kelompok 1 ske b

Upload: ragil-putra-jaya-utama

Post on 09-Jan-2016

233 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sds

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Homeostatis, Stress, Adaptasi, dan Metabolisme adalah Blok V dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada blok ini diajarkan tentang Homeostatis, Stress, Adaptasi, dan Metabolisme. Pembelajaran blok ini sangat penting untuk dipelajari dalam komponen pendidikan blok di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang karena sebagai modal dasar dalam dunia medis.Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B yang memaparkan kasus Imron 40 tahun, terombang ambing ditengah laut selama 2 hari. Selama ditengah laut ia tidak minum dan terpajan sengatan matahari. Imron merasa sangat haus, lemah dan berkunang-kunang. Sesekali ia merasa berilusi melihat pulau yang sesungguhnya tidak ada.ia mengalami kejang dan matanya terlihat bengkak.

1.2 Maksud dan tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Fakultas Kedokteran Muhammadiyah.2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran kelompok.3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Data TutorialTutor: Achmad Azhari,dr.H.DAHK.Moderator: M.abdillahSekertaris papan: IsmaliaSekertaris meja: Meitria Nur SabrinaWaktu: Selasa, 24 Maret 2015 (tutorial sesi 1): Pukul 13.00 15.00 WIB.: Kamis, 26 Maret 2015 (tutorial sesi 2): Pukul.Anggota:1. Nhilam Prariani2. Suci Lahdia3. Aisyah Azani4. Ayu Anggreini5. Mega Reliska6. Puja Arga7. Martha Adi Candra8. A.Reyhan

Rule : 1. Ponsel dalam keadaan diam.2. Mengancungkan tangan saat bertanya dan mengajukan argumen.3. Meminta izin terlebih dahulu saat akan keluar ruangan.4. Setiap anggota tutor diharapkan memakai tanda pengenal.

2.2 Skenario KasusImron 40 tahun, seorang nelayan, berhasil menyelamatkan diri dari kapal miliknya yang karam karena ombak, dan berhasil berpegangan pada sebatang balok. Ia terombang ambing ditengah laut selama 2 hari. Selama ditengah laut ia tidak minum dan terpajan sengatan matahari. Imron merasa sangat haus, lemah dan berkunang-kunang. Sesekali ia merasa berilusi melihat pulau yang sesungguhnya tidak ada. Setelah hari kedua, ia berhasil ditemukan oleh kapal penyelamat dan langsung di bawa ke klinik kapal. Saat di klinik, ia mengalami kejang dan matanya terlihat bengkak.Hasil pemeriksaan menunjukkan : kesadaran : mata terpejam namun membuka bila dipanggil, dapat menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah, bisa diajak bicara namun terlihat bingung. tanda vital : Turgor (+), HR 118x/ menit, TD : 110/70 mmHg, RR: 28x/menitPemeriksaan laboratorium : Kimia darah : kadar natrium : 168mEq/L, kadar kalium : 4 mEq/LDokter memberikan cairan dextrose 5% pada Imron melalui IVFD.

2.3 Klarifikasi IstilahNo.IstilahPengertian

1.Berilusi Kesan mental akibat kesalahan penafsiran kejadian yang sebenarnya

2.Kejang Suatu kondisi medis saat otot tubuh mengalami fluktuasi kontraksi dan peregangan sangat cepat sehingga menyebabkan gerakan yang tidak terkendali.

3.Bengkak Pengumpulan cairan secara abnormal dalam ruang jaringan interseluler tubuh

4.IVFD (intra venous fluids drops)Memasukkan cairan yang diberikan intravena yang berfungsi untuk menjaga cairan dan nutrisi dalam tubuh

5.Cairan dextrose 5%5 gr dextrose dalam 100 ml air

6.Turgor Elastisitas keadaan kulit

7.Tanda vitalMerupakantandayangberhubungandenganhidupsebagai petunjuk untuk mengambil tindakan dalampengobatan demi mempertahankan hidup penderita.

2.4 Identifikasi Masalah1. Imron 40 thn seorang nelayan terombang ambing ditengah laut selama 2 hari tidak minum da terpajan sinar matahari.2. Imron merasa sangat haus, lemah, dan mata berkunang-kunang3. Sesekali ia merasa berilusi melihat pulau yang sesungguhnya tidak ada4. Setelah hari kedua, ia berhasil ditemukan kapal penyelamat dan langsung dibawa ke klinik kapal. Saat diklinik, ia mengalami kejang dan matanya terlihat bengkak.5. Hasil pemeriksaan menunjukkan : kesadaran : mata terpejam namun membuka bila dipanggil, dapat menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah, bisa diajak bicara namun terlihat bingung. tanda vital : Turgor (+), HR 118x/ menit, TD : 110/70 mmHg, RR: 28x/menit6. pemeriksaan laboratorium : Kimia darah : kadar natrium : 168mEq/L, kadar kalium : 4 mEq/L7. Dokter memberikan cairan dextrose 5% pada Imron melalui IVFD.

