laporan ske d fix

47
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Neuromuskular adalah blok sembilan pada semester III dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario D yang memaparkan kasus Ny. Ani, 56 tahun datang ke tempat praktek dokter keluarga dengan keluhan utama bengkak pada lutut kanan disertai nyeri hebat sejak 1 minggu yang lalu. Sejak 1 bulan yang lalu, pasien mengeluh nyeri pada lutut kanan yang lebih terasa ketika beraktivitas dan lutut terasa kaku tertutama pada pagi hari. 1.2.1 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

Upload: vinthia-yuriza

Post on 19-Dec-2015

251 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

laporan tutorial blok 9

TRANSCRIPT

Klarifikasi Istilah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Neuromuskular adalah blok sembilan pada semester III dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario D yang memaparkan kasus Ny. Ani, 56 tahun datang ke tempat praktek dokter keluarga dengan keluhan utama bengkak pada lutut kanan disertai nyeri hebat sejak 1 minggu yang lalu. Sejak 1 bulan yang lalu, pasien mengeluh nyeri pada lutut kanan yang lebih terasa ketika beraktivitas dan lutut terasa kaku tertutama pada pagi hari.1.2.1 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutor: dr. Yesi Astri, M. Kes Moderator: Winny Mutia FranciskaSekretaris Meja : Muhammad Pino HakimSekretaris Papan: Vinthia YurizaWaktu: Senin, 24 November 2014

Pukul 08.00 - 10.30 Wib

Rabu, 26 November 2014

Pukul 08.00 10.30 WibPeraturan :1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam

2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen

3. Tidak boleh makan pada saat diskusi tutorial berlangsung

2.2Skenario Kasus

Ny. Ani, 56 tahun datang ke tempat praktek dokter keluarga dengan keluhan utama bengkak pada lutut kanan disertai nyeri hebat sejak 1 minggu yang lalu. Sejak 1 bulan yang lalu, pasien mengeluh nyeri pada lutut kanan yang lebih terasa ketika beraktivitas dan lutut terasa kaku tertutama pada pagi hari. Ny. Ani juga mengeluh demam sejak seminggu yang lalu. Riwayat keluarga menderita penyakit yang sama tidak ada. Ny. Ani sebelumnya sering berobat ke dokter karena keluhan yang sama. Ia juga sering mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli di warung dan obat-obat herbal.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: kompos mentis; RR 18x/menit; denyut nadi 80 x/menit; isi tegangan cukup, TD 120/80 mmHg, T 36,6oC, BB= 60kg dan TB= 150kg

Keadaan Spesifik :

Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.

Thorak: jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen: datar, hepar dan lien tidak teraba

Extremitas atas: tidak ditemukan kelainan

Extremitas bawah (regio genue dekstra): ditemukan bengkak, kemerahan, lebih panas dibandingkan jaringan sekitar dan nyeri otak.

Pemeriksaan Laboratorium: Leukosit 12.000/mm3, LED 60 mm/jam

Pemeriksaan Radiologi : refio genue dekstra: tampak osteofit besar, celah sendi menyempit dan tampak sklerosis subkondral

2.3Klarifikasi Istilah1. Kaku: Keras tidak dapat dilekukan/digerakan

2. Nyeri: Salah satu dari peradangan

3. Bengkak: Pengumpulan cairan secara abnormal di ruang interstial tubuh

4. Sklerosis Subkondral: Pengerasan di bawah kartilago

5. Osteofit: Tonjolan tulang ( pertumbuhan berlebihan

pada tulang

2.3Identifikasi Masalah

1. Ny. Ani, 56 tahun datang ke tempat praktek dokter keluarga dengan keluhan utama bengkak pada lutut kanan disertai nyeri hebat sejak 1 minggu yang lalu.

2. Sejak 1 bulan yang lalu, pasien mengeluh nyeri pada lutut kanan yang lebih terasa ketika beraktivitas dan lutut terasa kaku tertutama pada pagi hari.

