preskas 1 varicella

Upload: seruni-mentari-putri

Post on 08-Mar-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

varisela

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Virus Varicella zoster merupakan famili dari human herpes virus. Virus ini merupakan suatu virus yang mengandung DNA double-stranded dan dibungkus oleh glikoprotein yang dapat menyebabkan 2 penyakit, yaitu varicella (chickenpox) dan herpes zoster. Gejala klinis varicela dapat ditemukan pada kulit kepala, muka, badan, biasanya sangat gatal, berupa makula kemerahan, yang kemudian dapat berubah menjadi lesi-lesi vesikel.1Penyakit cacar air (varicela) mungkin sudah tidak asing lagi dan merupakan penyakit yang mendunia. Varicela merupakan penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja, terutama mereka yang belum mendapatkan imunisasi. Di Indonesia, tidak banyak data yang mencatat kasus varicela atau cacar air secara nasional. Data yang tercatat merupakan data epidemi cacar air pada daerah tertentu saja. Tahun 2007, Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinkes mengatakan terdapat lebih dari lima ratus penderita, akan tetapi jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun 2006. Data Dinkes tahun 2006 mencatat, jumlah penderita penyakit cacar air sebanyak 1.771 orang.1 Berdasarkan data-data tersebut, diperlukan adanya usaha pencegahan dengan vaksinasi yang telah terbukti sangat efektif untuk mengontrol penyebaran penyakit varicela. Vaksin ini mempunyai kemampuan 70-90% untuk mencegah varicela dengan efektifitas 95% dalam mencegah varicela berat.2

BAB IIPRESENTASI KASUS

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTIRS PENDIDIKAN : RSUD BUDHI ASIHSTATUS PASIEN KASUS INama Mahasiswa: Seruni Mentari Putri Pembimbing : dr. Daniel, SpANIM: 030.10.250Tanda tangan : 2.1 IDENTITAS PASIENNama : An. R Jenis Kelamin : Laki-lakiUmur: 1 Tahun 1 Bulan Suku Bangsa: BatakTempat / tanggal lahir: Jakarta, 6 Januari 2015Agama: IslamAlamat : Jl.Tanah Rendah RT/RW 04/08, Kampung MelayuOrang tua / WaliAyah:Ibu :

Nama : Tn. YUmur : 35 tahunAlamat: Jl. Tanah Rendah RT/RW 04/08, Kampung MelayuPekerjaan :WiraswataPenghasilan: Rp. 3.000.000Pendidikan : SMASuku Bangsa : BatakAgama : IslamNama : Ny. TUmur : 30 tahunAlamat: Jl. Tanah Rendah RT/RW 04/08, Kampung MelayuPekerjaan :Ibu Rumah TanggaPenghasilan: -Pendidikan : SMASuku Bangsa : BatakAgama : Islam

Hubungan dengan orang tua : pasien merupakan anak kandung

2.2. RIWAYAT PENYAKITA. ANAMNESISDilakukan secara alloanamnesis dengan Ny. T (ibu kandung pasien).Lokasi : Bangsal lantai VI Timur, kamar 611.Tanggal / waktu: 8 Februari 2016 pukul 08.00 WIB.Tanggal masuk : 7 Februari 2016 pukul 00.00 WIB.Keluhan utama: Demam sejak 1 hari SMRSKeluhan tambahan: Muntah 1 kali