2.5 Analisis dan Sintesis Masalah

1. imron 40 thn seorang nelayan terombang ambing ditengah laut selama 2 hari tidak minum dan terpajan sinar matahari.a. Apa dampak tidak minum?Jawab: Karena selama 2 hari Imron tidak mengkonsumsi air minum, Imron dapat mengalami dehidrasi atau hipertonitas karena insufiensi pemasukan H2O. Pemasukkan H2O yang kurang akan menyebabkan kompartemen CES menjadi hipertonik, H2O berpindah keluar sel melalui osmosis ke dalam CES yang lebih pekat hingga osmolaritas CIS sama dengan CES. Karena H2O keluar, sel menciut. Hal yang mengkhawatirkan adalah penciutan bermakna neuron neuron otak dapat mengganggu fungsi otak, yang dapat bermanifestasi sebagai kekacauan mental dan irasionalitas pada kasus ringan dan kemungkinan delirium, kejang, atau koma pada kondisi hipertonik yang parah. Hal yang tidak kalah seriusnya dengan gejala saraf adalah gangguan sirkulasi akibat berkurangnya volume plasma yang berkaitan dengan dehidrasi. Gangguan sirkulasi dapat berkisar dari penurunan ringan tekanan darah hingga syok sirkulasi dan kematian. (Sherwood, 2014).Sintesis:Jenis gangguan tubuh yang disebabkan karena kekurangan cairan:1. HipovolemiaAdalah: berkurangnya cairan ekstraselular dimana air dan natrium berkurang dalam jumlah yang sebanding. Pada hipovolemia cairan yang berkurang atau hilang hanyalah cairan ekstra sel karena cairan yang keluar atau hilang adalah cairan yang isotonic,maka kadar natrium plasma tetap dalam batas normal.2. HypervolemiaKeadaan dimana terjadinya peningkatan volume cairan ekstrasel khususnya intravascular melebihi kemampuan tubuh mengeluarkan air melalui ginjal, saluran intestinal dan kulit.3. DehidrasiKeadaan berkurangnya air tanpa elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari cairan ekstrasel. Pada orang dehidrasi, terjadi hipernaremia karena cairan yang keluar atau hilang adalah cairan hipotonik. Dehidrasi dapat terjadi pada keadaan keluarnya air melalui keringan, penguapan kulit, saluran intestinal dan DM.4. EdemaSuatu pembengkakan yang dapat diraba akibat penambahan volume cairan intersisium(Sherwood, 2014).

b. Apa dampak dari terpajan sengatan matahari ?Jawab: Terpajan sinar matahari 2 hari membuat air hilang melalui evavorasi dari paru dan saluran pencernaan serta evavorasi dan keringat dari kulit. Jumlah pengeluaran keringat akan meningkat sebanding dengan lamanya periode terpapar pada lingkungan yang panas. Terjadi kecendrungan dehidrasi.Selain itu terpajan lama pada suhu lingkungan yang tinggi dapat menyebabkan heat cramps (kejang kram akibat panas), heat exhaustion (kelelahan akibat panas) atau heat stroke (stroke akibat panas).Sintesis: Kejang kram akibat panas terjadi akibat dari kehilangan elektrolit melalui keringat. Kejangan otot volunter, biasanya berkaitan dengan olahraga berat adalah tanda utamanya. Mekanisme pembuangan panas mampu mempertahankan suhu inti tubuh. Kelelahan akibat panas mungkin adalah hipertermik yang paling sering terjadi. Gejala permulaan adalah mendadak, dengan rasa lelah dan kolaps dan hal ini terjadi akibat kegagalan sistem kardiovaskular untuk mengkompensasi hipovolemik, akibat deplesi air. Sesudah periode kolaps yang biasanya sesaat, keseimbangan pulih spontan. Stroke akibat panas untuk diakibat kan dengan suhu dan kelembabam lingkungan yang tinggi, mekanisma termogulasi gagal, keringat terhenti dan suhu inti meningkat. Secara klinis, suhu rectal 106o F atau lebih dianggap tanda prognosis buruk dan angka kematian untuk penderita seperti itu, lebih dari 50%. Mekanisme yang mendasari adalah vasodilatasi perifer generalisata yang mencolok disertai dengan darah di perifer dan volume darah efektif yang beredar, berkurang. Nekrosis otot dari miokard dapat terjadi. Aritmia, koagulasi intravascular diseminata dan efek sistemik lain sering terjadi. Individu berusia lanjut, individu dengan penyakit kardiovaskular dan individu yang sehat yang mengalami stress berat (seperti atlet muda dan calon tentara) adalah kandidat utama untuk stroke akibat panas.(Price, 2013).

