makalah varicella

74
MAKALAH VARICELLA A.PENGERTIAN Cacar air adalah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan sangat menular, terutama terjadi pada anak-anak.. Secara klinis penyakit ini ditandai dengan adanya erupsi vesikuler pada kulit atau selaput lendir. Walaupun manifestasinya ringan, tapi pada anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna, penyakit ini dapat menjadi berbahaya. suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster yang mengakibatkan munculnya ruam kulit berupa kumpulan bintik-bintik kecil baik berbentuk datar maupun menonjol, melepuh serta berkeropeng dan rasa gatal. Cacar air dikenal juga dengan nama lainnya yaitu varisela dan chickenpox.Orang yang pernah terkena infeksi virus cacar air maka tubuh orang tersebut akan membentuk antibodi terhadap virus varicella zoster sehingga di masa depan tidak akan lagi terserang penyakit virus cacar air dari penularan yang dilakukan oleh orang lain. Namun cacar air yang tidak diberantas habis secara tuntas bisa terus hidup di dalam tubuh penderitanya dan akan muncul menjadi penyakit herpes

Upload: veraveronika

Post on 15-Feb-2016

153 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

makalah varicella

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Varicella

MAKALAH VARICELLA

A.PENGERTIAN Cacar air adalah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan sangat menular, terutama terjadi pada anak-anak.. Secara klinis penyakit ini ditandai dengan adanya erupsi vesikuler pada kulit atau selaput lendir. Walaupun manifestasinya ringan, tapi pada anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna, penyakit ini dapat menjadi berbahaya. suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster yang mengakibatkan munculnya ruam kulit berupa kumpulan bintik-bintik kecil baik berbentuk datar maupun menonjol, melepuh serta berkeropeng dan rasa gatal. Cacar air dikenal juga dengan nama lainnya yaitu varisela dan chickenpox.Orang yang pernah terkena infeksi virus cacar air maka tubuh orang tersebut akan membentuk antibodi terhadap virus varicella zoster sehingga di masa depan tidak akan lagi terserang penyakit virus cacar air dari penularan yang dilakukan oleh orang lain. Namun cacar air yang tidak diberantas habis secara tuntas bisa terus hidup di dalam tubuh penderitanya dan akan muncul menjadi penyakit herpes zoster ketika kekebalan tubuh orang tersebut sedang tidak baik.. Setelah sembuh, virus ini tidak pernah benar-benar menghilang dari tubuh. Virus ini akan menetap di bagian saraf tertentu dan nantinya akan menyebabkan herpes zoster atau cacar ular. Penyakit herpes zoster hanya terjadi sekali seumur hidup dengan predileksi usia di atas 60 tahun.B. KLASIFIKASI

Page 2: Makalah Varicella

Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 :1.      Varisela congenital

Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial, atrofi ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering terjadi ensefalitis sehingga menyebabkan kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya varisela congenital sangat rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu menderita varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang sekali menyebabkan kematian bayi pada saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis infeksi varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah pengobatan dengan antivirus pada ibu dapat mencegah kelainan fetus.

2.      Varisela neonatalVarisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara

5 hari sebelum sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan akan menderita varisela neonatal. Sebelum penggunaan varicella-zoster immune globulin (VZIG), kematian varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus dengan lesi pada saat lahir atau dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang menderita varisela berat karena mendapat antibody dari ibunya. Neonatus dapat pula tertular dari anggota keluarga lainnya selain ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi harus diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat awitan infeksi maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir. Varisela neonatal biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan VZIG. Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia, varisela,

Page 3: Makalah Varicella

hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir intravena. Bayi yang terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan sejak lahir harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk memberikan antivirus pada varisela neonatal atau asiklovir profilaksis bila terpajan varisela maternal.

C.ETIOLOGI Penyebab dari penyakit cacar air adalah infeksi suatu virus yang bernamavirus varicella zoster yang disebarkan manusia melalui cairan percikan ludahmaupun dari cairan yang berasal dari lepuhan kulit orang yang menderita penyakit cacar air. Seseorang yang terkena kontaminasi virus cacar air varicella zoster ini dapat mensukseskan penyebaran penyakit cacar air kepada orang lain di sekitarnya mulai dari munculnya lepuhan di kulitnya sampai dengan lepuhan kulit yang terakhir mongering.Secara morfologis identik dengan virus Herpes Simplex. Virus ini dapat berbiak dalam bahan jaringan embrional manusia. Virus yang infektif mudah dipindahkan oleh sel-sel yang sakit. Virus ini tidak berbiak dalam binatang laboratorium. Pada cairan dalam vesikel penderita, virus ini juga dapat ditemukan. Antibodi yang dibentuk tubuh terhadap virus ini dapat diukur dengan tes ikatan komplemen, presipitasi gel, netralisasi atau imunofluoresensi tidak langsung terhadap antigen selaput yang disebabkan oleh virus.Varisela disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV). yang termasuk dalam kelompok Herpes Virus tipe ;.

Page 4: Makalah Varicella

Virus ini berkapsul dengan diameter kira-kira 150-200 nm. Inti virus disebut capsid yang berebntuk ikosahedral, terdiri dari protein dan DNA berantai ganda. Berbentuk suatu garis dengan berat molekul 100 juta dan disusun dari 162 isomer. Lapisan ini bersifat infeksius1,3 .VZV dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita. Virus ini dapat diinokulasikan dengan menggunakan biakan dari fibroblas paru embrio manusia kemudian dilihat dibawah mikroskop elektron. Di dalam sel yang terinfeksi akan tampak adanya sel raksasa berinti banyak (multinucleated giant cell) dan adanya badan inklusi eosinofilik jernih (intranuclear eosinophilic inclusion bodies) 1,4,5 . VZV menyebabkan penyakit varisela dan Herpes Zoster. Kedua penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang berbeda. Pada kontak pertama dengan manusia menyebabkan penyakit varisela atau cacar air, karena itu varisela dikatakan sebagai infeksi akut primer. Penderita dapat sembuh, atau penderita sembuh dengan virus yang menjadi laten (tanpa manifestasi klinis) dalam ganglia sensoris dorsalis, jika kemudian terjadi reaktivasi maka virus akan menyebabkan penyakit Herpes zoster1,3,4 .

D. EPIDEMIOLOGIDi negara barat kejadian varisela terutama meningkat pada

musim dingin dan awal musim semi, sedangkan di Indonesia virus menyerang pada musim peralihan antara musim panas ke musim hujan atau sebaliknya Namun varisela dapat menjadi penyakit musiman jika terjadi penularan dari seorang penderita yang

Page 5: Makalah Varicella

tinggal di populasi padat, ataupun menyebar di dalam satu sekolah2,3 .

Varisela terutama menyerang anak-anak dibawah 10 tahun terbanyak usia 5-9 tahun. Varisela merupakan penyakit yang sangat menular, 75 % anak terjangkit setelah terjadi penularan. Varisela menular melalui sekret saluran pernapasan, percikan ludah, terjadi kontak dengan lesi cairan vesikel, pustula, dan secara transplasental. Individu dengan zoster juga dapat menyebarkan varisela. Masa inkubasi 11-21 hari. Pasien menjadi sangat infektif sekitar 24 – 48 jam sebelum lesi kulit timbul sampai lesi menjadi krusta biasanya sekitar 5 hari1,2,3,5 .

E. PATOGENESISSetelah VZV masuk melaui saluran pernapasan atas, atau

setelah penderita berkontak dengan lesi kulit, selama masa inkubasinya terjadi viremia primer. Infeksi mula-mula terjadi pada selaput lendir saluran pernapasan atas kemudian menyebar dan terjadi viremia primer. Pada Viremia primer ini virus menyebar melalui peredaran darah dan system limfa ke hepar, dan berkumpul dalam monosit/makrofag, disana virus bereplikasi, pada kebanyakan kasus virus dapat mengatasi pertahanan non-spesifik sehingga terjadi viremia sekunder. Pada viremia sekunder virus berkumpul di dalam Limfosit T, kemudian virus menyebar ke kulit dan mukosa dan bereplikasi di epidermis memberi gambaran sesuai dengan lesi varisela. Permulaan bentuk lesi mungkin infeksi dari kaliper endotel pada lapisan papil dermis menyebar

Page 6: Makalah Varicella

ke sel epitel dermis, folikel kulit dan glandula sebasea, saat ini timbul demam dan malaise1,2,3 .

F. MANIFESTASI KLINISManifestasi Klinis varisela terdiri atas 2 stadium yaitu

stadium prodormal, stadium erupsi. 1.    StadiumProdormal

timbul 10-21 hari, setelah masa inkubasi selesai. Individu akan merasakan demam yang tidak terlalu tinggi selama 1-3 hari, mengigil, nyeri kepala anoreksia, dan malaise2,3 . Stadiumerupsi 1-2 hari kemudian timbuh ruam-ruam kulit “ dew drops on rose petals” tersebar pada wajah, leher, kulit kepala dan secara cepat akan terdapat badan dan ekstremitas. Ruam lebih jelas pada bagian badan yang tertutup, jarang pada telapak tangan dan telapak kaki. Penyebarannya bersifat sentrifugal (dari pusat). Total lesi yang ditemukan dapat mencapai 50-500 buah. Makula kemudian berubah menjadi papulla, vesikel, pustula, dan krusta. Erupsi ini disertai rasa gatal. Perubahan ini hanya berlangsung dalam 8-12 jam, sehingga varisella secara khas dalam perjalanan penyakitnya didapatkan bentuk papula, vesikel, dan krusta dalam waktu yang bersamaan, ini disebut polimorf. Vesikel akan berada pada lapisan sel dibawah kulit dan membentuk atap pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih dalam Gambaran vesikel khas, bulat, berdinding tipis, tidak umbilicated, menonjol dari permukaan kulit, dasar eritematous, terlihat seperti tetesan air mata/embun “tear drops”. Cairan dalam vesikel kecil mula-mula jernih, kemudian vesikel berubah

Page 7: Makalah Varicella

menjadi besar dan keruh akibat sebukan sel radang polimorfonuklear lalu menjadi pustula. Kemudian terjadi absorpsi dari cairan dan lesi mulai mengering dimulai dari bagian tengah dan akhirnya terbentuk krusta. Krusta akan lepas dalam 1-3 minggu tergantung pada dalamnya kelainan kulit. Bekasnya akan membentuk cekungan dangkal berwarna merah muda, dapat terasa nyeri, kemudian berangsur-angsur hilang. Lesi-lesi pada membran mukosa (hidung, faring, laring, trakea, saluran cerna, saluran kemih, vagina dan konjungtiva) tidak langsung membentuk krusta, vesikel-vesikel akan pecah dan membentuk luka yang terbuka, kemudian sembuh dengan cepat. Karena lesi kulit terbatas terjadi pada jaringan epidermis dan tidak menembus membran basalis, maka penyembuhan kira-kira 7-10 hari terjadi tanpa meninggalkan jaringan parut, walaupun lesi hyper-hipo pigmentasi mungkin menetap sampai beberapa bulan. Penyulit berupa infeksi sekunder dapat terjadi ditandai dengan demam yang berlanjut dengan suhu badan yang tinggi (39-40,5 oC) mungkin akan terbentuk jaringan parut1,2,3 . Varisela yang menyerang wanita hamil sangat jarang (0,7 tiap 1000 kelamilan). Sekitar 17 % anak yang dilahirkan dari wanita yang mendapat varisela pada 20 minggu pertama kehamilannya akan menderita kelainan bawaan berupa bekas luka dikulit (cutaneous scarr), mikrosefali, berat badan lahir rendah, hipoplasia tungkai, kelumpuhan, atrofi tungkai, kejang, retardasi mental, korioretinitis, mikropthalmia, atrofi kortikal, katarak dan defisit neurologis lainnya. Defisit neurologis yang

Page 8: Makalah Varicella

mengenai system persarafan autonom dapat menimbulkan kelainan kontrol sphingter, obstruksi intestinal, Horner sindrom. Jika wanita hamil mendapatkan varisela dalam waktu 21 hari sebelum ia melahirkan, maka 25 % dari neonatus yang dilahirkan akan memperliharkan gejala varisela kongenital pada waktu dilahirkan sampai berumur 5 hari, biasanya varisela ringan sebab antibodi ibu yang sempat dihantarkan transplasental dalam bentuk IGg spesifik masih ada dalam tubuh neonatus sehingga jarang mengakibatkan kematian. Bila seorang wanita hamil mendapatkan varisela pada 4-5 hari sebelum ia melahirkan, maka neonatusnya akan memperliharkan gejala verisela kongenital pada umur 5-19 hari Disini perjalanan varisela sering berat dan menyebabkan kematian pada 25-30 % karena mereka mendapatkan virus dalam jumlah yang banyak tanpa sempat mendapatkan antibodi yang dikirimkan transplasental. Wanita hamil dengan varisela pneumonia dapat menderita hipoksia dan gagal nafas yang dapat berakibat fatal bagi ibu maupun fetus3,4,7 . Seorang anak yang ibunya mendapat varisella selama masa kehamilan, atau bayi yang terkena varisela selama bulan awal kelahirannya mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita herpes zoster dibawah 2 tahun3,4 .

v KOMPLIKASI VARISELA·       Herpes Zoster

Herpes Zoster adalah penyakit rekuren yang terjadi karena terjadinya reaktivasi VZV yang tadinya laten di ganglion sensoris

Page 9: Makalah Varicella

dorsalis kemudian bereplikasi dan menyebar melalui persyarafan ke kulit3 .

