saja organ yang terganggu pada kasus (anatomi dan fisiologi) ?
Jawab :
Ganglia Basalis adalah bagian sistem motorik yang berupa adalah massa
yang terdiri dari sekumpulan inti-inti di subtansia abu-abu pada bagian
hemisfer otak. Nuklei utama ganglia basalia adalah nukeus kuadatus, putamen,
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 4
Skenario B Blok XVI
dan globus palidus, yang terletak di substansia alba subkortikalis telensefali.
Nuklei tersebut berhubungan satu dengan lainnya dan dengan korteks motorik
dalam sirkuit regulasi yang kompleks. Nuklei tersebut memberikan efek
inhibitorik dan eksitatorik pada korteks motorik.Struktur ini memiliki peran
penting pada inisiasi dan modulasi pergerakan serta pada control tonus otot.
(Baehr Mathias & Fortscher Michael, 2010).
Corpus striatum terletak di lateral thalamus dan hampir terbagi secara lengkap
oleh sebuah pita serabut saraf (capsula interna). (Snell Richard S., 2006)
Nucleus caudatus adalah massa substansia grisea berbentuk huruf C yang
berhubungan erat dengan ventriculus lateralis dan terletak di lateral thalamus.
Permukaan latera; nucleus berhubungan dengan capsula interna, yang
memisahkannya dengan nucleus lentiformis. Nucleus ini memiliki caput
corpus dan cauda. (Snell Richard S., 2006)
Nucleus lentiformis adalah massa substansia grisea berbentuk baji dengan
dasarnya yang konveks menghadap ke lateral dan ujungnya menghadap ke
medial.Nucleus ini tertanam dalam di substansia alba hemispehrium cerebri
dan di bagian medial berhubungan dengan capsula interna, yang
memisahkannya dengan nucleus caudatus dan thalamus. Disebelah lateral
nucleus lentiformis berhubungan dengan selapis tipis substansia alba (capsula
externa). (Snell Richard S., 2006)
Nucleus Amygdala terletak di dalam lobus temporalis dekat uncus. Nucleus
ini merupakan bagian sistem limbik. Melalui hubungan-hubunganny, nucleus
ini dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap perubahan lingkungan. (Snell
Richard S., 2006)
Substansia nigra di mesencephalon dan nucleus subthalamicus di diencephalon
secara fungsional berhubungan erat dengan aktivitas nuclei basalis. Neuron ini
bersifat inhibisi dan dopaminergik serta memiliki banyak hubungan dengan
corpus striatum. (Richard S.Snell, 2006)
Selain itu juga fungsi lain dari ganglia basalis adalah sebagai berikut:
1. Fungsi ganglia basalis dalam melaksanakan pola-pola aktivitas motorik-
sirkuit putamen.
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 5
Skenario B Blok XVI
Contoh: menulis huruf, memotong kertas dengan menggunakan gunting,
memotong kuku, memasukkan bola basket dengan melompat, menendang
bola kaki dan memukul bola kasti.
2. Peran ganglia basalis untuk pengaturan kognitif terhadap pola gerakan mo-
torik yang berurutan-sirkuit kaudatus.
Contoh: seseorang melihat seekor singa mendekat kemudian memberi
respons secara cepat dan otomatis, yaitu dengan (1) berbalik
membelakangi singa tersebut, (2) mulai berlari, dan (3) mungkin
bahkan berusaha untuk memanjat pohon.
3. Fungsi ganglia basalis untuk mengubah penentuan saat bergerak dan skala
intensitas gerakan.
Contoh: seseorang dapat menulis huruf “a” secara lambat atau secara cepat.
Orang tersebut juga dapat menulis huruf “a” dengan ukuran kecil pada
sehalai kertas, atau huruf “a” berukuran besar pada papan tulis. Tanpa
memperhatikan pilihan penulisan, sifat-sifat proporsional huruf tersebut
masih tetap mendekati sama.
