kelompok 3 ske b

Upload: ragil-putra-jaya-utama

Post on 09-Jan-2016

276 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sd

TRANSCRIPT

38

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBlok Homeostasis, Stres dan Adaptasi adalah blok kelima pada semester II dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan studi kasus skenario B yang memaparkan Imron yang terombang ambing ditengah laut selama 2 hari dengan keadaan tidak makan dan tepajan sengatan matahari sehingga menyebabkan sangat haus, lemah dan mata berkunang-kunang.1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakults Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis pembelajran diskusi kelompok.3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Data TutorialTutor : dr. Yanti Rosita M.KesModerator : Reynaldi Aulia RahmanSekertaris meja: Dale AnggaraSekertaris papan: SolehaWaktu : 1. Selasa, 24 maret 2015 2. Kamis, 26 maret 2015 Pukul. 13.00 15.30 WIB..Rule :: 1. Alat komunikasi dinonaktifkan 2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat/ aktif 3. Mengacungkan tangan saat akan mengutarakan pendapat, 4. Izin terlebih dahulu saat akan keluar ruangan, 5. Tidak boleh membawa makanan dan minuman pada saat proses tutorial berlangsung 6. Dilarang memotong pembicaraan ketika ada yang sedang memberikan pendapat 7. Dilarang berbisik-bisik dengan teman

2.2. Skenario KasusImron 40 tahun, seorang nelayan, berhasil menyelamatkan diri dari kapal miliknya yang keram karena ombak, dan berhasil berpegangan pada sebatang balok. Ia terombang ambing ditengah laut selama 2 hari. Selama ditengah laut ia tidak minum dan terpajan sengatan matahari. Imron merasa sangat haus, lemah dan mata berkunang-kunang. Sesekali ia merasa berilusi melihat pulau yang sesungguhnnya tidak ada. Setelah hari kedua, ia berhasil ditemukan oleh kapal penyelamat dan langsung dibawa ke klinik kapal. Saat di klinik, ia mengalami kejang dan matannya terlihat bengkak.Hasil pemeriksaan menunjukkan Kesadaran : mata terpejam namun membuka bila dipanggil, dapat menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah, bisa diajak bicara namun terlihat bingung Tanda vital : Turgor (+), HR : 118x/menit, TD 100/70 mmHg, RR : 28x/menit Pemeriksaan laboratorium :Kimia darah : kadar natrium : 168 mEq/L, kadar kalium : 4 mEq/LDokter memberikan cairan dektrose 5% pada imron melalui IVFD

2.3. Klasifikasi Istilah

NO.Klarifikasi IstilahPengertianSumber

1.KeramTengelam kedasar lautKBBI

2.LemahKeadaan tubuh yang tidak bertenagaKBBI

4.Mata Berkunang KunangPengelihatan yang berpendar-pendarKBBIs

5.HausPerasaan yang sering dihubungan ke mulut dan tenggorokan berkaitan dengan keinginan minum, biasanya ditafsirkan sebagai hasrat terhadap airKBBI

6.BerilusiSesuatu yang hanya dalam angan angan dan khayalan sesuatu pengamatan yang tidak sesuai dengan pengindraanKBBI

7.KlinikPengajaran ilmu kedokteran di samping pembaringan orang sakit dan segala yang berhubungan dengan ituKamus Kedokteran

8.KejangKontraksi otot berlebihan dan diluar kehendakKamus kedokteran

9.Bengkak1. Menjadi besar karena pengaruh sesuatu yang berasal dari dalam tubuh atau dari luar tubuh2. (edema) pengumpulan cairan secara abnormal diruang interseluler tubuh

10.TurgorKeadaan menjadi turgid, sensai penuh normal atau yang Dorland, 2011

11.Kesadarankeadaan merespon terhadap rangsanganKBBI

12.Tanda VitalTanda yang berkenaan dengan kehidupan (denyut nadi, pernapasanDorland,2011

13.IVFDIn vitro fertilitation dextrose atau pemberian terapi cairan di intravenaDorland, 2011

14.Cairan DextroseCairan yang mengandung monosakarida, monohidrat D-glukosa terutama dipakai sebagai penganti cairan dan makananDorland, 2011

15.HR (Heart Rate)Frekuensi denyut jantung yang teraba sampai ke nadiKBBI

16.RR (Respiration Rate)Frekuensi pernafasan per menitKBBI

17.Tekanan DarahTekanan hidrostatis atau gaya lateral pada dinding pembuluh darahKBBI

18.Kimia DarahZat kimia yang ada di dalam darahKBBI

A. Identifikasi Masalah

1. Ia terombang ambing ditengah laut selama 2 hari. Selama ditengah laut ia tidak minum dan terpajan sengatan matahari.2. Imron merasa sangat haus, lemah dan mata berkunang-kunang. Sesekali ia merasa berilusi melihat pulau yang sesungguhnnya tidak ada3. Setelah hari kedua, ia berhasil ditemukan oleh kapal penyelamat dan langsung dibawa ke klinik kapal. Saat di klinik, ia mengalami kejang dan matannya terlihat bengkak.4. Hasil pemeriksaan menunjukkan Kesadaran : mata terpejam namun membuka bila dipanggil, dapat menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah, bisa diajak bicara namun terlihat bingung Tanda vital : Turgor (+), HR : 118x/menit, TD 100/70 mmHg, RR : 28x/menit Pemeriksaan laboratorium :Kimia darah : kadar natrium : 168 mEq/L, kadar kalium : 4 mEq/L5. Dokter memberikan cairan dektrose 5% pada imron melalui IVFD

B. Analisis Masalah

1. Ia terombang ambing ditengah laut selama 2 hari. Selama ditengah laut ia tidak minum dan terpajan sengatan matahari.

a. Dampak apa yang ditibulkan pada Imron selama tidak minum dan terpajang matahari selama 2 hari dan bagaimana tubuhnnya beradaptasi ?Jawab:Ketika Imron tidak minum dan terpajan matahari selama dua hari , tubuhnya akan mengalami kekurangan cairan dan dari kulitnya akan keluar keringat sebagai akibat terpajan sinar matahari selama dua hari. Keringat merupakan cairan hipotonik, yang mana jika kondisinya seperti yang dialami Imran yang berada di lingkungan panas selama dua hari maka bisa terjadi kehilangan sebanyak 1 L keringat/jam, dan hal ini dapat menyebabkan defisit volume cairan bila asupan tidak mencukupi . Cara tubuh Imran beradaptasi untuk mengatasi pemanasan berlebihan area termostatik preoptik meningkatkan kecepatan pembuangan panas dari tubuh melalui dua jalan utama, yaitu:1) Dengan perangsangan kelenjar keringat untuk menimbulkan pembuangan panas secara penguapan dari tubuh.2) Dengan penghambatan pusat-pusat simpatis di hipotalamus posterior; hal ini menghilangkan tonus vasokonstriktor normal pada pembuluh kulit, karena itu memungkinkan vasodilatasi dan kehilangan banyak panas dari kulit.(Guyton dan Hall,1996)Tubuh manusia mendapatkan energi yang berasal dari energi makanan yang dimakan. Didalam energi dari makanan yang dimakan terdapat atom-atom nutrien yang saling berikatan satu sama lain yang disebut dengan energi kimia. Energi kimia ini kemudian oleh sel dipecah dengan cara diuraikan oleh tubuh yang kemudian diserap oleh sel menjadi energi nutrien. Energi nutrien ini kemudian diubah menjadi ikatan fosfat berenergi yaitu ATP. ATP didalam tubuh dapat langsung dimanfaatkan sebagai energi namun dapat juga digunakan di kemudian sesuai kebutuhan selama periode ketika tidak terjadi pencernaan dan penterapan makakanan.