3. Ny. Ani juga mengeluh demam sejak seminggu yang lalu.

4. Riwayat keluarga menderita penyakit yang sama tidak ada.

5. Ny. Ani sebelumnya sering berobat ke dokter karena keluhan yang sama. Ia juga sering mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli di warung dan obat-obat herbal.6. Pemeriksaan Fisik :Keadaan umum: BB= 60kg dan TB= 150kg

7. Keadaan Spesifik :

Extremitas bawah (regio genue dekstra): ditemukan bengkak, kemerahan, lebih panas dibandingkan jaringan sekitar dan nyeri otak.

8. Pemeriksaan Laboratorium: Leukosit 12.000/mm3, LED 60 mm/jam

9. Pemeriksaan Radiologi: regio genue dekstra: tampak osteofit besar, celah sendi menyempit dan tampak sklerosis subkondral2.4Analisis Masalah1. Ny. Ani, 56 tahun datang ke tempat praktek dokter keluarga dengan keluhan utama bengkak pada lutut kanan disertai nyeri hebat sejak 1 minggu yang lalu.

a. Bagaimana anatomi , histologi, dan fisiologi lutut kanan ?AnatomiSendi lutut dibentuk oleh epiphysis distalis tulang femur, epiphysis proksimalis,tulang tibia dantulang patella, serta mempunyai beberapa sendi yang terbentuk dari tulang yang berhubungan, yaitu antar tulang femur dan patella disebut articulatio patella femoral, antara tulang tibia dengan tulang femur disebut articulatio tibio femoral dan antara tulang tibia dengan tulang fibula proximal disebut articulatio tibio fibular proxsimal (De Wolf, 1996).Sendi lutut merupakan suatu sendi yang disusun oleh beberapa tulang , ligament beserta otot, sehingga dapat membentuk suatu kesatuan yang disebut dengan sendi lutut atau knee joint.Anatomi sendi lutut terdiri dari:1.Tulang pembentuk sendi lutut antara lain:a. Tulang FemurMerupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar di dalam tulang kerangka pada bagian pangkal yang berhubungan dengan acetabulum membentuk kepala sendi yang disebut caput femoris. Di sebelah atas dan bawah dari columna femoris terdapat taju yang disebut trochantor mayor dan trochantor minor, di bagian ujung membentuk persendian lutut, terdapat dua buah tonjolan yang disebut condylus medialis dan condylus lateralis, di antara kedua condylus ini terdapat lekukan tempat letaknya tulang tempurung lutut (patella) yang disebut dengan fosa condylus (Syaifuddin, 1997).b. Tulang TibiaTulang tibia bentuknya lebih kecil, pada bagian pangkal melekat pada os fibula, pada bagian ujung membentuk persendian dengan tulang pangkal kaki dan terdapat taju yang disebut os maleolus medialis. (Syaifuddin, 1997).c. Tulang FibulaMerupakan tulang pipa yang terbesar sesudah tulang paha yang membentuk persendian lutut dengan os femur pada bagian ujungnya. Terdapat tonjolan yang disebut os maleolus lateralis atau mata kaki luar. (Syaifuddin, 1997).d. Tulang PatellaPada gerakan fleksi dan ekstensi patella akan bergerak pada tulang femur. Jarak patella dengan tibia saat terjadi gerakan adalah tetap dan yang berubah hanya jarak patella dengan femur. Fungsi patella di samping sebagai perekatan otot-otot atau tendon adalah sebagai pengungkit sendi lutut. Pada posisi flexi lutut 90 derajat, kedudukan patella di antara kedua condylus femur dan saat extensi maka patella terletak pada permukaan anterior femur (Syaifuddin, 1997).2.Ligamentum pembentuk sendi lutut

Gambar IIA.3 Susunan Ligamen Sendi Lutut Anterior View (R.Putz, R.Pabst, 2002)KeteranganGambar A.3 Susunan Ligamen Sendi Lutut (R.Putz, R.Pabst, 2002) yaitu :1.Ligamen cruciatum anterior2.Meniscus lateralis3.Ligament collateral fibula4.Ligament capitis fibula posterior5.Caput fibula6.Femur, condylus medial7.Ligament meniscofemorale posterior8.Ligament collateral tibia9.Ligament popliteum obliqum10.Ligament cruciatum posterior