Epidemiologi Herpes ZosterPeningkatan insidensi terjadinya zoster berhubungan dengan

umur. Reaktivasi ini dipercaya akibat imunitas tubuh individu yang menurun terhadap VZV yang laten. Perbedaan ras juga mempengaruhi, insidensi Zoster pada ras Afrika-Amerika hanya setengah dari yang dilaporkan terjadi pada ras kulit putih. Anak-anak dengan degenerasi maligna (limfoma, akut limfositik leukemia) dan AIDS memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan zoster3 .

·       Patogenesis Herpes ZosterJika virus tidak sepenuhnya dapat dihilangkan saat viremia

selesai, selanjutnya virus menjadi laten dan diam untuk beberapa waktu di ganglion sensoris dorsalis. Antigen spesifik Limfosit T dipercaya sebagai penyebab utama virus sehingga menjadi laten. Immunosupresi atau penurunan kekebalan alami sel T limfosit menyebabkan terjadinya mekanisme yang memungkinkan reaktivasi virus dan rekurensi sehingga virus bermanifestasi sebagai penyakit yang disebut zoster3 .

v MANIFESTASI KLINIS HERPES ZOSTERZoster tampak sebagai proses unilateral melibatkan satu

sampai tiga dermatom yang berdekatan. Beberapa lesi yang mungkin terdapat agak jauh dari dermaton yang terkena dapat juga terlihat. Dermatom torakal adalah yang paling sering terkena, disusul oleh nervus cranial dan daerah lombosakral. Lesi

Page 10: Makalah Varicella

pertama kali muncul sebagai eritema, yang kemudian berubah menjadi sekumpulan vesikel. Nyeri dan parestesi pada dermatom yang terkena mendahului timbulnya vesikel. Erupsi terjadi sekitar 3-5 hari kemudian mengering dan menjadi krusta dalam 2 minggu. Nyeri preerupsi torakal dapat disalah artikan sebagai angina pectoris.

·       Komplikasi Herpes ZosterKomplikasi yang dapat terjadi diantaranya adalah infeksi sekunder oleh bakteri biasanya disebabkan oleh kokus gram positif, paralysis nervus motorik atau kranialis, ensefalitis biasanya menyebabkan kejang dan gejala kelainan serebelar, keratitis, disseminata pada pasien immunokompromis, dan post herpetik neuralgia. Post herpetik neuralgia ini menyebabkan nyeri berat persisten pada dermatom yang terkena setelah lesi kulit menghilang7,5 .

·       Terapi Pada anak sehat, varisela biasanya ringan dan dapat

sembuh sendiri. Lotio calamine dapat diberikan pada lesi kulit lokal, dan untuk menghilangkan gatal diberikan antihistamin. Penggunaan kortikosteriod tidak dianjurkan. Penggunaan salisilat sebaiknya dihindari karena berhubungan dengan komplikasi Sindroma Reye. Karena VZV dapat menyebabkan kerusakan langsung pada pembuluh darah, maka pada varisela fulminan saat vesikel baru timbul, sebaiknya dapat diberikan obat anti virus. Kuku sebaiknya dipotong dan dibersihkan agar tidak terjadi infeksi sekunder saat anak menggaruk lesi karena merasa gatal.

Page 11: Makalah Varicella

Jika terjadi infeksi sekunder, antibiotik dapat diberikan. Pada pasien dengan penyulit neurologis seperti ataksia serebelar, ensefalitis, meningoensefalitis, dan mielitis dapat diberikan obat anti virus. Jika terjadi perdarahan, dapat diatasi sesuai dengan hasil pemeriksaan sistem pembekuan dan pemeriksaan sumsum tulang2 .Pasien dengan immunodefisiensi seperti pada leukemia, keganasan, bayi baru lahir, penyakit kolagen, sindrom nefrotik, dan penderita dengan immunosupresan oleh obat-obat sitostatik atau kortikosteroid, radioterapi mendapatkan obat antivirus secepat mungkin2 . Obat anti VZV yang lazim diberikan adalah asiklovir, baik untuk mengobati varisela maupun herpes zoster. Asiklovir yang diberikan 1-2 hari setelah timbulnya ruam terbukti dapat berguna untuk menurunkan panas dan menghambat timbulnya lesi varisela. Pada pasien dengan immunosupresi, asiklovir telah menunjukaan efisiensi dalam menurunkan kejadian diseminata. Terapi dengan asiklovir harus dimulai pada 3 hari setelah onset zoster. VZ terlihat kurang suseptibel dengan pengobatan asiklovir. Pada pasien dengan Herpes Zoster dengan komplikasi post herpetic neuralgia, asiklovir hanya sedikit memiliki efek. Pemberian asiklovir tdak dianjurkan untuk anak-anak berusia dibawah 12 tahun, Dosis asiklovir yang umum diberikan adalah 500 mg/m2, i.v, setiap 8 jam selama 5 hari. Dosis parenteral ini terutama diberikan pada anak immunokompromis yang terkena herpes zoster. Asiklovir oral dengan dosis 80 mg.KbBB/hari dibagi dalam 4 dosis, terbaik digunakan 1-2 hari sebelum timbulnya

Page 12: Makalah Varicella

ruam kulit. Asiklovir oral umumnya digunakan untuk anak-anak dengan status imun yang baik. Selain itu Valacylovir 500 mg setiap 8 jam dan Famciclovir 1 gr/hr dalam 3 dosis termasuk golongan antiviral yang lebih baik absorpsinya5,7 .

G. DIAGNOSISDiagnosa ditegakkan atas dasar gambaran klinik

meskipun usaha diagnosa juga dapat ditegakkan dengan melakukan biakan virus dari vesikel dalam jangka waktu 4 hari setelah munculnya ruam - ruam kulit pada varicella didaerah punggung.

Pada tes serologi IgM varicella zoster muncul pada minggu ke 2 melalui pemeriksaan ELISA atau CFT. IgG juga meningkat dalam waktu 2 minggu setelah pemeriksaan IgM. Pemeriksaan untuk menentukan imunitas seorang wanita adalah dengan menggunakan FAMA – Fluorescent Antibody Membrane Antigen. Varisella mulai dengan pemasukan virus ke mukosa yang dipindahkan

dalam sekresi saluran pernapasan atau dengan kontk langsung lesi kulit varisella

atau herpes zoster. Pemasukan disertai dengan masa inkubasi 10-21 hari, pada saat

tersebut penyebaran virus subklinis terjadi. Akibat lesei kulit tersebar bila infeksi

masuk fase viremi; sel mononuklear darah perifer membawa virus infeksius,

menghasilkan kelompok vesikel baru selama 3-7 hari. VVZ juga diangkut kembali

ketempat mukosa saluran pernafasan selama akhir masa inkubasi, memungkinkan

penyebaran pada kontak rentan sebelum muncul ruam. Penularan viris infeksius

oleh droplet pernafasan membedakan VVZdari virus herpes manusia yang lain.

Penyebaran viseral virus menyertai kegagalan respon hospes untuk menghentikan

viremia, yang menyebabkan infeksi paru, hati, otak dan organ lain. VVZ menjadi

Page 13: Makalah Varicella

laten disel akar ganglia dorsal pada semua individu yang mengalami infeksi

primer. Reaktifasinya menyebabkan ruam vesikuler terlokalisasi yang biasanya

melibatkan dermatom dari satu syaraf sensorik; perubahan nekrotik ditimbulkan

pada ganglia terkait, kadang-kadang meluas kedalam kornu posterior.

Histopatologi varisella dan lesi herpes zoster adalah identik; VVZ infeksius ada

pada lesi herpes zoster, sebagaimana ia berada dalam lesi varisella, tetapi tidak

dilepaskan kedalam sekresi pernapasan. Varisella mendatangkan imunitas humoral

dan sululer yang sangat protektif terhadap infeksi ulang bergejala. Supresi imunitas

seluler pada VVZ berkolerasi dengan menambah resiko reaktifasi VVZ sebagai

herpes zoster.

v DAMPAK TERHADAP KEHAMILAN5 – 10% wanita dewasa rentan terhadap infeksi virus varicella zoster. Infeksi varicella akut terjadi pada 1 : 7500 kehamilan Komplikasi maternal yang mungkin terjadi :

1.      Persalinan preterm2.      Ensepalitis3.      Pneumonia

Penatalaksanaan terdiri dari terapi simptomatik namun harus dilakukan pemeriksaan sinar x torak untuk menyingkirkan kemungkinan pneumonia mengingat bahwa komplikasi pneumonia terjadi pada 16% kasus dan mortalitas sampai diatas 40%. Bila terjadi pneumonia maka perawatan harus dilakukan di rumah sakit dan diterapi dengan antiviral oleh karena perubahan dekompensasi akan sangat cepat terjadi.Sindroma varicella

Page 14: Makalah Varicella

kongenital dapat terjadi. Diagnosa sindroma didasarkan atastemuan IgM dalam darah talipusatdan gambaran klinik pada neonatus antara lain :

  Hipoplasia tungkai  Parut kulit  Korioretinitis  Katarak  Atrofi kortikal  mikrosepali  PJT simetrik

Resiko terjadinya sindroma fetal adalah 2% bila ibu menderita penyakit pada kehamilan antara 13 – 30 minggu ; dan 0.3% bila infeksi terjadi pada kehamilan kurang dari 13 mingguBila infeksi pada ibu terlihat dalam jangka waktu 3 minggu pasca persalinan maka resiko infeksi janin pasca persalinan adalah 24%Bila infeksi pada ibu terjadi dalam jangka waktu 5 – 21 hari sebelum persalinan dan janin mengalami infeksi maka hal ini umumnya ringan dan “self limiting”Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu 4 hari sebelum persalinan atau 2 hari pasca persalinan, maka neonatus akan berada pada resiko tinggi menderita infeksi hebat dengan mortalitas 30%.Imunoglobulin varicella zoster (VZIG) harus diberikan pada neonatus dalam jangka waktu 72 jam pasca persalinan dan di isolasi. Plasenta dan selaput ketuban adalah bahan yang sangat infeksius.Pada ibu hamil yang terpapar dan tidak jelas apakah sudah pernah terinfeksi dengan virus varicella zoster harus

Page 15: Makalah Varicella

segera dilakukan pemeriksaan IgG. Bila hasil pemeriksaan tidak dapat segera diperoleh atau IgG negatif, maka diberikan VZIG dalam jangka waktu 6 minggu pasca paparan.Imunisasi varciella tidak boleh dilakuykan pada kehamilan oleh karena vaksin terdiri dari virus yang dilemahkan/Pada masa kehamilan angka kejadian Herpes Zoster tidak lebih sering terjadi dan bila terjadi maka tidak menimbulkan resiko terhadap janin.Bila serangan Herpes Zoster sangat dekat dengan saat persalinan maka varicella dapat ditularkan secara langsung pada janin sehingga hal ini harus dicegah.

H. PENULARAN VARICELLA Infeksi varicella ( chicken pox , cacar air , waterpoken ) disebabkan oleh virus varicella zoster yang merupakan virus herpes DNA ( famili herpesviridae) dan ditularkan melalui kontak langsung atau via pernafasan. Penyakit ini harus dibedakan dengan penyakit Cacar (Variola) yang memiliki angka kematian cukup tinggi. Penyakit cacar air merupakan penyakit menular yang bisa ditularkan seseorang kepada orang lain secara langsung.I. PENCEGAHAN VARICELLA

Pencegahan terhadap varisela dapat dilakukan dengan pemberian immunisasi aktif maupun pasif, dengan demikian maka penderita yang beresiko mendapatkan komplikasi saat menderita penyakit varisela, atau menderita varisela yang

Page 16: Makalah Varicella

cenderung berat dapat diberi immunisasi untuk meningkatkan immunitasnya

Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi ini dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan. Pencegahan terutama dianjurkan pada anak-anak dengan imunodefisiensi atau imunosupresi, menggunakan Imunoglobulin G dengan titer antibodi spesifik yang tinggi pada plasma yang dikumpulkan dari penderita konvalesen (penyembuhan) penyakit Herpes Zoster (GIVZ). GIVZ tidak mempunyai nilai terapi jika diberikan setelah penyakit Varicella mulai timbul. Vaksiniasi biasanya apabila terkena, manifestasi klinis yang muncul biasanya sangat ringan. Vaksinasi varicella ini biasanya diberikan kepada anak-anak yang belum pernah menderita varicella.