Sintesis:Pada proses pembentukan ATP melalui proses aerobic terjadi pada organel sel yang disebut Mitokondria. Untuk menambah kedalaman pembahasan, selain proses pembentukan ATP intra-mitokondria, dalam subbab ini akan dibahas juga tentang struktur motokondria. Pada proses dalam mitokondria dihasilkan 36 ATP (Foss, 1998; Fox dan Bowers, 1993; Armstrong, 1995; Harper, 1996; Guyton, 1999; Ganong, 1999). Begitu besarnya ATP yang dihasilkan dibandingan dengan kedua system energi sebelumnya, maka mitokondria dikenal juga sebagai pabrik energi. Berikut ini akan dijelaskan tentang struktur mitokondria dan pembentukan ATP didalam mitokondria. Mitokondria terbentuk dari membrana luar dan membrane dalam yang terlipat berbentuk Krista (Gambar 5). Ruang diantara 2 membran tersebut disebut ruang intrakrista dan ruang disisi dalam membrana dalam disebut ruang matriks. Secara umum mitochondria mengambil tempat dilokasi yang membutuhkan banyak energi. Mitokondria (gambar 4) adalah satuan unit sel yang paling banyak ditemukan didalam sel (gambar 3) dan mempunyai peranan sebagai penghasil tenaga, serta memiliki bentuk yang paling sempurna pada bagian-bagian sel yang memerlukan proses penyediaan energi (Ganong, 1999). Hasil kutipan penulis dari beberapa sumber ada empat penjelasan tentang pengertian mitochondria, yaitu: Menurut Fox and Bower (1993 : 127) Mitochondria merupakan satuan unit sel yang berada didalam sel otot yang mempunyai peranan sebagai tempat pemorosesan terjadinya energi. Dalam jurnal penelitian Suyanto Hadi (Guru besar fakultas kedokteran Universitas Diponegoro, spesialis rematologi bagian dalam menjelaskan Mitokondrion (jamak mitokondria: berasal dari bahasa Inggris yaitu mitochondrion, mitochondria) yang artinya adalah bagian sel (kompartemen) atau organel tempat proses perubahan sistem (konversi) energi dalam bentuk molekul ATP (adenosine triphosphate) yang dibutuhkan berbagai aktivitas fungsi sel tubuh. (http. www.kalbefarma.com/cdk). Mitokondria berasal dari kata Yunani mito yang berarti benang, dan chondrion yang berarti seperti granul (butiranbutiran), dapat diartikan sebagai organela yang memiliki DNA dengan rangkaian butir-butir yang tersusun seperti benang. (Penjelasan Prof Xavier Leverve pada Pertemuan Ilmiah Tahunan II Spesialis Kedokteran Okupasi (PERDOKI) 19 Februari 2005 di FKUI (http://www.kalbefarma.com). Pada dasarnya mitokondria itu merupakan struktur yang dapat memperbanyak dirinya sendiri, yang berarti bahwa satu mitokondria dapat membentuk mitokondria kedua, ketiga dan seterusnya, hal ini diperlukan oleh sel untuk meningkatkan jumlah ATP-nya (Guyton, 1996). Ukuran dan bentuk mitokondria ternyata berbeda-beda, beberapa diantaranya hanya berdiameter sebesar beberapa ratus milimikron, dan bentuknya globular, sedangkan yang lain diameternya dapat mencapai 1 mikron hingga 7 mikron dan berbentuk filamen (Guyton, 1996). Meskipun morfologi mitokondria dari sel ke sel bervariasi, namun tiap mitokondria pada dasarnya mempunyai struktur yang menyerupai sosis, yang mempunyai membran luar (outer membrane) dan membran dalam (inner membrane) dan yang terliapt-lipat membentuk rak disebut cristae. Ruang yang terdapat diantara dua membran dinamakan ruang intra cista atau inter membrane dan ruang yang terdapat disisi dalam pada inner membrane disebut ruang matriks. Membran luar mitokondria terdapat enzim yang berkaitan dengan oksidasi biologi, menyediakan bahan mentah untuk terjadinya reaksi didalam mitokondria. Sedangkan enzim yang mengkonversi hasil-hasil karbohidrat terdapat pada siklus Krebs (Tricarboxylat acyd Cycle, atau TCA cycle) serta gula dan air (Sheeler & Bianchi, 1996). Ukuran Mitokondria kira-kira sama dengan bakteri. Pada hepar agak memanjang 0,5-1,0 um x 3 um. Mitokondria seperti juga sel-sel yang lain (benda bebas di sitosol) seperti pada ginjal, pancreas. Bila mitochondria terdapat pada tempat yang terbatas, bentuknya lebih bervariasi. Mitokondria memiliki dua dinding yaitu outer dan inner membran. Dalam memasukkan protein kedalam matrik mitokondria terjadi mekanisme khusus. Pada mitokondria menurut Jutta, B. Mathias, F. Bauer Hans, G.S. Cristian, C.D. Walter, N and Bruner, M (1995) membran bagian luar mitokondria mengandung sebuah protein komplek (MOM Complex) dan membrane dalam (Mim Complex) memiliki fungsi sebagai bagian mesin pengimport protein. Secara lebih jelas lagi, oleh Guyton, (1999), Sherwood, (2001) struktur mitokondria dijelaskan sebagai berikut: Membran luar, Membran luar mengandung protein transport yang disebut porin. Porin membentuk saluran yang berukuran relatif lebih besar di lapisan ganda lipid membran luar; sehingga membran luar dapat dianggap sebagai saringan yang memungkinkan lolosnya ion maupun molekul kecil berukuran 5 kDa atau kurang, termasuk protein berukuran kecil. Molekul-molekul tersebut bebas memasuki ruang antar membran, namun sebagian besar tidak melewati membran dalam yang bersifat impermeabel. Ini berarti bahwa dalam hal kandungan molekul kecil, di ruang antar membran bersifat ekuivalen dengan sitosol sedangkan di ruang matriks berbeda. Protein yang terletak pada membran luar meliputi berbagai enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid mitokondria dan enzim-enzim yang mengubah substrat lipid menjadi bentuk lain untuk selanjutnya dimetabolisme di matriks mitokondria. Membran dalam dan Krista, Membran dalam dan matriks mitokondria terkait erat dengan aktivitas utama mitokondria yaitu terlibat dalam siklus asam trikarboksilat, oksidasi asam lemak dan pembentukan energi. Rantai respirasi terdapat dalam membran dalam ini. Ruang antar membrane, Ruang antar membran adalah ruang yang berada di antara membran luar dan membran dalam mitokondria. Ruang ini mengandung sekitar 6% dari total protein mitokondria dan beberapa enzim yang bekerja menggunakan ATP (adenosine triphosphate) yang tengah melewati ruang tersebut untuk memfosforilasi nukleotida lain. Matriks, Sebagian besar (sekitar 67%) protein mitokondria dijumpai pada bagian matriks. Enzim-enzim yang dibutuhkan untuk proses oksidasi piruvat, asam lemak dan untuk menjalankan siklus asam trikarboksilat terdapat pada matriks ini.Pembentukan Atp Intra-MitochondriaSecara umum, pembentukan ATP didalam mitokondria merupakan hasil dari pemecahan glukosa atau asam lemak (glyserol) secara aerobic menjadi asam piruvat hingga proses akhir berupa transport electron (gambar 6). Sebelum melangkah lebih jauh dalam pembahasan perlu diketahu tentangbeberapa istilah kimia berikut: Acetyl, Acetyl-CoA, NAD+ , NADH, FAD+ , dan FADH2. Acetyl merupakan kumpulan dari dua molekul karbon. Contoh dalam pemecahan karbohidrat, asam piruvat kehilangan CO2 menjadi Asetyl yang berkombinasi dengan ko enzim A membentu acetyl-CoA sebelum memasuki siklus krebs. Begitu juga, dalam metabolisme asam lemak, dua kelompok asetyl dibutuhkan dalam proses betaoksidasi dan kemudian memasuki siklus krebs. Sedangkan, metabolisme asam amino lebih kompleks lagi karena hanya beberapa dari asam pemecahan asam amino yang dapat memasuki siklus krebs. NAD+ ,(nicotinamide adenine dinucleotide) dan FAD+ (flavin adenine dinucleotide) merupakan reseptor hydrogen dan mengangkutnya. Sedangkan NADH dan FADH diturunkan dari NAD+ dan FAD+ yang berfungsi membawa electron ke system transport electron (Fox dan Bowers, 1993). Pada dasarnya terdapat beberapa reaksi sistem aerobik yang terjadi di dalam mitokondria, yaitu: (1) Aerobic glycolysis, (2) The Krebs Cycle, dan (3) Electron Transport System (ETS) (Foss, 1998; Fox dan Bowers, 1993; Armstrong, 1995; Harper, 1996; Guyton, 1999; Ganong, 1999). Glikolisis Aerobik, Reaksi pertama adalah pemecahan glikogen menjadi CO2 dan H2O disebut glikolisis. Pada dasarnya, hanya terdapat satu perbedaan antara proses glikolisis anaerobic dengan aerobic, yaitu pada glikolisis aerobic tidak terjadi akumulasi asam laktat (Coyle, 1984). Dengan kata lain, terdapatnya aksigen menghambat terbentuknya asam laktat, tetapi tidak terjadi proses pembentukan kembali ATP. Dalam glikolisis, hasil akhinya berupa dua molekul asam piruvat, dua ATP dan 4H. Secara singkat dapat dituliskan dalam rumus kimia berikut: 2 AsamGlukosa + 2 ADP + 2PO4 piruvat + 2 ATP + 2ATP dan 4H Asam piruvat yang terbentuk kemudian dikonversi menjadi molekul asetikoenzim A (asetil KoA). Dalam proses konversi ini, tidak terbentuk ATP, tetapi 4 atom hydrogen yang dilepaskan akan membentuk 6 molekul ATP jika keempat atom hydrogen tersebut di oksidasi, seperti yang akan dibahas dalam siklus asam sitrat atau siklus Krebs. Siklus Asam Sitrat atau Siklus Krebs. Tahap selanjutnya dalam degradasi molekul glukosa dalam mitokondria disebut siklus asam sitrat (juga disebut sebagai siklus asam trikarbosilat atau siklus krebs) (Foss, 1998; Fox dan Bowers, 1993; Armstrong, 