c. Apa dampak minum air laut?Jawab: air laut merupakan zat kimia yang korosif, disamping itu air laut juga mengandung ion-ion logam yang dapat menimbulkan kerak.Salah satunya juga mengandung klorin dan nantinya akan bergabung dengan ion natrium sehingga membentuuk NaCl. Klorin tidak baik untuk kesehatan.(Sukandar,2008)Sintesis:Homeostasis harus dipertahankan dengan garam da air yang sebanding di dalam tubuh.NaCl (natrium clorida) yang meningkat menyebabkan osmolaritas juga meningkat apalagi ditambah dengan konsumsi air laut yang tinggi akan garam NaCl. Omoreseptor pada hypothalamus mensekresikan vasopressin dan rasa haus.Rasa haus mendorong kita untuk minum air.(Silverthorn, 2014)

d. Apa komposisi air laut?Jawab:Natrium, kalium, belerang, carbon, dan kadungan garam NaCl sebanyak 35000-42000.Sintesis: Fe : 0,176 0,012 ppm Pb : 0,612 0,017 ppm Cu : 0,044 0,005 ppm Zn : 0,061 0,003 ppm Mn : 0,057 0,003 ppm Ca : 365,256 368,654 ppm Na : 9572,000 - 9775,000 ppm Mg : 759,000 779,000 ppm(Sukandar,2008)

2. Imron merasa sangat haus, lemah, dan mata berkunang-kunanga. apa yang menyebabkan mata imron berkunang-kunangJawab: Karena tuan imron mengalami dehidrasi disertai dengan hipernatremia. Apabila seseorang mengalami dehidrasi dan hipernatremia, gejala klinis yang dirasakan adalah haus, lemas, kejang dan akhirnya koma. (Sudoyo,2010)

b. apa mekanisme berkunang-kunang ?Jawab: Karena gangguan keseimbangan cairan sehingga asupan darah ke perifer berkurang, lebih diutamakan ke organ vital (otak dan jantung). Oleh karena itu, energy ke perifer berkurang. Hal itulah yang menyebabkan mata berkunang kunang (Guyton, 2012).

c. apa mekanisme haus ?Jawab: Mekanisme nafsu lain yang diatur oleh hipotalamus adalah haus. haus adalah sensasi subjektif yang meningkatkan keinginan untuk intake air. Ada beberapa stimulus yang dapat memicu rasa haus.1) Salah satu yang paling penting adalah peningkatan osmolaritas cairan ekstraselular yang menyebabkan dehidrasi intraselular dari pusat rasa haus, dengan demikian merangsang sensasi rasa haus. Kegunaan dari respon ini sangat jelas yaitu membantu mengencerkan cairan ekstraselular dan mengembalikan osmolaritas kembali ke normal.2) Penurunan volume cairan ekstraselular dan tekanan arterial juga merangsang rasa haus melalui suatu jalur yang tidak bergantung pada jalur yang distimulasi oleh peningkatan osmolaritas plasma. Jadi, kehilangan volume darah melalui pendarahan akan merangsang rasa haus walaupun mungkin tidak terjadi akibat input neutral dari baroreseptor kardiopulmar dan baroreseptor arterial sistemik dalam sirkulasi.3) Stimulus rasa haus ketiga yang penting adalah angiotensin II. Karena angiotensin II juga distimulasi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan hipovolemia dan tekanan darah rendah, pengaruhnya pada rasa haus membantu memulihkan volume darah dan tekanan darah kembali normal, bersama dengan kinerja lain dari angiotensin II pada ginjal untuk menurunkan ekskresi cairan.Masih ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi asupan air. Kekeringan pada mulut dan membran mukosa esofagus dapat mendatangkan sensasi haus. Sebagai hasilnya, seseorang yang kehausan dapat segera merasakan kelegaan setelah dia minum air walaupun air tersebut belum diabsorpsi di sistem pencernaan (Guyton, 2012).