Vaksinasi varicella ini biasanya diberikan kepada anak-anak yang belum pernah menderita varicella. Mereka harus mendapat dua dosis vaksin yaitu pada usia 12-15 tahun untuk dosis pertama, dan usia 4-6 tahun untuk dosis kedua. Anak-anak yang berusia diatas 13 tahun, belum pernah menderita varicella atau mendapat vaksin varicella,  harus mendapat dosis minimal dalam jarak waktu 4-8 minggu. Vaksinasi cacar air tidak dapat diberikan kepada orang yang pernah mengalami reaksi alergi yang mengancam nyawa terhadap gelatin/agar-agar, antibiotik neomycin, atau penolakan terhadap vaksin varicella sebelumnya. Orang yang sedang sakit ringan atau parah saat jadwal penyuntikan, harus menunggu sampai sembuh sebelum

Page 17: Makalah Varicella

mendapatkan vaksinasi varicella. Wanita hamil atau menyusui tidak diindikasikan karena dapat menyebabkan terjadinya varicella kongenital pada bayi. Sementara itu, orang yang baru menjalani transfusi darah harus berkonsultasi dengan dokter kapan mereka boleh mendapatkan vaksinasi varicella.

Penyakit ini erat kaitannya dengan kekebalan tubuh. Pencegahan penyakit cacar air dilakukan dengan memberikan vaksin varisela pada anak-anak bayi yang berumur antara 12 sampai 18 bulan. Pada orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar serta mempunyai gangguan pada sistem kekebalan tubuh bisa minta diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella zoster dari dokter karena dikhawatirkan akan terjadi hal buruk ketika terserang penyakit cacar air akibat komplikasi yang bisa mengakibatkan kematian.

Apabila di sekitar kita ada orang yang menderita penyakit cacar air sebaiknya segera menjauh jika kita bukan keluarganya agar tidak tertular. Jangan dekat-dekat maupun memegang benda-benda yang telah dipegang penderita ketika sakit cacar air. Jika kita keluarganya ada baiknya penderita segera dirawat di rumah sakit agar virus tidak menyebar di dalam rumah maupun di tempat lainnya si penderita melakukan aktivitas. Jika tidak memungkinkan maka bisa dirawat berobat jalan di rumah sesuai petunjuk dari dokter. Jangan lupa untuk membersihkan segala benda-benda yang mungkin terkontaminiasi virus cacar air.

Di negara barat vaksinasi varisela diberikan pada usia 1-1,5 tahun, atau pada umur berapapun jika mereka belum pernah

Page 18: Makalah Varicella

menderita varisela. Orang-orang yang tidak mendapatkan vaksin sampai usia 13 tahun akan mendapatkan vaksinasi sebayak 2 dosis, dengan selang waktu 4-8 minggu8.

Orang-orang yang tidak direkomendasikan untuk mendapatkan vaksinasi varisela adalah:

Jika mereka memiliki riwayat alergi terhadap gelatin, neomisin, riwayat terjadinya reaksi terhadap vaksinasi varisela. Orang-orang yang sedang sakit sedang sampai berat harus menunda vaksinasi varisela sampai mereka sembuh Wanita hamil harus menunggu untuk vaksinasi varisela sampai mereka melahirkan. Wanita yang baru saja melaksanakan vaksinasi sebaiknya menunggu sampai 1 bulan sebelum terjadinya kehamilan. Beberapa orang harus memeriksakan diri ke dokter mengenai rencana vaksinasi varisela yang ingin dilakukan, orang-orang ini diantaranya adalah; Orang yang terkena virus HIV/IDS, atau penyakit lain yang mempengaruhi status imunitasnya. Orang-orang yang sedang mendapatkan terapi obat-obatan yang mempengatuhi status imunitasnya, seperti steroid selama 2 minggu orang yang menderita kanker orang-orang yang sedang diterapi dengan sinar-x atau obat sitostatik Orang-orang yang baru saja menerima transfusi darah, atau produk-produk darah lain.

Page 19: Makalah Varicella

Vaksinasi varisela memiliki efek samping diantaranya adalah :1. Ringan Nyeri, bengkak saat vaksinasi dilakukan (1:5) Demam (1:10) Ruam ringan yang menetap sampai 1 bulan setelah vaksinasi (1:20). Pasien ini dapat menularkan varisela pada orang-orang yang dekat dengannya, namun hal ini jarang terjadi.

2. Sedang Nyeri, dan bengkak pada tempat dimana vaksin disuntikkan (karena anak bergerak atau terkejut) yang disebabkan oleh panas (1:1000)

3. Berat Pneumonia (sangat jarang). Reaksi serebral8 .Umumnya reaksi allergi terjadi dalam beberapa menit sampai beberapa jam setelah penyuntikan. Rekasi allergi ini seperti tanda-tanda sulit sesak napas, serak, mengi, takikardi, pusing kepala, pucat atau radang tenggorokan, panas tinggi, dan perubahan perilaku8 .

2. Asiklovir sebagai postexposure prophylaxis sangat efektif jika diberikan 8-9 hari setelah kontak selama 7 hari. vaksinasi varisela sebaiknya diberikan sebagai imunisasi wajib pada anak-anak dan orang dewasa yang beresiko tinggi untuk terkena varisela.

3. VZIG (Varicella-Zoster Immune Globulin), sebaiknya dipertimbangkan untuk diberikan pada pasien yang beresiko tinggi untuk terkena, dan pada pasien yang jika terkena akan

Page 20: Makalah Varicella

menderita penyakit yang lebih berat. Termasuk didalamnya anak-anak dengan immunokompromis, wanita hamil yang belum pernah terkena varisela, bayi-bayi baru lahir dari ibu yang terkena varisela kurang dari 5 hari sebelum kelahirannya sampai 2 hari setelah kelahirannya, bayi prematur berusia lebih dari 28 minggu dari ibu tanpa riwayat varisela, atau bayi kurang dari 28 minggu dengan riwayat ibu selama kehamilan memiliki kontak erat dengan penderita varisela atau zoster. Yang termasuk kontak erat dengan penderita varisela misalnya jika ibu tersebut tinggal serumah, sekamar di rumah sakit. Immunoglobulin dosis tinggi dianjurkan pada 3-4 hari setelah kontak. Saat infeksi telah terjadi, penggunaan immunoglobulin ini tidak terbukti dapat mencegah memburuknya penyakit atau disseminata. Immunoglobulin tidak bermanfaat digunakan sebagai terapi ataupun pencegahan rekurensi. Dosis VZIG 0-10 kg=125 IU, 10-20 kg=250 IU, 20-30 kg=375 IU, 30-40 kg=500 IU, > 40 k5=625 IU. Secara individual, VZIG ini tidak terbukti dapat benar-benar mencegah terjadinya penyakit, namun VZIG ini dapat memperpanjang masa inkubasi 28 hari menjadi 35 hari3,5,7. J. MASA INKUBASI Waktu terekspos sampai kena penyakit dalam tempo 2 sampai 3 pekan. hal ini bisa ditandai dengan badan yang terasa panas.K. GEJALA VARICELLA Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas

Page 21: Makalah Varicella

untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah. Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi. Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang.Gejala Varicella menurut Sarwono Prawirohardjo 2006  antara lain :

1.      Demam seperti Influenza 2.      Timbul erupsi, kemerahan pada kulit yang diikuti pembentuka

vesikel pada punggung, muka, dan ekstremitas. 3.      Gatal dan nyeri pada daerah lesi.

Page 22: Makalah Varicella

4.      Virus Varicella dapat menginveksi janin secara Trans Plasenter.  

Gejala Varicella menurut http://khanzima.scribd.com antara lain :

1.      Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing.

2.      Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah.

3.      Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering

membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang.

Page 23: Makalah Varicella

L. WAKTU KARANTINA 5 hari setelah ruam mulai muncul dan sampai semua lepuh telah berkeropeng. Selama masa karantina sebaiknya penderita tetap mandi seperti biasa, karena kuman yang berada pada kulit akan dapat menginfeksi kulit yang sedang terkena cacar air. Untuk menghindari timbulnya bekas luka yang sulit hilang sebaiknya menghindari pecahnya lenting cacar air. Ketika mengeringkan tubuh sesudah mandi sebaiknya tidak menggosoknya dengan handuk terlalu keras. Untuk menghindari gatal, sebaiknya diberikan bedak talk yang mengandung menthol sehingga mengurangi gesekan yang terjadi pada kulit sehingga kulit tidak banyak teriritasi. Untuk yang memiliki kulit sensitif dapat juga menggunakan bedak talk salycil yang tidak mengandung mentol. Pastikan anda juga selalu mengonsumsi makanan bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit itu sendiri. Konsumsi buah- buahan yang mengandung vitamin C seperti jambu biji dan tomat merah yang dapat dibuat juice.

M. PENGOBATAN Varicella ini sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya serangan berulang saat individu tersebut mengalami panurunan daya tahan tubuh. Penyakit varicella dapat diberi penggobatan "Asiklovir" berupa tablet 800 mg per hari setiap 4 jam sekali (dosis orang

Page 24: Makalah Varicella

dewasa, yaitu 12 tahun ke atas) selama 7-10 hari dan salep yang mengandung asiklovir 5% yang dioleskan tipis di permukaan yang terinfeksi 6 kali sehari selama 6 hari. Larutan "PK" sebanyak 1% yang dilarutkan dalam air mandi biasanya juga digunakan. Setelah masa penyembuhan varicella, dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas luka yang ditimbulkan dengan banyak mengonsumsi air mineral untuk menetralisir ginjal setelah mengonsumsi obat. Konsumsi vitamin C plasebo ataupun yang langsung dari buah-buahan segar seperti juice jambu biji, juice tomat dan anggur. Vitamin E untuk kelembaban kulit bisa didapat dari plasebo, minuman dari lidah buaya, ataupun rumput laut. Penggunaan lotion yang mengandung pelembab ekstra saat luka sudah benar- benar sembuh diperlukan untuk menghindari iritasi lebih lanjut.

v Pengobatan di rumah pada cacar air ditujukan untuk meringankan gejala, yang dapat

dilakukan dengan:

Istirahat secukupnya

Mandi dengan air hangat atau air dingin setiap 3-4 jam pada hari-hari

pertama untuk mengurangi rasa gatal

Pemberian calamine lotion untuk mengurangi rasa gatal

Dapat diberikan bedak basah atau bedak kering yang mengandung salisil 2%

atau mentol 1-2%

Bagi anak kecil, dianjurkan untuk memakai sarung tangan untuk mencegah

menggaruk ruam-ruam

Makan makanan yang lembut dan berikan minum air dingin jika terdapat

ruam di dalam mulut.

Page 25: Makalah Varicella

Hindari makanan dan minuman yang terlalu asam, seperti jus jeruk, dan

hindari juga garam

Kulit dicuci sebersih mungkin dengan sabun

Menjaga kebersihan tangan

Kuku dipotong pendek

Baju harus kering dan bersih

Pengobatan Varicella Menurut Sarwono Prawirohadjo 2006 yaitu : Penanganan Khusus :

1.      Rawat jalan bila tanpa komplikasi, Rawat inap jika disertai Komplikasi

2.      Terapi Simtomatik berupa antipiretik (Paracetamol 3 X 500), Gatal dan Nyeri

Kulit (Talk Salisil) dan Antitusif (Noskapin) 3.      Antiviral : Asiklovir 200mg tiap 4 jam 4.      Terapi untuk komplikasi a.       Pneumonia :          Ampisilin 3 X 1gr ( Dosis awal IV dilanjutkan Per Oral )          Gentamisin 2 X 80mg

ATAU          Amoksisiklin dan Asam Klavulanat 3 X 500mg ( Dosis Awal IV

dilanjutkan Per Oral ) b.      Abortus :

Lakukan evakuasi dengan AVM/D & K c.       Partus Prematurus :

Lakukan tatalaksana janin premature. d.      Melakukan antisipasi terjadinya Varicella konginetal

Page 26: Makalah Varicella

5.      Jika bayi lahir sebelum menerima antibody Varicella dari ibu, Bayi tersebut mungkin akan mengalami Varicella diseminata, segera berikan Imunoglobulin Varicella Zoster.

6. Bayi yang cukup bulan yang terinfeksi Varisella antara umur 5 – 10 Hari akan menunjukkan gejala penyakit yang lebih berat, disbanding Varisella yang timbul Saat atau Segera setelah lahir sehingga memerlukan perawatan Intensif. Varicella ini sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya serangan berulang saat individu tersebut mengalami panurunan daya tahan tubuh. Penyakit varicella dapat diberi penggobatan “Asiklovir” berupa tablet 800 mg per hari setiap 4 jam sekali (dosis orang dewasa, yaitu 12 tahun ke atas) selama 7-10 hari dan salep yang mengandung asiklovir 5% yang dioleskan tipis di permukaan yang terinfeksi 6 kali sehari selama 6 hari. Larutan “PK” sebanyak 1% yang dilarutkan dalam air mandi biasanya juga digunakan.Setelah masa penyembuhan varicella, dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas luka yang ditimbulkan dengan banyak mengkonsumsi air mineral untuk menetralisir ginjal setelah mengkonsumsi obat. Konsumsi vitamin C plasebo ataupun yang langsung dari buah-buahan segar seperti juice jambu biji, juice tomat dan anggur. Vitamin E untuk kelembaban kulit bisa didapat dari plasebo, minuman dari lidah buaya, ataupun rumput laut. Penggunaan lotion yang mengandung pelembab ekstra saat luka sudah benar- benar sembuh diperlukan untuk menghindari iritasi lebih lanjut.