1995; Harper, 1996; Guyton, 1999; Ganong, 1999). Siklus ini merupakan suatu urutan reaksi kimia dimana gugus asetil dari asetil-KoA dipecah menjadi karbon dioksida dan atom hydrogen. Reaksi ini terjadi di dalam matrik mitokondria. Penjelasan dari rangkaian proses kimia di atas adalah sebagai berikut: Pemecahan asam piruvat menjadi CO2 dan H2O di dalam mitochondria dengan mempergunakan O2.Setiap molekul asam piruvat kehilangan atom karbon dan 2 atom oksigen sebagai CO2. Pada bersamaan setiap molekul asam piruvat dioksidasi dengan adanya NAD+ , dan kehilangan 2 elektron dan 2 ion H. Elektron sangat penting untuk produksi ATP. Dua molekul karbon yang tersisa setelah setiap molekul asam piruvat kehilangan CO2, elektron dan ion hidrogen dinamakan kelompok asetil dan kemudian bergabung dengan kelompok lain dinamakan Ko enzim A (Co A) untuk membentuk asetil Ko A. (reaksi A). Setiap molekul asetil Ko A kemudian masuk ke reaksi rangkaian daur yang dinamakan daur kreb. Pada gambar dapat dilihat bahwa Asetil Ko A bergabung dengan asam oksaloasetat dan kehilangan molekul koenzim A. Hasil reaksinya molekul Asam sitrat. Asam sitrat kemudian dikonversi menjadi asam sis-asonitat dan selanjutnya diubah menjadi asam isositrat. Reaksi B Asam isositrat (dengan bantuan pengangkut elektron, NAD+ ) menjadi asam oksalosuksinat. Pada reaksi C Asam oksalosuksinat melepaskan molekul CO2 dan menjadi asam Alfa-ketoglutarat. Pada reaksi D dilepaskan kembali karbon yaitu pada waktu asam alfa-ketoglutarat mengalami oksidasi dengan NAD+ dan kehilangan CO2 ketika menghasilkan 1 ATP. Didalam reaksi E pengangkut elektron adalah FAD (Flavin Adenin Denukleotida). Pada reaksi F Asam oksaloasetat mengalami regenerasi dan dapat dimulai dengan yang baru lagi. Untuk menghasilkan sejumlah ATP yang lebih besar melalui pemecahan asam piruvat secara aerobik, elektron dan ion hidrogen dikeluarkan ke perangkat elektron NAD dan FAD dan harus diangkut ke oksigen melalui sistem transport electron (Armstrong, 1995; Guyton, 1999; Ganong, 1999). Sistem Tranpor Elektron (ETS. Setelah siklus asam sitrat selesai maka proses selanjutnya adalah system transpor electron (ETS). Menurut Armstrong, 1995; Guyton, 1999; dan Ganong, 1999, penjelasan rangkaian reaksi di atas sebagai berikut: Pada sistem transport elektron ion hidrogen dan elektron ditransfer dari persenyawaan yang satu ke persenyawaan berikutnya. Energi kimia dibebaskan pada 3 langkah (A, D, G) untuk menyediakan energi dalam pembentukan ATP dari ADP dan kelompok fosfat. Hilangnya elektron (oksidasi) pada waktu mengalami berbagai persenyawaan adalah bertanggung jawab untuk mengikat fosfat (fosforilasi) terhadap ADP untuk membentuk ATP di dalam mitokondria berhubungan dengan oksidasi molekul yang berurutan dua dalam sistem transport elektron yang diketahui sebagai fosforilasi oksidasi (oxidative phosphorylation). Proses ini menyediakan jumlah ATP yang terbesar untuk kontraksi otot. Reaksi A terjadi oksidasi NADH dan pada reaksi B adalah Flavoprotein H2 yang mengalami reaksi pada A, sekarang mengalami oksidasi. Dari sini sampai langkah H hanya elektron yang ditransfer diantara persenyawaan, sedangkan 2 ion hidrogen (H+ ) yang telah terikat ke flavoprotein H2 sekarang masuk ke dalam larutan dan dapat dipergunakan lagi pada H, pada reaksi oksidasi-reduksi. Oksigen dari darah menerima 2 elektron dari persenyawaan G (cytochrome oxidase) dan bergabung dengan larutan ion Hidrogen (H+ ) untuk membentuk air (H2O). Berdasarkan dari keterangan proses pembentukan ATP secara aerobic intramitochondria di atas, maka dapat disederhanakan tentang jumlah ATP yang dihasilkan oleh tiap Reaksi.Sedangkan rangkaian keseluruhan dalam proses pembentukan ATP dari pemecahan glukosa di dalam mitokondria adalah sebagai berikut: ATP dari pemecahan Glukosa secara Aerobik. Adaptasi Mitokondria Terhadap Latihan Aerobik. Penelitian pertama kali yang dilakukan pada tikus muda yang latih dengan berlari di treadmill selama 5 hari/minggu telah berhasil menunjukkan bahwa latihan aerobic berpengaruh dalam peningkatan jumlah mitokondria dalam otot skelet (Holozzy, 1967). Untuk memberikan peningkatan yang berarti, kecepatan dan durasi latihan ditingkatkan secara bertahap, Setelah tiga minggu, tikus berlari dengan kecepatan 31m/menit, dengan suduk kemiringan treadmill 80 , dan total waktu berlari 120 menit per hari. Latihan dilakukan secara interval dengan 12 kali interval, 10 persesi, istirahat 30 detik diantara sesi interval dan kecepatan interval lari 42 m/menit. Hasil dari penilitian ini adalah terjadi peningkatan kemampuan dayatahan aerobic yang sangat besar. Penemuan hasil tersebut didukung dengan ditemukan bukti bahwa jumlah mitokondria dalam sel otot skelet menjadi lebih banyak dari pada sebelum latihan (Coyle, dkk. 1984). Selain itu, Succinate dehidrogenase, NADH dehidrogenase, NADH-cytocrom c reductase, dan aktivitas cytocrom oksidase per gram otot meningkat duakali lipat sebagai respon atas latihan yang telah dilakukan (Holozzy, 1967). Konsentrasi cytocrom c juga meningkat duakali lipat, ini merupakan bukti bahwa protein enzim dalam mitokondria juga meningkat. Jumlah total protein dalam mitokondria meningkat 60%. Secara umum peningkatan kapasitas respirasi sel meningkat, karena meningkatnya tingkat respon enzyme terhadap aktivasi, transport, dan oksidasi asam lemak. Enzim yang digunakan dalan oksidasi keton, sklus asam sitrat juga meningkat.Sintesis tidak minumPeranan pentingnya air putih sudah sepatutnya diimbangi dengan pengetahuan dan perilaku masyarakat agar air putih kini menjadi prioritas utama dalam menjaga kesehatan tubuh, karena pada kenyataannya sebagian besar masyarakat Indonesia lebih menyukai minuman manis dibandingkan dengan air putih. Saat ini banyak remaja dan orang dewasa yang mengkonsumsi minuman-minuman selain air putih, seperti minuman yang bersoda, minuman yang mengandung kaffein, atau bahkan mengkonsumsi minuman beralkohol, yang sebenarnya apabila dikonsumsi secara terus menerus dan menjadi sebuah kebiasaan akan sangat merugikan kesehatan bagi dirinya sendiri (Fauziyah, 2011).Beberapa Masalah antara lain :1. Masalah pencernaanSaluran pencernaan adalah sistem yang sangat kompleks, yang sangat memerlukan air untuk membantu mencerna makanan . Mulas dan sembelit adalah beberapa masalah pencernaan yang terkait dengan kurang asupan air. Lapisan dinding perut terdiri dari 98% air, dan mengandung bikarbonat untuk melindunginya terhadap asam lambung. Lapisan ini harus selalu tebal setiap saat untuk mencegah masalah perut. Air membantu mempertahankan ketebalan lapisan lambung . Tidak minum cukup air maka lapisan ini akan menipis, dan menimbulkan kerusakan . 2. Radang sendiTulang rawan di setiap persendian adalah terdiri dari sekitar 80% air. Tulang rawan sendi memiliki permukaan yang halus, dan agar memungkinkan pergerakan tubuh yang lebih mudah maka harus tetap dilumasi. Tidak cukup minum air dapat menyebabkan kurangnya pelumasan pada sendi, sehingga menghasilkan gesekan yang lebih besar. Ketika sendi kehilangan pelumasan, maka fungsionalitasnya akan mulai merosot dengan cepat dan mengarah ke timbulnya arthritis. Jumlah asupaan air minum yang disarankan adalah 1/2 ons dibanding per kg berat badan. Air juga membantu menjaga sendi agar tetap terlumasi dengan baik, dan mengurangi nyeri karena arthritis . 3. Tekanan Darah TinggiKurangnya asupan air dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, karena dapat menyebabkan beberapa pembuluh kapiler menutup, sehingga mengakibatkan pembatasan pergerakan darah. Pembatasan ini akan menghasilkan tekanan darah tinggi, karena jantung akan berusaha lebih keras lagi untuk menmompa darah. Cairan didalam pembuluh arteri akan mengkompensasi kurangnya air pada kapiler. Dengan demikian, cukup air minum dapat membantu untuk menurunkan tekanan darah. Jika aliran darah ke ginjal dibatasi karena kekurangan air, maka ini akan bereaksi dengan konstriksi pembuluh darah dan arteri yang membuat tekanan darah menjadi lebih tinggi. 4. Memperburuk kondisi kulitIni adalah rangkaian akibat tubuh mengalami dehidrasi. Kurangnya kadar air dalam tubuh dapat mengakibatkan penurunan kondisi kulit, di mana resistensi dan fungsi enzim tidak bekerja optimal , sehingga struktur lapisan kulit luar akan memburuk dan menyebabkan kulit kering dan kasar. 5. GinjalKebanyakan karena sering kurang minum air akan mengarah kepada penyakit ginjal. Ginjal adalah organ penting dalam sistem kemih, yang bertugas untuk menyaring racun dalam darah karena metabolisme, dan mendistribusikannya kembali darah yang telah bersih kembali keseluruh tubuh. Jika kekurangan cairan, ginjal akan semakin keras bekerja, dan sisa kotoran akan menumpuk pada ginjal karena tak bisa dikeluarkan dengan baik melalui sistem kemih. (Brukner, 1993)