Gambar IIA.4 Susunan Ligamen Sendi Lutut Lateral View (R.Putz R.Pabst, 2002)Keterangan Gambar A.4 Susunan Ligamen Sendi Lutut (R.Putz R.Pabst, 2002) yaitu :1.Ligamen patella2.Meniscus medialis3.Ligament collateral tibiaStabilitas sendi lutut yang lain adalah ligamentum. Ada beberapa ligamentum yang terdapat pada sendi lutut antara lain :a. Ligamentum crusiatum anterior, yang berjalan dari depan eminentia intercondyloidea tibia, ke permukaan medial condylus lateralis femur, fungsi menahan hiperekstensi dan menahan bergesernya tibia ke depan.b. Ligamentum crusiatum posterior,berjalan dari facies lateralis condylus medialis femoris, menuju fossa intercondyloidea tibia, berfungsi menahan bergesernya tibia, ke arah belakang.c. Ligamentumcollateral lateralle yang berjalan dari epicondylus lateralis ke capitulum fibulla, yang berfungsi menahan gerakan varus atau samping luar.d. Ligamentum collateral mediale tibia (epicondylus medialis tibia),yang berfungsi menahan gerakan valgus atau samping dalam dan eksorotasi, dan secara bersamaan ligament collateral juga berfungsi menahan bergesernya ke depan pada posisi lutut fleksi 90 derajat.e. Ligamentum popliteum abligum,berasal dari condylus lateralis femoris menuju ke insertio musculus semi membranosus melekat pada fascia musculus popliteum.f. Ligamentum transversum genu,membentang pada permukaan anterior meniscus medialis dan lateralis.Semua ligament tersebut berfungsi sebagai fiksator dan stabilisator sendi lutut. Tranversum genu di samping ligament ada juga bursa pada sendi lutut. Bursa merupakan kantong yang berisi cairan yang memudahkan terjadinya gesekan dan gerakan, berdinding tipis dan dibatasi oleh membran synovial. Ada beberapa bursa yang terdapat pada sendi lutut antara lain : (a) bursa popliteus, (b) bursa supra patellaris, (c) bursa infra patellaris, (d) bursa subcutan prapatellaris, (e) bursa sub patellaris, (f) bursa prapatellaris.3.Sistem Otot

Gambar IIA.5 Otot Paha dan Pangkal Paha Tampak dari Depan (R.Putz R.Pabst, 2002)Keterangan Gambar IIA.5 Otot Paha dan Pangkal Paha Tampak dari Depan (R.Putz R.Pabst, 2002) yaitu :1.Musculus vatus medial2.Femur condylus medial3.Ligament patella4.Bursa subcutanea infrapatellaris5.Caput fibula6.Bursa subtendinea prepatellaris7.Fascialata, tractus, illiotibialis8.Musculus Vastus lateralis9.Musculus Rectus femorisOtot-otot yang bekerja pada sendi lutut yaitu:a. Bagian anterior adalahmusculusrectus femoris, musculusvastus lateralis, musculusVastus medialis, musculusvastus intermedius.b. Bagian posterior adalahmusculusbiceps femoris, musculussemitendinosus, musculussemimembranosus, musculusGastrocnemius.c. Bagian medial adalah musculusSartoriusd. Bagian lateral adalah musculusTensorfacialatae4.Biomekanik sendi lututAksis gerak fleksi dan ekstensi terletak di atas permukaan sendi, yaitu melewati condylus femoris. Sedangkan gerakan rotasi aksisnya longitudinal pada daerah condylus medialis (Kapandji, 1995). Secara biomekanik, beban yang diterima sendi lutut dalam keadaan normal akan melalui medial sendi lutut dan akan diimbangi oleh otot-otot paha bagian lateral, sehingga resultannya akan jatuh di bagian sentral sendi lutut.a.OsteokinematikaOsteokinematika yang memungkinkan terjadi adalah gerakan fleksi dan ekstensi pada bidang sagital dengan lingkup gerak sendi fleksi antara 120-130 derajat, bila posisi hip fleksi penuh, dan dapat mencapai 140 derajat, bila hip ekstensi penuh, untuk gerakan ekstensi, lingkup gerak sendi antara 0 10 derajat gerakan putaran pada bidang rotasi dengan lingkup gerak sendi untuk endorotasi antara 30 35 derajat, sedangkan untuk eksorotasi antara 40-45 derajat dari posisi awal mid posision. Gerakan rotasi ini terjadi pada posisi lutut fleksi 90 derajat (Kapandji, 1995), gerakan yang terjadi pada kedua permukaan tulang meliputi gerakan rolling dan sliding. Saat tulang femur yang bergerak maka, gerakan rolling ke arah belakang dan sliding ke arah depan (berlawanan arah). Saat fleksi, femur rolling ke arah belakang dan sliding ke belakang, untuk gerakan ekstensi, rolling ke depan dan sliding ke belakang. Saat tibia yang bergerak fleksi adapun ekstensi maka rolling maupun sliding bergerak searah, saat fleksi maka rolling maupun sliding bergerak searah, saat fleksi rolling dan sliding ke arah belakang, sedangkan saat ekstensi rolling dan sliding bergerak ke arah depan.b.ArtrokinematikaArtrokinematika pada sendi lutut di saat femur bergerak rolling dan sliding berlawanan arah, disaat terjadi gerak fleksi femur rolling ke arah belakang dan sliding-nya ke depan, saat gerakan ekstensi femur rolling kearah depannya sliding-nya ke belakang. Jika tibia bergerak fleksi ataupun ekstensi maka rolling maupun sliding terjadi searah, saat fleksi menuju dorsal, sedangkan ekstensi menuju ventral (Kapandji, 1995).Fisiologi