Sintesis:Rasa Haus MeningkatRasa Haus Menurun

Osmolaritas plasma meningkatOsmolaritas plasma menurun

Volume darah menurunVolume darah meningkat

Tekanan darah menurunTekanan darah meningkat

Angiotensin II meningkatAngiotensin II menurun

Mulut keringDistensi lambung

Dari kelima data pada tabel diatas merupakan rangsangan yang menyebabkan rasa haus. Pusat pengaturan rasa haus yaitu di hypothalamus yang kemudian akan merangsang sekresi vasopresi dan rasa haus sehingga mendorong tubuh untuk minum. (Guyton, 2014)

d. apa mekanisme lemah ?Jawab: Fase KompensasiJadi mekanismenya : Sel/jaringan kekurangan o2 metabolisme terganggu Energi yang dihasilkan sedikit tubuh lemah Sintesis:Penurunan curah jantung (cardiac output), mekanisme kompensasi dilakukan melalui vasokontriksi untuk menaikkan aliran darah ke jantung, ke otak dan otot skelet dan penurunan aliran darah ke tempat yang kurang vital.Faktor humoral dilepaskan untuk menimbulkan vasokontriksi dan menaikkan volume darah dengan konversi air. Ventilasi (NR) meningkat untuk mengatasi adanya penurunan kadar oksigen di daerah arteri. Jadi pada kompensasi ini terjadi peningkatan detak jantung (HR) dan kontraktilitas otot jantung untuk menaikkan curah jantung dan peningkatan respirasi untuk memperbaiki ventilasi alveolar. (Price, 2013).