Page 27: Makalah Varicella

Attack Rate pada individu yang rentan sekitar 90%.Periode inkubasi 10 – 21 hariInfeksi yang terjadi pada orang dewasa biasanya sangat berat dan dapat menimbulkan komplikasi berbahaya seperti ensepalitis dan pneumonia.Oleh karena termasuk virus herpes maka virus varicella juga memperlihatkan potensi latensi dalam ganglion syaraf. Reaktiviasi virus memberikan gejala herpes zoster.

Untuk mencegah tejadinya infeksi bakteri serta komplikasi akibat serangan cacar air bisa dilakukan beberapa usaha berikut ini, antara lain :- Menjaga kebersihan tangan dengan rajin mencuci tangan dengan sabun- Memotong kuku yang panjang dan mengikir kuku yang tajam- Sering mandi atau mencuci kulit dengan sabun anti kuman- Memakai pakaian yang telah dicuci bersih dan kering serta nyaman dipakai- Sering mengganti pakaian jika sudah dirasa kotor atau tidak nyamanBeberapa komplikasi dapat terjadi pada infeksi varisela, infeksi yang dapat terjadi diantaranya adalah:

1.    Infeksi sekunder dengan bakteriInfeksi bakteri sekunder biasanya terjadi akibat stafilokokus. Stafilokokus dapat muncul sebagai impetigo, selulitis, fasiitis, erisipelas furunkel, abses, vscarlet fever, atau sepsis2,7.

Page 28: Makalah Varicella

2.    Varisela PneumoniaVarisela Pneumonia terutama terjadi pada penderita immunokompromis, dan kehamilan. Ditandai dengan panas tinggi, Batuk, sesak napas, takipneu, Ronki basah, sianosis, dan hemoptoe terjadi beberapa hari setelah timbulnya ruam. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran noduler yang radio-opak pada kedua paru1,7

3.    Reye sindromletargi, mual, muntah menetap, anak tampak bingung dan perubahan sensoris menandakan terjadinya Reye sindrom atau ensefalitis. Reye sindrom terutama terjadi pada pasien yang menggunakan salisilat, sehingga pada varisela penggunaan varisela harus dihindari. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan SGOT, SGPT serta amonia1,2,7 .

4.    EnsefalitisKomplikasi ini tersering karena adanya gangguan imunitas. Dijumpai 1 pada 1000 kasus varisela dan memberikan gejala ataksia serebelar, biasanya timbul pada hari 3-8 setelah timbulnya ruam. Maguire (1985) melaporkan 1 kasus pada anak berusia 3 tahun dengan komplikasi ensefalitis menunjukkan gejala susah tidur, nafsu makan menurun, hiperaktif, iritabel dan sakit kepala. 19 hari setelah ruam timbul, gerakan korea atetoid lengan dan tungkai. Penderita meninggal setelah 35 hari perawatan1 .

5.    Hemorrargis varisela

Page 29: Makalah Varicella

terutama disebabkan oleh autoimun trombositopenia, tetapi hemorrargis varisela dapat menyebabkan idiopatik koagulasi intravaskuler diseminata (purpura fulminan)7 .

6.    Hepatitis7.    Komplikasi lain

Komplikasi yang dapat ditemukan namun jarang terjadi diantaranya adalah neuritis optic, myelitis tranversa, orkitis dan arthritis.

N. PENANGANANKarena cacar air pada umumnya ringan dan sembuh dengan sendirinya,

penanganan cacar air terutama ditujukan untuk meringankan gejala.1 Yang dapat

dilakukan adalah:1

• Tirah baring secukupnya

• Parasetamol untuk menurunkan demam

• Calamine dan mandi dengan air suam-suam kuku untuk meringankan rasa gatal

• Sarung tangan untuk mencegah anak menggaruk ruam mungkin dibutuhkan pada

anak-anak yang sangat kecil.

• Makanan yang lebih lembut dan menyejukkan jika ada ruam di dalam mulut.5

Sedangkan beberapa penanganan yang tidak dianjurkan adalah:2

• Antihistamin yang bersifat sedatif (membuat tidur) seperti chlorpheniramine.

Obat golongan ini tidak signifikan untuk menangani rasa gatal pada cacar air.2

• Antivirus tidak direkomendasikan penggunaannya pada cacar air tanpa

komplikasi. Bahkan jika mulai diberikan pada hari di mana ruam pertama kali

muncul, antivirus hanya mengurangi satu hari dari lamanya sakit. Penelitian yang

dilakukan juga menunjukkan bahwa acyclovir (salah satu antivirus) tidak

bermakna dalam menurunkan risiko komplikasi pada cacar air. Selain itu

Page 30: Makalah Varicella

penggunaan antivirus secara teori juga dapat berubahnya respon kekebalan tubuh

sehingga virus dapat teraktivasi kembali lebih cepat dalam bentuk herpes zoster

(cacar ular).6 Antivirus dapat dipertimbangkan untuk digunakan pada cacar air

dengan komplikasi yang berat, cacar air pada bayi di bawah usia 28 hari, atau pada

orang dedngan sistem kekebalan tubuh yang rendah. Pemberian antivirus ini harus

dilakukan dalam jangka waktu 48 jam setelah ruam pertama kali muncul.

• Antibiotik. Antibiotik hanya dibutuhkan jika ada infeksi kulit oleh bakteri.5

Varicella Zoster Immunoglobulin (VZIG).3

VZIG adalah zat kekebalan terhadap virus penyebab cacar air. VZIG diberikan

hanya pada kelompok-kelompok tertentu yaitu:3

• Orang dengan sistem kekebalan yang rendah

• Wanita hamil yang terpapar kasus cacar air dan belum pernah mengalami cacar

air sebelumnya

• Bayi di bawah usia 28 hari yang lahir kurang dari usia kehamilan 28 minggu atau

berat lahirnya kurang dari 1000 g

• Bayi di bawah usia 28 hari yang ibunya terpapar kasus cacar air atau mengalami

cacar air antara 7 hari sebelum persalinan hingga 7 hari setelah persalinan

Yang penting diingat adalah bahwa VZIG hanya efektif mencegah terjadinya cacar

air jika diberikan dalam jangka waktu 96 jam setelah paparan terhadap kasus cacar

air.

O. PENGOBATAN CACAR AIR SECARA TRADISIONAL

Penyakit cacar air merupakan penyakit yang dipercaya harus menyerang tiap individu sekali sepanjang hidupnya. Walaupun begitu, penyakit cacar air ini juga harus ditangani dengan cara yang tepat, sebab tidak jarang penderita cacar air bisa

Page 31: Makalah Varicella

kehilangan nyawa jika tidak cepat diatasi sehingga menyebar di organ-organ vital kita.

Walaupun cacar air pada umumnya hanya terlihat secara jelas gejalanya pada kulit, namun sebenarnya asal cacar itu adalah dari dalam tubuh kita. Sehingga jika cacar air itu tidak secara maksimal keluar pada permukaan kulit, ia akan tetap tinggal dalam tubuh dan menjalari organ yang vital. Oleh karena itu sahabat klik CARA haruslah menangani dengan cepat jika terkena cacar air dengan cara di bawah ini. Berikut 8 cara alami mengobati cacar air dengan cepat

1. 25gram temulawak15gram kencur, 15gram asam jawa, dan 600cc air. Cuci dan potong kecil-kecil bahan-bahan tadi kemudian rebus sampai air berkurang setengahnya. Setelah itu air rebusan tadi bisa anda minum 2-3 kali sehari.2. Menggunakan Mengkudu Buah mengkudu yang sudah matang (berwarna kuning) dibuat jus dan diminum seperti ramuan pertama secara rutin. 3. Daun Pegagan Ambil daun pegagan secukupnya dan cuci bersih, kemudian dibuat jus dan dicampur dengan madu sesuai selera agar rasa lebih enak. Daun pegagan ini akan membantu proses peremajaan kulit dari dalam. 4. Menggunakan Jagung Muda

Page 32: Makalah Varicella

Jagung muda dicuci bersih dan diparut, kemudian oleskan pada kulit tubuh yang terkena cacar. Ramuan ini dapat dipakai saat cacar masih menjangkit tubuh dan dilanjutkan pada masa penyembuhan dan proses menghilangkan bekas cacar. 5. Menggunakan Kacang HijauKacang hijau direndam dalam air hingga mengembang/ membengkak, kemudian tumbuk halus dan oleskan pada bagian kulit yang terdapat bekas cacar. 6. Buah mengkudu Yang sudah matang biasanya berwarna kekuningan. Lalu anda buat jus dan minum secara rutin setiap hari. 7. Air kacang polongAir kacang polong merupakan obat alami yang sangat efektif untuk mengurangi iritasi kulit. Air yang digunakan untuk memasak kacang polong harus dioleskan pada bagian tubuh yang terkena penyakit.8. Para natrium bikarbonatBaking soda adalah obat yang sangat populer untuk mengontrol gatal-gatal yang disebabkan oleh cacar air. Taruh 'sedikit baking soda dalam segelas air, lalu mandikan anak dengan sponsyang dicelupkan ke dalam solusi ini sebelumnya. Mengeringkan kulit dan akan mencegah anak menggaruk ruam.

P.PROGNOSIS- Dengan perawatan teliti dan memperhatikan higiene akan memberikan prognosis yang baik dan jaringan parut yang timbul

Page 33: Makalah Varicella

akan menjadi sedikit.- Angka kematian pada anak normal di Amerika 5,4 – 7,5 dari 10.000 kasus varicella.- Pada neonatus dan anak yang menderita leukimia, immunodefisiensi, sering menimbulkan komplikasi dan angka kematian yang meningkat.- Angka kematian pada penderita yang mendapatkan pengobatan immunosupresif tanpa mendapatkan vaksinasi dan pengobatan antivirus antar 7 – 27% dan sebagian besar penyebab kematian adalah akibat komplikasi pneumonitis dan ensefalitis.Pencegahan.

UNTUK PENCEGAHAN CACAR AIR SEPERTI IMUNISASI/VAKSINISASI

GAMBAR UNTUK CACAR AIRhttp://auroranevadahasyim.blogspot.com/2013/11/makalah-varicella.html

BAGIAN ILMU PENYAKIT ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN 2005 BAB I PENDAHULUAN Varisela merupakan salah satu penyakit sangat menular yang dapat menular dengan sangat cepat. Varisela dapat merupakan penyakit kongenital, menyerang bayi baru lahir, menyerang anak kurang dari 10 tahun terutama usia 5 sampai 9 tahun, bahkan orang dewasa. Pada anak sehat penyakit ini biasanya bersifat jinak, jarang menimbulkan komplikasi dan hanya sedikit yang menderita penylit, tetapi pada status immunitas yang menurun, seperti bayi baru lahir, immunodefisiensi, tumor ganas, dan orang dewasa yang mendapat pengobatan immunosupresan sering menimbulkan komplikasi bahkan menyebabkan kematian1 . Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus yang termasuk golongan Herpes Virus, yaitu Varicella Zooster Virus (VZV). Pada kontak pertama virus ini menyebakan penyakit cacar air atau chicken Pox, dan pada reaktivasi infeksi, virus ini menyebabkan penyakit yang disebut sebagai herpes zooster