Persendian adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang dihubungkan melalui jaringan ikat pada bagian luar dan pada bagian dalam. Pada articulatio terdapat rongga sendi dengan permukaan tulang yang dilapisi oleh tulang rawan. Sendi lutut merupakan sendi di extremitas inferior yang menghubungkan tungkai atas (paha/ femur) dengan tungkai bawah (tibia). Fungsi dari sendi ini adalah untuk melakukan gerakan flexi, extensi dan sedikit rotasi pada tugkai bawah. Untuk melakukan fungsi gerak ini diperlukan antara lain:

a. Otot-otot penggerak sendi

b. kapsul sendi yang berfungsi untuk melindungi bagian tulang yang bersendi supaya jangan lepas bila bergerak

c. Adanya permukaan tulang yang dengan bentuk tertentu yang mengatur luasnya gerakan.

d. Adanya cairan dalam rongga sendi yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara tulang pada permukaan sendi.

e. Ligamentum-ligamentum yang ada di sekitar sendi lutut yang merupakan penghubung kedua buah tulang (femur dan tibia) yang bersendi sehingga sendi menjadi kuat untuk melakukan gerakan.

Articulatio genus (sendi lutut) adalah sendi yang terbesar dan paling rumit di seluruh tubuh. Pada dasarnya sendi ini terdiri atas dua buah sendi condylaris antara condylus femoris medialis dan lateralis dengan condylus tibiae yang bersesuaian serta sebuah sendi pelana antara patella dan facies patellaris femoris. Perhatikan bahwa fibula tidak terlibat pada sendi ini.

Sendi lutut ini termasuk dalam jenis sendi engsel, yaitu pergerakan dua condylus femoris diatas condylus tibiae. Gerakan yang dapat dilakukan oleh sendi ini yaitu gerakan flexi, extensi dan sedikit rotatio. Jika terjadi gerakan yang melebihi kapasitas sendi maka akan dapat menimbulkan cedera yang antara lain terjadi robekan pada kapsul dan ligamentum di sekitar sendi. Sendi antara femur dan tibia adalah sebuah sendi sinovial tipe ginglymus (sendi engsel), tetapi mempunyai sedikit kemungkinan gerak rotasi. Sendi antara patella dan femur adalah sendi sinovial jenis pelana.