e. Apa hubungan haus, lemah, dan mata berkunang-kunang dengan tidak minum dan terpajan sengatan sinar matahari?Jawab: Karena Imron tidak minum dan terpajan sinar matahari selama 2 hari mengakibatkan Imron mengalami dehidrasi disertai dengan hipernatremia. Apabila seseorang mengalami dehidrasi dan hipernatremia, gejala klinis yang dirasakan adalah haus, lemas, kejang dan akhirnya koma.(Siregar, 2009)Sintesis:1. Gangguan keseimbangan cairan (dehidrasi)Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh.Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum).Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Dehidarasi dapat terjadi karena : Kekurangan zat natrium Kekurangan air Kekurangan natrium dan airDehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium lebih banyak daripada air (dehidrasi hipotonik). Dehidrasi hipotonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mEq/L) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter). Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter). Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter).Dehidrasi terjadi bila kehilangan cairan sangat besar sementara pemasukan cairan sangat kurang. Beberapa kondisi yang sering menyebabkan dehidrasi antara lain :1. Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak-anak meninggal setiap tahun karena dehidrasi akibat diare.2. Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk menggantikan cairan yang keluar dengan cara minum.3. Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi lingkungan yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan cairan kurang maka tubuh dapat jatuh ke dalam kondisi dehidrasi.4. Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis akan menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga penderita diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk kencing.5. Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan berlebihan pada kulit yang rusak oleh luka bakar.6. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab rentan untuk jatuh ke kondisi dehidrasi.Respon awal tubuh terhadap dehidrasi antara lain berupa rasa haus untuk meningkatkan pemasukan cairan hingga dengan penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan yang keluar. Air seni akan tampak lebih pekat dan berwarna gelap. Jika kondisi awal ini tidak tertanggulangi maka tubuh akan masuk ke kondisi selanjutnya yaitu : Mulut kering. Berkurangnya air mata. Berkurangnya keringat. Kekakuan otot. Mual dan muntah. Kepala terasa ringan terutama saat berdiri.Selanjutnya tubuh dapat jatuh ke kondisi dehidrasi berat yang gejalanya berupa gelisah dan lemah lalu koma dan kegagalan multi organ. Bila ini terjadi maka akan sangat sulit untuk menyembuhkan dan dapat berakibat fatal.Dehidrasi dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Dehidrasi sangat mudah dikenali saat awal kejadian sehingga makin cepat dilakukan koreksi maka akan semakin baik hasil yang didapatkan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi antara lain :1. Penderita diare dan muntah muntah dapat diberikan pengobatan awal untuk mencegah kehilangan cairan yang lebih lanjut. Obat obatan ini terutama untuk mengurangi gejala yang terjadi.2. Obat penurun panas dapat diberikan untuk menurunkan suhu tubuh.3. Penderita diberikan minum sebanyak mungkin dengan cara bertahap namun frekuensinya ditingkatkan.Prinsip utama pengobatan dehidrasi adalah penggantian cairan.Penggantian cairan ini dapat berupa banyak minum, bila minum gagal maka dilakukan pemasukan cairan melalui infus.Tapi yang utama disini adalah penggantian cairan sedapat mungkin dari minuman.Keputusan menggunakan cairan infus sangat terggantung dari kondisi pasien berdasarkan pemeriksaan dokter.Keberhasilan penanganan dehidrasi dapat dilihat dari produksi kencing.Penggunaan obat-obatan diperlukan untuk mengobati penyakit-penyakit yang merupakan penyebab dari dehidrasi seperti diare, muntah dan lain-lain.Dehidrasi dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut :1. LingkunganDehidrasi yang disebabkan oleh faktor lingkungan sangat mungkin untuk dilakukan pencegahan.Jika memungkinkan, aturlah jadual kegiatan atau aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi lingkungan.Jangan melakukan aktifitas berlebihan pada siang hari.2. Olah ragaOrang yang berolah raga pada kondisi cuaca yang panas harus minum lebih banyak cairan.3. UmurUmur sudah dan tua sama beresikonya untuk mengalami dehidrasi.Dehidrasi bukan kondisi yang tidak dapat dicegah namun bila terjadi dan tertangani dengan baik maka kondisi yang tidak diinginkan bisa dihindari.Dehidrasi kerap kali menyebabkan kulit jadi tipis dan lebih cepat kelihatan berkerut. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dehidrasi pada kulit, yaitu dengan minum banyak cairan, normalnya disarankan untuk mengkonsumsi paling sedikit 8 gelas cairan sehari, minum minuman berenergi dapat mendorong orang-orang aktif, lebih banyak minum cairan karena kandungan rasa dan sodium tinggi di dalamnya, hindari minuman berkafein dan yang mengandung alkohol, keduanya sama-sama dapat menyebabkan dehidrasi, hindari minuman yang mengandung carbonat karena pembakaran bisa menyebabkan penggelembungan atau perasaan penuh dan mencegah pemenuhan konsumsi cairan, mengenakan pakaian berwarna terang, yang menyerap dan berukuran pas, usahakan berada di tempat yang sejuk, terlindungi dari matahari dan lindungi kulit dengan sunblock kapan saja selebihnya, menyadari dan mempersiapkan adalah cara termudah untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Di hari yang panas, untuk orang yang sedang beraktivitas bisa mengalami dehidrasi hanya dalam waktu 15 menit.Jika Anda mengalami pertanda ini, segeralah hentikan aktivitas dan beristirahatlah di tempat yang sejuk.Minum cairan sebanyak mungkin untuk menggantikan air yang hilang dari tubuh Anda.Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis dehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total per hari. Pada dehidrasi hipertonik digunakan cairan NaCl 0,45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksana dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik.3. Hipovolemia dan Hipernatremia HipovolemiaKekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit serum terhadap air tetap sama. (Brunner & suddarth, 2002).1) Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES).2) Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES)3) Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES)Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :1. Penurunan masukan.2. Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal abnormal, dll.3. Perdarahan.Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik).Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia.Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler.Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler.Secara umum, defisit volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat).Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi.Selain itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia, mual, muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria. Tergantung pada jenis kehilangan cairan hipovolemia dapat disertai dengan ketidak seimbangan asam basa, osmolar atau elektrolit.Penipisan (CES) berat dapat menimbulkan syok hipovolemik.Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah dapat berupa peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan frekwensi jantung, inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron.Kondisi hipovolemia yang lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut.Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan :1. Dehidrasi (Ringan, sedang berat).2. Renjatan hipovolemik.3. Kejang pada dehidrasi hipertonik. HipernatremiaNatrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya bisa mencapai 60 mEq per kilogram berat badan dan sebagian kecil (sekitar 10- 14 mEq/L) berada dalam cairan intrasel4,8. Lebih dari 90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel ditentukan oleh garam yang mengandung natrium, khususnya dalam bentuk natrium klorida (NaCl) dan natrium bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan tekanan osmotik pada cairan ekstrasel menggambarkan perubahan konsentrasi natrium. Perbedaan kadar natrium intravaskuler dan interstitial disebabkan oleh keseimbangan Gibbs- Donnan, sedangkan perbedaan kadar natrium dalam cairan ekstrasel dan intrasel disebabkan oleh adanya transpor aktif dari natrium keluar sel yang bertukar dengan masuknya kalium ke dalam sel (pompa Na+ K+). Jumlah natrium dalam tubuh merupakan gambaran keseimbangan antara natrium yang masuk dan natrium yang dikeluarkan. Pemasukan natrium yang berasal dari diet melalui epitel mukosa saluran cerna dengan proses difusi dan pengeluarannya melalui ginjal atau saluran cerna atau keringat di kulit..Pemasukan dan pengeluaran natrium perhari mencapai 48-144 mEq.Jumlah natrium yang keluar dari traktus gastrointestinal dan kulit kurang dari 10%. Cairan yang berisi konsentrasi natrium yang berada pada saluran cerna bagian atas hampir mendekati cairan ekstrasel, namun natrium direabsorpsi sebagai cairan pada saluran cerna bagian bawah, oleh karena itu konsentrasi natrium pada feses hanya mencapai 40 mEq/L. Keringat adalah cairan hipotonik yang berisi natrium dan klorida. Kandungan natrium pada cairan keringat orang normal rerata 50 mEq/L. Jumlah pengeluaran keringat akan meningkat sebanding dengan lamanya periode terpapar pada lingkungan yang panas, latihan fisik dan demam. Ekskresi natrium terutama dilakukan oleh ginjal.Pengaturan eksresi ini dilakukan untuk mempertahankan homeostasis natrium, yang sangat diperlukan untuk mempertahankan volume cairan tubuh. Natrium difiltrasi bebas di glomerulus, direabsorpsi secara aktif 60-65% di tubulus proksimal bersama dengan H2O dan klorida yang direabsorpsi secara pasif, sisanya direabsorpsi di lengkung henle (25-30%), tubulus distal (5%) dan duktus koligentes (4%). Sekresi natrium di urine 160 mmol/L Pada hipernatremia akut (terjadi dalam beberapa jam), laju penurunan yg dianjurkan 1 mmol/L/jam. Pada hipernatremia kronis, laju koreksi adalah 0.5 mmol/L/jam untuk mencegah edema serebral. Lebih tepatnya adalah 10 mmol/L/24jam. Kebutuhan obligatorik (rumatan) juga harus ditambahkan. Sebagai contoh volume untuk koreksi 2.1 L dan rumatan 1.5 L maka dalam sehari diberikan 3.6 L atau 150 ml/jam.