1. Korteks serebri
Korteks serebri diatur secara horizontal berdasarkan fungsi dan secara vertikal menjadi lapisan – lapisan. Korteks serebri adalah bagian otak yang bertanggung jawab untuk memahami lingkungan dan memulai pikiran dan perilaku yang berorientasi tujuan. (Corwin, 2009)
Korteks disebut substansia grisea, karena lebih banyaknya badan sel saraf dibandingkan dengan akson neuron, yang cenderung tampak putih. Area asosiasi lainnya menerima informasi dari area sensorik primer dan sekunder. Area asosiasi memungkinkan gerakan yang kompleks, interpretasi,dan pembentukan bahasa. (Corwin, 2009)
2. Lobus frontalis
Lobus frontalis mencakup bagian korteks serebri didepan sulcus sentralis (fissura atau lekukan) dan diatas sulcus lateralis. Area broca terletak di lobus frontalis kiri dan mengontrol pembentukan bicara. Banyak area asosiasi di lobus frontalis menerima informasi dari seluruh otak dan menggabungkannya menjadi pikiran, rencana, dan perilaku. (Corwin, 2009)
3. Lobus temporalis
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 6
Skenario B Blok XVI
Lobus temporalis mencakup bagian korteks serebri yang meluas kebawah dari fissura lateralis dan ke belakang sampai fissura parietospitalis. Lobus temporalis adalah area assosiasi primer untuk informasi pendengaran dan mencakup area wernicke, tempat bahasa di interpretasikan. Lobus ini juga terlibat dalam interpretasi bau dan penting untuk pembentukan dan penyimpanan memori. (Corwin, 2009)
4. Ganglia basalis
Ganglia basalis terletak dalam diensefalon pada kedua sisi talamus dan otak tengah bagian atas yang memproses dan mempengaruhi informasi di jaras ekstrapiramidalis. Ganglia basalis penting untuk mengontrol gerakan yang sangat terampil yang memerlukan pola dan kecepatan respons tanpa pemikiran yang disengaja. (Corwin, 2009)
5. Sistem limbik
Sistem limbik adalah sekelompok difus neuron dari area yang berbeda di otak. Hipocampus dianggap sebagai sistem limbik dan berperan penting dalam memberi kode dan mengonsolidasi memori. Amigdala yang juga dianggap sebagai bagian sistem limbik, terlibat dalam pembentukan emosi, agresi, dan perilaku normal. (Corwin, 2009)
c. Bagaimana faktor penyebab dari lupa (terutama pada lansia) ?
Jawab :
Faktor penyebab lupa meliputi:
- Degenerative, misal pada demensia alzeimer
- Non degenerative, faktor genetic, gangguan vaskuler, dll
Campuran. (Wibowo S, 1999)
d. Apa makna Ny. Jannah seringkali lupa cara membuat masakan yang biasa ia
buat sejak 2 bulan yang lalu ?
Jawab :
Adanya gangguan memori pada Ny. Jannah yang disebabkan karena adanya
kerusakan otak terutama cerebelum. (Sherwood, 2011)
e. Bagaimana klasifikasi lupa ?
Jawab :
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 7
Skenario B Blok XVI
Forget fullness : biasa menyerang umur > 50 tahun mengalami gangguan
memori setiap hari.
MCI : tidak tergantung usia, terdapat gangguan memori yang berulang
setiap hari tetapi tidak mengganggu aktivitas.
Demensia : terjadi akibat proes neuro degeneratif yang mengakibatkan
gangguan 2 fungsi luhur kortikal.
2. Satu bulan terakhir ini, Ny. Jannah sering lupa jalan pulang ke rumah dari pasar
(kesasar).
a. Apa makna Ny. Jannah sering lupa jalan pulang ke rumah dari pasar (kesasar)
sejak 1 bulan yang lalu ?
Jawab :
Telah terjadinya gangguan kognitif berupa handaya memori, dimana hendaya
memori itu merupakan gangguan kemampuan mempelajari informasi baru
atau mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya
b. Bagaimana hubungan keluhan satu bulan terakhir dengan kasus ?
Jawab :
Terjadi progresitivitas dari lokasi lesi di otak Ny.Jannah
c. Apa yang seharusnya dilakukan keluarga dengan keluhan Ny. Jannah ?
Jawab :
- Menjaga atau mengontrol aktivitas pasien dengan cara meningkatkan
program keseharian pasien.
- Sebagai keluarga mengontrol asupan makanan seperti asupan garam,
kolesterol tinggi/lemak. Asam urat agar tidak terjadi gejala yang lebih berat.
- Menemani pasien bila ingin bepergian keluar
- Jangan membiarkan pasien kelelahan karena akan memperberat keadaan
pasien.
- Mambawa pasien ketempat rehabilitasi stroke agar mendapatkan
penanganan yang baik.
d. Apa penyebab dari Ny. Jannah sering lupa jalan pulang kerumah ?