Patella yang merupakan jenis tulang sesamoid terletak pada segmen inferior dari tendo m. quadriceps femoris pada permukaan ateroinferior. Pinggir atas, lateral dan medial merupakan tempat perlekatan berbagai bagian m.quadriceps femoris. Patella dicegah bergeser ke lateral selama kontraksi m. quadriceps femoris oleh serabut-serabut horizontal bawah m. vastul medialis dan oleh besarnya ukuran condylus lateralis femoris. (Umam, 2013)b. Bagaimana hubungan umur dan jenis kelamin dengan keluhan yang dialami Ny. Ani ?Hubungannya adalah pada usia tua mengalami proses degeneratif. Pada wanita usia tua juga mengalami menopause yang menyebabkan kekurangan estrogen. Karena proses degeneratif ini terjadi akibat kekurangan estrogen, karena kekurangan estrogen menyebabkan kerusakan matrik kolagen dan dengan sendirinya pula tulang rawan ikut rusak. Kejadiannya meningkat dengan meningkatnya usia (Baziad, 2003)c. Apa makna Ny. Ani mengalami keluhan utama bengkak pada lutut kanan disertai nyeri hebat sejak 1 minggu yang lalu ?Pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi pada sendi yang biasanya tidak banyak (40 tahun)

i. Penyebab nyeri pada OA bersifat multifaktorial, dapat bersumber dari regangan serabut saraf periosteum, hipertensi intra-artikular, regangan ligamne, regangan kapsul sendi, hipertensi intraosseous, mikrofraktur tulang subkondral, bursitis dan spasme otot

j. Gangguan aktivitasnya terutama saat berjongkok (menekuk lutut), naik tangga dan berjalan

Artritis Reumatoidd. Penyakit autoimun yang di tandai oleh sinovitis erosif yang simetris

e. Perjalanan penyakit sebagian besar kronik fuktuaktif yang mengakibatkan kerusakan sendi yang progresif, kecacatan bahkan kematian dini

f. AR lebih sering mengenai penduduk pada usia produktif dan prevalensi terjadinya AR lebih sering di derita oleh perempuan di banding laki-laki dengan rasio 3:1

Goutd. Sekelompok penyakit yang terjadi akibat depositkristal monosodium urat di jaringan. Deposit berasal dari CES yang sudah mengalami supersarurasi dari hasil akhir metabolisme purin yakni asam urat

e. Serangan Gout primer lebih sering terjadi pada laki-laki, pada wanita jarang terjadi sebelum manopause

f. Memiliki tiga stadium klasik perjalanan alamiah artritis Gout yakni artritis gout akut, gout interkritikal, dan gout bertofus. (BJSM, 2005)

SLE (Systemic Lupus Erythematosus)c. Penyakit kronik inflamatif autoimun yang belum diketahui etiologinya dengan manifestasi klinis yang beragam.

d. Penyakit ini ditandai oleh periode remisi dan eksaserbasi

e. Penyakit kompleks yang terutama menyerang wanita pada usis reproduktif (Sudoyo dan Setiyohadi 2009)

12. Apa Pemeriksaan penunjang pada kasus ini ?a.Pemeriksaan Radiologi (X-Ray)

Yang diperhatikan dalam pemeriksaan radiologi:a) Jarak antar sendi menyempit

b) Osteofit

c) Pembentukan tulang di sekitar sendi

d) Peningkatan densitas / sklereosis subchondral

e) Kisti tulang

b.Pemeriksaan Laboratorium (Serum)

Faktor rheumatoid ditemukan dalam serum

c.Analisa Cairan Engsel

Dokter akan mengambil contoh sampel cairan pada engsel untuk kemudian diketahui apakah nyeri/ngilu tersebut disebabkan oleh encok atau infeksi.

d.Pengamatan dengan Kamera (Artroskopi)Artroskopi adalah alat kecil berupa kamera yang diletakkan dalan engsel tulang. Dokter akan mengamati ketidaknormalan yang terjadi.Pemeriksaan Penunjang1)Pemeriksaan RadiologiGambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis osteoarthritis ialah:a)Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada bagian sendi yang menanggung beban.b)Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondralc)Kista tulangd)Osteofit pada pinggir sendie)Perubahan struktur anatomi sendi( Soeroso, 2006 )13. Apa diagnosis kerja pada kasus ini ?Diagnosis kerja pada kasus ini adalah Osteoarthritis14. Apa Etiologi dari kasus ini ?Epidemiologi OA adalah penyakit sendi yang paling sering ditemukan pada manusia. OA lutut merupakan penyebab utama hendaya (disability) kronik di negara-negara berkembang; sekitar 100.000 orang Amerika Serikat tidak dapat berjalan tanpa bantuan dari tempat tidur ke kamar mandi karena OA lutut atau panggul.