3. sesekali ia merasa berilusi melihat pulau yang sesungguhnya tidak ada.a. mengapa imron mengalami ilusi ?Jawab: Berdasarkan pada kasus, tn. Imron mengalami dehidrasi.Pada penderita dehidrasi, cairan di dalam tubuhnya kurang. Sedangkan cairan sangat berguna untuk proses metabolisme tubuh salah satunya proses pengangkutan O2 oleh darah. Dehidrasi kekurangan cairan maka otak kekurangan O2, sehingga kesadaran menurun dan menyebabkan tuan imron berilusi (Ekosiwi, 2009).Sintesis:Ilusi merupakan kesalahan penafsiran rangsangan yang ada, yang menyebabkan persepsi tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga stimulus yang ada salah dimaknai.Ilusi merupakan sesuatu yang wajar terjadi dalam persepsi.Distorsi fisik atau psikologis dapat menyebabkan suatu ilusi terjadi.Ilusi adalah suatu persepsi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca indera yang diartikan secara salah. Dengan kata lain, ilusi adalah interpretasi yang salah dari suatu rangsangan pada panca indera. Sebagai contoh, seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat meng-interpretasikan suara gemerisik daun-daun sebagai suara yang mendekatinya.Ilusi terjadi dalam bermacam-macam bentuk, yaitu ilusi visual (penglihatan), akustik (pendengaran), pembauan, pengecapan, dan ilusi perabaan. Pada dasarnya ilusi adalah alam pikiran bawah sadar yang terlihat seolah nyata, semakin tinggi ilusi seseorang semakin besar 4 kemungkinan ilusi tersebut menjadi nyata, pada dasarnya kenyataan juga berawal dari ilusi yang sudah tertanam kuat pada diri seseorang (Guyton, 2012)

b. Bagaimana mekanisme ilusi pada kasus ini ?Jawab: Ilusi merupakan kesalahan penafsiran rangsangan yang ada, yang menyebabkan persepsi tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga stimulus yang ada salah dimaknai. Ilusi merupakan sesuatu yang wajar terjadi dalam persepsi. Distorsi fisik atau psikologis dapat menyebabkan suatu ilusi terjadi.Sintesis:Ilusi adalah suatu persepsi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca indera yang diartikan secara salah. Dengan kata lain, ilusi adalah interpretasi yang salah dari suatu rangsangan pada panca indera. Sebagai contoh, seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat meng-interpretasikan suara gemerisik daun-daun sebagai suara yang mendekatinya. Ilusi terjadi dalam bermacam-macam bentuk, yaitu ilusi visual (penglihatan), akustik (pendengaran), pembauan, pengecapan, dan ilusi perabaan. Pada dasarnya ilusi adalah alam pikiran bawah sadar yang terlihat seolah nyata, semakin tinggi ilusi seseorang semakin besar 4 kemungkinan ilusi tersebut menjadi nyata, pada dasarnya kenyataan juga berawal dari ilusi yang sudah tertanam kuat pada diri seseorang (Guyton, 2012)