B.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGPasien, laki-laki, usia 1 tahun 1 bulan, datang ke UGD RSUD Budhi Asih dengan keluhan demam sejak 1 hari SMRS. Deman naik turun, demam diukur hanya dengan perabaan tangan saja ketika diraba dirasa panas sekali, ketika demam hanya di kompres lalu demam turun, setelah itu demam lagi. Demam muncul secara tiba-tiba, sudah diberi obat penurun panas sirup sebanyak 1 sendok teh namun kembali demam. Pasien menjadi rewel dan sering menangis. Keluhan seperti mimisan, gusi berdarah, nyeri sendi, mata berair, keringat malam disangkal oleh pasien. Satu jam sebelum masuk rumah sakit, pasien juga muntah sebanyak 1 kali berisi susu sebanyak 100 cc. Keluhan seperti diare, batuk, dan pilek disangkal oleh pasien.C.RIWAYAT KEHAMILAN / KELAHIRANKEHAMILANMorbiditas kehamilanHipertensi (-), diabetes mellitus (-), anemia (-), penyakit jantung (-), penyakit paru (-), infeksi pada kehamilan (-), asma (-)

Perawatan antenatalKontrol rutin 1 kali sebulan ke dokter selama hamil di RS tebet, imunisasi TT (+) 2 kali

KELAHIRANTempat persalinanRS

Penolong persalinanDokter spesialis obstretri dan ginekologi

Cara persalinanSectio secaria a/i KPD dan makrosomia

Masa gestasiUsia kehamilan : 37 minggu

Keadaan bayiBerat lahir : 3625 gram

Panjang lahir : 51 cm

Lingkar kepala : tidak tahu

Langsung menangis (+)Merah (+)Pucat (-)Biru (-)Kuning (-)Nilai APGAR : 8/9Kelainan bawaan : tidak ada

Kesimpulan riwayat kehamilan/kelahiran: Pasien lahir secara sectio secaria a/i KPD dan macrosomia, cukup bulan dan berat badan lahir normal.

D. RIWAYAT PERKEMBANGANPertumbuhan gigi I: Umur 9 bulan(Normal: 5-9 bulan)Gangguan perkembangan mental : Tidak adaPsikomotorTengkurap: Umur 3 bulan(Normal: 3-4 bulan)Duduk: Umur 9 bulan(Normal: 6-9 bulan)Berdiri: Umur 12 bulan(Normal: 9-12 bulan)Berjalan: Belum (Normal: 13 bulan)Bicara: 12 bulan(Normal: 9-12 bulan)Perkembangan pubertasRambut pubis: -Payudara : -Menarche : -Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan : baik sesuai usia.

E. RIWAYAT MAKANANUmur (bulan)ASI/PASIBuah / BiskuitBubur SusuNasi Tim

0 2ASI---

2 4ASI---

4 6ASI---

6 8ASI + PASI+++

8 10ASI + PASI+++

10 -12ASI + PASI+++

Umur diatas 1 tahun:Jenis MakananFrekuensi dan Jumlah

Nasi/ Pengganti3x/hari, centong

Sayur1x/hari

Daging1x/minggu

Telur2x/hari

Ikan-

Tahu1x/hari

Tempe-

Susu2x/hari, susu dancow

Lain-lain(-)

Kesimpulan riwayat makanan: Pasien mendapatkan ASI dari sejak lahir, tidak ada kesulitan makan dan pasien telah diberikan makanan pendamping asi sejak usia 6 bulan, untuk makanan sehari-hari cukup.

F. RIWAYAT IMUNISASIVaksin Dasar ( umur )Ulangan ( umur )

BCG2 bulanXX

DPT / PT2 bulan4 bulan

Polio0 bulan2 bulan4 bulan6 bulan

Campak XX

Hepatitis B0 bulan 1 bulan6 bulan

Kesimpulan riwayat imunisasi : imunisasi dasar lengkap.

G. RIWAYAT KELUARGAa. Corak ReproduksiNoTanggal lahir (umur)Jenis kelaminHidupLahir matiAbortusMati (sebab)Keterangan kesehatan

1.6 tahun, 3 bulanLaki-laki+---Sehat

1.1 tahun, 1 bulanLaki-laki+---Pasien

b. Riwayat Pernikahan Ayah / WaliIbu / Wali

NamaTn. yNy. T

Perkawinan ke-11

Umur saat menikah28 tahun 23 tahun

Pendidikan terakhirSMASMA

AgamaIslamIslam

Suku bangsaBatakBatak

Keadaan kesehatanSehatSehat

Kosanguinitas--

Penyakit, bila ada--

1. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada.Kesimpulan riwayat keluarga: Tidak ada riwayat penyakit di keluarga dan tidak ada keluhan seperti pasien didalam keluarga.

1. RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITAPenyakitUmurPenyakitUmurPenyakitUmur

Alergi(-)Difteria(-)Penyakit jantung(-)

Cacingan(-)Diare(+)Penyakit ginjal(-)

DBD(-)Kejang(+)Radang paru(-)

Otitis(-)Morbili(-)TBC(-)

Parotitis(-)Operasi(-)Lain-lain(-)

Kesimpulan Riwayat Penyakit yang pernah diderita : Pada usia 8 bulan pasien pernah dirawat selama 5 hari karena kejang demam dan diare.

I. RIWAYAT LINGKUNGAN PERUMAHANPasien tinggal bersama ayah dan ibu dan di rumah milik sendiri. Rumah berlantai 1, beratap genteng, berdinding tembok, dan berlantai keramik, memiliki ventilasi yang baik, jendela sering dibuka, dan sinar matahari cukup. Sumber air bersih menggunakan air PAM. Tempat pembuangan sampah didepan rumah dan setiap hari diangkut oleh petugas kebersihan. Daerah tempat tinggal adalah perumahan padat penduduk. Kesimpulan keadaan lingkungan: Lingkungan perumahan cukup baik namun padat penduduk.

J. RIWAYAT SOSIAL DAN EKONOMIAyah pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan Rp.3.000.000/bulan. Sedangkan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. Menurut ibu pasien penghasilan tersebut kurang untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, sehingga biaya sehari-hari sering dibantu oleh keluarga. Sehari-hari pasien diasuh oleh ibunya.Kesimpulan sosial ekonomi: penghasilan ayah pasien tersebut kurang untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

II. PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 8 Februari 2016 pukul 08.30 WIB)1. Status GeneralisKeadaan UmumKesan Sakit: Tampak sakit sedangKesadaran: compos mentis Kesan Gizi: baikKeadaan lain: anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), dyspnoe (-)Data AntropometriBerat Badan sekarang: 8 kgPanjang Badan: 77 cmLingkar kepala: 45 cmStatus Gizi BB / U = 12,3/ 12,8 x 100 % = 96 % TB / U = 90 /90 x 100 % = 100 % BB / TB = 12,3/13,2 x 100 % = 93 % (Gizi baik)Berdasarkan kurva CDC gizi anak termasuk dalam gizi baik.

Tanda VitalTekanan Darah : 90/60 mmHgNadi: 110 x / menit, kuat, isi cukup, ekual kanan dan kiri, regularNafas: 26x /menit, tipe abdomino-torakal, inspirasi : ekspirasi = 1 : 3Suhu: 38,7C, axilla (diukur dengan thermometer air raksa)