Di bawah usia 55 tahun, distribusi sendi OA pada laki-laki dan perempuan sama; pada orang yang berusia lebih tua, OA panggul lebih sering pada laki-laki, sedangkan OA sendi antarfalang dan pangkal jempol lebih sering pada perempuan. Demikian juga, bukti radiografik OA lutut simptomatik, tampaknya lebih sering pada perempuan daripada pada laki-laki.

Faktor risiko untuk OA:

1. Usia

2. Jenis kelamin perempuan

3. Ras

4. Faktor genetik

5. Trauma sendi mayor

6. Stres berulang, mis. Pekerjaan

7. Obesitas

8. Cacat kogenital/perkembangan

9. Penyakit peradangan sendisebelumnya

10. Gangguan metabolik/endokrin.

(Hochberg, 1991)

15. Bagaimana Epidemiologi pada kasus ini ?Presentasi orang yang memiliki osteoartritis pada 1 atau beberapa sendi meningkat dari dibawah 5% dari orang-orang dengan usia antara 15-44 tahun menjadi 25%-30% pada orang-orang dengan usia 45-64 tahun, dan 60%-90% pada usia diatas 65 tahun. Selain hubungan erat ini dan pandangan yang luas bahwa osteoartritis terjadi akibat proses wear & tear yang normal dan kekakuan sendi pada orang-orang dengan usia diatas 65 tahun, hubungan antara penggunaan sendi, penuaan, dan degenerasi sendi masih sulit dijelaskan. Terlebih lagi, penggunaan sendiselama hidup tidak terbukti menyebabkan degenerasi.Sehingga, osteoartritis bukan merupakan akibat sederhana dari penggunaan sendi. (Asmarani, 2011)16. Bagaimana Patofisiologi dari keluhan utama pada kasus ini ?Keluhan pada pasien OA berupa nyeri sendiri dapat terjadi akibat beberapa etiologi tertentu yang mendorong timbulnya sensasi/rasa nyeri, yaitu sbb:

Patofisiologi 1

Osteofit ( pelebaran periosteum ( supresi pada anyaman saraf periosteum ( NyeriPatofisiologi 2

Penebalan trabekula subkondral ( gangguan aliran darah ( hipertensi medularis ( sensasi nyeri

Patofisiologi 3

Kejang otot/instabilitas sendi ( perenggangan kapsul sendi ( supresi anyaman saraf periosteum ( nyeri

(Harrison, 2000)17. Bagaiman tatalaksana pada kasus ini?Penatalaksanaan kasus osteoartritis dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non-farmakologi, akan tetapi tidak terdapat pengobatan yang menyembuhkan untuk OA, pengobatan ditujukan untuk mengurangi rasa nyeri, mempertahankan mobilitas, dan memperkecil kecacatan.

1. Terapi Obat

Terapi obat pada OA bersifat simtomatik. Nyeri sendi sering dapat dikontrol dengan hanya pemberian analgesik sederhana (mis, asetaminofen). Untuk nyeri yang parah, dapat digunakan dekstrapropoksifen hidroklorida. Narkotik jarang diindikasikan untuk OA.

NSAID sering menurunkan nyeri dan dapat memperbaiki mobilitas pada OA. Namun, belum jelas apakah hal ini disebabkan oleh efek antiradangnya atau efek analgesik yang independen terhadap efek antiradang.

Pada sebuah penelitian klinis buta-ganda dan terkontrol baru-baru ini, ibuprofen dengan dosis antiinflamasi (2400 mg/h) tidak lebih efektif daripada ibuprofen dosis analgesik (1200 mg/h) atau daripada asetaminofen pada pasien OA lutut simtomatik.

Beberapa obat, seperti glikosaminoglikan berpolisulfat, diklaim dapat menghentikan perkembangan OA pada manusia; diperkirakan bahwa beberapa NSAID juga memiliki efek kondroprotektif.