4. setelah hari kedua, ia berhasil ditemukan kapal penyelamat dan langsung dibawa ke klinik kapal. Saat diklinik, ia mengalami kejang dan matanya terlihat bengkak.a. Bagaimana mekanisme kejang ?Jawab: Dehidrasi intake nutrisi kurang gangguan keseimbangan cairan tubuh mekanisme RAA (Renin Angiotensin Aldosteron) sekresi renin dari sel sel juksta glomerulus ginjal meningkat pelepasan angiotensin I dan II (menyebabkan vasokontriksi) dan aldosteron (menyebabkan reabsorbsi Na dan air) hipernatremi gangguan homeostasis kimiawi neuron kelainan depolarisaasi neuron peningkatan neurotransmiter eksitatorik / deplesi neurotransmiter inhibitor kejang (Guyton, 2012)Sintesis:Tatalaksana Kejang:a. Stadium 1 (0-10 menit)Pada kondisi ini perbaikan fungsi kardio-respirasi adalah yang paling utama harus di pastikan bahwa jalan nafas pasien tidak terganggu, dapat pula diberi O2.b. Stadium ll ( 10-60 m3nit)Pada stadium ini perlu dilakukan terhadap status neurologis dan Tanda vital. Selain itu juga perlu dilakukan monitoring terhadap metabolik, analisa gas darah dan status hematologi. Pemeriksaan EKG, jika dibutuhkan, selajutnya dilakukan pemasangan infus dengan cairan Nacl 0,9%, dan diberikan obat antilepsi.c. Stadium lll (0-60/90 menit)Jika kejang masih berlanjut, dapat diberikan fenitoin (monitor pernafasan saat pemberian phenorbital)/ dopamin jika diperlukan.

d. Stadium lV (30-90 menit)Kejang tidak dapat diatasipenderita perlu mendapatkan perawatan diICU.(Pedoman tatalaksana Epilepsi dari kelompok Studi epilepsi Penghimpun Dokter Spesialis saraf Indonesia, 2011)

b. Jenis-jenis kejang ?Jawab: 1. Kejang Parsiala. Kejang Parsial SederhanaTanpa kehilangan kesadaranIndikasi:a. tanda-tanda motoris: kedutan pada wajah, tangan, atau salah satu sisi tubuh. Umumnya gerakan kejang yang sama.b. Tanda atau gejala otonomik: muntah, berkeringat, mata merah, dilatasi pupil.c. Gejala somatosensoris atau sensoris khusus: mendengar music, merasa jatuh bebas, dan parestesiad. Gejala psikis: de javu, rasa takut, dan panoramic.b. Kejang Parsial Kompleksa. Terdapat gangguan kesadaran. Walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial simpleks.b. Dapat mencakup otomatisme atau gerakan aromatic: mengecap bibir, mengunyah, dan gerakan mencongkel yang berulang-ulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya.c. Dapat tanpa ototmatisme: tatapan terpaku.2. Kejang umum ( Konvulsif atau Non-Konvulsif)1. Kejang Absensa. Gangguan kesadaran dan responsivitasb. Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang dari 15 detikc. Awitan dan khiran cepat, setelah itu segera waspada dan berkonsentrasi penuhd. Umumnya terjadi ada usia 4-14 tahun, dan mulai sembuh dengan sendirinya pada usia 18 tahun.2. Kejang MioklonikKedutan-kedutan involunter pada otot yang terjadi mendadak.3. Kejang Mioklonik Lanjutana. Sering terlihat pada orang selama tidur, tetapi bila patologik, berupa kedutan sinkron dari leher, bahu, lengan, dan kaki.b. Umumnya terjadi selama kurang dari 15 detik dan terjadi di dalam kelompok. c. Kehilangan kesadaran sesaat.4. Kejang Tonik-Klonik.a. Diawali dengan hilangnya kesadaran dan saat tonik, kaku umum terjadi pada otot ekstremitas, batang tubuh, dan wajah dalam waktu kurang dari satu menit.b. Dapat disertai dengan hilangnya kontrol kandung kemih dan ususc. Tidak ada respirasi dan sianosis.d. Saat tonik diikuti dengan gerakan klonik pada ekstremitas atas dan bawah.e. Letargi, konfusi, dan tidur dalam fase postical5. Kejang atonika. Hilangnya tonus secara endadak senhingga dapat menyebabkan kelopak mata turun, kepala tertunduk dan jatuh ke tanah.b. Singkat, dan terjadi tanpa peringatan.6. Status Epileptikusa. Biasanya, kejang tonik-klonik umum terjadi berulangb. Anak tidak sadar kembali diantara kejangc. Potensial untuk depresi pernapasan, hipotensi dan hipoksiad. Memerlukan perawatan medis darurat dengan segera(Dewanto, 2009)