KEPALA: Normocephali, ubun-ubun besar sudah menutup, cekung (-)RAMBUT: Rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut, tebalWAJAH: wajah simetris, tidak ada pembengkakan, luka atau jaringan parutMATA:Alis mata merata, madarosis (-)Bulu mata hitam, merata, trikiasis (-)Visus : normalPtosis: -/-Sklera ikterik: -/-Lagofthalmus: -/-Konjungtiva anemis: -/-Cekung: -/-Exophthalmus: -/-Kornea jernih : +/+Endophtalmus : -/-Lensa jernih: +/+Strabismus: -/-Pupil: bulat, isokorNistagmus: -/-Refleks cahaya: langsung +/+ , tidak langsung +/+TELINGA :Bentuk : normotiaTuli: -/-Nyeri tarik aurikula: -/-Nyeri tekan tragus: -/-Liang telinga: lapang +/+Membran timpani: sulit dinilaiSerumen: -/-Refleks cahaya: sulit dinilaiCairan: -/-HIDUNG :Bentuk: simetrisNapas cuping hidung: -/-Sekret: -/-Deviasi septum: -Mukosa hiperemis: -/-Konka eutrofi: +/+BIBIR : mukosa berwarna merah muda, kering (-),sianosis (-)MULUT: trismus(-),oral hygiene baik, tumbuh gigi (+), mukosa gusi dan pipiberwarna merah muda.LIDAH: Normoglosia, mukosa merah muda (-), atrofi papil (-), tremor (-),coated tongue (-)TENGGOROKAN: Arkus faring simetris, hiperemis (-), uvula ditengah LEHER :Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun KGB, tidak tampak deviasi trakea, tidak teraba pembesaran tiroid maupun KGB, trakea teraba di tengahTHORAKS: Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, deformitas (-), retraksi suprastrenal (-), retraksi intercostal (-), retraksi subcostal (-) JANTUNGInspeksi: Ictus cordis tidak tampakPalpasi: Ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis sinistraPerkusi: Batas kiri jantung ICS V linea midclavicularis sinistra Batas kanan jantung ICS III-V linea sternalis dextra Batas atas jantung ICS III linea parasternalis sinistraAuskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

PARUInspeksi: Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernapasan yang tertinggal, pernapasan abdomino-torakal, retraksi suprastrenal (-), retraksi intercostals (-), retraksi subcostal (-)Palpasi: Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan kiriPerkusi : Sonor di kedua hemithoraks paru Auskultasi : Suara napas vesikuler, reguler, ronchi (-/-), wheezing (-/-)

ABDOMEN : Inspeksi :perut buncit, tidak dijumpai adanya efloresensi pada kulit perut maupun benjolan, roseola spot (-), kulit keriput (-), gerakan peristaltik (-) Palpasi : supel,nyeri tekan (-) hampir menyeluruh di regio abdomen, turgor kulit baik. Hepar dan lien tidak teraba. Perkusi : timpani pada seluruh lapang perut Auskultasi :bising usus (+), frekuensi 3x / menit

GENITALIA : Jenis kelamin laki-laki, fimosis (-), parafimosis (-), hipospadia (-), epispadia (-), tanda radang (-)

KGB :Preaurikuler: tidak teraba membesarPostaurikuler: tidak teraba membesarSubmandibula: tidak teraba membesarSupraclavicula: tidak teraba membesarAxilla: tidak teraba membesarInguinal: tidak teraba membesar

ANGGOTA GERAK :Ekstremitas : akral hangat pada keempat ekstremitas, CRT 2 detik.Terdapat vesikel berukuan 1 cm sebanyak 1 buah dibawah lutut kanan dan 1 buah di lutut kiri.Kekuatan motorik : baikPostur : baik Tonus : KananKiri

NormotonusNormotonus

NormotonusNormotonus

STATUS NEUROLOGISRefleks FisiologisKananKiri

Biseps++++

Triceps++++

Patella++++

Achiles++++

Refleks PatologisKananKiri

Babinski--

Chaddock--

Oppenheim--

Gordon--

Schaeffer--

Klonus --

Rangsang meningeal

Kaku kuduk-

KananKiri

Kerniq--

Laseq--

Bruzinski I--

Bruzinski II--

Pemeriksaan Nervus Kranialis N. I (Olfaktorius) : Tidak dilakukan pemeriksaan N. II dan III (Optikus dan Okulomotorius) : Pupil bulat isokor, RCL +/+, RCTL +/+ N. IV dan VI (Troklearis dan Abducens) : Gerakan bola mata baik ke segala arah N. V (Trigeminus) : Tidak dilakukan pemeriksaan N. VII (Facialis) : Sudut bibir simetris, penutupan kedua mata tidak tergangu N. VIII (Vestibulo-koklearis) : Tidak dilakukan pemeriksaan N. IX dan X (Glossofaringeus dan Vagus) : Tidak ada gangguan menelan N. XI (Aksesorius) : Gerakan leher dan bahu tidak terganggu N. XII (Hipoglosus) : Tidak terdapat deviasi lidah

a) KULIT :warna sawo matang merata, pucat (-),ikterik (-), sianosis (-), turgor kulit baik, lembab, pengisian kapiler 2 detik, petechie (-). Terdapat vesikel polimorfik pada punggung dan kedua tungkai bawah.