2. Pengurangan beban sendi

OA dapat disebabkan atau diperparah oleh mekanik tubuh yang tidak baik. Perbaikan postur dan pemakaian alat penunjang untuk lordosis lumbalis yang berlebihan dapat membantu.

Pasien OA lutut atau panggul harus menghindari berdiri, berlutut, dan jongkik berkepanjangan. Pasien obesitas harus dikonsultasikan untuk menurunkan berat badannya. Pada galur guinea pig yang mengalami OA lutut spontan, restriksi makanan yang menyebabkan penurunan 28 persen berat badan menyebabkan penurunan keparahan lesi OA sebesar 40 persen. Penurunan tersebut dapat mengurangi risiko gejala lutut pada perempuan obesitas yang memperlihatkan tanda radiografik OA lutut.

Pada pasien OA lutut atau panggul unilateral, tongkat, yang dipegang oleh tangan kontralateral, dapat mengurangi nyeri sendi dengan mengurangi gaya kontak sendi.

3. Terapi fisis

Aplikasi panas ke sendi OA dapat mengurangi nyeri dan kekakuan. Berbagai modalitas tersedia. Yang paling murah dan mudah adalah mandi atau berendam air panas. Kadang-kadang analgesia yang lebih baik diperoleh dengan aplikasi es daripada panas.

Tidak digunakannya sendi OA dan inhibisi refleks kontraksi otot akibat nyeri menimbulkan atrofi otot. Karena berperan penting dalam melindungi tulang rawan sendi dari stres, otot periartikularis perlu diperkuat. Pada suatu uji acak pada pasien OA lutut tingkat sedang (berdasarkan radiografi), penguatan otot hamstring dan kuadriseps dengan program latihan isometrik secara bermakna mengurangi nyeri sendi. Penurunan nyeri pada kelompok latihan isometrik sebanding dengan yang diperoleh dengan pemberian NSAID. 4. Bedah ortopedik

Artroplasi sendi total (bedah penggantian sendi) harus dicadangkan untuk pasien OA stadium lanjut yang tidak berhasil dalam penatalaksanaan medis agresif. Pada kasus semacam ini, tindakan tersebut mungkin sangat efektif untuk menghilangkan nyeri dan meningkatkan mobilitas. Osteotomi, yang secara bedah lebih konservatif, dapat menghilangkan konsentrasi beban dinamik puncak dan mungkin efektif untuk melenyapkan nyeri pada pasien OA panggul atau lutut. Tindakan ini memberikan keuntungan terbesar pada pasien dengan tingkat penyakit sedang. Pengangkatan fragmen-fragmen kartilago secara artroskopik dapat mencegah sendi terkunci dan menghilangkan rasa nyeri. (Harrison, 2000)18. Apa komplikasi yang dapat terjadi pada kasus ini ? Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus ini adalah :

a. Deep vein thrombosis

b. Infeksi

c. Loosening

d. Problem patella ; rekuren sublukssasi/dislokasi, loosening prostetic component,

e. fraktur, catching soft tissue.

f. Tibial tray wear

g. Peroneal palsy

h. Fraktur supracondyl femur

(Ghosh, 2002)19. Bagaimana Prognosis pada kasus ini ?Dubia at bonam dengan tatalaksana yang komprehensif.20. Apa Kompetensi Dokter Umum pada kasus ini ?3A. Bukan gawat darurat

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012)21. Bagaimana pandangan Islam pada kasus ini ?Qs. Al-Baqarah : 286

Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad SAW bersabda: Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah, sakit yang berkesinambungan (kronis), kebimbangan, kesedihan, penderitaan, kesusahan, sampai duri yang menusuk (tubuhnya), kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (H.R. Bukhari dan Muslim)

2.5Kesimpulan

Ny. Ani, 56 tahun mengalami edema,nyeri dan kekakuan pada latut kanan di sebabkan osteoarthritis.2.6Kerangka Konsep

Faktor Resiko (Usia)

Osteoarthritis

Degeneratif Sendi

Kaku

Nyeri

Bengkak