Page 34: Makalah Varicella

atau shingles1 . Pencegahan terhadap varisela dapat dilakukan dengan pemberian immunisasi aktif maupun pasif, dengan demikian maka penderita yang beresiko mendapatkan komplikasi saat menderita penyakit varisela, atau menderita varisela yang cenderung berat dapat diberi immunisasi untuk meningkatkan immunitasnya1 . Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Herbeden (1967) dan oleh Steiner (1875) yang dapat memindahkan varisela kepada sukarelawan. 1888 von Bokay pertama kali menemukan adanya hubungan antara penyebab varisela dengan Herpes Zoster. 1922 Kudratitz melakukan percobaan skarifikasi yaitu dengan mengambil cairan vesikel dari erupsi zoster yang khas dan diinokulasikan, ternyata mengkibatkan suatu erupsi lokal dan generalisata seperti pada varisela. Paschen (1917) menggambarkan adanya inclusion bodies pada pemeriksaan yang diambil dari dasar vesikel dan menyebutkan bahwa penyebab penyakit varisella adalah sebuah virus, kemudian Willer (1953) menemukan pertumbuhan virus varisela dan Zoster pada kultur jaringan manusia dan didapatkan bahwa keduanya disebabkan oleh virus yang identik1 . BAB II VARISELA-ZOOSTER 2.1 Etiologi Varisela disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV). yang termasuk dalam kelompok Herpes Virus tipe ;. Virus ini berkapsul dengan diameter kira-kira 150-200 nm. Inti virus disebut capsid yang berebntuk ikosahedral, terdiri dari protein dan DNA berantai ganda. Berbentuk suatu garis dengan berat molekul 100 juta dan disusun dari 162 isomer. Lapisan ini bersifat infeksius1,3 . VZV dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita. Virus ini dapat diinokulasikan dengan menggunakan biakan dari fibroblas paru embrio manusia kemudian dilihat dibawah mikroskop elektron. Di dalam sel yang terinfeksi akan tampak adanya sel raksasa berinti banyak (multinucleated giant cell) dan adanya badan inklusi eosinofilik jernih (intranuclear eosinophilic inclusion bodies) 1,4,5 . VZV menyebabkan penyakit varisela dan Herpes Zoster. Kedua penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang berbeda. Pada kontak pertama dengan manusia menyebabkan penyakit varisela atau cacar air, karena itu varisela dikatakan sebagai infeksi akut primer. Penderita dapat sembuh, atau penderita sembuh dengan virus yang menjadi laten (tanpa manifestasi klinis) dalam ganglia sensoris dorsalis, jika kemudian terjadi reaktivasi maka virus akan menyebabkan penyakit Herpes zoster1,3,4 . 2.2 Varisela 2.2.1 Definisi Varisela Varisela adalah suatu penyakit infeksi akut primer menular, disebabkan oleh Varicella Zooster Virus (VZV), yang menyerang kulit dan mukosa, dan ditandai dengan adanya vesikel-vesikel1 . 8 Gambar 2.1. Varisela pada tubuh anak I 2.2.4 Epidemiologi Di negara barat kejadian varisela terutama meningkat pada musim dingin dan awal musim semi, sedangkan di Indonesia virus menyerang pada musim peralihan antara musim panas ke musim hujan atau sebaliknya Namun varisela dapat menjadi penyakit musiman jika terjadi penularan dari seorang penderita yang tinggal di populasi padat, ataupun menyebar di dalam satu sekolah2,3 . Varisela terutama menyerang anak-anak dibawah 10 tahun terbanyak usia 5-9 tahun. Varisela merupakan penyakit yang sangat menular, 75 % anak terjangkit setelah terjadi penularan. Varisela menular melalui sekret saluran pernapasan, percikan ludah, terjadi kontak dengan lesi cairan vesikel, pustula, dan secara transplasental. Individu dengan zoster juga dapat menyebarkan varisela. Masa inkubasi 11-21 hari. Pasien menjadi sangat infektif sekitar 24 – 48 jam sebelum lesi kulit timbul sampai lesi menjadi krusta biasanya sekitar 5 hari1,2,3,5 . 2.2.3 Patogenesis Setelah VZV masuk melaui saluran pernapasan atas, atau setelah penderita berkontak dengan lesi kulit, selama masa inkubasinya terjadi viremia primer. Infeksi mula-mula terjadi pada selaput lendir saluran pernapasan atas kemudian menyebar dan terjadi viremia primer. Pada Viremia primer ini virus menyebar melalui peredaran darah dan system limfa ke hepar, dan berkumpul dalam monosit/makrofag, disana virus bereplikasi, pada kebanyakan kasus virus dapat mengatasi pertahanan non-spesifik sehingga terjadi viremia sekunder. Pada viremia sekunder virus

Page 35: Makalah Varicella

berkumpul di dalam Limfosit T, kemudian virus menyebar ke kulit dan mukosa dan bereplikasi di epidermis memberi gambaran sesuai dengan lesi varisela. Permulaan bentuk lesi mungkin infeksi dari kaliper endotel pada lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel dermis, folikel kulit dan glandula sebasea, saat ini timbul demam dan malaise1,2,3 . 2.2.4 Manifestasi Klinis Manifestasi Klinis varisela terdiri atas 2 stadium yaitu stadium prodormal, stadium erupsi. Stadium Prodormal timbul 10-21 hari, setelah masa inkubasi selesai. Individu akan merasakan demam yang tidak terlalu tinggi selama 1-3 hari, mengigil, nyeri kepala anoreksia, dan malaise2,3 . Stadium erupsi 1-2 hari kemudian timbuh ruam-ruam kulit “ dew drops on rose petals” tersebar pada wajah, leher, kulit kepala dan secara cepat akan terdapat badan dan ekstremitas. Ruam lebih jelas pada bagian badan yang tertutup, jarang pada telapak tangan dan telapak kaki. Penyebarannya bersifat sentrifugal (dari pusat). Total lesi yang ditemukan dapat mencapai 50-500 buah. Makula kemudian berubah menjadi papulla, vesikel, pustula, dan krusta. Erupsi ini disertai rasa gatal. Perubahan ini hanya berlangsung dalam 8-12 jam, sehingga varisella secara khas dalam perjalanan penyakitnya didapatkan bentuk papula, vesikel, dan krusta dalam waktu yang bersamaan, ini disebut polimorf. Vesikel akan berada pada lapisan sel dibawah kulit dan membentuk atap pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih dalam Gambaran vesikel khas, bulat, berdinding tipis, tidak umbilicated, menonjol dari permukaan kulit, dasar eritematous, terlihat seperti tetesan air mata/embun “tear drops”. Cairan dalam vesikel kecil mula-mula jernih, kemudian vesikel berubah menjadi besar dan keruh akibat sebukan sel radang polimorfonuklear lalu menjadi pustula. Kemudian terjadi absorpsi dari cairan dan lesi mulai mengering dimulai dari bagian tengah dan akhirnya terbentuk krusta. Krusta akan lepas dalam 1-3 minggu tergantung pada dalamnya kelainan kulit. Bekasnya akan membentuk cekungan dangkal berwarna merah muda, dapat terasa nyeri, kemudian berangsur-angsur hilang. Lesi-lesi pada membran mukosa (hidung, faring, laring, trakea, saluran cerna, saluran kemih, vagina dan konjungtiva) tidak langsung membentuk krusta, vesikel-vesikel akan pecah dan membentuk luka yang terbuka, kemudian sembuh dengan cepat. Karena lesi kulit terbatas terjadi pada jaringan epidermis dan tidak menembus membran basalis, maka penyembuhan kira-kira 7-10 hari terjadi tanpa meninggalkan jaringan parut, walaupun lesi hyper-hipo pigmentasi mungkin menetap sampai beberapa bulan. Penyulit berupa infeksi sekunder dapat terjadi ditandai dengan demam yang berlanjut dengan suhu badan yang tinggi (39-40,5 oC) mungkin akan terbentuk jaringan parut1,2,3 . Gambar 2.2. Varisela pada tubuh anak II 8 . Gambar 2.3. Varisela pada mukosa mulut8 . Varisela yang menyerang wanita hamil sangat jarang (0,7 tiap 1000 kelamilan). Sekitar 17 % anak yang dilahirkan dari wanita yang mendapat varisela pada 20 minggu pertama kehamilannya akan menderita kelainan bawaan berupa bekas luka dikulit (cutaneous scarr), mikrosefali, berat badan lahir rendah, hipoplasia tungkai, kelumpuhan, atrofi tungkai, kejang, retardasi mental, korioretinitis, mikropthalmia, atrofi kortikal, katarak dan defisit neurologis lainnya. Defisit neurologis yang mengenai system persarafan autonom dapat menimbulkan kelainan kontrol sphingter, obstruksi intestinal, Horner sindrom. Jika wanita hamil mendapatkan varisela dalam waktu 21 hari sebelum ia melahirkan, maka 25 % dari neonatus yang dilahirkan akan memperliharkan gejala varisela kongenital pada waktu dilahirkan sampai berumur 5 hari, biasanya varisela ringan sebab antibodi ibu yang sempat dihantarkan transplasental dalam bentuk IGg spesifik masih ada dalam tubuh neonatus sehingga jarang mengakibatkan kematian. Bila seorang wanita hamil mendapatkan varisela pada 4-5 hari sebelum ia melahirkan, maka neonatusnya akan memperliharkan gejala verisela kongenital pada umur 5-19 hari Disini perjalanan varisela sering berat dan menyebabkan kematian pada 25-30 % karena mereka

Page 36: Makalah Varicella

mendapatkan virus dalam jumlah yang banyak tanpa sempat mendapatkan antibodi yang dikirimkan transplasental. Wanita hamil dengan varisela pneumonia dapat menderita hipoksia dan gagal nafas yang dapat berakibat fatal bagi ibu maupun fetus3,4,7 . Seorang anak yang ibunya mendapat varisella selama masa kehamilan, atau bayi yang terkena varisela selama bulan awal kelahirannya mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita herpes zoster dibawah 2 tahun3,4 . 2.2.5 Komplikasi Varisela Beberapa komplikasi dapat terjadi pada infeksi varisela, infeksi yang dapat terjadi diantaranya adalah: Infeksi sekunder dengan bakteri Infeksi bakteri sekunder biasanya terjadi akibat stafilokokus. Stafilokokus dapat muncul sebagai impetigo, selulitis, fasiitis, erisipelas furunkel, abses, scarlet fever, atau sepsis2,7. Varisela Pneumonia Varisela Pneumonia terutama terjadi pada penderita immunokompromis, dan kehamilan. Ditandai dengan panas tinggi, Batuk, sesak napas, takipneu, Ronki basah, sianosis, dan hemoptoe terjadi beberapa hari setelah timbulnya ruam. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran noduler yang radio-opak pada kedua paru1,7 Gambar 2.4. Gambaran Radiologis Varisela Pnemonia8 .l Reye sindrom letargi, mual, muntah menetap, anak tampak bingung dan perubahan sensoris menandakan terjadinya Reye sindrom atau ensefalitis. Reye sindrom terutama terjadi pada pasien yang menggunakan salisilat, sehingga pada varisela penggunaan varisela harus dihindari. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan SGOT, SGPT serta amonia1,2,7 . Ensefalitis Komplikasi ini tersering karena adanya gangguan imunitas. Dijumpai 1 pada 1000 kasus varisela dan memberikan gejala ataksia serebelar, biasanya timbul pada hari 3-8 setelah timbulnya ruam. Maguire (1985) melaporkan 1 kasus pada anak berusia 3 tahun dengan komplikasi ensefalitis menunjukkan gejala susah tidur, nafsu makan menurun, hiperaktif, iritabel dan sakit kepala. 19 hari setelah ruam timbul, gerakan korea atetoid lengan dan tungkai. Penderita meninggal setelah 35 hari perawatan1 . Hemorrargis varisela terutama disebabkan oleh autoimun trombositopenia, tetapi hemorrargis varisela dapat menyebabkan idiopatik koagulasi intravaskuler diseminata (purpura fulminan)7 . Hepatitis Komplikasi lain Komplikasi yang dapat ditemukan namun jarang terjadi diantaranya adalah neuritis optic, myelitis tranversa, orkitis dan arthritis. 2.3 Herpes Zoster Herpes Zoster adalah penyakit rekuren yang terjadi karena terjadinya reaktivasi VZV yang tadinya laten di ganglion sensoris dorsalis kemudian bereplikasi dan menyebar melalui persyarafan ke kulit3 . 2.3.1 Epidemiologi Herpes Zoster Peningkatan insidensi terjadinya zoster berhubungan dengan umur. Reaktivasi ini dipercaya akibat imunitas tubuh individu yang menurun terhadap VZV yang laten. Perbedaan ras juga mempengaruhi, insidensi Zoster pada ras Afrika-Amerika hanya setengah dari yang dilaporkan terjadi pada ras kulit putih. Anak-anak dengan degenerasi maligna (limfoma, akut limfositik leukemia) dan AIDS memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan zoster3 . 2.3.2 Patogenesis Herpes Zoster Jika virus tidak sepenuhnya dapat dihilangkan saat viremia selesai, selanjutnya virus menjadi laten dan diam untuk beberapa waktu di ganglion sensoris dorsalis. Antigen spesifik Limfosit T dipercaya sebagai penyebab utama virus sehingga menjadi laten. Immunosupresi atau penurunan kekebalan alami sel T limfosit menyebabkan terjadinya mekanisme yang memungkinkan reaktivasi virus dan rekurensi sehingga virus bermanifestasi sebagai penyakit yang disebut zoster3 . 2.3.2 Manifestasi Klinis Herpes Zoster Zoster tampak sebagai proses unilateral melibatkan satu sampai tiga dermatom yang berdekatan. Beberapa lesi yang mungkin terdapat agak jauh dari dermaton yang terkena dapat juga terlihat. Dermatom torakal adalah yang paling sering terkena, disusul oleh nervus cranial dan daerah lombosakral. Lesi pertama kali muncul sebagai eritema, yang kemudian berubah menjadi sekumpulan vesikel. Nyeri dan parestesi pada dermatom yang terkena mendahului timbulnya vesikel. Erupsi terjadi sekitar 3-5 hari kemudian mengering dan menjadi krusta dalam 2 minggu. Nyeri preerupsi torakal dapat