TULANG BELAKANG : bentuk normal, tidak terdapat deviasi, benjolan (-), ruam (-) III. PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium dari IGD pada tanggal 7 Februari 2016:KIMIA KLINIKMETABOLISME KARBOHIDRAT

Glukosa darah sewaktu124 mg/dl33-111

ELEKTROLITElektrolit serum

Kalium (ka)4,4 mmol/L3,6 5,5 mmol/L

Natrium (na)141 mmol/L 135 155 mmol/L

Klorida (cl)108 mmol/L98 109 mmol/L

HEMATOLOGI

Leukosit 27.700/L6.000-17.000/L

Eritrosit4 jt/L3,6 5,2 jt/L

Hemoglobin11,5 g/dL10,8-12,8 g/dL

Hematokrit33 %35-43 %

Trombosit317 ribu/L217-497 ribu/L

MCV81,1 fL73 101fL

MCH28,6 pg23 31 pg

MCHC35,3 g/dL26 34 g/dL

RDW13,0% 38o C

IV. PROGNOSISAd Vitam: Ad BonamAd Functionam: Ad BonamAd Sanationam: Ad Bonam

Follow upTglSOAP

9/12/2015Ph-1

D: 0,5 cc/kgbb/jam Demam (-) Kejang (-) Muntah (-) Bentol - bentol di kedua kaki semakin banyak dan sebagian pecah berisi cairan

TSS, CM, BB=12,3kg TD : 90/60 mmHg N: 100 x/menit S: 36,8C R: 22x/menit Normosefali Mata: ca -/-, si -/-, cekung -/- Mulut: sianosis -, kering - Thoraks: SNV, w -/-. R -/-; BJ 1&2 reg, m -, g - Abdomen: supel, BU +, turgor baik Ekstremitas: hangat +, CRT 2 detik, terdapat vesikel berukuran 1-2 cm menyebar di kedua tungkai bawah pasien VaricellaDd/ HMFD IVFD KaEN1B 3cc/kgbb/jam Inj. Ceftazidine 3x300 mg Paracetamol 80 mg peroral bila demam Acyclovir 3 x 100 mg peroral Baktoderm salep Cek darah lengkap, jika normal boleh pulang.