Jawab :
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 8
Skenario B Blok XVI
Erkinjuntti (2002) menyebutkan bahwa salah satu gangguan yang timbul
juga adalah gangguan visuospasial yang menyebabkan pasien banyak lupa
waktu, tidak tahu siang dan malam, lupa wajah teman dan sering tidak tahu
tempat sehingga sering tersesat.
Infark daerah distribusi arteri serebri posterior menimbulkan gejala
amnesia disertai agitasi, halusinasi visual, gangguan visual dan kebingungan
(Chui HC., 2001).
Kemungkinan, lupa jalan pulang tersebut dicetuskan oleh kebingungan
yang dialami os akibat infark didaerah distribusi a. serebri posterior tersebut.
3. Tiga bulan sebelumnya penderita pernah menderita stroke. Saat ini penderita
masih mengalami kelemahan separuh tubuh sebelah kanan.
a. Bagaimana hubungan penderita mengalami stroke sejak 3 bulan dengan
kasus?
Jawab :
Menurut penelitian bahwa hampir 1/3 menjadi demensia dalam 3 bulan
setelah stroke. Jadi troke yang dialami pasien sejak 3 bulan yang lalu tersebut
merupakan faktor prediposisi dari terjadinya demensia, hal ini akan
berpengaruh pada gangguan otak baik berupa lesi akibat infark, ataupun
sumbatan diotak akibat arterioklerosis sehingga terjadi hipoperfusi jaringan
otak yang berujung kematian jaringan otak.
b. Bagaimana hubungan masih mengalami kelemahan sebelah kanan dengan
kasus ?
Jawab :
Kelemahan sebelah kanan menunjukkan lokasi lesi di otak Ny.Jannah terletak
di sebelah kiri. Karena lokasi lesi yang kontralateral dengan tempat timbulnya
keluhan.
c. Apa saja jenis-jenis kelemahan tubuh ?
Jawab :
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 9
Skenario B Blok XVI
Parese adalah kelemahan /kelumpuhan parsial / tidak lengkap atau suatu
kondisi yang ditandai oleh hilangnya sebagian gerakan atau gerakan
terganggu.
Parese pada anggota gerak dibagi :
a) Monoparese adalah kelemahan pada satu ekstremitas atas atau ekstremitas
bawah.
b) Paraparese adalah kelemahan pada kedua ekstremitas bawah.
c) Hemiparese adalah kelemahan pada satu sisi tubuh yaitu satu ekstremitas
atas dan satu ekstremitas bawah pada sisi yang sama.
d) Tetraparese adalah kelumpuhan atau kelemahan yang disebabkan oleh
trauma atau penyakit pada manusia yang menyebabkan hilangnya sebagian
fungsi motorik pada keempat anggota gerak, dengan
kelumpuhan/kelemahan lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan
dengan tungkai.
4. Akhir - akhir ini pasien juga lupa mandi dan tidak mengenali anggota keluarganya
lagi.
a. Apa makna Ny. Jannah akhir-akhir ini juga lupa mandi dan tidak mengenali
anggota keluarganya lagi ?
Jawab :
Tidak mengenali anggota keluarganya sendiri : (prosopagnoprogia)
merupakan suatu kelainan dimana penderita mengalami ketidakmampuan
untuk mengenali wajah .
b. Bagaimana progresifitas dari keluhan lupa yang dialami Ny. Jannah ?
Jawab :
Progresi bertahap, dimulai dari Infark girus angularis, yang menyebabkan
gangguan memori berupa lupa memasak 2 bulan yang lalu, lalu infark pada
daerah distribusi arteri serebri posterior (kesasar) pada 1 bulan terakhir, dan
akhirnya infark pada daerah distribusi arteri serebri anterior (lupa mandi) dan
Infark lobus parietalis (lupa pada keluarganya) akhir-akhir ini.
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 10
Skenario B Blok XVI
Gambaran progresi demensia pada Ny. Jannah.
c. Apa saja faktor penyebab akhir-akhir ini pasien juga lupa mandi dan tidak
mengenali anggota keluarganya lagi ?
Jawab :
Lupa mandi kemungkinan akibat lack of will (hilangnya daya kehendak)
yang merupakan manifestasi dari infark didaerah distribusi arteri serebri
anterior (Chui HC., 2001).