Sintesis tepajan matahariRata-rata suhu tubuh manusia normal adalah 36,5oC 37,5 oC akan tetapu pada pagi hari berkurang sampai 36oC dan pada saat beraktivitas berat suhu dapat meningkat sampai mendekati 40oC tanpa efek sakit, karena terjadi perubahan tersebut merupakan kondisi fisiologis yang normal. Akan tetapi, suhu tubuh dapat meningkat akibat adanya perbedaan suhu lingkungan dan kelembapan udara yang relatif-tinggi. (Brukner, 1993)

b. Bagaimana fungsi air minum bagi tubuh ?Jawab : air sebagai katalisator, alat transport, regulator suhu tubuh, dan sebagai pereaksi reaksi

Sintesis :Fungsi air bagi tubuh manusia yaitu :a. Sebagai katalisator, air menyebabkan zat-zat di dalam sel menjadi bentuk terlarut sehingga reaksi antar zat menjadi lebih mudah. Tanpa air proses metabolisme menjadi sukarb. Sebagai alat transportAir membawa nutrient ke dalam jaringan dan membawa residu hasil metabolisme ke luar sel / jaringanc. Sebagai regulator suhu tubuhAir bersirkulasi ke seluruh tubuh tubuh sehingga menyamakan suhu di seluruh bagiann tubuhd. Sebagai pereaksi reaksi biokimia yang hidrolisis

c. Berapa kebutuhan air minum seseorang dalam sehari ?Jawab :Pemasukan cairanJumlahPengeluaranJumlah

Cairan yang diminum1200 mlGinjal (urine)1500 ml

Makanan padat (air)1000 mlUsus halus ( feses )200 ml

Oksidasi makanan (air)300 mlParu-paru (udara ekspirasi)400 ml

Kulit (keringat,difusi)400 ml

Total2500 ml2500 ml

(Sylvia Price,2003)

Sintesis : kebutuhan normal cairan tubuh setiap hari adalah 2500 ml. Agar cairan dalam tubuh seimbang, maka pemasukan cairan sama dengan pengeluaran cairan. Pemasukan cairan tubuh dapat melalui cairan yang diminum, makanan padat, dan oksidasi makanan sedangkan pengeluaran cairan dapat melalui urine, fese, udara ekspirasi dan keringat serta difusi. Perhatikan tabel diatass:

d. Apa komposisi dari air lautJawab : jumlah ion sodium dan klorida dalam air laut sangat dominan dibandingkan dengan air tanah. Sedangkan pada air tanah in yang lebih dominan adalah ion kalsium dan karbonat.

Sintesis : Tabel Perbedaan komposisi ion air laut dan air tanahJenis IonAir Laut %Air Tanah %

Kalsium1,220,4

Magnesium3,73,4

Sodium30,65,8

Potasium1,12,1

Karbonat0,435,2

Sulfat7,712,1

Klorida5,55,7

Nitrat-1

SiO2-1,7

e. Apa dampak bila tubuh mengkonsumsi air laut ?Jawab : air laut sekitar 3x lebih asin dari pada garam. Minum air laut akan mengisi tubuh dengan garam yang menyebabkan kehancuran keseimbangan zat di dalam dan diluar sel. Tn Imron juga jika meminum air laut apalagi meminumnya banyak dapat menimbulkan gejala seperti mual, muntah, pembengkakan pada tungkai, mungkin juga bisa mengakibatkan kerusakan otak.Sintesis :Lebih dari 90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel ditentukan oleh garam yang mengandung natrium, khususnya dalam bentuk natrium klorida (NaCl), seperti yang kita tahu air laut banyak mengandung NaCl oleh sebab itu jika kita meminum air laut terlalu banyak maka konsentrasi Na di dalam tubuh kita akan melebihi kadar normalnya (Hipernatremi), hal ini menyebabkan konsentrasi Na di ekstrasel lebih besar dari intrasel sehingga terjadi lah tekanan osmosis untuk menetralkan konsentarasi ekstarsel.Selain itu, minum air laut juga dapat menyebabkan merasa lebih haus dari sebelumnya. Jika minum air laut, maka akan buang air kecil lebih banyak. Hal ini terjadi karena tubuh berusaha menyingkirkan garam ekstra yang masuk ke dalam tubuh. Pengaruh minum air laut :Gejala yang ditimbulkan akibat terlalu banyak minum air laut meliputi : Mual Muntah Pembengkakan pada tungkai HalusinasiGejala lain yang mungkin timbul yaitu : Kejang Koma Kerusakan otak Gagal ginjalNamun semua gejala di atas dapat terjadi sesuai tergantung dengan jumlah air laut yang dikonsumsi.Air laut mengandung banyak ion mengakibatkan tingginya salinitas (tingkat keasinan atau kadar garam dalam air). Rata-rata konsentrasi garam-garam terlarut di air laut berkisar 3.5%, namun konsentrasi tersebut tergantung pada lokasi.Tabel 1. Rata-rata konsentrasi ion pada air laut (Brown et al 1989)