Laboratorium tanggal 9/2/2016Jenis PemeriksaanHasilNilai Normal

HEMATOLOGI

Hemoglobin10,8 g/dL 10,8 12,8 g/dL

Hematokrit32 %35 43 %

Leukosit9000/ L 5500 10000/ L

Trombosit300000/ L 217000 497000/ L

Eritrosit4,1 juta/ L3,6-5,2 juta/ L

LED18 mm/jam0-30 mm/jam

MCV77,4 fL73-101 fL

MCH26,6 pg23-31 pg

MCHC34,3 g/dl26-34 g/dl

RDW11,9% 100, perokok, riwayat kontak, kehamilan trimester tiga, dan hal ini diduga terjadi akibat rendahnya paparan terhadap virus varisela (seperti di Negara iklim tropis), jumlah individu pada tiap keluarga sedikit, ataupun tingginya virulensi virus.Varisela merupakan ancaman bagi ibu maupun janin pada kehamilan yang dapat menyebabkan infeksi varisela intrauterine dan menyebabkan infeksi congenital. Apabila terjadi pada 20 minggu pertama kehamilan dapat menimbulkan 5% malformasi kogenital seperti hipoplasia salah satu ekstremitas, parut pada kulit, katarak, koriorenitis, mikrosefali, atrofi korteks serebri dan bayi berat badan lahir rendah. Jika infeksi terjadi pada periode perinatal (0-4 hari prapersalinan), gejala klinis yang terjadi pada bayi akan menjadi lebih berat sekitar 26-30%. Saat berbahaya adalah lima hari sebelum dan dua hari setelah melahirkan, pada saat ini bayi belum memiliki kekebalan pasif transplasenta dari ibu.Penyulit jelas terjadi pada kasus imunkomprmais termasuk leukemia, penyakit keganasan yang mendapat terapi kortikosteroid atau kasus defisiensi imun congenital. Viremia yang hebat dapat menyerang organ seperti hati, saraf pusat dan paru. Pada kasus imunokompromais, dapat terjadi perdarahan ringan sampai berat dan fatal seperti purpura maligna. Trombositopenia dapat disebabkan sebagai akibat penyakit dasar, pengobatan, efek langsung VZV pada sumsum tulang atau destruksi trombosit karena proses imunologik. Pada kasus varisela fulminan, kemungkinan terjadi infeksi sel endotel kapiler yang dapat menyebabkan koagulasi intravascular disieminata (DIC).Penyulit dari varisela primer yang baru muncul kemudian adalah herpes zoster, yang timbul setelah periode laten dari VZV di ganglia saraf sensorik tanpa menimbulkan manifestasi klinis, hingga bila tereaktivasi akan menyebabkan herpes zoster. Tetapi herpes zoster terjadi lebih sering pada orang dewasa, tetapi terdapat kemungkinan bahwa di kemudian ari infeksi ini dapat terjadi pada anak. Di Amerika terdapat 20 (usia 0-4 tahun), 30 (5-9 tahun), 59 (10-14 tahun), dan 63 (15-19 tahun) per 100.000 anak per tahun. Risiko terjadinya herpes zoster meningkat pada kasus imunokompromais dan pada anak yang menderita varisela dibawah 1 tahun. Kemungkinan terjadinya infeksi herpes zoster pada kelompok tersebut disebabkan karena ketidakmampuan system imun mempertahankan peiode laten dari virus varisela.

6. DiagnosisDiagnosis dapat ditegakkan secara klinis, yaitu: 1). Muncul setelah masa prodromal yang singkat dan ringan, 2). Lesi berkelompok terutama di bagian sentral, 3). Perubahan lesi yang cepat dari macula, vesikula, pustula sampai krusta, 4). Terdapatnya semua tingkat lesi kulit dalam waktu bersamaan pada daerah yang sama, 5). Terdapat lesi di mukosa mulut. Diagnosis banding dapat berupa sindrom Steven-Johnson, herpes zoster generalisaa atau herpes simpleks.Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu diperlukan untuk menegakkan diagnosis, akan tetapi pada pemeriksaan penunjang dapat ditemukan leukopeni yang diikuti dengan leukositosis. Antibodi IgA dan IgM dapat dideteksi pada hari pertama dan kedua pasca ruam. Untuk mengkonfirmasi diagnosis dapa dilakukan dengan pewarnaan histokimiawi dari lesi kulit. Prosedur ini dilakkan pada pasien risiko tinggi yang memerlukan konfirmasi cepat. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan di antaranya isolaso virus (3-5 hari), PCR, ELISA, teknik imunofluoresensi Fluorescent Antibody to Membrane Antigent (FAMA), yang merupakan gold standard.Pemeriksaan foto thoraks dilakukan untuk mengkonfirmasi ataupun untuk mengeksklusi pneumonia. Gambaran nodul infiltrate difus bilateral umumnya terjadi pada pneumonia varisela primer, sedangkan infiltrate fokal mengindikasikan pneumonia bacterial sekundr. Pungsi lumbal dapat dilakukan pada anak dengan kelainan neurologis.