Tidak mengenali keluarganya merupakan akibat dari hilangnya fungsi
kognitif yang merupakan akibat dari infark lobus parietalis (Chui HC., 2001)
5. Pemeriksaan fisik:
TD: 160/100 mmHg
Keadaan spesifik:
Ekstremitas: Hemiparese dextra spastik (Kekuatan 4).
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik dan keadaan
spesifik?
Jawab :
Interpretasi : TD : 160/100 mmHg Abnormal (Hipertensi derajat 2)
Normalnya :120/80 mmHg
Mekanime :
Faktor resiko: dislipidemia timbunan lemak di tunica intima (plaqe)
hialinisasi pada tunika intima retensi perifer pembuluh darah meningkat
hipertensi.
Interpretasi : Ekstremitas: Hemiparese dextra spastik (Kekuatan 4).
Normalnya : kekuatan otot 5
Mekanisme :
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 11
Skenario B Blok XVI
Pembuluh darah arteri trombus diotak kiri oklusi pembuluh darah otak
iskemik kerusakan dan kematian neuron hemiparese
6. Pemeriksaan Laboratorium:
Kolesterol Total: 300 mg%, LDL: 210 mg%, HDL: 30 mg%, Trigliserida: 250 mg
%.
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan laboratorium ?
Jawab :
- Kolesterol : 300 mg% (normal < 200 mg%)
Interpretasi : abnormal terjadi peningkatan kolesterol total
- LDL : 210 mg% (normal < 165 mg%)
Interpretasi : abnormal terjadi peningkatan LDL
- HDL : 30 mg% (normal > 65 mg% )
Interpretasi : abnormal terjadi penurunan HDL
- Trigliserid : 250 mg% (normal <150 mg%)
Interpretasi : abnormal terjadi peningkatan trigliserid.
7. Hasil Neuropsikiatrik tes: MMSE: 10
CT scan kepala: infrak di basal ganglia sinistra.
a. Bagaimana interpretasi dari hasil Neuropsikiatrik tes:MMSE, dan CT scan ?
Jawab :
Metode Skor Interpretasi
Single cutoff < 24 Abnormal
Range <21
>25
Meningkatkan kemungkinan menderita demensia
Menurunkan kemungkinan menderita demensia
Pendidikan 21
< 23
< 24
Abnormal untuk pendidikan kelas 8
Abnormal untuk pendidikan SMA
Abnormal untuk pendidikan kuliah
Keparahan 24-30
18-23
0-17
Tidak ada pelemahan kognitif
Pelemahan kognitif ringan
Pelemahan kognitif berat
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 12
Skenario B Blok XVI
b. Bagaimana cara pemeriksaan MMSE ?
Jawab :
FORM MINI MENTAL STATUS EXAMINATION (MMSE)Nama pasien : Ny. Jannah (laki-laki / perempuan)Umur : 55 tahunPekerjaan/jabatan : -Pendidikan terakhir: -Riwayat penyakit : O stroke O DM O HT O Jantung O Lainnya……Alasan diperiksa :Item
Tes Standar Pasien
12
ORIENTASI Sekarang : tahun, bulan, hari, tanggal, musim be-rapa/apa?Kita berada dimana? Negara, Provinsi, Kota, RS,Lantai
5
5
3REGISTRASISebutkan nama 3 benda (apel-meja-koin), tiap benda 1 detik. Pasien disuruh menyebutkan nama benda tersebut. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan ketiganya dengan benar, catat berapa kali pengu-langannya.
3
4 ATENSI dan KALKULASIKurangi 100 dengan 7 sampai 5 kali pengurangan. Nilai 1 untuk setiap jawaban benar. Atau disuruh mengeja terbalik kata “WAHYU”, nilai 1 untuk se-tiap urutan benarnya.
5
5MENGINGAT KEMBALIPasien disuruh menyebut ulang ke 3 nama ada 3. Nilai 1 setiap yang benar
3
6
78
9
10
BAHASAPasien disuruh menyebutkan 2 nama benda yang ditunjukan ke dia.Pasien disuruh mengulang kata : namun – tanpa – bila.Pasien disuruh melakukan perintah: “ Ambil kertas ini dengan tangan kanan anda – lipat menjadi 2 – dan letakkan dilantai”Pasien disuruh baca dan melakukan perintah ter-tulis: “ Pejamkan Mata Anda”Pasien disuruh menulis satu kalimat lengkap yang berarti.