Ion Parts per thousand by weight

Chloride, Cl- 18.98

Sodium, Na+ 10.556

Sulphate, SO42- 2.649

Magnesium, Mg2+ 1.272

Calcium, Ca2+ 0.400

Potassium, K+ 0.380

Bicarbonate, HCO3- 0.140

Bromide, Br- 0.065

Borate, H2BO3- 0.026

Srontium, Sr2+ 0.013

Fluoride, F- 0.001

Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat 14 jenis ion pada air laut. Dari jumlah itu, konsentrasi Chlorite dan Natrium terdapat dalam jumlah yang sangat tinggi. Hal inilah yang menyebabkan tingginya salinitas air laut (Brown et al, 1989)

2. Imron merasa sangat haus, lemah dan mata berkunang-kunang. Sesekali ia merasa berilusi melihat pulau yang sesungguhnnya tidak adaa. Bagaimana mekanisme haus pada kasus ini ?Jawab : Mekanisme nafsu lain yang diatur oleh hipotalamus adalah haus. haus adalah sensasi subjektife yang meningkatkan keinginan untuk intake air. Ada beberapa stimulus yang dapat memicu rasa haus.1) Salah satu yang paling penting adalah peningkatan osmolaritas cairan ekstraselular yang menyebabkan dehidrasi intraselular dari pusat rasa haus, dengan demikian merangsang sensasi rasa haus. Kegunaan dari respon ini sangat jelas yaitu membantu mengencerkan cairan ekstraselular dan mengembalikan osmolaritas kembali ke normal.2) Penurunan volume cairan ekstraselular dan tekanan arterial juga merangsang rasa haus melalui suatu jalur yang tidak bergantung pada jalur yang distimulasi oleh peningkatan osmolaritas plasma. Jadi, kehilangan volume darah melalui pendarahan akan merangsang rasa haus walaupun mungkin tidak terjadi akibat input neutral dari baroreseptor kardiopulmar dan baroreseptor arterial sistemik dalam sirkulasi.3) Stimulus rasa haus ketiga yang penting adalah angiotensin II. Karena angiotensin II juga distimulasi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan hipovolemia dan tekanan darah rendah, pengaruhnya pada rasa haus membantu memulihkan volume darah dan tekanan darah kembali normal, bersama dengan kinerja lain dari angiotensin II pada ginjal untuk menurunkan ekskresi cairan.Masih ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi asupan air. Kekeringan pada mulut dan membran mukosa esofagus dapat mendatangkan sensasi haus. Sebagai hasilnya, seseorang yang kehausan dapat segera merasakan kelegaan setelah dia minum air walaupun air tersebut belum diabsorpsi di sistem pencernaan.(Guyton, 2012).

Sintesis :Minum diatur oleh osmolalitas plasma dan volume cairan ekstraseluler. Osmolalitas bekerja melalui osmoreseptor, reseptor yang mengindrai osmolalitas cairan tubuh. Osmoreseptor tersebut terletak di hipotalamus anterior.Menurunnya volume CES (cairan ekstraseluler) juga merangsang rasa haus melalui jalur yang terpisah dengan pengaruh osmolaritas. Pengaruh penurunan CES terhadap haus sebagian terjadi melalui sistem renin-angiostenin. Sekresi renin meningkat akibat hipovolemia, dan hasilnya terjadi penngkatan angiostensin II. Angiostensin II bekerja pada organ subfornis, suatu area reseptor khusus di diensefalon untuk membangkitkan area- area saraf yang berkaitan degan haus (Ganong, 2008)

b. Bagaimana mekanisme lemah pada kasus ini ?Jawab :Lemah (syok hipovolemik) menurut patofisiologinya:Fase KompensasiPenurunan curah jantung (cardiac output), mekanisme kompensasi dilakukan melalui vasokontriksi untuk menaikkan aliran darah ke jantung, ke otak dan otot skelet dan penurunan aliran darah ke tempat yang kurang vital.Faktor humoral dilepaskan untuk menimbulkan vasokontriksi dan menaikkan volume darah dengan konversi air. Ventilasi (NR) meningkat untuk mengatasi adanya penurunan kadar oksigen di daerah arteri. Jadi pada kompensasi ini terjadi peningkatan detak jantung (HR) dan kontraktilitas otot jantung untuk menaikkan curah jantung dan peningkatan respirasi untuk memperbaiki ventilasi alveolar.Jadi mekanismenya : Sel/jaringan kekurangan o2 metabolisme terganggu Energi yang dihasilkan sedikit tubuh lemah (Price, 2013).Sintesis :Lemah terjadi akibat tubuh kekurangan, kehabisan atau tidak memperoleh sumber energy untuk diubah menjadi ATP yang digunakan sebagai energy untuk beraktifitas. Sumber energy pada tubuh merupakan karbohidrat, protein, lemak dan disertai air, mineral, vitamin dan nutrisi lain. (Guyton, 2012).

c. Bagaimana mekanisme mata berkunang-kunang ?Jawab : Tn. Imron dilaut kemungkinan tidak tidur dan pada akhirnya sirkulasi darah dalam otaknya tidak lancar dan menyebabkan penglihatan matanya berkunang-kunang, dan juga oksigen yang dihantarkan juga tidak mencukupi kebutuhan yang seperti biasanya untuk mata. Sintesis :Secara fisiologi mata berkunang-kunang yang disebabkan karena kurang tidur akan berpengaruh pada sirkulasi darah dalam otak tidak lancar sehingga mata berkunang-kunang. Selain itu disebabkan karena oksigen lebih banyak disalurkan ke otak dan kurangnya jumlah oksigen yang disalurkan ke mata sehingga menyebabkan penglihatan matanya berkunang-kunang. (Guyton, 2012).

d. Faktor apa yang menyebabkan imron merasa berilusi ?Jawab : Karena gangguan keseimbangan cairan sehingga asupan darah ke perifer berkurang, lebih diutamakan ke organ vital (otak dan jantung). Oleh karena itu, energi ke perifer berkurang. Hal itulah yang menyebabkan mata berkunang kunang.(Sherwood, 2014) dan (Guyton, 2012).

Sintesis :Saraf optik, juga disebutsaraf kranial II, adalah susunan saraf yang berfungsi mengirimkan informasi penglihatan dariretinakeotak. Jenis kelainan lapang pandang yang terjadi akibat rusaknya sarafoptikusbisa diidentifikasi dari lokasinya sehingga dapat menghasilkanDiagnosis Topis. Kelainan lapang pandang dapat berupa monokuler atau binokuler. Kelainan lapangan pandang monokuler dapat disebabkanlesiretinaunilateral atau akibat lesi sebagian dari saraf optik. Sedangkan kelainan lapang pandang binokuler disebabkan oleh lesi unilateral dari jalur visual yang berada di belakang dari kiasme optik. (Mumenthalar, 2006).Ilusi merupakan kesalahan penafsiran rangsangan yang ada, yang menyebabkan persepsi tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga stimulus yang ada salah dimaknai. Ilusi merupakan sesuatu yang wajar terjadi dalam persepsi. Distorsi fisik atau psikologis dapat menyebabkan suatu ilusi terjadi.Ilusi adalah suatu persepsi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca indera yang diartikan secara salah. Dengan kata lain, ilusi adalah interpretasi yang salah dari suatu rangsangan pada panca indera. Sebagai contoh, seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat meng-interpretasikan suara gemerisik daun-daun sebagai suara yang mendekatinya. Ilusi terjadi dalam bermacam-macam bentuk, yaitu ilusi visual (penglihatan), akustik (pendengaran), pembauan, pengecapan, dan ilusi perabaan. Pada dasarnya ilusi adalah alam pikiran bawah sadar yang terlihat seolah nyata, semakin tinggi ilusi seseorang semakin besar 4 kemungkinan ilusi tersebut menjadi nyata, pada dasarnya kenyataan juga berawal dari ilusi yang sudah tertanam kuat pada diri seseorang.