Page 37: Makalah Varicella

disalah artikan sebagai angina pectoris. 3,5 . Go to fullsize image Gambar 2.5. Penyebaran Lesi pada Herpes Zoster Secara Dermatomal8 . 2.3.3 Komplikasi Herpes Zoster Komplikasi yang dapat terjadi diantaranya adalah infeksi sekunder oleh bakteri biasanya disebabkan oleh kokus gram positif, paralysis nervus motorik atau kranialis, ensefalitis biasanya menyebabkan kejang dan gejala kelainan serebelar, keratitis, disseminata pada pasien immunokompromis, dan post herpetik neuralgia. Post herpetik neuralgia ini menyebabkan nyeri berat persisten pada dermatom yang terkena setelah lesi kulit menghilang7,5 . 2.3.4 Terapi Pada anak sehat, varisela biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri. Lotio calamine dapat diberikan pada lesi kulit lokal, dan untuk menghilangkan gatal diberikan antihistamin. Penggunaan kortikosteriod tidak dianjurkan. Penggunaan salisilat sebaiknya dihindari karena berhubungan dengan komplikasi Sindroma Reye. Karena VZV dapat menyebabkan kerusakan langsung pada pembuluh darah, maka pada varisela fulminan saat vesikel baru timbul, sebaiknya dapat diberikan obat anti virus. Kuku sebaiknya dipotong dan dibersihkan agar tidak terjadi infeksi sekunder saat anak menggaruk lesi karena merasa gatal. Jika terjadi infeksi sekunder, antibiotik dapat diberikan. Pada pasien dengan penyulit neurologis seperti ataksia serebelar, ensefalitis, meningoensefalitis, dan mielitis dapat diberikan obat anti virus. Jika terjadi perdarahan, dapat diatasi sesuai dengan hasil pemeriksaan sistem pembekuan dan pemeriksaan sumsum tulang2 . Pasien dengan immunodefisiensi seperti pada leukemia, keganasan, bayi baru lahir, penyakit kolagen, sindrom nefrotik, dan penderita dengan immunosupresan oleh obat-obat sitostatik atau kortikosteroid, radioterapi mendapatkan obat antivirus secepat mungkin2 . Obat anti VZV yang lazim diberikan adalah asiklovir, baik untuk mengobati varisela maupun herpes zoster. Asiklovir yang diberikan 1-2 hari setelah timbulnya ruam terbukti dapat berguna untuk menurunkan panas dan menghambat timbulnya lesi varisela. Pada pasien dengan immunosupresi, asiklovir telah menunjukaan efisiensi dalam menurunkan kejadian diseminata. Terapi dengan asiklovir harus dimulai pada 3 hari setelah onset zoster. VZ terlihat kurang suseptibel dengan pengobatan asiklovir. Pada pasien dengan Herpes Zoster dengan komplikasi post herpetic neuralgia, asiklovir hanya sedikit memiliki efek. Pemberian asiklovir tdak dianjurkan untuk anak-anak berusia dibawah 12 tahun, Dosis asiklovir yang umum diberikan adalah 500 mg/m2, i.v, setiap 8 jam selama 5 hari. Dosis parenteral ini terutama diberikan pada anak immunokompromis yang terkena herpes zoster. Asiklovir oral dengan dosis 80 mg.KbBB/hari dibagi dalam 4 dosis, terbaik digunakan 1-2 hari sebelum timbulnya ruam kulit. Asiklovir oral umumnya digunakan untuk anak-anak dengan status imun yang baik. Selain itu Valacylovir 500 mg setiap 8 jam dan Famciclovir 1 gr/hr dalam 3 dosis termasuk golongan antiviral yang lebih baik absorpsinya5,7 . 2.4 Pencegahan Vaksinasi Vaksin varisela dapat juga berguna untuk pencegahan jika diberikan 3-5 hari setelah kontak. vaksin varisela semula berasal dari virus hidup yang telah dilemahkan (live attenuated). mengingat harga vaksin varisela yang cukup mahal, sehingga cakupan imunisasinya belum cukup luas, dan daya perlindungan vaksin hanya selama 10-12 tahun, maka bila vaksin diberikan pada anak dengan usia kurang dari 12 tahun dapat mengubah epidemiologi penyakit, sehingga saat dewasa anak yang telah divaksinasi ini akan menderita varisela, ini menyebabkan bertambahnya jumlah orang dewasa yang menderita varisela. Karena varisela pada ibu hamil cenderung menjadi berat dan beresiko terhadap anaknya maka imunisasi varisela dianjurkan untuk diberikan saat anak berusia 12 tahun. Di negara barat vaksinasi varisela diberikan pada usia 1-1,5 tahun, atau pada umur berapapun jika mereka belum pernah menderita varisela. Orang-orang yang tidak mendapatkan vaksin sampai usia 13 tahun akan mendapatkan vaksinasi sebayak 2 dosis, dengan selang waktu 4-8 minggu8. Orang-orang yang tidak direkomendasikan untuk mendapatkan vaksinasi varisela adalah: · Jika mereka memiliki riwayat alergi terhadap gelatin, neomisin,

Page 38: Makalah Varicella

riwayat terjadinya reaksi terhadap vaksinasi varisela. · Orang-orang yang sedang sakit sedang sampai berat harus menunda vaksinasi varisela sampai mereka sembuh · Wanita hamil harus menunggu untuk vaksinasi varisela sampai mereka melahirkan. Wanita yang baru saja melaksanakan vaksinasi sebaiknya menunggu sampai 1 bulan sebelum terjadinya kehamilan. · Beberapa orang harus memeriksakan diri ke dokter mengenai rencana vaksinasi varisela yang ingin dilakukan, orang-orang ini diantaranya adalah; - Orang yang terkena virus HIV/IDS, atau penyakit lain yang mempengaruhi status imunitasnya. - Orang-orang yang sedang mendapatkan terapi obat-obatan yang mempengatuhi status imunitasnya, seperti steroid selama 2 minggu - orang yang menderita kanker - orang-orang yang sedang diterapi dengan sinar-x atau obat sitostatik - Orang-orang yang baru saja menerima transfusi darah, atau produk-produk darah lain8 . Gambar 2.6. Perkiraan Cakupan Imunisasi Varisela-Zoster di AS bulan Agustus 1996- November 19988 . Vaksinasi varisela memiliki efek samping diantaranya adalah : 1. Ringan - Nyeri, bengkak saat vaksinasi dilakukan (1:5) - Demam (1:10) - Ruam ringan yang menetap sampai 1 bulan setelah vaksinasi (1:20). Pasien ini dapat menularkan varisela pada orang-orang yang dekat dengannya, namun hal ini jarang terjadi. 2. Sedang - Nyeri, dan bengkak pada tempat dimana vaksin disuntikkan (karena anak bergerak atau terkejut) yang disebabkan oleh panas (1:1000) 3. Berat - Pneumonia (sangat jarang). - Reaksi serebral8 . Umumnya reaksi allergi terjadi dalam beberapa menit sampai beberapa jam setelah penyuntikan. Rekasi allergi ini seperti tanda-tanda sulit sesak napas, serak, mengi, takikardi, pusing kepala, pucat atau radang tenggorokan, panas tinggi, dan perubahan perilaku8 . 2. Asiklovir sebagai postexposure prophylaxis sangat efektif jika diberikan 8-9 hari setelah kontak selama 7 hari. vaksinasi varisela sebaiknya diberikan sebagai imunisasi wajib pada anak-anak dan orang dewasa yang beresiko tinggi untuk terkena varisela. 3. VZIG (Varicella-Zoster Immune Globulin), sebaiknya dipertimbangkan untuk diberikan pada pasien yang beresiko tinggi untuk terkena, dan pada pasien yang jika terkena akan menderita penyakit yang lebih berat. Termasuk didalamnya anak-anak dengan immunokompromis, wanita hamil yang belum pernah terkena varisela, bayi-bayi baru lahir dari ibu yang terkena varisela kurang dari 5 hari sebelum kelahirannya sampai 2 hari setelah kelahirannya, bayi prematur berusia lebih dari 28 minggu dari ibu tanpa riwayat varisela, atau bayi kurang dari 28 minggu dengan riwayat ibu selama kehamilan memiliki kontak erat dengan penderita varisela atau zoster. Yang termasuk kontak erat dengan penderita varisela misalnya jika ibu tersebut tinggal serumah, sekamar di rumah sakit. Immunoglobulin dosis tinggi dianjurkan pada 3-4 hari setelah kontak. Saat infeksi telah terjadi, penggunaan immunoglobulin ini tidak terbukti dapat mencegah memburuknya penyakit atau disseminata. Immunoglobulin tidak bermanfaat digunakan sebagai terapi ataupun pencegahan rekurensi. Dosis VZIG 0-10 kg=125 IU, 10-20 kg=250 IU, 20-30 kg=375 IU, 30-40 kg=500 IU, > 40 k5=625 IU. Secara individual, VZIG ini tidak terbukti dapat benar-benar mencegah terjadinya penyakit, namun VZIG ini dapat memperpanjang masa inkubasi 28 hari menjadi 35 hari3,5,7. 2.5 Prognosis Pada anak-anak sehat, prognosis varisela lebih baik dibandingkan orang dewasa. Pada neonatus dan anak yang menderita leukemia, imunodefisiensi, sering menimbulkan komplikasi sehingga angka kematian meningkat. Pada neonatus kematian umumnya disebabkan karena gagal napas akut, sedangkan pada anak dengan degenerasi maligna dan immunodefisiensi tanpa vaksinasi atau pengobatan antivirus, kematian biasanya disebabkan oleh komplikasinya. Komplikasi tersering yang menyebabkan kematian adalah pneumonia dan ensefalitis1 . BAB III KESIMPULAN Varisela dan Herpes Zoster adalah dua penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang berbeda, namun keduanya disebabkan oleh virus yang sama yaitu VZV (Varicella Zoster Virus). Varisela merupakan penyakit yang sering menyerang anak usia 5-9 tahun. Kasus varisela meningkat pada

Page 39: Makalah Varicella

musim peralihan dari musim panas ke musim hujan atau sebaliknya. Namun kasus ini dapat menjadi penyakit musiman jika terjadi penularan dari seorang penderita yang tinggal di populasi padat. Varisela pada anak akan menimbulkan manifestasi klinis yang lebih ringan dibandingkan pada orang dewasa. Pada anak sehat varisela biasanya ringan, namun pada anak dengan sistem imun yang menurun karena degenerasi maligna, immunodefisiensi, ataupun pada anak dengan pengobatan immunosupresan, kasus varisela dapat menjadi berat akibat timbulnya komplikasi sampai menyababkan kematian Herpes Zoster adalah penyakit yang terjadi akibat reaktivasi virus yang tidak sepenuhnya dapat dihilangkan saat viremia selesat. Virus yang diam di dalam ganglia dorsalis ini akan aktif saat terjadi penurunan kekebalan alami ataupun saat pasien mendapat terapi dengan obat immunosupresif. Pada anak sehat, varisela biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri, pengobatan simptomatik dapat diberikan untuk menghilangkan gatal. Antibiotik dapat diberikan jika terjadi infeksi sekunder. Antivirus sebaiknya diberikan secepat mungkin pada orang dengan immunodefisiensi seperti leukemia, keganasan, bayi baru lahir, penyakit kolagen, sindrom nefrotik, dan penderita dengan immunosupresan oleh obat-obat sitostatik atau koetikosteroid, radioterapi. Antivirus yang biasa dipergunakan adalah asiklovir, Valacylovir, Famciclovir . Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan Vaksinasi virus yang telah dilemahkan, menggunakan VZIG (Varisela Zoster Immunoglobulin), ataupun menggunakan obat anti virus.

Copy and WIN : http://bit.ly/copy_winhttp://referensikedokteran.blogspot.com/2010/07/varicella.html

makalah penyakit varicella

Page 40: Makalah Varicella

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat ALLAH swt,karna hanya dengan izin dan

kuasaNyalah,saya dapat menyelesaikan makalah ini.Tujuan penulisan makalah ini adalah,untuk menambah pengetahuan tentang penyakit-penyakit yang berada di sekitar kita.

Penulis menyadari bahwa,makalah ini masih jauh dari sempurna.oleh karna itu,kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun,selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata,semoga ALLAH swt senantiasa meridhoi segala usaha kita.Amien.

DAFTAR ISI

- KATA PENGANTAR

- DAFTAR ISI

- PENDAHULUAN

Page 41: Makalah Varicella

- ISI/PEMBAHASAN

- PENUTUP

a.kesimpulan

b.saran

- DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

June M. Thomson mendefinisikan varisela sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat akut yang umumnya mengenai anak, yang ditandai oleh demam yang mendadak, malese, dan erupsi kulit berupa makulopapular untuk beberapa jam yang kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan dapat meninggalkan keropeng (Thomson, 1986, p. 1483).

Sedangkan menurut Adhi Djuanda, varisela yang mempunyai sinonim cacar air atau chickenpox adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa yang secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama dibagian sentral tubuh (Djuanda, 1993).

PEMBAHASAN

Page 42: Makalah Varicella

Etiologi

Penyebab dari varisela adalah virus varisela-zoster. Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan timbulnya penyakit varisela, sedangkan reaktivasi (keadaan kambuh setelah sembuh dari varisela) menyebabkan herves zoster.

epidemiologiTersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak tetapi dapat juga menyerang orang

dewasa. Tranmisi penyakit ini secara aerogen. Masa penularan lebih kurang 7 hati dihitung dari timbulnya gejala kulit.