2
13
1
1
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 13
Skenario B Blok XVI
11 Pasien disuruh mengkopi bentuk gambar dibawah ini:
1
TOTAL 30Tanggal pemeriksaan : Januari 2014Nama Pemeriksa : (……………………)
Score :24-30 Normal O17-23 Probable O0-16 Definitif O
8. Bagaimana Cara mendiagnosis pada kasus ini ?
Jawab :
a. Anamnesis
Riwayat kesehatan
Ditanyakan faktor resiko demensia vaskular seperti hipertensi, diabetes
mellitus, dan hiperlipidemia. Juga riwayat stroke.
Riwayat obat-obatan dan alkohol
Adakah penderita peminum alkohol yang kronik atau pengkonsumsi obat-
obatan yang dapat menurunkan fungsi kognitif seperti obat tidur dan
antidepresan golongan trisiklik.
Riwayat keluarga
Adakah keluarga yang mengalami demensia atau riwayat penyakit
serebrovaskular.
penurunan daya ingat dan disertai 2 atau lebih gangguan kognitif seperti : orientasi, perhatian, bahasa, praksia, visuospasial, fungsi eksekutifdan kontrol motorik )
- Munculnya tanda fokal neurologik
- Onset demensia dalam 3 bulan mengikuti stroke
- faktor demografi yaitu usia, jenis kelamin, ethnic
- faktor otogenik seperti hipertensi, rokok, diabetes, dan dislipidemia
b. Pemeriksaan fisik
- Refleks memegang (grasp reflex).
- Refleks glabela
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 14
Skenario B Blok XVI
- Refleks palmomental
- Refleks korneomandibularis
- Snout reflex.
c. Skor iskemik Hachinski yang digunakan untuk membedakan demensia vaskular
dengan demensia Alzheimer.
Skor iskemik Hachinski Skor
Mula mendadak 2
Progresinya bertahap 1
Perjalanan berfluktuasi 2
Malam hari bengong atau
kacau
1
Kepribadian terpelihara 1
Depresi 1
Keluhan somatic 1
Inkontinensia emosional 1
Riwayat hipertensi 1
Riwayat stroke 2
Ada bukti aterosklerosis 1
Keluhan neurologi fokal 2
Tanda neurologi fokal 2
Penderita dengan demensia vaskular atau demensia multi infark mempunyai
skor lebih dari 7, sedang skornya yang kurang dari 4 mungkin menderita
Alzheimer.
9. Apa Deferensial Diagnosis pada kasus ini ?
Jawab :
Gajala klinik Demensia
Vaskular
Demensia
Alzheimer
Sering lupa sebelum stroke + +
Lupa jalan ke rumah, lupa mandi,
tidak mengenali anggota keluarga
+ +
Riwayat penyakit stroke + -
Riwayat Hipertensi + -
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 15
Skenario B Blok XVI
Dislipidemia + -
Progresivitas bertahap + +
Hemiparese dextra spastic + -
Infark di basal ganglia + -
MMSE abnormal + +
Gejala neurologis fokal Lebih sering kurang
10. Apa Working Diagnosis pada kasus ini ?
Jawab :
Demensia vaskular et causa stroke
11. Bagaimana patofisiologi dari kasus ?
Jawab :
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 16
Kerusakan sel lebih lanjut karna berebut electron dgn sel lain
Partikel kekurangan elektron
Infark di ganglia basalis (white matter)
Iskemik daerah otak
Thrombus yang lepas menyumbat pemb darah bagian distal
Plaque ruptur
Penyempitan lumen pemb. darah
Terbentuk plaque atherosklerosis
Merusak endotel pemb. darah
Dislipidemia
Terbentuk radikal bebas
Memicu apoptosis
Ca2+ masuk kedalam sel → Ca2+ intrasel ↑
Saluran reseptor ini terbuka terus menerus (pengaktifan toksik)
Glutamate berikatan dgn reseptor eksitatorik (reseptor NMDA)
Sel yang rusak mengeluarkan glutamat
Kerusakan dan kematian sel
Sel kekurangan O2
Ca2+ menyebar ke sel yang lain melalui saluran antar sel
Ca2+ & ion kecil berdifusi bebas
Neuron otak makin apoptosis
Gangguan neurotransmitter
Demensia
Komunikasi antar sinaps terganggu
Defisiensi asetilkolin
Gangguan Kognitif
Jalur kortek-subkortek terganggu
Jalur kortek-kortek terganggu
Hemiparesis dextra spastik
Penurunan kekuatan otot (parese)