3. Setelah hari kedua, ia berhasil ditemukan oleh kapal penyelamat dan langsung dibawa ke klinik kapal. Saat di klinik, ia mengalami kejang dan matannya terlihat bengkak.a. Bagaimana mekanisme kejang ?Jawab:Mekanisme kejang:Dehidrasi intake nutrisi kurang gangguan keseimbangan cairan tubuh mekanisme RAA (Renin Angiotensin Aldosteron) sekresi renin dari sel sel juksta glomerulus ginjal meningkat pelepasan angiotensin I dan II (menyebabkan vasokontriksi) dan aldosteron (menyebabkan reabsorbsi Na dan air) hipernatremi gangguan homeostasis kimiawi neuron kelainan depolarisaasi neuron peningkatan neurotransmiter eksitatorik / deplesi neurotransmiter inhibitor kejang.Sintesis:Kejang adalah masalah neurologik yang relatif sering dijumpai. Kejang itu sendiri apabila berlangsung singkat, jarang menimbulkan kerusakan, tetapi kejang dapat merupakan manifestasi dari suatu penyakit dari suatu penyakit mendasar yang membahayakan, misalnya gangguan metabolisme, infeksi intrakranium, gejalan putus-obat, intoksikasi otot, atau ensefalopati hipertensi. Bergantung pada lokasi neuron-neuron fokus kejang ini, kejang dapat ermanifestasi sebagai kombinasi pertubahan tingkat kesadaran dan gangguan dalam fungsi motorik,sensorik atau autonom. Kejang dapat terjadi hanya sekali atau berulang. Kejang rekuren, spontan dan tidak deisbabkan oleh kelainan metabolisme yang terjadi bertahun-tahun disebut epilepsi. Bangkitan motorik generalista yang menyebabkan hilangnya kesadaran dan kombinasi kontraksi otot tonik-klonik sering disebut kejang. Kejang konvulsi biasanya menimbulkan kontaksi otot rangka yang hebat dan involunter yang mungkin meluas dari satu bagian tubuh ke seluruh tubuh atau mungkin terjadi secara mendadak disertai keterlibatan seluruh tubuh.

Patologis KejangKejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari sebuah fokus kejang atau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologik. Aktivitas kejang sebagian bergantung pada lokasi lepas muatan yang berlebihan tersebut. Lesi di otak tengah, talamus, dan korteks serebrum kemungkinan besar bersfiat epileptogenik, sedangkan lesi di serebelum dan batang otak umumnya tidak memicu kejang.Ditingkat membran sel, fokus kejang memperlihatkan beberapa fenomena biokimiawi, termasuk yang berikut: Instabilitas membran sel saraf, sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktifan Neuron-neuron hipersensitif dengan ambang untuk melepaskan muatan menurun dan apabila terpicu akan melepaskan muatan secara berlebihan Kelainan polarisasi (polarisasi berlebihan, hipopolarisasi, atau selang waktu dalm repolarisasi) yang disebabkan oleh kelebihan asetilkolin atau defisiensi asama gama-aminobutirat (GABA) Ketidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan asam-basa atau elektrolit, yang mengganggu homeostasis kimiawi neuron sehingga terjadi kelainan pada depolarisasi neuron. Gangguan keseimbangan ini menyebabkan peningkatan berlebihan neurotransmitter eksitatorik atau deplesi neurotransmitter inhibitorik.

Jenis KejangKejang diklasifikasikan sebagai parsial atau generalista berdasarkan apakah kesadaran utuh atau lenyap. a) Kejang ParsialKejang parsial merupakan kejang dengan kesadaran utuh. Kejang ini dimulai di suatu daerah di otak, biasanya korteks serebrum. Gejala kejang ini bergantung pada lokasi fokus di otak. Kejang ini ada dua jenis, yaitu parsial sederhana dan kompleks. Kejang parsial sederhana dengan karakteristik dapat bersifat motorik(gerakan abnormal unilateral), sensorik (merasakan, mebaui,mendengar sesuatu yang abnorma), autonomik (takikkarda,bradikardia,takipnu,kemerahan, rasa tidak enak diepigastrium,psikik(disfalgi, gangguan daya ingat). Biasanya berlangsung kurang dari 1 menit. Kejang parsial kompleks dikategorikan dengan gejala motorik,gelaja sensorik, otomatisme (mengecap-ngecapkan bibir, mengunyah, menarik-narik baju). Beberapa kejang parsial kompleks mungkin berkembang menjadi kejang generalista . Biasanya berlangsung 1-3 menit.b) Kejang GeneralistaKejang generalista merupakan hilangnya kesadaran;tidak ada awitan fokal;bilateral dan simetrik;tidak ada aura.(Sylvia A.price dan Lorraine M.Wilson.2003.Patofisologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Jakarta: EGC)

b. Apa dampak kejang jika terlalu lama ?Jawab : Dampak kejang yang terlalu lama dapat di klasifikasi menjasi kejang awal, lanjut dan berkepanjangan tergantung pada tingkat yang mana.Sintesis :a. Awal (kurang dari 15 menit) Meningkatnya kecepatan denyut jantung Meningkatnya tekanan darah Meningkatnya kadar glukosa Meningkatnya suhu pusat tubuh Meningkatnya sel darah putihb. Lanjut (15-30 menit) Menurunnya tekanan darah Menurunnya gula darah Disritma Edema paru nonjantungc. Berkepanjangan (lebih dari 1 jam) Hipotensi disertai berkurangnya aliran darah serebrum Gangguan sawar darah otak yang menyebabkan edema serebrumSumber : Price, Sylvia A & lorrain M. Wilson. 2003. Patofisiologi. Jakarta : EGCc. Bagaimana mekanisme mata bengkak ?Jawab :Dehidrasi intake nutrisi kurang gangguan keseimbangan cairan tubuh mekanisme RAA (Renin Angiotensin Aldosteron) sekresi renin dari sel sel juksta glomerulus ginjal meningkat pelepasan angiotensin I dan II (menyebabkan vasokontriksi) dan aldosteron (menyebabkan reabsorbsi Na dan air) air dengan mudah melewati membrane sel antara CEF dan ICF penumpukan cairan dalam kompartemen cairan interstitial aliran keluar cairan terjadi di ujung arteriol kapiler dan resorbsi cairan pada ujung venosa kapiler cairan lebih mudah mnumpuk ada kapiler dengan jaringan ikat longgar mata terlihat bengkak.(Guyton, 2012)

4. Hasil pemeriksaan menunjukkan Kesadaran : mata terpejam namun membuka bila dipanggil, dapat menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah, bisa diajak bicara namun terlihat bingung Tanda vital : Turgor (+), HR : 118x/menit, TD 100/70 mmHg, RR : 28x/menit Pemeriksaan laboratorium :Kimia darah : kadar natrium : 168 mEq/L, kadar kalium : 4 mEq/L

a. Bagaimana menilai tingkat kesadaran ?Jawab: Secara kualitatif didapatkan antara lain : Compos mentis, yaitu anak mengalami kesadaran penuh dengan memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang di berikan. Apatis, yaiutu anak acuh tak acuh terhadap keadaan Somnolen, yaitu anak memiliki kesadaran yang lebih rendah dengan ditandai anak tampak mengantuk, selalu ingin tidur, tidak responsive terhadap rangsangan ringan dam masih memberikan respon ringan maupun sedang. Secara kuantitatif diukur melalui melalui penilaian skala koma Glasgow, dengan nilai dibawa 10 disebut koma, sbb :1. Membuka mata1. Spontan : 41. Dengan diajak bicara : 31. Dengan rangsangan nyeri: 21. Tidak membuka: 11. Respons verbal1. Sadar dan orientasi ada: 51. Berbicara melantur: 41. Berkata tanpa arti/maraca: 31. Hanya mengerang: 21. Tidak ada suara: 11. Respons motorik1. Sesuai perintah: 61. Terhadap rangsangan nyeri-timbul gerakan normal:5-fleksi cepat dan aduksi bahu:4-fleksi lengan dan aduksi bahu:3-ekstensi lengan, aduksi, Endoro-tasi bahu, pronasi lengan bawa:2 tidak ada gerakan:1(Alimul, 2008)

b. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan hasil pemeriksaan kesadaran tanda vital dan pemeriksaan lab ?Jawab:Nilai intepretasi kesadaran dan tanda vital, pada seknario didapatkan hasil bahwa kesadaran Tn. Imron, yaitu:1. Mata terpejam namun membuka bila dipanggil.Status nilai GCS nya atau nilai dari sisi EYE adalah 31. Dapat menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah.Status Nilai GCS atau nilai dari sisi Motoriknya adalah 61. Bisa diajak bicara namun bingung.Status nilai GCS atau nilai dari sisi Verbal adalah 4Bila ditotalkan maka akan didapatkan hasil 13 yang artinya penurunan kesadaran ringan.

c. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan dan mekanisme tanda vital ?Jawab :Berdasarkan hasil pemeriksaan vital sign, Imron mengalami dehidrasi yang ditunjukkan oleh hasil (+) pada turgor test, sedangkan untuk denyut nadi, Imron mengalami tachicardi, karena jantungnya berdenyut lebih dari 100x/menit. Untuk Respiratory Rate (RR) Imron mengalami takipneu, karena frekuensi pernapasan >24 x permenit. Untuk suhu Imron masih dalam keadaan normal karena suhu normal adalah 36,5-37,5oC. Sedangkan untuk Tekanan darah masih dapat digolongkan normal, tetapi mendekati hipotensi. (Sudoyo, dkk.,2006)

d. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan lab ?Jawab:Nilai intepretasi hasil pemeriksaan laboratorium yaitu kimia darah didapatkan hasil yaitu:1. Kadar Natrium 168 mEq/LHarga normal untuk nilai Natrium didalam tubuh seseorang yaitu 135 mEq/L 145 mEq/L, jadi pada scenario ini Tn. Imron mengalami Hipernatremia karena kadar natrium didalam tubuhnya meningkat.1. Kadar Kalium 4 mEq/LHarga normal untuk nilai Kalium didalam tubuh seseorang yaitu 3,5-5,5. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kadar kalium dalam tubuh Tn. Imron masih normal.

Sintesis:Fisiologi NatriumNatrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya bisa mencapai 60 mEq per kilogram berat badan dan sebagian kecil (sekitar 10- 14 mEq/L) berada dalam cairan intrasel4,8. Lebih dari 90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel ditentukan oleh garam yang mengandung natrium, khususnya dalam bentuk natrium klorida (NaCl) dan natrium bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan tekanan osmotik pada cairan ekstrasel menggambarkan perubahan konsentrasi natrium. Perbedaan kadar natrium intravaskuler dan interstitial disebabkan oleh keseimbangan Gibbs- Donnan, sedangkan perbedaan kadar natrium dalam cairan ekstrasel dan intrasel disebabkan oleh adanya transpor aktif dari natrium keluar sel yang bertukar dengan masuknya kalium ke dalam sel (pompa Na+ K+). Jumlah natrium dalam tubuh merupakan gambaran keseimbangan antara natrium yang masuk dan natrium yang dikeluarkan. Pemasukan natrium yang berasal dari diet melalui epitel mukosa saluran cerna dengan proses difusi dan pengeluarannya melalui ginjal atau saluran cerna atau keringat di kulit.. Pemasukan dan pengeluaran natrium perhari mencapai 48-144 mEq.

Jumlah natrium yang keluar dari traktus gastrointestinal dan kulit kurang dari 10%. Cairan yang berisi konsentrasi natrium yang berada pada saluran cerna bagian atas hampir mendekati cairan ekstrasel, namun natrium direabsorpsi sebagai cairan pada saluran cerna bagian bawah, oleh karena itu konsentrasi natrium pada feses hanya mencapai 40 mEq/L. Keringat adalah cairan hipotonik yang berisi natrium dan klorida. Kandungan natrium pada cairan keringat orang normal rerata 50 mEq/L. Jumlah pengeluaran keringat akan meningkat sebanding dengan lamanya periode terpapar pada lingkungan yang panas, latihan fisik dan demam. Ekskresi natrium terutama dilakukan oleh ginjal. Pengaturan eksresi ini dilakukan untuk mempertahankan homeostasis natrium, yang sangat diperlukan untuk mempertahankan volume cairan tubuh. Natrium difiltrasi bebas di glomerulus, direabsorpsi secara aktif 60-65% di tubulus proksimal bersama dengan H2O dan klorida yang direabsorpsi secara pasif, sisanya direabsorpsi di lengkung henle (25-30%), tubulus distal (5%) dan duktus koligentes (4%). Sekresi natrium di urine 500.000/mm3 atau leukosit >70.000/mm3 juga dapat meningkatkan kadar kalium serum.

5. Dokter memberikan cairan dektrose 5% pada imron melalui IVFDa. Apa saja komposisi cairan dextrose 5% ?Jawab:Komposisinya adalah glukosa 50 gr/L dan NaCl 0,45%. Larutan dijaga pada pH antara 3,5 sampai 6,5 dengan natrium bikarbonat. Larutan dextrose 5% iso-osmosis dengan darah. Larutan dextrose injeksi merupakan larutan jernih dan tidak berwarna.Dextrose berisi satu molekul air hidrasi atau anhydrous. Kristal tidak berwarna atau putih, serbuk kristal atau granul. Tidak berbau dan mempunyai rasa manis. Larut 1 dalam 1 bagian air dan 1 dalam 100 bagian alkohol; sangat larut dalam air mendidih; larut dalam alkohol mendidih.Sintesis:Tipe-tipe cairan: 1. Isotonik Suatu cairan yang memiliki tekanan osmotik yang sama dengan yang ada didalam plasma. a. NaCI normal 0,9 % b. Ringer laktat c. Komponen -komponen darah (albumin 5 %, plasma) d. Dextrose 5 % dalam air (D 5 W) 2. Hipotonik Suatu larutan yang memiliki tekanan osmotik yang lebih kecil daripada yang ada didalam plasma darah. Pemberian cairan ini umumnya menyebabkan dilusi konsentrasi larutan plasma dan mendorong air masuk kedalam sel untuk memperbaiki keseimbangan di intrasel dan ekstrasel, sel-sel tersebut akan membesar atau membengkak. a. Dextrose 2,5 % dalam NaCI 0,45 % b. NaCI 0,45% c. NaCI 0,2 % 3. Hipertonik Suatu larutan yang memiliki tekanan osmotik yang lebih tinggi daripada yang ada di dalam plasma darah. Pemberian cairan ini meningkatkan konsentrasi larutan plasma dan mendorong air masuk kedalam sel untuk memperbaiki keseimbangan osmotik, sel kemudian akan menyusut. a. Dextrose 5 % dalam NaCI 0,9 % b. Dextrose 5 % dalam NaCI 0,45 % ( hanya sedikit hipertonis karena dextrose dengan cepat dimetabolisme dan hanya sementara mempengaruhi tekanan osmotik). c. Dextrose 10 % dalam air d. Dextrose 20 % dalam air e. NaCI 3% dan 5% f. Larutan hiperalimentasi g. Dextrose 5 % dalam ringer laktat h. Albumin 25