7. PengobatanPada anak sehat, varisela dapat sembuh sendiri dan cukup hanya dengan diberikan pengobatan simtomatik. Pada lesi kulit dapat diberikan lotio calamine, kompres air dingin untuk mengurangi rasa gatal, mandi secara teratur atau dengan pemberian antihistamin. Salisilat kurang dianjurkan untuk digunakan berhubungan dengan terjadinya sindroma Reye, sedangkan asetaminofen dapat memberikan efek yang tidak meringankan gejala melainkan memperpanjang masa sakit. Kuku dipotong pendek dan bersih untuk mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi sekunder. Jika terjadi infeksi sekunder maka dapat diberikan antibitoik. Kortikosteroid tidak dianjurkan. Penyulit perdarahan diatasi sesuai dengan hasil pemeriksaan system pembekuan dan pemeriksaan sumsum tulang, akan tetapi karena VZV dapat menyebabkan kerusakan langsung pada endotel pembuluh darah maka pada varisela fulminan terutama apabila vesikel baru timbul dapat diberikan obat antivirus. Antivirus juga diberikan pada pasien dengan imunokompromais. Antivirus yang dapat diberikan diantaranya adalah asiklovir atau viradabin. Asiklovir dilaporkan mempunyai efek samping minimal karena obat ini hanya diserap oleh sel hospes yang terinfeksi oleh virus. Efek yang mungkin timbul pada terapi asiklovir per oral termasuk rasa mual, muntah, diare, dan nyeri kepala. Asiklovir dieksresi di ginjal dan dapat mengkristal pada tubulus ginjal pada pasien yang dehidrasi, karena itu pasien yang mendapatkan asiklovir sebaiknya mendapat hidrasi yang cukup. Obat antivirus asiklovir menjadi pilihan utama untuk pengobatan spesifik untuk infeksi VZV, namun obat ini tidak mencegah maupun mengobati VZV laten. Asiklovir tersedia dalam bentuk topikal, oral maupun intravena, namun hanya oral dan intravena yang berguna untuk melawan VZV. Pada pemberian peroral hanya sekitar 15%-20% asiklovir yang diserap. Pada anak sehat, AAP tidak merekomendasikan pemberian asiklovir secara rutin. American Academy of Pediatrics merekomendasikan pemberian asiklovir per oral pada kelompok dengan risiko tinggi terkena varisela berat atau penyulitnya seperti pasien sehat dan tidak hamil (usia di atas 13 tahun), anak-anak di atas 12 bulan dengan penyakit kulit kronis atau kelainan paru atau menerima terapi salisilat jangka panjang, pengobatan jangka pendek, intermiten atau inhalasi kortikosteroid. Sedangkan asiklovir intravena direkomendasikan pada anak-anak imunokompromais (termasuk yang menerima terapi kortikosteroid dosis tinggi) dan kasus varisela dengan penyulit. Pada pasien imunokompromais, asiklovir terbukti menurunkan morbiditas dan mortalitas bila diberikan dalam 24 jam pertama setelah onset ruam. Dosis asiklovir per oral adalah 20 mg/kg per kali (dosis maksimum 800 mg) empat kali sehari selama lima hari dan dimulai dalam 24 jam setelah onset ruam, sedangkan asiklovir intravena pada umumnya diberikan dengan dosis 500 mg/m2 setiap 8 jam selama 7-10 hari.4