Gangguan gerakan motorik volunter
Lesi di UMN
Disfungsi serebri
Skenario B Blok XVI
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 17
Skenario B Blok XVI
12. Bagaimana epidemiologi pada kasus ini ?
Jawab :
Demensia vascular paling sering terjadi pada orang berusia antara 60 sampai 70
tahun dan lebih kerap pada pria dibandingkan wanita. Sekitar 10 sampai 15%
pasien menderita demensia vascular. Data dari negara-negara Eropa dilaporkan
prevalensi 1,6% pada kelompok uia lebih dari 65 tahun dengan insiden 3,4 tiap
1000 orang per tahun. Penelitian di Lundby di Swedia memperlihatkan angka
resiko terkena demensia vaskular sepanjang hidup 34,5% pada pria dan 19,4%
pada wanita bila semua tingkatan gangguan kognisi dimasukkan dalam
perhitungan. Sudah lama diketahui bahwa deficit kognisi dapat terjadi setelah
serangan stroke.
13. Bagaimana etiologi pada kasus ini ?
Jawab :
a. Penyebab secara biologis
adanya penumpukan protein yang lengket disebut amyloid plauques yang
berakumulasi di otak pada penderita demensia. Plak amiloid juga ditemukan
pada lansia yang tidak memiliki gejala-gejala demensia, tetapi juga dalam
jumlah yang jauh lebih sedikit.
Penyebab yang lain dari demensia adalah serangan stroke yang berturut-turut.
Stroke tunggal ukurannya kecil dan menyebabkan kelemahan yang timbul
secara perlahan. Stroke kecil ini secara bertahap menyebabkan kerusakan
jaringan otak, daerah otak yang mengalami kerusakan akibat tersumbatnya
aliran darah disebut infark. Demensia yang berasal dari stroke kecil disebut
demensia multi-infark. Sebagian besar penderitanya memiliki tekanan darah
tinggi dan diabetes mellitus yang keduanya menyebabkan kerusakan pembuluh
darah di otak.
Penyebab biologis dari demensia yang tidak diketahui penyebabnya adalah
adanya kerusakan korteks ( jaringan otak ).
b. Penyebab secara psikologis
Penderita yang mengalami depresi memiliki resiko dua kali lebih besar
mengalami demensia faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan resiko
demensia adalah merokok, makan berlebihan, dan kurang olahraga yang dapat
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 18
Skenario B Blok XVI
meningkatkan resiko terkena stroke dan tekanan darah tinggi yang
menyebabkan demensia vascular.
14. Bagaimana manifestasi klinis pada kasus ini ?
Jawab :
Hemiparese dextra
Ganglia basalis merupakan suatu kelompok nucleus dalam hemisphere otak.
Ganglia basalis merupakan bagian penting neurologis klasik tentang pergerakan
normal dan pergerakan abnormal. Secara spesifik, ganglia basalis terlibat dalam
pengaturan umpan balik (feed-back regulation) dari pergerakan. Ganglia basalis
terletak di subkortikal dan terlibat dalam pengaturan gerakan motorik kompleks
pada traktus extrapiramidalis.
Pada cerebri terdapat area motorik primer dan sekunder. Area motorik primer
memiliki hubungan langung dengan otot-otot spesifik untuk menimbulkan gerakan
otot tertentu. Area sekunder, mengartikan sensasi dari sinyal area primer.
Apabila terdapat infark di ganglia basalis seperti terjadi pada Ny. Jannah, maka
gerakan motoriknya akan terganggu.
Pengaturan motorik anggota gerak di persyarafi oleh jaras kortikospinal
(piramidalis). Jaras ini akan menyilang ke kontralateral pada decusstatio
piramidalis di medulla oblongata, sehingga lesi di salah satu hemisfer akan
menimbulkan efek pada sisi kontralateralnya.
15. Bagaimana Tatalaksana pada kasus ini ?
Jawab :
TERAPI DEMENSIA VASKULAR
1. Kolinestoase Inhibitor
- Tacrime, hepatotoksik
- Donepezil 5 mg perhari kemudian dosis dinaikkan 10 mg setelah sebulan
- Galantimin 4 mg 2x1, 8 mg 2x1, 12mg 2x1
2. Anti oksidan
3. Nemantin 25 mg/hari (diberikan pada demensia sedang dan berat)
TERAPI STROKE
Terapi pemeliharaan (pencegahan ) stroke yang mungkin terjadi lagi :
Anti platelet
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 19
Skenario B Blok XVI
Aspirin dengan mekanisme kerja menghambat sintesis tromboksan (senyawa
yang berperan dalam proses pembekuan darah).