Patogenesis

Masa inkubasi varisela berkisar antara 11 -20 hari, masa ini bisa lebih pendek atau lebih panjang. lnfeksi varisela dimulai dengan masuknya virus ke mukosa saluran pemafasan, yang ditularkan melalui vekresi pemafasan atau melalui kontak langsung. lnokulasi diikuti dengan masa inkubasi, di mana pada saat tersebut penyebaran virus terjadi secara subklinis. Virus masuk melalui mukosa saluran pemafasan clan diduga berkembang biak pada jaringan kelenjar regional. Empat sampai enam hari setelah infeksi, diduga viremia ringan terjad, diikuti dengan virus menginfeksi dan berkembang biak di organ seperti hati, limpa dan kemungkinan organ lain. Lebih kurang 10 -12 hari setelah infeksi terjadi viremia kedua di mana pada saat tersebut virus bisa mencapai kulit. Rash muncul sesudah 14 hari infeksi. Lesi kulit yang terjadi berupa makula, sebagian besar berkembang menjadi papula, vesicula, pustula, dan krusta sesudah beberapa hari. Vesicula biasanya terletak pada epidermis.

Manifestasi Klinis

Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14-21 hari. Gejala klinis mulai dari gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.

Penyebarannya terutama didaerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal ke muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut dan saluran nafas bagian atas. Jika terdapat infeksi sekunder terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional (lymphadenopathy regional). Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.

Komplikasi

Page 43: Makalah Varicella

Varisela dapat menimbulkan berbagai komplikasi, tetapi umumnya pada kulit, pada susunan syaraf pusat, atau sistem pemafasan yang dijumpai. Komplikasi yang paling sering dijumpai pada kulit adalah sebagai akibat infeksi sekunder oleh bakteri staphylococcus ataupun streptococcus. Bisa juga dijumpai hemorhagic varicella. Pada susunan syaraf pusat, komplikasi bisa berupa encephalitis, Reye’ssyndrome asepticmeningitis dan Guillain-Barre Syndrome. Komplikasi pada saluran pemafasan termasuk infeksi virus dan bakteri pencumoni, infeksi saluran nafas atas terutama otitis media. Kematian yang disebabkan oleh varisela pada anak 1-14 tahun ditaksir 1,4 per 100.000 kasus varisela, sedang pada orang dewasa berbeda signifikan yaitu 30,9 per 100.000 kasus.

Pengobatan

-Pengobatan Simptomatik

-Menghilangkan rasa gatal

-Menurunkan panas (hati-hati pemakaian golongan salicylate dikuatirkan timbul Reye’s Syndrome).

-Menjaga kebersihan

-Terutama pada daerah kuku yang sering digunakan untuk menggaruk

-Kebersihan pakaian

-Pengobatan dengan antivirus

-Pengobatan dengan antivirus

-Pada saat ini acyclovir telah terbukti bermanfaat untuk pengobatan varisela. Acyclovir – 9 – [(2-hydroxy thonyl) methyl] guanine merupakan chat pilihan. Obat ini dapat digunakan secara oral maupun intravena: Pada kasus dengan komplikasi berat atau dengan gangguan sistem kekebalan, Acyclovir ini dianjurkan untuk diberikan intravena. Sedang pada pemberian oral dapat digunakan pada anak yang tanpa komplikasi. Begitupun harus diingat bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri. Oleh karena itu penghitungan biaya dalam penggunaan Acyclovir ini haruslah bijaksana.

Pencegahan

1. Isolasi.

2. Pemberian VZIG (Varicella-zoster Immune Globulin).

Page 44: Makalah Varicella

3. Pemberian vaksinasi.

Pada saat ini telah tersedia vaksin untuk varisela, yaitu Live, Attenuated

Varicella Virus Vaccine. Vaksin ini deberikan pada anak usia di atas 12 bulan. Pada

anak usia 12 bulan -12 tahun vaksin dapat diberikan secara subkutan dengan dosis

0,5 mI. Secara rutin vaksinasi ini dianjurkan pada usia 12 -18 bulan. Pemberian

dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian vaksinasi lain, seperti vaksinasi MMR

(Measles Mumps -Rubella) . Sedangkan pada anak usia = 13 tahun diberikan dosis

0,5 ml, s.c. dengan dua dosis. Jarak pemberian adalah 4-8 minggu.

PENUTUP

Kesimpulan

Varisela dapat menimbulkan berbagai komplikasi, tetapi umumnya pada kulit, pada susunan syaraf pusat, atau sistem pemafasan yang dijumpai. Komplikasi yang paling sering dijumpai pada kulit adalah sebagai akibat infeksi sekunder oleh bakteri staphylococcus ataupun streptococcus. Bisa juga dijumpai hemorhagic varicella. Pada susunan syaraf pusat, komplikasi bisa berupa encephalitis, Reye’ssyndrome asepticmeningitis dan Guillain-Barre Syndrome. Komplikasi pada saluran pemafasan termasuk infeksi virus dan bakteri pencumoni, infeksi saluran nafas atas terutama otitis media. Kematian yang disebabkan oleh varisela pada anak 1-14 tahun ditaksir 1,4 per 100.000 kasus varisela, sedang pada orang dewasa berbeda signifikan yaitu 30,9 per 100.000 kasus.

DAFTAR PUSTAKA

Page 45: Makalah Varicella

-www.google.com

-Adhi Djuanda (1993). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua, FK Universitas Indonesia, Jakarta, 1993.

-June M. Thomson, et. al. (1986). Clinical Nursing Practice, The C.V. Mosby Company, Toronto.

http://riripratiwimandong.blogspot.com/2011/06/makalah-penyakit-varicella.html

Tugas Makalah tentang Cacar air

BAB IPENDAHULUAN

I.    Latar Belakang

Cacar air merupakan infeksi sangat menular yang disebabkan oleh virus varisela zoster.Cacar air dijangkiti melalui batuk dan bersin serta sentuhan langsung dengan cairan dalam lepuh cacar air. Penyakit ini biasanya tidak parah dan hanya singkat di kalangan anak sehat, adakalanya cacar air akan menjadi penyakit yang lebih parah, misalnya infeksi bakteri pada kulit yang mengakibatkan bekas luka, radang paru-paru, atau radang otak. Orang dewasa yangmenderita infeksi cacar air pada umumnya mengalami gejala yang lebih parah. Cacar air mungkin menimbulkan risiko terhadap bayi dalam kandungan jika terjangkit sewaktu hamil. Cacar air dapat menyebabkan penyakit parah, bahkan maut, pada tiap golongan usia. Waktu inkubasi untuk cacar air adalah 10 sampai 21 hari, diikuti dengan ruam berbintik merah pada mulanya, yang kemudian menjadi lepuh dalam waktu beberapa jam. Bintik-bintik ini biasanya timbul di badan, muka dan bagian tubuh yang lain. Banyak orang yang menderita infeksi cacar air

Page 46: Makalah Varicella

mengalami demam dan merasa kurang sehat dan mungkin merasa gatal sekali. Siapapun yang belum pernah menderita cacar air dapat terjangkit. Siapapun yang pernah menderita cacar air dianggap kebal dan tidak memerlukan vaksin. Sekitar 75% dari masyarakat menderita infeksicacar air sebelum usia 12 tahun.

June M. Thomson mendefinisikan varisela sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat akut yang umumnya mengenai anak,yang ditandai oleh demam yang mendadak, malese, dan erupsi kulit berupa makulo papular untuk  beberapa jam yang kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan dapat me-ninggalkan keropeng (Thomson, 1986, p. 1483).

Sedangkan menurut Adhi Djuanda varisela yang mempunyai sinonim cacar air atau chickenpox adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa yang secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama dibagian sentral tubuh (Djuanda, 1993).

II.    Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dibahas  dalam makalah ini adalah mengenai penyakit cacar pada anak, cara menangani dan mencegahnya.

III. Tujuan MakalahAdapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang penyakit cacar air yang

menginfeksi 75% masyarakat  sebelum umur 12 tahun, mngetahui gejala dan pengobatan dari cacar air ini sendiri.

IV. Manfaat MakalahManfaat makalah ini adalah pembaca bisa dapat mengerti tentang cacar air

dan penanggulangannya serta mampu membantu mengambil tindakan awal untuk membantu penderita serta masih banyak lagi yang lainya yang penulis ceritakan di dalam makalah ini.

Page 47: Makalah Varicella

BAB IIPEMBAHASAN

MIKROBIOLOGI  VARICELLA  ZOSTER

1.        Varicella zoster

Cacar air adalah salah satu penyakit yang umum ditemui pada anak-anak. 90% kasus cacar air dialami oleh anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun, dan lebih dari 90% orang telah mengalami penyakit cacar air pada usia 15 tahun. Penyakit cacar air ini disebabkan oleh infeksi primer dari virus varicella zoster, namun setelah sembuh, virus ini tidak benar-benar hilang dari tubuh. Virus ini akan menetap di bagian saraf tertentu dan nantinya akan me-nyebabkan herpeszoster  atau  cacar ular. Herpes  zoster hanya terjadi sekali seumur hidup dan pada usia di atas 60 tahun.

1.2.          Morfologi

Pembungkus berasal dari selaput inti sel yang terinfeksi. Pembungkus ini mengandung DNA,lipid, karbohidrat, dan protein, dan dapat menghilangkan eter. Berbentuk bulat.Varicella zoster merupakan kelompok virus herpes, yang berukurang 140-200 µ, berinti DNA.

1.3.          Klasifikasi Varicella Zoster

Varicella zoster diklasifikasikan sebagai berikut:Family             : Herpesviridaesub family       : AlphaherpesvirinaeGenus              : VaricellovirusSpecies            : Varicella zoster 

2.        CACAR AIR PADA ANAK 

Varisela berasal dari bahasa Latin, varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama chicken-pox. Varisela ada-lah penyakit infeksi menular yang  disebabkan oleh virus Varicella zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit. Pada umumnya menyerang anak-anak, tapi dapat juga terjadi pada orang dewasa yang belum pernah terkena sebelumnya. Banyak menyerang anak usia sekolah dasar (antara 5-9 tahun). Penularan memang cukup sering terjadi antar teman sekolah. Bersifat sangat menular dengan masa penularan antara 1 hari sebelum timbul ruam sampai 7 hari setelah munculnya gejala. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dan percikan ludah (droplet infection).

Masa inkubasi (masa sejak terpapar oleh virus sampai timbulnya gejala pertama) bi-asanya berkisar antara 2-3 minggu. Cacar air dapat dicegah dengan pemberian Zoster Imun Globulin (ZIG), yang didapat dari serum pasien yang mengalami penyembuhan dari herpes

Page 48: Makalah Varicella

zoster, atau dengan varicella - zoster imun globulin (VZIG), yang diperoleh dari pool plasma yang  mengandung titer  anti bodi spesifik yang tinggi. Bagi orang sehat, untuk pencegahan bisa dilakukan imunisasi dengan vaksin varisela zoster  (Okastrain). Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun di berikan satu kali, satu kali lagi diberikan pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60 - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, diberikan sekali saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa betahan sampai 10 tahun.

Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung. Luka akibat infeksi yang terbuka akan mudah menularkan virus ke bagian tubuh lain atau keorang lain kalau terjadi persentuhan. Khusus varisela zoster juga dapat ditularkan melalui udara, walau daya tularnya tidak sebesar cacar air. Jika seseorang tertular dan sebelumnya be-lum pernah sakit cacar air, ia akan terkena cacar air dulu dan tidak langsung herpes zoster. Gejalanya juga tidak sehebat herpes zoster.

Persoalannya, tidak semua orang tahu apakah dirinya pernah menderita cacar air atau belum. Chicken pox (cacar air), terutama pada anak kecil, memang tidak selalu me-nimbulkan ruam di kulit sehingga terkadang tak disadari. Gejalanya mirip demam biasa yang beberapa hari  kemudian  sembuh sendiri. Namun, di saat ia dewasa, virusnya tiba-tiba langsung menyerang sebagai herpes zoster dengan gejala lebih berat.

Lokasi munculnya gelembung di kulit sebenarnya mengikuti area persarafan yang selama itu menjadi tempat varisela zoster  mendekam. Maka lokasinya juga sama dengan lokasi se-rangan ketika cacar air dulu. Serangan bisa terjadi pada satu atau beberapa area persarafan sekaligus. Inilah yang menyebabkan serangannya bisa meluas ke beberapa bagian tubuh, termasuk ke bagian kepala. Namun, kebanyakan hanya menyerang area persarafan di sekitar dada.

Mengingat umumnya muncul di satu sisi tubuh, ada mitos menyatakan, jika serangan sampai terjadi di dua sisi, penderita sudah mendekati pintu surga. Jangan takut, ini cuma mitos. Namun bisa diartikan juga, jika herpes zoster sudah menyerang beberapa area per-sarafan, penyakitnya memang tergolong parah. Apalagi jika usia penderita masih tergolong muda.

Virus Varicella zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar neuron pada ganglion akar dorsal sumsum tulang belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk herpes zoster. Cepatnya penanganan herpes zoster penting agar tidak menimbulkan gejala sisa,yang disebut nyeri pascaherpes atau postherpetic neuralgia.