8. PencegahanSemua vaksin varisela yang menggunakan vaksin virus hidup yang telah dilemahkan (alive attenuated) hanya diberikan pada anak dengan risiko terjadi penyulit berat, yaitu anak yang menderita penyakit keganasan, mereka yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif, atau menderita defisiensi imun; tetapi dalam perkembangannya, vaksin ini juga diberikan pada anak yang sehat. Vaksin ini mempunyai tingkat perlindungan yang tinggi pada anak usia 1-12 tahun (dengan angka serokonversi positif sebesar 99,3%) dan ditoleransi dengan baik sehingga mempunyai efek samping yang minimal. Sekarang direkomendasikan pemberian vaksin varisela dua kali (masing-masing 0,5 mL) subkutan pada anak-anak usia 1-12 tahun, dengan interval minimum 3 bulan. Tetapi direkomendasikan oleh CDC bahwa dosis pertama diberikan pada interval usia 12-15 bulan dan dosis kedua pada usia 4-6 tahun atau dapat diberikan lebih cepat dengan interval yang sama, yaitu 3 bulan. Sedangkan pada yang berusia lebih dari 12 tahun, diberikan dengan interval 4 minggu.5 Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP-IDAI) masih menganjurkan pemberian vaksin diberikan pada usia diatas 5 tahun mengingat masih tingginya kemungkinan untuk mendapat kekebalan secara alamiah. Terdapat beberapa komplikasi yang bias terjadi, diantaranya yang ringan adalah nyeri pada tempat suntikan (1 dari 5 anak atau 1 dari 3 remaja), demam (1 dari 10 orang), ruam ringan yang bertahan hingga beberapa bulan (1 dari 25); sedang seperti kejang (sangat jarang); dan berat seperti pneumonia/ radang paru (sangat jarang terjadi).

Rekapitulasi rekomendasi ACIP untuk pengendalian varisela3KategoriRekomendasi

Vaksinasi rutin pada anakDirekomendasikan dalam 2 kali pemberian:I: 12-15 bulanII: 4-6 tahun

Remaja >= 13 tahun dan dewasaDalam 2x pemberian, interval 4-8 minggu. Direkomendasikan pada semua remaja dang dewasa tanpa bukti imunitas.Dosis kedua direkomedasikan untuk semua orang yang telah menerima satu dosis sebelumnya

Vaksinasi kejar pasien HIVDua dosis dengan interval 3 bulanSebaiknya diberikan pada anak dengan IV dengan presentasi CD4 >=200 sel/uL

Skrining antenatalDirekomendasikan evaluasi prenatal dan vaksinasi postpartum.

Pengendalian wabahDirekomendasikan pemberian 2 dosis

PascapajananDiberikan dalam kurun waktu 3-5 hari

Lingkup vaksinasiDirekomendasikan untuk anak-anak di pusat penitipan anak, sekolah, dan institusi pendidikan lainnya.

9. Profilaksis Pasca PajananVaricella zoster Immunoglobulin (VZIG) diindikasikan untuk: Yang dikontraindikasikan mendapat vaksinasi varisela (Kongenital imunodefisiensi, leukemia, limpoma, atau keganasaaan lain, infeksi HIV simptomatik, kortikosteroid dosis tinggi, kehamilan, alergi neomisin, asam salisilat lebih dari 6 minggu) Neonatus yang ibunya mengalami gejala varisela dalam 5 hari sebelum 2 hari setelah pajanan Pajanan pasca natal pada bayi premature (usia gestasi < 28 minggu atau BBL < 1000 gram) Ibu hamil yang terpajan Petugas rumah sakit yang rentan terkena infeksi Anak sehat yang berisiko sakitVZIG dikontraindikasikan pada pasien yang sudah menerima vaksinasi varisela atau sudah seropositif. Dosis VZIG yang diberikan adalah 125 unit/10 kgBB (min 125 U dan maksimal 625 U) secara intramuscular.3

DAFTAR PUSTAKA

1. Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 22 November 2007. Available at: www.depkes.go.id. Accessed on April 17th 2014.2. Comitee on Infectious Diseases. Varicella Vaccine Update. Pediatrics 2000; 105: 136-1413. Soedarmo S. S. P., Garna H., Hadinegoro S. R. S., Satari H. I. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Ed 2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia: 2010. P. 134-42.4. Hadinegoro S. R. S., Theresia. Terapi Asiklovir pada Anak dengan Varisela Tanpa Penyulit. Sari Pediatri, Vol. 11, No. 6, April 2010.5. Vaksinasi Cacar Air Yang Perlu Anda Ketahui. Available at: www.cdc.gov/vaccines. Accessed on April 18th, 2014.

25