Dosis: 4-6 x 325-650 mg/hari
TERAPI HIPERTENSI
ACE-Inhibitor atau ß-Blocker dan Antagonis Ca. ACE-inhibitor: kaptopril
(Capoten) dosis: 2-3x25 Mg/hari Atau ß-Blocker selektif : Propranolol.
TERAPI DISLIPIDEMIA
1. Upaya non farmakologis
a) Terapi diet
Dimulai dengan menilai pola makan pasien, mengidentifikasi makanan yang
mengandung banyak lemak jenuh dan kolesterol serta seberapa sering keduanya
dikonsumsi.
b) Latihan jasmani
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa latihan fisik dapat meningkatkan kadar
HDL, menurunkan trigliserida, menurunkan LDL dan menurunkan berat badan.
2. Farmakologis
Apabila terapi non farmakologi tidak berhasil maka, dapat diberikan
bermacam-macam obatan (Anwar bahri, 2004)
Beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan adalah kemampuan dari pada obat
obat tersebut dalam mempengaruhi KHDL, Trigliserida, Fibrinogen, KLDL, dan
juga diperhatikan pengaruh atau efek samping dari pada obat-obat tersebut .
Saat ini didapat beberapa golongan obat :
1) Golongan resin ( sequestrants )
2) Asam nikotinat dan Acipimox
3) Golongan Statin (HMG-CoA Reductase Inhibitor)
4) Derivat Asam Fibrat
5) Probutol
6) Lain – lain
Tujuan dari pengelolaan dislipidemia dalam jangka pendek adalah untuk
mengontrol kadar LDL dan HDL dalam darah, dan menghilangkan keluhan
maupun gejala yang terjadi pada penderita dislipidemia. Tujuan jangka panjang
untuk mencegah terjadinya jantung koroner. Cara penanganannya dengan
menormalkan kadar kolesterol LDL dan HDL dalam darah.
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 20
Skenario B Blok XVI
16. Apa saja Komplikasi pada kasus ini ?
Jawab :
- Depresi
- Gangguan kepribadian
- Stroke berulang
- Kematian
17. Bagaimana Prognosis pada kasus ?
Jawab :
Vitam Fungsionam Dubia Ad Malam
18. Bagaimana KDU pada kasus ?
Jawab :
KDU tingkat 3A
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi
terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat
darurat).
19. Bagaimana pandangan islam ?
Jawab :
Q.S An Nahl :70
“ Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu dan diantara kamu ada
yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Kuasa.”
2.3.4 Hipotesis
Ny. Jannah perempuan 55 tahun dengan keluhan seringkali lupa dikarenakan demensia
vaskular et causa stroke.
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 21
Skenario B Blok XVI
2.3.5 Kerangka Konsep
BAB III
PENUTUP
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 22
- Hipertensi
- Dislipidemia
Stroke
Gangguan fungsi motorik
Neuropatologi
Gangguan fungsi memori (infrak basal
ganglia)
Demensia vaskuler
Ny. Jannah, perempuan 55 thn
Hemiparese dextra spastik
Skenario B Blok XVI
3.1 Kesimpulan
Ny. Jannah perempuan 55 tahun dengan keluhan seringkali lupa dikarenakan demensia
vaskular et causa stroke.
Daftar Pustaka
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 23
Skenario B Blok XVI
1. Dorland, W.A.Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC.
2. Guyton. 2012. Fisioogi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : EGC.
3. Sherwood Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC
4. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. 2010. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis Jilid Satu. Jakarta: Binarupa Aksara.
5. Konsil Kedokteran Indonesia. 2010. Kompetensi Dokter Umum. Jakarta : Konsil
kedokteran Indonesia
6. Wibowo S. Peran donepezil dalam terapi penyakit Alzheimer. Berkala Neuro Sains, Fokus
Demensia. Bagian / SMF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Gajah
Mada ; Yogyakarta: 1999; 21-29
7. Erkinjuntti T, Gauthier S. Vascular Cognitive Impairment. London: Martin Dunitz Ltd;
2002
8. Snell, Richard S. 2006. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 5.
Jakarta: EGC
|Blok XVI Kesehatan jiwa dan fungsi luhur 24