Penyakit ini merupakan episode lanjutan dari herpes zoster yang diusahakan jangan sampai terjadi. Sebab, penderitaannya hebat dan bisa bertahun-tahun. Terjadinya nye-ri pascaherpes disebabkan lambatnya pengobatan  saat varisela zoster bikin ulah. Akibatnya, virus  sempat merusak  atau terjadi disfungsi sementara jaringan saraf di sekitarnya. Jika gejala ini terlanjur terjadi, kulit yang terkena sentuhan sedikit saja bisa menimbulkan nyeri. Atau, kadang saraf memancarkan sinyal nyeri terus-menerus. Sekitar 75% penderita nyeri ini men-gaku,rasanya seperti terbakar.

Faktor usia sangat menentukan kerentanan serangan nyeri pasca herpes. Semakin tua seseorang saat terkena herpes  zoster, semakin besar kemungkinannya menderita nyeri. Jumlah mantan penderita herpes zoster yang berlanjut ke nyeri pascaherpes kira-kira 10 - 15% populasi. Di atas 50 tahun kemungkinannya menjadi 40%, di atas 60 tahun jadi 50%, dan di atas 80 tahun menjadi 80% dari populasi.

Page 49: Makalah Varicella

Penderita herpes zoster berusia muda yang terkena serangan parah, misalnya sampai kemata, semakin  besar kemungkinannya terkena nyeri pasca herpes. Pada serangan yang sampai menuju ke mata ini, biasanya disarankan untuk berobat juga ke dokter mata, agar kerusakan saraf di sekitarnya dapat dicegah. Kerusakan saraf yang disebabkan herpes zoster sangat sulit dipulihkan - jika tidak bisa dibilang tidak akan bisa sembuh. Setiap pasien juga punya pe-ngobatan sendiri yang berbeda tergantung kecocokannya. Untuk kasus seperti ini, dokter spesialis kulit tidak bekerja sendirian lagi. Ahli lain juga dilibatkan seperti ahli saraf, rehabilitasi medik, bahkan psikiatri. Psikiatri dilibatkan, karena derita nyeri berlebihan bisa mengakibatkan depresi.

Kendati dapat sembuh sendiri, namun yang sering kali dikhwatirkan adalah kom-plikasinya yang sangat jarang namun bisa menyertai, diantaranya adalah rdang paru-paru yang biasanya disebabkan oleh inspeksi sekunder, tapi dapat disembuhkan. Radang otak juga, menjadi komplikasi akibat penyakit ini, walaupun bisa disembuhkan, namun dapat meninggalkan gejala sisa seperti kejang, retardasi mental dan gangguan tingkah laku.

3.         Proses eksositosis oleh virus

3.1.   GejalaGejalanya mulai timbul 10-21 hari setelah terinfeksi. Pada anak-anak yang usia-

nya berkisar 10 tahun gejala pertamanya adalah sakit kepala, demam sedang, dan rasa tidak enak di badan. Gejala tersebut tidak ditemukan pada anak-anak di bawah usia 10 tahun dan akan menjadi gejala yang berat jika menyerang anak yang lebih dewasa. 24-36 jam pertama setelah timbulnya gejala awal, muncul ruam di badan dan kemudian tersebar ke wajah, tangan, dan kaki. Selain itu ruam juga akan muncul di selaput mukosa seperti di bagian dalam mulut atau vagina. Ruam yang awalnya berbentuk  bintik-bintik merah datar (makula), akan menjadi bintik-bintik menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel), yang terasa gatal, dan pada akhirnya mengering. Proses ini memakan waktu 6-8 jam, selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan baru.

Pada hari kelima biasanya tidak terbentuk lepuhan baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam, dan akan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari Penularan.

Virus varicella zoster menyebar melalui udara. Orang dengan daya tahan tubuh rendah dapat terserang virus ini. Penularan dapat muncul sejak 48 jam sebelum ruam pertama muncul hingga 5 hari setelahnya. Setelah tertular, biasanya dibutuhkan waktu sekiter 10-21 hari geja-la pertama muncul. Jangka waktu ini dikenal sebagai masa inkubasi.Cacar air ditularkan melalui udara pernapasan, kontak langsung dengan cairan ruam, dan kontak dengan cairan yang tekena cairan ruam, seperti handuk, seprei, atau selimut.

3.2.   PengobatanPengobatan di rumah pada cacar air ditujukan untuk meringankan gejala, yang dapat dilakukan dengan:

         Istirahat secukupnya         Mandi dengan air hangat atau air dingin setiap 3-4 jam pada hari-hari pertama un-

tuk mengurangi rasa gatal         Pemberian calamine lotion untuk mengurangi rasa gatal         Dapat diberikan bedak basah atau bedak kering yang mengandung salisil 2%  atau mentol 1-2%

Page 50: Makalah Varicella

         Bagi anak kecil, dianjurkan untuk memakai sarung tangan untuk mencegah mengga-ruk ruam-ruam

         Makan makanan yang lembut dan berikan minum air dingin jika terdapat ruam di dalam mulut.         Hindari makanan dan minuman yang terlalu asam, seperti jus jeruk, dan hindari juga garam         Kulit dicuci sebersih mungkin dengan sabun         Menjaga kebersihan tangan         Kuku dipotong pendek          Baju harus kering dan bersih

Sedangkan untuk pengobatan medis dapat dilakukan dengan menggunakan:         Paracetamol untuk menurunkan demam, atau asetaminofen         Antibiotik, jika ada infeksi bakteri         Obat anti-virus asiklovir, jika kasusnya terlalu berat (diberikan pada anak berusia lebihdari 2

tahun atau remaja karena pada remaja, penyaakit ini lebih berat)         Obat anti-virus vidarabin

3.3.   Pencegahan

Cacar air dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi diberikan pada ke-lompok-kelompok berikut:

         Anak-anak dengan usia 12-18 bulan yang belum pernah mengalami cacar air diberikan satu dosis vaksin

         Anak-anak dengan usia 19 bulan hingga 13 tahun yang belum pernah mengalami cacar air diberikan satu dosis vaksin

         Orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air dan bekerja atau tinggal dilingkungan yang sangat mudah terjangkit cacar air 

         Wanita reproduktif yang belum pernah mengalami cacar air dan tidak dalam kondisi sedang hamil

         Orang dewasa dan remaja yang belum pernah mengalami cacar air dan tinggal dengan anak-anak 

         Orang yang hendak bepergian ke luar negeri dan belum pernah mengalami cacar air 

Voricella Zoster Immunoglobulin (VZIG) adalah zat kekebalan terhadap virus penyebab cacar air. VZIG hanya diberikan pada kelompok-kelompok tertentu:

         Orang dengan sistem kekebalan rendah         Wanita hamil yang terpapar kasus cacar air dan belum pernah terkena cacar air sebe-lumnya         Bayi dibawah usia 28 hari yang lahir dari usia kehamilan kurang dari 28 minggu atau berat

lahirnya kurang dari 1000 gram         Bayi dibawah usia 28 hari yang ibunya terpapar kasus cacar air atau yang mengalami cacar air

antara 7 hari sebelum persalinan hingga 7 hari setelah persalinan

3.4.   Epidemiologi

Page 51: Makalah Varicella

Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak  tetapi dapat juga menyerang orang dewasa. Transmisi penyakit ini secara aerogen. Masa penularan lebih kurang 7 hari dihitung dari timbulnya gejala kulit.

3.5.   Etiologi

Penyebab dari varisela adalah virus varisela-zoster. Penamaan virus ini mem-beri pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan timbulnya penyakit varisela, sedangkan reaktivasi (keadaan kambuh setelah sembuh dari varisela) menyebabkan herves zoster.

3.6.   Manifestasi Klinis

Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14-21 hari. Gejala klinis mulai dari geja-la prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.

Penyebarannya terutama didaerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal kemuka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut dan saluran na-fas bagian atas. Jika terdapat infeksi sekunder terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional (lymphadenopathy regional). Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.

3.7.   Komplikasi

Komplikasi pada anak-anak umumnya jarang timbul dan lebih sering pada orang dewasa, berupa ensepalitis, pneumonia, glumerulonephritis, karditis, hepatitis, keratitis, konjunc-tivitis,otitis, arteritis dan beberapa macam purpura.

Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan kelainan konginetal, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat me-nyebabkan varisela konginetal pada neonatus.

3.8.    Diagnosis Bantuan

Dapat dilakukan  percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia ber-inti banyak (multinukleated).

3.9.    Diagnosis Banding

            Harus dibedakan dengan variola, penyakit ini lebih berat, memberi gambaran monomorf, dan penyebarannya dimulai dari bagian akral tubuh yakni telapak tangan dan telapak kaki.

3.10.  Penatalaksanaan

Page 52: Makalah Varicella

 Pengobatan bersifat simtomatik dengan antipiretik dan analgesik, untuk menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedativ. Secara lokal diberikan bedak yang ditambah dengan zat antigatal (antipruritus) seperti menthol, kamfor dll, untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika timbul infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika berupa salep dan oral. Dapat pula diberikan obat-obat anti virus seperti asiklovir dengan dosisi 5 x 400 mg sehari selama 7 hari dengan hasil yang cukup baik. Selain itu dapat pula diberikan imunotimulator seperti isoprinosin. Satu tablet 500 mg. Dosisnya 50 mg/kg berat badan sehari, Dengan dosisi maksimum 3000 mg sehari. Umumnya dosis untuk orang dewasa 6 x 1 tablet atau 4 x 1 tablet sehari. Lama pengobatan sampai penyakit membaik. Obat ini diberikan jika la-ma penyakitnya telah lebih 3 hari.

3.11.         Prognosis

Dengan perawatan yang teliti dan senantiasa memperhatikan kebersihan (hygiene) diri dan lingkungan memberikan prognosis yang baik dan kemungkinan terbentuknya jaringan parut hanya sedikit, kecuali jika klien melakukan garukan/tindakan lain yang menyebabkan kerusakan kulit lebih dalam.

3.12.  Pengkajian

         Gejala subyektif berupa keluhan nyeri kepala, anorexia dan malese.         Pada kulit dan membran mukosa :

Lesi dalam berbagai tahap perkembangannya : mulai dari makula eritematosa yang muncul selama 4-5 hari kemudian berkembang dengan cepat menjadi vesikel dan krusta yang di-mulai pada badan dan menyebar secara sentrifubal kemuka dan ekstremitas. Lesi dapat pula terjadi pada mukosa, palatum dan konjunctiva.

         Suhu : dapat terjadi demam antara 38°-39°C

3.13.         Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Aktual atau potensial gangguan integritas kulit          Anjurkan mandi secara teratur           Hindari menggaruk lesi          Gunakan pakaian yang halus/lembut

3.13.1.     Gangguan rasa nyaman : nyeri 

         Gunakan analgetik dan bedak antipruritus.          Pertahankan suhu ruangan tetap sejuk dengan kelembaban yang adekuat.

3.13.2.                 Potensial penularan infeksi

Lakukan isolasi (strict isolation) :Prosedur strict isolation :

Page 53: Makalah Varicella

a. Ruangan tersendiri, pintu harus selalu tertutup. Klien yang terinfeksi karena organisme yang sama dapat ditempatkan dalam ruangan yang sama. 

b. Gunakan masker, pakaian khusus, dan sarung tangan bagi semua orang yang masuk kedalam ruangan.

c. Selalu cuci tangan setelah menyentuh klien atau benda-benda yang kemungkinan ter-kontaminasi serta sebelum memberikan tindakan kepada klien lain.

d. Semua benda-benda yang terkontaminasi dibuang atau dimasukan kedalam tempat khusus dan diberi label sebelum dilakukan dekontaminasi atau diproses ulang kembal

3.13.3.                 Saran untuk mencegah supaya tidak terkena cacar air

a.         Jangan bersentuhan secara langsung dengan anak yang terkena cacar air.b.        Hindari berdekatan atau bersentuhan secara langsung dengan anak yang terkena cacar air.c.         Lakukan tindakan isolasi pada anak yang terkena penyakit cacar air.

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

Cacar air (Varisela) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virusVarisella zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit, dapat dicegah dengan pemberian Zoster Imun Globulin (ZIG) atau dengan Varisella-Zoster Globulin (VIZIG). Pemberian vaksin ini dapat dilakukan dengan tiga tahap, untuk hasil kekebalan yang sempurna.

Page 54: Makalah Varicella

DAFTAR PUSTAKA

1. Adhi Djuanda (1993). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua, FK Universitas Indonesia, Jakarta, 1993.

2. June M. Thomson, et. al. ( 1986 ). Clinical Nursing Practice, The C.V. Mosby Company, Toronto.3. Lorden.blospot.com4. Carpenito.1997. Penerapam Pada Praktek Klinis. Salemba . Jakarta5. http://iyan1603.blogspot.com/2008/12/cacar-air-pada-anak-anak.htmlhttp://rohmahjasmin.blogspot.com/2012/05/tugas-makalah-tentang-cacar-air.html