c. Bagaimana pertolongan pertama pada kejang ?Jawab: Penatalaksanaan primer untuk pasien kejang adalah terapi obat untuk mencgah timbulnya kejang atau untuk mengurangi frekuensinya sehingga pasien dapat hidup normal. Sekitar 70% sampai 80% pasien memperoleh manfaat dari pemberian obat antikejang. Dosis disesuaikan secara individual, tetapi tidak semua pasien kejang memerlukan terapi obat dan pemilihan obat didasarkan oleh banyak faktor.Sintesis: Untuk pasien kejang yang refrakter (tidak dapat dikendalikan dengan obat) dapat dilakukan reseksi lobus temporalis atau bagian otak lainnya secara bedahsetelah evaluasi prabedah. Memelihara jalan napas dan mencegah cedera adalah dua tujuan utama dalam perawatan pasien yang sedang mengalami kejang. Mempertahankan pasien pada posisi berbaring di sisi tubuh akan mengurangi resiko aspirasi isi lambung dan air liur serta mencegah lidah menutupi jalan napas. Benda-benda yang dapat menyebabkan cedera harus disingkirkan dari tempat tidur. Awitan, durasi, dan penjelasan kejang (misalnya tingkat kesadaran, aktivitas motorik) harus secara cermat dicatat. ( Price,2013)

d. Mengapa mata imron menjadi bengkak?Jawab : Dehidrasi intake nutrisi kurang gangguan keseimbangan cairan tubuh mekanisme RAA (Renin Angiotensin Aldosteron) sekresi renin dari sel sel juksta glomerulus ginjal meningkat pelepasan angiotensin I dan II (menyebabkan vasokontriksi) dan aldosteron (menyebabkan reabsorbsi Na dan air) air dengan mudah melewati membrane sel antara CEF dan ICF penumpukan cairan dalam kompartemen cairan interstitial aliran keluar cairan terjadi di ujung arteriol kapiler dan resorbsi cairan pada ujung venosa kapiler cairan lebih mudah mnumpuk ada kapiler dengan jaringan ikat longgar mata terlihat bengkak.(Guyton, 2012)

5. Hasil pemeriksaan menunjukkan:a. Bagaimana interpretasi dari kesadaran dan tanda vital?Jawab :Nilai intepretasi kesadaran dan tanda vital, pada seknario didapatkan hasil bahwa kesadaran Tn. Imron, yaitu:1. Mata terpejam namun membuka bila dipanggil.Status nilai GCS nya atau nilai dari sisi EYE adalah 31. Dapat menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah.Status Nilai GCS atau nilai dari sisi Motoriknya adalah 61. Bisa diajak bicara namun bingung.Status nilai GCS atau nilai dari sisi Verbal adalah 4Bila ditotalkan maka akan didapatkan hasil 13 yang artinya penurunan kesadaran ringan.Cara menilai kesadaran seseorang, secara kualitatif dan kuantitatif: Secara kualitatif didapatkan antara lain : Compos mentis, yaitu anak mengalami kesadaran penuh dengan memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang di berikan. Apatis, yaiutu anak acuh tak acuh terhadap keadaan Somnolen, yaitu anak memiliki kesadaran yang lebih rendah dengan ditandai anak tampak mengantuk, selalu ingin tidur, tidak responsive terhadap rangsangan ringan dam masih memberikan respon ringan maupun sedang. Secara kuantitatif diukur melalui melalui penilaian skala koma Glasgow, dengan nilai dibawa 10 disebut koma, sbb :1. Membuka mata1. Spontan : 41. Dengan diajak bicara : 31. Dengan rangsangan nyeri: 21. Tidak membuka: 11. Respons verbal1. Sadar dan orientasi ada: 51. Berbicara melantur: 41. Berkata tanpa arti/maraca: 31. Hanya mengerang: 21. Tidak ada suara: 11. Respons motorik1. Sesuai perintah: 61. Terhadap rangsangan nyeri-timbul gerakan normal:5-fleksi cepat dan aduksi bahu:4-fleksi lengan dan aduksi bahu:3-ekstensi lengan, aduksi, Endoro-tasi bahu, pronasi lengan bawa:2 tidak ada gerakan:1(Teasdale,1974)

Tekanan DarahKlasifikasi Tekanan DarahKategoriTekanan darah

Sistolik (mm Hg)Diastolik (mm Hg)

Optimal