Hal-hal yang harus diperhatikan dengan tipe-tipe infus tersebut: 1. D5W (Dektrose 5% in Water) a. Digunakan untuk menggantikan air ( cairan hipotonik) yang hilang, memberikan suplai kalori, juga dapat dibarengi dengan pemberian obat-obatan atau berfungsi untuk mempertahankan vena dalam keadaan terbuka dengan infus tersebut. b. Hati-hati terhadap terjadinya intoksikasi cairan (hiponatremia, sindroma pelepasan hormon antidiuretik yang tidak semestinya). Jangan digunakan dalam waktu yang bersamaan dengan pemberian transfusi ( darah atau komponen darah).2. NaCIO,9% a. Digunakan untuk menggantikan garam ( cairan isotonik) yang hilang, diberikan dengan komponen darah, atau untuk pasien dalam kondisi syok hemodinamik. b. Hati-hati terhadap kelebihan volume isotonik ( misal: gagaljantung.gagalginjal). 3. Ringer laktat Digunakan untuk menggantikan cairan isotonik yang hilang, elektrolit tertentu, dan untuk mengatasi asidosis metabolik tingkat sedang.Sumber :www. Ketrampilan Medik PPD Unsoed.ac.idb. Mengapa cairan dextrose yang diberikan kepada imron 5% ?Jawab:Karena dextrose termasuk ke dalam cairan hipertonik dimana osmolaritasnya lebih tinggi dibanding serum sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Dextrose juga memiliki kadar glukosa yang dapat memberi energi untuk memulihkan kondisi Imron.Sintesis:Pemilihan cairan sebaiknya didasarkan atas status hidrasi pasien, konsentrasi elektrolit, dan kelainan metabolik yang ada. Berbagai larutan parenteral telah dikembangkan menurut kebutuhan fisiologis berbagai kondisi medis. Terapi cairan intravena atau infus merupakan salah satu aspek terpenting yang menentukan dalam penanganan dan perawatan pasien. Berbagai cairan mempunyai manfaat dan tujuan yang berbeda-beda. Terapi awal pasien hipotensif adalah cairan resusitasi dengan memakai 2 liter larutan isotonis Ringer Laktat. Namun, Ringer Laktat tidak selalu merupakan cairan terbaik untuk resusitasi. Resusitasi cairan yang adekuat dapat menormalisasikan tekanan darah pada pasien kombustio 18--24 jam sesudah cedera luka bakar. Larutan parenteral pada syok hipovolemik diklasifikasi berupa cairan kristaloid, koloid, dan darah. Cairan kristaloid cukup baik untuk terapi syok hipovolemik. Keuntungan cairan kristaloid antara lain mudah tersedia, murah, mudah dipakai, tidak menyebabkan reaksi alergi, dan sedikit efek samping. Kelebihan cairan kristaloid pada pemberian dapat berlanjut dengan edema seluruh tubuh sehingga pemakaian berlebih perlu dicegah. Larutan NaCl isotonis dianjurkan untuk penanganan awal syok hipovolemik dengan hiponatremik, hipokhloremia atau alkalosis metabolik. Larutan RL adalah larutan isotonis yang paling mirip dengan cairan ekstraseluler. RL dapat diberikan dengan aman dalam jumlah besar kepada pasien dengan kondisi seperti hipovolemia dengan asidosis metabolik, kombustio, dan sindroma syok. NaCl 0,45% dalam larutan Dextrose 5% digunakan sebagai cairan sementara untuk mengganti kehilangan cairan insensibel. Ringer asetat memiliki profil serupa dengan Ringer Laktat. Tempat metabolisme laktat terutama adalah hati dan sebagian kecil pada ginjal, sedangkan asetat dimetabolisme pada hampir seluruh jaringan tubuh dengan otot sebagai tempat terpenting. Penggunaan Ringer Asetat sebagai cairan resusitasi patut diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi hati berat seperti sirosis hati dan asidosis laktat. Adanya laktat dalam larutan Ringer Laktat membahayakan pasien sakit berat karena dikonversi dalam hati menjadi bikarbonat. Secara sederhana, tujuan dari terapi cairan dibagi atas resusitasi untuk mengganti kehilangan cairan akut dan rumatan untuk mengganti kebutuhan harian. Total cairan tubuh bervariasi menurut umur, berat badan dan jenis kelamin. Lemak tubuh juga berpengaruh terhadap cairan, semakin banyak lemak, semakin kurang cairannya. Ada dua bahan yang terlarut di dalam cairan tubuh yaitu elektrolit dan non-elektrolit.Jenis Cairan Infus Cairan hipotonik: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasiion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, danmenurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluhdarah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritasrendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju.Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cucidarah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar guladarah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakanadalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel,menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalamotak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.1,7 Cairan Isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum(bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluhdarah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairantubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinyaoverload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif danhipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normalsaline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).1,7 Cairan hipertonik: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehinggamenarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, danmengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairanhipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin. Dextrose 5% dan 10%Digunakan sebagai cairan maintenance pada pasien dengan pembatasan intakenatrium atau cairan pengganti pada pure water deficit Dekstrosa 5% NaCl 0,45 %Untuk kebutuhan maintenance 1,7Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya: Kristaloid: bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan(volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, danberguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dangaram fisiologis. 7 Koloid: ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akankeluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, makasifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah.Contohnya adalah albumin dan steroid. 7Cairan maintenance adalah volume (jumlah) asupan cairan harian yangmenggantikan insensible loss (kehilangan cairan tubuh yang tak terlihat, misalnyamelalui keringat yang menguap, uap air dari hembusan napas dalam hidung, dan darifeses/tinja), ditambah ekskresi/pembuangan harian kelebihan zat terlarut (urea,kreatinin, elektrolit, dll) dalam urin/air seni yang osmolaritasnya/kepekatannya sama dengan plasma darah. Kebutuhan cairan maintenance anak berkurang secaraproporsional seiring meningkatnya usia (dan berat badan). Untuk memperkirakankebutuhan cairan maintenance anak sehat berdasarkan berat badan dalam kilogram(kg). Menurut Pradian, penelitian sebelumnya, menggunakan cairan dekstrosa 5 %NaCl 0,225 % menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah yang signifikan danhiperglikemia pasca operasi. Penggunaan cairan dekstrosa 1 % Ringer Laktat tidakmenyebabkan peningkatan kadar glukosa darah dan tidak menyebabkanhiperglikemia pasca operasi, tetapi sediaan infus dekstrosa 1% Ringer Laktat belum ada sehingga kita harus mencampurnya.www. Ketrampilan Medik PPD Unsoed.ac.id

c. Mengapa cairan dextrose yang diberikan kepada imron 5% ?Jawab:Karena dextrose termasuk ke dalam cairan hipertonik dimana osmolaritasnya lebih tinggi dibanding serum sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Dextrose juga memiliki kadar glukosa yang dapat memberi energi untuk memulihkan kondisi Imron.

6. Bagaimana pandangan islam dalam kasus ini?Jawab :Pandangan Islam terhadap kasus imron yaitu tentang jangan pernah berputus asa akan segala sesuatu yang terjadi karena setelah ada kesulitan pasti akan ada kemudahan. Dijelaskan dalam Q.S Al-Inssyrah Ayat 5-6. 5.Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan, 6.Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan

Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu. (QS: Muhammad Ayat: 31)Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang maruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS: At-Taubah Ayat: 71)

C. Kerangka konsep

Imron 40 tahun seorang nelayan mengalami dehidrasi dan hypernatremia karena tidak mengkonsumsi air minum selama 2 hari dan terpajan sinar matahari.

D. Kerangka konsep

Tidak minumTerpajang matahari

Penguapan air meningkatIntake air turun

Hipovolemik dengan natrium relative tetap didalam tubuh

Dehidrasi dan hipernatremia

Berkunang-kunangEdemaHausKejangLemahIlusi

DAFTAR PUSTAKA

Bickley S Lynn. 2009.Batas Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta : EGC

Brukner, P., dan Khan, K. 1993. Clinical Sports Medicine. Mc.Graw-Hill Book. Australia.

Brown, JudithE. Et al. 2005. Nutrition Through the Life Cycle. (2nd ed). Wadsworth.USA.

Fauziyah, Metta. 2011. Sehat Dengan Air Putih: Cara Sehat Alami. Stomata. Surabaya. Indonesia.

Ganong, W.F. 2008. Buku AjarFisiologi Kedokteran, Edisi 22. EGC. Jakarta. Indonesia.

Guyton dan Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Elsevier. Jakarta. Indonesia.

Harti, Sri A. 2014. Biokimia Kesehatan. Yogyakarta. Nuha Medika.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : salemba medika.

Jupriyono & Rosmalawati. 2008. Hubungan gangguan tidur dengan affek pada individu usia 50 tahun keatas di kabupaten purworejo. Jurnal Kesehatan. Vol 6 no.2 167-173. Jawa Tengah. Indonesia.

Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi. Jakarta : EGC.

Klermen, E. B. 2006 Clinical Aspect of Human Circadian Rhythms. Biological Rhythms,Vol 20:375-386..Price, Wilson. 2013. Patofisiologi Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC.

Sherwood, L. 2014. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem.Edisi ke-8. Jakarta: EGC.

Siregar, P. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta: Internal Publishing.

Sudoyo A,et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta. Indonesia.

Sylvia Anderson Price, Lorraine M. Wilson. 2005. Konsep klinik proses-proses penyakit. Jakarta : EGC.